SKRIPSI
Oleh
PUTRIA DEWI
NIM. 180430167
Penulisan skripsi ini sebagai salah satu untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabatnya, dan
semua pihak yang telah membantu Penulis dan memberi dukungan dari berbagai
pihak, baik berupa moril maupun material, sehingga penulis semakin termotivasi
untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
1. Bapak Prof.Dr. Ir. H. Herman Fithra, ST., MT., IPM., ASEAN. Eng
i
mencurahkan segenap tenaga, pikiran dan dapat meluangkan waktu dalam
4. Ibu Mutia Rahmah, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
6. Kedua orang tua tercinta Bapak yang saya cintai Muhammad Isa Amin
dan Alm Ibunda Nur Asiah, yang telah mendidik, merawat dan
memberikan cinta, doa, dukungan dan kasih sayang yang sangat besar
kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
penulis.
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan di
masa mendatang.
Putria Dewi
NIM.180430167
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................12
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................12
BAB V PENUTUP...............................................................................................87
5.1 Kesimpulan..................................................................................87
5.2 Saran.............................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................90
LAMPIRAN..........................................................................................................93
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Special Autonomy Funds, Inflation,
Unemployment and the Human Development Index on Poverty Levels in Aceh
Province. The data used in this study is time series data from 1988-2021 obtained
from the Indonesian Central Bureau of Statistics and Bank Indonesia. The
analysis model used in this study is the Autoregressive Distributed Lag Data
model which is processed using the eviews application. The results showed that in
the short term, special autonomy funds had a positive and significant effect on the
poverty rate, while in the long term, they had a negative and significant effect on
the poverty rate, while the inflation and HDI variables in the short term had a
positive and insignificant effect on the poverty level, and also in the short term. In
the long run inflation has a positive and significant effect on the mission level
while the alarm in the short term has a negative and insignificant effect on the
missionary level, similarly in the long term the response has a positive and
significant effect on the missile level in Aceh.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
akibat konflik dan bencana alam selama 30 tahun. Provinsi Aceh memiliki
persentase penduduk miskin yang lebih rendah daripada rata-rata nasional dan
terjadi penurunan dari waktu ke waktu. Salah satu aspek ketahanan nasional
warganya yang dilandasi oleh lima aspek sosial (pancagatra) dan tiga aspek alam
barang dan jasa, lokasi, geografi, jenis kelamin, dan lokasi lingkungan.
tidak semua pelaku ekonomi di masyarakat memiliki keahlian yang sama. Tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di suatu negara atau
1
2
provinsi, khususnya Provinsi Aceh adalah salah satu tugas pemerintah pusat dan
daerah untuk mengatasi masalah kemiskinan. Aceh merupakan salah satu provinsi
di Indonesia dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Setelah Papua, Papua Barat,
Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Gorontalo, provinsi Aceh berada di urutan
keenam. Dengan 819 ribu penduduk, Provinsi Aceh memiliki angka kemiskinan
di wilayah tersebut.
perekonomian, sehingga tercipta lapangan kerja dan penghidupan yang layak bagi
Tentunya pembangunan daerah harus terpadu dan tahan lama sesuai dengan
dana otsus tidak secara otomatis mengatasi kemiskinan yang sebenarnya, yang
merupakan penyebab utama disintegrasi pada saat itu. Peringkat Aceh dalam
sepuluh daerah termiskin di Indonesia dengan total 839 ribu penduduk miskin
otsus.
Aceh saat ini prihatin dengan kemiskinan yang selama ini ada. Alokasi dana otsus
yang kecil dari pemerintah pusat (RI) belum secara signifikan meningkatkan taraf
hidup masyarakat, menurut perkiraan yang masuk akal. Di sisi lain, pembangunan
Aceh menghadapi tantangan baru akibat angka yang relatif tinggi tersebut, yaitu
kemiskinan.
pembangunan lainnya. Ada tiga komponen mendasar untuk HDI: standar hidup
Dana Otonomi Khusus Aceh. IPM Aceh lebih rendah dari rata-rata nasional,
meski jumlahnya besar. Karena pembangunan manusia yang rendah. Nilai IPM
Aceh masih di bawah rata-rata nasional. Karena pendidikan merupakan salah satu
4
tujuan Dana Otonomi Khusus Aceh, sulit bagi pemerintah Aceh untuk membantu
Untuk menyerap tenaga kerja dalam jangka pendek dan panjang, Dana
mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Aceh merupakan salah satu
sektor yang mendapat alokasi cukup besar. Banyaknya lapangan kerja musiman,
ekonomi yang menyerap tenaga kerja menjadi faktor utama penyebab masih
berdampak pada tingkat kemiskinan. Tingkat upah merupakan salah satu faktor
masyarakat. apalagi jika diikuti dengan inflasi yang tinggi dan banyaknya PHK
dan umum. Hal senada juga dikemukakan oleh Khalwaty (2000) yang
mengatakan bahwa inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga
yang tajam (mutlak) yang berlangsung dalam waktu yang lama. Nilai uang
ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data
80,000,000,000,000.00
70,000,000,000,000.00
60,000,000,000,000.00
50,000,000,000,000.00
40,000,000,000,000.00
30,000,000,000,000.00
20,000,000,000,000.00
10,000,000,000,000.00
0.00
2017 2018 2019 2020 2021
Dari ganbar 1.1 di atas dapat kita jelaskan bahwa Dana otonomi khusus
pendidikan. Dua hal Ini adalah dua indikator pencapaian penting Pembangunan
relatif buruk, jika Dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia (Qibthiyyah &
Budiratna, 2020).
