Skripsi
Oleh
Ryan Dany Setyo Pambudi
NIM.5301414075
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
Skripsi Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Panitia
Ketua Sekretaris
Drs. Agus Suryanto M.T. Drs. Ir. Sri Sukamta, M.Si, IPM
NIP. 196708181992031004 NIP. 196505081991031003
Dr. Ir. I Made Sudana M.Pd. IPM Drs. Slamet Seno Adi M.Pd., M.T. Tatyantoro Andrasto S.T., M.T.
NIP. 195605081984031004 NIP. 195812181985031004 NIP. 196803161999031001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
iv
ABSTRAK
v
PRAKATA
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga terselesaikan skripsi yang
berjudul Prototipe Otomatisasi Pembersih Kandang Sapi Berbasis Kontrol
Logika Fuzzy. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1 Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Sholawat serta salam senantiasa disampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua
mendapatkan safa’at Nya di yaumul akhir nanti, Aamiin.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada :
1. Suwarjiyono dan Ruminah selaku kedua orangtua, yang telah memberikan
bimbingan serta semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
2. Tatyantoro Andrasto S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan arahan, bimbingan serta saran yang sangat
membantu dalam proses penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. I Made Sudana M.Pd. IPM. dan Drs. Slamet Seno Adi M.Pd., M.T.
selaku penguji yang telah memberikan masukan yang sangat berharga
berupa kritik, saran, bimbingan dan arahan dalam menyempurnakan skripsi
ini.
Harapan kedepan untuk skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak,
dan untuk semua orang yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini semoga
amal baiknya selalu mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 44
3.1 Metode Penelitian.................................................................................. 44
3.2. Prosedur Penelitian ............................................................................... 46
3.2.1. Perencanaan .......................................................................................... 46
3.2.2. Perancangan .......................................................................................... 47
3.2.3. Pembangunan ........................................................................................ 49
3.2.4. Penerapan .............................................................................................. 59
3.3. Teknik Analisis Data............................................................................. 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 63
4.1. Hasil Penelitian...................................................................................... 63
4.1.1. Hasil Penelitian Laboratorium ............................................................ 64
4.1.2. Hasil Uji Implementasi Alat ................................................................. 74
3.2. Analisis Data .......................................................................................... 76
3.2.1. Analisis Uji Sensor DHT22 .................................................................. 76
3.2.2. Analisis Uji Catu Daya ......................................................................... 77
3.2.3. Analisis Uji Sistem Logika Fuzzy ........................................................ 77
3.3. Pembahasan ........................................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 87
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 87
5.2. Saran ...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN ......................................................................................................... 91
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 4. 10. Fungsi Anggota Output Kondisi ................................................... 72
Gambar 4. 11. Rule Base....................................................................................... 73
Gambar 4. 12. Rule View ...................................................................................... 73
Gambar 4. 13. PWM sinyal 50 .............................................................................. 75
Gambar 4. 14. PWM sinyal 150 ............................................................................ 76
Gambar 4. 15. PWM sinyal 250 ............................................................................ 76
Gambar 4. 16. Daerah Input Variable Suhu .......................................................... 77
Gambar 4. 17. Daerah Input Variabel Kelembaban .............................................. 78
Gambar 4. 18.Daerah Implikasi Variabel Suhu .................................................... 79
Gambar 4. 19.Daerah Implikasi Variabel Kelembaban ........................................ 79
Gambar 4. 20. Daerah Variable Output Kondisi ................................................... 80
Gambar 4. 21. Luas Daerah Defuzzifikasi ............................................................ 81
xi
BAB I
PENDAHULUAN
meringankan pekerjaan yang ada, salah satunya teknologi komputer yang tidak
hanya berperan dalam satu bidang saja, melainkan di segala bidang kehidupan
manusia. Banyak hal yang saat ini untuk menyelesaikan permasalahan manusia
seminimal mungkin.
Bidang peternakan terutama berternak sapi merupakan salah satu bidang yang
Melalui bidang peternakan ini, mereka dapat memperoleh penghidupan yang layak.
Bahkan melalui bidang peternakan sapi ini dapat menambah devisa bagi negara
kita. Namun, masalah pasti akan muncul di suatu keadaan. Hewan ternak pasti tak
luput dari sebuah limbah. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan
usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan
ialah kotoran dari hewan ternak itu sendiri. Satu ekor sapi dewasa menghasilkan
sekitar 20 kg/hari (Dyer dan O’Marry, 1973). Berdasarkan data tersebut jika
1
2
sampai 5.000 ekor, maka akan menghasilkan kotoran sebanyak 30 sampai 40 ton
per hari. Limbah yang begitu banyak jika tidak ditangani dengan baik akan
sumber penyakit bagi ternak maupun bagi peternak sehingga perlu dilakukannya
kematian. Kebanyakan penyakit pada sapi disebabkan oleh cacing dan bakteri,
Multi Indah pada tahun 2018, sebanyak 2% sapi mati diakibatkan oleh penyakit -
kandang sapi diperternakan itu sendiri. Pembersihan kandang yang tidak teratur
pada setiap peternakan adalah pemicu besar terjadinya penyakit sapi. Dampak
kedepannya akan terjadi kerugian di perternakan tersebut. Salah satu cara mencegah
terjadinya penyakit tersebut tidak lain adalah pembersihan kandang secara rutin dan
terstruktur.
yang diakibatkan oleh kotoran sapi. Suhu dan kelembaban udara merupakan dua
faktor iklim yang mempengaruhi produksi sapi perah maupun pedaging, karena
yang optimum. Zona termonetral suhu nyaman untuk sapi Eropa berkisar 23 – 28oC
(McDowell, 1972). Reaksi sapi terhadap perubahan suhu yang dilihat dari respons
pernapasan dan denyut jantung merupakan mekanisme dari tubuh sapi untuk
mengurangi atau melepaskan panas yang diterima dari luar tubuh ternak.
panas dengan udara di sekitarnya. Jika kedua respon tersebut tidak berhasil
mengurangi tambahan panas dari luar tubuh ternak, maka suhu organ tubuh ternak
akan meningkat sehingga ternak mengalami cekaman panas (Yani A., 2006).
Cekaman panas yang terus berlangsung pada ternak akan berdampak pada
peningkatan konsumsi air minum, penurunan produksi susu bagi sapi perah dan
penrunan berat badan bagi sapi pedaging, peningkatan volume urine, dan
atau dilakukan dengan tenaga manusia. Dengan demikian diperlukan suatu sistem
tepat waktu dan memperkecil peluang terjadinya penyakit dan penurunan kualitas
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggara pada tahun 2017
sebuah sistem pengambilan keputusan cerdas yang disebut logika fuzzy, mampu
4
sebagai keputusan.
sapi potong dan sapi perah guna merancang suatu alat pembersih otomatis untuk
kandang sapi sebagai upaya pencegahan penyakit sapi. Penelitian tersebut ber judul
Pada penelitian ini akan membahas tentang sensor kelemban, suhu, dan sistem
pengerukan kotoran.
Dari uraian latar belakang, maka dapat dibuat suatu identifikasi masalah
sebagai berikut :
2. Penyakit sapi dapat menyebabkan kematian pada sapi tersebut dan dampak
masalah sehingga ruang lingkup masalah menjadi lebih jelas. Adapun batasan
sapi.
