Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN INSTALASI STEAM SOLAR COOKER


MENGGUNAKAN KONSENTRATOR LENSA FRESNEL
BERUKURAN (100x100x100)

Oleh:
Moh Nabil Lazuardi
NIM 1731210088

DOSEN PEMBIMBING
Asrori ST.,M.T.
NIP. 19770517 200112 1 002

KONSENTRASI PERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PERANCANGAN INSTALASI STEAM SOLAR COOKER


MENGGUNAKAN KONSENTRATOR LENSA FRESNEL BERUKURAN
(100x100x100)

Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat lulus
Program Diploma III Politeknik
di
Politeknik Negeri Malang

Oleh:
Moh Nabil Lazuardi
NIM 1731210088

Tanggal Ujian : 13 Agustus 2020

Disetujui oleh :
1. Asrori ST.,M.T. (Pembimbing)
NIP 19770517 200112 1 002

2. Purwoko, ST., MT (Penguji 1)


NIP 19620206 198503 1 007

3. Sugeng Hadi Susilo, ST., MT (Penguji 2)


NIP 197501071999031003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin Ketua Program Studi
D3 Teknik Mesin

Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. Lisa Agustriyana, S.T., M.T.


NIP 19700520 200212 1 002 NIP 19750812 200312 2 001
SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Moh Nabil Lazuardi
NIM : 1731210088]
Konsentrasi : Perawatan
Judul LAS : Perancangan Instalasi Steam Solar Cooker
Menggunakan Konsentrator Lensa Fresnel
Berukuran (100x100x100)
Menyatakan bahwa Laporan Akhir Studi tahun akademik 2019/2020
dengan judul tersebut, saya susun berdasarkan norma akademik dan
bukan merupakan hasil pladiasi.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila ternyata


di kemudian hari ternyata saya melanggar pernyataan saya ini, saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Malang, 2020
Yang membuat pernyataan,

Moh Nabil Lazuardi


NIM 1731210088
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, Laporan Akhir Studi (LAS) dengan judul
“Perancangan instalasi steam solar cooker menggunakan konsentrator lensa Fresnel
berukuran (100x100x100) ”dapat diselesaikan.
Dalam penulisan dan pembuatan Laporan Akhir Studi ini tentunya tidak
lepas dari bimbingan, dukungan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis berterima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.MT., MM selaku Direktur Politeknik
Negeri Malang.
2. Bapak SupriatnaAdhisuwignjo, S.T., M.T. selaku Pembantu Direktur I
PoliteknikNegeri Malang.
3. Bapak Ir. Pipit Wahyu Nugroho, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Malang.
4. Ibu Lisa Agustriyana, S.T., M.T. selaku Ketua Progam Studi D3 Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
5. Bapak Asrori ST.,M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan laporan akhir ini.
6. Semua Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang yang
telah memberikan segenap ilmu pengetahuan dan moral yang sangat
bergunan bagi saya dalam penyelesaian dan pengerjaan laporan akhir
studi ini.
7. Kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat
moral maupun materil.
8. Semua pihak yang terkait yang telah membantu dalam penyelesaian
Laporan Akhir ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

iii
Penulis sudah berusaha dengan seluruh usaha dan upaya dalam
menyelesaikan Laporan Akhir ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun perhitungan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan
ini sebagai perbaikan pada masa berikutnya.
Semoga laporan ini mampu menjadi acuan untuk mengevaluasi sejauh mana
keberhasilan kegiatan Pelaksanaan Perngerjaan Laporan Akhir Studi yang penulis
lakukan. mengingat masih banyak kesalahan dan kekurangan serta jauhnya dari
kesempurnaan penulisan laporan ini, baik dari segi teknik maupun non teknis.

Malang, 13 Mei 2020

Penulis

iv
PERANCANGAN STEAM SOLAR COOKER MENGGUNAKAN
KONSENTRATOR LENSA FRESNEL BERUKURAN (100x100x100)

Nama : Moh Nabil Lazuardi


Nim : 1731210088
Pembimbim : Asrori, S.T., M.T.

ABSTRAK

Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang disebut
penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah air
bersih. Air yang mengalir dari pipa menuju receiver dengan volume yang telah
ditentukan 1,5 liter. Pemanasan dalam receiver adalah dengan menggunakan panas
radiasi matahari.
Radiasi energi surya yang datang, akan diterima oleh lensa Fresnel menuju
tabung reciver yang mengkonversikan menjadi panas. Titik fokus pada lensa
Fresnel tersebut bisa mencapai 600º celcius. Reciver ini terbuat dari bahan tembaga
yang berbentuk tabung dengan tutup atas berbentuk krucut terbalik agar
penangkapan titik fokus lensa Fresnel lebih optimal.
Dari hasil data tekanan tertinggi yang dihasilkan oleh reciver dengan
volume air 1 liter mencapai 64,3 Psi. dalam penelitian untuk membaca pressure
guage yaitu tekanan 1 bar nya sama dengan 14,5 Psi. sehingga tekanan yang
dihasilkan dari volume 1 liter cepat, sedangkan untuk reciver yang berisikan
volume air 2 liter. reciver yang berisikan volume air 2 liter tekanan tertinggi yang
dihasilkan 62,7 Psi. sehingga reciver yang berisikan air dengan volume 2 liter lebih
lama untuk menghasilkan tekanan dari pada volume air yang berisikan 1 liter.
Kata kunci : steam, receiver, Radiasi energi surya, lensa Fresnel, pressure guage

v
STEAM SOLAR COOKER DESIGN USING THE CONCENTRATOR OF
SIZE FRESNEL LENS (100x100x100)

Nama : Moh Nabil Lazuardi


Nim : 1731210088
Pembimbim : Asrori, S.T., M.T.
ABSTRACT

Steam is a gas produced from a process called evaporation. The raw material
used to produce steam is clean water. Water flows from the pipe to the receiver with
a predetermined volume of 1.5 liters. Heating in the receiver is to use the heat of
solar radiation.
The incoming solar energy radiation will be received by the Fresnel lens to
the reciver tube which converts to heat. The focal point on the Fresnel lens can
reach 600º Celsius. This receiver is made of copper tubular material with a conical
conical top cover so that the capture point of the Fresnel lens is more optimal.
From the results of the highest pressure data generated by the reciver with a
volume of 1 liter of water reached 64.3 Psi. in research to read pressure guage that
is 1 bar pressure equal to 14.5 Psi. so the pressure generated from the volume of 1
liter is fast, whereas for a reciver that contains a 2 liter volume of water. reciver
which contains the highest volume of water 2 liters produced 62.7 Psi. so that the
reciver contains water with a volume of 2 liters longer to produce pressure than the
volume of water containing 1 liter.
Keywords : steam, receiver, solar energy radiation, Fresnel lens, pressure guage

vi
MOTTO
JADILAH PEMUDA
YANG MENANTANG
MASA DAPAN

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 2
1.4 Tujuan penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Manfaat penulisan ......................................................................................... 3
1.6 Metode Penyusunan ....................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
2.1 Steam.............................................................................................................. 5
2.2 Prinsip Kerja Steam Cookers ......................................................................... 6
2.3 Konversi energi ............................................................................................. 7
2.4 Lensa Flesnel ................................................................................................. 8
2.5 Actuator ......................................................................................................... 9
2.5.1 Jenis – Jenis Aktuator ............................................................................. 9
2.5.2 Aktuator Pneumatik ................................................................................ 9
2.5.3 Aktuator Motor Listrik.......................................................................... 10
2.5.4 Aktuator Elektro-Hidrolik..................................................................... 10
2.6 Pipa tembaga................................................................................................ 11
2.7 Pressure gauge ............................................................................................. 13
2.8 Faktor – faktor yang Harus Diperhatikan pada Saat Pemasangan .............. 16
( Instalasi )Pipa. ................................................................................................ 16
2.9 Rumus - Rumus Perhitungan Umum ........................................................... 17
2.9.1 Persamaan Kontinuitas ......................................................................... 17
2.9.2 Rumus dari tekanan ............................................................................. 17
BAB III ................................................................................................................. 19
METODE PENELITIAN ................................................................................... 19

viii
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 19
3.2 Variabel Penelitian....................................................................................... 19
3.3 Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 20
3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 21
3.5 Proses Perancangan Penelitian .................................................................... 22
3.6 Blok Diagram............................................................................................... 23
3.7 Alat Dan Bahan Penelitian........................................................................... 23
3.8 Exsperiman Set Up ...................................................................................... 26
3.9 Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................. 28
3.10 Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 28
3.11 Biaya Penelitian ...................................................................................... 29
3.12 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................... 30
BAB IV ................................................................................................................. 31
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 31
4.1 Prinsip Kerja dari Steam solar cooker ......................................................... 31
4.2 Fungsi Komponen ....................................................................................... 31
4.3 Rancangan Alat ............................................................................................ 32
4.3.1 Rancangan Mekanik ............................................................................. 32
4.3.2 Proses Pembuatan Alat ......................................................................... 32
4.4 Pengambilan Data ........................................................................................ 38
4.5 Analisis data................................................................................................. 42
4.5.1 Analaisa Data Temperature Reciver ..................................................... 42
4.5.2 Analisa Data Pada Tekanan Pressure Guage ....................................... 43
BAB V................................................................................................................... 44
PENUTUP ............................................................................................................ 44
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 44
5.2 Saran ............................................................................................................ 44
LAMPIRAN ......................................................................................................... 47

