Anda di halaman 1dari 84

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONDENSOR

TIPE SPIRAL UNTUK MENGHASILKAN ASAP CAIR

MANUFACTURING AND TESTING OF SPIRAL TYPE CONDENSER


TO PRODUCE LIQUID SMOKE

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
DIPLOMA III PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

OLEH
SITI NURAZIZAH
151711028

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2018
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KONDENSOR TIPE SPIRAL
UNTUK MENGHASILKAN ASAP CAIR

Penulis :

Nama Mahasiswa : Siti Nurazizah NIM :151711028

Penguji:

1. Ketua : Ir. Sapto Prajogo, M.Si


2. Anggota : Erwin Yusuf, S.Si

Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 15 Agustus 2018


Dan disahkan sesuai dengan ketentuan.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Purwinda Iriani, M.Si Rusmana, S.ST., M.Eng


NIP. 197909072009122002 NIP. 195805191985031002

Ketua Jurusan
Teknik Konversi Energi,

Ahmad Deni Mulyadi, ST.,MT.


NIP.196306231992031002
LEMBAR PERNYATAAN

“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir
ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi dalam laporan Tugas Akhir ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan
sebagai bahan untuk makalah/Tugas Akhir lain kecuali saya menyatakan dengan
jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa laporan Tugas Akhir yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiatisme.”

Judul Tugas Akhir: Pembuatan dan Pengujian Kondensor Tipe Spiral untuk
Menghasilkan Asap Cair.
Bandung, .......,..........................2018

Yang menyatakan,

(Siti Nurazizah)
NIM: 151711028

Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Purwinda Iriani, M.Si Rusmana, S.ST., M.Eng


NIP. 197909072009122002 NIP.195805191985031002

ii
ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa, dimana


Indonesia mendapat intensitas cahaya matahari dan curah hujan yang tinngi hampir
merata sepanjang tahunnya. Kondisi tersebut berdampak pada kesuburan tanah
Indonesia sehingga Indonesia menjadi salah satu negara agraris dan merupakan
sumber terbesar dari energi biomassa. Salah satu pemanfaatan biomassa yaitu
dengan menjadikan biomassa menjadi asap cair dengan teknologi pirolisis. Untuk
mendapatkan asap cair perlu dilakukan pembakaran didalam reaktor tertutup, asap
hasil pembakaran dialirkan ke kondensor sehingga berubah fasa menjadi asap cair.
Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan kondensor sebagai media
kondensasi untuk mengkonversi asap. Jenis kondensor yang telah dibuat adalah
kondensor tipe spiral yang mempunyai kelebihan yaitu mudah dibentuk dan nilai
efisiensi perpindahan panas yang baik. Semakin lama waktu pembakaran, semakin
tinggi juga temperatur asap hasil pembakaran yang mengakibatkan energi yang
dibutuhkan pada saat proses kondensasi semakin besar. Energi terbesar yang
dibutuhkan pada temperatur 126,2 oC menit ke 100 yaitu sebesar 894,7 J untuk
bahan baku tempurung kelapa, sedangkan dengan bahan baku tongkol jagung
temperatur maksimal mencapai 115,7 ⁰C dengan energi yang dibutuhkan sebesar
484, 4 J pada menit ke-80. Kondensor yang telah dibuat mempunyai nilai efektivitas
sebesar 0,8.

Kata kunci : energi, pirolisis, temperatur, tempurung kelapa, tongkol jagung

iii
ABSTRACT

Indonesia is a country that is crossed by equator line, where Indonesia attains


almost even high light intensity ang high rain intensity throughout the year. The
condition affects to soil fertility so that Indonesia becomes one of the agraries
countries and become the biggest source is from biomass energy. One of biomass
utilization is by transforming biomasses into liquid smokes using pyrolysis
technology. In order to obtain liquid smokes, incineration is necessary to be done
inside isolated reactor, the resulting smokes get streamed to the condensor so that
the phase will change to liquid smoke. In this research, condensor construction has
been done as condensation media to convert smokes. Type of condensor made is
spiral condensor that has an advantage that is easy to be constructed and good heat
transfer efficiency value. The longer that the incineration takes place, the higher
the temperature of the resulting smoke which affects energy needed during the
condensation process is getting bigger as well. The biggest energy needed is on
temperature of 126,2 oC on minute 100 that is 894,7 J for raw material of coconut
shell, while raw material of corncob has highest temperature of 115,7 ⁰C with
energy needed is 484, 4 J on minute 80. Condensor that has been made has the
effectivity of 0.8.

Key word : Energy, Pyrolysis, Temperature, Coconut shell, Corncob

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir yang berjudul “Pembuatan dan Pengujian Kondensor Tipe Spiral untuk
Menghasilkan Asap Cair” dengan lancar dan sukses. Laporan ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program pendidikan Diploma III di
Jurusan Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung.
Tugas akhir yang penulis buat berkaitan dengan mesin termal. Pembuatan
tugas akhir ini bertujuan untuk membuat kondensor sehingga dapat menghasilkan
asap cair, dan mengetahui efektivitas kondensor. Semoga Laporan Tugas Akhir
yang penulis susun dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan kepada semua
orang yang membacanya sekaligus pembelajaran yang bermanfaat dimasa yang
akan datang.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan penulisan
laporan ini. Namun, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Bandung, ......Agustus 2018

Penulis

v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam
selalu disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam proses
pelaksanaan dan pembuatan laporan tugas akhir ini, diantaranya :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, kasih sayangnya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Nabi Muhammad SAW, sebagai teladam, motivator, inspirator bagi penulis,
semoga sholawat serta salam selalu tercurah.
3. Ibu Sumiati dan Bapak Ruhiyat Soepardi, selaku orang tua penulis yang telah
memberikan doa yang tulus, serta dukungan baik secara moril maupun
materil. Semoga Allah membalas segala kebaikan mamah dan bapak, semoga
mamah dan bapak selalu sehat dan panjang umur, serta bahagia dunia akhirat,
aamiin.
4. Keluarga besar bapak Oyon Soepardi dan Ene Popon, yang telah memberikan
doa dan dukungan kepada penulis.
5. Bapak Ahmad Deni Mulyadi, selaku ketua Jurusan Teknik Konversi Energi.
6. Ibu Ika, selaku ketua Program Studi Teknik Konversi Energi.
7. Bapak Aceng Daud, selaku wali kelas 3B Utilitas.
8. Ibu Purwinda dan Bapak Rusmana, selaku pembimbing penulis dalam
mengerjakan tugas akhir.
9. Bapak Sapto dan Bapak Erwin, selaku penguji tugas akhir.
10. Teknisi Lab Bawah dan Lab Surya, yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
11. Asep Nurjaman, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis,
serta menjadi tempat berbagi suka duka, keluh kesah penulis selama 7 tahun
ini. Semoga cita-cita kita segera terlaksana.
12. Indah Ratu Nurfadilla, selaku partner TA penulis. Terimakasih telah sabar,
dan berbagi rasa, duit, makanan, dan segalanya.
13. Meikarta Crew, yang terdiri dari Rihma, Nadya, Intan, dan Indah.
Terimakasih telah membantu, memberikan dukungan, berbagi dalam hal

vi
apapun, dan menjadi my morning view every single day bagi penulis. See you
on top daks.
14. Podomoro group yang terdiri dari yuli, noor, mega, vita, dan fitri.
Terimakasih telah bersedia memberi penginapan.
15. Slameto Girls yang terdiri dari Rihma, Indah, Nadya, Intan, Mega, Yuli, Vita,
Niken, Ode, Elsya, Ayuni, dan Amel. Terimakasih untuk segalanya. Im so
lucky to have you guys. Semoga kita sukses dan jadi istri sholehah aamiin.
16. Lab Handap Squad, terimakasih telah membantu dalam hal apapun.
17. Team Injury Time Lab Handap, yang terdiri dari Indah, Silma, Ari, Andra,
Malky, Novandy, Yuga, Alfy, Mamat, Gifari, dan Dwiki terimakasih karena
saling menguatkan, mendukung, saling membantu dan berbagi. Apapun
hasilnya semoga kita bisa menerimanya dengan ikhlas. See you guys.
18. Slameto Squad dan Kabinet Berkabar, terimakasih telah memberikan warna
selama 3 tahun ini.
19. Dan pihak-pihak yang telah membantu.
Semoga apa yang telah kalian berikan kepada penulis dalam melaksanakan
pengerjaan tugas akhir ini bernilai ibadah dan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Aamiin

Bandung, Agustus 2018

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR .......................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

ABSTRACT ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR............................................................................................. v

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1

I.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... I-1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. I-2

I.3 Tujuan ..................................................................................................... I-2

I.4 Batasan Masalah ..................................................................................... I-3

I.5 Metodologi ............................................................................................. I-3

I.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. I-3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ II-1

II.1 Pirolisis ................................................................................................. II-1

II.2 Asap Cair .............................................................................................. II-1

II.3 Komponen Alat Penghasil Asap Cair ................................................... II-2

II.3.1 Reaktor Pirolisis ................................................................................ II-2

II.3.2 Pipa Penghubung ............................................................................... II-2

II.3.3 Kondensor .......................................................................................... II-2

viii
II.4 Perpindahan Panas ................................................................................ II-3

II.4.1 Konduksi ............................................................................................ II-3

II.4.2 Konveksi ............................................................................................ II-4

II.4.3 Radiasi ............................................................................................... II-5

II.5 Prinsip Kerja Kondensor ...................................................................... II-6

II.6 Macam – Macam Kondensor................................................................ II-6

II.6.1 Jenis Media Pendingin Kondensor .................................................... II-6

II.7 Berdasarkan Klasifikasi Umum.......................................................... II-10

II.7.1 Surface Condenser ........................................................................... II-10

II.8 Efektivitas Kondensor ............................................................................ II-12

II.8.1 Kesetimbangan Energi ..................................................................... II-12

II.8.2 Bilangan Reynold ........................................................................... II-13

II.8.3 Bilangan Prandtl (Pr) ...................................................................... II-13

II.8.4 Bilangan Nusselt (Nu) ..................................................................... II-14

II.8.5 Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ...................................... II-14

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ III-1

III.1 Metode Penelitian ................................................................................ III-1

III.2 Tahapan Penelitian .............................................................................. III-1

III.2.1 Tahap Pertama .......................................................................... III-3

III.2.2 Tahapan Kedua ....................................................................... III-10

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ..................................... IV-1

IV.1 Data Pengujian Kondensor Pirolisis ................................................ IV-1

IV.2 Pengolahan Data .............................................................................. IV-3

IV.2.1 Energi Panas Pada Proses Kondensasi ......................................... IV-4

IV.2.2 Efektivitas Kondensor .................................................................. IV-9

IV.3 Pembahasan ................................................................................... IV-10

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ V-1

V.1 Kesimpulan ............................................................................................... V-1

V.2 Saran ........................................................................................................ V-1

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar II- 1 Shell and Tube Condenser ..............................................................II-7