Dari idetifikasi masalah yang ada, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah, yaitu :
logika fuzzy.
penelitian selanjutnya
sapi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Prototipe merupakan bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah
entitas. Dalam desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru
kandang sapi akan dibuat miniatur atau bentuk kecil dan untuk mekanik dari
Kontrol berarti mengukur nilai dari variabel sistem yang dikontrol dan
membatasi penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang dikehendaki. (Ogatha,
1997: 2)
dan melakukan suatu sasaran tertentu. Sistem tidak dibatasi hanya untuk sistem
fisik saja. Konsep sistem dapat digunakan pada gejala yang abstrak dan dinamis
seperti yang dijumpai dalam ekonomi. Oleh karena itu istilah sistem harus
(Ogatha, 1997: 3)
Dasar sistem kontrol adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan masukan
dan keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau berubah secara perlahan dengan
7
8
berjalannya waktu dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran sebenarnya berada
1997: 3-4)
Sistem kendali lup terbuka atau umpan maju (feedforward control) umumnya
yang berguna untuk memperoleh respon sistem yang baik. Sistem kendali ini
plant benar-benar telah mencapai target seperti yang dikehendaki masukan atau
Sistem kendali lup tertutup (closed loop system) memanfaatkan variabel yang
sebanding dengan selisih respon yang terjadi terhadap respon yang diinginkan.
Sistem seperti ini juga sering dikenal dengan sistem kendali umpan balik. Aplikasi
sistem umpan balik banyak dipergunakan untuk sistem kemudi kapal laut dan
pesawat terbang. Perangkat sehari-hari yang juga menerapkan sistem ini adalah
9
penyetelan temperatur pada almari es, oven, tungku dan pemanas air. (Ogatha,
1997: 5-6).
Logika Fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lutfi A. Zadeh dari
himpunan fuzzy. Pada teori himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan atau nilai
dalam berbagai bidang yang biasanya memuat derajat ketidak pastian (Suwintana,
2013: 39). Logika Fuzzy (Fuzzy Logic) adalah metodologi sistem kontrol
pemecahan masalah, yang cocok untuk diimplementasikan pada sistem, mulai dari
sistem yang sederhana, sistem kecil, embedded system, jaringan PC, multi channel
atau workstation berbasis akuisisi data, dan sistem kontrol. Metodologi ini dapat
operasional meliputi:
10
a. Fuzzifikasi
Fuzzifikasi yaitu suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk
tegas (crisp) menjadi fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan dalam
masing.
Aturan dasar atau rule base pada kontrol logika fuzzy merupakan suatu
pernyataan berikut:
kesimpulan.
menalar nilai masukan untuk penentuan nilai keluar sebagai bentuk pengambil
keputusan.
d. Defuzzifikasi
Aturan Fuzzy
Fuzzifikasi Defuzzifikasi
Proses Penalaran
Salah satu aplikasi logika fuzzy yang telah berkembang amat luas dewasa ini
komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF
THEN, dan penalaran fuzzy. Misalnya dalam penentuan status gizi, produksi barang,
Terdapat beberapa metode dalam sistem inferensi fuzzy yang sering digunakan,
nama Metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada
3. Komposisi Aturan
aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3
metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu: max,
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai
Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan
fuzzy yang merefleksikan konstribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat
dituliskan:
dengan:
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan
dengan:
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan
𝜇𝑠𝑓 [𝑥𝑖] ← (𝜇𝑠𝑓 [𝑥𝑖 ] + 𝜇𝑘𝑓 [𝑥𝑖 ]) − (𝜇𝑠𝑓 [𝑥𝑖 ] − 𝜇𝑘𝑓 [𝑥𝑖 ])
dengan:
4. Penegasan (defuzzy)
Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh
suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu
himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp
antara lain:
Metode COA yang lebih sering digunakan menentukan pusat gravitasi (titik
berat) distribusi peluang aksi kendali. Pada kasus semesta pembicaraan diskrit,
∗ ∑𝑛
𝐽=1 𝜇𝐶(𝑍𝐽 )𝑍𝐽
𝑍 COA = ∑𝑛
𝐽=1 𝜇𝐶(𝑍𝐽 )
keluaran. Zj merupakan nilai numerik aksi kendali pada level kuantisasi ke-j dan
∗
∫𝑧 𝜇𝑐 (𝑧)𝑧𝑑𝑧
𝑍 COA =
∫𝑧 𝜇𝑐 (𝑧)𝑑𝑧
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil
secara khusus dalam bidang kendali. Dewasa ini telah banyak aplikasi yang
menerapkan FLC dari peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, penghisap
debu, oven, penyejuk udara (AC), peralatan otomotif seperti sistem pengereman
otomatis, transmisi otomatis dan masih banyak lagi. FLC banyak diaplikasikan
pada sistem kendali karena sifatnya yang lebih humanis dibandingkan dengan
controller mencakup daerah operasi yang lebih luas daripada pengendali PID
dan dapat bekerja dengan lingkungan yang bernois dan banyak pengganggu.
berdasarkan model.
d. Fuzzy controller lebih mudah dimodifikasi karena fuzzy controller lebih mudah
yang alamiah.
kendali. Variabel input pada fuzzy controller umumnya berupa nilai selisih antara
nilai referensi output dengan nilai output actual yang disebut nilai error. Sedangkan
output fuzzy controller adalah perintah kendali yang diberikan ke actuator atau
penggerak. Struktur fuzzy controller sama dengan sistem fuzzy pada umumnya.
Berdasarkan tipe konsekuen yang digunakan pada fuzzy rule-base, tipe fuzzy
controller dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tipe Mamdani dan tipe Sugeno.
Fuzzy controller tipe Mamdani lebih tepat digunakan jika model plant tidak
diketahui secara pasti, tetapi terdapat operator atau pakar yang mengetahui perilaku
digunakan pada kondisi tidak terdapat operator atau pakar, tetapi model matematis
plat diketahui. Tipe ini lebih tepat digunakan pada sistem kendali linier. Tipe ini
juga lebih dipilih pada sistem nonlinier dan kendali adaptif karena kemampuannya
dalam hal beradaptasi dan mudah dianalisis secara matematis. Perbandingan kedua
Fuzzy controller dapat diterapkan pada sistem kendali open loop seperti pada
berfungsi mengatur daya hisap debu dari permukaan yang dibersihkan. Daya hisap
“sedang”, “lemah” dan “sangat lemah”. Input kendali tersebut adalah banyaknya
debu yang terdapat disuatu permukaan yang dinyatakan dengan variabel linguistik:
“sangat kotor”, “kotor”, “agak kotor”, “hampir bersih” dan “bersih”. Pengendali ini
dapat mengubah daya hisap berdasarkan tingkat kotora yang ada dipermukaan.
pengendali dengan struktur umpan balik seperti ditunjukkan pada gambar 2.6., pada
struktur tersebut dapat didesain fuzzy kontroler yang bekerja menyerupai sistem
kendali PID. Dalam hal ini harus dipilih variabel input, variabel keadaan, maupun
18
output sistem/plant yang akan dikendalikan sebagai bagian dari anteseden aturan
maupun konsekuen aturan. Variabel keadaan yang bisa dipilih sebagai anteseden
aturan fuzzy adalah error (e), change of Error (Δe) dan sum of Error (Σe)
merupakan bagian konsekuen aturan fuzzy dapat berupa change of output (Δu) dan
Sinyal error adalah selisih antara nilai sinyal referensi dengan output aktual
adalah pilihan yang fleksibel, ringan dan efisien untuk bekerja dengan Fuzzy Logic
menggunakan pustaka bahasa C standar "stdlib.h", jadi eFLL adalah pustaka yang
dirancang tidak hanya untuk Arduino, tetapi Sistem Tertanam atau tidak bagaimana
Sistem ini juga tidak memiliki batasan eksplisit pada kuantitas Fuzzy, Aturan
Fuzzy, Input atau Output, kekuatan pemrosesan yang terbatas dan penyimpanan
2.1.4. Mikrokontroler
sebuah sistem komputer mikro yang memiliki tiga komponen utama yaitu unit
perangkat semi konduktor yang terdiri dari mikroprosesor, input, output, dan
memori yang terdapat dalam satu kemasan chip dan berfungsi sebagai pengontrol
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah
sistem dengan ukuran mikro yang memiliki fungsi untuk mengambil keputusan.