6
Alokasi Dana Otonomi Khusus (DOKA) Aceh, sumber pendanaan yang sudah
4.5
3.5
2.5
1.5
0.5
0
2017 2018 2019 2020 2021
terhadap daya beli masyarakat dan menurunkan tingkat produktivitasnya. Efek ini
jika daya beli masyarakat menurun tanpa disertai dengan peningkatan pendapatan,
persen dan tingkat kemiskinan juga mengalami peningkatan sebesar 6.57 persen
6.30 persen dan inflasi menurun sebesar 1.87 persen maka mengalami fluktuasi.
0
2017 2018 2019 2020 2021
para pemerintah karena masalah pengangguran dapat dikatakan sebagai akar yang
dan salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Aceh berfluktuasi antara tahun 2017 dan 2021. Di Aceh, jumlah pengangguran
meningkat 6,57 persen pada 2017 dan menurun menjadi 6,34 persen pada 2018.
Selain itu, tingkat pengangguran kembali meningkat menjadi 6,59 persen pada
2020. Akibat pengaruh pandemi Covid-19 yang terjadi di 2020 dan menaikkan
tingkat pengangguran tahun itu, ini sangat mungkin terjadi. Perlu adanya
penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak karena laju pertumbuhan penduduk
daya manusia (SDM) dapat ditentukan dengan angka pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Seseorang akan lebih mudah mencari pekerjaan atau bahkan
membantu orang lain mencari pekerjaan jika mereka memiliki pendidikan atau
berfluktuasi.
tingkat kemiskinan. (Sukirno, 2000). Menurut teori Keynes peningkatan daya beli
mempekerjakan lebih banyak orang sebagai dampak dari peningkatan daya beli
9
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2017 2018 2019 2020 2021
indeks pembangunan manusia mulai sebesar 70,60 persen pada tahun 2018 dan
terus meningkat hingga mencapai rata-rata tertinggi pada tahun 2021 yaitu
mencapai 72,18 persen yang termasuk dalam kategori tinggi karena berada pada
kisaran 70- 80 persen. Tren ini berlanjut dari tahun 2017 hingga 2021. Rendahnya
sumber daya manusia ditunjukkan oleh indeks pembangunan manusia atau quality
ditingkatkan agar memiliki kualitas yang tinggi. IPM dapat digunakan untuk
tingkat pendidikan dan kesehatan. IPM yang tinggi juga akan tercermin dari
sebagai berikut:
11
panjang?
panjang.
12
penulis.
perpustakaan.
penelitian ini.
miskin dipandang sebagai tidak mematuhi aturan dasar kehidupan. Ada dua sudut
dianggap miskin jika tidak memenuhi syarat minimum untuk bertahan hidup
(Dwihapsari, 2017).
Ada dua bagian dari "garis kemiskinan berbasis konsumsi", atau garis
lain yang penting bagi kelangsungan hidup seseorang; dan, 2) ruang lingkup
38
39
mendapatkan kalori minimum dan kebutuhan lain dihitung dari melihat harga-
harga makanan yang menjadi menu golongan miskin. Sedangkan elemen kedua
Di setiap negara, ada garis kemiskinan yang berbeda. Hal ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa kebutuhan dan lokasi orang berbeda-beda. Badan Pusat
minum, dan kebutuhan lain per orang per bulan. (BPS, 2013). Sebanyak 2.100
kalori digunakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan akan minuman dan
makanan. Sementara perumahan, sandang, dan barang serta jasa lainnya termasuk
mikro, yang disebabkan oleh pola kepemilikan sumber daya yang mengakibatkan
rendah yang tersedia bagi orang yang hidup dalam kemiskinan terbatas. Faktor
pendidikan, pola asuh yang kurang beruntung, diskriminasi, atau faktor keturunan.
(Kuncoro, 2010). Teori pintu putar kemiskinan didasarkan pada tiga faktor ini.
