Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat meraih derajat pendidikan Strata Satu (S-1) dengan
gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi Fisika
Disusun Oleh :
Agustus, 2019
ANALISATOR DIGITAL MENGGUNAKAN GEAR UNTUK
PENENTUAN MUTU MINYAK GORENG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat meraih derajat pendidikan Strata Satu (S-1) dengan
gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi Fisika
Disusun Oleh :
Agustus, 2019
i
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISATOR DIGITAL MENGGUNAKAN GEAR UNTUK PENENTUAN
MUTU MINYAK GORENG”. Diajukannya skripsi ini dalam rangka memenuhi
salah satu syarat kelulusan serta menindaklanjuti penelitian terkini pada Program
Studi Fisika, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas
Diponegoro Semarang.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas
arahan, bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini kepada :
1. Ibu Dr. Sumariyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
2. Bapak Drs. K. Sofjan Firdausi, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II.
3. Bapak serta Ibu Dosen Departemen Fisika Universitas Diponegoro
yang telah memberikan pengajaran secara komprehensif kepada
penulis.
4. Ayah Brotoyudo, Ibu Eni Qurotulaeni, adik-adik, serta semua keluarga
penulis yang senantiasa memberikan do’a, kasih sayang, dukungan
moril, dan non moril.
5. Rekan-rekan Fisika Universitas Diponegoro yang selalu mendukung
dan memberi semangat kepada penulis.
6. Semua pihak yang telah berkontribusi hingga selesainya skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga usaha penyusunan skripsi ini memperoleh ridha dari Allah SWT.
Terakhir, penulis berharap dengan diajukannya skripsi ini dapat memberikan
tambahan informasi, wawasan, serta nilai guna kedepannya kepada seluruh pihak
yang terkait.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 25
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 25
5.2 Saran ................................................................................................... 25
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil uji skala busur dan tampilan OLED instrumen terhadap langkah
stepper motor ........................................................................................ 19
Tabel 4.2 Mutu minyak goreng berdasarkan rerata perubahan sudut polarisasi ... 23
Tabel A.1 Alat penelitian yang diperlukan ........................................................... 28
Tabel A.2 Bahan penelitian yang diperlukan ........................................................ 29
Tabel A.3 Konfigurasi microstep EasyDriver v4.4 (Electronicos Caldas, 2018) . 32
Tabel B.1 Hasil uji skala busur dan tampilan OLED instrumen terhadap langkah
stepper motor ........................................................................................ 39
Tabel B.2 Hasil uji instrumen analisator konvensional menggunakan Hukum
Malus .................................................................................................... 40
Tabel B.3 Hasil uji instrumen analisator digital menggunakan Hukum Malus .... 41
Tabel B.4 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada larutan sukrosa
(Pengujian I) ......................................................................................... 42
Tabel B.5 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada larutan sukrosa
(Pengujian II) ........................................................................................ 43
Tabel B.6 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak ekstra zaitun
(EXP 23-04-2015) ................................................................................ 44
Tabel B.7 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak ekstra zaitun
(EXP 20-03-2020) ................................................................................ 45
Tabel B.8 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak beras
(EXP 11-09-2016) ................................................................................ 46
Tabel B.9 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak beras
(EXP 20-03-2020) ................................................................................ 47
Tabel B.10 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak sawit
(EXP 07-10-2016) .............................................................................. 48
Tabel B.11 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak sawit
(EXP 19-11-2019) .............................................................................. 49
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
xii
ABSTRAK
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumya, sifat optis atau sudut
polarisasi yang digunakan sebagai indikator mutu minyak goreng nilainya relatif
sangat kecil, sehingga diperlukan instrumen analisator yang lebih teliti untuk
menghindari kesalahan paralaks dan meningkatkan efektivitas dalam
pengukurannya. Pada penelitian ini hendak dibuat instrumen analisator digital yang
akan digunakan untuk pengukuran sudut polarisasi minyak goreng. Instrumen
tersebut menggunakan stepper motor sebagai aktuator dan dihubungkan pada tiga
gear yang saling bersinggungan dengan rasio jari-jari tertentu, untuk pusat
pengendalian dan pemroses data digunakan mikrokontroler ATMega 328P. Setelah
instrumen tersebut terealisasi, dilakukan kalibrasi tampilan OLED terhadap skala
busur yang terdapat pada instrumen tersebut. Pengujian instrumen dengan panjang
gelombang laser sebesar 532 nm menggunakan Hukum Malus menghasilkan skala
terkecil 0,1°. Untuk pengujian pertama dan kedua menggunakan larutan sukrosa
menghasilkan linieritas masing-masing 𝑅2 = 0,9999 dan 𝑅2 = 0,9997. Adapun
pada uji mutu minyak goreng, dapat dibedakan minyak yang sudah kadaluarsa dan
masih layak konsumsi berdasarkan nilai rerata perubahan sudut polarisasinya.
xiii
ABSTRACT
Based on previous studies, the optical properties or the polarization angle used as
an indicator of the quality of edible oil are relatively low. Therefore, a more
thorough analyzer is needed to avoid parallax errors and increase the effectiveness
of their measurements. In this work, a digital analyzer is used to measure the
polarization angle of the edible oil. The instrument uses a stepper motor as an
actuator and is connected to three gears that intersect with a certain radius ratio.
