LAPORAN SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana (S1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tidar
Disusun Oleh:
RIDHA RAFIFAH
NPM. 1910503016
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
i
MOTTO
So verily; with the hardship, there is relief. Verily; with the hardship, there is
relief.
[Quran 94:5-6]
“Take what u got today, throw away what hurts u, keep smiling, cause tomorrow
waits”
- Ridha Ra -
“Look inside yourself, you are more than what you have become”
“The flower that bloom in adversity is the most rare and beautiful of all”
- Disney's Mulan -
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Hasil karya ini penulis
persembahkan kepada diri sendiri yang telah berjuang dan selalu semangat untuk
menjadi lebih baik, serta penulis persembahkan kepada orang-orang yang telah
1. Kedua orang tua, Ayah Trimoyo dan Ibu Iis yang tidak pernah putus
mendoakan setiap langkah serta selalu memberi dukungan yang amat tidak
2. Adik kecil tersayang Aqil S. yang selalu menanti kakak pulang, dan seluruh
kelulusan penulis.
3. Yagi Tri Cahya S.T. yang selalu mendampingi, membantu, memberi masukan,
dan motivasi yang sangat berperan penting dalam kebahagiaan penulis, semoga
4. Dosen pembimbing, Ibu Ir. Fajar Susilowati S.T., M.T., IPM. dan Ibu Herlita
penelitian.
v
5. Pekerja, staf, dan teman-teman di Proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek II
Selatan Paket 3, terutama Mas Kamal dan Bu Dewi, yang telah membantu dan
6. Bapak, Ibu, dan kakak - kakak Jasamarga Tollroad Maintenance Area JTC
Detta, Dila, Ibet, Icha, Wawa, penulis ucapkan banyak terima kasih telah selalu
8. Orang-orang tersayang dan para sahabat terdekat Dian, Kepers, Bagongs, yang
9. Teruntuk sahabat terbaik Dini, Rika, Frisca, Perwita, Farinda, Novia, Kinan,
Opin, Hayuk, Affina, Andika dan Arfi yang telah menginspirasi dan memberi
semangat.
10. Teman - teman mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2019, terutama kelas
vi
PRAKATA
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. iv
INTISARI............................................................................................................. xix
viii
2.1. Tinjauan Pustaka .......................................................................................8
dan Tahapan pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Besar ...........24
Konstruksi .......................................................................................................31
Girder 32
ix
3.2.1. Metode Analisa Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
4.1.1. Data Umum Proyek dan Data Teknis Pekerjaan Erection Girder .......60
Paket 3 ............................................................................................................64
4.2.3 Tahapan Pekerjaan Erection Girder yang Memiliki Risiko Terbesar 108
BAB V PENUTUP...............................................................................................118
x
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................120
LAMPIRAN .........................................................................................................123
xi
DAFTAR GAMBAR
Risiko .....................................................................................................................28
Gambar 4. 3 Rambu dan Papan Informasi K3 Pada Pekerjaan Erection Girder ...64
Gambar 4. 7 Safety talk pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II
xii
Gambar 4. 12 Toolbox Meeting pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta
Paket 3 ....................................................................................................................84
Paket 3 ....................................................................................................................84
Paket 3 ....................................................................................................................85
xiii
Gambar 4. 26 Pelaksanaan Observasi.....................................................................90
xiv
DAFTAR TABEL
Girder .....................................................................................................................51
xv
Tabel 4. 3 Daftar APD yang digunakan pada pekerjaan Erection Girder ..............79
Tabel 4. 4 Daftar rambu yang digunakan pada pekerjaan Erection Girder ............80
................................................................................................................................92
................................................................................................................................96
Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan Paket 3 pekerjaan Erection Girder .........106
Tabel 4. 17 Hasil wawancara tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection Girder .109
..............................................................................................................................114
xvi
Tabel 4. 20 Rangking tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection Girder .............115
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Tanggung jawab dan wewenang personil tanggap gawat darurat ....127
xviii
INTISARI
xix
ABSTRACT
Toll road construction projects have significant potential job risks. This
project certainly requires the implementation of a good SMKK in order to achieve
zero accidents. The project still has near-misses (potential hazards), one of which
is related to girder erection work. The purpose of this study was to find out the
implementation of SMKK and its main inhibiting factors as well as the level of
risk at the erection girder stage which refers to the Minister of PUPR Regulation
Number 10 of 2021.
