SKRIPSI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
DEPOK
2023
UNIVERSITAS INDONESIA
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
DEPOK
NOVEMBER 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini. Penulisan
proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Prof. Dr. Yusuf Latief, S.T., M.T.,, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan tesis ini;
(2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral; dan
(3) Sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam
menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
ii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
iv Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
v Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
vi Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUANPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya dalam aspek
transportasi saat ini semakin pesat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai
pemerataan pembangunan di Indonesia yang diwujudkan melalui Proyek Strategis
Nasional. Berdasarkan Perpres No. 3 Tahun 2016, Proyek Strategis Nasional merupakan
proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha
yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan
daerah. Terdapat 125 Proyek Strategis Nasional, dengan 43,2% diantaranya merupakan
proyek pembangunan jalan tol (bpkb.go.id).
Dalam pembangunan jalan ini, kondisi geografis menjadi faktor yang penting
untuk menentukan trase rencana dari sebuah jalan yang dirancang. Beberapa kondisi
geografis yang sering terjadi diantaranya terdapat jurang, Lembah, dan sungai. Kondisi
ini tentu dapat menjadi hambatan dalam perencanaan dan pembangunan suatu jalan. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu infrastruktur tambahan yang dapat membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Infrastruktur yang dimaksud adalah jembatan.
Berdasarkan UU No. 38 Tahun 2004, jembatan dapat didefinisikan sebagai suatu
konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran
irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Selain itu, jembatan juga menjadi komponen infrastruktur yang sangat penting karena
berfungsi sebagai penghubung dua tempat yang terpisah akibat beberapa kondisi
(Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Menurut Manu (1995), komponen utama jembatan terbagi menjadi dua, yaitu
struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas merupakan komponen pada jembatan yang
menumpu bagiannya sendiri dan menampung beban yang ditimbulkan dari lalu lintas
orang, kendaraan, dan yang lainnya, kemudian menyalurkannya ke struktur bawah.
Sementara struktur bawah merupakan komponen pada jembatan yang berfungsi untuk
menerima beban yang berasal dari struktur atas untuk disalurkan ke fondasi dan nantinya
disalurkan ke tanah.
1 Universitas Indonesia
2
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR pada tahun 2022 dan sejalan dengan
Proyek Strategis Nasional, jumlah jembatan nasional di Indonesia mencapai 18.990 unit
dan terdapat peningkatan sebesar 15% dalam kurun waktu 10 tahun. Namun, sejalan
dengan peningkatan jumlah jembatan di Indonesia, terdapat penurunan kualitas pada
Sebagian besar jembatan nasional ini.
Dapat dilihat pada Gambar 1.1 diatas bahwa jembatan yang berada dalam kondisi
baik hanya 1%, sementara sisanya sebesar 19% rusak ringan, 66% rusak sedang, 12%
rusak berat 12%, kritis 1% dan runtuh 1%. Sehingga dapat dilihat bahwa lebih dari 80%
jembatan di Indonesia mengalami kerusakan sedang hingga parah dan bahkan runtuh, dan
hanya 1% jembatan yang berada dalam kondisi baik.
Universitas Indonesia
3
Dapat dilihat pada Gambar 1.2, kasus jembatan runtuh di Indonesia mencapai
lebih dari 190 kasus hingga tahun 2021, dan disebutkan juga bahwa tidak semua kasus
tercatat (Vaza, 2021). Fenomena jembatan yang mengalami keruntuhan ini memberikan
dampak yang signifikan, baik pada tingkatan mikro, mezzo, hingga makro. Dalam skala
mikro, dampak kerusakan yang terjadi adalah adanya korban jiwa (luka ringan hingga
tewas) dan kerugian materiil yang meliputi biaya kerusakan, pembongkaran, perbaikan,
dan biaya kemalangan/perawatan korban. Selanjutnya dalam skala mezzo, dampak
kerusakan yang terjadi adalah keterbatasan akses dan isolasi komunitas. Dalam skala
Makro, dampak kerusakan yang terjadi adalah penurunan ekonomi regional dan nasional
akibat terputusnya akses, peningkatan biaya transportasi akibat pengalihan rute, dan
terganggunya pasokan logistik. Ketiga skala dampak kerusakan ini terjadi pada tragedi
keruntuhan Jembatan Widang di Jawa Timur. Diawali dengan dampak kerusakan skala
mikro, yaitu kerugian materiil hingga 40 miliar rupiah, lalu putusnya akses jalan yang
merupakan jalan nasional sebagai dampak skala mezzo, dan dampak skala makro karena
jembatan widang merupakan jembatan yang menghubungkan jalan nasional di Jawa
Timur, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan ekonomi regional di Jawa Timur.
Berdasarkan kasus keruntuhan jembatan yang terjadi, dapat dilakukan komparasi
untuk meneliti penyebab dari terjadinya keruntuhan jembatan tersebut. Menurut Zhang
(2022), terdapat beberapa klasifikasi penyebab kerusakan jembatan, diantaranya
kesalahan desain, kesalahan konstruksi, banjir dan permasalahan air lainnya, tabrakan
atau benturan oleh kendaraan yang melintas, hingga kelebihan muatan. Sementara
menurut Vaza (2021), klasifikasi penyebab kerusakan jembatan terdiri atas banjir,
Universitas Indonesia
4
kesalahan desain dan konstruksi, kelebihan muatan, scouring, beban luar, kebakaran,
gempa bumi dan kurangnya inspeksi serta pemeliharaan. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut, disimpulkan terdapat 5 komponen utama penyebab kerusakan jembatan, yaitu
kurangnya inspeksi dan pemeliharaan, kesalahan desain, kesalahan konstruksi, bencana
alam, dan kelebihan muatan. Tabel 1.1 berikut menunjukan penyebab kerusakan
jembatan pada 12 kasus kerusakan dan keruntuhan jembatan di Indonesia hingga tahun
2023.
Tabel 1.1. Tabel Latar Belakang
No Nama Jembatan Penyebab Kerusakan
• Kurangnya inspeksi dan
pemeliharaan
1. Jembatan Kutai Kartanegara (2011)
• Kesalahan konstruksi
• Kelebihan muatan
• Kurangnya inspeksi dan
2. Jembatan Way Lempuyang (2015) pemeliharaan
• Kelebihan muatan
• Kesalahan perencanaan
3. Jembatan Mandastana (2017)
• Kesalahan konstruksi
• Kurangnya inspeksi dan
Jembatan Pekalongan-Pemalang
4. pemeliharaan
(2018)
• Kelebihan muatan
• Kurangnya inspeksi dan
5. Jembatan Widang (2018) pemeliharaan
• Kelebihan muatan
• Kurangnya inspeksi dan
6. Fly Over Cenkareng (2018) pemeliharaan
• Kelebihan muatan
• Kurangnya inspeksi dan
7. Jembatan Benenai (2021) pemeliharaan
• Kesalahan konstruksi
Universitas Indonesia
5
untuk setiap elemen pada jembatan, sehingga banyak terjadi kerusakan pada jembatan
akibat kurangnya pemeriksaan akan kerusakan yang mungkin terjadi dan tidak ada
penindaklanjutan berupa pemeliharaan dan perawatan untuk komponen jembatan yang
mungkin sudah mengalami kerusakan.
Hal ini dapat disebabkan karena belum adanya pedoman yang membahas
mengenai pemeliharaan dan perawatan secara terstruktur. Di Indonesia sendiri, pedoman
dan standar yang mengatur mengenai pemeliharaan dan perawatan dibuat dalam dokumen
terpisah dan belum berbasis Work Breakdown Structure. Work Breakdown Structure ini
dapat digunakan untuk mengatur penjadwalan dan pemantauan pada berbagai aktivitas,
termasuk pemeliharaan dan perawatan (Ibrahim, 2009). Pedoman ini bertujuan untuk
memberikan panduan bagi pemilik jembatan untuk menanggapi kondisi struktural dan
keselamatan pemeriksaan. Sehingga, dengan adanya pedoman yang terorganisir dan
terstruktur sesuai dengan komponen dan elemen pada suatu jembatan dinilai akan
membantu menjaga kinerja dan kualitas dari seluruh jembatan beton yang ada di
Indonesia
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
tepat pada bangunan
pemerintah agar
pedoman dapat
disusun
Pengembangan
Mengidentifikasi
Pedoman
WBS komponen
Pekerjaan Untuk
arsitektur pada
Preventive mengembangka
Kinerja gedung
Maintenance Luki n pedoman
pemeliharaa pemerintahan,
Komponen Wijaya, Civil pekerjaan
n dan dilanjutkan dengan
Arsitektur pada Yusuf Engineering preventive Analisa arsip, WBS,
perawatan penyususnan
Bangunan Latief, and maintenance survei, studi Preventive
2 2019 bangunan pedoman
Gedung Rossy Architecture berbasis WBS kasus, Maintenanc
gedung berdasarkan
Pemerintah Armyn 8(3): 312- untuk validasi pakar e
pemerintah identifikasi
Berbasis WBS Machfudiy 319, 2020 meningkatkan
komponen komponen pada
untuk anto kinerja
arsitektur WBS yang dapat
Meningkatkan pemeliharaan
meningkatkan
Kinerja dan perawatan
kinerja
Pemeliharaan
pemeliharaan.
dan Perawatan
Universitas Indonesia
9
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Pengembangan
Mengidentifikasi
Pedoman
WBS komponen
Pekerjaan Untuk
mekanikal pada
Preventive mengembangka
Kinerja gedung
Maintenance Yusuf n pedoman
IOP pemeliharaa pemerintahan,
Komponen Djonli, pekerjaan
Publishing n dan dilanjutkan dengan
Mekanikal Yusuf preventive Analisa arsip, WBS,
Journal of perawatan penyususnan
pada Bangunan Latief, maintenance survei, studi Preventive
3 2020 Physics: bangunan pedoman
Gedung Rossy berbasis WBS kasus, Maintenanc
Conference gedung berdasarkan
Pemerintah Armyn untuk validasi pakar e
Series pemerintah identifikasi
Berbasis WBS Machfudiy meningkatkan
(2020) komponen komponen pada
untuk anto kinerja
Mekanikal WBS yang dapat
Meningkatkan pemeliharaan
meningkatkan
Kinerja dan perawatan
kinerja
Pemeliharaan
pemeliharaan.
dan Perawatan
Pengembangan
Untuk
Pedoman
mengembangka Mengidentifikasi
Pelaksanaan
n pedoman WBS komponen
Pekerjaan
pelaksanaan arsitektur bangunan
Pemeliharaan,
berbasis WBS hijau pada gedung
Perawatan, dan Anindita
pada komponen Analisa arsip, Kriteria pemerintahan,
Penentuan Ayu
Perpustakaa arsitektur survei, studi desain pada dilanjutkan dengan
4 Spesifikasi Pratiwi; 2018 WBS
n UI bangunan hijau kasus, pekerjaan penyususnan
Material untuk Yusuf
untuk validasi pakar arsitektur pedoman
Desain Latief
pemeliharaan berdasarkan
Komponen
dan perbaikan identifikasi
Arsitektur
gedung komponen pada
Bangunan
pemerintah, WBS yang dapat.
