2023
SKRIPSI
Disusun oleh :
ARIF RAHMAN
180110097
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala Tuhan Yang Maha
Esa, karena masih memberikan penulis kesehatan serta kasih sayang-Nya yang
sangat besar kepada penulis sehingga atas izin Allah Subhanahuwata’ala penulis
dapat berjalan sejauh ini. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Besar Baginda Rasulullah Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam beserta para sahabat-sahabat Baginda Rasulullah yang telah banyak
mengajarkan hal-hal baik serta menurunkan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang
dapat penulis rasakan sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan Tegangan Regangan Dan Kuat
Tekan Eco-Freindly Ductile Cementitious Composite Dengan Menggunakan
Serat Polypropilene”. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Strata I Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil di Universitas Malikussaleh.
Dalam penyusunan skripsi penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan
penulis menyadari dalam penulisan skripsi penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.
Maka dari itu dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng selaku
rektor Universitas Malikussaleh,
2. Bapak Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T selaku dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh,
3. Bapak Dr. Yulius Rief Alkhaly, S.T., M.Eng selaku ketua Jurusan Teknik
Sipil Universitas Malikussaleh,
4. Bapak Dr. Maizuar., S.T., M.Sc.Eng selaku dosen ketua pembimbing skripsi,
5. Bapak David Sarana, S.T., MT selaku dosen pembimbing pendamping skripsi,
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wesli, M.T selaku dosen ketua penguji,
7. Ibu Emi Maulani, ST., M.T selaku dosen anggota penguji,
iv
8. Rasa syukur dan kasih sayang yang sangat luar biasa besar saya sampaikan
kepada orang tua saya dan adik saya yang selalu mendukung serta
memberikan semangat,
9. Seluruh Pengajar, Teknisi dan Staff di lingkungan Jurusan Teknik Sipil
Universitas Malikussaleh,
10. Rekan-rekan tim penelitian yang menjadi bagian dari perjuangan selama
penyelesaian Skripsi.
Rekan-rekan yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini
secara langsung maupun tidak langsung.
Arif Rahman
NIM. 180110097
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Sujud beserta syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala karena cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikan kesehatan, kekuatan, ilmu pengetahuan, serta
kemampuan untukku untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan juga sholawat dan
salam untuk Nabi Besar Rasulullah Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam.
Skripsi ini saya persembahkan kepada orang tersayang.
Sebagai rasa terima kasih dan hormat yang tak terhingga kepada Ayah (Suma
Wijaya) dan Ibu (Novayana Mustika) kupersembahkan skripsi ini karena telah
memberikan dukungan serta kasih sayang yang tidak ada hentinya sehingga tidak
mungkin cukup dibalas dengan tulisan dengan lembaran-lembaran kertas ini.
Berkat motivasi, doa, nasehat, dan kasih sayangnya semoga dapat menjadi
langkah yang dapat mempermudah anakmu ini. Terima Kasih Ayah dan Ibu.
Adik-Adik Tersayang
Kepada kedua adik saya (Nur Fauzan Wijaya dan Darma Putra Wijaya) terima
kasih telah memberikan inspirasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga doa dan hal baik yang kalian berikan menjadikan kita semua menjadi
lebih baik. Terima Kasih.
Kepada para teman-teman dan sahabat saya terutama grup ANAK BAIK dan Si
Paling Fly Ash yang selalu memberikan semangat serta bantuan saat kesulitan
selama masa perkuliahan.
“Tidak ada mimpi yang gagal, yang ada hanyalah mimpi yang tertunda. Cuma
sekiranya kalua teman-teman merasa gagal dalam mencapai mimpi, jangan
khawatir. Mimpi-mimpi lain bisa diciptakan.”
(Brando Windah)
vi
DAFTAR ISI
vii
2.2.5 Silica fume ........................................................................... 8
viii
3.4.5 Pengujian Kuat Tarik Benda Uji ....................................... 28
ix
4.2.9 Pengujian kuat tekan .......................................................... 47
LAMPIRAN C GAMBAR.................................................................................. 86
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 4. 11 Persentase Kenaikan Regangan 49
Gambar B. 1 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel I 68
Gambar B. 2 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel II 69
Gambar B. 3 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel III 70
Gambar B. 4 Analisa Saringan Agregat Halus 71
Gambar B. 5 Pengujian Slump Flow Test 75
Gambar B. 6 Berat Volume Benda Uji 76
Gambar B. 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan 77
Gambar B. 8 Hasil Pengujian Kuat Tarik 78
Gambar B. 9 Grafik Tegangan Regangan Sampel DBN 79
Gambar B. 10 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,25 81
Gambar B. 11 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,5 82
Gambar B. 12 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,75 83
Gambar B. 13 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB1 84
Gambar B. 14 Grafik Tegangan Regangan Semua Sampel 85
Gambar C. 1 Pengambilan Material Fly Ash 86
Gambar C. 2 Pembuatan Bekisting Dogbone 86
Gambar C. 3 Analisa Saringan 87
Gambar C. 4 Pengujian Berat Jenis Semen dan Fly Ash 87
Gambar C. 5 Pengujian Berat Jenis Agregat Halus 88
Gambar C. 6 Pengujian Berat Volume Agregat Halus 88
Gambar C. 7 Pengujian Kadar Organik 89
Gambar C. 8 Persiapan Bekisting Kubus 89
Gambar C. 9 Persiapan Bekisting Dogbone 90
Gambar C. 10 Pengecoran Benda Uji 90
Gambar C. 11 Memasukkan Mortar Dalam Mini Slump Flow Test 91
Gambar C. 12 Pengukuran Slump Flow Test 91
Gambar C. 13 Perawatan Benda Uji 92
Gambar C. 14 Penimbangan Benda Uji Kubus 92
Gambar C. 15 Penimbangan Benda Uji Dogbone 93
Gambar C. 16 Pengujian Kuat Tekan 93
xiii
Gambar C. 17 Pemasangan Benda Uji Kuat Tarik 94
Gambar C. 18 Pengujian Kuat Tarik 94
xiv
DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH
xv
SF : Silica fume
SNI : Standar Nasional Indonesia
SP : Superplastisizer
Strain : Sebuah deformasi yang dihasilkan oleh tegangan
Stress : Sebuah gaya yang diaplikasikan atau sistem gaya yang
cenderung akan meregangkan atau merubah suatu benda
Slump-flow test : Uji alir material guna mengetahui kemudahan pengerjaan
UTM : Alat yang digunakan untuk pengujian kuat tarik
Workability : Kemudahan pengerjaan material
xvi
HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN DAN KUAT TEKAN MORTAR
ECO-FRIENDLY DUCTILE CEMENTITIOUS COMPOSITE DENGAN
MENGGUNAKAN SERAT POLYPROPILENE
ABSTRAK
Kata kunci : EDCC, kuat tekan, tegangan regangan, fly ash, serat polypropilene
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
atas adalah serat polypropilene. Terdapat kadar optimum serat yang dapat
dimasukkan ke dalam beton. Penggunaan kadar yang terlalu sedikit tidak
menghasilkan efek yang baik terhadap beton. Jika serat yang digunakan terlalu
banyak maka akan mengurangi kelecekan beton dengan sangat drastis. Beton akan
sulit dipadatkan dan banyak rongga udara yang terjebak di dalamnya. Persentase
optimum serat antara lain dipengaruhi oleh bentuk, aspek rasio (perbandingan
antara panjang dan diameter) dan jenis material yang digunakan. Diperlukan
pengujian trial mix untuk mendapatkan beton yang baik dengan kelecekan yang
cukup (Hasanr et al., 2013).