Data was collected through observation, questionnaires, and interviews.
Observations were done to collect data on the level of implementation of SMKK
directly at the research location, and interviews to obtain data that had not been
found during observation. Then, questionnaire data was collected from 25
respondents to get the main inhibiting factors in implementing SMKK.
The results of observation and analysis of the implementation of the SMKK
obtained satisfactory results and the main obstacle to the implementation of the
SMKK is the low level of awareness of workers in using proper and correct
personal protective equipment (PPE). Assessment of the application of SMKK to
the five elements of SMKK in PUPR Ministerial Regulation No. 10 of 2021 the
results were satisfactory with a value obtained of 88%, where there are two
elements that are not fulfilled, namely elements of construction safety planning
and construction safety supporting elements. The stages of erection girder work
are classified as safe because the biggest risk is in the medium category.
Keyword: Erection Girder, Construction, SMKK, Risk
xx
BAB I
PENDAHULUAN
Jawa Barat yang secara geografis memiliki wilayah yang cukup luas dan memiliki
jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 49.405.808 jiwa dan beberapa wilayah
administratif. merupakan daerah penyangga ibu kota. BPS Jawa Barat, 2022). Salah
satu infrastruktur yang sangat penting yaitu pembangunan jalan, karena berfungsi
1
Pembangunan infrastruktur meningkat selama tiga tahun terakhir, terutama
Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan yang dibangun oleh PT Jasa
Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Japek Selatan (JJS) yang
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Jati Asih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi
Km yang terdiri dari 3 Paket, yaitu Paket 1 Jati Asih menuju Setu (Sta 0+000 - Sta
9+300) sepanjang 9,3 Km, ruas ini masuk ke dalam wilayah Kota Bekasi dan Kab.
Bogor dengan progres pembebasan lahan sudah mencapai 3,29%. Kemudian Paket
2 Setu menuju ke Taman Mekar (Sta 9+300 - Sta 34+150) sepanjang 24,85 Km,
masuk ke dalam wilayah Kab. Bekasi dengan progres pembebasan lahan sudah
mencapai 38,29%. Lalu Paket 3 Seksi 5 dari Taman Mekar menuju Sadang (Sta
34+150 - Sta 64+000) sepanjang 27,85 Km, masuk ke dalam wilayah Kab.
Karawang dan Kab. Purwakarta. Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II ini
2
Seiring dengan meningkatnya pembangunan jalan tol, implementasi ini juga
merupakan kegiatan yang berisiko tinggi dan dapat menimbulkan beberapa dampak
yang tidak diinginkan, terutama dalam hal keselamatan kerja (Abduh, 2010),
yang terbaru dan berlaku saat ini, yaitu Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun
2021. Peraturan ini mengatur bahwa setiap proyek konstruksi wajib untuk mencapai
oleh PT. Jasamarga sebagai penyedia jasa dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan
Jalan Tol Jakarta Selatan – Cikampek II antara lain tersedianya organisasi P2K3
dan sesuai dengan standar kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan K3, serta
yang kurang pada saat bekerja di malam hari, penggalian dan penimbunan,
pengeboran di lereng, angin kencang yang tidak dapat diprediksi, dan tanah longsor.
3
Selain itu, ada beberapa bahaya dan risiko saat pelaksanaan seperti terkena alat
kerja, jatuh dari ketinggian, tersentuh alat bantu manuver, tersengat listrik, tertimpa
yang dikenal dengan K4, maka harus diterapkan sistem manajemen keselamatan
(AKK) untuk pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi, AKK merupakan analisis
rangkaian pekerjaan dalam metode kerja (work method statement) pasal 26 ayat 1.