Hijau pada
serta penentuan
Gedung
Universitas Indonesia
10
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Pemerintah spesifikasi
Berbasis WBS material
Pengembangan
standar WBS
konstruksi jembatan
beton merupakan
hasil dari analisis
penyebab, dampak,
Pengembangan
tindakan preventif,
Standar WBS
tindakan korektif,
(Work
Untuk dan pemetaan item
Breakdown Analisa arsip,
Kurnia, R. perencanaan Standar Kinerja Pareto pada
Structure) Perpustakaa survei, studi
5 F.; Yusuf 2017 penjadwalan WBS , Waktu konstruksi jembatan
Jembatan n UI kasus,
Latief pekerjaan Risiko Konstruksi beton. Dengan
Beton Precast validasi pakar
jembatan beton demikian,
untuk Estimasi
direkomendasikan
Biaya Berbasis
atau ditambahkan
Risiko
pada item pekerjaan
dominan dalam
WBS untuk
pekerjaan struktur
atas dan struktur
bawah.
Universitas Indonesia
11
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Untuk membuat
Pengembangan pedoman
Pedoman pelaksanaan
Pelaksanaan berdasarkan Mengidentifikasi
Pekerjaan WBS secara WBS komponen
Pemeliharaan, khusus arsitektur bangunan
Perawatan, dan mengenai hijau pada gedung
Penentuan Meylan komponen Analisa arsip, Kinerja pemerintahan,
Spesifikasi Setiawan; Perpustakaa struktur untuk survei, studi Pemeliharaa dilanjutkan dengan
6 2018 WBS
Material untuk Yusuf n UI pekerjaan kasus, n dan penyususnan
Desain Latief pemeliharaan validasi pakar Perawatan pedoman
Komponen dan perawatan berdasarkan
Struktur gedung identifikasi
Bangunan pemerintah, komponen pada
Gedung serta penentuan WBS yang dapat.
Pemerintah spesifikasi
Berbasis WBS material yang
digunakan
Pengembangan Untuk membuat
Mengidentifikasi
Pedoman pedoman
WBS komponen
Pelaksanaan pelaksanaan
elektrikal bangunan
Pekerjaan berdasarkan
hijau pada gedung
Pemeliharaan, Resha WBS secara
Analisa arsip, Kinerja pemerintahan,
Perawatan, dan Mochamad khusus
Perpustakaa survei, studi Pemeliharaa dilanjutkan dengan
7 Penentuan Ilham; 2018 mengenai WBS
n UI kasus, n dan penyususnan
Spesifikasi Yusuf komponen
validasi pakar Perawatan pedoman
Material untuk Latief elektrikal untuk
berdasarkan
Desain pekerjaan
identifikasi
Komponen pemeliharaan
komponen pada
Elektrikal dan perawatan
WBS yang dapat.
Bangunan gedung
Universitas Indonesia
12
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Gedung pemerintah,
Pemerintah serta penentuan
Berbasis WBS spesifikasi
material yang
digunakan
Pengembangan
Standar Mengidentifikasi
Untuk
Peleksanaan WBS komponen
mengembangka
Pekerjaan mekanikal
n standar
Pekerjaan bangunan hijau
pelaksanaan
Pemeliharaan pada gedung
Tito Tegar pekerjaan Analisa arsip,
dan Perawatan pemerintahan,
Irawan; Perpustakaa pemeliharaan survei, studi Standar
8 Komponen 2019 WBS dilanjutkan dengan
Yusuf n UI dan perawatan kasus, Pelaksanaan
Elektrikal pada penyususnan
Latief komponen validasi pakar
Bangunan pedoman
elektrikal pada
Gedung dan berdasarkan
gedung di
Kawasan identifikasi
lingkungan UI
Universitas komponen pada
berbasis WBS
Indonesia WBS yang dapat.
Berbasis WBS
Universitas Indonesia
13
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Pengembangan
Standar Mengidentifikasi
Untuk
Peleksanaan WBS komponen
mengembangka
Pekerjaan mekanikal
n standar
Pekerjaan bangunan hijau
pelaksanaan
Pemeliharaan pada gedung
Dewi pekerjaan Analisa arsip,
dan Perawatan pemerintahan,
Marlina; Perpustakaa pemeliharaan survei, studi Standar
9 Komponen 2018 WBS dilanjutkan dengan
Yusuf n UI dan perawatan kasus, Pelaksanaan
Arsitektur pada penyususnan
Latief komponen validasi pakar
Bangunan pedoman
arsitektur pada
Gedung dan berdasarkan
gedung di
Kawasan identifikasi
lingkungan UI
Universitas komponen pada
berbasis WBS
Indonesia WBS yang dapat.
Berbasis WBS
Pengembangan Untuk
Pedoman mengembangka
Mengidentifikasi
Pelaksanaan n pedoman
WBS komponen
Pekerjaan pelaksanaan
mekanikal
Pemeliharaan, berbasis WBS
bangunan hijau
Perawatan, dan pada komponen
MATEC pada gedung
Penentuan Dwi Endah mekanikal Analisa arsip, Kriteria
Web of pemerintahan,
Spesifikasi Aryaningr bangunan hijau survei, studi desain pada
10 2018 Conferences WBS dilanjutkan dengan
Material untuk um, Yusuf untuk kasus, pekerjaan
206, 02014 penyususnan
Desain Latief pemeliharaan validasi pakar mekanikal
(2018) pedoman
Komponen dan perbaikan
berdasarkan
Mekanikal gedung
identifikasi
Bangunan pemerintah,
komponen pada
Gedung serta penentuan
WBS yang dapat.
Pemerintah spesifikasi
Berbasis WBS material
Universitas Indonesia
14
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Penelitian ini
menggunakan
kombinasi metode
Fuzzy Analytical
Hierarchy Process
(FAHP) dan
VIKOR-
Modification untuk
Determining
menentukan kriteria
the priority
prioritas dan
criteria and
peringkat
ranking of
pemeliharaan
provincial
metode Fuzzy jembatan di
bridge Yossyafra, IOP Untuk
Analytical Sumatera Barat.
maintenance in N Angelia; Conference menentukan
Hierarchy Kriteria Prioritas Delapan kriteria
West Sumatra Yosritzal; Series: kriteria prioritas
11 2019 Process pemeliharaa pemeliharaa diidentifikasi,
using a Meyadtri; Materials dan peringkat
(FAHP) dan n jembatan n jembatan dengan kondisi
combination of DI Science and pemeliharaan
VIKOR- teknis jembatan
the Fuzzy Mazni5 Engineering jembatan
Modification menjadi prioritas
Analytical
tertinggi dan
Hierarchy
kondisi spasial
Process and
menjadi prioritas
VIKORModifi
terendah. Metode
cation methods
VIKOR digunakan
untuk menentukan
urutan prioritas
jembatan yang akan
diperbaiki, dengan
jembatan Bari
menjadi prioritas
tertinggi dan
Universitas Indonesia
15
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
jembatan Sunur
menjadi prioritas
terendah.
Dalam
Mengidentifika pemeliharaan suatu
MATEC si kerusakan jembatan, terutama
Web Conf. pada jembatan pada struktur atas
Kualitatif,
Heni Volume beserta terdapat beberapa
dengan
Determination Fitriani, 276, 2019 volumenya kriteria yang dapat
menggunakan
of prioritization M. Ade International untuk setiap digunakan untuk
field survey
for Surya Conference jembatan, Kriteria Prioritas mengukur
yang
12 maintenance of Pratama, 2022 on sekaligus pemeliharaa pemeliharaa kelayakannya,
disebarkan ke
the upper Yakni Advances in menentukan n jembatan n jembatan diantaranya
para ahli yang
structure of Idris, and Civil and kriteria dan kerusakan, teknikal,
berpengalama
truss bridge Gunawan Environmen subkriteria beban kendaraan,
n pada bidang
Tanzil tal signifikan biaya, dan sumber
jembatan
Engineering dalam program daya. Dilakukan
(ICAnCEE pemeliharaan analisis ke beberapa
2018) jembatan jembatan di daerah
Sumatra dan
Universitas Indonesia
16
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
didapatkan hasil
mengenai kriteria
yang paling
berpengaruh
terhadap
pemeliharaan
jembatan secara
berturut-turut
adalah kerusakan
pada jembatan,
permasalahan
teknis, biaya, beban
kendaraan, dan
terakhir adalah
sumber daya.
Untuk
Dilakukan
mengembangka
penelitian untuk
n model tingkat
mengidentifikasi
kerusakan agar
Submerged, usia struktur bawah
Washington dapat
Dry jembatan pada
Bridge Element State memperkuat
Micaylla Analisa arsip, Element, Penurunan berbagai kondisi,
Deterioritation Department element
13 O'Leary, 2018 pengamatan Eastern Kualitas mulai dari kering
of Concrete of struktur bawah
Jill Walsh langsung Washington Jembatan dan terendam.
Substructure Transportati jembatan beton
, Western Penelitian ini juga
on pada dua
Washington mengembangkan
kondisi
model penurunan
lingkungan,
kualitas pada pile
yaitu kering
jeembatan
dan terendam
Universitas Indonesia
17
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Dilakukan
penelitian untuk
mengecek kualitas
dari jembatan di
Vietnam. Diketahui
terdapat beberapa
kerusakan umum
yang sering terjadi,
diantaranya
Untuk catastjropic failure,
mengantisipasi kerusakan akibat
Proposed
Journal of risiko klorin, kerusakan
Maintenance
Nguyen the Eastern terjadinya struktural,
Strategies for Strategi Kinerja
Thi Thuy, Asia Society kerusakan, serta kerusakan akibat
14 Highway 2013 Studi kasus Pemeliharaa Pemeliharaa
Dinh Tuan for meningkatkan usia, dan kegagalan
Concrete n n
Hai Transportati ketahanan fisik desain. Sehingga,
Bridge in
on Studies dan layan pada dibuat suatu strategi
Vietnam
jembatan di pemeliharaan yang
Vietnam dapat
mengimplementasik
an site maintenance,
defect monitoring
system, dan
inspeksi secara
langsung yang
mengubah strategi
pemeliharaan
sebelumnya
Universitas Indonesia
18
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Penelitian ini
bertujuan untuk
mencapai penilaian
yang dapat
diandalkan terhadap
Untuk
Dina sebuah jembatan,
mengembangka
Mahmoud dimulai dengan
n model yang
Mohamed pemeriksaan visual
dapat
An assessment Mansour, dan melanjutkan
IOP digunakan pada
model for Ibrahim dengan
Conference jembatan secara Analisa arsip,
identifying Mahdi Bridge pengumpulan
Series: umum, survei, studi Maintenanc
15 maintenance Moustafa, 2019 maintenanc informasi serta
Materials termasuk kasus, e priority
priorities Ayman e melakukan
Science and kondisi pada validasi pakar
strategy for Hussein investigasi
Engineering masing-masing
bridges Khalil, mendalam untuk
elemen untuk
Hisham mendapatkan
menentukan
Arafat indikasi yang dapat
prioritas
Mahdi diandalkan terkait
pemeliharaan
dengan kebutuhan
perbaikan jembatan
dan prioritasnya
dalam jaringan
jalan.