For the control center and data processing, an ATMega 328P microcontroller is
used. After the instrument has been realized, the OLED display is calibrated to the
bow scale on the instrument. Testing the instrument with a laser wavelength of 532
nm using the law of Malus gave the smallest scale of 0,1 °. For the first and second
tests using sucrose solution, the linearity was 𝑅 2 = 0,9999 and 𝑅2 = 0,9997.
When checking the edible oil quality, it can be distinguished from the mean value
of the change in the polarization angle whether the oil has expired and is still
suitable for consumption.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
sinar yang digunakan, dan temperatur saat pengukuran. Pengukuran sudut polarisasi
mengacu pada besaran sudut putar jenis (𝛼) yang dihasilkan dari 1 gram senyawa
dalam 1 mL dengan panjang lintasan sejauh 1 dm (Amitasari dkk., 2013).
Cahaya
Cahaya tak terpolarisasi Perubahan
θ
terpolarisasi linier sudut θ
Polarisator
Analisator
v
Gambar 2.2 Partikel atau benda yang bergerak melingkar beraturan memiliki
kelajuan konstan (Abdullah, 2007)
5
satu lingkaran penuh membentuk sudut 360o yang setara dengan 2𝜋, maka
kecepatan sudut partikel atau benda dapat ditulis
𝜃 2𝜋
𝝎= = (2.5)
𝑡 𝑡
pada persamaan (2.2) dan (2.3) didapatkan hubungan nilai kecepatan (𝒗) adalah
hasil kali kecepatan sudut (𝝎) dengan jari-jari lintasan 𝒓 (Abdullah, 2007).
Circular pitch
ꞷ2
ꞷ1
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Dua gear dengan diameter yang berbeda saling bersinggungan dan
(b) circular pitch pada roda gigi (Wibowo dkk., 2016)
Saat dua gear dengan diameter tertentu yang bersinggungan diputar, maka
gear satu dengan gear lainnya akan menghasilkan nilai kelajuan linier (𝒗) yang
sama, kelajuan sudut (𝝎) berbeda, dan arah putaran yang berbeda pula berdasarkan
rasio diameternya (𝒅) yang dinyatakan sebagai
𝒗1 = 𝒗2 (2.6)
𝝎1 𝒓1 = 𝝎2 𝒓2 (2.7)
dengan 𝒓 menyatakan jari-jari yang sesuai dengan Gambar 2.3.a. Untuk
mendapatkan putaran searah seperti poros utama pada aktuator, gear disusun
dengan kelipatan ganjil. Secara teori, gear digambarkan dengan lingkaran dengan
6
diameter yang lebih kecil dari ukuran sebenarnya karena memiliki gigi yang saling
berpotongan (overlap). Jarak antara gigi satu dengan yang lain pada suatu gear
disebut circular pitch yang diperlihatkan pada Gambar 2.3.b, jumlahnya dapat
ditentukan menggunakan rumus
𝜋𝒅
𝑁= (2.8)
𝑃𝑐
dengan 𝜋𝒅 menyatakan keliling gear dan 𝑃𝑐 menyatakan jarak antar gigi yang
berdekatan (Wibowo dkk., 2016).
B+
Polaritas
phase II
B-
A+ A-
Polaritas phase I
Gambar 2.4 Sepasang komparator dan rotor pada stepper motor (McComb, 2007)
7
2.4 Mikrokontroler
Semakin majunya penggunaan teknologi semikonduktor menyebabkan
mikroprosesor semakin diandalkan dalam menangani hal-hal kompleks karena
memiliki tingat fleksibilitas yang tinggi. Terdapat perangkat pendukung seperti
RAM sebagai penyimpanan yang bersifat volatile, ROM yang bersifat tetap, dan
I/O agar mikroprosesor dapat digunakan secara simultan menjadi mikrokomputer
atau mikrokontroler (Malik dan Anistardi, 1999). Gambar 2.5 memperlihatkan
diagram blok mikrokontroler pada umumnya.
Mikrokontroler dapat disebut sebagai komputer dalam satu chip, namun
memiliki kecepatan pengolahan data yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
personal komputer. Kecepatan operasi mikrokontroler umumnya berkisar 1 – 16
MHz dengan kapasitas ROM dan RAM yang juga lebih rendah dibandingkan
personal komputer. Gambar 2.6 memperlihatkan struktur organisasi dasar dari
sistem komputer. Pada personal komputer, kecepatan yang ditawarkan oleh
mikroprosesornya telah mencapai orde GHz yang digunakan untuk proses
8
Counter
External Input
Interrupts
Timer 1
Interrupts
Control FLASH RAM Timer 0
CPU
CPU
Control Unit
Input Output
ALU
Memory
10
11
Mikro Stepper
Joystick Driver Motor
kontrol Motor
OLED Gear
Analisator
Gambar 3.2 Diagram blok instrumen analisator digital
13
Bagian elektronik
Tombol
putar
kiri dan Bagian mekanik
Adapter
kanan
Adapter
Gambar 3.3 Arsitektur rancangan instrumen analisator digital
14
Rancangan instrumen analisator digital terdiri dari dua bagian utama, yakni
bagian akuisisi data (mekanik) dan bagian pemroses data (elektronik) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.3. Pada bagian mekanik terdapat stepper motor, gear,
dan analisator yang ditautkan agar saling berputar. Di sisi lain, terdapat bagian
elektronik yang meliputi mikrokontroler, driver motor, dan OLED yang berfungsi
untuk menginformasikan data kepada user (sebagai interface).