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Grafik Perubahan Fase Air ............................................................... 5
Gambar 2. 2 Bentuk permukaan lensa Fresnel Prinsip kerja dari lensa fresnel ini 8
Gambar 2. 3 Aktuator Pneumatik .......................................................................... 9
Gambar 2. 4 Aktuator Motor listrik ..................................................................... 10
Gambar 2. 5 Aktuator Elektro Hidrolik ............................................................... 10
Gambar 2. 6 Pipa Tembaga Lunak ...................................................................... 12
Gambar 2. 7 Pipa Tembaga Keras ....................................................................... 12
Gambar 2. 8 Bagian-Bagian Pressure Switch ...................................................... 14
Gambar 2. 9 Mekanika Relieving Pressure Regulator ........................................ 15
Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Steam Solar Cooker Menggunakan
Konsentrator Lensa Flesnel ……………………………………...20
Gambar 3. 2 Diagram Blok ................................................................................. 23
Gambar 3. 3 Skema Rancangan Penelitian .......................................................... 26
Gambar 4. 1 Proses Desain Alat di Catia 2017 32
Gambar 4. 2 Pemotongan Besi Hollow ............................................................... 33
Gambar 4. 3 Pengelasan Besi Hollow ................................................................. 33
Gambar 4. 4 Kerangka Bawah ............................................................................. 34
Gambar 4. 5 Kerangka Atas ................................................................................ 34
Gambar 4. 6 Pemasangan Kerangka Atas Dan Bawah ........................................ 35
Gambar 4. 7 Pemasangan Akuator ...................................................................... 35
Gambar 4. 8 Pembuatan Dan Penyambungan Reciver ........................................ 36
Gambar 4. 9 Penyetelan Reciver ......................................................................... 36
Gambar 4. 10 Pemasangan Pressure Guage Dan Control Valve ......................... 37
Gambar 4. 11 Penyambungan Pipa...................................................................... 37
Gambar 4. 12 Grafik perbandingan Reciver volume 1 dan 2 liter ...................... 42

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Faktor Konversi Tekanan .................................................................... 13
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………………..…...28
Tabel 3. 2 Biaya Penelitian ................................................................................... 29
Tabel 4. 1 Data Hasil Dari Temperature Reciver Berisikan Volume Air 1 Liter
…………38
Tabel 4. 2 data hasil tekanan proses steam dari reciver berisikan 1 liter menuju
pressure guage ....................................................................................................... 39
Tabel 4. 3 Data Hasil Dari Temperature Reciver Berisikan Volume Air 2 Liter . 40
Tabel 4. 4 data hasil tekanan proses steam dari reciver berisikan 2 liter menuju
pressure guage ....................................................................................................... 41

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antar pelajar, pengajar, dan
bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa adanya bantuan sarana
penyimpanan pesan atau media. Pesan yang telah dikomunikasikan adalah isi
pembelajaran yang ada dalam materi perkuliahan yang dituangkan oleh dosen
pengajar.
Penyampaian pesan pembelajaran dari dosen kepada mahasiswa saat ini
masih menggunakan alat bantu ajar seperti buku. Hal ini menjadikan mahasiswa
kurang tertarik dan merasa bosan ketika menyerap materi. Hal ini sangat jauh dari
tujuan utama pembelajaran untuk mencetak mahasiswa yang berkualitas.
Memasak dengan teknik steam atau kukus terbukti mampu memberikan
sajian makanan yang lebih sehat, dengan kandungan gizi yang lebih maksimal.
Selain itu, memasak dengan cara steam pun mampu menurunkan resiko paparan
kolesterol jahat akibat proses digoreng.Tapi sayang, banyak orang yang sepertinya
enggan untuk memasak dengan cara di steam. Alasannya, proses memasak yang
dilakukan cukup panjang, dan tingkat kematangannya belum sempurna, terutama
saat memasak nasi. Padahal memasak dengan cara steam bisa cepat, dan tingkat
kematangannya pun sempurna.teknik steam terbaik untuk memasak secara cepat
dan sempurna.
Sementara itu di Indonesia penggunaan energi disektor rumah tangga
masih besar dikarenakan sebagian besar sumber energi berasal dari bahan
bakar LPG, mitan atau listrik. Dengan kondisitersebut maka penggunaan
energy termal matahari sebagai sumber energi alternatif sangat diperlukan.
Salah satu alternatifnya adalah pengembangan peralatan kompor tenaga surya
(solar cooker). Menurut kajian Knudson (2005), di Indonesia pengembangan
solar cooker sangat lambat meskipun telah dirintis oleh Indonesian Sun
Cooking Project yang disponsori Earthwatch sejak tahun 1995. Selama ini
kompor surya yang berkembang lebih banyak tipe direct solar cooker,
karena mem-punyai kelebihan yaitu bentuknya sederhana dan murah.

1
Salah satu cara untuk meningkatkan efek-tifitas dan efisiensi penangkapan
radiasi termal surya adalah dengan memfokuskan (concentrating) sinar
matahari. Menurut Kimambo (2007), tipe con centrating cooker mempunyai
beberapa kelebihan yaitu efisiensi tinggi, suhu yang cukup tinggi (bisa
digunakan proses penggorengan) dan memasakpun akan lebih cepat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan judul laporan yang penulis ambil, laporan akhir ini
disusun berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana prinsip kerja dan karakteristik steam solor cooker?
2. Bagaimana hasil penelitian untuk tekanan uap yang dikeluarkan
oleh reciver?

1.3 Batasan Masalah


Dalam perancangan steam solar cooker menggunakan konsentrator
lensa flesnel (100x100x100), penulis melakukan kerja sama dengan rekan
mahasiswa lain untuk membahas bagaimana cara merangkai instalasi pipa
tembaga dan komponen – komponen yang diperlukan untuk perancangan
steam solar cooker tersebut. Dengan adanya kerja sama ini diharapkan
tujuan yang akan dicapai dalam perancangan semaksimal mungkin.
Sedangkan komponen yang penulis rancang dalam tugas akhir ini
adalah pembuatan instalasi dan steam solar cooker. Agar lebih terarah dan
mencapai hasil yang maksimal penulisan pembuatan laporan akhir ini
hanya dibatasi sebagai berikut:
1. Membahas tentang steam solar cooker menggunakan
konsentrator lensa flesnel.
2. Membahas tekanan yang diperoleh dari panas steam radiasi.

2
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan umum dari penelitian laporan akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari steam solar
cooker.
2. Mengetahui dan memperoleh hasil tekanan uap yang
dikeluarkan oleh reciver dari steam solar cooker.

1.5 Manfaat penulisan


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan laporan
akhir sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem kerja dari steam solar cooker
menggunakan konsentrator lensa flesnel.
2. Untuk mengetahui pengaruh temperatur dari radiasi matahari
terhadap tekanan yang di hasilkan.

1.6 Metode Penyusunan


Pada penyusunan laporan akhir ini metode yang digunakan dalam
penyusunan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Yaitu metode pengamatan langsung didapat dari pengujian
steam solar cooker menggunakan konsentrator lensa flesnel untuk
memperoleh informasi mengenai data – data yang di butuhkan.