Universitas Indonesia
19
Metode Variabel
No Judul Penulis Tahun Referensi Tujuan Summary
Penelitian X Y
Penelitian ini
menggunakan
metode mesin
belajar dan statistik
dalam manajemen
jembatan.
Untuk
Tujuannya adalah
menganalisis
membuat model
informasi
Identification prediktif untuk
inspeksi dalam
of Bridge Key memantau
Nicola- pemeliharaan
Performance kesehatan jembatan
Ann IOP dan perawatan
Indicators di masa depan.
Stevens, Conference serta
Using Survival Analisa arsip, Umur Penelitian ini juga
Myra Series: memberikan Kondisi
16 Analysis for 2020 studi kasus, rencana menyoroti
Lydon, Materials informasi jembatan
Future permodelan jembatan pentingnya
Adele H. Science and mengenai
Network-Wide mempertimbangkan
Marshall, Engineering indikator
Structural usia dan kondisi
Su Taylor kinerja utama
Health jembatan dalam
untuk
Monitoring perencanaan
memantau
pemeliharaan.
kualitas
Temuannya berguna
jembatan
untuk penelitian
berikutnya dan
menekankan
pentingnya sistem
pencatatan jembatan
yang komprehensif.
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
PUSTAKA
2.1 Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan dan Perawatan Komponen
Struktur Bawah Jembatan Beton
2.1.1 Komponen Struktur Bawah Jembatan Beton
Jembatan merupakan suatu bangunan yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui rintangan yang berada lebih rendah, seperti jalan air dan jalan lalu lintas biasa
(Struyk, 1984). Sementara menurut Supriyadi (2007), jembatan merupakan suatu
bangunan yang memungkinkan suatu jalan untuk menyilang sungai/saluran air, Lembah,
dan jalan lainnya yang memiliki tinggi permukaan yang berbeda.
Jembatan sendiri terdiri atas dua struktur pokok, yaitu struktur jembatan atas dan
struktur jembatan bawah. Struktur atas jembatan berfungsi untuk menyalurkan beban dari
lantai kerja jembatan menuju perletakan jembatan. Struktur atas jembatan terdiri atas
gelagar utama, pelat lantai jembatan, diafragma, dan berbagai bangunan pelengkap
lainnya. Sementara struktur bawah jembatan berfungsi sebagai penyangga pada jembatan
dan menerima beban yang diberikan oleh struktur atas untuk diteruskan ke fondasi yang
selanjutnya diteruskan ke tanah (Manu, 1995). Struktur bawah jembatan terdiri atas
abutment, pilar, dan struktur fondasi. Penjelasan dari masing-masing komponen dari
struktur bawah menurut Chen & Duan (2000) adalah sebagai berikut:
a) Abutment
Abutment merupakan salah satu komponen struktur bawah jembatan yang terletak
pada kedua ujung jembatan. Komponen ini berfungsi sebagai penghubung antara
23 Universitas Indonesia
24
jembatan dengan jalan yang dapat memberikan dukungan vertikal pada struktur atas suatu
jembatan dengan menggunakan konstruksi sayap. Beberapa fungsi lain dari abutmen
b) Pilar
Pilar atau Pier merupakan elemen pada struktur bawah jembatan yang berperan
dalam memberikan dukungan vertikal bagi struktur atas jembatan. Fungsi dari pier ini
adalah untuk meneruskan beban vertikal dari deka tau struktur atas jembatan menuju
fondasi sekaligus untuk menahan beban horizontal pada jembatan. Pilar juga berperan
untuk menahan beban lateral.
c) Fondasi
Fondasi merupakan suatu elemen yang berperan untuk menerima beban dari
struktur atas jembatan melalui pilar untuk disalurkan ke tanah dasar diabwahnya
(Supriyadi, 1997). Terdapat beberapa jenis fondasi yang biasa digunakan, yaitu fondasi
dangkal dan fondasi dalam.
Berdasarkan buku Wika Beton, 2015 didapatkan struktur jembatan beton terdiri
atas struktur sesuai gambar di bawah ini. Adapun hasil identifikasi struktur bawah ini
yang akan menjadi dasar pada penelitian yang akan dilakukan. Dengan penjelasan untuk
struktur bawah terdiri atas:
a) Fondasi
Menurut Hardiyatmo (2014), fondasi adalah konstruksi jembatan yang terletak
paling bawah dan berfungsi menerima beban dan meneruskannya ke lapisan tanah keras
yang diperhitungkan cukup kuat menahannya elemen terendah pada struktur jembatan
yang berfungsi sebagai penyalur beban ke lapisan tanah yang memiliki kekuatan cukup
untuk mendukungnya.
b) Pier/Pilar
Pilar adalah komponen struktural yang berada di antara dua abutment, berperan
sebagai penopang bagi beban yang berasal dari struktur atas jembatan dan
mengarahkannya ke fondasi
c) Abutment
Abutment adalah elemen struktural yang terletak di ujung-ujung jembatan yang
bertugas untuk menahan beban dari struktur atas jembatan dan mengarahkannya
ke fondasi..
d) Pile Cap
Universitas Indonesia
25
Pile cap adalah struktur yang digunakan untuk mengalirkan gaya beban dari satu
atau beberapa tiang ke fondasi jembatan (Asiyanto, 2009)
e) Bearing Pad
Berdasarkan PUPR (2015), bearing pad adalah komponen yang berperan dalam
menerima gaya dari struktur atas jembatan dan mengalirkannya ke komponen di
bawahnya. Komponen ini didesain untuk meningkatkan ketahanan jembatan
terhadap tekanan berat kendaraan.
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
2. Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan detail bertujuan untuk menilai nilai kondisi (NK) pada jembatan
secara detail. Pemeriksaan ini dilakukan maksimal sekali dalam lima tahun atau dalam
interval yang lebih pendek. Dilakukan pemeriksaan, pengidentifikasian, dan pendataan
pada seluruh kerusakan komponen dan elemen jembatan. Pemeriksaan ini juga dilakukan
untuk mengenali dan mendata semua kerusakan penting pada komponen dan elemen
jembatan, menilai kondisi komponen dan elemen jembatan secara obyektif, melaporkan
apakah tindakan darurat dibutuhkan dan alasannya, melaporkan apakah diperlukan suatu
pemeriksaan khusus dan alasannya, melaporkan apakah pemeliharaan rutin telah
dilaksanakan sesuai ketentuan. Data hasil pemeriksaan detail ini akan dimasukkan
kedalam Sistem Manajemen Data Jembatan yang nantinya memberikan rekomendasi
pemeliharaan jembatan secara keseluruhan untuk mengembalikan jembatan pada kondisi
dan tingkat pelayanan awalnya. Terdapat beberapa prosedur dan urutan dalam
pemeriksaan detaik jembatan, diantaranya:
a) Mengitari jembatan untuk mengetahui tata letak umum struktur jembatan dan
keadaan di sekitarnya dengan berjalan, menggunakan kendaraan, atau menggunakan
bantuan pesawat nirawak/UAV/drone;
b) Merencanakan, merancang, dan melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi, termasuk hal-hal yang terkait dengan manajemen
pengendalian/pengaturan lalu lintas pada saat Pemeriksaan Detail berlangsung
c) Memeriksa dan mencatat data administrasi
d) Memeriksa dan mencatat data yang terkait dengan lalu lintas
e) Memeriksa dan memberikan catatan mengenai keakuratan hasil Pemeriksaan
Inventarisasi
f) Memeriksa dan memberikan catatan mengenai kebutuhan Pemeriksaan Khusus
dengan kenyakinan untuk memberikan penilaian pada hasil Pemeriksaan Detail;
g) Memeriksa dan memberikan catatan mengenai kebutuhan penanganan darurat
h) Memeriksa dan memberikan catatan penilaian kondisi secara bertahap mulai dari
level
i) komponen, subbagian, bagian jembatan dan akhirnya melakukan penafsiran kondisi
jembatan utuh berdasarkan hasil-hasil pengamatan visual Memeriksa dan
memberikan catatan kebenaran pelaksanaan pemeliharaan rutin;
Universitas Indonesia
28
j) Membuat catatan dan sketsa tambahan yang dibutuhkan dalam Laporan Pemeriksaan
Detail
k) Mencatat seluruh hasil pemeriksaan inventaris jembatan dalam Sistem Manajemen
Data Jembatan dengan menggunakan nomor, nama, dan lokasi jembatan
3. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala merupakan pemeriksaan yang dijalankan minimal sekali
setahun atau dengan frekuensi lebih tinggi sesuai kondisi jembatan. Tujuannya adalah
memeriksa berbagai aspek, seperti keamanan, kenyamanan, dan kelancaran penggunaan
jembatan. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengevaluasi keadaan jembatan,
pengelolaan pemeliharaan, serta dampaknya pada sosial dan masyarakat sekitarnya. Hasil
pemeriksaan akan menentukan apakah jembatan masih dalam kondisi aman atau
memerlukan tindakan perawatan lebih lanjut. Prosedur pemeriksaan berkala mencakup:
a) Survey di sekitar jembatan untuk mengetahui tata letak dan kondisi umumnya.
b) Pengumpulan informasi administratif yang relevan.
c) Pencatatan kondisi jembatan terkait dengan aspek keamanan, kenyamanan,
keselamatan, serta pelaksanaan pemeliharaan.
d) Evaluasi data kondisi dari pemeriksaan sebelumnya.
e) Identifikasi komponen yang memerlukan perbaikan darurat.
f) Pencatatan dan dokumentasi yang diperlukan untuk laporan.
g) Dokumentasi setiap bagian jembatan selama pemeriksaan berlangsung.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah bentuk pemeriksaan yang lebih cermat dan
membutuhkan penggunaan peralatan khusus serta melibatkan tenaga ahli dalam bidang
teknik jembatan. Ini diterapkan ketika pemeriksaan visual tidak dapat memberikan
informasi yang cukup akurat atau ketika inspektur memiliki keterbatasan sumber daya,
pelatihan, atau pengalaman untuk menilai kondisi jembatan secara akurat. Pemeriksaan
khusus ini mencakup berbagai jenis pengujian seperti yang tertera dalam tabel.
