OLEH :
DIAN KUSUMAWATI
D211 14 003
OLEH :
DIAN KUSUMAWATI
D211 14 003
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Udara Panas terhadap Laju Pengeringan
Rak Telur dengan Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi”. Penulisan skirpsi ini
disusun untuk memenuhi syarat wajib penulisan skripsi dan tugas akhir program S1
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca adalah hal yang dapat penulis gunakan
sebagai acuan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan
tugas akhir ini, berbagai pihak telah banyak memberikan dorongan, bantuan serta
masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua penulis, Dra. Ida Kurniati selaku Ibu penulis yang senantiasa
mendukung, memfasilitasi, dan mendoakan kesuksesan penulis selama ini
dan Drs.Alimin, S.A.P selaku Ayah penulis, yang selalu menjadi panutan
dalam menuntut ilmu.
2. Saudara-saudara penulis, Ahmad Alimin dan Muh.Shafwan Alimin yang
selalu memberikan semangat serta dukungan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Ibu Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A selaku Rektor Universitas
Hasanuddin, Makassar
4. Bapak Dr. Ir. Ilyas Renreng, MT. selaku ketua Departemen Teknik Mesin
FT-UH
7. Bapak Hasnawi sekeluarga selaku orang tua kedua selama di Sidrap yang
senantiasa membantu penulis selama berada di lokasi pengambilan data.
iv
8. Om Nawir,dan bapak-bapak pegawai pabrik yang senantiasa membantu
penulis dalam proses pengerjaan mesin.
9. Wilyan Ginda dan Syarifuddin Baharsyah, selaku rekan kerja tugas akhir ini
yang selalu menolong dan menyemangati hingga tugas akhir ini selesai.
12. Seluruh staf dan karyawan Departeman Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin Makassar.
14. Nur Indah Pujiati,Ainun Pratiwi Herman,Byan, dan Fadhlan selaku sosok
yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini
secepatnya.
15. Teman teman Anti Baper yang senantiasa menghibur dan memberikan
semangat penulis (Dini, Nisa, Egif, Fahmi, Aldo, Juan, Siddiq, Ginda,
Syarif, Abid, Ridho, Binsar,dan Erwin).
18. drh.Andi Aswan Salam dan Andi Eka Pradana, ST, yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan bagi penulis.
19. Keluarga besar penulis yang menjadi orang-orang yang selalu mendukung
kegiatan akademik penulis.
Dan terima kasih kepada keluarga dan semua pihak yang tidak disebutkan
namanya satu persatu atas bantua dan doa yang diberikan kepada penulis,
semoga Allah membalas kebaikan kalian.
v
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak mengalami
kekurangan baik isi, penggunaan kata dan ejaan yang kurang sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas akhir ini ini. Semoga tugas akhir ini dapat menambah
wawasan. Akhirnya semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan .
Dian Kusumawati
vi
ABSTRAK
Mesin pengering rak telur dengan tungku berbahan bakar sekam padi
dirancang untuk membantu produsen rak telur agar terhindar dari masalah
pengeringan saat musim hujan, di mana selama ini proses pengeringan dilakukan
dengan metode konvensional yaitu menggunakan panas matahari. Mesin ini
dirancang dengan memanfaatkan udara panas dari hasil pembakaran sekam padi
kemudian diteruskan masuk pada Compact heat exchanger plate-fin 2.0 di mana
udara panas tersebut bercampur dengan udara lingkungan dan masuk ke dalam oven
untuk mengeringkan rak telur. Dalam penelitian ini dilakukan variasi laju aliran
massa udara panas hasil pembakaran sekam padi sehingga diketahui pengaruhnya
terhadap laju pengeringan rak telur,dan menentukan karakteristik temperatur rak
telur, dan pengaruh variasi kecepatan aliran udara lingkungan terhadap hasil
pengeringan.
Pengambilan data yang dilakukan yaitu data temperatur rak telur, kadar air
rak telur, massa awal dan akhir rak telur dan kecepatan aliran udara dari blower
udara lingkungan maupun udara panas hasil pembakaran sekam pada mesin
pengering rak telur. Dengan variasi laju aliran massa udara panas yaitu 0.041 kg/s,
0.043 kg/s, 0.049 kg/s, 0.053 kg/s dan kecepatan aliran udara lingkungan yaitu 17
m/s, 18 m/s, 19 m/s, 20 m/s.
Laju pengeringan sangat dipengaruhi oleh variasi kecepatan aliran udara
lingkungan dan laju aliran udara panas hasil pembakaran di mana kecepatan aliran
udara yang optimal yaitu sekitar 19 m/s, laju aliran massa udara panas 0.049 kg/s
dengan kecepatan putaran blower udara yaitu 2800 rpm baik itu untuk udara bersih
maupun udara panas hasil pembakaran sekam padi. Dengan penurunan nilai kadar
air setiap 15-20 menit selama proses pengeringan rak telur,besar perubahan kadar
air sekitar 19%-20%. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperoleh
nilai efisiensi pengeringan yang paling tinggi yaitu sebesar 36.01% untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,043 kg/s dan nilai efisiensi pengeringan yang paling
rendah yaitu sebesar 32.87% pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s.
Kata Kunci : Mesin Pengering Rak Telur, Alat Penukar Kalor, Laju Aliran
Massa, Laju Pengeringan.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... .. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... .. vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..……… xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xv
DAFTAR NOTASI……………………………………………………………. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3.2. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
1.4. Batasan Masalah...................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Bakar Biomassa…………………………..................................... 5
2.2. Sekam Padi……………………………………………………………… 7
2.3. Proses Pengeringan………....................................................................... 8
2.4. Jenis Pengeringan………………………………………….…………… 12
2.3.1. Pengeringan Buatan…………………......................................... 12
2.3.2. Pengeringan Alami……………………....................................... 14
2.4. Mesin Pengering Rak…………………………………………………... 14
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan……………………………… 16
2.6. Kadar Air …………………...…………………………....……………. 17
2.7. Laju Pengeringan ……………………………………………...…….… 17
2.8. Perhitungan Teoritis……………………………………………………. 18
2.8.1 Efisiensi Pengeringan .……….………………………........…… 18
2.8.2 Persamaan Kesetimbangan Energi …………………………….. 19
viii
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………............................................... 21
3.3. Rancangan Instalasi Penelitian............................................................. 21
3.4. Rencana Pelaksanaan Penelitian …………………………………….… 22
3.5. Peralatan Penelitian………………………………………………….…. 22
3.6. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengambilan Data……………………………………………….... 25
4.1.1 Data Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur….………..... 25
4.1.2 Data Hubungan Waktu Mencapai Kadar Air Rak Telur 22% terhadap
ix
B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s
x
F. Data Rata-Rata Talang untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………..…………………………. 54 5.2.
Saran………………………………..………………………...………. 55
DAFTAR PUSTAKA………………………….…………………………….. xiv
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 2.1 Sampel Sekam Padi ..................................................................... 7
Gambar 2.2 Kurva laju pengeringan ............................................................... 9
Gambar 2.3 Kurva Psikometrik Proses Pengeringan ...................................... 11
Gambar 2.4 Skema Pengering Cabinet .......................................................... 15
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 20
Gambar 3.2 Rancangan Instalasi Penelitian ..................................................... 22
Gambar 3.3 Alat ukur yang dipergunakan ....................................................... 23
Gambar 4.1 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 25
Gambar 4.2 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 26
Gambar 4.3 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 27
Gambar 4.4 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju
aliran udara lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
……………………………………………………………………………….. 29
Gambar 4.5 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas……………………. ................................................................................ 30
Gambar 4.6 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas………………………………………………………………………..... 31
Gambar 4.7 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran
udara lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas
………………………………………………………………………………... 33
Gambar 4.8 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju
aliran udara lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara
panas……………………………………………………………………………. 35
xii
Gambar 4.9 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 17 m/s ............................................................................................ ... 36
Gambar 4.10 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 18 m/s ....................................................................... ... 37
Gambar 4.11 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 19 m/s ………… ........................................................................... ... 38
Gambar 4.12 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara
lingkungan 20 m/s………………………………………………………………. 39
Gambar 4.13 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 17 m/s ....................................................................... ... 40
Gambar 4.14 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 18 m/s ........................................................................ .. 41
Gambar 4.15 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 19 m/s ....................................................................... .. 42
Gambar 4.16 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4
Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan
aliran udara lingkungan 20 m/s ........................................................................ .. 43
Gambar 4.17 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
m/s…..………………………………………………………………………… 44
Gambar 4.18 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
…………………... ........................................................................................... 45
Gambar 4.19 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19
m/s…………….. .............................................................................................. 46
xiii
Gambar 4.20 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20
m/s……….. ...................................................................................................... 47
Gambar 4.21 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17
m/s…………………………………………………………………………………….. .. 48
Gambar 4.22 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18
m/s.…………………………………………………………………….……. 49
Gambar 4.23 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19
m/s………………………………………………..…………………………………... 50
Gambar 4.24 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa
Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20
m/s…………………………………………………………………………………………… 51
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 2.1 Asumsi nilai kalor dari beberapa sumber bahan baku …………… 6
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ...................................... 21
xv
DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan Satuan
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu jenis produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah kertas
adalah rak telur. Rak telur saat ini mulai berpeluang menjadi bisnis karena bahan
baku yang digunakan mudah diperoleh dan tersedianya pasar.
Pengeringan dapat dilakukan secara konvensional maupun dengan
menggunakan mesin pengering. Pengeringan secara konvensional dengan
penjemuran bahan di bawah terik matahari mempunyai keunggulan tidak
memerlukan keahlian khusus, tidak memerlukan biaya yang besar dan kapasitas
bahan yang dikeringkan tidak terbatas. Sedangkan kekurangannya sangat
bergantung pada cuaca.
