TESIS
ISMA YATUN
110608450
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
JANUARI 2013
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
ISMA YATUN
110608450
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
KEKHUSUSAN MANAJEMEN GAS
JANUARI 2013
NPM : 1106108450
Tanda Tangan :
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan tepat
waktu. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Ir. Sutrasno Kartohardjono., Msc., PhD dan Dr.
Iwan Ratman MSc,PE selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
memberikan bimbingan serta arahan selama proses penyusunan tesis ini. Selain itu
juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
iv
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Januari 2013
Yang menyatakan
(Isma Yatun)
Perancangan LPG Plant dengan memanfaatkan gas suar bakar sebagai bahan baku
kilang LPG bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan LPG Plant
ditinjau dari segi teknis maupun ekonomi sehingga dapat menjadi rekomendasi
dalam pemenuhan kebutuhan LPG domestik dengan memanfaatkan gas suar bakar
yang dihasilkan dari lapangan gas Tambun, Bekasi. Proses dasar LPG dari gas
suar bakar adalah pemisahan menggunakan sistem refrijerasi. Produk yang
dihasilkan memenuhi syarat LPG yang digunakan secara komersial yaitu jumlah
komponen propana dan butana lebih dari 97,5 %. Dari hasil simulasi diperoleh
produk LPG sebesar 120 ton per hari, kondensat 240 barrel per hari dan lean gas
sebesar 11 MMSCFD. Biaya investasi LPG Plant dengan kapasitas 15 MMSCFD
adalah US $ 31.63 juta dengan tingkat nilai pengembalian yang disyaratkan
10%/tahun NPV sebesar US $ 121,45 juta, IRR 62,58 % dan Payback Period 2
tahun.
vi
LPG Plant design is to study whether the utilization of flare gas as the feed gas of
LPG Plant feasible or not to be developed technically and economically. This
study could be recommended as an alternative to fulfill the LPG demand in
domestic. Selected process for LPG recovery is Refrigeration system. The product
has to fulfill the LPG specification which contains more than 97.5 % of propane
and butane. From the simulation, the result product of LPG Plant is 120 tonne/day
of LPG, 240 barrel/day of condensates and 11 MMSCFD of lean gas to pipeline.
Economic analysis shows that the total capital investment of this plant with 15
MMSCFD capacity is US $ 31.63 million. In case of 10 % MARR, NPV results
are US $ 121,45 million , IRR 62,58 % and payback period is 2 years.
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
Berdasarkan data Ditjen Migas pada tahun 2012 gambar 1.2 (Kementrian
ESDM, 2012) volume gas suar bakar yang dihasilkan di Indonesia dari kegiatan
migas adalah sekitar 113 MMCFD. Dari jumlah tersebut sekitar 109 MMSCFD
berasal dari kegiatan Hulu Migas dan sisanya dari Kegiatan Hilir Migas. Gas suar
bakar ini apabila dimanfaatkan akan mampu meningkatkan pasokan gas, dimana
gas suar bakar ini dapat diolah menjadi LPG, Lean Gas dan Kondensat yang
mempunyai nilai jual yang tinggi.
Beberapa manfaat signifikan lain yang timbul dari pemanfaatan gas suar
bakar antara lain adalah: pemanfaatan secara maksimal sumber energi nasional,
peningkatan penyediaan LPG nasional, dan peningkatan kualitas lingkungan
hidup daerah setempat.
Dari data kebutuhan impor LPG pada gambar 1.3 (SK Migas, 2008),
diperkirakan peningkatan kebutuhan impor LPG yang semakin meningkat hingga
233% dari tahun sebelumnya. Kebutuhan impor LPG yang terus meningkat dari
tahun ke tahun ini diharapkan dapat berkurang dengan memanfaatkan gas suar
bakar menjadi gas umpan kilang LPG. Oleh karena itu, dalam penulisan tesis ini
dilakukan studi pemanfaatan gas suar bakar untuk umpan kilang LPG di Lapangan
Gas Tambun, Bekasi. Dengan dilakukannya studi ini diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas produksi LPG dalam negeri serta memenuhi kebutuhan
LPG domestik.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini terdiri dari dari hasil studi pemanfaatan gas suar bakar
untuk umpan kilang LPG di Tambun Bekasi.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
Keterangan : a) gas dan kondensat gas; b) minyak dan gas; c) vVent-flare; d) Kilang pengolahan
gas
Sifat fisik komponen utama LPG terdapat di Tabel 2.1 (Handbook of Gas
Engineer, 1965). Selain komponen utama tersebut, terdapat komponen lain dalam
jumlah kecil seperti senyawa sulfur, air, dan sisa minyak dan tar.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Umpan gas dikontakkan dengan aliran gas yang keluar dari high pressure
separator (a). Aliran umpan tersebut didinginkan lagi dengan refrijeran eksternal
propana yang sangat dingin untuk mengkondensasi fraksi LPG di separator (b).
