Anda di halaman 1dari 61

SKRIPSI

ANALISA VARIASI JUMLAH BLADE DAN PERALATAN


TAMBAHAN TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN AIR
TIPE SAVONIUS BACH SUMBU VERTIKAL

Diajukan Oleh:
RAHMAD HIDAYAT
16.331.0062

PROGRAM TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya kita persembahkan kepada Allah SWT. Dengan Rahmat
Nya kita masih mempunyai kekuatan, kesehatan dan hidayah sehingga dapat
menjalankan segala aktivitas sehingga penulis dapat menyeleseikan Penelitian
Tugas Sarjana. Yang kita harapkan dapat menghantar kita kepada RidhaNya.
Sahlawat beriring salam kita doakan kepada Allah SWT semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW. Semoga kita mampu untuk menauladani Beliau dalam setiap
perkataan dan tingkah laku kita. Dan harapan terakhir kita kelak menjadi bagian
diantara penghuni – penghuni Surga Allah, Amin.
Penelitian ini penulis mengambil judul yakni “PENGARUH JUMLAH
BILAH DAN PERALATAN TAMBAHAN TERHADAP UNJUK KERJA
TURBIN AIR TIPE SAVONUIS BACH SUMBU VERTIKAL”. Yang merupakan
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Islam Riau.
Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis haturkan
ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua Orang tua penulis yang tercinta yang telah melahirkan,
membesarkan dan mendidik penulis dan tidak henti-hentinya membantu
doa maupun materi dalam penyelesaian penelitian tugas sarjana ini.
2. Bapak Dr. Eng. Muslim, S.T., M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Islam Riau.
3. Bapak Jhonni Rahman, B.Eng., M.E.ng., Ph.D. Selaku Kepala Prodi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
4. Bapak Rafil Arizona, S.T., M.Eng. Selaku Sekretaris Prodi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau.
5. Bapak Sehat Abdi Saragih. Si., MT. Selaku Dosen Pembimbing dalam
penyelesaian penelitian tugas sarjana.

i
6. Kepada seluruh dosen Program Studi Teknik Mesin yang telah
menuangkan ilmunya kepada penulis.
7. Teman – teman seperjuangan Teknik Mesin yang sudah membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian tugas sarjana sampai dengan selesai dan
memberikan semangat serta dukungannya kepada penulis.
Dalam penulisan penelitian ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Pekanbaru, Agustus 2022

Penulis

ii
PENGARUH JUMLAH BILAH DAN PERALATAN TAMBAHAN
TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE SAVONUIS BACH
SUMBU VERTIKAL

Rahmad Hidayat
Program Studi TeknikMesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jl.
Kaharuddin Nasution Km 11 No. 113 Perhentian Marpoyan, Pekanbaru

Telp. 0761-674635 Fax. (0761) 674834

Email: rahmadhidayat01@.student.uir.ac.id

ABSTRAK
Di Indonesia sebagian besar energi yang banyak digunakan yaitu minyak
bumi dan gas. Ketersediaan minyak bumi dan gas sekarang jauh mengalami
penurunan, yang mengakibatkan persediaan minyak bumi dan gas menjadi langka
di jumpai di tengah masyarakat dan memiliki harga yang mahal. Melonjaknya
harga jual minyak bumi dan gas membuat masyarkat mengeluh untuk
membelinya. Selain itu penggunaan minyak bumi dan gas juga dapat
mengakibatkan folusi. Untuk itu energi terbarukan merupakan solusi yang paling
baik, salah satu energi terbarukan yang bisa digunakan yaitu energi air. Energi air
bisa dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis dan energi listrik.
Turbin yang digunakan dalam pengujian ini yaitu turbin savonius bach sumbu
vertikal. Turbin air Savonius memiliki bentuk yang sangat sederhana dan
kontruksi yang sangat mudah di buat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengatahui bagaimana pengaruh jumlah blade dan peralatan tambahan terhadap
unjuk kerja turbin savonius bach sumbu vertikal, serta untuk mendapatkan jumlah
blade dan peralatan tambahan yang menghasilkan unjuk kerja yang terbaik pada
turbin savonius bach sumbu vertikal Penelitian dilaksanakan di perairan sungai
Kampar Kota Bangkinang Kec. Salo, Desa Sipungguk pada tanggal 20-25 Januari
2022. Hasil penelitian menunjukkan penambahan jumlah blade dan peralatan
tambahan memiliki pengaruh terhadap unjuk kerja turbin air tipe savonius bach
sumbu vertikal. Dimana semakin banyak jumlah blade maka unjuk kerja turbin
semakin baik. Dan penggunaan peralatan tambahan mampu membuat unjuk kerja
turbin menjadi lebih baik. Unjuk kerja turbin paling baik terdapat pada jumlah
blade 5 dengan menggunakan kombinasi peralatan tambahan. Dimana pada
jumlah blade 5 dengan menggunakan peralatan tambahan memiliki nilai torsi
tertinggi sebesar 32 N, memiliki nilai daya tertinggi yaitu sebesar 69,9 watt,
memiliki nilai TSR tertinggi yaitu 1,0935 dan memiliki nilai efisiensi paling tinggi
sebesar 50%.
Kata kunci : turbin air, turbin savonius, turbin savonius sumbu vertikal

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................3

1.4 Batasan Masalah...........................................................................................3

1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

2.1 Teori Dasar....................................................................................................5

2.2 Turbin Air.....................................................................................................6

2.3 Turbin Savonius Bach...................................................................................7

2.3.1 Komponen Turbin Savonius Bach.........................................8

2.4 Jumlah Blade Turbin Savonius Bach..........................................................12

2.5 Peralatan Tambahan Lainnya......................................................................13

2. Roda Gila (Flywheel) pada Turbin Savonius Bach........................................14

2.6 Prinsip Kerja Turbin Savonius Bach...........................................................15

2.7 Unjuk Kerja Turbin Savonius Bach............................................................17

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................20

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................20

iv
3.2 Diagram Alir...............................................................................................21

3.3 Alat dan Bahan............................................................................................22

3.3.1 Alat.......................................................................................22

3.3.2 Bahan....................................................................................25

3.4 Prosedur Pengujian.....................................................................................26

3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian.........................................................................28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................29

4.1 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap


Kecepatan Sudut (rad/s).........................................................................................29

4.2 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap Torsi
(N.m)……………………………………………………………………………..31

4.3 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap Daya
(Watt)…………………………………………………………………………….35

4.4 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap Tip
Speed Ratio (TSR)..................................................................................................38

4.5 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap


Efisiensi Turbin......................................................................................................41

BAB V PENUTUP.................................................................................................44

5.1 Kesimpulan.................................................................................................44

5.2 Saran............................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45

LAMPIRAN...........................................................................................................47

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Turbin Air............................................................................................6

Gambar 2. 2 Turbin Savonius Bach.........................................................................7

Gambar 2. 3 Rotor Turbin Savonius........................................................................8

Gambar 2. 4 Blade Turbin........................................................................................8

Gambar 2. 5 Bantalan / bearing...............................................................................9

Gambar 2. 6 Deflektor..............................................................................................9

Gambar 2. 7 Roda gila (flywheel)..........................................................................10

Gambar 2. 8 Sistem Transmisi Daya (Gary, 2001)................................................11

Gambar 2. 9 Kontruksi Pelampung........................................................................11

Gambar 2. 10 Turbin Savonius Bach Dengan Variasi Jumlah Blade ( Al-Kayiem


dkk, 2016)..............................................................................................................12

Gambar 2. 11 Variasi Sudut deflector pada Turbin Savonius Bach (Yesa Anugrah
2019)......................................................................................................................13

Gambar 2. 12 Roda Gila (flywheel).......................................................................14

Gambar 2. 13 Rotor turbin savonius dengan gaya drag (Frederikus W,2014, hal.
299)........................................................................................................................15

Gambar 2. 14 Sudut busur blade pada turbin Savonius Bach (Modi dan Fenando,
1998)......................................................................................................................16

Gambar 2. 15 Turbin Savonius Bach dengan variasi sudut busur blade (Roy dkk,
2013)......................................................................................................................16
Gambar 3 1 Tempat Penelitian...............................................................................20

Gambar 3 2 Diagram Alir......................................................................................21

Gambar 3 3 Skema Turbin Air Savonius Bach......................................................22

Gambar 3 4 Tachometer.........................................................................................23

Gambar 3 5 Current meter/current drag.................................................................23

Gambar 3 6 Stopwatch...........................................................................................24

Gambar 3 7 Multimeter..........................................................................................24

Gambar 3 8 Deflector.............................................................................................25

Gambar 3 9 Roda gila (flywheel)...........................................................................25

Gambar 3 10 Lampu 7 Watt DC............................................................................26

Gambar 4. 1 grafik kecepatan sudut pada variasi jumlah blade dan peralatan
tambahan................................................................................................................30
Gambar 4. 2 grafik torsi pada variasi jumlah blade dan peralatan tambahan........33
Gambar 4. 3 grafik daya pada variasi jumlah blade dan peralatan tambahan.......36
Gambar 4. 4 grafik nilai TSR terhadap variasi jumlah blade dan peralatan
tambahan................................................................................................................39
Gambar 4. 5 Grafik efisiensi terhadap variasi jumlah blade dan peralatan
tambahan................................................................................................................42

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Pengaruh Varaisi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Kecepatan Sudut (rad/s).........................................................................................29
Tabel 4. 2 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Torsi (Nm)..............................................................................................................32
Tabel 4. 3 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Daya (watt).............................................................................................................35
Tabel 4. 4 Pengaruh Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap Tip Speed
Ratio (TSR).............................................................................................................38
Tabel 4. 5 Nilai Efisiensi Setiap Pengujian............................................................41
BAB I
PENDAHULUAN