Didalam mikrokontroler terdapat ROM, RAM, I/O yang sudah saling terhubung
umumnya terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan stau sama lain
berikut :
1. Processor Core
CPU merupakan inti prosesor utama dari mikrokontroller yang terdiri dari
bagian yaitu unit logika atau ALU (Arithmetic Logic Unit) dan unit pengendali
(control unit). Disamping itu juga mempunyai beberapa simpanan yang berukuran
fungsi matematis (tambah, kali, kurang, dan bagi) yang sesuai dengan instruksi
b. Control Unit
Control Unit adalah unit yang berfungsi untuk mengambil, mengkode, dan
melaksanakan urutan instruksi suatu program yang tersimpan dalam memori. Tugas
dari kontrol unit menentukan operasi mana yang harus dijalankan dan untuk
c. Register File
tinggi yang digunakan untuk menyimpan data sementara yang sedang diproses.
Dengan adanya register data sementara ini maka proses pengolahan akan bisa
2. Memori
Memori dibedakan menjadi 2 yaitu memori volatile dan memori non volatile.
Memori volatile adalah jenis memori yang bersifat sementara atau memori yang
datanya akan hilang setelah daya dimatikan. Selain itu, memiliki kecepatan akses
yang lebih baik dengan kecepatan kisaran nanodetik. Memori non volatile
merupakan memori yang bersifat permanen atau data dalam memori tersebut tetap
ada meskipun daya dimatikan. Kecepatan dalam memori non volatile ini kisaran
milidetik. Berikut penjelasan dari jenis – jenis memori volatile dan memori non
volatile.
22
sebagai memori kerja selama sketch dijalankan dan untuk menyimpan variabel
yang tidak dapat disimpan kedalam register. Chip SRAM terdiri dari susunan
yang tersimpan dalam SRAM bersifat statis dimana data akan tetap utuh selama
adanya listrik.
empat kali lebih besar daripada SRAM. Akan tetapi, untuk merefresh DRAM
jauh lebih lambat dari SRAM. Pada DRAM setiap sel menyimpan 1 bit data
menyimpan data karena ketika kapasitor dialiri listrik, maka data yang ada pada
bersifat permanen artinya data tetap ada meskipun daya dimatikan. Dalam
sekaligus.
PROM adalah jenis ROM yang hanya digunakan untuk dibaca isinya saja.
Program yang disimpan bersifat permanen. Selain itu, PROM digunakan untuk
komputer.
Adalah jenis memori non volatile bersifat permanen. Pada memori jenis ini
program dapat ditulis kembali. Kelebihan dari EPROM adalah data dapat
Memory)
24
EPPROM merupakan area memori yang bersifat non volatile yang biasanya
digunakan untuk menyimpan data yang tidak boleh hilang saat mikrokontroller
dimatikan atau dapat menyimpan data secara permanen. Kelebihan utama dari
EEPROM dapat menghapus data per blok tergantung alamat yang ingin untuk
FLASH EEPROM
bukan memori data. Flash EEPROM memiliki daya tahan siklus lebih renda
perangkat SRAM sehingga ketika daya dimatikan maka data tetap ada (masih
mempertahankan isinya).
3. Counter/Timer Module
digunakan untuk melakukan salah satu dari 3 fungsi yaitu perhitungan suatu interval
periodik dengan waktu dan periode yang dapat dikonfigurasikan. Semakin besar
perbandingan lama sinyal high dengan periode sinyal maka semakin cepat motor
kondisi on (logika 1) dan off (logika 0). Di dalam PWM terdapat istilah duty cycle
yang merupakan perbandingan periode lamanya suatu sistem bernilai logika high
dan low.
semakin cepat motor berputar. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai
berikut :
𝑇𝑜𝑛 𝑇ℎ𝑖𝑔ℎ
D = 𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100% = (𝑇ℎ𝑖𝑔ℎ+𝑇𝑙𝑜𝑤) x 100%
Keterangan :
D = duty Cycle (lamanya pulsa high dalam 1 periode)
keras. Sehingga hampir semua mikrokontroller memiliki 1-2 pin I/O digital yang
dihubungkan langsung ke perangkat keras dan dapat diakses dengan satu byte. I/O
untuk mengeluarkan data digital atau menginput data. Pada digital I/O, tiga register
input atau output. Jika bernilai 1 maka port sebagai output, sedangkan bernilai 0
PIN (Port Input Register) digunakan untuk mengambil/membaca data dari port
berkomunikasi antar perangkat dan dapat melakukan konversi data paralel ke serial
pada perangkat penirim dan pada penerima data. Tujuan dari antarmuka untuk
6. Analog Module
Sinyal Analog menjelaskan variabel fisik yang bervariasi terus menerus yang
berhubungan dengan variabel lain. Cara untuk menangani input analog dalam
referensi yang diketahui. Sinyal input analog adalah suatu input yang memiliki
ADC adalah pengubah input analog menjadi kode-kode digital yang banyak
pengukuran. Masukan analog ADC tegangan harus lebih besar dari 0 V dan lebih
potensio yang dihubungkan dengan VCC dan GND untuk memperoleh rentang
sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal
input dan tegangan referensi. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistem
𝟏𝟎𝟐𝟑
𝑨𝑫𝑪 = 𝒙 𝑽𝒊𝒏
𝑽𝒓𝒆𝒇
Keterangan :
Kecepatan sampling
waktu tertentu. Kecepatan sampling dinyatakan dalam sample per sekon (SPS).
Resolusi ADC
Menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Contohnya ADC 8 bit akan
mempunyai ketelitian sebanyak 255 nilai dan apabila ADC 10 bit akan memiliki
7. Interrupt Controller
and Weiss, 2007). Pada saat interupsi dipanggil maka proses normal akan
dijalankan pada saat melayani interupsi disebut Interrupt Service Routine (Rutin
Arduino adalah platform yang bersifat open sources atau papan elektronik yang
elektronik dari sederhana hingga kompleks. Selain itu arduino mudah untuk
dipelajari dan digunakan karena library yang terdapat pada arduino mudah didapat.
Tegangan operasi arduino mulai dari 5V sampai dengan 12V. Arduino mega
memeiliki 53 digilat pin I/O 13 diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM,
Bahasa pemrograman yang digunakan Arduino Mega ialah bahasa C++ yang
secara garis besar terdapat 2 bagian yaitu void setup dan void loop (Risal, 2017).