Gambar II- 2 Shell and coil condenser .................................................................II-8
Gambar II- 3 Tube and Tubes Condenser ............................................................II-9
Gambar II- 4 Kondensor tipe spiral......................................................................II-9
Gambar II- 5 Jenis lamella kondensor................................................................II-10
Gambar II- 6 Horizontal Condenser ...................................................................II-11
Gambar II- 7 Vertical Condenser .......................................................................II-12
Gambar II- 8 Daerah aliran lapisan batas plat rata .............................................II-13
Gambar II- 9 Parallel flow .................................................................................II-15
Gambar II- 10 Counter flow ...............................................................................II-15
Gambar III- 1 Diagram alir pembuatan kondensor pirolisis .............................. III-2
Gambar III- 2 Tahapan pertama ......................................................................... III-3
Gambar III- 3 Sistem pirolisis ............................................................................ III-4
Gambar III- 4 Pembentukan pipa spiral ............................................................. III-8
Gambar III- 5 Pembuatan shell kondensor ......................................................... III-9
Gambar III- 6 Alat Pirolisis ................................................................................ III-9
Gambar III- 7 Tahap Kedua ............................................................................. III-10
Gambar IV- 1 Asap cair tempurung kelapa ....................................................... IV-1
Gambar IV- 2 Asap cair tongkol jagung ............................................................ IV-3
Gambar IV- 3 Grafik hubungan t terhadap Q .................................................. IV-11
Gambar IV- 4 Grafik hubungan t terhadap Q .................................................. IV-12

xi
DAFTAR TABEL

Tabel IV- 1 Data hasil pengujian ....................................................................... IV-2


Tabel IV- 2 Data hasil pengujian ....................................................................... IV-3
Tabel IV- 3 Data hasil perhitungan dengan bahan baku tempurung kelapa ...... IV-7
Tabel IV- 4 Data hasil perhitungan dengan bahan baku tongkol jagung ........... IV-8
Tabel IV- 5 nilai efektivitas dengan bahan baku tempurung kelapa .................. IV-9
Tabel IV- 6 nilai efektivitas dengan bahan baku tongkol jagung .................... IV-10

xii
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu negara yang dilintasi oleh garis
khatulistiwa, dimana Indonesia mendapat intensitas penyinaran matahari dan curah
hujan yang tinggi hampir merata sepanjang tahunnya. Kondisi tersebut berdampak
pada kesuburan tanah Indonesia yang mempunyai struktur yang baik untuk
ditanami. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara agraris dengan
sektor pertanian dan perkebunan yang tinggi dan merupakan sumber terbesar dari
energi biomassa.
Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui
yang terbuat dari bahan baku lignin, selulosa, hemiselulosa, dan senyawa lainnya
yang dapat dikonversi menjadi produk bernilai ekonomis. Biomassa terbentuk dari
hasil transformasi energi matahari menjadi energi kimia oleh tumbuhan hijau
melalui proses fotosintesis. Potensi biomassa di Indonesia jumlahnya sangat
melimpah. Hal ini tentu akan menimbulkan limbah biomassa yang tidak sedikit.
Limbah biomassa yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan dan sering
dijumpai adalah tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Menurut Direktur Jendral
Perkebunan (Ditjenbun) tahun 2017 menyatakan bahwa luas perkebunan kelapa
Indonesia mencapai 3.544.933 hektar dengan produksi buah kelapa rata-rata
2.871.280 ton per tahunnya, sedangkan luas lahan kebun jagung mencapai 3,8 juta
hektar, dengan tingkat produksi sebesar 19,03 juta ton. Limbah dari biomassa
tersebut dapat diandalkan sebagai energi alternatif.
Salah satu pemanfaatan limbah biomassa adalah dengan pembuatan asap cair
melalui proses pirolisis. Pirolisis merupakan suatu proses pemecahan bahan kimia
organik melalui proses pemanasan atau pembakaran tanpa atau dengan sedikit
oksigen, dimana bahan kimia mentah akan terjadi pemecahan struktur kimia
menjadi fase gas. Biasanya terdapat tiga jenis produk yang dihasilkan dari proses
pirolis, yaitu uap organik, asap cair, dan arang. Uap organik yang dihasilkan
mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, metana, dan tar. Uap organik
I-2

kemudian dikondensasikan sehingga berubah fasa menjadi cairan. Cairan hasil


pirolisis dikenal sebagai asap cair (Ratnasari, 2011).
Asap cair merupakan hasil kondensasi dari gas hasil pembakaran di dalam
reaktor tertutup dari bahan-bahan yang mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa,
dan senyawa karbon lainnya. Pembuatan dan pengujian mengenai kondensor untuk
menghasilkan asap cair telah banyak dilakukan. Sunjaya (2016) melakukan
pembuatan dan pengujian kondensor tipe spiral untuk menghasilkan asap cair
dengan bahan baku sampah plastik. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan nilai
efektivitas kondensor yang telah dibuat sebesar 0,75. Banyaknya asap cair yang
dihasilkan tergantung pada besarnya luas permukaan perpindahan panas per satuan
waktu. Semakin luas perpindahan panas, semakin banyak pula gas yang
terkondensasi menjadi asap cair. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan
dilakukan pembuatan kondensor untuk mengkonversi gas hasil pembakaran limbah
biomassa menjadi asap cair melalui proses kondensasi. Bahan baku yang akan
digunakan adalah tongkol jagung dan tempurung kelapa.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah :
I.2.1 Gas hasil pembakaran biomassa di dalam reaktor harus dikondensasikan
menjadi cairan, sehingga diperlukan sebuah alat kondensor yang berfungsi
sebagai media kondensasi.
I.2.2 Setelah dilakukan pembuatan kondensor, dilakukan pengambilan data untuk
mengetahui efektivitas kondensor.

I.3 Tujuan
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, selain untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri
Bandung, terdapat juga tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan tugas akhir ini
yaitu :
I.3.1 Membuat kondensor untuk mengkondensasikan gas hasil pembakaran di
dalam reaktor pirolisis sehingga menjadi asap cair.
I.3.2 Mengetahui efektivitas kondensor yang telah dibuat.
I-3

I.4 Batasan Masalah


Dalam tugas akhir ini masalah yang akan dibahas hanya mengenai
pembuatan kondensor pirolisis, pengujian kondensor yang meliputi energi
kondensasi di dalam kondensor, dan efektivitas kondensor.

I.5 Metodologi
Dalam pembuatan kondensor pada tugas akhir ini menggunakan metode
pelaksanaan sebagai berikut :
I.5.1Studi Pustaka
Yaitu dengan mencari dan mengkaji referensi buku atau jurnal yang
berkaitan dengan objek studi tugas akhir, serta untuk menambahkan dasar teori
dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini
1.5.2 Bimbingan
Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing dan staf pengajar
yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir.
1.5.3 Pembuatan alat
Langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah pembuatan kondensor tipe
spriral untuk mengkonversi gas hasil pembakaran menjadi asap cair.
1.5.4 Pengujian alat dan pengambilan data
Langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah pengujian alat untuk
mendapatkan data, setelah itu menganalisis data dan menarik kesimpulan dari
sistem peralatan tersebut.
1.5.5 Penyusunan Laporan
Langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah penyusunan laporan yang
merupakan tahapan akhir dalam penyelesaian tugas akhir yang dilakukan.

I.6 Sistematika Penulisan


Tugas akhir ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
I-4

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang masalah yang melatar belakangi pada objek tugas akhir ini,
rumusan masalah, tujuan pembuatan tugas akhir, batasan masalah, dan metode
pelaksanaan tugas akhir, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi mengenai teori-teori yang relevan dengan objek tugas akhir.
Berdasarkan teori tersebut, dapat dilakukan pembuatan dan pengujian alat, serta
pengolahan data yang akan diambil.
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
Bab ini berisi tentang perancangan alat dan proses pembuatan alat dari awal hingga
akhir dengan kondisi yang telah ditentukan.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang pengolahan data dan analisis data yang telah diambil untuk
mengetahui efektivitas kondensor.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian dan analisa data yang telah dilakukan
serta saran-saran yang akan diajukan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Pirolisis
Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang bearti panas dan lysis berarti
penguraian atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa karena
panas pada temperatur lebih dari 150 ̊C. Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan
organik melalui proses pemanasan, dimana material mentah akan mengalami
pemecahan struktur kimia sehingga fase padat berubah menjadi fase gas. Proses ini
merupakan proses penguraian melalui pemanasan dengan jumlah oksigen yang
sangat terbatas. Produk yang dihasilkan dari pirolisis adalah minyak, arang, dan gas
sintetik. Sekarang ini pirolisis sangan menjanjikan dalam konversi teknologi
thermo-chemical untuk memproduksi produk berupa cairan.
Prinsip pirolisis adalah pemecahan struktur kimia yang terjadi akibat adanya
pemanasan tanpa atau dengan sedikit oksigen. Dari hasil pemecahan struktur,
dihasilkan senyawa tertentu pada asap cair, seperti fenol, air, hidroksiasetaldehida,
levoglucosan, pada gas seperti karbon monoksida, hidrogen, metana, dan arang.

II.2 Asap Cair


Asap cair merupakan cairan hasil kondensasi asap hasil pirolisa kayu atau
bahan sejenis untuk memberikan aroma dan rasa. Asap cair berwarna coklat muda
sampai coklat tua yang mempunyai daya bunuh terhadap mikroba dan mempunyai
daya anti oksidan yang berefek terhadap keawetan produk (Purnama, 1997).
Mengkondensasikan asap hasil pembakaran tidak sempurna dari biomassa
merupakan salah satu upaya untuk mengasilkan asap cair. Selama proses
kondensasi akan terbentuk kondensat asap kasar yang akan memisah menjadi tiga
fasa, yaitu fasa larut dalam air, fasa tidak larut dalam air, dan fasa tar. Secara umum
reaksi pirolisis sebagai berikut (Ramdan, 2012) :
Biomassa + panas = Gas + Asap Cair + Arang
Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang komposisinya bergantung pada jenis bahan baku
yang akan di pirolisis. Produk asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak

II-1
II-2

sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas,


polimerisasi, dan kondensasi.
II.3 Komponen Alat Penghasil Asap Cair
II.3.1 Reaktor Pirolisis
Reaktor Pirolisis adalah alat pengurai senyawa-senyawa organik yang
dilakukan dengan proses pemanasan tanpa berhubungan langsung dengan udara
luar dengan suhu 300-600 0C. Reaktor pirolisis dibalut dengan selimut dari bata
dan tanah untuk menghindari panas keluar berlebih, memakai bahan bakar
kompor minyak tanah atau gas. Proses pirolisis menghasilkan zat dalam tiga
bentuk yaitu padat, gas dan cairan (Ratnasari, 2011).
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan memasukkan sampel ke dalam
reaktor pirolisis dan ditutup rapat.Reaktor kemudian dipanaskan selama 5
jam.Destilat yang keluar dari reaktor ditampung dalam dua wadah.Wadah
pertama untuk menampung fraksi berat, sedangkan wadah kedua untuk
menampung fraksi ringan.Fraksi ringan ini diperoleh setelah dilewatkan tungku
pendingin yang dilengkapi pipa berbentuk spiral.
II.3.2 Pipa Penghubung
Pipa penghubung merupakan bagian komponen dari alat penghasil asap cair
yang berfungsi sebagai penghubung antara reaktor pirolisis dengan kondensor.
Asap dari proses pembakaran pirolisa akan mengalir menuju kondensor akibat
adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara
reaktor piirolisis dengan kondensor.
II.3.3 Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk memindahkan sejumlah panas
dari sebuah bahan atau zat ke bahan atau zat lain. Air atau udara digunakan
sebagai media pendingin. Uap panas akan melepaskan kalor pada pendingin,
lalu dikondensasikan menjadi kondensat.
Hampir disemua kondensor, perpindahan panas didominasi oleh konveksi
dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan
oleh dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh
bentuk geometri kondensor dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan
Reynold, bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida.
II-3

Pada penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa semakin luas


perpindahan panas pada kondensor, maka akan semakin banyak pula uap hasil
pembakaran yang dapat terkondensasi. Semakin banyak jumlah pipa pada
kondensor yang digunakan, maka akan menyebabkan luas permukaan
perpindahan panas semakin besar. Luas perpindahan panas akan mempengaruhi
volume asap cair yang dihasilkan (Ramdan, 2012).

