Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

PENGARUH SENAM KAKI LANSIA TERHADAP TINGKAT


STRES LANSIA DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS
KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

SULASTRI LAUSA
1731 45 105 016

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021
SKRIPSI

PENGARUH SENAM KAKI LANSIA TERHADAP TINGKAT STRES


LANSIA DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KECAMATAN
MANGGALA KOTA MAKASSAR

Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan

SULASTRI LAUSA
1731 45 105 016

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil penelitian dengan judul :

PENGARUH SENAM KAKI LANSIA TERHADAP TINGKAT STRES


LANSIA DI PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS KECAMATAN
MANGGALA KOTA MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh :

SULASTRI LAUSA
1731 45 105 016

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi


Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megaresky

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing II

Kurniawan Amin, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Ika Wirva Warawanti, S.Gz.,M.Si


NIDN. 0905058606 NIDN. 0923059102

Mengatahui,
Ketua program studi

Sudirman Efendi, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0913068603

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Segala

limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengann Judul : “Pengaruh Senam Lansia terhadap Tingkat Stress

Sansia”, yang dibuat dan disusun karena merupakan salah satu persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan.

Selama dalam proses pendidikan dan penyusunan proposal ini penulis

banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih

dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. selaku Pembina YPI Mega

Rezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. dr. H. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku

Rektor Universitas Megarezky.

4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan.

5. Bapak Syaiful, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Ners.

6. Bapak Kurniawan Amin, S.Kep. Ns., M.Kep., Selaku Pembimbing 1 yang

penuh kesabaran dan keikhlasan dalam meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam mendorong penyelesaian proposal ini.

iv
7. Ibu Ika Wirya Wirawanti, S.Gz., M.Si, Selaku Pembimbing II yang sabar

dalam memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan proposal ini.

8. Bapak Achmad Indra Awaluddin, S.Kep.,Ns.,M.Kes, Selaku penguji yang

meluangkan waktu bimbingan dan membantu dalam mendorong

penyelesaian proposal ini.

9. Terkhusus penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta Karto lausa dan

Ibunda tercinta Jamila serta seluruh keluarga besar penulis atas segala

perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta doa restunya yang luar biasa

selama ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penyusunan proposal ini masih jauh dari

sempurna,untuk itu dengan hati terbuka penulis siap menerima kritik dan saran

dari pihak manapun yang konstruktif dan sifatnya membangun untuk

kesempurnaan penulis yang akan datang.

Makassar, Juni 2021

Penelit

v
ABSTRAK

Sulastri Lausa, 173145105016, Pengaruh Senam Kaki Lansia Terhadap


Tingkat Stres Lansia Di Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan Manggala
Kota Makassar (Dibimbing oleh Kuriawan Amin dan Ika Wirya Wirawanti)

Latar Belakang Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang


menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain- lain.
Seseorang yang mengalami stress dapat dilihat dari perubahan- perubahan
yang terjadi pada kondisi fisiknya

Penelitia ini bertujuan diketahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat


stres di Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan Mangala Kota Makassar.

Metode Penelitian sampel penelitian ini sebanyak 32 pasien yang


diperoleh dengan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisa yang digunakan analisa univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-square.
Dari hasil analisa statistic dengan Uji Chi Square diperoleh nilai p=0,042
yang berarti lebih kecil dari nilai α=0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti ada
pengaruh senam kaki lansia terhadap tingkat stres lansia di Puskesmas Antang
Perumnas Kecamatan Manggala Kota Makassar

Kata Kunci : Sebelum Seman, Sesudah Senam, Tingkat Stres

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PERSETUJUAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

E. Ruang Lingkup / Batasan Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Landasan Teori Penelitian 6

1. Tinjauan Umum Tentang Senam Kaki Lansia 6

a. Definisi Senam Lansia 6

b. Prinsip Senam Lansia 8

c. Jenis- Jenis Senam Lansia 8

d. Manfaat Senam Kaki Lansia 9

vii
2. Tinjauan Umum Tentang Lansia 12

a. Defenisi Lanjut Usia 12

b. Batasan Lanjut Usia 12

c. Tipe Lanjut Usia 13

3. Tinjauan Umum Tentang Stres 15

a. Definisi Stres 15

b. Macam-Macam Stresor (Penyebab Stres) 16

c. Tanda dan Gejala Stres 20

d. Klasifikasi Stres 21

e. Tingkatan Stres 22

B. Kerangka Konseptual Penilitian 24

C. Hipotesis 25

D. Variabel 25

E. Definisi Operasional 27

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Desain Penelitian 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

C. Populasi dan Sampel 30

D. Teknik Sampling 31

E. Instrumen Pengumpulan Data 32

F. Analisa Data 33

G. Etika Penelitian 34

viii
BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN 37

A. Gambaran Umum Lokasi Penilitian 37

B. Hasil Penelitian 38

C. Pembahasan 42

D. Keterbatasan Penelitian 47

BAB V PENUTUP 48

A. Kesimpulan 48

B. Saran 48

DAFTAR PUTAKA 50

LAMPIRAN – LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Skema Kerangka Konseptual Penilitian 24

x
DAFTAR TABEL

Defisini Operasional 27

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden 38


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden 38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden 39
Tabel 4.4 Disitribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Sebelum
Senam Kaki Pada Lansia Di Puskesman Antang Perumnas
Kacamatan Manggala Kota Makassar 39
Tabel 4.5 Disitribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Sesudah
Senam Kaki Pasa Lansia Di Puskesman Antang Perumnas
Kacamatan Manggala Kota Makassar 40
Tabel 4.6 Pengaruh Senam Kaki Lansia Terhadap Tingkat Stres
Lansia Di Puskesmas Antang Perumnas
Kecamatan Manggala Kota Makassar 41

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Lembar Consent

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 22

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Lembaga Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat (LPPM) ke Instansi Tempat Penelitian

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari PTSP Makassar

Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian dari Instansi

Tempat Penelitian

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 9 Tabulasi Data

Lampiran 10 Biodata Penulis

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lansia

Merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.

WHO pada tahun 1999 menjelaskan tentang batasan lansia yang

terbahi menjadi tiga, yaitu elderly antara usia 60 sampai 74 tahun,

old anyanra 75 sampai 90 tahun, dan very old usia 90 tahun keatas

(Kholifah, 2016).

Penduduk lanjut usia (lansia) merupakan bagian dari anggota

keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya

sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Menurut sensus

penduduk di Indonesia jumlah penduduk total adalah 147,3 juta. Dari

angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) berusia sekitar 50

tahun ke atas dan 6,3 juta orang (4,3%) berusia 60 tahun ke

atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822.831 (13,06%) orang tergolong

jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus

sesuai undang-undang bahkan dipelihara oleh negara. Pada tahun

2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari

seluruh penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan

hidup 65-70 tahun dan pada tahun 2020 akan meningkat menjadi

11,09% (29.120.000 lebih) dengan umur harapan hidup 70-75 tahun

1
2

(Nugroho, 2000). Peningkatan ini memang terus berlanjut terbukti

dari data statistik BPS mengenai populasi lansia di Indonesia

tahun 1990 hingga 2025 mencapai 41,4 % tertinggi di 50 negara di

dunia (Luh Mea, 2018).