4
5
ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) sebanyak 2%- 4% sebagai bahan
pengontrol waktu pengikatan.
Unsur-unsur kimia penyusun semen Portland adalah CaO (kapur), SiO2
(silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (besi), MgO (magnesia), SO3 (sulfur), dan Na2O
+ K2O. Persentase rata-rata masing-masing senyawa oksida tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Senyawa Oksida pada Semen Portland
Senyawa Oksida Persentase Rata-Rata (%)
CaO 60-65
SiO2 17-25
Al2O3 3-8
Fe2O3 0,5-6
MgO 0,5-4
SO3 1-2
Na2O + K2O 0,5-1
Sumber: Tjokrodimuljo (2012)
Menurut SNI-2049-2015 semen memiliki beberapa jenis dan memiliki
kegunaan antara lain sebagai berikut:
1. Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan – persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada
jenis jenis lain.
2. Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3. Jenis III semen portland yang dalam penggunannya memerlukan kekuatan
tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
4. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan kalor
hidrasi rendah .
5. Jenis V yaitu semen yang dalam penggunaanya memerluka ketahanan tinggi
terhadap sulfat.
2.3.2 Air
Air berfungsi untuk memicu proses kimia yang menyebabkan pengikatan.
Pada campuran beton normal, agregat menempati 70% hingga 75% volume beton
yang mengeras. Sisanya ditempati oleh pasta semen dan air yang tersisa dari
`
6
reaksi hidrasi serta rongga udara. Dengan agregat yang baik, beton dapat
dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durability), dan ekonomis (Nugraha &
Antoni, 2007).
Air yang digunakan untuk campuran harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat
merusak beton atau tulangan (Mulyono, 2004). Secara umum air yang dapat
dipakai dalam campuran adalah air yang bisa diminum dan tidak terdapat yang
aneh pada rasa, bau dan warna (Nugraha & Antoni, 2007).
`
7
Abu terbang tipe F merupakan abu terbang yang mengandung CaO lebih kecil
dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran antrasit atau bituminus batubara.
Abu terbang tipe F mempunyai kadar total dari SiO2, Al2O3, Fe2O3 kurang
dari 70%. Kadar CaO abu terbang tipe F kurang dari 5%. Dalam campuran
beton, jumlahan abu terbang yang digunakan sebanyak 15%-25% dari berat
silinder.
3. Kelas N
Jenis ini adalah buangan atau pozzolan alam yang terkalsinasi. Seperti
opalinse chert, tanah diatomaceous dan debu-debu vulkanik.
Pada penelitian ini, fly ash yang digunakan diperoleh dari PLTU Nagan
Raya. Berdasarkan studi yang dilakukan Pahlawan dkk. (2018), fly ash dari PLTU
Nagan Raya mengandung senyawa SiO2 sebesar 37,16% dan Al2O3 sebesar
17,61%. Hal ini menunjukkan bahwa fly ash PLTU Nagan Raya dapat
dikategorikan ke dalam golongan fly ash kelas F. Persentase rata-rata senyawa
oksida yang terkandung dalam fly ash PLTU Nagan Raya dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Senyawa Oksida pada Fly Ash PLTU Nagan Raya
Senyawa Oksida Persentase Rata-Rata (%)
CaO 8,72
SiO2 37,16
Al2O3 17,61
Fe2O3 18,79
MgO 6,43
Na2O 0,468
K2O 0,788
TiO2 0,747
P2O5 0,139
SO3 1,96
Sumber: Pahlawan, dkk (2018)
`
8
2.3.4 Pasir
Menurut SNI 03 – 6820 – 2002, agregat halus adalah agregat berupa pasir
alam sebagai hasil disintegrasi batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu dan mempunyai butiran sebesar 4,76 mm. Syarat agregat halus
menurut SNI 03 – 6820 – 2002 adalah sebagai berikut:
1. Agregat yang berbutir bulat dan berukuran seragam tidak boleh digunakan;
2. Partikel yang mudah pecah maksimum 1,0%;
3. Kadar lumpur maksimum 5%;
4. Tidak mengandung zat organik;
5. besar butir yang tertinggal di antara dua saringan yang berurutan tersebut
pada Ayat 2.2.1 butir I di atas harus tidak lebih dari 50 % antara saringan No.
50 dan No. 100 tidak lebih dari 25 %;
6. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca (terik matahari dan hujan).
`
9
2.2.6 Superplasticizer
Superplasticizer adalah bahan tambah yang dimasukkan kedalam beton
segar yang berfungsi dapat meningkatkan nilai slump untuk memudahkan
workability. Jenis-jenis superplasticizer yang digunakan dalam penelitian adalah
superplasticizer naphthalene, superplasticizer polycarboxylate dan
superplasticizer sodium glukonat.