Tabel 2.1 Pengujian Elemen Beton
No Alat Fungsi
- Menilai keseragaman permukaan beton
1 Hammer test
- Memperkirakan kekuatan beton
- Mendapatkan nilai estimasi kuat tekan beton
2 Coredrill pada
struktur yang sudah dilaksanakan
Universitas Indonesia
29
No Pengujian Fungsi
Universitas Indonesia
30
No Pengujian Fungsi
1 Pile Integrity Test memprediksi kondisi tiang
Universitas Indonesia
31
2. Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan detail bertujuan untuk mengenali dan mendata seluruh kerusakan
penting pada elemen jembatan, menilai kondisi elemen secara objektif untuk menentukan
nilia kondisi. Berdasarkan data yang didapatkan, dapat direncanakan pennanganan yang
tepat untuk jembatan guna mengembalikan kedalam kondisi tertentu dan pada tingkat
layan. Prosedur dalam pemeruksaan detail diawali dengan survei pendahuluan, inspeksi
detail jembatan dengan mengelilingi jembatan, menentukan penilaian kondisi secara
bertahap, mulai dari sub-elemen, elemen, komponen/bagian jembatan hingga nilai akhir
jembatan berdasarkan penilaian visual. Dilanjutkan dengan rekomendasi kebutuhan
penanganan berdaasrkan nilai kondisi jembatan, diantaranya pemeliharaan rutin,
Universitas Indonesia
32
3. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin adalah evaluasi yang bertujuan untuk mendeteksi dan
melaporkan perubahan tiba-tiba atau tidak terduga dalam kondisi keseluruhan jembatan
antara dua pemeriksaan detail berturut-turut. Ini bertujuan untuk membuat rekomendasi
tentang tindakan perawatan yang diperlukan. Panduan dari Jasa Marga memberikan
prosedur pemeriksaan rutin serta diagram alir yang sesuai, seperti yang diilustrasikan
pada gambar 2.4 berikut
Universitas Indonesia
33
Selain itu, pemeriksaan ini juga mencakup penilaian nilai kondisi jembatan rutin
(NKrut), yang digunakan untuk mempermudah penilaian kondisi jembatan dari hasil
pemeriksaan rutin. Penentuan nilai ini mengikuti petunjuk teknis dari penyedia layanan
yang menggunakan referensi prosedur PT. Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM). Ini
akan menentukan nilai kondisi jembatan, seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2. 4 Daftar Nilai Kondisi (NK) Jembatan
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pengamatan, pengujian, atau pengukuran yang lebih
rinci dan teliti yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengamatan kerusakan pada
pemeriksaan detail atau kondisi khusus lainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data yang lebih akurat tentang kerusakan yang terjadi dan memantau kinerja komponen
tertentu yang mengalami kerusakan. Pemeriksaan ini memanfaatkan teknik dan peralatan
khusus dan memerlukan rekomendasi dari teknisi yang kompeten, seperti Direktorat
Jenderal Bina Marga. Berikut ini adalah prosedur dan diagram alir pemeliharaan khusus:
Universitas Indonesia
36
kotoran, alas atau landasan, serta bagian sulit dijangkau saat pemeliharaan rutin
dilakukan. Untuk jenis pekerjaan ini, mungkin diperlukan tangga atau perancah, dan
sebaiknya kelompok pekerja pemeliharaan ini harus dilengkapi dengan alat bantu seperti
tangga.
5) Landasan/Perletakan
Perletakan perlu dijaga kebersihannya, dan perawatan seperti pencucian,
penyikatan, dan pelumasan berkala diperlukan. Penggunaan pelumas pada landasan yang
bergerak direkomendasikan setiap 3 tahun, seringkali membutuhkan peralatan khusus
seperti tangga. Pemeriksaan dan pemeliharaan lubang pelumasan penting untuk
memastikan pelumas dapat mengalir dengan baik. Penting untuk menghindari pelumasan
berlebihan yang bisa menyembunyikan masalah dan menghambat deteksi masalah pada
pemeriksaan berikutnya.
b. Perbaikan Sederhana
Terdapat beberapa elemen struktur yang memerlukan perbaikan ringan, diantaranya:
Tabel 2.6 Elemen struktur jembatan yang memerlukan perbaikan
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
Universitas Indonesia
39
f. Pengecatan Sederhana
Pengecatan digunakan sebagai lapisan pelindung terhadap korosi. Jenis
pengecatan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar jembatan.
Universitas Indonesia
40
Spesifikasi Umum
Petunjuk Teknis No.
Pemeliharaan Jembatan
No 020/BM/2009 mengenai No
Bina Marga 2018 (Seksi
Rehabilitasi Jembatan
10.2)
1 Gelagar Beton 1 Retak dengan Bahan Epoksi
2 Gelagar Baja 2 Dimensi Struktur Beton
3 Diafragma 3 Pengecatan Struktur Beton
4 Lantai Beton Jembatan 4 Perkuatan Struktur Beton
5 5 Penggantian dan
Lapis Permukaan Pengencangan Baut
6 6 Pengelasan Elemen Baja
Landasan Struktur Jembatan
7 Expansion Joint 7 Pengecatan Struktur Baja
8 8 Perbaikan dan Penggantian
Parapet Elemen Baja
9 Trotoar 9 Perkuatan Struktur Baja
10 10 Perbaikan dan Penggantian
Sandaran Struktur Kayu
11 11 Perbaikan dan Penggantian
Pipa Cucuran Expansion Joint
12 12 Perbaikan dan Penggantian
Rangka Baja Landasan
13 13 Perbaikan dan Penggantian
Pelat Beton Berongga Sandaran
14 Lantai Beton Corrugated 14 Perbaikan dan Penggantian
Steel Drainase Lantai Jembatan
15 Kepala Jembatan (Pier Head)
16 Pilar Jembatan (Pier)
17 Balok Penahan Gempa
18 Tiang Pancang
19 Fondasi Tiang Pancang Baja
Penampang Bulat
20 Sungai
21 Jalan Pendekat
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
c) Beton keropos
d) Karat pada besi tulangan
5. Rehabilitasi jembatan untuk tiang pancang baja penampang bulat
Perawatan pada pondasi (tiang pancang) dimaksudkan guna
mengembalikan kekuatan serta dimensi struktur seperti semula.
a) Retak
b) Karat
Universitas Indonesia
43
untuk memastikan bahwa pemilik jembatan dan tim teknis yang terlibat dalam
pemeliharaan memiliki pemahaman yang kokoh mengenai elemen-elemen
jembatan dan cara mereka berinteraksi.
• Menyajikan perbedaan yang jelas antara elemen-elemen jembatan yang masih
berfungsi sesuai dengan desain aslinya dan elemen yang mengalami perubahan
atau kerusakan. Pemahaman ini membantu pemilik jembatan dalam
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau pemeliharaan dengan
lebih efektif.
• Mengidentifikasi aktivitas pemeliharaan yang diperlukan untuk menjaga agar
elemen-elemen jembatan tetap berfungsi sesuai dengan desain dalam jangka
waktu yang panjang. Ini mencakup perencanaan pemeliharaan jangka panjang
untuk mempertahankan kondisi jembatan serta mengurangi dampak keausan dan
penurunan kinerja.
• Menyajikan beragam opsi perbaikan dan pemeliharaan yang dapat digunakan
untuk mengembalikan elemen-elemen jembatan yang rusak atau mengancam
keamanan. Ini memberikan keleluasaan bagi pemilik jembatan untuk memilih
tindakan yang paling sesuai dengan kebutuhan jembatan mereka.
Dengan kata lain, pedoman pemeliharaan jembatan adalah alat penting dalam
memastikan pemeliharaan yang efisien serta pemulihan fungsi jembatan yang optimal
guna mendukung mobilitas yang aman dan efisien. Di Indonesia sendiri, terdapat
beberapa pedoman mengenai pemeliharaan dan perawatan yang berlaku hingga saat ini,
diantaranya:
a) Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan oleh Dirjen
Bina Marga
Terdapat penjelasan mengenai rehabilitasi jembatan pada divisi 8 dan pekerjaan
pemeliharaan pada divisi 10. Dokumen ini merupakan dokumen yang melengkapi
pedoman sebelumnya mengenai rehabilitasi jembatan, yaitu Spesifikasi Khusus 2017
mengenai Pemeliharaan Kinerja Jembatan
b) Spesifikasi Khusus 2017 Divisi 10.b tentang Pemeliharaan Kinerja Jembatan oleh
Dirjen Bina Marga
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
waktu, efektivitas, dan efisiensi. Kualitas berkaitan dengan mutu yang dihasilkan dalam
pekerjaan yang dilakukan, kuantitas berkaitan dengan jumlah yang perlu diselesaikan,
ketepatan waktu berkaitan dengan kesesuaian durasi pekerjaan dengan waktu yang telah
disepakati sebelumnya, efektivitas berkaitan dengan mencapai tujuan secara tepat
berdasarkan beberapa alternatif yang tersedia, dan efisiensi berkaitan dengan ukuran
keberhasilan berdasarkan jumlah sumber daya.
Menurut Prasetya (2005), terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi
kinerja, diantaranya:
a) Spesifikasi pekerjaan
Dalam melakukan suatu pekerjaan, terdapat hal yang harus diukur sesuai dengan
pedoman yang berlaku
b) Sarana dan mekanisme pekerjaan
Dalam melakukan suatu pekerjaan, diperlukan sarana serta mekanisme alur yang
jelas untuk mempermudah proses pekerjaan
c) Dampak yang ditimbulkan
Dalam melakukan suatu pekerjaan, perlu dipertimbangkan dampak dari kegiatan
yang dilakukan, karena bukan hanya berpengaruh pada individu saja, namun
terhadap seluruh pihak yang terlibat.
d) Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat digunakan sebagai alat untuk mengontrol kualitas
untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil pekerjaan yang sudah dilakukan
Universitas Indonesia
46
dilakukan (Wireman, 1998). Indikator dapat diartikan sebagai produk dari beberapa
ukuran. Sementara indikator kinerja merupakan suatu ukuran yang dapat diperluas dalam
suatu lingkup pekerjaan (Allander, 1997). Selain itu, Liyanage (2002) menyatakan bahwa
indikator kinerja merupakan ukuran yang disertai dengan landasan dan sasaran yang
realistis, dimaksudkan untuk memfasilitasi indikasi atau proses diagnosa yang efektif,
serta mengonfirmasi keputusan dan urutan langkah yang sesuai dalam struktur organisasi
yang beragam. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan nilai dalam proses bisnis.
Berdasarkan Sidwell (2020), kinerja pemeliharaan dapat diukur dari keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dalam aspek penjadwalan, biaya, dan
pengembalian fungsi. Sehingga, indikator kinerja pemeliharaan perlu
mempertimbangkan ketiga aspek tersebut.
Berdasarkan Ivankovic (2021), terdapat 6 indikator kinerja jembatan, diantaranya
a) Keamanan Struktural (Structural safety)
Indikator keamanan struktural merujuk pada integritas dan stabilitas komponen
jembatan. Indikator ini mencakup pemantauan terhadap potensi kerusakan seperti
kapasitas beban, korosi, dan kondisi struktur utama. Keamanan struktural berfungsi
sebagai ukuran kinerja untuk mencegah kecelakaan atau kegagalan struktur. Evaluasi
indikator ini mencakup tiga tingkat:
• Tidak memengaruhi jembatan jika salah satu komponen mengalami kegagalan (level
1).
