SKRIPSI
Puji Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Rancang Bangun Turbin Vortex dengan Casing berpenampang Spiral
yang menggunakan Sudu berdiameter 32cm pada 3 variasi jarak antara Sudu dan
saluran keluar”.
Penulis meyakini bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis akan sangat berterima kasih dan dengan senang hati menerima saran,
usul, dan kritik yang membangun demi tercapainya tulisan yang lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi manfaat kepada pembaca.
Terima Kasih .
Penulis
DAFTAR NOTASI................................................................................... xi
ABSTRAK............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
3.3.4 Pompa................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Gambar 2.4 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur 15
Gambar 3.12 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Masuk dan Sisi Keluar 48
Gambar 4.3 Grafik Putaran vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu Dengan
Gambar 4.6 Grafik Putaran vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu Dengan
Gambar 4.9 Grafik Putaran vs Daya Turbin Pada Jarak Sudu Dengan
Halaman
Tabel 3.1 Percobaan Aliran Debit Air Berdasarkan Tekanan Pompa Air 41
Ketinggian 2,4,6cm 49
Tabel 4.2 Hasil perhitungan percobaan pada jarak antara sudu dengan
Saluran buang ketinggian 2 cm 51
Tabel 4.3 Hasil perhitungan percobaan pada jarak antara sudu dengan
Tabel 4.4 Hasil perhitungan percobaan pada jarak antara sudu dengan
A Luas (m)
f Koefisien
H Head (m)
k Koefisien Losses
N Jumlah Sudu
P Daya (Watt)
V Kecepatan (m/s)
z Jumlah Sudu
Turbin vortex ini dirancang dengan debit air 0.0052 m3/s dan kecepatan air
1.44 m/s menggunakan casing berpenampang spiral berbahan akrilik dengan sudu
berbahan seng. Hasil dari perancangan ini diharapkan akan bermanfaat untuk
pengguna turbin vortex,sehingga didapat turbin vortex yang aman pada saat
digunakan.
Turbin vortex ini dirancang dengan debit air 0.0052 m3/s dan kecepatan air
1.44 m/s menggunakan casing berpenampang spiral berbahan akrilik dengan sudu
berbahan seng. Hasil dari perancangan ini diharapkan akan bermanfaat untuk
pengguna turbin vortex,sehingga didapat turbin vortex yang aman pada saat
digunakan.
Saat ini penggunaan energi yang paling banyak digunakan di dunia adalah
sumber energi fosil. Penggunaan energi tersebut secara terus menerus yang mengarah
pada krisis energi membuat banyak orang untuk mencari sumber energi alternatif. Salah
satu sumber energi yang saat ini sedang banyak dilakukan penelitian adalah arus air. Alih
fungsi turbin angin menjadi turbin air perlu dilakukan studi lebih lanjut tentangnya.
Massa jenis air yang hampir 1000 kali lipat massa jenis udara menyebabkan gaya dan
Pembangkit listrik tenaga air saat ini menjadi salah satu pilihan dalam
menggunakan teknologi yang sedehana. Pembangkit Listrik jenis ini dalam proses
untuk sejumlah rumah saja. Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Air ini sering
disebut Microhydro atau sering juga disebut Picohydro tergantung keluaran daya
terjun dengan head jatuh yang besar. Sedangkan untuk aliran sungai dengan head
jatuh yang kecil belum termanfaatkan dengan optimal. Hal ini menjadi referensi
teknologi aliran vortex (pusaran) untuk diterapkan pada pemodelan turbin air.
Aliran vortex yang juga dikenal sebagai aliran pulsating atau pusaran dapat terjadi
pada suatu fluida yang mengalir dalam suatu saluran yang mengalami perubahan
mendadak. Fenomena aliran vortex sering kali dijumpai pada pemodelan sayap
pesawat, aliran vortex cendrung dianggap sebagai suatu kerugian dalam suatu
irigasi yang kemudian diubah menjadi aliran vortex (pusaran), yang kemudian
efisiensi sebesar 75 % dengan tinggi air jatuh 0,6 m. Namun pada penelitiannya
Viktor Schauberger tidak menjelaskan pengaruh tinggi sudu turbin. Bertolak dari
3. Efisiensi turbin.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini ada beberapa batasan masalah yang
diberikan agar penelitian ini lebih terarah, yaitu:
1) Pengujian
Penulis melakukan pengujian langsung pada turbin air vortex untuk
memperoleh data yang akan diolah.