Superplasticizer naphthalene cocok untuk cuaca panas, memiliki nilai
slump yang baik, bisa digunakan untuk ready mix atau pekerjaan dengan jangka
waktu panjang. Superplasticizer sodium glukonat memiliki kemampuan untuk
mengurangi kadar air pada beton biasa, memperlambat setting time beton dan
meningkatkan workability. Superplasticizer polycarboxylate (PCE) adalah
superplasticizer yang paling efektif. PCE mampu untuk mengurangi kadar air
sampai 40% dan bisa digunakan untuk beton dengan mutu tinggi, perbandingan
air dan semen yang didapat adalah 0,2. PCE memiliki nilai slump yang baik dan
tidak menyebabkan keterlambatan pada beton biasa untuk mendapatkan kekuatan
yang ingin dicapai (Utami et al., 2017).
`
10
Keterangan:
BJ.SSD = Berat jenis jenuh kering permukaan (gr/cm3)
BJ.OD = Berat jenis kering oven (gr/cm3)
A = Berat benda uji kering oven (gr)
B = Berat piknometer yang berisi air (gr)
C = Berat piknometer + benda uji + air (gr)
D = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gr)
`
11
Keterangan:
A = Berat cawan (gr)
B = Berat benda uji awal + cawan (gr)
C = Berat benda uji kering oven + cawan (gr)
Keterangan:
A = Berat plat kaca (gr)
B = Berat silinder (gr)
C = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
D = Berat air = volume air = volume silinder (cm3)
E = Berat silinder + benda uji (gr)
`
12
30 (0,600 mm), 50 (0,300 mm), 100 (0,150 mm), 200 (0,075). Analisa saringan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝐵𝑇
%𝑇 = 𝐽𝐵𝑇 × 100 .................................................................................... (2.7)
100−𝑇𝐾
%𝐿𝐾 = × 100 ............................................................................ (2.8)
100
Keterangan:
%T = Persentase tertahan (%)
BT = Berat tertahan (gr)
JBT = Jumlah berat tertahan (gr)
%LK = Lolos kumulatif (%)
TK = Persentase tertahan kumulatif (%)
`
13
2.5 Perawatan
Sehari setelah pengecoran merupakan saat yang terpenting untuk periode
sesudahnya, oleh sebab itu diperlukan perawatan dengan air sehingga untuk
jangka panjang, kualitas beton baik kekuatan maupun kekedapan airnya dapat
lebih baik (Amri & Sjafei, 2005). Perawatan beton merupakan prosedur yang
digunakan untuk membantu mempercepat proses hidrasi beton, menjaga
kestabilan temperatur, dan perubahan kelembaban di dalam maupun di luar beton
itu sendiri. Bila terjadi kekurangan/ kehilangan air maka proses hidrasi akan
terganggu/terhenti dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan
kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan.
Ada 3 macam metode disebutkan Antoni dan Nugraha (2007) untuk
melakukan perawatan benda uji beton yaitu:
1. Perawatan yang dilakukan dengan cara menggenangi, membuat empang,
menyemprot, memasang springkle, memberi kabut air atau penutup yang
basah pada benda uji.
2. Perawatan dengan menggunakan lapisan tipis dari kertas yang tidak tembus
air guna mencegah hilangnya air dari permukaan benda uji.
3. Perawatan dengan penguapan. Hidrasi akan berlangsung lebih cepat apabila
temperatur udara dinaikkan sehingga didapat kekuatan awal yang tinggi.
`
14
yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-1990). Dalam pengujian kuat
tekan beton, benda uji dapat berupa kubus atau silinder lalu ditekan menggunakan
alat mesin tekan (Compressive Testing Machine) hingga mengalami keruntuhan
atau retak. Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton
berdasarkan percobaan di laboratorium adalah sebagai berikut:
𝑃
𝑓 ′ 𝑐 = 𝐴 ................................................................................................. (2.10)
Keterangan:
f’c = Kuat tekan benda uji (MPa)
P = Gaya tekan aksial maksimum (N)
A = Luas penampang melintang benda uji (mm2)
Besar nilai kuat tekan beton dipengaruhi oleh beberapa oleh beberapa
faktor, antara lain adalah faktor air semen (FAS), sifat dan jenis agregat, jenis
campuran, kelecakan, perawatan, dan umur beton.
`
15
Keterangan:
ε = Regangan
Δl = Selisih panjang awal dan panjang akhir (mm)
l0 = Panjang awal (mm)
Tegangan tarik beton lebih kecil dari 20% tegangan tekan beton, ini dapat
diperoleh langsung dari percobaan dengan ditarik pada kedua ujungnya.
Bagaimanapun sukarnya untuk memegang sumpel pada kedua ujung waktu
ditarik, tentunya juga menimbulkan tegangan-tegangan skundaer yang
disebabkan oleh alat pemegang. Test tarik secara langsung jarang dilakukan
terkecuali untuk maksud riset. Tegangan tarik beton diukur, waktu menghitung
tegangan tarik dengan meletakkan sebuah sampel beton pada arah horizontal
mesin test yang kemudian dibebani sampai dia meter sampel putus. Karena
tegangan tarik dari beton sangat kecil, maka tegangan tarikan dari beton tidak
diperhitungkan dalam perencanaan.
`
BAB III
METODE PENELITIAN
16
17
dilakukan mix design kembali. Setelah didapat data pengujian, lalu dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan persamaan yang sudah ditentukan.
Kemudian data yang sudah diolah sesuai dengan persamaan diambil kesimpulan
dan saran. Untuk bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
Mulai
Studi literatur
`
18
Pengolahan data
Selesai
Gambar 3. 1 Bagan Alir Penelitian
`
19
A. Fly Ash
Fly Ash yang digunakan berasal dari PLTU Pangkalan Susu. Berikut contoh
fly ash yang digunakan dapat di lihat pada Gambar 3.2.
B. Semen
Pada penelitian ini digunakan semen PCC Tipe 1 dari produk PT. Semen
Padang. Semen Portland yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
`
20
Gambar 3. 3 Semen
C. Pasir
Pasir yang digunakan berasal dari tempat penambangan pasir di daerah sungai
Krueng Mane, Aceh Utara. Pasir yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
3.4.
Gambar 3. 4 Pasir
D. Silica fume
Silica fume yang digunakan pada penelitian ini bermerek SIKA FUME yang
diproduksi oleh PT. SIKA dalam bentuk kemasan 20 kg. Silica fume yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
`
21
E. Superplasticizer (SP)
Superplastisizer yang digunakan jenis Polycarboxylate merek SIKA
VISCORETE 8045 P, Berikut gambar dari superplasticizer yang digunakan
pada penelitian ini Gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Superplasticizer
F. Air
Penggunaan air pada penelitian ini menggunakan air RO. Syarat penggunaan
air secara visual harus jernih dan tidak mengandung zat organik dan minyak.
G. Serat polypropilene
Pada penelitian ini menggunakan Serat Contoh serat polypropilene yang akan
digunakan diperlihatkan dalam Gambar 3.7.
`
22
Gambar 3. 8 Saringan
Gambar 3. 9 Timbangan
Gambar 3. 10 Picnometer
`
23
Gambar 3. 11 Termometer
Gambar 3. 12 Oven
`
24
Gambar 3. 15 Talam
`
25
`
26
dogbone Jumlah benda uji yang dibuat berjumlah 3 sampel tiap variasi persentase
serat.
Tabel 3. 1 Mixed design EDCC untuk 1 m3
No. Material Berat/Volume (kg/m3)
1 Semen (C) 425
2 Fly Ash (FA) 750
3 Silica Fume (SF): 10%*FA 75
4 Pasir (P) 468,8
5 Air (A) 303,75
6 Superplasticizer (SP): 2,4%*(C+FA+SF) 30
Serat polypropilene:
7 15,6
0,75%*(C+FA+SF+P+A+SP)
Keterangan:
BFS0,5 : Benda uji 0,5% serat polypropilene untuk uji kuat tekan
DBS0,5 : Benda uji 0,5% serat polypropilene untuk uji kuat tarik
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan benda uji adalah
sebagai berikut.
1. Timbang seluruh material penyusun EDCC ditimbang sesuai mixed design
yang sudah dirancang sebelumnya.
`
27
`
28
12. Benda uji yang mencapai umur pengujian diangkat dari kolam perendaman,
kemudian dilap dengan kain yang kering dan didiamkan beberapa saat hingga
kering untuk kemudian ditimbang pada masing-masing benda uji.
13. Setelah ditimbang, benda uji mencapai umur pengujian dilakukan uji kuat
tekan.
`
29
`
30
direncanakan
`
31
peningkatan yang
hampir sama.
Penambahan serat
0,25% dari berat
semen yang
digunakan
menghasilkan kuat
tekan paling tinggi
di peningkatan
yang hampir sama.
Penambahan serat
0,25% dari berat
semen yang
digunakan
menghasilkan kuat
tekan paling tinggi
di semua umur
pengujian, yaitu
sebesar 16,90 MPa.
Sedangkan
pengujian
permeabilitas beton
berpori dilakukan
pada umur 28 hari.
Dari hasil
pengujian
disimpulkan bahwa
permeabilitas beton
berpori tanpa
penggunaan serat
polipropilen lebih
mudah mengalirkan
air masuk ke dalam
`
32
tanah.
`
33
`
34
beton normal. Dimana Beton yang direncanakan mutu sedang, yaitu f’c 20 Mpa
serta serat yang digunakan adalah serat polypropylene cemfiber dengan dosis
penambahan serat pada benda uji adalah 0,0 kg/m³; 0,4 kg/m³; 0,6 kg/m³ ; dan 0,8
kg/m³beton.Sifat mekanis beton yang diperhitungan adalah kuat tekan, kuat tarik
dan kuat lentur, pada umur 28 hari.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai optimum untuk kuat tekan
adalah pada dosis 0,60 kg/m³.yaitu sebesar 29,170 MPa atau naik 3,22 % dari
beton normalnya. Untuk nilai optimum kuat tarik belah adalah pada dosis 0,65
kg/m³.yaitu sebesar 3,842 MPa atau naik 20,44 % dari beton normalnya. Dan nilai
optimum untuk kuat lentur adalah pada dosis 0,58 kg/m³.yaitu sebesar 5,2404
Mpa atau naik 11,26 % dari beton normal.
Paganggi, dkk (2020) melakukam penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan zat tambahan kimia dan variasi kadar serat
polipropilen pada campuran beton berpori terhadap nilai kuat tekan dan nilai
permeabilitas. Benda uji dibuat dalam dua jenis yaitu beton berpori dengan bahan
tambah kimia 25 liter/m3, dan beton berpori dengan bahan tambah zat kimia 25
liter/m3 yang disertai penambahan variasi serat polipropilen dengan kadar 0,05%,
0,1%, 0,15%, 0,20%, dan 0,25% terhadap berat semen yang digunakan. Benda uji
berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm dengan pengujian
kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari.
Hasil uji tekan didapat bahwa kuat tekan beton berpori pada seluruh
variasi penambahan serat polipropilen mengalami peningkatan dengan pola
peningkatan yang hampir sama. Penambahan serat 0,25% dari berat semen yang
digunakan menghasilkan kuat tekan paling tinggi di semua umur pengujian, yaitu
sebesar 16,90 MPa. Sedangkan pengujian permeabilitas beton berpori dilakukan
pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa permeabilitas beton
berpori tanpa penggunaan serat polipropilen lebih mudah mengalirkan air masuk
ke dalam tanah
Yang (2007) melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah fly ash
yang tinggi. Variasi rasio FA/C yang digunakan adalah 1,2; 1,6; 2,0; 2,4; 2,8; 3,2;
3,6, dan 5,6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat
`
35
tarik benda uji yang dilakukan pada umur 3, 28, dan 90 hari. Benda uji tekan
berupa silinder dengan diameter 75 mm dan tinggi 150 mm. Benda uji tarik
berupa prisma berdimensi 152 mm x 76 mm x 13 mm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar fly ash dalam
campuran ECC mengurangi kuat tekan ECC. Kuat tekan ECC dengan rasio FA/C
2,8 masih bisa mencapai 35 MPa pada umur 28 hari, yang merupakan kekuatan
reguler beton di banyak aplikasi. Sedangkan kapasitas regangan tarik paling tinggi
pada umur 3, 28, dan 90 hari secara berurutan dihasilkan oleh ECC dengan rasio
FA/C 1,2; 1,6; dan 5,6.