Kondensat yang terbentuk kemudian diumpankan ke kilang fraksionasi.
Kilang fraksionasi terdiri dari Demethanizer, Deethanizer, Depropanizer
dan debutanizer untuk memisahkan komponen-komponen LPG. Jika tidak ada
etana berlebih, maka kolom Demethanizer and Deethanizer dapat digabung
menjadi satu kolom. Keuntungan utama proses tipe ini adalah sederhana dan
pressure drop rendah.
Universitas Indonesia
Dalam proses ini, gas umpan bertekanan tinggi (sekitar 1000 psi)
mula-mula dikurangi kadar airnya melalui kontak dengan glikol di unit
dehidrator. Gas umpan yang telahkering kemudian didinginkan oleh gas keluaran
dari unit turboexpander utama atau unit J-T valve. Pendinginan ini terjadi di
bawah temperatur pengembunan C3-C4, sehingga terjadi pemisahan komponen-
komponen LPG tersebut ke dalam fasa cair. Fasa cair LPG ini dipisahkan dari
aliran sisa gas yang tidak mengembun dalam unit Cold Separator.
Sisa gas dari Cold Separator diumpankan ke J-T valve atau
Turboexpander sehingga mengalami penurunan temperatur secara drastis.
Fraksi cair dari Cold Separator diumpankan ke kolom De-Methanizer, yang
berfungsi menghilangkan gas-gas ringan (komponen C1-C2) dari fraksi C3-C4
cair melalui proses pemanasan dan distilasi. Produk LPG dikeluarkan dari
bagian dasar kolom De-Methanizer, sedangkan gas ringan dari bagian puncak
kolom digunakan untuk mendinginkan gas umpan. Proses kriojenik ini
memungkinkan temperatur pemisahan yang lebih rendah daripada proses-proses
pemisahan LPG lainnya, sehingga memberikan efisiensi pemisahan yang
tertinggi. Persentase pemisahan yang dapat dicapai oleh proses kriojenik
adalah sekitar 60% untuk komponen C2 (yang tidak dapat dipisahkan oleh proses-
proses lainnya), 90% untuk C3, dan hampir 100% untuk komponen C4+. Proses
kriojenik merupakan proses pemisahan LPG yang paling banyak digunakan di
dunia, yang disebabkan oleh efisiensi pemisahan yang tertinggi dibandingkan
dengan proses-proses lainnya.
Pemilihan proses produksi LPG seringkali mempertimbangkan kondisi
umpan gas yang akan diproses, selain itu posisi produk LPG sebagai produk
samping menjadikan pemilihan proses LPG juga tergantung oleh proses
induknya. Hampir semua proses produksi LPG mempunyai parameter proses
yang sama untuk meninjau peformansi proses tersebut (kecuali proses produksi
LPG yang melalui reaksi bukan pemisahan).
Parameter-parameter proses yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil
yang maksimal diantaranya adalah:
Universitas Indonesia
Recovery level
tekanan yang tinggi (sekitar 500 – 700 psig) akan mempermudah proses
pemisahan C3+ sebagai komponen utama LPG. Oleh karena itu, tekanan
masuk umpan gas yang rendah akan menambah biaya operasi untuk
mencapai kondisi operasi yang akan dicapai agar dapat dilakukan
pemisahan C3+.
Refrijerasi,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Etilena -101
Metana -157
Nitrogen -196
Hidrogen -251
Helium -268
Pada saat ini, Bank Dunia telah memperkirakan bahwa setiap tahun gas
alam yang di-flare dan di-vent adalah sebanyak 100 juta kaki kubik. Jumlah ini
setara dengan konsumsi Jerman dan Perancis selama satu tahun, atau dua kali
konsumsi gas Afrika, atau tiga perempat ekspor gas Rusia, atau cukup untuk
20 hari konsumsi gas seluruh dunia.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam produksi LPG dari gas
suar bakar:
Universitas Indonesia
Laju alir gas umpan yang akan diproses tidak mengandung impurities
untuk meminimalisir investasi, untuk gas umpan yang memiliki
kandungan CO2 dan H2S tinggi, harus dilengkapi dengan unit penghilang
CO2 dan H2S (acid gas removal unit).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Selain dapat digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, gas bumi juga
dapat digunakan untuk bahan bakar alat transportasi dan industri petrokimia.