Void setup digunakan untuk memanggil satu kali ketika program dijalankan.dan
void loop berisi perintah yang akan dieksekusi berulang-ulang selama arduino
dinyalakan. Atmega 2560 adalah chip yang terdapat dalam papan arduino mega
yang fungsinya sebagai otak. Komponen ini adalah sebuah IC yang dipasang ke
header socket sehingga memungkinkan untuk dilepas (Rita dan Lutfi, 2016).
Arduino IDE adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan
Java seperti pada gambar 2.11. Arduino IDE terdiri dari (Evans, 2014) :
dan mengedit program dalam bahasa Processing yaitu dengan bahasa C++.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
Tranduser adalah suatu peranti yang dapat mengubah sinyal dari bentuk yang
satu menjadi bentuk energi yang lain. Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi
untuk mendeteksi sinyal dan ukuran sensor kecil sehingga sangat mudah dalam
pemakaian dan menghemat energi. Bagian masukan dari tranduser disebut dengan
sensor karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan
mengubahnya menjadi energi lain. Sensor dan tranduser dapat digunakan sebagai
bagian dari sistem instrumentasi (pengukuran) dan dapat pula digunakan untuk
yang sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan
a. Linearitas
Linear dalam hal ini dimaksudkan hubungan antara besaran input yang dideteksi
digambarkan secara grafik yang membentuk garis lurus. Ada banyak sensor yang
b. Sensitivitas
seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering
c. Tanggapan Waktu
perubahan masukan.
d. Jangkauan
Salah satu kriteria dalam memilih sensor adalah kesanggupan mengindera sesuai
dengan yang diperlukan. Misalnya sebuah alat ukur akan digunakan untuk
pengukuran suhu disekitar kamar yaitu antara -35 derajat celcius sampai 150 derajat
e. Stabilitas tinggi
33
pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor
lingkungan.
f. Repetebility
sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama dengan kondisi
2.1.7.1.Sensor DHT 22
DHT22 adalah sensor Suhu dan Kelembaban, dia memiliki keluaran sinyal
digital yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan kelembaban yang kompleks.
Teknologi ini memastikan keandalan tinggi dan sangat baik stabilitasnya dalam
jangka panjang, mikrokontroller terhubung pada kinerja tinggi sebesar 8 bit. Sensor
ini termasuk elemen resistif dan perangkat pengukur suhu NTC. Memiliki kualitas
yang sangat baik, respon cepat, kemampuan anti-gangguan dan keuntungan biaya
kinerja tinggi. Berdasarkan sifar ini penggunakan sensor DHT22 dapat digunakan
sebagai pengukur suhu dan kelembaban dalam ruangan kandang secara otomatis
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban adalah
Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk perintah
DHT22 memberikan keluaran data kelembaban dan temperatur pada pin Data
secara bergantian sesuai dengan clock yang diberikan mikrokontroler agar sensor
dalamnya sehingga keluaran data DHT-22 sudah terkonversi dalam bentuk data
digital dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada
mikrokontroler.
2.1.7.2.Limit Switch
Limit switch dalam bahasa Indonesia berarti saklar pembatas, yaitu suatu alat
yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu
rangkaian yang bisa menghasilkan perubahan dari status ON menjadi OFF, dari 0
menjadi 1 atau sebaliknya ketika melewati suatu batas yang telah ditetapkan.Sesuai
dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja dari suatu alat yang
sedang beroperasi. Simbol dan bentuk dari limit switch bisa dilihat dari gambar
Pada umumnya limit switch sering digunakan untuk berbagai keperluan seperti:
benda lain.
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu
kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Gambar dan simbol limit switch dapat
IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan dapat
tegangan positif karena di dalam driver L293D sistem driver yang digunakan adalah
totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah driver motor DC yang
Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor DC.
Konstruksi pin driver motor DC IC L293D dapat dilihat pada gambar 2.13.
2.1.9. Motor DC
tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor
akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka
arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada
dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan
pada kedua terminal menentukan kecepatan motor (Frank D. Petruzella, 2001 : 331)
Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar. Yang
yang stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang diantara
kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan yaitu kutub
2. Rotor. Bila arus masuk menuju rotor (bagian motor yang bergerak), maka
motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan
selatan dinamo.
1. Pada posisi 1 arus elektron mengalir dari sikat negatif menuju ke sikat
komutator. Aliran arus pada jangkar terputus sehingga tidak ada torsi yang
3. Pada posisi 3, letak sisi jangkar berkebalikan dari letak sisi jangkar pada
pada kumparan jangkar. Oleh karena itu arah arus yang mengalir pada
4. Jangkar berada pada titik netral. Karena adanya kelembaman pada poros
: 4 - 5).
melaksanakan tugas pookok tanpa bantuan operator ataupun manusia. Dan berikut
Sensor Ultrasonik oleh Yuliza dan Umi Nur Kholifah pada tahun 2015.
penelitian ini dengan penelitian yang akan dibuat ialah pemberian makanan
makanan.
3. Penelitian mengenai Conveyor Belt Scraper System oleh Gibs tahun 1981.
lantai. Pada jurnal ini lebih membas tentang kontruksi atau mekanik dari
sistem pengeruk itu sendiri. Seperti kontrusi dalam dan detail dari bentuk
Motz pada tahun 2003. Penelitian ini membahas tentang penyakit sapi yang
diakibatkan oleh bakteri yang masuk dari kuku sapi. Beberapa faktor
oleh Sveaverken Group, pada tahun 2014. Ini adalah sebuah alat yang
sapi banyak minum sehingga menurunkan kualitas dari daging, kelembaban tinggi
pembersih kandang sapi yang dititik beratkan pada kotoran, pada perancangan yang
akan dibuat menggnakan sensor DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembaban
kandang. Untuk output digunakan motor sebagai pengeruk, kipas sebagai pengatur
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian. Metode penelitian
adalah langkah-langkah atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu
cara, ilmiah, data, tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ialah kegiatan
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode rekayasa dengan
merancang (desain) yang tidak rutin sehingga didalamnya terdapat kontribusi baru
baik dalam bentuk proses maupun produk. Hasil penelitian rekayasa dapat berupa
model, formula, algoritma, struktur data, arsitektur, produk maupun sistem yang
telah teruji (Maturidi, 2014). Penelitian Rekayasa terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
sebagai berikut :
prototipe yang sudah ada menjadi blue print, formula, atau model. Misalnya
44
45
secara lengkap pada metode forward engineering dapat dijelaskan sebagai berikut
(Maturidi, 2014) :
1. Perencanaan (Planning)
penjelasan tentang permasalahan yang ada, latar belakang dan produk solusi
pemecahan masalah.
2. Perancangan (Design)
3. Pembangunan (Construct)
4. Penerapan (Applied)
pemeliharaan, dan evaluasi terhadap produk yang dibuat. Pada tahapan penerapan
akan dibuktikan kinerja dari produk yang telah dibuat dengan tujuan pada tahapan
perencanaan.
Pengujian alat dalam penelitian ini dilakukan setiap komponen-komponen dan uji
dengan menguji hasil kerja dari alat secara keseluruhan. Pengujian ini bertujuan
3.2.1. Perencanaan
difokuskan pada pemahaman tentang penelitian yang akan dilakukan meliputi latar
pembatasan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Kemudian akan diketahui
potensinya.