Mikrokontroler
15 cm
Driver
Motor
12 cm Stepper
Motor Bearing
Adapun komponen atau modul elektronik dari instrumen ini meliputi Modul
Joystick KY-023, OLED SPI 0,96 inch, Mikrokontroler ATMega328P, Driver
Motor, dan Stepper Motor Bipolar NEMA 17. Skema rangkaian dari komponen
ataupun modul tersebut diperlihatkan pada Gambar A.2. Pada realisasinya,
rangkaian ini ditempatkan pada case berukuran 12 cm x 15 cm x 15 cm yang
terdapat pada instrumen ini. Perangkat lunak yang digunakan untuk memprogram
instrumen ini agar mampu dikendalikan sesuai rasio perputaran gearnya adalah
Arduino IDE v1.8.7 yang sudah terintegrasi dengan mikrokontroler ATMega328P,
adapun interface Arduino IDE v1.8.7 ditunjukkan pada Gambar A.3.
Pada Gambar 3.5 menunjukkan flowchart pemrograman instrumen
analisator digital menggunakan Arduino IDE v1.8.7. Mikrokontroler ATMega328P
memproses nilai sudut dengan menjumlah atau mengurangi setiap 1 langkah
stepper motor. Setiap 1 langkah stepper motor menghasilkan sudut sebesar 0,1°
berdasarkan rasio perputaran gear, kemudian data tersebut diinformasikan kepada
user melalui OLED 0,96 inch yang telah dihubungkan pada mikrokontroler, OLED
0,96 inch yang dihubungkan menggunakan serial SPI dengan paket pemrograman
(library) yang telah tersedia. Pada Lampiran A.2 menunjukkan listing program
instrumen ini yang dibuat pada Arduino IDE v1.8.7.
Besaran yang dikendalikan dengan program tersebut adalah kecepatan putar
dari stepper motor yang digunakan. Nilai kelajuan dan arah perputaran stepper
motor diatur berdasarkan nilai waktu (delay) yang dapat ditentukan melalui
perintah terprogram pada mikrokontroler. Pergerakan stepper motor dipicu oleh
nilai ADC yang diperoleh dari perubahan posisi joystick, joystick tersebut
menerapkan prinsip resistor variabel (nilai resistansi dapat berubah). Apabila
digeser posisi joystick tersebut menyebabkan nilai tegangan ikut berubah dan
mempengaruhi nilai ADC yang terbaca pada mikrokontroler. Joystick KY-023 yang
digunakan memiliki tegangan referensi maksimal 5 V yang diwakilkan oleh nilai
ADC 10 bit dari mikrokontroler ATMega328P pada rentang 0 sampai 1.023.
16
Mulai
Inisialisasi program
(nilai dan variabel)
OLED begin
Tidak Tidak
Arah atas ? Arah bawah ?
OLED
Ya Ya menampilkan
Mengatur waktu nilai frekuensi
Mengatur waktu (delay)
(delay) dengan setiap berdasarkan
dengan setiap
pengurangan 10, Time (delay)
pertambahan 10, sampai
sampai batas minimal
batas maksimal 51
1
Tidak Tidak
Arah kiri ? Arah kanan ?
OLED
menampilkan
Ya Ya
posisi sudut
Stepper motor berputar Stepper motor berputar yang telah
berlawanan jarum jam searah jarum jam ditempuh
dengan kelipatan dengan kelipatan
(pengurangan) 0,123° (pertambahan) 0,123°
Selesai
tersebut dipilih melalui nilai logika yang terdapat pada pin MS1 dan MS2 pada
driver motor tersebut. Tabel A.3 memperlihatkan konfigurasi microstep
berdasarkan nilai logika yang terdapat pada driver motor.
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Polarisator Instrumen
Dudukan Analisator
Analisator Sampel minyak Digital
Kuvet Konvensional dalam kuvet
Dudukan
Sumber Kuvet
Sinar
Polarisator
Gambar 4.1 Instrumen analisator digital yang telah dipasang untuk melakukan
tahap pengujian
4.1 Hasil Uji Skala Busur dan Tampilan OLED Instrumen terhadap
Langkah Stepper Motor
Pada pengujian ini dilakukan pengukuran berdasarkan hasil yang
ditunjukkan oleh skala busur dan tampilan OLED yang terdapat pada instrumen ini.
