Usulan Penelitian
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
IDENTIFIKASI STREPTOCOCCUS MUTANS PADA
KARIES GIGI PENDERITA DIABETES MELITUS DI
RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
Usulan Penelitian
Oleh:
RISA APRILIA SETIAWAN
NIM. 1708155224
Disetujui oleh:
Pembimbing
Data Mahasiswa :
Nama : RISA APRILIA SETIAWAN
NIM : 1708155224
Tempat/Tanggal Lahir : Rengat, 10 April 1999
Masuk FK Unri : 2017
Mengetahui,
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.4.1 Bagi Peneliti 4
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan 4
v
3.5 Variabel Penelitian 20
3.6 Definisi Operasional 21
3.7 Prosedur Kerja 23
3.7.1 Persiapan Alat dan Bahan 23
3.7.2 Informed Consent 23
3.7.3 Pengambilan Spesimen 24
3.7.4 Kultur 24
3.7.5 Identifikasi Bakteri Streptococcus sp25
3.7.6 Identifikasi Streptococcus mutans26
3.8 Pengolahan dan Analisis Data 28
3.9 Alur Penelitian 29
3.10 Kajian Etik 30
DAFTAR PUSTAKA 31
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang harus
seperti gingivitis, glositis, stomatitis, dan karies gigi. Karies gigi merupakan
karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut hasil penelitian di negara –
negara Eropa, Amerika dan Asia, ternyata bahwa 90 – 100% anak di bawah 18
tahun mengalami karies gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas (Riskesdas)
Indonesia yaitu dari 43,4% pada tahun 2007 menjadi 53,2% atau 93 juta jiwa pada
Karies gigi termasuk penyakit kronis regresif yang dapat ditemukan pada
segala usia.4 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan
93% anak usia dini dalam rentang usia 5-6 tahun mengalami karies gigi. 5
karies gigi pada wanita (59.8%) lebih tinggi daripada laki-laki (40.2%) serta
prevalensi karies gigi terbanyak pada kelompok usia 17-25 tahun sebanyak
(53,1%).6
1
2
berjalan dari lapisan email ke lapisan selanjutnya yaitu dentin dan sementum
demineralisasi dan remineralisasi email gigi. Kondisi asam yang dihasilkan oleh
Streptococcus mutans juga dapat menarik bakteri lain yang bersifat acidurik untuk
membentuk koloni pada plak gigi. Berbeda dari spesies Streptococcus lain yang
berbentuk bulat, bakteri ini berbentuk oval sehingga disebut mutan dari
Streptococcus.7-8
Karies gigi terjadi karena sejumlah faktor (multiple factor) yang saling
pada pasien Diabetes Melitus (DM). Pasien DM lama yang tidak terkontrol dapat
mempengaruhi karies gigi karena meningkatnya glukosa dalam saliva yang dapat
terjadinya karies.10-11
dengan karakteristik hiperglikemia. Hal ini terjadi karena gangguan sekresi insulin
derajat tingkat keparahan karies gigi lebih tinggi terutama pada DM yang tidak
terkontrol dan prevalensi karies gigi pada DM tidak terkontrol lebih tinggi
RSUD Arifin Achmad adalah salah satu rumah sakit yang ada di Riau,
tepatnya di Pekanbaru. Rumah sakit ini mempunyai tugas dan fungsi mencakup
upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit
dan banyak pasien yang berobat di rumah sakit ini termasuk pasien karies gigi
dengan diabetes melitus.16 Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin
Streptococcus mutans pada karies gigi penderita diabetes melitus di RSUD Arifin
penelitian selanjutnya.
mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang
ditandai dengan rusaknya email dan dentin. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas
2.1.2 Etiologi
a. Host(gigi)
berbeda. Pit dan fisur pada gigi posterior merupakan tempat yang sulit
untuk dibersihkan dari sisa makanan yang melekat terutama pit dan fisur
yang dalam, akibatnya akan mudah terbentuk plak. Plak ini akan
5
6
b. Makanan
c. Mikroorganisme
mengakibatkan karies gigi karena bakteri ini berada dalam plak pada gigi..