Seperti kita ketahui, masalah utama yang dihadapi industri pembuatan rak
telur pada musim hujan adalah proses pengeringan rak telur. Berdasarkan
penelitaian bahwa untuk mengatasi tidak efektifnya penggunaan tenaga kerja pada
proses pengeringan dengan menggunakan sinar matahari, maka dibuat suatu sistem
pengering tempat telur karton secara otomatis. Karena proses ini sangat dipengaruhi
oleh cuaca, maka sistem ini menggunakan sensor cahaya dan sensor suhu untuk
memantau keadaan cuaca. Sensor cahaya digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya. Sensor ini diletakkan pada tempat penjemuran. Sensor suhu digunakan
sebagai pendukung sensor cahaya, sensor ini akan mengukur suhu udara. Apabila
kedua sensor menunjukkan bahwa cuaca cerah, maka troli-troli egg tray
dikeluarkan dengan menggunakan motor DC. Sedangkan apabila cuaca
menunjukkan mendung, maka troli akan dimasukkan ke gudang penyimpanan.
Selain itu sistem ini dapat mendeteksi kering atau tidaknya tempat telur yang
dijemur. Hal tersebut dapat diketahui dari besarnya kadar air yang terkandung di
dalam tempat telur berdasarkan berat tempat telur yang diukur dengan
menggunakan sensor berat. Apabila tempat telur telah kering, maka troli akan
dipindahkan ke gudang (Hendri dkk,2007).
2
Kadar air yang tinggi dan cuaca yang tidak mendukung merupakan kendala
yang sulit diatasi. Pemilik pabrik rak telur yang masih mengandalkan energi
matahari dalam pengeringan akan terkendala dan terpaksa menanggung resiko.
Oleh karena itu, pemilik pabrik rak telur harus tahu cara penanganan yang baik,
salah satunya adalah melalui teknologi pengeringan.
Proses pengeringan itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai jenis alat
pengering,misalnya oven,microwave dryer,dan spray dryer. Pemilihan alat
pengering yang digunakan dapat ditentukan dengan bahan yang
dikeringkan,misalnya rak telur dengan menggunakan oven karena berbentuk
lembaran dan memiliki berat kering dan kadar air yang tertentu sehingga dapat
dipasarkan. Laju pengeringan dengan menggunakan oven lebih cepat (Sri
Rezeky,2013) .
Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan
udara yang mengalir. Apabila ada udara yang tidak mengalir menyebabkan
kandungan uap air di sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga
pengeringan semakin lambat, sehingga penulis melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh variasi laju aliran massa udara terhadap laju pengeringan rak
telur yang diproduksi dengan menggunakan mesin pengering dengan judul
“Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Udara Panas terhadap Laju Pengeringan
Rak Telur dengan Tungku Berbahan Bakar Sekam Padi”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biomasa ialah suatu material organik yang berasal dari makhluk hidup yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar atau bahan baku di industri untuk diolah
menjadi bentuk lain yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Biomasa dapat dikategorikan menjadi dua yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan
dan bahan yang bukan berasal dari tumbuhan. Bahan yang berasal dari tumbuhan
misalnya : hasil dari hutan, perkebunan, pertanian, dan sebagainya. Bahan yang
bukan berasal dari tumbuhan misalnya : kotoran hewan dan limbah organik dari
industri makanan dan tekstil. Biomasa merupakan bagian dari daur karbon
(Suprapta dkk,2010).
Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif terbarukan merupakan
solusi tepat atas permasalahan yang muncul akibat penggunaan bahan bakar fosil,
hal ini didasarkan pada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh biomassa, yaitu :
1. Tidak menimbulkan emisi sulfur sehingga mengurangi hujan asam.
Biomassa dapat mendaur ulang CO2, sehingga dapat dikategorikan sebagai
“bebas emisi”.
2. Pembakaran biomassa menghasilkan abu dalam jumlah lebih kecil daripada
pembakaran batubara karena abu eks-batubara tersebut harus dibuang ke
tempat lain.
3. Potensi biomassa juga dapat dilihat dari nilai kalor yang dihasilkan. Nilai
kalor atau nilai panas yang dapat dihasilkan dari biomassa dapat digunakan
sebagai standar klasifikasi dalam menentukan jenis bahan baku yang akan
diprioritaskan dalam pemanfaatannya. (Kong,2010)
Asumsi nilai kalor (calorific value) dan kandungan air (moisture content) bahan
baku biomassa ditunjukkan dalam tabel berikut:
6
Tabel 2.1. Asumsi nilai kalor dari beberapa sumber bahan baku
(Arief,2015).
No Jenis Bahan Baku (Feedstock) Value %
Industri Kkal/kg
kurang menguntungkan. Untuk mendapatkan hasil nyala yang bersih dan panas
tungku sekam tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tercipta suatu aliran udara
secara alamiah. Cara-cara yang digunakan untuk membakar sekam padi sebagai
bahan bakar dapat dibagi tiga golongan :
a. Dengan cara menyebarkan bahan bakar (sekam padi) pada suatu saluran
udara agar nyala api dapat melaluinya atau membakarnya. Agar dapat
menyala dengan baik tungku-tungku jenis ini memerlukan sejumlah kecil
tambahan bahan bakar yan lain.
b. Dengan menggunakan tungku yang di dalamnya tercipta aliran udara secara
alamiah. Tungku-tungku ini mempergunakan sebuah pintu atau kotak
pemasukan bahan bakar, sebuah garangan atau rangka bakar, serta sebuah
cerobong.
c. Membakar secara langsung seperti sering yang dilakukan oleh masyarakat.
(Eka Sunitra,2013).
Proses ini akan terus berlangsung sampai air bebas pada permukaan telah
hilang. Sedangkan pengeringan dengan laju menurun akan berlangsung setelah
pengeringan laju konstan selesai. Kadar air diantara kedua periode tersebut disebut
dengan kadar air kritis. Pengeringan dengan laju menurun akan berhenti hingga
tercapai kadar air kesetimbangan. Kadar air kesetimbangan merupakan kadar air
terendah yang dapat dicapai pada suhu dan kelembaban tertentu (Handerson,1976).
Jenis pengering yang sesuai untuk suatu produk ditentukan oleh kualitas
produk akhir yang diinginkan, sifat bahan yang dikeringkan, serta biaya produksi
atau pertimbangan ekonominya dan oleh sebab itu pemilihan jenis pengering harus
tepat. Berbagai jenis dan cara dapat dilakukan untuk menghasilkan produk kering
suatu bahan, produk kering mempunyai daya simpan yang cukup lama.
Tujuan pengeringan dilakukan yaitu untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam bahan, jenis pengeringan dibedakan menjadi dua yaitu pengering
buatan dan pengering alami. Pengeringan buatan yaitu pengeringan yang metode
dan proses pelaksanaannya mudah dikontrol serta meminimkan kontaminasi produk
bahan pangan, sedangkan pengeringan alami yaitu pengeringan yang
memanfaatkan energi alam yang ada disekitar serta rentan terkena bakteri dan
mudah kontaminasi pada bahan (Modul Pengeringan,2002).
Pengering rumah kaca pada prinsipnya adalah ruang tertutup oleh dinding
atau atap transparan sehingga sinar matahari dapat masuk kedalam ruangan. Udara
panas dalam ruangan ditangkap sehingga suhu dalam lebih panas dibanding dengan
suhu diluar ruangan. Suhu yang tinggi tersebut yang dimanfaatkan untuk
mempercepat proses penguapan air dari produk bahan pangan. Dalam ruang
pengering tidak ada pergerakan udara sehingga mengurangi kecepatan pengeringan
ikan. Namun untuk keseluruhan alat jenis ini mampu mengeringkan lebih cepat
daripada mengeringkan di tempat terbuka. Uap air dilepaskan keluar melalui
celahcelah sambungan dinding. Pengeringan jenis ini memberikan bantuan
peningkatan mutu dalam jumlah besar seperti peningkatan kehiegenisan produk.
5. Pengering Terowongan
Alat ini digunakan untuk pengeringan bahan dengan bentuk dan ukuran
yang seragam. Biasanya bahan yang dikeringkan berbentuk butiran, sayatan/ 11
irisan dan bentuk padatan lainnya. Selanjutnya bahan yang akan dikeringkan
ditebarkan dengan tebal lapisan tertentu diatas baki atau anyaman kayu ataupun
lempengan logam. Baki yang sudah ada tebaran bahan kemudian ditumpuk diatas
14
sebuah rak/lori/truk. Jarak antara baki diatur sehingga memungkinkan udara panas
dengan bebas dapat melewati tiap baki, sehingga pengeringan dapat seragam
(Modul Pengeringan,2002).
Cabinet Dryer
Produk yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak (trays) yang terletak
di dalam ruangan kemudian produk tersebut akan dikeringkan dengan
menggunakan udara. Alat ini sangat sesuai untuk mengeringkan produk yang
memiliki struktur padat sebelum proses dehidrasi dilakukan. Pada gambar 2.3, dapat
dilihat bahwa media udara dipanaskan terlebih dahulu kemudian dihembuskan
melalui tumpukan rak dan di atas bahan sebelum akhirnya kembali ke bagian
pemanas.
Di dalam ilustrasi gambar tersebut udara melewati bahan secara paralel,
namun ada juga yang menghembuskan udara secara vertikal. Aliran udara paralel
menghasilkan suatu laju pengeringan yang mula-mula cepat. Aliran berlawanan
arah menghasilkan pengeringan cepat di ujung kabinet.