lebih sempurna merupakan salah satu ciri yang masih dimiliki oleh negara-negara
pendapatan riil yang menurun, serta tabungan dan investasi yang rendah adalah
modal. Itu diputar, dan seterusnya. Oleh karena itu, tujuan dari setiap upaya
Tingkat kekurangan materi yang lebih rendah dari standar hidup umum di
standar hidup minimum suatu negara, yang berbeda dari satu negara ke negara
lain. Sedangkan yang kedua adalah kemiskinan relatif, atau proporsi pendapatan
nasional yang diterima setiap kelompok pendapatan. Dengan kata lain, masalah
menyatakan bahwa jika taraf hidup masyarakat berubah, maka garis kemiskinan
41
akan bergeser. Kemiskinan struktural adalah jenis kemiskinan ketiga. Itu terjadi
ditampilkan untuk provinsi yang mendapat otonomi khusus dalam mengatur serta
batas daerah tertentu dapat menyusun serta mengelola hak dasar penduduk lokal
Otonomi khusus dalam Kebijakan fiskal melalui tiga fungsi strategis, yaitu
alokasi, distribusi, dan stabilisasi memiliki peran sentral dalam menelola makro
ekonomi yang kuat, sehat, dan inklusif dalam mencapai pembangunan daerah dan
Desentralisasi fiskal adalah bagian metode transfer dana dalam APBN serta
berkaitan pada program keuangan negara ialah dalam mencapai pertahanan fiskal
pemerintah yang dialihkan untuk daerah otonom (sun’an & senuk, 2015).
2.3 Inflasi
Proses dimana harga barang terus naik dikenal sebagai inflasi. Ini tidak
berarti bahwa setiap jenis produk mengalami peningkatan persentase yang sama.
Peningkatan itu tidak terjadi secara bersamaan, bisa dikatakan. Yang paling
penting adalah harga keseluruhan terus naik untuk jangka waktu tertentu
lebih ketat. Inflasi terjadi ketika orang ingin hidup di luar kemampuannya,
menurut teori Keynesian. Akibatnya akan terjadi gap inflasi karena adanya
permintaan barang (aggregate demand) akan lebih besar dari penawaran barang
(aggregate supply). Ini adalah dasar untuk model inflasi. Inflasi adalah kenaikan
berkembang yang aktif berkembang. Inflasi, ketika harga barang dan jasa naik,
dapat menurunkan nilai pendapatan riil yang menurunkan daya beli masyarakat
dalam negeri.
diterapkan dengan tujuan stabilitas tingkat harga jangka pendek. Selain itu, hal ini
2.4 Pengangguran
mencari pekerjaan pada tingkat upah tertentu tetapi tidak berhasil dianggap
mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha baru, serta penduduk yang diterima
secara luas. Masalah ekonomi makro yang paling serius adalah pengangguran,
yang berdampak negatif pada psikologis dan menurunkan standar hidup. Oleh
perdebatan politik, dan politisi sering menyatakan bahwa kebijakan yang mereka
menyebabkan pengangguran.
pertanian.
menyebabkan pengangguran.
kalanya ada pertumbuhan (naik), ada kalanya resesi (turun), dan ada
Produksi barang dan jasa yang lebih sedikit sebagai akibat dari
mencari pekerjaan yang lebih baik dan lebih cocok. Pekerja untuk
sementara keluar dari pekerjaan saat mereka mencari posisi baru dan
kualitas hidup. Modal manusia dibentuk melalui investasi pada manusia dan
pertumbuhannya sebagai sumber daya yang kreatif dan produktif. Ini memiliki
dimensi seperti memiliki pengetahuan, hidup layak, dan hidup panjang dan sehat.
Ketiga dimensi tersebut memiliki arti yang sangat luas karena terkait dengan
berbagai faktor. Dimensi kesehatan diukur dengan angka harapan hidup. Dimensi
pengetahuan juga diukur dengan menggunakan indikator angka melek huruf dan
rata-rata lama bersekolah. Dimensi kehidupan dapat diukur secara akurat dengan
pengembangan serta analisis pilihan dalam mencapai tujuan tersebut Arofah &
Rohimah (2019).
visi kehidupan dan pengembangan sosial dengan berpartisipasi aktif dalam proses
produktif dan kreatif sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya serta mencapai
kemanusiaan (masyarakat) pada tujuan utama srta ujung untuk semua aktivitas
kehidupan yang lebih baik), meningkatkan derajat kesehatan (hidup sehat jangka
48
panjang), dan meningkatkan pendidikan. Dengan kata lain, manusia yang sedang
penduduk. Tujuan pembangunan modal manusia secara nyata serta norma adalah
berikut:
1. Angka Harapan Hidup (AHH) Saat Lahir didartikan dugaan mean jumlah
normal, RLS tidak berkurang. Pada saat yang sama, angka lingkup
masyarakat yang diukur dalam RLS adalah untuk mereka yang berusia 25
tahun atau lebih. RLS hanya dihitung pada masyarakat berusia 25 tahun ke
tersebut.
pendidikan pada semua tingkatan. HLS diukur dari usia tujuh tahun, hal
4. Paritas daya beli dan pengeluaran per kapita digunakan untuk menghitung
khusus
pada dana otonomi khusus besar mengarahkan wilayah itu agar bisa
inflasi secara umum karena secara riil pendapatan mereka juga menurun.
halnya saat ini, banyak orang kehilangan pekerjaan dan mencari pekerjaan.
