Anda di halaman 1dari 100

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA


PANAS TERHADAP LAJU PENGERINGAN RAK TELUR DENGAN
TUNGKU BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI

OLEH :
DIAN KUSUMAWATI
D211 14 003

DEPARTEMEN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


HASANUDDIN MAKASSAR
2018
SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA


PANAS TERHADAP LAJU PENGERINGAN RAK TELUR DENGAN
TUNGKU BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI

OLEH :
DIAN KUSUMAWATI
D211 14 003

Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik


Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

DEPARTEMEN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


HASANUDDIN MAKASSAR
2018

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Udara Panas terhadap Laju Pengeringan
Rak Telur dengan Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi”. Penulisan skirpsi ini
disusun untuk memenuhi syarat wajib penulisan skripsi dan tugas akhir program S1
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca adalah hal yang dapat penulis gunakan
sebagai acuan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan
tugas akhir ini, berbagai pihak telah banyak memberikan dorongan, bantuan serta
masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua penulis, Dra. Ida Kurniati selaku Ibu penulis yang senantiasa
mendukung, memfasilitasi, dan mendoakan kesuksesan penulis selama ini
dan Drs.Alimin, S.A.P selaku Ayah penulis, yang selalu menjadi panutan
dalam menuntut ilmu.
2. Saudara-saudara penulis, Ahmad Alimin dan Muh.Shafwan Alimin yang
selalu memberikan semangat serta dukungan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Ibu Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor Universitas
Hasanuddin, Makassar

4. Bapak Dr. Ir. Ilyas Renreng, MT. selaku ketua Departemen Teknik Mesin
FT-UH

5. Bapak Dr.Ir. H. Nasruddin Aziz, M.Si. selaku pembimbing I yang telah


meluangkan waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
6. Ibu Dr. Ir. Zuryati Djafar, MT. selaku pembimbing II yang senantiasa
memberikan wejangan untuk kelacaran dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.

7. Bapak Hasnawi sekeluarga selaku orang tua kedua selama di Sidrap yang
senantiasa membantu penulis selama berada di lokasi pengambilan data.
iv
8. Om Nawir,dan bapak-bapak pegawai pabrik yang senantiasa membantu
penulis dalam proses pengerjaan mesin.

9. Wilyan Ginda dan Syarifuddin Baharsyah, selaku rekan kerja tugas akhir ini
yang selalu menolong dan menyemangati hingga tugas akhir ini selesai.

10. Saudara-saudara Radiator 2014 yang selalu menghibur dan mendukung


penulis.

11. Dosen-dosen Teknik Mesin yang menjadi tempat penulis belajar.

12. Seluruh staf dan karyawan Departeman Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin Makassar.

13. Risma,Cici,Nina,Ekki,Nuni,Ira,Ulmi,Okta dan Zein yang senantiasa


memberikan motivasi dan menghibur penulis selama mengerjakan tugas
akhir ini.

14. Nur Indah Pujiati,Ainun Pratiwi Herman,Byan, dan Fadhlan selaku sosok
yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini
secepatnya.

15. Teman teman Anti Baper yang senantiasa menghibur dan memberikan
semangat penulis (Dini, Nisa, Egif, Fahmi, Aldo, Juan, Siddiq, Ginda,
Syarif, Abid, Ridho, Binsar,dan Erwin).

16. Bonto Loe Squad, Dila,Erly,Uca,Dettol,Eko,Basuki,dan Aryo yang selalu


menyemangati penulis dalam tugas akhir ini.
17. Puput,Nia, Kak Fauzan,Kak Uzi,Kak Rani,Kak Rika,Kak Cika,Kak
Wien,Kak Mul,Kak Iwal, Kak Chunk, Kak Azam,Kak Ardi yang senantiasa
mengingatkan dan memotivasi selama penulis mengerjakan tugas akhir ini.

18. drh.Andi Aswan Salam dan Andi Eka Pradana, ST, yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan bagi penulis.

19. Keluarga besar penulis yang menjadi orang-orang yang selalu mendukung
kegiatan akademik penulis.

Dan terima kasih kepada keluarga dan semua pihak yang tidak disebutkan
namanya satu persatu atas bantua dan doa yang diberikan kepada penulis,
semoga Allah membalas kebaikan kalian.

v
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak mengalami
kekurangan baik isi, penggunaan kata dan ejaan yang kurang sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas akhir ini ini. Semoga tugas akhir ini dapat menambah
wawasan. Akhirnya semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan .

Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

  Makassar, Oktober 2018

Dian Kusumawati

vi
ABSTRAK

Dian Kusumawati (D211 14 003) . Dibimbing oleh Dr.Ir. H. Nasruddin Aziz,


M.Si. dan Dr. Ir. Zuryati Djafar, MT.

Mesin pengering rak telur dengan tungku berbahan bakar sekam padi
dirancang untuk membantu produsen rak telur agar terhindar dari masalah
pengeringan saat musim hujan, di mana selama ini proses pengeringan dilakukan
dengan metode konvensional yaitu menggunakan panas matahari. Mesin ini
dirancang dengan memanfaatkan udara panas dari hasil pembakaran sekam padi
kemudian diteruskan masuk pada Compact heat exchanger plate-fin 2.0 di mana
udara panas tersebut bercampur dengan udara lingkungan dan masuk ke dalam oven
untuk mengeringkan rak telur. Dalam penelitian ini dilakukan variasi laju aliran
massa udara panas hasil pembakaran sekam padi sehingga diketahui pengaruhnya
terhadap laju pengeringan rak telur,dan menentukan karakteristik temperatur rak
telur, dan pengaruh variasi kecepatan aliran udara lingkungan terhadap hasil
pengeringan.
Pengambilan data yang dilakukan yaitu data temperatur rak telur, kadar air
rak telur, massa awal dan akhir rak telur dan kecepatan aliran udara dari blower
udara lingkungan maupun udara panas hasil pembakaran sekam pada mesin
pengering rak telur. Dengan variasi laju aliran massa udara panas yaitu 0.041 kg/s,
0.043 kg/s, 0.049 kg/s, 0.053 kg/s dan kecepatan aliran udara lingkungan yaitu 17
m/s, 18 m/s, 19 m/s, 20 m/s.
Laju pengeringan sangat dipengaruhi oleh variasi kecepatan aliran udara
lingkungan dan laju aliran udara panas hasil pembakaran di mana kecepatan aliran
udara yang optimal yaitu sekitar 19 m/s, laju aliran massa udara panas 0.049 kg/s
dengan kecepatan putaran blower udara yaitu 2800 rpm baik itu untuk udara bersih
maupun udara panas hasil pembakaran sekam padi. Dengan penurunan nilai kadar
air setiap 15-20 menit selama proses pengeringan rak telur,besar perubahan kadar
air sekitar 19%-20%. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperoleh
nilai efisiensi pengeringan yang paling tinggi yaitu sebesar 36.01% untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,043 kg/s dan nilai efisiensi pengeringan yang paling
rendah yaitu sebesar 32.87% pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s.

Kata Kunci : Mesin Pengering Rak Telur, Alat Penukar Kalor, Laju Aliran
Massa, Laju Pengeringan.

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... .. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... .. vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..……… xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xv
DAFTAR NOTASI……………………………………………………………. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3.2. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
1.4. Batasan Masalah...................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Bakar Biomassa…………………………..................................... 5
2.2. Sekam Padi……………………………………………………………… 7
2.3. Proses Pengeringan………....................................................................... 8
2.4. Jenis Pengeringan………………………………………….…………… 12
2.3.1. Pengeringan Buatan…………………......................................... 12
2.3.2. Pengeringan Alami……………………....................................... 14
2.4. Mesin Pengering Rak…………………………………………………... 14
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan……………………………… 16
2.6. Kadar Air …………………...…………………………....……………. 17
2.7. Laju Pengeringan ……………………………………………...…….… 17
2.8. Perhitungan Teoritis……………………………………………………. 18
  2.8.1 Efisiensi Pengeringan .……….………………………........…… 18
  2.8.2 Persamaan Kesetimbangan Energi …………………………….. 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Kerangka Penelitian................................................................................. 20

viii
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………............................................... 21
3.3. Rancangan Instalasi Penelitian............................................................. 21
3.4. Rencana Pelaksanaan Penelitian …………………………………….… 22
3.5. Peralatan Penelitian………………………………………………….…. 22
3.6. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengambilan Data……………………………………………….... 25
  4.1.1 Data Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur….………..... 25

A. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s


dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……………… 25
B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s
dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……………… 26
C. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s
dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……………… 27
D. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s
dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……………… 28
E. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara
Lingkungan
17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……… 29
F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan
18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas .......…
31
G. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan
19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…...…
32
H. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan
20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…...…
34

4.1.2 Data Hubungan Waktu Mencapai Kadar Air Rak Telur 22% terhadap

Laju Aliran Massa Udara Panas…………...……....… 36

A. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas………...…... 36

ix
B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………..… 36

C. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……....…….. 37

D. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………..… 38

E. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…….. 39

F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas……. 40

G. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…… 41

H. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas….… 42

4.2. Hasil Perhitungan Laju Pengeringan…………………………………. 43

A. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………… 44

B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………… 45

C. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………… 46

D. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…………… 47

E. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas...…. 48

x
F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…… 49

G. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…… 50

H. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas…… 51

4.3. Perhitungan Teoritis…………………….………………………...….. 51


4.3.1 Efisiensi Pengeringan …………………….…….………...….. 51

4.3.2 Persamaan Kesetimbangan Energi………………………...…. 53

BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………..…………………………. 54 5.2.
Saran………………………………..………………………...………. 55
DAFTAR PUSTAKA………………………….…………………………….. xiv

xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Sampel Sekam Padi ..................................................................... 7
Gambar 2.2 Kurva laju pengeringan ............................................................... 9
Gambar 2.3 Kurva Psikometrik Proses Pengeringan ...................................... 11
Gambar 2.4 Skema Pengering Cabinet .......................................................... 15
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 20
Gambar 3.2 Rancangan Instalasi Penelitian ..................................................... 22
Gambar 3.3 Alat ukur yang dipergunakan ....................................................... 23
Gambar 4.1 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 25
Gambar 4.2 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 26
Gambar 4.3 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 27
Gambar 4.4 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 29
Gambar 4.5 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas……………………. ................................................................................ 30
Gambar 4.6 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas………………………………………………………………………..... 31
Gambar 4.7 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
………………………………………………………………………………... 33
Gambar 4.8 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju
aliran udara lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas……………………………………………………………………………. 35

xii
Gambar 4.9 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 17 m/s ............................................................................................ ... 36
Gambar 4.10 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 18 m/s ....................................................................... ... 37
Gambar 4.11 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 19 m/s ………… ........................................................................... ... 38
Gambar 4.12 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 20 m/s………………………………………………………………. 39
Gambar 4.13 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 17 m/s ....................................................................... ... 40
Gambar 4.14 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 18 m/s ........................................................................ .. 41
Gambar 4.15 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 19 m/s ....................................................................... .. 42
Gambar 4.16 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 20 m/s ........................................................................ .. 43
Gambar 4.17 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa

Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17

m/s…..………………………………………………………………………… 44
Gambar 4.18 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
…………………... ........................................................................................... 45
Gambar 4.19 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19
m/s…………….. .............................................................................................. 46

xiii
Gambar 4.20 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20
m/s……….. ...................................................................................................... 47
Gambar 4.21 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa

Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17

m/s…………………………………………………………………………………….. .. 48

Gambar 4.22 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa

Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18

m/s.…………………………………………………………………….……. 49

Gambar 4.23 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa

Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19

m/s………………………………………………..…………………………………... 50

Gambar 4.24 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa

Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20

m/s…………………………………………………………………………………………… 51

Gambar 4.25 Hubungan Efisiensi Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran

Massa Udara Panas ………………..…………………………..………….……….. .. 52

xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Asumsi nilai kalor dari beberapa sumber bahan baku …………… 6
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ...................................... 21

xv
DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan Satuan

1 𝑚 Laju aliran massa udara panas Kg/s

2 𝑚d Laju pengeringan Kg/jam

3 mawal Massa bahan sebelum dikeringkan kg

4 makhir Massa bahan setelah dikeringkan kg

5 tpengeringan Waktu pengeringan jam

6 𝑚 bb Laju aliran massa bahan bakar Kg/s

7 LHV Nilai kalor bahan bakar kJ/kg


8 Qin Kalor input kJ

9 hfg Entalpi penguapan kJ/kg

10 muap Massa uap kg

11 v Kecepatan aliran udara m/s

12 Qout Kalor output kJ

13 𝜂pengeringan Efisiensi Pengeringan %

14 𝑄 loss Kalor keluar sistem kJ/s

15 Tin Temperatur masuk sistem ℃

16 Tout Temperatur keluar sistem ℃

17 Cpud Kalor spesifik udara kj/kg ℃

18 𝑚 in Laju aliran massa udara masuk kg/s


sistem
19 𝑚 out Laju aliran massa udara keluar kg/s
sistem

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu jenis produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah kertas
adalah rak telur. Rak telur saat ini mulai berpeluang menjadi bisnis karena bahan
baku yang digunakan mudah diperoleh dan tersedianya pasar.
Pengeringan dapat dilakukan secara konvensional maupun dengan
menggunakan mesin pengering. Pengeringan secara konvensional dengan
penjemuran bahan di bawah terik matahari mempunyai keunggulan tidak
memerlukan keahlian khusus, tidak memerlukan biaya yang besar dan kapasitas
bahan yang dikeringkan tidak terbatas. Sedangkan kekurangannya sangat
bergantung pada cuaca.
Seperti kita ketahui, masalah utama yang dihadapi industri pembuatan rak
telur pada musim hujan adalah proses pengeringan rak telur. Berdasarkan
penelitaian bahwa untuk mengatasi tidak efektifnya penggunaan tenaga kerja pada
proses pengeringan dengan menggunakan sinar matahari, maka dibuat suatu sistem
pengering tempat telur karton secara otomatis. Karena proses ini sangat dipengaruhi
oleh cuaca, maka sistem ini menggunakan sensor cahaya dan sensor suhu untuk
memantau keadaan cuaca. Sensor cahaya digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya. Sensor ini diletakkan pada tempat penjemuran. Sensor suhu digunakan
sebagai pendukung sensor cahaya, sensor ini akan mengukur suhu udara. Apabila
kedua sensor menunjukkan bahwa cuaca cerah, maka troli-troli egg tray
dikeluarkan dengan menggunakan motor DC. Sedangkan apabila cuaca
menunjukkan mendung, maka troli akan dimasukkan ke gudang penyimpanan.
Selain itu sistem ini dapat mendeteksi kering atau tidaknya tempat telur yang
dijemur. Hal tersebut dapat diketahui dari besarnya kadar air yang terkandung di
dalam tempat telur berdasarkan berat tempat telur yang diukur dengan
menggunakan sensor berat. Apabila tempat telur telah kering, maka troli akan
dipindahkan ke gudang (Hendri dkk,2007).
2

Kadar air yang tinggi dan cuaca yang tidak mendukung merupakan kendala
yang sulit diatasi. Pemilik pabrik rak telur yang masih mengandalkan energi
matahari dalam pengeringan akan terkendala dan terpaksa menanggung resiko.
Oleh karena itu, pemilik pabrik rak telur harus tahu cara penanganan yang baik,
salah satunya adalah melalui teknologi pengeringan.
Proses pengeringan itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai jenis alat
pengering,misalnya oven,microwave dryer,dan spray dryer. Pemilihan alat
pengering yang digunakan dapat ditentukan dengan bahan yang
dikeringkan,misalnya rak telur dengan menggunakan oven karena berbentuk
lembaran dan memiliki berat kering dan kadar air yang tertentu sehingga dapat
dipasarkan. Laju pengeringan dengan menggunakan oven lebih cepat (Sri
Rezeky,2013) .
Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan
udara yang mengalir. Apabila ada udara yang tidak mengalir menyebabkan
kandungan uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat, sehingga penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh variasi laju aliran massa udara terhadap laju pengeringan rak
telur yang diproduksi dengan menggunakan mesin pengering dengan judul
“Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Udara Panas terhadap Laju Pengeringan
Rak Telur dengan Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini :


1. Bagaimana pengaruh variasi laju aliran massa udara panas terhadap laju
pengeringan rak telur?
2. Bagaimana karakteristik temperatur rak telur, dan pengaruh kecepatan udara
lingkungan terhadap hasil pengeringan rak telur?
3. Bagaimana efisiensi pengeringan pada mesin pengering rak telur?
3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengaruh variasi laju aliran massa udara panas terhadap laju
pengeringan rak telur
2. Untuk mengetahui karakteristik temperatur rak telur dan pengaruh kecepatan udara
lingkungan terhadap hasil pengeringan rak telur
3. Untuk menentukan efisiensi pengeringan pada mesin pengering rak telur
1.3.2 Manfaat Penellitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
a. Wadah penerapan pengetahuan teori yang didapatkan selama
perkuliahan, sehingga dapat membandingkan antara kondisi lapangan
dengan pengetahuan teori yang ada.
b. Mengetahui secara teori dan aplikasi proses uji prestasi pengaruh laju
aliran massa udara panas terhadap laju pengering rak telur yang telah
dilakukan.
2. Bagi Akademik
a. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian serupa mengenai pengaruh
variasi laju aliran massa udara panas terhadap laju pengeringan rak telur.
b. Sebagai informasi untuk mengetahui dan mengoptimalkan laju aliran massa
udara panas pada proses pengeringan rak telur.
3. Bagi Masyarakat/Industri
a. Untuk menangani masalah pengeringan rak telur pada musim hujan yang
terkendala oleh cuaca yang tak mendukung.
b. Semakin meningkatkannya kualitas rak telur yang dihasilkan dengan
pengeringan yang efektif.
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi bahan bakar fosil pada mesin
pengering rak telur yang umumnya digunakan dalam bidang industri.
4

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Sumber panas berasal dari tungku pembakaran sekam padi.
2. Penukar kalor yang digunakan adalah Compact heat exchanger  plate-fin 2.0
ukuran 0.3 m×0.3 m×0.2 m.
3. Jenis pengeringan yang digunakan pengeringan buatan dengan oven.
4. Spesifikasi blower udara panas 900 watt, 1320 m3/h.
5. Variasi laju aliran massa udara panas yang digunakan adalah 0,041 kg/s, 0,043
kg/s, 0,049 kg/s, 0,053 kg/s.
6. Pengambilan data dilakukan selang 5 menit selama 150 menit.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Bakar Biomassa

Biomasa ialah suatu material organik yang berasal dari makhluk hidup yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar atau bahan baku di industri untuk diolah
menjadi bentuk lain yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Biomasa dapat dikategorikan menjadi dua yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan
dan bahan yang bukan berasal dari tumbuhan. Bahan yang berasal dari tumbuhan
misalnya : hasil dari hutan, perkebunan, pertanian, dan sebagainya. Bahan yang
bukan berasal dari tumbuhan misalnya : kotoran hewan dan limbah organik dari
industri makanan dan tekstil. Biomasa merupakan bagian dari daur karbon
(Suprapta dkk,2010).
Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif terbarukan merupakan
solusi tepat atas permasalahan yang muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil,
hal ini didasarkan pada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh biomassa, yaitu :
1. Tidak menimbulkan emisi sulfur sehingga mengurangi hujan asam.
Biomassa dapat mendaur ulang CO2, sehingga dapat dikategorikan sebagai
“bebas emisi”.
2. Pembakaran biomassa menghasilkan abu dalam jumlah lebih kecil daripada
pembakaran batubara karena abu eks-batubara tersebut harus dibuang ke
tempat lain.
3. Potensi biomassa juga dapat dilihat dari nilai kalor yang dihasilkan. Nilai
kalor atau nilai panas yang dapat dihasilkan dari biomassa dapat digunakan
sebagai standar klasifikasi dalam menentukan jenis bahan baku yang akan
diprioritaskan dalam pemanfaatannya. (Kong,2010)

Asumsi nilai kalor (calorific value) dan kandungan air (moisture content) bahan
baku biomassa ditunjukkan dalam tabel berikut:
6

Tabel 2.1. Asumsi nilai kalor dari beberapa sumber bahan baku
(Arief,2015).
No Jenis Bahan Baku (Feedstock) Value %
Industri Kkal/kg

1 Kelapa Sawit Serat sawit (fiber) 3340 30


Cangkang sawit (shell) 4300 15
Tandang kosong sawit (EFB) 1200 45
Pelapah sawit (Frond) 3350 20
Batang replanting sawit 3500 20
(Trunk)

2 Tebu Ampas tebu (bagasse) Daun 1850 50


dan pucuk tebu (Cone) 3000 30
3 Kelapa Sabut kelapa 3300 30
Tempurung kelapa (coconut 4300 15
shell)

4 Karet Batang replanting karet 4400 15


(trunk)
5 Padi Sekam padi (rice husk) 3350 12
Jerami padi 2800 50
6 Jagung Tongkol jagung (corn cob) 3500 14
Batangdan daun jagung 2500 40
7 Kayu Kayu limbah industri 4400 15
(woodwaste)
8 Sampah Kota Refuse derived fuel (RDF 2200 20
from MSW)

9 Pulp & Paper Black liquor 3300 70


7

2.2 Sekam Padi

Biomassa (bahan organik) merupakan hasil produksi dari makhluk hidup.


Biomassa dapat berasal dari tanaman perkebunan atau pertanian, hutan, peternakan
atau bahkan sampah. Karena kandungan hidrokarbon yang dimiliki senyawanya,
biomassa dapat digunakan untuk menyediakan panas, membuat bahan bakar, dan
membangkitkan listrik.
Sekam merupakan salah satu sumber energi biomassa yang sangat potensial
dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman krisis energi dimasa akan datang.
Menurut laporan IEA (2003) bahwa di negara yang sedang berkembang,
ketersediaan sumber energi biomassa dapat memenuhi 25% kebutuhan energi.
Meskipun nilai kalornya relatif kecil tetapi sangat potensial dikembangkan dan
diekspose keberlanjutannya untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga
(Karekesi,2004).
Sekam padi mempunyai nilai kalor rata-rata 15 MJ/kg.Sekam padi memiliki
berat jenis 125 kg/m3 dan konduktifitas panas 0,295 kJ/kg . Sekam padi mempunyai
panjang sekitas 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2 mm (Eka
Sunitra,2013).

Gambar 2.1 Sampel Sekam Padi [7]

Tungku sekam merupakan tempat terjadinya pembakaran, merupakan


tempat terjadinya reaksi perubahan energi kimia dan menimbulkan asap. Di
beberapa negara yang berbasis pertanian seperti Indonesia, Thailand dan Pilipina
telah digunakan tungku-tungku sekam sederhana yang mengatasi sifat-sifat yang
8

kurang menguntungkan. Untuk mendapatkan hasil nyala yang bersih dan panas
tungku sekam tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tercipta suatu aliran udara
secara alamiah. Cara-cara yang digunakan untuk membakar sekam padi sebagai
bahan bakar dapat dibagi tiga golongan :
a. Dengan cara menyebarkan bahan bakar (sekam padi) pada suatu saluran
udara agar nyala api dapat melaluinya atau membakarnya. Agar dapat
menyala dengan baik tungku-tungku jenis ini memerlukan sejumlah kecil
tambahan bahan bakar yan lain.
b. Dengan menggunakan tungku yang di dalamnya tercipta aliran udara secara
alamiah. Tungku-tungku ini mempergunakan sebuah pintu atau kotak
pemasukan bahan bakar, sebuah garangan atau rangka bakar, serta sebuah
cerobong.
c. Membakar secara langsung seperti sering yang dilakukan oleh masyarakat.
(Eka Sunitra,2013).

2.2 Proses Pengeringan

Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan hingga


mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat
aktifitas biologis dan kimia.
Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara
karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka udara harus memiliki kandungan uap
air atau kelembaban yang relatif rendah dari bahan yang dikeringkan
(Syafriyudin,2009).
Proses pengeringan terdiri dari dua periode yaitu periode pengeringan
dengan laju tetap/konstan dan periode dengan laju menurun. Periode pengeringan
dengan laju tetap merupakan periode perpindahan massa air yang berasal dari
permukaan bahan. Proses ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan uap air antara
permukaan bahan dengan udara pengering.
9

Proses ini akan terus berlangsung sampai air bebas pada permukaan telah
hilang. Sedangkan pengeringan dengan laju menurun akan berlangsung setelah
pengeringan laju konstan selesai. Kadar air diantara kedua periode tersebut disebut
dengan kadar air kritis. Pengeringan dengan laju menurun akan berhenti hingga
tercapai kadar air kesetimbangan. Kadar air kesetimbangan merupakan kadar air
terendah yang dapat dicapai pada suhu dan kelembaban tertentu (Handerson,1976).

Gambar 2.2 Kurva laju pengeringan (Handerson,1976)

Menurut hukum Thermodinamika II dinyatakan bahwa perpindahan energi


panas berlangsung jika terdapat perbedaan temperatur .Panas akan mengalir dari
benda yang bertemperatur tinggi kepada benda yang bertemperatur rendah. Panas
yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur suatu benda dan dapat diukur disebut
panas sensibel.
Perpindahan secara konduksi yaitu perpindahan panas diantara
molekulmolekul dari suatu benda yang saling bersinggungan. Perpindahan secara
konveksi yaitu perpindahan panas melalui media gas atau cairan. Perpindahan panas
secara radiasi yaitu perpindahan panas melalui sinar atau gelombang suara. Panas
radiasi dengan mudah dapat diserap oleh benda/materi yang berwarna gelap,
10

sedangkan untuk benda berwarna terang sebagian akan dipantulkan kembali.


Berdasarkan teori di atas, perpindahan panas dalam mesin pengering digunakan dua
prinsip yaitu perpindahan secara konduksi dan konveksi (Holman,1994) .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua yaitu faktor yang
berhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran udara
pengering, dan kelembaban udara, sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat
bahan yang dikeringkan berupa ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial
dalam bahan (Adwyah,2006).
Proses pengeringan dengan memanfaatkan perpindahan panas, dapat terjadi
melalui dua cara yaitu pengeringan langsung dan pengeringan tidak langsung.
Pengeringan langsung merupakan cara pengeringan dengan sumber pemanas
berhubungan langsung dengan bahan yang dikeringkan, sedangkan pengeringan
tidak langsung yaitu sumber panas dilewatkan melalui zat perantara atau benda
padat kemudian zat perantara tersebut yang langsung berhubungan dengan produk
bahan dikeringkan.
Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari pada
suhu udara yang dialirkan di sekelilingnya. Panas yang diberikan akan menaikan
suhu bahan yang menyebabkan tekanan uap air di dalam bahan lebih tinggi dari
pada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi perpindahan uap air dari bahan ke
udara yang merupakan perpindahan massa.
Sebelum proses pengeringan berlangsung, tekanan uap air di dalam bahan
berada dalam keseimbangan dengan tekanan uap air di udara sekitarnya. Pada saat
pengeringan dimulai, uap panas yang dialirkan meliputi permukaan bahan akan
menaikkan tekanan uap air, teruatama pada daerah permukaan, sejalan dengan
kenaikan suhunya.
Pada saat proses ini terjadi, perpindahan massa dari bahan ke udara dalam
bentuk uap air berlangsung atau terjadi pengeringan pada permukaan bahan. Setelah
itu tekanan uap air pada permukaan bahan akan menurun. Setelah kenaikan suhu
terjadi pada seluruh bagian bahan, maka terjadi pergerakan air secara difusi dari
bahan ke permukaannya dan seterusnya proses penguapan pada permukaan bahan
diulang lagi. Akhirnya setelah air bahan berkurang, tekanan uap air bahan akan
11

menurun sampai terjadi keseimbangan dengan uadara sekitarnya. Peristiwa yang


terjadi selama pengeringan meliputi dua proses yaitu :
a) Proses perpindahan panas, yaitu proses menguapkan air dari dalam bahan
atau proses perubahan bentuk cair ke bentuk gas.
b) Proses perpindahan massa, yaitu proses perpindahan massa uap air dari
permukaan bahan ke udara (Adawyah,2006).

Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat


dianggap sutau proses adiabatis. Hal ini berarti bahwa panas yang dibutuhkan untuk
penguapan air dari bahan hanya diberikan oleh udara pengering tanpa tambahan
energi dari luar. Ketika udara pengering menembus bahan basah sebagian panas
sensibel udara pengering diubah menjadi panas laten sambil menghasilkan uap air.
Selama proses pengeringan terjadi penurunan suhu bola kering
udara,disertai dengan kenaikan kelembaban mutlak, kelembaban nisbi, tekanan uap
dan suhu pengembunan udara pengering. Entalpi dan suhu bola basah udara
pengering tidak menunjukkan perubahan sebagaimana yang ditunjukkan kurva
psikometrik dibawah ini.

Gambar 2.3 Kurva Psikometrik Proses Pengeringan (Modul Pengeringan,2002)


12

2.3 Jenis Pengeringan

Jenis pengering yang sesuai untuk suatu produk ditentukan oleh kualitas
produk akhir yang diinginkan, sifat bahan yang dikeringkan, serta biaya produksi
atau pertimbangan ekonominya dan oleh sebab itu pemilihan jenis pengering harus
tepat. Berbagai jenis dan cara dapat dilakukan untuk menghasilkan produk kering
suatu bahan, produk kering mempunyai daya simpan yang cukup lama.
Tujuan pengeringan dilakukan yaitu untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam bahan, jenis pengeringan dibedakan menjadi dua yaitu pengering
buatan dan pengering alami. Pengeringan buatan yaitu pengeringan yang metode
dan proses pelaksanaannya mudah dikontrol serta meminimkan kontaminasi produk
bahan pangan, sedangkan pengeringan alami yaitu pengeringan yang
memanfaatkan energi alam yang ada disekitar serta rentan terkena bakteri dan
mudah kontaminasi pada bahan (Modul Pengeringan,2002).

2.3.1 Pengeringan Buatan


Pengering buatan yang merupakan suatu teknologi yang didesain dengan
kombinasi beberapa alat seperti heater (penghasil panas energi listrik), kipas
(penghembus udara), termometer serta ruangan. Jenis pengering tersebut
diantaranya;
1. Pengeringan Matahari (Solar Drying)

Metode pengeringan ini tetap menggunakan energi matahari, tetapi tidak


secara langsung. Solar drying merupakan pengeringan yang menggunakan
kombinasi antara energi panas matahari dengan komponen atau alat pengumpul
panas yang kemudian disalurkan ke ruang pengering yang berisi produk bahan
pangan. Komponen pengumpul panas ini disebut solar collector dan biasanya untuk
mempercepat pengeringan bahan diletakkan dalam sebuah wadah (tray) yang
tersusun dalam ruang pengering.
13

2. Pengeringan Udara Panas (Hot Air Drying)

Metode ini menggunakan udara panas yang dihembuskan ke bagian ruang


pengering. Peralatan pengering udara panas tersusun dari pembakar gas 10 yang
menghasilkan udara panas, kemudian udara panas dialirkan melalui celah yang
sudah disediakan serta bahan pangan yang dikeringkan diletakkan dalam susunan
rak pengering.
3. Pengeringan Kabinet (Cabinet Drying)

Metode ini menggunakan alat pengering sistem batch dengan proses


pengeringan dilakukan menggunakan suhu yang konstan. Pada jenis alat ini terdiri
dari ruang tertutup yang dilengkapi dengan alat pemanas, kipas sirkulasi udara serta
inlet dan outlet udaranya.
4. Pengering Rumah Kaca

Pengering rumah kaca pada prinsipnya adalah ruang tertutup oleh dinding
atau atap transparan sehingga sinar matahari dapat masuk kedalam ruangan. Udara
panas dalam ruangan ditangkap sehingga suhu dalam lebih panas dibanding dengan
suhu diluar ruangan. Suhu yang tinggi tersebut yang dimanfaatkan untuk
mempercepat proses penguapan air dari produk bahan pangan. Dalam ruang
pengering tidak ada pergerakan udara sehingga mengurangi kecepatan pengeringan
ikan. Namun untuk keseluruhan alat jenis ini mampu mengeringkan lebih cepat
daripada mengeringkan di tempat terbuka. Uap air dilepaskan keluar melalui
celahcelah sambungan dinding. Pengeringan jenis ini memberikan bantuan
peningkatan mutu dalam jumlah besar seperti peningkatan kehiegenisan produk.
5. Pengering Terowongan

Alat ini digunakan untuk pengeringan bahan dengan bentuk dan ukuran
yang seragam. Biasanya bahan yang dikeringkan berbentuk butiran, sayatan/ 11
irisan dan bentuk padatan lainnya. Selanjutnya bahan yang akan dikeringkan
ditebarkan dengan tebal lapisan tertentu diatas baki atau anyaman kayu ataupun
lempengan logam. Baki yang sudah ada tebaran bahan kemudian ditumpuk diatas
14

sebuah rak/lori/truk. Jarak antara baki diatur sehingga memungkinkan udara panas
dengan bebas dapat melewati tiap baki, sehingga pengeringan dapat seragam
(Modul Pengeringan,2002).

2.3.2 Pengeringan Alami


Pengeringan alami yang memanfaatkan energi alam seperti sinar matahari
dan kecepatan angin yang berhembus sehingga terjadi proses pengeringan bahan.
Pengering ini dapat dilakukan dengan cara penjemuran atau menaruh bahan
dibawah sinar matahari secara langsung. Penjemuran merupakan proses
pengeringan yang sangat sederhana sebab sinar matahari tersedia dan sangat murah
karena tidak memerlukan peralatan khusus. Pengering alami ini dapat dilakukan
dengan mudah pada daerah tropis, tetapi akan bermasalah saat musim hujan sebab
bahan akan turun kualitasnya karena pengeringan terhambat (Modul
Pengeringan,2002).

2.4 Mesin Pengering Rak

Mesin pengering rak berfungsi untuk mengeringkan berbagai jenis bahanbaku.


Sistem kerja mesin pengering rak adalah udara panas yang dihasilkan dari sumber
permanas disebarkan ke seluruh bagian ruang pengering dengan menggunakan
blower. Mesin pengering model rak merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
masalah pengeringan produk yang praktis dan mudah. A. Keunggulan Mesin
Pengering Rak :
1) Konstruksi dan mesin pengering rak
kokoh dan kuat
2) Bentuk mesin ringkas dan sederhana 3)
Mesin pengering ini mudah dioperasikan
4) Hasil pengeringan produk lebih optimal.
15

Cabinet Dryer

Produk yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak (trays) yang terletak
di dalam ruangan kemudian produk tersebut akan dikeringkan dengan
menggunakan udara. Alat ini sangat sesuai untuk mengeringkan produk yang
memiliki struktur padat sebelum proses dehidrasi dilakukan. Pada gambar 2.3, dapat
dilihat bahwa media udara dipanaskan terlebih dahulu kemudian dihembuskan
melalui tumpukan rak dan di atas bahan sebelum akhirnya kembali ke bagian
pemanas.
Di dalam ilustrasi gambar tersebut udara melewati bahan secara paralel,
namun ada juga yang menghembuskan udara secara vertikal. Aliran udara paralel
menghasilkan suatu laju pengeringan yang mula-mula cepat. Aliran berlawanan
arah menghasilkan pengeringan cepat di ujung kabinet.
Masalah utama sering terjadi adalah pengeringan produk yang tidak
seragam. Hal ini disebabkan oleh aliran udara pengering, suhu dan RH udara
pengering yang tidak seragam. Kecepatan aliran udara yang digunakan untuk
pengering tipe ini sekitar 2,5 m/detik sampai 5 m/detik (Heldman & Singh,1981).
Kendala lain yang sering dihadapi adalah kehilangan air yang sangat cepat pada
bahan yang terletak dekat dengan udara masuk. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
dilakukan rotasi rak atau dengan menggunakan aliran udara berlawanan arah pada
waktu tertentu selama proses pengeringan terjadi (Heldman & Singh,1981).

Gambar 2.4 Skema Pengering Cabinet (Heldman & Singh,1981).


16

Keterangan :
1. Kipas Sirkulasi 4. Lubang Outlet Udara

2. Heater Batteries 5. Kabin Yang Dapat Diatur

3. Lubang Inlet Udara 6. Jalan Masuk

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan

Pada pengeringan selalu diinginan kecepatan pengeringan yang maksimal.


Oleh karena itu perlu dilakukan usaha - usaha untuk mempercepat pindah panas dan
pindah massa (pindah massa dalam hal ini adalah perpindahan air keluar dari bahan
yang dikeringkan dalam proses pengeringan tersebut).
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan
pengeringan maksimum, yaitu : (a) Luas permukaan (b) Suhu (c) Kecepatan udara
(d) Kelembapan udara (e) Tekanan atm dan vakum (f) Waktu
Dalam rancang mesin ini faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
kecepatan pengeringan maksimum adalah :
B. Suhu

Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan


bahan maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga
mengakibatkan proses penguapan semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu
udara pengeringan maka akan semakin besar energi panas yang dibawa ke udara
yang akan menyebabkan proses pindahan panas semakin cepat sehingga pindah
massa akan berlangsung juga dengan cepat. Dalam hal ini untuk pengeringan rak
telur suhu maksimum untuk medium pemanas (hasil pembakaran sekam) adalah
300C dengan suhu bahan (rak telur) berkisar 30C-40C.
C. Kecepatan udara

Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari
permukaan bahan yang dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang
mempunyai kecepatan gerak yang tinggi, berguna untuk mengambil uap air dan
17

menghilangkan uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan, sehingga dapat
mencegah terjadinya udara jenuh yang dapat memperlambat penghilangan air.
D. Kelembaban Udara (Relative Humidity)

Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya maka akan
semakin lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya.
Karena udara kering dapat mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan
mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi (RH keseimbangan) masing- masing,
yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air
(pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir. Jika RH udara
< RH keseimbangan maka bahan masih dapat dikeringkan. Jika RH udara > RH
keseimbangan maka bahan malahan akan menarik uap air dari udara.
E. Waktu

Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan maka akan semakin cepat
proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High
Temperature Short Time), short time dapat menekan biaya pengeringan (Heldman
& Singh,1981).

2.6 Kadar Air

Kadar air suatu bahan (moisture contend ) menunjukkan banyaknya


kandungan air persatuan berat bahan. Metode pengukuran kadar air bahan ada dua
yaitu kadar air basis basah (wet basis) dan kadar air basis kering (dry basis) (Heldman
& Singh,1981).
Kadar air basis basah adalah perbandingan antara berat air dalam bahan
pangan dengan berat bahan total. Kadar air basis kering adalah perbandingan berat
air dalam bahan dengan berat keringnya (padatan).
Untuk menentukan kadar air dapat menggunakan tester digital. Dasar proses
pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara dari bahan yang dikeringkan.
Penguapan ini dilakukan dengan menurunkan kelembaban udara dalam ruangan dan
mengalirkan udara panas ke sekeliling bahan sehingga kandungan uap air bahan
18

lebih besar dari pada tekanan uap air udara. Perbedaan tekanan menyebabkan
terjadinya proses penguapan yaitu dari bahan ke udara (Heldman & Singh,1981)

2.7 Laju Pengeringan

Laju pengeringan suatu bahan yang dikeringkan antara lain ditentukan oleh
sifat bahan tersebut seperti temperatur bola basah dan kering, kecepatan massa
udara, koefisien h. Laju pengeringan maksimum biasanya tidak dipakai. Hal ini
untuk mengurangi dan mencegah terjadinya pengkerutan, pengerasan permukaan,
retak permukaan bahan serta akibat lain yang tidak diinginkan terjadi pada
pengeringan produk pangan padat.
Laju pengeringan (drying rate; kg/jam) adalah banyaknya air yang diuapkan
tiap satuan waktu atau penurunan kadar air bahan dalam satuan waktu.Menurut
Suntivarakorn, untuk menghitung laju pengeringan dengan menggunakan
persamaan :

(2.1)

Dimana :
𝑚𝑑 = Laju pengeringan (kg/jam)

𝑚𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = Massa sebelum pengeringan (kg)


𝑚𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = Massa setelah pengeringan (kg)
𝑡𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = Waktu pengeringan (jam)

Laju pengeringan biasanya meningkat di awal pengeringan kemudian


konstan dan selanjutnya semakin menurun seiring berjalannya waktu dan
berkurangnya kandungan air pada bahan yang dikeringkan. Laju pengeringan
merupakan jumlah kandungan air bahan yang diuapkan tiap satuan berat kering
bahan dan tiap satuan waktu (Riwanto,2016)
19

2.8 Perhitungan Teoritis


2.8.1 Efisiensi Pengeringan
Efisiensi energi pada proses pengeringan adalah perbandingan antara input
energi yang terpakai oleh produk yang dikeringkan dengan total output energi pada
sistem pengering. Menurut Dewi Larasati, besarnya efisiensi pengeringan dapat
dituliskan dengan persamaan berikut:

(2.2)
Untuk menghitung efisiensi pengeringan, Qin (kalor input) dan Qout (kalor
output) harus dihitung terlebih dahulu dengan cara :
𝑸𝒊𝒏 𝒎 𝒃𝒃 𝑳𝑯𝑽 (2.3)

𝑸𝒐𝒖𝒕 𝒎 𝒐𝒖𝒕 𝑪𝒑 𝑇𝑜𝑢𝑡 𝑸𝒆𝒗 (2.4)


Dimana :
𝑚 bb = laju aliran massa bahan bakar (kg/s)
LHV = nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)
ṁ out = laju aliran massa bahan yang keluar sistem (kg/s)
Cp = kalor spesifik udara (kJ/kg℃)
𝑇𝑜𝑢𝑡 = temperatur keluar sistem (C)
Qev = kalor penguapan (Watt)
Qout = jumlah energi output yang terpakai oleh produk (Watt)
Q𝐢𝐧 = jumlah energi input (Watt)
ηp = efisiensi pengeringan (%)

2.8.2 Persamaan Kesetimbangan Energi

Menurut Dewi Larasati, untuk mengetahui kesetimbangan energi dengan cara :

𝑄𝑖𝑛 𝑚 𝑖𝑛 ℎ dan 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑚 𝑜𝑢𝑡 ℎ, di mana ℎ 𝐶𝑝 𝑇 𝑤 ℎ𝑔

𝑄𝑒𝑣 = 𝑚 𝑢𝑎𝑝 ℎ𝑓𝑔


20

𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠 ℎ𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖 𝐴 ∆𝑇
Jadi, nilai kesetimbangan energi adalah :

𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑒𝑣 ≅ 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠

𝑚 𝑖𝑛 ℎ𝑖𝑛 𝑄𝑒𝑣 ≅ 𝑚 𝑜𝑢𝑡 ℎ𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠


21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian


Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi laju aliran
massa udara panas terhadap laju pengeringan rak telur pada mesin pengering rak
telur dengan tungku berbahan bakar sekam mencakup studi kasus dan literatur,
persiapan alat dan bahan, pengambilan data, serta analisa data dan evaluasi seperti
yang ditampilkan pada gambar 3.1.

MULAI

Studi Kasus dan


Literatur

Persiapan Alat dan Bahan

Pengambilan dan Pengolahan


Data

Data tercapai? Tidak


(X=22%)
Ya

Ya

Analisa dan
Evaluasi

Kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian


22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 di salah satu workshop milik
PT.Rak Nusatara selaku salah satu produsen rak telur yang berada di Kelurahan
Batu Lappa, Kecamatan Wattang Pulu , Kabupaten Sidenreng Rappang. Pemilihan
lokasi penelitian berdasarkan wilayah dimana terdapat mesin pengering rak telur
yang berpotensi untuk diteliti.

3.3 Rencana Pelaksanaan Penelitian


Uraian rencana pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel
3.1 Rencana Pelaksanaan Peneliti
NAMA BULAN
KEGIATAN
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt

Studi kasus dan


literarur

Penulisan
proposal

Pembelian alat
dan bahan

Pembuatan mesin
Pengujian mesin
Pengambilan data
Perhitungan data
Evaluasi laporan
23

3.4 Rancangan Instalasi Penelitian

Gambar 3.2 Rancangan Instalasi Penelitian

3.5 Peralatan Penelitian


Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Tungku dengan bahan bakar sekam padi sebagai sumber panas
2. Oven pengering rak telur sebagai media pengeringan rak telur.

3. Blower untuk menghembuskan udara masuk ruang bakar dan alat penukar kalor.
4. Alat penukar kalor tipe compact heat exchanger plate-fin 2.0 sebagai media
pertukaran kalor dari gas hasil pembakaran sekam padi yang disalurkan ke oven
pengering.
5. Thermocouple Dual Channel TASI-8620 K Type digunakan untuk mengukur
temperatur pada beberapa titik pengukuran.
6. Anemometer Digital, untuk mengukur kecepatan aliran udara dari blower.
7. Moisture meter, untuk mengukur kadar air dan suhu rak telur.
24

8. Speed Controler, untuk mengubah putaran blower.

a. Digital thermocouple b. Anemometer Digital

c. Moisture meter d. Speed Controler


Gambar 3.3 Alat ukur yang dipergunakan

3.6 Metode Pengumpulan Data

Setelah dilakukan pemasangan alat ukur pada Mesin Pengering Rak Telur di
workshop, maka dilakukan pengambilan data secara eksperimental yakni:
1. Sebelum Mesin Pengering Rak Telur    dioperasikan, seluruh bagian sistem dan
peralatan pengukuran dalam kondisi baik.
2. Mesin Pengering Rak Telur  dioperasikan selama 150 menit dengan
pengambilan data yang dilakukan tiap 5 menit.
3. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan selama 150 menit, meliputi:

a. Temperatur dan kadar air rak telur.

b. Temperatur lingkungan.

c. Massa awal pengeringan rak telur.


25

d. Massa akhir pengeringan rak telur.

4. Perubahan variasi laju aliran massa udara panas dengan cara mengubah putaran
blower udara panas sehingga diperoleh kecepatan aliran udara panas yang
digunakan untuk memperoleh nilai variasi laju aliran massa udara pans. Serta
perubahan kecepatan aliran udara lingkungan dengan terlebih dahulu mengubah
putaran blower udara lingkungan. Kemudian melakukan pengambilan data
kembali.
26

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMBILAN DATA


4.1.1 Data Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur
A. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s
dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

 
Gambar 4.1 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

Pada gambar 4.1 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 17 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi yaitu pada 140 menit 34,5C selanjutnya temperatur paling rendah yaitu sepuluh
menit pertama yaitu 31,3C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir dari
rak telur yaitu 21%. Kemudian data perubahan temperatur rak telur pada variasi
kecepatan laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s pada 150 menit mencapai suhu paling
tinggi yaitu 39,6C sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada sepuluh menit
27

pertama yaitu 32,6C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 20%. Data
temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai
temperatur tertinggi pada 150 menit yaitu 39,6C sedangkan temperatur paling rendah
pada lima menit pertama yaitu 32,1C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 18,5%.
Sedangkan data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 19%.
Untuk temperatur yang paling tinggi pada 90 menit yaitu 38,8C sedangkan temperatur
paling rendah pada sepuluh menit pertama yaitu 33,6C.
B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Gambar 4.2 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

Pada gambar 4.2 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 18 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
yang paling tinggi yaitu pada 125 menit 38,5C selanjutnya temperatur paling rendah
28

yaitu lima menit pertama yaitu 32,1C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air
akhir dari rak telur yaitu 20%. Kemudian data perubahan temperatur rak telur pada variasi
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s pada 145 menit mencapai suhu paling tinggi
yaitu 36,7C sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada sepuluh menit
pertama yaitu 33C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 17,5%. Data
temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai
temperatur tertinggi pada 90 menit yaitu 38,3C sedangkan temperatur paling rendah
pada lima menit pertama yaitu 32,7C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 19,5%.
Sedangkan data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 20%.
Untuk temperatur yang paling tinggi pada 150 menit yaitu 40C sedangkan temperatur
paling rendah pada lima menit pertama yaitu 33,4C.

C. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Gambar 4.3 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
29

Pada gambar 4.3 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 19 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi yaitu pada 110 menit sebesar 35,7C selanjutnya temperatur paling rendah yaitu
lima menit pertama yaitu 29,2C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir
dari rak telur yaitu 20%. Kemudian data temperatur rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s pada 140 menit mencapai suhu paling tinggi yaitu 37,5C
sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada lima menit pertama yaitu
32,2C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 20%. Data temperatur rak telur
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai temperatur tertinggi
pada 100 menit yaitu 39,5C sedangkan temperatur paling rendah pada lima menit
pertama yaitu 34,1C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 17,5%. Sedangkan data
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s mengalami penurunan hingga kadar
air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 19%. Untuk temperatur yang paling
tinggi pada 125 menit yaitu 38,3C sedangkan temperatur paling rendah pada 15 menit
yaitu 33C.

D. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.4 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 20 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi pada 150 menit yaitu 51C selanjutnya temperatur paling rendah pada 85 menit
yaitu 33C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 20%.
Kemudian data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043
kg/s pada 80 menit mencapai suhu paling tinggi yaitu 38,8C sedangkan untuk
temperatur yang paling rendah pada 115 menit yaitu 30C,untuk kadar air mengalami
30

penurunan hingga 19,5%. Data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,049 kg/s yang mencapai temperatur tertinggi pada 125 menit yaitu 44,5C
sedangkan temperatur paling rendah pada lima menit pertama yaitu 33C, untuk kadar
air rak telur menurun hingga 18%. Sedangkan data pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,053 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 16%. Untuk temperatur yang paling tinggi pada 130 menit yaitu
45C sedangkan temperatur paling rendah pada 60 menit yaitu 37,2C.

Gambar 4.4 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

E. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.5 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 17 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
cenderung mengalami perubahan yang berkisar 1C sampai 2C setiap lima menit,
hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 33,1C. Data temperatur
rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu berkisar 36C
31

kemudian mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C hingga temperatur akhir
menjadi 39,6C. Kemudian data temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan perubahan 1C sampai
3C,hingga temperatur akhir rak telur mencapai 39,6C. Temperatur rak telur pada
variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 34,5C
selanjutnya cenderung mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C hingga temperatur
rata-rata akhir dari rak telur yaitu 38,1C.

Gambar 4.5 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
17 m/s dengan 4 variasi putaran blower udara.

Dalam gambar 4.5 di atas untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima
menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran
udara lingkungan 17 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 22,4%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,2% hingga 21,4% pada 150 menit.
Kemudian data perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju aliran
massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar
air rata-rata akhir rak telur mencapai 19,6%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada
32

variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,3%
selanjutnya cenderung turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 20,4%.

F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Gambar 4.6 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

Pada gambar 4.6 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 18 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Pada variasi putaran blower 0,041 kg/s mengalami
perubahan 0,3C sampai 1C hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh
mencapai 36,9C. Data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas
0,043 kg/s yaitu berkisar 32C kemudian mengalami perubahan 0,2C sampai 1C
hingga temperatur akhir menjadi 35,4C. Temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju
aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan pada 80 menit
mencapai temperatur rata-rata sebesar 39C kemudian turun hingga 34,6C pada 90
menit. Setelah itu naik,kemudian perubahannya berkisar 0,2C sampai 2C hingga
temperatur akhir rak telur mencapai 37,6C. Temperatur rak telur pada variasi laju aliran
33

massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 33,3C selanjutnya
cenderung mengalami perubahan berkisar 0,4C sampai 1C hingga temperatur rata-rata
akhir dari rak telur yaitu 41,2C.
Pada gambar 4.6 dilihat untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima
menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran
udara lingkungan 18 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,4% hingga 21,2% pada 150 menit.
Kemudian data perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar air rata-rata
akhir rak telur mencapai 19,4%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju
aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,3% selanjutnya
turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 21%.

G. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.7 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s cenderung mengalami perubahan yang berkisar 1C sampai 2C setiap
lima menit, hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 33,3C.
Kemudian data temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas
0,043 kg/s yaitu berkisar 34C kemudian mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C
setiap lima menit hingga temperatur akhir menjadi 35,4C. Data temperatur rak telur pada
variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan
perubahan 1C sampai 2C, hingga temperatur akhir rak telur mencapai 40C.
Sedangkan data pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit
34

pertama yaitu 33,4C selanjutnya cenderung mengalami perubahan berkisar 1C sampai
2C hingga temperatur rata-rata akhir dari rak telur yaitu 37,4C. Jadi perubahan
temperatur rata-rata rak telur cenderung konstan pada setiap laju aliran udara lingkungan
19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s, 0,049 kg/s, 0,043 kg/s
dan 0,041 kg/s.

Gambar 4.7 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

Dalam gambar 4.7 di atas untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap
lima menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju
aliran udara lingkungan 19 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
mengalami penurunan berkisar 0,4% sampai 1% hingga kadar air rata-rata akhir dari
rak telur yang diperoleh mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 30,5% menunjukkan penurunan
berkisar 0,4% sampai 1% hingga kadar air akhinya menjadi 21%. Kemudian data
perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049
kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan berkisar 0,6% sampai 1%,hingga kadar
air rata-rata akhir rak telur mencapai 18,3%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur
35

pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu
31,1% selanjutnya cenderung menunjukkan penurunan berkisar 0,3% sampai 1%
hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 18,8%.

H. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.8 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Data pada variasi putaran blower 0,041 kg/s cenderung
mengalami perubahan yang berkisar 0,2C sampai 2C setiap lima menit, hingga
temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 55C. Data temperatur rak telur
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu berkisar 34,9C kemudian
mengalami perubahan 1C sampai 2C hingga temperatur akhir menjadi 35,9C.
Temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap
lima menit menunjukkan perubahan 1C sampai 3C C hingga temperatur akhir rak
telur mencapai 38,3C. Sedangkan temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa
udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 38,7C selanjutnya cenderung
mengalami perubahan 1C samapai 3C hingga temperatur rata-rata akhir dari rak telur
yaitu 43,6C.
36

Gambar 4.8 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.

Dalam gambar 4.8 di atas perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s
dan 0,041 kg/s. Pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang diperoleh
mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,4% hingga 19,4% pada 150 menit. Sedangkan perubahan
kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,049
kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar air rata-rata akhir rak telur
mencapai 18,9%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju
aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,7% selanjutnya
turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 17,1%.
37

4.1.2 Data Hubungan Waktu Mencapai Kadar Air Rak Telur 22% terhadap
Laju Aliran Massa Udara Panas
I. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.9 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar air
22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 135 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 110 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan untuk
laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 85 menit.

UL 17 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.9 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s

J. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s dengan


4 Variasi Laju Aliran Massa

Pada gambar 4.10 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar air
22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s,
38

dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s. Pada
laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai
kadar air 22% dalam waktu 135 menit. Kemudian laju aliran massa udara panas sebesar
0,043 kg/s turun menjadi 125 menit, begitu pula untuk laju aliran massa udara panas
sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 90 menit. Sedangkan untuk laju aliran massa udara
panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai kadar air 22% dalam
waktu 110 menit.

UL 18 M/S
160

140

120

100

80

60

40

20

0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.10 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s

K. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.11 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 145 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 105 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan untuk
39

laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 90 menit.

UL 19 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.11 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s

L. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.12 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 120 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 115 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 55 menit. Sedangkan untuk
laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 95 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
40

UL 20 M/S
140

120

100

80

60

40

20

0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.12 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s

M. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan

17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.13 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
17 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 150 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 135 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 100 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 95 menit.
41

UL 17 M/S
160

140

120

100

80

60

40

20

0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.13 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s

N. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.14 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
18 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 140 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s naik menjadi 145 menit, untuk laju aliran massa
udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 90 menit. Sedangkan untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai
kadar air 22% dalam waktu 110 menit. Di mana proses pengeringan semakin lama
semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049 kg/s, kemudian
untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal ini disebabkan
pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk udara yang
masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
42

UL 18 M/S
160

140

120

100

80

60

40

20

0
0,041 0,043 0,049 0,053

Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.14 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s

O. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.15 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
19 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 145 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 130 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 100 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
43

UL 19 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.15 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s

P. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.16 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
20 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 125 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 110 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 80 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 110 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
Proses pengeringan rak telur semakin cepat hingga mencapat laju aliran massa
udara panas yang optimum yaitu 0,049 kg/s dan akan melambat kembali setelah
nilai optimum tersebut.
44

UL 20 M/S
140

120

100

80

60

40

20

0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.16 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s

4.2 HASIL PERHITUNGAN LAJU PENGERINGAN


Data yang digunakan pada perhitungan ini untuk rata-rata talang pada
kecepatan aliran udara 17 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,041
kg/s.
Adapun data yang diketahui yaitu sebagai berikut:
mawal rak telur = 4.194 kg
makhir rak telur = 1.495 kg
tpengeringan = 2.5 jam

Untuk menghitung laju pengeringan rak telur (𝑚 d) dengan cara, :

Dengan cara yang sama maka diperoleh pada laju pengeringan rak telur (𝑚
d) pada setiap variasi laju aliran massa udara panas sebagai berikut.
45

A. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.17 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
talang 5 pada kecepatan aliran udara 17 m/s. Pada laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,190 kg/jam, kemudian untuk laju
aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,128
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,170 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,150 kg/jam.

UL 17 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.17 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s

B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s


dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.18 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
talang 5 pada kecepatan aliran udara 18 m/s. Pada laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,190 kg/jam, kemudian untuk laju
aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,180
46

kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,160 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,180 kg/jam.

UL 18 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.18 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s

C. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 19 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.19 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
talang 5 pada kecepatan aliran udara 19 m/s. Pada laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,110 kg/jam, kemudian untuk laju
aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,150
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,190 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,160 kg/jam.
47

UL 19 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.19 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s

D. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 20 m/s

dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.20 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
talang 5 pada kecepatan aliran udara 20 m/s. Pada laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,140 kg/jam, kemudian untuk laju
aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,110
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,260 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,140 kg/jam.
 
48

UL 20 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
 
Gambar 4.20 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s

E. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


17 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.21 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
rata-rata talang pada kecepatan aliran udara 17 m/s. Pada laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,080 kg/jam, kemudian untuk
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,042
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,050 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,052 kg/jam.
49

UL 17 M/S
1,20

1,10

1,00

0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.21 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s

F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


18 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.22 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
rata-rata talang pada kecepatan aliran udara 18 m/s. Pada laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,056 kg/jam, kemudian untuk
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,066
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,034 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,090 kg/jam.
50

UL 18 M/S
1,20

1,10

1,00

0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.22 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s

G. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


19 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.23 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
rata-rata talang pada kecepatan aliran udara 19 m/s. Pada laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,048 kg/jam, kemudian untuk
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,026
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,100 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,068 kg/jam.
51

UL 19 M/S
1,20

1,10

1,00

0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.23 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s

H. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan


20 m/s dengan 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.24 diperlihatkan hubungan laju pengeringan terhadap laju


aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s untuk
rata-rata talang pada kecepatan aliran udara 20 m/s. Pada laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,024 kg/jam, kemudian untuk
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s memiliki laju pengeringan sebesar 1,070
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,142 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,110 kg/jam.
52

UL 20 M/S
1,20

1,10

1,00

0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)

Gambar 4.24 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s

4.3 PERHITUNGAN TEORITIS


4.3.1 EFISIENSI PENGERINGAN
Data yang digunakan pada perhitungan ini untuk kecepatan aliran udara 19
m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s. Adapun data yang
diketahui yaitu sebagai berikut:
𝑚 bb = 0,0025 kg/s
LHV = 15.000 kJ/kg
𝑚 out = 0,247 kg/s
Cpudara = 1,0070 kJ/kg℃
𝑇out = 46,3 °C

𝑄𝑒𝑣 = 263,056 Watt

Untuk menghitung efisiensi pengeringan, Qin (kalor input) dan Qout (kalor
output) harus dihitung terlebih dahulu dengan cara :

𝑄𝑖𝑛 𝑚 𝑏𝑏 𝐿𝐻𝑉

𝑄𝑖𝑛 0,0025 15.000


53

𝑄𝑖𝑛 37,5 kJ/s 1000 = 37.500 Watt

Dengan kalor output (Qout) sebagai berikut :

𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑚 𝑜𝑢𝑡 𝐶𝑝 𝑇𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑒𝑣


𝑄𝑜𝑢𝑡 0,247 1,0070 46,3 263,056
Qout 12478,03 Watt 

Jadi, efisiensi pengeringan (ηp) adalah,

X 100 %

X 100 %

𝜂𝑝 33,27 %

Dengan cara yang sama maka diperoleh pada efisiensi pengeringan (ηp) pada
setiap variasi laju aliran massa udara panas sebagai berikut.

37,00
36,00
35,00
34,00
33,00
32,00
31,00
30,00
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)

Gambar 4.25 Hubungan Efisiensi Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas

Pada gambar 4.25 diperlihatkan hubungan efisiensi pengeringan terhadap


variasi laju aliran massa udara panas yaitu 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, 0,053
kg/s. Untuk laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s memiliki efisiensi sebesar
54

33,27% kemudian efisiensi pengeringan naik menjadi 36,01% pada laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s. Untuk laju aliran massa udara panas 0.49 kg/s
memiliki efisiensi pengeringan paling besar yaitu 34,06%, sedangkan laju aliran
massa udara panas 0.53 kg/s memiliki efisiensi pengeringan 32,87%.

4.3.2 PERSAMAAN KESETIMBANGAN ENERGI


Data yang digunakan pada perhitungan ini yaitu sebagai berikut:
𝑚 𝑖𝑛 = 0,247 kg/s
Cp = 1,00737 kJ/kgC
Tin = 52,28C
w = 4,17 kg uap air/kg udara kering
hg = 2596,1 kJ/kg
𝑄𝑒𝑣 = 0,255 kJ/s
𝑚 𝑜𝑢𝑡 = 0,247 kg/s
Cp = 1,00735 kJ/kgC
Tout = 52C
w =3,68 kg uap air/kg udara kering
hg = 2595,6 kJ/kg
= 1,126 kJ/s
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠
Untuk mengetahui kesetimbangan energi dengan cara :

Qin Q ev ≅ Qout Q loss

Qin ṁ in h dan Qout ṁ out h, di mana h Cp T w hg


Q ev = ṁ uap hfg
Q loss hkonveksi A ∆T

Jadi, nilai kesetimbangan energi adalah :

Qin Q ev ≅ Qout Q loss

ṁ in hin Q ev ≅ ṁ out hout Qloss


55

0,247 10873,41 0,255 ≅ 0,247 9683,17 1,126

2685,9 kJ/s ≅ 2392,8 kJ/s


56

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengolahan data serta analisis yang
dilakukan pada penelitian pengaruh variasi laju aliran massa udara panas
terhadap laju pengeringan rak telur, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas yang digunakan pada
proses pengeringan rak telur yaitu 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan
0,053 kg/s diperolah bahwa proses pengeringan rak telur semakin cepat
hingga mencapai laju aliran massa udara panas yang optimum yaitu 0,049
kg/s dan akan melambat kembali setelah nilai optimum tersebut.
2. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperolah bahwa
karakteristik temperatur rak telur cenderung mengalami perubahan sekitar
1C sampai 2C untuk kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s,18 m/s,
19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s,
0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s. Sedangkan untuk karakteristik temperatur rak
telur pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s dengan variasi laju
aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s
cenderung mengalami fluktuasi sekitar 1C sampai 3C.
3. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperoleh nilai efisiensi
pengeringan yang paling tinggi yaitu sebesar 36.01% untuk laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s dan nilai efisiensi pengeringan yang paling
rendah yaitu sebesar 32.87% pada laju aliran massa udara panas sebesar
0,053 kg/s.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu:

1. Dapat menambah variasi kecepatan aliran udara lingkungan dan laju


57

aliran massa udara panas yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diamati lebih spesifik mengenai karakteristik dari temperatur dan
kadar air rak telur.
2. Dapat menggunakan sumber panas yang lain misalnya gas buang,
atau mengganti bahan bakar sekam dengan jerami, tongkol
jagung,atau biomassa lainnya sehingga diperoleh nilai kalor yang
berbeda dalam proses pengeringan.
58

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Handerson, S.M. dan R.L. Perry. 1976. “Agricultural Process Engineering”. The
AVI Publishing Company Incorporation, Westport, Connecticut, USA.
Heldman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Food Process Engineering 2nd edition. The
AVI Publishing Co. Inc., Wesport, Connecticut, USA.
Holman, J.P. “Perpindahan Kalor”, Edisi Keenam, Alih Bahasa Ir. E. Jasjfi,
Msc, Erlangga, Jakarta, 1994.
Karekesi, S., Lata, K., dan Coelo, S.T., 2004, “Traditional Biomass Energy-
Improving Its Use and Moving to Modern Energy Use”, PROCEEDINGS
International Conference for Renewable Energi, Born.
Kong, G.T. 2010. “Peran Biomassa Bagi Energi Terbarukan”. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Larasati,Dewi, 2009, “Uji Performansi Pengering Efek Rumah Kaca (Erk)
Hybrid Tipe Rak Berputar Secara Vertikal Untuk Pengeringan Rosela (Hibiscus
Sabdariffa L)”, Bogor.
Leimena, Hendri, dkk. 2007. “Sistem Pengering Tempat Telur Karton Yang Ada
Di Atas Troli Secara Otomatis”. WIDYA TEKNIK Vol. 6 No. 2, 2007
(152-162).
Meylani,Sri Rezeky Nainggolan, 2013, “Uji Kinerja Alat Pengering Tipe Batch
Dryer Untuk Pengeringan Gabah Dengan Menggunakan Bahan Bakar Sekam
Padi”,Bandar Lampung.
Modul Pengerigan. 2002. Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional
I/II Departemen Teknik Kimia ITB.
Riwanto Putro, Muchamad, 2016, “Uji Kinerja Alat Pengering Mekanis Tipe
Rak Untuk Mengeringkan Stick Singkong”, Bandar Lampung.
Sunitra,Eka, 2013, “Eksperimental Pembuatan Tungku Bahan Bakar Sekam
Gabah Untuk Mendapatkan Temperatur Aliran Udara Pengeringanan Gabah
Yang Optimal”, Padang.
Suntivarakorn, P. S. Satmarong, et al., 2010. An Experimental Study on
59

Clothes Drying Using Waste Heat from Spilt Type Air Conditioner. International
Journal of Aerospace and Mechanical Engineering 4:4 2010
Syafriyudin dan Dwi Prasetyo Purwanto, 2009. Mikroprosesor. Pemrograman
Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler, Yogyakarta.
Tajali, Arief. 2015. “Panduan Penilaian Potensi Biomassa Sebagai Sumber Energi
Alternatif di Indonesia”. Jurnal Penabulu Alliance, 2015.
Winaya, I Nyoman Suprapta, dkk. 2010. “Formasi Gas Buang Pada Pembakaran
Fludized Bed Sekam Padi”. Jurnal Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana, Bali. Vol. 4 No.1. April 2010 (83 - 87) 83
Lampiran 1. Data Pengukuran pada Rata-Rata Talang

Waktu
Var.UL Var.UP Par. Uji
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
T 30.9 31.3 31.2 31.5 32.1 32.1 32.0 31.9 32.7 32.3 31.8 32.0 34.0 33.2 32.6 33.1 32.1 32.5 32.2 31.3 30.8 32.2 31.5 31.4 30.8 32.0 30.9 33.9 31.6 33.1
0.041 kg/s
X 31.0 30.9 30.9 30.2 30.1 30.1 29.8 29.4 29.4 28.7 28.2 28.0 27.9 27.8 27.6 27.3 26.9 26.8 26.1 26.1 26.0 25.4 25.2 25.2 24.9 24.3 23.9 23.3 23.2 22.4
T 32.4 32.3 32.3 32.2 32.7 34.4 35.7 34.3 34.5 36.0 36.5 36.6 37.6 37.3 36.7 36.7 37.5 36.2 37.2 37.6 38.1 38.7 38.9 38.6 37.7 38.0 38.8 39.1 39.6 39.6
0.043 kg/s
X 31.2 31.2 30.9 30.5 29.9 29.7 29.1 29.0 28.9 28.5 28.4 28.0 27.4 26.9 26.4 26.1 25.7 25.4 25.2 24.3 24.2 23.6 23.5 23.4 23.0 22.8 22.2 21.8 21.4 21.4
17 m/s
T 31.7 33.5 33.2 33.7 33.1 34.0 33.7 33.8 34.0 34.9 35.1 36.2 36.0 36.1 34.3 36.7 37.0 37.1 37.6 37.5 37.8 38.6 38.6 38.9 39.3 39.3 39.2 36.4 39.4 39.6
0.049 kg/s
X 30.5 30.3 29.6 29.3 28.5 27.7 27.5 27.1 26.8 26.6 26.1 24.8 24.1 23.7 23.5 23.3 23.0 22.7 22.5 22.2 22.2 21.3 21.1 20.9 20.6 20.3 20.2 20.0 19.8 19.6
T 34.5 34.1 34.3 34.7 35.8 36.1 36.7 37.8 34.4 36.0 35.4 36.5 35.5 36.7 36.8 36.7 36.8 38.7 37.8 37.3 37.2 36.0 34.8 36.8 38.6 39.1 37.8 38.1 38.1 38.1
0.053 kg/s
X 30.3 30.3 30.1 28.4 28.4 27.9 27.7 27.6 27.3 27.3 27.0 26.8 26.8 25.9 25.7 25.3 23.3 22.9 22.5 22.3 22.0 22.0 21.5 21.4 21.2 21.0 20.8 20.7 20.7 20.4
T 32.1 32.4 33.3 32.8 33.3 33.5 33.2 35.0 34.9 33.8 33.2 34.6 34.9 35.0 35.8 35.7 35.0 33.5 33.8 35.7 35.9 35.5 35.4 36.1 37.2 36.8 36.4 37.3 36.2 36.9
0.041 kg/s
X 31.4 30.8 30.4 30.2 29.8 29.3 29.3 28.7 28.7 28.6 27.9 27.8 27.8 27.8 27.7 27.5 27.4 27.4 27.2 26.8 26.4 25.9 25.0 24.6 23.8 23.8 23.1 22.5 21.4 20.6
T 32.7 32.6 32.6 32.4 33.2 32.6 33.1 32.4 33.2 32.4 32.9 33.0 32.9 32.7 34.4 34.3 35.4 32.3 33.9 33.2 31.9 32.8 33.1 33.4 33.7 34.8 33.3 33.9 34.9 33.5
0.043 kg/s
X 31.4 31.4 31.2 31.0 30.4 30.2 30.1 30.1 29.5 29.0 28.9 28.8 28.0 27.8 27.7 27.0 26.6 26.5 26.1 26.0 25.7 25.5 25.1 24.9 24.5 24.3 24.1 23.0 21.8 21.2
18 m/s
T 32.4 34.3 35.1 33.1 35.5 36.9 35.9 37.4 36.9 37.1 37.0 39.0 37.7 37.9 38.6 39.0 34.6 34.4 36.3 39.1 37.9 37.9 37.9 38.7 37.6 37.7 38.0 37.3 37.3 37.6
0.049 kg/s
X 30.7 30.3 30.1 29.8 29.1 28.6 27.4 26.8 26.7 26.6 26.0 26.0 25.2 24.9 24.2 23.2 22.9 22.3 21.8 21.8 21.5 21.3 21.0 20.8 20.2 20.2 20.1 19.8 19.8 19.4
T 33.3 33.7 34.4 33.8 36.0 35.9 35.6 36.0 35.8 36.7 37.0 37.7 38.2 37.4 38.1 39.2 38.9 39.6 39.0 39.5 40.6 39.4 38.3 38.0 37.4 38.8 39.5 38.7 40.1 41.2
0.053 kg/s
X 30.3 28.5 28.2 27.8 27.6 27.1 26.9 26.7 26.4 26.2 25.9 25.7 25.5 24.9 24.7 24.6 24.3 24.1 23.5 23.3 23.2 22.5 22.5 22.2 21.8 21.1 21.1 21.0 21.0 21.0
T 29.7 30.1 30.0 30.4 29.6 29.6 31.2 32.2 31.5 31.6 32.9 33.4 33.5 33.5 33.1 33.4 33.7 33.5 33.4 32.6 33.2 35.1 32.8 34.1 34.5 34.1 32.9 33.3 34.2 33.3
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 31.1 31.0 30.6 30.5 30.3 30.1 30.1 29.8 29.7 29.7 29.5 29.2 28.9 28.8 28.2 28.2 28.1 27.8 27.3 27.2 27.1 26.7 26.6 25.5 25.0 23.2 21.4 20.6
T 32.6 33.4 32.5 33.3 34.4 34.0 34.0 34.3 34.0 34.1 34.2 35.0 34.4 34.6 35.2 34.8 34.6 35.3 35.5 35.0 34.2 35.3 34.6 34.7 34.7 34.4 34.5 35.9 36.0 35.4
0.043 kg/s
X 30.5 30.1 29.8 29.6 29.4 29.2 28.6 28.5 28.5 27.6 27.6 27.0 27.0 26.1 26.1 26.1 25.8 25.8 25.2 24.9 23.9 23.8 23.6 23.4 22.7 22.5 22.2 21.4 21.0 21.0
19 m/s
T 34.6 35.4 35.9 36.4 36.8 37.4 37.4 37.5 37.5 38.1 38.4 38.7 39.5 38.3 38.5 38.1 39.1 40.5 39.9 39.2 38.4 38.0 38.1 38.8 39.3 39.1 39.6 38.9 38.4 40.0
0.049 kg/s
X 31.4 31.3 30.2 29.3 28.6 28.0 27.6 27.0 26.4 25.9 25.5 25.2 24.6 24.2 23.9 23.7 23.3 22.8 22.3 21.9 21.8 21.0 20.8 20.3 20.1 19.7 19.3 18.9 18.4 18.3
T 33.4 33.7 32.8 34.4 34.8 35.0 35.5 35.9 36.4 36.6 36.7 37.5 37.2 36.9 36.9 37.3 38.1 37.8 36.9 37.2 36.7 38.0 38.2 39.0 38.8 37.6 36.6 36.5 36.5 37.4
0.053 kg/s
X 31.1 30.9 30.3 30.1 30.1 30.0 29.7 28.6 27.9 27.6 26.9 26.6 25.8 25.5 25.2 24.8 24.2 23.2 22.7 21.5 21.2 20.8 20.4 20.0 19.8 19.6 19.6 19.4 19.0 18.8
T 38.5 38.8 38.6 36.2 38.0 40.4 38.4 44.8 42.2 45.0 48.2 45.6 46.0 37.0 39.0 38.8 37.8 39.0 41.6 42.8 42.0 42.0 42.0 43.6 41.6 43.4 44.8 46.2 53.4 55.0
0.041 kg/s
X 30.7 30.6 30.3 29.6 29.4 29.2 29.1 28.9 28.4 28.2 28.1 27.7 27.7 27.2 27.1 26.3 26.2 26.0 25.8 25.2 24.4 24.0 23.1 22.6 21.9 21.9 21.3 20.8 20.6 20.6
T 34.9 35.2 36.7 36.2 35.0 36.0 34.9 35.1 35.9 34.0 34.5 34.6 36.6 37.4 36.8 38.1 36.9 34.4 33.5 34.6 35.1 33.5 33.5 30.7 30.6 32.7 33.0 34.7 34.3 35.9
0.043 kg/s
X 31.4 30.4 29.9 29.9 29.6 29.3 29.2 28.6 27.9 27.9 27.3 27.2 26.8 26.7 25.3 25.1 24.8 24.4 23.8 23.0 22.8 22.3 21.3 20.6 20.4 20.3 20.1 19.8 19.7 19.4
20 m/s
T 34.8 37.1 36.8 36.5 37.4 38.8 38.7 37.7 38.4 37.8 38.9 39.7 39.4 40.3 40.1 40.0 36.3 37.6 39.4 40.7 37.8 36.3 36.7 39.5 44.1 40.8 44.2 39.9 39.2 38.3
0.049 kg/s
X 31.0 30.0 28.9 28.0 27.3 26.8 26.2 25.6 25.2 24.6 24.1 23.6 23.3 23.0 22.9 22.3 22.3 21.5 21.3 20.9 20.7 20.3 20.2 20.0 20.0 19.7 19.5 19.4 19.4 18.9
T 38.7 37.0 40.3 40.1 39.6 39.5 39.0 40.0 42.3 39.8 40.3 39.2 40.1 38.8 40.6 43.4 42.2 43.2 43.1 41.6 43.2 42.7 43.0 43.3 44.5 43.2 41.7 40.5 45.6 43.6
0.053 kg/s
X 30.7 30.6 29.9 29.7 29.4 28.8 28.3 27.8 27.8 27.2 27.2 26.5 26.0 25.5 25.5 25.2 25.1 24.5 23.7 23.6 22.7 22.3 20.7 20.1 19.5 19.5 18.7 17.6 17.1 17.1
Lampiran 2. Data Pengukuran pada Talang 5
Waktu
Var.UL Var.UP Par. Uji
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
T 31.4 31.3 31.4 32 32.8 32.1 33.1 32.1 32.2 33.1 32.8 32.5 32.3 34.3 33.3 34 31.6 33 34.3 32 31.6 33.1 32.6 32.3 32.3 31.8 32.8 34.5 33 33.6
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 31.5 30 30 30 30 30 30 29 28.5 28.5 28.5 28 28 27.5 26.5 26 24.5 24.5 24.5 24 24 24 23.5 23.5 22 21 21 21
T 32.8 32.6 32.8 32.6 33.5 34.7 35.6 34.4 34.6 36 36 36 37.1 37 36.7 37 36.7 36 37.6 37.2 37.4 38.1 38.7 38.5 37.6 37.6 38.6 39 40 39.6
0.043 kg/s
X 31 31 30 30 29 29 27.5 27.5 27.5 27 27 27 25 25 25 25 25 24 24 24 24 22 22 22 21 21 21 20 20 20
17 m/s
T 32.1 33.6 33.3 33.6 33.3 33.8 33.2 33.5 33.6 34.4 34.7 35.5 35.6 35.3 35.5 36 36.5 36.2 37.2 36.8 37.1 37.8 38 38.3 39.1 38.3 38.7 36.5 39 39.6
0.049 kg/s
X 30 30 29 29 27.5 27 26.5 26.5 26.5 26.5 24.5 24.5 23.5 23.5 23.5 23 22.5 22.5 22 22 22 20 20 20 19.5 19.5 19.5 19 19 18.5
T 34.1 33.6 34 34.4 35.1 35.5 35.8 37.1 34.2 35.1 34.6 35.6 35 36 36.2 36 37 38.8 37 36.3 36.8 36 35.1 36.3 38 38.5 37.2 37.6 38 38.5
0.053 kg/s
X 30.5 30.5 30 28.5 28.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 26.5 25 25 25 22 22 22 21 21 21 21 20.5 20.5 20.5 19.5 19.5 20 19
T 32.1 33.3 33.6 34 33.7 33.7 34 35.4 35 34 34.1 35.3 35.6 34 34 36.1 35.1 32.8 35.2 37.1 36.1 36.1 36 37.5 38.5 37.6 37.7 38.3 37 37.5
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 30.5 30 30 29.5 29.5 28.5 28.5 28.5 27.5 27 27 27 26.5 26.5 26.5 26.5 26 26 26 24 24 23 23 23 21.5 21.5 20 20
T 33.2 33 33.2 33.1 33.5 33.5 33.5 33.2 34 33.2 33.3 33.7 33.7 34.1 35.3 36 35.6 33.6 34.7 34.6 33.1 31.4 34.2 36.5 35.2 36.3 34.2 35 37 34.7
0.043 kg/s
X 31 31 31 31 30 29.5 29.5 29.5 29 27.5 27.5 27 26.5 26.5 26 26 25.5 25.5 25 25 24.5 24.5 24.5 24.5 22.5 22.5 22.5 20 20 17.5
18 m/s
T 32.7 34 34.4 33.3 35.1 35.6 35.3 36.6 36.2 36.6 37 38.2 37.5 37.5 38.2 38 34.8 35 36.7 38.3 37.5 37.8 37.8 38.5 37.3 37.6 37.7 37.1 37 37.5
0.049 kg/s
X 30 30 30 29 29 28 27 27 27 27 26 26 25.5 25 24 24 23 22 21 21 21 21 21 21 20 20 20 19.5 20 19.5
T 33.4 33.8 33.8 33.7 35.6 35.7 35.5 35.1 35.6 36.3 36.1 37.1 37.5 37 37.5 38.1 38.5 38.6 38.1 39 39.8 38.1 37.4 37.7 36.8 38.8 38.6 37.8 39 40
0.053 kg/s
X 29.5 28.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 25.5 25 25 24.5 24.5 24 24 24 23 23 23 22 22 22 21 20 20 20 20 20
T 29.2 29.5 29.6 30.4 30.1 29.4 32.1 32.6 32.6 32.8 35 33.5 33.3 33.6 34.4 34.3 32.7 34 34.4 34 34.4 35.7 34.2 35.2 35.5 34.3 32.8 31.4 32 33
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 30.5 30.5 30 30 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29 28.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 25.5 24 23 20 20
T 32.2 33.8 33.2 34.3 34.7 34.4 34.5 35.1 34.8 34.6 35 35.6 35.1 35.3 35.3 35.3 34.6 36.6 37 36.1 35.7 35.1 36.5 35.5 36.1 36.1 35.7 37.5 37 36.5
0.043 kg/s
X 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29 27 27 27 26.5 26.5 26.5 26.5 25 25 25 25 25 23 23 21.5 21.5 21 21 21 21 21 20 20 20
19 m/s
T 34.1 35 35.2 35.6 36 36.9 36.4 36.3 36.2 36.7 38.5 37.6 38.7 37 36.2 37 38.5 39 38.8 39.5 38.1 37 36.6 36.2 36.9 37.5 38.1 36.9 36 37.6
0.049 kg/s
X 31 31 30 29 28.5 28 28 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24 24 23.5 23.5 23 22 21 21.5 20 20 19.5 19.5 19 18.5 18 18 17.5
T 33 33.5 33 33.7 34.4 34.3 34.3 35.1 35.3 36.2 36 37.1 36.6 36 36.3 37 37.6 37.2 36.1 36.8 36.1 37.8 37.5 38.2 38.3 37.1 35.7 36.2 36 37.8
0.053 kg/s
X 31 30.5 30.5 29.5 29.5 29 29 28 27 27 26.5 26.5 25 24.5 24 24 23 22 21.5 21 20 20 20 20 19.5 19.5 19.5 19.5 19 19
T 38.2 39 35 34 35 39 36 44 46 43 45 48 48 38 39 39 33 39 40 42 41 43 44 45 42 44 47 47 51 51
0.041 kg/s
X 30.5 30 30 29.5 29 29 28.5 28.5 28 28 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26 26 25.5 25 24 24 23 22 21.5 21.5 21 21 20 20
T 33.2 33.3 34.5 36.1 34.1 33.7 33.6 35.7 34.7 33 33.1 33.2 35.1 37 36.8 38.8 36.3 33.7 33.8 34.1 35 33 30 30.5 30.4 32 33 34.1 32 34.8
0.043 kg/s
X 31.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 28 28 28 27.5 27 26.5 26.5 24.5 24 24 24 24 23 23 23 21 20 20 20 19.5 19.5 20 19.5
20 m/s
T 33 36.3 36.6 36 36 39.5 38.2 36.5 37.5 39.2 38.5 38.7 38.1 40.8 40.5 39.3 35 34 39.1 42.6 37.6 37.1 35.5 35.4 44.5 36.7 40.6 40.1 37 35.8
0.049 kg/s
X 30.5 27 25.5 25.5 24.5 24 24 24 24 23.5 22 22 22 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 19 18
T 39 39.6 39.2 41.7 39.2 39.6 39.1 38 42 39.5 40 37.2 40.3 37.3 41 43.3 40 41.5 42.5 38.5 40 38.7 39 40 45 47 41.5 38.6 45 44.6
0.053 kg/s
X 30 30 30 29 29 26.5 26.5 25 25 25 25 25 24.5 24.5 24.5 24 24 24 22 22 21 21 20 20 19 19 19 16 16 16
Lampiran 3. Data Pengukuran Percobaan 1
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.221 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 17 m/s pada Temperatur 34,6 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.041 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,6 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 31°C
Massa Bahan Bakar : 22 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (menit)
Kadar Kadar Kadar Kadar T Kadar T
T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) (°C) air (%) (°C)
1 5 31.5 30.1 30.5 30.6 31 31.2 30.5 31.4 31.5 31.4 31 30.94
2 10 31 31.2 30.5 31.3 31 31.3 30.5 31.3 31.5 31.3 30.9 31.28
3 15 31 30.7 30.5 31.1 31 31.3 30.5 31.3 31.5 31.4 30.9 31.16
4 20 31 30.8 30 31.4 30 31.4 30 31.7 30 32 30.2 31.46
5 25 30.5 31.5 30 31.7 30 32.1 30 32.3 30 32.8 30.1 32.08
6 30 30.5 32.2 30 30.5 30 32.8 30 33.1 30 32.1 30.1 32.14
7 35 30 31 29 31.4 30 31.8 30 32.5 30 33.1 29.8 31.96
8 40 29 31.4 29 31.6 30 32 29 32.3 30 32.1 29.4 31.88
9 45 29 32.2 29 32.8 30 33.1 29 33.1 30 32.2 29.4 32.68
10 50 29 31.7 27.5 32 29 32.2 29 32.5 29 33.1 28.7 32.3
11 55 27.5 31 27 31.3 29 31.7 29 32.2 28.5 32.8 28.2 31.8
12 60 27.5 32 27 31.5 28.5 32 28.5 32.2 28.5 32.5 28 32.04
13 65 27.5 34.8 26.5 34.2 28.5 34.3 28.5 34.3 28.5 32.3 27.9 33.98
14 70 27.5 32.7 26.5 32.8 28.5 33.1 28.5 33.3 28 34.3 27.8 33.24
15 75 27.5 31.2 26.5 31.1 28 33.5 28 33.8 28 33.3 27.6 32.58
16 80 27 32.2 26 32.7 28 33.3 28 33.5 27.5 34 27.3 33.14
17 85 26.5 31.6 26 31.7 27.5 32.2 28 33.4 26.5 31.6 26.9 32.1
18 90 26.5 31.7 26 32 27.5 32.8 28 33 26 33 26.8 32.5
19 95 26.5 31.2 25 31.4 27 31.8 27.5 32.1 24.5 34.3 26.1 32.16
20 100 26.5 30.6 25 30.8 27 31.5 27.5 31.8 24.5 32 26.1 31.34
21 105 26 29.6 25 30.5 27 31.1 27.5 31.3 24.5 31.6 26 30.82
22 110 26 31.3 25 31.6 26 32.3 26 32.7 24 33.1 25.4 32.2
23 115 25 30.3 25 31.2 26 31.4 26 32 24 32.6 25.2 31.5
24 120 25 30.5 25 30.6 26 31.7 26 32.1 24 32.3 25.2 31.44
25 125 25 29.2 25 30.3 26 31.2 25 31.1 23.5 32.3 24.9 30.82
26 130 24.5 31.6 24.5 32 25 32.2 24 32.2 23.5 31.8 24.3 31.96
27 135 24.5 29.4 24.5 29.7 25 31.1 23.5 31.6 22 32.8 23.9 30.92
28 140 24 33.5 24 33.6 24 33.6 23.5 34.1 21 34.5 23.3 33.86
29 145 24 30.5 23.5 31.3 24 32.5 23.5 30.8 21 33 23.2 31.62
30 150 22 32.7 23.5 32.8 24 33.1 21.5 33.4 21 33.6 22.4 33.12
63

Lampiran 4. Data Pengukuran Percobaan 2


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.221 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 17 m/s pada Temperatur 34,6 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.043 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,7 m/s pada Temperatur 40 °C
Temperatur Sekitar : 30°C
Massa Bahan Bakar : 22,3 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (menit) Kadar Kadar Kadar Kadar T Kadar T
T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) (°C) air (%) (°C)
1 5 31.5 31.8 31 32.1 31.5 32.5 31 32.6 31 32.8 31.2 32.36
2 10 31.5 32 31 32.2 31.5 32.3 31 32.3 31 32.6 31.2 32.28
3 15 31.5 31.7 31 32 31 32.2 31 32.6 30 32.8 30.9 32.26
4 20 30.5 32.5 30 31.7 31 32 31 32.2 30 32.6 30.5 32.2
5 25 30.5 32 30 32.3 30 32.8 30 33.1 29 33.5 29.9 32.74
6 30 30 34.3 30 34.2 30 34.3 29.5 34.4 29 34.7 29.7 34.38
7 35 30 36.1 29.5 36 29 35.3 29.5 35.6 27.5 35.6 29.1 35.72
8 40 29.5 34.3 29.5 34.4 29 34.3 29.5 34.3 27.5 34.4 29 34.34
9 45 29.5 34.3 29 34.5 29 34.6 29.5 34.4 27.5 34.6 28.9 34.48
10 50 29.5 36.2 29 36.2 29 36 28 35.8 27 36 28.5 36.04
11 55 29 36.8 29 36.7 29 36.6 28 36.2 27 36 28.4 36.46
12 60 29 37.4 28.5 36.7 28 36.6 27.5 36.1 27 36 28 36.56
13 65 28.5 38.2 28.5 37.8 28 37.5 27 37.3 25 37.1 27.4 37.58
14 70 27.5 37.8 27 37.2 28 37.1 27 37.2 25 37 26.9 37.26
15 75 27.5 38 27 35.8 27.5 35.8 25 37 25 36.7 26.4 36.66
16 80 27 35.6 26 37.7 27.5 37.6 25 35.8 25 37 26.1 36.74
17 85 26 38.2 26 37.8 26.5 37.4 25 37.5 25 36.7 25.7 37.52
18 90 26 38 25.5 35.6 26.5 35.6 25 35.8 24 36 25.4 36.2
19 95 26 35.6 25.5 37.8 25.5 37.5 25 37.5 24 37.6 25.2 37.2
20 100 25 38.2 24 37.6 24.5 37.5 24 37.3 24 37.2 24.3 37.56
21 105 24.5 38 24 39 24.5 38.5 24 37.4 24 37.4 24.2 38.06
22 110 24.5 39.3 24 39 24 38.8 23.5 38.1 22 38.1 23.6 38.66
23 115 24.5 39 24 39.2 24 38.8 23 38.7 22 38.7 23.5 38.88
24 120 24 39.6 24 37.4 24 38.8 23 38.6 22 38.5 23.4 38.58
25 125 24 37.3 23 38.3 24 37.6 23 37.6 21 37.6 23 37.68
26 130 23 38.8 23 38.3 24 37.7 23 37.5 21 37.6 22.8 37.98
27 135 23 39 23 38.8 23 38.8 21 38.7 21 38.6 22.2 38.78
28 140 22 39.3 23 39.1 23 39 21 39 20 39 21.8 39.08
29 145 21 39.7 23 39.6 23 39.6 20 39.5 20 39.5 21.4 39.58
30 150 21 39.8 23 39.6 23 39.5 20 39.5 20 39.6 21.4 39.6
Lampiran 5. Data Pengukuran Percobaan 3
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.221 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 17 m/s pada Temperatur 34,6 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.049 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,9 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 28 °C
Massa Bahan Bakar : 24 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (menit)
Kadar Kadar Kadar Kadar T Kadar T
T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) (°C) air (%) (°C)
1 5 31 31.3 30 31.5 31.5 31.8 30 31.7 30 32.1 30.5 31.68
2 10 31 33.4 30 33.5 30.5 33.5 30 33.4 30 33.6 30.3 33.48
3 15 30 32.8 30 33.1 30 33.3 29 33.3 29 33.3 29.6 33.16
4 20 29 34.1 29.5 33.8 30 33.6 29 33.5 29 33.6 29.3 33.72
5 25 29 33.1 29.5 33.1 29 33.1 27.5 33.1 27.5 33.3 28.5 33.14
6 30 28.5 34.2 29 34 27.5 34.1 26.5 34 27 33.8 27.7 34.02
7 35 28.5 34.2 28.5 34.1 27.5 33.6 26.5 33.4 26.5 33.2 27.5 33.7
8 40 27.5 34.4 27.5 34.1 27.5 33.8 26.5 33.4 26.5 33.5 27.1 33.84
9 45 27.5 34.4 27 34.2 27.3 34.1 25.5 33.8 26.5 33.6 26.76 34.02
10 50 27 35.2 27 35.1 27 35 25.5 34.8 26.5 34.4 26.6 34.9
11 55 27 35.6 26.5 35.3 27 35.1 25.5 34.7 24.5 34.7 26.1 35.08
12 60 25.5 37.2 26.5 36.7 24 36.1 23.5 35.6 24.5 35.5 24.8 36.22
13 65 25 36.2 24 36.4 24.5 36 23.5 35.7 23.5 35.6 24.1 35.98
14 70 24.5 37.1 23.5 36.5 23.5 36 23.5 35.7 23.5 35.3 23.7 36.12
15 75 23.5 33.6 23.5 33.7 23.5 34.2 23.5 34.3 23.5 35.5 23.5 34.26
16 80 23.5 37.4 23.5 37 23.5 36.5 23 36.5 23 36 23.3 36.68
17 85 23.5 37.7 23 37.2 23 36.8 23 36.6 22.5 36.5 23 36.96
18 90 23 38 22.5 37.6 23 37.3 22.5 36.6 22.5 36.2 22.7 37.14
19 95 23 38.1 22.5 37.7 22.5 37.5 22.5 37.4 22 37.2 22.5 37.58
20 100 22.5 38.6 22.5 37.7 22 37.2 22 37 22 36.8 22.2 37.46
21 105 22.5 39 22.5 38.2 22 37.6 22 37.3 22 37.1 22.2 37.84
22 110 21.5 39.7 22 38.7 21.5 38.5 21.5 38.2 20 37.8 21.3 38.58
23 115 21 39.3 21.5 38.8 21.5 38.6 21.5 38.1 20 38 21.1 38.56
24 120 21 39.5 21.5 39.2 21 39 21 38.5 20 38.3 20.9 38.9
25 125 21 40 21 39.3 20.5 39.2 21 39.1 19.5 39.1 20.6 39.34
26 130 20.5 40.3 20.5 39.8 20.5 39.3 20.5 38.7 19.5 38.3 20.3 39.28
27 135 20.5 39.8 20.5 39.5 20.5 39.2 20 39 19.5 38.7 20.2 39.24
28 140 20 36.1 20.5 36.3 20.5 36.5 20 36.5 19 36.5 20 36.38
29 145 20 40 20 39.6 20 39.3 20 39.1 19 39 19.8 39.4
30 150 19.5 40.1 20 39.8 20 39.5 20 39.2 18.5 39.6 19.6 39.64
65

Lampiran 6. Data Pengukuran Percobaan 4


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.221 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 17 m/s pada Temperatur 34,6 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.053 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 2,1 m/s pada Temperatur 41 °C
Temperatur Sekitar : 29 °C
Massa Bahan Bakar : 24 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (menit)
Kadar Kadar Kadar Kadar T Kadar T
T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) (°C) air (%) (°C)
1 5 29.5 35 30.5 34.7 30.5 34.6 30.5 34.3 30.5 34.1 30.3 34.54
2 10 29.5 34.4 30.5 34.6 30.5 34.1 30.5 33.8 30.5 33.6 30.3 34.1
3 15 29.5 34.4 30 34.5 30.5 34.3 30.5 34.1 30 34 30.1 34.26
4 20 27.5 35.1 29.5 34.8 29 34.6 27.5 34.5 28.5 34.4 28.4 34.68
5 25 27.5 36.6 29.5 36.2 29 35.8 27.5 35.5 28.5 35.1 28.4 35.84
6 30 27.5 36.8 29 36.5 29 36 26.5 35.7 27.5 35.5 27.9 36.1
7 35 27.5 38 28.5 37.6 28.5 36.2 26.5 36 27.5 35.8 27.7 36.72
8 40 27.5 38.5 28 38.1 28.5 37.7 26.5 37.7 27.5 37.1 27.6 37.82
9 45 27.5 34.5 27.5 34.4 28.5 34.4 26 34.3 27 34.2 27.3 34.36
10 50 27.5 37 27.5 36.5 28.5 36 26 35.5 27 35.1 27.3 36.02
11 55 27.5 36.6 27.5 35.8 28.5 35.2 25 34.8 26.5 34.6 27 35.4
12 60 27.5 37.5 27.5 37.1 27.5 36.2 25 36 26.5 35.6 26.8 36.48
13 65 27.5 36.3 27.5 35.8 27.5 35.3 25 35.1 26.5 35 26.8 35.5
14 70 26.5 37.8 26.5 37.2 26.5 36.5 25 36.1 25 36 25.9 36.72
15 75 26.5 37.7 25.5 37.3 26.5 36.5 25 36.5 25 36.2 25.7 36.84
16 80 25.5 37.8 25.5 37.2 25.5 36.3 25 36.3 25 36 25.3 36.72
17 85 25 36.5 22.5 36.5 25 37 22 37 22 37 23.3 36.8
18 90 25 39 21.5 38.6 24 38.6 22 38.6 22 38.8 22.9 38.72
19 95 23 39.1 21.5 38.6 24 37.2 22 37.2 22 37 22.5 37.82
20 100 23 39.7 21.5 37.3 24 36.6 22 36.6 21 36.3 22.3 37.3
21 105 22.5 37.6 21.5 37.5 23 37.1 22 37.1 21 36.8 22 37.22
22 110 22.5 36 21.5 36 23 36 22 36 21 36 22 36
23 115 22 34.5 21.5 34.6 22 35 21 35 21 35.1 21.5 34.84
24 120 22 37.6 21.5 37.2 22 36.5 21 36.5 20.5 36.3 21.4 36.82
25 125 22 39.6 21 39.2 21.5 38.2 21 38.2 20.5 38 21.2 38.64
26 130 21 40 21 39.5 21.5 38.8 21 38.8 20.5 38.5 21 39.12
27 135 21 38.7 21 38.3 21.5 37.5 21 37.5 19.5 37.2 20.8 37.84
28 140 21 38.8 21 38.5 21 37.8 21 37.8 19.5 37.6 20.7 38.1
29 145 21 38.7 21 38.3 21 37.8 21 37.8 19.5 37.7 20.7 38.06
30 150 21 37.5 20 37.7 21 38.3 21 38.3 19 38.5 20.4 38.06
Lampiran 7. Data Pengukuran Percobaan 5
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.233 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 18 m/s pada Temperatur 34,7 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.041 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,6 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 27°C
Massa Bahan Bakar : 23 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE

NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 31.8 31.5 32.2 31.5 32.1 31 32.1 31.5 32.1 31.4 32.06
2 10 30 31.7 30 32.2 31.5 32.7 31 32.2 31.5 33.3 30.8 32.42
3 15 30 33.1 30 33 31.5 33.2 30 33.4 30.5 33.6 30.4 33.26
4 20 30 32.8 30 30.2 31 33.5 30 33.7 30 34 30.2 32.84
5 25 29 33.2 29 33.2 31 33 30 33.2 30 33.7 29.8 33.26
6 30 28.5 33.4 28.5 33.5 30.5 33.6 29.5 33.5 29.5 33.7 29.3 33.54
7 35 28.5 32.3 28.5 32.8 30.5 33 29.5 33.7 29.5 34 29.3 33.16
8 40 28 34.1 28.5 34.5 30 35.6 28.5 35.6 28.5 35.4 28.7 35.04
9 45 28 35 28.5 35 30 34.7 28.5 35 28.5 35 28.7 34.94
10 50 28 33.6 28.5 33.8 29.5 33.8 28.5 33.7 28.5 34 28.6 33.78
11 55 27.5 32 27.5 32.6 29.5 33.6 27.5 33.8 27.5 34.1 27.9 33.22
12 60 27.5 34 27.5 34.2 29.5 34.5 27.5 35.1 27 35.3 27.8 34.62
13 65 27.5 34 27.5 34.6 29.5 35 27.5 35.3 27 35.6 27.8 34.9
14 70 27.5 36 27.5 35 29.5 35 27.5 35 27 34 27.8 35
15 75 27.5 36.6 27.5 36.6 29.5 36.2 27.5 35.5 26.5 34 27.7 35.78
16 80 27.5 35 27 35.6 29 35.7 27.5 36 26.5 36.1 27.5 35.68
17 85 27 35 27 35 29 35 27.5 35 26.5 35.1 27.4 35.02
18 90 27 33.5 27 33.3 29 32.8 27.5 35 26.5 32.8 27.4 33.48
19 95 27 32.8 27 33.3 28.5 33.5 27.5 34.3 26 35.2 27.2 33.82
20 100 26.5 34.3 26.5 35.6 28.5 35.5 26.5 36.2 26 37.1 26.8 35.74
21 105 26 35.1 26.5 35.7 27 36.1 26.5 36.6 26 36.1 26.4 35.92
22 110 26 34.8 26 34.8 27 35.6 26.5 36 24 36.1 25.9 35.46
23 115 24.5 34.7 25 35.1 25.5 35.6 26 35.7 24 36 25 35.42
24 120 24.5 34.6 25 34.8 25.5 36.3 25 37.3 23 37.5 24.6 36.1
25 125 23 35.8 24.5 36.7 23.5 37.3 25 37.6 23 38.5 23.8 37.18
26 130 23 36.2 24.5 36.5 23.5 36.6 25 37 23 37.6 23.8 36.78
27 135 23 35.1 24.5 35.6 22 36.6 24.5 37 21.5 37.7 23.1 36.4
28 140 22 35.7 23.5 36.6 22 38 23.5 38.1 21.5 38.3 22.5 37.34
29 145 22 35.3 22 35.8 21 36 22 36.6 20 37.3 21.4 36.2
30 150 21 36.2 21 36.3 20 37.2 21 37.3 20 37.5 20.6 36.9
67

Lampiran 8. Data Pengukuran Percobaan 6


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.233 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 18 m/s pada Temperatur 34,7 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.043 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,7 m/s pada Temperatur 40 °C
Temperatur Sekitar : 28 °C
Massa Bahan Bakar : 22,5 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE

NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 32.3 31.5 32.5 31.5 32.7 31.5 33 31 33.2 31.4 32.74
2 10 31.5 32.2 31.5 32.6 31.5 32.7 31.5 32.7 31 33 31.4 32.64
3 15 31 32 31 32.3 31.5 32.7 31.5 32.8 31 33.2 31.2 32.6
4 20 31 31.5 30.5 32 31 32.5 31.5 32.7 31 33.1 31 32.36
5 25 30 33 30.5 33.2 31 33.4 30.5 32.8 30 33.5 30.4 33.18
6 30 30 31.7 30 32.2 31 33 30.5 32.7 29.5 33.5 30.2 32.62
7 35 30 32 30 33.6 30.5 32.8 30.5 33.6 29.5 33.5 30.1 33.1
8 40 30 31.4 30 31.8 30.5 32.2 30.5 33.2 29.5 33.2 30.1 32.36
9 45 29 32.8 29.5 33 30.5 33.3 29.5 33.1 29 34 29.5 33.24
10 50 29 31.6 29.5 32 29.5 32.5 29.5 32.8 27.5 33.2 29 32.42
11 55 29 31.5 29 33.2 29.5 32.7 29.5 33.6 27.5 33.3 28.9 32.86
12 60 29 31.8 29 33.5 29.5 33.2 29.5 32.8 27 33.7 28.8 33
13 65 29 31.5 27.5 32.8 29.5 33 27.5 33.5 26.5 33.7 28 32.9
14 70 28.5 31.3 27.5 32.1 29 32.8 27.5 33.3 26.5 34.1 27.8 32.72
15 75 28.5 32.7 27.5 34.4 29 34.7 27.5 35.1 26 35.3 27.7 34.44
16 80 27.5 32.6 27 33.3 28.5 34.2 26 35.5 26 36 27 34.32
17 85 27 36.7 27 34.6 27.5 35.1 26 35.2 25.5 35.6 26.6 35.44
18 90 26.5 31.3 27 31.7 27.5 32 26 33.1 25.5 33.6 26.5 32.34
19 95 26.5 34 27 33.5 27 33.1 25 34.3 25 34.7 26.1 33.92
20 100 26.5 31.5 26.5 32.5 27 33.3 25 34.2 25 34.6 26 33.22
21 105 26 30.8 26 31.6 27 31.8 25 32.1 24.5 33.1 25.7 31.88
22 110 25 32.1 26 32.4 27 33.8 25 34.3 24.5 31.4 25.5 32.8
23 115 25 32.1 25.5 32.5 26 33.2 24.5 33.6 24.5 34.2 25.1 33.12
24 120 24 30.7 25.5 31.6 26 33.7 24.5 34.4 24.5 36.5 24.9 33.38
25 125 24 32.1 25.5 32.6 26 33.7 24.5 34.7 22.5 35.2 24.5 33.66
26 130 24 32.7 25 33.7 26 35.5 24 36 22.5 36.3 24.3 34.84
27 135 23 32.3 25 33.1 26 33.3 24 33.7 22.5 34.2 24.1 33.32
28 140 22.5 32.5 23.5 33.3 25 33.8 24 34.7 20 35 23 33.86
29 145 20 32.6 23.5 34 23.5 35.1 22.5 36.3 19.5 36.7 21.8 34.94
30 150 20 32.2 23 33 23.5 33.6 22 34.1 17.5 34.7 21.2 33.52
Lampiran 9. Data Pengukuran Percobaan 7
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.233 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 18 m/s pada Temperatur 34,7 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.049 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,9 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 30°C
Massa Bahan Bakar : 33 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE

NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 32.5 30.5 32.3 30.5 32.2 31 32.2 30 32.7 30.7 32.38
2 10 30 34.8 30 34.5 30.5 34.2 31 34.1 30 34 30.3 34.32
3 15 29.5 36 30 35.6 30.5 35 30.5 34.6 30 34.4 30.1 35.12
4 20 29.5 32.8 30 33 30.5 33.3 30 33.3 29 33.3 29.8 33.14
5 25 29 36.2 29.5 35.8 29 35.2 29 35.2 29 35.1 29.1 35.5
6 30 29 37.1 29 36.7 29 36.6 28 38.5 28 35.6 28.6 36.9
7 35 28.5 36.8 27.5 36.2 27.5 35.8 26.5 35.6 27 35.3 27.4 35.94
8 40 27.5 38.2 27.5 37.8 26.5 37.6 25.5 37 27 36.6 26.8 37.44
9 45 27.5 37.7 27.5 37.2 26 36.7 25.5 36.5 27 36.2 26.7 36.86
10 50 27 37.8 27.5 37.4 26 37.1 25.5 36.7 27 36.6 26.6 37.12
11 55 26.5 37.5 26.5 37.2 26 36.8 25 36.6 26 37 26 37.02
12 60 26.5 40.2 26.5 39.5 26 38.8 25 38.5 26 38.2 26 39.04
13 65 25 38.2 25 37.8 25.5 37.6 25 37.6 25.5 37.5 25.2 37.74
14 70 25 38.3 25 38.1 25 37.8 24.5 37.7 25 37.5 24.9 37.88
15 75 24.5 39.6 25 38.8 24.5 38.2 23 38 24 38.2 24.2 38.56
16 80 23 40.2 23.5 39.6 23.5 39.1 22 38.3 24 38 23.2 39.04
17 85 23 34.1 23 34.4 23.5 34.8 22 34.8 23 34.8 22.9 34.58
18 90 22 33.7 23 34.1 23 34.5 21.5 34.8 22 35 22.3 34.42
19 95 22 35.7 22 36 22.5 36.6 21.5 36.7 21 36.7 21.8 36.34
20 100 22 40.2 22 39.6 22.5 38.7 21.5 38.5 21 38.3 21.8 39.06
21 105 21.5 38.3 22 38.1 22 37.8 21 37.6 21 37.5 21.5 37.86
22 110 21.5 38.2 21 38.1 22 37.8 21 37.8 21 37.8 21.3 37.94
23 115 21 37.8 21 37.8 21 38 21 38 21 37.8 21 37.88
24 120 21 38.7 20 38.7 21 38.8 21 38.7 21 38.5 20.8 38.68
25 125 20 38.2 20 37.6 21 37.5 20 37.5 20 37.3 20.2 37.62
26 130 20 37.8 20 37.6 21 37.8 20 37.7 20 37.6 20.2 37.7
27 135 20 38.2 20 38.1 20.5 38.1 20 37.8 20 37.7 20.1 37.98
28 140 20 37.7 19.5 37.5 20 37.2 20 37.1 19.5 37.1 19.8 37.32
29 145 20 37.6 19.5 37.4 20 37.1 20 37.1 19.5 37.2 19.8 37.28
30 150 19 38.1 19.5 37.8 20 37.4 19 37.4 19.5 37.5 19.4 37.64
69

Lampiran 10. Data Pengukuran Percobaan 8


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.233 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 18 m/s pada Temperatur 34,7 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.053 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 2,1 m/s pada Temperatur 41
°C
Temperatur Sekitar : 27 °C
Massa Bahan Bakar : 24 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 33.1 29.5 33.1 31.5 33.4 29.5 33.5 29.5 33.4 30.3 33.3
2 10 27.5 33.5 29.5 33.6 29.5 33.7 27.5 33.8 28.5 33.8 28.5 33.68
3 15 27.5 35 29.5 34.6 29 34.3 27.5 34.1 27.5 33.8 28.2 34.36
4 20 27.5 34 27.5 34 29 33.8 27.5 33.7 27.5 33.7 27.8 33.84
5 25 26.5 36.3 27.5 36.2 29 36 27.5 35.8 27.5 35.6 27.6 35.98
6 30 26.5 36.5 26.5 35.3 28.5 36 26.5 35.8 27.5 35.7 27.1 35.86
7 35 26 35 26.5 36.6 28.5 35.5 26.5 35.5 27 35.5 26.9 35.62
8 40 26 36.8 26.5 36.1 27.5 36.6 26.5 35.5 27 35.1 26.7 36.02
9 45 26 36.2 26.5 37 27.5 35.8 25.5 34.6 26.5 35.6 26.4 35.84
10 50 25.5 36.8 26.5 37.1 27 36.8 25.5 36.6 26.5 36.3 26.2 36.72
11 55 25.5 37.6 26.5 37.8 27 37 25 36.6 25.5 36.1 25.9 37.02
12 60 25.5 38.1 26.5 38.5 26.5 37.5 25 37.3 25 37.1 25.7 37.7
13 65 25 39.8 26 38 26.5 38.1 25 37.7 25 37.5 25.5 38.22
14 70 24 38 26 37.6 26 37.3 24 37 24.5 37 24.9 37.38
15 75 24 38.6 25.5 38.3 25.5 38.3 24 37.7 24.5 37.5 24.7 38.08
16 80 24 40 25.5 39.7 25.5 39.3 24 38.8 24 38.1 24.6 39.18
17 85 23 39.3 25 39.1 25.5 38.8 24 38.6 24 38.5 24.3 38.86
18 90 23 41 24 40.1 25.5 39.3 24 39 24 38.6 24.1 39.6
19 95 23 39.7 24 39.3 24.5 39.1 23 38.7 23 38.1 23.5 38.98
20 100 23 39.7 24 39.8 23.5 39.6 23 39.3 23 39 23.3 39.48
21 105 22.5 40.3 24 41.7 23.5 40.8 23 40.6 23 39.8 23.2 40.64
22 110 22 42.2 23 39.2 23.5 38.8 22 38.5 22 38.1 22.5 39.36
23 115 22 39.5 23 38.7 23.5 38.5 22 37.6 22 37.4 22.5 38.34
24 120 22 39 22 38.2 23 37.8 22 37.5 22 37.7 22.2 38.04
25 125 21.5 38.7 22 37.3 22.5 37.2 22 37.1 21 36.8 21.8 37.42
26 130 21.5 37.6 21 39.6 21.5 39.2 21.5 39 20 38.8 21.1 38.84
27 135 21.5 40.5 21 39.8 21.5 39.5 21.5 39.2 20 38.6 21.1 39.52
28 140 21 39.5 21 39.1 21.5 38.7 21.5 38.2 20 37.8 21 38.66
29 145 21 41 21 40.6 21.5 40.2 21.5 39.7 20 39.2 21 40.14
30 150 21 42.5 21 41.8 21.5 41.2 21.5 40.5 20 40 21 41.2
Lampiran 11. Data Pengukuran Percobaan 9
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.247 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 19 m/s pada Temperatur 34,5 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.041 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,6 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 31°C
Massa Bahan Bakar : 22,5 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit

TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE


NO t (menit)
kadar kadar kadar kadar kadar
T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) air (%)
1 5 31.5 30.3 31.5 29.8 31.5 29.8 31.5 29.4 31.5 29.2 31.5 29.7
2 10 31.5 30.4 31.5 30.3 31.5 30.3 31.5 29.8 31.5 29.5 31.5 30.1
3 15 31 30.4 31.5 30.3 31 30.3 31.5 29.5 30.5 29.6 31.1 30.0
4 20 31 30.5 31.5 30.5 31 30.5 31 30.1 30.5 30.4 31.0 30.4
5 25 30.5 29.7 31 29.6 30.5 29.6 31 29.2 30 30.1 30.6 29.6
6 30 30.5 29.7 31 29.5 30.5 29.1 30.5 30.1 30 29.4 30.5 29.6
7 35 30.5 30.7 30.5 30.8 30.5 30.2 30.5 32 29.5 32.1 30.3 31.2
8 40 30 31.3 30.5 32 30.5 32.5 30 32.5 29.5 32.6 30.1 32.2
9 45 30 30.3 30.5 31.2 30.5 31.5 30 31.7 29.5 32.6 30.1 31.5
10 50 30 30.8 30 31.2 30 31.4 29.5 31.6 29.5 32.8 29.8 31.6
11 55 29.5 31.4 30 32.3 30 32.6 29.5 33.2 29.5 35 29.7 32.9
12 60 29.5 31.1 30 33.3 30 34.4 29.5 34.7 29.5 33.5 29.7 33.4
13 65 29 33.7 29.5 33.6 30 33.4 29.5 33.3 29.5 33.3 29.5 33.5
14 70 28.5 33 28.5 33.5 30 33.8 29.5 33.7 29.5 33.6 29.2 33.5
15 75 28.5 30.7 28.5 32 29.5 33.9 29 34.4 29 34.4 28.9 33.1
16 80 28.5 32.1 28.5 33.3 29.5 33.4 29 34 28.5 34.3 28.8 33.4
17 85 27.5 34.4 28.5 34.2 29 33.7 28.5 33.3 27.5 32.7 28.2 33.7
18 90 27.5 32 28.5 33.1 29 34 28.5 34.3 27.5 34 28.2 33.5
19 95 27 31.8 28.5 33 29 33.6 28.5 34 27.5 34.4 28.1 33.4
20 100 27 31 27.5 31.5 28.5 33.1 28.5 33.5 27.5 34 27.8 32.6
21 105 27 31.4 27 31.8 27.5 33.8 27.5 34.4 27.5 34.4 27.3 33.2
22 110 27 34.5 27 35.1 27.5 35 27.5 35 27 35.7 27.2 35.1
23 115 26.5 31.3 27 32.2 27.5 32.7 27.5 33.7 27 34.2 27.1 32.8
24 120 26.5 31.5 27 33.7 27 34.6 26.5 35.3 26.5 35.2 26.7 34.1
25 125 26.5 33.4 26.5 34.1 27 34.4 26.5 35.2 26.5 35.5 26.6 34.5
26 130 25 33.7 25 33.8 26 34.1 26 34.4 25.5 34.3 25.5 34.1
27 135 25 33.1 25 33.4 25.5 33.4 25.5 31.7 24 32.8 25.0 32.9
28 140 22 34.3 23 33.8 23 33.8 25 33.1 23 31.4 23.2 33.3
29 145 21 35.2 21 35.3 21 35.3 24 33.4 20 31.8 21.4 34.2
30 150 21 33.4 20 33.4 21 33.3 21 33.4 20 33 20.6 33.3
71

Lampiran 12. Data Pengukuran Percobaan 10


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.247 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 19 m/s pada Temperatur 34,5 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.043 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,7 m/s pada Temperatur 40 °C
Temperatur Sekitar : 27°C
Massa Bahan Bakar : 21,5 kg
Waktu Pengeringan : 150 kg

TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE


NO t (menit) kadar kadar kadar kadar kadar
T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) air (%)
1 5 31.5 31.6 31.5 32.3 30 33.5 30 33.6 29.5 32.2 30.5 32.6
2 10 31.5 33.3 30 33.4 29.5 33.7 30 32.7 29.5 33.8 30.1 33.4
3 15 30 31.6 30 32 29.5 32.7 30 33.2 29.5 33.2 29.8 32.5
4 20 30 32.1 29.5 33.1 29.5 33.4 29.5 33.8 29.5 34.3 29.6 33.3
5 25 29.5 34 29.5 34.1 29.5 34.8 29 34.2 29.5 34.7 29.4 34.4
6 30 29.5 33.7 29.5 34.2 29 33.3 29 34.4 29 34.4 29.2 34.0
7 35 29 33.5 29 33.7 29 34.1 29 34.2 27 34.5 28.6 34.0
8 40 29 33.2 29 33.7 29 34.7 28.5 35 27 35.1 28.5 34.3
9 45 29 33.1 29 33.6 29 34.1 28.5 34.4 27 34.8 28.5 34.0
10 50 28.5 33.2 27 33.8 28.5 34.2 27.5 34.5 26.5 34.6 27.6 34.1
11 55 28.5 33.1 27 33.6 28.5 34.5 27.5 34.6 26.5 35 27.6 34.2
12 60 27.5 34.1 27 34.6 27.5 35.2 26.5 35.5 26.5 35.6 27.0 35.0
13 65 27.5 33.4 27 34 27.5 34.3 26.5 35 26.5 35.1 27.0 34.4
14 70 26 33.7 27 34.4 27.5 34.6 25 34.8 25 35.3 26.1 34.6
15 75 26 34.7 27 34.7 27.5 35.6 25 35.6 25 35.3 26.1 35.2
16 80 26 33.8 27 34.6 27.5 35.2 25 35.2 25 35.3 26.1 34.8
17 85 26 32.4 26.5 34.4 27 35.6 24.5 36 25 34.6 25.8 34.6
18 90 26 33.2 26.5 34.8 27 35.6 24.5 36.3 25 36.6 25.8 35.3
19 95 26 34.3 26.5 35 27 35.6 23.5 35.8 23 37 25.2 35.5
20 100 25.5 33.4 25.5 34.7 27 35.2 23.5 35.5 23 36.1 24.9 35.0
21 105 25.5 33 25.5 34.7 25 34.6 22 33.2 21.5 35.7 23.9 34.2
22 110 25.5 34 25.5 34.5 25 35.5 21.5 37.4 21.5 35.1 23.8 35.3
23 115 25.5 33.1 25 34.7 25 32.3 21.5 36.3 21 36.5 23.6 34.6
24 120 25 34.2 25 34.5 25 35.1 21 34.3 21 35.5 23.4 34.7
25 125 25 32.8 23 35 23.5 35.8 21 33.6 21 36.1 22.7 34.7
26 130 24 33.3 23 34 23.5 35 21 33.7 21 36.1 22.5 34.4
27 135 24 33.2 22 34 23 34.5 21 35.1 21 35.7 22.2 34.5
28 140 22 34.5 22 35 22 36 21 36.6 20 37.5 21.4 35.9
29 145 20 35 22 35.2 22 36.2 21 36.7 20 36.7 21.0 36.0
30 150 20 34 22 34.8 22 35.6 21 36 20 36.5 21.0 35.4
Lampiran 13. Data Pengukuran Percobaan 11
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.247 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 19 m/s pada Temperatur 34,5 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.049 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,9 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 34 °C
Massa Bahan Bakar : 23,2 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE

NO t (menit) kadar kadar kadar kadar kadar


T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) air (%)
1 5 31.5 34.4 31.5 35.2 31.5 35.1 31.5 34.1 31 34.1 31.4 34.6
2 10 31.5 35.8 31 35.7 31.5 35.4 31.5 35.1 31 35 31.3 35.4
3 15 30 36.6 30 35.3 30 36.1 31 36.1 30 35.2 30.2 35.9
4 20 29 37.1 29 36.3 29 36.1 30.5 37.1 29 35.6 29.3 36.4
5 25 28 38 28.5 36 28 36.5 30 37.3 28.5 36 28.6 36.8
6 30 27.5 38.5 28 37.2 27.5 36.3 29 38 28 36.9 28.0 37.4
7 35 27 38.7 27.5 38.6 27 37 28.5 36.1 28 36.4 27.6 37.4
8 40 26.5 39.1 27.5 39 26 36.6 28 36.7 27 36.3 27.0 37.5
9 45 26 39.1 27 38.5 25.5 36.7 27 37.1 26.5 36.2 26.4 37.5
10 50 26 40.2 26 39.3 25.5 37.1 26 37.1 26 36.7 25.9 38.1
11 55 25.5 40.7 25.5 39.2 25.5 37.1 25.5 36.5 25.5 38.5 25.5 38.4
12 60 25.5 41.6 25.5 40.8 25 36.5 25 37.1 25 37.6 25.2 38.7
13 65 25 43.3 25 40.2 24.5 37.1 24 38.1 24.5 38.7 24.6 39.5
14 70 24.5 39.1 24.5 39.4 24.5 37.6 23.5 38.4 24 37 24.2 38.3
15 75 24 39.5 24 38.7 24 38.9 23.5 39 24 36.2 23.9 38.5
16 80 24 38.7 24 37.4 24 38.3 23 39.2 23.5 37 23.7 38.1
17 85 23.5 39.5 23.5 38.2 23.5 39 22.5 40.1 23.5 38.5 23.3 39.1
18 90 23 42.8 23 40.1 23 40.4 22 40 23 39 22.8 40.5
19 95 22.5 42.4 22.5 40.6 23 39.7 21.5 38.2 22 38.8 22.3 39.9
20 100 22.5 38.5 22 39 22.5 39.1 21.5 39.7 21 39.5 21.9 39.2
21 105 22 38.7 22 38.9 22.5 38.2 21 38 21.5 38.1 21.8 38.4
22 110 21 39.1 21.5 38.5 22 38 20.5 37.5 20 37 21.0 38.0
23 115 21 39.1 21.5 39.4 21 38.1 20.5 37.3 20 36.6 20.8 38.1
24 120 20.5 40.7 21 40.3 20.5 39.4 20 37.6 19.5 36.2 20.3 38.8
25 125 20.5 40.6 20.5 40.6 20.5 39.8 19.5 38.5 19.5 36.9 20.1 39.3
26 130 20 41.7 20.5 39.8 20 38.5 19 38.1 19 37.5 19.7 39.1
27 135 19.5 41.5 20 41.3 20 39 18.5 38.1 18.5 38.1 19.3 39.6
28 140 19 40 19.5 40.8 19.5 39 18.5 37.8 18 36.9 18.9 38.9
29 145 18.5 40.2 19 39.7 19 38.5 18 37.4 17.5 36.4 18.4 38.4
30 150 18 42 19 42 19 40.1 18 38.3 17.5 37.6 18.3 40.0
73

Lampiran 14. Data Pengukuran Percobaan 12


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.247 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 19 m/s pada Temperatur 34,5 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.053 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 2,1 m/s pada Temperatur 41 °C
Temperatur Sekitar : 28°C
Massa Bahan Bakar : 24 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit

TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE


NO t (menit) kadar kadar kadar kadar kadar
T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) air (%)
1 5 31.5 31.6 31.5 32.3 30 33.5 30 33.6 29.5 32.2 30.5 32.6
2 10 31.5 33.3 30 33.4 29.5 33.7 30 32.7 29.5 33.8 30.1 33.4
3 15 30 31.6 30 32 29.5 32.7 30 33.2 29.5 33.2 29.8 32.5
4 20 30 32.1 29.5 33.1 29.5 33.4 29.5 33.8 29.5 34.3 29.6 33.3
5 25 29.5 34 29.5 34.1 29.5 34.8 29 34.2 29.5 34.7 29.4 34.4
6 30 29.5 33.7 29.5 34.2 29 33.3 29 34.4 29 34.4 29.2 34.0
7 35 29 33.5 29 33.7 29 34.1 29 34.2 27 34.5 28.6 34.0
8 40 29 33.2 29 33.7 29 34.7 28.5 35 27 35.1 28.5 34.3
9 45 29 33.1 29 33.6 29 34.1 28.5 34.4 27 34.8 28.5 34.0
10 50 28.5 33.2 27 33.8 28.5 34.2 27.5 34.5 26.5 34.6 27.6 34.1
11 55 28.5 33.1 27 33.6 28.5 34.5 27.5 34.6 26.5 35 27.6 34.2
12 60 27.5 34.1 27 34.6 27.5 35.2 26.5 35.5 26.5 35.6 27.0 35.0
13 65 27.5 33.4 27 34 27.5 34.3 26.5 35 26.5 35.1 27.0 34.4
14 70 26 33.7 27 34.4 27.5 34.6 25 34.8 25 35.3 26.1 34.6
15 75 26 34.7 27 34.7 27.5 35.6 25 35.6 25 35.3 26.1 35.2
16 80 26 33.8 27 34.6 27.5 35.2 25 35.2 25 35.3 26.1 34.8
17 85 26 32.4 26.5 34.4 27 35.6 24.5 36 25 34.6 25.8 34.6
18 90 26 33.2 26.5 34.8 27 35.6 24.5 36.3 25 36.6 25.8 35.3
19 95 26 34.3 26.5 35 27 35.6 23.5 35.8 23 37 25.2 35.5
20 100 25.5 33.4 25.5 34.7 27 35.2 23.5 35.5 23 36.1 24.9 35.0
21 105 25.5 33 25.5 34.7 25 34.6 22 33.2 21.5 35.7 23.9 34.2
22 110 25.5 34 25.5 34.5 25 35.5 21.5 37.4 21.5 35.1 23.8 35.3
23 115 25.5 33.1 25 34.7 25 32.3 21.5 36.3 21 36.5 23.6 34.6
24 120 25 34.2 25 34.5 25 35.1 21 34.3 21 35.5 23.4 34.7
25 125 25 32.8 23 35 23.5 35.8 21 33.6 21 36.1 22.7 34.7
26 130 24 33.3 23 34 23.5 35 21 33.7 21 36.1 22.5 34.4
27 135 24 33.2 22 34 23 34.5 21 35.1 21 35.7 22.2 34.5
28 140 22 34.5 22 35 22 36 21 36.6 20 37.5 21.4 35.9
29 145 20 35 22 35.2 22 36.2 21 36.7 20 36.7 21.0 36.0
30 150 20 34 22 34.8 22 35.6 21 36 20 36.5 21.0 35.4
Lampiran 15. Data Pengukuran Percobaan 13
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.260 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 20 m/s pada Temperatur 34 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.041 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1.6 m/s pada Temperatur 38°C
Temperatur Sekitar : 27°C
Massa Bahan Bakar : 21 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
t
NO kadar kadar kadar
(menit) kadar kadar T T
T (°C) T (°C) air air air T (°C) X T
air (%) air (%) (°C) (°C)
(%) (%) (%)
1 5 30 38.9 31.5 38.7 31.5 38.6 30 38.3 30.5 38.2 30.7 38.5
2 10 30 39 31.5 39 31.5 38 30 39 30 39 30.6 38.8
3 15 29.5 40 31.5 40 31.5 39 29 39 30 35 30.3 38.6
4 20 29.5 38 30 37 30 37 29 35 29.5 34 29.6 36.2
5 25 29 41 30 40 30 39 29 35 29 35 29.4 38.0
6 30 29 41 29.5 41 29.5 41 29 40 29 39 29.2 40.4
7 35 29 40 29.5 40 29.5 39 29 37 28.5 36 29.1 38.4
8 40 28.5 45 29.5 45 29.5 45 28.5 45 28.5 44 28.9 44.8
9 45 28.5 39 28.5 40 28.5 42 28.5 44 28 46 28.4 42.2
10 50 28.5 46 28 46 28.5 45 28 45 28 43 28.2 45.0
11 55 28.5 50 28 50 28.5 50 28 46 27.5 45 28.1 48.2
12 60 28 32 27.5 52 28 49 27.5 47 27.5 48 27.7 45.6
13 65 28 48 27.5 40 28 47 27.5 47 27.5 48 27.7 46.0
14 70 27.5 36 27 37 27.5 36 27 38 27 38 27.2 37.0
15 75 27 39 27 39 27.5 39 27 39 27 39 27.1 39.0
16 80 26 40 26 39 26.5 38 26.5 38 26.5 39 26.3 38.8
17 85 26 40 26 39 26.5 38 26.5 39 26 33 26.2 37.8
18 90 26 39 25.6 40 26 38 26.5 39 26 39 26.0 39.0
19 95 26 43 25 43 26 42 26.5 40 25.5 40 25.8 41.6
20 100 25 44 25 44 26 42 25 42 25 42 25.2 42.8
21 105 24 44 24 43 26 42 24 40 24 41 24.4 42.0
22 110 23 43 24 40 25 41 24 43 24 43 24.0 42.0
23 115 22.5 41 23 41 24 40 23 44 23 44 23.1 42.0
24 120 22.5 43 22.5 43 24 42 22 45 22 45 22.6 43.6
25 125 22 42 22 41 22.5 41 21.5 42 21.5 42 21.9 41.6
26 130 22 41 22 44 22.5 44 21.5 44 21.5 44 21.9 43.4
27 135 21.5 43 21.5 44 21.5 45 21 45 21 47 21.3 44.8
28 140 21 47 21 46 21 45 20 46 21 47 20.8 46.2
29 145 21 55 21 55 21 53 20 53 20 51 20.6 53.4
30 150 21 55 21 57 21 57 20 55 20 51 20.6 55.0
75

Lampiran 16. Data Pengukuran Percobaan 14


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.260 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 20 m/s pada Temperatur 34 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.043 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,7 m/s pada Temperatur 40 °C
Temperatur Sekitar : 30°C
Massa Bahan Bakar : 25.5 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit

TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE


NO t (menit)
kadar kadar air kadar kadar kadar
T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) (%) air (%) air (%) air (%)
1 5 31.5 36 31.5 35.8 31.5 35.2 31 34.4 31.5 33.2 31.4 34.9
2 10 31.5 36.5 30 36.2 30.5 35.2 30.5 34.6 29.5 33.3 30.4 35.2
3 15 30.5 38.1 29.5 37.4 29.5 37.5 30.5 36.1 29.5 34.5 29.9 36.7
4 20 30.5 36.5 29.5 36.3 29.5 36.5 30.5 35.8 29.5 36.1 29.9 36.2
5 25 30 35.3 29.5 36.5 29.5 34.7 29.5 34.2 29.5 34.1 29.6 35.0
6 30 29.5 37.5 29 36.7 29 36.3 29.5 35.6 29.5 33.7 29.3 36.0
7 35 29.5 35.2 29 35.3 29 35.2 29 35 29.5 33.6 29.2 34.9
8 40 29 35.2 28.5 35.6 28.5 33.5 29 35.6 28 35.7 28.6 35.1
9 45 28.5 37.1 27.5 36.5 27.5 36 28 35 28 34.7 27.9 35.9
10 50 28.5 35.1 27.5 34.5 27.5 34 28 33.3 28 33 27.9 34.0
11 55 27.5 36 27 34.7 27 34.4 27.5 34.1 27.5 33.1 27.3 34.5
12 60 27.5 35.8 27 35.8 27 34 27.5 34 27 33.2 27.2 34.6
13 65 27.5 37.4 26.5 38.2 26.5 37.1 27 35.3 26.5 35.1 26.8 36.6
14 70 27.5 38 26.5 37.7 26.5 37.3 26.5 37.1 26.5 37 26.7 37.4
15 75 26 37.8 25.5 37.3 26 36 24.5 36 24.5 36.8 25.3 36.8
16 80 26 38.8 25 38.8 26 35.3 24.5 39 24 38.8 25.1 38.1
17 85 25.5 37.7 25 37.2 25.5 37 24 36.5 24 36.3 24.8 36.9
18 90 25 34.8 24.5 35 24.5 34.3 24 34.3 24 33.7 24.4 34.4
19 95 24 33.6 24 33.7 24 33 23 33.3 24 33.8 23.8 33.5
20 100 24 35 23 35.6 23 34.3 22 34.2 23 34.1 23.0 34.6
21 105 24 35.1 23 35.2 22 35.1 22 35 23 35 22.8 35.1
22 110 23 34.5 22 34.2 22 33 21.5 33 23 33 22.3 33.5
23 115 22.5 34.9 21 34.6 21 34 21 34 21 30 21.3 33.5
24 120 21 31 21 31.6 21 30.2 20 30.1 20 30.5 20.6 30.7
25 125 21 30.8 21 30.8 20 30.6 20 30.3 20 30.4 20.4 30.6
26 130 21 33.1 20.5 32.8 20 32.6 20 33.1 20 32 20.3 32.7
27 135 20.5 33.3 20.5 33.8 20 31.9 20 33 19.5 33 20.1 33.0
28 140 20 35.6 20 35.4 20 34.2 19.5 34.3 19.5 34.1 19.8 34.7
29 145 20 35 20 35 19.5 35 19.5 35 19.5 31.6 19.7 34.3
30 150 19.5 37.5 19.5 36 19.5 36 19 35.1 19.5 34.8 19.4 35.9
Lampiran 17. Data Pengukuran Percobaan 15
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.260 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 20 m/s pada Temperatur 34 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.049 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,9 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 28 °C
Massa Bahan Bakar : 22,5 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit

TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE


t
NO kadar kadar kadar
(menit) kadar kadar T T
T (°C) T (°C) air air air T (°C) X T
air (%) air (%) (°C) (°C)
(%) (%) (%)
1 5 31 36.2 31.5 36.3 30.5 35.1 31.5 33.6 30.5 33 31.0 34.8
2 10 31 38.5 31.1 38.5 30 35.1 31 37.2 27 36.3 30.0 37.1
3 15 30 36.3 28.5 36.7 30 37.7 30.5 36.6 25.5 36.6 28.9 36.8
4 20 27.5 36.5 27 36.7 30 37 30 36.2 25.5 36 28.0 36.5
5 25 26.5 39.3 26.5 38.6 29 36.5 30 36.7 24.5 36 27.3 37.4
6 30 25 39 26.5 38.8 29 37.2 29.5 39.6 24 39.5 26.8 38.8
7 35 25 39 26.5 39 27 39.1 28.5 38.3 24 38.2 26.2 38.7
8 40 25 38.1 26 38.5 27 38.7 26 36.7 24 36.5 25.6 37.7
9 45 25 38.8 25 39 26.5 38.5 25.5 38.2 24 37.5 25.2 38.4
10 50 24 31.6 25 39.1 26.5 38.8 24 40.2 23.5 39.2 24.6 37.8
11 55 24 38.7 25 39.3 26.5 39.7 23 38.2 22 38.5 24.1 38.9
12 60 24 41.8 25 40.7 24.5 38.3 22.5 39.2 22 38.7 23.6 39.7
13 65 24 40.2 25 40.6 23 39.8 22.5 38.1 22 38.1 23.3 39.4
14 70 23.5 42.2 25 42.1 23 37.8 22.5 38.5 21 40.8 23.0 40.3
15 75 23.5 39.2 25 39.1 23 41.1 22 40.5 21 40.5 22.9 40.1
16 80 23.5 40 22 40.7 23 40.2 22 40 21 39.3 22.3 40.0
17 85 23.5 37.1 22 37.1 23 36.5 22 35.8 21 35 22.3 36.3
18 90 23.5 38.8 21 36.7 22 35.8 21 42.5 20 34 21.5 37.6
19 95 22.5 40.7 21 39.6 22 39.8 21 37.8 20 39.1 21.3 39.4
20 100 21 42.5 21 42.3 21.5 42.3 21 34 20 42.6 20.9 40.7
21 105 21 38 20.5 38.2 21.5 37.4 20.5 37.8 20 37.6 20.7 37.8
22 110 20.5 37.8 20.5 37.4 20 35 20.5 34 20 37.1 20.3 36.3
23 115 20 37.7 20.5 37 20 36.6 20.5 36.5 20 35.5 20.2 36.7
24 120 20 43.8 20 41 20 40.6 20 36.6 20 35.4 20.0 39.5
25 125 20 43 20 43.8 20 44.2 20 45 20 44.5 20.0 44.1
26 130 20 42.3 20 42.1 19.5 42 20 40.8 19 36.7 19.7 40.8
27 135 19.5 43.5 19.5 44.7 19.5 45.2 20 47 19 40.6 19.5 44.2
28 140 19.5 39.6 19.5 39.1 19.5 40.6 19.5 40.2 19 40.1 19.4 39.9
29 145 19.5 40.6 19.5 40.6 19.5 40.5 19.5 37.3 19 37.1 19.4 39.2
30 150 19 39.6 19.5 39.3 19 39 19 38 18 35.8 18.9 38.3
77

Lampiran 18. Data Pengukuran Percobaan 16


Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.260 kg/s
Kecepatan Alian Udara Lingkungan : 20 m/s pada Temperatur 34 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.053 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 2.1 m/s pada Temperatur 41°C
Temperatur Sekitar : 31 °C
Massa Bahan Bakar : 22.5 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
t
NO kadar kadar kadar
(menit) kadar kadar T T
T (°C) T (°C) air air air T (°C) X T
air (%) air (%) (°C) (°C)
(%) (%) (%)
1 5 31.5 38 31 38.7 31 39 30 39 30 39 30.7 38.7
2 10 31.5 37.1 30.5 36.6 31 36 30 35.5 30 39.6 30.6 37.0
3 15 31 41.7 30.5 41 30.5 40 27.5 39.7 30 39.2 29.9 40.3
4 20 31 39.5 30.5 39.5 30.5 39.7 27.5 40.1 29 41.7 29.7 40.1
5 25 30.5 40.6 30 40.6 30.5 39.1 27 38.7 29 39.2 29.4 39.6
6 30 30.5 40.8 30 39.6 30.5 38.8 26.5 38.7 26.5 39.6 28.8 39.5
7 35 29 39.2 30 39 30.5 38.5 25.5 39 26.5 39.1 28.3 39.0
8 40 29 41.4 29.5 40.5 30 40.3 25.5 39.7 25 38 27.8 40.0
9 45 29 42.4 29.5 42 30 42.3 25.5 42.6 25 42 27.8 42.3
10 50 27 41 29 40.6 29.5 38.8 25.5 39.1 25 39.5 27.2 39.8
11 55 27 39.8 29 40.6 29.5 40.3 25.5 40.8 25 40 27.2 40.3
12 60 26 40.2 27 40 29.5 39.7 25 38.8 25 37.2 26.5 39.2
13 65 26 40.3 27 39.8 27.5 40.1 25 40 24.5 40.3 26.0 40.1
14 70 25.5 40.2 25 38.2 27.5 40.1 25 38.3 24.5 37.3 25.5 38.8
15 75 25.5 40.5 25 40.3 27.5 40.7 25 40.3 24.5 41 25.5 40.6
16 80 25.5 43 24.5 43.4 27 43.7 25 43.8 24 43.3 25.2 43.4
17 85 25.5 42.5 24.5 42.5 26.5 43 25 43.2 24 40 25.1 42.2
18 90 25.5 43.2 21.5 43.7 26.5 43.5 25 44 24 41.5 24.5 43.2
19 95 25.5 43.2 21.5 42.8 25 44 24.5 43.1 22 42.5 23.7 43.1
20 100 25 43.8 21.5 41.4 25 44.1 24.5 40 22 38.5 23.6 41.6
21 105 25 43.7 21.5 43.7 24 44.5 22 44.2 21 40 22.7 43.2
22 110 24 42.3 20.5 43.4 24 44 22 45 21 38.7 22.3 42.7
23 115 22 42.2 20.5 43.1 20 45 21 45.7 20 39 20.7 43.0
24 120 21.5 41.9 19 44 20 44.8 20 46 20 40 20.1 43.3
25 125 20 41.4 19 44 19.5 45 20 47 19 45 19.5 44.5
26 130 20 43.4 19 43.4 19.5 43.4 20 38.9 19 47 19.5 43.2
27 135 19 41.8 18 42 19.5 41.8 18 41.4 19 41.5 18.7 41.7
28 140 18 41.5 18 41.5 18.5 41.1 17.5 39.6 16 38.6 17.6 40.5
29 145 18 45.1 17 45.5 17 46.1 17.5 46.4 16 45 17.1 45.6
30 150 18 42.3 17 42.7 17 44.1 17.5 44.3 16 44.6 17.1 43.6
Lampiran 19 . Sifat-sifat Udara pada Tekanan Atmosfir.
79

Lampiran 20. Hasil perhitungan laju aliran massa.

UP v(m/s) T(°C)  (kg/m³) A(m²)


(kg/s)
2600 1,6 38 1,135 0,0225 0,041
2700 1,7 40 1,127 0,0225 0,043
2800 1,9 38 1,135 0,0225 0,049
2900 2,1 41 1,123 0,0225 0,053
UL v(m/s) T (°C)  (kg/m³) A(m²)
(kg/s)
2600 17 34,6 1,148 0,011304 0,221
2700 18 34,7 1,1471 0,011304 0,233
2800 19 34,5 1,148 0,011304 0,247
2900 20 34 1,150 0,011304 0,260
Lampiran 21. Hasil perhitungan laju pengeringan untuk rata-rata talang

Waktu rak telur
Var.UL Var.UP mencapai X=22% 𝑚 𝑚 𝑡 𝑚
t (jam) kg kg (jam) kg/jam
0.041 kg/s 2.5 4.194 1.495 2.5 1.080

0.043 kg/s 2.3 3.955 1.351 2.5 1.042


17 m/s
0.049 kg/s 1.7 3.965 1.340 2.5 1.050

0.053 kg/s 1.6 3.980 1.350 2.5 1.052

0.041 kg/s 2.3 4.085 1.444 2.5 1.056

0.043 kg/s 2.4 4.065 1.400 2.5 1.066


18 m/s
0.049 kg/s 1.5 3.690 1.105 2.5 1.034

0.053 kg/s 1.8 4.085 1.360 2.5 1.090

0.041 kg/s 2.4 4.010 1.390 2.5 1.048

0.043 kg/s 2.2 3.890 1.325 2.5 1.026


19 m/s
0.049 kg/s 1.6 4.040 1.290 2.5 1.100

0.053 kg/s 1.7 2.5 1.068


3.935 1.265
0.041 kg/s 2.1 3.960 1.400 2.5 1.024

0.043 kg/s 1.8 3.870 1.195 2.5 1.070


20 m/s
0.049 kg/s 1.3 4.185 1.330 2.5 1.142

0.053 kg/s 1.8 4.055 1.280 2.5 1.110


81

Lampiran 22. Hasil perhitungan laju pengeringan untuk talang 5


Waktu rak telur
Var.UL Var.UP mencapai X=22% 𝑚 𝑚 𝑡 𝑚
t (jam) kg kg (jam) kg/jam
0.041 kg/s 2.3 2.5 1.190
4.425 1.450
0.043 kg/s 1.8 2.5 1.128
3.975 1.155
17 m/s
0.049 kg/s 1.6 2.5 1.170
3.975 1.050
0.053 kg/s 1.4 2.5 1.150
4.025 1.150
0.041 kg/s 2.3 4.125 1.150 2.5 1.190

0.043 kg/s 2.1 4.075 1.125 2.5 1.180


18 m/s
0.049 kg/s 1.5 4.025 1.125 2.5 1.160

0.053 kg/s 1.8 4.000 1.050 2.5 1.180

0.041 kg/s 2.4 3.975 1.200 2.5 1.110

0.043 kg/s 1.8 3.975 1.110 2.5 1.150


19 m/s
0.049 kg/s 1.6 4.125 1.150 2.5 1.190

0.053 kg/s 1.5 4.000 1.110 2.5 1.160

0.041 kg/s 2.0 3.900 1.050 2.5 1.140

0.043 kg/s 1.9 3.850 1.075 2.5 1.110


20 m/s
0.049 kg/s 0.9 4.275 1.125 2.5 1.260

0.053 kg/s 1.6 3.950 1.100 2.5 1.140


Lampiran 23. Tabel Sifat-sifat termodinamika
83

Lampiran 24. Hasil perhitungan kalor input,kalor output, efisiensi


pngeringan, dan Qloss
v (m/s) 𝑚 (kg/s) 𝑚 kg/s LHV sekam (kJ/kg) 𝑄 (kJ/s) 𝑄 (Watt)
0.041 0.0025 15000 38 37500.0
0.043 0.0024 15000 36 35833.3
19
0.049 0.0026 15000 39 38666.7
0.053 0.0027 15000 40 40000.0

v (m/s) 𝑚 (kg/s) 𝑄 (Watt) 𝑄 (Watt) 𝜂 (%)


0.041 37500.0 12478.03 33.27
0.043 35833.3 12901.89 36.01
19
0.049 38666.7 13170.73 34.06
0.053 40000.0 13149.48 32.87
DINDING 2800-2600 2800-2700 2800-2800 2800-2900
(rpm) (rpm) (rpm) (rpm)
KANAN 93.7581 162.2888 211.9857 200.9216
KIRI 89.1554 159.0256 194.3029 203.9659
DEPAN 33.1406 87.1453 103.6071 74.2844
BELAKANG 163.9326 242.9054 238.9280 171.1488
ATAS 138.0109 286.0024 321.8684 292.7811
BAWAH 26.2338 43.5075 55.7345 53.0273
Ʃ Q LOSS 544.2314 980.8749 1126.4266 996.1290
(watt)

Anda mungkin juga menyukai