47
tahun 2018 bertempat dijalan Pete Raya nomer 23 Sekaran UNNES. Setelah itu
Teknik Elektro UNNES pada bulan Februari 2019. Untuk pengambilan data suhu
dan kelembaban dilakukan di CV. IMI , desa Langse kecamatan Margorejo Pati.
3.2.2. Perancangan
yaitu tahap perancangan alat. Perancangan alat prototipe pembersih kandang sapi
menggunakan FLC meliputi penentuan alat dan bahan, desain alat, desain fungsi
anggota fuzzy, rancangan rulebase , diagram alir kerja alat dan blok sistem alat.
48
Prototipe pembersih kandang sapi berbasis sistem logika fuzzy ini bekerja
dengan cara sebagai berikut, sensor akan mengukur tingkat suhu dan kelembaban
suhu kandang, data yang terbaca oleh sensor kemudian akan diolah dengan logika
fuzzy yang output dari logika fuzzy akan dijadikan patokan untuk output dari
prototipe yang berupa PWM yang akan mengatur kerja kipas dan pompa. Diagram
Mulai
Inisialisasi Port
Fuzzyfikasi Input
Defuzzifikasi Output
Tidak
Defuzzyfikasi = 60
Ya
Selesai
Desain awal perancangan alat merupaka desain yang dibuat dengan sofware
google skectup dengan lebar 40cm dan panjang 65cm. Desain awal dapat dilihat
3.2.3. Pembangunan
dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa bahan penyusun alat, dari steker
sampai motor sehingga menjadi kesatuan alat yang dapat bekerja sesuai yang
diharapkan peneliti.
output maksimal 12 volt dan arus maksimal 3 ampere, untuk memberikan supply
tegangan dan arus dari beberapa komponen dibutuhkan IC regulator 7805 yang
berfungsi menurunkan tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt dan IC regulator 7812
dikarenkan keluaran maksimal dari IC regulator 7805 dan 7812 masing masing
disearahkan oleh dioda dengan spesifikasi 3 ampere, untuk mengurangi ripple dari
penyerahan dioda di berikan elco dengan spesifikasi 220uF 16 wv, untuk tegangan
Rangkaian dari rancangan catu daya dapat dilihat pada gambar 3.3.
kelembaban. Sensor DHT 22 membutuhkan resistor pull up untuk dapat dibaca oleh
pin digital arduino, besar dari resistor tersebut adalah 1K ohm. Sensor DHT
membutuhkan tegangan VCC sebesar 3,3 – 5 volt untuk dapat bekerja dengan
normal. Output sensor akan ditepatkan pada Pin Digital nomor 11 arduino Mega
pasang input, yang masing masing dapat mengatur PWM, serta memiliki 2 output
disesuaikan oleh input sinyal dari arduino. Dibawah ini adalah rangkaian dari
modul L293D dengan input output yang telah ditentukan, yaitu PWM diatur oleh
oleh pin 3 dan 4, pin input untuk mengatur output a ada pada pin 5 dan 6, serta pin
Modul IRF520 berfungsi sebagai penggerak dari pompa, kelebihan dari modul
ini dapat mengatur keluaran PWM. PWM digunakan untuk mengatur kecepatan
dari gerak motor hingga dapat dihasilkan cepat lambatnya putaran motor. Pada
rangkaian driver ini komponen utama yang digunakan adalah mosfet IRF520,
dilengkapi dengan LED indikator sebagai penanda MOSFET menyala atau mati,
motor DC yang digunakan. Gambar dari rangkaian modul IRF520 dapat dilihat
LCD atau Liquid Crystal Display yaitu perangkat yang berfungsi untuk
untuk menampilkan data hasil pengukuran tegangan dan arus pengisian, tegangan
aki dan persentase aki. Jenis dan tipe LCD adalah LCD 16x2 dengan tipe M163.
Gambar ditampilkan rangkaian LCD 16x2 dengan modul I2C dan arduino.
328 dengan bantuan library DHT 22, LCD, dan driver L293D serta IRF52.
fuzzy pada sistem pengendalian suhu dan kelembaban pada prototipe pembersih
kandang, sistem kendali dirancang memiliki 2 buah masukan yaitu suhu dan
kelembaban. Kedua input akan diproses oleh fuzzy logic control (FLC) untuk
dari output atau keluaran prototipe pembersih kandang sapi, adapun kondisi
dan semesta pembicaraan dari hasil pengambilan data dapat diperoleh pada tabel
3.2. yang disesuaikan dengan spesifikasi sensor suhu dan kelembaban DHT22.
dan untuk kelembaban 60 – 90% (A. Yani, 2006). Dari data-data yang sudah
didapatkan peneliti membuat sebuah standar ketika diantara suhu dan kelembaban
data diatas pengelompokan dari suhu 24-34C dikategorikan hangat, dibawah nilai
diberlakukan demikian, antara nilai 60-90% diartikan lembab, dibawah nilai itu
diartikan kering, dan diatasnya diartikan sangat lembab. Data tersebut dijadikan
Sinyal masukan suhu berupa nilai tegas 0 sampai 60. Nilai tersebut adalah suhu
kandang sapi terukur oleh termometer. Nilai tebas tersebut diubah menadi
himpunan himpunan masukan fuzzy Dingin, Hagat, Panas, seperti pada gambar 3.8.
Implikasi
Suhu
didapatkan dari nilai pembacaan sensor kelembaban DHT 22 yaitu 0 sampai dengan
100%. Nilai himpunan tersebut diubah menjadi himpunan maukan fuzzy Kering,
Implikasi
Kelembaban
berupa nilai tegas dari 0 – 70. Himpunan tegas tersebut diubah menjadi himpunan
Implikasi
Kondisi
aturan yang merupakan kombinasi keadaan dari kedua input dan dijabarkan pada
tabel 3.6.
3.2.3.7.3. Defuzzyfikasi
Input dari proses defuzification adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh
suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu
himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crips
tertentu sebagai output. Metode yang digunakan pada penentuan nilai output
58
logika fuzzy ini merupakan gambar keseluruhan dari komponen elektronika yang
ditunjukkan pada gambar 3.11. dan gambar komponen asli ditunjukkan pada
gambar 3.12.
program dilakukan untuk memberikan perintah kepada LCD, modul L293D, IRF52
3.2.4. Penerapan
pemeliharaan, dan evaluasi terhadap produk yang dibuat. Pada tahapan penerapan
akan dilakukan pengujian masing-masing komponen dari produk yang telah dibuat.
3.2.4.1. Pengujian
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah
tujuannya antaralain untuk mengetahui hasil kerja alat serta menganalisis kesalahan
yang terjadi. Pengujian hanya akan diambil dari komponen komponen yang
digunakan.
60
Uji unjuk kerja sensor DHT22 akan dilakukan pada tiga waktu dan
Uji unjuk kerja catu daya akan dilakukan dengan cara menguur
tegangan yang dihasilkan oleh catu daya. Hasil tegangan terukur akan
masing – masing output driver, respon input sensor terhadap kipas, pompa
dan pengeruk.
62
Data yang diperoleh dari pengujian selanjutnya akan dilakukan analisis data.
