Anda di halaman 1dari 128

HALAMAN JUDUL

LAPORAN SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


(SMKK) PADA PROYEK PEMBANGUNAN TOL JAKARTA –
CIKAMPEK II SELATAN PAKET 3

Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana (S1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tidar

Disusun Oleh:

RIDHA RAFIFAH

NPM. 1910503016

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023

i
MOTTO

So verily; with the hardship, there is relief. Verily; with the hardship, there is

relief.

[Quran 94:5-6]

“Take what u got today, throw away what hurts u, keep smiling, cause tomorrow
waits”
- Ridha Ra -

“Look inside yourself, you are more than what you have become”

- Mufasa The Lion King -

“The flower that bloom in adversity is the most rare and beautiful of all”
- Disney's Mulan -

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Hasil karya ini penulis

persembahkan kepada diri sendiri yang telah berjuang dan selalu semangat untuk

menjadi lebih baik, serta penulis persembahkan kepada orang-orang yang telah

berjasa memberi dukungan tiada henti :

1. Kedua orang tua, Ayah Trimoyo dan Ibu Iis yang tidak pernah putus

mendoakan setiap langkah serta selalu memberi dukungan yang amat tidak

terbatas untuk mengantarkan penulis menuju kesuksesan. Mari kita tuai

bersama, semoga selalu diberi keberkahan untuk segala hal.

2. Adik kecil tersayang Aqil S. yang selalu menanti kakak pulang, dan seluruh

keluarga besar yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan menantikan

kelulusan penulis.

3. Yagi Tri Cahya S.T. yang selalu mendampingi, membantu, memberi masukan,

dan motivasi yang sangat berperan penting dalam kebahagiaan penulis, semoga

abadi seperti edelweiss.

4. Dosen pembimbing, Ibu Ir. Fajar Susilowati S.T., M.T., IPM. dan Ibu Herlita

Prawenti S.T., M.T., yang senantiasa memberikan waktunya untuk

mengarahkan penulis dalam memperbaiki penyusunan dan pelaksanaan

penelitian.

v
5. Pekerja, staf, dan teman-teman di Proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek II

Selatan Paket 3, terutama Mas Kamal dan Bu Dewi, yang telah membantu dan

mengarahkan dalam melaksanakan penelitian.

6. Bapak, Ibu, dan kakak - kakak Jasamarga Tollroad Maintenance Area JTC

yang selalu mendukung, memberi motivasi dan membimbing penulis selama

magang dan penelitian berlangsung.

7. Teruntuk keluarga seperkosan para Jebroterz, yang selalu penulis rindukan,

Detta, Dila, Ibet, Icha, Wawa, penulis ucapkan banyak terima kasih telah selalu

ada untuk menghibur, menyemangati, menjadi rumah dan selalu menemani

penulis dalam keadaan apapun selama menjalankan study. Semoga selalu

diberi kebahagiaan dan kemudahan segala hal.

8. Orang-orang tersayang dan para sahabat terdekat Dian, Kepers, Bagongs, yang

telah memberikan semangat, dan selalu menghibur penulis.

9. Teruntuk sahabat terbaik Dini, Rika, Frisca, Perwita, Farinda, Novia, Kinan,

Opin, Hayuk, Affina, Andika dan Arfi yang telah menginspirasi dan memberi

semangat.

10. Teman - teman mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2019, terutama kelas

kebanggaan TS 01 yang menjadi teman seperjuangan dari awal sampai akhir.

vi
PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan karena atas Rahmat Allah SWT.


akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Pada Proyek Pembangunan
Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 untuk memenuhi persyaratan
memperoleh derajat Sarjana S1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Tidar.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung atas terselesaikannya skripsi ini yaitu kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan doa dan motivasi.
2. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., selaku Rektor Universitas Tidar.
3. Dr. Ir. Gito Sugiyanto, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Tidar.
4. Anis Rakhmawati, S.T., M.T., IPM. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Tidar.
5. Ir. Dwi Sat Agus Yuwana, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Penguji.
6. Ir. Fajar Susilowati, S.T., M.T., IPM., selaku Dosen Pembimbing I.
7. Herlita Prawenti S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II.
8. Tim Proyek Jalan Tol JAPEK II Selatan Paket 3.
9. Keluarga Besar JMTM Area JTC.
10. Seluruh teman-teman tercinta yang selalu mendukung.
Harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Meskipun dalam penulisan skripsi berusaha semaksimal mungkin, penyusun
menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang.

Magelang, Juni 2023

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

MOTTO ................................................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

INTISARI............................................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................4

1.3. Batasan Masalah Penelitian .......................................................................5

1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................6

1.5. Manfaat Penelitian .....................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................8

viii
2.1. Tinjauan Pustaka .......................................................................................8

2.2. Landasan Teori ........................................................................................11

2.2.1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.........................................11

2.2.2. Dasar Hukum .......................................................................................12

2.2.3. Bahaya dan Risiko ...............................................................................14

2.2.4. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi .....................17

2.2.5. Penilaian Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Tahapan

Pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Besar ................................18

2.2.6. Elemen Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi........22

2.2.7. Skala Penilaian Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

dan Tahapan pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Besar ...........24

2.2.8. Pengendalian Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi pada Proyek

Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan ..........................................29

2.2.9. Faktor Hambatan Dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi .......................................................................................................31

2.2.10.Identifikasi Risiko dan Pengendalian Risiko pada Pekerjaan Erection

Girder 32

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................35

3.1. Metode dan Teknik Penyediaan Data ......................................................35

3.1.1. Penetapan Variabel Penelitian .............................................................35

3.1.2. Metode Pengumpulan Data..................................................................47

3.1.3. Diagram Alir Penelitian .......................................................................55

3.2. Metode dan Teknik Analisis Data ...........................................................56

ix
3.2.1. Metode Analisa Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi pada Pekerjaan Erection Girder....................................................56

3.2.2. Metode Analisa Penetapan Faktor Utama Hambatan dalam Penerapan

Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Erection Girder ..............................57

3.2.3. Metode Analisa Tahapan Pekerjaan yang Memiliki Risiko Terbesar

pada Pekerjaan Erection Girder ......................................................................58

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ................................................................60

4.1. Hasil Penelitian........................................................................................60

4.1.1. Data Umum Proyek dan Data Teknis Pekerjaan Erection Girder .......60

4.1.2. Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Pekerjaan Erection Girder di Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3...........................................................................61

4.2. Pembahasan Penelitian ............................................................................64

4.2.1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Pekerjaan

Erection Girder di Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan

Paket 3 ............................................................................................................64

4.2.2. Faktor Penghambat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi pada Pekerjaan Erection Girder....................................................99

4.2.3 Tahapan Pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Terbesar 108

BAB V PENUTUP...............................................................................................118

5.1 Kesimpulan ............................................................................................118

5.2 Saran ......................................................................................................119

x
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................120

LAMPIRAN .........................................................................................................123

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Jumlah Proyek Jalan Tol Meningkat ...................................................1

Gambar 2. 1 Hirarki Pengendalian Bahaya ............................................................14

Gambar 2. 2 Penetapan Tingkat risiko Kegiatan / Nilai Rata – Rata Matriks

Risiko .....................................................................................................................28

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ....................................................................55

Gambar 4. 1 Papan Informasi Kebijakan K3 .........................................................62

Gambar 4. 2 Banner K3 Pada Pekerjaan Erection Girder ......................................63

Gambar 4. 3 Rambu dan Papan Informasi K3 Pada Pekerjaan Erection Girder ...64

Gambar 4. 4 Struktur organisasi P2K3 Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3 ..................................................................................65

Gambar 4. 5 Kebijakan K3 pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3 ..................................................................................67

Gambar 4. 6 Identifikasi bahaya, penilaian Risiko, pengendalian, dan peluang

(IBPPR) Pekerjaan Erection Girder .......................................................................69

Gambar 4. 7 Safety talk pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................70

Gambar 4. 8 Toolbox Meeting pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3 ..................................................................................71

Gambar 4. 9 Papan kebijakan K3 dan site plan .....................................................72

Gambar 4. 10 Standar Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) ..............................73

Gambar 4. 11 Kendaraan Khusus pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3 ..................................................................................74

xii
Gambar 4. 12 Toolbox Meeting pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta

Cikampek II Selatan Paket 3 ..................................................................................75

Gambar 4. 13 Sertifikat petugas K3 .......................................................................76

Gambar 4. 14 JSA pada pekerjaan Erection Girder ...............................................78

Gambar 4. 15 Penggunaan APD pada pekerjaan Erection Girder ..........................80

Gambar 4. 16 Mess Pekerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................82

Gambar 4. 17 Toilet Pekerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................83

Gambar 4. 18 Musholla Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................83

Gambar 4. 19 Ruang Fitness Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................83

Gambar 4. 20 Klinik Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan

Paket 3 ....................................................................................................................84

Gambar 4. 21 Kantin Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan

Paket 3 ....................................................................................................................84

Gambar 4. 22 APAR Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan

Paket 3 ....................................................................................................................85

Gambar 4. 23 Kotak P3K Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II

Selatan Paket 3 .......................................................................................................86

Gambar 4. 24 Struktur organisasi tanggap darurat di Proyek Pembangunan Jalan

Tol Jakarta Cikampek II Selatan Paket 3 ...............................................................87

Gambar 4. 25 Kelengkapan Dokumen pekerjaan Erection Girder .........................88

xiii
Gambar 4. 26 Pelaksanaan Observasi.....................................................................90

Gambar 4. 27 Diagram Radar Hasil Penilaian Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Konstruksi .........................................................................................98

Gambar 4. 28 Diagram Persentase perbandingan dengan penelitian terdahulu ......99

Gambar 4. 29 Pelaksanaan Kuisioner ...................................................................102

Gambar 4. 30 Pembagian Responden ...................................................................102

Gambar 4. 31 Diagram batang hasil faktor penghambat SMKK .........................105

Gambar 4. 32 Pelaksanaan Wawancara ................................................................114

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Identifikasi Bahaya pada Pekerjaan Erection Girder ...........................15

Tabel 2. 2 Contoh Lembar Pemeriksaan SMKK ...................................................18

Tabel 2. 3 Contoh Lembar Penetapan Tingkat risiko Pekerjaan ............................21

Tabel 2. 4 Penetapan Tingkat Kekerapan (K) ........................................................25

Tabel 2. 5 Penetapan Tingkat Akibat Keparahan (A) ............................................26

Tabel 3. 1 Variabel Penerapan SMKK...................................................................35

Tabel 3. 2 Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK .....................37

Tabel 3. 3 Tahapan Pekerjaan Erection Girder ......................................................39

Tabel 3. 4 Elemen Kepemimpinan dan Partisipasi Tenaga Kerja dalam

Keselamatan Konstruksi ........................................................................................40

Tabel 3. 5 Elemen Perencanaan Keselamatan Konstruksi .....................................42

Tabel 3. 6 Elemen Dukungan Keselamatan Konstruksi.........................................43

Tabel 3. 7 Elemen Operasi Keselamatan Konstruksi .............................................45

Tabel 3. 8 Elemen Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi ..............................46

Tabel 3. 9 Kategori Temuan..................................................................................48

Tabel 3. 10 Daftar pertanyaan untuk wawancara ...................................................49

Tabel 3. 11 Metode pengumpulan data tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection

Girder .....................................................................................................................51

Tabel 3. 12 Pengukuran Skala Likert .....................................................................53

Tabel 3. 13 Lembar kuisioner ................................................................................54

Tabel 4. 1 Data Umum Proyek...............................................................................60

Tabel 4. 2 Data Teknis Pekerjaan Erection Girder ................................................60

xv
Tabel 4. 3 Daftar APD yang digunakan pada pekerjaan Erection Girder ..............79

Tabel 4. 4 Daftar rambu yang digunakan pada pekerjaan Erection Girder ............80

Tabel 4. 5 Analisis observasi pada elemen kepemimpinan dan partisipasi pekerja

dalam keselamatan konstruksi...............................................................................90

Tabel 4. 6 Analisis obeservasi pada elemen perencanaan keselamatan konstruksi

................................................................................................................................92

Tabel 4. 7 Analisis observasi pada elemen dukungan keselamatan konstruksi .....93

Tabel 4. 8 Analisis observasi pada elemen operasi keselamatan konstruksi .........95

Tabel 4. 9 Analisis observasi pada elemen evaluasi kinerja keselamatan konstruksi

................................................................................................................................96

Tabel 4. 10 Hasil Rekapitulasi Penilaian Penerapan Sistem Manajmen

Keselamatan Konstruksi ........................................................................................97

Tabel 4. 11 Faktor Penghambat Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Pekerjaan Erection Girder ....................................................................................100

Tabel 4. 12 Hasil Kuisioner .................................................................................101

Tabel 4. 13 Hasil Kuisioner .................................................................................103