II.4 Perpindahan Panas


Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan temperatur diantara benda atau material.
Perpindahan panas tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi panas itu
berpindah dari satu benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju
perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu (Holman, 1993).
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi yang diakibatkan oleh
perbedaan temperature. Panas akan mengalir dari tempat yang bertemperatur tinggi,
ke tempat yang bertemperatur lebih rendah. Mekanisme perpindahan panas dapat
dibagi menjadi 3 jenis perpindahan panas yaitu : konduksi, konveksi, dan radiasi.
II.4.1 Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dimana
panas mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair, atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga
terjadi pertukaran energi dan momentum. Pertukaran energi sebagai kalor
melalui sebuah proses medium stasioner, seperti tembaga, air, dan udara. Di
dalam benda-benda padat maka perpindahan energi timbul karena atom-atom
pada temperatur yang lebih tinggi bergetar dengan lebih bergaira, sehingga
atom-atom tersebut dapat memindahkan energi kepada atom-atom yang lebih
lemah yang berada didekatnya dengan melalui panas. Di dalam logam-logam,
elektron bebas juga membuat kontribusi kepada proses hantaran panas. Di dalam
sebuah cairan atau gas, molekul bergerak, dan energi dihantar oleh
tumbukantumbukan molekul.
II-4

Hubungan dasar untuk perpindahan panas dengan cara konduksi yang


diusulkan oleh Fourier, menyatakan bahwa laju perpindahan panas dengan cara
konduksi dalam suatu bahan itu sama dengan hasil kali dari konduksi termal
bahan, luas penampang yang mana panas mengalir dengan cara konduksi dan
gradien temperatur pada penampang. Sehingga dapat dituliskan persamaan 2.1
untuk perpindahan panas dengan cara konduksi adalah sebagai berikut.
…………………………………………………………………(2.1)

Tanda (-) menunjukan temperatur tinggi ke temperatur rendah.


Dimana :
q = laju perpindahan panas konduksi (W)
k = tetapan konduktivitas panas (W/m2K)
A = luas perpindahan panas (m2)
∆𝑇 = perubahan temperatur (K)
∆𝑥 = tebal atau jarak (m)

II.4.2 Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan panas yang dihubungkan dengan
pergerakan fluida. Perpindahan panas secara konveksi terjadi antara permukaan
padat dengan fluida yang mengalir disekitarnya, dengan menggunakan media
penghantar berupa fluida (cair/gas).
Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan
dengan suatu fluida dapat dihitung pada persamaan 2.2 sebagai berikut.
𝑞 = ℎ𝑐 𝑥 𝐴 𝑥 (𝑇𝑤 − 𝑇ɷ)…………………………………………………(2.2)
Dimana :
q = laju perpindahan panas konveksi (W)
hc = koefisien perpindahan panas (W/m2K)
A = luas perpindahan panas (m2)
𝑇𝑤 = temperatur fluida (K)
𝑇ɷ = temperatur lingkungan (K)
Banyaknya parameter yang mempengaruhi perpindahan panas konveksi di
dalam sebuah geometris khusus. Parameter-parameter ini termasuk luas
permukaan (A), konduktivitas termal fluida (k), biasanya kecepatan fluida (v),
II-5

kerapatan (ρ), viskositas (μ), panas jenis (Cp), dan faktor yang lain yang
berhubungan dengan cara-cara pemanasan (temperatur dinding seragam atau
temperatur dinding berubah-ubah). Fluks kalor dari permukaan padat akan
bergantung juga pada temperatur permukaan (Ts) dan temperatur fluida (Tf),
tetapi biasanya dianggap bahwa (ΔT = Ts – Tf) yang penting. Akan tetapi, jika
sifat-sifat fluida berubah dengan nyata pada daerah pengkonveksi, maka
temperatur absolut Ts dan Tf dapat juga merupakan faktor-faktor penting
didalam korelasi. Perpindahan panas secara konveksi dibagi menjadi dua, yaitu
konveksi alamiah (Natural Convection) dan konveksi paksa (Force Convection).
1. Konveksi alamiah (Natural Convection)
Konveksi alamiah atau konveksi bebas, terjadi karena fluida yang
karena proses pemanasan berubah densitasnya (kerapatannya) dan bergerak
naik. Gerakan fluida panas dalam konveksi alamiah, baik fluida gas maupun
zat cair terjadi karena gaya apung yang dialaminya apabila densitas fluida di
dekat permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses
pemanasan. Gaya apung itu tidak akan terjadi apabila fluida itu tidak
mengalami sesuatu gaya dari luar seperti gravitasi (gaya berat), walaupun
gravitasi bukanlah satusatunya medan gaya luar yang dapat menghasilkan arus
konveksi alamiah (Holman, 1997).
2. Konveksi Paksa (Force Convection)
Konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana dialirannya
tersebut berasal dari luar, seperti dari blower atau kran dan pompa. Konveksi
paksa dalam pipa merupakan persoalan perpindahan konveksi untuk aliran
dalam yang disebut dengan internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam
pipa adalah fluida yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas
tidak dapat berkembang secara bebas seperti halnya pada aliran luar.

II.4.3 Radiasi
Radiasi merupakan proses perpindahan panas yang terjadi akibat adanya
pancaran gelombang elektromagnetik tanpa memerlukan media perantara.
Menurut hokum Stefan-Boltzman persamaan radiasi dapat ditentukan pada
persamaan 2.3 yaitu:
II-6

𝑞𝑟 = ɛ𝜎𝐴⁴…………………………………………………………………(2.3)
Dimana :
qr = perpindahan panas radiasi (W)
= emisivitas bahan
= tetapan Stefan-Boltzman (5,672 x 10-8 w/m2K4)
A = luas perpindahan panas (m2)

II.5 Prinsip Kerja Kondensor


Kondensor merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air.
Prinsip kerja kondensor proses perubahannya dilakukan dengan mengalirkan uap
atau gas ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir
didalam pipa-pipa (tube side), sedangkan air sebgai pendingin mengalir diluar
pipapipa (shell side).
Didalam kondensor, uap bertemperatur tinggi mengalir kedalam pipa,
sedangkan air yang mempunyai temperatur lebih rendah mengalir diluar pipa. Uap
yang bertemperatur tinggi akan melepaskan panas dan ditangkap oleh air sebagai
pendingin sehingga terjadi perubahan fasa dari fasa gas menjadi fasa cair.

II.6 Macam – Macam Kondensor


Macam – macam kondensor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
kondensor berdasarkan media pendinginnya, jenis desain, dan berdasarkan
klasifikasi umum.
II.6.1 Jenis Media Pendingin Kondensor
Menurut jenis pendingin, kondensor dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai media pendinginnya).
Air Cooled Condenser digunakan untuk mengkondesasikan uap dari turbin
dan menjadi kondensat (cairan yang sudah terkondensasi).
b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai pendinginnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
II-7

a) Shell and Tube Condenser


Kondensor pada tipe ini terdapat banyak pipa-pipa kecil (tube) yang di
selubungi oleh pipa besar (shell). Pada tipe shell and tube memiliki luas
perpindahan panas yang lebih besar dibandingkan dengan tipe yang lainnya.
Kondensor shell and tube dapat dilihat pada gambar II-1.

Gambar II- 1 Shell and Tube Condenser


(sumber : pembuatan dan pengujian kondensor untuk menghasilkan minyak, Chandra Andromeda
2012)

Pada shell and tube air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah
kemudian keluar melalui pipa pada bagian atas. Air pendingin mengalir dalam pipa
tersebut, sedangkan uap yang akan dikondensasikan mengalir didalam pipa-pipa
kecil (tube). Ciri-ciri kondesor tipe shell and tube adalah:
• Dapat dibuat dengan pipa pendingin yang bersirip, sehingga ukuran akan
lebih kecil dan ringan.
• Pipa pendingin mudah dibersihkan.
• Bentuknya sederhana dan mudah dalam pemasangannya.
• Pipa dapat dibuat dengan mudah.

b) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin dengan
Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk penyegar udara,
pendingin air, dan sebagainya.
Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung
yang dipasang pada posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat
II-8

dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut mudah
dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa
pendingin. Disini, endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus
dibersihkan menggunakan zat kimia (detergent). Kondensor tipe shell and coil
dapat dilihat pada gambar II.2.

Gambar II- 2 Shell and coil condenser


(sumber : pembuatan dan pengujian kondensor untuk menghasilkan minyak, Chandra Andromeda
2012)

Adapun ciri-ciri kondensor tabung tank oil sebagai berikut :


• Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
• Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam pemasangannya.
• Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pembersihan
dengan menggunakan detergen.

c) Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial
dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan
pipa luar yang melintang dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di
dalam pipa dalam arah berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.
Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai
refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar II.3 dibawah
ini menunjukkan Kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat
dibuat bersirip atau tanpa sirip.
II-9

Gambar II- 3 Tube and Tubes Condenser


(sumber : pembuatan dan pengujian kondensor untuk menghasilkan minyak, Chandra Andromeda
2012)

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/s.


sedangkan perbedaaan temperatur air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan
temperatur air pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10° C. laju
perpindahan panas relatf besar. Adapun ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda adalah
sebagai berikut :
• Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
• Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant
dan air pendingin yang berlawanan.
• Penggunaan air pendingin relatif kecil
• Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
Di samping jenis-jenis di atas, masih terdapat jenis-jenis lain yang dijumpai
di industri, antara lain :
- Jenis spiral, menpunyai bidang perpindahan panas yang melingkar dan
mempunyai efisiensi perpindahan panas yang baik. Akan tetapi konstruksi
seperti ini tidak dapat dioperasikan pada tekanan tinggi. Jenis kondensor tipe
spiral dapat dilihat pada gambar II.4.

Gambar II- 4 Kondensor tipe spiral


(sumber : Pembuatan dan Pengujian Kondensor untuk Menghasilkan Minyak, Chandra
Andromeda 2012)
II-10

- Jenis lamella, biasanya digunakan untuk memindahkan panas dari gas ke gas
pada tekanan rendah. Jenis ini memiliki koefisien perpindahan panas yang
baik/tinggi. Jenis lamella dapat ditunjukan pada gambar II.5.

Gambar II- 5 Jenis lamella kondensor


(sumber : Pembuatan dan Pengujian Kondensor untuk Menghasilkan Minyak, Chandra
Andromeda 2012)

II.7 Berdasarkan Klasifikasi Umum


II.7.1 Surface Condenser
Prinsip kerja surface condenser uap masuk ke dalam shell kondensor
melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. uap kemudian
bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga
temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang
terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang
menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini
disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat
of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul
di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa
kondensat ke exhaust kondensat. Ketika meninggalkan kondensor, hampir
keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang
ada di dalam sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya
kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya. Udara ini
masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap
air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan
udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan
II-11

menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di


kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya
udara di kondensor, dilakukan deairasi. Deairasi dilakukan di kondensor dengan
memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat
akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan
memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector
kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
kedalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas
masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian
bawah kondensor. Horizontal Condenser dapat dilihat pada gambar II.8.

Gambar II- 6 Horizontal Condenser


Kelebihan Kondensor horizontal adalah :
• Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran
kecil dan ringan
• Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
• Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
• Pipa pendingin mudah dibersihkan
b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian
bawah kondensor. Vertical condenser dapat dilihat pada gambar II.10.
II-12

Gambar II- 7 Vertical Condenser


Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device

Kelebihan kondensor vertical adalah :


• Harganya murah karena mudah pembuatannya.
• Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
• Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan
harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.

