Anda di halaman 1dari 100

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN PERILAKU IBU

MENGKONSUMSI TABLET KALSIUM LAKTAT (KALK) DI


PUSKESMAS SEBENGKOK KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

NIRWANA NPM.
13701010022

JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TARAKAN
2016
HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN PERILAKU IBU
MENGKONSUMSI TABLET KALSIUM LAKTAT (KALK) DI
PUSKESMAS SEBENGKOK KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan

NIRWANA NPM.
13701010022

JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN TARAKAN
2016

i
ii
RIWAYAT HIDUP

Nama : Nirwana

Tempat, tanggal lahir : Kappe, 27 Oktober 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mulawarman RT 18, Kecamatan Tarakan

Barat, Kelurahan Kr. Anyar Pantai

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 041 Tarakan Lulus tahun 2007


2. SMPN 4 Tarakan Lulus tahun 2010
3. SMK Kesehatan Kaltara Tarakan Lulus tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan Universitas Borneo Tarakan Angkatan tahun 2013

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan
Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)”. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Universitas Borneo Tarakan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai


pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis Ayahanda Husain dan Ibunda Suriani yang telah
mengantarkan serta membimbing saya mengggapai cita-cita sampai detik
ini dan seterusnya.
2. Bapak Dr. Bambang Widigdo selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan
3. Bapak Hendy Lesmana, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
4. Ibu Yuni Retnowati, SST, M.Keb selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
5. Ibu Susanti, SST. Mkes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
6. Bapak Dr. Ir. Adi Sutrisno, MP selaku dosen pembimbing I yang telah
memberi masukan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan karya
tulis ilmiah ini
7. Ibu Selvia Febryanti, SST. selaku dosen pembimbing II juga yang telah
memberi masukan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan karya
tulis ilmiah ini
8. Ibu dr.Jumiati selaku Kepala Puskesmas Sebengkok yang telah
memberikan ijin penelitian.
9. Seluruh dosen dan staf jurusan Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan (Terima kasih atas dukungan, dan
bantuan serta bimbingan selama ini)

iv
10. Sodara-sodaraku Asmeri, Fatmawati, Ika Putri Aprilya Mulyani, Lisa
Antasari, yang selalu setia untuk kurepotkan dalam susah maupun senang
disetiap waktu.
11. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu,
terima kasih atas dukungan dan doa dari kalian sehingga saya dapat tetap
bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Tarakan, Juni 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

DAFTAR SINGKATAN xii

ABSTRAK xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Kehamilan 7

B. Preeklampsia 9

1. Definisi Preeklampsia 9

2. Pembagian Preeklampsia 9

3. Tanda dan Gejala Preeklampsia 12

4. Etiologi Preeklampsia 13

vi
5. Patogenesis 13

6. Prognosis Preeklampsia 15

7. Pengelolaan Preeklampsia 15

8. Pencegahan Preeklampsia 17

C. Perilaku 18

1. Pengertian Perilaku 18

2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan 18

3. Domain Perilaku 20

4. Asumsi Perilaku 23

D. Tablet Kalsium Laktat (kalk) 24

E. Hubungan Kejadian Preeklapsia Dengan Perilaku

Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk) 25

F. Kerangka Teori 27

BAB III METODE PENELITIAN 28

A. Kerangka Konsep 28

B. Hipotesis 28

C. Jenis Penelitian 29

D. Populasi dan Sampel Penelitian 30

1. Populasi 30

2. Sampel 31

3. Teknik Pengambilan Sampel 32

4. Definisi Operasional 32

5. Sumber Data Penelitian 33

6. Alat Penelitian/Instrumen Penelitian 33

vii
7. Pengumpulan Data 34

E. Pengolahan Data dan Analisis Data 35

1. Pengolahan Data 35

2. Analisis Data 36

F. Jadwal Penelitian 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 38

B. Hasil Analisis Data 39

1. Univariat 39

2. Bivariat 41

BAB V PEMBAHASAN 44

A. Hasil Analisis Data 44

1. Kejadian Preeklampsia 44

2. Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium

Laktat (kalk) 46

3. Hubungan Kejadian Preelampsia Dengan Perilaku

Ibu Mengonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk) 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 52

A. Kesimpulan 52

B. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian 33

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian 37

Tabel 4.1 Jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok

Kota Tarakan 39

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuenai Berdasarkan Paritas Responden 39

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok 40

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet

Kalsium Laktat (Kalk) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sebengkok 41

Tabel 4.6 Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu

Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk) 42

Tabel 4.7 Chi-Squere test 43

ix
DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Teori 27

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 28

Bagan 3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian 30

x
DAFTAR

Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Data

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5 Surat Persetujuan

Lampiran 6 Lembar Checklist

Lampiran 7 Master Tabel

Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 9 Kartu Bimbingan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 10 Foto Saat Di Puskesmas Sebengkok

Lampiran 11 Foto Saat Melakukan Penelitian

xi
DAFTAR

AKI : Angka Kematian Ibu

WHO : World Health Organization

SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia

TD : Tekanan Darah

ANC : Antenatal Care

PAN : Perawatan antenatal

mmHg : Milimeter Hidrogirum

3
mm : Millimeter ubik

HELLP : Hemolysis, elevated liver enzyme levels, and low platelet levels

xii
ABSTRA

Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu Mengkonsumsi


Tablet Kalsium Laktat (Kalk) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok
Preeklamsia/eklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas perinatal di Indonesia. Sumber kalsium dari makanan diantaranya ikan
teri, susu, keju dan yogurt. Tablet kalsium dari puskesmas atau klinik juga bisa
membantu terpenuhinya kebutuhan kalsium. Kekurangan kalsium selama hamil
akan meningkatkan tekanan darah ibu meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi
tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi. Populasi yang
diteliti seluruh ibu hamil yang menderita preeklampsia berjumlah 32 respoden
pada januari 2015 sampai April 2016 di Pus kesmas Sebengkok. teknik sampel
yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik pengambilan sampel adalah
Case Control. Intrumen penelitian menggunakan lembar checklist.
Hasil penelitian didapatkan nilai P Value 0.017 yang berarti P < 0.05 artinya H0
ditolak dan H1 diterima, maka ada hubungan kejadian preeklampsia dengan
perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk).

Kata Kunci: Kehamilan, Preeklampsia, Tablet Kalk

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya

10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi

kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara

mendadak karena kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah

terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu

hamil. Kematian ibu hingga saaat ini masih menjadi masalah utama dalam
1, 2
bidang Kesehatan Ibu dan Anak.

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu

target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu

tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
3
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99% diantaranya

terjadi di negara berkembang mencapai 100-1000/100.000 kelahiran hidup,

sedang di negara maju berkisar antara 7-15/100.000 kelahiran hidup. Angka


4
kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut profil kesehatan provinsi Kalimantan Timur tahun 2013, Angka

Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) menunjukkan penurunan yang cukup

berarti yakni pada tahun 2008 sebesar 228 per seratus ribu kelahiran hidup,

dan pada tahun 2009 ini menjadi 99 dan Angka Kematian Ibu (AKI) per

1
2

100.000 kelahiran hidup dan sampai dengan posisi ditahun 2010 adalah 90 per

100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka Kematian

Ibu (AKI) meningkat menjadi 17 per 100.000, (Angka Absolut AKI tahun

2012 yakni 111. Untuk tahun 2013 sebasar : 125 kematian. pada tahun 2012-
5
2013 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 14 per 100.000.

Menurut Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tarakan, pada

tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah sebesar 96 kematian.

Berdasarkan data diperoleh bahwa angka kejadian preeklampsia di dunia

sebesar 0-13 %, di Singapura 0,13-6,6 %, Sedangkan insideni preeklampsia di

Indonesia diperkirakan 3,4 % – 8,5 %, sedangkan di Daerah Istimewa

Yogyakarta sendiri, diketahui bahwa insidensi preeklamsi sebesar 1,67 % dari

penyebab kematian ibu. Penyakit hipertensi dalam kehamilan tersebut

mempunyai peran yang sangat besar dalam mortalitas maternal dan perinatal.

Depkes RI, (2008) mengemukakan bahwa Angka Kematian Ibu yang

disebabkan oleh preeklamsi berkisar antara 9,8 % sampai 25,5 %, sedangkan


6
Angka Kematian Bayi yakni 42,2 % sampai 48,9 %.

Pada preeklampsia/eklampsia terjadi penurunan perfusi uteroplasenta,

hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.

Kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklampsia/eklampsia dapat

menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan nutrisi janin sehingga sering

terjadi retardasi pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir

rendah (BBLR). Pre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, di

tandai dengan peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa

berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu,

2
3

sementara komplikasi pada janin meliputi retriksi pertumbuhan dan abrupsio

plasenta. Pembagian preeklampsia mejadi berat dan ringan tidaklah berarti

adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita

dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh


7, 8, 3, 9
dalam koma.

Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti ikan teri,

susu, keju dan yogurt. Tablet kalsium dari puskesmas atau klinik juga bisa

membantu terpenuhinya kebutuhan kalsium. Kekurangan kalsium selama

10, 6
hamil akan meningkatkan tekanan darah ibu meningkat.

Berdasarkan pengalaman, peneliti menemukan ibu hamil yang tidak

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) yang diberikan oleh bidan. Ibu

mengatakan bahwa tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) akibat

ukuran tablet yang cukup besar dan terdapat ibu hamil yang mengatakan

bahwa jika mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) akan menyebabkan bayi

yang di lahirkan akan besar. Peneliti juga menemukan ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan ANC memiliki tekanan darah yang tinggi, bengkak,

dan terdapat proteinuria.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas Sebengkok Tarakan

pada tahun 2015, didapatkan informasi jumlah seluruh ibu hamil adalah 1.062

kunjungan, dan yang menderita preeklampsia sebanyak 24 ibu. Pada tahun

2016 jumlah penderita preeklampsi sejak bulan Januari sampai April sebanyak

18 ibu hamil.
4

Berdasakan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet

kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas, maka permasalahan yang ingin dirumuskan

adalah “apakah ada hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas

Sebengkok Tarakan ?”

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Tarakan

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi ibu yang mengalami preeklampsia di Wilayah

Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan

2) Mengidentifikasi ibu yang mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan

3) Mengidentifikasi hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Tarakan


5

D. Manfaat

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ibu-ibu

untuk lebih cerdas dalam menjaga kesehatan saat hamil dan rajin untuk

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sehingga ibu terhindar dari

komplikasi kehamilan khususnya preeklampsia

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan informasi bagi petugas

kesehatan mengenai hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk), sebagai upaya

preventif bagi ibu hamil untuk meminum tablet kalsium laktat (kalk)

dengan rutin dan memberikan konseling kepada ibu hamil mengenai

manfaat kalsium dan dampak jika kekurangan kalsium serta

menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang

mengadung kalsium untuk menghindari terjadinya preeklampsia

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan

untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan

di institusi pendidikan kebidanan dalam hal hubungan kejadian

preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk)
6

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan

pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas

sebagai bidan untuk mencegah terjadinya preeklampsia


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan

fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga

mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal. Pada


11
umumnya kehamilan berkembang dengan normal.