Plak merupakan massa padat yang berupa kumpulan bakteri yang tidak
terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan gigi dan tidak terlepas dengan
berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak. Plak ini akan terbentuk
pada semua permukaan gigi dan pada daerah yang sulit dibersihkan
plak gigi. Bakteri pada plak ini terutama bakteri kariogenik akan
d. Waktu
2.1.3 Patofisiologi
Pembentukan karies gigi diawali oleh asam (H+) yang terbentuk karena
fermentasi oleh bakteri di dalam plak yang akan membentuk H + dan dextran.
Dextran ini akan menempelkan ion H+ pada permukaan email gigi. Semakin
banyak dan sering konsumsi sukrosa maka ion H+ yang dihasilkan akan semakin
banyak juga. Hal ini akan membuat pH mulut menjadi lebih asam yaitu sekitar
±5.19
enamel port (port d’entre). Hal ini akan akan menyebabkan ion Ca2+ terlepas dari
dalam email. Jika semakin banyak H+ yang masuk, maka semakin banyak pula
Ca2+ yang terlepas dan akan keluar dari email. Proses ini dinamakan dekalsifikasi.
Dekalsifikasi ini akan membentuk lesi berwarna putih pada email gigi. Yang
1. Karies email
Karies ini hanya mengenai lapisan email dan terlihat bercak putih pada
2. Karies dentin
Karies ini telah mencapai lapisan dentin dengan kedalaman lebih dari 2
mm. Pada karies ini terlihat kavitas yang terbatas pada email gigi. Gejala
yang muncul adalah rasa nyeri saat makan dan minum terutama oleh
makanan dan minuman yang dingin, asam dan asin. Namun jika
rangsangan ini dihilangkan rasa nyeri juga akan hilang dan nyeri tidak
Karies ini telah mencapai bagian pulpa, pada bagian atap pulpa teraba
bagian yang terbuka, terlihat adanya perdarahan, dan muncul rasa nyeri
Karies ini telah mencapai pulpa. Pada bagian atas kamar pulpa teraba
bagian yang terbuka, tidak ditemukan perdarahan, tidak ada reaksi nyeri,
2.1.5 Tatalaksana
Restorasi adalah metode pengangkatan struktur jaringan gigi yang rusak dan
menghilangkan habitat bakteri. Metode ini efektif dalam mengontrol proses karies
gigi yang aktif namun tidak untuk mengobati proses terjadinya karies. Restorasi
merupakan konsep yang menempatkan restorasi sebagai upaya paling akhir dalam
penanganan karies gigi. Pencegahan dan penanganan karies gigi merupakan usaha
2.2.1 Definisi
yang khas seperti oval dan membentuk rantai selama masa pertumbuhannya.20
Bakteri ini dinamakan Streptococcus mutans karena bentuknya yang berbeda dari
dari spesies Streptococcus lainnya.7 Habitat utama bakteri ini adalah pada mulut,
2.2.2 Klasifikasi
berikut: 18
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacili
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Untuk strain Streptoccus mutans yang paling banyak pada manusia yaitu
serotype C dan E. 18
2.2.3 Karakteristik
berdiameter 1-2 μm, termasuk bakteri anaerob fakultatif. Bakteri ini memiliki
bentuk bulat atau oval yang tersusun seperti rantai dan tidak membentuk spora.20
Bakteri ini disebut mesofilik karena dapat tumbuh pada suhu 18-40 oC. Pada
bakteri ini terdapat kapsul yang terdiri dari polisakarida dengan sub unit struktural
glukosa (dextran).22
mampu memecah gula menjadi energi dan menghasilkan lingkungan yang asam.