Masalah utama sering terjadi adalah pengeringan produk yang tidak
seragam. Hal ini disebabkan oleh aliran udara pengering, suhu dan RH udara
pengering yang tidak seragam. Kecepatan aliran udara yang digunakan untuk
pengering tipe ini sekitar 2,5 m/detik sampai 5 m/detik (Heldman & Singh,1981).
Kendala lain yang sering dihadapi adalah kehilangan air yang sangat cepat pada
bahan yang terletak dekat dengan udara masuk. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
dilakukan rotasi rak atau dengan menggunakan aliran udara berlawanan arah pada
waktu tertentu selama proses pengeringan terjadi (Heldman & Singh,1981).
Keterangan :
1. Kipas Sirkulasi 4. Lubang Outlet Udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari
permukaan bahan yang dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang
mempunyai kecepatan gerak yang tinggi, berguna untuk mengambil uap air dan
17
menghilangkan uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan, sehingga dapat
mencegah terjadinya udara jenuh yang dapat memperlambat penghilangan air.
D. Kelembaban Udara (Relative Humidity)
Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya maka akan
semakin lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya.
Karena udara kering dapat mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan
mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi (RH keseimbangan) masing- masing,
yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air
(pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir. Jika RH udara
< RH keseimbangan maka bahan masih dapat dikeringkan. Jika RH udara > RH
keseimbangan maka bahan malahan akan menarik uap air dari udara.
E. Waktu
Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan maka akan semakin cepat
proses pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High
Temperature Short Time), short time dapat menekan biaya pengeringan (Heldman
& Singh,1981).
lebih besar dari pada tekanan uap air udara. Perbedaan tekanan menyebabkan
terjadinya proses penguapan yaitu dari bahan ke udara (Heldman & Singh,1981)
Laju pengeringan suatu bahan yang dikeringkan antara lain ditentukan oleh
sifat bahan tersebut seperti temperatur bola basah dan kering, kecepatan massa
udara, koefisien h. Laju pengeringan maksimum biasanya tidak dipakai. Hal ini
untuk mengurangi dan mencegah terjadinya pengkerutan, pengerasan permukaan,
retak permukaan bahan serta akibat lain yang tidak diinginkan terjadi pada
pengeringan produk pangan padat.
Laju pengeringan (drying rate; kg/jam) adalah banyaknya air yang diuapkan
tiap satuan waktu atau penurunan kadar air bahan dalam satuan waktu.Menurut
Suntivarakorn, untuk menghitung laju pengeringan dengan menggunakan
persamaan :
(2.1)
Dimana :
𝑚𝑑 = Laju pengeringan (kg/jam)
(2.2)
Untuk menghitung efisiensi pengeringan, Qin (kalor input) dan Qout (kalor
output) harus dihitung terlebih dahulu dengan cara :
𝑸𝒊𝒏 𝒎 𝒃𝒃 𝑳𝑯𝑽 (2.3)
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠 ℎ𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖 𝐴 ∆𝑇
Jadi, nilai kesetimbangan energi adalah :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
Ya
Analisa dan
Evaluasi
Kesimpulan
SELESAI
Penulisan
proposal
Pembelian alat
dan bahan
Pembuatan mesin
Pengujian mesin
Pengambilan data
Perhitungan data
Evaluasi laporan
23
3. Blower untuk menghembuskan udara masuk ruang bakar dan alat penukar kalor.
4. Alat penukar kalor tipe compact heat exchanger plate-fin 2.0 sebagai media
pertukaran kalor dari gas hasil pembakaran sekam padi yang disalurkan ke oven
pengering.
5. Thermocouple Dual Channel TASI-8620 K Type digunakan untuk mengukur
temperatur pada beberapa titik pengukuran.
6. Anemometer Digital, untuk mengukur kecepatan aliran udara dari blower.
7. Moisture meter, untuk mengukur kadar air dan suhu rak telur.
24
Setelah dilakukan pemasangan alat ukur pada Mesin Pengering Rak Telur di
workshop, maka dilakukan pengambilan data secara eksperimental yakni:
1. Sebelum Mesin Pengering Rak Telur dioperasikan, seluruh bagian sistem dan
peralatan pengukuran dalam kondisi baik.
2. Mesin Pengering Rak Telur dioperasikan selama 150 menit dengan
pengambilan data yang dilakukan tiap 5 menit.
3. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan selama 150 menit, meliputi:
b. Temperatur lingkungan.
4. Perubahan variasi laju aliran massa udara panas dengan cara mengubah putaran
blower udara panas sehingga diperoleh kecepatan aliran udara panas yang
digunakan untuk memperoleh nilai variasi laju aliran massa udara pans. Serta
perubahan kecepatan aliran udara lingkungan dengan terlebih dahulu mengubah
putaran blower udara lingkungan. Kemudian melakukan pengambilan data
kembali.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 17 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Pada gambar 4.1 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 17 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi yaitu pada 140 menit 34,5C selanjutnya temperatur paling rendah yaitu sepuluh
menit pertama yaitu 31,3C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir dari
rak telur yaitu 21%. Kemudian data perubahan temperatur rak telur pada variasi
kecepatan laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s pada 150 menit mencapai suhu paling
tinggi yaitu 39,6C sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada sepuluh menit
27
pertama yaitu 32,6C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 20%. Data
temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai
temperatur tertinggi pada 150 menit yaitu 39,6C sedangkan temperatur paling rendah
pada lima menit pertama yaitu 32,1C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 18,5%.
Sedangkan data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 19%.
Untuk temperatur yang paling tinggi pada 90 menit yaitu 38,8C sedangkan temperatur
paling rendah pada sepuluh menit pertama yaitu 33,6C.
B. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 18 m/s
Gambar 4.2 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Pada gambar 4.2 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 18 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
yang paling tinggi yaitu pada 125 menit 38,5C selanjutnya temperatur paling rendah
28
yaitu lima menit pertama yaitu 32,1C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air
akhir dari rak telur yaitu 20%. Kemudian data perubahan temperatur rak telur pada variasi
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s pada 145 menit mencapai suhu paling tinggi
yaitu 36,7C sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada sepuluh menit
pertama yaitu 33C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 17,5%. Data
temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai
temperatur tertinggi pada 90 menit yaitu 38,3C sedangkan temperatur paling rendah
pada lima menit pertama yaitu 32,7C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 19,5%.
Sedangkan data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 20%.
Untuk temperatur yang paling tinggi pada 150 menit yaitu 40C sedangkan temperatur
paling rendah pada lima menit pertama yaitu 33,4C.
Gambar 4.3 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
29
Pada gambar 4.3 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 19 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi yaitu pada 110 menit sebesar 35,7C selanjutnya temperatur paling rendah yaitu
lima menit pertama yaitu 29,2C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir
dari rak telur yaitu 20%. Kemudian data temperatur rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s pada 140 menit mencapai suhu paling tinggi yaitu 37,5C
sedangkan untuk temperatur yang paling rendah pada lima menit pertama yaitu
32,2C,untuk kadar air mengalami penurunan hingga 20%. Data temperatur rak telur
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s yang mencapai temperatur tertinggi
pada 100 menit yaitu 39,5C sedangkan temperatur paling rendah pada lima menit
pertama yaitu 34,1C, untuk kadar air rak telur menurun hingga 17,5%. Sedangkan data
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s mengalami penurunan hingga kadar
air akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 19%. Untuk temperatur yang paling
tinggi pada 125 menit yaitu 38,3C sedangkan temperatur paling rendah pada 15 menit
yaitu 33C.
Pada gambar 4.4 diperlihatkan temperatur dan kadar air rak telur setiap lima
menit yang terletak pada talang lima dengan variasi laju aliran udara lingkungan 20 m/s
dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s.
Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s yang paling
tinggi pada 150 menit yaitu 51C selanjutnya temperatur paling rendah pada 85 menit
yaitu 33C,untuk kadar air rak telur turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 20%.
Kemudian data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043
kg/s pada 80 menit mencapai suhu paling tinggi yaitu 38,8C sedangkan untuk
temperatur yang paling rendah pada 115 menit yaitu 30C,untuk kadar air mengalami
30
penurunan hingga 19,5%. Data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,049 kg/s yang mencapai temperatur tertinggi pada 125 menit yaitu 44,5C
sedangkan temperatur paling rendah pada lima menit pertama yaitu 33C, untuk kadar
air rak telur menurun hingga 18%. Sedangkan data pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,053 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 16%. Untuk temperatur yang paling tinggi pada 130 menit yaitu
45C sedangkan temperatur paling rendah pada 60 menit yaitu 37,2C.
Gambar 4.4 Sejarah Temperatur dan Kadar Air Rak Telur untuk Talang 5 pada Laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Pada gambar 4.5 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 17 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
cenderung mengalami perubahan yang berkisar 1C sampai 2C setiap lima menit,
hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 33,1C. Data temperatur
rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu berkisar 36C
31
kemudian mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C hingga temperatur akhir
menjadi 39,6C. Kemudian data temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan perubahan 1C sampai
3C,hingga temperatur akhir rak telur mencapai 39,6C. Temperatur rak telur pada
variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 34,5C
selanjutnya cenderung mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C hingga temperatur
rata-rata akhir dari rak telur yaitu 38,1C.
Gambar 4.5 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
17 m/s dengan 4 variasi putaran blower udara.
Dalam gambar 4.5 di atas untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima
menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran
udara lingkungan 17 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Data pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 22,4%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,2% hingga 21,4% pada 150 menit.