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40


1
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 mnggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat samapii 6 bulan, triwilan ketiga dari
12
bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Definisi dari Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ata 9

bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.

7
8

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : Trimester

pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu); Trimester

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu); Trimester

11
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu).

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola

dengan baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam

keadaan sehat dan aman. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun

emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau

perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh

kembang janin, juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang


13, 11
tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal.

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian antenatal

care (ANC) atau perawatan antenatal (PAN) sekurang-kurangnya 4 kali

selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu sebagai berikut :

Trimester I satu kali, Trimester II satu kali dan Trimester III dua kali.

Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan

kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan

proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan

pengaruh hormonal serta perubahan anatomik fisiologik selama

kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologik

tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali ondisi patologik yang

dapat mengganggu status kesehatan ibu ataupn bayi yang dikandungnya.


9

Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat

mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang

2, 1
optimal dari kehamilan dan persalinan.

B. Preeklampsia

1. Definisi

Preeklampsia diidentifikasi melalui adanya hipertensi, dan proteinuria

pada seorang perempuan hamil yang tadinya normotensive. Penyakit ini

timbul sesudah minggu ke 20 dan paling sering terjadi pada primigravida

yang muda. Hipertensi, diabetes atau kehamilan ganda, disebut sebagai

sindrom preeklampsia.

Preeklampsia adalah penyakit primigravida dan bila timbul pada

seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi, seperti karena

merupakan kelainan yang ditandai oleh beberapa gejala spesifik dalam


14
kehamilan akibat terlibatnya banyak system organ.

2. Pembagian Preeklampsia

Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi

preeklampsia ringan dan berat.

a. Preeklampsia Ringan

1) Definisi

Preeklampsia ringan adalah suatu sindromas spesifik kehamilan

dengan menurunnya perfusi organ yang beraibat terjadinya

vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.


1

2) Diagnosis

Diagnosis preeklampsia ringan ditegakan berdasar atas

timbulnya hipertensi diserati proteinuria dan/atau edema setelah

kehamilan 20 minggu.

a) Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg, kenaikan sistolik

≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi

sebagai kriteria preeklampsia.

b) Proteinuria: ≥ 300 mg/jam atau ≥ 1+ dipstick

c) Edema: edema local tidak dimasukkan dalam kriteria

preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut,

edema generalisasi.

Penderita preeklamsia ringan masih membaik dengan istirahat,

mengurangi aktivitas fisik dan memperbaiki asupan gizi serta protein.

Penderita preeklamsia ringan idealnya harus rawat inap, tetapi dengan

pertimbangan efisiensi, perawatan penderita dapat dilakukan diluar RS

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Rawat jalan – istirahat cukup (berbaring/tidur miring); diet cukup

protein, rendah karbohidrat, dan lemak, roboransia, dan penderita

diminta datang kembali setiap minggu:

2) Rawat inap – penderita preeklamsia ringan harus dirawat di RS bila:

a) Gejala klinis tidak membaik setelah 2 minggu pengobatan rawat

jalan.

b) Timbul salah satu atau lebih gejala dan tanda preeklamsia berat.
1

b. Preeklampsia Berat

1) Definisi

Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah

diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam

2) Diagnosis

Diagnosis diegakkan berdasar kriteria preeklampsia berat

sebagaimana tercamtum di bawah ini.

Preeklampsia digolongkan berat bila ditemukan satu lebih gejala

sebagai berikut :

Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil

sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.

a) Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan

kualitatif.

b) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 50 cc/24 jam

c) Kenaikan kadar kreatinin plasma

d) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri

kepala, skotoma (daerah pandangan buram dalam lapangan

pandang, yang dikelilingi daerah pandangan kurang, buram

atau normal) dan pandangan kabur

e) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

(akibat teregangnya kapsula Glisson)

f) Edema paru-paru dan sianosis

g) Hemolysis mikroangiopati
1

3
h) Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mm tau penurunan

trombosit dengan cepat

i) Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan

kadar alanine dan aspartate aminotransferase

j) Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat

8, 15, 14
k) Sindrom HELLP

Penderita preeklamsia berat dapat ditangain secara konservatif

maupun aktif. Pada perawatan konservatif, kehamilannya

dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal, sedangkan

pada perawatan aktif kehamilannya segera diakhiri atau diterminasi

setelah pengobatan medisinal.

Pengobatan preeklamsia berat bertujuan :

a) Mencegah eklamsia

b) Memperbesar kemungkinan hidup anak yang lahir

c) Sedapat mungkin meminimalisasi trauma persalinan serta

menghindrai penyulit dikehamilan atau persalinan berikutnya.

d) Mencegah hipertensi persisten

3) Tanda dan Gejala

Praktisi tidak bisa menyandarkan hanya pada TD dan proteinuria

saja untuk mendiagnosis pre-eklampsia karena hanya merupakan tanda

klinis kerusakan organ akhir. Tepat dibawah 50% dari semua dengan

preeklampsia tidak menderita hipertensi dan proteinuria sebelumnya.

Diagnosis harus dipertimbangan untuk ibu yang mungkin

mengenai janin atau tanda lain seperti :


1

a. Nyeri epigaster

b. Nyeri kepala/gangguan penglihatan

c. IUGR, dan

d. Perhatikan : edema tidak lagi dipertimbangkan sebagai tanda

efektif pre-eklampsia, satu-satunya perkecualiannya bila terdapat

16
edema fasial awitan cepat.

4) Etiologi

Penyebab preeklampsia belum diketahui pasti. Namun demikian,

penyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita yang hamil yang :

a) Terpajan vili korialis pertama kali (primigravida atau

primipaternitas

b) Terpajan vili korialis berlebihan (hiperplasentosis), misalnya pada

kehamilan kembar atau mola hidatidosa

c) Mempunyai dasar penyakit ginjal atau kardiovaskular

d) Mempunyai riwayat preeklampsia/eklamsia dalam keluarga.

5) Patogenesis

Walau etiologinya masih belum jelas, hampir semua ahli sepakat

bahwa vasospasme merupakan awal preeklamsia. Vasospasme dapat

merupakan akibat kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot

polos pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas.

Semua ini akan menyebabkan kerusakan/jejas endotel, yang kemudian

akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kadar vasokonstriktor

(endotelin, tromboksan, angiostensin dll.) dan vasodilator


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya

10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi

kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara

mendadak karena kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah

terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu

hamil. Kematian ibu hingga saaat ini masih menjadi masalah utama dalam
1, 2
bidang Kesehatan Ibu dan Anak.

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu

target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu

tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
3
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99% diantaranya

terjadi di negara berkembang mencapai 100-1000/100.000 kelahiran hidup,

sedang di negara maju berkisar antara 7-15/100.000 kelahiran hidup. Angka


4
kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut profil kesehatan provinsi Kalimantan Timur tahun 2013, Angka

Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) menunjukkan penurunan yang cukup

berarti yakni pada tahun 2008 sebesar 228 per seratus ribu kelahiran hidup,

dan pada tahun 2009 ini menjadi 99 dan Angka Kematian Ibu (AKI) per

1
2

100.000 kelahiran hidup dan sampai dengan posisi ditahun 2010 adalah 90 per

100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka Kematian

Ibu (AKI) meningkat menjadi 17 per 100.000, (Angka Absolut AKI tahun

2012 yakni 111. Untuk tahun 2013 sebasar : 125 kematian. pada tahun 2012-
5
2013 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 14 per 100.000.

Menurut Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tarakan, pada

tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah sebesar 96 kematian.

Berdasarkan data diperoleh bahwa angka kejadian preeklampsia di dunia

sebesar 0-13 %, di Singapura 0,13-6,6 %, Sedangkan insideni preeklampsia di

Indonesia diperkirakan 3,4 % – 8,5 %, sedangkan di Daerah Istimewa

Yogyakarta sendiri, diketahui bahwa insidensi preeklamsi sebesar 1,67 % dari

penyebab kematian ibu. Penyakit hipertensi dalam kehamilan tersebut

mempunyai peran yang sangat besar dalam mortalitas maternal dan perinatal.

Depkes RI, (2008) mengemukakan bahwa Angka Kematian Ibu yang

disebabkan oleh preeklamsi berkisar antara 9,8 % sampai 25,5 %, sedangkan


6
Angka Kematian Bayi yakni 42,2 % sampai 48,9 %.

Pada preeklampsia/eklampsia terjadi penurunan perfusi uteroplasenta,

hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.

Kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklampsia/eklampsia dapat

menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan nutrisi janin sehingga sering

terjadi retardasi pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir

rendah (BBLR). Pre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, di

tandai dengan peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa

berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu,

2
3

sementara komplikasi pada janin meliputi retriksi pertumbuhan dan abrupsio

plasenta. Pembagian preeklampsia mejadi berat dan ringan tidaklah berarti

adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita

dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh


7, 8, 3, 9
dalam koma.

Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti ikan teri,

susu, keju dan yogurt. Tablet kalsium dari puskesmas atau klinik juga bisa

membantu terpenuhinya kebutuhan kalsium. Kekurangan kalsium selama

10, 6
hamil akan meningkatkan tekanan darah ibu meningkat.

Berdasarkan pengalaman, peneliti menemukan ibu hamil yang tidak

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) yang diberikan oleh bidan. Ibu

mengatakan bahwa tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) akibat

ukuran tablet yang cukup besar dan terdapat ibu hamil yang mengatakan

bahwa jika mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) akan menyebabkan bayi

yang di lahirkan akan besar. Peneliti juga menemukan ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan ANC memiliki tekanan darah yang tinggi, bengkak,

dan terdapat proteinuria.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas Sebengkok Tarakan

pada tahun 2015, didapatkan informasi jumlah seluruh ibu hamil adalah 1.062

kunjungan, dan yang menderita preeklampsia sebanyak 24 ibu. Pada tahun

2016 jumlah penderita preeklampsi sejak bulan Januari sampai April sebanyak

18 ibu hamil.
4

Berdasakan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet

kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas, maka permasalahan yang ingin dirumuskan

adalah “apakah ada hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas

Sebengkok Tarakan ?”

