SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Dalam Rangka Memenuhi Jenjang S-1 Program Studi
Teknik Mesin
Oleh :
YENI PURWANDARI
NPM. 6416500101
Pembimbing I Pembimbing II
Dekan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Tegal, ......................2018
Yang membuat pernyataan
YENI PURWANDARI
NPM. 64165000101
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai doa,karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan
berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.
2. Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain,walaupun dia terlihat
baik dari kita.
3. Janganlah takut untuk melangkah karena jarak 1000 mil dimulai dengan
langkah pertama.
4. Percayalah, Tuhan tak pernah salah memberi rezeki.
PERSEMBAHAN
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
PRAKATA
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidup dan
inayah-Nya hingga terselesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul
”OPTIMALISASI PENEMPATAN KINCIR AERATOR TERHADAP
KONSUMSI DAYA LISTRIK DAN KADAR OKSIGEN (DO ) DALAM
TAMBAK “
viii
DAFTAR ISI
B. Batasan masalah................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 6
A. Landasan Teori .................................................................................. 6
ix
5. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) .................................. 11
4. Tenaga Surya........................................................................ 24
BAB III.................................................................................................................. 29
A. Metode Penelitian ............................................................................ 29
BAB IV ................................................................................................................. 44
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 44
x
c. Pengujian ketiga pada kedalaman 7 cm ............................... 48
B. Pembahasan ..................................................................................... 51
BAB V ................................................................................................................... 54
A. Kesimpulan ...................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 54
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain kincir dengan efisiensi tertinggi (Boyd 1991) ....................... 19
Gambar 2.2 Kincir dengan bentuk pedal menyilang (Boyd 1991). ...................... 19
Gambar 2.3. Lokasi peletakan aerator (Boyd 1991) ............................................. 20
Gambar 2.4. Lokasi peletakan aerator yang tepat (Boyd 1991) ............................ 20
Gambar 2.5. Bentuk Fisik Motor Kapasitor .......................................................... 21
Gambar 3.1. Trafo Las .......................................................................................... 30
Gambar 3.2. Gerinda ............................................................................................. 30
Gambar 3.3. Multimeter ........................................................................................ 30
Gambar 3.4. Tachometer ....................................................................................... 31
Gambar 3.5. DO meter .......................................................................................... 31
Gambar 3.5. Pipa 3” .............................................................................................. 32
Gambar 3.6. Pipa Hollow ...................................................................................... 32
Gambar 3.7. Plat Strip ........................................................................................... 33
Gambar 3.8. Siku................................................................................................... 33
Gambar 3.9. Panel Surya ....................................................................................... 33
Gambar 3.10 Airator ............................................................................................. 34
Gambar 3.11. Turbin Angin .................................................................................. 34
Gambar 3.12. Generator DC ................................................................................. 34
Gambar 3.13. Controller ....................................................................................... 35
Gambar 3.14. Inventer........................................................................................... 35
Gambar 3.15. Baterai /Aki .................................................................................... 35
Gambar 3.1 Pengukuran kadar oksigen dengan empat titik kedalaman ............... 37
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian.................................................................... 41
Gambar 3.1 Aerator............................................................................................... 42
Gambar 3.2. Turbin Angin .................................................................................... 43
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Desain 2 dimensi Turbin Angin, Panel Surya, dan Airator ............... A-1
Gambar 2. Desain 3 dimensi Turbin Angin, Panel Surya, dan Airator ................. 58
Gambar 3. Pengambilan kadar oksigen dengan alat DO..................................... A-2
Gambar 4. Pengambilan rpm aerator .................................................................. A-2
Gambar 5. aerator ................................................................................................ A-3
xv
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Simbol/Singkatan Arti
DO Dissolved oxygen
RPM Rotation Per Minute
V Tegangan
I Arus
P Daya
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup memerlukan oksigen dalam proses respirasi.Oksigen
tidak hanya terkandung dalam udara namun juga terlarut dalam air.