2. Mengadakan study literatur


Dalam metode ini penulis mengumpulkan dan mencari data
dengan study perpustakaan atau refrensi dari buku – buku yang
kerkaitan dengan materi yang akan ditulis.

3
3. Konsultasi
Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai hal – hal yang
berkaitan dengan steam solar cooker menggunakan konsentrator lensa
flesnel tersebut.

4. Diskusi
Melakukan diskusi atau kerja sama dengan teman – teman.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Steam
Steam adalah bahasa teknis dari uap air, yaitu fase gas dari air yang
terbentuk ketika air mendidih. Untuk mengubah air dari fase liquid (cair) menjadi
fase gas (steam) diperlukan energi panas untuk menaikan temperature air yang biasa
disebut sebagai “Sensible Heat”. Pada tekanan atmosphere titik didih air adalah
1000C (2120F) sedangkan apabila tekanan pada sistem dinaikan maka energi panas
yang diperlukan juga ikut naik.
Pada saat perubahan fase cair menjadi steam, temperature air tidak akan
naik meskipun dengan penambahan panas, penambahan panas digunakan untuk
merubah phase air dari cair ke gas.

Gambar 2. 1 Grafik Perubahan Fase Air


Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang disebut
penguapan. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah air
bersih. Air yang mengalir dari pipa menuju receiver dengan volume yang telah
ditentukan 1,5 liter. Pemanasan dalam receiver adalah dengan menggunakan panas
radiasi matahari.
Dengan meningkatnya suhu dan air telah mendekati kondisi didihnya,
beberapa molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai
kecepatan yang membuat sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas
permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan
eksitasi lebih besar dan sejumlah molekul dengan energi cukup untuk
meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan mempertimbangkan struktur molekul
cairan dan uap, dapat diambil kesimpulan bahwa densitas steam lebih kecil dari air,
sebab molekul steam terpisah jauh satu dangan yang lain. Ruang yang secara tiba-
tiba terjadi diatas permukaan air menjadi terisi dengan molekul steam yang padat.

5
Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih besar dari
yang masuk kembali, maka air akan menguap dengan bebas. Pada keadaan ini air
telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi
panas. Jika tekananya tetap penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan
kenaikan suhu lebih lanjut namun menyebabkan air akan membentuk steam jenuh.
Pada tekanan atmosfir suhu jenuh air adalah 100 oC, tetapi jika tekananya
bertambah maka akan ada penambahan lebih banyak panas dan peningkatan suhu
tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan tekanan secara efektif akan
meningkatkan entalpi air dan suhu jenuhnya.

2.2 Prinsip Kerja Steam Cookers


Memasak dengan teknik steam atau kukus terbukti mampu memberikan
sajian makanan yang lebih sehat, dengan kandungan gizi yang lebih maksimal.
Selain itu, memasak dengan cara steam pun mampu menurunkan resiko paparan
kolesterol jahat akibat proses digoreng.Tapi sayang, banyak orang yang sepertinya
enggan untuk memasak dengan cara di steam. Alasannya, proses memasak yang
dilakukan cukup panjang, dan tingkat kematangannya belum sempurna, terutama
saat memasak nasi.
Padahal memasak dengan cara steam bisa cepat, dan tingkat kematangannya
pun sempurna. teknik steam terbaik untuk memasak secara cepat dan sempurna.
1. Air yang digunakan untuk men-steam makanan sebaiknya
jangan terlalu banyak. Secukupnya saja agar proses
pemanasan air berjalan lebih cepat.
2. Hal ini dilakukan agar nasi bisa lebih cepat matang dan
merata.
3. Jarak antara air dan makanan yang dikukus sebaiknya jangan
terlalu jauh, dan jangan pula terlalu dekat. Idealnya sekitar
2-3 cm saja.
4. Pastikan streamer atau alat steam memiliki tutup yang rapat
agar uap air tidak keluar. Pilih juga bahan streamer yang
berkualitas, yang mampu menyerap dan menahan panas
lebih lama, agar tingkat kematangannya lebih sempurna.

6
5. Makanan yang di steam sebaiknya tidak terlalu rapat, tidak
pula terlalu longgar. Cukup berikan jarak agar uap panas bisa
masuk ke setiap celah makanan.

2.3 Konversi energi


Bentuk utama dari steam solar cooker adalah receiver yang di panaskan oleh
energi matahari sehingga menghasilkan uap. Proses konversi energi pada steam
solar cooker berlangsung energi matahari diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.untuk memasak.
receiver menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Pertama air diisikan ke receiver
hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Di
dalam receiver air ini dipanaskan dengan matahari melalui lensa Fresnel pada
receiver sehingga berubah menjadi uap.

2. Kedua, uap disalurkan pada pipa


Dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memasak.

3. Ketiga, Uap bekas keluar dari pipa masuk lagi ke receiver


untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air
yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi receiver.

7
2.4 Lensa Flesnel
Lensa fresnel merupakan jenis lensa yang ditemukan oleh Count buffon dan
Condorcet pada tahun 1743 yang digunakan untuk penerangan rumah. Selanjutnya
dikembangkan oleh ahli fisika perancis Augustin Jean Fresnel tahun 1822 yang
dipakai secara luas untuk lensa pembakar. Lensa Fresnel tersusun berupa alur
melingkar yang berpentuk prisma dengan sudut kemiringan tertentu untuk
membentuk fokus. Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol.1, No. 2, hal.69-76 ,
Desember 2018, p-ISSN: 2621-335471 Yudiyanto Eko., dkk; Distilasi Air Laut
Tenaga Surya dengan Konsentrator Lensa Frensel

Gambar 2. 2 Bentuk permukaan lensa Fresnel Prinsip kerja dari lensa fresnel ini

Sebenarnya hampir sama dengan jenis lensa konvensional dalam hal


menghasilkan jarak titik fokus maupun digunakan untuk pembesar, hanya ketebalan
lensa yang lebih tipis seperti diilustrasikan dalam Gambar 1. Lensa fresnel memiliki
banyak kelebihan dibandingkan dengan jenis lensa pembakar konvensional dengan
permukaan cembung (Eko Yudiyanto 2018).

8
2.5 Actuator
2.5.1 Jenis – Jenis Aktuator
Untuk merespons suatu impuls yang ditangkap oleh suatu sensor maka
diperlukan actuator untuk mengubah impuls tesebut menjadi gerakan atau aksi
yang diperlukan untuk menciptakan gerak mekanis, berikut adalah beragam
jenis actuator yang telah di kenal masyarakat dunia sesuai tujuan dan kebutuhan
actuator tersebut.

2.5.2 Aktuator Pneumatik


Piston aktuator pneumatic bekerja dengan mengoversi energy yang
didapat dari hasil kompresi udara menjadi gerakan mekanik. Keuntungan
dariaktuator jenis ini adalah konstruksinya yang sederhana, kapasitasnya yang
tinggi dan torsi yang dibutuhkan oleh actuator jenis ini terolong rendah dari
actuator lain.

Gambar 2. 3 Aktuator Pneumatik


Sumber : (https://adalah.co.id/aktuator)

9
2.5.3 Aktuator Motor Listrik
Motor ini menggunakan listrik untuk mengubah energi listrik menjadi
tenaga mekanis.Keuntungan dari actuator jenis ini adalah aktuator jenis ini
adalah tidak diperlukannya pipa penyuplai tekanan fluida seperti udara atau
hidrolik. Namun kelemahan dari actuator jenis ini adalah harganya yang mahal
dan tidak adanya sistem pengaman ketika ada komponen yang rusak,
mempunyai kecepatan stroking yang rendah dan terbatas tidak seperti aktuator
aktuator pesaingnya yang lain

Gambar 2. 4 Aktuator Motor listrik


(sumber : https://adalah.co.id/aktuator/ )
2.5.4 Aktuator Elektro-Hidrolik
Aktuator ini menggunakan prinsip hukum pascal. Ini berarti peningkatan
tekanan fluida pada bagian tertentu menyebabkan peningkatan yang sama dalam
suatu wadah. Ini mengindikasikan bahwa keseluruhan sistem bekerja ketika
hukum pascal diterapkan.
Keuntungan actuator ini adalah sifatnya yang memiliki kekakuan tinggi
dan daya output yang lebih tinggi. Namun kekurangannya adalah actuator ini
memiliki biaya perawatan yang tingi dan rumit. Aktuator ini memerlukan
aksesoris keselamatan tambahan jika ada komponen yang rusak, berikut adalah
contohnya.