Tabel 4. 14 Hasil analisis ranking dari pengolahan data kuisioner ......................104

Tabel 4. 15 Elemen penghambat penerapan SMKK pada Proyek Pembangunan

Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan Paket 3 pekerjaan Erection Girder .........106

Tabel 4. 16 Hasil Wawancara ..............................................................................108

Tabel 4. 17 Hasil wawancara tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection Girder .109

Tabel 4. 18 Data Nearmiss (hampir celaka) saat bekerja .....................................111

Tabel 4. 19 Hasil perhitungan tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection Girder

..............................................................................................................................114

xvi
Tabel 4. 20 Rangking tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection Girder .............115

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Susunan Panitia Organisasi P2K3 ....................................................124

Lampiran 2 Susunan, Wewenang, dan tanggung jawab organisasi P2K3 ...........125

Lampiran 3 Tanggung jawab dan wewenang personil tanggap gawat darurat ....127

Lampiran 4 Prosedur komunikasi, konsultasi, dan partisipasi .............................128

Lampiran 5 Flowchart Kebakaran, kecelakaam ringan & sedang, kecelakaan berat,

gempa,banjir, korban meninggal ..........................................................................130

Lampiran 6 Evaluasi Kerja...................................................................................134

Lampiran 7 Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi .................................137

Lampiran 8 Hasil Wawancara & Kuisioner .........................................................139

Lampiran 9 Lembar Permohonan Pengambilan Data Proyek ..............................167

xviii
INTISARI

Proyek pembangunan jalan tol memiliki potensi risiko pekerjaan yang


signifikan. Proyek ini tentunya membutuhkan penerapan SMKK yang baik agar
tercapai zero accident. Proyek masih terdapat near-miss (potensi bahaya) yang
salah satunya berkaitan dengan pekerjaan erection girder. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan SMKK dan faktor penghambat
utama penerapan SMKK serta tingkat risiko pada tahapan erection girder yang
mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, wawancara.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tingkat penerapan SMKK secara
langsung di lokasi penelitian, dan wawancara untuk mendapatkan data yang
belum ditemukan saat observasi. Kemudian, data kuesioner dikumpulkan dari 25
responden untuk mendapatkan faktor penghambat utama dalam pelaksanaan
SMKK.
Hasil observasi dan analisis pelaksanaan SMKK diperoleh hasil yang
memuaskan dan kendala utama pelaksanaan SMKK adalah tingkat kepedulian
pekerja yang rendah dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) yang baik dan
benar. Penilaian penerapan SMKK terhadap 5 unsur SMKK dalam Permen PUPR
No. 10 Tahun 2021 didapatkan hasil memuaskan dengan nilai yang diperoleh
sebesar 88%, di mana terdapat 2 unsur yang belum terpenuhi yaitu unsur
perencanaan keselamatan konstruksi dan unsur pendukung keselamatan
konstruksi. Tahapan pekerjaan erection girder tergolong aman karena risiko
terbesar berada pada kategori sedang.
Kata kunci : Erection Girder, Konstruksi, SMKK, Risiko

xix
ABSTRACT
Toll road construction projects have significant potential job risks. This
project certainly requires the implementation of a good SMKK in order to achieve
zero accidents. The project still has near-misses (potential hazards), one of which
is related to girder erection work. The purpose of this study was to find out the
implementation of SMKK and its main inhibiting factors as well as the level of
risk at the erection girder stage which refers to the Minister of PUPR Regulation
Number 10 of 2021.
Data was collected through observation, questionnaires, and interviews.
Observations were done to collect data on the level of implementation of SMKK
directly at the research location, and interviews to obtain data that had not been
found during observation. Then, questionnaire data was collected from 25
respondents to get the main inhibiting factors in implementing SMKK.
The results of observation and analysis of the implementation of the SMKK
obtained satisfactory results and the main obstacle to the implementation of the
SMKK is the low level of awareness of workers in using proper and correct
personal protective equipment (PPE). Assessment of the application of SMKK to
the five elements of SMKK in PUPR Ministerial Regulation No. 10 of 2021 the
results were satisfactory with a value obtained of 88%, where there are two
elements that are not fulfilled, namely elements of construction safety planning
and construction safety supporting elements. The stages of erection girder work
are classified as safe because the biggest risk is in the medium category.
Keyword: Erection Girder, Construction, SMKK, Risk

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial. Infrastruktur yang

memadai memang dapat memberikan dampak besar bagi pembangunan nasional

dan kesejahteraan masyarakat, seperti transportasi, produksi, energi, dan sarana

prasarana. Selain itu, ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan syarat

mutlak bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, khususnya di

Jawa Barat yang secara geografis memiliki wilayah yang cukup luas dan memiliki

jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 49.405.808 jiwa dan beberapa wilayah

administratif. merupakan daerah penyangga ibu kota. BPS Jawa Barat, 2022). Salah

satu infrastruktur yang sangat penting yaitu pembangunan jalan, karena berfungsi

untuk menghubungkan wilayah, baik sebagai sarana distribusi barang maupun

sebagai sarana mobilitas masyarakat.

Gambar 1. 1 Jumlah Proyek Jalan Tol Meningkat


Sumber: Databoks.katadata.co.id

1
Pembangunan infrastruktur meningkat selama tiga tahun terakhir, terutama

proyek pembangunan jalan tol. Gambar 1.1 menunjukkan bahwa proyek

pembangunan jalan tol di Indonesia lebih banyak dibandingkan proyek

pembangunan infrastruktur lainnya.

Pemerintah sangat mempersiapkan sarana mobilitas untuk mendukung dan

memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat sebagai daerah penyangga Ibukota

dengan terus melakukan perkembangan infrastruktur khususnya jalan, seperti

Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan yang dibangun oleh PT Jasa

Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Japek Selatan (JJS) yang

mengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan

merupakan jalan Tol yang sedang dalam tahap pembangunan menghubungkan

Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Jati Asih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi

di Sadang, Purwakarta. Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan memiliki panjang 64

Km yang terdiri dari 3 Paket, yaitu Paket 1 Jati Asih menuju Setu (Sta 0+000 - Sta

9+300) sepanjang 9,3 Km, ruas ini masuk ke dalam wilayah Kota Bekasi dan Kab.

Bogor dengan progres pembebasan lahan sudah mencapai 3,29%. Kemudian Paket

2 Setu menuju ke Taman Mekar (Sta 9+300 - Sta 34+150) sepanjang 24,85 Km,

masuk ke dalam wilayah Kab. Bekasi dengan progres pembebasan lahan sudah

mencapai 38,29%. Lalu Paket 3 Seksi 5 dari Taman Mekar menuju Sadang (Sta

34+150 - Sta 64+000) sepanjang 27,85 Km, masuk ke dalam wilayah Kab.

Karawang dan Kab. Purwakarta. Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II ini

bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah seperti

kawasan industri, perumahan, kawasan wisata dan sebagainya.

2
Seiring dengan meningkatnya pembangunan jalan tol, implementasi ini juga

menghadirkan risiko dan beberapa potensi kendala utama. Konstruksi sipil

merupakan kegiatan yang berisiko tinggi dan dapat menimbulkan beberapa dampak

yang tidak diinginkan, terutama dalam hal keselamatan kerja (Abduh, 2010),

sehingga diperlukan upaya preventif untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja.

Dalam pengembangan sistem keselamatan kerja proyek konstruksi, pemerintah

telah mengeluarkan peraturan tentang sistem manajemen keselamatan konstruksi

yang terbaru dan berlaku saat ini, yaitu Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun

2021. Peraturan ini mengatur bahwa setiap proyek konstruksi wajib untuk mencapai

keselamatan , keamanan dan keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan atau dikenal

dengan standar K4. Pemerintah juga mempertimbangkan aspek pengawasan dan

pembinaan konstruksi di tingkat nasional.

Berdasarkan observasi awal, ada beberapa penerapan SMKK yang dibuat

oleh PT. Jasamarga sebagai penyedia jasa dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan

Jalan Tol Jakarta Selatan – Cikampek II antara lain tersedianya organisasi P2K3

untuk proyek ini, kebijakan K3 perusahaan yang telah didokumentasikan dan

ditandatangani oleh manajemen perusahaan, tersedianya APD dan APK lengkap

dan sesuai dengan standar kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan K3, serta

pengawasan keselamatan konstruksi selama bekerja.

Namun, pembangunan tol Jakarta - Cikampek II Selatan memiliki risiko dan

potensi kendala. Kendala tersebut antara lain bekerja di ketinggian, penerangan

yang kurang pada saat bekerja di malam hari, penggalian dan penimbunan,

pengeboran di lereng, angin kencang yang tidak dapat diprediksi, dan tanah longsor.

3
Selain itu, ada beberapa bahaya dan risiko saat pelaksanaan seperti terkena alat

kerja, jatuh dari ketinggian, tersentuh alat bantu manuver, tersengat listrik, tertimpa

benda berat, dan terkena debu.

Penilaian pelaksanaan keselamatan konstruksi merupakan faktor penting

dalam sistem manajemen keselamatan konstruksi yang diterapkan pada Proyek

Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan. Dalam memenuhi dan

melaksanakan standar keselamatan, keamanan, kesehatan dan keberlanjutan atau

yang dikenal dengan K4, maka harus diterapkan sistem manajemen keselamatan

konstruksi sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat No. 10 Tahun 2021 yaitu penerapan Analisis Keselamatan Konstruksi

(AKK) untuk pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi, AKK merupakan analisis

keselamatan konstruksi dalam identifikasi dan pengendalian risiko berdasarkan

rangkaian pekerjaan dalam metode kerja (work method statement) pasal 26 ayat 1.

Jika tidak dilakukan penilaian dikhawatirkan akan menimbulkan kecelakaan kerja

mulai dari kecelakaan ringan hingga kecelakaan yang serius.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ditinjau oleh penulis,

naskah penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi (SMKK) Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket

3”

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini sesuai dengan

latar belakang di atas, yaitu mengenai permasalahan nearmiss (hampir celaka) yang

sewaktu-waktu dapat terjadi dan menimbulkan masalah dalam penerapan SMKK.

4
Proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 perlu dilakukan tinjauan

lebih lanjut karena pekerjaannya yang bersinggungan langsung dengan pengendara

mobil dalam tol serta item pekerjaannya memiliki Risiko tinggi khususnya pada

pekerjaan erection girder.

Berdasarkan hasil observasi awal dan kajian literatur yang dilakukan oleh

peneliti saat pelaksanaan pekerjaan erection girder terdapat masalah mengenai

SMKK yaitu adanya pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

dengan lengkap ketika sedang bertugas, serta ada beberapa kecelakaan kerja seperti

pekerja yang tertimpa atau kejatuhan material, tertabrak alat berat, terkena

tumpahan material grouting, dan alat ambruk karena kelebihan beban.

Adanya hal tersebut membuat peneliti perlu melakukan tinjauan lebih lanjut

untuk mengidentifikasi tingkat penerapan SMKK pada Proyek Tol Jakarta –

Cikampek II Selatan Paket 3 serta faktor utama penghambat SMKK dan tahapan

pekerjaan apa yang memiliki tingkat risiko terbesar pada Proyek Tol Jakarta –

Cikampek II Selatan Paket 3.

1.3. Batasan Masalah Penelitian

Agar penelitian ini lebih terfokus pada permasalahan yang ada, maka

diberikan batasan masalah, antara lain:

1. Penelitian dilakukan pada Proyek Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 dengan

batasan lingkup penelitian penerapan SMKK pada pekerjaan Erection Girder

khusunya di Jembatan Crossing Pindodeli (Sta. 49+260).

2. Hanya memfokuskan pada K3 di pekerjaan Erection Girder di Jembatan Crossing

Pindodeli (Sta. 49+260) Proyek Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3.

5
3. Pengamatan data observasi dan analisis digunakan data dari proyek pada bulan

Desember sampai dengan Maret 2023 dan dilengkapi dengan data Magang.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian : Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui tingkat penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi pada

pekerjaan Erection Girder di Proyek Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3

Seksi 5.

2. Mengetahui faktor utama penghambat penerapan sistem manajemen keselamatan

konstruksi pada pekerjaan Erection Girder di Proyek Tol Jakarta – Cikampek II

Selatan Paket 3 Seksi 5.

3. Mengetahui tahapan pekerjaan yang memiliki tingkat risiko terbesar pada pekerjaan

Erection Girder di Proyek Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 Seksi 5.

1.5. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi kinerja penerapan SMKK yang telah dilaksanakan sehingga kedepannya

penerapan SMKK pada proyek menjadi lebih baik lagi atau dapat dipertahankan

apabila penerapan SMKK sudah memuaskan..