yang cukup, yang pada akhirnya tidak cukup untuk memenuhi semua
Manusia, dan Dana Otonomi Khusus. Untuk memudahkan penelitian ini, penulis
telah dilakukan:
Aceh Tahun 2017” untuk proyek penelitian. dengan regresi linier berganda
Kesimpulan penelitian adalah infrastruktur dan dana otsus tahun 2017 tidak
Kadafi & Murtala (2020) Antara tahun 2010 hingga 2017, pendapatan asli
daerah, dana alokasi umum, dan dana otsus berpengaruh terhadap angka
tidak dipengaruhi oleh pengangguran. Hal ini bisa terjadi jika pendapatan keluarga
cukup tinggi untuk menutupi biaya hidup keluarga yang belum memiliki
dapat berupa peningkatan prestasi kerja dari waktu ke waktu, yang pada
menggunakan data panel dan model Fixed effect dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2015. Penelitian sampai pada kesimpulan bahwa variabel dana otsus
Ihsan Kairil (2018) dengan judul penelitian “Kajian Dampak Upah, Inflasi,
hingga 2015, data panel dikumpulkan dari 23 kabupaten dan kota di Provinsi
Aceh. Model analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Hasil
Safuridar & Natasya Ika Putri (2019), April 2019 dengan judul “Pengaruh
kemiskinan di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa, sesuai dengan analisis
data dan pembahasan penelitian di atas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh indeks pembangunan manusia. Hal
tidak signifikan, oleh pengangguran di seluruh kota dan kabupaten di Aceh Timur,
khususnya Kabupaten Aceh Tamiang. Oleh karena itu, tidak ada hubungan antara
positif dan signifikan terhadap kemiskinan dapat dijelaskan dan dijadikan sebagai
Aceh. Data time series Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2003 hingga 2012
digunakan dalam penelitian ini. Data diproses dengan SAZHAM 9.0, dan kuadrat
terkecil ordinal dengan regresi linier berganda digunakan untuk penelitian dalam
analisis ini. Menurut temuan penelitian ini, PDRB per kapita, pengangguran, dan
melalui wawancara dan model data panel bahwa indeks pembangunan manusia
dalam penelitian ini. Data penelitian dapat berasal dari data atau informasi
sekunder yang disediakan oleh Badan Pusat Statistik. Dan dianalisis dengan
menggunakan metode regresi data panel dan alat analisis eviews 10 yang
menggabungkan data cross section dan time series selama sepuluh tahun, dari
dijelaskan secara logis yang dibuat dari perumusan masalah yang ditemukan
Provinsi Aceh.
telah membuat kebijakan dan kontribusi kepada masyarakat baik itu tunai ataupun
non-tunai. Wilayah pada danaotonomi khusus besar mengarahkan wilayah itu agar
sendiri. Diantisipasi bahwa setiap daerah akan memiliki daya cipta, kemandirian,
pemerintah federal. Otonomi daerah adalah hak dan kewenangan suatu daerah
dan fasilitas sosial lainnya, kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
telah mengarah pada desentralisasi sektor moneter dan fiskal dimana kekuasaan
dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. (Hadi & Saragih, 2013).
56
semua negara, termasuk Aceh. Memerangi inflasi tidak diragukan lagi merupakan
bentuk kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai stabilitas harga (Kewal 2012).
Daya beli masyarakat menurun akibat inflasi secara umum karena secara riil
Aceh adalah inflasi. Mengapa Anda bisa mengatakan itu? Karena jika terjadi
inflasi, harga kebutuhan sehari-hari akan naik sehingga masyarakat semakin sulit
terhadap kegiatan ekonomi adalah inflasi. Tingkat inflasi yang berlebihan akan
menurunkan daya beli masyarakat. Jumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan akan meningkat lebih cepat jika inflasi dapat dikendalikan dengan
korelasi kuat antara inflasi dan tingkat kemiskinan. Misalnya, jika tingkat inflasi
terlalu tinggi dan harga pasar melonjak, produsen akan kesulitan memasarkan
yang lebih murah ketika harga tinggi. Produser akan dirugikan oleh ini. Selain itu,
Aceh
suatu daerah tercermin dari tingginya angka pengangguran. Salah satu indikator
ekonomi makro yang memiliki efek domino dan berdampak langsung pada
mencari pekerjaan, seperti situasi saat ini. Hal ini mengindikasikan bahwa
individu tersebut akan mengalami tekanan psikologis serta penurunan taraf hidup.
Proporsi orang miskin akan meningkat karena pengangguran terus berlanjut dan
disebabkan oleh pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan perluasan lapangan
kerja yang relatif lambat. Negara dengan tingkat pengangguran yang tinggi
dengan tingkat pengangguran yang tinggi, pergolakan politik dan sosial selalu
saling terkait, dan bahwa jumlah orang miskin juga berpengaruh pada
Akibatnya, sulit untuk menghasilkan cukup uang, yang tidak akan cukup untuk
pakaian. Bahkan kebutuhan yang paling mendasar pun bisa sulit dipenuhi, tetapi
pendidikan dan perawatan kesehatan lebih dari itu. (Mukarramah et.al., 2019).
dan standar hidup yang terhormat. Masing-masing dari ketiga aspek ini
berdampak pada yang lain, bukan berdiri sendiri. Selain dipengaruhi oleh berbagai
faktor lain, seperti ketersediaan lapangan kerja, yang pada gilirannya juga
59
penjelasan sebelumnya :
Uji Stasioneritas
Lag Optimum
Hasil Pembahasan
Gambar 2.7 Kerangka Konsep Penelitian
60
2.8 Hipotesis
adalah asumsi awal atau hipotesis penelitian yang dapat ditarik dari landasan teori
H1: Angka kemiskinan di Provinsi Aceh diduga dipengaruhi secara positif oleh
variabel dana otsus tahun 1988 sampai dengan tahun 2021 dalam jangka panjang
variabel inflasi tahun 1988 sampai dengan tahun 2021 dalam jangka panjang dan
jangka pendek.
H3 : Angka kemiskinan di Provinsi Aceh diduga dipengaruhi secara positif oleh variabel
pengangguran tahun 1988 sampai dengan tahun 2021 dalam jangka panjang dan
jangka pendek.
H4: Angka kemiskinan di Provinsi Aceh diduga dipengaruhi secara positif oleh variabel
indeks pembangunan manusia dari tahun 1988 sampai dengan tahun 2021 dalam
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel dependen adalah angka
kemiskinan. Pada tahun 1989 sampai dengan tahun 2021, penelitian ini dilakukan
di Provinsi Aceh.
data, dan penyajian hasil disebut sebagai penelitian kuantitatif, menurut berbagai
definisi. Demikian pula, tabel, grafik, atau tampilan lainnya akan lebih disukai
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari tahun 1989 hingga tahun
2021. Data sekunder merupakan informasi yang telah dipublikasikan oleh instansi
pemerintah. Informasi disediakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kotak
data.
62
pengumpulan data juga ditentukan oleh masalah penelitian yang perlu dipecahkan.
Oleh karena itu, strategi pengumpulan data proposal ini adalah observasi di lokasi
penelitian (BPS) untuk mengumpulkan data konkrit yang dapat dituangkan dalam
tulisan.
sebagai variabel dependen dan dana otonomi khusus (X1), inflasi (X2),
masyarakat untuk waktu yang sangat lama, dan prevalensinya dapat diukur dalam
persentase.
ditampilkan untuk provinsi yang mendapat otonomi khusus dalam mengatur serta
berdasarkan tujuan serta kewajiban dasar masyarakat yang di ukur dalam rupiah.
63
Tingkat harga yang terus meningkat dan diukur dalam (persen) berdampak
pada tingkat kompensasi tertentu tetapi tidak dapat memperoleh posisi yang
merupakan salah satu model dinamik dalam ekonometrika karena model ARDL
nilai-nilai di masa lalu, untuk menentukan teknik data, yaitu metode pengolahan
penelitian ini (Gujarati & Porter, 2009). Gujarati dan Porter juga menjelakan
bahwa, sebetulnya ARDL adalah campuran dari model Autoregressive (AR) dan
Conveyed Slack (DL). Model DL adalah model regresi yang menggunakan data
dari variabel independen sekarang dan masa lalu (lag), sedangkan model AR
64
menggunakan satu atau lebih data masa lalu dari variabel dependen. Menurut
(Nkoro & Uko, 2016) Lag adalah nilai dari masa lalu yang digunakan untuk
Walaupun terdapat model lain yang lebih sederhana seperti Ordinary List
Square (OLS) namun, dengan model ARDL dapat diketahui efek kumulatif dari
dampak dari variabel dependen sebelumnya pada nilai variabel dependen saat ini.
1. Metode ARDL tidak dapat digunakan jika data stasioner pada tingkat
tidak relevan.
β4iΔIPMt-1+ eit
Berdasarkan persamaan ARDL di atas maka model persamaan akan diuji adalah :
65
H0 :β1≠β2≠ β 3 ≠ β 4=¿0
Keterangan :
INF : Inflasi
Penganguran : Penganguran
dapat ditentukan dengan melakukan uji stasioner bersamaan dengan uji akar unit.
66
Uji integrasi disebut juga uji derajat integrasi harus dilanjutkan jika ternyata tidak
stasioner. Uji Philips-Perron (PP) dan uji akar unit digunakan dalam penelitian ini
Chor & Md. Darit, (2015) yang mengemukakan bahwa hasil uji stasioner dari
stasioner pada tingkat First Difference.Hipotesis dari uji stasioner data adalah:
Tolak H0 jika bernilai |t| lebih besar dari nilai absolut dari nilai kritis
Mackinnon. Ini menunjukkan bahwa data tidak memiliki akar unit data stasioner atau
juga dapat membandingkan nilai-p dengan nilainya; jika nilai p sama dengan nilai
tersebut, maka tolak H0, yang menunjukkan bahwa data tidak memiliki akar unit dan
stasioner. Proses first difference I (1), second difference I (2), dan seterusnya hingga data
stasioner dapat digunakan untuk menentukan stasioneritas data jika tidak stasioner pada
level I (0).