Data hasil pengukuran langkah stepper motor terhadap sudut yang dibentuk oleh
18
19
skala busur dan tampilan OLED terdapat pada Tabel 4.1. Selisih nilai sudut terbesar
yang dibentuk oleh skala busur dan tampilan OLED terjadi pada langkah ke-240
yakni sebesar 1,02°, langkah ke-400 sebesar 1,2°, langkah ke-640 sebesar 1,72°,
dan langkah ke-720 sebesar 1,06°. Hal tersebut diduga terjadi karena cukup sulitnya
membaca skala busur yang saling berhimpit (kesalahan paralaks), sehingga nilai
error cenderung besar. Rata-rata selisih sudut yang dibentuk skala busur dengan
tampilan OLED sebesar 0,696°.
Tabel 4.1 Hasil uji skala busur dan tampilan OLED instrumen terhadap
langkah stepper motor
Hasil Sudut (°)
Langkah Skala Busur Tampilan OLED Selisih Sudut
0 0 0 0
80 10 9,84 0,16
160 20 19,68 0,32
240 28,5 29,52 1,02
320 39 39,36 0,36
400 48 49,2 1,2
480 58,5 59,04 0,54
560 68 68,88 0,88
640 77 78,72 1,72
720 87,5 88,56 1,06
800 98 98,4 0,4
120
Hasil Sudut (°) Skala Busur
Hasil Sudut (°) Tampilan OLED
100
80
Sudut (°)
60
40
20
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Langkah Stepper Motor
Gambar 4.2 Sudut yang dibentuk skala busur dan tampilan OLED terhadap
langkah stepper motor
200
Rata-rata Sudut Analisator (°) Konvensional
Rata-rata Sudut Analisator (°) Digital
180
160
140
120
Sudut Analisator (°)
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sudut Polarisator (°)
Gambar 4.3 Rata-rata perubahan sudut analisator terhadap posisi sudut polarisator
menggunakan Hukum Malus
Tabel B.4 dan pengujian kedua diperlihatkan pada Tabel B.5. Adanya bagian
pertama dan kedua dikarenakan pengujian ini dilakukan pada hari yang berbeda dan
larutan sukrosa tersebut dilakukan pengenceran sebelum pengukuran. Pengujian
dilakukan sampai 20 kali pengukuran untuk setiap larutan sukrosa dan
menggunakan laser dengan panjang gelombang 532 nm pada suhu ruang sebesar
16°C. Gambar 4.4 memperlihatkan grafik sudut yang dibentuk analisator digital
terhadap konsentrasi larutan sukrosa.
12
Δθ Pengujian I
Δθ Pengujian II
10
8
Δθ (°)
0
0 2 4 6 8 10 12
Massa Sukrosa/10 mL (gr)
Gambar 4.4 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap konsentrasi
larutan sukrosa
0,8
0,7
0,6
0,5
Δθ (°)
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sudut Polarisator (°)
Gambar 4.5 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap posisi sudut
polarisator menggunakan minyak goreng terpilih
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Instrumen analisator digital telah dapat direalisasikan dengan nilai
tampilan OLED per langkah stepper motor sebesar 0,1°, nilai ini lebih
presisi dibandingkan instrumen analisator konvensional yang memiliki
ketelitian 0,5°.
2. Pengujian instrumen analisator digital menggunakan Prinsip Malus
menghasilkan sudut 𝜃 = (90,0830 ± 0,9989)° berbanding instrumen
analisator konvensional sebesar 𝜃 = (90,1800 ± 0,9995)°.
3. Penerapan instrumen analisator digital pada uji liniertas larutan sukrosa
yang pertama menghasilkan sudut 𝜃 = (0,9923 ± 0,0203)° dan yang
kedua sebesar 𝜃 = (0,7163 ± 0,1562)° untuk setiap kenaikkan 1 gram
sukrosa dalam 10 mL pelarut.
4. Untuk penerapan pada minyak goreng, instrumen analisator digital
dapat membedakan mutu minyak goreng sejenis yang telah melewati
masa kadaluarsa dan yang belum melewati masa kadaluarsa
berdasarkan nilai rata-rata perubahan sudut polarisasinya.
5.2 Saran
Adapun saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan agar dapat
ditindaklanjuti dan dikembangkan antara lain :
1. Gear yang digunakan dalam instrumen tersebut dapat dibuat ulang
dengan teknologi 3D print SLS (Selective Laser Sintering) yang lebih
presisi sehingga menghasilkan perputaran yang lebih halus.
2. Instrumen yang telah dapat direalisasikan perlu diberi sensor cahaya
untuk mendeteksi intensitas sinar minimum yang diperoleh dari
perputaran analisator.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., 2007, Diktat Fisika Dasar I, Edisi Kedua, Penerbit ITB, Bandung.
Amitasari, R., Istiyawan, W., Sugito, H., Bawono, A. dan Firdausi, K.S., 2013,
Review Pengujian Hukum Malus dan Sifat Optis Aktif Larutan Gula
Menggunakan Sistem Deteksi Cahaya, Berkala Fisika, 16, 1, 1-4.