Stres adalah kejadian eksternal serta situasi lingkungan yang

membebani kemampuan adaptasi individu, terutama berupa beban

emosional dan kejiwaan (Tamher dan Noorkasiani, 2009 dalam Putri,

2012). Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan

tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain- lain. Seseorang yang

mengalami stress dapat dilihat dari perubahan- perubahan yang terjadi

pada kondisi fisiknya. Keluhan yang sering dirasakan pada orang yang

mengalami stress adalah pemarah, pemurung, cemas, sedih, pesimis,

menangis, mood atau suasana hati sering berubah- ubah, harga diri

menurun atau merasa tidak aman, mudah tersinggung, mudah

menyerah pada orang dan mempunyai sikap bermusuhan, mimpi

buruk, serta mengalami gangguan konsentrasi dan daya ingat

(Hawari, 2007 dalam Marini, dkk., 2015). Bila tidak diatasi dengan

tepat, akan menimbulkan gangguan sistem, timbulnya penyakit, dan

manifestasi klinik. Stres dapat dialami oleh setiap orang, termasuk

juga lansia (Bunga, 2018).

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan bahwa pada tahun 2017 terdapat 1.489.011 dalam

satu Kota Makassar sedangkan pada tahun 2020 jumlah penduduk


3

Kota Makassar sebanyak 9 Juta Jiwa yang terdiri dari 4,50% Laki-

laki dan 4,56% Perempuan. Sedangkan penduduk lansia pada tahun

2017 sebanyak 6,07% dan pada tahun 2020 sebanyak 6,55% jiwa

lansia yang ada di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Kelurahan Antang merupakan satu diantara Kelurahan di

Kecamatan Manggala Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Posisi

Antang berada pada sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan

Batua, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bangkala,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bitoa dan Sebelah Barat

berbatasan dengan Kelurahan Borong. Luas wilayah Antang sekitar

kurang lebih 3,588 Km dan terdiri dari 6 RW dan 40 RT.

Berdasarkan data bulanan yang di ambil dari Puskesmas

Antang Perumnas selama enam bulan terakhir dari bulan Januari

sampai Juni 2021 Terdapat Jumlah pra lansia sebanyak 136 dan

lansia 314 yang terdata di Puskesmas Antang Perumnas. Maka dari

itu peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian di Puskesmas Antang

Perumnas dimana Puskesmas tersebut terdapat lansia berumur 60+

Populasinya cukup banyak dari hasil survey peneliti mendapatkan

jumlah orang dengan lansia 60+ sebanyak 157 yang terdiri dari 70

yang berjenis kelamin laki-laki dan 85 berjenis kelamin perempuan

di Puskesmas Antang Perumnas. Maka dari itu peneliti mengangkat

judul “Pengaruh senam lansia terhadap tingkat stress lansia” di

Puskesmas Antang Perumnas Kec.Manggal Kota Makassar. Karena


4

peneliti ingin apakah ada pengaruh senam lansia pada terhadap

tingkat stres lansia dipuskesmas antang perumnas kecamatan

Manggala kota Makassar.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumsan

masalah dari penelitian ini adalah “Ada Pengaruh antara Senam

Lansia terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Puskesmas Antang

Perumnas?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat stres di

Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan Mangala Kota Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui tingkat stres pada lansia sebelum dilakukan

senam lansia di Puskesmas Antang Perumnas.

b. Diketahui tingkat stres pada lansia setelah dilakukan

senam lansia di Puskesmas Antang Perumnas.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi pendidikan keperawatan

Penelitian ini dapat berguna sebagai penambah informasi

dalam melihat bagaimana pengaruh senam lansia terhadap

tingkat stress pada lansia.


5

b. Bagi pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat berguna untuk lebih meningkatkan

pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan kepada lansia,

karena biasanya lansia lebih rentan mengalami stres.

c. Bagi penelitian keperawatan

Sebagai penambah informasi dalam penelitian selanjutnya.

Semoga penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi untuk peneliti selanjutnya

E. Ruang Lingkup / Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi sarjana

ilmu keperawatan fakultas keperawatan dan kebidanan yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap tingkat stress

lansia. Instrument penelitian berupa kuesioner Subyek yang diteliti

adalah lansia di wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

4. Tinjauan Umum Tentang Senam Kaki Lansia

e. Definisi Senam Lansia

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang

teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh lansia

yang dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan

kemampuan fungsional raga. Senam lansia adalah olahraga

ringan yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan, yang

dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan

membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar,

karena senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat,

mendorong jantung bekerja secara optimal dan membantu

menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran dalam

tubuh (Agustia, 2013).

Menurut Hasibuan (2014) dan Agustia (2013),

manfaat senam kaki lansia dapat dirasakan secara

fisiologis, psikologis , dan social, sebagai berikut :

1) Manfaat fisiologis

Dampak langsung dapat membantu: mengatur

kadar gula darah, merangsang adrenalin dan

6
7

noradrenalin, peningkatan kualitas tidur. Dampak

jangka panjang dapat meningkatkan: daya tahan

aerobik/ kardiovaskuler, kekuatan otot rangka,

kelenturan, keseimbangan dan koordinasi gerak

sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan

(jatuh), kelincahan gerak, daya tahan tubuh

meningkat.

2) Manfaat psikologis

Dampak langsung dapat membantu:

memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan

dan kecemasan, meningkatkan perasaan senang.

Dampak jangka panjang dapat meningkatkan:

kesegaran jasmani dan rohani secara utuh,

kesehatan jiwa, fungsi kognitif, penampilan dan

fungsi motorik, keterampilan.

3) Manfaat social

Dampak langsung dapat membantu:

pemberdayaan usia lanjut, peningkatan integritas

sosial dan kultur. Dampak jangka panjang

meningkatkan: keterpaduan, hubungan

kesetiakawanan sosial, jaringan kerjasama sosial

budaya, kegiatan antar generasi.


8

f. Prinsip Senam Lansia

Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah)

Bersifat progresif (bertahap meningkat)

Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan

Lama latihan berlangsung 15-60 menit

Dilakukan 2- 3 kali/minggu.

g. Jenis- Jenis Senam Lansia

Jenis- jenis senam lansia, meliputi:

1) Senam Osteoporosis

Bermanfaat untuk mencegah dan mengobati

terjadinya pengeroposan tulang.

2) Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

Senam kesegaran jasmani adalah suatu latihan

fisik untuk meningkatkan kualitas kesegaran jasmani

pada lansia.

3) Senam Kegel

Senam kegel adalah latihan kontraksi otot dasar

panggul secara aktif yang berguna untuk meningkatkan

kekuatan otot dasar panggul.


9

4) Senam Otak

Senam otak merupakan sejumlah gerakan

sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-

bagian otak, meningkatkan kemampuan berbahasa dan

daya ingat, dan juga memaksimalkan fungsi otak.

5) Senam Kaki

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan

untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki. Gerakan-

gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran

darah di kaki, memperkuat otot kaki, mencegah

terjadinya kelainan bentuk kaki, dan mempermudah

gerakan sendi kaki.

h. Manfaat Senam Kaki Lansia

Manfaat senam kaki diantaranya, membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki, mencegah

terjadinya luka, memperkuat otot kaki, mencegah terjadinya

kelainan bentuk kaki, dan mempermudah gerakan sendi

kaki.