2.7.1 Latar Belakang


Keperluan energi disetiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Peningkatan ini terjadi karena hampir dari setiap kebutuhan manusia memerlukan
energi. Peningkatan itu bertolak belakang dengan ketersediaan energi yang di
setiap harinya selalu berkurang. Di Indonesia sebagian besar energi yang banyak
digunakan yaitu minyak bumi serta gas. Ketersediaan minyak bumi beserta gas
sekarang jauh mengalami penurunan, yang mengakibatkan persediaan minyak
bumi dan gas menjadi langka di jumpai di tengah masyarakat dan memiliki harga
yang mahal. Melonjaknya harga jual minyak bumi dan gas membuat masyarkat
mengeluh untuk membelinya. Selain itu penggunaan minyak bumi dan gas dapat
mengakibatkan folusi. Ada sejumlah energi yang bisa kita gunakan serta tidak
merusak lingkungan seperti energi terbarukan (Budi Sugiharto, 2010).
Energi terbarukan yang dapat digunakan yaitu energi air, energi air akan
terus menghasilkan tenaga dan ketersediaannya akan terus ada. Energi air bisa
digunakan sebagai sumber energi mekanis serta energi listrik. Energi air
sebenarya sudah lama ditemukan serta sudah pernah dibuat generator listrik
menggunakan turbin (Victus Kolo Koten1, 2017).
Air mempunyai tensi tegangan tinggi serta rendah. Tekanan air itu
kemudian di konversikan menjadi energi mekanis menggunakan turbin air.
Banyak jenis turbin air yang bisa digunakan buat menukar daya kinetic air sebagai
daya mekanik. Pemilihan turbin tergantung dari kecepatan aliran air tersebut,
karena aliran air mempengaruhi kinerja dari turbin. Berdasarkan tempat
penelitian ini di lakukan disungai Kampar yang memiliki aliran air yang rendah
maka peneliti menggunakan turbin Savonius.
Turbin air Savonius mempunyai sistem yang amat mudah serta kontruksi
yang sangat gampang dikerjakan, mempunyai spesifik torsi yang dominan mampu
berkerja dialiran lemah (Mabrouki, Driss and Abid, 2014). Selain kelebihan di
atas turbin Savonius mempunyai sejumlah kekurangan, yakni perbedaan torsi

1
yang dominan membuat vibrasi di turbin risikonya merendahkan daya tahan di
rotor, sebagian kedudukan sudut mempunyai torsi stasioner bernilai minus
ataupun terlalu kecil (Damak, Driss and Abid, 2013).
Turbin Savonius mesti bisa menggunakan energi kinetik air sebesar-
besarnya agar bisa menimbulkan putaran serta daya yang banyak buat
menjalankan generator. Secara umum turbin Savonius memiliki tiga komponen
yaitu, rotor, sistem transmisi, dan generator.
Sebagian eksperimen yang sudah pernah dibuat untuk mengembangkan
peforma pada turbin Savonius diantaranya membuat perubahan pada kincir turbin.
Perubahan tercantum merangkum dampak rasio putaran lebih, faktor bentuk
kincir, serta sudut busur kincir. Mendapatkan hasil rasio putaran lebih degnan
besar 0,0 faktor bentuk kincir dengan besar 0,5 serta sudut busur kincir dengan
besar 1100 memiliki unjuk kerja yang lebih unggul, (Alit, dkk 2017). Purnama,
dkk (2013) sudah pernah membuat ekperimen tentang turbin poros vertikal tipe
Savonius memakai deflector. Hasil dari ekperimen dapat naikkan kecepatan putar
rotor serta penambahan daya buatan dari generator. Alit, dkk (2019), sudah
melakukan ekperimen mengenai akibat jumlah kincir serta menambahkan
konsentator terhadap turbin Savonius yang dilaksanakan pada persawahan.
Banyak kincir yang dikerjakan yakni 2, 3 serta 4 kincir. Hasil ekperimen daya
terbesar terdapat pada jumlah kincir 3, serta perfoma turbin bertambah setelah
ditambahkan konsentator
Turbin Savonius merupakan salah satu turbin angin, karena jarang sekali
di temukan penelitian yang menggunakan turbin Savonius pada energi air dan di
tambah dari beberapa refrensi dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik
mengajukan dengan judul “ANALISA VARIASI JUMLAH BLADE DAN
PERALATAN TAMBAHAN TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE
SAVONIUS BACH SUMBU VERTIKAL”

2
2.7.2 Rumusan Masalah
Berlandaskan persoalan diatas maka permasalahan yang diperiksa
berhubungan pada:

1. Bagaimana akibat jumlah blade serta peralatan tambahan terhadap unjuk


kerja turbin Savonius Bach poros vertikal?
2. Peralatan tambahan manakah yang menghasilkan unjuk kerja paling baik
pada turbin air savonius bach sumbu vertikal?

2.7.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari ekperimen ini yakni:

1. Untuk melihat akibat jumlah blade serta peralatan tambahan terhadap


performa turbin air savonius bach sumbu vertikal
2. Untuk mendapatkan jumlah balde dan peralatan tambahan yang
menghasilkan unjuk kerja yang terbaik pada turbin savonius bach
sumbu vertikal

2.7.4 Batasan Masalah


Ada pun permasalahan yang di batasi dalam pengujian yang dilakukan
sebagai berikut:

1. Pengujian akibat perbedaan banyak bilah serta peralatan tambahan


terhadap performa turbin air tipe Savonius Bach sumbu vertikal dilakukan
bertempat diperairan sungai Kampar.
2. Kecepatan arus air dianggap konstant (pariabel terikat)
3. Sudut kelengkungan bilah turbin yang digunakan 135 0 dengan panjang 25
cm dan lebar 15 cm
4. Pengarah arus air yang digunakan hanya 1 arah dengan panjang dan lebar
20 x 20 cm dengan sudut 450

3
2.7.5 Sistematika Penulisan
Mengenai penataan penyusunan ekperimen ini yakni::
 BAB I : Pendahuluan
Bagian ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari ekperimen
serta penataan penyusunan ekperimen
 BAB II : Tinjauan Pustaka
Bagian ini membahas tentang filosofi segala hal yang berhubungan dengan
ekperimen yang dilaksanakan
 BAB III : Metode Penelitian
Bagian ini membahas tentang tahap ekperimen berserta teknik pengumpulan data
yang akan dilakukan dilapangan
 BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Bagian ini membahas tentang pengukuran serta pengumpulan hasil data dari
ekperimen yang dilakukan dilapangan
 BAB V : Penutup
Bagian ini membahas tentang kesimpulan dan saran hasil dari pengujian yang
dilaksanakan dilapangan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Menurut Asdak (2007: 7), air yang terdapat dibumi berada dalam suatu
lapisan hidrosfer dan seluruh air yang terdapat dilapisan hidrosfer ini akan
mengikuti siklus hidrologi. Daerah arus sungai secara umum didefenisikan
sebagai suatu hamparan wilayah / kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi
(punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur
hara serta mengalirkan melalui anak-anak sungai keluar pada sungai utama ke laut
atau danau (Asdak, 2007:4). Linsey (1980) dalam asdak menyebut DAS sebagai
“A Rifer of drainage basin in the entire area drained by a stream of system of
connecting streams such that all stream flow originating in the area discharged
through a single outlet”.
Menurut Hendra A (2012), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Jumlah Sudu Terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Savonius. Menggunakan
metode penelitian eksperimental dengan variasi jumlah sudu : 2, 3, dan 4 buah.
Didapatkan hasil bahwa turbin angina dengan jumlah sudu 3 buah memiliki unjuk
kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sudu yang lain.
Reza Abdi Permana melakukan penelitian pada 2018 yang berjudul
“Kincir Air Poros Vertikal Tipe Savonius Dua Sudu Terbuka Dengan
Menggunakan Deflektor”. Pada penelitian tersebut digunakan kincir air Savonius
dengan menggunakan dua sudu terbuka dengan e = e’ ≠ 0 dengan aspect ratio (α)
adalah 1, overlap ratio (β) adalah 0,25 tinggi rotor (H) adalah 0,1 m diameter
rotor (D) adalah 0,1 m, diameter sudu (d) adalah o,05588 m, dan dengan
kecepatan air 0,75 m/s 0,9 m/s, dan 1.1 m/s didalam saluran air buatan. Hasil
penelitian yang didapat adalah semua nilai tertinggi selalu terdapat penggunaan
deflektor, nilai tertinggi koefisien daya (Cp) sebesar 0,715 dengan nilai TSR
sebesar 0,789 pada kecepatan aliran air 0,75 m/s hasil tertinggi nilai keofisien
torsi (Cm) adalah 1,256 dengan Tip Speed Ratio (TSR) sebesar 0, 230 pada
kecepatan air 0,75 m/s. Hasil tertinggi pada torsi (T) adalah 0,215 Nm dengan
kecepatan (rpm) 32 pada kecepatan air 1.1 m/s, dan hasil tertinggi pada daya (P)

5
adalah 1.664 watt dengan kecepatan putar (rpm) 108 pada kecepatan aliran air 1.1
m/s
1
1.1

2.2 Turbin Air


Turbin merupakan sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari
aliran fluida. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin,
sedangkan bagian yang tidak berputar disebut stator atau rumah turbin. Poros
turbin digunakan untuk memutar generator listrik, pompa, kompresor, atau mesin
lainnya (beban). Roda turbin dapat berputar karena terdapat gaya yang bekerja
pada sudu, gaya tersebut timbul karena terjadi momentum dari pancaran air yang
keluar dari nozzle (Turbin Impuls) atau aliran mengalir diantara sudu sudu turbin,
sehingga akan terjadi perubahan tekan diantara sudu. Fluida tersebut mengalami
proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinu. Fluida itu berupa aliran
air, uap air, atau gas. Jika fluida yang digunakan air, maka disebut turbin air.
Turbin air merupakan pengembangan dari kincir air yang dipergunakan orang
pada masa lampau. Penggunaan turbin air yang paling umum adalah sebagai
penggerak untuk pembangkit listrik, dimana dalam hal ini poros turbin
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan daya listrik.

