Anda di halaman 1dari 8

VITAMIN C

Vitamin C

Struktur kimia vitamin C Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan vitamin C lebih banyak 47&% daripada jeruk. Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Gyrgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.

Peranan vitamin C dalam tubuh


Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan.

Buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar. Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%. Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.

Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C. Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.

Dampak kekurangan dan kelebihan vitamin c


Jika asupan vitamin C kurang, pembentukan kolagen terganggu sehingga sel-sel tak bisa saling melekat. Timbul sariawan, kulit pecah-pecah, gigi goyah, gusi berdarah, pembuluh darah bocor, luka sukar sembuh, rentan infeksi, hingga tulang menipis. Pada

pria, dampak lanjut kekurangan vitamin C adalah menurunnya kesuburan dan meningkatnya resiko kerusakan gen pada sperma yang dapat menyebabkan cacat pada bayi. Namun fungsi vitamin C tak hanya itu. Ada lebih dari 300 fungsi vitamin C di dalam tubuh. Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta membantu penyembuhan penyakit sehingga tubuh bisa lebih fit. Selain itu fungsi yang utama dari vitamin C adalah sebagai antioksidan, yakni menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah maupun cairan sel tubuh. Dengan cara ini, vitamin C dapat mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL dan mencegah tersumbatnya pembuluh darah sehingga tak menyebabkan hipertensi dan penyakit jantung.cJuga menjaga kesehatan paru-paru karena menetralkan radikal bebas yang masuk melalui saluran pernafasan. Vitamin C juga meningkatkan fungsi sel sel darah putih yang dapat melawan infeksi sehingga menyembuhkan flu lebih cepat 1-1,5 hari, membantu mengaktifkan asam folat (salah satu vitamin B), meningkatkan penyerapan zat besi sehingga mencegah anemia, meregenerasi vitamin E sehingga bisa dipakai lagi sebagai anti oksidan. Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk. Baik vitamin C alami maupun sintetik, asal keduanya berbentuk L-ascorbic acid dan tidak memiliki perbedaan kinerja. Bentukbentuk vitamin C: Asam ascorbat (L-ascorbic acid). Ini adalah jenis vitamin C yang digunakan tubuh. Meski bersifat asam, kekuatan asamnya jauh lebih rendah dibanding asam lambung. Jenis vitamin C ini juga lebih murah dibanding bentuk vitamin C lainnya.

Garam askorbat.
Sifat asam vitamin C dinetralkan oleh garam sodium atau kalsium sehingga dianggap lebih aman bagi lambung. Dalam 1000 mg sodium askorbat terkandung 131 dan 1 14 mg vitamin C. Vitamin C dengan bioflavonoid. Bioflavonoid adalah zat warna tanaman yang biasanya ditemukan dalam buah atau sayur yang kaya akan vitamin C. Meski bioflavonoid mempunyai sifat antioksidan, baru sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa kombinasinya dengan vitamin C dapat meningkatkan fungsi vitamin C.

Askorbat dan metabolit vitamin C


Mengandung kalsium askorbat ditambah sedikit dehidroaskorbat (asam askorbat yang teroksidasi) dan bahan lain. Meski tujuannya untuk meningkatkan kerja vitamin C, penelitian pada manusia tidak menunjukkan perbedaan dengan asam askorbat.

Askorbil palmitat
Yakni vitamin C yang diesterifikasi dengan asam palmitat (asam lemak). Sering ditambahkan dalam krim kulit untuk memanfaatkan sifat antioksidannya. Askorbil palmitat juga tersedia untuk suplemen minum dan sering disebut vitamin C ester.

Namun ini berbeda dengan ester-C yang masuk kategori askorbat dengan metabolit vitamin C. Kebutuhan harian yang disarankan untuk vitamin C adalah: Bayi (0-6 bulan) 40 mg, bayi (7-12 bulan) 50 mg, anak (1-3 tahun) 15 mg, anak (4-8 tahun) 25 mg, anak (9-13 tahun) 45 mg, remaja pria/wanita (14-18 tahun) 75 mg/65 mg, dewasa pria/wanita 90 mg/75 mg, ibu hamil 85 mg, ibu menyusui 120 mg dan kebutuhan untuk perokok 35 mg/hari lebih tinggi dibanding non perokok. Sel sel tubuh menjadi jenuh oleh vitamin C pada dosis 4000 mg per hari. Jadi konsumsi di atas dosis ini tidak memberikan manfaat tambahan.