• Mempengaruhi bagian tertentu dari jembatan (level 2).
• Mempengaruhi keseluruhan jembatan (level 3).
b) Keamanan Lalu Lintas (Traffic Safety)
Indikator keamanan lalu lintas berfokus pada gangguan lalu lintas yang dapat
memengaruhi pengguna jalan. Indikator ini beroperasi pada tingkat komponen untuk
meminimalkan risiko kecelakaan dan memastikan kelancaran lalu lintas. Evaluasi
indikator ini mempertimbangkan tingkat dampak terhadap lalu lintas:
• Tidak berdampak pada aliran lalu lintas (level 1).
• Membatasi batas kecepatan (level 2).
• Menyebabkan pengalihan lalu lintas akibat kemacetan (level 3).
• Mengakibatkan penutupan jalan (level 4).
c) Daya Tahan (Durability)
Universitas Indonesia
47
Indikator daya tahan menilai kemampuan jembatan untuk bertahan dari pengaruh
lingkungan seperti cuaca buruk dan keausan. Faktor ini memengaruhi umur layan dan
ketahanan jembatan terhadap faktor lingkungan. Evaluasi indikator ini
mempertimbangkan tingkat dampak terhadap komponen jembatan lainnya:
• Tidak memengaruhi daya tahan komponen lainnya (level 1).
• Mempengaruhi daya tahan komponen lainnya (level 2).
d) Kondisi Umum Jembatan (Bridge General Condition)
Ketersediaan jembatan adalah indikator kinerja yang menilai aksesibilitas
jembatan. Indikator ini beroperasi pada tingkat sistem dan memberikan gambaran tentang
kinerja jembatan saat tindakan pemeliharaan dan perawatan berpotensi memengaruhi
ketersediaan jembatan.
e) Ketersediaan jembatan (Availabiity indicator)
Ketersediaan jembatan adalah indikator kinerja yang menilai aksesibilitas
jembatan. Indikator ini beroperasi pada tingkat sistem dan memberikan gambaran tentang
kinerja jembatan saat tindakan pemeliharaan dan perawatan berpotensi memengaruhi
ketersediaan jembatan. Beberapa indikator yang digunakan di Indonesia diantaranya
presentase kondisi jembatan berdasarkan nilai indeks kondisi dan indeks kinerja, serta
panjang jembatan yang telah dilakukan pemeliharaan rutin atau berkala.
f) Kepentingan Jembatan (Bridge Importance)
Pada tingkat jaringan, kepentingan jembatan akan menunjukkan kinerja
berdasarkan lima kriteria, yaitu kategori jalan, lalu lintas harian rata-rata (LHRT), jarak
detour, bentang terbesar jembatan, dan panjang total jembatan.
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
3. Structure
Sebuah entitas organisasi yang diatur dalam kerangka tertentu.
4. Deliverable
Produk, hasil, atau kemampuan yang unik untuk memenuhi layanan yang
dihasilkan dalam penyelesaian proses, tahap, atau proyek.
5. Hierarchiral
Klasifikasi berdasarkan kriteria yang berbeda terhadap tingkat atau lapisan
tertentu.
6. Decomposition
Pemecahan ruang lingkup dan hasil kerja proyek menjadi komponen yang lebih
kecil, sehingga dapat didefinisikan secara rinci untuk mendukung pelaksanaan,
pemantauan, dan pengendalian proyek.
7. Activity
Bagian dari pekerjaan yang dieksekusi selama pelaksanaan proyek.
8. Control Account
Manajemen yang mengintegrasikan aspek-aspek lingkup, anggaran, biaya aktual,
dan jadwal proyek untuk perbandingan dengan nilai perolehan (earned value)
guna mengukur kinerja. Setiap akun pengendalian (control account) dapat berisi
satu atau lebih paket pekerjaan (work package), namun setiap paket pekerjaan
hanya dapat dihubungkan dengan satu akun pengendalian.
9. Task
Pengembangan rencana untuk pelaksanaan pekerjaan proyek dengan
mempertimbangkan area, industri, dan perangkat lunak manajemen proyek.
10. Work Package
Setiap komponen pekerjaan atau hasil kerja proyek pada tingkat terendah dalam
WBS yang mencakup seluruh aktivitas dan tonggak waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan komponen pekerjaan proyek tersebut.
11. Kamus WBS
Dokumen pendukung yang memberikan detail terkait deliverables, aktivitas, dan
informasi jadwal dari setiap komponen pada WBS.
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
c) Manajemen
WBS berperan dalam meningkatkan efisiensi manajemen proyek dengan berbagai
langkah yang dilakukan selama pelaksanaan proyek:
• Memecah deliverable proyek menjadi bagian-bagian komponen, sehingga
rencana proyek sesuai dengan cakupan yang telah disepakati dan mencapai tujuan
keseluruhan proyek.
• Membantu dalam menguraikan ruang lingkup proyek menjadi elemen-elemen
yang lebih sederhana, yang merupakan metode utama dalam mengelola proyek
yang kompleks.
• Memberikan kerangka kerja untuk menetapkan tujuan kinerja.
• Menjadi dasar untuk mengintegrasikan dan mengevaluasi jadwal serta kinerja
biaya.
• Membantu dalam merencanakan dan menetapkan tanggung jawab.
• Mendukung dalam menentukan kebutuhan sumber daya seperti keterampilan
teknis, pengalaman, dan pengetahuan.
• Memfasilitasi pelaporan dan analisis data perkembangan proyek serta statusnya,
termasuk pemantauan alokasi sumber daya, estimasi biaya, pengeluaran, dan
kinerja.
d) Perspektif Organisasi
WBS menjadi landasan untuk mendistribusikan tugas ke unit organisasi,
subkontraktor, atau individu yang tepat. Dengan begitu, tanggung jawab dalam pekerjaan
dan struktur organisasi menjadi lebih terdefinisi, sehingga individu, termasuk
subkontraktor, diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan bagian-bagian khusus dalam
WBS sesuai dengan anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan.
e) Level WBS
WBS mencakup seluruh tugas yang perlu dilakukan oleh pemimpin proyek,
pihak-pihak terkait, serta anggota tim internal dan eksternal seperti subkontraktor. WBS
memberikan gambaran yang jelas mengenai tujuan dan hasil pekerjaan yang harus
dicapai. Kedalaman WBS disesuaikan dengan kompleksitas dan skala proyek, serta
tingkat detail yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengelolaan yang efektif.
Umumnya, struktur rincian pekerjaan terdiri dari hierarki multi-level yang
menggambarkan seluruh cakupan yang harus dijalankan oleh organisasi yang
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
jembatan terbagi menjadi beberapa komponen dalam hierarki level 2. Selanjutnya level 2
terbagi menjadi beberapa elemen utama jembatan dalam hierarki level 3. Lalu level 3
terbagi menjadi beberapa klister elemen dalam hierarki level 4. Terakhir, level 4 dibagi
kembali menjadi beberapa sub elemen dalam hierarki level 5.
Tabel 2. 9 WBS Pemeliharaan dan Perawatan Komponen Struktur Bawah Jembatan Beton
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
60
agar selalu berada dalam kondisi baik dan digunakan untuk membuat suatu sistem untuk
dapat mengetahui jenis kerusakan potensial serta menyusun rencana perbaikdan atau
perbaikan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Berdasarkan Tabel 2.10 pemeliharaan
terbagi menjadi 7, yaitu
a) Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi dasar tentang jembatan, seperti lokasi, jenis, dimensi,
bahan, konstruksi, tahun pembangunan, dan lain-lain. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan pada saat jembatan baru selesai dibangun atau pada saat jembatan belum
pernah diperiksa sebelumnya.
b) Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan detail adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
fisik dan kinerja jembatan secara menyeluruh dan mendalam. Pemeriksaan ini meliputi
pengukuran, pengujian, dan analisis terhadap elemen-elemen jembatan, seperti lantai,
gelagar, abutmen, pier, sambungan siar muai, landasan karet elastomer, dan lain-lain.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setiap 5 tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
c) Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau kondisi
jembatan secara berkala dan teratur. Pemeriksaan ini meliputi observasi visual terhadap
elemen-elemen jembatan dan pencatatan kerusakan atau perubahan yang terjadi.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setiap 6 bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan
d) Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga dan
memperbaiki kondisi jembatan agar tetap berfungsi dengan baik. Pemeliharaan ini
meliputi kegiatan-kegiatan seperti pembersihan, pengecatan ulang, penggantian lapisan
permukaan, perbaikan keretakan, penggantian bagian-bagian kecil yang hilang atau
rusak, perbaikan tiang dan sandaran, perbaikan tebing yang longsor atau erosi, dan
perbaikan bangunan pengaman yang sederhana.
e) Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk mengatasi
kerusakan atau perubahan yang signifikan pada jembatan akibat faktor-faktor seperti usia,
beban lalu lintas, cuaca, bencana alam, atau kecelakaan. Pemeliharaan ini meliputi
Universitas Indonesia
61
Universitas Indonesia
62
a) Pemeriksaan Detail
b) Pemeriksaan Rutin
c) Pemeriksaan Khusus
d) Perbaikan (Repair)
e) Penggantian (Replacement)
f) Penambahan
Penambahan adalah tindakan untuk menambah elemen jembatan yang belum ada
sebelumnya atau yang kurang memadai. Penambahan ini dapat dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas, fungsi, keamanan, kenyamanan, atau estetika jembatan.
Penambahan ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti penambahan gelagar
tambahan, penambahan lantai tambahan, penambahan trotoar atau jalur sepeda,
penambahan lampu penerangan atau rambu-rambu lalu lintas, dan lain-lain.
g) Modifikasi (Reconstruction)
Modifikasi (reconstruction) adalah tindakan untuk mengubah bentuk, ukuran,
bahan, atau sistem struktur jembatan yang sudah ada sebelumnya. Modifikasi ini
dapat dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi baru yang berubah akibat
perkembangan teknologi, peraturan, kebutuhan masyarakat, atau lingkungan9.
Modifikasi ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti perubahan bentang jembatan,
perubahan jenis struktur jembatan (misalnya dari rangka baja menjadi beton
prategang), perubahan bahan struktur jembatan (misalnya dari kayu menjadi
baja), perubahan sistem struktur jembatan (misalnya dari statis tertentu menjadi
statis tak tentu), dan lain-lain.
h) Penguatan (Reinforcement)
Penguatan (reinforcement) adalah tindakan untuk meningkatkan kekuatan,
ketahanan, atau kestabilan elemen jembatan yang sudah ada sebelumnya.