Perhitungan analisis nilai kesalahan pada alat yang dibuat dengan cara
analisis nilai kesalahan pada alat ini dilakukan dengan cara membandingkan selisih
nilai kesalahan batas terhadap nilai aktual yang ditetapkan (nominal). Berikut
rumus pencarian persentase kesalahan yang terjadi pada sensor (persentase error).
|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑐𝑎|
%𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggunakan sensor DHT22 sebagai pengenal suhu dan kelembaban dan untuk
output dari prototipe ini berupa pompa sebagai penyemprot kotoran, kipas sebagai
pengatur suhu, dan motor sebagai pengeruk kotoran. Prototipe pembersih kandang
sapi menggunakan sistem logika fuzzy dapat dilihat pada gambar 4.1.
menggunakan metode logika fuzzy untuk memproses data yang didapat oleh
DHT22 sehingga output dari DHT22 menjadi aturan yang akan diproses oleh
prosessor yang di prototipe ini menggunakan ATMEGA 2560, output dari prototipe
63
64
Peelitian uji alat pada laboratorium bertuuan untuk mengetahui kinerja dari
Sensor suhu dan kelembaban yang digunakan untuk prototipe ini yaitu
DHT22. Menurut datasheet sensor DHT22 memiliki kesalahan baca 0,5% dari
dengan interfal 20 menit pada tiga waktu yaitu pagi, siang dan sore hari.
tabel 4.1.
65
tujuan dapat membandingkan bentuk sinyal dari datasheet dengan bentuk sinyal yg
terukur oleh Osiloskop. Gambar dari pengujian dapat dilihat pada gambar 4.2 dan
4.3.
66
Gambar 4. 2. Gambar Bentuk Sinyal DHT22 Suhu 30C dan Kelembaban 69%
Gambar 4. 3. Gambar Bentuk Sinyal DHT22 Suhu 31C dan Kelembaban 88%
67
Sistem catu daya dari prototipe pembersih kandang sapi terbagi menjadi 2
blok, yaitu tegangan 5 volt dan 9 volt. Tegangan 5 volt digunakan untuk
memasok sumber tegangan dari driver IRF52 dan LCD, kemuadian untuk
tegangan 9 volt digunakan untuk memasok sumber dari Arduino Mega 2560,
driver L293D dan motor pengeruk. Rangkaian catu daya yang digunakan dalam
keluaran dari catu daya diukur menggunakan Voltmeter, data yang telah
.
68
tulisan, angka ataupun karakter lain yang ingin ditampilkan, kemudian program
yang diupload dibandingkan dengan tampilan yang ada pada LCD. Gambar
merupakan alamat dari modul I2C LCD yang ditulis pada blok void setup.
Setelah itu dalam void loop terdapat program yang memerintahkan LCD untuk
menampilkan suhu dan kelembaban yang terbaca oleh sensor DHT22, untuk
70
Pada perancangan pada alat pembersih kandang sapi yang dibuat memiliki
2 buah masukan yaitu suhu dan kelembaban, dan satu output yang mewakili
aktuator, yaitu pengeruk, kipas, dan pompa. Hasil rancangan sistem interferensi
fuzzy pada Fuzzy Inference System (FIS) editor pada gambar 4.7.
71
Simulasi dari simulink dapat dilihat pada gambar 4.13, gambar tersebut
DHT secara real time yang kemudian diproses oleh logika fuzzy pada
Uji implementasi alat untuk menguji hasil kerja alat yang dibuat secara
keseluruhan. Pengujian alat dilakukan secara manual, dengan suhu dan kelembaban
yang dibuat seolah olah memenuhi inputan dari sensor sehingga dapat melihat
Negeri Semarang. Hasil uji prototipe akan ditampilkan pada tabel 4.5.
masing output dari protipe yaitu kipas, pompa dan Pengeruk, yang dapat dilihat
Output sinyal pompa dan kipas dilihat dengan menggunakan osiloskop, dengan
3 standar output yaitu pelan, sedang dan kencang dengan rentan 0-255 sesuai output
PWM dengan nilai pelan = 50, sedang = 150, dan kencang = 250. Gambar dari
sinyal yang terukur pada osiloskop dapat dilihat pada gambar 4.13 sampai 4.15.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan yang meliputi pengujian
software untuk simulasi dan dan hardware berupa komponen elektronik penyusun
alat prototipe pembersih kandang sapi. Diperoleh beberapa data mengetahui kinerja
suhu dan kelembaban dengan bantuan arduino Mega2560 sebagai prosesor hasi
pembacaan DHT22 yang ditampilkan oleh LCD 16x2. Hasil pengujian sensor
DHT22 didapatkan hasil rata rata kesalahan 0,4% yang masih dalam batas
77
– 5,25V. Hasil pengukuran tegangan keluaran rata-rata 5,056 dan kesalahan atau
error sebesar 0,056V dari tegangan yang diharapkan. Tegangan 5,056 V masih
masuk dalam kisaran keluaran IC LM 7805 sesuai datasheet. Kesesuaian hasil data
Datasheet IC regulator memiliki tegangan output berkisar antara 8,65 – 9,35 volt.
Sedangkan pada uji kinerja dari catu daya regulator 9V yang telah dilakukan
Dari nilai keanggotaan input Suhu dan Kelembaban dapat diketahui nilai
keanggotaan output. Permasalahan akan dibahas pada studi kasus Suhu = 30 dan
Kelembaban = 90.
Implikasi
Suhu
Gambar 4. 17. Daerah Input Variable Suhu
78
Pada nilai Suhu = 30, diproteksikan keatas sehingga dapat berpotongan pada
fungsi Panas, kemudian ditarik garis vertikal sehingga berhimpit dengan sumbu X.
Kelembaban
pada fungsi Sangat Lembab, kemudian ditarik garis vertikal sehingga berhimpit
dengan sumbu X.
Perhitungan 𝜇 suhu
Implikasi
Suhu
Perhitungan 𝜇 Kelambaban
Implikasi
Kelembaban
= 0,5
maka akan didapatkan Implikasi pada gambar dan akan diperjelas dengan
= 90.