Kemudian data perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju aliran
massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar
air rata-rata akhir rak telur mencapai 19,6%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada
32
variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,3%
selanjutnya cenderung turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 20,4%.
Gambar 4.6 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
18 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Pada gambar 4.6 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 18 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Pada variasi putaran blower 0,041 kg/s mengalami
perubahan 0,3C sampai 1C hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh
mencapai 36,9C. Data temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas
0,043 kg/s yaitu berkisar 32C kemudian mengalami perubahan 0,2C sampai 1C
hingga temperatur akhir menjadi 35,4C. Temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju
aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan pada 80 menit
mencapai temperatur rata-rata sebesar 39C kemudian turun hingga 34,6C pada 90
menit. Setelah itu naik,kemudian perubahannya berkisar 0,2C sampai 2C hingga
temperatur akhir rak telur mencapai 37,6C. Temperatur rak telur pada variasi laju aliran
33
massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 33,3C selanjutnya
cenderung mengalami perubahan berkisar 0,4C sampai 1C hingga temperatur rata-rata
akhir dari rak telur yaitu 41,2C.
Pada gambar 4.6 dilihat untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima
menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran
udara lingkungan 18 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas
0,041 kg/s mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang
diperoleh mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,4% hingga 21,2% pada 150 menit.
Kemudian data perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar air rata-rata
akhir rak telur mencapai 19,4%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju
aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,3% selanjutnya
turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 21%.
Pada gambar 4.7 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,041 kg/s cenderung mengalami perubahan yang berkisar 1C sampai 2C setiap
lima menit, hingga temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 33,3C.
Kemudian data temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas
0,043 kg/s yaitu berkisar 34C kemudian mengalami perubahan berkisar 1C sampai 2C
setiap lima menit hingga temperatur akhir menjadi 35,4C. Data temperatur rak telur pada
variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap lima menit menunjukkan
perubahan 1C sampai 2C, hingga temperatur akhir rak telur mencapai 40C.
Sedangkan data pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit
34
pertama yaitu 33,4C selanjutnya cenderung mengalami perubahan berkisar 1C sampai
2C hingga temperatur rata-rata akhir dari rak telur yaitu 37,4C. Jadi perubahan
temperatur rata-rata rak telur cenderung konstan pada setiap laju aliran udara lingkungan
19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s, 0,049 kg/s, 0,043 kg/s
dan 0,041 kg/s.
Gambar 4.7 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
19 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Dalam gambar 4.7 di atas untuk perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap
lima menit yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju
aliran udara lingkungan 19 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s dan 0,041 kg/s. Pada variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
mengalami penurunan berkisar 0,4% sampai 1% hingga kadar air rata-rata akhir dari
rak telur yang diperoleh mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi
laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu mulai 30,5% menunjukkan penurunan
berkisar 0,4% sampai 1% hingga kadar air akhinya menjadi 21%. Kemudian data
perubahan kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049
kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan berkisar 0,6% sampai 1%,hingga kadar
air rata-rata akhir rak telur mencapai 18,3%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur
35
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu
31,1% selanjutnya cenderung menunjukkan penurunan berkisar 0,3% sampai 1%
hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 18,8%.
Pada gambar 4.8 diperlihatkan temperatur rata-rata rak telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049
kg/s,0,043 kg/s, dan 0,041 kg/s. Data pada variasi putaran blower 0,041 kg/s cenderung
mengalami perubahan yang berkisar 0,2C sampai 2C setiap lima menit, hingga
temperatur akhir dari rak telur yang diperoleh mencapai 55C. Data temperatur rak telur
pada variasi laju aliran massa udara panas 0,043 kg/s yaitu berkisar 34,9C kemudian
mengalami perubahan 1C sampai 2C hingga temperatur akhir menjadi 35,9C.
Temperatur rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s setiap
lima menit menunjukkan perubahan 1C sampai 3C C hingga temperatur akhir rak
telur mencapai 38,3C. Sedangkan temperatur rak telur pada variasi laju aliran massa
udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 38,7C selanjutnya cenderung
mengalami perubahan 1C samapai 3C hingga temperatur rata-rata akhir dari rak telur
yaitu 43,6C.
36
Gambar 4.8 Sejarah Temperatur rata-rata dan Kadar Air Rak Telur pada Laju aliran udara lingkungan
20 m/s dengan 4 variasi laju aliran massa udara panas.
Dalam gambar 4.8 di atas perubahan kadar air rak rata-rata telur setiap lima menit
yang terletak pada talang pertama hingga talang kelima dengan variasi laju aliran udara
lingkungan 20 m/s dengan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s,0,049 kg/s,0,043 kg/s
dan 0,041 kg/s. Pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s
mengalami penurunan hingga kadar air rata-rata akhir dari rak telur yang diperoleh
mencapai 20,6%. Data kadar air rata-rata rak telur pada variasi laju aliran massa udara
panas 0,043 kg/s yaitu mulai 31,4% hingga 19,4% pada 150 menit. Sedangkan perubahan
kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju aliran massa udara panas 0,049
kg/s setiap lima menit menunjukkan penurunan hingga kadar air rata-rata akhir rak telur
mencapai 18,9%. Sedangkan kadar air rata-rata rak telur pada variasi kecepatan laju
aliran massa udara panas 0,053 kg/s pada lima menit pertama yaitu 30,7% selanjutnya
turun hingga kadar air akhir dari rak telur yaitu 17,1%.
37
4.1.2 Data Hubungan Waktu Mencapai Kadar Air Rak Telur 22% terhadap
Laju Aliran Massa Udara Panas
I. Data Talang 5 untuk Kecepatan Aliran Udara Lingkungan 17 m/s
Pada gambar 4.9 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar air
22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 135 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 110 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan untuk
laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 85 menit.
UL 17 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.9 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s
Pada gambar 4.10 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar air
22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s,
38
dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s. Pada
laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai
kadar air 22% dalam waktu 135 menit. Kemudian laju aliran massa udara panas sebesar
0,043 kg/s turun menjadi 125 menit, begitu pula untuk laju aliran massa udara panas
sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 90 menit. Sedangkan untuk laju aliran massa udara
panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai kadar air 22% dalam
waktu 110 menit.
UL 18 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.10 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
Pada gambar 4.11 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 145 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 105 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan untuk
39
laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 90 menit.
UL 19 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.11 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s
Pada gambar 4.12 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s.
Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 120 menit. Kemudian laju aliran massa udara
panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 115 menit, begitu pula untuk laju aliran
massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 55 menit. Sedangkan untuk
laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 95 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
40
UL 20 M/S
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.12 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s
Pada gambar 4.13 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
17 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 150 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 135 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 100 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 95 menit.
41
UL 17 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.13 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s
Pada gambar 4.14 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
18 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 140 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s naik menjadi 145 menit, untuk laju aliran massa
udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 90 menit. Sedangkan untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang mencapai
kadar air 22% dalam waktu 110 menit. Di mana proses pengeringan semakin lama
semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049 kg/s, kemudian
untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal ini disebabkan
pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk udara yang
masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
42
UL 18 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Gambar 4.14 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
Pada gambar 4.15 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
19 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 145 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 130 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 95 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 100 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
43
UL 19 M/S
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.15 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s
Pada gambar 4.16 diperlihatkan hubungan waktu rak telur mencapai kadar
air 22% terhadap variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049
kg/s, dan 0,053 kg/s untuk rata-rata talang pada kecepatan aliran udara lingkungan
20 m/s. Pada laju aliran massa udara panas sebesar 0,041 kg/s rak telur di rata-rata
talang mencapai kadar air 22% dalam waktu 125 menit. Kemudian laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s turun menjadi 110 menit, begitu pula untuk laju
aliran massa udara panas sebesar 0,049 kg/s menurun hingga 80 menit. Sedangkan
untuk laju aliran massa udara panas sebesar 0,053 kg/s rak telur di rata-rata talang
mencapai kadar air 22% dalam waktu 110 menit. Di mana proses pengeringan
semakin lama semakin cepat hingga laju aliran massa udara panas mencapai 0,049
kg/s, kemudian untuk laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s kembali naik. Hal
ini disebabkan pada saat laju aliran sudah mencapai temperatur maksimum untuk
udara yang masuk ke dalam alat penukar kalor akibat proses pembakaran sekam.
Proses pengeringan rak telur semakin cepat hingga mencapat laju aliran massa
udara panas yang optimum yaitu 0,049 kg/s dan akan melambat kembali setelah
nilai optimum tersebut.
44
UL 20 M/S
140
120
100
80
60
40
20
0
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.16 Hubungan Waktu Rak Telur Mencapai Kadar Air 22% terhadap 4 Variasi Laju Aliran
Massa Udara Panas untuk Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s
Dengan cara yang sama maka diperoleh pada laju pengeringan rak telur (𝑚
d) pada setiap variasi laju aliran massa udara panas sebagai berikut.
45
UL 17 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.17 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s
kg/jam. Data laju aliran massa udara panas 0,049 kg/s memiliki laju pengeringan
sebesar 1,160 kg/jam, sedangkan laju aliran massa udara panas 0,053 kg/s memiliki
laju pengeringan sebesar 1,180 kg/jam.