2) Studi Pustaka
a) Membaca dan mempelajari buku-buku literatur untuk dapat
mengetahui dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas.
Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan mempermudah
pembaca memahami tulisan ini, maka skripsi ini dibagi dalam beberapa bagian,
yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan pendahuluan tentang studi kasus dan pemecahan masalah
yang berisi antara lain : latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang dasar teori dari topik yang dikaji dan digunakan sebagai
landasan dalam memecahkan masalah dan menganalisis permasalahan tersebut
meliputi penjelasan mengenai Fluida, Hukum Bernoulli, Aliran vortex, Turbin air,
Klasifikasi Turbin air dan performansi dan efisiensi.
Bab ini berisi tentang beberapa tahapan persiapan sebelum pengujian, prosedur
pengujian, dan diagram alir pengujian.
Bab ini berisi tentang pembahasan dari data-data yang diperoleh yakni analisa
torsi turbin, daya turbin dan efisiensi turbin
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa dan saran untuk
penyempurnaan hasil penelitian untuk penelitian berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air
yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listri. Pemanfaatan energi air banyak
dilakukan dengan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun ataupun aliran air disungai. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja
turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik.
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di
Indonesia merupakan modal awal untuk pengembangan energi air ini. Namun
eksploitasi terhadap sumber energi yang satu ini juga harus memperhatikan
ekosistem lingkungan yang sudah ada. Pemanfaatan energi air pada dasarnya
adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang
merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk
membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi
mekanik secara langsung. Untuk aliran yang melewati turbin, maka besar daya
yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan :
1. Mesin-mesin tenaga
Mesin-mesin tenaga merupakan mesin fluida yang dapat merubah energi
fluida menjadi energi mekanis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
turbin air dan kincir air
2. Mesin-mesin kerja
Mesin-mesin kerja merupakan mesin fluida yang dapat merubah energi
mekanis menjadi energi fluida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
pompa, blower, kolpresor, dan fan.
Sesuai dengan spesifikasi tugas yang diberikan maka dalam tulisan ini
akan dibahas mengenai turbin air secara khusus.
Turbin air yaitu suatu mesin yang dipergunakan untuk mengamil tenaga
air untuk diubah menjadi tenaga listrik, jadi berfungsi untuk mengubah tenaga air
menjadi tenaga mekanis, sedangkan tenaga mekanis ini diubah menjadi tenaga
listrik oleh generator.
1. Stator
Stator turbin terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade).
Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam yang pendek dipasang
diapragma.
a. Casing
Casing atau shell adalah suatu wadah berbentuk menyerupai sebuah
tabung dimana rotor ditempatkan. Pada ujung casing terdapat ruang besar
mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood, dan diluarcasing dipasang
bantalan yang berfungsi untuk menyangga rotor.
b. Sudu Tetap
Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu
terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu. Sudu kemudian
dirangkai sehingga membentuk satu lingkaran penuh.
Sudu-sudu tetap dipasang melingkar pada dudukan berbentuk piringan
yang disebut diapragma. Pemasangan sudu-sudu tetap ini pada diapragma
menggunakan akar berbentuk T sehingga memberi posisi yang kokoh
pada sudu.
Diapragma terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) dan dipasang pada
alur-alur yang ada didalam casing. Setiap baris dari rangkaian sudu-sudu
tetap ini membentuk suatu lingkaran penuh dan ditempatkan langsung
didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak
.