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Tarakan

b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi ibu yang mengalami preeklampsia di Wilayah

Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan

2) Mengidentifikasi ibu yang mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk) di Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan

3) Mengidentifikasi hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Tarakan


5

D. Manfaat

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ibu-ibu

untuk lebih cerdas dalam menjaga kesehatan saat hamil dan rajin untuk

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sehingga ibu terhindar dari

komplikasi kehamilan khususnya preeklampsia

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan informasi bagi petugas

kesehatan mengenai hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk), sebagai upaya

preventif bagi ibu hamil untuk meminum tablet kalsium laktat (kalk)

dengan rutin dan memberikan konseling kepada ibu hamil mengenai

manfaat kalsium dan dampak jika kekurangan kalsium serta

menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan yang

mengadung kalsium untuk menghindari terjadinya preeklampsia

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan

untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan

di institusi pendidikan kebidanan dalam hal hubungan kejadian

preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk)
6

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan

pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas

sebagai bidan untuk mencegah terjadinya preeklampsia


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan

fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga

mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal. Pada


11
umumnya kehamilan berkembang dengan normal.

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40


1
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 mnggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat samapii 6 bulan, triwilan ketiga dari
12
bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Definisi dari Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ata 9

bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir.

7
8

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : Trimester

pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu); Trimester

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu); Trimester

11
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu).

Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola

dengan baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam

keadaan sehat dan aman. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun

emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau

perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh

kembang janin, juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang


13, 11
tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal.

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian antenatal

care (ANC) atau perawatan antenatal (PAN) sekurang-kurangnya 4 kali

selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu sebagai berikut :

Trimester I satu kali, Trimester II satu kali dan Trimester III dua kali.

Untuk melakukan asuhan antenatal yang baik, diperlukan pengetahuan dan

kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologik yang terkait dengan

proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan produksi dan

pengaruh hormonal serta perubahan anatomik fisiologik selama

kehamilan. Pengenalan dan pemahaman tentang perubahan fisiologik

tersebut menjadi modal dasar dalam mengenali ondisi patologik yang

dapat mengganggu status kesehatan ibu ataupn bayi yang dikandungnya.


9

Dengan kemampuan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat

mengambil tindakan yang tepat dan perlu untuk memperoleh luaran yang

2, 1
optimal dari kehamilan dan persalinan.

B. Preeklampsia

1. Definisi

Preeklampsia diidentifikasi melalui adanya hipertensi, dan proteinuria

pada seorang perempuan hamil yang tadinya normotensive. Penyakit ini

timbul sesudah minggu ke 20 dan paling sering terjadi pada primigravida

yang muda. Hipertensi, diabetes atau kehamilan ganda, disebut sebagai

sindrom preeklampsia.

Preeklampsia adalah penyakit primigravida dan bila timbul pada

seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi, seperti karena

merupakan kelainan yang ditandai oleh beberapa gejala spesifik dalam


14
kehamilan akibat terlibatnya banyak system organ.

2. Pembagian Preeklampsia

Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi

preeklampsia ringan dan berat.

a. Preeklampsia Ringan

1) Definisi

Preeklampsia ringan adalah suatu sindromas spesifik kehamilan

dengan menurunnya perfusi organ yang beraibat terjadinya

vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.


1

2) Diagnosis

Diagnosis preeklampsia ringan ditegakan berdasar atas

timbulnya hipertensi diserati proteinuria dan/atau edema setelah

kehamilan 20 minggu.

a) Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg, kenaikan sistolik

≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi

sebagai kriteria preeklampsia.

b) Proteinuria: ≥ 300 mg/jam atau ≥ 1+ dipstick

c) Edema: edema local tidak dimasukkan dalam kriteria

preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut,

edema generalisasi.

Penderita preeklamsia ringan masih membaik dengan istirahat,

mengurangi aktivitas fisik dan memperbaiki asupan gizi serta protein.

Penderita preeklamsia ringan idealnya harus rawat inap, tetapi dengan

pertimbangan efisiensi, perawatan penderita dapat dilakukan diluar RS

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Rawat jalan – istirahat cukup (berbaring/tidur miring); diet cukup

protein, rendah karbohidrat, dan lemak, roboransia, dan penderita

diminta datang kembali setiap minggu:

2) Rawat inap – penderita preeklamsia ringan harus dirawat di RS bila:

a) Gejala klinis tidak membaik setelah 2 minggu pengobatan rawat

jalan.

b) Timbul salah satu atau lebih gejala dan tanda preeklamsia berat.
1

b. Preeklampsia Berat

1) Definisi

Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah

diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam

2) Diagnosis

Diagnosis diegakkan berdasar kriteria preeklampsia berat

sebagaimana tercamtum di bawah ini.

Preeklampsia digolongkan berat bila ditemukan satu lebih gejala

sebagai berikut :

Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil

sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.

a) Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan

kualitatif.

b) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 50 cc/24 jam

c) Kenaikan kadar kreatinin plasma

d) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri

kepala, skotoma (daerah pandangan buram dalam lapangan

pandang, yang dikelilingi daerah pandangan kurang, buram

atau normal) dan pandangan kabur

e) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

(akibat teregangnya kapsula Glisson)

f) Edema paru-paru dan sianosis

g) Hemolysis mikroangiopati
1

3
h) Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mm tau penurunan

trombosit dengan cepat

i) Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan

kadar alanine dan aspartate aminotransferase

j) Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat

8, 15, 14
k) Sindrom HELLP

Penderita preeklamsia berat dapat ditangain secara konservatif

maupun aktif. Pada perawatan konservatif, kehamilannya

dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal, sedangkan

pada perawatan aktif kehamilannya segera diakhiri atau diterminasi

setelah pengobatan medisinal.

Pengobatan preeklamsia berat bertujuan :

a) Mencegah eklamsia

b) Memperbesar kemungkinan hidup anak yang lahir

c) Sedapat mungkin meminimalisasi trauma persalinan serta

menghindrai penyulit dikehamilan atau persalinan berikutnya.

d) Mencegah hipertensi persisten

3) Tanda dan Gejala

Praktisi tidak bisa menyandarkan hanya pada TD dan proteinuria

saja untuk mendiagnosis pre-eklampsia karena hanya merupakan tanda

klinis kerusakan organ akhir. Tepat dibawah 50% dari semua dengan

preeklampsia tidak menderita hipertensi dan proteinuria sebelumnya.

Diagnosis harus dipertimbangan untuk ibu yang mungkin

mengenai janin atau tanda lain seperti :


1

a. Nyeri epigaster

b. Nyeri kepala/gangguan penglihatan

c. IUGR, dan

d. Perhatikan : edema tidak lagi dipertimbangkan sebagai tanda

efektif pre-eklampsia, satu-satunya perkecualiannya bila terdapat

16
edema fasial awitan cepat.

4) Etiologi

Penyebab preeklampsia belum diketahui pasti. Namun demikian,

penyakit ini lebih sering ditemukan pada wanita yang hamil yang :

a) Terpajan vili korialis pertama kali (primigravida atau

primipaternitas

b) Terpajan vili korialis berlebihan (hiperplasentosis), misalnya pada

kehamilan kembar atau mola hidatidosa

c) Mempunyai dasar penyakit ginjal atau kardiovaskular

d) Mempunyai riwayat preeklampsia/eklamsia dalam keluarga.

5) Patogenesis

Walau etiologinya masih belum jelas, hampir semua ahli sepakat

bahwa vasospasme merupakan awal preeklamsia. Vasospasme dapat

merupakan akibat kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot

polos pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas.

Semua ini akan menyebabkan kerusakan/jejas endotel, yang kemudian

akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kadar vasokonstriktor

(endotelin, tromboksan, angiostensin dll.) dan vasodilator


1

(nitrikoksida, prostasikin, dll.) serta gangguan sistem pembekuan

darah.

Teori ini dapat menjelaskan patogenesis penderita preeklamsia.

Vasokonstriksi yang meluas akan menyebabkan berbagai macam

perubahan didalam berbagai organ/sistem, antara lain :

a) Kardiovaskuler – hipertensi, penurunan curah jantung (cardiac

output), trombositopenia, gangguan pembekuan darah, perdarahan,

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), pengurangan

volume plasma, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, edema

dan nekrosis;

b) Plasenta – nekrosis, hambatan pertumbuhan janin, gawat janin dan

solusio plasenta.

c) Ginjal – endoteliosis kapiler ginjal, penurunan bersihan asam urat,

penurunan laju filtrasi glomerulus, oliguria, proteinuria, dan gagal

ginjal;

d) Otak – edema, hipoksia, kejang, dan gangguan pembuluh darah

otak (cerebrovascular accident);

e) Hati – gangguan fungsi hati, peninggian kadar enzim hati, ikterus,

edema, perdarah dan regangan kapsul hati;

f) Mata – edema papil, iskemia, perdarahan dan ablasio retina;

g) Paru – patu – edema, iskemia, nekrosis, perdarahan dan gangguan

pernapasan hingga apneu.


1

6) Prognosis

Prognosis Bergantung Pada Terjadinya Eklamsia. Di negara –

negara yang sudah maju, kematian akibat preeklamsia sebesar ±0,5%.

Namun, jika eklamsia terjadi prognosis menjadi kurang baik. Kematian

akibat eklamsia sebesar ±5%.

Prognosis sang anak juga turut memburuk tergantung kepada saat

preeklamsia menjelma dan kepada keparahan preeklamsia. Kematian

prinatal ±20% dan sangat dipengaruhi oleh prematuralis.

Ada ahli yang berpendapat bahwa preeklamsia dapat menyebabkan

hipertensi menetap, terutama bila preeklamsia berlangsung lama atau,

dengan kata lain, bila gejala – gejala preeklamsia timbul dini.

Sebalikya, ahli lain menganggap bahwa penderita hipertensi

menetap seusai persalinan sudah menderita hipertensi sebelum hamil

(hipertensi kronik).

3. Pengelolaan Preeklampsia

a. Deteksi Dini

Deteksi dini adalah pelbagai pemeriksaan petanda biologis,

biokimia, dan biofisik sebelum timbulnya gejala klinis sindrom

preeklamsia, yaitu hipertensi dan proteinuria. Deteksi dini dapat

dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor resiko dan pemeriksaan

pertanda preeklamsia.

1) Faktor yang meningkatkan resiko:

a) Risiko terkait pasangan laki-laki / suami – primigvarida,

primipaternalis, umur yang ekstrim (terlalu muda atau terlalu


1

tua), pasangan/suami pernah menikahi wanita yang kemudian

hamil dan menderita preeklamsia, pemaparan sperma terbatas,

inseminasi donor sperma atau oosit

b) Risiko terkait riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit

dalam keluarga-riwayat preeklamsia/ eklamsia, hipertensi

kronik, obesitas, diabetes gestasional atau DM tipe 1, syndrome

antifospolipid dan hiperhomosisteinemia

c) Risiko terkait kehamilan sekarang-mola hidatidosa, kehamilan

ganda, infeksi saluran kencing, dan hidrops fetalis.