Gambar 2. 5 Aktuator Elektro Hidrolik


Sumber(https://adalah.co.id/aktuator/)

10
2.6 Pipa tembaga
Pipa tembaga adalah pipa yang paling sering digunakan untuk keperluan
mesin pendingin yang menggunakan bahan refrigeran jenis R.11, R.12, R.22, dan
R.502. Pipa tembaga yang dipergunakan pada mesin pendingin adalah pipa
tembaga khusus yang disebut ACR TUBING (Air Conditioning and Refrigeration
Tubing) yang telah dirancang dan memenuhi persyaratan/karakteristik khusus
untuk mesin pendingin. Bagian dalam pipa untuk keperluan mesin pendingin
harus dijaga agar tetap kering dan biasanya dibersihkan dengan menggunakan
nitrogen. Ujung-ujung pipa jangan dibiarkan terbuka dan harus ditutup agar tidak
terkontaminasi udara luar (uap air) atau kotoran lainnya dengan cara digepengkan
ataupun ditutup dengan penutup khusus.Pipa tembaga pada umumnya dibagi
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Pipa Tembaga Lunak (Soft)


Pipa tembaga lunak biasanya digunakan pada mesin-mesin
pendingin jenis domestik dan komersial. Pipa tembaga ini memiliki sifat
kekerasan tertentu yang disebut “Annealed Copper Tubing”, yaitu, pipa
dipanaskan kemudian dibiarkan mendingin sendiri. Hal ini membuat pipa
tembaga menjadi lunak dan mudah dibentuk. Pipa tembaga lunak
mempunyai sifat khusus. Jika pipa dibengkokan berulang kali maka pipa
tersebut akan menjadi keras dan kaku, sehingga mudah rusak, retak atau
patah.
Sifat ini dapat diperbaiki dengan cara memanaskan pipa tersebut
sampai warnanya berubah menjadi merah atau ungu dan didinginkan secara
perlahanlahan di udara, selanjutnya pipa dapat dengan mudah dibentuk
seperti semula. Pekerjaan ini dinamakan proses “annealing”.
Penyambungan pipa tembaga ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
(1) pengelasan (brazing), (2) tanpa pengelasan, tetapi menggunakan flare
fitting yang disebut sebagai flare nut, yaitu baut khusus untuk keperluan
penyambungan secara cepat (flaring).

11
Gambar 2. 6 Pipa Tembaga Lunak

2. Pipa Tembaga Keras (Hard)


Pipa tembaga keras biasanya digunakan pada mesin pendingin untuk
keperluan komersial, dimana sifat pipa tembaga ini kaku dan keras, jadi
pada saat pemasangan pipa tersebut harus dipasang klem atau penyangga
sebagai tumpuan dan pengikatnya, apalagi jika ukuran diameter pipa yang
digunakan ukurannya besar. Pipa tembaga keras tidak dapat dibengkokkan,
jadi harus menggunakan elbow bila diperlukan bengkokan. Penyambungan
pipa hanya hanya dilakukan dengan sistem pengelasan dengan las perak
(silver brazing) atau menggunakan flare fitting. Penyolderan hanya
dilakukan untuk saluran tekanan rendah. Pipa tembaga keras ini
diperjualbelikan di pasaran dalam bentuk batangan, dimana setiap
batangnya mempunyai panjang kurang lebih 7 meter.

Gambar 2. 7 Pipa Tembaga Keras

12
Temper, dideskripsikan sebagai tingkat kekuatan dan kekerasan dari
pipa.nDrawn temper tube biasa dikatakan sebagai hard tube/pipa keras
sedangkan annealed temper tube lebih sering dikataan soft tube/pipa lunak.
Berdasarkan pada tabel 1.1, terdapat enam tipe standar pipa tembaga dan
spesifikasi penggunaannya. Pada tabel juga, menunjukkan standar ASTM
untuk produksi pipa tembaga dengan beragam ukuran dan tempers.
Terdapat tipe K, L, M, DWV dan Medical Gas Tube yang sesuai dengan
standar ASTM. Tiap tipe pipa merepresentasikan tingkat ketebalan pipa.
Pipa tipe K akan lebih tebal dari pada pipa tipe L, dan pipa tipe L akan lebih
tebal dari pada pipa tipe M untuk semua ukuran diameter pipa. Sedangkan
ukuran diameter dalam, dipengaruhi oleh ukuran pipa serta ketebalan pipa
tersebut.

2.7 Pressure gauge


Pressure adalah perbandingan dari gaya dibagi luas penampang. Satuan
Internasionaldari pressure adalah Newton/m2 atau biasa disebut juga dengan
Pascal. Terdapatberbagai macam satuan dari pressure, contohnya adalah bar,
milibar, mmHg, psi dan lain sebagainya. Tabel 1 menunjukkan tabel konversi
tekanan. Satuan yang sering digunakan pada industri adalah bar dan psi.

Tabel 2. 1 Faktor konversi tekanan

13
Pressure Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan. Terdapat 2 jenis pressure gauge yaitu: Technical Pressure Gauge
dan Absolute pressure gauge. Technical Pressure Gauge adalah pressure
gauge dengan penunjukan meter 0 saat terkena tekanan atmosfer. Pressure
gauge seperti ini hanya menunjukkan nilai tekanan dari suatu zat tanpa
mempertimbangkan tekanan atmosfer. Absolute pressure gauge adalah
pressure gauge dengan penunjukan meter 1,013 bar saat terkena tekanan
atmosfer. Jika pressure gauge ini digunakan pada suatu alat, maka nilai
tekanan mutlak zat yang diukur adalah Tekanan Teknikalnya ditambah
dengan tekanan atmosfer. Pressure Switch adalah komponen pneumatic
yang dapat menyambung dan memutus arus listrik berdasarkan nilai tekanan
tertentu sesuai dengan pengaturan. Gambar 2 menunjukkan sistem mekanik
secara umum dari sebuah pressure switch.

Gambar 2. 8 Bagian-Bagian Pressure Switch


Pressure Port adalah ulir yang disambungkan dengan kompresor atau
peralatan pneumatik lainnya yang membutuhkan pressure switch. Diafragma
berfungsi untuk menerima udara bertekanan dan menekan spring untuk
mengaktifkan switching element, O-ring seal adalah bagian yang berfungsi
agar udara secara penuh menekan diafragma dan tidak bocor ke bagian dalam
pressure switch. Set Point Adjusting Nut berfungsi untuk mengatur lunak-
kerasnya spring. Dengan mengatur lunak kerasnya spring maka tekanan yang
mengaktifkan switching element dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan proses. Calibration scale adalah penunjuk pada pressure berapa
switching element tersambung/terputus. Switching element adalah bagian

14
yang terputus dan tersambung ketika ada atau tidak ada tekanan. Terdapat 3
pin utama dalam switching element yaitu NO, NC dan C (Common).
Karakteristik NO, NC dan C dapat dilihat pada dokumen relay. Relieving
Pressure Regulator adalah regulator yang mengatur dengan caramembuang
udara ke atmosfer agar tekanan pada outlet tetap teratur. Gambar 3
menunjukkan konstruksi secara umum dari relieving pressure regulator.

Gambar 2. 9 Mekanika Relieving Pressure Regulator

Inlet valve adalah valve yang mengatur udara yang masuk.


Pengaturan bukaan inlet valve diatur dengan adjuster. Jika udara yang
masuk terlalu tinggi melebihi pengaturan yang ditentukan inlet valve akan
menutup karena diafragma tertekan ke bawah. Inlet valve akan terbuka
kembali jika udara yang masuk sudah kembali normal. Spring berfungsi
untuk menekan kembali inlet valve ke bawah jika terjadi kondisi udara yang
masuk terlalu tinggi melebihi pengaturan yang ditentukan. Adjustable
spring pressure digunakan untuk mengatur besarnya pressure pada outlet.
Diafragma berfungsi untuk menangkap udara dan menekan adjustable
spring pressure ke bawah agar udara yang berlebih dikeluarkan lewat vent.
Pressure Relief Vent berfungsi untuk mengeluarkan udara agar udara yang
berada dalam regulator masih dalam tekanan normal sesuai dengan yang
diatur. Relieving pressure regulator hanya cocok digunakan pada udara
yang tidak mengandung zat yang mudah terbakar, karena akan berbahaya
bagi lingkungan.

