Anda di halaman 1dari 8

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN MESIN DIESEL

DENGAN METODE BREAK EVEN POINT (BEP)


PADA PLTD
(Studi Kasus : PT PLN Persero Sektor Pembangkitan
Lombok PLTD Ampenan)
Tugas
Made Wijana*, A.A. Alit Triadi, Lalu Syahrul Anwar
Manajemen Operasi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62, Mataram

dan Produksi
Oleh:
Adang Saepudin
5319220001
Latar Belakang

▪ Keberadaan energi listrik menjadi sangat penting demi terselenggaranya


pembangunan nasional baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi
listrik harus tercukupi karena sangat penting bagi seluruh masyarakat. Dalam
pemenuhan kebutuhan energi listrik diseluruh Indonesia, Negara telah
mengaturnya pada Pasal 33 ayat (2) UUD Negara Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat yang penyelenggaranya dilakukan
oleh pemerintah dan pemerintah daerah.
▪ Sebagai bentuk komitmen PT. PLN (Persero) guna peningkatan pelayanan
dan mengantipasi perkembangan listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB). PT.
PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok adalah salah unit
bisnis dari PT. PLN (Persero) yang berkedudukan di Mataram
2
PEMBAHASAN

METODOLOGI

Pengumpulan Data

Komponen biaya produksi


Komponen pendapatan :
penggunaan mesin diesel :
1. Penjualan Daya Listrik (KWH)
1. Biaya Tetap (FC)
2. Subsidi pemerintah (Asset
2. Biaya Variabel (VC)
tanah dan bangunan)
3. Biaya Total (TC)

Pengolahan data

Analisa Data dan


Pembahasan
3

Kesimpulan
Analisis Pendapatan Penggunaan Mesin Diesel Dengan Menggunakan
Harga Jual Rp.900 per kWh
BULAN
NO URAIAN Volume AKUMULASI
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Hari Produksi 365 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
2 Produksi (KWH/Month) 545.030 16.895.940 15.260.849 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.350.910 16.895.940 198.936.070
3 Pengeluaran / Subsidi (FC) ############ 23.650.000.000 23.650.000.000 8.443.653.793 9.915.235.684 8.443.653.793 8.934.181.090 8.443.653.793 8.934.181.090 12.096.948.174 8.443.653.793 8.934.181.090 8.443.653.793 8.934.181.090 147.267.177.183
4 Biaya Variabel (VC) 155 - 2.618.870.736 2.365.431.632 2.618.870.736 2.534.391.035 2.618.870.736 2.534.391.035 2.618.870.736 2.618.870.736 2.534.391.035 2.618.870.736 2.534.391.035 2.618.870.736 30.835.090.920
5 Total Cost 23.650.000.000 26.268.870.736 10.809.085.425 12.534.106.420 10.978.044.828 11.553.051.826 10.978.044.828 11.553.051.826 14.715.818.910 10.978.044.828 11.553.051.826 10.978.044.828 11.553.051.826 178.102.268.103
6 Akumulasi Cost 23.650.000.000 49.918.870.736 60.727.956.161 73.262.062.581 84.240.107.408 95.793.159.234 ############# ############# ############# ############# ############# ############# #############
7 Omzet/Penjualan 900 - 15.206.346.207 13.734.764.316 15.206.346.207 14.715.818.910 15.206.346.207 14.715.818.910 15.206.346.207 15.206.346.207 14.715.818.910 15.206.346.207 14.715.818.910 15.206.346.207 179.042.463.405
8 Akumulasi Penjualan - 15.206.346.207 28.941.110.523 44.147.456.730 58.863.275.640 74.069.621.847 88.785.440.757 ############# ############# ############# ############# ############# #############

Akumulasi
Priode Modal Penjualan
0 23.650.000.000 0

1 49.918.870.736 15.206.346.207

2 60.727.956.161 13.734.764.316

3 73.262.062.581 44.147.456.730

4 84.240.107.408 58.863.275.640

5 95.793.159.234 74.069.621.847

6 106.771.204.061 88.785.440.757

7 118.324.255.887 103.991.786.964

8 133.040.074.797 119.198.133.171

9 144.018.119.624 133.913.952.081

10 155.571.171.450 149.120.298.288

11 166.549.216.277 163.836.117.198 4
12 178.102.268.103 179.042.463.405
ANALISIS BEP UNTUK HARGA JUAL Rp. 900 / kWh

Harga jual per kWh (p) : TR / jumlah kWh TR : Total Revenue


: 179.042.463.405 / 198.936.070
: Rp. 900 p : Harga jual per unit
c : VC / kWh c : Variabel Cost per unit
: 30.835.090.920 / 198.936.070
: Rp. 160 VC : Variabel Cost total
Biaya tetap (FC) : Rp. 147.267.117.183
FC : Fix Cost
Jumlah kWh yang di jual untuk mencapai titik impas