2. Rotor
a. Poros
Poros dapat berupa silinder panjang yang solid (pejal) atau berongga
(hollow). Pada umumnya poros turbin sekarang terdiri dari silinder
panjang yang solid. Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkar yang biasa
disebut akar (root) untuk tempat dudukan, sudu-sudu gerak (moving
blade).
b. Sudu Gerak
Sudu gerak adakah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor
membentuk suatu piringan. Dalam suatu rotor turbin terdiri dari beberapa
baris piringan dengan diameter yang berbeda-beda, banyaknya baris sudu
gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.
c. Bantalan
Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat
stabil/lurus pada posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan
aman dan bebas. Adanya bantalan yang menyangga turbin selain
bermanfaat untuk menjaga rotor turbin tetap pada posisinya juga
menimbulkan kerugian mekanik karena gesekan. Sebagai bagian yang
berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik dalam arah
radial maupun dalam arah aksial. Karena itu rotor harus ditumpu secara
baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan.
Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing).
Pada turbin impuls energi potensial air diubah menjadi energi kinetik
pada nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu
tubir. Setelah membentur sudu turbin arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar.
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel
tekananya adalah sama dengan tekanan atmosfil sekitarnya. Beberapa contoh dari
turbin impuls tubin pelton dan turbin crossflow.
1. Turbin Pelton.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.
Sumber : http://www.heskonenerji.com.tr/eng/teknik_bilgiler.html
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih
kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Sumber : http://www.heskonenerji.com.tr/eng/teknik_bilgiler.html
Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada
head yang rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena
alasan tersebut, turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik
skala kecil. Sebagai alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head
rendah adalah turbin crossflow atau turbin impuls aliran ossberger. Turbin
crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head
antara 1 s/d 200 m. Komponen – komponen utama konstruksi turbin crossflow
adalah sebagai berikut :
1. Rumah Turbin.
3. Roda Jalan.
4. Penutup.
5. Katup Udara.
6. Pipa Hisap.
7. Bagian Peralihan.
Sumber : http://www.freeflowhydro.co.uk/13/24/CINK/CINK.html
Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus
berfungsi sebagai nosel seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi
adalah sama dengan turbin impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah
dikenakan pada sudu-sudu pada tekanan yang sama. Turbin crossflow
menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner.
Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi
kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan
memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian
meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang
pada sepasang piringan paralel.
Ciri utama tubin impuls adalah tekanan jatuh hanya terjadi pada sudu
tetap, dan tidak terjadi pada sudu berputar. Turbin impuls disebut turbin tak
bertekanan karena sudu gerak beroperasi pada tekanan atmosfer. Banyak turbin air
jenis impuls yang pernah dibuat, namun yang masih banyak ditemukan pada saat
sekarang adalah turbin pelton dengan bentuk bucket yang terbelah ditengah.
Posisi poros dapat dibuat tegak (vertika) atau mendatar (horizontal).
Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya
sebagaian saja yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap dalam
bentuk energi tekan. Ketika air mengalir melalui rod gerak/runner terjadi
perubahan energi tekan menjadi energi kinetik secara berangsur-angsur. Tekanan
1. Turbin Kaplan.
Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya
menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan
baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi
untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk
mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros
turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan
dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan
banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin
ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang
tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran
roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi
pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini
dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban
yang ada.
Gambar 2.4 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.
Sumber : http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdz
Ciri utama turbin reaksi pada semua jenis turbin , baik turbin uap, turbin
gas dan turbin air, adalah sebagian dari tekanan jatuh terjadi pada sudu tetap dan
sebagian lagi pada sudu berputar. Persamaan kontinuitas dapat digunakan pada
perhitungan aliran melalui sudu berputar, karena seluruh fluida kerja memenuhi
seluruh saluran sudu. Karena fluda masuk sudu berputar melalui seluruh tepi seksi
masuk, maka untuk daya dan putran yang sama, diameter nominalnya relatif lebih
kecil dibandingkan turbin impuls.
Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak
berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang
diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah
diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan
pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.
Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari
sebuah turbin baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi
dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.
Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau
pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan
debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi
turbin dengan kondisi yang berubah-ubah.
n√Pt
ns =
H 5/4
Dimana :
Pt = Daya turbin
Pada tabel berikut dapat dilihat pemakaian jenis turbin berdasarkan arah
alirannya.
Turbin vortex adalah turbin yang mengubah energi kinetik dari vortex
(pusaran) menjadi torsi. Vortex atau pusaran sendiri didefenisikan sebagai aliran
fluida yang bergerak disepanjang lintasan melengkung atau aliran massa fluida
yang bergerak melingkar.