Bachrum, Achmad, 1991, PC: Kenali Sebelum Membeli. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Caldas, Electronicos, 2018, Easy Driver Stepper Motor Driver,
https://www.electronicoscaldas.com/datasheet/A3967-
EDMOD_Manual.pdf.
Components101, 2018, ATMega328P Microcontroller,
https://components101.com/microcontrollers/atmega328p-pinout-features-
datasheet.
Denki, Sanyo, 2018, SANM0TION 2-Phase Stepping Systems F2,
https://www.sanyodenki.com/archive/document/product/servo/catalog_E_
pdf/SANMOTION_F2_E.pdf.
DisplayModule, 2018, DM-OLED 096-624 0.96” 128 x 64 White Graphic OLED
Display Module with SPI, I2C Interface,
https://www.displaymodule.com/products/dm-oled096-624.
Farnell, 2018, Arduino Uno Datasheet,
https://www.farnell.com/datasheets/1682209.pdf.
Firdausi, K.S., Sugito, H., Amitasari, R. dan Murni, S., 2013, Metode Elektooptis
sebagai Pendeteksi Radikal Bebas dan Prospek untuk Evaluasi Total Mutu
Minyak Goreng, Indonesian Journal of Applied Physics, 3, 1, 72-78.
Firdausi, K.S., Triyana, K. dan Susan, A.I., 2012, An Improvement of New Test
Method for Determination of Frying Oil Quality Based on Electrooptics
Parameter, Berkala Fisika, 15, 3, 77-86.
Malik, M.I. dan Anistardi, 1999, Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031, PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
McComb, M., 2007, Introduction to Stepper Motors,
https://www.microchip.com/stellent/groups/SiteComm_sg/documents/Devi
ceDoc/en543047.pdf.
Microchip, 2017, ATmega328P8-bit AVR Microcontroller with 32K Bytes In-
System Programmable Flash Datasheet,
http://ww1.microchip.com/downloads/en/DeviceDoc/Atmel-7810-
Automotive-Microcontrollers-ATmega328P_Datasheet.pdf.
Prakasa, G.N., 2017, Prototipe Kunci Pintu menggunakan Motor Stepper Berbasis
Arduino Mega 2560 dengan Perintah Suara pada Android, Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
26
27
- Panjang Memancarkan
gelombang gelombang
532 nm. elektromagnetik
- Output daya dengan panjang
gelombang gelombang
konstan < tertentu.
Laser 5.0 mW
Pointer (Kelas IIIa).
- Tegangan
operasi 3 V.
- Memiliki
jangkauan
rambat
2.700 m.
28
29
- Mikrokontrol Untuk
er menjalankan
ATMega328 fungsi spesifik
P 10 bit. dengan program
- Flash yang telah
Memory 32 disematkan serta
KB. memiliki
- SRAM 2 KB. fasilitas untuk
- EEPROM 1 menerima sinyal
Mikrokontr KB. analog agar
oler - Clock speed dapat dikonversi
16 MHz. menjadi nilai
- Tegangan digital tertentu.
Operasi 5 V.
- Input
tegangan
(rekomendasi
) 7 -20 V.
- EasyDriver Untuk
v4.4 dengan mengendalikan
driver chip arah putaran dan
Allegro kelajuan dari
A3967. stepper motor
- Arus berdasarkan
Driver maksimum nilai input dari
Motor ±750 mA, mikrokontroler.
pada rentang
tegangan 7 –
30 V.
- Logic Supply
Voltage
Range 3 –
5,5 V.
- OLED 0,96 Untuk
inch dengan menampilkan
serial SPI. nilai sudut
- Resolusi 128 polarisasi yang
x 64. telah diproses
OLED - Input oleh
tegangan 3,3 mikrokontroler.
– 5 V.