II.8 Efektivitas Kondensor


II.8.1 Kesetimbangan Energi
Aliran di dalam celah adalah tertutup sempurna, maka kesetimbangan energi
dapat digunakan untuk menentukan temperatur fluida yang bervariasi dan nilai
total transfer panas konveksi Qconv tergantung dari laju aliran massa. Jika
perubahan energi kinetik dan energi potensial diabaikan, maka pengaruh yang
signifikan adalah perubahan energi thermal dan fluida kerja. Sehingga
kesetimbangan energi tergantung pada 3 variable, yang dapat dirumuskan pada
persamaan 2.4 sebagai berikut (Incopera, 2007) :
………………………………………2.4
II-13

Dimana :
Q = Laju perpindahan panas (J/s)
Mc = aliran massa yang melalui tube (kg/s)
Mh = aliran massa yang melalui shell (kg/s)
Cp = koefisien pepindahan panas (kJ/kg oC)
ΔTc = beda temperatur fluida dingin yang melalui tube (oC)
ΔTh = beda temperatur fluida panas yang melalui shell (oC)

II.8.2 Bilangan Reynold


Setiap aliran fluida mempunyai nilai bilangan Reynolds yang merupakan
pengelompokan aliran yang mengalir, pada plat datar dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar II- 8 Daerah aliran lapisan batas plat rata


Pengelompokan aliran yang mengalir tersebut dapat diketahui pada persamaan
2.5 sebagai berikut :
……………………………………………………………………2.5

Dengan :
= massa jenis fluida (kg/m3)
= kecepatan aliran fluida (m/s)
= diameter aliran fluida (m)
= viskositas fluida (Pa.s)
II.8.3 Bilangan Prandtl (Pr)
Bilangan Prandtl merupakan bilangan tanpa dimensi yang merupakan
fungsi dari sifat-sifat fluida. Bilangan Prandtl dapat didefinisikan sebagai
II-14

perbandingan viskositas kinematic terhadap difusitas thermal fluida yaitu dapat


dilihat pada persamaan 2.6 sebagai berikut :
……………………………………………………………………2.6

Dengan :
Cp = panas spesifik fluida (J/kgK)
= viskositas fluida (Pa.s)
= konduktivitas thermal(W/m2)
II.8.4 Bilangan Nusselt (Nu)
Bilangan Nusselt merupakan bilangan pindah panas yang terjadi secara
konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus pindah panas pada
permukaan fluida dapat ditunjukan pada persamaan 2.7 sebagai berikut :
……………………………………………………………………2.7

Dengan :
hc = koefisien konveksi (W/m2K)
D = diameter efektif aliran fluida (m)
k = konduktivitas thermal fluida (W/mK)
Banyak rumusan yang telah dikembangkan untuk susunan aliran tertentu
sehingga hubungan antara bilangan Nusselt, Reynold, dan Prandtl dapat
dirumuskan pada persamaan 2.8 sebagai berikut :
Nu = C (Ren) (Pr ……………………………………………………..2.8

Dimana:
Nu = Bilangan Nusselt
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandlt
H = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2oC)
K = Kondukstivitas termal fluida (W/m oC)
II.8.5 Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh
Untuk koefisiensi perpindahan panas secara menyeluruh dapat dikaji
dengan cara menentukan perpindahan kalor yang terjadi pada suatu dinding
logam antara fluida panas pada satu sisi dan fluida dingin pada sisi lain dengan
II-15

pengaliran konveksi paksa. Pertukaran panas yang terjadi adalah pertukaran


secara tidak langsung, ini berdasarkan alirannya dapat dibedakan menjadi:
1. Pertukaran panas dengan aliran searah (co-current/parallel flow),
pertukaran jenis ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk pada sisi
yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan keluar pada sisi yang
sama pula. Pertukaran panas aliran searah dapat digambarkan pada
gambar II.9 sebagai berikut :

Gambar II- 9 Parallel flow


2. Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter flow)
Pertukaran panas pada sistem ini yaitu kedua fluida (panas dan dingin)
masuk penukar panas dengan arah berlawanan dan keluar pada sisi yang
berlawanan dapat ditunjukan pada gambar II.10 (Hartono, 2008) sebagai
berikut :

Gambar II- 10 Counter flow


Dengan asumsi nilai kapasitas panas spesifik (Cp) fluida dingin dan
panas konstan, tidak ada kehilangan panas pada lingkungan serta keadaan
II-16

steady state, maka besarnya kalor yang dipindahkan pada persamaan 2.9
sebagai berikut :
.......................................................................................... 2.9
Dimana:
U = Koefisien perpindahan panas keseluruhan (W/m2 K)
A = Luas perpindahan panas (m2)
TLMTD = Log mean temperature differential (K)
Koefisien perpindahan panas digunakan dalam perhitungan perpindahan
panas konveksi atau perubahan fase antara cair dan padat dengan menggunakan
persamaan 2.10 berikut.
h=

Dari persamaan di atas, koefisien perpindahan panas adalah koefisien


proporsionalitas antara fluks panas, Q/(A . T ), dan perbedaan temperatur yang
menjadi penggerak utama perpindahan panas, persamaan lain untuk menentukan
koefisien perpindahan konveksi secara menyeluruh menggunakan persamaan 2.11
berikut:

Dimana:
U = Koefisien perpindahan panas konveksi menyeluruh (W/m2.K)
Ho = Koefisien perpindahan panas konveksi bagian luar (W/m2.K)
Hi = Koefisien perpindahan panas konveksi bagian dalam (W/m2.K)
Pendekatan LMTD dalam analisis penukar kalor berguna bila temperatur
masuk dan temperatur keluar diketahui atau dapat ditentukan dengan mudah,
sehingga LMTD dapat dengan mudah dihitung dan aliran kalor, luas permukaan,
dan koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat ditentukan. Efektivitas penukar
kalor mempunyai definisi perbandingan laju perpindahan panas yang sebenarnya
dalam penukar kalor tertentu terhadap laju pertukaran panas yang mungkin. Untuk
mencari efektifitas dapat dilihat persamaan 2.12 berikut (Holman, 1896).

Perpindahan kalor yang sebenarnya dapat dihitung dari energi yang dilepaskan oleh
fluida panas atau energi yang diterima oleh fluida dingin.
II-17

1. Untuk penukar kalor aliran sejajar


𝑞 = 𝑚̇ ℎ 𝑐ℎ(𝑇ℎ𝑖𝑛 − 𝑇ℎ𝑜𝑢𝑡) = 𝑚̇ 𝑐 𝑐𝑐(𝑇𝑐𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑐𝑖𝑛)
2. Untuk penukar kalor aliran lawan arah
𝑞 = 𝑚̇ ℎ 𝑐ℎ(𝑇ℎ𝑖𝑛 − 𝑇ℎ𝑜𝑢𝑡) = 𝑚̇ 𝑐 𝑐𝑐(𝑇𝑐𝑖𝑛 − 𝑇𝑐𝑜𝑢𝑡)
Untuk menentukan perpindahan panas maksimum bagi penukar kalor itu,
pertama-tama harus memahami bahwa nilai maksimum akan didapat bila salah satu
fluida mengalami perubahan suhu sebesar beda suhu maksimum yang terdapat
dalam penukar kalor itu, yaitu selisih antara suhu masuk fluida panas dan fluida
dingin. Jadi, perpindahan kalor maksimum yang mungkin dinyatakan sebagai
berikut :
𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠 = (𝑚𝑐̇ )𝑚𝑖𝑛(𝑇ℎ𝑖𝑛 − 𝑇𝑐𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘)
Fluida minimum yang dapat digunakan yaitu fluida panas maupun fluida
dingin, tentunya bergantung dari laju aliran massa dan kalor spesifik.
1. Untuk penukar kalor aliran sejajar :

2. Untuk penukar kalor lawan arah :

Dimana :
Ɛ = efektivitas penukar kalor
𝑚̇ = laju masa aliran
Tc = temperatur fluida dingin
Th= temperatur fluida panas
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian


Pembuatan dan pengujian kondensor tipe spiral untuk menghasilkan asap
cair dengan bahan baku tempurung kelapa dan tongkol jagung. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui asap cair yang dihasilkan oleh kondensor, dan energi
yang dibutuhkan pada saat proses kondensasi, serta efektivitas dari kondensor.
Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan alat yang mana sebagai salah satu cara
untuk mendapatkan data sebagai parameter yang dibutuhkan untuk mengetahui
efektivitas dan energi yang dibutuhkan kondensor.

III.2 Tahapan Penelitian


Dalam tugas akhir ini dilakukan beberapa tahapan yang mana dimulai
dengan studi literatur, penentuan desain alat, pencarian bahan, pembuatan alat,
pengujian dan pembuatan laporan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
efektivitas dan energi yang dibutuhkan pada proses kondensasi. Komponen dari
pirolisis tentunya terdapat reaktor sebagai tempat proses pemanasan, pipa
penghubung antara reaktor dan kondensor. Bahan baku yang akan digunakan adalah
tempurung kelapa dan tongkol jagung. Sebelum bahan baku dimasukan ke dalam
reaktor, terlebih dahulu bahan baku akan dikeringkan. Hal ini agar kandungan air
dalam bahan baku berkurang, sehingga proses pembakaran yang terjadi didalam
reaktor maksimal dan asap yang mengalir ke kondensor pun maksimal. Gambar III-
1 merupakan diagram alir dari proses penyelesaian tugas akhir.

III-1
III-2

Gambar III- 1 Diagram alir pembuatan kondensor pirolisis


Pada tahapan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahapan pertama berupa
pembuatan kondensor dan tahapan kedua berupa pengujian kondensor.
III-3

III.2.1 Tahap Pertama

Bimbingan dengan
dosen pembimbing

Studi Literatur Jurnal

Internet/buku yang
membahas kondensor

Perhitungan ukuran
dan spesifikasi lainnya
Rancang dan
pembuatan alat
Pemilihan bahan untuk
kondensor

Gambar III- 2 Tahapan pertama


Pada tahap pertama, berisi proses perencanaan kondensor yang akan
disusun sampai alat tersebut selesai dibuat. Untuk lebih jelasnya, penelitian tahapan
pertama dapat dilihat pada gambar III-2 sebagai berikut.
Pada tahapan pertama dilakukan tahapan pembuatan alat, yang terdiri dari tiga
tahapan yaitu studi literatur, rancang alat, dan pembuatan alat. Secara rinci, dapat
dilihat pada pembahasan dibawah ini.

1. Studi Literatur

Pada studi literatur ini, didapat informasi lanjut secara rinci tentang apa yang
akan diteliti. Studi literatur dilakukan dengan bimbingan dengan dosen
pembimbing, mencari jurnal dan buku yang berkaitan dengan pembuatan dan
pengujian kondensor.

2. Pembuatan Alat

Pembuatan alat ini secara keseluruhan adalah sistem pirolisis, tetapi penulis
hanya membuatt kondensor yang menjadi salah satu komponennya. Kondensor
terdiri dari tabung, pipa, dan sistem air pendingin kondensor. Tabung berperan
sebagai tempat pipa dan fluida dingin yang masuk dan keluar, lalu pipa berperan
sebagai tempat fluida panas yang masuk dan keluar, sistem pendingin berperan agar
air didalam kondensor tidak menjadi panas akibat dari fluida panas. Gambar III-3
III-4

merupakan gambar sistem pirolisis dimana titik 1 dan 2 merupakan reaktor dan
kondensor pada sistem pirolisis.