Penelitian yang dilakukan (Soleimani-Dashtaki et al., 2017) tentang
pengaruh laju regangan tinggi terhadap respon konstitutif tarik dari material
EDCC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari tingkat
pembebanan yang lebih tinggi pada perilaku tarik EDCC. Benda uji yang
digunakan pada penelitian ini adalah dogbone. Rasio laju regangan orde 103
(statis ke dinamis) diselidiki. Laju pembebanan ini dipilih agar sesuai dengan laju
regangan yang biasanya diamati selama gempa bumi. EDCC yang diuji adalah
material beton berserat yang memiliki total volume serat 2%. Serat yang
digunakan adalah polyvinyl alcohol (PVA) tanpa minyak dan serat poly-ethilen
terephthalate (PET) dalam 3 kombinasi berbeda yaitu 2% PVA, 2% PET, dan
campuran hibrida 1% serat PVA + 1% serat PET. Pengujian benda uji dilakukan
dengan 2 cara, yaitu pengujian kuasi-statif dan pengujian pengujian dinamis.
Untuk pengujian kuasi-statif, digunakan pengaturan pengujian loop
tertutup normal. Sedangkan untuk pengujian dinamis digunakan pengaturan
pengujian yang baru dirancang menggunakan senapan angin. Hasil penelitian
didapatkan bahwa perkiraan rasio statis terhadap dinamis untuk kekuatan tarik
EDCC bervariasi antara 0,75 dan 1,0 dan kapasitas regangan juga bervariasi
berkisar antara 1,0 dan 3,0 hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa EDCC
adalah bahan yang sangat sensitif terhadap laju regangan dan kinerjanya selama
gempa tidak boleh dinilai dari uji kuasi-statis rutin.
`
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
37
nilai rata-rata untuk kelembaban agregat halus sebesar 3,2%. Data dapat dilihat
pada lampiran Lampiran B.3 Halaman 62.
Tabel 4. 2 Kadar kelembaban agregat
I 3,5
II 3,5
III 2,7
Rata-rata 3,2
I 1523 1603
II 1518 1606
`
38
120,00
100,00
90
80,00 75
Lolos Kumulatif (%)
20,00
8
00
0,00
0,075 1,075 2,075 3,075 4,075 5,075
Diameter Saringan (mm)
`
39
I 2,491 3,065
II 2,491 3,036
III 2,503 3,065
Rata-rata 2,495 3,055
`
40
Jumlah total 30
`
41
35
32 32
30
26
25
25
Nilai Slump (cm)
19
20
15
10
0
BN BFS0,25% BFS0,50% BFS0,75% BFS1,00%
Benda Uji
`
42
2500
2000
Berat Volume (kg/m3)
1500
1000 1 hari
28 hari
500
0
BN BFS0,25 BFS0,5 BFS0,75 BFS1
1 hari 2081,07 2115,20 2186,67 2032,27 2088,27
28 hari 2122,67 2118,93 2188,00 2092,00 2135,20
Benda Uji
`
43
60,0
50,0 47,7
44,5 43,9
40,7
40,0
Kuat tekan (MPa)
35,6
30,0
20,0
10,0
0,0
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI
4,400 4,392
4,380
4,358
4,360
4,340 4,333
MPa
4,325
4,317
4,320
4,300
4,280
4,260
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI
`
44
4,5
3,5
Tegangan (MPa)
3
normal
2,5 0,25%
0,5%
2
0,75%
1,5
1%
1
0,5
0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035
Regangan (%)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengujian berat jenis dan absorbsi agregat halus
Berdasarkan spesifikasi karakteristik agregat halus (pasir) standar SNI
1970:2008, interval untuk Berat Jenis yaitu antara 1,6 – 3,3. Setelah dilakukan
pengujian ini didapat rata-rata berat curah kering oven (Bj. OD) sebesar 2,50, lalu
rata-rata berat jenis agregat pada keadaan jenuh kering permukaan (Bj. SSD)
sebesar 2,54, dan rata-rata berat jenis semu (Bj. APP) sebesar 2,61. Sedangkan
`
45
`
46
0%
0% 0%
-5%
-10%
Persentase Slump Flow
-15%
-20%
-19%
-25% -22%
-30%
-35%
-40%
-41%
-45%
BN BFS0,25% BFS0,50% BFS0,75% BFS1,00%
Benda Uji
`
47
30%
25%
25%
20%
19%
Persentase Kenaikan
20%
15%
12%
10%
5%
0%
0%
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
Benda Uji
`
48
2%
1,71%
Persentasi Kenaikan
0,96%
1%
0,38%
0,19%
0%
0%
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
Benda Uji
`
49
80% 75%
Persentase Kenaikan Regangan
60%
50% 50% 50%
40%
20%
0%
0%
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
Benda Uji
`
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada pengujian kuat tekan EDCC dengan penambahan serat polypropilene
sebanyak 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1% dari total volume mortar masing-
masing memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 40,7 MPa, 44,5 MPa, 47,7
MPa, 43,9 MPa. Persentase penambahan serat polypropilene yang
memiliki nilai kuat tekan optimum adalah variasi penambahan sebanyak
0,75% yaitu 47,7 MPa dan nilai kuat terendah pada variasi penambahan
sebanyak 0,25% yaitu 40,7 MPa. Didapat perbandingan dari data kuat
tekan rata-rata benda uji dibandingkan dengan mortar kontrol dapat
meningkat hingga 25%.
2. Pada pengujian tarik EDCC dengan penambahan serat polypropilene
sebanyak 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1% masing-masing memiliki nilai
regangan pada titik leleh rata-rata sebesar 0,0002; 0,0004; 0,0002; dan
0,0002. Persentase penambahan serat polypropilene yang memiliki nilai
regangan optimal adalah variasi penambahan sebanyak 0,5% yaitu 0,0004
dan regangan terendah yaitu dengan penambahan serat 1%.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk melakukan
beberapa sebagai berikut:
1. Untuk selanjutnya disarankan menggunakan fly ash tipe F dengan
persentase diatas 60%, silica fume diatas 10%, superplastisizer lebih
sedikit dari 2,4% merk lain, semen dengan kualitas yang lebih baik, dan
pengurangan air lebih dari 10% dengan harapan mendapatkan kuat tekan
yang lebih tinggi.