Komposisi oksigen di udara adalah 20.95%, sementara ikan sebagai salah satu
makhluk hidup yang hidup di air dan bernafas dalam air pada tekanan 1 atm
hanya mengandung 0.0008 % oksigen atau 8 ppm. Ikan dan udang dapat
berkembang dan hidup dengan tingkat kadar oksigen yang kurang dari 8 ppm,
namun bila kadar oksigen dalam air hanya mencapai setengahnya, maka
mereka akan mengalami stress, terkena penyakit dan bahkan tidak dapat
((Dissolved oxygen atau DO). Jumlah oksigen dalam air dapat berkurang
disebabkan oleh beberapa hal seperti: respirasi hewan dan tumbuhan (seperti
ada.Akibat dari aktifitas pada suatu ekosistem tersebut maka perlu digunakan
alat-alat aerasi untuk menghindari kurangnya oksigen dalam air. Tujuan dari
alat aerasi adalah untuk mempermudah oksigen masuk ke dalam air sehingga
kandungan oksigen tetap tinggi. Boyd (1982) diacu dalam Prasetia (2005)
1
2
menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kontak udara dengan
air adalah dengan peralatan mekanis yang dapat mengaduk udara dengan air.
oksigen dalam permukaan air sehingga lebih banyak oksigen yang masuk
dalam air.Alat-alat aerasi yang ada terdiri dari diffuser, venturi, pompa bawah
permukaan, pompa dan semburan, aspirator dan kincir. Dari beberapa jenis
yang ada kincir merupakan alat aerasi yang paling baik dari segi efisiensi dan
dan air.
akan mempunyai tahanan yang besar. Dengan adanya tahanan yang bekerja
yang lebih kecil. Hal ini akan memperpanjang waktu operasi sehingga
pemakaian listrik menjadi lebih besar dan penggunaan jam kerja lebih
pada tambak serta melihat berapa besar konsumsi listrik yang digunakan
B. Batasan masalah
Untuk membatasi permasalahan agar tidak meluas dan menyimpang dari
C. Rumusan masalah
Kedalaman aerator pada air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen
sebagai berikut.
listriknya ?
E. Sistematika Penulisan
Sistematika terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian
akhir :
1. Bagian awal
isi, daftar gambar dan daftar tabel. Bagian awal ini berguna untuk
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
3. Bagian Akhir
Pada bagain ini ada Daftar Pustaka dan Lampiran yang bertujuan untuk
A. Landasan Teori
Peningkatan kualitas air tambak dapat dilakukan dengan beberapa hal ,salah
listrik,tenaga mesin, motor atau tenaga yang lain.Selain Aerator ada hal-hal yang
1. Suhu Air
Menurut Royce (1972) diacu dalam Sinaga (2004) suhu air sangat
dan kebanyakan dari hewan air hidup pada suhu yang sama. Setiap tumbuhan
atau hewan beradaptasi pada suhu normal dari suatu musim dan sangat
Suhu air yang optimal untuk suatu makhluk hidup dilihat dari berbagai
macam faktor lingkungan yang ada. Suhu air yang optimal dengan kadar
oksigen terlarut dan kadar garam tertentu pada suatu tempat tertentu dapat
berbeda dengan tempat yang lain meskipun dengan tingkat kadar oksigen dan
Perubahan kondisi kimia air tambak yang signifikan setelah turun hujan
6
7
dilakukan oleh Hastuti dkk (2012) pada media pemeliharaan ikan patin,
dimana penambahan (20, 40, dan 60 mg) CaO ke dalam media pemeliharaan
3. Kondisi Cuaca
kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu dan salinitas. Semakin
tinggi suhu dan salinitas maka kelarutan oksigen dalam air semakin rendah,
memburuk karena banyak sisa bahan organik dan kotoran, akibat kegiatan
pemberian pakan dan aktifitas metabolisme udang serta jasad lain yang ada,
maka air tambak tidak mampu memurnikan dirinya secara alami. Akibatnya
perairan lainnya memiliki toleransi terbatas terhadap nilai parameter mutu air
parameter mutu air bagi kehidupan udang. Suatu parameter mutu air yang
terdapat nilai-nilai di mana udang itu hidup namun tidak tumbuh dan nilai-
sebagai berikut,
kasus udang yang mati kemudian mengapung sering dijumpai pada tambak-
hamparan selama periode tidak ada pasang, di mana penggantian air dari laut
sulit untuk dilakukan. Tindakan cepat yang mungkin bisa menolong keadaan
demikian adalah menambah jumlah kincir air secara darurat, yang berfungsi
kedalam air melalui proses difusi dipercepat kedalam air tambak (Parlaungan,
2014).