Penguatan ini dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan, lendutan, retakan,
korosi, atau keropos pada elemen jembatan. Penguatan ini meliputi kegiatan-
kegiatan seperti pemasangan plat baja, pemasangan kawat baja, pemasangan serat
karbon, pemasangan kantilever beton, pemasangan tiang pancang tambahan, dan
lain-lain
Universitas Indonesia
63
Universitas Indonesia
64
Kerangka konsep adalah sebuah wadah untuk mengatur hubungan antara konsep-
konsep yang didasarkan pada tinjauan literatur, yang nantinya akan membimbing
pelaksanaan penelitian. Gambar 2.7 berikut menunjukan alur kerangka konsep penelitian
menjelaskan bagaimana konsep-konsep pemikiran yang menjadi fokus penelitian akan
dijelajahi dan dipahami.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, diperoleh dua jenis variabel pada
penelitian ini, yaitu variabel bebas (X) yang terdiri dari Work Breakdown Structure
(WBS) sebagai variabel X1 dan Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan sebagai variabel
X2. Selanjutnya terdapat variabel terikat (Y) yang merupakan kinerja pemeliharaan dan
perawatan. Terdapat beberapa hubungan antar variabel pada penelitian ini, diantaranya
Hubungan antara WBS (variabel X1) terhadap Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
(Variabel X2). WBS ini akan membantu penyusunan pedoman menjadi lebih tertata
sesuai dengan lingkup pekerjaannya (Burek, 2013). Lalu, Hubungan antara WBS
terhadap Kinerja Pemeliharaan dan Perawatan. WBS ini berpengaruh terhadap Kinerja
Pemeliharaan dan Perawatan bangunan gedung pada dua bagian, yaitu Keselamatan dan
Kemudahan (Luki, 2019). Selanjutnya hubungan antara Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan yang berbasis WBS dengan Kinerja Pemeliharaan dan Perawatan. Pedoman
Universitas Indonesia
65
ini berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pemeliharaan dan perawatan pada
bangunan gedung, yaitu pada sub-variabel keselamatan (Naufal, 2020).
Universitas Indonesia
66
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pemilihan Strategi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang relevan dengan tujuan yang ingin
dicapai, diperlukan suatu strategi penelitian yang tepat. Menurut Kumar (2011), strategi
penelitian menjelaskan mengenai tahapan penelitian termasuk prosedur untuk
mendapatkan jawaban berdasarkan rumusan masalah, instrument penelitian yang
diperlukan dalam pengumpulan data, serta analisis pengolahan data. Jawaban dari
rumusan masalah tersebut merupakan hasil dari pengujian hipotesis. Dalam pemilihan
strategi penelitian, Yin (1994) menunjukan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat
memengaruhi pemilihan jenis strategi penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian,
diantaranya
1. Tipe pertanyaan yang diajukan
2. Kontrol atau pengendalian yang dimiliki oleh peneliti
3. Fokus pada fenomena kontemporer sebagai kebalikan fenomena historis
Menurut Yin (2013), terdapat lima jenis strategi penelitian yang digunakan untuk
menjawab atau menghasilkan output berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penetian
ini yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3. 1 Strategi Penelitian
Fokus Terhadap
Kendali Terhadap Peristiwa yang
Jenis Pertanyakan
Strategi Peristiwa yang Sedang
yang Digunakan
Diteliti Berjalan/Baru
Diselesaikan
Bagaimana,
Eksperimen Ya Ya
mengapa
Siapa, apa, dimana,
Survey berapa banyak, Tidak Ya
berapa besar
Siapa, apa, dimana,
Analisis Arsip berapa banyak, Tidak Ya/Tidak
berapa besar
66 Universitas Indonesia
67
Bagaimana,
Historis Tidak Tidak
mengapa
Bagaimana,
Studi Kasus Tidak Ya
mengapa
Sumber: (Yin, 2013)
Jenis
No. Research Question Strategi Penelitian
Pertanyaan
Apa saja kebijakan dan
peraturan yang berlaku saat ini
yang digunakan dalam pekerjaan
RQ1 Apa Analisa Arsip, Survei
pemeliharaan dan perawatan
komponen struktur atas dan
bawah pada jembatan beton?
Apa saja jenis dan paket
pekerjaan komponen struktur
atas dan bawah pada jembatan
RQ2 Apa Analisa Arsip, Survei
beton yang harus dilakukan saat
pekerjaan pemeliharaan dan
perawatan?
Apa saja prosedur dan pedoman
saat ini yang digunakan dalam
pekerjaan pemeliharaan dan
RQ3 Apa Analisa Arsip, Survei
perawatan komponen struktur
atas dan bawah pada jembatan
beton?
Bagaimana menyusun pedoman
pelaksanaan untuk pekerjaan
pemeliharaan dan perawatan
berbasis WBS untuk
RQ4 Bagaimana Studi Kasus, Survei
meningkatkan kinerja
pemeliharaan komponen struktur
atas dan bawah pada jembatan
beton?
Bagaimana model hubungan
antara pedoman pelaksanaan
RQ5 pekerjaan pemeliharaan dan Bagaimana Studi Kasus, Survei
perawatan dengan kinerja
pemeliharaan?
Terdapat tiga strategi penelitian yang digunakan pada penelitian ini, diantaranya
Universitas Indonesia
68
1. Analisis Arsip
Metode analisis arsip ini digunakan untuk mengetahui data-data dan kondisi
eksisting dari objek penelitian sejenis yang meliputi pedoman yang telah berlaku,
dokumen terdahulu, dan penelitian sebelumnya yang relevan
2. Survei
Metode survei ini digunakan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk
mengidentifikasi komponen struktur bawah jembatan yang perlu dilakukan
pemeliharaan dan perawatan. Survei dilakukan untuk mendapatkan data terkait
penelitian yang berasal dari pakar maupun pihak lainnya yang berkompeten
terhadap materi yang diteliti dengan menggunakan kuisioner dan wawancara yang
bertujuan untuk mengatami dan mencatat secara sistemais (Hadi, 2015).
3. Studi Kasus
Metode studi kasus ini menjadi strategi yang tepat untuk penelitian ini, karena
peneliti dapat focus pada desain dan implementasi penelitian (Yin, 2009). Metode
studi kasus ini mmebutuhkan beberapa jenis bukti, seperti dokumen, beralatan,
observasi, dan wawancara. Studi kasus yang diteliti dalam penelitian ini adalah
jembatan beton.
3.2 Proses Penelitian
Proses penelitian dibuat untuk menentukan alasan penelitian dilakukan serta
untuk menjawab rumusan masalah yang dibuat. Berdasarkan Kumar (2011), terdapat tiga
fase pada proses penelitian dengan beberapa langkah didalamnya:
1. Fase pertama merupakan fase untuk memutuskan hal yang akan diteliti. Terdapat
langkah untuk mengidentifikasi fenomena dan permasalahan yang ada.
Selanjutnya akan didapatkan suatu rancangan penelitian yang tepat untuk
mencapai tujuan penelitian
2. Fase kedua merupakan fase untuk merencanakan studi penelitian dengan
mengkonsepkan metodologi penclitian. Pengonsepan metodologi penelitian ini
nantinya akan berguna untuk mengctahui bagaimana cara untuk mendapatkan
jawaban dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian tahap
sclanjutnya yaitu mengoleksi data dengan mengkonstruksikan instrumen
penelitian.
3. Fase ketiga atau fase terakhir yaitu melakukan penclitian. Langkah pada fase
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Variabel terikat merupakan variabel yang memberikan respon ataupun reaksi jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat merupakan jenis variabel
yang faktornya terukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan olch
variabel bebas.
3. Variabel Asing (Extraneous Variable)
Variabel asing merupakan faktor-faktor yang mungkin dapat berdampak kepada
perubahan dalam variabel bebas. Variabel asing dapat mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat.
4. Variabel Intervensi (Intervening Variable)
Variabel intervensi merupakan variabel ini menghubungkan antara variabel bebas
dan variabel terikat. Dalam beberapa situasi, hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat tidak bisa terjadi tanpa campur tangan dari antar variabel.
Universitas Indonesia
72
Terdapat dua jenis variabel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu variabel terikat yang disebut sebagai variabel Y dan variabel
bebas yang disebut sebagai variabel X seperti terlihat pada Tabel 3.x berikut
Tabel 3. 3 Variabel Penelitian
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
(UU No 38 tentang
Undang-Undang Republik
Jalan, 2004),
Indonesia
(UU No 2 tentang Jasa
Konstruksi, 2017)
Kebijakan dan Peraturan Pemerintah Republik (PP No 34 tentang
RQ 1
Peraturan Indonesia Jalan, 2006)
Peraturan Menteri Pekerjaan (Permen PUPR No 10,
Umum 2022)
(PUPR No.16.1/SE/Db,
Surat Edaran
2020)
(PUPR 2022), (Jasa
Work Breakdown Marga, 2022),
RQ 2 Nama Proyek/Pekerjaan (Level 1)
Structure (WBS) (AASHTO, 2019)
Universitas Indonesia
73
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
(PUPR 2022), (Jasa
Rumpun Pekerjaan/Komponen
Marga, 2022),
(Level 2)
(AASHTO, 2019)
(PUPR 2022), (Jasa
Jenis Pekerjaan /Elemen Utama
Marga, 2022),
(Level 3)
(AASHTO, 2019)
(PUPR 2022), (Jasa
Paket Pekerjaan/Klaster Elemen
Marga, 2022),
(Level 4)
(AASHTO, 2019)
Universitas Indonesia
74
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
(Pedoman No.01/P/BM,
2022),
(Pedoman PUPR
No.005-02/P/BM,
2011),
(Pedoman PUPR
Pemeliharaan Jembatan No.005-
Aktivitas dan 03/P/BM/2011),
Jadwal (PUPR SKh-2.1-.b,
RQ 3
Pemeliharaan dan 2017),
Perawatan (PUPR SU, 2018),
(Jasa Marga,
2022)
(PUPR No.01/P/BM,
2022),
Perawatan Jembatan (PUPR No,020/BM,
2009),
(Jasa Marga, 2022)
Universitas Indonesia
75
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
Cover (Anindita, 2018)
Format (Anindita, 2018)
Pedoman Susunan (Anindita, 2018)
RQ 4 Pemeliharaan dan Informasi (Anindita, 2018)
Perawatan Konten (Anindita, 2018)
Penerapan (Anindita, 2018)
Pengembangan (Anindita, 2018)
Konsep (Roswidiyastuti, 2009)
Work Breakdown
X1 Scope (Wardahni, 2019)
Structure (WBS)
Value (Wardahni, 2019)
(Permen PUPR No 10,
Peningkatan
2010)
RQ 5 (Permen PUPR No 10,
Pedoman Implementasi
Kebijakan dan 2010)
X2 Pemeliharaan dan X2.1
Peraturan (Permen PUPR No 10,
Perawatan Informasi dan Sistem
2010)
(Permen PUPR No 10,
Perencanaan
2010)
Universitas Indonesia
76
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
(SE PUPR
Aktivitas Pemeliharaan
No.16.1/SE/Db, 2020)
X2.2 Pemeliharaan dan
Perawatan (SE PUPR
Perawatan
No.16.1/SE/Db, 2020)
Indikator keamanan strukturan
(Ivankovic, A. et al,
Y1 Structural Safety akibat kegagalan komponen
2021)
jembatan.