High Low 1
langkah
2
Low High 1
langkah
4
High High 1
langkah
8
33
ω3
ω2
ω1
r2
r3
r1
Untuk gear yang saling bersinggungan, maka arah putar kedua gear adalah
berlawanan dengan kelajuan linier roda adalah sama
𝒗1 = 𝒗2 = 𝒗3 (A.1)
𝝎1 . 𝒓1 = 𝝎2 . 𝒓2 = 𝝎3 . 𝒓3 (A.2)
dengan menganggap gear yang saling bersinggungan ideal (bergerak secara
simultan) dan kecepatan sudut (𝝎) yang terjadi adalah tetap (gerak melingkar
beraturan) maka berlaku
𝜃1 𝜃2 𝜃3
. 𝒓1 = . 𝒓2 = . 𝒓3 (A.3)
𝑡 𝑡 𝑡
𝜃1 . 𝒓1 = 𝜃2 . 𝒓2 = 𝜃3 . 𝒓3 (A.4)
sehingga diperoleh perputaran dari gear berjari-jari 27 mm dan 44 mm sebagai
berikut
𝜃1 .𝒓1 0,9 .6 𝜃2 .𝒓2 0,2 .27
𝜃2 = = = 0,2° 𝜃3 = = ≅ 0,1°
𝒓2 27 𝒓3 44
34
Gambar A.2 Rangkaian komponen atau modul elektronik dari instrumen pengukur
sudut polarisasi digital dalam bentuk skematik
35
unsigned int SW = 4;
unsigned int VRx = A0;
unsigned int VRy = A1;
void setup(){
pinMode(STEP, OUTPUT);
pinMode(DIR, OUTPUT);
pinMode(MS1, OUTPUT);
pinMode(MS2, OUTPUT);
pinMode(SW, INPUT);
pinMode(VRx, INPUT);
pinMode(VRy, INPUT);
digitalWrite(STEP, LOW);
digitalWrite(DIR, LOW);
digitalWrite(MS1, LOW);
digitalWrite(MS2, LOW);
delay(10);
u8g.firstPage();
do {
u8g.setFont(u8g_font_helvB10);
u8g.drawStr(12, 15, "Polarizermeter");
u8g.drawStr(49, 35, "Ver");
u8g.drawStr(46, 55, "1.0.1");
} while( u8g.nextPage() );
delay(3000);
}
void loop(){
if (analogRead(VRy) >= 683 && analogRead(VRy) <= 1023){
Time -= 10;
if (Time >= -9){
Time = 1;
}
delay(200);
} else if (analogRead(VRy) >= 0 && analogRead(VRy) <= 340){
Time += 10;
if (Time >= 51){
37
Time = 51;
}
delay(200);
}
u8g.firstPage();
do {
u8g.setPrintPos(4, 15);
u8g.print((char)102);
u8g.setPrintPos(100, 15);
u8g.print((char)102);
u8g.setFont(u8g_font_04b_03r);
u8g.drawStr(10, 15, "MIN");
u8g.drawStr(106, 15, "MAX");
u8g.drawFrame(30,1,64,14);
if (Time == 51){
u8g.drawBox(32,3,10,10);
}
if (Time == 41){
u8g.drawBox(32,3,20,10);
}
if (Time == 31){
u8g.drawBox(32,3,30,10);
}
if (Time == 21){
u8g.drawBox(32,3,40,10);
}
if (Time == 11){
u8g.drawBox(32,3,50,10);
38
}
else if (Time == 1){
u8g.drawBox(32,3,60,10);
}
u8g.setFont(u8g_font_helvR14);
u8g.drawStr(4, 47, "Angle :");
u8g.setPrintPos(64, 47);
u8g.print(AngleCounter);
u8g.print((char)176);
} while( u8g.nextPage() );
delayMicroseconds(5);
}
39
Tabel B.3 Hasil uji instrumen analisator digital menggunakan Hukum Malus
Sudut Polarisator (°)
Pengulanga
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
n
Sudut Analisator (°)
1 90,04 100 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
2 90,04 100,12 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
3 90,16 100 110,21 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
4 90,04 100 110,09 120,05 130,01 140,1 150,06 160,02 169,99 179,95
5 90,04 100 110,09 120,05 130,13 139,97 150,06 160,02 169,99 180,07
6 90,04 100 110,09 120,17 130,01 140,1 150,06 160,02 169,99 179,95
7 90,04 100,12 110,09 120,17 130,13 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
8 90,16 100 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
9 90,16 100 110,21 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
10 90,04 100 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
11 90,04 100,12 110,21 120,05 130,13 140,1 150,06 160,02 169,99 179,95
12 90,04 100 110,09 120,05 130,13 140,1 150,06 160,02 169,99 179,95
13 90,04 100 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
14 90,04 100,12 110,21 120,17 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 180,07
15 90,04 100,12 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,15 169,99 179,95
16 90,04 100 110,09 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
17 90,04 100 110,21 120,05 130,01 140,1 150,06 160,02 169,99 179,95
18 90,04 100 110,21 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
19 90,16 100 110,09 120,17 130,13 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
20 90,04 100 110,21 120,05 130,01 139,97 150,06 160,02 169,99 179,95
120,07 140,002 160,02
Rata-rata 90,064 100,03 110,132 130,04 150,06 169,99 179,962
4 5 65
70,026
Δθ 0,064 10,03 20,132 30,074 40,04 50,0025 60,06 79,99 89,962
5
0,064 0,03 0,132 0,074 0,04 0,0025 0,06 0,0265 0,01 0,038
42
Tabel B.4 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada larutan sukrosa