Gambar III- 3 Sistem pirolisis


Keterangan :

1. Kondensor pirolisis
2. Reaktor Pirolisis

a. Pembuatan dan perhitungan pipa kondensor

Dalam membuat pipa (tubes) perlu dilakukan dengan menggunakan


perhitungan untuk mengetahui ukuran pada pipa tersebut. Dalam menentukan
spesifikasi alat, dilakukan asumsi untuk beberapa parameter yang akan
dibuktikan dan dianalisis serta adanya parameter-parameter yang diperoleh dari
standar yang telah ditentukan.

Diketahui :
- Thi (temperatur gas hasil pembakaran yang masuk) = 200 ̊C
- Tho (temperatur asap cair yang keluar) = 55 ̊C
- Tai (temperatur awal air) = 27 ̊C
- Do (diameter luar pipa) = 0,5 inch = 12,7 x 10-3 m
- Di (diameter dalam pipa) = 12,7 mm – 0,7 mm = 12 mm = 12 x 10-3 m
III-5

- ṁh (laju aliran gas) = 0,5 kg/hr (Andromeda, 2012)


- ṁc (laju aliran air) = 3,12 kg/hr (Andromeda, 2012)
Dicari :

a. Temperatur akhir air


Dengan menggunakan persamaan 2.8 maka :
𝑄ℎ = 𝑄𝑐
ṁh x Cph x ΔTh = ṁc x Cpc x ΔTc
0,5 kg/hr x 2840 J/kg ̊C x (200-55) ̊C = 3,12 kg/hr x 4179,2 J/kg ̊C x (Tao – 27) ̊C
20590 = 1397,504Tao – 577732,608
Tao = 36,62 ̊C
b. Dari sisi gas
(𝑇hi+𝑇ℎ𝑜) (200 ℃+55 ℃)
𝑇𝑓 = = = 127,5 ̊C
2 2

Spesifik gas pada temperatur 127,5 ̊C didapat pada tabel A-9 :


ρ = 1,40225 kg/m3
v = 5 m/s
μ = 5,715 x 10-6 kg/ms
Pr = 1,0075
K = 0,028475 w/m ̊C
Mencari bilangan Reynold :
𝜌 𝑥 𝑣 𝑥 𝐷𝑖 1,400225 𝑥 5 𝑥 12 x 10−3
Re = =
𝜇 5,715 x 10−6

= 14700,52 (Turbulen)
Mencari bilangan Nusselt :
Nu = 0,023 x Re0,8 x Pr0,3
= 0,023 x 14700,520,8 x 1,00750,3
= 49,72
Mencari Entalpi :
ℎ𝑥𝐷
Nu = 𝑘
𝑁𝑢 𝑥 𝑘 49,72 𝑥 0,028475
hi = =
𝑑𝑖 12 x 10−3

= 117,99 w/m ̊C
c. Dari sisi air
(𝑇ci+𝑇𝑐𝑜) (27 ℃+36,62 ℃)
𝑇𝑓 = = = 63,62 ̊C
2 2

Spesifik air pada temperatur 63,62 ̊C didapat pada tabel A-9 :


III-6

ρ = 981,2 kg/m3
v = 5 m/s
μ = 4,42384 x 10-4 kg/ms
Pr = 2,81624
K = 0,65762w/m ̊C
Mencari bilangan Reynold :
𝜌 𝑥 𝑣 𝑥 𝐷𝑜 981,2 𝑥 5 𝑥 12,7 x 10−3
Re = =
𝜇 4,42384 x 10−4

= 140841,893 (Turbulen)
Mencari bilangan Nusselt :
Nu = 0,023 x Re0,8 x Pr0,3
= 0,023 x 140841,8930,8 x 2,816240,4
= 457,7
Mencari Entalpi :
ℎ𝑥𝐷
Nu =
𝑘
𝑁𝑢 𝑥 𝑘 457,7 𝑥 0,65762
ho = =
𝑑𝑜 12,7 x 10−3

= 23700,21 w/m ̊C

Mencari temperatur secara keseluruhan :


(𝑇ℎ𝑖 −𝑇𝑐𝑜 )−(𝑇ℎ𝑜 −𝑇𝑐𝑖 )
ΔTLMTD = (𝑇ℎ𝑖 −𝑇𝑐𝑜 )
𝑙𝑛
(𝑇ℎ𝑜 −𝑇𝑐𝑖 )

(200−36,62)−(55−27)
= (200−36,62)
𝑙𝑛 (55−27)

= 48,24 ̊C
Mencari Uo :
1 1
Uo = 𝑟𝑜 = 𝑟𝑜
1 𝐴𝑜 𝐼𝑛( 𝑟𝑖 ) 1 1 2𝜋𝐷𝑜 𝐼𝑛( 𝑟𝑖 ) 1
+ + + +
ℎ𝑖 2𝜋𝐾𝐿 ℎ𝑜 ℎ𝑖 2𝜋𝐾 ℎ𝑜

1
= 6,35𝑥10−3
1 2𝑥3,14𝑥12,7𝑥10−3 𝐼𝑛( 6𝑥10−3 ) 1
+ +
117,99 2𝑥3,14𝑥380 23700,21

= 117,38
Mencari Q :
Q = ṁ x (ho – hi)
III-7

= 3,12 x (23700,21 - 117,99)


= 73510,3512 J/hr
Mencari A :
𝑞 73510,3512
𝐴= = = 12 m2
𝑈.ΔTLMTD 117,38 x 48,24

Mencari L :
𝐴 𝐴
L = 2𝑥𝜋𝑥𝐷𝑜 = = 15 𝑚
2𝑥3,14𝑥0,127

b. Pembuatan Shell Kondensor


Shell kondensor dibuat untuk tempat fluida pendingin (air). Untuk itu
perhitungan dalam pembuatan shell kondensor disesuaikan dengan hasil
perhitungan tubes yang telah dilakukan,. Sesuai dengan perhitungan tubes yang
telah dilakukan, diperoleh panjang tube 15 m yang akan dibuat spiral dengan
diameter 25 cm.
c. Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kondensor yaitu :
1. Jerigen 120 lieter
2. Mur tangki
3. Pipa pvc
4. Pipa tembaga
5. Valve pvc

d. Alat-alat yang digunakan


Pada proses pembuatan kondensor tipe spiral untuk menghasilkan asap cair
diperlukan peralatan sebagai berikut (gambar terlampir):
1. Alat pelindung diri
2. Mesin Annealing
3. Mesin bor
4. Bor tangan
5. Alat riped
6. Las tembaga
7. Pemotong pipa tembaga
8. Alat cubing pipa
III-8

e. Tahapan Pembuatan Tubes Kondensor


Berikut langkah-langkah pembuatan tubes kondensor :
1. Menyiapkan pipa tembaga berukuran 0,5 inchi dengan panjang 15 meter,
2. Setelah pipa siap, bentuk menjadi pipa spiral dengan menggunakan mesin
annealing, dengan diameter 25 cm seperti gambar III-4.

Gambar III- 4 Pembentukan pipa spiral

f. Tahapan Pembuatan Shell Kondensor


Berikut langkah-langkah pembuatan shell kondensor :
1. Siapkan jerigen yang akan dijadikan shell kondensor. Shell kondensor yang
akan dibuat tentunya menyesuaikan dengan ukuran pipa yang ada didalam
shell kondensor tersebut,
2. Setelah siap, tandai pada bagian yang akan dipotong dengan menggunakan
penggores baja. Hal ini dilakukan untuk memasukan pipa kondensor ke
dalam shell kondensor,
3. Pemotongan jerigen dilakukan dengan menggunakan gerinda tangan,
4. Setelah dilakukan pemotongan, selanjutnya pembuatan dua lubang yang
digunakan sebagai sirkulasi air masuk dan air keluar dengan menggunakan
bor tangan serta ulir seperti gambar III-5.
III-9

Gambar III- 5 Pembuatan shell kondensor


5. Pasang mur pada lubang tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya kebocoran,
6. Masukkan tubes kondensor yang telah dibuat sebelumnya,
7. Setelah itu tutup kembali jerigen dengan tutupnya dengan menggunakan
lem pvc,
8. Buat lubang kecil pada pipa kondensor. Hal ini dilakukan untuk
pemasangan termokopel untuk mengukur temperatur asap yang masuk ke
kondensor,
9. Cat jerigen agar terlihat lebih menarik,
10. Hubungkan kondensor dengan reaktor melalui pipa penghubung.

Reaktor
Kondensor
pirolisis
pirolisis

Gambar III- 6 Alat Pirolisis


III-10

III.2.2 Tahapan Kedua


Pada tahap kedua, berisi proses pengujian kondensor yang dilakukan pada
saat percobaan. Untuk lebih jelasnya, penelitian tahapan pertama dapat dilihat pada
gambar III-7 dibawah ini.

Melakukan Data Primer


percobaan Pengujian
1. Temperatur
2. Laju alir masa
3. Volume asap
Energi pada cair
kondensor
Pengolahan
Perpindahan
Data
kalor nyata
Energi pada
kondensor
Perpindahan
kalor maksimum
Analisis

Gambar III- 7 Tahap Kedua


a. Pengujian Alat
Pada pengujian kondensor kali ini, diperlukan beberapa parameter yang
akan digunakan dalam memperoleh nilai energi yang terjadi pada proses
kondensasi dan nilai efektifitas kondensor. Parameter-parameter untuk dapat
memperoleh nilai tersebut yaitu :
1. Temperatur asap masuk ke kondensor (Thin)
2. Temperatur asap cair keluar dari kondensor (Thout)
3. Temperatur awal air pendingin (Tcin)
4. Temperatur akhir air pendingin (Tcout)
5. Laju alir massa (m)
6. Volume asap cair yang dihasilkan (V)

b. Tahapan Pengujian
1. Persiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pengujian
2. Masukkan air kedalam tabung kondensor melalui selang dari kran dan
catat waktunya
3. Ukur temperatur air yang masuk ke kondensor dengan menggunakan
thermocouple
III-11

4. Ukur temperatur asap yang masuk ke kondensor dengan menggunakan


thermocouple
5. Ukur temperatur air yang keluar kondensor dengan menggunakan
thermocouple
6. Ukur volume asap cair yang dihasilkan dengan menggunakan gelas ukur
7. Pengambilan data setiap 10 menit sekali
8. Jika asap cair tidak lagi keluar maka pengujian selesai,
9. Buang air yang ada didalam kondensor
10. Bereskan kembali semua peralatan, proses pengujian selesai

c. Tempat Pengujian
Pengujian kondensor ini dilakukan di Laboratorium Energi Hidro dan
Termal (Lab Bawah) Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri
Bandung.

d. Alat Ukur Pengujian


1. Thermocouple
Thermocouple merupakan alat ukur jenis sensor temperatur yang digunakan
untuk mendeteksi atau mengukur temperatur melalui dua jenis logam konduktor
yang digabung pada ujungnya. Termokopel digunakan untuk mengukur
temperatur dalam asap yang masuk ke kondensor dan temperatur akhir air
pendingin.
2. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume asap cair yang dihasilkan oleh
kondensor.
3. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat ukur dengan besaran waktu yang dapat diaktifkan
dan dinonaktifkan. Pada saat pengujian menggunakan stopwatch yang sudah
tersedia didalam aplikasi handphone.
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

IV.1 Data Pengujian Kondensor Pirolisis


Pengujian kondensor dilakukan di Laboratorium Thermal pada tanggal 8
Agustus 2018. Pengujian pirolisis ini dilakukan 2 kali pengujian dengan bahan baku
yang berbeda yaitu tempurung kelapa dan tongkol jagung. Sebelum pengujian,
bahan baku yang akan digunakan dikeringkan terlebih dahulu selam beberapa hari
agar kandungan air dalam bahan baku berkurang, sehingga proses pembakaran
didalam reaktor maksimal yang mengakibatkan asap hasil pembakaran pun
maksimal yang melaju ke kondensor. Bahan bakar yang digunakan adalah gas LPG
3 kg. Untuk mendapatkan beberapa parameter yang dibutuhkan dalam pengolahan
data dilakukan pengambilan data dengan beberapa alat ukur yaitu thermocouple
digital, gelas ukur, dan stopwatch.
Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan bahan baku tempurung
kelapa. Asap yang dihasilkan sebanyak 325 ml dengan proses pembakaran selama
2 jam. Asap cair hasil pembakaran tempurung kelapa dapat dilihat pada gambar
IV.1