Lingkungan yang asam ini dapat mendemineralisasi struktur gigi dan akibatnya
lapisan gigi menjadi hancur bakteri. Bakteri ini juga termasuk kedalam kelompok
2.3.1 Definisi
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah melebihi nilai normal dan
11
2.3.2 Klasifikasi
a. DM tipe 1
b. DM tipe 2
c. DM tipe lain
Pada DM tipe lain penyebabnya bervariasi mulai dari defek genetik sel B,
pancreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik
d. DM gestasional
yaitu faktor resiko yang dapat diubah, faktor resiko yang tidak dapat diubah, dan
Obesitas
Dislipidemi
Hipertensi
Riwayat pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4000
Gram.
c. Faktor lain
Jenis kelamin
Konsumsi alkohol
Stres
Merokok
sama pada setiap orang. Ada beberapa orang yang menunjukan gejala tertentu
namun ada juga yang tidak. Secara umum gejala DM dapat dibedakan menjadi
(banyak kencing) merupakan gejala akut pada DM. Gejala kronis DM adalah
gejala yang muncul pada perkembangan penyakit yang lebih lanjut. Kebas, kulit
terasa panas, rasa tebal pada kulit, mudah lelah, mudah mengantuk, penglihatan
memburuk, gigi mudah goyang, keguguran pada ibu hamil dan makrosomia
2.3.5 Patogenesis
insulin baik secara relatif ataupun absolut. Kekurangan insulin dapat terjadi
a. Rusaknya sel B karena pengaruh dari luar seperti virus, zat kimia, dan
lainnya.
2.3.6 Diagnosis
berikut: 25
a. Gula darah puasa ≥ 126 mg/dl. Pemeriksaan ini dilakukan setelah 8 jam
puasa.
Program (NGSP).
2.3.7 Komplikasi
berikut :12
a. Komplikasi akut
DM tipe 1.
15
b. Komplikasi kronik
mulut dari pengaruh asam, dehidrasi dan iritasi. Saliva memberikan perlindungan
saliva dalam melawan karies gigi terbukti dari pasien serostomia yang tidak dapat
pada DM yang tidak terkontrol. Hal ini dikarenakan pada pasien DM kadar
16
Karies gigi
Faktor penyebab
17
Makanan Mikroorganisme
Glukosa Bakteri
Glukosa saliva
Fermentasi tinggi
Asam Diabetes
melitus
Demineralisasi
Mikroorganisme penyebab
Streptococcus sp
METODE PENELITIAN
Provinsi Riau untuk pengambilan sampel jaringan pada karies gigi dan
2020.
3.3.1 Populasi
memiliki karies gigi dan berobat ke Poli Penyakit Dalam RSUD Arifin Ahmad
sampling). Ukuran minimal sampel diperoleh dari rumus Paul Leedy :26
n=
19
20
Keterangan:
n = 27,87 = 28
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Status DM
6. Streptococcus mutans
21
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
>65 tahun
2 Jenis kelamin Jenis kelamin yang tercatat dalam Data rekam medik Nominal Laki-laki
rekam medik pasien
Perempuan
3 Pekerjaan Pekerjaan yang tercatat dalam rekam Data rekam medik Ordinal Tidak bekerja
medik pasien
Sekolah/kuliah
22
Pegawai swasta/wiraswasta
Petani/nelayan
Ibu rumah tangga
Lainnya
4 Pendidikan Pendidikan terakhir yang tercatat dalam Data rekam medik Ordinal Tidak sekolah
rekam medik pasien
SD sederajat
SMP sederajat
SMA sederajat
Perguruan tinggi
5 Status DM Status pengendalian kadar glukosa Data rekam medik Nominal Terkontrol : kadar glukosa darah
darah pada pasien diabetes melitus puasa 70 – 130 mg/dL
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu excavator, cawan petri,
tabung reaksi, osse bulat, osse jarum, inkubator, mikroskop, kaca objek, Bunsen,
korek api, handscoon, bak pewarna, ice box, spidol, eppendorf 1,5 ml, High Pure
PCR Preparation Kit (ROCHE), collection tube, centrifuge, centrifuge tube, dan
mikropipet.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu jaringan karies gigi, media
tsb (thrypticase soya broth), lempeng agar darah, lempeng agar macconkay ,
triple sugar iron agar (tsia), agar semi solid, agar simmon’s sitrat, larutan gentian
violet, larutan air fuchsin, alkohol 70%, lugol, NaCl fisiologis, hydrogen
peroksida 3%, minyak immersi, tissue, Phospat Buffer Saline (PBS), Lisozym,
dahulu dilakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan. Pasien
diberi penjelasan tentang tindakan apa yang akan dilakukan serta diberi
kesempatan untuk bertanya jika terdapat hal yang tidak dimengerti. Kemudian
bagian dalam karies gigi lalu dimasukkan ke dalam media TSB. Tabung reaksi
yang berisi jaringan karies gigi dan media TSB diberi label menggunakan spidol.