2. Bagi Mahasiswa

6
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi tentang evaluasi penerapan

sistem manajemen keselamatan konstruksi pekerjaan jalan tol dan menjadi

gambaran bagi mahasiswa yang ingin meninjau mengenai konstruksi diproyek

transportasi khususnya jalan tol.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam
i i i i i i i

melakukan penelitian ini sehingga dapat menambah referensi dalam mengkaji


i i i i i i i i i

penelitian yang dilakukan, yaitu :


i i

1. Siregar, (2021) melakukan penelitian dengan judul “Kajian Penerapan Sistem


i i i i i i i i

Manajemen i i Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada


i i i i i Proyek i

Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi –Inderapura” Hasil uji memperlihatkan


i i i i i

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


i i i i i i i i i i

proyek pembangunan jalan tol Tebing Tinggi-Inderapura dapat dikatakan


i i i i

sudah cukup baik dan efektif dengan nilai perhitungan nilai bobot rerata i i i i i

diketahui sebesar 92,45%.


i i i

2. Azizah, (2018) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan i i i i i

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek UNY


i i i i i i i i i

Yogyakarta 7 IN 1” Hasil uji memperlihatkan tingkat pelaksanaan Sistem i i i i

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek


i i i i i i i i

konstruksi bahaya atau risiko tinggi termasuk pada ketegori sedang, untuk i i i i

tingkat pelaksanaan SMK3 pada proyek konstruksi bahaya atau risiko sedang
i i i

termasuk kategori buruk.


i i

3. Sompie, dkk., (2021) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan SMK3,


i i i i i i i

Data Lalu Lintas Dan Data Tanah Pada Konstruksi Jalan di Ruas Jalan Raya

8
Amurang Kabupaten Minahasa Selatan” Hasil uji memperlihatkan Bahaya i i i i

yang dapat terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan jalan di lokasi studi telahi i i i i

diidentifikasi dan dibuat rencana aksi berupa penanggulangan risikonya,


i i i i

Volume lalu-lintas dari arah Tumpaan – Amurang lebih besar dibandingkan


i i i

volume lalu-lintas dari arah Amurang – Tumpaan sebesar 4006 kendaraan. Dari
i i i i

grafik penentuan CBR desain 90% diperoleh nilai CBR tanah dasar adalah
i i i i i

7.68% dan nilai Daya Dukung Tanah (DDT) sebesar 5.51%. i i

4. Hartawan, (2021) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Biaya Sistem i i i i i

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek


i i i i i i i i

Bangunan Gedung SMPN 1 Tenggarong Kalimantan Timur” Hasil uji i i

memperlihatkan Rincian kegiatan penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang


i i i i i i

pekerjaan bangunan sekolah dengan biaya pelaksanaan SMK3 sebesar


i i i i i i i

Rp.453,298,212.00 dari nilai kontrak Rp.30,132,530,000.00 atau prosentase i i

biaya pelaksanaan SMK3 sebesar 1,5% dari nilai kontraknya. Perhitungan


i i i i

pembiayaan SMK3 dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan


i i i

program SMK3 pada proyek. i

5. Umar, (2022) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Manfaat Dan Biaya i i i i

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Pada Proyek Konstruksi


i i i i i i i i i

(Studi Kasus Pada Gedung Sglc Dan Eric UGM)” Hasil uji memperlihatkan i i i i

biaya penyelenggaraan
i i i SMKK sebesar i i Rp.2.026.662.772,00 dengan i

presentase biaya penyelenggaraan SMKK sebesar 0.93% dari nilai kontrak.


i i i i i i i i

Dan Analisis B/C ratio sebesar 1.818 dengan kategori layak. i i i i

6. Sutandi, dkk., (2021) melakukan penelitian dengan judul “Survei Penerapan i i i i i i i

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Menurut Peraturan Menteri Pupr


i i i i i i i i i

9
21 Tahun 2019 Pada Beberapa Proyek Di Surabaya” Hasil uji memperlihatkan i i i i i

Penerapan SMKK pada beberapa proyek di Surabaya sudah mendapatkan hasil


i i i i i i

dengan kategori penerapan yang cukup baik. Dibuktikan dengan hasil analisa
i i i i i

RII dari kelima elemen SMKK berkisar antara sedang hingga baik. SMKK
i i i i i i

masih dapat ditingkatkan kinerja penerapannya dengan menerapkan beberapa i i i i i i i i

strategi. i

7. Yuliansyah, dkk., (2017) melakukan penelitian dengan judul “Analisis i i i i

Penerapan sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)


i i i i i i i i i i

Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Revitalisasi Dan Perluasan Depo
i i i i i

Kontainer Di Pt.Bhanda Ghara Reksadrive IV Palembang)” Hasil uji


i i i i

memperlihatkan Penerapan SMK3 pada proyek pengerjaan Revitalisasi dan


i i i i i i i i

Perluasan Depo Kontainer di PT. BGR Divre IV Palembang menunjukan angka


i i i i i i

74,01%. Menurut Peraturan Menteri PU No. 9 Tahun 2008, angka tersebut i i i i i i

tergolong sedang. Yang artinya penerapan SMK3 pada proyek konstruksi ini
i i i i i

harus ditingkatkan lagi.

8. Wiriyanto, (2022) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem i i i i i i i

Manajemen Keselamatan Konstruksi Pekerjaan Bored Pile Di


i i i i i i i i Proyek i

Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian” Hasil uji memperlihatkan Secara


i i i i i i i

Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian memiliki nilai rata – rata tingkat


i i i i i i

penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi pekerjaan Bored Pile


i i i i i i i i i i i

sebessar 87 % dapat disimpulkan memiliki tingkat penerapan yang


i i i i i

memuaskan. i

9. Haningtyas, (2021) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem i i i i i i i

Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Pada Proyek Pembangunan


i i i i i i

10
Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor” Hasil uji memperlihatkan Penerapan
i i i i i i

SMKK pada Proyek Bendungan Ciawi berdasarkan hasil penilaian pada i i i i

Permen PUPR No.10 Tahun 2021 serta kriteria penilaian yang telah ditetapkan
i i i i i i i

pada penelitian ini tergolong ke dalam hasil yang memuaskan. Tetapi dari
i i i i i i

penilaian tersebut masih terdapat elemen penerapan SMKK yang belum


i i i i i i i i i i

memenuhi sesuai dengan kriteria penilaian yaitu pada elemen perencanaan


i i i i i i i i i i i

keselamatan konstruksi, dukungan keselamatan konstruksi, dan operasi


i i i i i

keselamatan konstruksi.
i i

10. Dharmayanti, dkk., (2018) melakukan penelitian dengan judul “Kendala Penerapan i i i i i i i

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Kontraktor


i i i i i i i i

Di Bali” Hasil uji memperlihatkan Kendala-kendala penerapan SMK3 yang i i i i i i

dihasilkan dari penelitian ini berturut-turut mulai dari prioritas teratas adalah i i i i

Terbatasnya dana, Rendahnya prioritas K3 oleh manajemen perusahaan,


i i i i i i

Rendahnya budaya dan disiplin K3, Kurangnya pengetahuan mengenai K3,


i i i i i

Lemahnya pengawasan, Lemahnya sanksi dari perusahaan, serta adanya Kontraktor


i i i i i

yang memaksakan bekerja sampai larut malam.i i i

2.2. Landasan Teori

Berikut definisi dari berbagai teori dalam penelitian ini.


iR

2.2.1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Suma’mur dalam (Winoto, 2018), keselamatan dan kesehatan


i i i i i

kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang diberikan kepada seluruh
i i i i i i

potensi bahaya dan bertujuan agar semua pekerja selamat dan sehat.sedangkan
i i i i i i i i

menurut Ridley dalam (Winoto, 2018), keselamatan dan kesehatan kerja adalah
i i i i i i i

11
kondisi sehat dan aman baik bagi pekerjaanya baik masyarakat, lingkungan sekitar,
i i i i

dan tempat kerjanya. i i

Dengan demikian, menurut (Winoto, 2018), keselamatan dan kesehatan


i i i i i i i

kerja merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
i i i i i i i i

penyakit akibat kerja agar kondisi para pekerja dalam keadaan yang sehat fisik,
i i i i i i

mental, dan sosial.


i

2.2.2. Dasar Hukum

1. Undang – Undang No 13 Tahun 2003

Undang – Undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Pasal 86 i i i i

mengenai pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


i i i i i i i i i

keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 87 mengenai setiap perusahaan wajib


i i i i i i i i i

menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan (SMK3) yang


i i i i i i i i i

terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.


i i i i i i i

2. Undang – Undang No 2 Tahun 2017

Undang – undang no 2 tahun 2017 pada BAB VI tentang keamanan, i i

keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan konstruksi. Pasal 59 yakni bahwa setiap


i i i i i i i

jasa konstruksi wajib untuk menyelenggarakan standar keamanan, keselamatan, i i i i i i

kesehatan, dan keberlanjutan atau biasa disebut juga dengan istilah K4, dalam pasal
i i i i i i

ini juga tertera aspek - aspek yang harus diperhatikan oleh pengguna dan penyedia
i i i i i i i i i

jasa konstruksi dalam memenuhi standar (K4). i i

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun

2021

12
Pada peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 10
i i i i i i

tahun 2021 berisikan tentang pedoman sistem manajemen keselamatan konstruksi,


i i i i i i i i

yang dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai i i i i i i i

dengan standar keselamatan, kesehatan, serta memperhatikan aspek keamanan


i i i i i i i i i i

konstruksi.

Dibuatnya peraturan ini bertujuan agar sistem manajemen keselamatan i i i i i i i

konstruksi yang diterapkan, dapat menciptakan tempat kerja yang aman dan i i i i

nyaman untuk meningkatkan produktivitas kerja. Serta melengkapi dari peraturan i i i i i i

sebelumnya
i i agar dapat meningkatkan efektivitas perlindungan kesehatan dan i i i i i i

keselamatan kerja yang terencana, terstruktur, dan terpadu. Serta mencegah dan
i i i i i i i i i i

mengurangi pada kecelakaan kerja.


i i i i

Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no. 10 tahun 2021
i i i i i i

memiliki 5 elemen yang terdapat pada RKK pasal (6) nomor 2, sublampiran K yaitu
i i i i i

1. Kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam keselamatan konstruksi.


i i i i i i

2. Perencanaan keselamatan konstruksi


i i i i

3. Dukungan keselamatan konstruksi i i

4. Operasi keselamatan konstruksi


i i i

5. Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi


i i i i

13
2.2.3. Bahaya dan Risiko

Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang


i i i

berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau


i i i i i i i

gangguan lainnya. (Ramli, 2010).

Risiko adalah manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event)


i i i i i

yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari


i i i i i i i

cara pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau
i i i i

rendah sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi (Sugandi, 2003).
i i i

1. Hirarki Pengendalian Bahaya

Bahaya pada pekerjaan dapat dilakukan pengendalian, yaitu untuk


i i i i

menurunkan tingkat risiko/bahaya tinggi menuju ke tingkat yang aman atau rendah
i i i i

(Damkar, 2020), dan memiliki beberapa beberapa tahapan yaitu :


i i i i i

Gambar 2. 1 Hirarki Pengendalian Bahaya i i

Sumber: Safety Foodware.co.id, 2017


i i i

1. Eliminasi
i

Eliminasi yaitu meniadakan bahaya dan risiko dengan tidak mempekerjakan


i i i i i i

manusia pada aktivitas

14
2. Subsitusi

Subsitusi yaitu penggantian proses, operasi, bahan, atau peralatan dengan yang
i i i i i

tidak berbahaya atau memiliki bahaya lebih kecil


i i i i

3. Pengendalian teknis
i i i

Pengendalian teknis yaitu pengendalian terhadap desain peralatan, tempat kerja


i i i i i i i i i i

untuk memberikan perlindungan keselamatan konstruksi


i i i i i

4. Rambu atau peringatan administratif i

Pengendalian bahaya ini dilakukan dengan mengendalikan prosedur, izin kerja,


i i i i i i i

analisis keselamatan pekerjaan, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja


i i i i i i i i i

5. Alat Pelindung Diri (APD)


i

Teknik pengendalian bahaya yakni dengan mewajibkan pemakaian Alat Pelindung


i i i i i i i

Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK) i i

2. Kegiatan yang Berpotensi Terjadi Kecelakaan Kerja Pekerjaan Erection

Girder

Berikut kegiatan yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan


i i i i i i i i i i

Erection Girder di Proyek Tol Jakarta Cikampek II Selatan:


i i i i i i

Tabel 2. 1 i

Identifikasi Bahaya pada Pekerjaan Erection Girder


i i i i i i

No. Item Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1 Mobilisasi kendaraan i Pekerja/ pengendara tertabrak dan terlindas
i i i i i i

Proyek i alat berat i

Pekerja terluka akibat terkena material atau


i i i i i i

peralatan saat proses mobilisasi


i i

Proses mobilisasi mengakibatkan debu i i i

bertebaran
i i

15
No. Item Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Terjadi kemacetan akibat proses mobilisasi di
i i i i

area masuk / keluar proyek


i i i

2 Setting Crane di
i i Pekerja terluka karena material atau peralatan
i i i i i i

lokasi kerja i yang digunakan


Kesalahan metode kerja dapat membuat
i i i i i

pekerja terjepit peralatan


i i i i i

Salah perhitungan posisi crane i i

3 Erection Girder
i i i Sling dapat terputus dan terjatuh mengenai i i i i

pekerja
i i

Posisi material tidak sejajar i i

Operator alat berat kelelahani i i i

4 Stressing Girder i i Pekerja tersandung kabel


i i i i

Pekerja tertimpa material PCI girder maupun


i i i i i

gulungan kabel strand i

Pekerja dapat terjepit alat jack stress


i i i i i

5 Pemotongan Strandi Tumpahan material grouting i

& Grouting Girder i Pekerja terkena serpihan strand dan tangan


i i i i i

terkena pisau cutter


i i i

6 Mobilisasi Girder i Truck terbalik & roda truck amblas karena i i

dari Stockyard ke i lokasi tanah tidak stabil.


jembatan yang akan
i

erection
i i

7 Erection atau Setting


i i i Pekerja tertimpa material saat pengangkatan
i i i i i

Girder i PCI girder i

Pekerja tertabrak alat berat


i i i i

Pengendara/ masyarakat tertimpa/ kejatuhan


i i i i

material i

Mesin mengalami kegagalan fungsi


i i i

Alat ambruk karena kelebihan beban i i i i

16
2.2.4. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Dilaksanakannya penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi i i i i i i i

harus berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum perumahan rakyat nomor 10


i i i i i i i

tahun 2021, yang harus memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan i i i i i i i

keberlanjutan yang berada dalam dokumen sistem manajemen keselamatan


i i i i i i i i i

konstruksi sebagai, pasal (2) nomor 11 ayat 5 :


i

1. Rancangan Konseptual Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


i i i i i i

Rencana konseptual sistem manajemen keselamatan konstruksi adalah dokumen


i i i i i i i i

telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang disusun pada tahap pengkajian,


i i i i i

perencanaan dan/atau perancangan


i i i

2. RKK

RKK adalah merupakan dokumen lengkap rencana penerapan sistem manajemen


i i i i i i i i i

keselamatan konstruksi dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak


i i i i i i

3. RMPK

RMPK adalah dokumen perencanaan kegiatan penjaminan dan pengendalian mutu i i i i i i i

yang disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan
i i i i i i i i

konstruksi

4. Program Mutu

Program mutu adalah dasar dari pengendalian kontrak selain kontrak itu sendiri i i i i

5. RKPPL

RKPPL adalah dokumen telaah tentang keselamatan konstruksi yang memuat rona i i i i i i

lingkungan, pengelolaan, dan pemantauan lingkungan yang merupakan pelaporan


i i i i i

pelaksanaan pengelolaan, dan pemantauan lingkungan


i i i i

6. RMLLP

17
RMPLLP dokumen telaah tentang keselamatan konstruksi yang memuat analisis,
i i i i i i

kegiatan, dan koordinasi manajemen lalu lintas


i i i

2.2.5. Penilaian Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Tahapan

Pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Besar

Penilaian sistem manajemen keselamatan konstruksi mengacu pada


i i i i i i i

peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no 10 tahun 2021, yang
i i i i i i

terdapat pada sub lampiran K bagian format audit internal, terdapat tabel lembar
i i i i i

pemeriksaan yang mencakup 5 elemen, pada setiap elemen memiliki nomor


i i i i i i i i i i i

keriteria. Contoh tabel seperti tabel 2.2 dibawah.


i i i i i i

Tabel 2. 2 Contoh Lembar Pemeriksaan SMKK


i i i i

Hasil Kategori Temuan


No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
A Kepemimpinan i i dan
Partisipasi Pekerja i i

dalam Keselamatan
i i

konstruksi

A.1 Kepedulian pimpinan i i

terhadap isu internal


i i

dan eksternal i i

1 A.1.1 Penyedia i i jasa


menetapkan i i isu
internal dan eksternal i i i

18
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
yang dapat
mempengaruhi
i i

penerapan
i i Sistem
i

Manajemen i i

Keselamatan
i i

Konstruksi

19
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
Penyedia i i Jasa
membentuk i i

organisasi pengelola i i

Sistem i Manajemen i i

2 A.1.2
Keselamatan i i

Konstruksi
berdasarkan
i

persyaratan peraturan
i i

3 A.1.3 Besaran i organisasi


pengelola
i i Sistem i

Manajemen i i

Keselamatan i i

Konstruksi

4 A.1.4 Penyedia jasa wajib


i i

menunjuk i

penanggung
i jawab
pengelola
i i Sistem i

Manajemen i i

Keselamatan i i

Konstruksi yang
memiliki i kopetensi i i

dibidangnya untuk
bertanggung
i jawab
terhadap
i pengelola
i i

adminitrasi dan
operasional i

20
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
keselamatan i i

konstruksi
5 A.1.5 Susunan, tugas,
wewenang i i dan
tanggung jawab
organisasi pengelola i i

Sistem i Manajemen i i

Keselamatan i i

Konstruksi
ditetapkan i secara i

tertulis i oleh i

manajemen Penyedia i i i i

Jasa

Sumber : Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Sub Lampiran K


i i i

Penilaian tahapan pekerjaan Erection Girder yang memiliki tingkat risiko besar
i i i i i i i i

mengacu pada peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no 10


i i i i i i i

tahun 2021, yang terdapat pada sub lampiran J. Contoh tabel seperti tabel 2.3
i i i i i

dibawah.

Tabel 2. 3 Contoh Lembar Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan


i i i i i i

No Pekerjaan Identifikasi Pekerja Peralatan Material Publik Lingkungan


Berisiko Bahaya Hidup
K A TR K A TR K A TR K A TR K A TR
KxA KxA KxA KxA KxA

21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Sumber : Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Sub Lampiran Ji i i

2.2.6. Elemen Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no. 10 tahun 2021
i i i i i i

memiliki beberapa elemen dan subelemen yang terdapat pada bagian ketiga
i i i i i i i i i i i

mengenai RKK pasal (6) nomor 2, sublampiran K yaitu :


i i

1. Kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam keselamatan konstruksi.


i i i i i i

Pada elemen ini berisikan langkah - langkah pemahaman terhadap keselamatan


i i i i i i i i

konstruksi. Elemen ini memiliki beberapa subelemen yaitu : i i i i i i i i i

a. Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal


i i i i i i

b. Komitmen keselamatan konstruksi dan partisipasi tenaga kerja i i i i i

c. Organisasi SMKK

d. Suvervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.


i i

2. Perencanaan keselamatan konstruksi.


i i i i

Pada elemen ini berisikan langkah – langkah perencanaan keselamatan konstruksi.


i i i i i i i i

Elemen ini memiliki beberapa subelemen yaitu :


i i i i i i i i i

a. Rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang tertuangdalam


i i i i i i i i

sasaran dan program

b. Standar pengamanan alat pelindung diri (APD) i i

c. Identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian dan peluang (IBPRP)


i i i i i

3. Dukungan keselamatan konstruksi i i

22
Pada elemen ini berisikan factor pendukung dalam keselamatan konstruksi. Elemen
i i i i i i i i i i

ini memiliki beberapa subelemen yaitu :


i i i i i i

a. Sumber daya yang meliputi sumber daya teknologi dan peralatan, sumberdaya
i i i i i i

material, dan perhitungan biaya penerapan sistem manajemen keselamatan


i i i i i i i i i

konstruksi

b. Kepedulian organisasi dilakukan dengan menyusun program peningkatan


i i i i i

kepedulian keselamatan konstruksi dan rencana pelatihan keselamatan


i i i i i i i i

konstruksi

c. Manajemen komunikasi dilakukan dengan penjadwalan safety induction, i i i i i

toolbox meeting dan jadwal komunikasi lain i i

d. Kompetensi tenaga kerja dilakukan dengan menyusun daftar personil i i i i i i i

keselamatan konstruksi
i i

e. Informasi terdokumentasi adalah dokumen yang digunakan sebagai acuandalam i i i i

pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan pengendalian akses dan penyimpanan


i i i i i i i

4. Operasi keselamatan konstruksi


i i i

Pada elemen ini berisikan kegiatan untuk menangai keselamatan konstruksi.


i i i i i i i i

Elemen ini memiliki beberapa subelemen yaitu :


i i i i i i i i i

a. Perencanaan keselamatan konstruksi


i i i i

b. Pengendalian operasi keselamatan konstruksi


i i i i i

c. Persiapan tanggap darurat i

d. Investigasi kecelakaan / kejadian yang berbahaya i i i i i

5. Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi


i i i i

Pada elemen ini berisikan upaya upaya pengevaluasian kinerja keselamatan


i i i i i i i i i

konstruksi. Elemen ini memiliki beberapa subelemen yaitu : i i i i i i i i i

23
a. Pemantauan, pengukuran, dan evaluasi
i i i

b. Audit internal i

c. Tinjauan manajemen i i

d. Metode evalausi i i i

e. Peningkatan kinerja i i

2.2.7. Skala Penilaian Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

dan Tahapan pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Besar

Pada skala penilaian yang digunakan untuk penilaian penerapan sistem i i i i i

manajemen keselamatan konstruksi pada Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum


i i i i i i i i i

Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 sublampiran K, digunakan penilaian temuan


i i i

ketidak sesuaian dalam audit. Dimana dapat dikatagorikan ke dalam skala penilaian
i i i i

1. “sesuai” apabila kegiatan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan elemen SMKK, bila
i i i i i i i i i

dokumen dan kegiatan dilakukan sesuai dengan yang ada diproyek


i i i i i

2. “minor” apabila kegiatan dilaksanakan namun tidak sepenuhnya sesuai elemen i i i i i i i

SMKK, bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap dan bila dilakukan kegiatan i i i i i

namun tidak sepenuhnya i i

3. “major” apabila kegiatan tidak dilaksanakan sama sekali sesuai elemen SMKK, i i i i i i

tidak adanya kegiatan yang dilakukan atau tidak memiliki dokumen i i i

Tingkat ukur keberhasilan


i i penerapan
i i sistem i manajemen i i

keselamatan konstruksi, maka kategori untuk hasil penilaian penerapan 0 – 59 %


i i i i i i

dapat dikatakan tingkat penilaian penerapan kurang, 60 - 84% dikategorikan tingkat i i i i

penilaian penerapan baik,dan 85 – 100% dikategorikan tingkat penilaian penerapan


i i i i i i i

memuaskan. (Efpridawati, dkk. 2015).


i i

24
Pada skala penilaian yang digunakan untuk penilaian penetapan tingkat
i i i i

risiko tahapan pekerjaan Erection Girder pada peraturan pemerintah pekerjaan umum
i i i i i i i i i i

perumahan rakyat no. 10 tahun 2021 sublampiran J, digunakan penilaian dengan skala
i i i

1 sampai 5 seperti Tabel 2.4 dan 2.5 sebagai berikut :


i i i i i

Tabel 2. 4 i

Penetapan Tingkat Kekerapan (K)


i i i i

Sumber: Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Sublampiran J


i i i

25
Tabel 2. 5 Penetapan Tingkat Akibat Keparahan (A)
i i i i

26
Sumber: Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Sublampiran J
i i i

Berikut merupakan nilai rata – rata risiko atau sering disebut dengan
i i i i i

matriks risiko yang sudah tercantum dalam Permen PUPR No.10 Tahun 2021
i i i

Sublampiran J. Ini adalah mekanisme sederhana untuk meningkatkan visibilitas


i i i i i

risiko dan membantu pengambilan keputusan manajemen. Matriks risiko adalah


i i i i i

matriks yang digunakan selama penilaian risiko untuk menentukan tingkat risiko
i i i i

dengan mempertimbangkan kategori probabilitas atau kemungkinan terhadap


i i i i i i

kategori keparahan konsekuensi.


i i i i

27
Gambar 2. 2 Penetapan Tingkat Risiko Kegiatan / Nilai Rata – Rata Matriks
i i i

Risiko

Sumber: Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Sublampiran J


i i i

28
2.2.8. Pengendalian Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi pada

Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan

Pengendalian sistem manajemen keselamatan konstruksi tentunya


i i i i i i i i

digunakan dalam Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan i i i i

khususnya pada pekerjaan Erection Girder, yaitu mengenai bahaya dan risiko yang i i i i i i i

terkait dengan pekerjaan Erection Girder. Sumber bahaya yang sering kali
i i i i i i i i i

ditemukan pada proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan yakni


i i i i i

Pekerja tertabrak swing excavator, Pekerja tertabrak manuver hyap crane, Material
i i i i i i i i i i

yang diangkut hyap crane terjatuh / sling putus bertulang, Gangguan mata/kulit i i i

cipratan cor beton, Pekerja terluka akibat alat kerja (bar bender/cutter), Pekerja i i i i i i i i i i

tertimpa batu. Namun, pihak penyedia jasa juga harus melakukan pengendaian
i i i i i i

risiko seperti mempersiapkan P3K dengan baik dan tenaga kesehatan yang telah
i i i i i i i i i

terdidik apabila terjadi kecelakaan. Selain itu juga dilakukan pengecekan kesehatan
i i i i i i i i i i

bagi para pekerja secara berkala. i i i i

Persyaratan umum yang berkaitan dengan K3 pada tempat kegiatan


i i i i i

konstruksi pekerjaan, yaitu : i i

1. Semua pekerja wajib mematuhi semua tanda/ rambu


i i i i i

2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, setiap pekerja dipastikan telah mengetahui


i i i i i i i i i i i

peraturan umum mengenai K3 pada area kegiatan kerja


i i i i i i

3. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segera diberikan sesaat


i i i i i i i i

setelah terjadinya kecelakaan


i i i i i

4. Setiap pekerja wajib memakai APD seperti helm pengaman, sepatu kerja,
i i i i i i i i i i

sarung tangan, pelindung pendengaran, kaca mata, pelindung pernafasan, senter i i i i i i i

dan jaket, sabuk pengaman atau tali sesuai dengan kebutuhan.


i i i i i

29
5. Pelaksana konstruksi harus menyediakan tabung pemadam kebakaran dikantor,
i i i i i

barak pekerja, dan gudang. i i

Teknik Bekerja yang Aman Menurut (PUPR), identifikasi bahaya, penilaian


i i i i i i

risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang yang selanjutnya disebut IBPRP
i i i i i i i

adalah proses mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan risiko, serta


i i i i i i i

menilai peluang. IBPRP sebagaimana dimaksud pada Rancangan Konseptual


i i i i

SMKK Pasal 5 ayat (2) dijelaskan bahwa IBPRP memuat penilaian risiko i i i

keselamatan konstruksi pada setiap tahapan pekerjaan yang dihitung dengan


i i i i i i

perkalian nilai tingkat kekerapan dan tingkat keparahan. Tingkat kekrapan dan
i i i i i

dampak bahaya dapat dilihat berdasarkan: i

1. Deskripsi risiko, meliputi uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan risiko;


i i i i i

2. Perundangan atau persyaratan;


i i

3. Penilaian tingkat risiko keselamatan konstruksi;


i i i

4. Pengendalian risiko awal yaitu upaya yang dilakukan untuk menghilangkan atau
i i i

mengurangi risiko serta memperbesar peluang yang telah diidentifikasi dan dinilai
i i i i i i i i

berdasar hasil penilaian risiko keselamatan konstruksi;


i i i i

5. Penilaian risiko sisa adalah penilaian terhadap risiko yang terjadi setelah
i i i i i i

memperhitungkan pengendalian yang sudah ditetapkan untuk mengurangi risiko


i i i i i i

keselamatan konstruksi; dan


i i

6. Pengendalian risiko lanjutan yaitu upaya tambahan yang dilakukan untuk


i i

menghilangkan atau mengurangi risiko yang telah diidentifikasi serta memperbesar


i i i i i i i i

peluang dan dinilai berdasar hasil penilaian risiko sisa dan peluang.
i i i i

30
Construction safety analysis (CSA), adalah semacam program yang dirancang i i

manajemen untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dan


i i i i i i i

pengendalian mereka sendiri demi kepentingan prusahaan (Glenda Jordan, 1995).


i i i i i i i i i

Ada pula metode CSA seperti survei atau kuesioner dan management- i i i i i i i i i

produced analysis. Adapun metode yang digunakan, proses CSA mampu:


i i i i

a. Mengidentifikasi risiko organisasi yang signifikan;


i i

b. Menilai pengendalian yang ada untuk mengelola risiko;


i i i i i

c. Mengembangkan rencana kerja untuk menurunkan risiko ke level yang aman bagi
i i i i i i i i

organisasi;

d. Mengukur kemungkinan pencapaian tujuan organisasi


i i i

2.2.9. Faktor Hambatan Dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi

Penghambat penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi dalam


i i i i i i i i

pelaksanaan pekerjaan Erection Girder memiliki beberapa factor, yaitu :


i i i i i i i i i

1. Menurut (Awuy, dkk. 2017), faktor penghambat dalam penerapan keselamatan dan
i i i i i i

kesehatan kerja yaitu :


i i i

a. Kurangnya pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja i i i i i i i i

b. Kurangnya kepedulian dari para pekerja untuk menggunakan APD dengan baik i i i i i i

dan benar i

c. Tidak adanya anggaran mengenai K3 dalam proyek konstruks tersebut i i i i i

d. Tidak disediakannya APD bagi para pekerja i i i

e. Tidak dilaksanakaannya undang-undang keselamatan dan kesehatan i i i i

secara konsisten
i i

31
f. K3 yang diterapkan tidak sesuai denga standar yang ada i i i

g. Tidak adanya sanksi bagi para pekerja yan tidak melakukan K3 i i i

h. Tidak adanya unit yang khusus mengurusi tentang K3 i i

2. Menurut (Marpaung, 2005), faktor penghambat dalam penerapan sistem


i i i i i

manajemen keselamatan konstruksi yaitu :


i i i i

a. Belum adanya persyaratan dari kontraktor mengenai pengadaan penerapan


i i i i i i i

keselamatan dan kesehatan kerja


i i i i i

b. Kurang pengetahuan mengenai K3 i i i i

c. Kontraktor memaksakan pekerjaan hingga larut i i i

d. Pengoprasian alat berat yang tidak baik saat pelaksanaan pekerjaan


i i i i i

e. Bahayanya akses mobilisasi saat pelaksanaan pekerjaan i i i i

3. Menurut (Gallagher, 2010), faktor penghambat dalam penerapan sistem manajemen


i i i i i i i i

keselamatan konstruksi yaitu :


i i

a. Sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan proyek
i i i i i i

b. Lemahnya komitmen pimpinan proyek dalam menerapkan sistem manajemen


i i i i i i i i

keselamatan dan kesehatan kerja


i i i i i

c. Kurangnya keterlibatan pekerja dalam perencanaan dan penerapani i i i i i i i

d. Audit tool yang digunakan tidak sesuai serta kemampuan yang tidak memadai i i i i

2.2.10. Identifikasi Risiko dan Pengendalian Risiko pada Pekerjaan Erection

Girder

1. Identifikasi Bahaya pada Pekerjaan Erection Girder

Menurut (Tranter, 1999), Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian


i i i i

sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian.


i i i i i

32
Pekerjaan Erection Girder memiliki bahaya yang sewaktu – waktu
i i i i i i i dapat

menyebabkan kecelakaan kerja yaitu:


i i i i i

a. Peralatan, bahan atau perlengkapan yang tidak aman


i i i

b. Bekerja pada ketinggian


i i i

c. Posisi alat berat dan manufer saat pemindahan barang i i i

d. Getaran dan suara yang berbahaya bagi lingkungan sekitar


i i i

e. Penerangan yang kurang baik


i i

f. Lokasi yang kurang baik

Kondisi berbahaya lainnya yang dapat menimbulkan kecelakaan, i i i i

beberapa tindakan dan prilaku juga dapat menimbulkan kecelakaan, antara lain
i i i i i

a. Memakai peralatan yang tidak sesuai SNI


i i i

b. Posisi berpijak tidak memerhatikan sekeliling i i i i i

c. Tidak perdulinya dengan pemakaian APD i i i

d. Melakukan pekerjaan tidak sesuai shop drawing dan peraturan yang berlaku
i i i i i i

e. Melintasi akses jalan tanpa berhati hati


i i i

Pekerjaan Erection Girder merupakan bagian dari aktivitas konstruksi


i i i i i i

yang pekerjaannya memiliki bahaya dan risiko tinggi. Hal ini dikarenakan tahap
i i i i

pelaksanaan pekerjaannya yang rumit, serta menggunakan barang/material


i i i i i i

besar, dan pekerjaan dilakukan pada ketinggian. risiko dan bahaya kecelakaan
i i i i i i

kerja yang mungkin terjadi pada pekerjaan Erection Girder yakni pekerja
i i i i i i i i i

tertimpa material, terjepit, terjatuh dari ketinggian.


i i i i i i

33
2. Pengendalian Risiko pada Pekerjaan Erection Girder

Aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tingkat tinggi yang i

dapat terjadi, yaitu :


i

a. Membersihkan dan merapihkan area pekerjaan dengan baik


i i i i i i i

b. Menggunakan alat berat yang memiliki (SILO) (SIO) dan operator yang handal
i i i i

serta memiliki sertifikat


i i i

c. Menggunakan pagar pengaman sementara disekeliling area pekerjaan


i i i i i i i i i

d. Menggunakan rambu disetiap lokasi yang berbahaya serta cara kerja pengawasan
i i i i i i

K3 lebih diperketat
i i i

e. Menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar dan sesuai SNI
i i i i i

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Teknik Penyediaan Data

Berikut ini adalah beberapa metode dan teknik penyediaan data untuk
i i i i i i i i

menjadi dasar penelitian yang dilakukan.


i i i

3.1.1. Penetapan Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yakni terdiri dari variabel penelitian


i i i i i i i

pada permasalahan penerapan SMKK dan faktor utama penghambat dalam


i i i i

penerapan SMKK.
i i

1. Penerapan SMKK

Penetapan variabel penelitian mengacu pada elemen SMKK pada tabel lembar
i i i i i i i i i i i

pemeriksaan SMKK pada sublampiran K Permen PUPR No.10 Tahun 2021, yang
i i i i

sudah di uraikan dalam tabel 3.1 dibawah ini. i

Tabel 3. 1 Variabel Penerapan SMKK


i i i i

No. Elemen Subelemen Variabel

Kepedulian pimpinan
i i Organisasi pengelola
i i

terhadap isu internal


i i SMKK

Kepemimpinan dan dan eksternal


i i
i i

Susunan, tugas,
partisipasi tenaga i
wewenang dan tanggung
i i

1. kerja dalam
i
jawab organisasi
keselamatan kerja
i i i
pengelola SMKK
i i

Kebijakan keselamatan
i i i Penyedia
i i jasa
konstruksi mempunyai i kebijakan
i

35
No. Elemen Subelemen Variabel

keselamatan komstruksi
i i

dan telah ditandatangani i

oleh pimpinan.i

Identifikasi bahaya,
i Penetapan IBPPR dan
i i

penilaian risiko,
i data kecelakaan i i

pengendalian, dan
i i

peluang (IBPPR)
i

Perencanaan
i i

Keselamatan
i i
Rencana tindakan
i Komunikasi kepada i

2.
Konstruksi dalam sasaran dan seluruh pekerja
i i i

program

Standar pengadaan Alat i Standar pengadaan i

Pelindung Diri (APD)


i APD.