50
51
`
52
DAFTAR PUSTAKA
1969:2008, S. (2008). Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
Badan Standar Nasional Indonesia, 20.
Amri, & Sjafei. (2005). Teknologi Beton. Yayasan John Hi-Tech Idetama
EFNARC. (2005). ERMCO The European Guidelines for Self-Compacting
Concrete. The European Guidelines for Self Compacting Concrete, May.
Hasanr, H., Tatong, B., & Tole, J. (2013). Pengaruh Penambahan Polypropylene
Fiber Mesh Terhadap Sifat Mekanis Beton. Majalah Ilmiah Mektek.
Keer, J. G. (1984). Fibre Reinforced Concrete. New Reinf Concr, m, 52–105.
Li, V. C., & Mishra, D. K. (1996). Structural applications of engineered
cementitious composites. Indian Concrete Journal, 70(10), 561–567.
https://doi.org/10.1061/(ASCE)0899-1561(1998)10
Malino, L., Wallah, S. E., & Handono, D. B. (2019). Pemeriksaan Kuat Tekan
Dan Kuat Tarik Lentur Beton Serat Kawat Bendrat Yang Ditekuk Dengan
Variasi Sudut Berbeda. Jurnal Sipil Statik, 7(Juni), 711–722.
Mulyono, T. (2004). Teknologi Beton. Andi.
Nugraha, P., & Antoni. (2007). Teknologi beton: dari material, pembuatan, ke
beton kinerja tinggi. Andi.
Pahlawan, T., Mahyar, H., Miswar, K., Sipil, J. T., & Lhokseumawe, P. N. (2018).
Industri Listrik Pltu Nagan Raya. November, 565–575.
SNI-2049-2015. (2015). Semen Portland. Badan Standarisasi Nasional Indonesia
Semen portland ICS | Course Hero. (n.d.).
SNI 03-1971-1990. (1990). Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Badan
Standarisasi Nasional, 27(5), 6889.
SNI 03-2834-2000. (2000). SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana
campuran beton normal. Sni 03-2834-2000, 1–34.
SNI 03-4804-1998. (1998). SNI 03-4804-1998 (Bobot Isi Agregat). Sni 03-4804-
1998, 1–6.
SNI 15-2531-1991. (1991). Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland. Badan
Standar Nasional Indonesia, 1–2.
`
53
Soleimani-Dashtaki, S., Soleimani, S., Wang, Q., Banthia, N., & Ventura, C. E.
(2017). Effect of high strain-rates on the tensile constitutive response of
Ecofriendly Ductile Cementitious Composite (EDCC). Procedia
Engineering, 210, 93–104. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.11.053
Sudibyo, A., Alwi, S., & Indirwana, A. P. (2021). Pengaruh Penggunaan Silica
Fume Dengan Material Batu Laterit Sebagai Agregat Kasar Terhadap Kuat
Tekan Beton.
Utami, R., Herbudiman, B., & Irawan, R. R. (2017). Efek Tipe Superplasticizer
terhadap Sifat Beton Segar dan Beton Keras pada Beton Geopolimer
Berbasis Fly Ash | Utami | RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil. RekaRacana:
Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 59–70.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaracana/article/view/1183/1393
Wang, Q., Banthia, N., Sun, W., & Gu, C. (2020). Water permeability of Eco-
Friendly Ductile Cementitious Composites (EDCC) under an applied
compressive stress. Cement and Concrete Composites, 107, 103500.
https://doi.org/10.1016/J.CEMCONCOMP.2019.103500
Wesli. (2015). Metodologi Penelitian Teknik Sipil. Yayasan PeNA.
`
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
Dimana :
Bj = Berat Jenis Semen (gram/cm3)
W1 = Berat Sampel Semen (gram)
V1 = Pembacaan Skala Awal (cm)
V2 = Pembacaan Skala Akhir (cm)
Maka berat jenis semen untuk sampel I diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
- Berat Semen W1 = 64 gram
- Pembacaan Skala Awal V1 = 0,2
- Pembacaan Skala Akhir V2 = 21
𝑤1
Bj = (𝑉2−𝑉1)𝛾𝑑
64
Bj = (21−0,2)0,9962
54
55
Berat jenis fly ash pada penelitian ini di lakukan seperti perhitungan berat
jenis semen, untuk menghitung berat jenis fly ash digunakan persamaan sebagai
berikut :
𝑤1
Bj = (𝑉2−𝑉1)𝛾𝑑 ..............................................................................................(2)
Dimana :
Bj = Berat Jenis fly ash (gram/cm3)
W1 = Berat Sampel fly ash (gram)
V1 = Pembacaan Skala Awal (cm)
V2 = Pembacaan Skala Akhir (cm)
Maka berat jenis semen untuk sampel I diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
- Berat Semen W1 = 50 gram
- Pembacaan Skala Awal V1 = 0,2
- Pembacaan Skala Akhir V2 = 20,2
𝑤1
Bj = (𝑉2−𝑉1)𝛾𝑑
50
Bj = (20,2−0,2)0,99634
`
56
Kadar Kelembaban =
𝑤2−𝑤3
𝑥100%......................................................................(3)
𝑤3−𝑤1
Dimana :
W1 = Berat Cawan (gr)
W2 = Berat Benda Uji + Cawan (gram)
W3 = Berat Benda Uji Kering Oven + Cawan (gram)
Kadar air agregat halus sampel 1 dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
- Berat cawan W1 = 165 gram
- Berat benda uji awal + cawan (gr) W2 = 2665 gram
- Berat benda uji kering oven + cawan (gr) W3 = 2580 gram
𝑤2−𝑤3
Kadar air = 𝑤3−𝑤1 𝑥100%
2665−2580
= x100%
2580−165
= 3,520 ≈ 3,5 %
Untuk sampel I diperoleh hasil kadar air agregat halus seberat 4,8%. Untuk
perhitungan sampel II dan III kadar air agregat halus dengan cara yang sama dapat
dilihat pada lampiran B tabel B.3.