Prosedur Pelaksanaan Senam Kaki Lansia

1) Pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki

menyentuh lantai.
10

2) Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua

belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan

kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10

kali.

3) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai,

angkat telapak kaki ke atas. Kemudian sebaliknya

pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan

dilantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas.

Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki

kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10

kali.

4) Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian

ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat gerakan

memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

5) Jari-jari kaki diletakkan dilantai.Kemudian tumit

diangkat dan buat gerakan memutar dengan

pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10

kali. 14.

6) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu

gerakan jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan

kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.

Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.


11

7) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian

angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari

kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.

Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.

8) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan

posisi tersebut. Kemudian gerakan pergelangan kaki

kedepan dan kebelakang.

9) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada

pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki

angka 0 sampai 9, lakukan secara bergantian.

10) Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk

kertas koran tersebut menjadi seperti bola dengan

kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut

menjadi lembaran seperti semula menggunakan

kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya

sekali saja.

a) Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu

pisahkan kedua bagian koran tersebu.

b) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi

kecil-kecil dengan kedua kaki.

c) Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-

sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu


12

letakkan sobekkan kertas pada lembar koran

lain15.

d) Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi

dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi

bentuk bola

5. Tinjauan Umum Tentang Lansia

d. Defenisi Lanjut Usia

Menurut UU No 13 tahun 1998, lanjut usia

(lansia) adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun

ke atas. Asfriyati (2015), lansia adalah individu yang

dapat dilihat perubahannya dalam tiga proses yaitu

biologis, sosial, dan psikologis, mengalami perubahan

peran dalam status sosial dan fungsionalnya.

e. Batasan Lanjut Usia

Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang

batasan lansia diantaranya sebagai berikut:

Maryam, dkk (2010), mengelompokkan lansia

menjadi Pralansia (Prasenilis), yaitu seseorang yang

berusia antara 45-59 tahun; Lansia adalah seseorang

yang berusia 60 tahun atau lebih lansia risiko tinggi,

yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau

seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan


13

masalah kesehatan lansia potensial ialah lansia yang

masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang

dapat menghasilkan barang dan jasa lansia tidak potensial

merupakan lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

World Health Organization (WHO)

mengelompokkan lansia menjadi beberapa bagian, yaitu,

usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45 –

59 tahun, usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60 - 74

tahun, usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia 75 – 90

tahun,

f. Tipe Lanjut Usia

Menurut Maryam, dkk (2010) beberapa tipe pada

lanjut usia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Tipe

tersebut antara lain:

1) Tipe Bijaksana

Kaya dengan pengalaman, menyesuaikan diri

dengan perubahan zaman, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, dan menjadi penutan.


14

2) Tipe Mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan

yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan

teman bergaul.

3) Tipe Tidak Puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan

sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, pengkritik dan banyak menuntut.

4) Tipe Pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, ringan

kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

5) Tipe Bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan

diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

Menurut tingkat kemandiriannya dimana

dinilai dari kemampuannya untuk melakukan

aktivitas sehari-hari (Indeks Kemandirian Katz),

para lansia dapat digolongkan menjadi tipe:

a) Lanjut usia mandiri sepenuhnya.

b) Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung

keluarganya.
15

c) Lanjut usia mandiri dengan bantuan secara

tidak langsung.

d) Lanjut usia dengan bantuan badan sosial.

e) Lanjut usia di Panti Werdha.

f) Lanjut usia yang dirawat di rumah sakit.

g) Lanjut usia dengan gangguan mental.

6. Tinjauan Umum Tentang Stres

f. Definisi Stres

Sunaryo (2015) menyatakan bahwa stres adalah

reaksi tubuh terhadap tuntutan kehidupan karena

pengaruh lingkungan tempat individu berada. Lazarus dan

Folkman (1987, dalam Wijayaningsih, 2014) stress sebagai

transaksi, stres adalah hubungan tertentu antara individu

dengan lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai

sesuatu yang melebihi sumber daya dan membahayakan

kesehatannya. Wijayaningsih (2014) menyatakan bahwa

stress dapat terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri

kita tidak terpenuhi.

Simbolon (2013), stress merupakan suatu keadaan

yang timbul apabila seseorang berinteraksi dan

bertransaksi dengan situasi-situasi yang dihadapinya

dengan cara-cara tertentu yang menimbulkan tekanan,


16

perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain yang

dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu

di dalam lingkungan tersebut. Maryam, dkk (2010), stres

adalah kondisi yang dialami oleh seseorang sebagai respon

terhadap adanya perubahan dalam kondisi normal.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

stres adalah suatu peristiwa atau pengalaman yang

mengancam ataupun membahayakan individu yang

bersumber dari sistem biologis, psikologis dan sosialnya

g. Macam-Macam Stresor (Penyebab Stres)

Stimulasi yang menyebabkan stres atau mencetuskan

perubahan disebut stresor. Menurut Wijayaningsih (2014),

macam-macam stresor yaitu:

1) Stresor Pribadi

Kepribadian dan persepsi memainkan peranan

penting terhadap tinggi rendahnya stres. Contohnya, saat

seseorang mempersepsikan bahwa perceraian itu adalah

sesuatu yang sangat menyakitkan dan tidak ada jalan

keluarnya, maka individu akan merasakan semakin stres.

Sumber stres bisa juga berupa perubahan tempat kerja/

pindah kerja, menikah, atau peristiwa traumatik.


17

2) Stresor Pekerjaan

Profesi-profesi tertentu ternyata mempunyai

potensi menimbulkan stres lebih besar dibanding

profesi lainnya. Contohnya, polisi di jalanan, pemadam

kebakaran saat terjadi kebakaran di suatu tempat, dokter

saat menangani pasien yang sedang dalam kondisi darurat

dan sangat membutuhkan pertolongan cepat, dan

sebagainya.

Tumpukan pekerjaan yang menggunung, tempat

kerja yang tidak aman, gaji yang rendah, hubungan

dengan atasan dan partner kerja yang kurang harmonis,

pekerja yang tidak sesuai dengan minat dan bakat, dan

ketidakleluasaan mengeluarkan ide dan pendapat adalah

beberapa bentuk pemicu dalam pekerjaan yang dapat

menyebabkan stres yang disadari maupun tidak,

yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas

kerja (Ulfah, 2011)

3) Stresor Lingkungan

Beberapa lingkungan fisik dapat menimbulkan

stres, seperti suara gaduh atau bising, ribut,

berantakan, tidak teratur, kondisi penuh sesak,

temperatur ruangan yang tinggi (gerah), pencahayaan


18

yang menyilaukan, polusi udara, polusi udara, dan lain-

lain.

4) Stresor Psikososial

Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau

peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam

kehidupan seseorang, sehingga seseorang terpaksa

mengadakan adaptasi atau menanggulangi stresor yang

timbul.