Sumber daya i Sarana dan prasarana


dalam penerapan smkk i i

Komunikasi Prosedur komunikasi i

keselamatan
i i

Dukungan
3. keselamatan
i i

Kompetensi i i Petugas K3 yang


i

konstruksi
kompeten, petugas i i i

tanggap darurat

Petugas P3K.
i

Perencanaan
i i Instruksi kerja i

Operasi i

keselamatan konstruksi
i i

4. keselamatan
i i
Penetapan pengendalian
i i i i

konstruksi risiko

36
No. Elemen Subelemen Variabel

Analisis keselamatan i i

kerjai

Penyediaan APD dan


i i

APK
Penempatan rambu
i i

Pengendalian operasi
i i i

Fasilitas bagi tenaga i

kerjai

Rencana tanggap darurat


i

Penyediaan APAR
i i

Penyediaan kotak P3K


i i

Pemantauan,
i Pelaksanaan
i

Pengukuran, Dan
i Pemantauan
i

Evaluasi Kinerja
i i

Evaluasi
i

Keselamatan i i

5. Konstruksi Audit Internal i Audit Internal i

Tinjauan Manajemen i i Tindakan Perbaikan i

Berkelanjutani i

2. Faktor Utama Penghambat dalam Penerapan SMKK

Variabel penelitian yang digunakan dalam menganalisa faktor utama


i i i i

penghambat dalam penerapan SMKK yakni terdiri dari faktor-faktor penghambat


i i i i i

dalam penerapan SMKK yang diperoleh dari hasil studi literatur dari penelitian
i i i i i i i

sebelumnya yang telah dilakukan. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain :


i i i i i i

Tabel 3. 2 Re f er ensi Faktor Utama Penghambat Pene r apan SMKK


i i i i i i i

Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK


No.
Menurut (Awuy, dkk. i Kurangnya pelatihan
i keselamatan
i i dan

37
Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK
No.
2017), faktor kesehatan kerja
i i i

penghambat dalam
i Kurangnya kepedulian dari para pekerja untuk i i i i

penerapan
i i menggunakan APD dengan baik dan benar
i i i

keselamatan dan
i i Tidak adanya anggaran mengenai K3 dalam i i

kesehatan kerja yaitu :


i i i proyek konstruksi tersebut i i i

Tidak disediakannya APD bagi para pekerja i i i

Tidak dilaksanakaannya undang-undang


1.
keselamatan dan kesehatan secara konsisten
i i i i i i

K3 yang diterapkan tidak sesuai denga standar i i i

yang ada
Tidak adanya sanksi bagi para pekerja yan i i

tidak melakukan K3 i

Tidak adanya unit yang khusus mengurusi tentang i i

K3
Belum i adanya persyaratan i dari kontraktor
mengenai pengadaan penerapan keselamatan dan
i i i i i i i

kesehatan kerja
i i i

Menurut (Marpaung,
i

Kurang pengetahuan mengenai K3 i i i i

2005), faktor penghambat i

Kontraktor memaksakan pekerjaan hingga larut i i i

2. dalam penerapan sistemi i i

malam
manajemen keselamatan
i i i i

Pengoprasian alat berat yang tidak baik saat


i i

konstruksi yaitu :
pelaksanaan pekerjaan
i i i

Bahayanya akses mobilisasi saat pelaksanaan i i

pekerjaan
i i

Sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan


Menurut (Gallagher, i i i i

i i

kondisi dan kebutuhan proyek


3. 2010), faktor penghambat i i

dalam penerapan sistemi i i

38
Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK
No.
manajemen keselamatan i i i i Lemahnya komitmen pimpinan proyek dalam
i i i

konstruksi yaitu : menerapkan sistem manajemen keselamatan dan


i i i i i i i

kesehatan kerja
i i i

Kurangnya keterlibatan pekerja dalam i i i i

perencanaan dan penerapan


i i i i

Audit tool yang digunakan tidak sesuai serta i i

kemampuan yang tidak memadai


i i

Untuk menetapkan faktor penghambat pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta


i i i i i

– Cikampek II ditetapkan berdasarkan hasil observasi dan analisa terhadap hasil


i i i i i

penilaian penerapanSMKK pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II.


i i i i i i

3. Tahapan Pekerjaan Yang Memiliki Tingkat Risiko Terbesar Pada Pekerjaan

Erection Girder

Pada variabel yang digunakan dalam menganalisa tahapan pekerjaan yang


i i i i

memiliki tingkat risiko terbesar pada pekerjaan erection girder, mencakup pada
i i i i i i i i i

aktifitas di lokasi pekerjaan. Berikut beberapa tahapan pekerjaannya, yaitu :


i i i i i i i

Tabel 3. 3 Tahapan Pekerjaan Erection Girder


i i i i i i

No Pekerjaan Berisiko Identifikasi Bahaya

Mobilisasi Kendaraan Pekerja dapat tertabrak & terlindas alat


1 i i i i i

Proyek i berat i serta i dapat menimbulkan i

kemacetan i i

39
Setting Crane di lokasi Kesalahan metode kerja dapat membuat
2 i i i i i i i

kerja i pekerja terjepit peralatan


i i i i i

Setting Stressing Bed Sling dapat terputus dan terjatuh


3 i i i i i

mengenai pekerja i i i i

Stressing Girder Pekerja dapat terjepit alat jack stress


4 i i i i i i i

Pemotongan Strand & Pekerja dapat terkena serpihan strand


5 i i i i i i

Grouting Girder i

dan Tangan terkena pisau cutter i i i

Mobilisasi Girder dari Truck terbalik & Roda truck amblas


6 i i

Stockyard ke jembatan i i karena lokasi tanah tidak stabil


i

yang akan erection i i

Erection atau Setting Girder terjatuh dan menyebabkan


7 i i i i i i i

Girder i kecelakaan lalu lintas


i i

4. Kebutuhan Data Penelitian

a. Kepemimpinan dan Partisipasi Tenaga Kerja dalam Keselamatan

Konstruksi

Pada elemen ini data yang dibutuhkan sesuai dengan tabel 3.4 di bawah
i i i i i i

ini. Dalam mendapatkan data pendukung seperti organisasi SMKK, susunan


i i i i

tugas dan wewenang, dan kebijakan keselamatan konstruksi dilakukan dengan


i i i i i i

datang lansung ke lokasi penelitian serta berkoordinasi dengan staff QHSE.


i i i i i i i

Tabel 3. 4 Elemen Kepemimpinan dan Partisipasi Tenaga Kerja dalam


i i i i i i i i

Keselamatan Konstruksi
i i

Hasil Kategori Temuan


No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
A. A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Kontruksi
1 Kontraktor memiliki i

40
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Stuktur Organisasi
Sistem i Manajemen i i

Keselamatan i i

Konstruksi sesuai i

persyaratan peraturan
i i

Susunan tugas,
wewenang, i i dan
tanggung jawab
organisasi pengelola
i i

2
SMKK ditetapkan i

secara
i tertulisi oleh i

manajemen i i penyedia i i

jasa
Penyedia i i jasa
mempunyai kebijakan i i

3
keselamatan
i i

konstruksi
Kebijakan i

Keselamatan i i

Konstruksi
4
ditandatangani oleh i

pimpinan tertinggi
i

penyedia jasa
i i

b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi

Pada elemen ini pengumpulan data dengan observasi dilakukan sesuai


i i i i i i i

dengan tabel Data-data pendukung dalam obervasi pada elemen ini seperti
i i i i i i i i i

IBPPR, data kecelakaan kerja, dokumentasi toolbox meeting dan safety talk
i i i i i i i

41
serta standar pengadaan APD diperoleh dengan datang langsung ke lokasi
i i i i i i

penelitian dan berkoordinasi dengan pihak Staff QHSE.


i i i i i

Tabel 3. 5 Elemen Perencanaan Keselamatan Konstruksi


i i i i i i i i

Hasil Kategori Temuan


No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
B. B. Perencanaan Keselamatan Kontruksi
Kontraktor
menetapkan i i

identivikasi i bahaya,
1
penilaiani risiko,
pengendalian
i i pada
pekerjaan bored pile
i i i i

Penyedia jasai i

mempunyai data data


i

2 terkait kecelakaan baik


i i i

kecelakaan ringan,
i i

sedang, maupun berat


i i

Penyedia i i jasa
melakukan komunikasi
i

kepada i seluruh
i

karyawan dan pekerja i i

3
konstruksi terkait i

sasaran keselamatan
i i

konstruksi yang telah i

ditetaapkan i

Penyedia i i jasa
menetapkan i i standar
4 terkait pengadaan Alat
i i

Pelindung Diri (APD)


i

dan Alat Pelindung i

42
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Kerja i

Kontraktor mempunyai i

data – data terkait i

kecelakaan baik
i i

5
kecelakaan ringan,
i i

sedang, maupun berat


i i

c. Dukungan Keselamatan Konstruksi

Pada elemen ini observasi dilakukan sesuai dengan tabel penilaian


i i i i i i i i

observasi pada tabel 3.6. Pengumpulan data pendukung pada penilaian


i i i i i

observasi diperoleh dengan datang langsung ke lokasi proyek dan berkoordinasi


i i i i i i i

dengan staff QHSE.


i i

Tabel 3. 6 Elemen Dukungan Keselamatan Konstruksi


i i i i i i

Hasil Kategori Temuan


No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
C. C. Dukunngan Keselamatan Kontruksi
Kontraktor memiliki i

alat sarana dan


prasarana transportasi
1
dalam penanganan i

Keselamatan i i

Konstruksi
Penyedia i i jasa
2 mempunyai i petugas i

keselamatan
i i

43
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
konstruksi/Ahli K3
konstruksi yang
kompeten i i dan
bersertifikat
i i

Penyedia i i jasa
mempunyai i petugas i

3 Tanggap Darurat yang


telahi mendapat i

pelatihani

Penyedia i i jasa
mempunyai i petugas i

P3K yang telah diberi i i

4 pelatihani dan
melaksanakan i

pelatihani kepada i

pekerja i i

Kontraktor
mengadakan pelatihan i i

5 K3 dalam penanganan i

Keselamatan i i

Konstruksi di proyek i

d. Operasi Keselamatan Konstruksi


Pada elemen ini observasi dilakukan sesuai dengan tabel 3.7 dan
i i i i i i i

kriteria penilaian yang telah ditentukan serta pengumpulan data pendukung


i i i i i i i

diperoleh dengan datang langsung ke proyek dan berkoordinasi dengan staff


i i i i i i i

QHSE. i

44
Tabel 3. 7 Elemen Operasi Keselamatan Konstruksi
i i i i i i i

Hasil Kategori Temuan


No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
D. D. Operasi Keselamatan Kontruksi
Kontraktor melakukan i

JSA / Construction Safety i

1
Analysis (CSA) dalam
pekerjaan Bored Pile
i i i i

Penyedia jasa melakukan


i i i

analisis keselamatan
i i

2 pekerjaan/JSA
i i dalam
pekerjaan
i i Erection i i

Girder i

Penyedia i i jasa
menyediakan APD, APK
i i

3 sesuai kondisi bahaya


i

dan jumlah tenaga kerja i i

di lapangan
Penyedia i i jasa
menempatkan i i rambu-
4 rambu berdasarkan i

bahaya dan tingkat risiko


keselamatan konstruksi
i i

Kontraktor memasang i

dan menetapkan rambu – i i

rambu sesuai i

5
berdasarkan
i

bahaya risiko
keselamatan konstruksi
i i

45
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Penyedia jasa membuat
i i i

rencana
i

dan melaksanakani

6
Tangap Darurat (banjir,
gempa bumi dan bencana
i i

alam lainnya)

e. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


Pada elemen ini observasi dilakukan sesuai pada kriteria penilaian pada
i i i i i i i

tabel 3.8 dan diperoleh dengan datang langsung ke lokasi penelitian serta
i i i i i i i i

berkoordinasi dengan staff QHSE.


i i i

Tabel 3. 8 Elemen Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


i i i i i i i i

Hasil Kategori Temuan


No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
E. E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Kontruksi
Kontraktor melakukan i

pemantauan
i langsung
1 kelapangan
i terkait i

pelaksanaan
i

Keselamatan Konstruksi.
i i

Kontraktor mengadakan i

kegiatan audit internal


i i

2 dalam penerapan sistem i i i

manajemen keselamatan i i i i

konstruksi.
3 Kontraktor melakukan i

46
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
tinjauan untuk perbaikan i

berkelanjutan
i i dalam
system i manajemen i i

keselamatan konstruksi.
i i

Kontraktor memiliki i

4
dokumen evaluasi kerja i i i

Kontraktor memiliki i

dokumen i peningkatan
i

5
kerjai keselamatan
i i

konstruksi

3.1.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ialah metode
i i i i i i i

pengumpulan observasi, wawancara dan kuisioner.


i i i

1. Pengumpulan Data Observasi

Metode pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan


i i i i i i

langsung di lokasi penelitian. Observasi awal dilakukan saat pelaksanaan praktik i i i i

kerja lapanganberlangsung dan untuk memperoleh data data pendukung dalam


i i i i i i

penilaian observasi dilakukan dengan datang langsung ke lokasi proyek dengan


i i i i i i

menjalankan peraturan saat masa pandemi dan protokol kesehatan yang telah
i i i i i i

ditetapkan oleh pihak proyek.


i i i

Dalam pengumpulan data-data pendukung dalam observasi penulis


i i i i

berkoordinasi dengan manager QHSE dan diarahkan kepada staff QHSE dalam
i i i i i i

proses pengumpulan data pendukung dalam penilaian observasi. Pengumpulan


i i i i i i

47
data observasidilakukan terhadap 5 elemen SMKK seperti yang terdapat pada
i i i i i i i i

Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan disesuaikan dengan variabel penelitian
i i i i i i i

yang telah ditetapakan.


i i

Dalam menentukan kategori temuan pada data yang didapatkan ketika


i i i i i

melakukan penelitian perlu menentukan kategori atas elemen-elemen yang telah


i i i i i i i i i i i i i i

ditentukan sebelumnya. Adapun dalam menentukan kategori temuan penelitian


i i i i i i i i i

dijelaskan pada tabel 3.9 berikut:


i i i

Tabel 3. 9 Kategori Temuan


i i i

Kategori Temuan Kriteria


No.
1. Kegiatan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan
i i i i i

elemen SMKK.
i i i

1 Sesuai
i

2. Bila dokumen dan kegiatan dilakukan sesuai i i i

dengan yang ada diproyek.