67
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui lag yang akan
lag terbaik. Lag yang diterapkan adalah kriteria dengan nilai AIC dan SC
dijelaskan dengan cara yang berbeda karena waktu tidak dapat mundur. Jika
granger cause Y jika nilai masa lalu dari variabel X dapat membantu menjelaskan
besar dari nilai t-tabel atau nilai probabilitas F-statistik kurang dari 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua variabel yang diuji saling mengganggu, begitu pula
sebaliknya.
Gagasan di balik pengujian ini adalah bahwa, tidak seperti uji stasioner yang
memiliki banyak jenis, kombinasi linier dari dua atau lebih data deret waktu akan
Uji Bound merupakan uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian ini.
Menurut Nkoro & Uko, (2016) Uji kointegrasi model ARDL ditentukan oleh
pengujian Bound Test, jika nilai F-statistik Jika nilai F-statistic lebih besar dari
nilai Upper Bound I (1), maka tolak H0 menunjukkan model memiliki hubungan
jangka panjang atau kointegrasi. Sebaliknya, jika nilai F-statistik lebih rendah dari
nilai Batas Bawah I (0), maka terima H0 menunjukkan bahwa model tidak
memiliki hubungan jangka panjang dan tidak terkointegrasi. Akhirnya, hasil tidak
dan sebaliknya, jika plot CUSUM tidak melebihi batas atas dan bawah atau
69
mencapai nilai kritis 5%. CUSUMQ, atau jumlah kuadrat residu rekursif
kumulatif, adalah varian dari uji CUSUM yang menjalankan fungsi yang sama
(Longe, 2018).
BAB IV
Pasifik dan Hindia, berada di antara Asia dan Australia, serta dilintasi garis
terbesar di dunia. Pada tahun 2020, akan ada 270.203.917 orang yang tinggal di
sana. Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang berada di garis khatulistiwa,
di tengah-tengah antara benua Australia dan daratan Asia. Antara Samudra Pasifik
dan Hindia, terletak antara 6°LU 11°08' LS dan 95°BT 141°45' BT. Wilayah
bentuk pemerintahan negara kesatuan dan DKI Jakarta sebagai ibu kotanya.
Minyak, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan
perak adalah contoh sumber daya alam. Total 45.970 kilometer lahan terdiri dari
persen hutan, dan 14 persen lahan irigasi. Ada 34 provinsi di Indonesia saat ini,
70
71
Data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia
digunakan dalam penelitian ini. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
menikmati hasil pembangunan yang berakibat pada kemiskinan. Hal ini karena
dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di suatu negara atau daerah tercermin dari
Aceh selama 34 tahun terakhir. Pada 2020, penduduk miskin Aceh meningkat
15,55 persen yang mana setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan karena
jumlah pengangguran yang semakin lama semakin meningkat. Namun, pada tahun
2021 jumlah penduduk aceh di pedesaan dan perkotaan tingkat kemiskinan nya
mengalami penurunan sebesar 15,53% yang mana populasi Aceh yang lebih
sedikit dibandingkan dengan daerah sumatra serta optimalisasi dari sumber daya
60,000,000,000,000
40,000,000,000,000
20,000,000,000,000
0
88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber : Data di olah, 2022
Gambar 4. 2 Perkembangan Dana Otonomi Khusus tahun 1988-2021
73
tertentu. Jumlah total dana otonomi khusus Aceh yang diterima pada tahun 1989
hingga 2021 mengalami fluktuasi. Akan tetapi, penurunan realisasi terjadi pada
4.1.2.3 Inflasi
Inflasi %
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: Badan Pusat Statistik
pada Gambar 4.3 di atas. Tingkat inflasi tertinggi 77,63 persen pada tahun 1997,
74
terendah 12,55 persen pada tahun 2000, dan tingkat inflasi tertinggi 0,22 persen
4.1.2.4 Pengangguran
yang secara efektif mencari pekerjaan pada tingkat kompensasi tertentu, namun
berikut:
Pengangguran %
12
10
8
6
4
2
0
88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
Gambar 4.4 Perkembangan Pengangguran di Aceh Tahun 1988-2021
Tingkat pengangguran di Provinsi Aceh naik turun antara tahun 2017 dan
2021, seperti terlihat pada Gambar 4.4 di atas. Jumlah penduduk tanpa pekerjaan
di Aceh meningkat sebesar 6,57 persen pada tahun 2017 dan menurun menjadi
6,34 persen pada tahun 2018. Selain itu, tingkat pengangguran kembali meningkat
menjadi 6,59 persen pada tahun 2020. Akibat pengaruh pandemi Covid-19 yang
terjadi di 2020 dan menaikkan tingkat pengangguran tahun itu, ini sangat mungkin
terjadi.
75
berarti mereka tidak akan mendapatkan upah yang maksimal, sehingga sulit untuk
memenuhi kebutuhan pokok. Oleh karena itu, pengangguran sangat erat kaitannya
dengan kemiskinan.