Pada tahun 2003, gravitasi air pembangkit listrik pusaran oleh Austria
Insinyur DI Franz Zotlöterer dikembangkan. Paten pertama dikeluarkan pada
tahun 2004 pendirian perusahaan Zotlöterer untuk perencanaan dan konstruksi
pembangkit listrik pusaran air gravitasi. 2005, sebuah pabrik percontohan pertama
7.5 kW tenaga listrik dan Pembangkit listrik tahunan sekitar 43.000 kWh di
Obergrafendorf di Lower Austria didirikan. Pada tahun 2009 pilot plant dengan
gravitasi untuk pembangkit listrik pusaran air dioptimalkan Turbin Zotlöterer
turbin, dan Generator kuat dilengkapi dimana tenaga listrik untuk bisa meningkat
menjadi 10 kW. Diikuti antara tahun 2007 dan 2010 lainnya Air pembangkit
listrik pusaran gravitasi di Indonesia, Swiss, Irlandia dan di Austria.
Sistem PLTA pusaran air adalah sebuah teknologi baru yang memanfaatkan
energi yang terkandung dalam pusaran air yang besar dengan diciptakan melalui
perbedaan head rendah di sungai.
1. Air Sungai dari tepi sungai disalurkan dan dibawake tangki sirkulasi.
Tangki sirkulasi ini memiliki suatu lubang lingkaran pada dasarnya.
2. Tekanan rendah pada lubang dasar tangki dan kecepatan air pada titik
masuk tangki sirkulasi mempengaruhi kekuatan aliran vortex.
3. Energi potensial seluruhnya diubah menjadi energy kinetic rotasi diinti
vortex yang selanjutnya diekstraksi melalui turbin sumbu vertikal.
4. Air kemudian kembali kesungai melalui saluran keluar.
Sumber : http://www.ceb.cam.ac.uk/pages/ofm-facilities-and-equipment.html
Komponen utama pada turbin vortex sama dengan turbin-turbin lain hanya
saja turbin vortex lebih mudah dalam pemasangannya dan pemeliharaannya.
Turbin ini kuat dan dibangun untuk terakhir, dengan maksimum rak-hidup 50-100
tahun. Beberapa bagian diantaranya sebagai berikut : Rumah (casing), Poros,
Sudu (Moving Blades), dan Bantalan (Bearing)
1. Baik dikembangkan pada daerah yang memiliki sumber air dengan debit
yang cukup besar namun hanya memiliki head yang rendah.
2. Tidak memerlukan sistem kontrol yang sangat rumit seperti turbin lainnya.
3. Tekanan air yang terjadi tidak merusak ekologi, dalam hal ini dampak
terhadap kehidupan air (ikan) dan microorganisme lainya tetap terjaga.
4. Tidak membutuhkan draft tube, sehingga dapat mengurangi pengeluaran
untuk penggalian pemasangan draft tube.
5. Memiliki efisiensi yang tinggi, dengan variasi debit yang besar dan sangat
baik untuk debit air yang kecil.
6. Tidak memerlukan jaring- jaring halus sebagai pencegah masuknya puing-
puing kedalam turbin, sehingga dapat mengurangi biaya perawatan.
Berbeda dengan turbin vortex (pusaran air), bukan saja didorong oleh
teknologi sederhana dan dapat diandalkan. Turbin vortex adalah teknologi bersih
karena fakta bahwa 97% dari produk listrik bebas CO2, dan turbin vortex juga
baik bagi lingkungan air. Kontruksi turbin vortex mengembalikan badan air
(misalnya sungai) dimana turbin dibangun dan kecepatan aliran maksimum 1,5-
1,8 m/s, maka turbin tidak menimbulkan ancaman bagi populasi ikan. Karena ikan
mampu melawati hilir rotor dan hulu (lihat gambar 2.8) . Keuntungan selanjutnya
adalah efesiensi pembersih peningkatan mikro-organisme alami berkat kadar
oksigen yang lebih tinggi dihasilkan dari aerasi rutin air.