15
2.8 Faktor – faktor yang Harus Diperhatikan pada Saat Pemasangan
( Instalasi )Pipa.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemasangan
pipa antara lain :
1. Penggantian pipa dengan rancangan dan bahan yang serupa.
2. Apabila mungkin, menghindari sambungan pada pipa lurus,
khususnyapada belokan yang tajam. Alasannya adalah bahwa belokan
lurus tidakmemberikan ekspansi dan konstraksi yang cukup selama
tekanan danpanas berubah-ubah
3. Pada pemasangan pipa panjang, sebaiknya menggunakan siku-siku dan
klem untuk mengurangi tegangan dan perubahan bentuk. Seluruh
komponen harus disambung dengan sistem ulir untuk membatasl
tekanan
dan tegangan pada pipa.
4. Penggantian pipa harus bersih dan bebas dari karat dan terak. Untuk
mendapatkan permukaan dalam pipa yang bersih dan mengkilap, dua
metode yang digunakan oleh pabrik pembuat adalah pencelupan dan
pembersihan dengan semprotan pasir (sand blasting).
5. Untuk memudahkannya dalam pemasangan pipa yang panjang
menggunakan penyekat, apalagi kalau salurannya melewati dinding atau
ruangan. Hal ini bukan hanya memberi kemudahan dalam
pembongkaran
tetapi juga sebagai penguat.

16
2.9 Rumus - Rumus Perhitungan Umum
2.9.1 Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam dari satu tempat ke tempat lain. Karena sifat fluida yang
inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaaanya menjadi :

A1 X V1 = A2 X V2

Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dan


kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang tabung aliran adalah konstan.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika
melalui pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit.

2.9.2 Rumus dari tekanan


Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari
suatu cairan atau gas. Diwabah ini Anda dapat menemukan rumus tekanan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka
suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa suhu di pegunungan lebih rendah daripada di dataran rendah,
karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.

Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali


untuk uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan
dari gas kembali menjadi cair (kondensasi). Rumus ini dapat juga digunakan
untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis
menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan
dapatkan tekanan yang lebih tinggi.

17
rumus;

Keterangan:
 p: Tekanan (N/m² atau dn/cm²)
 F: Gaya (N atau dn)
 A: Luas alas/penampang (m² atau cm²)
Satuan:
 1 Pa = 1 N/m² = 10-5 bar = 0,99 x 10-5 atm = 0,752 x 10-
2
mmHg atau torr = 0,145 x 10-3 lb/in² (psi)
 1 torr= 1 mmHg

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan adalah tentang steam solar cooker
menggunakan konsentrator lensa flesnel untuk mengetahui tekanan yang
dihasilkan, namun dalam penelitian ini dibuat dalam skala kecil dengan
tujuan untuk memudahkan dalam proses pembelajaran mengenai masalah
yang dibahas.

3.2 Variabel Penelitian


Dalam sebuah penilitian variabel adalah sebuah hal sangat
penting untuk perbedaan hasil penelitian dan untuk pengambilan data.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
adanya perubahan pada variabel terikat. Variabel terikat atau variabel
output, adalah varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat.
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah radiasi matahari dan titik
fokus Lensa Fresnel besar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan yang
dihasilkan pada pipa tembaga.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah penggunaan
pressure guage dan control valve pada pukul 10.00 – 14.00 WIB.

19
3.3 Diagram Alir Penelitian
Perancangan alat ini penyusun melaksanakan melalui beberapa proses dan
tahapan mulai diagram alir peralatan yang dirancang dapat terwujud dan selesai
tepat waktu. Diagram aliran prosesnya seperti dibawah ini :

Mulai

Studi Literatur

Desain Alat

Alat Dan Bahan Penelitian

Uji Coba Alat

Tidak

Alat Ya
Bekerja
Normal?

Pengambilan data

Analisa data yang didapat

Pembuatan laporan penelitian

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan steam solar cooker menggunakan


konsentrator lensa flesnel

20
3.4 Prosedur Penelitian
1. Mulai
Merupakan tahap awal munculnya pemikiran untuk membuat steam
solar cooker menggunakan konsentrator lensa flesnel. Pada tahap ini
penulis mempelajari tentang latar belakang, tujuan akhir dan
pengamatan pada instalasi steam solar cooker ini.
2. Studi literatur
Merupakan tahap mengumpulkan berbagai literatur sebagai landasan
teori dan pedoman dasar dalam pembuatan instalasi steam solar cooker
Literatur digunakan untuk mendukung proses pembuatan steam solar
cooker yang didapat dari penilitian orang lain.
3. Persiapan alat dan bahan
Merupakan langkah kedua dalam penelitian untuk mempersiapkan
alat-alat dan bahan yang akan diperuntukan sebagai alat trainer untuk
media pengambilan data .
4. Uji coba alat
Dari material besi hollow profil persegi dengan ukuran 40 x 40 x 1,6
mm kemudian dilakukan proses fabrikasi sesuai dengan desain yang
telah dibuat lalu dilakukan proses assembly dengan komponen –
komponen lain yakni aktuator hidrolik baterai 12 V sejumlah 2 pcs
Pengambilan data dan pipa tembaga untuk instalasi steam.
5. Pengambilan data
Setelah alat trainer dapat dioperasikan dengan normal maka
dilakukan proses pengambilan data dari pukul 10.00 – 14.00 dengan
titik fokus yang telah ditentukan oleh lensa fresnel dan kemudian
dengan pengambilan data reciver dan pressure guage yang
dihasilkan.
6. Analisa data yang didapat
Analisa data diperoleh dari pengambilan data di politeknik negeri
malang mulai dari pukul 10.00 – 14.00. Selanjutnya dilakukan
perhitungan sesuai dengan rumus perhitungan yang ada untuk
mendapatkan kesimpulan daya keluaran yang optimal dari pressure

21
guage. Setelah semua data didapat dan dihitung, dilakukan analisis
dengan metode regresi linier sederhana untuk mengetehaui
temperature reciver dan uap yang dihasilkan oleh pressure guage.
7. Kesimpulan dan saran
Pengambilan kesimpulan dan saran dilakukan setelah semua data selesai
dilakukan analisis.
8. Selesai.

3.5 Proses Perancangan Penelitian


Berikut adalah desain awal dari perancangan steam solar cooker
menggunakan konsentrator lensa fresnel, kemudian dalam perjalanan
penelitian terjadi perubahan desain terkait dengan biaya dan waktu
pengerjaan namun dengan konsep dan konfigurasi yang sama.
1. Proses designing
Proses designing dilakukan menggunakan CATIA 2017,
alasan penggunaan aplikasi ini didalam proses penelitian ini
adalah kemudahan konfigurasi penggunaan alat trainer ini.

2. Proses Pengukuran
Proses ini dilakukan untuk mengukur panjang atau ukuran
besi hollow profil 40 x 40 x 1,6 mm ini. Alat yang digunakan
adalah spidol, roll meter , mistar sorong dan bevel gauge.

3. Proses pemotongan
Setelah dilakukan proses pengukuran dan telah yakin
ukuran telah presisi maka proses selanjutnya adalah memotong
besi profil tersebut sesuai ukuran yang telah ditentukan

4. Proses pengeboran
Pengeboran pada rangka ditujukan sebagai acuan actuator
dan lensa agar fungsi alat trainer ini dapat berjalan sesuai
sebagaimana mestinya.

22
5. Proses pengelasan
Proses pengelasan ditujukan untuk menyatukan kembali
potongan-potongan baja hollow yang telah dipotong-potong
menjadi bentuk yang telah di desain pada proses sebelumnya

6. Proses assembly
Proses assembly adalah penyatuan semua komponen alat
penelitian agar menjadi alat trainer yang siap uji.

3.6 Blok Diagram


Blok diagram yaitu sistem penelitian dimana bagian utama atau
fungsi diwakili oleh blok yang dihubungkan oleh garis yang menunjukkan
hubungan blok.