(Pengujian I)
Massa Sukrosa/10 mL (gr)
Pengulangan 0 1 2 3 6 8 10
Sudut Analisator (°)
1 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
2 90,04 91,02 92 92,99 95,94 98,03 100
3 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
4 90,04 91,02 92 92,99 96,06 97,91 100
5 90,16 91,02 92 92,87 96,06 97,91 100
6 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
7 90,04 91,14 92 92,99 95,94 97,91 100
8 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
9 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 99,88
10 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
11 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
12 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
13 89,91 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
14 90,04 91,02 92 92,99 95,94 98,03 99,88
15 90,04 91,02 92 92,87 95,94 97,91 100
16 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
17 90,04 91,02 92 92,99 96,06 97,91 100
18 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
19 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
20 90,04 91,02 92 92,99 95,94 97,91 100
Rata-rata 90,0395 91,026 92 92,978 95,958 97,922 99,988
Δθ 0,0395 1,026 2 2,978 5,958 7,922 9,988
0,0395 1,026 2 2,978 5,958 7,922 9,988
43
Tabel B.5 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada larutan sukrosa
(Pengujian II)
Massa Sukrosa/10 mL (gr)
Pengulangan 0 4 5 7 9
Sudut Analisator (°)
1 90,16 92,99 93,73 95,08 96,56
2 90,16 92,99 93,73 95,08 96,68
3 90,16 93,11 93,73 95,2 96,68
4 90,16 92,99 93,73 95,08 96,68
5 90,28 92,99 93,73 95,08 96,68
6 90,16 92,99 93,73 95,08 96,68
7 90,16 93,11 93,6 95,08 96,56
8 90,04 92,99 93,73 95,2 96,56
9 90,16 93,11 93,73 95,08 96,68
10 90,16 92,99 93,73 95,08 96,68
11 90,16 93,11 93,73 95,08 96,56
12 90,16 92,99 93,6 95,08 96,68
13 90,16 92,99 93,73 95,2 96,68
14 90,16 92,99 93,73 95,2 96,68
15 90,16 92,99 93,73 95,08 96,68
16 90,28 93,11 93,73 95,2 96,68
17 90,28 92,99 93,73 95,08 96,68
18 90,16 93,11 93,73 95,2 96,68
19 90,16 93,11 93,6 95,2 96,68
20 90,16 93,11 93,73 95,08 96,68
Rata-rata 90,172 93,038 93,7105 95,122 96,656
Δθ 0,172 3,038 3,7105 5,122 6,656
0,172 3,038 3,7105 5,122 6,656
44
Tabel B.6 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak ekstra
zaitun (EXP 23-04-2015)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 89,79 120,29 150,31 180,32
2 89,79 120,29 150,31 180,2
3 89,79 120,29 150,31 180,2
4 89,79 120,42 150,31 180,2
5 89,79 120,29 150,31 180,2
6 89,91 120,29 150,18 180,2
7 89,79 120,29 150,31 180,32
8 89,79 120,42 150,31 180,2
9 89,91 120,29 150,31 180,2
10 89,79 120,29 150,31 180,2
11 89,79 120,17 150,31 180,2
12 89,91 120,29 150,31 180,2
13 89,79 120,29 150,31 180,2
14 89,79 120,29 150,43 180,32
15 89,79 120,17 150,31 180,32
16 89,67 120,29 150,31 180,2
17 89,67 120,29 150,31 180,2
18 89,79 120,29 150,43 180,2
19 89,79 120,29 150,31 180,2
20 89,79 120,17 150,31 180,32
Rata-rata 89,796 120,285 150,3155 180,23
Δθ 0,204 30,285 60,3155 90,23
0,204 0,285 0,3155 0,23
45
Tabel B.7 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak ekstra
zaitun (EXP 20-03-2020)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 90,16 120,17 150,18 180,2
2 90,16 120,29 150,18 180,2
3 90,16 120,29 150,18 180,2
4 90,04 120,17 150,18 180,07
5 90,16 120,17 150,18 180,07
6 90,16 120,17 150,06 180,07
7 90,16 120,17 150,18 180,2
8 90,04 120,17 150,18 180,2
9 90,16 120,17 150,18 180,2
10 90,16 120,29 150,06 180,2
11 90,16 120,17 150,06 180,2
12 90,16 120,17 150,18 180,2
13 90,16 120,17 150,18 180,2
14 90,04 120,17 150,06 180,07
15 90,16 120,29 150,18 180,07
16 90,16 120,17 150,18 180,2
17 90,16 120,17 150,18 180,2
18 90,16 120,17 150,18 180,2
19 90,04 120,17 150,18 180,07
20 90,16 120,29 150,18 180,07
Rata-rata 90,136 120,2 150,156 180,1545
Δθ 0,136 30,2 60,156 90,1545
0,136 0,2 0,156 0,1545
46
Tabel B.8 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak beras
(EXP 11-09-2016)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 90,28 120,29 150,43 180,32
2 90,28 120,29 150,43 180,32
3 90,41 120,29 150,31 180,32
4 90,41 120,29 150,31 180,32
5 90,28 120,29 150,31 180,2
6 90,28 120,42 150,31 180,32
7 90,28 120,42 150,31 180,2