IPM %
80
70
60
50
40
30
20
10
0
88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20
19 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
Gambar 4.5 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Aceh
Tahun1988-2021
variabel terikat menjadi fokus penelitian ini, dan salah satu model yang dapat
digunakan untuk menganalisis data adalah ARDL. Tes ARDL terdiri dari
Langkah pertama untuk memenuhi syarat ARDL pada uji stationer yaitu
Tabel 4.1
Hasil Uji Stasionaritas
Pp
Critical
variabel Criteria statistic Prob. keterangan
value 5%
test
Dana
Otonomi first diff -9.161261 -2.957110 0.0000 Stasioner
Khusus
Inflasi Level -13.45180 -3.603202 0.0000 Stasioner
Ipm first diff -6.766391 -3.552959 0.0000 Stasioner
Pengangguran
first diff -79.091320 -3.557759 0.0000 Stasioner
Tingkat
Level -6.386805 -3.557759 0.0000
Kemiskinan Stasioner
Sumber: data diolah (2022)
Setiap variabel dalam penelitian ini ternyata stasioner pada taraf pada taraf
signifikansi = 5%, sebagaimana dinyatakan dari hasil uji Unit Root yang
dilakukan dengan bantuan E-views 10 pada tabel di atas. Jika nilai probabilitas
kurang dari 0,05 (prob <0,05), maka salah satu persyaratan untuk menggunakan
ditunjukkan pada tabel di bawah ini, adalah Akaike Information Creterion (AIC) –
2, sebagaimana ditentukan oleh hasil uji lag optimum pada variabel penelitian:
77
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Lag Optimal
dilihat berdasarkan dari tanda bintang (*) yang paling banyak terletak di bagian
mana, yang mengartikan bahwa tanda bintang tersebut mengindikasikan lag order
terpilih menurut kriteria yang digunakan. Terpilihnya lag 1 disebabkan oleh nilai
semakin tinggi dan dapat terhindar dari indikasi autokorelasi. Sehingga dapat
saling mempengaruhi dan reaksi antara variabel satu dengan variabel lainnya
terjadi pada tahun berikutnya. Artinya bahwa variabel Dana Otonomi Khusus,
syarat dari model ARDL. Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah satu
atau lebih variabel yang tidak stasioner pada level data terintegreasi. Ketika
Tabel 4.3
Hasil Uji Kointegrasi
Variable Nilai F-Statistik Taraf kepercayaan 5% Kesimpulan
Dok, In, I0 Bound I1 Bound Terima Ha
Ipm,Pengangg
uran, 6.083421 2.56 3.49
T.Kmskn
Sumber: data diolah 2022
Berdasarkan hasil uji kointegrasi tabel 4.3 dengan model Bounds Test
diperoleh bahwa, nilai f-statistik lebih besar Upper Bounds dan Lower Bound
yaitu sebesar ( 6.083421 > 3.49). Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel
variabel memiliki hubungan timbal balik atau tidak. Apakah mungkin untuk
Tabel 4.4
Hasil Uji Granger Causality
Otonomi Khusus (DOK) dengan Tingkat Kemiskinan (TK) pada nilai granger
probability 0,6192 > 0,05 yang lebih besar dari tingkat kepercayaan 5%. Selain itu
dapat dilihat pada nilai probabilitas Granger sebesar 0,3141 > 0,05 pada tingkat
kepercayaan 5%.
0,9506 > 0,05 menunjukkan bahwa Variabel Inflasi (INF) tidak memiliki
80
hubungan satu arah dengan Tingkat Kemiskinan (TK). Selain itu, nilai
hubungan searah dengan Tingkat Kemiskinan (TK). Selain itu, nilai probabilitas
0,3242 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
tidak memiliki hubungan satu arah dengan Tingkat Kemiskinan (TK). Selain itu,
0,05 menunjukkan bahwa Dana Otonomi Khusus (DOK) dan variabel inflasi
(INF) tidak memiliki hubungan satu arah. Selain itu, nilai probabilitas Granger
hubungan satu arah yang dibuktikan dengan nilai granger probability pada tingkat
kepercayaan 5% yaitu 0,8936 > 0,05. Selain itu, DOK tidak memiliki hubungan
Manusia (IPM) tidak memiliki hubungan satu arah; nilai probabilitas Granger
pada tingkat kepercayaan 5% adalah 0,5077 > 0,05 untuk variabel DOK, dan nilai
probabilitas Granger pada tingkat kepercayaan 5% adalah 0,3807 > 0,05 untuk
variabel IPM.
Tidak ada korelasi satu arah antara tingkat pengangguran dan inflasi
(INF). Nilai probabilitas Granger yaitu 0,4638 > 0,05 pada tingkat kepercayaan
5% terbukti, begitu pula tidak adanya hubungan satu arah antara variabel INF
kepercayaan 5%, seperti yang dapat dilihat. yaitu 0,7387 lebih besar dari 0,05.