2) Pelbagi petanda preeklamsia yang pernah dikemukakan antara lain

terkait dengan :

a) Perfusi plasenta/resistensi vaskuler – uji roll – over, uji

genggaman tangan isometric, uji cold pressor, pemberian infus

angiotensis – II, tekanan darah arteri rata-rata (men arterial

pressure), uji ikatan platelet-angiotensin II, uji renin,

pemantauan tekanan darah 24 jam, dan Doppler arteri uterine

b) Unit feto-plasenta dan gangguan fungsi endokrin – bHCG, AFP

(alpha-feto protein), estriol, PAPP A (pregnancy-associated

protein A), inhibin A, aktivin A, protein plasenta 13, dan CRP

(corticotropin releasing hormone)

c) Gangguan fungsi ginjal-asam urat serum, mikroalbuminuria,

kalsium urine, kalikterin urine, mikrotransferiuria, dan N-asetil-

b-glukosaminidase
1

d) Gangguan fungsi endotel dan stress oksidatif-jumlah & aktivitas

trombosit, fibronektin, molekul adhesi endotel, prostaglandin,

tromboksan, CRP (C reactive protein), sitokin, endotelin,

neurokinin B, homosistein, lemak, antibody antifosfolipid, PAI

(plasminogen activator inhibitor), leptin, P-seletin, PIGF

(placental growth factor), VEGF (vascular endothelial growth

factor), sFlt 1 (Fms-like tyrosine kinase receptor-1) dan

endoglin.

e) lain-lain – AT-3 (Antitrombin-III), ANP (atrial natriuretic

peptide), B2- mikrglobulin, petanda genetik, free fetal DNA, dan

petanda proteonomik serum.

Saat ini, tidak satupun dari semua jenis pemeriksaan diatas yang

dianjurkan sebagai satu-satunya pemeriksaan untuk mendeteksi

preeklamsia arena sensitivitas, spesifitas, dan nilai prediktifnya masih

rendah. Karena syndrome preeklamsia merupakan kelainan

multifaktorial dan poligenik, kombinasi beberapa pemeriksaan diatas

agaknya merupakan pilihan yang rasional.

b. Pencegahan

Deteksi dini preeklamsia akan bermanfaat bila memang dapat

ditemukan dan ada upaya untuk mencegahnya. Pelbagai upaya

pencegahan yang pernah dilakukan umumnya dilaksanakan melalui

intervensi nutrisi dan farmakologi.

Beberapa metode pencegahan preeklamsia yang pernah digunakan

antara lain:
1

1) Perbaikan Nutrisi-diet rendah garam dan tinggi protein,

suplementasi kalsium, magnesium, seng, dan asam linoleat

2) Intervensi farmakologi–anti-hipertensi, diuretic, teofilin,

dipiridamol, asam asetil salisilat (aspirin), heparin, antiosidan

(vitamin C, a-tokoverol/vitamin E), katanserin, dll.

Berdasarkan hasil meta-analisis terhadap 19 kajian sistematik, 17

di antaranya dikaji oleh Cochrane, World Health Organization pada

tahun 2011 merekomendasikan upaya pencegahan preeklamsia da

eklammsia sebagai berikut :

1) pemberian kalsium 1,5-2,0 gram/hari di dalam diet selama

kehamilan, terutama didaerah kurang asupan kalsium

2) pemberian aspirin dosis-rendah sebesar 75 mg/hari, dimulai sejak

sebelum usia kehamilan 20 mingu

3) pemberian magnesium sulfat (MgSO4) i.v. maupun i.m. merupakan

pilihan utama pencegahan dan pengobatan kejang eklamsia

4) Ibu penderita preeklamsia berat dan eklamsia harus dirujuk

kefasilitas kesehatan yang lebih tinggi sesudah mendapat loading

14
dose MgSO4.

C. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
1

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini

terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-

R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,

kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat oleh orang lain.

2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan


2

sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,

serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) adalah perilaku

atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

b. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan,

atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking

behavior).Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan

seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan

c. Perilaku kesehatan lingkungan adalah apabila seseorang merespon

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan

sebagainya

3. Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi

perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-

kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.

Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan,

yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut,

yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife

domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan

untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :


2

a. Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah

yang dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya

intelegensia, minat, kondisi fisik

2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga,

masyarakat, sarana.

3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi

dan metode dalam pembelajaran.

b. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954)

menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

c. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang


2

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan

(support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama

2) Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar

dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik

tingkat kedua

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,

maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi

tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni

dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden.
2

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo

(2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

a) Kesadaran (awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek)

b) Tertarik (interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

c) Evaluasi (evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Mencoba (trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

4. Asumsi Determinan Perilaku

Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam

nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai

budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku

manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan

seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap

dan sebagainya.
2

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah

17
pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya.

D. Tablet Kalsium Laktat (Kalsium)

Metabolisme selama hamil berubah mencolok. Kalsium sangat penting

untuk pembentukan, perkembangan, dan pemeliharaan gigi dan tulang.

Kalsium meningkatkan mineralisasi rangka janin dan gigi-gigi. Janin

membutuhkan kalsium 66% lebih besar selama trimester ketiga (saat gigi-gigi

terbentuk dan pertumbuhan rangka terjadi paling cepat dibanding pada awal

perkembangannya. Kalsium juga disimpan dalam tulang-tulang ibu sebagai

cadangan untuk memproduksi air susu ibu. Asupan kafein yang tinggi dapat
13
mengganggu kemampuan seseorang untuk menggunakan kalsium.

Untuk bayi kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah

berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan

sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Selama kehamilan,

suplementasi kalsium diperlukan untuk mengurangi mengurangi resiko

terjadinya hipertensi selama kehamilan, kematian bayi lahir, dan kelahiran

premature. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium

yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu, sehingga mengakibatkan

tulang ibu tidak keropos atau osteoporosis. Sumber kalsium dari makanan

diantaranya produk susu seperti ikan teri, susu, keju dan yogurt. Kadar

kalsium dalam darah ibu hamil susut sampai 5% ketimbang wanita yang tidak

hamil. Secara kumulatif, menimbun kalsium sebanyak 30 gr, dengan

kecepatan7, 110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II, III. Asupan
2

anjuran ialah sekitar 1200 mg/hari bagi ibu hamil berumur diatas 25 tahunn

18, 6
dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda.

Kecukupan kalsium pada ibu hamil dipengaruhi pula dengan keteraturan

dalam mengkonsumsi kalsium tersebut. Dalam keadaan normal sebanyak 30 –

50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorbsi oleh tubuh. Kemampuan absorbsi

lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua, begitu

pula dengan absorbsi kalsium pada trimester tiga, yang mana pada saat itu

kebutuhan kalsium diabsorbsi untuk pembentukan dan memperkuat tulang-

tulang janin.

Tablet kalsium dari puskesmas atau klinik juga bisa membantu

terpenuhinya kebutuhan kalsium. Kekurangan kalsium selama hamil akan

meningkatkan tekanan darah ibu meningkat. Asam folat dibutuhkan untuk

menunjang pertumbuhan sel, memproduksi hem (salah satu zat pembentuk


18, 6
hemoglobin), pertumbuhan saraf dan tulang belakang serta otak janin.

E. Hubungan Preeklampsia dengan Tablet Kalk (Kalsium)

Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang di imbas oleh

kehamilan. Istilah ini diadopsi oleh ‘The American College ef Obstetrician

and Ginecologist’ untuk mengganti preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini

terdiri atas trias, yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema. Hipertensi jenis ini

lazim menjangkiti primigravida (kehamilan minggu XX) yang berusia antara

20-35 tahun, berasal dari lapisan sosial ekonomi tingkat bawah, dan menderita

17
malnutrisi.

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vascular yang

terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
2

Hipertensi dalam kehamilan dapat berkembang menjadi preeklamsi-eklamsia

bila tidak dikelola dengan baik dan berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet

perempuan hamil mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia/eklampsia.

Peneliti di Negara Equador Andes dengan metode uji klinik, ganda tersamar,

dengan membandingkan pemberian kalsium dan plasebo. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsium cukup, kasus
1
yang mengalami preeklampsia adalah 14% sedang yang diberi glukosa 17%.

Penyebab preeklamsi belum dapat diketahui secara pasti, pendekatan teori

yang digunakan sebagai penyebab preeklamsi adalah teori iskemia plasenta.

Teori Iskemia plasenta tersebut dapat menerangkan berbagai gejala preeklamsi

diantaranya kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah tersebut dapat


13
terjadi karena adanya ketidakseimbangan kalsium dalam tubuh.

Kekurangan kalsium dan zat gizi lain serta faktor predisposisi genetis dan

immunoligis diduga melatarbelakangi keadaan ini. Kalsium mempunyai

fungsi dalam otot jantung yang dapat menimbulkan peningkatan kontraksi,

sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup jantung

yang kemudian tekanan darah tersebut dapat dipertahankan. Kenaikan tekanan

darah tersebut dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan kalsium dalam


1, 13, 19
tubuh.
2

F. Kerangka Teori

Ibu Hamil Faktor risiko preeklampsia

Faktor yang meningkatkan


Pembagian Preeklampsia risiko kejadian : primigvarida,
primipaternalis, umur yang
• Preeklampsia ringan Preeklampsia ekstrim (terlalu muda atau
• Preeklampsia berat terlalu tua), pasangan/suami
pernah menikahi wanita yang
kemudian hamil dan menderita
Perilaku ibu
preeklamsia, pemaparan sperma
mengkonsumsi tablet
terbatas, inseminasi donor
kalsium laktat (kalk)
sperma atau oosit

kejadian preeklampsia

Bagan 2.1 Kerangka Teori Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan


Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (kalk)
Sumber : Djamhoer Martaadisoebrata (2013), Sarwono Prawirohardjo (2009)
28

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah antar variabel yang

dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau halyang sedang atau

akan diteliti. Penyusunan kerangka konsep akan membantu kita untuk

membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan membantu peneliti dalam

menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau
20
diukur melalui konstru atau variabel.

Agar konsep dapat di amati dan di ukur, maka konsep harus di jabarkan

dalam variabel atas dasar tersebut maka sebagai variabel independen adalah

perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalisum laktat (kalk) dan variabel dependen

dalam penelitian ini adalah preeklampsia.

Variabel Independen Variabel Dependen

Perilaku ibu mengkonsumsi


Preeklampsia
tablet kalsium laktat (kalk)

Bagan 3.1 Keranga Konsep Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan


Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (kalk)

B. Hipotesis

Secara umum pengertian hipotesis bersasal dari kata hipo (lemah) dan tesis

(pernyataan), yaitu suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan

pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau

28
2

harus ditolak, berdasarkan fakata atau data empiris yang telah dikumpulkan

dalam penelitian. hipotesis juga merupakan sebuat pernyataan tentang

hubungan yang diharapkan antara dua ariabel atau lebih yang dapat diuji

20
secara empiris.