UL 18 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.18 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
UL 19 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.19 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s
UL 20 M/S
1,28
1,23
1,18
1,13
1,08
1,03
0,98
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.20 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Talang 5 pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s
UL 17 M/S
1,20
1,10
1,00
0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.21 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s
UL 18 M/S
1,20
1,10
1,00
0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.22 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 18 m/s
UL 19 M/S
1,20
1,10
1,00
0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.23 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 19 m/s
UL 20 M/S
1,20
1,10
1,00
0,90
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju Aliran Massa Udara Panas, (kg/s)
Gambar 4.24 Hubungan Laju Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas untuk
Rata-Rata Talang pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s
Untuk menghitung efisiensi pengeringan, Qin (kalor input) dan Qout (kalor
output) harus dihitung terlebih dahulu dengan cara :
𝑄𝑖𝑛 𝑚 𝑏𝑏 𝐿𝐻𝑉
X 100 %
X 100 %
𝜂𝑝 33,27 %
Dengan cara yang sama maka diperoleh pada efisiensi pengeringan (ηp) pada
setiap variasi laju aliran massa udara panas sebagai berikut.
37,00
36,00
35,00
34,00
33,00
32,00
31,00
30,00
0,041 0,043 0,049 0,053
Laju aliran massa (kg/s)
Gambar 4.25 Hubungan Efisiensi Pengeringan terhadap 4 Variasi Laju Aliran Massa Udara Panas
33,27% kemudian efisiensi pengeringan naik menjadi 36,01% pada laju aliran
massa udara panas 0,043 kg/s. Untuk laju aliran massa udara panas 0.49 kg/s
memiliki efisiensi pengeringan paling besar yaitu 34,06%, sedangkan laju aliran
massa udara panas 0.53 kg/s memiliki efisiensi pengeringan 32,87%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian dan pengolahan data serta analisis yang
dilakukan pada penelitian pengaruh variasi laju aliran massa udara panas
terhadap laju pengeringan rak telur, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas yang digunakan pada
proses pengeringan rak telur yaitu 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan
0,053 kg/s diperolah bahwa proses pengeringan rak telur semakin cepat
hingga mencapai laju aliran massa udara panas yang optimum yaitu 0,049
kg/s dan akan melambat kembali setelah nilai optimum tersebut.
2. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperolah bahwa
karakteristik temperatur rak telur cenderung mengalami perubahan sekitar
1 C sampai 2 C untuk kecepatan aliran udara lingkungan 17 m/s,18 m/s,
19 m/s dengan variasi laju aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s,
0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s. Sedangkan untuk karakteristik temperatur rak
telur pada kecepatan aliran udara lingkungan 20 m/s dengan variasi laju
aliran massa udara panas 0,041 kg/s, 0,043 kg/s, 0,049 kg/s, dan 0,053 kg/s
cenderung mengalami fluktuasi sekitar 1 C sampai 3 C.
3. Dari keempat variasi laju aliran massa udara panas diperoleh nilai efisiensi
pengeringan yang paling tinggi yaitu sebesar 36.01% untuk laju aliran massa
udara panas sebesar 0,043 kg/s dan nilai efisiensi pengeringan yang paling
rendah yaitu sebesar 32.87% pada laju aliran massa udara panas sebesar
0,053 kg/s.
5.2 Saran
aliran massa udara panas yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diamati lebih spesifik mengenai karakteristik dari temperatur dan
kadar air rak telur.
2. Dapat menggunakan sumber panas yang lain misalnya gas buang,
atau mengganti bahan bakar sekam dengan jerami, tongkol
jagung,atau biomassa lainnya sehingga diperoleh nilai kalor yang
berbeda dalam proses pengeringan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Handerson, S.M. dan R.L. Perry. 1976. “Agricultural Process Engineering”. The
AVI Publishing Company Incorporation, Westport, Connecticut, USA.
Heldman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Food Process Engineering 2nd edition. The
AVI Publishing Co. Inc., Wesport, Connecticut, USA.
Holman, J.P. “Perpindahan Kalor”, Edisi Keenam, Alih Bahasa Ir. E. Jasjfi,
Msc, Erlangga, Jakarta, 1994.
Karekesi, S., Lata, K., dan Coelo, S.T., 2004, “Traditional Biomass Energy-
Improving Its Use and Moving to Modern Energy Use”, PROCEEDINGS
International Conference for Renewable Energi, Born.
Kong, G.T. 2010. “Peran Biomassa Bagi Energi Terbarukan”. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Larasati,Dewi, 2009, “Uji Performansi Pengering Efek Rumah Kaca (Erk)
Hybrid Tipe Rak Berputar Secara Vertikal Untuk Pengeringan Rosela (Hibiscus
Sabdariffa L)”, Bogor.
Leimena, Hendri, dkk. 2007. “Sistem Pengering Tempat Telur Karton Yang Ada
Di Atas Troli Secara Otomatis”. WIDYA TEKNIK Vol. 6 No. 2, 2007
(152-162).
Meylani,Sri Rezeky Nainggolan, 2013, “Uji Kinerja Alat Pengering Tipe Batch
Dryer Untuk Pengeringan Gabah Dengan Menggunakan Bahan Bakar Sekam
Padi”,Bandar Lampung.
Modul Pengerigan. 2002. Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional
I/II Departemen Teknik Kimia ITB.
Riwanto Putro, Muchamad, 2016, “Uji Kinerja Alat Pengering Mekanis Tipe
Rak Untuk Mengeringkan Stick Singkong”, Bandar Lampung.
Sunitra,Eka, 2013, “Eksperimental Pembuatan Tungku Bahan Bakar Sekam
Gabah Untuk Mendapatkan Temperatur Aliran Udara Pengeringanan Gabah
Yang Optimal”, Padang.
Suntivarakorn, P. S. Satmarong, et al., 2010. An Experimental Study on
59
Clothes Drying Using Waste Heat from Spilt Type Air Conditioner. International
Journal of Aerospace and Mechanical Engineering 4:4 2010
Syafriyudin dan Dwi Prasetyo Purwanto, 2009. Mikroprosesor. Pemrograman
Mikrokontroler AT89S51 dengan C/C++ dan Assembler, Yogyakarta.
Tajali, Arief. 2015. “Panduan Penilaian Potensi Biomassa Sebagai Sumber Energi
Alternatif di Indonesia”. Jurnal Penabulu Alliance, 2015.
Winaya, I Nyoman Suprapta, dkk. 2010. “Formasi Gas Buang Pada Pembakaran
Fludized Bed Sekam Padi”. Jurnal Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana, Bali. Vol. 4 No.1. April 2010 (83 - 87) 83