Gambar 2. 1 Turbin Air

6
2.3 Turbin Savonius Bach
Turbin Savioius dipatenkan oleh Sigurd Savonius pada tahun 1922. Turbin
Savonius merupakan turbin simpel dengan sumbu vertikal yang memiliki bentuk
setengah lingkaran yang menempel pada sisi yang berlawanan dari poros vertikal
dan beroprasi karena adanya gaya tarik dan gaya dorong, sehingga turbin tersebut
tidak dapat berputar lebih cepat dibandingkan kecepatan air. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa rasio kecepatan ujung (tip speed ratio) sama dengan satu
atau kurang dari satu. rancangan Turbin Savonius dengan tipe ¼ lingkaran. Tip
Speed Ratio adalah kecepatan tangensial pada ujung sudu berbanding dengan
kecepatan aktual air. Prinsip kerja dasar dari Turbin Air Savonius adalah
menggunakan perbedaan antara gaya tarik dan gaya dorong pada bagian cekung
dan cembung pada sudu turbin saat berputar mengelilingi poros vertikal. Dengan
demikian, gaya dorong adalah gaya utama yang akan menggerakan turbin pada
Savonius. ditunjukan Pada Gambar 2.2

Gambar 2. 2 Turbin Savonius Bach

7
2.7.6 Komponen Turbin Savonius Bach
Komponen pada turbin air savonius ialah bagian baian dari turbin yang
malakukan usaha dan menghasilkan kerja.

2.7.7 Bagian-bagian Turbin yang Melakukan Usaha


1. Rotor turbin
Rotor berfungsi sebagai mengkonversi gerak aliran air menjadi gerak
putar sudu turbin, Untuk klasifikasi berdasarkan fungsi gaya aerodinamis, gaya
yang menyebabkan rotor berputar. ditunjukan Pada Gambar 2.3

Gambar 2. 3 Rotor Turbin Savonius


2. Blade Turbin
Blade turbin berfungsi sebagai penerima energi dari aliran air sehinga
rotor turbin berputar dan mengonversikan energi kinetik dari aliran air menjadi
energi mekanik. Blade turbin yang efisien dibutuhkan untuk menghasilkan daya
maksimal PLTA. ditunjukan Pada Gambar 2.4

Gambar 2. 4 Blade Turbin

8
3. Bantalan (bearing)
Bearing atau bantalan pada rotor turbin berfungsi sebagai penahan berat
rotor dan menahan berbagai gaya yang tidak stabil dari aliran air terhadap sudu
turbin sehinga rotor turbin bisa berotasi pada kedudukan dari kerangka turbin.
ditunjukan Pada Gambar 2.5

Gambar 2. 5 Bantalan / bearing


4. Deflektor
Deflektor berpungsi sebagai meneruskan aliran fluida sehingga tekanan
dan kecepatan fluida yang digunakan didalam sistem besar sebagai pemutar
turbin. ditunjukan Pada Gambar 2.6

Gambar 2. 6 Deflektor

9
5. Roda gila (flywheel)
Roda gila atau flywheel berfungsi sebagai perangkat mekanik yang
berputar bersamaan dengan poros pengerak, dan sebagai penyimpanan energi
rotasi. Flywheel juga memiliki momen inersia yang signifikan, dengan demikian
flywheel dapat menahan perubahan kecepatan rotasi. Jumlah energi yang
tersimpan pada flywheel sebanding dengan kecepatan rotasi poros pengerak.
ditunjukan Pada Gambar 2.7

Gambar 2. 7 Roda gila (flywheel)

6. Generator
Generator adalah suatu alat mekanisme yang berfungsi mengkonversi
energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator berdasarkan induksi
elektromagnetik, dimana setelah rotor diputar oleh penggerak pemula (prime
movers), dengan demikian kutub-kutub yang ada pada rotor akan ikut berputar.
Apabila kumparan kutub diberi arus searah akan menimbulkan medan magnet
(garis-garis gaya fluks) pada permukaan kutub yang berputar, kecepatannya sama
dengan kecepatan putaran kutub. Pembangkit listrik tenaga arus sungai skala kecil
banyak menggunakan generator tipe PMG (Permanent Magnet Generator). PMG
merupakan suatu desain generator sinkron listrik berdasarkan penggunaan magnet
permanen di rotor (Kurniawan dkk, 2009).
Daya listrik yang dihasilkan oleh turbin dipengaruhi oleh efisiensi dari
beberapa komponen. Struktur komponen transmisi daya ditunjukan oleh Gambar
2.8

10
Gambar 2. 8 Sistem Transmisi Daya (Gary, 2001)

7. Pelampung
Pelampung merupakan bagian dari sistem PLTA dengan konstruksi
terapung yang berfungsi untuk membuat pembangkit berada di atas permukaan
air. ditunjukan Pada Gambar 2.9

Gambar 2. 9 Kontruksi Pelampung

11
2.4 Jumlah Blade Turbin Savonius Bach
Jumlah blade turbin (number of blade) termasuk salah satu yang
mempengaruhi unjuk kerja turbin. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
turbin Savonius dengan jumlah blade 2 menghasilkan unjuk kerja yang baik.
Peningkatan jumlah blade turbin menyebabkan pengurangan torsi yang dihasilkan
saat turbin berputar (Menet dkk, 2014).
Al-Kayiem dkk (2016) mempelajari pengaruh jumlah blade turbin
Savonius Bach dengan variasi jumlah blade 2, 3, dan 4 dengan simulasi numerik
menggunakan software CFD. Hasil penelitian menyebutkan bahwa turbin
savonius bach dengan 2 blade menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik
dibandingkan turbin 3 dan 4 blade. Variasi jumlah blade turbin dapat dilihat pada
gambar 2.10

n=1 n=2 n= 3

Gambar 2. 10 Turbin Savonius Bach Dengan Variasi Jumlah Blade ( Al-Kayiem


dkk, 2016)
Penurunan nilai koefisien daya dengan peningkatan jumlah blade dapat
disebabkan oleh tiga dan empat blade yang membelokkan lebih banyak fluida dari
pada turbin yang mengunakan dua blade. Alasan lain dari peningkatan jumlah
blade akan menyebabkan area cembung dari blade itu menghadapi fluida pada
posisi miring. Dengan demikian, peningkatan daerah cembung akan mengurangi
perbedaan torsi pada posisi cekung dan posisi cembung yang akhirnya
mempengaruhi unuk kerja turbin. (Al-Kayiem dkk, 2016).

12
2.5 Peralatan Tambahan Lainnya
Ada pun peralatan tambahan lainnya dalam penelitian ini antara lain:

1. Deflektor pada Turbin Savonius Bach

Deflektor merupakan bagian yang mempengaruhi unjuk kerja turbin


dikarenakan fungsinya untuk mengarah aliran air tepat pada blade turbin sehinga
blade turbin akan lebih banyak menerima energi dari aliran dan turbin akan lebih
cepat berotasi.
Yesa anugrah (2019) mempelajari pengaruh sudut deflektor terhadap unjuk
kerja turbin air savonius bach, turbin yang digunakan berjumlah 4 sudu pada
posisi horizontal dengan Sudut deflektor yang digunakan memiliki kemiringan
sudut 30°, 45°, dan 60°. Hasil penelitian menyebutkan bahwa deflektor pada
sudut 600 menghasilkan unjuk kerja lebih baik dari pada deflektor yang
mengunakan kemiringan 300 dan 450. Variasi sudut deflektor turbin savonius
bach dapat dilihat pada Gambar 2.11

Gambar 2. 11 Variasi Sudut deflector pada Turbin Savonius Bach (Yesa Anugrah
2019)
Penurunan nilai daya turbin dari variasi deflektor yang digunakan pada sudut
300 dan 450 disebabkan oleh aliran air yang melewati deflektor dengan sudut 300
aliran air tidak tepat mengenai blade turbin, sengkan pada sudut deflektor 450
terdapat pusaran air dibelakang deflektor sehinga menyebabkan hambatan aliran
air dan putaran turbin (Yesa anugrah, 2019)

13
2. Roda Gila (Flywheel) pada Turbin Savonius Bach
Roda gila atau Flywheel merupakan sebuah benda yang berputar terhadap
pusat titik poros. Pada umumnya flywheel berbentuk silinder yang memiliki massa
dan jari-jari tertentu. Mekanisme penyimpanan energinya menggunakan prinsip
gerak rotasi, energi disimpan dalam bentuk energi kinetik rotasi. Besarnya energi
yang tersimpan pada flywheel tergantung pada momen inersia dan kecepatannya
saat berputar, flywheel akan menyimpan energi putaran karena dikenai gaya dalam
bentuk energi kinetik rotasi dari poros dan akan melepaskan energi tersebut saat
gaya dari poros berkurang atau dihilangkan. Sebuah flywheel bisa berputar sampai
puluhan ribu RPM tergantung dari material yang menyusunnya, semakin padat
dan keras material suatu flywheel semakin bagus karena dengan volume yang
kecil massanya semakin besar dan selain itu juga akan semakin tahan jika diputar
dengan kecepatan tinggi (Aminudin, M.S). dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2. 12 Roda Gila (flywheel)


Stepanus Marius, dkk (2019) fungsi roda gila (flywheel) pada turbin
savonius ialah sebagai batrai penyimpanan energi rotasi dari turbin dan
melepaskan energi rotasi disaat turbin membutuhkan, pada saat generator
menambah atau meningkat daya listrik tentu turbin akan berat berotasi sehingga
energi dari arus aliran air akan terbuang dari sudu turbin, karna itu dibutuhkan
flywheel sebagai penyimpanan energi rotasi dari turbin dan akan melepasan
kembali pada turbin disaat turbin membutuhkanya. Sehinga apabila daya
generator meningat putaran turbin akan tetap stabil karna dibantu energi dari
penyipanan flywheel.