Gambar 3. 2 Diagram Blok

3.7 Alat Dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian rancang bangun
kompor tenaga surya dengan penggerak actuator untuk peningkatan
performansi cahaya adalah sebagai berikut:

1. Konsentrator Lensa fresnel Besar


Konsentrator lensa fresnel radiasi panas matahari pada
prinsipnya dapat difokuskan dengan dua cara yaitu pemantulan
(reflection) dan pembiasan (refraction) dengan menggunakan cermin
atau lensa. Cermin ini dapat berupa bidang (heliostats atau parabola),
sedangkan lensa dapat berupa lensa cembung atau lensa fresnel.
Konsentrator digunakan untuk meningkatkan efektifitas penangkapan

23
energi surya untuk keperluan yang spesifik. Fenomena pembiasan
dalam lensa terjadi di permukaan, sedangkan ketebalan bahan tidak
berpengaruh dalam refraksi.

2. Akuator Hidrolik
Aktuator hidrolik berfungsi sebagai penggerak mekanik
dari impuls atau ransangan yang diterima oleh sensor LDR
sehingga lensa fresnel mendapatkan sudut radiasi matahari yang
sempurna agar titik fokus dari lensa fresnel lebih optimal.

3. Modul sensor LDR


Modul sensor ini berfungsi sebagai reseptor impuls atau
rangsangan yang dalam hal ini adalah radiasi matahari yang
kemudian akan diteruskan kepada aktuator hidrolik untuk
dilakukan proses mekanis agar solar panel dapat mencapai potensi
maksimalnya dalam mengonversi radiasi matahari menjadi energi
listrik.

4. ACCU 12 V
Baterai yang digunakan disini adalah baterai kering 12 V
digunakan sebagai sumber tenaga aktuator yang membutuhkan
tenaga 24 V. jadi actuator membutuhkan 2 baterai yang dirangkai
seri.

5. Gerinda Potong dan Gerinda Kasar


Gerinda potong dibutuhkan untuk memotong besi hollow
profil 40 x 40 x 1,6 mm sesuai dengan panjang dan sudut yang
diinginkan.

6. Mesin las SMAW


Mesin las digunakan untuk menyatukan potongan-
potongan besi profil hollow yang sudah di potong sesuai keinginan

24
menggunakan elektroda las RB-26 keluaran Kobe steel.

7. Bevel Gauge
Bevel digunakan sebagai alat ukur atau tolok ukur
pengukuran sudut dalam pemotongan besi hollow profil Persegi
dengan dimensi 40 x 40 x 1,6 mm.

8. Mistar sorong
Mistar sorong berfungsi sebagai media
pengukuran yang dimensinya lebih kecil
agar lebih presisi pengukurannya.
9. Mesin bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi bagian-bagian solar
panel yang akan berhubungan rangka yang akan dihubungkan
dengan ball bearing agar solar panel dapat dergerak sesuai impuls
dari sensor LDR.

10. Roll meter


Roll meter berfungsi sebagai alat ukur atau media ukur
dalam proses pemotongan baja hollow untuk memudahkan dan
meyakinkan kepresisian potongan agar didapatkan rangka yang
solid.
11. Besi hollow 40 x 40 x 1,6 mm
Besi hollow ini berfungsi sebagai rangka dari alat trainer
dan berfungsi sebagai basis utama untuk mendorong actuator
serta menopang lensa fresnel dan kompor.
12. Tembaga 1000 x 2 mm
Tembaga ini berfungsi sebagai reciver dari penangkapan
titik fokus lensa dan sebagai kompor untuk memasak.
13. Pipa Tembaga AC
Pipa Tembaga AC ini berfungsi sebagai jalur instalasi
steam yang mengarahkan ke kompornya.

25
3.8 Exsperiman Set Up
Penelitian dilakukan di koordinat Latitude: -7.9553° dan Longitude:
112.6145°, yang
dilakukan dari jam 10.00 s.d jam 14.00 pada kondisi cuaca cerah. Diagram
rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. 3 Skema rancangan penelitian


Komponen utama yang digunakan dalam pengujian ini adalah lensa fresnel
sebagai konsentrator sinar matahari dengan spesifikasi: ukuran 1000 x 1000 mm,
ketebalan 3 mm, bahan PMMA, groove pitch 0.5 mm, jarak fokus 880 mm. Direct
Normal Irradiation (IDN) diukur dengan Solar Power Meter SM206 dengan
spesifikasi: resolution: 0.1W/𝑚𝑚2 , error range: ±10 W/𝑚𝑚2 atau ± 5 % dari nilai
pengukuran, temperature error: ± 0.38 W/𝑚2 /degree, range: 0.1 - 3999 W/𝑚2 ,
sampling time: 0.5 second, operating environment: 0- 50 ⁰C. Sebuah Digital
Multimeter yang terhubung dengan termocouple tipe K digunakan untuk mengukur
temperatur stagnasi (Ts) pada titik fokus lensa fresnel dan temperatur ambien (Ta).

26
Supaya akurasi data penelitian dapat terjaga, berikut prosedur yang perlu
diperhatikan dalam pengujian:
1) Radiasi surya: Besarnya energi surya yang tersedia yang ditangkap oleh
lensa Fresnel merupakan radiasi langsung (direct radiation) atau juga
dikenal dengan istilah Direct Normal Irradiance (IDN) sehingga diukur
dengan Solar Power Meter yang di kopel dengan rangka fresnel. Dimana
satuan DNI adalah Watt/m2. Variasi pembacaan IDN selama interval 10
menit tidak melebihi 100 W/m2. Rentang pembacaan IDN antara 450 –
1100 W/m2.
2) Tracking : Posisi lensa fresnel tegak lurus terhadap datangnya sinar
matahari oleh karena itu perlu ada alat solar tracker yang dilakukan secara
intermitent setiap 10 menit. Dalam pengujian ini dilakukan secara manual
dengan memasang alat solar finder atau alat penjejak sinar matahari secara
manual
3) Kecepatan angin : kecepatan angin tidak boleh lebih dari 1 m/s, jika
kecepatan angin lebih dari 2.5 m/s selama 10 menit maka data sudah tidak
akurat.
4) Temperatur stagnasi (Ts) diukur tepat berada pada titik fokus dari lensa
fresnel.
5) Temperatur ambient: temperatur ambient berada pada rentang 20–35 ⁰C.
Semua data diambil setiap 10 menit.

27
3.9 Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3. 1 Jadwal kegiatan penelitian

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Studi literatur

2. Desain alat trainer

3. Persiapan alat dan bahan

Proses pabrikasi alat


4.
trainer dan assembly
Percobaan alat dan
5.
penelitian lapangan
Pencatatan progres
6.
penelitian
Penyusunan laporan akhir
7.
penelitian

3.10 Teknik Pengambilan Data


Berdasar pendekatan yang dipergunakan dalam memperoleh data, maka alat
pengumpulan data yang dipergunakan adalah Rencana analisis data digunakan
sebagai rancangan untuk mengolah data hasil pengujian instalasi pada steam solar
cooker. Data penelitian diambil yaitu berupa temperatur reciver, pipa tembaga dan
tekanan dari pressure guage. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali untuk
mengetahui hasil pengujian secara optimal dan sempurna. Teknik analisis data
bertujuan untuk menguraikan dan memecahkan masalah yang berdasarkan data
yang diperoleh. Analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan mengumpulkan, memilah-
milah, mengklasifikasikan dan mencatat hasil dari penelitian tersebut.