Suhu air laut di suatu perairan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer, dan
intensitas penyinaran matahari yang masuk ke dalam air laut. Kenaikan suhu
2009).
Suhu optimal yang aktual didasarkan pada jumlah dari reaksi internal
mempunyai tingkat efisiensi yang maksimal pada suhu yang berbeda, maka
suhu yang optimal untuk organisme yang ada adalah suhu yang
Penurunan suhu yang terlalu cepat akan berakibat fatal pada makhluk hidup
Demikian juga dengan kenaikan suhu secara mendadak juga bisa berakibat
10
fatal. Hal ini dikarenakan kenaikan suhu akan memacu penurunan kadar
oksigen terlarut (DO) yang ada dan menaikkan kadar oksigen yang
organisme yang ada di kolam. Suhu yang tinggi juga dapat mengakibatkan
berubah dan tidak dapat lagi memenuhi reaksi yang diperlukan (Landau,
1992).
struktur suhu air itu sendiri. Suhu juga mengubah kelarutan dan secara
fisiologis berpengaruh terhadap benda padat dan gas-gas yang ada sehingga
Pada kolam, panas akan masuk pada permukaan air dan permukaan air
akan mengalami pemanasan lebih cepat daripada air pada kedalaman yang
lebih dalam. Kerapatan air (berat air per unit volume) berkurang seiring
dengan naiknya suhu di atas 40C, permukaan air akan menjadi lebih hangat
dan ringan sehingga air akan tercampur secara sendirinya dengan lapisan
yang ada di bawahnya. Pembagian air kolam secara jelas menjadi lapisan
hangat dan dingin disebut stratifikasi thermal. Lapisan atas yang mempunyai
suhu yang lebih hangat disebut epilimnion dan lapisan di bawahnya yang
dalam air dan dinyatakan dalam mg/L. Kelarutan oksigen merupakan faktor
standard (760 mm Hg), tekanan oksigen di udara sebesar 159.2 mmHg (Boyd
1998). Tekanan oksigen dalam udara akan membawa oksigen ke dalam air
sehingga tekanan oksigen dalam air sama dengan tekanan oksigen yang ada
dalam udara. Ketika tekanan oksigen dalam air dan udara sama, proses
penangkapan oksigen dari udara ke air berhenti dan kadar oksigen terlarut
yang ada mencapai titik keseimbangan atau titik jenuh (Boyd 1998).
seiring dengan naiknya suhu. Konsentrasi oksigen terlarut pada titik jenuh
juga akan berkurang seiring dengan naiknya kadar garam air, tetapi akibat
yang ditimbulkan tidak melebihi batas kadar garam yang ada pada air tawar.
Pada tingkat kadar garam yang tinggi, air akan menyimpan oksigen terlarut
sangat sedikit bila dibandingkan dengan air dengan tingkat kadar garam yang
dengan berkurangnya tekanan atmosfir yang ada. Tekanan pada titik tertentu
Tekanan air di atas titik tersebut disebut tekanan hidrostatik dan tekanan total
12
pada titik itu yaitu tekanan hidrostatik ditambah dengan tekanan atmosfir.
Kelarutan oksigen terlarut pada titik jenuhnya pada suatu titik merupakan
fungsi total dari tekanan total tersebut, sehingga kenaikan kedalaman air akan
menaikkan kelarutan oksigen terlarut pada titik jenuh tersebut (Boyd and
Tucker, 1998).
saat fotosintesis dan selama siang hari tanaman tersebut akan menghasilkan
oksigen dengan cepat sehingga konsentrasi oksigen terlarut dalam air akan
naik hingga mencapai titik jenuhnya. Pernafasan oleh organisme yang ada
Ketika kadar oksigen yang ada dalam air di bawah titik jenuhnya ada
Pergerakan molekul oksigen dari air ke udara akan terjadi ketika kadar
Pengaruh tingkat oksigen terlarut pada makhluk hidup air dapat dilihat
Di atas titik jenuh> (8 mg/liter) Bisa berbahaya jika kondisi ini terus
ada dan melebihi kapasitas kolam
yang ada. Secara normal tidak ada
Masalah
Daya kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu dan salinitas,
semakin tinggi suhu air dan salinitas maka semakin rendah oksigen dalam air
(Mintardjo dkk, 1985). Selain itu menurut Cole (1979) dan Wetzel (1975)
kelarutan oksigen dalam air juga dipengaruhi oleh tekanan udara. Tekanan
udara dan salinitas yang tinggi akan menurunkan kelarutan oksigen di udara.