Inflasi (INF) sebesar 0,9715 > 0,05, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
searah antara kedua variabel. Nilai probabilitas Granger untuk variabel IPM
adalah 0,9981 > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan searah antara
kedua variabel.
variabel IPM; nilai probabilitas granger berada pada tingkat kepercayaan 5% yaitu
sebesar 0,9756 > 0,05. Selain itu, variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
estimasi ARDL. Hasil pengujian estimasi ARDL dalam jangka pendek dapat
Tabel 4.5
Hasil Uji Estimasi Jangka Pendek
Jika dikaitkan dengan hasil ARDL yang diperoleh yaitu sebagai berikut :
Nilai Constanta adalah 0,998829, seperti terlihat pada tabel 4.5 di atas. Hal
ini menunjukkan bahwa jika Dana Otonomi Khusus, inflasi, Indeks Pembangunan
Manusia, dan pengangguran tetap konstan dalam jangka pendek, maka angka
akibatnya, jika Dana Otonomi Khusus dinaikkan sebesar 1%, maka Tingkat
Kemiskinan akan turun sebesar -0,504054 persen pada tahun berikutnya. Karena
nilai probabilitas 0,1971 > 0,05 maka Dana Otsus memiliki pengaruh negatif yang
tidak signifikan.
83
pada tahun berikutnya. Karena nilai probabilitas 0.0508 0.05 maka inflasi
1.591672 jika pengangguran naik sebesar 1%. Karena nilai probabilitas 0.0009
0,327914 persen pada tahun berikutnya jika IPM naik sebesar 1%. Probabilitas
IPM berpengaruh positif dan signifikan adalah 0,0031 0,05. Variabel Tingkat
Setelah melakukan uji estimasi ARDL dalam jangka pendek maka langkah
Tabel 4.6
Hasil Uji Estimasi Jangka Panjang
Levels Equation
Case 2: Restricted Constant and No Trend
Nilai Constanta adalah -11,00288, seperti terlihat pada tabel 4.6 di atas.
Hal ini menunjukkan bahwa jika Dana Otonomi Khusus, inflasi, Indeks
naik sebesar 5,552547 persen jika DOK naik sebesar 1%. Ketika nilai probabilitas
0,5363 > 0,05 maka variabel DOK berpengaruh positif terhadap tingkat
kemiskinan tahunan akan naik sebesar 1,648820 persen jika inflasi naik sebesar
1%. Nilai probabilitas 0,3395 lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa inflasi
tingkat kemiskinan setiap tahunnya akan naik sebesar 17,53349 persen jika
pengangguran naik sebesar 1%. Berdasarkan nilai probabilitas 0,3791 > 0,05,
persen jika IPM naik sebesar 1%. Nilai probabilitas 0,3930 > 0,05 menunjukkan
pelaksanaan tes estimasi jangka pendek dan jangka panjang. Tabel berikut
yaitu plot kuantitas Wr berada diantara garis batas pada tingkat signifikan 5% plot
Cusum Q Test.
86
Karena garis CUSUM terletak di antara garis signifikansi 5%, maka hasil
uji CUSUM tersebut menunjukkan bahwa model dalam keadaan stabil untuk
antara garis signifikan 5%, menunjukkan bahwa hasil uji CUSUM-Square juga
stabil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kemiskinan.
kemiskinan.
87
88
variable Pengangguran
variable Dana Otonomi Khusus dan variabel Dana Otonomi Khusus tidak
terhadap variabel Inflasi dan juga variabel Inflasi tidak memiliki hubungan
5.2 Saran
perluasan dan perluasan jumlah pengusaha kecil dan besar, serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah semua itu. tindakan yang dapat
dilakukan.
analisis dan menambah tahun analisis agar semakin beragam kajian yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
90
91
Subiyanto, A., Boer, R., Aldrian, E., Perdinan, P., & Kinseng, R. (2018).Isu
Perubahan Iklim Dalam Konteks Keamanan Dan Ketahanan Nasional.
Jurnal Ketahanan Nasional, 24(3), 287-305.
Widjaja HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Rajawali
Press.
92
Data jumlah Pengaruh Dana Otonomi Khusus, Inflasi, Pengangguran Dan Indeks
Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Aceh
tahun 1988-2021
93
94
0
2020 62.000.000.000.000,0 3,54 6,59 71,99 15.55
0
2021 75.000.000.000.000,0 2,24 6,3 72,18 15.53
0
Sumber: Badan Pusat Sstatistik Indonesia dan Bank Indonesia
Lampiran 2
2. Inflasi
Inflasi Pada Level
4. Pengangguran
5. Tingkat Kemiskinan
Lampiran 3
Lampiran 4
UjiKausalitasGranger
F-
Null Hypothesis: Obs Statistic Prob.
Lampiran 5
UjiKointegrasi
Asymptotic:
n=1000
F-statistic 6.083421 10% 2.2 3.09
K 4 5% 2.56 3.49
2.5% 2.88 3.87
1% 3.29 4.37
Finite Sample:
Actual Sample Size 30 n=30
10% 2.525 3.56
5% 3.058 4.223
1% 4.28 5.84
Lampiran 6
Lampiran 7
Uji Estimasi ARDL Jangka Panjang
Levels Equation
Case 2: Restricted Constant and No Trend
EC = TK - (5.5525*LOG(DOK) + 1.6488*INF +
17.5335*PENGANGGURAN
-3.6122*IPM -11.0029 )
103
Lampiran 8
Uji Stabilitas ARDL CUSUM
CUSUM TEST
CUSUM Q TEST
104