Indikator dampak lalu lintas
(Ivankovic, A. et al,
Kinerja Y2 Traffic Safety akibat kegagalan komponen
2021)
Y Pemeliharaan dan jembatan.
Perawatan Indikator ketahanan struktur
(Ivankovic, A. et al,
Y3 Durability jembatan akibat kegagalan
2021)
komponen jembatan.
Bridge General Indikator kondisi tiap komponen (Ivankovic, A. et al,
Y4
Condition jembatan. 2021)
Universitas Indonesia
77
Rumusan
Kode Variabel Kode Sub Variabel Indikator Sumber
Masalah
Indikator ketersediaan performa
(Ivankovic, A. et al,
Y5 Bridge Availability jembatan pada level sistem
2021)
jembatan.
Indikator terhadap kepetingan
(Ivankovic, A. et al,
Y6 Bridge Importance jembatan pada level jaringan
2021)
infrastruktur
Universitas Indonesia
78
3.3.1 Variabel X
Variabel X pada penelitian ini meruakan variabel babas yang dapat memengaruhi
kinerja pemeliharaan dan perawatan pada jembatan beton yang terdiri dari:
X1: Work Breakdown Structure (WBS)
X2: Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Variabel X1 yang merupakan WBS diturunkan menjadi tiga indikator, yaitu
konsep, scope, dan juga value dari WBS itu sendiri. Sementara variabel X2 yang
merupakan pedoman pemeliharaan dan perawatan yang diturunkan menjadi dua sub
variabel, yaitu kebijakan dan peraturan dan
3.3.2 Variabel Y
Variabel Y pada penelitian ini merupakan kinerja manajemen pemeliharaan dan
perawatan pada jembatan beton. Terdapat beberapa indikator yang digunakan,
diantaranya structural safety, traffic safety, durability, bridge general condition, bridge
importance.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2009), Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan dan menyusun penelitian yang sedang
dilakukan. Instrumen ini berisikan pedoman mengenai wawancara, pengamatan, atau
daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari responden dan bertujuan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti, sehingga jumlah instrument bergantung pada
jumlah variabel yang diteliti.
Instrumen penelitian ini berisikan pertanyaan mengenai variabel berdasarkan
studi literatur dan validasi pakar. Berdasarkan Arikunto (2000), instrument merupakan
alat bantu yang digunakan peneliti agar kegiatan pengumpulan data menjadi sistematis.
Menurut Hadjar (1996), terdapat dua kriteria yang menentukan kualitas dari instrument
penelitian, diantaranya:
1. Validitas
Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk
menunjukan seberapa jauh penulis dapat mengukur hal yang seharusnya diukur.
Terdapat tiga tipe validitas pengukuran, diantaranya validitas isi, validitas
kontruk, dan validitas kriteria (Sarwono, 2006).
2. Reliabilitas
Universitas Indonesia
79
Reliabilitas dapat diartikn sebagai tingkat akurasi hasil pengukuran, sehingga saat
dilakukan penelitian dan validasi yang berulang pada kondisi yang sama kepada
subyek yang sama dapat menghasilkan hal yang tetap.
Dalam penelitian ini, digunakan instrumen berupa arsip data, kuisioner, dan
survei. Kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
sesuai dengan permintaan pengguna (Ridhwan, 2007).
3.4.1 Instrumen Penelitian RQ 1
Dalam menjawab pertanyaan penelitian pada RQ 1, digunakan instrument
penelitian berupa analisis arsip data dan kuisioner. Kuisioner pada tahap 1 ini bertujuan
untuk memvalidasi kebijaka dan peraturan yang berlaku pada pelaksanaan pemeliharaan
dan perawatan komponen struktur bawah pada jembatan beton. Kuisioner ini berisikan
tanggapan pakar mengenai kebijakan dan peraturan yang berlaku saat ini. Berdasarkan
hasil kuisioner ini, diharapkan output berupa persetujuan mengenai kebijakan dan
peraturan yang berlaku untuk pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan pada komponen
struktur bawah jembatan beton. Selain itu, pakar dapat melakukan penambahan kebijakan
dan peraturan lain yang berlaku dan dapat menjadi sumber arsip untuk tahap penelitian
selanjutnya.
Tabel 3.4 Contoh Kuisioner mengenai Kebijakan dan Peraturan yang Berlaku
Apakah kebijakan dan peraturan yang berlaku saat ini dapat digunakan dalam
pekerjaan pemeliharaan dan perawatan komponen struktur atas dan bawah pada
jembatan beton?
Kebijakan dan Peraturan Ya Tidak Saran
Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Pasal 30 ayat 1.b: penyelenggara jalan wajib memprior
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala
untuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai
dengan yan
Universitas Indonesia
80
terdapat output berupa persetujuan atas paket pekerjaan pemeliharaan dan perawatan pada
komponen struktur bawah jembatan beton dalam WBS. Selain itu, pakar dapat melakukan
penambahan paket pekerjaan baru berdasarkan temuan yang belum termasuk dalam WBS
yang sudah disusun sebelumnya
Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
82
Apakah terdapat paket pekerjaan yang perlu ditambahkan/dihapuskan/dimodifikasi pada tabel diatas?
Universitas Indonesia
83
Universitas Indonesia
84
Universitas Indonesia
85
Universitas Indonesia
86
Universitas Indonesia
87
Bagaimana menyusun pedoman pelaksanaan untuk pekerjaan pemeliharaan dan perawatan berbasis WBS untuk meningkatkan kinerja
pemeliharaan komponen struktur atas dan bawah pada jembatan beton?
Komentar
No. Pertanyaan Saran
1 2 3 4 5
Keterangan:
5: Sangat Setuju
4: Setuju
3: Cukup Setuju
2: Kurang Setuju
1: Tidak Setuju
Universitas Indonesia
88
Apakah
pernyataan
tersebut memiliki
pengaruh untuk
meningkatkan
Kode Variabel Kode Indikator Pernyataan kinerja
pemeliharaan
dan perawatan?
Ya Tidak Saran
Mengintegrasikan perincian
deliverables dalam segala
aspek dari inisiasi,
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan penutupan
proyek
Mendukung penguraian ke
dalam komponen yang
sederhana dan memberikan
satu metode dalam mengelola
proyek
Memberikan kemampuan
X1 WBS X1.1 Konsep
dalam menghubungkan
definisi pekerjaan ke unit
tanggung jawab organisasi,
subkontraktor dan individual
untuk menyelesaikan elemen
WBS yang spesifik hingga
anggaran dan jadwal
terdefinisikan
Menguraikan WBS pada
ukuran dan kompleksitas
proyek secara terperinci yang
direncanakan dan dikelola
Universitas Indonesia
89
pilot survey terhadap responden pada bidang pemeliharaan dan perawatan jembatan
bertujuan untuk mengetahui validitas dan realibilitas dari kuisioner.
Tabel 3. 10 Contoh Kuisioner untuk Pilot Survey
Apakah indikator
di samping dapat
Kode Variabel Kode Indikator Pernyataan dipahami?
Ya Tidak Saran
Mengintegrasikan perincian
deliverables dalam segala aspek
dari inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan
penutupan proyek
Mendukung penguraian ke dalam
komponen yang sederhana dan
memberikan satu metode dalam
mengelola proyek
Memberikan kemampuan dalam
X1 WBS X1.1 Konsep menghubungkan definisi
pekerjaan ke unit tanggung jawab
organisasi, subkontraktor dan
individual untuk menyelesaikan
elemen WBS yang spesifik
hingga anggaran dan jadwal
terdefinisikan
Menguraikan WBS pada ukuran
dan kompleksitas proyek secara
terperinci yang direncanakan dan
dikelola
Universitas Indonesia
90
Apakah pernyataan
tersebut
berpengaruh
terhadap kinerja
Kode Variabel Kode Indikator Pernyataan pemeliharaan dan
perawatan
1 2 3 4 5
Mengintegrasikan
perincian deliverables
dalam segala aspek dari
inisiasi, perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian,
dan penutupan proyek
Mendukung penguraian ke
dalam komponen yang
sederhana dan memberikan
satu metode dalam
mengelola proyek
Memberikan kemampuan
dalam menghubungkan
X1 WBS X1.1 Konsep
definisi pekerjaan ke unit
tanggung jawab organisasi,
subkontraktor dan
individual untuk
menyelesaikan elemen
WBS yang spesifik hingga
anggaran dan jadwal
terdefinisikan
Menguraikan WBS pada
ukuran dan kompleksitas
proyek secara terperinci
yang direncanakan dan
dikelola
Universitas Indonesia
91
Universitas Indonesia
92
beton kepada pakar yang berpengalaman dengan menggunakan alat bantu berupa
kuisioner. Proses validasi pakar ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan komentar dari
pakar terkait kesesuaian prosedur dan pedoman pemeliharaan dan perawatan pada
jembatan beton. Apabila dinilai masih belum sesuai, maka dapat dilakukan revisi berupa
perubahan, penambahan, dan juga pengurangan.
3.5.4 Metode Pengumpulan Data Tahap 4
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses menjawab rumusan
masalah pada RQ 4 terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya
3.5.4.1 Pengumpulan Data Tahap 8 – Studi Kasus
Pengumpulan data pada tahap 7 berisikan proses pengumpulan arsip dan data
sekunder mengenai format pedoman pemeliharaan dan perawatan komponen struktur
bawah pada jembatan beton
3.5.4.2 Pengumpulan Data Tahap 8 – Validasi Pakar
Pada tahap ini, dilakukan validasi mengenai format pedoman pemeliharaan dan
perawatan kepada pakar yang berpengalaman dengan menggunakan alat bantu berupa
kuisioner. Proses validasi pakar ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan komentar dari
pakar terkait format pedoman pemeliharaan dan perawatan pada jembatan beton. Apabila
dinilai masih belum sesuai, maka dapat dilakukan revisi berupa perubahan, penambahan,
dan juga pengurangan
3.5.5 Metode Pengumpulan Data Tahap 5
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses menjawab rumusan
masalah pada RQ 5 terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya proses pengumpulan arsip
dan data sekunder mengenai indikator pada variabel X dan Y pada penelitian ini melalui
studi kasus pada perusahaan pelaksana pemeliharaan dan perawatan pada jembatan beton.
Dilanjutkan dengan validasi mengenai model hubungan antara pedoman pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan dan perawatan dengan kinerja pemeliharaan dan perawatan
kepada pakar yang berpengalaman dengan menggunakan alat bantu berupa kuisioner.