3”
latar belakang di atas, yaitu mengenai permasalahan nearmiss (hampir celaka) yang
4
Proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 perlu dilakukan tinjauan
mobil dalam tol serta item pekerjaannya memiliki Risiko tinggi khususnya pada
Berdasarkan hasil observasi awal dan kajian literatur yang dilakukan oleh
SMKK yaitu adanya pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
dengan lengkap ketika sedang bertugas, serta ada beberapa kecelakaan kerja seperti
pekerja yang tertimpa atau kejatuhan material, tertabrak alat berat, terkena
Adanya hal tersebut membuat peneliti perlu melakukan tinjauan lebih lanjut
Cikampek II Selatan Paket 3 serta faktor utama penghambat SMKK dan tahapan
pekerjaan apa yang memiliki tingkat risiko terbesar pada Proyek Tol Jakarta –
Agar penelitian ini lebih terfokus pada permasalahan yang ada, maka
1. Penelitian dilakukan pada Proyek Tol Jakarta – Cikampek II Selatan Paket 3 dengan
5
3. Pengamatan data observasi dan analisis digunakan data dari proyek pada bulan
Desember sampai dengan Maret 2023 dan dilengkapi dengan data Magang.
berikut :
Seksi 5.
3. Mengetahui tahapan pekerjaan yang memiliki tingkat risiko terbesar pada pekerjaan
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan
penerapan SMKK pada proyek menjadi lebih baik lagi atau dapat dipertahankan
2. Bagi Mahasiswa
6
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi tentang evaluasi penerapan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam
i i i i i i i
sudah cukup baik dan efektif dengan nilai perhitungan nilai bobot rerata i i i i i
konstruksi bahaya atau risiko tinggi termasuk pada ketegori sedang, untuk i i i i
tingkat pelaksanaan SMK3 pada proyek konstruksi bahaya atau risiko sedang
i i i
Data Lalu Lintas Dan Data Tanah Pada Konstruksi Jalan di Ruas Jalan Raya
8
Amurang Kabupaten Minahasa Selatan” Hasil uji memperlihatkan Bahaya i i i i
yang dapat terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan jalan di lokasi studi telahi i i i i
volume lalu-lintas dari arah Amurang – Tumpaan sebesar 4006 kendaraan. Dari
i i i i
grafik penentuan CBR desain 90% diperoleh nilai CBR tanah dasar adalah
i i i i i
5. Umar, (2022) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Manfaat Dan Biaya i i i i
(Studi Kasus Pada Gedung Sglc Dan Eric UGM)” Hasil uji memperlihatkan i i i i
biaya penyelenggaraan
i i i SMKK sebesar i i Rp.2.026.662.772,00 dengan i
9
21 Tahun 2019 Pada Beberapa Proyek Di Surabaya” Hasil uji memperlihatkan i i i i i
dengan kategori penerapan yang cukup baik. Dibuktikan dengan hasil analisa
i i i i i
RII dari kelima elemen SMKK berkisar antara sedang hingga baik. SMKK
i i i i i i
strategi. i
Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Revitalisasi Dan Perluasan Depo
i i i i i
tergolong sedang. Yang artinya penerapan SMK3 pada proyek konstruksi ini
i i i i i
memuaskan. i
10
Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor” Hasil uji memperlihatkan Penerapan
i i i i i i
Permen PUPR No.10 Tahun 2021 serta kriteria penilaian yang telah ditetapkan
i i i i i i i
pada penelitian ini tergolong ke dalam hasil yang memuaskan. Tetapi dari
i i i i i i
keselamatan konstruksi.
i i
10. Dharmayanti, dkk., (2018) melakukan penelitian dengan judul “Kendala Penerapan i i i i i i i
dihasilkan dari penelitian ini berturut-turut mulai dari prioritas teratas adalah i i i i
kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang diberikan kepada seluruh
i i i i i i
potensi bahaya dan bertujuan agar semua pekerja selamat dan sehat.sedangkan
i i i i i i i i
menurut Ridley dalam (Winoto, 2018), keselamatan dan kesehatan kerja adalah
i i i i i i i
11
kondisi sehat dan aman baik bagi pekerjaanya baik masyarakat, lingkungan sekitar,
i i i i
kerja merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
i i i i i i i i
penyakit akibat kerja agar kondisi para pekerja dalam keadaan yang sehat fisik,
i i i i i i
kesehatan, dan keberlanjutan atau biasa disebut juga dengan istilah K4, dalam pasal
i i i i i i
ini juga tertera aspek - aspek yang harus diperhatikan oleh pengguna dan penyedia
i i i i i i i i i
2021
12
Pada peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor 10
i i i i i i
konstruksi.