Implikasi
Kondisi
Implikasi
Kondisi
Step 1 :
𝑥 − 20
, 20 ≤ 𝑥 ≤ 20,625
25 − 20
0,125 , 20,625 ≤ 𝑥 ≤ 29,375
30 − 𝑥
{ 30 − 25 , 29,375 ≤ 𝑥 ≤ 30
Step 2 :
0,2𝑥 − 4 , 20 ≤ 𝑥 ≤ 20,625
{0,125 , 20,625 ≤ 𝑥 ≤ 29,375
6 − 0,2𝑥 , 29,375 ≤ 𝑥 ≤ 30
82
Step 3 :
20,625
𝑀1 = ∫ (0,2𝑧 − 4)𝑧 𝑑𝑧
20
20,625
= ∫ (0,2𝑧 2 − 4𝑧)𝑧 𝑑𝑧
20
= 0,0667𝑧 3 − 2𝑧 2 |20,625
20
= 0,9
30
𝑀2 = ∫ (6 − 0,2𝑧)𝑧 𝑑𝑧
29,375
30
= ∫ (6𝑧 − 0,2𝑧 2 )𝑧 𝑑𝑧
29,375
= 3𝑧 − 0,667𝑧 3 |30
3
29,375
= 1,1
29,375
𝑀3 = ∫ (6 − 0,2𝑧)𝑧 𝑑𝑧
26,375
= 0,667𝑧 3 |29,375
26,375
= 53,93 − 26,56
= 27,57
Step 4 :
Area broad defuzzification
𝐿 = 0,125 × 8,75
= 1,09
= 11
1
𝐿 = 2 × 0,625 × 0,125
= 0,003
83
Step 5 :
𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3
𝑍 𝐶𝑂𝐴 =
𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3
(0,9 + 27,37 + 1,1)
=
(1,1 + 0,03 + 0,03)
= 25,31
Apabila dibandingkan dengan hasil defuzzifikasi pada matlab yang nilai
kondisinya adalah 25, sedangkan menggunakan metode COA nilai output kondisi
adalah 25,31. Perbedaan 0,31 dalam progaram kontrol logika fuzzy yang dibuat
oleh penulis tidak mempengaruhi kinerja alat, dikarenakan range keluaran pada alat
3.3. Pembahasan
kelembaban lebih dari 70% dan suhu lebih dari 30 C, apabila suhu diantara 25 C
sampai dengan 30 C dan kelembaban diantara 50% dan 70% maka, pembersihan
tidak akan dilakukan, namun ketika suhu diatas 30 C tapi kelembaban dibawah 70%
maka kipas akan bekerja. Semua yang tertulis diatas adalah rule base dari logika
Pembahasan dimulai dari hasil pengujian per komponen, yaitu pengujian dari
sensor DHT22 terhadap kondisi perubahan suhu dan kelembaban. Hal ini dilakukan
agaar hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang didapatkan sesuai dengan
Hasil pengujian Suhu dan kelembaban terdapat pada tabel 4.1. dan 4.2. dibantu
dengan penggunaan LCD 16x2 dan arduino untuk mengetahui nilai suhu dan
Meter didapatkan error atau kesalahan sebesar 0,4% untuk pengukuran suhu dan
bahwa sensor dapat berjalan dengan baik karena telah sesuai dengan datasheet
sensor.
Hasil pada pengukuran besar PWM driver yang dilakukan pada gambar 4.13
dan 4.14, terlihat bentuk sinyal PWM yang dihasilkan oleh driver L293D, dimana
dibagi menjadi 3 pola, yaitu pada PWM sebesar 50%, 150%, dan 250%. Ketiga pola
tersebut akan mempengaruhi output dari alat, berupa kecepatan pompa DC dan
kipas DC.
Pada pengujian logika fuzzy dihasilkan selisih 0,31 dimana selisih itu tidak
akan mempengaruhi output dari sebuah program yang telah dibuat. Karena
program logika fuzzy yang dipakai menggunakan range 10, dan ketika ada angka
4.5. dan tabel 4.6. pada suhu 28 C dan kelembaban 50% alat menampilkan kondisi
2 yang berarti pompa On , pengeruk dan kipas Off. Dapat diartikan kelembaban
mencapai tingkat kering, maka pompa akan On, dan dilihat dari tabel 4.6. tegangan
pompa 1Volt, maka daya pompa hanya kecil sehingga semprotan pompa lemah.
Diambil data kedua pada tabel 4.5. dengan kondisi suhu 28 C dan kelembaban 92%
alat menampilkan kondisi 3 yang berarti pompa On, Kipas Off dan pengeruk On.
Dilihat pada tabel 4.6. tegangan pada pompa adalah 1,5Volt yang berarti daya
85
pompa naik dan semprotan pompa kencang kemudian teganga dan pengeruk ada
Dengan melihat hasil kinerja saat dilakukan penguian adanya kendala daat
dijadikan sebagai evaluasi agar alat bekerja dengan efisien dan efektif, didapat
1. Pengaturan program dari alat mempengaruhi efisiensi dari alat, solusi yaitu
banyak kotoran maka semaki tinggi kelembaban dan kenaikan suhu pada
alat.
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, penelitian pada kinerja sistem ini masih
1. Hasil penelitian berjudul Manure Scraper System pada tahun 2014 oleh
dilakukan ini merupakan solusi karena pada sistem ini telah dilengkapi
1. Dari segi keamanan, pembersih kandang sapi ini baik karena dikendalikan
2. Dari segi efisiensi, sistem lebih efisien karena dilengapi dengan otomatisasi
perangkat. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari prnrlitian ini
Dengan adanya prototipe ini proses pembersihan kandang sapi dapat lebih
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik
Otomatisasi Pembersih Kandang Sapi yang berjalan sesuai dengan logika fuzzy
kinerja yang baik dengan kondisi sensor suhu dan kelembaban menunjukan
suhu 30 C dan kelembaban 90%, pada LCD menunjukan kondisi 3 yang mana
pompa hidup, kipas mati, dan pengeruk hidup, dengan nilai output dari
pengolahan data pada fuzzy yang menunjukkan 25,31, dengan keslahan pada
sensor suhu sebesar 0,4% dan pada sensor kelembaban sebesar 0,6%, serta
5.2. Saran
diantaranya yaitu :
sugeno, karena untuk output dari fuzzy sugeno sebih stabil apabila dipergunkan
87
88
yang dilengkapi dangan pemberian pakan dan minum, serta pengaturan suhu
secara otomatis.
89
DAFTAR PUSTAKA
Aryandhi, Y.D. and Talakua, M.W., 2013. Penerapan Inferensi Fuzzy Untuk
Pengendali Suhu Ruangan Secara Otomatis Pada Air Conditioner
(AC). Prosiding FMIPA Universitas Pattimura.
Christianto, P., Darjat, D. and Setiawan, I., 2011. Pengaturan Kecepatan Motor DC
Dengan Adaptive Fuzzy Logic Controller Metode Tuning
Output (Doctoral dissertation, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik).
Esmay, M. L. 1982. Principle of Animal environmental. AVI Publishing Company,
Inc. Wesport, Connecticut.
Gibbs, A.S., Gibbs Alfred S, 1981. Conveyor belt scraper system. U.S. Patent
4,269,301.
Gifson, A. and Slamet, S., 2009. Sistem Pemantau Ruang Jarak jauh dengan Sensor
Passive Infrared berbasis Mikrokontroler AT89S52. TELKOMNIKA
(Telecommunication Computing Electronics and Control), 7(3), pp.201-
106.
Hamdani, Mohammad. 2009. Pengendalian Kecepatan Putaran Motor DC Terhadap
Perubahan Temperatur Dengan Sitem Modulasi Lebar Pulsa. Skripsi.
Universitas Indonesia.
Jayusman, I., Gurdjita, G. and Shavab, O.A.K., 2017. Pengembangan Media
Pembelajaran Multi Media Power Point Pada Mata Kuliah Sejarah Asia
Timur. Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 3(1), Pp.37-42.
Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy untuk
Pendukung Keputusan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maust, L.E., McDowell, R.E. and Hooven, N.W., 1972. Effect of summer weather
on performance of Holstein cows in three stages of lactation. Journal of
Dairy Science, 55(8), pp.1133-1139.
Mazenda, G., Soebroto A.A., Dewi, C., 2014. Implementasi Fuzzy Inference
System (FIS) Metode Tsukamoto Pada Sistem Pendukung Keputusan
Penentuan Kualitas Air Sungai. Journal Of Enviromental Engineering &
Sustainable Technology. Vol. 01 No.2
Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Parker, D.B., 2010. Effectiveness of a manure scraper system for odor control in
tunnel-ventilated swine finisher barns. Transactions of the ASABE, 54(1),
pp.315-324.