14
2.6 Prinsip Kerja Turbin Savonius Bach
Prinsip kerja turbin Savonius bach adalah sudu turbin Savonius yang pada
dasarnya berbentuk setengah lingkaran dipasangkan secara berlawanan. Sebagai
jenis turbin yang paling sederhana, turbin Savonius bekerja karena perbedaan
gaya yang diberikan pada setiap sudu. Pada sudu bagian cekung akan menerima
gaya dorong dari fluida, lalu gaya dorong itu akan mendorong sudu pada turbin
sehingga turbin berotasi pada porosnya. Sedangkan pada bagian sudu yang
cembung, gaya dorong fluida lebih sedikit karena saat fluida mengarah ke sisi
cembung maka fluida sebagian akan mengarah ke sisi cekung dan lainnya akan
mengarahke sisi luar sudu cembung pada turbin. ditunjukan Pada Gambar 2.13

Gambar 2. 13 Rotor turbin savonius dengan gaya drag (Frederikus W,2014, hal.
299)
1. Luas Sapuan Area (A)
Luas sapuan area pada turbin Savonius Bach merupakan luas persegi panjang,
hal ini dikarenakan turbin dalam keadaan vertikal. Nilai luas ini merupakan
perkalian tinggi turbin H dengan diameter turbin D (Khan, 2009).
2. Sudut Busur Blade
Sudut busur blade (Ψ) merupakan sudut geometri yang dimiliki oleh turbin
Savonius. Sudut busur blade sangat menentukan unjuk kerja turbin untuk tipe
Savonius dikarenakan mempengaruhi gaya drag dari suatu penampang. Sudut
busur blade pada sudu turbin Savonius Bach ditunjukan Pada Gambar 2.14 (Modi
dan Fernando, 1998).

15
Gambar 2. 14 Sudut busur blade pada turbin Savonius Bach (Modi dan Fenando,
1998)
Roy dkk (2013) melakukan simulasi numerik untuk mengetahui unjuk kerja
turbin air savonius bach dalam rentang sudut busur blade 90˚, 1350, dan 165˚.
Blade dengan variasi sudut busur. ditunjukan Pada Gambar 2.15

ψ = 90° ψ = 135° ψ = 165°

Gambar 2. 15 Turbin Savonius Bach dengan variasi sudut busur blade (Roy dkk,
2013)
Pada sudut busur blade 90˚ turbin tidak mampu menghasilkan daya yang
optimal disebabkan hambatan yang terjadi pada kedua sisi turbin baik sisi
cembung atau cekung turbin yang merupakan akibat dari bentuk blade yang
hampir lurus. Bentuk ini menyebabkan aliran fluida yang datang tidak mampu
ditangkap secara maksimal oleh blade sehingga menyebabkan nilai torsi negatif
masih besar atau dengan kata lain busur blade menjadi lebih pendek, sehingga
mengurangi unjuk kerja turbin Savonius Bach. Namun pada sudut busur blade
135˚ nilai daya mencapai optimum karena aliran fluida pada sisi cekung mampu
melawan torsi negatif yang dihasilkan oleh sisi cembung (Roy dkk, 2013). Turbin
Savonius Konvensional seringkali mendapatkan unjuk kerja yang rendah
dikarenakan tingginya nilai torsi negatif pada ujung blade (Patel dkk, 2017).

16
Pada tipe turbin Savonius Bach, efek torsi negatif yang ditimbulkan oleh
sisi ujung blade dapat teratasi karena adanya percepatan aliran fluida yang
diterima oleh sisi cekung pada blade, namun nilai sudut busur blade
mempengaruhi unjuk kerja turbin, oleh karena itu harus tepat dalam memilih nilai
sudut busur blade untuk mendapatkan unjuk kerja turbin yang optimal.
Konfigurasi blade dari rotor turbin Savonius Bach termasuk sudut busur blade
yang dikurangi, hal ini bermaksud untuk menciptakan gaya dorong pada turbin
lebih tinggi pada sisi blade yang melepas dorongan dri aliran air (Kacprzak dkk,
2014).

2.7 Unjuk Kerja Turbin Savonius Bach


Besarnya tenaga air yang tersedia pada aliran yang digunakan untuk
menggerakkan turbin air Savonius ini bergantung pada beberapa faktor.Berikut
adalah beberapa parameter yang digunakan dalam perhitungan:

2.7.8 Luas Penampang


Merupakan nilai koefisien proyeksi turbinyang menghadap arah datangnya
aliran air. Persamaan yang digunakan:

A= H x D (2.1)

Keterangan:
H= Tinggi otor Savonius
D= Diameter rotor Savonius
2.7.9 Kecepatan Sudut (ω)
Kita juga dapat menentukan kecepatan sudut dari turbin air berdasarkan
kecepatan poros turbin dapat dicari melalui persamaan 2.2.

2. π . n
ω= (2.2)
60

Keterangan :
n = kecepatan kincir

17
2.7.10 Daya air (Pa)
Daya air adalah daya yang terdapat dalam aliran air yang dapat memutar
turbin air. Daya air dapat dicari dengan persamaan 2.3

3
Pa=0,5 ρ A V (2.3)

Keterangan:
Pa= daya air
ρ = densitas air (kg/m3 )
A= luas penampang (m/s2)
V = kecepatan aliran (m/s)

2.7.11 Daya Turbin Air (Pt)


Daya turbin air dapat diukur menggunakan nilai daya elektrik. Daya
listrik dapat diukur menggunakan nilai tegangan dan kuat arus yang dihasilkan
oleh generator dicari melalui Persamaan 2.4.

Pt =V × I (2.4)

Keterangan:
Pt = daya turbin
V = Tegangan Listrik (volt)
I = Arus Listrik (ampere)

2.7.12 Torsi (T)


Menurut (Victor.L, 1996), rumus untuk mendapatkan torsi dapat dicari
dengan persamaan 2.5.

T =F . r (2.5)

Untuk mencari nilai torsi bisa juga dengan menggunakan persamaan lainnya
yaitu:

Pe
T= (2.6)
ω

18
Keterangan:
T= Torsi turbin air
Pe= Daya listrik
ω = Kecepatan Sudut

2.7.13 Tip Speed Ratio (TSR)


TSR adalah rasio kecepatan rotasi pada ujung sudu dan kecepatan aktual
dari aliran air yang akan berpengaruh terhadap kecepatan putar rotor (Hayashi et
al., 2005)

ω. D
λ= (2.7)
2.V

Keterangan:

λ = Tipe speed ratio


ω = Kecepatan sudut (rad/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
D= Diameter Silinder sudu (m)

2.7.14 Efisiensi Turbin (nt)


Besarnya efisiensi yang dihasilkan daya turbin terhadap daya air dengan
persamaan 2.8.

Pe
nt = ×100 % (2.8)
pa

Keterangan:
nt = putaran turbin (rpm)
pe= daya turbin
pa = daya air

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pengujian dan pengambilan data dalam penelitian ini akan laksanakan
pada tanggal 20 Januari 2022 sampai dengan 25 Januari 2022. Pengujian ini akan
dilaksanakan di perairan sungai Kampar Kota Bangkinang Kec. Salo, Desa
Sipungguk seperti pada gambar 3.1 dibawah ini

Gambar 3 1 Tempat Penelitian

20
3.2 Diagram Alir
Ada pun diagram alir dalam penelitian ini dapat di lihat pada gambar 3.1
dibawah ini yaitu:

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Alat dan Bahan

Pengujian
Variasi Jumlah Blade, n= 2, 3,
4, 5 dan Peralatan Tambahan

Data

Analisa Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3 2 Diagram Alir

21
3.3 Alat dan Bahan
Sebelum melakukan proses pengujian dan pengambilan data terlebih
dahulu penguji mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses
pengujian dan pengambilan data. Ada pun alat yang akan digunakan yaitu:

3.3.1 Alat
Ada-alat yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain sebagai
berikut:

3.3.1.1 Alat Pengujian

Alat yang digunakan dalam proses pengujian ini adalah Turbin Air
Savonius Bach. Skema turbin air savonius bach di tunjukkan pada gambar 3.3 di
bawah ini.
Keterangan gambar:

1 1.Generator 5. Deflector
1 2.Pelampung 6.Pully
1 3.Flywhel 7. V-belt
4. Turbin savonius bach

2
2

77 3 3
66 5
5
4
4

Gambar 3 3 Skema Turbin Air Savonius Bach

22
3.3.1.2 Alat Ukur
Suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari proses
pengujian yang akan dilaksanakan. Adapun alat-alat tersebut yaitu:
1. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran poros turbin,
kecepatan sudut turbin dan putaran poros generator dari setiap langkah
penggujian.