Pada penelitian ini, berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah ,

dapat ditarik hipotesis yakni :

H0 : Tidak ada hubungan yang antara kejadian preeklampsia dengan perilaku

ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk)

H1 : Ada hubungan antara kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk)

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi yaitu

penelitian yang menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesa yang telah dirumuskan dan mencoba menggali ada

pengaruh atau tidak pada fenomena kesehatan itu terjadi, yang bertujuan untuk

mengetahui adanya hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk). Dengan menggunakan pendekatan

Case Control yang merupakan rancangan penelitian yang membandingkan

antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui kejadian

berdasaran riwayat ada tidaknya paparan. Rancangan penelitian ini dikenal

dengan retrospektif yaitu rancang bangun dengan melihat ke belakang dari


20
suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti.
3
Populasi

Sampling
Jenuh Sampel

Preeklampsia Perilaku ibu mengkonsumsi


tablet kalsium laktat (kalk)

Pengolahan Data :

Editing, Coding , Tabulasi dan Cleaning

Analisis :

Univariat, Bivariat dan Uji Chi-Square

Penarikan kesimpulan

Penyajian hasil
penelitian

Bagan 3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian Hubungan Kejadian


Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet
Kalsium Laktat (kalk)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

penelliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


3

Jadi, populasi tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga benda-benda

alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada

objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik/sifat yang

15
dimiliki objek/subjek tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan preeklampsia di

Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan pada bulan Januari 2015-

April 2016 sebanyak 31 ibu. Pada awal pengambilan data jumlah

responden didapatkan sebanyak 31 responden, akan tetapi saat proses

penelitian , peneliti mendapatkan 32 responden.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi. Yang menjadi objek

penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi :

a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu yang pernah menderita preeklampsia di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Tarakan pada bulan Januari 2015-April

2016

2) Ibu hamil yang sedang menderita preeklampsia pada bulan Januari

2015-April 2016

3) Ibu yang mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) dengan usia

kehamilan > 20 minggu

b. Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :

Ibu yang pernah menderita preeklampsia yang tidak bersedia

menjadi responden.
3

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Nonprobability Sampling dengan metode sampling jenuh. Sampling

Jenuh cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua

anggota populasi kecil. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32

responden.

E. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Cara berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter

yang dijadian ukuran dalam penelitian. Sedangan cara pengukuran merupakan


20
cara di mana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknnya.
3

Tabel 3.3 Definisi Operasional


Cara/Alat
No Variabel Defenisi oprasional Hasil Ukur Skala
Ukur

Preeklampsia Kondisi ibu saat hamil Buku 1. Preeklampsia Ordinal


yang mengalami kenaikan register ringan ≥ 140/90
tekanan darah ANC, buku mmHg
≥140/90 mmHg, disertai KIA
proteinuria dan edema 2. Preeklampsia
1
berat ≥ 160/110
mmHg

Perilaku ibu Tindakan ibu untuk Checklist 1. Dikonsumsi Ordinal


mengkonsum mengkonsumsi tablet
2 si tablet kalsium laktat (kalk) saat 2. Tidak dikonsumsi
kalsium hamil
laktat (kalk)

F. Sumber Data Peneliti

Sumber data penelitian ini didapat melalui 2 cara yaitu data sekunder dan

data primer. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain

atau data yang sudah ada sebagai informasi. Data primer sebagai sumber data

penelitian yaitu data yang dapat atau dikumpulkan sendiri oleh peneliti

langsung dari responden. Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari

Puskesmas Sebengkok Tarakan yaitu pada buku register ANC, buku KIA dan

data primer didapatkan dari hasil wawancara kepada responden.

G. Alat Penelitian/Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data kejadian

preeklampsia adalah buku register kunjungan ANC di Puskesmas Sebengkok

Tarakan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) adalah checklist,


3

dengan menggunakan alat pengumpul data yang diisi oleh peneliti. Setelah

wawancara dan pengisian checklist oleh peneliti selesai, data dikumpulkan,

selanjutnya data yang telah terkumpul akan diolah sesuai dengan tahapannya.

Instrumen ini untuk mengukur perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium

laktat (kalk).

H. Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Peneliti meminta surat permohonan izin pengambilan data dari Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

2. Peneliti mengajukan surat permohonan pengambilan data ke Puskesmas

Sebengkok Kota Tarakan sebagai awal dari penelitian akan dimulai.

3. Setelah mendapat persetujuan dari Puskesmas Sebengkok Kota Tarakan,

peneliti memulai penelitian dengan mengambil data sekunder terlebih

dahulu yang didapatkan di Puskesmas Sebengkok Tarakan.

4. Setelah pengambilan data diawal penelitian sudah terlaksana oleh peneliti,

maka peneliti mengajukan surat permohonan melakukan penelitian yang

didapat dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

Kemudian peneliti mengajukan surat permohonan tersebut untuk

melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Sebengkok Tarakan.

5. Peneliti mendapat izin melakukan penelitian dari kepala Puskesmas

Sebengkok Tarakan.

6. Peneliti mulai melakukan penelitian di Wilayah Puskesmas Sebengkok

dengan cara mendatangi rumah responden dan membagikan lembar


3

checklist. Data primer yang didapat oleh peneliti langsung dari responden

yaitu hasil dari lembar checklist.

I. Pengelolaan Dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengolahan sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksaa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian ode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. pemberian kode ini

sangat penting bila pengelolahan dan analisis data menggunakan

computer. biasanya dalam (code npemberian kode dibuat juga daftar kode

dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yangtelah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer, kemudian

distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kntigensi.

d. Melakukan Teknik Analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistic terapan yang diseuaikan dengan tujuan

20
yang hendak dianalisis.
3

2. Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu

penelitian, karena dengan analisis, data dapat mempunyai makna yang dapat

berguna untuk memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini analisis

yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel dengan rumusan:

F
P= x100%
N

Keterangan :

P = Prosentase yang dicapai.

F = Frekuensi responden untuk setiap pertanyaan yang ada.

N = Jumlah responden.

100% = Konstanta

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh antar

variabel independen dengan dependen. Uji statistik yang digunakan adalah

Chi-Square, sehingga diketahui ada atau tidaknya pengaruh yang

bermakna secara statistik dengan menggunakan rumus:


3

Keterangan :
= Korelasi Chi Square
f0 = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuensi yang diharapkan
Penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pengujian
data yang didasarkan pada penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho).
Dari hasil uji statistik, biasanya didapatkan nilai statistik uji dan tingkat
kemaknaan (p). Secara umum, keputusan menolak hipotesis nol (Ho)
diambil apabila uji statistik > nilai tabel atau nilai tingkat kemaknaan
20
dapat diperoleh (p) < α.
J. Jadwal Penelitian

WAKTU PENELITIAN

NO KEGIATAN Januari April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2. Pembimbingan Proposal

3. Pengambilan data

4. Penyusunan hasil penelitian

5. Pengumpulan Draft LTA

6. Ujian/Sidang LTA

7. Ujian Ulang LTA

8. Pengumpulan LTA

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan


Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)
38

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas sebengkok mulai dibangun pada awal tahun 2007 dengan

menggunakan dana APBD Kota Tarakan. Dari tujuh Peskesmas yang ada di

Kota Tarakan, Puskesmas Sebengkok merupakan Puskesmas ke tujuh yang

dibangun oleh pemerintah Kota Tarakan sebagai asumsi untuk mengurangi

kunjungan Puskesmas Karang Rejo yang terus mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Puskesmas Sebengkok yang sekarang dipimpin oleh dr.J

beralamat di Jl.P.Diponegoro. Puskesmas Sebengkok memiliki klinik bersalin

24 jam yang dimana untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya untuk

ibu bersalin. Fasilitas yang dimilii Puskesmas Sebengok Kota Tarakan

meliputi: Loket, Poli Gigi, Laboratorium, Poli Umum, KIA, Poli Gizi,

Imunisasi, Tindakan, KB, DDTK, TU, Ruang Pimpinan, Ruang Bersalin dan

Ruang Nifas. sedangkan fasilitas penunjang yang ada di Puskesmas

Sebengkok Kota Tarakan meliputi : PUskesmas Keliling, Posyandu, Balita

dan Lansia.

Wilayah kerja Puskesmas Sebengkok terdiri dari 3 wilayah kelurahan yang

berada dalam wilayah kecamatan Taraan Tengah yaitu :

1. Kelurahan Sebengkok

2. Kelurahan Selumit

3. Kelurahan Selumit Pantai

38
3

Tabel 4.1 Jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Sebengkok Kota Tarakan

No Kelurahan Jumlah Penduduk


1 Sebengkok 18.521
2 Selumit 7.620
3 Selumit Pantai 20.543
Sumber : Data Puskesmas Sebengkok 2015

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa wilayah dengan jumlah penduduk

terbanyak adalah Selumit Pantai dengan jumlah penduduk 20.543 jiwa,

Selumit sebanyak 7.620 jiwa dan Sebengkok Sebanyak 18.521 jiwa.

B. Hasil Analisis Data

1. Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Karakteristik Responden Menurut Usia

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden

Frekuensi Presentase
Usia
(ƒ) (%)
20-35 22 68.8
>35 10 31.3
Total 32 100
Sumber : Data Primer, Mei 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat dari 32 responden terdapat

22 (68.8%) responden yang berada dalam kategori usia 20-35 tahun

dan 12 (31.3%) responden dalam kategori > 35 usia tahun.

2) Karateristik Responden Berdasarkan Paritas

Tabel 4.3 Distribusi Frekuenai Berdasarkan Paritas


Responden

Usia Frekuensi (ƒ) Presentase(%)


Primigravida 15 46.9
Multigravida 17 53.1
Total 32 100
4

Sumber : Data Primer, Mei 2016

Berdasaran Tabel 4.3. dapat dilihat dari 32 responden terdapat

17 (53.1%) responden yang berada pada kategori Multigravida dan

dan 15 (46.9%) responden yang berada pada kategori Primigravida.

b. Kejadian Preeklampsia

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat diketahui responden

yang mengalami preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas

Sebengkok Kota Tarakan. Hasil analisis disajikan pada Tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Di Wilayah


Kerja Puskesmas Sebengkok

Preeklampsia Frekuensi (ƒ) Presentase (%)

Preeklampsia Ringan 18 56.3


Preeklampsia Berat 14 48.3
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer, Mei 2016

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan dari total 32 responden

bahwa mayoritas kejadian preeklampsia pada ibu hamil yang

preeklampsia ringan sebanyak 18 (56.3%) kemudian diiukuti dengan

preeklampsia berat sebanyak 14 (48.3%) responden.

c. Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)

Berdasarkan penelitian ini untuk menilai perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) dikelompokkan berdasarkan

jawaban responden, Ya untuk Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat

(Kalk) dan Tidak untuk responden yang tidak mengkonsumsi tablet


4

kalsium kalsium laktat (kalk). Hasil analisis disajikan pada Tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet


Kalsium Laktat (Kalk) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sebengkok

Perilaku Ibu Mengkonsumsi Frekuensi Presentase


Tablet Kalsium Laktat (Kalk)
(ƒ) (%)
Ya 12 37.5
Tidak 20 62.5
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer, Mei 2016

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan dari total 32 responden

didapatkan bahwa mayoritas perilaku ibu yang tidak mengkonsumsi

tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 20 (62.5%) dan ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 12 (37.5%)

responden.