dalam air.
dari udara ke dalam air dipengaruhi suhu air, salinitas, derajat kejenuhan air
dan turbulensi dari kontak air-udara. Turbulensi dari kontak air-udara akan
14
efektif meningkatkan luas area kontak air dengan udara. Pelarutan oksigen ke
dalam air hampir seluruhnya berkaitan dengan sirkulasi, pola arus dan
turbulensi.
Jumlah oksigen maksimum yang dapat terlarut dalam air pada kondisi
atmosfer akan larut ke dalam air, sedangkan jika konsentrasi melebihi tingkat
jenuh maka oksigen akan lepas ke udara. Makin besar selisih konsentrasi
oksigen di udara dan di air akan mempercepat proses kelarutan atau pelepasan
oksigen. Transfer oksigen dari atau ke air terjadi antara lapisan permukaan air
6. Sistem Aerasi
Aerasi adalah penambahan udara ke dalam air sehingga kadar oksigen
dalam air menjadi cukup dengan bantuan alat aerasi/aerator. Aerator adalah
alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan oksigen yang masuk dalam
dasar air untuk memastikan bahwa kandungan oksigen yang ada dalam air
benar-benar merata.
Menurut Boyd (1990) ada dua teknik dasar dalam aerasi air kolam;
sprayer dan kincir aerator. Bubbler aerators terdiri dari diffuser dan aspirator
pompa.
(Power Take Off) dari traktor atau dengan menggunakan mesin diesel.
Wheaton (1977) membagi alat aerasi dalam empat tipe dasar yaitu
gravitasi, permukaan, diffuser dan turbin. Selain itu terdapat pula beberapa
jenis yang merupakan gabungan dari tipe dasar. Aerasi sistem gravitasi
bekerja dengan prinsip air terjun atau air yang dijatuhkan untuk
konsentrasi oksigennya akan semakin tinggi. Contoh dari sistem ini adalah
air terjun.
16
dalam air. Semakin besar pengadukan atau air yang terpecah maka
permukaan air yang berhubungan langsung dengan udara. Sistem ini biasa
1977).
yang terendam air yang diaerasi. Prinsip kerjanya yaitu propeller berputar
sehingga terjadi sirkulasi dalam air dan menyebabkan efek aerasi pada
permukaan air. Pelarutan oksigen pada aerator turbin dipengaruhi oleh laju
sirkulasi, karakteristik air dan defisit oksigen dalam air (Wheaton, 1977).
Menurut Chris Bird and Cassels (1996) dalam Adnan (2003) tipe-
tipe mekanisme kerja aerator dapat dibagi menjadi empat buah, yaitu:
kolam dengan kedalaman yang dangkal, hal ini dikarenakan aerator ini
bekerja dengan cara bergantung pada lama waktu kontak antara air dan
17
air maka jumlah oksigen yang masuk ke air semakin banyak. Efisiensi
baik gelembung udara yang dihasilkan maka semakin baik efisiensi yang
permukaan air. Aerator tipe ini sangat bergantung pada ukuran dari
dengan air, namun efeknya hanya untuk area tertentu. Aerator ini tidak
3. Propeller Aspirator
kolam, tetapi aerator tipe ini didesain untuk kolam dengan kedalaman
yang lebih. Aerator tipe ini lebih baik digunakan di bendungan untuk
yang mahal.
d. Pemeliharaan mudah.
sistem aerator yang lain yang harus dioperasikan 24 jam penuh untuk
80-90 rpm, sedangkan tenaga ideal yang dibutuhkan sebesar 2-10 kW.
di titik tengah sisi terpanjang kolam dan menghadap ke arah sisi terpanjang
kolam. Hal ini akan menyebabkan air akan dapat tersikulasi dengan baik
dan merata ke seluruh area sehingga kadar oksigen yang ada dalam air
oksigen pada aerator, namun air dengan kadar garam yang tinggi akan
menggunakan cat epoxy yang akan melindungi alat dari karat lebih lama
Selain kadar oksigen dipengaruhi oleh faktor alam ada juga alat
1. Motor Kapasitor
angin, kompresor pada kulkas (lemari es), motor pompa air, dan
sebagainya.