BEP (X) : FC / p – c
: 147.267.117.183 /( 900 – 160)
: 198.936.070 kWh

5
Analisis Pendapatan Penggunaan Mesin Diesel Dengan Menggunakan
Harga Jual Rp. 1.000 per kWh

BULAN
NO URAIAN Volume AKUMULASI
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Hari Produksi 365 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
2 Produksi (KWH/Month) 545.030 16.895.940 15.260.849 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.895.940 16.350.910 16.895.940 16.350.910 16.895.940 198.936.070
3 Pengeluaran / Subsidi (FC) ############ 26.443.007.678 26.443.007.678 9.547.067.448 11.182.158.438 9.547.067.448 10.092.097.778 9.547.067.448 10.092.097.778 13.647.559.463 9.547.067.448 10.092.097.778 9.547.067.448 10.092.097.778 165.819.461.609
4 Biaya Variabel (VC) 160 - 2.703.350.437 2.441.735.878 2.703.350.437 2.616.145.584 2.703.350.437 2.616.145.584 2.703.350.437 2.703.350.437 2.616.145.584 2.703.350.437 2.616.145.584 2.703.350.437 31.829.771.272
5 Total Cost 26.443.007.678 29.146.358.115 11.988.803.326 13.885.508.875 12.163.213.032 12.795.448.215 12.163.213.032 12.795.448.215 16.350.909.900 12.163.213.032 12.795.448.215 12.163.213.032 12.795.448.215 197.649.232.881
6 Akumulasi Cost 26.443.007.678 55.589.365.793 67.578.169.119 81.463.677.994 93.626.891.026 ############# ############# ############# ############# ############# ############# ############# #############
7 Omzet/Penjualan 1.000 - 16.895.940.230 15.260.849.240 16.895.940.230 16.350.909.900 16.895.940.230 16.350.909.900 16.895.940.230 16.895.940.230 16.350.909.900 16.895.940.230 16.350.909.900 16.895.940.230 198.936.070.450
8 Akumulasi Penjualan - 16.895.940.230 32.156.789.470 49.052.729.700 65.403.639.600 82.299.579.830 98.650.489.730 ############# ############# ############# ############# ############# #############

Akumulasi
Priode Modal Penjualan
0 26.443.007.678 0

1 55.589.365.793 16.895.940.230

2 67.578.169.119 15.260.849.240

3 81.463.677.994 49.052.729.700

4 93.626.891.026 65.403.639.600

5 106.422.339.241 82.299.579.830

6 118.585.552.273 98.650.489.730

7 131.381.000.488 115.546.429.960

8 147.731.910.388 132.442.370.190

9 159.895.123.420 148.793.280.090

10 172.690.571.634 165.689.220.320 6
11 184.853.784.666 182.040.130.220

12 197.649.232.881 198.936.070.450
ANALISIS BEP UNTUK HARGA JUAL Rp. 1.000 / kWh

Harga jual per kWh (p) : TR / jumlah kWh TR : Total Revenue


: 198.936.070.450 / 198.936.070
: Rp. 1.000 p : Harga jual per unit
c : VC / kWh c : Variabel Cost per unit
: 31.829..771.272 / 198.936.070
: Rp. 160 VC : Variabel Cost total
Biaya tetap (FC) : Rp. 165.819.461.609
FC : Fix Cost
Jumlah kWh yang di jual untuk mencapai titik impas

BEP (X) : FC / p – c
: 165.819.461.609 /( 1.000 – 160)
: 198.936.070 kWh

7
KESIMPULAN

1. Dengan analisis Break Event Point kita bisa menentukan berapa lama
biaya investasi dan berapa profit yang kita peroleh berapa harga jual
yang bisa diterima oleh masyarakat.
2. Semakin besar kita memperoleh keuntungan dari hasil yang kita jual,
semakin pendek waktu BEP tercapai.

Anda mungkin juga menyukai