Universitas Indonesia
Sebagai bahan bakar rumah tangga, gas bumi dapat digunakan sebagai bahan
bakar tungku pemanas, pemanas air, kompor masak dan juga pengering pakaian.
Sedangkan, sebagai bahan bakar industri, gas bumi digunakan sebagai bahan
bakar furnace untuk membakar batubara, keramik dan memproduksi semen. Saat
ini, gas bumi sudah digunakan sebagai bahan bakar transportasi yaitu sebagai
BBG (Bahan Bakar Gas) untuk bus TransJakarta dan beberapa mobil yang
didesain khusus menggunakan BBG.
Kemurnian bebas dari debu, getah, minyak bumi, dan hidrokarbon yang
dapat dicairkan pada temperatur lebih dari 15 0F pada tekanan 800 psig
Kandungan sulfur < 1 grain (0,065 gram) H2S per 100 ft3 gas
Kandungan uap < 4 lb uap air per MMcf gas pada P = 14,4 psi dan T = 60 oF
lembab
Universitas Indonesia
Kadar uap air pada gas bumi dapat diindikasikan secara tidak langsung
dari titik embunnya. Titik embun bisa didefinisikan sebagai temperatur saat gas
bumi jenuh terhadap uap air pada tekanan tertentu. Saat titik ini, gas bumi berada
pada kesetimbangan dengan air pada fasa cair. Dengan adanya peningkatan
tekanan ataupun penurunan temperatur akan menyebabkan uap air terkondensasi.
Perbedaan antara temperatur titik embun saat jenuh dan setelah didehidrasi
disebut dengan penurunan titik embun.
Hidrat gas bumi merupakan senyawa padatan kristal yang terbentuk karena
kombinasi kimia antara gas bumi dengan air pada tekanan tertentu dan temperatur
diatas titik beku pada air. Jika terdapat air yang bebas, hidrat akan terbentuk
ketika temperatur dibawah temperatur hidrat.
Rumus kimia dari gas bumi untuk hidrat dari gas bumi adalah :
Metana : CH4.7H2O
Etana : C2H6.8H2O
Propana : C3H8.18H2O
Gas bumi berada pada titik embun dari air atau dibawahnya, dimana
terdapat air dalam bentuk cair.
Universitas Indonesia
Adanya H2S ataupun CO2 yang merupakan kondisi yang kondusif untuk
membentuk hidrat karena gas asam akan lebih mudah larut dengan air
dibandingkan hidrokarbon.
Molecular Sieve (MS) adalah material yang memiliki pori yang sangat
kecil dalam ukuran yang sama dan pada umumnya dipakai sebagai adsorben untuk
gas dan cairan. MS ini merupakan adsorben yang pada umumnya terbuat dari
polimer terkristal aluminosilica, tanah liat, gelas berpori, charcoal, zeolit atau
karbon aktif. MS sangat kuat menyerap senyawa polar ataupun senyawa
terpolarisasi berkonsentrasi rendah, seperti H2O, metanol, H2S, COS, mercaptan,
sulfida, amonia, senyawa aromatik, dan merkuri. MS diproduksi dalam berbagai
bentuk, yaitu kapsul, granula, pellet, dan bubuk (Mcallister, 1992).
Pada proses adsorpsi dengan Molecular Sieve ini, molekul yang lebih kecil
akan teradsorp dan molekul besar tidak. Oleh karena itulah pada adsorpsi pada gas
alam, karena ukuran molekul air lebih kecil dari molekul gas alam lainnya, maka
air akan teradsorb pada Molecular Sieve yang dipasang.
2. Tidak beracun, tidak larut dalam air dan pelarut organic lain.
Universitas Indonesia
5. Lebih efektif untuk aliran umpan yang rendah dan dengan tingkat
kelembaban yang rendah
Molecular Sieve memiliki jenis dan tipe tersendiri sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Tabel 2.11 menunjukkan jenis-jenis Molecular Sieve serta
aplikasinya sedangkan tabel 2.12 menunjukkan karakteristik Molecular Sieve.
% wt
Diameter Molekul Molekul
Tipe Kapasitas Aplikasi
Pori Teradsorbsi Terkecuali
Air
Universitas Indonesia
Properti 4A-5A
Desain sistem dehidrasi gas bumi yang terdiri dari beberapa kolom terdiri
atas beberapa langkah antara lain (Campbell, 1992) :
Untuk gas bumi < 50 MMSCFD, sistem dengan 2 (dua) buah kolom sudah tepat.