Gambar IV- 1 Asap cair tempurung kelapa


Data hasil pengujian dituangkan dalam tabel IV.1 sebagai berikut :

IV-1
IV-2

Tabel IV- 1 Data hasil pengujian

Dengan :
Tcin : temperatur air yang masuk ke kondensor (⁰C)
Tcout : temperatur air keluar kondensor (⁰C)
Thin : temperatur asap yang masuk ke kondensor (⁰C)
Thout : temperatur asap cair (⁰C)
Pengujian kedua dilakukan dnegan bahan baku tongkol jagung. Asap cair
yang dihasilkan sebanyak 180 ml dengan proses pembakaran selama 2 jam. Asap
cair hasil pembakaran tongkol jagung dapat dilihat pada IV.2.
IV-3

Gambar IV- 2 Asap cair tongkol jagung


Data hasil pengujian dengan menggunakan bahan baku tongkol jagung
dituangkan dalam tabel IV.2 sebagai berikut :
Tabel IV- 2 Data hasil pengujian

IV.2 Pengolahan Data


Setelah pengambilan data, dan mengetahui parameter-parameter yang
dibutuhkan untuk mengetahui penggunaan kebutuhan energi pada proses
IV-4

kondensasi yang terjadi selama pengujiam, maka akan dilakukan pengolahan data.
Dimana pada pengujian alat ini, dilakukan dengan adanya sirkulasi air. Sirkulasi air
pendingin yang masuk dimaksudkan untuk mengetahui penyerapan panas yang
disebabkan pelepasan panas dari asap hasil pembakaran yang berada didalam pipa
spiral kondensor, sehingga pada sirkulasi air keluar mengalami kenaikan
temperatur.
IV.2.1 Energi Panas Pada Proses Kondensasi
Berikut pengolahan data kali ini menggunakan data ke-10 pada tabel IV.1
dengan bahan baku tempurung kelapa sebagai sampel perhitungan.
Diketahui :
Tcin : 24,8 ̊C, Tcout : 42,5 ̊C, Thin : 126,2 ̊C, Thout : 43,5 ̊C
Tekanan asap : 190,76 Pa
Volume asap cair yang dihasilkan : 325 x 10-3 liter
Penyelesaian :
Untuk menghitung energi yang dibutuhkan pada proses kondensasi dengan
menggunakan persamaan 2.13, dimana luas tabung adalah A = 2πDL, maka luas
tabung adalah :
A = 2πDL
= 2 x 3,14 x 0,3 x 0,5
= 0,942 m2
Setelah mengetahui luas tabung kondensor, maka akan dicari bilangan
Reynold untuk fluida asap yang berada didalam pipa tembaga dengan
menggubakan persamaan 2.3.
Asumsi kandungan fluida asap sebagian besar adalah karbondioksida (CO2),
dengan menggunakan tabel properties A-16 yang terdapat pada lampiran.
Dengan menggunakan metode interpolasi pada perubahan temperatur film asap,
akan didapatkan properties dari asap tersebut.

Maka didapat properties tabel A-16 pada temperatur 84,85 ̊C :


ρ = 1,4479514 kg/m3
k = 0,021382 W/m oC
IV-5

μ = 1,777189 x 10-5
kg/ms
Pr = 0,7421723
Sebelum mencari bilangan Reynold, dibutuhkan laju alir asap cair
ρasap cair =

= 0,9723 kg/liter = 972,3 kg/m3

v= = 14 m/s

= 14685,7
Dikarenakan bilangan Reynold menunjukan aliran turbulen, maka untuk
mengetahui bilangan Nusselt menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:
Nu = 0,023 x Re0,8 x Pr0,3
= 0,023 x 14685,70,8 x 0,74217230,3
= 45,3
77,5 W/m oC

Pada temperatur fluida yang terdapat pada data ke-10, perubahan temperatur
yang terjadi secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan persamaan 2.9
sebagai berikut:
ΔTLMTD

Dari sisi air didapatkan debit air sebesar 5,3 x 10-4 m3/s. Adapun temperatur
filmnya adalah :
33,65 oC

Properties air didapatkan dari tabel A-9pada temperatur 27 ̊C :


ρ = 995,27 kg/m3
k = 0,62257 W/moC
μ = 0,0007 kg/ms
Pr = 4,6349
IV-6

= 781,726
Dikarenakan bilangan Reynold menunjukan aliran laminar, maka untuk
mengetahui bilangan Nusselt menggunakan rumus :
Nu = 0,332 x Re0,5 x Pr0,3
= 0,332 x 781,72629730,8 x 4,63490,3
= 14,70
30,51719 W/m oC

maka untuk nilai U ialah :

21,8987 W/m2 oC

Maka energi yang dibutuhkan pada saat proses kondensasi adalah :


𝑄 = 𝑈 𝐴 ∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑
= 21,8987 x 0,942 x 43.3705
= 894,7 J
Dari sampel pengolahan data yang telah dilakukan, maka pengolahan data
secara keseluruhan dapat dituangkan pada tabel IV.3 dengan bahan baku
tempurung kelapa.
IV-7

Tabel IV- 3 Data hasil perhitungan dengan bahan baku tempurung kelapa
TEMPURUNG KELAPA
menit tcin tcout thin thout Re asap Nu asap Hi Re air nu air ho Q
ke- oC oC oC oC W/m oC W/m oC joule
10 24.2 26.4 30.6 27.4 21300.4 61.4 83.0 618.9 14.2 28.8 74.0
20 24.2 28.6 42.2 29.2 20387.2 59.3 82.6 636.3 14.3 29.0 173.7
30 24.5 28.5 47.8 29.3 20010.0 58.4 82.5 638.0 14.3 29.0 210.6
40 24.8 28.9 51.5 30.3 19703.9 57.6 82.3 643.9 14.3 29.1 244.8
50 24.7 29.7 57.8 32.6 19154.8 56.3 82.0 649.7 14.3 29.1 322.3
60 24.8 29.9 69.5 37.5 18134.0 53.9 81.3 652.2 14.3 29.2 478.2
70 24.8 32.5 88.8 39.2 16911.0 50.9 80.2 675.3 14.4 29.4 623.3
80 24.6 35.4 97.6 40.6 16342.9 49.5 79.6 701.0 14.5 29.7 693.6
90 24.8 42.1 112.4 43.1 15415.2 47.2 78.5 776.8 14.7 30.5 799.0
100 24.8 42.5 126.2 43.5 14685.7 45.3 77.5 781.7 14.7 30.5 894.7
110 25.1 42.3 126.1 42.9 14721.0 45.4 77.6 783.0 14.7 30.5 879.3
120 24.8 36.2 103.5 41 15999.9 48.6 79.2 711.1 14.5 29.8 732.4
Keterangan :
Tcin : temperatur air yang masuk ke kondensor (⁰C) Re asap : bilangan Reynold asap
Tcout : temperatur air keluar kondensor (⁰C) Re air : bilangan Reynlod air
Thin : temperatur asap yang masuk ke kondensor (⁰C) Nu asap : bilangan Nusselt asap
Thout : temperatur asap cair (⁰C) Nu air : bilangan Nusselt air
Sedangkan dengan baku tongkol jagung, hasil pengolahan data dituangkan pada tabel IV.4 sebagai berikut :
IV-8

Tabel IV- 4 Data hasil perhitungan dengan bahan baku tongkol jagung

TONGKOL JAGUNG
menit Tcin Tcout Thin Thout Re asap Nu asap Hi Re air nu air ho Q
ke- oC oC oC oC w/m oC w/m oC joule
10 23.6 24.1 25.2 23.8 6647.6 24.2 32.0 594.1 14.1 28.4 7.5
20 23.7 24.6 60.8 24.9 5895.3 21.9 31.6 598.4 14.1 28.5 144.9
30 23.9 26.5 94.9 27.1 5228.5 19.9 31.0 614.0 14.2 28.7 298.6
40 24.2 27.1 95.5 27.5 5211.1 19.8 31.0 620.9 14.2 28.7 301.5
50 24.2 27.5 98.7 28.6 5136.9 19.6 30.9 624.1 14.2 28.8 336.7
60 24.5 27.8 107.6 28.9 4981.1 19.1 30.7 628.8 14.2 28.8 364.3
70 24.6 28.1 111.1 31.5 4879.9 18.8 30.5 632.1 14.2 28.9 427.8
80 24.4 28.3 115.7 33.6 4770.8 18.5 30.4 632.1 14.2 28.9 484.4
90 24.6 28.1 98.4 33.6 5056.8 19.4 30.8 632.1 14.2 28.9 418.5
100 24.8 28.5 95 32.7 5130.1 19.6 30.9 636.9 14.2 28.9 387.0
110 25.1 28.4 94.6 30.7 5171.3 19.7 30.9 638.6 14.2 29.0 345.6
120 25.2 28.5 88.9 30.1 5281.0 20.1 31.0 640.2 14.2 29.0 312.0
IV-9

IV.2.2 Efektivitas Kondensor


Pada perhitungan efektivitas kondensor menggunakan sampel data pengujian
ke-10 dengan bahan baku tempurung kelapa dengan persamaan 2.12 sebagai berikut
:

Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dituangkan


pada tabel IV.5 untuk bahan baku tempurung kelapa sebagai berikut:
Tabel IV- 5 nilai efektivitas dengan bahan baku tempurung kelapa

TEMPURUNG KELAPA
menit tcin tcout thin thout
efektivitas
ke- ⁰C ⁰C ⁰C ⁰C
10 24.2 26.4 30.6 27.4 0.50
20 24.2 28.6 42.2 29.2 0.72
30 24.5 28.5 47.8 29.3 0.79
40 24.8 28.9 51.5 30.3 0.79
50 24.7 29.7 57.8 32.6 0.76
60 24.8 29.9 69.5 37.5 0.72
70 24.8 32.5 88.8 39.2 0.78
80 24.6 35.4 97.6 40.6 0.78
90 24.8 42.1 112.4 43.1 0.79
100 24.8 42.5 126.2 43.5 0.82
110 25.1 42.3 126.1 42.9 0.82
120 24.8 36.2 103.5 41 0.79
Adapun hasil pengolahan data dengan bahan baku tongkol jagung
dituangkan pada tabel IV.6 sebagai berikut :
IV-10

Tabel IV- 6 nilai efektivitas dengan bahan baku tongkol jagung

TONGKOL JAGUNG
menit Tcin Tcout Thin Thout
Efektivitas
ke- ⁰C ⁰C ⁰C ⁰C
10 23.6 24.1 25.2 23.8 0.69
20 23.7 24.6 60.8 24.9 0.69
30 23.9 26.5 94.9 27.1 0.73
40 24.2 27.1 95.5 27.5 0.75
50 24.2 27.5 98.7 28.6 0.77
60 24.5 27.8 107.6 28.9 0.79
70 24.6 28.1 111.1 31.5 0.83
80 24.4 28.3 115.7 33.6 0.84
90 24.6 28.1 98.4 33.6 0.73
100 24.8 28.5 95 32.7 0.72
110 25.1 28.4 94.6 30.7 0.68
120 25.2 28.5 88.9 30.1 0.65