Gambar 3 4 Tachometer

2. Current meter/Current drag


Current meter/Current drag berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran
air sungai pada waktu melakukan pengujian dari setiap tahap pengujian.

Gambar 3 5 Current meter/current drag

23
3. Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk menentukan batas waktu pengukuran dari
setiap pengujian.

Gambar 3 6 Stopwatch
4. Multimeter
Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan listrik yang dihasilkan
oleh generator.

Gambar 3 7 Multimeter

24
3.3.1.3 Peralatan Tambahan

1. Deflektor
Deflektor berfungsi untuk mengarah aliran air tepat pada blade turbin
sehinga blade turbin akan lebih banyak menerima energi dari aliran dan turbin
akan lebih cepat berotasi.

Gambar 3 8 Deflector

2. Roda Gila (Flywheel)


Roda gila atau Flywheel berpungsi sebagai perangkat mekanik yang
berputar bersamaan dengan poros pengerak, dan sebagai penyimpanan energi
rotasi.

Gambar 3 9 Roda gila (flywheel)


3.3.2 Bahan
Selain dari alat uji dan alat ukur terdapat pula bahan untuk melakukan
proses pengujian. Bahan adalah sesuatu yang membantu dalam proses penelitian
dan pengambilan data. Ada pun bahan tersebut adalah:

1. Lampu 7 watt DC

Lampu berfungsi sebagai beban generator untuk mengetahui daya turbin


yang dihasilkan dari energi kinetik aliran sungai. Lampu ditunjukan pada gambar
3.18 di bawah ini.

25
Gambar 3 10 Lampu 7 Watt DC
3.4 Prosedur Pengujian
Pengujian ini dilakukan dengan beberapa tahapan untuk mempermudah
penguji dalam melaksanakan proses pengujian dan pengambilan data. Ada pun
tahapan-tahapan tersebut diantaranya:

3.4.1. Persiapan Pengujian


Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan proses pengujian dan
pengambilan data yaitu:

1. Mempersiapkan alat uji yang akan digunakan serta peralatan -


peralatan pendukung dalam pengujian..
2. Memeriksa alat uji dan peralatan – peralatan pengujian dalam kondisi
berpungsi dengan baik, agar saat pengujian didapatkan hasil yang
optimal dan tanpa kendala.
3. Mengukur sudut kelengkungan blade pada posisi 1350 dan
pembagian jumlah blade antara variasi 2 blade, 3 blade, 4 blade dan 5
blade.
4. Mengukur sudut deflektor pada posisi 600 dan pastikan aliran air yang
masuk deflektor tepat mengenai blade.
5. Pastikan flywheel lebih berat dari pada blade agar energi rotasinya
bagus dan bisa berpungsi sebagai pembantu energi rotasi turbin.
6. Pastikan generator yang akan digunakan dalam kondisi masih bagus
agar apabila diuji mengunakan lampu dan multimeter bisa dikeahui
kekuatan listrik yang dihasikkan dari putaran turbin.

26
3.4.2. Langkah-Langkah Pengujian Pengumpulan Data Penelitian
1. Pengujian dilakukan tepat pada aliran air sungai.
2. Ukur kecepatan aliran air sungai menggunakan currentmeter dan
ukur kecepatan putaran turbin dan generator menggunakan
tachometer, ukur torsi turbin menggunakan torkameter, lalu ukur
tegangan yang dihasilkan generator menggunakan multimeter.
3. Lakukan pengujian unjuk kerja turbin tanpa peralatan tambahan
dengan variasi jumlah blade 2, 3, 4, dan 5.
4. Lakukan pengujian unjuk kerja turbin yang dilengkapi deflector
dengan variasi jumlah blade 2, 3, 4, dan 5.
5. Lakukan pengujian unjuk kerja turbin yang dilengkapi flaywhel
dengan variasi jumlah blade 2, 3, 4, dan 5.
6. Lakukan pengujian unjuk kerja turbin yang dilengkapi defletor dan
flaywhel dengan variasi jumlah blade 2, 3, 4, dan 5.

27
3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang akan
digunakan di dalam pengujian. Berikut jadwal penelitian sesuai table 3.1

Jenis Bulan
Kegiatan September Oktober Nobember Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
Proposal
Study
Literature
Persiapan
Alat dan
Bahan
Pengujian
dan
Pengumpula
n Data

Tabel 3 1 Tabel Jadwal Kegiatan

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap


Kecepatan Sudut (rad/s)
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variasi
jumlah blade dan peralatan tambahan memiliki pengaruh terhadap kecepatan
sudut pada turbin air tipe savonius bach sumbu vertikal. Dimana untuk turbin
tanpa peralatan tambahan pada jumlah blade 2 memiliki kecepatan sudut 0,97
rad/s, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki kecepatan sudut sebesar
1,21 rad/s, dan dengan menggunakan deflector memiliki kecepatan sudut sebesar
1,42 rad/s. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki kecepatan sudut
sebesar 1,48 rad/s.

Tabel 4. 1 Pengaruh Varaisi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan


Terhadap Kecepatan Sudut (rad/s)
Jumlah Blade Peralatan Tambahan Kecepatan Sudut (rad/s)
Tanpa Peralatan Tambahan 0,97
2 Menggunakan Flywheel 1,21
Menggunakan Deflector 1,42
Kombinasi Flywheel dan Deflector 1,48
Tanpa Peralatan Tambahan 1,09
3 Menggunakan Flywheel 1,32
Menggunakan Deflector 1,64
Kombinasi Flywheel dan Deflector 1,7
Tanpa Peralatan Tambahan 1,25
4 Menggunakan Flywheel 1,49
Menggunakan Deflector 1,75
Kombinasi Flywheel dan Deflector 1,91
Tanpa Peralatan Tambahan 1,33
5 Menggunakan Flywheel 1,66
Menggunakan Deflector 2,02
Kombinasi Flywheel dan Deflector 2,18

29
Variasi blade dengan jumlah 3 tanpa peralatan tambahan memiliki
kecepatan sudut sebesar 1,09 rad/s, sedangkan dengan menggunakan flywheel
memiliki kecepatan sudut sebesar 1,32 rad/s, dan dengan menggunakan deflector
memiliki kecepatan sudut sebesar 1,64 rad/s. Untuk kombinasi peralatan
tambahan memiliki kecepatan sudut sebesar 1,7 rad/s. Blade dengan jumlah 4
tanpa peralatan tambahan memiliki kecepatan sudut sebesar 1,25 rad/s, sedangkan
dengan menggunakan flywheel memiliki kecepatan sudut sebesar 1,49 rad/s, dan
dengan menggunakan deflector memiliki kecepatan sudut sebesar 1,75 rad/s.
Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki kecepatan sudut sebesar 1,91
rad/s. Blade dengan jumlah 5 tanpa peralatan tambahan memiliki kecepatan sudut
sebesar 1,33 ω, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki kecepatan
sudut sebesar 1,66 rad/s, dan dengan menggunakan deflector memiliki kecepatan
sudut sebesar 2,02 rad/s. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki
kecepatan sudut sebesar 2,18 rad/s.

2.5
2.18

2 1.91 2.02
Kecepatan Sudut (rad/s)

1.7
1.75
1.48 1.64 1.66
1.5 1.42 1.49
1.32
1.21 1.33
1 1.25
1.09
0.97
0.5

0
2 blade 3 blade 4 blade 5 blade
Jumlah Blade

Tanpa Peralatan Tambahan Flywheel


Deflector Kombinasi

Gambar 4. 1 grafik kecepatan sudut pada variasi jumlah blade dan peralatan
tambahan

30
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah blade maka
kecepatan sudut yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan blade
yang banyak dapat membuat luasan terhadap sudu penangkap air, sehingga dapat
meningkatkan kecepatan putar pada sudu turbin. Penggunaan flywheel dan
deflector juga dapat mempengaruhi kecepatan sudut pada turbin. Hal ini
dikarenakan flywheel dapat mentrasmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Sehingga putaran pada sudu turbin tetap stabil, sedangkan penggunaan deflector
dapat meningkatkan kecepatan aliran yang melalui blade turbin. Walaupun
kecepatan aliran arus sungai pada saat pengujian berbeda, akan tetapi peralatan
menggunakan deflector menyebabkan aliran arus sungai lebih fokus kepada blade
turbin. Sehingga kecepatan pada sudu turbin mengalami peningkatan.
Meningkatnya kecepatan pada blade turbin dapat membuat kecepatan sudut ikut
meningkat. Kombinasi flywheel dan deflector memperoleh nilai kecepatan sudut
tertinggi, ini disebabkan gabungan dari 2 peralatan tambahan tersebut dapat
meningkatkan kecepatan pada sudu turbin.

4.2 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap


Torsi (N.m)
Dari pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahawa variasi
jumlah blade dan peralatan tambahan memiliki pengaruh terhadap nilai torsi pada
turbin. Dimana untuk turbin tanpa peralatan tambahan dengan jumlah blade 2
memiliki nilai torsi sebesar 19,4 Nm, sedangkan dengan menggunakan flywheel
memiliki torsi sebesar 21 Nm, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai
torsi sebesar 22,6 Nm. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai torsi
sebesar 27,2 Nm.