Semakin banyak jumlah kolom yang digunakan akan berakibat pada geomerti
kolom lebih baik, meningkatkan fleksibilitas operasi namun juga meningkatkan
biaya investasi serta menurunkan waktu yang dibutuhkan untuk meregenerasi
Molecular Sieve. Waktu yang dibutuhkan untuk regenerasi kolom dapat dihitung
dengan persamaan
ta
tr
n 1
dengan tr adalah waktu regenerasi, ta adalah waktu adsorbsi dan n adalah jumlah
kolom yang digunakan.
Universitas Indonesia
Namun apabila kandungan air di dalam gas umpan cukup kecil, maka waktu
siklus dapat berkisar antara 24-30 jam.
Diameter adsorber merupakan fungsi dari kecepatan gas dan pressure drop yang
diperbolehkan terjadi di sepanjang kolom. Pada umumnya, pressure drop per
panjang kolom (ΔP/L) yang diperbolehkan sekitar 7-10 kPa/m atau 0,3-0,44 psi/ft.
Persamaan Ergun dapat digunakan untuk menentukan pressure drop yang
diperbolehkan terjadi di sepanjang kolom
P
Bv g C g v g
2
Universitas Indonesia
P
0,5
B ( B ) 2 4C g ( )
v L
2C g
A
vg
g
4q a
d
v g
q s Ps T
qa z
1440 P Ts
Ps = tekanan standar
P = tekanan aktual
Ts = temperatur standar
T = temperatur aktual
400mw
hB
x B d 2
d = diameter kolom
2.5 KONDENSAT
Kondensat merupakan komponen hydrocarbon fraksi berat meliputi C5++
berupa liquid yang dapat dijual sebagai produk samping. Secara umum
pembentukan kondensat terjadi di unit separasi namun masih berupa kondensat
Universitas Indonesia
1. Kuantitas Penjualan
Universitas Indonesia
Kuantitas minimal yang harus diambil buyer, jika ternyata kurang dari
angka minimum maka akan diberlakukan pasal take or pay
2. Market Point
Dalam suatu kontrak akan disebutkan secara spesifik apakah titik penjualan
ada di seller plant exit atau sampai dengan titik konsumen. Apabila sampai
dengan titik konsumen maka pihak seller bertanggungjawab menyediakan
sarana transportasi hingga titik konsumen entry gate.
Dalam hal ini terdapat konsumen yang di supply dari single supplier,
sehingga dalam hal ini konsumen tersebut menjadi prioritas dalam penjualan.
Purity : 95 %
Universitas Indonesia
Perawatan (maintenance).
Biaya Pajak
Universitas Indonesia
Sedangkan MARR dalam hal ini adalah suatu konsep interest yang telah
ditentukan berdasarkan kebijakan suatu perusahaan dimana nilainya pasti lebih
besar dari suku bunga pinjaman bank ditambahkan ditambahkan beberapa nilai
sehingga cukup aman dalam menentukan evaluasi fiskal.
𝑡=𝑛
P
0 = −p + 𝑁𝐶𝐹 , i, t
F
𝑛𝑡 =1=1
Dimana :
Persamaan diatas dapat diartikan tidak hanya berlaku untuk kasus future
value (F) saja namun jika ada komponen annual (A) dan Gradien (G) maka harus
juga diperhitungkan sehingga nilai total present value (PV) menjadi nol.
2.7.5 Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan
waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah
pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh
waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan
Universitas Indonesia
B SVN
dk
N
d k* k d k untuk 1 k N
BVk B d k*
Dimana :
N = umur manfaat
Universitas Indonesia
gas suar bakar pada industri migas yang dilakukan oleh AlGhanim (2012) dan
Johnson (2012).
Penggunaan gas suar bakar sebagai umpan untuk kilang LPG selain dapat
mengurangi kandungan CO2, H2S maupun gas-gas polutan lainnya yang
berpotensi mencemari udara juga dapat meningkatkan kapasitas produksi LPG.
Penelitian yang dilakukan oleh Liang (2010) meneliti pemanfaatan gas suar bakar
untuk produksi LPG di lapangan migas.
Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan gas suar bakar untuk umpan
kilang LPG di lapangan migas Indonesia, tepatnya di lapangan gas Tambun,
Bekasi dengan analisa kelayakan dari segi teknis maupun ekonomis.