Sumber : http://www.zotloeterer.com/
Sumber : http://www.zotloeterer.com/
Dengan turbin vortex yang proses pemurnian air alami juga dapat
diaktifkan dalam sungai diatur. Dalam jarak didefinisikan pada turbin sungai
dapat ditempatkan untuk menganginkan air. Semakin banyak tanaman air
menghasilkan area biodegradasi , yang mengurangi zat berbahaya dalam air
sungai. Jadi turbin vortex ekologis lumayan menghasilkan listrik, tanaman air,
mikroba dan ikan.
Untuk alasan ini kualitas ekologi positif tenaga air dengan turbin vortex
benar-benar berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air tradisional, yang
menghancurkan kehidupan di sungai, karena perbedaan besar tingkat tekanan air
di sekitar turbin hidro konvensional .
Aliran vortex terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada
fluida tersebut. Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari
partikel fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusatvortex. Hubungan
�
�=
2��
Dimana:
� = sirkulasi
Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat
aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya
dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaanberikut:
� = �. �
Dimana:
� = kecepatan sudut
Dimana :
K dan � = konstanta
Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu : lubang masuk
tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll. Berbagai tipe
tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja dari turbin. Dengan
konstruksi lubang masuk dengan tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan
lubang masuk tipe scroll dapat mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi
disekitar dinding lubang masuk dan daerah antara lubang masuk.
Sumber : http://yusufrandabunga.wordpress.com/2012/04/29/inlet-area /
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Diameter sudu roda jalan sisi masuk (D1) dan diameter roda
jalan sisi keluar (D2) direncanakan adalah :
D1 = 0,32 m
D2 = 0,08 m
ϕ = 30o
� .�1
L=
�
maka :
3,14 .0,32
L= = 0,12 m
8
= 1 m – 0,10 m = 0,90 m
3.2.7 Talang
Talang yang digunakan terbuat dari plastik dengan panjang 2 m.
Pipa yang digunakan adalah pipa 2 inchi dengan panjang
keseluruhan 3,7 m.
3.3.3 Pulley
Tachometer.
Pegas.
atas selesai dilakukan dan pemeriksaan dipastikan dalam kondisi standby, maka
cm dan 6 cm.
penampungan bawah.
Timbangan Pegas.
cm.
Mulai
Pelaksanaan pengujian
Perhitungan dan
analisa hasil
pengujian
Penulisan laporan
hasil pengujian
Selesai
Tabel 3.1 Percobaan Aliran Debit Air Berdasarkan Tekanan Pompa Air.
Percobaan Liter/Menit
1 312
2 315
3 313
4 312
5 312
6 307
7 306
8 307
9 312
10 312
Q = q1 + q2 + q3 +..............+ qn/10
Dimana :
Konversi satuan volume : ( 1 liter = 1 dm³ = 1.000 cm³ = 1.000.000 mm³ = 0.001
m)
Maka :
= 5,2 ℓ/s
= 0,0052 m3/s
L1= 2 m
Penampang Turbin
Vortex
y A=b.y
Dimana :
Ltotal = L1= 2 m
A=b.y
Q
V=
A
Dimana :
Q
V=
A
0,0051
= = 1,44 m/s
0.0036
Maka dalam perancangan ini didapat kecepatan air pada penampang 1.44 m/s.