(Abidin, 2014).
dibawah ini :
23
𝐸
𝑃= 𝑡
Dimana :
P = Daya Listrik
Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
dibawah ini :
P=VxIx η
Keterangan :
4. Tenaga Surya
Matahari merupakan sumber energi yang luar biasa yang setiap hari,
yang jatuh di gurun Sahara akan cukup memenuhi kebutuhan energi untuk
bumi dengan nilai energi puncak sebesar satu kilowatt (1 kW) per meter
persegi per jam. Jadi, jika semua energi ini bisa ditampung, maka akan
ada di bumi ini. Pendek kata, tenaga surya adalah energi yang berasal dari
matahari.
surya hadir dalam bentuk panas dan cahaya Energi dalam bentuk panas
digunakan untuk energi panas yang berasal dari matahari adalah Energi
Thermal Matahari.
5. Turbin Angin
turbin yang digerakkan oleh angin, yaitu udara yang bergerak diatas
kebutuhan listrik masyarakat dengan prinsip konversi energi. Pada saat ini,
kecepatan maupun arah angin. Dasar dari alat untuk merubah energi angin
Sesuai dengan ketetapan Betz, sebuah turbin angin yang ideal akan
mengubah 16/27(59%) dari energi angi yang dihasilkan oleh angin. Akan
tetapi dalam prakteknya daya turbin yang didapat lebih kecil karena
terdapat beberapa faktor. Daya turbin angin tersebut merupakan hasil kali
dari daya angin dengan coeficient performance (Cp). Adapun rumus daya
dimana :
Cp = koefisien performa
B. Tinjauan Pustaka
1. Anjar Prasetia. 2008, Kinerja aerator Tipe Kincir Pada Berbagai Kondisi
memodifikasi dan mengukur kinerja aeartor kincir tipe pedal lengkung yang
menjadi tinggi.
perencanaan transmisi terhadap putaran kincir aerator dan daya turbin yang
digunakan sebuah turbin angin tipe vertikal jenis savonius dengan diameter
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu
Brebes.
sebagai berikut :
29
30
D. Prosedur Penelitian
P=VxIx η
Keterangan :
tertentu sampai sensor dapat membaca kadar oksigen yang ada dalam
(5 cm), (7 cm) dan ( 11 cm ) dengan lebar tambak yaitu 1000 m2. Satu
3cm
5 cm
7cm
11 cm
E. Variabel Penelitian.
Untuk memperoleh data penelitian ditentukan beberapa variabel
yaitu :
Daya listrik
(Watt)
450
400 400
350
300 300
250
200 200
150
100 100
50
0
1 2 3 4 5
Kadar Oksigen
(mg/L)
6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0
1 2 3 4 5
G. Jadwal Penelitian.
Jadwal Penelitian dibuat sebagai acuan waktu dalam peneyelesaian
penelitian.
40
41
Mulai
Studi Pustaka
Pembuatan alat
TIDAK
Pengujian Alat
SESUAI
Pengambilan Data
Selesai
I. Gambar Aerator
A. Hasil Penelitian
Kedalaman Faktor
V I P
No ( cm ) daya
( Volt ) ( Ampere ) ( Watt )
(0,8)
yang dipakai 231,1 volt ,arus listrik 2,39 ampere dan daya listrik yang
terpakai yaitu sebesar 553,8 watt, pada kedalaman 5 cm,factor daya yang
44
45
231,4 volt,arus yang dipaki 2,56 ampere sedangkan daya listrik sebesar
sedangakan daya listrik yang digunakan sebesar 628,6 Watt. Sehingga dari
data diatas didapatkan hasil yaitu pemakaian atau kecil yaitu pada
paling besar yaitu pada kedalaman 11 cm dengan daya sebesar 628,6 watt.