konstruksi yang diterapkan, dapat menciptakan tempat kerja yang aman dan i i i i
sebelumnya
i i agar dapat meningkatkan efektivitas perlindungan kesehatan dan i i i i i i
keselamatan kerja yang terencana, terstruktur, dan terpadu. Serta mencegah dan
i i i i i i i i i i
Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no. 10 tahun 2021
i i i i i i
memiliki 5 elemen yang terdapat pada RKK pasal (6) nomor 2, sublampiran K yaitu
i i i i i
13
2.2.3. Bahaya dan Risiko
cara pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau
i i i i
rendah sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi (Sugandi, 2003).
i i i
menurunkan tingkat risiko/bahaya tinggi menuju ke tingkat yang aman atau rendah
i i i i
1. Eliminasi
i
14
2. Subsitusi
Subsitusi yaitu penggantian proses, operasi, bahan, atau peralatan dengan yang
i i i i i
3. Pengendalian teknis
i i i
Girder
Tabel 2. 1 i
bertebaran
i i
15
No. Item Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Terjadi kemacetan akibat proses mobilisasi di
i i i i
2 Setting Crane di
i i Pekerja terluka karena material atau peralatan
i i i i i i
3 Erection Girder
i i i Sling dapat terputus dan terjatuh mengenai i i i i
pekerja
i i
erection
i i
material i
16
2.2.4. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
tahun 2021, yang harus memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan i i i i i i i
2. RKK
3. RMPK
yang disusun oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan
i i i i i i i i
konstruksi
4. Program Mutu
Program mutu adalah dasar dari pengendalian kontrak selain kontrak itu sendiri i i i i
5. RKPPL
RKPPL adalah dokumen telaah tentang keselamatan konstruksi yang memuat rona i i i i i i
6. RMLLP
17
RMPLLP dokumen telaah tentang keselamatan konstruksi yang memuat analisis,
i i i i i i
peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no 10 tahun 2021, yang
i i i i i i
terdapat pada sub lampiran K bagian format audit internal, terdapat tabel lembar
i i i i i
dalam Keselamatan
i i
konstruksi
dan eksternal i i
18
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
yang dapat
mempengaruhi
i i
penerapan
i i Sistem
i
Manajemen i i
Keselamatan
i i
Konstruksi
19
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
Penyedia i i Jasa
membentuk i i
organisasi pengelola i i
Sistem i Manajemen i i
2 A.1.2
Keselamatan i i
Konstruksi
berdasarkan
i
persyaratan peraturan
i i
Manajemen i i
Keselamatan i i
Konstruksi
menunjuk i
penanggung
i jawab
pengelola
i i Sistem i
Manajemen i i
Keselamatan i i
Konstruksi yang
memiliki i kopetensi i i
dibidangnya untuk
bertanggung
i jawab
terhadap
i pengelola
i i
adminitrasi dan
operasional i
20
Hasil Kategori Temuan
No No.
Kriteria Penilaian Observas Mino
. Keriteria Sesuai Major
i r
keselamatan i i
konstruksi
5 A.1.5 Susunan, tugas,
wewenang i i dan
tanggung jawab
organisasi pengelola i i
Sistem i Manajemen i i
Keselamatan i i
Konstruksi
ditetapkan i secara i
tertulis i oleh i
manajemen Penyedia i i i i
Jasa
Penilaian tahapan pekerjaan Erection Girder yang memiliki tingkat risiko besar
i i i i i i i i
tahun 2021, yang terdapat pada sub lampiran J. Contoh tabel seperti tabel 2.3
i i i i i
dibawah.