Kecepatan air yang mengalir melalui sudu runner dan kecepatan tangensial
akibat perputaran runner akan membentuk hubungan segitiga kecepatan,
hubungan segitiga kecepatan ini dapat terjadi pada sisi masuk dan sisi keluar
runner. Penggunaaan segitiga kecepatan pada kontruksi runner dapat dilihat pada
gambar 3.3 berikut ini :
Keterangan gambar :
Vf = Kecepatan aliran
Vr1 = V1 – U1 = V1 – U
Vw1 = V1
α = 0 dan θ = 0
Vr2 = KVr1
Dimana, K = sudu gesekan co-efisien, sedikit kurang dari satu. Idealy ketika
permukaan casing yang sangat halus dan kerugian energi akibat dampak di splitter
diabaikan, k = 1
Kekuatan yang diberikan oleh air dalam arah gerakan diberikan sebagai
F = ρaV1(Vw1 + Vw2)
�
[ρ dan a adalah Kepadatan massa dan area (a = d2) respecitively]
4
1
Energi yang masuk pada inlet adalah dalam bentuk energi kinetik : mV1
2
1
Energi kinetik (E.K) dari penampang per kedua = (ρaV1)V1
2
2(�� 1 +�� 2 )�
�12
Vw1 = V1
Vr1 = V1 – u1 = V1 – u
�
(ɳh) = 0
��
2(1+� cos ϕ) �
x (V1u – u2) = 0
�12 ��
2(1+� cos ϕ) �
≠0 , (V1u – u2) = 0
�12 ��
�
V1 – 2u = 0 or u = 21
Karena air bergerak dalam arah yang sama seperti di baling-baling, Oleh
karena itu segitiga kecepatan pada sisi masuk akan menjadi garis lurus, seperti
pada gambar 3.4.
U2 = U1 = 0,72
= - 0,36 m/s
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat digambar segitiga kecepatan pada sisi
keluar roda jalan seperti pada gambar 3.4.
Tabel 4.1 Nilai Laju Aliran Massa pada jarak antara Sudu dan Saluran Buang 2, 4, 6 cm
Kecepatan Sudut (ω ) :
�
ω = 2�
60
11.9
ω = 2�
60
ω = 1.24553 rad/s
� � = 10.39607817 %
ketinggian 2cm
12
10
8
Efisiensi (%)
6
ketinggian 2cm
4
Poly. (ketinggian 2cm)
2
0 R² = 0,999
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
-2
Torsi (Nm)
Gambar 4.1 Grafik Torsi vs Efisiensi pada jarak sudu dengan saluran keluar Ketinggian 2cm.
2
1,5 ketinggian 2cm
1 Poly. (ketinggian 2cm)
0,5
0 R² = 0,999
-0,5 0 0,5 1
Torsi (Nm)
Gambar 4.2 Grafik Torsi vs Putaran pada jarak sudu dengan saluran keluar Ketinggian 2cm.
ketinggian 2cm
0,6
0,5
Daya Turbin (W)
0,4
0,3
ketinggian 2cm
0,2
Poly. (ketinggian 2cm)
0,1
0 R² = 0,999
-0,1 0 1 2 3 4
Putaran (rad/s)
Gambar 4.3 Grafik Putaran vs Daya Turbin pada jarak sudu dengan saluran keluar
Ketinggian 2cm.
Kecepatan Sudut (ω ) :
�
ω = 2�
60
14.7
ω = 2�
60
ω = 1.5386 rad/s
� � = 17.97909989 %
ketinggian 4cm
20
18
16
14
Efisiensi (%)
12
10
ketinggian 4cm
8
6 Poly. (ketinggian 4cm)
4
2
0 R² = 0,997
-2 0 0,5 1
Torsi (Nm)
Gambar 4.4 Grafik Torsi vs Efisiensi pada jarak antara sudu dengan saluran keluar
ketinggian 4 cm
Dari gambar 4.4 Torsi vs Efisiensi di dapat hubungan antara efisiensi dengan
torsi, dimana torsi yang digunakan mulai dari 0 sampai 0,9 Nm (turbin berhenti).
Dari grafik di atas didapat data bahwa efisiensi maksimum turbin vortex pada
jarak antara sudu dengan lubang outlet ketinggian 4 cm adalah sebesar 17.9791 %.
ketinggian 4cm
1,2
1
0,8
Daya Turbin
Gambar 4.6 Grafik Putaran vs Daya Turbin pada jarak antara sudu dengan saluran keluar
ketinggian 4 cm
Dari gambar 4.6 Putaran vs Daya turbin di dapat hubungan antara putaran
turbin dengan daya turbin. Dari grafik diatas di dapat data bahwa daya turbin
maksimum di dapat pada putaran 1.5386 rad/s
.