Universitas Indonesia
Untuk dapat menganalisis pemanfaatan gas suar bakar untuk umpan kilang
lpg di lapangan Tambun, maka perlu dilakukan beberapa tahapan proses yang
digambarkan dalam Gambar 3.1. Tahapan tersebut antara lain:
pengumpulan data teknis dan studi literatur,
Pemilihan teknologi
proses LPG
Analisa keekonomian
LPG plant
Analisa Sensitivitas
34
LPG yang ingin dihasilkan merupakan LPG mix (campuran propana dan
butana) dan spesifikasinya berdasarkan spesifikasi LPG Indonesia yang
ditunjukkan pada tabel 2.4.
Universitas Indonesia
T
Xt
NPV =
t=0 (1 i)t
Dimana:
Xt : cashflow di tahun ke-t
i : sukubunga (discount rate)
Universitas Indonesia
NPV merupakan nilai saat ini dari aliran uang tunai selama umur operasi
UPK. NPV menunjukkan keuntungan dengan melibatkan aliran uang tunai masuk
dan keluar. Jika nilai NPV positif maka proyek tersebut ekonomis
danmenguntungkan. Jika nilainya negatif maka proyek tidak menguntungkan.
T
Xt
(1 ROR)
t=0
t
0
Dimana:
Xt : cashflow di tahun ke-t
i : sukubunga (discount rate)
IRR merupakan ukuran tingkat pengembalian internal terhadap investasi
pada suatu proyek. IRR dapat diketahui dengan mencari tahun atau waktu dimana
nilai NPV = 0.
Persamaan untuk menghitung PBP:
PBP
X t=0
t 0
Dimana:
Xt : cashflow di tahun ke-t
Metode periode pengembalian menghitung lamanya periode proyek yang
berkaitan dengan seberapa cepat recovery investasi. Metode ini menghitung
jumlah tahun yang dibutuhkan saat aliran kas masuk tepat sama dengan aliran kas
keluar.
3.5.2 Investasi
Perhitungan nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan LPG
Plant dilakukan dengan metode downsizing berdasarkan benchmarking dengan
kilang LPG yang sudah ada serta dengan menyesuaikan basis harga pada
tahun yang tersedia dengan menggunakan Chemical Engineering Plant Cost
Index. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
0,65
Kapasitas A CEIndex1
CAPEX A = CAPEX B x
Kapasitas B CEIndex 2
Universitas Indonesia
39
karena butuh tekanan gas umpan yang cukup tinggi, gas umpan yang masuk ke
kilang tidak bisa didehidrasi menggunakan glycol. Proses ini sesuai digunakan
di lapangan-lapangan gas bumi yang tekanan dan produksinya cukup tinggi.
4.1.2 JT Valve
Proses ekstraksi LPG dengan menggunakan JT Valve memiliki prinsip
kerja yang mirip dengan Turbo Expander. Gas bumi diekspansi melalui JT
Valve dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah sehingga gas bumi akan
mengalami penurunan suhu sehingga sebagian dari gas bumi tersebut akan
mengembun. Dibandingkan dengan Turbo Expander, JT Valve menghasilkan
temperatur yang lebih tinggi sehingga recovery hidrokarbon berat terutama C3
dan C4 menjadi rendah. Kelebihan dari penggunaan JT Valve adalah sederhana
dan tidak memerlukan rotating equipment selain untuk menaikkan tekanan gas
umpan sedangkan kelemahannya adalah disamping recovery LPG rendah juga
mengkonsumsi energi cukup tinggi yang disebabkan oleh tekanan gas umpan
yang masuk ke kilang harus tinggi. Proses JT Valve hanya cocok digunakan
pada lapangan-lapangan gas yang tekanan gas dan kandungan LPG-nya cukup
tinggi.
4.1.3 Refrijerasi
Sistem pendinginan menggunakan proses refrijerasi ini berdasarkan pada
prinsip pertukaran panas antara fluida yang didinginkan (gas bumi) dengan
pendingin luar (refrigerant) melalui suatu siklus refrigerasi. Efek pendinginan
dapat dicapai melalui siklus sebagai berikut; ekspansi, evaporasi, kompresi, dan
kondensasi. Proses pertukaran panas dengan gas alam terjadi pada tahap evaporasi
dimana sebagian panas dari gas alam diserap oleh pendingin. Pemilihan
refrigerant pada umumnya didasarkan pada temperatur yang diperlukan,
ketersediaan, keekonomian, dan pengalaman-pengalaman proses sebelumnya.
Propana, etana, etilena, propilena, dan ammonia adalah fluida pendingin yang
umum digunakan dalam recovery hidrokarbon berat dari gas bumi. Recovery
hidrokarbon berat akan lebih tinggi bila disertai dengan proses ekspansi gas
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari komposisi gas suar bakar yang diperlihatkan dalam Tabel di atas
diketahui bahwa gas suar bakar mengandung gas asam (CO2) yang cukup
tinggi, untuk itu diperlukan unit gas sweetening / acid gas removal sebelum gas
memasuki kilang LPG.