2. Bivariat

a. Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu

Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)

Analisis Bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi

dua variabel, baik berupa komperatif, asosiatif, maupun korelatif.

Setelah dilakukan analisis univariat, selanjutnya dilakukan analisis

bivariat, untuk hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di wilayah Puskesmas

Sebengkok Tarakan.
4

Tabel 4.6 Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku

Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)


Perilaku Ibu
Mengkonsumsi Tablet
Kalsium Laktat (kalk) Total
Preeklampsia
P Value
Ya Tidak
0.017
Ƒ % ƒ % ƒ %
Preeklampsia Ringan 10 31.3 8 25 18 56.3
Preeklampsia Berat 2 6.3 12 37.5 14 43.8
Total 12 37.5 20 62.5 32 100
Keterangan : ƒ = frekuensi

% = persentase

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dinyatakan dari 32 (100 %)

responden sebanyak 10 (31,3%) responden yang mengalami

preeklampsia ringan dengan perilaku mengkonsumsi tablet kalsium

laktat (kalk) dan ibu yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk) sebanyak 8 (25%) responden. Adapun yang mengalami

preeklampsia berat yang mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk)

sebanyak 2 (6,3%) dan yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat

(kalk) sebanyak 12 (37.5%) responden.

Untuk menguji hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di wilayah kerja Puskesmas

Sebengkok, maka dilakukan uji Chi-Squer dengan hasil sebagai

berikut :
4

Tabel 4.7 Chi-Squere test

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.723 1 .017
Continuity Correction b
4.097 1 .043
Likelihood Ratio Fisher's 6.126 1 .013
Exact Test Linear-by- .028 .020
Linear Association
5.544 1 .019
N of Valid Cases
32

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil perhitungan dengan menggunakan person Chi

Squere didapatkan nilai P Value 0.017 yang berarti P < 0.05 artinya H0 ditolak

dan H1 diterima, maka ada hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk).


44

BAB V
PEMBAHASAN

A. Hasil Analisi Data

1. Kejadian Preeklampsia

Hasil Penelitian menunjukkan dari total 32 responden bahwa mayoritas

kejadian preeklampsia pada ibu hamil yang preeklampsia ringan sebanyak

18 (56.3%) kemudian diiukuti dengan preeklampsia berat sebanyak 14

(48.3%) responden.

Preeklampsia adalah penyakit primigravida dan bila timbul pada

seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi, seperti karena

merupakan kelainan yang ditandai oleh beberapa gejala spesifik dalam

kehamilan akibat terlibatnya banyak system organ.

Preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan

preeklampsia berat. Pada hasil penelitian ibu hamil yang mederita

preeklampsia ringan sebanyak 18 (56.3%) yang dapat didiagnosis

berdasaran hasil tekanan darah sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg, kenaikan

sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi

sebagai kriteria preeklampsia, proteinuria ≥ 300 mg/jam atau ≥ 1+ dipstick,

edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema

pada lengan, muka dan perut, edema generalisasi. Pada hasil penelitian

terdapat ibu hamil yang menderita preeklampsia berat sebaanyak 14

(48,3%) responden yang dapat didiagnosis berdasarkan hasil tekanan darah

sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg. Tekanan

darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit

44
4

dan sudah menjalani tirah baring. Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+
14
dalam pemeriksaan kualitatif.

Tepat dibawah 50% dari semua dengan preeklampsia tidak menderita

hipertensi dan proteinuria sebelumnya. Diagnosis harus dipertimbangan

untuk ibu yang mungkin mengenai janin atau tanda lain seperti nyeri

,
epigaster Nyeri kepala/gangguan penglihatan,IUGR, dan edema (tidak lagi

dipertimbangkan)

Walau etiologinya masih belum jelas, hampir semua ahli sepakat

bahwa vasospasme merupakan awal preeklamsia. Vasospasme dapat

merupakan akibat kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot polos

pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas. Semua ini akan

menyebabkan kerusakan/jejas endotel, yang kemudian akan menimbulkan

ketidakseimbangan antara kadar vasokonstriktor (endotelin, tromboksan,

angiostensin dll.) dan vasodilator (nitrikoksida, prostasikin, dll.) serta

gangguan sistem pembekuan darah. Teori ini dapat menjelaskan

patogenesis penderita preeklamsia. Vasokonstriksi yang meluas akan

menyebabkan berbagai macam perubahan didalam berbagai organ/sistem

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri Sumarni (2014) pada usia

35 tahun atau lebih akan terjadi perubahan pada jaringan dan alat

reproduksi serta jalan lahir tidak lentur lagi. Pada usia tersebut cenderung

didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu, salah satunya hipertensi dan

preeklampsia. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden

menurut usia sebanyak 10 (31.3%) yang mengalami preeklampsia pada

umur >35 tahun.


4

Penelitian yang dilakukan Justita Bahari (2009) menunjukkan bahwa

sebagian besar preeklampsia dialami oleh ibu bersalin dengan usia < 20

tahun (81,82%) dan usia > 35 (66,15%).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari 32 responden terdapat 17

(53.1%) responden yang berada pada kategori Multigravida dan dan 15

(46.9%) responden yang berada pada kategori Primigravida. Dari data

tersebut dapat simpulkan bahwa mayoritas responden yang mengalami

preeklampsia adalah ibu multigravida, hal ini berbeda dengan teori yang

menyatakan bahwa kejadian preeklampsia ditemukan pada ibu

primigravida. Wanita yang baru menjadi ibu dengan pasangan baru

mempunyai resiko enam sampai delapan kali lebih mudah terkena

preeklampsia dari pada multigravida.

Teori imunologik menjelaskan secara jelas perihal hubungan gravida

atau paritas dengan insiden preeklampsia. Teori tersebut menyebutkan

blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang terbentuk pada

kehamilan pertama menjadi penyebab preeklampsia. Teori ini juga

menyebutkan karena penurunan human antigen protein G (HLA) yang

berperan penting dalam modulasi respon imun sehingga ibu menolak hasil
21
konsepsi.

2. Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)

Hasil Penelitian menunjukan dari total 32 responden didapatkan

bahwa mayoritas perilaku ibu yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium

laktat (kalk) sebanyak 20 (62.5%) dan ibu mengkonsumsi tablet kalsium

laktat (kalk) sebanyak 12 (37.5%) responden.


4

Kecukupan kalsium pada ibu hamil dipengaruhi pula dengan

keteraturan dalam mengkonsumsi kalsium tersebut. Dalam keadaan normal

sebanyak 30 – 50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorbsi oleh tubuh.

Kemampuan absorbsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun

pada proses menua, begitu pula dengan absorbsi kalsium pada trimester

tiga, yang mana pada saat itu kebutuhan kalsium diabsorbsi untuk

pembentukan dan memperkuat tulang-tulang janin. Sedangkan kekurangan

kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium dari

jaringan otot sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan terjadi

pengeluaran kalsium dari jaringan otot yang nantinya dapat meningkatkan

tekanan darah (hipertensi) dan apabila terjadi pada ibu hamil dapat

meyebabkan preeklamsi. Kalsium mempunyai fungsi dalam otot jantung

yang dapat menimbulkan peningkatan kontraksi sehingga dapat

mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup jantung yang


9
kemudian tekanan darah tersebut dapat dipertahankan.

Seperti terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

perilaku ibu mengonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) masih kurang

disiplin, terdapat 20 (62.5%) responden yang tidak mengkonsumsi tablet

kalsium laktat (kalk) dibandingkan yang mengkonsumsi tabet kalsium

laktat (kalk) sebanyak 12 (37.5%) responden.

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut


4

merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

17
Organisme – Respon.

Sesuai dengan teori diatas pada tahap stimulus yaitu ketika ibu

diberikan suplemen vitamin oleh bidan saat melakuan pemeriksaan ANC

ibu melihat dan ada rangsngan bahwa suplemen vitamin yang diberikan

khususnya tablet kalsium laktat (kalk) bentuknya besar dibandingkan

suplemen yang lain yang diberikan oleh bidan, responden juga mengatakan

bahwa pernah mendengar jika mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk)

akan menyebabkan bayi yang dilahirkannya akan besar. Pada proses

organisme yaitu ibu yang menjadi objek terjadinya suatu perilaku sehingga

pada tahap respon ibu tidak mau meminum tablet kalsium laktat (kalk)

yang akan menimbulkan resiko terjadinya gangguan kesehatan seperti

kurangnya kadar kalsium hingga terberatnya adalah resiko preeklampsia.

3. Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu

Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (Kalk)

Hasil Penelitian menunjukkan dapat dinyatakan dari 32 (100 %)

responden sebanyak 10 (31.3%) responden yang mengalami preeklampsia

ringan dengan perilaku mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) dan ibu

yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 8 (25%)

responden. Responden yang mengalami preeklampsia berat yang

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 2 (6.3%) responden

dan yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 12

(37.5%) responden.
4

Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk untuk menunjang

tulang dan gigi serta persendian. Untuk bayi kalsium juga digunakan untuk

membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi.

Kadar kalsium dalam darah ibu hamil susut sampai 5% ketimbang

wanita yang tidak hamil. Secara kumulatif, menimbun kalsium sebanyak 30

gr, dengan kecepatan 7, 110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I,

6
II, III.asupan anjuran ialah sekitar 1200 mg/hari.

Kecukupan kebutuhan kalsium, vitamin dan mineral dapat

meningkatkan antioksidan dalam darah yang nantinya dapat menurunkan

resiko preeklampsia. Peningkatan antioksidan dalam darah tersebut

menurunkan strees oksidatif yang nantinya memperbaiki difusi endotel

dalam tubuh sehingga resiko hipertensi menurun. Kalsium mempunyai

fungsi dalam otot jantung yang dapat menimbulkan peningkatan kontraksi,

sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan volume sekuncup

jantung yang kemudian tekanan darah tersebut dapat dipertahankan.