Lampiran 1. Data Pengukuran pada Rata-Rata Talang
Waktu
Var.UL Var.UP Par. Uji
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
T 30.9 31.3 31.2 31.5 32.1 32.1 32.0 31.9 32.7 32.3 31.8 32.0 34.0 33.2 32.6 33.1 32.1 32.5 32.2 31.3 30.8 32.2 31.5 31.4 30.8 32.0 30.9 33.9 31.6 33.1
0.041 kg/s
X 31.0 30.9 30.9 30.2 30.1 30.1 29.8 29.4 29.4 28.7 28.2 28.0 27.9 27.8 27.6 27.3 26.9 26.8 26.1 26.1 26.0 25.4 25.2 25.2 24.9 24.3 23.9 23.3 23.2 22.4
T 32.4 32.3 32.3 32.2 32.7 34.4 35.7 34.3 34.5 36.0 36.5 36.6 37.6 37.3 36.7 36.7 37.5 36.2 37.2 37.6 38.1 38.7 38.9 38.6 37.7 38.0 38.8 39.1 39.6 39.6
0.043 kg/s
X 31.2 31.2 30.9 30.5 29.9 29.7 29.1 29.0 28.9 28.5 28.4 28.0 27.4 26.9 26.4 26.1 25.7 25.4 25.2 24.3 24.2 23.6 23.5 23.4 23.0 22.8 22.2 21.8 21.4 21.4
17 m/s
T 31.7 33.5 33.2 33.7 33.1 34.0 33.7 33.8 34.0 34.9 35.1 36.2 36.0 36.1 34.3 36.7 37.0 37.1 37.6 37.5 37.8 38.6 38.6 38.9 39.3 39.3 39.2 36.4 39.4 39.6
0.049 kg/s
X 30.5 30.3 29.6 29.3 28.5 27.7 27.5 27.1 26.8 26.6 26.1 24.8 24.1 23.7 23.5 23.3 23.0 22.7 22.5 22.2 22.2 21.3 21.1 20.9 20.6 20.3 20.2 20.0 19.8 19.6
T 34.5 34.1 34.3 34.7 35.8 36.1 36.7 37.8 34.4 36.0 35.4 36.5 35.5 36.7 36.8 36.7 36.8 38.7 37.8 37.3 37.2 36.0 34.8 36.8 38.6 39.1 37.8 38.1 38.1 38.1
0.053 kg/s
X 30.3 30.3 30.1 28.4 28.4 27.9 27.7 27.6 27.3 27.3 27.0 26.8 26.8 25.9 25.7 25.3 23.3 22.9 22.5 22.3 22.0 22.0 21.5 21.4 21.2 21.0 20.8 20.7 20.7 20.4
T 32.1 32.4 33.3 32.8 33.3 33.5 33.2 35.0 34.9 33.8 33.2 34.6 34.9 35.0 35.8 35.7 35.0 33.5 33.8 35.7 35.9 35.5 35.4 36.1 37.2 36.8 36.4 37.3 36.2 36.9
0.041 kg/s
X 31.4 30.8 30.4 30.2 29.8 29.3 29.3 28.7 28.7 28.6 27.9 27.8 27.8 27.8 27.7 27.5 27.4 27.4 27.2 26.8 26.4 25.9 25.0 24.6 23.8 23.8 23.1 22.5 21.4 20.6
T 32.7 32.6 32.6 32.4 33.2 32.6 33.1 32.4 33.2 32.4 32.9 33.0 32.9 32.7 34.4 34.3 35.4 32.3 33.9 33.2 31.9 32.8 33.1 33.4 33.7 34.8 33.3 33.9 34.9 33.5
0.043 kg/s
X 31.4 31.4 31.2 31.0 30.4 30.2 30.1 30.1 29.5 29.0 28.9 28.8 28.0 27.8 27.7 27.0 26.6 26.5 26.1 26.0 25.7 25.5 25.1 24.9 24.5 24.3 24.1 23.0 21.8 21.2
18 m/s
T 32.4 34.3 35.1 33.1 35.5 36.9 35.9 37.4 36.9 37.1 37.0 39.0 37.7 37.9 38.6 39.0 34.6 34.4 36.3 39.1 37.9 37.9 37.9 38.7 37.6 37.7 38.0 37.3 37.3 37.6
0.049 kg/s
X 30.7 30.3 30.1 29.8 29.1 28.6 27.4 26.8 26.7 26.6 26.0 26.0 25.2 24.9 24.2 23.2 22.9 22.3 21.8 21.8 21.5 21.3 21.0 20.8 20.2 20.2 20.1 19.8 19.8 19.4
T 33.3 33.7 34.4 33.8 36.0 35.9 35.6 36.0 35.8 36.7 37.0 37.7 38.2 37.4 38.1 39.2 38.9 39.6 39.0 39.5 40.6 39.4 38.3 38.0 37.4 38.8 39.5 38.7 40.1 41.2
0.053 kg/s
X 30.3 28.5 28.2 27.8 27.6 27.1 26.9 26.7 26.4 26.2 25.9 25.7 25.5 24.9 24.7 24.6 24.3 24.1 23.5 23.3 23.2 22.5 22.5 22.2 21.8 21.1 21.1 21.0 21.0 21.0
T 29.7 30.1 30.0 30.4 29.6 29.6 31.2 32.2 31.5 31.6 32.9 33.4 33.5 33.5 33.1 33.4 33.7 33.5 33.4 32.6 33.2 35.1 32.8 34.1 34.5 34.1 32.9 33.3 34.2 33.3
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 31.1 31.0 30.6 30.5 30.3 30.1 30.1 29.8 29.7 29.7 29.5 29.2 28.9 28.8 28.2 28.2 28.1 27.8 27.3 27.2 27.1 26.7 26.6 25.5 25.0 23.2 21.4 20.6
T 32.6 33.4 32.5 33.3 34.4 34.0 34.0 34.3 34.0 34.1 34.2 35.0 34.4 34.6 35.2 34.8 34.6 35.3 35.5 35.0 34.2 35.3 34.6 34.7 34.7 34.4 34.5 35.9 36.0 35.4
0.043 kg/s
X 30.5 30.1 29.8 29.6 29.4 29.2 28.6 28.5 28.5 27.6 27.6 27.0 27.0 26.1 26.1 26.1 25.8 25.8 25.2 24.9 23.9 23.8 23.6 23.4 22.7 22.5 22.2 21.4 21.0 21.0
19 m/s
T 34.6 35.4 35.9 36.4 36.8 37.4 37.4 37.5 37.5 38.1 38.4 38.7 39.5 38.3 38.5 38.1 39.1 40.5 39.9 39.2 38.4 38.0 38.1 38.8 39.3 39.1 39.6 38.9 38.4 40.0
0.049 kg/s
X 31.4 31.3 30.2 29.3 28.6 28.0 27.6 27.0 26.4 25.9 25.5 25.2 24.6 24.2 23.9 23.7 23.3 22.8 22.3 21.9 21.8 21.0 20.8 20.3 20.1 19.7 19.3 18.9 18.4 18.3
T 33.4 33.7 32.8 34.4 34.8 35.0 35.5 35.9 36.4 36.6 36.7 37.5 37.2 36.9 36.9 37.3 38.1 37.8 36.9 37.2 36.7 38.0 38.2 39.0 38.8 37.6 36.6 36.5 36.5 37.4
0.053 kg/s
X 31.1 30.9 30.3 30.1 30.1 30.0 29.7 28.6 27.9 27.6 26.9 26.6 25.8 25.5 25.2 24.8 24.2 23.2 22.7 21.5 21.2 20.8 20.4 20.0 19.8 19.6 19.6 19.4 19.0 18.8
T 38.5 38.8 38.6 36.2 38.0 40.4 38.4 44.8 42.2 45.0 48.2 45.6 46.0 37.0 39.0 38.8 37.8 39.0 41.6 42.8 42.0 42.0 42.0 43.6 41.6 43.4 44.8 46.2 53.4 55.0
0.041 kg/s
X 30.7 30.6 30.3 29.6 29.4 29.2 29.1 28.9 28.4 28.2 28.1 27.7 27.7 27.2 27.1 26.3 26.2 26.0 25.8 25.2 24.4 24.0 23.1 22.6 21.9 21.9 21.3 20.8 20.6 20.6
T 34.9 35.2 36.7 36.2 35.0 36.0 34.9 35.1 35.9 34.0 34.5 34.6 36.6 37.4 36.8 38.1 36.9 34.4 33.5 34.6 35.1 33.5 33.5 30.7 30.6 32.7 33.0 34.7 34.3 35.9
0.043 kg/s
X 31.4 30.4 29.9 29.9 29.6 29.3 29.2 28.6 27.9 27.9 27.3 27.2 26.8 26.7 25.3 25.1 24.8 24.4 23.8 23.0 22.8 22.3 21.3 20.6 20.4 20.3 20.1 19.8 19.7 19.4
20 m/s
T 34.8 37.1 36.8 36.5 37.4 38.8 38.7 37.7 38.4 37.8 38.9 39.7 39.4 40.3 40.1 40.0 36.3 37.6 39.4 40.7 37.8 36.3 36.7 39.5 44.1 40.8 44.2 39.9 39.2 38.3
0.049 kg/s
X 31.0 30.0 28.9 28.0 27.3 26.8 26.2 25.6 25.2 24.6 24.1 23.6 23.3 23.0 22.9 22.3 22.3 21.5 21.3 20.9 20.7 20.3 20.2 20.0 20.0 19.7 19.5 19.4 19.4 18.9
T 38.7 37.0 40.3 40.1 39.6 39.5 39.0 40.0 42.3 39.8 40.3 39.2 40.1 38.8 40.6 43.4 42.2 43.2 43.1 41.6 43.2 42.7 43.0 43.3 44.5 43.2 41.7 40.5 45.6 43.6
0.053 kg/s
X 30.7 30.6 29.9 29.7 29.4 28.8 28.3 27.8 27.8 27.2 27.2 26.5 26.0 25.5 25.5 25.2 25.1 24.5 23.7 23.6 22.7 22.3 20.7 20.1 19.5 19.5 18.7 17.6 17.1 17.1
Lampiran 2. Data Pengukuran pada Talang 5
Waktu
Var.UL Var.UP Par. Uji
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150
T 31.4 31.3 31.4 32 32.8 32.1 33.1 32.1 32.2 33.1 32.8 32.5 32.3 34.3 33.3 34 31.6 33 34.3 32 31.6 33.1 32.6 32.3 32.3 31.8 32.8 34.5 33 33.6
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 31.5 30 30 30 30 30 30 29 28.5 28.5 28.5 28 28 27.5 26.5 26 24.5 24.5 24.5 24 24 24 23.5 23.5 22 21 21 21
T 32.8 32.6 32.8 32.6 33.5 34.7 35.6 34.4 34.6 36 36 36 37.1 37 36.7 37 36.7 36 37.6 37.2 37.4 38.1 38.7 38.5 37.6 37.6 38.6 39 40 39.6
0.043 kg/s
X 31 31 30 30 29 29 27.5 27.5 27.5 27 27 27 25 25 25 25 25 24 24 24 24 22 22 22 21 21 21 20 20 20
17 m/s
T 32.1 33.6 33.3 33.6 33.3 33.8 33.2 33.5 33.6 34.4 34.7 35.5 35.6 35.3 35.5 36 36.5 36.2 37.2 36.8 37.1 37.8 38 38.3 39.1 38.3 38.7 36.5 39 39.6