28
3.11 Biaya Penelitian
Tabel 3. 2 Biaya Penelitian

qt
No. Nama bararang Harga satuan Harga total
y

1. Lensa fresnel besar 1 Pcs Rp.10.000.000,00 Rp.10.000.000,00

Aktuator hidrolik +
2. 1 Pcs Rp.700.000,00 Rp.700.000,00
Modul sensor LDR
Mata gerinda potong +
3. 6 Pcs Rp. 10.000,00 Rp. 60.000,00
kasar

4. Mata bor ∅13 mm 1 Pcs Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00

5. Pipa Tembaga AC 5m Rp. 26.000,00 Rp. 130.000,00

6. Plat Tembaga 2 mm 1000 𝑚𝑚2 Rp. 225.000,00 Rp. 225.000,00

7. Presser guage 1 Pcs Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00

8. Kran Piapa AC 2 Pcs Rp. 25.000,00 Rp.50.000,00

Besi Hollow 40 x 40 x
9. 24 m Rp.170.000,00 Rp. 680.000,00
1,6 mm

10. Besi Beton Neser 12 m Rp.50.000,00 Rp.50.000,00

11. Poros 1100 mm Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00

12. Baut M13 x 140 4 Pcs Rp.15.000,00 Rp.60.000,00

13. Baut Sekrup 12 Pcs Rp. 1.000,00 Rp. 12.000,00

14. Plat ST37 0.8 mm 1000 𝑚𝑚2 Rp. 140.000,00 Rp. 140.000,00

15. Roda 4 Pcs Rp. 27.500,00 Rp. 125.000,00

16. Elektroda RB-26 2 Kg Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00

Total Rp.12.437.000,00

29
3.12 Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian :
Percobaan Alat : 3 – 6 Juni 2020
Pelaksanaan Kegiatan : 8 – 26 Juni 2020
Tempat penelitian :
Bengkel Politeknik Negeri Malang

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Prinsip Kerja dari Steam solar cooker


Radiasi energi surya yang datang, akan diterima oleh lensa Fresnel menuju
tabung reciver yang mengkonversikan menjadi panas. Titik fokus pada lensa
Fresnel tersebut bisa mencapai 600º celcius. Reciver ini terbuat dari bahan tembaga
yang berbentuk tabung dengan tutup atas berbentuk krucut terbalik agar
penangkapan titik fokus lensa Fresnel lebih optimal. Reciver tersebut berisikan air
dengan volume 1⁄4 tabung, Panas yang diambil oleh fluida kerja (air) sehingga
menghasilkan tekanan (uap). Kenaikan Tekanan tersebut di salurkan pada pipa
tembaga menuju panci pemasak. Hal ini terjadi secara berulang ulang.

4.2 Fungsi Komponen


1. Lensa Fresnel.
Fungsi dari lensa Fresnel adalah untuk menangkap sinar matahari
lalu sinar tersebut akan difokuskan pada satu titik
2. Reciver.
Fungsi reciver adalah sebagai pemanas air dan wadah yang
menerima titik fokus lensa Fresnel.
3. Pipa Tembaga.
Fungsi pipa tembaga sebagai tempat mengalirnya uap yang
dihasilkan.
4. Pressure gauge.
Fungsi Pressure gauge merupakan alat untuk mengetahui besar
tekanan dari uap tersebut.
5. Control Valve.
Fungsi control valve sebagai pengatur tutup/buka alitan uap yang
dihasilkan.

31
4.3 Rancangan Alat
4.3.1 Rancangan Mekanik
Untuk mempermudah proses perancanganm maka pertama kali yang dibuat
adalah desain mekanik yang di gunakan untuk proses assembly dari alat yang dibuat
dengan memulai pengukuran-pengukuran untuk membuat kompor tenaga surya
dengan pergerakkan otomatis yang menggunakan prinsip kerja dari solar tracker
berikut ini adalah perancangan dari alat solar tracker yang di gambar menggunakan
catia 2017.

Gambar 4. 1 Proses Desain Alat di Catia 2017

4.3.2 Proses Pembuatan Alat


Proses pembuatan yang pertama kali adalah menyiapkan alat dan bahan
yang sudah dipersiapkan pada (BAB III). Selanjutnya yang dilaukan adalah
menyiapkan APD yang digunakan untuk melindungi diri dari hal yang tidak
diinginkan dan mempergunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaanya.
Setelah semua siap maka alat siap untuk dirancang sesuai dengan langkah
pembuatan alat dibawah ini:

32
1. Pemotongan besi hollow
Pemotongan besi hollow ini dengan mengunakan mesin gerinda duduk
dapat mempermudah pemotongan besi secara presisi

Gambar 4. 2 Pemotongan Besi Hollow

2. Pengelasan pada besi hollow


Pengelasan ini untuk menggabungkan dan merangkai kerangka yang
diinginkan sesuai gambar atau desain

Gambar 4. 3 Pengelasan Besi Hollow

33
3. Siapkan kerangka bawah yang sudah di las
Kerangka ini digunakan sebagai tumpuan atau penyangga dan tempat
menempelnya komponen-komponen yang dibutuhkan peda alat kompor tenaga
surya

Gambar 4. 4 Kerangka Bawah

4. Siapkan kerangka atas yang sudah di las


Kerangka ini digunakan sebagai penyangga lensa fresnel agar lensa bisa
bergerak

Gambar 4. 5 Kerangka Atas

34
5. Pemasangan kerangka atas dan bawah
Pemasangan kerangka atas dan bawah dengan menggunakan baut agar
kerangka atas bisa bergerak

Gambar 4. 6 Pemasangan Kerangka Atas Dan Bawah

6. Pemasangan Akuator
Akuator yaitu untuk menggerakan kerangka atas menggunakan arus
listrik DC pada aki

Gambar 4. 7 Pemasangan Akuator

35
7. Pembuatan dan penyambungan pada reciver
Pembuatan reciver ini untuk wadah air yang digunakan untuk
menghasilkan uap pada kompor

Gambar 4. 8 Pembuatan Dan Penyambungan Reciver

8. Penyetelan reciver pada poros


Penyetelan ini dilakukan untuk mendapatkan titik fokus dari lensa
fresnel dengan baik dan sempurna

Gambar 4. 9 Penyetelan Reciver

36
9. Pemasangan pressure guage dan control valve
Pemasangan ini digunakan untuk mengetahui berapa tekanan yang
dialihkan dari reciver menuju kompor

Gambar 4. 10 Pemasangan Pressure Guage Dan Control Valve

10. Penyambungan pipa pada reciver ke kompor


Penyambungan ini digunakan untuk mengalihkan uap dari reciver ke
kompor

Gambar 4. 11 Penyambungan Pipa

37
4.4 Pengambilan Data
Prosedur pengambilan data dilakukan sesuai dengan yang tercantum pada
metode pengambilan data pada (BAB III), data yang diambil sesuai dengan beban
yang tercantum ditentukan. Hasil dari pengambilan data.
Tabel 4. 1 Data Hasil Dari Temperature Reciver Berisikan Volume Air 1 Liter

No Media Waktu Volume Temperatur( ⁰C)


1 10.00 0
2 10.10 4
3 10.20 10
4 10.30 19
5 10.40 27
6 10.50 33
7 11.00 46
8 11.10 59
9 11.20 73
10 11.30 85
11 11.40 96
12 11.50 106
Reciver

1 Liter

13 12.00 114
14 12.10 125
15 12.20 131
16 12.30 143
17 12.40 159
18 12.50 167
19 13.00 183
20 13.10 197
21 13.20 215
22 13.30 230
23 13.40 243
24 13.50 250
25 14.00 264

38
Tabel 4. 2 data hasil tekanan proses steam dari reciver berisikan 1 liter menuju
pressure guage

No Media Waktu Tekanan(PSI)


1 10.00 0
2 10.10 0
3 10.20 0
4 10.30 1,4
5 10.40 3,2
6 10.50 5,5
7 11.00 8
8 11.10 10,2
9 11.20 14,7
10 11.30 26,1
11 11.40 30,6
pressure guage

12 11.50 35,8
13 12.00 43,1
14 12.10 44,2
15 12.20 45,8
16 12.30 47
17 12.40 48,7
18 12.50 50,3
19 13.00 52,8
20 13.10 54,1
21 13.20 55,6
22 13.30 58
23 13.40 60,2
24 13.50 62,6
25 14.00 64,3

39
Tabel 4. 3 Data Hasil Dari Temperature Reciver Berisikan Volume Air 2 Liter

No Media Waktu Volume Temperatur( ⁰C)


1 10.00 0
2 10.10 3
3 10.20 7
4 10.30 16
5 10.40 21
6 10.50 32
7 11.00 42
8 11.10 54
9 11.20 57
10 11.30 66
11 11.40 78
12 11.50 91
Reciver

2 Liter

13 12.00 111
14 12.10 124
15 12.20 132
16 12.30 143
17 12.40 155
18 12.50 161
19 13.00 184
20 13.10 195
21 13.20 211
22 13.30 223
23 13.40 234
24 13.50 248
25 14.00 255