Kenaikan tekanan darah tersebut dapat terjadi karena adanya


9
ketidakseimbangan kalsium dalam tubuh.

Sedangkan kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan

dikeluarkannya kalsium dari jaringan otot sehingga menimbulkan

manifestasi sebagai berikut; keluar dari otot jantung menimbulkan

melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan volume sekuncup,

sehingga aliran darah akagnn menurun, keluar dari otot pembuluh darah

akan menimbulkan kontraksi, vasokonstriksi, dan meningkatkan tekanan


9
darah tinggi.
5

Asupan tinggi kalsium memfasilitasi peningkatan sensitivitas insulin

yang berkontribusi terhadap pengurangan tekanan darah. Bukti dari studi

epidemiologi telah mendukung hubungan antara asupan kalsium yang

19
memadai dapat menurunkan hipertensi atau mengurangi risiko.

Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet

perempuan hamil mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia/eklampsia.

Peneliti di Negara Equador Andes dengan metode uji klinik, ganda

tersamar, dengan membandingkan pemberian kalsium dan plasebo. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsium

cukup, kasus yang mengalami preeklampsia adalah 14% sedang yang diberi

glukosa 17%.

Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Marfitarini, Wuri

(2009) dengan design kasus control menunjukkan bahwa ada hubungan

antara pola konsumsi susu dengan hipertensi dalam kehamilan (p=0,014;

OR=2,545), hal ini berarti mengkonsumsi susu yang mengandung kalsium

selama kehamilan dapat menurunkan resiko hipertensi sebesar 2,545 kali.

Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden tidak

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 12 (43,8%) responden

yang mengalami preeklampsia berat.

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

menggunakan uji statistik Chi Squere dengan 32 responden dari hasil

pengolahan program komputer didapatkan nilai P Value 0.017 yang berarti

P < 0.05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima, maka penelitian ini didapatkan
5

bahwa ada hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk).


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kejadian

Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat

(Kalk) Di Wilayah Kerja Puskemas Sebengkok Tarakan terdapat hubungan

antara kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet

kalsium laktat (kalk), dengan besarnya jumlah sampel sebanyak 32 responden

maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kejadian preeklampsia yaitu preeklampsia ringan sebanyak 18 (56.3%)

dan preeklampsia berat sebanyak 14 (43.8%) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sebengkok Kota Tarakan

2. Perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk), yang

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sebanyak 12 (37.5%)

responden dan yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat kalk (kalk)

sebanyak 20 (62.5%) responden dari 32 responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sebengkok Kota Tarakan

3. Ada hubungan antara kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) di wilayah kerja Puskesmas

Sebengkok Kota Tarakan dengan hasil Chi-Squere 0.017.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil dan pembahasan

penelitianini adalah sebagai berikut :

52
53

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ibu-ibu untuk

lebih cerdas dalam menjaga kesehatan saat hamil dan rajin untuk

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk) sehingga ibu terhindar dari

komplikasi kehamilan khususnya preeklampsia

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan informasi bagi petugas

kesehatan mengenai hubungan kejadian preeklampsia dengan perilaku ibu

mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk), sebagai upaya preventif bagi

ibu hamil untuk meminum tablet kalsium laktat (kalk) dengan rutin dan

memberikan konseling kepada ibu hamil mengenai manfaat kalsium dan

dampak jika kekurangan kalsium serta menganjurkan ibu hamil untuk

mengkonsumsi makanan yang mengadung kalsium untuk menghindari

terjadinya preeklampsia

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk

penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan di

institusi pendidikan kebidanan dalam hal hubungan kejadian preeklampsia

dengan perilaku ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk).

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan

pengetahuan dan dapat diaplikasikan dalam melaksanakan tugas sebagai

bidan untuk mencegah kejadian preeklampsia.


DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. dr. Mochamad Anwar, MMedSc, SpOG(K), Prof. dr. Ali Baziad,

Dr.med, SpOG(K), Prof. Dr. dr. R. Prajitno Prabowo, SpOG(K). Ilmu

Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo ; 2011

2. Anita Lockhart RN.MSN, Dr,Lyndon Saputra.Asuhan kebidanan kehamilan

Fisiologi dan Patologis.Tangerang Selatan : Binarupa Aksara ; 2014

3. Artikasari Kurniawati,2009.Hubungan Antara Primigravida Dengan

Preeklampsia/Eklampsia Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta, Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

4. Romlah Siti. Pengaruh Rebusan Biji Ketumbar Sebagaipenurun Hipertensi

Pada Ibu Hamil Di Desa Jabon Kecamatan Mojo Anyar Mojokerto: 2015

5. Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. Profil Kesehatan Prov.Kaltim Tahun

2013 ; 2014

6. Siti Muliawati dan Tri Lestari.Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi

Kronis Di Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun

2012, Infokes, Vol. III No. 3 : 2013

7. Lisa Kusuma Wati, 2012, Hubungan Antara Preeklampsia/Eklampsia Dengan

Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di RSUD Dokter Soedarso

Pontianak Tahun 2012. Naskah publikasi Fakultas Kedokteran Universitas

Tanjungpura Pontianak.

8. Prof. dr. Abdul Bari, dr. George Adriaansz, SpOG, Prof. Dr. Gulardi Haifa

Wiknjosastro, SpOg, dr. Djoko Waspodo, SpOG.Buku Acuan Nasional


Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo) ; 2006

9. Nur Rahmawati Sholihah dan Evi Nurhidayati. The Correlation Of Calcium

Consumption With Preeklamsia Incidence For Pregnant Women Tm III In

Rsu Pku Muhammadiyah Yogyakarta 2010

10. Penni Simkin P.T, Janet whalley. R.N.,B.S.N, Ann Keppler. R.N.,M.N.

Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan Dan Dan Bayi.: 2007.

11. Ai yeyeh rukiah, S.SiT,MKM. Dkk,. diktat asuhan kebidanan 1 (kehamilan)

: 2009

12. Prof. dr. Abdul Bari, dr. George Adriaansz, SpOG, Prof. Dr. Gulardi Haifa

Wiknjosastro, SpOg, dr. Djoko Waspodo, SpOG..Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo ; 2006

13. Nugroho, Taufan.Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan.Yogyakarta : Nuha Medika

; 2014

14. Prof. Dr. Djamhoer Martaadisoebrata, dr., SpOG(K), MSPH, Prof. Dr.

Firman F. Wirakusumah, dr., SpOG(K), Prof. Dr. Jusuf S. Effendi, dr.,

SpOG (K). Obstetri Patologi Edisi 3. Jakarta : EGC ; 2013.

15. Santana Daniel.Kamus Lengkap Kedokteran. Jakarta:Mega Aksara ; 2007

16. Chapman, Vicky.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta :

EGC : 2006

17. Notoatmojo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Dan Ilmu

Perilaku.Jakarta.Rineka Cipta ; 2007


18. Dr.arisman,MB.Buku Ajar Ilmu Gizi:Gizi dalam daur kehidupan

edisi.Jakarta : EGC ; 2009

19. Rosihan Anwar. Konsumsi Buah Dan Sayur Serta Konsumsi Susu Sebagai

Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Di Puskesmas S. Parman Kota

Banjarmasin. Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1, Banjarmasin : 2014

20. Alimul Hidayat A. Aziz. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika ; 2007

21. Siti Muliawati dan Tri Lestari. Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi

Kronis Di Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun

2012, Infokes, Vol. III No. 3 ; 2013


L
A
M
P
I
R
A
N
LampiraLnam1 pira
KEMENfERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TING
UNIVERSIT AS BORNEO TARAK.AN n 1
FAKUL TAS ILMU KESEHATAN
Jalan Amal Lama, Nomor I, Kelurahan Pantai Amal, Kola Tarakan, 77123.
Telcpon: 0551-5507023. Faksimili: 0551-2028655, 2052558. Po Box 170.
e-mail: ubt'@borneo.ac.id. Laman: \V\vw.J>Qr.ru:.o.J!cjd

Nomor 055/UNS l.8/KM/2016 04 Mei 2016


Lampi ran
Perihal Pennohonan ljin Pengambilan Data

Kepada Yth,
Kepala Puskesmas Sebengkok

Sehubungan dengan mahasiswa Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Borneo Tarakan yang akan melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir(LTA) An:
1. Nirwana
NPM. 13701010022
Judul: Rubuogan Kejadian Preeklampsia Deogan Peribku lbu mengkonsumsi
Tablet Kalsium Lactat (KALK)
Data : lbu Preeklampsia

maka bcrsama ini karni sarnpaikan pennohonan agar kiranya dapat diberikan ijin untuk dapat
mengambil data pada Instansi yang Bapak/lbu pimpin.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan Kerjasamanya diucapkan terima kasih.

r,_mbu,..,.:
l Ars,p
@
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Lampiran 2
UNIVERSITASBORNEO TARAKAN
FAKUL TAS ILMU KESEHA TAN
Jalan Amal Lama,Nomor 1, Kelurahan Pantai Amal, Kota Tarakan, 77123.
Telepoo: 0551-5507023. Faksimili: 0551-2028655, 2052558. Po Box l 70.
e-mail: ubt@borneo.ac.id. Laman: www.bornco.ac.id

Nomor 056/UN 5 I .8/KM/2016 04 Mei 2016


Lampiran
Perihal Permohonan Ijin Meneliti

Kepada Yth,
Kepala Puskesmas Sebengkok

Sehubungan dengan mahasiswa Jurusan Kebidanan Fakultas llmu Kesehatan Universitas


Q Borneo Tarakan yang akan melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir (LTA) An:
1. Nirwana
NPM.13701010022
Judul : Hubungan Kejadiao PreekJampsiaDeogan Perilaku lbu mengkoosumsi
Tablet Kalsium Lactat (KALK)

maka bersama ini kami sampaikan pennohonan agar kiranya dapat diberikan ijin untuk dapat
melakukan penelitian pada lnstansi yang Bapak/Ibu pimpin.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan perkenannya diucapkan terima kasih.

smana, p
'l:::.:::_~=:::==:::':fl/760213 1 99903 I 002
Tembusan :
l. Arsip
Lampiran 3
»~KEl\!ENTERlAN RJSF.T, TEKNOLOGI DAN PENDlDIKAN TINGGI
Jllflt . UNJV ft:RSIT AS BORNEO T ARAKAN
~
Jalan A.,.,, Lama, Nornor I, Kclurahan Panrai Amal, Kola Tarakar., 77123.
Telcpon: 0551-5507023. Faksimili: 0551-2028655, '.!052558. Po 13ox 170.
e-mail. u_hr.!.' bnrm:_n ai.: _i_t,I. Laman: \\WW 1,9.n1n1~,_1.:.1.J

Nomor 1 Ij7UN51.8/KM/2016 03 Juni 2016


Lampiran
Perinal Permohonan Tjin Penelitian

Yth, Walikota Taraknu


UP. Kepala Sadan Kesbangpol

Sehubungan dengan mahasiswa Jurusan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Borneo Tarakan yang akan rnelaksanakan penclitian untuk menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir {LTA, atas nama scbagai berikut :
·-- ·-


NO NAMA
I
I NPM JUD UL TEMP AT
PENELITIAN
'--·-'- ---
Asmer'i
·-
t:.701010031 Deskrrpsi Lama Pcnyembuhan Luka
Jahit Perineum Dengan dan Tanpa Sebengkok dan
Anastesi D1 Puskesmas sebngkok dan
Puskesmas Gunung Lingkas Kola Lingka.s
Tarakan
~-- "kn Putri 13,01010045 Hubungan Metode Am :norc Laktasi Pusi.esmas Cunung
12. Aprilya
Mulyani
Dcngan Kejadian Kehamilan Pada lbu
Postpartum 6 bulan D Puskesmas
Lingkas

GU"UD!? Linzkas
r 3. Nirwana 1370Jel0022 Hubungan Kejadian Preeklampsia Puskcsmas

l_J
I Lengan Pcrilaku lbu mengkonsumsi Sebengkok
Tablet Kalsium Laktat (Kalk) Di wilayah
! Kerja Puskesmas Seben!?kok

maka bersarna ini kami sampaikan permohonan agar kiianya dapat diberikan ijin untuk dapat
mengadakan Penelitian.