IV.3 Pembahasan
Dari hasil rancangan kondensor yang telah dilakukan, didapatkan ukuran
tabung (shell) dengan tinggi 50 cm dan diameter 30 cm, sementara itu untuk jumlah
pipa (tubes) dari hasil perancangan didapatkan panjang pipa 15 m dengan diameter
0,5 inchi dengan jumlah pipa 1 buah.
Pada pengujian pertama dilakukan pembakaran dengan bahan baku
tempurung kelapa. Dari hasil pembakaran temperatur dinding reaktor maksimal
yang didapat sebesar 364 ⁰C. Hal tersebut dicapai dalam kurun waktu 2 jam. Asap
hasil pembakaran selanjutnya mengalir kedalam kondensor melewati pipa
penghubung antara reaktor dan kondensor. Temperatur asap hasil pembakaran
maksimal 163 ⁰C, namun yang masuk ke kondensor maksimal mencapai temperatur
126,2 ⁰C. Hal tersebut disebabkan karena isolasi yang kurang rapat pada tutup
reaktor yang menyebabkan terjadinya losses. Dari hasil pengujian tersebut, asap cair
keluar pada menit ke 60 sampai menit ke-100. Asap cair yang dihasilkan 325 ml dari
massa bahan baku awal 3 kg tempurung kelapa. Tetapi pada proses pengujian
IV-11

terdapat banyak produk tar yang bercampur dengan asap cair. Massa akhir bahan
baku yang tersisa sebanyak 0,975 kg berupa arang.
Hasil pengujian yang dilakukan, didapatkan data-data sebagai parameter
untuk mengetahui penggunaan kebutuhan energi yang terjadi selama pengujian. Dari
hasil pengolahan data, energi yang dibutuhkan pada proses pengujian dengan bahan
baku tempurung kelapa yang tertinggi mencapai 894,7 Joule pada menit ke 100.
Dapat dilihat pada gambar IV-3.

hubungan t terhadap Q
1000.0
900.0
800.0
700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)

Gambar IV- 3 Grafik hubungan t terhadap Q


Pada grafik IV-3 hubungan t terhadap Q dapat ditunjukan bahwa pada
pengujian selama 2 jam membutuhkan energi yang besar. Hal ini dikarenakan
semakin lama waktu pengujian, maka temperatur semakin naik yang menyebabkan
energi yang dibutuhkan juga semakin besar, namun pada menit ke-120 mengalami
penurunan temperatur. Hal ini diakibatkan karena tempurung kelapa telah menjadi
arang seluruhnya yang menyebabkan produksi asap pada pemanasan tempurung
kelapa mengalami penurunan, sehingga asap yang masuk ke kondensor merupakan
asap sisa hasil pemanasan. Energi terbesar di dapat pada menit ke 100 yaitu sebesar
894,7 Joule, sedangkan energi terendah didapat pada awal pengujian sebesar 74.0
Joule.
Pengujian selanjutnya menggunakan bahan baku tongkol jagung, dimana
tongkol jagung dilakukan pengeringan terlebih dahulu. Asap cair muncul pada menit
IV-12

ke-70 hingga menit ke-100. Asap cair yang dihasilkan sebanyak 180 ml. Hal ini
karena pada tongkol jagung masih terdapat kadungan air yang menyebabkan
pembakaran yang terjadi tidak maksimal, sehingga asap yang dihasilkan juga tidak
maksimal. Dari hasil pengujian didapatkan data-data sebagai parameter untuk
menghitung energi yang dibutuhkan pada saat proses kondensasi. Gambar IV.2
merupakan grafik hubungan antara waktu (t) dengan energi yang dibutuhkan pada
proses kondensasi (Q).

Hubungan t terhadap Q
600.0

500.0

400.0

300.0

200.0

100.0

0.0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (waktu)

Gambar IV- 4 Grafik hubungan t terhadap Q


Pada grafik IV-4 hubungan t terhadap Q dengan bahan baku tempurung
kelapa menunjukan bahwa semakin lama waktu pengujian maka semakin banyak
energi yang dibutuhkan dalam proses kondensasi. Hal ini karena temperatur yang
dihasilkan juga semakin naik seiring dengan lamanya waktu pembakaran, namun
terjadinya penurunan temperatur pada menit ke-90. Waktu pembakaran dilakukan
selama 2 jam. Temperatur asap yang masuk ke kondensor maksimal hanya
mencapai 115.7 ⁰C.
Dari hasil pengolahan data, nilai efektivitas kondensor yang telah dibuat
mengalami kenaikan dan penurunan efektifitas kondensor dari bahan baku sebanyak
3 kg. Kenaikan efektifitas kondensor mencapai 0,8. Hal ini dikarenakan semakin
lama waktu pembakaran maka akan menyebabkan temperatur asap semakin naik,
sehingga laju alir asap akan naik yang mengakibatkan pada kenaikan bilangan
Reynold, sehingga peningkatan efektivitas perpindahan panas semakin meningkat.
IV-13

Adapun penurunan efektifitas dikarenakan oleh bahan baku didalam reaktor telah
menjadi arang, sehingga asap yang masuk ke kondensor menjadi berkurang.
Sunjaya (2012) membuat penelitian mengenai pembuatan dan pengujian kondensor
menghasilkan efektifitas kondensor sebesar 0,75 dengan bahan baku yang
digunakan sampah plastic dengan lama waktu pembakaran 3 jam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kondensor yang telah dibuat mampu menghasilkan asap cair sebanyak 325 ml
untuk bahan baku tempurung kelapa dan 180 ml untuk bahan baku tongkol
jagung.
2. Nilai efektivitas perpindahan panas pada kondensor sangat baik mencapai
0,82.

V.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Untuk pembuatan kondensor sebagai alat penukar panas untuk menghasilkan
asap cair dapat dilakukan dengan jenis kondensor yang berbeda guna
mengetahui seberapa banyak asap cair yang dihasilkan.
2. Lakukan terlebih dahulu pengeringan yang maksimal terhadap bahan baku
agar asap cair yang dihasilkan pun maksimal.

V-1
V-2

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syukur, 2009, Penelitian Rancang Bangun Alat Cetak Plastik Limbah Untuk
Pembuatan Biji Tasbih, DIPA Polines, Semarang.

Abdul Syukur, (2012), Rancang Bangun Alat Cetak Plastik Limbah Untuk
Pembuatan Kepala Palu Lunak,DIPA Polines, Semarang.

Andromreda, Chandra, 2015. Pembuatan dan Pengujian Kondensor Tipe Spiral


Untuk Menghasilkan Minyak Pirolisis. Jurusan Teknik Konversi Energi.
Politeknik Negeri Bandung.

Chem Edu, Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar


Minyak..www.chemedu09.word press.com, diakses Mei ( 2013).

Darmadji, Purnama. 1997. Antibakteri Asap Cair Dari Limbah Pertanian. Agritech,
16(4): 1992

Holman, J.P, 1994. Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Alih Bahasa Ir. E. Jasjfi,
Msc, Erlangga, Jakarta: Penerbit Erlangga

Kamaruddin A, dkk. Energi dan Listrik Pertanian. Ropiudin dan Aep SU Editor
(edisi revisi). Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian IPB
Ramdan, Sugie Taofik, 2012. Pembuatan dan Pengujian Reaktor Pirolisa Pada Alat
Penghasil Asap Cair dengan Bahan Baku Tempurung Kelapa. Jurusan
Teknik Konversi Energi. Politeknik Negeri Bandung.

Ratnasari, F, 2011. Pengolahan cangkang kelapa sawit dengan teknik pirolisis untuk
produk bio-oil. Semarang.

Sunjaya, Antonius, 2016. Pembuatan dan Pengujian Kondensor Tipe Spiral Untuk
Menghasilkan Minyak Pirolisis. Jurusan Teknik Konversi Energi.
Politeknik Negeri Bandung.
V-3

LAMPIRAN
V-4

LAMPIRAN A

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


V-5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Siti Nurazizah

Alamat / Address : Kp. Pareang Lio RT 02 RW 01

Desa Mandalasari, Kecamatan Cipatat

Kode Pos / Postal Code : 40554

Nomor Telepon / Phone : +6283819287355

E-mail : sitinurazizah36@gmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Perempuan

Tanggal Lahir / Date of Birth : Bandung, 10 Mei 1997

Status Marital / Marital Status : Belum Menikah

Warga Negar / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam


V-6

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan


Jenjang Pendidikan

Education Information

Periode Sekolah / Institusi/ Jurusan Jenjang


Universitas

2003-2009 SD Negeri Pareang Kolot - -

2009-2012 MTs Al-Mukhtariyyah - -


Rajamandala

2012-2015 SMA Negeri 1 Ciranjang IPA -

2015-2018 Politeknik Negeri Bandung Teknik Konversi Energi D3

Pendidikan Non Formal / Training - Seminar

No Piagam / Sertifikat Tingkat Jabatan Keterangan

1. Program Pengenalan Politeknik Peserta Bersertifikat


Kehidupan Kampus Negeri Bandung
(Learning Re-Creation)

2. Pelatihan Bela Negara dan Politeknik Peserta Bersertifikat


Kedisiplinan Mahasiswa Negeri Bandung

Politeknik
3. ESQ Leadership Training Peserta Bersertifikat
Negeri Bandung

Politeknik
4. Training Motivasi Peserta Bersertifikat
Negeri Bandung

Pengalaman Organisasi
Organization Experience

No Organisasi Jabatan Waktu/Periode

1. Palang Merah Remaja Anggota 2012-2013

Himpunan Mahasiswa
2. Bendahara Departemen Agama 2016-2017
Teknik Energi
V-7

LAMPIRAN B

DATA PENGUJIAN
V-8

LAMPIRAN B DATA PENGUJIAN


Data hasil pengujian kondensor pirolisis dengan bahan baku tempurung kelapa..

TEMPURUNG KELAPA
tcin tcout thin thout Asap Cair
menit ke-
oC oC oC oC (ml)
10 24.2 26.4 30.6 27.4 0
20 24.2 28.6 42.2 29.2 0
30 24.5 28.5 47.8 29.3 0
40 24.8 28.9 51.5 30.3 0
50 24.7 29.7 57.8 32.6 0
60 24.8 29.9 69.5 37.5 45
70 24.8 32.5 88.8 39.2 77
80 24.6 35.4 97.6 40.6 102
90 24.8 42.1 112.4 43.1 63
100 24.8 42.5 126.2 43.5 38
110 25.1 42.3 126.1 42.9 0
120 24.8 36.2 103.5 41 0

Keterangan :
T dalam : Temperatur dalam reaktor
T luar : Temperatur luar reaktor
V-9

Data hasil pengujian kondensor pirolisis bahan baku tongkol jagung.