Proses validasi pakar ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan komentar dari pakar
terkait indikator variabel X dan Y. Selanjutnya, dilakukan pilot survey dengan menyebar
kuisioner checklist untuk mengetahui pemahaman terkait indikator variabel X dan Y
terhadap responden pada bidang pemeliharaan dan perawatan. Hasil umpan balik yang
didapatkan dari kuisioner ini dapat digunakan untuk menjadi masukan dalam perbaikan
Universitas Indonesia
93
kuisioner. Selanjutnya, dapat dilakukan survei responden berdasarkan analisis hasil pilot
survei yang dilakukan sebelumnya.
3.6 Analisis Data
Berdasarkan kuisioner yang telah disusun, akan didapatkan data dan informasi
yang dapat menghasilkan analisis yang tepat. Analisis data dapat dilakukan dengan
penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.
3.6.1 Analisis Data Tahap 1
Universitas Indonesia
94
Universitas Indonesia
95
pakar/ahli. Output dari tahapan ini adalah daftar aktivitas pemeliharaan dan
perawatan jembatan beton beserta durasi dan metode pelaksanaannya.
3.6.4 Analisis Data Tahap 4
Universitas Indonesia
96
Universitas Indonesia
97
e) Panduan yang dihasilkan tidak akan menyertakan bagan alur (flow chart).
Bentuk dari pedoman mengacu pada penelitian terdahulu yang membahas
mengenai Pedoman Pekerjaan Preventive Maintenance Komponen Struktur pada
Bangunan Gedung Pemerintah (Naufal, 2019), Pedoman Pekerjaan Preventive
Maintenance Komponen Arsitektur pada Bangunan Gedung Pemerintah (Luki, 2019),
Pengembangan Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan, Perawatan, dan
Penentuan Spesifikasi Material untuk Desain Komponen Elektrikal Bangunan Gedung
Hijau pada Gedung Pemerintah Berbasis Work Breakdown Structure (WBS) (Ilham,
2018). Sebagai ilustrasi, cover atau halaman sampul dan bentuk pedoman yang akan
dibuat disajikan pada gambar 3.8 dan tabel 3.12 berikut
Universitas Indonesia
98
Universitas Indonesia
99
ABUTMENT
DESKRIPSI
Bagian penyangga di ujung struktur bangunan seperti jembatan, berfungsi menopang beban
dan menjaga kestabilan pada Jembatan
ABUTMENT
URAIAN
RUMPUN PEKERJAAN Bangunan Bawah
JENIS PEKERJAAN Abutment
PAKET PEKERJAAN Tembok Sayap
ALTERNATIF DESAIN
JADWAL
AKTIVITAS TINDAKAN MAINTENANCE PEMERIKSAAN
BERKALA
Pengamatan visual terhadap kebersihan Tahunan
Pengamatan visual terhadap keretakan Tahunan
Pemeriksaan
Pengamatan visual terhadap spalling beton Tahunan
Pengamatan visual terhadap lendutan struktur Tahunan
Pelaksanaan pembersihan kotoran Bulanan
Pemeliharaan Pengecatan sederhana Tahunan
Penanganan kerusakan ringan Tahunan
Perbaikan (repair) kerusakan 3-5 Tahunan
Penggantian (replacement) elemen struktur 3-5 Tahunan
Perawatan Modifikasi (rekonstruksi) elemen struktur 5 Tahunan
Penambahan (extension, widening,
3-5 Tahunna
strengthening) elemen struktur
Universitas Indonesia
100
Undang-
Undang RI
Apa saja kebijakan dan
Peraturan
peraturan yang berlaku
Pemerintah
saat ini yang digunakan
RI Kebijakan dan
dalam pekerjaan Analisis arsip,
RQ1 Peraturan peraturan yang
pemeliharaan dan validasi pakar
Menteri tervalidasi
perawatan komponen
PUPR
struktur atas dan bawah
Surat Edaran
pada jembatan beton?
Menteri
PUPR
Nama
Proyek (Lv
1)
Rumpun
Apa saja jenis dan
Pekerjaan
paket pekerjaan
(Lv 2)
komponen struktur atas
Jenis Daftar jenis dan
dan bawah pada jembatan Analisis arsip,
RQ2 Pekerjaan paket pekerjaan
beton yang harus validasi pakar
(Lv 3) yang tervalidasi
dilakukan saat pekerjaan
Paket
pemeliharaan dan
Pekerjaan
perawatan?
(Lv 4)
-> Standar
WBS
Jembatan
Apa saja prosedur dan Aktivitas
pedoman saat ini yang pemeliharaan
digunakan dalam dan Prosedur dan
Analisis arsip,
RQ3 pekerjaan pemeliharaan perawatan pedoman yang
validasi pakar
dan perawatan komponen pada tervalidasi
struktur atas dan bawah jembatan
pada jembatan beton? beton
Universitas Indonesia
101
Bagaimana menyusun
pedoman pelaksanaan
Pedoman
untuk pekerjaan Format
pelaksanaan
pemeliharaan dan pedoman
pekerjaan
perawatan berbasis WBS pelaksanaan Studi kasus,
RQ4 pemeliharaan
untuk meningkatkan pemeliharaan validasi pakar
dan perawatan
kinerja pemeliharaan dan
pada jembatan
komponen struktur atas perawatan
beton
dan bawah pada jembatan
beton?
Bagaimana model Pedoman Model
hubungan antara pedoman pelaksanaan hubungan pda
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan Validasi pakar, sistem
RQ5
pemeliharaan dan pemeliharaan pilot survey pemeliharaan
perawatan dengan kinerja dan bangunan
pemeliharaan? perawatan gedung
Universitas Indonesia
102
DAFTAR PUSTAKA
TERHADAP.
Aryaningrum, D. E., Latief, Y., Riantini, L. S., & Susilo, B. (2018). Development of
https://doi.org/10.30631/tpj.v2i2.1153
Byun, N., Han, W. S., Kwon, Y. W., & Kang, Y. J. (2021). Development of BIM-Based
https://doi.org/10.3390/su13094858
Chen, W.-F., & Duan, L. (n.d.). Bridge Engineering Handbook, Second Edition.
Universitas Indonesia
103
Cruz, P. J. da S., Frangopol, D. M., & Canhoto Neves, L. C. (Eds.). (2015). Development
https://doi.org/10.1201/b18175-291
Dinas Bina Marga. (2011). Pedoman Pemeliharaan Berkala Jembatan. DKI Jakarta:
Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dinas Bina Marga. (2011). Pedoman Pemeliharaan Rutin Jembatan. DKI Jakarta:
Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dinas Bina Marga. (2017). Spesifikasi Khusus Divisi 10.B tentang Pemeliharaan Kinerja
Jembatan. Jakarta: Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dinas Bina Marga. (2018). Spesifikasi Umum 2018 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
Jakarta: Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dinas Bina Marga. (2022). Pedoman Pemeriksaan Jembatan. Jakarta: Kementerian
PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga.
Deepublish, I. D. P. (n.d.). Sistem dan Manajemen Pemeliharaan (Maintenance: System
and Management).
Deepublish, I. D. P. (n.d.). Sistem dan Manajemen Pemeliharaan (Maintenance: System
and Management).
012032. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1516/1/012032
Erbiyik, H. (2023). Definition of Maintenance and Maintenance Types with Due Care on
Universitas Indonesia
104
https://doi.org/10.5772/intechopen.106346
Fitriani, H., Surya Pratama, M. A., Idris, Y., & Tanzil, G. (2019). Determination of
prioritization for maintenance of the upper structure of truss bridge. MATEC Web
CYCLE COST.
Herry, Y., Nuh, S. M., & Indrayadi, M. (n.d.). PENILAIAN KONDISI JEMBATAN
System.
Latief, Y., Nurdiani, D., & Riantini Supriadi, L. S. (2019). Development of work
https://doi.org/10.1051/matecconf/201925802003
Universitas Indonesia
105
Mandić Ivanković, A., Skokandić, D., Kušter Marić, M., & Srbić, M. (2021).
4398. https://doi.org/10.3390/app11104398
Mohamed Mansour, D. M., Moustafa, I. M., Khalil, A. H., & Mahdi, H. A. (2019). An
assessment model for identifying maintenance priorities strategy for bridges. Ain
https://doi.org/10.1016/j.asej.2019.06.003
Nugroho, A., & Latief, Y. (2018). Development of Standardized WBS (Work Breakdown
Structure) Based on Risk for Cost Control of Steel Bridge Construction Projects.
O’Leary, M., & Walsh, J. (n.d.). Bridge Element Deterioration of Concrete Substructures.
Pangastuti, D. A., & Latief, Y. (2021). Conceptual Framework for Developing Web-
Patidar, V., Labi, S., Sinha, K. C., Thompson, P. D., Shirolé, A., & Hyman, W. (2007).
53. https://doi.org/10.3141/1991-06
Permani, R. D., Hadi, Y. M., & Adha, I. (n.d.). Dampak Keruntuhan Jembatan
Lempuyang Pada Jalan Lintas Timur dan Lintas Penghubung Provinsi Lampung.
Universitas Indonesia
106
Pramesti, N. P., Priyosulistyo, H., Aminullah, A., & Koesmargono, A. (2021). The Bridge
Salzano, A., Parisi, C. M., Acampa, G., & Nicolella, M. (2023). Existing assets
https://doi.org/10.1016/j.autcon.2023.104788
Shim, C.-S., Dang, N.-S., Lon, S., & Jeon, C.-H. (2019). Development of a bridge
maintenance system for prestressed concrete bridges using 3D digital twin model.
https://doi.org/10.1080/15732479.2019.1620789
Sriyani, S., Hubeis, A. V. S., & Ramly, A. T. (2023). Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan
https://doi.org/10.17358/jabm.9.1.318
Stevens, N.-A., Lydon, M., Marshall, A. H., & Taylor, S. (2020). Identification of Bridge
https://doi.org/10.3390/s20236894
Thuy, N. T., & Hai, D. T. (2013). Proposed Maintenance Strategies for Highway
Universitas Indonesia
107
Wan, C., Zhou, Z., Li, S., Ding, Y., Xu, Z., Yang, Z., Xia, Y., & Yin, F. (2019).
https://doi.org/10.3390/su11174583
312–319. https://doi.org/10.13189/cea.2020.080315
Yin, R. K. (2013). Case Study Research: Design and Methods. California: SAGE
Publications.
Yossyafra, Angelia, N., Yosritzal, Meyadtri, & Mazni, D. I. (2019a). Determining the
Yossyafra, Angelia, N., Yosritzal, Meyadtri, & Mazni, D. I. (2019b). Determining the
Yuan, S., & Chen, W. (2015). Maintenance and Reinforcement Design of Relics Steel
Universitas Indonesia
108
https://doi.org/10.2991/iccet-15.2015.21
Zhang, C., Lin, Z., Zhu, J., & Peng, L. (2019). Maintenance Timing and Countermeasures
1315/252/4/042046
Zhang, W., & Wang, N. (2017). Bridge network maintenance prioritization under budget
https://doi.org/10.1016/j.strusafe.2017.05.001
Universitas Indonesia