4.2.1 Kompresi
Gas suar bakar pada umumnya memiliki tekanan yang lebih rendah dari
yang diharapkan masuk ke kilang LPG. Pada unit kompresi ini, gas dinaikkan
tekanannya dari 40-50 psi menjadi sekitar 200 psi. Pemilihan 200 psi sebagai
tekanan outlet kompresor adalah berdasarkan kondisi operasi yang umum di
kilang LPG.
Universitas Indonesia
alkanolamine atau amine untuk menghilangkan karbon dioksida (CO2) dari gas
alam (gas bumi ). Pada Unit ini diguanakan amine blending campuran 4% MEA –
35% MDEA berdasarkan kriteria pemilihan teknologi gas sweetening pada
gambar 4.1 (Total,2008). Gambar 4.2 adalah simulasi dari proses sistim amine
untuk gas sweetening.
4.2.3 Dehidrasi
Karena banyak kondisi operasi yang melibatkan temperatur dingin,
maka untuk mencegah terbentuknya hidrat, kandungan air dalam gas harus
dikurangi dengan proses dehidrasi. Proses dehidrasi yang digunakan pada proses
LPG ini adalah proses adsorpsi menggunakan Molecular Sieve.
Pada proses adsorpsi dengan Molecular Sieve ini, molekul yang lebih kecil
akan teradsorp dan molekul besar tidak. Oleh karena itulah pada adsorpsi pada gas
alam, karena ukuran molekul air lebih kecil dari molekul gas alam lainnya, maka
air akan teradsorb pada Molecular Sieve yang dipasang.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada proses adsorpsi dengan Molecular Sieve ini, molekul yang lebih kecil
akan teradsorp dan molekul besar tidak. Oleh karena itulah pada adsorpsi pada gas
alam, karena ukuran molekul air lebih kecil dari molekul gas alam lainnya, maka
air akan teradsorb pada Molecular Sieve yang dipasang.
Molecular Sieve memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan jenis
zat dehidrator lain seperti TEG karena memiliki sifat-sifat berikut:
1. Lebih tahan asam sehingga senyawa ini tidak mudah rusak
2. Tidak beracun, tidak larut dalam air dan pelarut organic lain.
3. Memiliki titik embun yang rendah hingga -1200F
4. Memiliki rentang temperatur operasi yang tinggi, dengan temperatur
regenerasi 3500F-7000F
5. Lebih efektif untuk aliran umpan yang rendah dan dengan tingkat
kelembaban yang rendah
Untuk laju gas bumi < 50 MMSCFD umumnya digunakan sistem dengan
2 (dua) buah kolom adsorben. Di man satu digunakan untuk operasi, dan satunya
lagi untuk regenerasi.
Proses dehidrasi dilakukan menurut diagram alir proses sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Untuk gas bumi < 50 MMSCFD seperti pada lapangan gas Tambun, sistem
dengan 2 (dua) buah kolom sudah tepat. Semakin banyak jumlah kolom yang
digunakan akan berakibat pada geomerti kolom lebih baik, meningkatkan
fleksibilitass operasi namun juga meningkatkan biaya investasi serta menurunkan
waktu yang dibutuhkan untuk meregenerasi Molecular Sieve. Waktu yang
dibutuhkan untuk regenerasi kolom dapat dihitung dengan persamaan
ta
tr
n 1
dengan tr adalah waktu regenerasi, ta adalah waktu adsorbsi dan n adalah jumlah
kolom yang digunakan.
Setelah menentukan jumlah kolom, maka massa desiccant yang diperlukan akan
ditentukan oleh waktu siklus adsorbsi. Apabila gas umpan sudah dalam kedaan
jenuh dengan air, maka waktu siklus dapat berkisar antara 8-16 jam. Namun
apabila kandungan air di dalam gas umpan cukup kecil, maka waktu siklus dapat
berkisar antara 24-30 jam.
2. Menentukan dimensi kolom adsorber.
Diameter adsorber merupakan fungsi dari kecepatan gas dan pressure drop yang
diperbolehkan terjadi di sepanjang kolom. Pada umumnya, pressure drop per
panjang kolom (ΔP/L) yang diperbolehkan sekitar 7-10 kPa/m atau 0,3-0,44 psi/ft.