40
Tabel 4. 4 data hasil tekanan proses steam dari reciver berisikan 2 liter menuju
pressure guage

No Media Waktu Tekanan( PSI )


1 10.00 0
2 10.10 0
3 10.20 0
4 10.30 0
5 10.40 1,2
6 10.50 3,1
7 11.00 4,9
8 11.10 7,6
9 11.20 10,8
10 11.30 14,5
11 11.40 26,3
pressure guage

12 11.50 30,2
13 12.00 35,6
14 12.10 43,1
15 12.20 44,8
16 12.30 45,7
17 12.40 47,3
18 12.50 48,2
19 13.00 50,3
20 13.10 52,2
21 13.20 54,5
22 13.30 55,9
23 13.40 57,1
24 13.50 59,2
25 14.00 62,7

41
4.5 Analisis data
Teknik analisis data bertujuan menguraikan dan memecahkan masalah
yang berdasarkan data yang diperoleh. Analisis yang digunakan adalah analisis data
kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, dan mencatat yang
dihasilkan catatan lapangan serta memberikan kode agar sumber datanya tetap
dapat ditelusuri.

4.5.1 Analaisa Data Temperature Reciver


Berdasarkan hasil data temperatur reciver yang diperoleh dapat dilihat pada
gambar 4.12 sebagai berikut :

Reciver
300
250
Temperatur (°C)

200
150
100
50
0
10.00
10.10
10.20
10.30
10.40
10.50
11.00
11.10
11.20
11.30
11.40
11.50
12.00
12.10
12.20
12.30
12.40
12.50
13.00
13.10
13.20
13.30
13.40
13.50
14.00

Waktu

Volume Temperatur 1 ( ⁰C) Temperatur 2 ( ⁰C)

Gambar 4. 12 Grafik perbandingan Reciver volume 1 dan 2 liter

Dari data Perbandingan grafik diatas menjelaskan bahwa reciver diisi


dengan volume air 1 liter memperoleh temperatur dari 0 ⁰C sampai dengan 264 ⁰C
selama waktu pengujian 4 jam dan kenaikan temperatur yang dihasilkan oleh
reciver dengan cepat. Sedangkan reciver yang berisikan volume air 2 liter
memperoleh temperatur dari 0 ⁰C sampai dengan 255 ⁰C dan kenaikan temperatur
yang dihasilkan sedikit lebih lama daripada reciver yang berisikan air dengan
volume 1 liter.

42
4.5.2 Analisa Data Pada Tekanan Pressure Guage
Berdasarkan perolehan data hasil dari Pressure guage dapat di lihat dari
gambar 4.13 sebagai berikut :

Pressure guage
70
60
50
Tekanan PSI

40
30
20
10
0
10.00
10.10
10.20
10.30
10.40
10.50
11.00
11.10
11.20
11.30
11.40
11.50
12.00
12.10
12.20
12.30
12.40
12.50
13.00
13.10
13.20
13.30
13.40
13.50
14.00
Waktu

Tekanan 1 ( PSI ) Tekanan 2 (PSI)

Gambar 4. 13 Grafik Perbandingan pressure gauge dari Reciver volume 1 dan 2


liter
Dari hasil perbandingan data grafik diatas menjelaskan bahwa untuk
tekanan tertinggi yang dihasilkan oleh reciver dengan volume air 1 liter mencapai
64,3 Psi. dalam penelitian untuk membaca pressure guage yaitu tekanan 1 bar nya
sama dengan 14,5 Psi. sehingga tekanan yang dihasilkan dari volume 1 liter cepat,
sedangkan untuk reciver yang berisikan volume air 2 liter tekanan tertinggi yang
dihasilkan 62,7 Psi. reciver yang berisikan air dengan volume 2 liter lebih lama
untuk menghasilkan tekanan dari pada volume air yang berisikan 1 liter.

43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perolehan hasil data penelitian yang dilakukan pada alat
perancangan steam solar cooker menggunakan konsentrator lensa Fresnel dapat
disimpulkan sebagai berikut;
1. Radiasi energi surya yang datang, akan diterima oleh lensa Fresnel menuju
tabung reciver yang mengkonversikan menjadi panas. Titik focus pada lensa
Fresnel tersebut bisa mencapai 600º celcius. Reciver ini terbuat dari bahan
tembaga yang berbentuk tabung dengan tutup atas berbentuk krucut terbalik
agar penangkapan titik focus lensa Fresnel lebih optimal. Reciver tersebut
berisikan air dengan volume 1⁄4 tabung, Panas yang diambil oleh fluida
kerja (air) sehingga menghasilkan tekanan (uap).
2. Dari hasil data tekanan tertinggi yang dihasilkan oleh reciver dengan
volume air 1 liter mencapai 64,3 Psi. dalam penelitian untuk membaca
pressure guage yaitu tekanan 1 bar nya sama dengan 14,5 Psi. sehingga
tekanan yang dihasilkan dari volume 1 liter cepat, sedangkan untuk reciver
yang berisikan volume air 2 liter. reciver yang berisikan volume air 2 liter
tekanan tertinggi yang dihasilkan 62,7 Psi. sehingga reciver yang berisikan
air dengan volume 2 liter lebih lama untuk menghasilkan tekanan dari pada
volume air yang berisikan 1 liter.

5.2 Saran
Sebagaimana langkah pengembangan berikutnya agar alat peraga
steam solar cooker menjadi lebih baik maka beberapa saran sebagai berikut;
1. Sebaiknya dalam menggunakan steam solar cooker menuju kompor
lebih baik langsung dari reciver untuk proses pemasakan.
2. Sebaiknya pengujian alat dilakukan pada tempat yang lebih tinggi agar
proses pemasakan menjadi maksimal.
3. Seharusnya untuk perancangan reciver sedikit lebih lebar agar
mendapatkan titik fokus secara maksimal.

44
4. Jika alat steam cooker menjadi lebih baik untuk pengaplikasiannya tidak
perlu menggunakan spiral agar prosesnya lebih optimal.

45
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknik Mesin, Vol.1, No. 2, hal.69-76 , Desember 2018, p-ISSN: 2621-
335471 Yudiyanto Eko., dkk; Distilasi Air Laut Tenaga Surya dengan
Konsentrator Lensa Frensel
Pengaturan Tekanan Glove Box – 101 Sebagai Persyaratan Crushing and Sieving
Pada Proses konversi Yellow Cake Menjadi Serbuk UO2 (Triarjo, Sugeng Rianto,
Edy Mulyono)
Coffrin, S., E. Frasch, M. Santorella and M.Yanagisawa, 2008, Solar Powered Water
Distillation Device. "Capstone Design Course", "Technical Design Report". Dept. of
Mech., Ind. & Man. Eng., College of Eng. Northeastern University, Boston, USA., Pp. 1
–39., January,
Leutz, R. dan A. Suzuki, 2001, Non Imaging Fesnel Lens: Design and Performance of
Solar Concentrator, Springer, New York, USA, ISBN 3-54041841-s
Sharma, A., C. R. Chen, V. V. S. Murty, and A. Shukla, 2009, Solar Cooker With Latent
Heat Storage Systems: a Review, Renewable and Sustainable Energy Reviews, Vol. 9,

Website :
https://www.electrolux.co.id/layanan/blog/tips-memasak-dengan-steam-
secara-cepat-dan-sempurna/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27517/Chapter%20II.p
df?sequence=4&isAllowed=y

https://www.rucika.co.id/mengenal-pressure-gauge-dan-cara-
membacanya/

http://pippatembaga.blogspot.com/2015/06/pipa-tembaga.html

http://dunia-engineer.blogspot.com/2011/10/pengertian-steam.html

https://www.pinterpandai.com/rumus-tekanan-contoh-soal-
jawaban/#:~:text=Keterangan%20rumus%20%3A%20P%20%3D%20tekanan%2C
,%3D%20F1%20%2F%20A1.&text=Tekanan%20zat%20cair%20dalam%20tabung,

46
dalam%20tabung%20besar%20P2).&text=Jawaban%20yang%20benar%20adala
h%20B.

LAMPIRAN

47

Anda mungkin juga menyukai