Tembuson :
1 Arsip
,..
PEMERINT AH KOT A TARAKAN

~~~!~~~t~~J Po~ ~0LITIK


~ u11.4
Lampiran 4
BADMi 1 0~~3 1

T A R A K A N ( Kode Pos 77121 )

REKOMENDASI PENELITIAN
NOMOR : 070/047/KESBANGPOL

Membaca Surat Pjs Dekan Fakultas llmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
Nomor 115/UN51.8/KM/2016 Tanggal 03 Juni 2016 Tentang
Permohonan lzin Penelitian

Mengingat 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan


Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan;
2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3 Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2001 tentang
Orgamsasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
5. Keputusan Menteri Dalam Negen Nomor SD. 6 / 2 I 12 tanggal 5 Juli
1972 tentang Riset dan Survei diwajibkan melaporkan diri kepada
Gubernur KOH atau Pejabat yang ditunjuk;
6. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Bappeda, lnspektorat dan Lembaga
Tekms Daerah Kota Tarakan;
7. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 08 tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kola
Tarakan;
8. Surat Edaran Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor :
067/8613/0rg tanggal 19 Desember 2001 tentang Rekomendasi
Penelitian;
9. Surat Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Kalimantan Timur Nomor : 070/085/111/Litbang tanggal 20 Februari
2002 tentang Rekomendasi Penelitian;
10. Keputusan Walikota Tarakan Nomor 44 Tahun 2003 tentang Buku
Pedoman Pelayanan lnformasi dan Prosedur Tetap di Lingkungan
Pemerintah Kola Tarakan.

Memperhatikan Permohonan yang bersangkutan

Nama NIRWANA

NPM 13701010022

Program Studi Kebidanan

Alamat JI. Mulawarman RT. 18 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kecamatan


Tarakan Barat Kola Tarakan
Telp. 082341194999

Pekerjaan Mahasiswi

Kebangsaan Indonesia

Judul Proposal : "Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku lbu Mengkonsumsi


Tablet Kalsium Laktat (Kalk) di Wilayah Kerrja Puskesmas Sebengkok•

Lama Penelitian : 09 Juni 2016 s/d 30 Juli 2016


Daerah Penelitian · Kota Tarakan

Peng1kut

Penanggung iwb Pis Dekan Fakultas llmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Maksud & Tujuan Sesuai dengan Proposal Penehtran

Akan melakukan kegiatan penelitian dengan ketentuan sebagai berikut:


1 Dalam melakukan kegiatan penehtian pada Sadan. Dinas, Kantor, lnstansi atau Lembaga
serta penelitran lapangan agar melaporkan kedatangannya kepada pimpinan Sadan,
Dmas, Kantor, lnstansi atau Lembaga setempat.
2 Tidak dibenarkan mengadakan penelitian yang tidak sesuai/tidak ada kaitannya dengan
judul penelman dirnaksud
3. Harus mentaati semua ketentuan yang berlaku serta mengindahkan adat--istiadat
setempat
4 Apabila masa berlaku surat rekomendasi ini sudah berakhir, sedangkan pelaksanaan
penelitran belum selesai, dapat d1perpanjang setelah melaporkan ke Pemerintah
Kola Cq. Sadan Kesbang, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kola Tarakan disertai
dengan alasan-aiasan/keterangan bahwa pelaksanaan penelitian tersebut tidak
selesai pada waktu yang ouentuken
5 Sebelum mengadakan penehtian, wajtb berkcnsultasi dalam masalah-masalah teknis
penehtian kepada Kepala Bappeda Kota Tarakan
6 Surat rekomendasi 1ni akan dicabut kembali dan dmyatakan tidak berlaku, apabila
ternyata pemegang surat rekomendas, trdak mentaau/menqmdahkan ketentuan-
ketentuan tersebut di atas
7 Setelah mengadakan penelman harap melaporkan hasilnya kepada Walikota Tarakan
Cq Kepala Sadan Kesbang, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Tarakan.

Dikeluarkan d1 Tarakan.
Pada Tanggal 08 Juru 2016

H. AGUS SUTA TO S.Sos M.AP


PEMBINA TAMA MUDA
NIP.196806041988031 010

TEMBUSAN:
1 Walikota I Wakil Walikota Tarakan ( sebagai laporan)
2 Kepala Bappeda Kota Tarakan
3 Kepala Dmas Kesehatan Kota Tarakan
4 Kepala Puskesmas Sebengkok
5. Sdr. N1rwana
Lampiran 5

INFORMED CONSENT PERSETEJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama

Umur

Alamat

Menyatakan, bersedia menjadi responden dalam penelitian ini secara sadar dan

tanpa paksaan.

Responden,

( )
Lampiran

CHECKLIST PENELITIAN

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN PERILAKU IBU


MENGKONSUMSI TABLET KALSIUM LAKTAT (KALK)

No. Responden :

Usia :

Paritas : Primigravida Multigravida

Tanggal Pengambilan Data :

A. Checklis Pengambilan Data


1. Preeklampsia Ringan
a. TD ≥ 140/90 mmHg
b. Proteinuria (+)/(-)
c. Oedema (Wajah/Tungkai/Ekstremitas)
2. Preeklampsia Berat
a. TD ≥ 160/1100 mmHg
b. Proteinuria (++/+++)
c. Oedema (Wajah/Tungkai/Ekstremitas)

B. Checklist Perilaku Ibu Mengkonsumsi Tablet Kalsium Laktat (kalk)


No Pernyataan Ya Tidak

1 Ibu mengkonsumsi tablet kalsium laktat (kalk)


Lampiran

Master Tabel
Hubungan Kejadian Preeklampsia Dengan Perilaku Ibu Mengkonsumsi
Tablet Kalsium Laktat (Kalk)
Perilaku Ibu
Mengkonsumsi
No Inisial Nama Usia Paritas Preeklampsia Tablet Kalsium
Latat (Kalk)
1 Ny.D 26 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
2 Ny.S 25 Multigravida Preeklampsia Ringan Tidak
3 Ny.A 34 Multigravida Preeklampsia Ringan Tidak
4 Ny.I 25 Primigravida Preeklampsia Ringan Ya
5 Ny.Y 39 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
6 Ny.P 28 Primigravida Preeklampsia Ringan Ya
7 Ny.R 37 Multigravida Preeklampsia Ringan Tidak
8 Ny.S 35 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
9 Ny.I 37 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
10 Ny.M 43 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
11 Ny.H 37 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
12 Ny.W 37 Multigravida Preeklampsia Berat Ya
13 Ny.E 36 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
14 Ny.N 34 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
15 Ny.B 35 Multigravida Preeklampsia Berat Ya
16 Ny.S 21 Primigravida Preeklampsia Berat Tidak
17 Ny.N 35 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
18 Ny.A 32 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
19 Ny.S 40 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
20 Ny.N 25 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
21 Ny.H 37 Multigravida Preeklampsia Ringan Ya
22 Ny.B 31 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
23 Ny.O 33 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
24 Ny.Y 21 Primigravida Preeklampsia Ringan Tidak
25 Ny.H 26 Primigravida Preeklampsia Ringan Tidak
26 Ny.M 21 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
27 Ny.H 30 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
28 Ny.M 29 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
29 Ny.Y 31 Multigravida Preeklampsia Ringan Tidak
30 Ny.S 22 Primigravida Preeklampsia Ringan Tidak
31 Ny.T 42 Multigravida Preeklampsia Ringan Tidak
32 Ny.K 34 Multigravida Preeklampsia Berat Tidak
Lampiran
Frequencies
Statistics
Perilaku ibu
mengkonsumsi Tablet
Kejadian kalsium laktat
Preeklamsia
N Valid 32 32
Missing 0 0
Median Minimum Maximum 1.00 2.00
Percentiles 25 1 1
50 2 2
75 1.00 1.00
1.00 2.00
2.00 2.00
Frequency Table
Kejadian Preeklamsia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Preeklampsia Ringan 18 56.3 56.3 56.3
Preeklampsia Berat Total 14 43.8 43.8 100.0
32 100.0 100.0

Perilaku ibu mengkonsumsi Tablet kalsium laktat


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya Tidak 12 37.5 37.5 37.5
Total 20 62.5 62.5 100.0
32 100.0 100.0
Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kejadian
Preeklamsia *
Perilaku ibu
32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
mengkonsumsi
Tablet kalsium
laktat
Kejadian Preeklamsia * Perilaku ibu mengkonsumsi Tablet kalsium laktat Crosstabulation
Perilaku ibu mengkonsumsi
Tablet kalsium laktat
Ya Tidak Total
Kejadian Preeklamsia Preeklampsia Ringan Count 10 8 18
Expected Count 6.8 11.3 18.0
% of Total 31.3% 25.0% 56.3%
Preeklampsia Berat Count 2 12 14
Expected Count 5.3 8.8 14.0
% of Total 6.3% 37.5% 43.8%
Total Count 12 20 32
Expected Count 12.0 20.0 32.0
% of Total 37.5% 62.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.723 1 .017
Continuity Correction
b 4.097 1 .043
Likelihood Ratio Fisher's 6.126 1 .013
Exact Test .028 .020
Linear-by-Linear Association 5.544 1 .019
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 9
Lampiran

Foto Saat Di Puskesmas Sebengkok


Lampiran

Foto Saat Melakukan Pengambilan Data Dan Wawancara

Anda mungkin juga menyukai