i i

3. Kegiatan dilaksanakan namun tidak sepenuhnya


i i i

sesuai elemen SMKK.


i i i i

2 Minor
4. Bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap. i i i i

5. Bila dilakukan kegiatan namun tidak sepenuhnya i i i

1. Kegiatan tidak dilaksanakan sama sekali sesuai


i i i

elemen SMKK.
i i i

3 Major
2. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan. i

3. Tidak memiliki dokumen i i

2. Pengumpulan Data Wawancara

Data wawancara yang dibutuhkan untuk diolah pada Penelitian ini ada 2, i i

yaitu

a. Wawancara penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi


i i i i i i i

48
b. Wawancara tahapan pekerjaan yang memiliki tingkat risiko terbesar pada i i i i i

pekerjaan erection girder.


i i i i i

Metode pengumpulan data wawancara sebagai berikut :


i i i i i

1. Dalam metode pengumpulan data wawancara penerapan sistem i i i i i i

manajemen keselamatan konstruksi dilakukan beberapa tahap, yaitu :


i i i i i i

a. Dengan melakukan wawancara kepada Site HSE dan QHSE


i i i i i i

langsung di lokasi penelitian i i

b. Hasil wawancara dicatat langsung, yang kemudian akan i

disimpulkan hasil dari wawacara yang diperoleh i i

c. Tujuan dari wawancara utnuk memperoleh data-data pendukung i i i i

yang belum ditemukan saat melakukan obervasi langsung, seperti


i i i i i i

petugas tanggap darurat dan petugas P3K, SOP komunikasi


i i

keselamatan kerja, kegiatan audit internal.


i i i i i

Wawancara dilakukan kepada Staff QHSE pada Proyek Pembangunan i i i i

Tol Jakarta – Cikampek II. Wawancara dilakukan dengan langsung di lokasi i i

penelitian dan hasil wawancara dicatat langsung oleh peneliti yang kemudian
i i i i i i

akan disimpulkan hasildari wawancara yang diperoleh. Wawancara dilakukan i i

untuk memperoleh data-data pendukung yang belum ditemukan saat


i i i i i i

melakukan observasi langsung di lokasi penelitian seperti petugas tanggap


i i i i i i i

darurat, SOP komunikasi keselamatan kerja,pemantauan terkait pelaksanaan i i i i i i

keselamatan konstruksi, kegiatan audit internal, dan kegiatan perbaikan


i i i i i i

berkelanjutan. Berikut daftar pertanyaan pada metode pengumpulan data


i i i i i i i

wawancara yang dilakukan pada penelitian ini. i i

Tabel 3. 10 Daftar pertanyaan untuk wawancara


i i

49
No. Pertanyaan Narasumber
1. Apakah kontraktor memiliki petugas tanggap darurat i i Staff QHSE i

dan petugas P3K dalam keselamatan konstruksi?


i i i

2. Apakah ada kegiatan audit internal dan dilakukan


i i Staff QHSE i

secara berkala?
i i

3. Apakah terdapat Standar Operasional Prosedur


i i i Staff QHSE i

(SOP) yang baik dalam komunikasi keselamatan i i

kerja?i

4. Apakah dilakukan pemantauan oleh QHSE terkait i i i i Staff QHSE i

pelaksanaan keselamatan konstruksi?


i i i

2. Dalam metode pengumpulan data wawancara tahapan pekerjaan yang


i i i i i

memiliki tingkat risiko terbesar pada pekerjaan erection girder


i i i i i i i i

dilakukan beberapa tahap, yaitu: i i

a. Dengan melakukan wawancara kepada Staff QHSE langsung


i i i i

dilokasi penelitian i i

b. Hasil wawancara dicatat langsung pada tabel penilaian seperti tabel i i i i i

3.11 dibawah

50
Tabel 3. 11 Metode pengumpulan data tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection
i i i i i i i i

Girder i

No Pekerjaa Identifikasi Pekerja Peralatan Material Publik Lingkunga


n Bahaya n Hidup
Berisiko K A TR K A TR K A TR K A TR K A TR
Kx Kx Kx Kx K
A A A A xA
1 Mobilisasi Pekerja dapat
i i

Kendaraa i tertabrak &


i

n Proyek i terlindas alat


i

berat serta dapat


i i

menimbulkan i

kemacetan
i i

2 Setting
i Kesalahan i

Crane di i metode kerja i i i

lokasi dapat membuat i

kerja
i pekerja terjepit
i i i i

peralatan
i

3 Setting
i Sling dapat
Stressing i terputus dan
i

Bed i terjatuh
i

mengenai pekeja i i i i

4 Stressing i Pekerja dapat


i i

Girder i terjepit alat jack


i i

stress i

5 Pemotong
i Pekerja dapat
i i

an Strand terkena serpihan


i i i

& strand dan


Grouting Tangan terkena i i

Girder i pisau cutter i

51
No Pekerjaa Identifikasi Pekerja Peralatan Material Publik Lingkunga
n Bahaya n Hidup
Berisiko K A TR K A TR K A TR K A TR K A TR
Kx Kx Kx Kx K
A A A A xA
Mobilisasi Truck terbalik & i

Girder i Roda truck


dari amblas karena i

Stockyard lokasi tanah


ke i tidak stabil
jembatan i

yang akan
erectioni i

7 Erection i i Girder terjatuh i i

atau dan
Setting i menyebabkan i i

Girder i kecelakaan lalu


i i

lintas

Sumber : Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Sub Lampiran J


i i i

3. Pengumpulan Data Kuisioner

Sebelum melakukan penyusunan kuisioner, dilakukan terlebih dahulu


i i i i i i i

studi literatur dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yaitu yang
i i i i i i

bersumber dari (Arneta, 2017), (Awuy, dkk. 2017) dan (Dharmayanti, dkk.
i i i

2018). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan indikator faktor penghambat i i i

dalam penerapan SMKK. i i

Dalam Metode pengumpulan data kuisioner, tahap pertama yang dilakukan i i i i i

yaitu menghitung jumlah responden untuk mendapatkan jumlah responden populasinya


i i i i i i

sudah diketahui yaitu 25 pekerja. Kuisioner akan diberikan kepada 25 responden


i i i i i i i i

yang mecakup 6 orang Pekerja/Staff, 4 orang Staf HSE, 15 orang Mandor/Tukang.


i i i i

Kuisioner i dilakukan kepada i orang proyek i yang mencakupi

52
pekerja/staff, staff QHSE, dan mandor/subkon. Dalam memudahkan dalam
i i i i

pengelompokkan responden kuisioner maka diberikan kode responden pada


i i i i i i i i i

setiap responden seperti Staff QHSE dengan kode A, Staff Non-QHSE dengan
i i i i i i i i i i

kode B, dan mandor/subkon dengan kode C. Sedangkan untuk variabel


i i i i i

penelitian yang digunakan diberikan kode X1 sampai dengan X10 untuk


i i i i i

masing masing variabel. i

Penyebaran lembar kuisioner dilakukan langsung pada lokasi


i i i i

penelitian serta diberikan langsung kepada responden dan untuk pengembalian


i i i i i i i i i

lembar kuisioner dilakukan pada saat itu juga, namun apabila responden
i i i i

sedang sibuk maka lembar kuisioner akan diambil keesokan harinya.


i i i i i

Kuisioner dimaksudkan untuk mendapatkan faktor utama dari penghambat


i i i

SMKK pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan dengan i i i i i

melakukan ranking dari hasil rata-rata pada setiap variabel.


i i i

Penilaian pada kuisoner ini dilakukan dengan 5 skala penilaian yang


i i i i

masing masing akan diberikan skor. Adapun skor penilaian tersebut i i i i

dikategorikan sebagai berikut :


i i i

Tabel 3. 12 Pengukuran Skala Likert


i i i

Bobot Nilai
Pilihan Jawaban
Pertanyaan Positif (+) Pertanyaan Negatif (-)
Sangat Setuju 5 1 i

Setuju 4 i 2
Kurang Setuju 3 3 i

Tidak Setuju 2 i 4
Sangat Tidak Setuju 1 5 i

Sumber: (Sugiyono, 2016: 94) i

Pada tabel 3.13 di bawah ini merupakan lembar kuisioner yang digunakan pada
i i i i

penelitian ini.
i i

53
Tabel 3. 13 Lembar kuisioner i i i

Faktor – Faktor Penghambat Penerapan Sistem Penilaian


No.
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) SS S N TS STS
1 Kegiatan pelatihan mengenai keselamatan dan
i i i i i i

Kesehatan kerja dapat berpengaruh terhadap


i i i i i i

penerapan SMKK.
i i

2 Anggaran biaya K3 yang tersedia dapat berpengaruh i i i i

terhadap penerapan SMKK di lapangan.


i i i

3 Tingkat kepedulian pekerja dalam penggunaan APD i i i i i

yang baik dapat berpengaruh terhadap penerapan i i i i i

SMKK.
4 Dengan tersedianya Alat Pelindung Diri yang lengkap
i i i i i

dapat mempengaruhi penerapan SMKK. i i i i

5 Pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai


i i i i i

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang konsisten


i i i i i i

dapat mempengaruhi penerapan K3 di Lapangan i i i i

6 Sikap tegas kontraktor terhadap pekerja yang i i i i

melanggar peraturan K3 dapat berpengaruh terhadap


i i i i i

penerapan K3
i i

7 Tersedianya unit khusus yang mengelola K3 dapat


i i i i

berpengaruh terhadap penerapan SMKK


i i i i i

8 Pelaksanaan K3 yang sesuai standar dapat


i i

mempengaruhi penerapan SMKK


i i i i

9 Pekerjaan Setting Girder menggunakan Crawler


i i i i i i

Crane dapat mempengaruhi penerapan SMKK i i i i i

10 Perlintasan akses dan mobilisasi peralatan ke lokasi


i i i i

pekerjaan erection girder dapat mempengaruhi


i i i i i i i

penerapan SMKK
i i

54
3.1.3. Diagram Alir Penelitian

Mulai
1. Bagaimana tingkat
Mengamati dan
penerapan SMKK pada
memperhatikan
pekerjaan Erection Girder di
aktivitas pekerjaan Observasi Awal proyek?
secara langsung
2. Apa faktor utama
`
penghambat penerapan SMKK
1. Permen PUPR No.10 Perumusan Masalah
pada pekerjaan Erection
Tahun 2021 Girder?
2. Buku referensi
3. Jurnal Studi Pustaka 3. Tahap Pekerjaan yang
4. E-book (web) memiliki tingkat resiko
5. Penelitian Terdahulu terbesar pada pekerjaan
Pengumpulan Data Erection Girder?

Data Primer
1.Observasi = Penerapan sistem
manajemen keselamatan konstruksi yang
3. Jurnal terhadap penilaian Permen PUPR
mengacu Data Sekunder
No. 10 Tahun 2021.
1.Dokumen – Dokumen
2.Kuisioner = Kuisioner dilakukan kepada
25 responden yang mecakup 6 orang
yang bersangkutan dengan
Pekerja/Staff, 4 orang Staf QHSE, 15 Sistem Manajemen
orang Mandor/Tukang. Keselamatan Konstruksi.

3.Wawancara = Wawancara dilakukan


kepada staff QHSE mengenai SMKK dan
Tahapan pekerjaan yang memiliki resiko
tinggi pada pekerjaan Erection Girder.