31
Tabel 4. 2 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan
Terhadap Torsi (Nm)

Jumlah Blade Peralatan Tambahan Torsi (Nm)


Tanpa Peralatan Tambahan 19,4
2 Menggunakan Flywheel 21
Menggunakan Deflector 22,6
Kombinasi Flywheel dan Deflector 27,2
Tanpa Peralatan Tambahan 21,9
3 Menggunakan Flywheel 22,4
Menggunakan Deflector 24
Kombinasi Flywheel dan Deflector 27,7
Tanpa Peralatan Tambahan 23,2
4 Menggunakan Flywheel 24,2
Menggunakan Deflector 27,4
Kombinasi Flywheel dan Deflector 30,7
Tanpa Peralatan Tambahan 24,2
5 Menggunakan Flywheel 24,8
Menggunakan Deflector 30
Kombinasi Flywheel dan Deflector 32

Variasi blade dengan jumlah 3 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai


torsi sebesar 21,9 Nm, sedangkan untuk penggunaan flywheel memiliki nilai torsi
sebesar 22,4 Nm, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai torsi sebesar
24 Nm. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai torsi sebesar 27,7
Nm. Blade dengan jumlah 4 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai torsi sebesar
23,2 Nm, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai torsi sebesar
24,4 Nm, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai torsi sebesar 27,4
Nm. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai torsi sebesar 30,7 Nm.
Blade dengan jumlah 5 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai torsi sebesar 24,2
Nm, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai torsi sebesar 24,8
Nm, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai torsi sebesar 30 Nm.
Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai torsi sebesar 32 Nm.

32
33
32
31 30.7
30
29
27.7 27.4
27 27.2

25 24.8
24 24.4 24.2
23 23.2
22.6 22.4
21.9
21 21

19 19.4
2 Blade 3 Blade 4 Blade 5 Blade

Tanpa Peralatan Tambahan Flywheel


Deflector Kombinasi

Gambar 4. 2 grafik torsi pada variasi jumlah blade dan peralatan tambahan
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah blade maka
torsi yang dihasilkan turbin akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan blade yang
banyak dapat membuat luasan terhadap sudu penangkap air, sehingga dapat
meningkatkan kecepatan putar pada sudu turbin. Meningkatnya kecepatan pada
sudu turbin dapat membuat kecepatan sudut yang dihasilkan oleh blade semakin
besar, selain itu meningkatnya kecepatan putar sudu turbin dapat mengakibatkan
daya yang dihasilkan oleh turbin juga semakin besar. Meningkatnya kecepatan
sudut dan daya yang dihasilkan turbin maka dapat membuat nilai torsi menjadi
besar.
Penggunaan flywheel dan deflector juga dapat mempengaruhi torsi pada
turbin. Hal ini dikarenakan flywheel dapat mentrasmisikan putaran tinggi dan
energi yang besar, sehingga putaran pada sudu turbin tetap stabil. Meningkatnya
putaran dan energi pada turbin dapat menimbulkan gaya yang besar, sehingga
torsi yang dihasilkan oleh turbin juga akan besar. Penggunaan deflector dapat
meningkatkan kecepatan aliran yang melalui blade turbin. Walaupun kecepatan
aliran arus sungai pada saat pengujian berbeda, akan tetapi peralatan
menggunakan deflector menyebabkan aliran arus sungai lebih fokus kepada blade
turbin. Sehingga kecepatan pada sudu turbin mengalami peningkatan.
Meningkatnya kecepatan pada blade turbin dapat membuat kecepatan sudut ikut

33
meningkat, sehingga gaya yang diperlukan untuk memutar turbin akan mengalami
peningkatan. Meningakatnya gaya pada turbin juga akan membuat energi yang
dihasilkan turbin akan mengalami peningkatan. Sehingga torsi yang dihasilkan
dengan penggunaan deflector akan mengalami peningkatan. Kombinasi flywheel
dan deflector memperoleh nilai torsi tertinggi, ini disebabkan gabungan dari 2
peralatan tambahan tersebut dapat meningkatkan kecepatan sudut dan daya pada
turbin. Torsi turbin akan mengalami peningkatan apabila daya dan kecepatan
sudut turbin meningkat.

34
4.3 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Daya (Watt)
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa variasi
jumlah blade dan peralatan tambahan memiliki pengaruh terhadap daya turbin.
Dimana untuk turbin tanpa peralatan tambahan dengan jumlah balde 2
memperoleh daya sebesar 18,9 watt, sedangkan dengan menggunakan flywheel
memiliki daya sebesar 25,3 watt, dan dengan menggunakan deflector memiliki
daya sebesar 32,2 watt. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki daya
sebesar 40,3 watt

Tabel 4. 3 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan


Terhadap Daya (watt)

Jumlah Blade Peralatan Tambahan Daya (Watt)


Tanpa Peralatan Tambahan 18,9
2 Menggunakan Flywheel 25,3
Menggunakan Deflector 32,2
Kombinasi Flywheel dan Deflector 40,2
Tanpa Peralatan Tambahan 23,9
3 Menggunakan Flywheel 29,6
Menggunakan Deflector 39,5
Kombinasi Flywheel dan Deflector 47,2
Tanpa Peralatan Tambahan 29,1
4 Menggunakan Flywheel 36,5
Menggunakan Deflector 48,1
Kombinasi Flywheel dan Deflector 58,8
Tanpa Peralatan Tambahan 32,2
5 Menggunakan Flywheel 41,2
Menggunakan Deflector 60,7
Kombinasi Flywheel dan Deflector 69,9

35
Variasi blade dengan jumlah 3 tanpa peralatan tambahan memiliki daya
sebesar 23,9 watt, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki daya
sebesar 29,6 watt, dan dengan menggunakan deflector memiliki daya sebesar 39,5
watt. Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki daya 47,2 Blade dengan
jumlah 4 tanpa peralatan tambahan memiliki daya sebesar 29,1 watt, sedangkan
dengan menggunakan flywheel memiliki daya sebesar 36,5 watt, dan dengan
menggunakan deflector memiliki daya sebesar 48,1 watt. Untuk kombinasi
peralatan tambahan memiliki daya sebesar 58,2 watt. Blade dengan jumlah 5
tanpa peralatan tambahan memiliki daya sebesar 32,3 watt, sedangkan dengan
menggunakan flywheel memiliki daya sebesar 41,2 watt, dan dengan
menggunakan deflector memiliki daya sebesar 60,7 watt. Untuk kombinasi
peralatan tambahan memiliki daya sebesar 69,9 watt.
69.9
70
58.8
60 60.7

50 47.2
48.1
40.3
Daya (Watt)

40 39.5 41.2
36.5
32.2
30 29.6
25.3 29.1 32.2
20 23.9
18.9
10

0
2 Blade 3 Blade 4 Blade 5 Blade
Jumlah Blade

Tanpa peralatan tambahan flywheel


deflector Kombinasi

Gambar 4. 3 grafik daya pada variasi jumlah blade dan peralatan tambahan

36
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah blade maka
daya yang dihasilkan oleh turbin akan mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan blade yang banyak dapat membuat luasan terhadap sudu penangkap
air, sehingga dapat meningkatkan kecepatan putar pada sudu turbin.
Meningkatnya kecepatan pada sudu turbin dapat membuat gaya yang dihasilkan
oleh blade semakin besar, selain itu meningkatnya kecepatan putar sudu turbin
juga dapat mengakibatkan energi yang dihasilkan oleh turbin juga semakin besar.
Meningkatnya gaya dan kecepatan sudut pada turbin yang dihasilkan turbin dapat
membuat tegangan dan arus yang dihasilkan oleh turbin akan meninggkat.
Meningkatnya tegangan dan arus pada turbin dapat membuat daya yang
dihasilkan akan meningakt
Penggunaan flywheel dan deflector juga dapat mempengaruhi daya pada
turbin. Hal ini dikarenakan flywheel dapat mentrasmisikan putaran tinggi dan
energi yang besar, sehingga putaran pada sudu turbin tetap stabil. Meningkatnya
putaran dan energi pada turbin dapat menimbulkan gaya yang besar, sehingga
membuat tegangan dan arus turbin meningkat. Meningkatnya tegangan dan arus
dapat meningkatkan daya pada turbin.
Penggunaan deflector dapat meningkatkan kecepatan aliran yang melalui
blade turbin. Walaupun kecepatan aliran arus sungai pada saat pengujian berbeda,
akan tetapi peralatan menggunakan deflector menyebabkan aliran arus sungai
lebih fokus kepada blade turbin. Sehingga kecepatan pada sudu turbin mengalami
peningkatan. Meningkatnya kecepatan pada blade turbin dapat membuat
kecepatan sudut ikut meningkat, sehingga gaya yang diperlukan untuk memutar
turbin akan mengalami peningkatan. Meningakatnya gaya pada turbin juga akan
membuat energi yang dihasilkan turbin akan mengalami peningkatan. Sehingga
tegangan dan arus yang dihasilkan turbin akan mengalami peningkatan.
Meningkatnya tegangan dan arus pada turbin dapat membat daya yang dihasilkan
turbin mengalami peningkatan.
Kombinasi flywheel dan deflector memperoleh daya tertinggi, ini
disebabkan gabungan dari 2 peralatan tambahan tersebut dapat meningkatkan
tegangan dan arus pada turbin..

37
4.4 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Tip Speed Ratio (TSR)
Dari pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengaruh variasi
jumlah blade dan peralatan tambahan terhadap tip speed ratio (TSR). Dimana
untuk blade dengan jumlah 2 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai TSR
sebesar 0,43, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai TSR
sebesar 0,58, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai TSR sebesar 0,72.
Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai TSR sebesar 0,74.