(𝑊4−𝑊1)
Wᵅ = 𝑥100%..........................................................................(7)
𝑊1
Dimana :
Bj. SSD = Berat jenis benda uji dalam keadaan jenuh permukaan (gr/cm3)
`
57
= 2,40 gr/cm3
- Berat jenis curah, jenuh kering permukaan (bulk specific gravity SSD)
𝑊4
Bj. SSD = (𝑊2+𝑊4−𝑊3)𝛾𝑑
500
= (2005+500−2300)𝑥0,996
= 2,45 gr/cm3
- Berat jenis semu (apperent specific gravity)
𝑊1
Bj. App = (𝑊2+𝑊1−𝑊3)𝛾𝑑
490
= (2005+495−2320)0,996
= 2,52 gr/cm3
- Penyerapan air (water absorption)
`
58
(𝑊4−𝑊1)
Wᵅ = 𝑥100%
𝑊1
(500−490)
= 𝑥100%
500
= 2,04 %
Untuk sampel I diperoleh berat jenis curah,kering oven (OD) sebesar 2,40
gr/cm3, berat jenis curah, jenuh kering permukaan (SSD) sebesar 2,45 gr/cm3,
berat jenis semu (APP) sebesat 2,52 gr/cm3,penyerapan air (Wa) sebesar 2,04%.
Untuk perhitungan sampel II dan III dapat diperlihatkan pada lampiran B tabel
B.1
Dimana :
W1 = Berat plat kaca (gr)
W2 = Berat Silinder (gr)
W3 = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
W4 = volume air dalam silinder (cm3)
W5 = Berat silinder + benda uji yang telah dipadatkan (gr)
Maka perhitungan berat volume gembur agregat halus yang diketahui :
- Berat plat kaca (W1) = 2200
- Berat silinder (W2) = 4100
`
59
=1,523 gr/cm3
Untuk perhitungan sampel I diperoleh volume air sebesar 3010 gr, dan
volume gembur agregat halus sebesar 1,52 gr/cm3. Selanjutnya perhitungan
volume gembur agregat halus pada sampel II dan III dihitung dengan cara yang
sama. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B tabel B.6.
Dimana :
W1 = Berat plat kaca (gr)
W2 = Berat Silinder (gr)
W3 = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
W4 = volume air dalam silinder (cm3)
W5 = Berat silinder + benda uji yang telah dipadatkan (gr)
Maka perhitungan berat volume padat agregat halus yang diketahui :
- Berat plat kaca (W1) = 2200
`
60
=1,603 gr/cm3
Untuk perhitungan sampel I diperoleh volume air sebesar 3010 gr, dan
volume gembur agregat halus sebesar 1,60 gr/cm3. Selanjutnya perhitungan
volume gembur agregat halus pada sampel II dan III dihitung dengan cara yang
sama. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B tabel B.6
`
61
Jumlah total 24
`
62
`
63
= 75 kg
Berat Semen = Total Binder – Total Fly Ash – Total Silica Fume
= 1250 kg – 750 kg – 75 kg
= 425 kg
Berat Pasir = 0,375 x Total Binder
= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
= 337,5 kg – 10% Penggunaan air
= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
= 30 kg
Berat Serat = 0,25% x Volume Total Mortar
= 0,25% x 2086 kg
= 5,22 kg
`
64
= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
= 337,5 kg – 10% Penggunaan air
= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
= 30 kg
Berat Serat = 0,5% x Volume Total Mortar
= 0,5% x 2086 kg
= 10,43 kg
`
65
`
66
= 30 kg
Berat Serat = 1% x Volume Total Mortar
= 1% x 2086 kg
= 20,86 kg
= 2500 mm2
- Beban tekan maksimum (P) = 100000 N
- Faktor umur mortar untuk 28 hari =1
𝑃 100000 𝑁
- Maka kuat tekan mortar (f’c) = 𝐴 = 2500 𝑚𝑚2 = 40 N/mm2
= 120 mm2
- Beban tarik maksimum (P) = 528 N
- Faktor umur mortar untuk 28 hari =1
𝑃 528 𝑁
- Maka tegangan mortar (f’c) =𝐴= = 4,4 N/mm2
120 𝑚𝑚2
= 0,24 mm
- Panjang awal (l0) = 195 mm
`
67
Δ𝑙 0,24 𝑚𝑚
- Maka regangan mortar (𝜀 ) = 𝜀= = =
𝑙0 195 𝑚𝑚
0,00123
`
LAMPIRAN B
TABEL DAN GRAFIK
100,00
80,00
Lolos Kumulatif (%)
60,00
Sampel I
Batas Bawah
20,00
0,00
0,075 0,575 1,075 1,575 2,075 2,575 3,075 3,575 4,075 4,575
Diameter Saringan (mm)
68
69
Berat
Nomor Berat Berat %
saringan % % Lolos
Sampel saringan saringan material Tertinggal
+ agregat Tertahan komulatif
(mm) (gram) (gram) komulatif
(gram)
100,00
80,00
Lolos Kumulatif (%)
60,00
Sampel 2
Batas Atas
40,00
Batas Bawah
20,00
0,00
0,075 1,075 2,075 3,075 4,075
Diameter Saringan (mm)
`
70
Berat
Nomor Berat Berat %
saringan % % Lolos
Sampel saringan saringan material Tertinggal
+ agregat Tertahan komulatif
(mm) (gram) (gram) komulatif
(gram)
100,00
80,00
Lolos Kumulatif (%)
60,00
Sampel 3
Batas Atas
40,00
Batas Bawah
20,00
0,00
0,075 0,575 1,075 1,575 2,075 2,575 3,075 3,575 4,075 4,575
Diameter Saringan (mm)
`
71
%
Nomor Berat tertahan sampel % % Lolos
Rata- Tertingga
saringan Tertaha komulati
rata l
(mm) n f
komulatif
I II III
100,00
80,00
Lolos Kumulatif (%)
60,00
40,00
Batas Atas
0,00
0,075 1,075 2,075 3,075 4,075 5,075
Diameter Saringan (mm)
`
72
Berat jenis
Sampel Absorsi air