Menurut Maramis (1999, dalam Sunaryo 2015), ada

empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu:

a) Frustasi

Frustasi terjadi akibat gagalnya individu

dalam mencapai tujuan karena ada aral

melintang. Misalnya, apabila ada perawat

puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin

mengikuti D3 Akper Program Khusus

Puskesmas, namn tidak diizinkan oleh suami/

istri, tidak punya biaya, dan sebagainya. Frustasi

ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan

kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,

bencana alam, kematian orang yang dicintai,


19

kegoncangan ekonomi, pengangguran,

perselingkuhan, dan sebagainya)

b) Konflik

Konflik terjadi karena tidak dapat memilih

antara dua macam atau lebih keinginan,

kebutuhan, atau tujuan.

c) Tekanan

Tekanan terjadi sebagai akibat tekanan

hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari

dalam individu (misalnya, cita-cita atau norma

yang terlalu tinggi) dan dari luar individu

(misalnya, orang tua selalu menuntut anaknya

agar selalu peringkat satu di sekolah, istri

menuntut uang belanja yang berlebihan kepada

suami).

d) Krisis

Krisis adalah keadaan yang mendadak dan

menimbulkan stres pada individu. Misalnya

kematian orang yang disayangi, kecelakaan, dan

penyakit yang harus segera dioperasi.


20

h. Tanda dan Gejala Stres

Gejala stres dapat dibedakan atas gejala fisik,

emosional, intelektual, dan gejala interpersonal. Gejala fisik

ditandai dengan adanya sulit tidur atau tidur tidak teratur,

sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan

cemas, radang usus, kulit gatal-gatal, punggung terasa sakit,

urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat

berlebihan, selera makan berubah, tekanan darah tinggi, dan

kehilangan energi. Gejala stres yang bersifat emosional

ditandai dengan marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu

sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-

ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif

terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah

menyerang, dan kelesuan mental.

Gejala stress yang bersifat intelektual umumnya

ditandai dengan mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat

menurun, sulit untuk berkosentrasi, suka melamun

berlebihan, dan pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.

Sedangkan tanda stres yang bersifat interpersonal adalah

acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang

lain menurun, mudah ingkar janji, senang mencari kesalahan


21

orang lain, menutup diri secara berlebihan, dan mudah

menyalahkan orang lain (Simbolon, 2013).

i. Klasifikasi Stres

Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990 dalam

Sunaryo, 2015), berdasarkan penyebabnya stres dapat

diklasifikasikan menjadi:

Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature

yang terlalu tinggi atau rendah, suara bising, sinar yang

terlalu terang, atau tersengat listrik.

Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat,

obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas.

Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri,

atau parasit yang menimbulkan penyakit.

Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur,

fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan

fungsi tubuh tidak normal.

Stres proses pertumbuhan dan perkembangan,

disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan

pada masa bayi hingga tua.


22

Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh

gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau

keagamaan.

j. Tingkatan Stres

Menurut Rasmun, 2004 (dalam Simbolon, 2013),

stres dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Stres Ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek

fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya

dirasakan oleh setiap orang, misalnya lupa, ketiduran,

dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya terjadi

dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini

tidak akan menimbulkan penyakit kecuali dihadapi

terus menerus.

2) Stres Sedang

Stres sedang terjadi lebih lama beberapa jam sampai

beberapa hari, contohnya kesepakatan yang belum

selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan

pekerjaan baru, anggota keluarga pergi dalam jangka

waktu yang lama. Situasi seperti ini dapat bermakna bagi


23

individu yang mempunyai faktor predisposisi suatu

penyakit koroner.

3) Stres Berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa

minggu sampai beberapa tahun. Contoh dari stressor yang

dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami

istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan

penyakit fisik yang lama.

4) Stres pada Lansia

Stres pada para lansia bisa diartikan sebagai

kondisi yang tak seimbang dimana reaksi pikiran dan

tubuh terhadap situasi yang nyata ataupun dibayangkan.

Sejumlah perasaan yang dialami seperti kecemasan,

kehawatiran, ataupun ketakutan yang berlebihan akan

muncul jika kita menghadapi kesulitan saat

berhadapan dengan unit yang membahayakan diri kita,

baik dikenal ataupun tidak dikenal.

Lansia yang tidak beraktivitas atau bekerja

sepanjang hari cenderung memiliki tingkat kebosanan

tinggi dan berpotensi juga memiliki tingkat stres

yang tinggi. Sedangkan mereka yang menyibukkan

diri dalam aktivitas maka tidak ada waktu untuk


24

memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu

menyita perhatian, karena sebenarnya terlalu banyak

melamun, menyendiri, apatis dan kelesuan juga dapat

menimbulkan stres (Muhammad Irsyad, 2012 dalam

Siantar, 2013).

B. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan

visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep

yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang

lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh senam lansia terhadap

tingkat stress pada lansia di Puskesmas Antang Perumnas

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori maka

kerangka konsepnya adalah sebagai berikut :

Senam Kaki Tingkat Stres


Lansia
Lansia

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

a. Penurunan penglihatan
b. Penurunan pendengaran
c. Penurunan pada persendian tulang
d. Lingkungan

Gambar 2.1 Keterangan Konseptual


25

Keteragan :

= Variabel Independen
= Variabel Dependen
--------- = Tidak diteliti
= Diteliti

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara

terhadap masalah yang masih praduga karena masih harus di

buktikan kebenarannya.

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Adanya pengaruh senam lansia terhadap tingkat stres lansi di

Puskesmas Antang Perumans.

2. Hipotesis nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh senam lansi terhadap tingkat stress lansi di

Puskesmas Perumnas Antang.

D. Variabel / Fokus penelitian

Suatu penelitian mengandung dua hal penting yang sangat

berpengaruh dalam melakukan penelitian tersebut,dua hal ini sangat

penting ini di sebut dengan variabel . Menurut Sugiono (2010:2)

variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk

diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau


26

objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya

dalam kelompok tertentu. Suharsimi Arikunto (2010 117)

mengemukakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu

sesuatu yang menjadi objek sasaran atau titik pandang kegiatan

penelitian.

Variabel peneltian merupakan sesuatu yang dijadikan objek

pengamatan penelitian, atau bisa juga dikatakan sebagai factor yang

sangat berperan dalam suatu penelitian terutama dalam pembuatan

kesimpulan. (Siyoto and Sodik 2015)Variabel dalam penelitian ini

ada 2, yaitu Variabel bebas (Independen) dan Variabel terikat

(dependen) :

a. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengaruh

senam lansia.

b. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat stres lansia.


27

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Variabel Definisi Cara ukur dan Hasil Skala


Alat ukur Ukur
Variabel Senam kaki adalah SOP - -
independent: senam yang
Senam lansia membantu
membantu
melancarkan
peredaran darah
bagian kaki,
mencegah
terjadinya luka,
memperkuat otot
kaki, mencegah
terjadinya kelainan
bentuk kaki, dan
mempermudah
gerakan sendi kaki
yang di berikan 1x
Variabel Stres adalah Stres pada Stres Ordinal
dependent: suatu peristiwa lansia ringan,
Stres atau pengalaman berdasarkan jika nilai
yang mengancam total skor = 0-24
ataupun dari kuesioner
Stres
membahayakan Tingkat Stres
sedang,
individu pada Lansia.
jika nilai
yang bersumber
Alat ukur =25-48
dari sistem
tingkat stress
biologis, Stres
adalah
psikologis, dan berat,
kuesioner
sosialnya. Tingkat jika nilai
dengan sistem
stres yang =49-72
scoring yag
dialami lansia di
akan diisi oleh
Puskesmas Antang
responden
Perumnas diukur
dalam suatu
berdasarkan
penelitian.
28

indikator tanda Bunga wahyu


dan gejala stres Revindra(2018)
yang terdiri atas
gejala fisik,
emosional,
intelektual, dan
interpersonal.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu

suatu jenis penelitian yang secara spesifikasi tersusun secara

terencana, sistematis, serta terstruktur dengan jelas mulai dari awal

sampai pembuatan desain penelitian (Siyoto and Sodik 2015).

Metode ini menggunakan kuesioner yang disebar kepada Lansia.

Penelitian ini menggunakan metode quasy esksperimen

dengan rancangan one group pretest posttest, yaitu dengan mengukur

tingkat stres pada lansia terlebih dahulu dengan menggunakan

kuesioner sebelum dilakukan senam kaki pada lansia, selanjutnya

pelaksanaan senam kaki lansia kepada lansia yang ada di Puskesmas

Antang Perumnas Kecamatan Manggala Kota Makassar, kemudian

diukur kembali tingkat stresnya dengan menggunakan kuesioner

setelah senam kaki selesai dilakukan.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus - September

2021.

29
30

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Antang Perumnas

Kecamatan Manggala Kota Makassar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan

diteliti, dapat berupa benda, orang ataupun segala hal yang

didalamnya bisa menjadi sumber informasi penelitian (data

penelitian). Pada penelitian ini jumlah populasi lansia yang ada

di Puskesmas Antang Perumnas sekitar 35 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang sudah dipilah

dan dianggap bisa mewakili populasi diatas. Jumlah sampel yang

akan dipakai dalam penelitian ini akandihitung menggunakan rumus

Slovin sebagai berikut (Nursalam, 2016) dalam (Radiani 2018) :

N
n=
1+ N ( d )2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Presisi yang ditetapkan sebesar 5% 0,05


31

Jika diketahui jumlah populasi adalah 35, dengan demikian

maka besarnya sampel yang diperlukan adalah :

N
n=
1+ N ( d )2

35
n=
1+¿ ¿

35
n=
1+(35 x 0,0025)

35
n=
1+0 ,0875

n=32 sampel

D. Teknik sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada

banyak macam teknik sampling dalam menentukan sampel yang

akan digunakan dalam penelitian menggunakan teknik Probability

Sampling dengan metode purposive Sampling yaitu pengambilan

sampel secara acak, yakni pengambilan sampel tidak perlu

memperhatikan strata yang ada pada populasi akan tetapi cara ini

dilakukan apabila populasi dianggap homogeny (Sugiyono 2017).

1. Kriteria Sampel
32

Menggunakan teknik Purposive Sampling merupakan teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan

kriteria yang di tetapkan (Sugiyono 2017).

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah sebuah ciri-ciri yang harus di

penuhi dalam pengambilan sampel oleh setiap anggota

populasi.

1) Lansia yang berumur 60+

2) Bersedia terlibat dalam penelitian ini

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan untuk

mengeluarkan anggota atau tidak memenuhi ciri-ciri anggota

populasi yang di ambil sebagai sampel.

1) Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

2) Memiliki kondisi mental yang kurang baik

E. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

instrument penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrument yang

digunakan berupa kuesioner Bunga wahyu Revindra (2018) yang

mengacu pada kesesuaian dengan penelitian. Kuesioner yaitu salah satu

metode pengumpulan data dalam bentuk lembaran angket yang berisi


33

sejumlah pertanyaan tertulis dengan tujuan untuk memperoleh

informasi.

Metode pengumpulan data yang digunakan ada 2 antara lain :

a. Data primer

Pengambilan data primer didapatkan dari responden secara

langsung melalui kuesioner, adapun data-data yang akan di lakukan

uji validasi sebelumnya senam lansia terhadap tingkat stress lansia.

b. Data sekunder

Pengambilan data sekunder didapatkan dari literature, jurnal,

study kepustakaan serta diperoleh dari Puskesmas Antang perumnas

F. Analisis data

Pada analisis data dilakukan pengolahan data dilakukan secara

komputerisasi dengan menggunakan aplikasi statistik. Analisis data

yang digunakan antara lain :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan distribusi

frekuensi dan persentase data demografi dan gambaran tingkat stres

pada lansia sebelum dan sesudah dikakukan senam.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui bagaimana pengaruh

senam lansia terhadap tingkat stres pada lansia dengan

menggunakan uji paired t-test jika data terdistribusi normal atau


34

menggunakan uji Wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal.

Sebelum data dianalisa untuk mengetahui bagaimana pengaruh

senam terhadap tingkat stres pada lansia, dilakukan uji

normalitas data terlebih dahulu untuk melihat apakah data

terdsitribusi normal atau tidak. Karena data berbentuk hipotesis

maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji non parametric

dengan uji Wilcoxon..

G. Etika penelitian

Menurut Dharma (2011), Ada tiga prinsip utama yang

dipakai dalam penelitian keperawatan yaitu :

a. Respect for human dignity (Menghormati harkat dan martabat

manusia)

Menjunjung tinggi harkat dan martabat dalam

melakukan penelitian, responden berhak memilih apakah ingin

menerima atau menolak untuk dijadikan responden. Disini

peneliti menggunakan informed consent (lembaran

persetujuan) yang akan diberikan kepada responden sebelum

melakukan penelitian, disinilah peneliti akan memberikan

penjelasan kepada responden mengenai maksud dan tujuan

diadakannya penelitian ini. Apabila responden menyatakan

dirinya setuju dan bersedia menjadi responden maka informed


35

consent ditandatangani. Akan tetapi, apabila responden

menolak maka peneliti tidak berhak untuk memaksa.

b. Respect for privacy and confidentiality (Menghormati

kerahasiaan subjek)

c. Menjaga privasi responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama pada kuesioner yang diberikan kepada

responden akan tetapi menggunakan inisial dan nomor kode.

Penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat dan berhati-hati

dengan maksud lain peneliti tidak membedakan perlakuan

kepada responden yang diteliti.

d. Balancing harm and benefits (Meminimalisir manfaat dan

kerugian) Penelitian ini memiliki manfaat (beneficence), dan

mencegah adanya hal yang merugikan bagi peneliti

(nonmalaficience). Apabila dalam proses penelitian ini ada

responden yang merasa bosan atau lelah maka penelitian yang

berlangsung itu akan dihentikan untuk sementara waktu agar

tidak merugikan responden (Radiani, 2018).

e. Non maleficence (tidak merugikan) memberikan manfaat

yang maksimal dan resiko yang minimal, sebagai contoh

kalau ada resiko harus yang wajar (reasonalble). Dengan

desain penelitian yang ilmiah, peneliti ada kemampuan

melaksanakan dengan baik diikuti prinsip tidak merugikan


36

(do no harm) dengan cara menerapkan protocol kesehatan

covid-19 yaitu: mencuci tangan, menggunakan

handsanitezer, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi

kerumunan dan membatasi mobilitasi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penilitian

Puskesmas Antang Perumnas berdiri pada Tahun 1992 dan

merupakan salah satu dari 4 puskesmas yang ada di Kecamatan Manggala

dengan wilayah meliputi Kelurahan Manggala. Luas wilayah Puskesmas

Antang Perumnas sekitar 4,44 Km2 yang pembagian wilayahnya terdiri

dari 12 RW, 63 ORT dan memilki satu Puskesmas Pembantu (Pustu), satu

Poskesdes dan 4 Posbindu.

VISI : “Puskesmas Antang Perumnas adalah Terwujudnya

Masyarakat Kelurahan Manggala yang Sehat melalui

pelayanan kesehatan yang ramah dan nyaman”

MISI : a. Meningkatkan profesionalisme petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan

b. Menjalin komunikasi efektif

c. Menciptakan lingkungan sehat

MOTTO : Sejalan dengan visi dan misi Puskesmas Antang Perumnas

yang memberikan pelayanan yang ramah dan nyaman, maka

Motto yang diterapkan adalah :

“Melayani dengan CINTA (C:cepat ; IN:informatif ; TA:berkualitas)”

37
38

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden meliputi umur, jenis kelamin dan status

perkawinan.

a. Umur responden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden

Umur n %
59 7 21,9
60 17 53,1
61 8 25,0
Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden umur 59 tahun berjumlah 7 orang (21,9%) dan

respoden umur 60 tahun berjumlah 17 orang (53,1%) dan

responden umur 61 tahun berjumlah 8 orang (25,0%).

b. Jenis kelamin responden

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin n %
Perempuan 17 53,1
Laki – Laki 15 46,9
Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 17orang

(53,1%) dan responden berjenis kelamin laki – laki berjumlah

15 orang (46,9%).
39

c. Status perkawinan responden

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Status Pernikahan n %
Menikah 26 81,3
Carai Hidup 2 6,3
Cerai Mati 4 12,5
Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menikah berjumlah 26 orang (81,3%) dan responden

cerai hidup berjumlah 2 orang (6,3%) dan responden cerai hidup

berjumlah 4 orang (12,5%).

2. Analisa Univariat

a. Tingakat stres sebelum senam kaki

Data responden tingakat stres sebelum senam kaki pada

lansia di peroleh dari 24 item pertanyaan yang dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.4
Disitribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Sebelum
Senam Kaki Pada Lansia Di Puskesman Antang Perumnas
Kacamatan Manggala Kota Makassar

Tinggkat Stres
Sebelum Senam n %
Kaki
Stres ringgan 28 87,5
Stres sedang 4 12,5
Total 32 100
40

Berdasarkan tabel 4.4 Meunjukan sebagian besar

responden memiliki tingkat stres sebelum senam kaki stres

ringga sebanyak 28 orang (87,5%) dan tingkat stres sebelum

senam kaki stres sedang sebanyak 4 orang (12,5%).

b. Tingakat stres sesudah senam kaki

Data responden tingakat stres sesudah senam kaki pada

lansia di peroleh dari 24 item pertanyaan yang dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.5
Disitribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Sesudah
Senam Kaki Pasa Lansia Di Puskesman Antang Perumnas
Kacamatan Manggala Kota Makassar

Tinggkat Stres
Sesudah Senam n %
Kaki
Stres ringgan 23 71,9
Stres sedang 9 28,1
Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.5 Meunjukan sebagian besar

responden memiliki tingkat stres sebelum senam kaki stres

ringga sebanyak 23 orang (71,9%) dan tingkat stres sebelum

senam kaki stres sedang sebanyak 9 orang (28,1%).


41

3. Analisis Bivariat

Tabel 4.6
Pengaruh Senam Kaki Lansia Terhadap Tingkat Stres Lansia Di
Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan Manggala Kota
Makassar

Tinggkat Stres Sesudah Senam Kaki


Tinggkat
Stres P
Stres Ringan Stres Sedang Total
Sebelum Value
Senam Kaki n % n % N %
Stres Ringan 23 71,9 5 15,6 28 87,5
0,001
Stres Sedang 0 10,3 4 12,5 4 12,5
Total 23 71,9 9 28,1 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 32 responden di

dapatkan responden yang memiliki stingakat stres sebelum senam kaki

stres ringan sebanyak 28 orang (87,5%) dimana tingakat stres sesudah

senam kaki stres ringan sebanyak 23 orang (71,9%) dan tingakat stres

sesudah senam kaki stres sedang sebanyak 5 orang (15,6%).

Sedangkan respoden tingakat stres sebelum senam kaki stres sebanyak

4 orang (12,5%) dimana tingakat stres sebelum senam kaki stres

ringan sebanyak 0 orang (0,0%) dan tingakat stres sebelum senam

kaki stres sedang sebanyak 4 orang (12,5%).

Hasil uji statistic dengan uji Chi-Square menggunakan apliaksi

diperoleh nilai p=0,001 dimana nilai p < α maka dapat di simpulkan

bahwa ada perbedaan proporsi tingakat stres sebelum senam kaki

dengan tingakat stres sesudah senam kaki ada hubungan yang

signifikan pengaruh senam kaki lansia terhadap tingkat stres lansia.


42

C. Pembahasan

1. Senam Kaki Lansia

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang

teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh lansia yang

dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan

fungsional raga. Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah

dilakukan dan tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada

lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar

tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia ini mampu

melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara

optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berkeliaran dalam tubuh (Agustia, 2013).

Menurut Hasibuan (2014) dan Agustia (2013), manfaat

senam kaki lansia dapat dirasakan secara fisiologis,

psikologis , dan social, sebagai berikut :

a. Manfaat fisiologis

Dampak langsung dapat membantu: mengatur

kadar gula darah, merangsang adrenalin dan noradrenalin,

peningkatan kualitas tidur. Dampak jangka panjang dapat

meningkatkan: daya tahan aerobik/ kardiovaskuler,

kekuatan otot rangka, kelenturan, keseimbangan dan

koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya


43

kecelakaan (jatuh), kelincahan gerak, daya tahan tubuh

meningkat.

b. Manfaat psikologis

Dampak langsung dapat membantu: memberi

perasaan santai, mengurangi ketegangan dan kecemasan,

meningkatkan perasaan senang. Dampak jangka panjang

dapat meningkatkan: kesegaran jasmani dan rohani

secara utuh, kesehatan jiwa, fungsi kognitif, penampilan

dan fungsi motorik, keterampilan.

c. Manfaat social

Dampak langsung dapat membantu: pemberdayaan

usia lanjut, peningkatan integritas sosial dan kultur.

Dampak jangka panjang meningkatkan: keterpaduan,

hubungan kesetiakawanan sosial, jaringan kerjasama sosial

budaya, kegiatan antar generasi.

Jenis- Jenis Senam Lansia, meliputi:

a. Senam Osteoporosis

b. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

c. Senam Kegel

d. Senam Otak

e. Senam Kaki

Manfaat senam kaki diantaranya, membantu melancarkan

peredaran darah bagian kaki, mencegah terjadinya luka, memperkuat


44

otot kaki, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, dan

mempermudah gerakan sendi kaki.

2. Tentang Stres Lansia

a. Definisi Stres

Sunaryo (2015) menyatakan bahwa stres adalah reaksi

tubuh terhadap tuntutan kehidupan karena pengaruh

lingkungan tempat individu berada. Lazarus dan Folkman

(1987, dalam Wijayaningsih, 2014) stress sebagai transaksi, stres

adalah hubungan tertentu antara individu dengan

lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai sesuatu yang

melebihi sumber daya dan membahayakan kesehatannya.

Wijayaningsih (2014) menyatakan bahwa stress dapat terjadi

apabila tuntutan atau keinginan diri kita tidak terpenuhi.

Simbolon (2013), stress merupakan suatu keadaan yang

timbul apabila seseorang berinteraksi dan bertransaksi dengan

situasi-situasi yang dihadapinya dengan cara-cara tertentu yang

menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain

yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di

dalam lingkungan tersebut. Maryam, dkk (2010), stres adalah

kondisi yang dialami oleh seseorang sebagai respon terhadap

adanya perubahan dalam kondisi normal.


45

b. Macam-Macam Stresor (Penyebab Stres

Stimulasi yang menyebabkan stres atau mencetuskan

perubahan disebut stresor. Menurut Wijayaningsih (2014),

macam-macam stresor yaitu:

1) Stresor Pribadi

Kepribadian dan persepsi memainkan peranan

penting terhadap tinggi rendahnya stres. Contohnya, saat

seseorang mempersepsikan bahwa perceraian itu adalah

sesuatu yang sangat menyakitkan dan tidak ada jalan

keluarnya, maka individu akan merasakan semakin stres.

Sumber stres bisa juga berupa perubahan tempat kerja/

pindah kerja, menikah, atau peristiwa traumatik.

2) Stresor Pekerjaan

Profesi-profesi tertentu ternyata mempunyai

potensi menimbulkan stres lebih besar dibanding profesi

lainnya. Contohnya, polisi di jalanan, pemadam

kebakaran saat terjadi kebakaran di suatu tempat, dokter

saat menangani pasien yang sedang dalam kondisi darurat

dan sangat membutuhkan pertolongan cepat, dan

sebagainya.

Tumpukan pekerjaan yang menggunung, tempat

kerja yang tidak aman, gaji yang rendah, hubungan dengan

atasan dan partner kerja yang kurang harmonis, pekerja


46

yang tidak sesuai dengan minat dan bakat, dan

ketidakleluasaan mengeluarkan ide dan pendapat adalah

beberapa bentuk pemicu dalam pekerjaan yang dapat

menyebabkan stres yang disadari maupun tidak, yang

pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja

(Ulfah, 2011)

3) Stresor Lingkungan

Beberapa lingkungan fisik dapat menimbulkan

stres, seperti suara gaduh atau bising, ribut, berantakan,

tidak teratur, kondisi penuh sesak, temperatur ruangan

yang tinggi (gerah), pencahayaan yang menyilaukan,

polusi udara, polusi udara, dan lain-lain.

4) Stresor Psikososial

Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau

peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan

seseorang, sehingga seseorang terpaksa mengadakan

adaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul.

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 32

responden di dapatkan responden yang memiliki stingakat stres

sebelum senam kaki stres ringan sebanyak 28 orang (87,5%)

dimana tingakat stres sesudah senam kaki stres ringan sebanyak 23

orang (71,9%) dan tingakat stres sesudah senam kaki stres sedang

sebanyak 5 orang (15,6%). Sedangkan respoden tingakat stres


47

sebelum senam kaki stres sebanyak 4 orang (12,5%) dimana

tingakat stres sebelum senam kaki stres ringan sebanyak 0 orang

(0,0%) dan tingakat stres sebelum senam kaki stres sedang

sebanyak 4 orang (12,5%).

Hasil uji statistic dengan uji Chi-Square menggunakan

apliaksi diperoleh nilai p=0,001 dimana nilai p < α maka dapat di

simpulkan bahwa ada perbedaan proporsi tingakat stres sebelum

senam kaki dengan tingakat stres sesudah senam kaki ada

hubungan yang signifikan pengaruh senam kaki lansia terhadap

tingkat stres lansia.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengalami kesulitan dalam proses

pengumpulan data karena masa pandemi membatasi interaksi lebih lama

bahkan tatap muka sehingga peneliti membagikan kuesioner untuk

pengumpulan data.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat stres sebelum senam kaki stres ringga

sebanyak 28 orang (87,5%) dan tingkat stres sebelum senam kaki stres

sedang sebanyak 4 orang (12,5%).

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki tingkat stres sebelum senam kaki stres ringga

sebanyak 23 orang (71,9%) dan tingkat stres sebelum senam kaki stres

sedang sebanyak 9 orang (28,1%).

3. Dari hasil analisa statistic dengan Uji Chi Square diperoleh nilai

p=0,042 yang berarti lebih kecil dari nilai α=0,05. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis

nol (H0) ditolak yang berarti ada pengaruh senam kaki lansia terhadap

tingkat stres lansia di Puskesmas Antang Perumnas Kecamatan

Manggala Kota Makassar

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh, adapun saran yang di ajukan

antara lain:

1. lansia yang memiliki tingkat stres tinggi agar dalam melakukan senam

pagi dan sore hari untuk mengurangi tingat stres terlalu tinggi.

48
49

2. Peneliti selanjutnya diharapkan agar terus mengadakan penelitian lebih

lanjut mengenai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat stres pada

lansia sebelum dan sesudah senam.


DAFTAR PUSTAKA

Agustia, Henny. (2013). “Motivasi Lanjut Usia dalam Melakukan Senam Lansia
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai
dan Medan Tahun 2013” (Skripsi). Medan: Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Asfriyati. (2015). “Analisis Pemberdayaan Masyarakat dan Transfer
Intergenerasi Terhadap Kualitas Penduduk Lanjut Usia (Lansia) sebagai
Sumber Daya Manusia di Kota Medan” (Disertasi). Medan: Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Hasibuan, Wardah J. (2014). “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang
Senam Lansia di Desa Mompang Kecamatan Barumun Kabupaten
Padang Lawas Tahun 2013” (Skripsi). Medan: Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:
Salemba Medika.
Jaka S, dkk. (2015). “Senam Lansia dan Tingkat Stres pada Lansia di Dusun
Polaman Argorejo Kecamatan Sedayu 2 Kabupaten Bantul Yogyakarta”.
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Yogyakarta: Vol 3, No 2, Juni
2015.
Maryam, Siti, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan pada Lansia. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Machfoedz, Ircham. (2009). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan, kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya.
Nasution, Zulkarnain. (2013). “Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan
Keluarga dan Kader Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang” (Tesis). Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nugroho, dkk. (2016). “Hubungan Senam Jantung Sehat dengan tingkat Stres
pada Lansia di Kelompok Senam Jantung Sehat Among Roso Kecamatan
Ngluwar Kabupaten Magelang”. Universitas Muhammadiyah Magelang

50
51

Nugroho, W. (2009). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.


Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pratiwi, Desy Erna. (2013). “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Stres
pada Lansia” (Skripsi). Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta.
Pratiwi, Margaretha dan Agung Santoso. (2013). “Stres pada Lansia”. Jurnal
PSYCHO IDEA. Fakultas Psikologi Universitas Semarang: Tahun 11 No
1, Februari 2013.
Potter, Patricia A dan Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Putri, Rahma D. (2012). “Perbedaan Tingkat Stres pada Lansia yang Bertempat
Tinggal di Rumah dan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bondowoso” (Skripsi). Jember: Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember.
Rahayuni, dkk. (2015). Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Stres Lansia di
Banjar Luwus Baturiti Tabanan Bali. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana: Vol 2, No 2, Juli 2015.
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA.
Samodara, dkk. (2015). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres
Psikologis pada
Sari, dkk. (2015). Pengaruh Senam Otak Terhadap Tingkat Stres Lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati Singaraja. Jurnal Keperawatan
Sriwijaya. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana: Vol 2, No, 1,
Januari 2015.
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. (2011). Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Agung Seto.
Sembiring, Rosianna. (2013). “Pengaruh Predisposisi, Pendukung, dan Penguat
Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Batang Kuis Tahun 2013” (Tesis). Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Siantar, Rupdi L. (2013). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tingkat Stres pada
Lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013. Jurnal. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia Bekasi.
52

Simbolon, Dedi Y. (2013). “Gambaran Stres Mahasiswa Sarjana Keperawatan


Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012”
(Skripsi). Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Simbolon, Desi S. (2016). “Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Unit Pelayanan Primer
Puskesmas Medan Johor” (Skripsi). Medan: Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Sunaryo. (2015). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wahyunita, Vina D dan Fitrah. (2010). Memahami Kesehatan pada Lansia.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
53

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Jadwal Penelitian
No Kegiatan Juli Agus Sep Oktober Nov Des Jan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Pengurusan izin √
pengambilan
data awal

2 Pengambilan √
data awal

3 Penyusunan √
proposal

4 Penyusunan √
instrument

5 Seminar √
proposal

6 Pengurusan √
surat izin
meneliti

7 Pelaksanaan √ √ √
penelitian

8 Penyusunan √
hasil penelitian

9 Ujian hasil
10 Perbaikan
11 Penyempurnaa
n laporan
54

Lampiran 2. Lembar Consent

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORED CONSENT)

Nama : Sulastri Lausa


NIM : 17 3145 105 016
Judul Penelitian : Pengaruh Senam Kaki Lansia Terhadap Tingkat Stres pada
Lansia di Puskesmas Antang Perumnas
Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan S1 Ilmu
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Mega Rezky Makassar yang
saat ini sedang menjalankan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh senam kaki lansia terhadap tingkat stres
pada lansia di Puskesmas Antang Perumnas. Penelitian ini merupakan salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Ilmu
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Mega Rezky Makassar.
Saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi
responden saya. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dalam melakukan
senam kaki lansia dan mengisi kuesioner yang saya berikan. Informasi yang
diberikan akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan
disebarluaskan ataupun digunakan untuk tujuan yang merugikan Bapak/Ibu
sebagai responden. Kerahasiaan data akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti.
Demikianlah informasi ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima
kasih.

Peneliti Makassar,……...2021

Responden

Sulastri Lausa ( )
55

Lampiran 3. Kuesioner

KUESIONER TINGKAT STRES PADA LANSIA

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada kotak yang

sesuai dengan status anda.

Data responden

1. Nama (inisial ) :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Jenis kelamin : laki-laki perempuan

5. Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar SMP/SLTA

Perguruan Tinggi

6. Status Perkawinan : Belumenikah Menikah

Cerai Hidup Cerai Mati


56

Petunjuk Pengisian :

Kuesioner ini menyatakan tentang perasaan dan pikiran Bapak/Ibu. Terdapat

empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:

1. Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat, atau selalu.

2. Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-

kadang

3. Tidak ada atau tidak pernah

Selanjutnya Bapak/Ibu diminta untuk memilih jawaban dengan memberikan

tanda silang (√) pada kotak yang sesuai dengan kondisi

Bapak/Ibu.

No Aspek Penilaian 1 2 3
1. Detak jantung normal
2. Buang air kecil/ buang air besar teratur
3 Tidak mudah tersinggung
4. Terbuka terhadap orang lai
5. Tidak merokok dan meminum alkohol/
tuak
6. Mudah berinteraksi sosial dan hubungan
yang harmonis dengan lingkungan sekitar
7. Merasa tubuh lebih segar
8. Mampu mengendalikan emosi
9. Merasa tenang dan damai
10. Mudah untuk fokus/ berkosentrasi
11. Mampu mengintrospeksi diri sendiri
57

12. Memanfaatkan waktu dengan kegiatan


yang bermanfaat
13. Berbicara atau bertindak tanpa
menyakiti orang lain
14. Merasa bersemangat dalam beraktivitas
15. Dapat melakukan pekerjaan dan
mampu menyelesaikannya dengan baik
16. Bertanggungjawab terhadap dilakukan
hal yang
17. Mau menerima kritik/ saran dari orang
lain
18. Tidak mudah berputus asa
19. Mudah memaafkan diri sendiri dan orang
lain
20. Berpikiran positif
21. Tidak berprasangka buruk terhadap orang
lain
22. Peduli terhadap lingkungan sekitar
23. Mampu menyelesaikan masalah dengan
baik
24. Mampu beribadah/ mengikuti
kegiatan kerohanian dengan baik
58

Lampiran 4. Lembar Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 22

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 59 7 21,9 21,9 21,9

60 17 53,1 53,1 75,0

61 8 25,0 25,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

jeniskelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 17 53,1 53,1 53,1

Laki-Laki 15 46,9 46,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

statuspernikahan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Menikah 26 81,3 81,3 81,3

Carai hidup 2 6,3 6,3 87,5

Carai mati 4 12,5 12,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

sebelumsenam

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Stres Ringaan


28 87,5 87,5 87,5

Stres Sedang
4 12,5 12,5 100,0

Total
32 100,0 100,0
59

sesudahsenam

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Stres Ringan


23 71,9 71,9 71,9

Stres Sedang
9 28,1 28,1 100,0

Total
32 100,0 100,0

sebelumsenam * sesudahsenam Crosstabulation

sesudahsenam

Stres Ringan Stres Sedang Total

sebelumsenam Stres Ringaan Count 23 5 28

Expected Count 20,1 7,9 28,0

% within sebelumsenam 82,1% 17,9% 100,0%

% within sesudahsenam 100,0% 55,6% 87,5%

% of Total 71,9% 15,6% 87,5%

Stres Sedang Count 0 4 4

Expected Count 2,9 1,1 4,0


% within sebelumsenam 0,0% 100,0% 100,0%

% within sesudahsenam 0,0% 44,4% 12,5%

% of Total 0,0% 12,5% 12,5%


Total Count 23 9 32

Expected Count 23,0 9,0 32,0

% within sebelumsenam 71,9% 28,1% 100,0%

% within sesudahsenam 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 71,9% 28,1% 100,0%


60

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 11,683 a


1 ,001
Continuity Correction b
7,972 1 ,005
Likelihood Ratio 11,748 1 ,001
Fisher's Exact Test ,004 ,004
Linear-by-Linear Association 11,317 1 ,001
N of Valid Cases 32

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,13.
b. Computed only for a 2x2 table
61

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Lembaga Penelitian


dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ke Instansi Tempat
Penelitian
62

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari PTSP Makassar


63

Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian dari

Instansi Tempat Penelitian


64

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan


65
TABULASI DATA
No Umur JK SP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Total KTG P1
1 60 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 30 2 2
2 61 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
3 60 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
4 59 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
5 61 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
6 61 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
7 59 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
8 59 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 31 2 2
9 60 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
10 60 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
11 60 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
12 60 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1
13 61 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 34 2 1
14 59 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1

50
Lampiran 10 Biodata Penulis

50

Anda mungkin juga menyukai