TONGKOL JAGUNG
Tcin Tcout Thin Thout Asap Cair
menit ke-
oC oC oC oC (ml)
10 23.6 24.1 25.2 23.8 0
20 23.7 24.6 60.8 24.9 0
30 23.9 26.5 94.9 27.1 0
40 24.2 27.1 95.5 27.5 0
50 24.2 27.5 98.7 28.6 0
60 24.5 27.8 107.6 28.9 0
70 24.6 28.1 111.1 31.5 25
80 24.4 28.3 115.7 33.6 77
90 24.6 28.1 98.4 33.6 60
100 24.8 28.5 95 32.7 18
110 25.1 28.4 94.6 30.7 0
120 25.2 28.5 88.9 30.1 0

Keterangan :

T dalam : Temperatur dalam reaktor


T luar : Temperatur luar reaktor
10

Tabel b.1 hasil perhitungan dengan bahan baku tongkol jagung

Tc Tc Th Th Tf Tf
ρ k μ hi ρ k μ U ho Q
menit in out in out gas Re Nu air
pr pr lmtd
ke- o oC oC oC oC kg/m W/moC asap asap W/m oC W/moC W/m2 W/m
C kg/ms oC kg/m3 kg/ms oC Joule
3 oC

10 23.6 24.1 25.2 23.8 24.5 1.81 0.02 0.000015 0.76 6647.62 24.21 38.73 23.85 997.23 0.60 0.00 6.34 15.05 0.53 28.40 7.48
20 23.7 24.6 60.8 24.9 42.85 1.70 0.02 0.000015 0.75 6239.17 22.96 33.08 24.15 997.17 0.61 0.00 6.29 14.97 10.27 28.45 144.92
30 23.9 26.5 94.9 27.1 61 1.59 0.02 0.000015 0.75 5835.19 21.72 33.82 25.20 996.96 0.61 0.00 6.11 14.89 21.29 28.66 298.59
40 24.2 27.1 95.5 27.5 61.5 1.59 0.02 0.000015 0.75 5824.06 21.69 33.84 25.65 996.87 0.61 0.00 6.03 14.91 21.47 28.75 301.54
50 24.2 27.5 98.7 28.6 63.65 1.58 0.02 0.000015 0.75 5776.20 21.54 33.91 25.85 996.83 0.61 0.00 5.99 14.90 24.00 28.79 336.70
60 24.5 27.8 107.6 28.9 68.25 1.55 0.02 0.000015 0.75 5673.81 21.22 34.04 26.15 996.77 0.61 0.00 5.94 14.86 26.02 28.85 364.33
70 24.6 28.1 111.1 31.5 71.3 1.53 0.02 0.000015 0.75 5605.92 21.01 34.11 26.35 996.73 0.61 0.00 5.91 14.84 30.60 28.89 427.76
80 24.4 28.3 115.7 33.6 74.65 1.51 0.02 0.000015 0.75 5531.36 20.78 34.18 26.35 996.73 0.61 0.00 5.91 14.80 34.74 28.89 484.40
90 24.6 28.1 98.4 33.6 66 1.56 0.02 0.000015 0.75 5723.89 21.38 33.98 26.35 996.73 0.61 0.00 5.91 14.90 29.82 28.89 418.54
100 24.8 28.5 95 32.7 63.85 1.58 0.02 0.000015 0.75 5771.75 21.53 33.91 26.65 996.67 0.61 0.00 5.85 14.94 27.51 28.95 387.04
110 25.1 28.4 94.6 30.7 62.65 1.58 0.02 0.000015 0.75 5798.46 21.61 33.88 26.75 996.65 0.61 0.00 5.84 14.95 24.54 28.97 345.62
120 25.2 28.5 88.9 30.1 59.5 1.60 0.02 0.000015 0.75 5868.57 21.82 33.77 26.85 996.63 0.61 0.00 5.82 14.99 22.10 28.99 311.99
11

Tabel b.1 hasil perhitungan dengan bahan baku tempurung kelapa

Tc Tc Th Th tf Tf
ρ k μ hi ρ k μ ho q
menit in out in out asap Nu air nu
pr Re asap pr Re air
ke o asap W/m o air W/m
C oC oC oC oC kg/m3 W/moC kg/ms o
C kg/m3 W/m C kg/ms Joule
oC oC
10 24.2 26.4 30.6 27.4 29 1.787 0.017 0.00002 0.76 21300.4 61.42 83.00 25.30 996.94 0.61 0.00 6.09 618.90 14.20 28.76 73.98
20 24.2 28.6 42.2 29.2 35.7 1.747 0.017 0.00002 0.76 20387.16 59.26 82.63 26.40 996.72 0.61 0.00 5.90 636.34 14.26 28.98 173.68
30 24.5 28.5 47.8 29.3 38.55 1.729 0.018 0.00002 0.76 20009.98 58.36 82.45 26.50 996.70 0.61 0.00 5.88 637.97 14.27 29.00 210.57
40 24.8 28.9 51.5 30.3 40.9 1.715 0.018 0.00002 0.75 19703.86 57.63 82.29 26.85 996.83 0.61 0.00 5.82 643.89 14.29 29.07 244.85
50 24.7 29.7 57.8 32.6 45.2 1.689 0.018 0.00002 0.75 19154.83 56.32 81.97 27.20 996.56 0.61 0.00 5.76 649.65 14.31 29.14 322.35
60 24.8 29.9 69.5 37.5 53.5 1.638 0.019 0.00002 0.75 18133.95 53.85 81.26 27.35 996.53 0.61 0.00 5.73 652.21 14.32 29.17 478.24
70 24.8 32.5 88.8 39.2 64 1.575 0.020 0.00002 0.75 16911.04 50.87 80.1 28.65 996.27 0.61 0.00 5.50 675.27 14.39 29.43 623.28
80 24.6 35.4 97.6 40.6 69.1 1.544 0.020 0.00002 0.75 16342.85 49.47 79.61 30.00 996.00 0.62 0.00 5.27 701.03 14.47 29.72 693.60
90 24.8 42.1 112.4 43.1 77.75 1.491 0.021 0.00002 0.74 15415.18 47.16 78.51 33.45 995.31 0.62 0.00 4.67 776.82 14.69 30.47 798.98
100 24.8 42.5 126.2 43.5 84.85 1.448 0.021 0.00002 0.74 14685.73 45.33 77.54 33.65 995.27 0.62 0.00 4.63 781.73 14.71 30.52 894.67
110 25.1 42.3 126.1 42.9 84.5 1.450 0.021 0.00002 0.74 14721.04 45.42 77.60 33.70 995.26 0.62 0.00 4.63 782.96 14.71 30.53 879.26
120 24.8 36.2 103.5 41 72.25 1.525 0.020 0.00002 0.75 15999.9 48.62 79.22 30.50 995.90 0.62 0.00 5.18 711.08 14.50 29.82 732.35
LAMPIRAN C

PERHITUNGAN DATA

V-1
V-2

Diketahui :
Tcin : 24,8 ̊C, Tcout : 42,5 ̊C, Thin : 126,2 ̊C, Thout : 43,5 ̊C
Tekanan asap : 190,76 Pa
Volume asap cair yang dihasilkan : 325 x 10-3 liter
Penyelesaian :
Untuk menghitung energi yang dibutuhkan pada proses kondensasi dengan
menggunakan persamaan 2.13, dimana luas tabung adalah A = 2πDL, maka luas
tabung adalah :
A = 2πDL
= 2 x 3,14 x 0,3 x 0,5
= 0,942 m2
Setelah mengetahui luas tabung kondensor, maka akan dicari bilangan Reynold
untuk fluida asap yang berada didalam pipa tembaga dengan menggubakan
persamaan 2.3.
Asumsi kandungan fluida asap sebagian besar adalah karbondioksida (CO2),
dengan menggunakan tabel properties A-16 yang terdapat pada lampiran. Dengan
menggunakan metode interpolasi pada perubahan temperatur film asap, akan
didapatkan properties dari asap tersebut.
126,2 + 43,5
𝑇𝑓 = = 84,85 ̊C
2
Maka didapat properties tabel A-16 pada temperatur 84,85 ̊C :
ρ = 1,4479514 kg/m3
k = 0,021382 W/m oC
μ = 1,777189 x 10-5 kg/ms
Pr = 0,7421723
Sebelum mencari bilangan Reynold, dibutuhkan laju alir asap cair

V-2
V-3

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑝 𝑐𝑎𝑖𝑟 0,316 𝑘𝑔


ρasap cair = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑎𝑝 𝑐𝑎𝑖𝑟 = 325 x 10−3

= 0,9723 kg/liter = 972,3 kg/m3


2 𝑥 (𝑃𝑜−𝑃1) 2 𝑥 (101325 −190,76)
v=√ =√ = 14 m/s
𝜌 972,3

𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
1,4479514 x 14 x 12x10ˉ3
= 1,777189 x 10ˉ5

= 14685,7
Dikarenakan bilangan Reynold menunjukan aliran turbulen, maka untuk
mengetahui bilangan Nusselt menggunakan persamaan 2.5 sebagai berikut:
Nu = 0,023 x Re0,8 x Pr0,3
= 0,023 x 14685,70,8 x 0,74217230,3
= 45,3
𝑁𝑢 𝑥 𝐾 45,3 x 0,021382
ℎ𝑖 = = = 77,5 W/m oC
𝐷 12 x 10−3

Pada temperatur fluida yang terdapat pada data ke-10, perubahan temperatur yang
terjadi secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan persamaan 2.9 sebagai berikut:
(𝑇ℎ𝑖 −𝑇𝑐𝑜 )−(𝑇ℎ𝑜 −𝑇𝑐𝑖 )
ΔTLMTD = (𝑇ℎ𝑖 −𝑇𝑐𝑜 )
𝑙𝑛
(𝑇ℎ𝑜 −𝑇𝑐𝑖 )

(126,2 −42,5)−(43,5 −24,8)


= (126,2 −42,5) = 43.3705
𝐼𝑛
(43,5 −24,8)

Dari sisi air didapatkan debit air sebesar 5,3 x 10-4 m3/s. Adapun temperatur filmnya
adalah :
24,8+42,5
𝑇𝑓 = =33,65 oC
2

Properties air didapatkan dari tabel A-9pada temperatur 27 ̊C :


ρ = 995,27 kg/m3
k = 0,62257 W/m oC
μ = 0,0007 kg/ms

V-3
V-4

Pr = 4,6349
𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
995,7 x 1,83 x 10−3 x 0.3
= 0,0007

= 781,726
Dikarenakan bilangan Reynold menunjukan aliran laminar, maka untuk
mengetahui bilangan Nusselt menggunakan rumus :
Nu = 0,332 x Re0,5 x Pr0,3
= 0,332 x 781,72629730,8 x 4,63490,3
= 14,70
𝑁𝑢 𝑥 𝐾 14,70542414 x 0,62257
ℎ𝑜 = = = 30,51719 W/m oC
𝐷 0,3

maka untuk nilai U ialah :


1
𝑈=
1 1
+
ℎ𝑖 ℎ𝑜
1
= 1 1 = 21,8987 W/m2 oC
+
77,5 30,51719

Maka energi yang dibutuhkan pada saat proses kondensasi adalah :


𝑄 = 𝑈 𝐴 ∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑
= 21,8987 x 0,942 x 43.3705
= 894,7 J

V-4
V-5

V-5
V-6

LAMPIRAN C

GAMBAR

V-6
V-7

1. Proses Pembuatan Alat

Gambar 1. Hasil pembuatan pipa spiral dengan menggunakan mesin


annealin

Gambar 2. Proses penyambungan pipa spiral

V-7
V-8

Gambar 3. Proses pengujian pipa sepiral dengan menggunakan alat


kebocoran pipa

Gambar 4. Pembuatan shell kondensor

Gambar 5. Sistem pirolisis

V-8
V-9

2. Alat-alat yang digunakan

Gambar 6. Alat Pelindung Diri

Gambar 7 Penggores Baja

Gambar 8 Jangka Sorong

V-9
V-10

Gambar 9 Gerinda Tangan

Gambar 10 Bor Tangan

V-10
V-11

Gambar 11 Kunci Pas

Gambar 8 Palu

V-11
V-12

Gambar 9 Alat Kebocoran Pipa

Gambar Lainnya :

Gambar 10 Tongkol Jagung dimasukkan ke reaktor

V-12
V-13

Gambar 11 Arang tempurung kelapa

Gambar 12 tempurung kelapa dimasukkan ke reaktor

Gambar 13 Asap cair

V-13
V-14

LAMPIRAN D

GAMBAR TEKNIK

V-14

Anda mungkin juga menyukai