Bj. OD Bj. SSD Bj. APP
I 2,40 2,45 2,52 2,04
II 2,52 2,57 2,66 2,04
III 2,58 2,60 2,64 1,01
Rata-rata 2,50 2,54 2,61 1,70
`
73
I 2,49
II 2,49
III 2,50
Rata-rata 2,50
`
74
`
75
35 32 32
30
26
25
25
19
20
15
10
0
BN EDCC0,25% EDCC0,50% EDCC0,75% EDCC1,00%
`
76
Berat Volume
Berat Sampel (kg) Berat Rata-
No Benda Uji Rata-Rata
Rata (kg)
I II III (kg/m3)
2500
2000
Berat Volume (gr)
1500
1 hari
1000 28 hari
500
0
BN BFS0,25 BFS0,5 BFS0,75 BFS1
Benda Uji
`
77
60,0
50,0 47,7
44,5 43,9
40,7
40,0
35,6
MPa
30,0
20,0
10,0
0,0
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI
`
78
Luas
Nama P Maks Umur Beton Persentase
No Penampang f'c (Mpa)
Sampel (N) (Hari) Kenaikan
(mm2)
4,60
4,55
4,50
4,45
MPa
4,40
4,35
4,30
4,25
4,20
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI
`
79
4,5
3,5
2,5
1,5
0,5
0
-0,0005 0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
`
80
Selisih
Luas Panjang Panjang
N Sampe Gaya Tegangan panjan
Penampan Awal Akhir Regangan
o l (N) (Mpa) g
g (mm2) (mm) (mm)
(mm)
0,00833333
1 1 120 195 195 0 0
3
0,01666666
2 2 120 195 195 0 0
7
0,03333333
3 4 120 195 195 0 0
3
4 6 120 0,05 195 195 0 0
0,13333333
5 16 120 195 195 0 0
3
0,53333333
6 64 120 195 195 0 0
3
2,45833333
7 295 120 195 195 0 0
3
DB0,2
4,35833333 0,0002051
8 5 523 120 195 195,04 0,04
3 3
4,43333333 0,0004102
9 532 120 195 195,08 0,08
3 6
4,50833333 0,0006153
10 541 120 195 195,12 0,12
3 8
4,54166666 0,0008205
11 545 120 195 195,16 0,16
7 1
4,56666666 0,0012307
12 548 120 195 195,24 0,24
7 7
4,48333333
13 538 120 195 195,28 0,28 0,0014359
3
4,30833333 0,0016410
14 517 120 195 195,32 0,32
3 3
`
81
4,5
3,5
3
TEGANGAN
2,5
1,5
0,5
0
-0,0002 0 0,0002 0,0004 0,0006 0,0008 0,001 0,0012 0,0014 0,0016 0,0018
REGANGAN
Selisih
Luas Panjang Panjang
N Sampe Gaya Tegangan panjan
Penampan Awal Akhir Regangan
o l (N) (Mpa) g
g (mm2) (mm) (mm)
(mm)
0,00833333
1 195
1 120 3 195 0 0
0,01666666
2 195
2 120 7 195 0 0
0,03333333
3 195
4 120 3 195 0 0
0,04166666
4 195
5 120 7 195 0 0
0,06666666
5 DB0,5 195
8 120 7 195 0 0
1,48333333 0,0002051
6 195
178 120 3 195,04 0,04 3
0,0004102
7 195
516 120 4,3 195,08 0,08 6
0,0008205
8 195
519 120 4,325 195,16 0,16 1
4,33333333 0,0012307
9 195
520 120 3 195,24 0,24 7
`
82
0,0018461
10 195
522 120 4,35 195,36 0,36 5
4,35833333 0,0022564
11 195
523 120 3 195,44 0,44 1
4,39166666 0,0024615
12 195
527 120 7 195,48 0,48 4
4,31666666 0,0028717
13 195
518 120 7 195,56 0,56 9
4,16666666 0,0032820
14 195
500 120 7 195,64 0,64 5
4,5
3,5
3
Tegangan
2,5
1,5
0,5
0
-0,0005 0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035
Regangan
Panjan Selisih
Gay Luas Panjan
N Sampe Tegangan g panjan
a Penampan g Awal Regangan
o l (Mpa) Akhir g
(N) g (mm2) (mm)
(mm) (mm)
0,00833333
1 195
1 120 3 195 0 0
0,01666666
2 195
DB0,7 2 120 7 195 0 0
5 0,03333333
3 195
4 120 3 195 0 0
0,04166666
4 195
5 120 7 195 0 0
`
83
0,05833333
5 195
7 120 3 195 0 0
0,30833333
6 195
37 120 3 195 0 0
2,83333333
7 195
340 120 3 195 0 0
0,0002051
8 195
516 120 4,3 195,04 0,04 3
4,33333333 0,0006153
9 195
520 120 3 195,12 0,12 8
0,0010256
10 195
522 120 4,35 195,2 0,2 4
4,36666666 0,0016410
11 195
524 120 7 195,32 0,32 3
4,39166666 0,0020512
12 195
527 120 7 195,4 0,4 8
4,20833333
13 195
505 120 3 195,5 0,5 0,0025641
4,14166666 0,0030769
14 195
497 120 7 195,6 0,6 2
4,5
3,5
3
Tegangan
2,5
1,5
0,5
0
-0,0005 0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035
Regangan
`
84
4,5
3,5
3
Tegangan
2,5
1,5
0,5
0
-0,0005 0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003
Regangan
`
85
3
normal
Tegangan
0,25%
0,5%
2
0,75%
1%
0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0,003 0,0035
Regangan
`
LAMPIRAN C
GAMBAR
86
87
`
88
`
89
`
90
`
91
`
92
`
93
`
94
`
LAMPIRAN D
DOKUMEN ADMINISTRASI SKRIPSI DAN BIODATA
1. Personal
Nama : Arif Rahman
NIM : 180110097
Bidang : Struktur
Alamat : Jalan Diponegoro Lingkungan 1, Desa Tegal Rejo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara
No HP : 085373872296
2. Orang Tua
Nama ayah : Suma Wijaya
Pekerjaan : TNI-AD
Umur : 48
Alamat : Jalan Diponegoro Lingkungan 1, Desa Tegal Rejo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara
3. Pendidikan Formal
Asal SLTA : SMA NEGERI 1 GEBANG (2018)
Asal SLTP : SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA (2015)
Asal SD : SD NEGERI 080765 GEBANG (2012)
95
96
Arif Rahman
180110097