Daya listrik
(Watt)
640
628.6
620
600
594.4
580
569.4
560
553.8
540
520
500
3 5 7 11
kedalam air selama beberapa menit. Setelah beberapa menit angkat brope
Dissolved Oxygen dan akan terbaca hasil ukur kadar oksigen dalam
tambak. Pengukuran Oksigen ini dilakukan pada siang hari yaitu jam 14.00
(5 cm) ,(7 cm) dan (11 cm).dengan 3 kali ulangan,dapat ditunjukan pada
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kadar Oksigen dalam air pada
kedalaman 3 cm
Uji n T1 T2 O2
No Kedalaman Waktu
ke- (cm ) ( menit ) (rpm) (ºC ) (ºC ) ( mg/L)
1 1 3 3 98 37 35 4,4
2 2 3 3 98 37 36 4,8
3 3 3 3 98 36 35 4,6
Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat setelah dilakukan dengan 3 kali
,didaptkan kadar oksigen sebesar 4,6 mg,L,dari hasil 3 kali pengujian pada
Tabel 4.3. Data Hasil Pengujian Kadar Oksigen dalam air pada
kedalaman 5 cm
Uji n T1 T2 O2
No Kedalaman Waktu
ke- (cm ) ( menit ) (rpm) (ºC ) (ºC ) ( mg/L)
1 1 5 3 78 37 37 5,2
2 2 5 3 78 37 36 5,6
3 3 5 3 78 36 35 5,4
,didaptkan kadar oksigen sebesar 5,4 mg,L,dari hasil 3 kali pengujian pada
Tabel 4.4. Data Hasil Pengujian Kadar Oksigen dalam air pada
kedalaman 7 cm
Kedalaman n T1 T2 O2
No Uji ke- Waktu
(cm ) (rpm) (ºC ) (ºC ) ( mg/L)
(menit )
1 1 7 3 67 35 35 6,3
2 2 7 3 67 36 36 6,7
3 3 7 3 67 36 35 6,5
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat setelah dilakukan dengan 3 kali
didapatkan kadar oksigen sebesar 6,3 mg/l.Hasil uji ke dua pada kedalaman
Tabel 4.5. Data Hasil Pengujian Kadar Oksigen dalam air pada
kedalaman 11 cm
Kedalaman n T1 T2 O2
No Uji ke- Waktu
(cm ) (rpm) (ºC ) (ºC ) ( mg/L)
(menit )
1 1 11 3 41 35 35 5,6
2 2 11 3 41 36 36 5,2
3 3 11 3 41 36 35 5,8
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat setelah dilakukan dengan 3 kali
didapatkan kadar oksigen sebesar 5,2 mg/L.Hasil uji ke tiga pada kedalaman
1 1 3 3 98 37 35 4,6
2 2 5 3 78 37 36 5,4
3 3 7 3 67 36 35 6,5
4 4 11 3 41 36 35 5,6
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat setelah dilakukan pengujian sebanyak 4
tetapi pengambilan air sedikit sehingga kadar oksigen yang dihasilkan kecil
yaitu 4,6 mg/L. Pada kedalaman 5cm ,putaran 78 rpm,dihasilkan semburan air
tidak begitu jauh tetapi pengambilan air banyak tetapi kadar oksigen yang
Kadar Oksigen
(mg/L)
7
6.5
6
5.4 5.6
5
4.6
4
0
3 5 7 11
B. Pembahasan
2. Kadar oksigen ( DO )
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Konsumsi daya listrik terkecil yang dihasilkan adalah 553,8 watt dengan
listrik terbesar dihasilkan dari kecepatan putar 41 rpm yaitu 628,6 watt pada
terjadi di dalam kolam, semakin besar daya yang dibutuhkan belum tentu
oksigen air pada kolam. Pengukuran minimum kadar oksigen yang terlarut
yaitu sebesar 4,6 mg/L pada kecepatan putar 98 rpm pada kedalaman 3
B. Saran
yang dialami sehingga penulis memberikan saran atau masukan sebagai berikut :
54
55
2. Perlu adanya pengujian kincir aerator dalam waktu tertentu sehingga bisa
3. Perlu adanya pengujian kadar oksigen diwaktu yang berbeda (pagi,siang dan
pengaruh alam.
DAFTAR PUSTAKA
56
57
A-1
Gambar 3. Pengambilan kadar oksigen dengan alat DO
A-2
Gambar 5. aerator
A-3