Tabel 4. 4 Pengaruh Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap Tip


Speed Ratio (TSR)

Jumlah Blade Peralatan Tambahan TSR


Tanpa Peralatan Tambahan 0,43
2 Menggunakan Flywheel 0,58
Menggunakan Deflector 0,72
Kombinasi Flywheel dan Deflector 0,74
Tanpa Peralatan Tambahan 0,52
3 Menggunakan Flywheel 0,63
Menggunakan Deflector 0,83
Kombinasi Flywheel dan Deflector 0,85
Tanpa Peralatan Tambahan 0,6
4 Menggunakan Flywheel 0,71
Menggunakan Deflector 0,88
Kombinasi Flywheel dan Deflector 0,96
Tanpa Peralatan Tambahan 0,63
5 Menggunakan Flywheel 0,84
Menggunakan Deflector 1,02
Kombinasi Flywheel dan Deflector 1,1

38
Blade dengan jumlah 3 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai TSR
sebesar 0,52, sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai TSR
sebesar 0,63, dan dengan menggunakan deflector memiliki nilai TSR sebesar 0,83.
Untuk kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai TSR sebeasr 0,85. Blade
dengan jumlah 4 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai TSR sebesar 0,6
sedangkan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai TSR sebesar 0,71 dan
dengan menggunakan deflector memiliki nilai TSR sebesar 0,88. Untuk kombinasi
peralatan tambahan memiliki nilai TSR sebesar 0,96. Blade dengan jumlah 5 tanpa
peralatan tambahan memiliki nilai TSR sebesar 0,63 sedangkan dengan
menggunakan flywheel memiliki nilai TSR sebesar 0,84 dan dengan menggunakan
deflector memiliki nilai TSR sebesar 1,02. Untuk kombinasi peralatan tambahan
memiliki nilai TSR sebesar 1,1

1.3
1.2
1.1
1.1
Tip Speed Ratio (TSR)

1 0.96 1.02

0.9 0.85 0.88


0.83 0.84
0.8 0.74
0.7 0.72 0.71
0.63 0.63
0.6 0.58 0.6
0.5 0.52
0.43
0.4
2 Blade 3 Blade 4 Blade 5 Blade
Jumlah Blade
Tanpa Pelatan Tambahan Flywheel
Deflector Kombinasi

Gambar 4. 4 grafik nilai TSR terhadap variasi jumlah blade dan peralatan
tambahan

39
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah blade maka
nilai TSR yang dihasilkan oleh turbin akan mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan blade yang banyak dapat membuat luasan terhadap sudu penangkap
air, sehingga dapat meningkatkan kecepatan putar pada sudu turbin.
Meningkatnya kecepatan pada sudu turbin dapat membuat gaya yang dihasilkan
oleh blade semakin besar, selain itu meningkatnya kecepatan putar sudu turbin
juga dapat mengakibatkan energi yang dihasilkan oleh turbin juga semakin besar.
Sehingga energi yang dapat dikonversikan turbin menjadi tip speed ratio semakin
meningkat pula.
Penggunaan flywheel dan deflector juga dapat mempengaruhi TSR pada
turbin. Hal ini dikarenakan flywheel dapat mentrasmisikan putaran tinggi dan
energi yang besar, sehingga putaran pada sudu turbin tetap stabil. Meningkatnya
putaran dan energi pada turbin dapat menimbulkan gaya yang besar, sehingga TSR
yang dihasilkan oleh flywheel akan meningkat. Penggunaan deflector dapat
meningkatkan kecepatan aliran yang melalui blade turbin. Walaupun kecepatan
aliran arus sungai pada saat pengujian berbeda, akan tetapi peralatan
menggunakan deflector menyebabkan aliran arus sungai lebih fokus kepada blade
turbin. Sehingga kecepatan pada sudu turbin mengalami peningkatan.
Meningkatnya kecepatan pada blade turbin dapat membuat kecepatan sudut ikut
meningkat, sehingga gaya yang diperlukan untuk memutar turbin akan mengalami
peningkatan. Meningakatnya gaya pada turbin juga akan membuat energi yang
dihasilkan turbin akan mengalami peningkatan. Sehingga membuat nilai TSR yang
dihasilkan deflector meningkat.
TSR merupakan perbandingan antara kecepatan tangensial ujung blade
terhadap kecepatan air. TSR yang semakin tinggi akan meningkatkan getaran
sehingga membutuhkan blade yang kokoh untuk mengatasi besarnya gaya
sentrifugal. Kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai TSR tertinggi, ini
disebabkan gabungan dari 2 peralatan tambahan tersebut dapat meningkatkan
gaya dan energi pada turbin.

40
4.5 Pengaruh Variasi Jumlah Blade dan Peralatan Tambahan Terhadap
Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin adalah kemampuan turbin untuk mengubah energi kinetik
yang dikandung air menjadi energi mekanik untuk menggerakkan turbin. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan didapat nilai efisiensi untuk turbin tanpa
peralatan tambahan dengan jumlah blade 2 sebesar 12%, dan dengan
menggunakan flywheel memiliki nilai efisiensi sebesar 16%, sedangkan untuk
deflector memiliki nilai efisiensi sebesar 24%. Untuk kombinasi peralatan
tambahan memiliki nilai efisiensi sebesar 28%.

Tabel 4. 5 Nilai Efisiensi Setiap Pengujian

Jumlah Blade Peralatan Tambahan Efisiensi


Tanpa Peralatan Tambahan 12%
2 Menggunakan Flywheel 16%
Menggunakan Deflector 24%
Kombinasi Flywheel dan Deflector 28%
Tanpa Peralatan Tambahan 15%
3 Menggunakan Flywheel 19%
Menggunakan Deflector 29%
Kombinasi Flywheel dan Deflector 33%
Tanpa Peralatan Tambahan 18%
4 Menggunakan Flywheel 23%
Menggunakan Deflector 36%
Kombinasi Flywheel dan Deflector 41%
Tanpa Peralatan Tambahan 20%
5 Menggunakan Flywheel 26%
Menggunakan Deflector 45%
Kombinasi Flywheel dan Deflector 50%
`

41
Blade dengan jumlah 3 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai efisiensi
sebesar 15% dan dengan menggunakan flywheel memiliki nilai efisiensi sebesar
19% sedangkan untuk deflector memiliki nilai efisiensi sebesar 29%. Untuk
kombinasi peralatan tambahan memiliki nilai efisiensi sebesar 33%. Blade dengan
jumlah 4 tanpa peralatan tambahan memiliki nilai efisiensi sebesar 18%, dan
dengan menggunakan flywheel memiliki nilai efisiensi 23%, sedangkan untuk
penggunaan deflector memiliki nilai efesiensi sebesar 36%. Untuk kombinasi
peralatan tambahan memiliki nilai efesiensi 41%. Blade dengan jumlah 5 tanpa
peralatan tambahan memiliki nilai efesiensi sebesar 20%, dan dengan
menggunakan flywheel memiliki nilai efesiensi sebesar 26%, sedangkan untuk
penggunaan deflector memiliki nilai efisiensi sebesar 45%. Untuk kombinasi
peralatan tambahan memiliki nilai efisiensi sebesar 50%

60%
50%
50%
41% 45%
40%
33% 36%
Efisiensi

28%
30% 29% 26%
23%
24% 19%
20% 16% 20%
18%
15%
12%
10%

0%
2 Blade 3 Blade 4 Blade 5 Blade

Jumlah Blade

Tanpa Peralatan Tambahan Flywheel


Deflector Kombinasi

Gambar 4. 5 Grafik efisiensi terhadap variasi jumlah blade dan peralatan


tambahan

42
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah blade maka
nilai efisiensi yang dihasilkan oleh turbin akan mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan blade yang banyak dapat membuat luasan terhadap sudu penangkap
air, sehingga dapat meningkatkan kecepatan putar pada sudu turbin.
Meningkatnya kecepatan pada sudu turbin dapat membuat gaya yang dihasilkan
oleh blade semakin besar, selain itu meningkatnya kecepatan putar sudu turbin
juga dapat mengakibatkan daya yang dihasilkan oleh turbin juga semakin besar.
Sehingga nilai efisiensi yang dihasilkan turbin semakin meningkat.
Penggunaan flywheel dan deflector juga dapat mempengaruhi efisiensi
pada turbin. Hal ini dikarenakan flywheel dapat mentrasmisikan putaran tinggi dan
energi yang besar, sehingga putaran pada sudu turbin tetap stabil. Menignkatnya
kecepatan sudu pada turbin dapat meningkatkan daya pada turbin, sehingga dapat
membuat nilai efisiensi turbin meningkat. Penggunaan deflector dapat
meningkatkan kecepatan aliran yang melalui blade turbin. Walaupun kecepatan
aliran arus sungai pada saat pengujian berbeda, akan tetapi peralatan
menggunakan deflector menyebabkan aliran arus sungai lebih fokus kepada blade
turbin. Sehingga kecepatan pada sudu turbin mengalami peningkatan.
Meningkatnya kecepatan pada blade turbin dapat membuat kecepatan sudut ikut
meningkat, sehingga gaya yang diperlukan untuk memutar turbin akan mengalami
peningkatan. Meningakatnya gaya pada turbin juga akan membuat daya yang
dihasilkan turbin akan mengalami peningkatan. Sehingga membuat nilai efisiensi
yang dihasilkan deflector meningkat.
Kombinasi flywheel dan deflector tambahan memiliki nilai efisiensi
paling tinggi dari pada yang lainnya. Hal ini dikarenakan gabungan 2 peralatan
tambahan dapat membuat kecepatan pada sudu turbin, sehingga membuat daya
yang dihasilkan oleh turbin menjadi lebih besar. Meningkatnya daya membuat
niai efisiensi turbin meningkat.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan
mengenai analisa variasi jumlah blade dan peralatan tambahan terhadap unjuk
kerja turbin air tipe savonius bach sumbu vertikal, maka didapat kesimpulan
sebagai berikut:

1. Penambahan jumlah blade dan peralatan tambahan memiliki


pengaruh terhadap unjuk kerja turbin savonius bach sumbu vertikal.
Dimana semakin banyak jumlah blade maka unjuk kerja turbin
semakin baik. Dan penggunaan peralatan tambahan mampu membuat
unjuk kerja turbin menjadi lebih baik.
2. Unjuk kerja turbin paling baik terdapat pada jumlah blade 5 dengan
menggunakan kombinasi deflector dan flywheel. Dimana pada jumlah
blade 5 dengan menggunakan peralatan tambahan memiliki nilai torsi
tertinggi sebesar 32,06 N, memiliki nilai daya tertinggi yaitu sebesar
69,9 watt, memiliki nilai TSR tertinggi yaitu 1,1 dan memiliki nilai
efisiensi paling tinggi sebesar 50%.