8 90,41 120,42 150,31 180,32
9 90,28 120,29 150,31 180,32
10 90,28 120,29 150,31 180,32
11 90,28 120,29 150,43 180,44
12 90,28 120,29 150,43 180,32
13 90,28 120,29 150,31 180,32
14 90,28 120,29 150,31 180,44
15 90,28 120,29 150,43 180,32
16 90,28 120,42 150,31 180,32
17 90,28 120,29 150,31 180,32
18 90,28 120,29 150,43 180,44
19 90,28 120,29 150,31 180,32
20 90,28 120,42 150,31 180,32
Rata-rata 90,2995 120,3225 150,346 180,326
Δθ 0,2995 30,3225 60,346 90,326
0,2995 0,3225 0,346 0,326
47
Tabel B.9 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak beras
(EXP 20-03-2020)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 90,16 120,17 150,18 180,2
2 90,16 120,17 150,18 180,32
3 90,16 120,17 150,18 180,2
4 90,16 120,17 150,18 180,2
5 90,16 120,17 150,31 180,2
6 90,16 120,17 150,18 180,2
7 90,28 120,17 150,18 180,2
8 90,16 120,05 150,18 180,32
9 90,16 120,17 150,18 180,32
10 90,16 120,17 150,31 180,2
11 90,16 120,17 150,18 180,2
12 90,16 120,17 150,18 180,2
13 90,16 120,05 150,31 180,2
14 90,16 120,05 150,18 180,2
15 90,16 120,17 150,18 180,2
16 90,16 120,17 150,31 180,2
17 90,04 120,17 150,18 180,2
18 90,04 120,05 150,18 180,2
19 90,16 120,17 150,18 180,2
20 90,16 120,17 150,18 180,2
Rata-rata 90,154 120,146 150,206 180,218
Δθ 0,154 30,146 60,206 90,218
0,154 0,146 0,206 0,218
48
Tabel B.10 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak sawit
(EXP 07-10-2016)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 90,65 120,66 150,8 180,69
2 90,65 120,79 150,68 180,69
3 90,65 120,66 150,68 180,57
4 90,65 120,66 150,68 180,69
5 90,65 120,66 150,68 180,69
6 90,65 120,66 150,68 180,57
7 90,53 120,66 150,68 180,57
8 90,65 120,79 150,68 180,69
9 90,65 120,66 150,8 180,57
10 90,65 120,66 150,8 180,57
11 90,65 120,66 150,68 180,57
12 90,65 120,66 150,68 180,57
13 90,53 120,79 150,68 180,57
14 90,53 120,79 150,68 180,57
15 90,65 120,66 150,68 180,57
16 90,65 120,66 150,68 180,57
17 90,65 120,66 150,55 180,57
18 90,53 120,54 150,68 180,57
19 90,65 120,66 150,68 180,57
20 90,65 120,54 150,68 180,57
Rata-rata 90,626 120,674 150,6915 180,6
Δθ 0,626 30,674 60,6915 90,6
0,626 0,674 0,6915 0,6
49
Tabel B.11 Hasil aplikasi instrumen analisator digital pada minyak sawit
(EXP 19-11-2019)
Sudut Polarisator (°)
Pengulangan 0 30 60 90
Sudut Analisator (°)
1 90,28 120,29 150,31 180,32
2 90,28 120,42 150,31 180,32
3 90,28 120,42 150,31 180,32
4 90,16 120,29 150,31 180,2
5 90,28 120,29 150,31 180,32
6 90,28 120,29 150,31 180,32
7 90,28 120,29 150,18 180,32
8 90,28 120,29 150,31 180,32
9 90,28 120,29 150,31 180,32
10 90,28 120,29 150,31 180,32
11 90,28 120,17 150,18 180,32
12 90,16 120,29 150,31 180,32
13 90,16 120,29 150,31 180,32
14 90,28 120,29 150,31 180,2
15 90,28 120,29 150,43 180,2
16 90,28 120,29 150,31 180,07
17 90,41 120,29 150,31 180,2
18 90,28 120,42 150,31 180,32
19 90,28 120,29 150,43 180,32
20 90,28 120,29 150,31 180,32
Rata-rata 90,2685 120,3035 150,309 180,2835
Δθ 0,2685 30,3035 60,309 90,2835
0,2685 0,3035 0,309 0,2835
50
10
8
Δθ (°)
0
0 2 4 6 8 10 12
Massa Sukrosa/10 mL (gr)
Gambar C.1 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap konsentrasi
larutan sukrosa pada pengujian I
51
12
10
8
Δθ (°)
0
0 2 4 6 8 10 12
Massa Sukrosa/10 mL (gr)
Gambar C.2 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap konsentrasi
larutan sukrosa pada pengujian II
52
0,8
Δθ Minyak Ekstra Zaitun 23-04-2015 (°)
Δθ Minyak Ekstra Zaitun 27-02-2020 (°)
0,7
0,6
0,5
Δθ (°)
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sudut Polarisator (°)
Gambar C.3 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap posisi sudut
polarisator menggunakan minyak ekstra zaitun
0,8
Δθ Minyak Beras 11-09-2016 (°)
Δθ Minyak Beras 20-03-2020 (°)
0,7
0,6
0,5
Δθ (°)
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sudut Polarisator (°)
Gambar C.4 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap posisi sudut
polarisator menggunakan minyak beras
53
0,8
Δθ Minyak Sawit 07-10-2016 (°)
Δθ Minyak Sawit 19-11-2019 (°)
0,7
0,6
0,5
Δθ (°)
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sudut Polarisator (°)
Gambar C.5 Rata-rata perubahan sudut analisator digital terhadap posisi sudut
polarisator menggunakan minyak sawit
54