3.7.4 Kultur
1. Spesimen pada media TSB di inkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
Bakar osse pada api bunsen dan dinginkan. Putar lempeng 90° dan
Bakar osse pada api bunsen dan dinginkan. Putar lempeng 90° dan
Tanpa membakar osse, putar lempeng 90° dan goreskan pada kuadran
4 dengan melewati kuadran 3. Lakukan goresan yang lebih lebar dari
3. Inkubasi hasil inokulasi bakteri pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
25
1. Kriteria makroskopis
Dilihat bentuk koloni, warna koloni, spesifik koloni kecil atau besar,
Streptococcus memiliki bentuk koloni bulat halus pada agar darah dan
pertumbuhan bakteri.
menit.
Teteskan alkohol 70% pada sediaan sampai tidak ada lagi zat
1 menit.
Bakteri Gram positif terlihat berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop
katalase pada kelompok bakteri Gram positif. Uji katalase digunakan untuk
Staphyloccous sp. Hasil negatif jika tidak ditemukan atau sedikit sekali
Pindahkan bakteri uji dengan menggunakan osse bulat keatas kaca objek
tube yang sudah berisi filter tube kemudian di centrifuge selama 1 menit
8000 rpm. Collection tube dibuang dan diganti yang baru, selanjutnyaa
8000 rpm.
7. Filter tube dibuang kemudian centrifuge yang berisi DNA disimpan pada
primer forward dan primer reverse. Urutan gen digunakan diperoleh dari
10. Denaturasi awal dilakukan pada suhu 95o C selama 5 menit, selanjutnya
bromida.
Ethical clearance
Informed consent
Kultur bakteri
Penelitian ini akan dilakukan setelah dinyatakan lolos kajian etik oleh
Unit Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Universitas Riau dalam sidang
Unit Etik Fakultas Kedokteran Universits Riau dan peneliti akan merahasiakan
4. Dewi DAP. Identifikasi Mikroorganisme pada Karies Gigi Anak dan Lansia
[skripsi]. Lampung (ID) : Universitas Lampung; 2018.
11. Sibarani MR. Karies Gigi: Etiologi, Karakteristik Klinis dan Tatalaksana
Merry. Maj Kedokt UKI. 2014;XXX(1):14.
30
31
13. Ampow F V., Pangemanan DHC, Anindita PS. Gambaran Karies Gigi pada
Penyandang Diabetes Melitus di Rumah Sakit Kalooran Amurang. e-GIGI.
2018;6(2):107–11.
19. Andries JR, Gunawan PN, Supit A. Uji Efek Anti Bakteri Ekstrak Bunga
Cengkeh terhadap Bakteri Streptococcus mutans secara In Vitro. Jurnal e-
GiGi (eG). 2014;2(2).
20. Forssten SD, Björklund M, Ouwehand AC. Streptococcus mutans, Caries and
Simulation Models. Nutrients. 2010;2(3):290–8.
24. Utomo AYS, Julianti HP, Pranomo D. Hubungan antara 4 pilar pengelolahan
Diabetes Mellitus dengan keberhasilan pengelolhan Diabetes Mellitus tipe 2.
E-journal Undip. 2011;1(2).
26. Hikmawan R. Pola Bakteri Aerob dan Sensitivitas Antibiotik pada Pasien
Karies GigidDi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau [skripsi]. Pekanbaru
(ID): Universitas Riau; 2020.
28. Ambarawati IGAD. Deteksi Gen Gtf-B Streptococcus mutans dalam Plak
dengan Gigi Karies pada Siswa Di Sd N 29 Dangin Puri [skripsi]. Denpasar
(ID): Universitas Udayana;2017.