Persamaan Ergun dapat digunakan untuk menentukan pressure drop yang
diperbolehkan terjadi di sepanjang kolom
P
Bv g C g v g
2
L
dengan ΔP/L = pressure drop per panjang kolom (kPa/m)
Kecepatan gas superficial dapat ditentukan dengan menurunkan persamaan diatas
menjadi
P
0,5
B ( B ) 2 4C g ( )
v L
2C g
A
vg
g
Universitas Indonesia
q s Ps T
qa z
1440 P Ts
dengan qs = laju gas standar
Setelah diameter kolom diperoleh, maka tinggi kolom dapat dihitung
melalui persamaan
400mw
hB
x B d 2
Untuk Molecular Sieve, x berkisar antara 7-14 %. Tinggi kolom
sebenarnya (Seam-Seam) dapat dicari dengan menambahkan tinggi kolom dari
hasil perhitungan dengan tinggi support kolom dan ruang yang diperlukan untuk
memastikan adanya sirkulasi yang baik pada bagian atas kolom. Pada umumnya,
tinggi support berkisar antara 1-1,5 m.
Perbandingan tinggi kolom dan diameter kolom sebaiknya berada pada
rentang 2,5 – 6. Apabila kurang dari 2,5 , maka akan berakibat pada penurunan
kapasitas desiccant yang digunakan sedangkan apabila melebihi 6 maka akan
berakibat pada pressure drop yang berlebihan. Total pressure drop yang
diperbolehkan sepanjang kolom adsorber adalah berkisar antara 55-70 kPa (8-10
psi). Apabila tinggi kolom terlalu rendah, maka waktu siklus harus diperpanjang
atau jumlah kolom harus diperbanyak. Apabila kolom terlalu tinggi, maka berlaku
sebaliknya. Dengan melakukan perhitungan di atas diperoleh spesifikasi kolom
adsorber seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.4.1 Benchmarking
Berdasarkan data yang diperoleh , Biaya Investasi pembangunan LPG
Plant PT Odyra Energi Persada pada tahun 2006 dengan kapasitas 15 MMSCFD
adalah sebesar US $25,6 juta, maka biaya Investasi LPG Plant ini pada tahun
0,65
2013: Kapasitas A CEIndex1
CAPEX A xCAPEX B x
KapasitasB CEIndex2
0,65
15 623
CAPEX A x 25600000 x
15 499
CAPEX A 27736154
Hasil perhitungan di atas diperoleh nilai benchmarking biaya investasi
untuk kapasitas kapasitas 15 MMSCFD pada tahun 2013 adalah sebesar US $ 27
juta, dengan membandingkan hasil kalkulasi yang telah dilakukan sebelumnya
dan hasil benchmarking, nilai biaya investasi tidak memiliki perbedaan yang
cukup besar, perbedaan dikarenakan adanya tambahan investasi alat untuk uni
proses pemurnian gas suar bakar. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa biaya
investasi yang dihasilkan dari perangkat lunak Capital Cost Estimator ini masuk
akal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
150.000.000
100.000.000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-50.000.000
Tahun ke-
Universitas Indonesia
Tabel 4.7 Perubahan NPV dan PBP terhadap Variasi Nilai biaya investasi
Perubahan (%) NPV (US $) IRR (%) PBP (tahun)
20 102.280.788 48,00 2,39
15 108.290.242 50,92 2,25
10 111.189.935 54,05 2,08
5 115.644.509 57,55 1,96
0 121.451.152 62,58 1,83
-5 124.553.656 65,53 1,72
-10 129.008.229 70,15 1,60
-15 133.462.803 75,30 1,49
-20 137.917.376 81,10 1,42
Universitas Indonesia
adalah tabel yang menunjukkan perubahan biaya produksi terhadap NPV,IRR, dan
PBP.
Tabel 4.8 Perubahan NPV dan PBP terhadap Variasi Nilai biaya bahan baku
Perubahan (%) NPV (US $) IRR (%) PBP (tahun)
20 90.162.995 49,80 2,30
15 97.647.017 52,75 2,16
10 105.131.039 55,60 2,04
5 112.615.061 58,50 1,93
0 121.451.152 62,58 1,83
-5 127.583.104 64,15 1,76
-10 135.067.126 67,01 1,68
-15 142.551.148 69,70 1,61
-20 150.035.169 72,60 1,54
Perubahan harga jual LPG dan kondensat divariasikan dari kondisi dimana
penerimaan turun sebesar 20 % dan meningkat 20 %. Berikut adalah tabel yang
menunjukkan perubahan biaya produksi terhadap NPV, IRR dan PBP.
Tabel 4.9 Perubahan NPV dan PBP terhadap Variasi Nilai Revenue
Perubahan (%) NPV IRR (%) PBP (tahun)
20 194.525.125 89,40 1,24
15 175.918.614 82,44 1,35
10 157.312.104 75,40 1,49
5 138.705.593 68,40 1,65
0 121.451.152 62,58 1,83
-5 101.492.572 54,25 2,09
-10 82.886.061 47,02 2,44
-15 64.279.551 39,77 2,92
-20 45.673.040 32,25 3,65
Universitas Indonesia
250.000.000
200.000.000
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00 perubahan pendapatan
IRR (%) 50,00
40,00 perubahan biaya investasi
30,00
20,00 perubahan biaya bahan
baku
10,00
0,00
-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Perubahan Nilai (%)
Universitas Indonesia
4,00
3,50
3,00
2,50
perubahan pendapatan
PBP (tahun) 2,00
perubahan biaya investasi
1,50
0,00
-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
Perubahan Nilai (%)
Universitas Indonesia
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil simulasi dan perhitungan ekonomi pembangunan LPG Plant
dengan memanfaatkan gas suar bakar sebagai bahan baku, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. LPG Plant yang dirancang dengan menggunakan teknologi proses
Refrijerasi, produk yang dihasilkan berupa LPG sebesar 120 ton/hari
dengan komposisi propana, i-butana dan n-butana lebih dari 97 % serta
kondensat sebesar 240 barrel/hari.
2. Nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan mini LPG Plant
untuk kapasitas gas umpan 15 MMSCFD bernilai US $ 31,6 juta dengan
tingkat nilai pengembalian yang disyaratkan 10%/tahun diperoleh nilai
NPV sebesar US $ 121,4 juta, IRR 62,58 % dan Payback Period kurang
dari 2 tahun.
3. Pada analisa kelayakan teknis, dengan mengacu pada spesifikasi produk
LPG, Lean Gas, serta kondensat, produk dari LPG Plant yang dihasilkan
adalah layak dari segi teknis.
4. Pada analisa kelayakan ekonomi, dengan nilai NPV positif, nilai IRR lebih
dari 10%, dan PBP kurang dari 2 tahun, maka LPG Plant yang dirancang
adalah layak dari segi ekonomi.
5. Pada analisa sensitivitas, variabel yang paling berpengaruh adalah
perubahan revenue yang terdiri dari harga penjualan produk LPG dan
kondensat.
62
5.2 SARAN
Universitas Indonesia
AlGhanim et.al,.(2012), Flare Reduction Options and Simulation for the Qatari
Oil and Gas Industry, Proceedings of the 3rd Gas Processing Symposium
p.7-14.
Anonim. Hydrocarbon Processing’s Gas Process Handbook. Gulf Publishing Co.
Schaumbur : 2004
Campbell, John M. 1992. Gas Conditioning and Processing, Volume 2 : The
Equipment Modules.
Dirjen Migas. ”Direktorat Jendral Minyak & Gas Bumi No.
26525.K/10/DJM.T/2009” (Jakarta 2009)
Ghorbani et.al,.(2012), A comparative simulation of a novel gas to liquid (GTL)
conversion loop as an alternative to a certain refinery gas flare, Journal of
Natural Gas Science and Engineering Volume 11 p.23-38.
Handbook of Gas Engineers. New York : Industrial Press . 1965
Johnson et.al,.(2012), Opportunities for CO2 equivalent emissions reductions via
flare and vent mitigation: A case study for Alberta, Canada, International
Journal of Greenhouse GasControl Volume 8 p.121-131.
Kementrian ESDM. “Briefing Sheet Climate Change”. (Jakarta 2012).
Kementrian Lingkungan Hidup. “Baku Mutu Emisi Kegiatan Minyak dan Gas”
(Jakarta 2003)
Liang et.al,.(2010), LPG Characterization and Production Quantification for Oil
and Gas Reservoirs, Journal of Natural Gas Science and Engineering
Volume 2 p.244-252.
McAllister, E. W. 1992. Pipeline Rules of Thumb Handbook. Texas : Gulf
Publishing, 1992.
Perry. 1999. Perry's Chemical Engineer's Handbook. s.l. : McGraw-Hill, 1999
Rahimpour et.al,.(2012), A comparative study of three different methods for flare
gas recovery of Asalooye Gas Refinery, Journal of Natural Gas Science and
Engineering Volume 4 p.17-28.
SK Migas. ”Sebaran Gas Domestik” (Jakarta 2012)
SK Migas. ”Pengembangan Literatur Bisnis Gas Bumi di Indonesia Aspek
Teknologi dan Pengolahan Gas” (Jakarta 2008)
64
Universitas Indonesia
600
500
400
300
200
100