Cara Pemberian Vitamin C


Berbagai macam cara pemberian vitamin C adalah dengan mengkonsumsi secara oral (tablet, sirup, effervescent) dan secara suntikan (intravena dan intramuskular). Khusus untuk kulit, vitamin C yang disuntikkan hasilnya jauh lebih nyata dibanding yang dikonsumsi secara oral. Itulah sebabnya, saat ini suntik vitamin C makin banyak dilirik oleh para wanita yang menginginkan kulit terlihat lebih cerah dan kenyal. Bahkan terapi ini juga bisa membantu penyembuhan penyakit. Ada dua cara menyuntik yang kerap dilakukan yaitu dengan intravena dan intramuskular. Untuk suntik vitamin C, cara yang lebih efektif dan aman adalah intravena. Selain itu penyuntikan melalui pembuluh darah (intravena) tidak terlalu menyakitkan dibandingkan penyuntikan ke otot (intramuskular). Penyuntikan ke pembuluh darah dilakukan dilekukan siku bagian dalam seperti ketika melakukan pengambilan darah untuk tes laboratorium atau donor darah. Banyak kelebihan dari suntik vitamin C ini dibanding konsumsi oral. Secara logis saja bisa diketahui bahwa kelebihannya dengan disuntikkan penyerapan vitamin C lebih baik karena langsung mengikuti peredaran darah. Sedangkan vitamin C bentuk suplemen harus melewati saluran pencernaan dulu baru bisa diedarkan ke darah.Selain itu, faktor makanan juga mempengaruhi penyerapan di lambung. Dosis penyuntikan tergantung dari tujuan serta kondisi saat itu, biasanya dosis yang diberikan 1-4 gr persuntik. Sebaiknya penyuntikan rutin dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Setelah 8-10 kali penyuntikan, biasanya manfaaatnya sudah dapat dirasakan.

Efek Samping
Meskipun vitamin C larut dalam air yang mana bila asupannya berlebihan dapat dikeluarkan secara otomatis melalui urin tapi vitamin C juga memiliki efek samping bila dikonsumsi dengan dosis yang tidak tepat. Balita tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 400 mg karena bisa diare. Orang dewasa tak boleh mengkonsumsi lebih dari 2000mg sehari karena selain dapat menyebabkan maag juga dapat mengganggu kerja ginjal. Efek samping suntik vitamin C yang ditakutkan adalah terjadinya batu ginjal. Pada seseorang yang memiliki keturunan penyakit ini, vitamin C yang berlebih dapat mengendap menjadi kristal apalagi bila orang tersebut kurang minum air putih tiap harinya. Gejala yang dirasakan pada pengidap batu ginjal adalah rasa pegal dan sakit di

daerah pinggang. Bila timbul gejala ini setelah penyuntikan vitamin C maka harus segera dihentikan pemberian vitamin C. Sebaiknya juga seseorang yang terbukti memiliki keturunan penyakit batu ginjal tidak melakukan penyuntikan vitamin C. Penderita maag juga harus hati-hati, karena vitamin C yang bersifat asam maka sebaiknya konsumsi vitamin C dianjurkan untuk makan terlebih dahulu untuk menghindari rasa perih di daerah lambung. Banyak manfaat yang dapat diambil bila mengkonsumsi vitamin C, tapi yang harus perlu diingat bahwa mengkonsumsi vitamin C bukan merupakan terapi utama tetapi merupakan terapi penunjang. Harus berhati-hati mengkonsumsi vitamin C bila mempunyai riwayat penyakit maag dan batu ginjal karena dapat memperberat penyakit ini.

Asam sitrat
Sifat-sifat
<th coplpain tt Umum Nama Asam sitrat

Rumus kimia Bobot rumus Nama lain

C6H8O7, atau: CH2(COOH)COH(COOH)CH2(COOH) 192,13 u asam 2-hidroksi-1,2,3propanatrikarboksilat Sifat perubahan fase

Titik lebur 426 K (153 C) Temperatur penguraian 448 K (175 C) termal Sifat asam-basa pKa1 pKa2 pKa3 fH0 3,15 4,77 6,40 Sifat padatan -1543,8 kJ/mol

S0 Cp Densitas Efek akut

252,1 J/(molK) 226,5 J/(molK) 1,665 103 kg/m3 Keamanan Menimbulkan iritasi kulit dan mata. Informasi lebih lanjut

Efek kronik Tidak ada. Sifat-sifat MSDS NIST WebBook Hazardous Chemical Database

Satuan SI digunakan jika mungkin. Kecuali dinyatakan lain, digunakan kondisi standar.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Sifat fisika dan kimia


Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air (lihat keterangan tentang kegunaan di bawah). Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C. Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.

Sejarah
Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat dalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam sitrat pertama kali diisolasi pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia. Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa kapang Penicillium dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun demikian, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus niger dapat menghasilkan asam sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian.

Pembuatan
Dalam proses produksi asam sitrat yang sampai saat ini lazim digunakan, biakan kapang Aspergillus niger diberi sukrosa agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan kalsium hidroksida membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat di-regenerasikan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat. Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa organik trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan air.

Kegunaan
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan. Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat. Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.

Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.

Keamanan
Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh. Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat menangani bahan-bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai