PROPOSAL PENELITIAN
MAKASSAR
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (S-1)
pada program studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia
Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Alfian Nawir, S.Si., M.T., IPP Ir. Firdaus, S.T., M.T
nips. 109 14 1308 Nips. 109 18 1499
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
ii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia.
2. Bapak Ir. Alfian Nawir, S.Si., MT., IPP., selaku Pembimbing Pertama dalam
penelitian tugas akhir
3. Ir. Firdaus, S.T., M.T selaku Pembimbing Kedua dalam penelitian tugas akhir.
4. Para Dosen Program Studi Teknik Pertambangan yang telah mendampingi,
membimbing dan membantu dalam penelitian tugas akhir.
5. Teman-Teman Mahasiswa Teknik Pertambangan Angkatan 2015 Universitas
Muslim Indonesia yang selalu setia membantu baik dalam suka maupun duka.
6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan doa, materi, dan moral.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari titik
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dukungan dan berupa kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Maksud Dan Tujuan 2
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Alat Dan Bahan 3
1.7 Waktu,Lokasi Dan Kesampaian Daerah 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Endapan Nikel Laterit 6
2.1.1 Genesa Nikel Laterit 6
2.1.2 Profil Nikel Laterit 6
2.2 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Mineral 9
2.2.1 Sumberdaya Mineral (Mineral Resources) 9
2.2.2 Cadangan Mineral ( Minerel Reserves) 10
2.3 Variogram dan Semivariogram.................................................................10
2.4 Metode Inverse distance weighted (IDW) 12
2.5 Geomorfologi Daerah Penelitian 15
2.4.1 Fisiografi Bungku 15
2.4.2 Stratigrafi Lembar Bungku 15
2.4.3 Tektonika dan Struktur Geologi 16
BAB III METODOLOGI PENILTIAN 17
3.1 Tahap Pendahuluan 17
3.1.1 Persiapan Administrasi 17
3.1.2 Studi Pustaka 17
v
3.2 Tahap Pengambilan Data 17
3.2.1 Jenis Data 17
3.2.2 Sumber Data 18
3.3 Tahap Pengolahan Data 18
3.3.1 Akumulasi Data… 18
3.3.2 Analisa Statistik..........................................................................................18
3.3.3 Metode Inverse distance weighted (IDW)….............................................18
3.4 Tahap Penyajian Data 19
3.4.1 Tahap Penulisan Laporan 19
3.4.2 Seminar 19
BAB IV RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN......................21
4.1 Rencana Anggaran Biaya 21
4.2 Jadwal Kegiatan 21
DAFTAR PUSTAKA 22
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
vii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
PT Prima Sentosa Alam Lestari merupakan salah satu industri yang bergerak
pada penambangan nikel laterit yang berlokasi di Desa Bahomakmur, Kecamatan
Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Kekurangan informasi pada
lokasi baru yaitu belum adanya penentuan jarak optimal pengaruh lubang bor dalam
melakukan perhitungan jumlah sumberdaya dan potensi cadangan bahan galian yang
akan ditambang. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian jarak daerah pengaruh
lubang bor optimal untuk menghitung jumlah sumberdaya dan menentukan potensi
cadangan yang dimiliki pada lokasi baru agar perusahaan memiliki informasi jumlah
sumberdaya yang dapat dilakukan proses penambangan selanjutnya.
2
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yaitu:
1. Sebagai masukan terhadap pihak perusahaan dengan cara melakukan estimasi
sumberdaya di daerah IUP perusahaan sebelum melakukan atau memulai
kegiatan penambangan.
2. Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian hasil
pengeboran terhadap estimasi sumberdaya sehingga kegiatan penambangan
berjalan sesuai dengan rencana.
3
±722 km yang ditempuh selama ±24 jam melalui perjalanan darat . peta tunjuk lokasi
dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 1.1)
4
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Tanah penutup atau top soil (biasanya disebut “Iron Capping”) tanah residu
berwarna merah tua yang merupakan hasil oksidasi yang terdiri dari masa
hematit, geotit serta limonit. Kadar besi yang terkandung sangat tinggidengan
kelimpahan unsur Ni yang sangat rendah.
2. Zona Limonit berwarna merah coklat atau kuning, berukuran butir halus
hingga lempungan, lapisan kaya besi dari limonit soil yang menyelimuti
seluruh area.
3. Zona lapisan antara atau “Silica Boxwork” Zona ini jarang terdapat pada
batuan dasar (bedrock) yang terserpentinisasi. Berwarna putih - orange chert,
quartz, mengisi sepanjang rekahan dan sebagian menggantikan zona terluar
dari unserpentine fragmen peridotit, sebagian mengawetkan struktur dan
tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesit.
Akumulasi dari garnierit - pimelit di dalam boxwork mungkin berasal dari
nikel yang kaya akan silika.
4. Zona saprolit merupakan campuran dari sisa-sisa batuan, bersifat pasiran,
saprolitic rims, vein dari garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari
limonit ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi rekahan,
mineral - mineral primer yang terlapukan, chlorit. Garnierite di lapangan
biasanya diidentifikasi sebagai “colloidal talk” dengan lebih atau kurang
nickeliferous serpentine. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
5. Batuan dasar (bedrock) tersusun atas bongkahan atau blok dari batuan induk
yang secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadarnya
sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Bagian ini merupakan
bagian terbawah dari profil laterit.
7
Gambar 2.1 Profil nikel laterit (Kurniadi, A., dkk., 2018)
8
2.2 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Mineral
Berdasarkan pemetaan Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki
sumberdaya bijih nikel sebesar 11.887 juta ton (tereka 5.094 juta ton, tertunjuk
5.094 juta ton, terukur 2.626 ton, hipotetik 228 juta ton) dan cadangan bijih sebesar
4.346 juta ton (terbukti 3.360 juta ton dan terikira 986 juta ton). Untuk total
sumberdaya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam.
Indonesia sendiri telah menempatkan diri sebagai produsen bijih nikel
terbesar di dunia pada tahun 2019. Dari 2,67 juta ton produksi nikel di seluruh
dunia, Indonesia telah memproduksi 800 ribu ton, jauh mengungguli Filipina (420
ribu ton Ni), Rusia (270 ton Ni), dan Kaledonia Baru (220 ribun ton Ni) (KESDM,
2020).
Keyakinan Geologi (Geological Assurance) adalah tingkat keyakinan
mengenai endapan mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kualitasnya sesuai dengan tahap eksplorasinya (SNI 4726-2011).
9
a. Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral Tereka adalah sumberdaya mineral yang tonase, kadar,
dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat – keyakinan geologi
rendah.
b. Sumberdaya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral Terunjuk adalah sumberdaya mineral yang tonase,
densitas, bentuk, dimensi, kimia, kadar dan kandungannya dapat diestimasi dengan
tingkat - keyakinan geologi medium.
c. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral Terukur adalah sumberdaya mineral yang tonase,
densitas, bentuk, dimensi, kimia, kadar dan kandungannya dapat diestimasi dengan
tingkat - keyakinan geologi tinggi (SNI 4726-2011).
1
[Z(x)-Z(x+h)] (Purnomo, H., & Sumarjono, E, 2015).
1
Komponen-komponen yang terdapat pada variogram dan semivariogram antara lain
sebagai berikut:
1. Range adalah jarak dimana variogram adalah sebuah dataran tinggi atau
sebuah masa stabil. Jarak dimana variogram mencapai nilai sill. Pendapat lain
mengemukakan bahwa range adalah jarak antara lokasi - lokasi dimana pengamatan -
pengamatannya terlihat independen, yakni ragamnya tidak mengalami suatu
kenaikan. Grafik variogram range dinyatakan dengan lambang “a” yaitu jarak pada
sumbu horizontal mulai dari titik nol sampai titik proyeksi perubahan variogram dari
miring ke mendatar. Pada jarak range ini variabel dipengaruhi oleh posisi. Batas
range, antara nilai Z(s) dengan nilai lain akan terdapat korelasi. Besarnya korelasi
dari satu nilai ke nilai lain akan erkurang sesuai dengan bertambah jaraknya. Jadi
range
2. Sill adalah masa stabil suatu variogram yang mencapai rangenya disebut
dengan sill. Sill mendeskripsikan dimana variogramnya menjadi suatu wilayah yang
datar, yakni ragamnya juga tidak mengalami suatu kenaikan.
3. Nugget effect ketidakmenerusan pada pusat variogram terhadap garis vertikal
yang melompat dari nilai 0 pada pusat ke nilai variogram pada pemisahan jarak
terkecil disebut dengan nugget effect. Rasio nugget effect terhadap sill seringkali
disebut sebagai nugget effect relative. Nugget effect dapat berupa kesalahan
sistematis atau biasanya kesalahan yang dibuat oleh manusia, kesalahan membaca
alat, kesalahan sampling, dll disebut dengan nugget effect. Adapun klasifikasi
perbandingan nugget ratio yaitu :
a. Low nugget ratio : < 25%
b. Medium nugget ratio : 25% - 50%
c. High nugget ratio : 50% - 75%
d. Extreme nugget ratio : > 75% akan mempengaruhi korelasi spasialnya.
Adapun rumus nugget ratio, adalah sebagai berikut (Purnomo, H., &
Sumarjono, E, 2015) :
Nugget ratio = 𝐶0
𝐶+𝐶0
1
Gambar 2.3 Komponen variogram atau semivariogram (Purnomo, H., &
Sumarjono, E, 2015)
1
Gambar 2.4 Contoh penaksiran metode IDW (Bargawa, W. S, 2018)
Kerugian dari metode IDW adalah nilai hasil interpolasi terbatas pada nilai
yang ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel terhadap hasil interpolasi
disebut sebagi isotropik. Dengan kata lain, karena metode ini menggunakan rata-rata
dari data sampel sehingga nilainya tidak bisa lebih kecil dari minimum atau lebih
besar dari data sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat
ditampilkan dari hasil interpolasi model ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
sampel data yang digunakan harus rapat yang berhubungan dengan variasi lokal. Jika
sampelnya agak jarang dan tidak merata, hasilnya kemungkinan besar tidak sesuai
dengan yang diinginkan.
1
Metode seperjarak merupakan kombinasi linear atau harga rerata tertimbang
(weighted average) dari kadar komposit di sekitar blok, yang didefinisikan sebagai
berikut (Bargawa, W. S, 2018) :
𝑛
F(Zx)=∑ 𝑤𝑖 𝑧𝑖
𝑖=
1
[ ]𝑝
Dimana, Wi= 𝑛 𝑑𝑖 1 𝑝
∑ [ ]
𝑗=1 𝑑𝑗
𝑛
Dengan Syarat, ∑ 𝑤𝑖 = 1, 𝑝 > 1
𝑖=
w= 𝑑 1
∑𝑑
b. Seperjarak kuadrat (Inverse distance weighted). Pada pembobotan ini contoh
dengan jarak paling dekat membobot paling besar. Penyelesaian bobot IDW
menggunakan persamaan:
1
(𝑑 ) 2
1
w ∑
(𝑑)2
Keterangan :
F(𝑍X) = Kadar yang ditaksir
𝑤𝑖 = Bobot contoh (weighted average) titik data
𝑍𝑖 = Kadar contoh titik data
d = Jarak titik yang ditaksir
1
2.5 Geomorfologi Daerah Penelitian
2.5.1 Fisiografi Bungku
Morfologi di daerah Lembar Bungku dapat dibagi menjadi lima bagian, yakni
dataran rendah, dataran menengah, pebukitan menggelombang, karst serta
pegunungan. Morfologi dataran rendah umumnya mempunyai ketinggian antara 0-50
m mdpl. Morfologi dataran menengah menempati daerah sekitar Desa Tokolimbu
juga Tosea. Sedangkan morfologi pebukitan menggelombang, berketinggian antara
100 - 400 m mdpl dan morfologi karst memiliki ketinggian antara 400-800 m mdpl,
dicirikan oleh adanya pebukitankasar, sungai bawah tanah maupun dolina. Pola
Aliran Sungai umumnya meranting. Beberapa sungai memiliki pola hampir sejajar,
yaitu Sungai Bahodopi, Sungai Bahomohoni juga Sungai Wosu.
2.5.2 Stratigrafi Lembar Bungku
Satuan batuan di Lembar Bungku dapat dikelompokkan atau ditempatkan
dalam dua mendala, yaitu Mendala Banggai-Sula dan Mendala Sulawesi Timur
(Sukamto, 1975a).
a. Aluvium (Qa) : lumpur, lempung, pasir, kerikil, serta kerakal.
b. Formasi Tokala (TRJt) : perselingan batugamping klastika, batu pasir sela,
wake, serpih, napal, lempung pasiran dengan sisipan argilit.
c. Formasi Nanaka (Jn) : konglomerat, batupasir mikaan, serpih dan lensa
batubara.
d. Formasi Masiku (JKm) : batusabak, serpih, flit, batupasir, batugamping
denganbuncak rijang. Batusabak, berwarna kelabu sampai coklat kehitaman,
berlapis baik, padat.
e. Formasi Salodik (Tems) : kalsilutit, batugamping pasiran, napal, batupasir
juga rijang.
f. Formasi Matano (Km) : kalsilutit, napal, serpih dan rijang. Kalsilutit, berbutir
halus, berwarna kelabu, padat-keras, lapisannya baik, tebal lapisan berkisar
antara 10 - 15 cm.
g. Formasi Tomata (Tmpt) : perselingan batupasir konglomerat, batulempung,
tufadengan sisipan lignit.
h. Kompleks Ultramafik (Ku) : harzburgit, lherzolit, wehrlit, websterit,
serpentinit, dunit, diabas dan batuan gabro.
1
2.5.3 Tektonika dan Struktur Geologi
Struktur utama di lembar Bungku berupa patahan (sesar) dan lipatan. Sesar
meliputi sesar turun, sesar geser, sesar naik maupun sesar sungkup. Penyesaran
diduga berlangsung sejak Mesozoikum. Lipatan yang terdapat di Lembar ini
tergolong lipatan terbuka, tertutup, maupunpergentengan.
Kekar terdapat dalam hampir semua satuan batuan, tetapi terutama
dalam batuan beku maupun batuan sedimen Mesozoikum. Sejarah pengendapan
batuan sedimen serta perkembangan tektonik di Lembar Bungku diduga sangat erat
hubungannya dengan perkembangan Mendala Banggai-Sula yang sudah terkratonkan
pada akhir Paleozoikum.
1
BAB III
METODOLOGI PENILTIAN
1
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulan dan pengolahan dilakukan oleh
orang lain dan pakai sumber data tambahan, antara lain:
Peta Lokasi Penelitian
Literatur yang berhubungan dengan lokasi penelitian
3.2.2 Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini diperoleh
langsung dari pengamatan di lapangan. Data - data yang sudah ada sebelumnya yang
diperoleh dari perusahaan PT Prima Sentosa Alam Lestari.
1
besaran jarak daerah pengaruh lubang bor Tahapan ini dikerjakan dengan bantuan
software Surpac 6.5.1.
3.4.2 Seminar
Tahap ini akan dilakukan saat presentasi mengenai tugas akhir yang telah
dibuat dan disusun setelah kegiatan penelitian. Diagram tahap penelitian dapat dilihat
pada gambar dibawah ini (Gambar 3.1)
1
Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan dan Metodologi Penelitian
2
BAB IV
RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN
2
DAFTAR PUSTAKA