5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperhatikan beberapa hal
dibawah ini suapaya penelitian lebih efektif, yaitu :

1. Jangan berada didepan turbin saat melakukan penelitian, karena dapat


menghabat aliran arus sungai yang menuju balde turbin.
2. Menggantikan bahan untuk pembuatan blade dengan plat yang lebih
ringan, supaya air lebih mudah memutar blade turbin.
3. Gunakan kayu dan tali untuk mengikat turbin agar menghindari
turbin terseret arus sungai atau menghindari turbin supaya tidak
terbalik

44
DAFTAR PUSTAKA
Akwa, J V., Vielmo, H.A, Petry, A.P. 2012. A Review on Performance of
Savonius Wind Turbines. Renewable and Sustainable Energy.,
16(5): 3054-3064
Alom, N and Saha K. 2019. Influence of Blade Profiles on Savonius Rotor
Performance: Numerical Simulation and Experimental
Validation. Journal of Mechanical and Energy Conversion. 186;
267-277
Bhayo, B and Al-Kayiem.2017. Experimental Characterization and
Comparison of Performance of S-Rotor for Standalone Wind
Power System. Journal of Energy. 138: 752-763
Hassanzadeh, A R, Yakoob, U, Ismail, M A, Ahmed, Y M. 2016.
Numerical Simulation for unsteady Flow Over Marine Current
Turbine Rotors. Wind and Structures. Vol 23 No. 4 301-311
Nepal R, Jamasb T & Sen A. 2018. Small Systems, Big Targets: Power
Sector Reforms and Renewable Energy in Small Systems. Energy
Policy. 116:19-2
Kamoji, M. Kedare, S, Prabhu, S. 2009. Performance Test on Helical
Savonius Rotors. Renewable Energy, 34(3); 521-529
Khan, N I, Iqbal, T., Hinchey, M, Masek, V.2009. Performance of Savonius
Rotor as a Water Current Turbine. Jurnal Ocean Technology.
4(2), 71-83
Hardisty, J. 2009. The Analysis of Tidal Power Chapter 4. John Wiley and
Sons, Chicester; West Sussex
Kurniasih, N, Nazir, R. 2015. Analisis Mode Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Hibrid Microhydro-Photopoltaic Array Menggunakan
Homer. Jurnal Nasional Teknik Elektro. 4 (1): 30-40
Kurniawan, Adhy dkk. 2009. Pedoman Studi Kelayakan Mekanikal
Elektrikal (Buku 2C). Direktorat Jenderal Listrik Dan
Pemanfaatan Energi Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral.
Li L, Gao Y, Yuan Z, Day S, Hu Z. 2018. Dynamic Respone and Power
Production of a Floating Integrated Wind, Wave and Tidal
Energy System. Renewable Energy; 116 (2): 412-422Modi, V
and Fernando, M. 1998. On the Performance of the Savonius
Wind Turbine. Journal of Solar Energy Engineering. 7; 111-118
Novrinaldi, Aidil H, dan Umi H. 2011. Rancang Bangun Turbin Heliks
Aliran Datar Tipe L C500. Prosiding SnaPP 2011 Sains,
Teknologi, dan Kesehatan.
Nurseha, I. 2009. Konsep Desain Dermaga Perikanan Terapung. Universitas
Indonesia
Patel. V, Eldho T I and Prabhu S V. 2018. Theoretical study on the
prediction of the hydrodynamic performance of a Savonius
turbine based on stagnation pressure and impulse momentum

45
Principle. Energy Conversion and Management 168; 546-563
Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL) – Asosiasi Energi Laut
Indonesia (ASELI).
2011. Peta Potensi Energi Arus Laut Indonesia: Bandung
Phurailatpam, C, Rajpurohita. B.S & Wang, L. 2018. Planning and
Optimization of Autonomous DC Microgrids for Rural and Urban
Application in India. Journal of Renewable and Sustainable
Energy Reviews. 82: 194-208
Quirapas, Mary A.J, Lin H, Abondo, M.L, Brahim & Santos. 2015. Ocean
Renewable Energy in Southeast Asia: A Review. Journal of
Renewable and Sustainable Energy Reviews. 41: 799-417
Rivantoro F, Arief I. 2015. Studi Pemilihan Desain Pembangkit Listrik
Tenaga Arus Laut (PLTAL) Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process (AHP). Jurnal Teknik ITS. (4): 114-118
Tian, W, Song B, Vanzwieten, J,H. 2015. Computational Fluid Dynamic
Prediction of a Modified Savonius Wind Turbine with Novel
Blade Shapes. Energies. 8; 7915-7929
Wang, L and Yeung, R W. 2016. On the Performance of a Micro scale
Bach-Type Turbine as Predicted by Discrete-Vortex Simulation.
Applied Energy. 183; 823-836
Widodo, Chin, W, Sihombing, Yuhazri. 2012. Design and Analysis of 5
KW Savonius Rotor Blade. Global Engineer and Technology
Reviews, 2 (8): 1-5
Yi, J.H, Yoon, G.L, Li, Y.2014. Numerical Investigation on Effects of
Rotor Control Strategy and Wind Data on Optimal Wind Turbine
Blade Shape. Wind Structure. 18(2); 195-213
Zamani, M. Magrebi, M.J, Moshizi, S.A. 2016. Numerical Study of Airfoil
Thickness effects on the Performance of J-Shaped Straight Blade
Vertical Axis Wind Turbine. Wind Structure. 22(5) 596-616

46
LAMPIRAN
1. Kecepatan Sudut (ω)

2. π . n
ω=
60.

2.3,14. 20,9
¿
60

131,2
¿
60

¿ 2,18

2. Perhitungan Nilai Torsi


Pe
T=
ω
69,9
¿
2,18
¿ 32

3. Perhitungan Nilai daya

Pt =V . I
¿ 21,2 3,3
¿ 69,9

47
4. Perhitungan Nilai Tip Speed Ratio (TSR)
ω. D
λ=
2.V
2,18 X 0,6
¿
2 X 0,60
1,3
¿
1,2
¿ 1,1
5. Perhitungan Nilai Efisiensi Turbin
pe
nt = ×100 %
pa
Untuk nilai Pa:

Pa=0,5 ρ A V 3
3
¿ 0,5 X 1.000 1,3(0,60)
¿ 140,4

Maka:

69,9
nt = × 100 %
140,4
¿ 0,5 ×100 %
¿ 50 %

48
Tabel hasil pengujian tanpa peralatan tambahan

Jumlah Kec. Arus Tegangan Arus Daya Kec. Blade Putaran


Blade Sungai (m/s) Listrik Listrik (Watt) (Rpm) Generator
(Volt) (Ampere) (RPM
2 0,62 8,24 2,30 18,9 9,31 65,0
3 0,62 9,59 2,50 23,9 10,47 75,3
4 0,62 11,01 2,65 29,1 12 86,4
5 0,62 11,28 2,87 32,3 12,9 93,2

Tabel hasil pengujian dengan menggunakan flywheel

Jumlah Kec. Arus Tegangan Arus Daya Kec. Blade Putaran


Blade Sungai (m/s) Listrik Listrik (Watt) (Rpm) Generator
(Volt) (Ampere) (RPM
2 0,62 11,51 2,20 25,3 11.6 84,00
3 0,62 12,35 2,40 29,6 12,7 91,82
4 0,62 15,15 2,41 36,5 14,3 103,8
5 0,62 16,49 2,5 41,2 15,9 114,5

Tabel hasil pengujian dengan menggunakan deflector

Jumlah Kec. Arus Tegangan Arus Daya Kec. Blade Putaran


Blade Sungai (m/s) Listrik Listrik (Watt) (Rpm) Generator
(Volt) (Ampere) (RPM
2 0,59 12,9 2,5 32,2 13,6 98,3
3 0,59 15,2 2,6 39,5 15,7 113,3
4 0,59 17,2 2,8 48,1 16,77 120,7
5 0,59 19,6 3.1 60,7 19,33 139,1

Tabel hasil pengujian dengan menggunakan gabungan flywheel dan


deflector

Jumlah Kec. Arus Tegangan Arus Daya Kec. Blade Putaran


Blade Sungai (m/s) Listrik Listrik (Watt) (Rpm) Generator
(Volt) (Ampere) (RPM
2 0,60 15,5 2,6 40,3 14,2 102,7
3 0,60 17,5 2,7 47,2 16,3 117,5
4 0,60 18,2 3,2 58,8 18,3 132
5 0,60 21,2 3.3 69,9 20,9 150

49
Gambar Proses pengujian tanpa peralatan tambahan

Gambar Proses pengujian dengan menggunakan flywheel

50
Gambar Proses pengujian dengan menggunakan kombinasi peralatan tambahan

Gambar Proses penambahan balde

51
Gambar Proses pemasangan deflector

52

Anda mungkin juga menyukai