Data penelitian hasil observasi


Analisis Data dan wawancara yang didapatkan
diolah dengan pedoman Permen
Memberikan kesimpulan pada PUPR No. 10 Tahun 2021.
penelitian ini, dan Kesimpulan dan Saran
Data hasil perhitungan kuisioner
memberikan saran kepada
diolah dan dianalisis untuk
proyek untuk evaluasi
penerapan SMKK pada mendapatkan faktor utama
Selesai penghambat penerapan SMKK
pekerjaan Erection Girder.
pada pekerjaan Erection Girder.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitiani i

55
3.2. Metode dan Teknik Analisis Data

3.2.1. Metode Analisa Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi pada Pekerjaan Erection Girder

Dalam metode analisa i i penerapan sistem manajemen keselamatan


i i i i i i i

konstruksi dilakukan beberapa tahap, yaitu : i i

1. penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi pada pekerjaan Erection


i i i i i i i i i i i

Girder dianalisa dengan cara penghitungan dengan skala penilaian elemen SMKK
i i i i i i i i

yaitu :

• “sesuai” apabila kegiatan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan elemen SMKK,


i i i i i i i i i

bila dokumen dan kegiatan dilakukan sesuai dengan yang ada diproyek
i i i i i

• “minor” apabila kegiatan dilaksanakan namun tidak sepenuhnya sesuai elemen i i i i i i i

SMKK, bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap dan bila dilakukan kegiatan
i i i i i

namun tidak sepenuhnya i i

• “major” apabila kegiatan tidak dilaksanakan sama sekali sesuai elemen SMKK, i i i i i i

tidak adanya kegiatan yang dilakukan atau tidak memiliki dokumen i i i

2. Bila observasi selesai, selanjutnya melakukan perhitungan besar presentasae dari setiap
i i i i i i i i i i i

elemen, dengan menggunakan rumus berikut :


i i i i i i

𝑛
P= x 100%
𝑁

Dimana :

P = Persentase i i i

n = Jumlah kriteria yang memenuhi i i i

56
N = Jumlah seluruh kriteria i i

3. Bila sudah menghitung hasil presentase dari setiap elmen, maka untuk hasil i i i i i i i

presentase i i i akhir penilaiani penerapan i i keselamatan konstruksi dilakukan


i i

perhitungan rata – rata presentase dari setiap elmen dengan cara menjumlahkan
i i i i i i i i i

hasil presentase pada setiap elemen dan kemudian dibagi dengan jumlah
i i i i i i i i i

keseluruhan elemen.
i i i i i

4. Lalu masukan hasil presentasi tersebut kedalam diagram radar untuk mengetahui i i i i i i i

tercapai atau belumnya kriteria penerapan Keselamatan Konstruksi pada Proyek


i i i i i i i i

Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3.


i i i i

3.2.2. Metode Analisa Penetapan Faktor Utama Hambatan dalam

Penerapan Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Erection Girder

Untuk menganalisa faktor utama hambatan dalam penerapan sistem i i i i

manajemen keselamatan konstruksi pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta –


i i i i i i

Cikampek II Selatan Paket 3, dilakukan: i i i

1. Menganalisa rangking dari hasil rata – rata setiap indikator faktor penghambat
i i i

sistem manajemen keselamatan konstruksi pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta


i i i i i i i

– Cikampek II Selatan Paket 3 i i i

2. Hasil dari analisis ranking digunakan untuk menentukan faktor utama penghambat i i i

penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi, dan hasil rata – rata faktor
i i i i i i i

terbesar akan menjadi faktor utama penghambat penerapan sistem manajemen


i i i i i i i i i

keselamatan konstruksi pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II


i i i i i

Selatan Paket 3
i i

3. analisa perhitungan dan pengolahan data hasil kuisioner dilakukan padaSoftware


i i i i

Microsoft Office Excel 2021 dengan perhitungan rata-rata (mean) yang diperoleh i i i i i i i i

57
dengan cara menjumlahkan seluruh data dan kemudian dibagi dengan jumlah
i i i i i

responden. Perhitungan rata-rata (mean) mengunakan rumus sebagai berikut :


i i i i i i i

∑ 𝑥𝑖
Me = i

Dimana :

Me i = Nilai rata-rata (mean) i

n = Jumlah responden i i

Xi = jumlah keseluruhan nilai yang diberikan responden pada tiap indikator


i i i i i

4. Setelah diperoleh nilai mean dari faktor penghambat sistem manajemen


i i i i i i i i i

keselamatan konstruksi, maka langkah selanjutnya ialah menentukan faktor


i i i i i

penghambat pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket


i i i i i i

3, berdasarkan hasil observasi terhadap 5 elemen penerapan sistem manajemen


i i i i i i i i i i i

keselamatan konstruksi dan melakukan analisa ranking. Analisa ranking dilakukan


i i i

untuk menentukan faktor utama yang menjadi penghambat dalam penerapan sistem
i i i i i i i

manajemen keselamatan konstruksi pada Proyek Pembangunan Tol Jakarta –


i i i i i i

Cikampek II Selatan Paket 3 . i i i

3.2.3. Metode Analisa Tahapan Pekerjaan yang Memiliki Risiko Terbesar

pada Pekerjaan Erection Girder

Analisis tingkat risiko pekerjaan Erection Girder yaitu : i i i i i

1. Menganalisa hasil dari perkalian kekerapan (K) dengan keparahan (A) seperti pada
i i i i i i i i

Tabel 2.4 dan Tabel 2.5, yang didapat dari lembar Penetapan Tingkat risiko
i i i i i

58
Pekerjaan, seperti pada Tabel 2.3.
i i i i i

2. Bila sudah dapat hasil dari perkalian setiap indikator faktor, lihat hasil tersebut
i i i i

termaksud dalam kategori yang sesuai pada gambar 2.2 nilai rata – rata risiko
i i i

3. Setelah semua indikator faktor sudah didapatkan hasil nilai rata – ratanya, akan
i i i

dilihat tingkat risiko yang paling terbesar, sesuai dengan tujuan yg dicari yaitu
i i i i

tingkat risiko terbesar pada tahapan pekerjaan Erection Girder.


i i i i i i i

4. Lalu buat urutan rangking untuk mempermudah mencari tahapan pekerjaan yang
i i i i i

memiliki tingkat risiko terbesar.


i i i

59
DAFTAR PUSTAKA

Awuy, P. A. (2017). Faktor - Faktor Penghambat Penerapan Sistem Manajemen K3 Pada i i i i i i

Proyek Konstruksi di Kota Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194)
i

ISSN: 2337-6732, 1-9.

Azizah. (2018). Analisis Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
i i i i i i i i i

Pada Proyek UNY Yogyakarta 7 IN 1. (Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik) Diakses dari
i i i

https://dspace.uii.ac.id/ i

Dahlan, M. (2017). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Berdasarkan Hasil Investigasi i i i i i i i

Kecelakaan Kerja di PT. PAL Indonesia. Vol. 3, No. 1, Mei 2017 J-Kesmas Jurnal
i i i i i i

Kesehatan Masyarakat p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542, 1-15.


i i i

Dharmayanti, G. A. P. C., Pramana G. N. P. S., & Diputra, G. A. (2018). Kendala Penerapan i i i

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Kontraktor Di Bali.
i i i i i i i i

Universitas Udayana. Jurnal Teknik Sipil (JTS), Vol.15 No.1, Oktober 2018 (205-215),
i i i

E ISSN 2549-2918, 1-68.


i

Fatma, H. P. (2020). Identifikasi Bahaya , Penilaian Dan Pengendalian Risiko Keselamatan Dan
i i i i i i

Kesehatan (K3) Pada Departemen Foundry PT.SISCAMINDO. ISSN 1693-8232 , 1-13.


i i i i i

Haningtyas, C. K. (2021). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Pada


i i i i i i i

Proyek Pembangunan Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor. Penelitian, Teknik Sipil)


i i i i i i i

Diakses dari https://repository.pnj.ac.id/


i i

Hartawan, D. S. (2021). Analisis Biaya Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja i i i i i i i i

(SMK3) Pada Proyek Bangunan Gedung SMPN 1 Tenggarong Kalimantan Timur. i i i

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Jurnal Keilmuan Teknik Sipil (Jurnal


i i i

Kacapuri), Vol.4 No.1, Juni 2021, 1-9.

HSE,i R. (2021, February


i 23). From Hierarki i Pengendalian
i i Risiko K3:
https://www.ruanghse.com/2021/02/hierarki-pengendalian-risiko-k3-ini.html i i i i

120
Indonesia, U. -U. (1969). Ketentuan Ketentuan Pokok Tentang Tenaga Kerja No 14
i i i i i i i i

Tahun 1969. 1-13.

Indonesia, U. -U. (2017). Jasa Konstruksi No 2 Tahun 2017. 1-96.


i

Nora Efpridawati, H. T. (2015). Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


i i i i i i i i

dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Pembangunan Gedung Berdasarkan PP No


i i i i i i i

50 Tahun 2012. JOM FTEKNIK Volume 2 No.2 Oktober 2015 , 1-13. i i i

Nugraha, R. & Rohman, M. A. (2022). Analisis Risiko Kecelakaan Kerja pada Pekerjaan i i i i i

Erection Girder PCI Jembatan Tuntang, Proyek Tol Semarang-Demak Seksi 2


i i i i i i i i

Menggunakan Metode Task Demand Assessment (TDA). Jurnal Teknik ITS, 11(3),
i i i i i i i

D126-D131.

PUPR, P. (2021). Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi No 10 Tahun 2021. 1-


i i i i i i

38.

Ratnasari, S. T. (2009). Analisis Risiko. Universitas Indonesia, 1-24. i i

Safety. (2017). From Hirarki Pengendalian Kecelakaan Kerja: https://www.safety-


i i i i i i i

footwear.co.id/hirarki-pengendalian-kecelakaan-kerja/
i i i i i i

Siregar, T. T. (2021). Kajian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
i i i i i i i i i i i

(SMK3) Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi - Inderapura. Skripsi
i i i i

Sarjana, Fakultas Teknik. Diakses dari http://repository.uma.ac.id/


i i i

Sompie,T. P. F., Moningka, M. M. L., & Mentang, S. (2021). Penerapan SMK3, Data Lalu
i i i i

Lintas Dan Data Tanah Pada Konstruksi Jalan di Ruas Jalan Raya Amurang Kabupaten i

Minahasa Selatan. Politeknik Negeri Manado. Jurnal Teknik Sipil Terapan (JTST), Vol.3
i i i i i i

No.3, Januari 2022 (121-132), ISSN 2714-7843, 1-12.

Soputan, G. E. (2014). Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) . Jurnal
i i i i i i i i

Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (229-238) ISSN: 2087-9334, 1-
i i i i i i i

10.

121
Suharso. (2016, September 4). From Memahami Konsep Dasar Control Self-Assessment (CSA):
i i i i i i i i

https://www.klikharso.com/2016/09/konsep-dasar-control-self-assessment-csa.html i i i i

Sutandi, P., Wicaksana, S., & Nugraha, P. (2021). Survei Penerapan Sistem Manajemen i i i i i i

Keselamatan Konstruksi Menurut Peraturan Menteri Pupr 21 Tahun 2019 Pada


i i i i i i

Beberapa Proyek Di Surabaya. Universitas Kristen Petra Surabaya Jurnal Dimensi


i i i i i i i

Pratama Teknik Sipil, Vol.10 No.2, 2021 (121-131), 1-8.


i

Umar, A. F. C. (2022). Analisis Manfaat Dan Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan i i i i i i i

Kerja Pada Proyek Konstruksi Studi Kasus Pada Gedung Sglc Dan Eric UGM. Skripsi
i i i i

Sarjana, Fakultas Teknik. Diakses dari https://dspace.uii.ac.id/ i i i

Winoto, A. D. (2018). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : TAKA i i i i i i i

Publisher. i

Wiriyanto, T. (2022). Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Pekerjaan Bored


i i i i i i i i i i

pile Di Proyek Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian. Politeknik Negeri Jakarta.


i i i i i i i i i

Penelitian Diploma 3, Teknik Sipil) Diakses dari https://repository.pnj.ac.id/


i i i i i

Yuliansyah, F., & Arneta, D. (2017). Analisis Penerapan sistem Manajemen Keselamatan Dan
i i i i i i i i

Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasusproyek Revitalisasi Dan
i i i i i i

Perluasan Depo Kontainer Di Pt.Bhanda Ghara Reksadrive IV Palembang). Universitas


i i i i i i i

IBA. Jurnal Teknik (TEKNIKA), Vol.7 No.2, Juni 2021 (205-215), ISSN 2686-5416, 1-
i i

11.

122
LAMPIRAN

123
Lampiran 1 Susunan Panitia Organisasi P2K3

124
Lampiran 2 Susunan, Wewenang, dan tanggung jawab organisasi P2K3
i i

125
126
Lampiran 3 Tanggung jawab dan wewenang personil tanggap gawat darurat
i i i

127
Lampiran 4 Prosedur komunikasi, konsultasi, dan partisipasi
i

128
129
Lampiran 5 Flowchart Kebakaran, kecelakaam ringan & sedang, kecelakaan berat,
i i i i i i i

gempa,banjir, korban meninggal


i i

(Flowchart Gempa Bumi)


i

(Flowchart Kebakaran)
i

130
(Flowchart Kecelakaan Ringan dan Sedang)
i i i

131
(Flowchart Kecelakaan Berat)
i i i

(Flowchart Banjir)

132
(Flowchart Korban Meninggal)
i

133
Lampiran 6 Evaluasi Kerja
i i

134
135
136
Lampiran 7 Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
i i i i

137
138
Lampiran 8 Hasil Wawancara & Kuisioner
i

139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
Lampiran 9 Lembar Permohonan Pengambilan Data Proyek
i i i i

167
168

Anda mungkin juga menyukai