0.049 kg/s
X 30 30 29 29 27.5 27 26.5 26.5 26.5 26.5 24.5 24.5 23.5 23.5 23.5 23 22.5 22.5 22 22 22 20 20 20 19.5 19.5 19.5 19 19 18.5
T 34.1 33.6 34 34.4 35.1 35.5 35.8 37.1 34.2 35.1 34.6 35.6 35 36 36.2 36 37 38.8 37 36.3 36.8 36 35.1 36.3 38 38.5 37.2 37.6 38 38.5
0.053 kg/s
X 30.5 30.5 30 28.5 28.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 26.5 25 25 25 22 22 22 21 21 21 21 20.5 20.5 20.5 19.5 19.5 20 19
T 32.1 33.3 33.6 34 33.7 33.7 34 35.4 35 34 34.1 35.3 35.6 34 34 36.1 35.1 32.8 35.2 37.1 36.1 36.1 36 37.5 38.5 37.6 37.7 38.3 37 37.5
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 30.5 30 30 29.5 29.5 28.5 28.5 28.5 27.5 27 27 27 26.5 26.5 26.5 26.5 26 26 26 24 24 23 23 23 21.5 21.5 20 20
T 33.2 33 33.2 33.1 33.5 33.5 33.5 33.2 34 33.2 33.3 33.7 33.7 34.1 35.3 36 35.6 33.6 34.7 34.6 33.1 31.4 34.2 36.5 35.2 36.3 34.2 35 37 34.7
0.043 kg/s
X 31 31 31 31 30 29.5 29.5 29.5 29 27.5 27.5 27 26.5 26.5 26 26 25.5 25.5 25 25 24.5 24.5 24.5 24.5 22.5 22.5 22.5 20 20 17.5
18 m/s
T 32.7 34 34.4 33.3 35.1 35.6 35.3 36.6 36.2 36.6 37 38.2 37.5 37.5 38.2 38 34.8 35 36.7 38.3 37.5 37.8 37.8 38.5 37.3 37.6 37.7 37.1 37 37.5
0.049 kg/s
X 30 30 30 29 29 28 27 27 27 27 26 26 25.5 25 24 24 23 22 21 21 21 21 21 21 20 20 20 19.5 20 19.5
T 33.4 33.8 33.8 33.7 35.6 35.7 35.5 35.1 35.6 36.3 36.1 37.1 37.5 37 37.5 38.1 38.5 38.6 38.1 39 39.8 38.1 37.4 37.7 36.8 38.8 38.6 37.8 39 40
0.053 kg/s
X 29.5 28.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 25.5 25 25 24.5 24.5 24 24 24 23 23 23 22 22 22 21 20 20 20 20 20
T 29.2 29.5 29.6 30.4 30.1 29.4 32.1 32.6 32.6 32.8 35 33.5 33.3 33.6 34.4 34.3 32.7 34 34.4 34 34.4 35.7 34.2 35.2 35.5 34.3 32.8 31.4 32 33
0.041 kg/s
X 31.5 31.5 30.5 30.5 30 30 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29 28.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26.5 25.5 24 23 20 20
T 32.2 33.8 33.2 34.3 34.7 34.4 34.5 35.1 34.8 34.6 35 35.6 35.1 35.3 35.3 35.3 34.6 36.6 37 36.1 35.7 35.1 36.5 35.5 36.1 36.1 35.7 37.5 37 36.5
0.043 kg/s
X 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29 27 27 27 26.5 26.5 26.5 26.5 25 25 25 25 25 23 23 21.5 21.5 21 21 21 21 21 20 20 20
19 m/s
T 34.1 35 35.2 35.6 36 36.9 36.4 36.3 36.2 36.7 38.5 37.6 38.7 37 36.2 37 38.5 39 38.8 39.5 38.1 37 36.6 36.2 36.9 37.5 38.1 36.9 36 37.6
0.049 kg/s
X 31 31 30 29 28.5 28 28 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24 24 23.5 23.5 23 22 21 21.5 20 20 19.5 19.5 19 18.5 18 18 17.5
T 33 33.5 33 33.7 34.4 34.3 34.3 35.1 35.3 36.2 36 37.1 36.6 36 36.3 37 37.6 37.2 36.1 36.8 36.1 37.8 37.5 38.2 38.3 37.1 35.7 36.2 36 37.8
0.053 kg/s
X 31 30.5 30.5 29.5 29.5 29 29 28 27 27 26.5 26.5 25 24.5 24 24 23 22 21.5 21 20 20 20 20 19.5 19.5 19.5 19.5 19 19
T 38.2 39 35 34 35 39 36 44 46 43 45 48 48 38 39 39 33 39 40 42 41 43 44 45 42 44 47 47 51 51
0.041 kg/s
X 30.5 30 30 29.5 29 29 28.5 28.5 28 28 27.5 27.5 27.5 27 27 26.5 26 26 25.5 25 24 24 23 22 21.5 21.5 21 21 20 20
T 33.2 33.3 34.5 36.1 34.1 33.7 33.6 35.7 34.7 33 33.1 33.2 35.1 37 36.8 38.8 36.3 33.7 33.8 34.1 35 33 30 30.5 30.4 32 33 34.1 32 34.8
0.043 kg/s
X 31.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 29.5 28 28 28 27.5 27 26.5 26.5 24.5 24 24 24 24 23 23 23 21 20 20 20 19.5 19.5 20 19.5
20 m/s
T 33 36.3 36.6 36 36 39.5 38.2 36.5 37.5 39.2 38.5 38.7 38.1 40.8 40.5 39.3 35 34 39.1 42.6 37.6 37.1 35.5 35.4 44.5 36.7 40.6 40.1 37 35.8
0.049 kg/s
X 30.5 27 25.5 25.5 24.5 24 24 24 24 23.5 22 22 22 21 21 21 21 20 20 20 20 20 20 20 20 19 19 19 19 18
T 39 39.6 39.2 41.7 39.2 39.6 39.1 38 42 39.5 40 37.2 40.3 37.3 41 43.3 40 41.5 42.5 38.5 40 38.7 39 40 45 47 41.5 38.6 45 44.6
0.053 kg/s
X 30 30 30 29 29 26.5 26.5 25 25 25 25 25 24.5 24.5 24.5 24 24 24 22 22 21 21 20 20 19 19 19 16 16 16
Lampiran 3. Data Pengukuran Percobaan 1
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.221 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 17 m/s pada Temperatur 34,6 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.041 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,6 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 31°C
Massa Bahan Bakar : 22 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (menit)
Kadar Kadar Kadar Kadar T Kadar T
T (°C) T (°C) T (°C) X T
air (%) air (%) air (%) air (%) (°C) air (%) (°C)
1 5 31.5 30.1 30.5 30.6 31 31.2 30.5 31.4 31.5 31.4 31 30.94
2 10 31 31.2 30.5 31.3 31 31.3 30.5 31.3 31.5 31.3 30.9 31.28
3 15 31 30.7 30.5 31.1 31 31.3 30.5 31.3 31.5 31.4 30.9 31.16
4 20 31 30.8 30 31.4 30 31.4 30 31.7 30 32 30.2 31.46
5 25 30.5 31.5 30 31.7 30 32.1 30 32.3 30 32.8 30.1 32.08
6 30 30.5 32.2 30 30.5 30 32.8 30 33.1 30 32.1 30.1 32.14
7 35 30 31 29 31.4 30 31.8 30 32.5 30 33.1 29.8 31.96
8 40 29 31.4 29 31.6 30 32 29 32.3 30 32.1 29.4 31.88
9 45 29 32.2 29 32.8 30 33.1 29 33.1 30 32.2 29.4 32.68
10 50 29 31.7 27.5 32 29 32.2 29 32.5 29 33.1 28.7 32.3
11 55 27.5 31 27 31.3 29 31.7 29 32.2 28.5 32.8 28.2 31.8
12 60 27.5 32 27 31.5 28.5 32 28.5 32.2 28.5 32.5 28 32.04
13 65 27.5 34.8 26.5 34.2 28.5 34.3 28.5 34.3 28.5 32.3 27.9 33.98
14 70 27.5 32.7 26.5 32.8 28.5 33.1 28.5 33.3 28 34.3 27.8 33.24
15 75 27.5 31.2 26.5 31.1 28 33.5 28 33.8 28 33.3 27.6 32.58
16 80 27 32.2 26 32.7 28 33.3 28 33.5 27.5 34 27.3 33.14
17 85 26.5 31.6 26 31.7 27.5 32.2 28 33.4 26.5 31.6 26.9 32.1
18 90 26.5 31.7 26 32 27.5 32.8 28 33 26 33 26.8 32.5
19 95 26.5 31.2 25 31.4 27 31.8 27.5 32.1 24.5 34.3 26.1 32.16
20 100 26.5 30.6 25 30.8 27 31.5 27.5 31.8 24.5 32 26.1 31.34
21 105 26 29.6 25 30.5 27 31.1 27.5 31.3 24.5 31.6 26 30.82
22 110 26 31.3 25 31.6 26 32.3 26 32.7 24 33.1 25.4 32.2
23 115 25 30.3 25 31.2 26 31.4 26 32 24 32.6 25.2 31.5
24 120 25 30.5 25 30.6 26 31.7 26 32.1 24 32.3 25.2 31.44
25 125 25 29.2 25 30.3 26 31.2 25 31.1 23.5 32.3 24.9 30.82
26 130 24.5 31.6 24.5 32 25 32.2 24 32.2 23.5 31.8 24.3 31.96
27 135 24.5 29.4 24.5 29.7 25 31.1 23.5 31.6 22 32.8 23.9 30.92
28 140 24 33.5 24 33.6 24 33.6 23.5 34.1 21 34.5 23.3 33.86
29 145 24 30.5 23.5 31.3 24 32.5 23.5 30.8 21 33 23.2 31.62
30 150 22 32.7 23.5 32.8 24 33.1 21.5 33.4 21 33.6 22.4 33.12
63
NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 31.8 31.5 32.2 31.5 32.1 31 32.1 31.5 32.1 31.4 32.06
2 10 30 31.7 30 32.2 31.5 32.7 31 32.2 31.5 33.3 30.8 32.42
3 15 30 33.1 30 33 31.5 33.2 30 33.4 30.5 33.6 30.4 33.26
4 20 30 32.8 30 30.2 31 33.5 30 33.7 30 34 30.2 32.84
5 25 29 33.2 29 33.2 31 33 30 33.2 30 33.7 29.8 33.26
6 30 28.5 33.4 28.5 33.5 30.5 33.6 29.5 33.5 29.5 33.7 29.3 33.54
7 35 28.5 32.3 28.5 32.8 30.5 33 29.5 33.7 29.5 34 29.3 33.16
8 40 28 34.1 28.5 34.5 30 35.6 28.5 35.6 28.5 35.4 28.7 35.04
9 45 28 35 28.5 35 30 34.7 28.5 35 28.5 35 28.7 34.94
10 50 28 33.6 28.5 33.8 29.5 33.8 28.5 33.7 28.5 34 28.6 33.78
11 55 27.5 32 27.5 32.6 29.5 33.6 27.5 33.8 27.5 34.1 27.9 33.22
12 60 27.5 34 27.5 34.2 29.5 34.5 27.5 35.1 27 35.3 27.8 34.62
13 65 27.5 34 27.5 34.6 29.5 35 27.5 35.3 27 35.6 27.8 34.9
14 70 27.5 36 27.5 35 29.5 35 27.5 35 27 34 27.8 35
15 75 27.5 36.6 27.5 36.6 29.5 36.2 27.5 35.5 26.5 34 27.7 35.78
16 80 27.5 35 27 35.6 29 35.7 27.5 36 26.5 36.1 27.5 35.68
17 85 27 35 27 35 29 35 27.5 35 26.5 35.1 27.4 35.02
18 90 27 33.5 27 33.3 29 32.8 27.5 35 26.5 32.8 27.4 33.48
19 95 27 32.8 27 33.3 28.5 33.5 27.5 34.3 26 35.2 27.2 33.82
20 100 26.5 34.3 26.5 35.6 28.5 35.5 26.5 36.2 26 37.1 26.8 35.74
21 105 26 35.1 26.5 35.7 27 36.1 26.5 36.6 26 36.1 26.4 35.92
22 110 26 34.8 26 34.8 27 35.6 26.5 36 24 36.1 25.9 35.46
23 115 24.5 34.7 25 35.1 25.5 35.6 26 35.7 24 36 25 35.42
24 120 24.5 34.6 25 34.8 25.5 36.3 25 37.3 23 37.5 24.6 36.1
25 125 23 35.8 24.5 36.7 23.5 37.3 25 37.6 23 38.5 23.8 37.18
26 130 23 36.2 24.5 36.5 23.5 36.6 25 37 23 37.6 23.8 36.78
27 135 23 35.1 24.5 35.6 22 36.6 24.5 37 21.5 37.7 23.1 36.4
28 140 22 35.7 23.5 36.6 22 38 23.5 38.1 21.5 38.3 22.5 37.34
29 145 22 35.3 22 35.8 21 36 22 36.6 20 37.3 21.4 36.2
30 150 21 36.2 21 36.3 20 37.2 21 37.3 20 37.5 20.6 36.9
67
NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 32.3 31.5 32.5 31.5 32.7 31.5 33 31 33.2 31.4 32.74
2 10 31.5 32.2 31.5 32.6 31.5 32.7 31.5 32.7 31 33 31.4 32.64
3 15 31 32 31 32.3 31.5 32.7 31.5 32.8 31 33.2 31.2 32.6
4 20 31 31.5 30.5 32 31 32.5 31.5 32.7 31 33.1 31 32.36
5 25 30 33 30.5 33.2 31 33.4 30.5 32.8 30 33.5 30.4 33.18
6 30 30 31.7 30 32.2 31 33 30.5 32.7 29.5 33.5 30.2 32.62
7 35 30 32 30 33.6 30.5 32.8 30.5 33.6 29.5 33.5 30.1 33.1
8 40 30 31.4 30 31.8 30.5 32.2 30.5 33.2 29.5 33.2 30.1 32.36
9 45 29 32.8 29.5 33 30.5 33.3 29.5 33.1 29 34 29.5 33.24
10 50 29 31.6 29.5 32 29.5 32.5 29.5 32.8 27.5 33.2 29 32.42
11 55 29 31.5 29 33.2 29.5 32.7 29.5 33.6 27.5 33.3 28.9 32.86
12 60 29 31.8 29 33.5 29.5 33.2 29.5 32.8 27 33.7 28.8 33
13 65 29 31.5 27.5 32.8 29.5 33 27.5 33.5 26.5 33.7 28 32.9
14 70 28.5 31.3 27.5 32.1 29 32.8 27.5 33.3 26.5 34.1 27.8 32.72
15 75 28.5 32.7 27.5 34.4 29 34.7 27.5 35.1 26 35.3 27.7 34.44
16 80 27.5 32.6 27 33.3 28.5 34.2 26 35.5 26 36 27 34.32
17 85 27 36.7 27 34.6 27.5 35.1 26 35.2 25.5 35.6 26.6 35.44
18 90 26.5 31.3 27 31.7 27.5 32 26 33.1 25.5 33.6 26.5 32.34
19 95 26.5 34 27 33.5 27 33.1 25 34.3 25 34.7 26.1 33.92
20 100 26.5 31.5 26.5 32.5 27 33.3 25 34.2 25 34.6 26 33.22
21 105 26 30.8 26 31.6 27 31.8 25 32.1 24.5 33.1 25.7 31.88
22 110 25 32.1 26 32.4 27 33.8 25 34.3 24.5 31.4 25.5 32.8
23 115 25 32.1 25.5 32.5 26 33.2 24.5 33.6 24.5 34.2 25.1 33.12
24 120 24 30.7 25.5 31.6 26 33.7 24.5 34.4 24.5 36.5 24.9 33.38
25 125 24 32.1 25.5 32.6 26 33.7 24.5 34.7 22.5 35.2 24.5 33.66
26 130 24 32.7 25 33.7 26 35.5 24 36 22.5 36.3 24.3 34.84
27 135 23 32.3 25 33.1 26 33.3 24 33.7 22.5 34.2 24.1 33.32
28 140 22.5 32.5 23.5 33.3 25 33.8 24 34.7 20 35 23 33.86
29 145 20 32.6 23.5 34 23.5 35.1 22.5 36.3 19.5 36.7 21.8 34.94
30 150 20 32.2 23 33 23.5 33.6 22 34.1 17.5 34.7 21.2 33.52
Lampiran 9. Data Pengukuran Percobaan 7
Laju Aliran Massa Udara Lingkungan : 0.233 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Lingkungan : 18 m/s pada Temperatur 34,7 °C
Laju Aliran Massa Udara Panas : 0.049 kg/s
Kecepatan Aliran Udara Panas : 1,9 m/s pada Temperatur 38 °C
Temperatur Sekitar : 30°C
Massa Bahan Bakar : 33 kg
Waktu Pengeringan : 150 menit
TALANG 1 TALANG 2 TALANG 3 TALANG 4 TALANG 5 AVERAGE
NO t (Menit) kadar
T kadar T kadar T kadar T kadar T
air X T
(°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C) air (%) (°C)
(%)
1 5 31.5 32.5 30.5 32.3 30.5 32.2 31 32.2 30 32.7 30.7 32.38
2 10 30 34.8 30 34.5 30.5 34.2 31 34.1 30 34 30.3 34.32
3 15 29.5 36 30 35.6 30.5 35 30.5 34.6 30 34.4 30.1 35.12
4 20 29.5 32.8 30 33 30.5 33.3 30 33.3 29 33.3 29.8 33.14
5 25 29 36.2 29.5 35.8 29 35.2 29 35.2 29 35.1 29.1 35.5
6 30 29 37.1 29 36.7 29 36.6 28 38.5 28 35.6 28.6 36.9
7 35 28.5 36.8 27.5 36.2 27.5 35.8 26.5 35.6 27 35.3 27.4 35.94
8 40 27.5 38.2 27.5 37.8 26.5 37.6 25.5 37 27 36.6 26.8 37.44
9 45 27.5 37.7 27.5 37.2 26 36.7 25.5 36.5 27 36.2 26.7 36.86
10 50 27 37.8 27.5 37.4 26 37.1 25.5 36.7 27 36.6 26.6 37.12
11 55 26.5 37.5 26.5 37.2 26 36.8 25 36.6 26 37 26 37.02
12 60 26.5 40.2 26.5 39.5 26 38.8 25 38.5 26 38.2 26 39.04
13 65 25 38.2 25 37.8 25.5 37.6 25 37.6 25.5 37.5 25.2 37.74
14 70 25 38.3 25 38.1 25 37.8 24.5 37.7 25 37.5 24.9 37.88
15 75 24.5 39.6 25 38.8 24.5 38.2 23 38 24 38.2 24.2 38.56
16 80 23 40.2 23.5 39.6 23.5 39.1 22 38.3 24 38 23.2 39.04
17 85 23 34.1 23 34.4 23.5 34.8 22 34.8 23 34.8 22.9 34.58
18 90 22 33.7 23 34.1 23 34.5 21.5 34.8 22 35 22.3 34.42
19 95 22 35.7 22 36 22.5 36.6 21.5 36.7 21 36.7 21.8 36.34
20 100 22 40.2 22 39.6 22.5 38.7 21.5 38.5 21 38.3 21.8 39.06
21 105 21.5 38.3 22 38.1 22 37.8 21 37.6 21 37.5 21.5 37.86
22 110 21.5 38.2 21 38.1 22 37.8 21 37.8 21 37.8 21.3 37.94
23 115 21 37.8 21 37.8 21 38 21 38 21 37.8 21 37.88
24 120 21 38.7 20 38.7 21 38.8 21 38.7 21 38.5 20.8 38.68
25 125 20 38.2 20 37.6 21 37.5 20 37.5 20 37.3 20.2 37.62
26 130 20 37.8 20 37.6 21 37.8 20 37.7 20 37.6 20.2 37.7
27 135 20 38.2 20 38.1 20.5 38.1 20 37.8 20 37.7 20.1 37.98
28 140 20 37.7 19.5 37.5 20 37.2 20 37.1 19.5 37.1 19.8 37.32
29 145 20 37.6 19.5 37.4 20 37.1 20 37.1 19.5 37.2 19.8 37.28
30 150 19 38.1 19.5 37.8 20 37.4 19 37.4 19.5 37.5 19.4 37.64
69
Waktu rak telur
Var.UL Var.UP mencapai X=22% 𝑚 𝑚 𝑡 𝑚
t (jam) kg kg (jam) kg/jam
0.041 kg/s 2.5 4.194 1.495 2.5 1.080