Sihombing, D.T.H., 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha
Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
90
Lampiran 1. Code
#include <FuzzyRule.h>
//Pengeruk
#include <FuzzyComposition.h>
const int inputPin3 = 5; // Pin 7 of
#include <Fuzzy.h> L293D IC, D7 Pin of
NodeMCU
#include <FuzzyRuleConsequent.h>
const int inputPin4 = 6; // Pin 8 of
#include <FuzzyOutput.h> L293D IC, D8 Pin of
#include <FuzzyInput.h> NodeMCU
#include <FuzzyIO.h>
#include <FuzzySet.h> //PWM
91
92
void setup(){
//Suhu lcd.init(); // Inisiasi LCD I2C
FuzzySet* dingin = new FuzzySet(0, lcd.backlight(); // Menyalakan
15, 15, 25); Backlight LCD
FuzzySet*hangat = new FuzzySet(24, dht.begin(); //program komunikasi
28, 28, 32); atau setup untuk sensor DHT
FuzzySet* panas = new FuzzySet(30, Serial.begin(9600); //program
35, 50, 50); komunikasi atau setup untuk
serial monitor dan kecepatan
komunikasi (baudrate)
//Kelembaban
lcd.setBacklight(HIGH);
FuzzySet* tidaklembab = new
FuzzySet(0, 30, 30, 55); pinMode(EN1, OUTPUT);
suhu->addFuzzySet(hangat); kondisi->addFuzzySet(empat);
kelembaban- fuzzy->addFuzzyOutput(kondisi);
>addFuzzySet(lembab);
kelembaban-
//FuzzyRule
>addFuzzySet(sangatlemba
b); //rulebase 1
fuzzy-
>addFuzzyInput(kelembaba
FuzzyRuleAntecedent*
n);
ifsuhuDinginAndkelembaba
nSangatlembab = new
FuzzyRuleAntecedent();
//FuzzyOutput Kondisi
94
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule2);
ifsuhuDinginAndkelembaba
nSangatlembab-
>joinWithAND(dingin,
sangatlembab);
FuzzyRuleConsequent*
thenKondisiSatu = new //rulebase 3
FuzzyRuleConsequent(); FuzzyRuleAntecedent*
thenKondisiSatu->addOutput(satu); ifsuhuHangatAndkelembaba
nSangatlembab = new
FuzzyRuleAntecedent();
FuzzyRule* fuzzyRule1 = new
FuzzyRule(1, fsuhuHangatAndkelembaba
ifsuhuDinginAndkelembaba nSangatlembab-
nSangatlembab, >joinWithAND(hangat,
thenKondisiSatu); sangatlembab);
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule1);
FuzzyRuleConsequent*
thenKondisiTiga = new
//rulebase 2
FuzzyRuleConsequent();
FuzzyRuleAntecedent*
thenKondisiTiga->addOutput(tiga);
ifsuhuHangatAndkelembaba
nTidaklembab = new
FuzzyRuleAntecedent();
FuzzyRule* fuzzyRule3 = new
FuzzyRule(3,
ifsuhuHangatAndkelembaba ifsuhuHangatAndkelembaba
nTidaklembab- nSangatlembab,
>joinWithAND(hangat, thenKondisiTiga);
tidaklembab);
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule3);
FuzzyRuleConsequent*
thenKondisiDua = new
FuzzyRuleConsequent(); //rulebase 4
thenKondisiDua->addOutput(dua); FuzzyRuleAntecedent*
FuzzyRule* fuzzyRule2 = new ifsuhuPanasAndkelembaban
FuzzyRule(2, Tidaklembab = new
FuzzyRuleAntecedent();
ifsuhuHangatAndkelembaba
nTidaklembab,
thenKondisiDua); ifsuhuPanasAndkelembaban
Tidaklembab-
95
>joinWithAND(panas, FuzzyRuleAntecedent*
tidaklembab); ifsuhuHangatAndkelembaba
nLembab = new
FuzzyRuleConsequent*
FuzzyRuleAntecedent();
thenKondisiEmpat = new
FuzzyRuleConsequent();
ifsuhuHangatAndkelembaba
thenKondisiEmpat-
nLembab-
>addOutput(empat);
>joinWithAND(hangat,
FuzzyRule* fuzzyRule4 = new lembab);
FuzzyRule(4,
FuzzyRuleConsequent*
ifsuhuPanasAndkelembaban
thenKondisiEnam = new
Tidaklembab,
FuzzyRuleConsequent();
thenKondisiEmpat);
thenKondisiEnam-
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule4);
>addOutput(enam);
FuzzyRule* fuzzyRule6 = new
//rulebase 5 FuzzyRule(6,
ifsuhuHangatAndkelembaba
FuzzyRuleAntecedent* nLembab,
ifsuhuPanasAndkelembaban thenKondisiEnam);
Sangatlembab = new
FuzzyRuleAntecedent(); fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule6);
ifsuhuPanasAndkelembaban
//rulebase 7
Sangatlembab-
>joinWithAND(panas, FuzzyRuleAntecedent*
sangatlembab); ifsuhuPanasAndkelembaban
Lembab = new
FuzzyRuleConsequent*
FuzzyRuleAntecedent();
thenKondisiLima = new
FuzzyRuleConsequent(); ifsuhuPanasAndkelembabanL
embab-
thenKondisiLima-
>joinWithAND(panas,
>addOutput(lima);
lembab);
FuzzyRule* fuzzyRule5 = new
FuzzyRuleConsequent*
FuzzyRule(5,
thenKondisiTujuh = new
ifsuhuPanasAndkelembaban
FuzzyRuleConsequent();
Sangatlembab,
thenKondisiLima); thenKondisiTujuh-
>addOutput(tujuh);
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule5);
FuzzyRule* fuzzyRule7 = new
FuzzyRule(7,
//rulebase 6 ifsuhuPanasAndkelembaban
96
Lembab, Serial.print(hangat-
thenKondisiTujuh); >getPertinence());
fuzzy->addFuzzyRule(fuzzyRule7); Serial.print(", ");
} Serial.print(panas-
>getPertinence());
void loop(){
Serial.print(" ");
float suhu = dht.readTemperature();
//menyimpan nilai suhu pada Serial.print("Kelembaban: ");
variabel suhu
Serial.print(tidaklembab-
float kelembapan = >getPertinence());
dht.readHumidity();
Serial.print(", ");
//menyimpan nilai
kelembapan pada variabel Serial.print(lembab-
kelembapan >getPertinence());
delay(200); //mengatur jeda waktu Serial.print(", ");
pembacaan sensor selama
200 milidetik Serial.print(sangatlembab-
>getPertinence());
Serial.print(kelembapan);
//menampilkan nilai Serial.print(" ");
kelembapan pada Serial float output1 = fuzzy->defuzzify(3);
Monitor
Serial.print("Defuzzy: ");
Serial.print("%"); //Simbol persen
satuan kelembapan Serial.println(output1);
button=digitalRead(frontBut
tonPin);
if(button == LOW){
analogWrite(EN0, 5); //
PWM Pompa
reserve();
}
goto scan;
}
101
Dokumentasi