1
Pair = ṁv 2
2
1
Pair = . 5.2. (1.442 )
2
Kecepatan Sudut (ω ) :
�
ω = 2�
60
16.5
ω = 2�
60
ω = 1.727 rad/s
� � = 23.06356838 %
ketinggian 6cm
25
20
15
ketinggian 6cm
Efisiensi
10
Poly. (ketinggian
5 6cm)
0 R² = 0,994
0 0,5 1 1,5 Torsi vs Efisiensi
-5
Torsi
Gambar 4.7 Grafik Torsi vs Efisiensi pada jarak antara sudu dengan saluran keluar
ketinggian 6 cm
Dari gambar 4.7 Torsi vs Efisiensi di dapat hubungan antara efisiensi dengan
torsi, dimana torsi yang digunakan mulai dari 0 sampai 1,17 Nm (turbin berhenti).
Dari grafik di atas didapat data bahwa efisiensi maksimum turbin vortex pada
jarak antara sudu dengan lubang outlet ketinggian 6 cm adalah sebesar 23.063568
%.
Gambar 4.8 Grafik Torsi vs Putaran pada jarak antara sudu dengan saluran keluar
ketinggian 6 cm
Dari gambar 4.8 Torsi vs Putaran, di dapat hubungan antara putaran turbin dengan
torsi, dimana torsi yang digunakan mulai dari 0 sampai 1,17 Nm (turbin berhenti).
Sehingga didapat hasil dari grafik di atas adalah semakin besar torsi yang
digunakan semakin kecil putaran turbin yang diperoleh. Dan sebaliknya semakin
kecil torsi yang digunakan semakin besar putaran turbin yang diperoleh.
ketinggian 6cm
1,4
1,2
1
0,8
Daya Turbin
5.1 KESIMPULAN
2. Diperoleh tingkat efisiensi maksimum terdapat pada jarak antara Sudu dan
Saluran keluar Ketinggian 4 cm dengan data sebagai berikut:
a. Efisiensi Maximum = 17.97909989 %
b. Daya Turbin = 0.969318 watt
c. Putaran Turbin = 14.7 rpm
3. Diperoleh tingkat efisiensi maksimum terdapat pada jarak antara Sudu dan
Saluran keluar Ketinggian 6 cm dengan data sebagai berikut:
a. Efisiensi Maximum = 23.06356838 %
b. Daya Turbin = 1.24344 watt
c. Putaran Turbin = 16.5 rpm
http://www.ceb.cam.ac.uk/pages/ofm-facilities-and-equipment.html
http://elista.akprind.ac.id/fti/jurnal_teknologi/volume_1_edisi_1/hal-9-13-
taufik1.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine
http://eprints.unsri.ac.id/100/1/PROSIDING_AVOER_2011kafrawi.pdf
http://www.freeflowhydro.co.uk/13/24/CINK/CINK.html
http://www.heskonenerji.com.tr/eng/teknik_bilgiler.html
http://luk.staff.ugm.ac.id/bta/TurbinAir.pdf
http://www.slideshare.net/khairul_fadli/perencanaan-turbin-air
http://www.telimek.lipi.go.id/xdata/docs/ELDA22.pdf
http://yusufrandabunga.wordpress.com/2012/04/29/turbin-vortex/
http://www.zotloeterer.com/
M.M Dandekar dan K.N. Sharman, “Pembangkit Listrik Tenaga Air”. UI-Press,
Jakarta,1991.
http://www.ceb.cam.ac.uk/pages/ofm-facilities-and-equipment.html
http://elista.akprind.ac.id/fti/jurnal_teknologi/volume_1_edisi_1/hal-9-13-
taufik1.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine
http://eprints.unsri.ac.id/100/1/PROSIDING_AVOER_2011kafrawi.pdf
http://www.freeflowhydro.co.uk/13/24/CINK/CINK.html
http://www.heskonenerji.com.tr/eng/teknik_bilgiler.html
http://luk.staff.ugm.ac.id/bta/TurbinAir.pdf
http://www.slideshare.net/khairul_fadli/perencanaan-turbin-air
http://www.telimek.lipi.go.id/xdata/docs/ELDA22.pdf
http://yusufrandabunga.wordpress.com/2012/04/29/turbin-vortex/
http://www.zotloeterer.com/
M.M Dandekar dan K.N. Sharman, “Pembangkit Listrik Tenaga Air”. UI-Press,
Jakarta,1991.