21
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat no. 10 tahun 2021
i i i i i i
memiliki beberapa elemen dan subelemen yang terdapat pada bagian ketiga
i i i i i i i i i i i
c. Organisasi SMKK
22
Pada elemen ini berisikan factor pendukung dalam keselamatan konstruksi. Elemen
i i i i i i i i i i
a. Sumber daya yang meliputi sumber daya teknologi dan peralatan, sumberdaya
i i i i i i
konstruksi
konstruksi
keselamatan konstruksi
i i
23
a. Pemantauan, pengukuran, dan evaluasi
i i i
b. Audit internal i
c. Tinjauan manajemen i i
d. Metode evalausi i i i
e. Peningkatan kinerja i i
ketidak sesuaian dalam audit. Dimana dapat dikatagorikan ke dalam skala penilaian
i i i i
1. “sesuai” apabila kegiatan dilakukan sepenuhnya sesuai dengan elemen SMKK, bila
i i i i i i i i i
SMKK, bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap dan bila dilakukan kegiatan i i i i i
3. “major” apabila kegiatan tidak dilaksanakan sama sekali sesuai elemen SMKK, i i i i i i
24
Pada skala penilaian yang digunakan untuk penilaian penetapan tingkat
i i i i
risiko tahapan pekerjaan Erection Girder pada peraturan pemerintah pekerjaan umum
i i i i i i i i i i
perumahan rakyat no. 10 tahun 2021 sublampiran J, digunakan penilaian dengan skala
i i i
Tabel 2. 4 i
25
Tabel 2. 5 Penetapan Tingkat Akibat Keparahan (A)
i i i i
26
Sumber: Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Sublampiran J
i i i
Berikut merupakan nilai rata – rata risiko atau sering disebut dengan
i i i i i
matriks risiko yang sudah tercantum dalam Permen PUPR No.10 Tahun 2021
i i i
matriks yang digunakan selama penilaian risiko untuk menentukan tingkat risiko
i i i i
27
Gambar 2. 2 Penetapan Tingkat Risiko Kegiatan / Nilai Rata – Rata Matriks
i i i
Risiko
28
2.2.8. Pengendalian Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi pada
khususnya pada pekerjaan Erection Girder, yaitu mengenai bahaya dan risiko yang i i i i i i i
terkait dengan pekerjaan Erection Girder. Sumber bahaya yang sering kali
i i i i i i i i i
Pekerja tertabrak swing excavator, Pekerja tertabrak manuver hyap crane, Material
i i i i i i i i i i
yang diangkut hyap crane terjatuh / sling putus bertulang, Gangguan mata/kulit i i i
cipratan cor beton, Pekerja terluka akibat alat kerja (bar bender/cutter), Pekerja i i i i i i i i i i
tertimpa batu. Namun, pihak penyedia jasa juga harus melakukan pengendaian
i i i i i i
risiko seperti mempersiapkan P3K dengan baik dan tenaga kesehatan yang telah
i i i i i i i i i
terdidik apabila terjadi kecelakaan. Selain itu juga dilakukan pengecekan kesehatan
i i i i i i i i i i
4. Setiap pekerja wajib memakai APD seperti helm pengaman, sepatu kerja,
i i i i i i i i i i
29
5. Pelaksana konstruksi harus menyediakan tabung pemadam kebakaran dikantor,
i i i i i
risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang yang selanjutnya disebut IBPRP
i i i i i i i
SMKK Pasal 5 ayat (2) dijelaskan bahwa IBPRP memuat penilaian risiko i i i
perkalian nilai tingkat kekerapan dan tingkat keparahan. Tingkat kekrapan dan
i i i i i
4. Pengendalian risiko awal yaitu upaya yang dilakukan untuk menghilangkan atau
i i i
mengurangi risiko serta memperbesar peluang yang telah diidentifikasi dan dinilai
i i i i i i i i
5. Penilaian risiko sisa adalah penilaian terhadap risiko yang terjadi setelah
i i i i i i
peluang dan dinilai berdasar hasil penilaian risiko sisa dan peluang.
i i i i
30
Construction safety analysis (CSA), adalah semacam program yang dirancang i i
Ada pula metode CSA seperti survei atau kuesioner dan management- i i i i i i i i i
c. Mengembangkan rencana kerja untuk menurunkan risiko ke level yang aman bagi
i i i i i i i i
organisasi;
Konstruksi
1. Menurut (Awuy, dkk. 2017), faktor penghambat dalam penerapan keselamatan dan
i i i i i i
b. Kurangnya kepedulian dari para pekerja untuk menggunakan APD dengan baik i i i i i i
dan benar i
secara konsisten
i i
31
f. K3 yang diterapkan tidak sesuai denga standar yang ada i i i
a. Sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan proyek
i i i i i i
d. Audit tool yang digunakan tidak sesuai serta kemampuan yang tidak memadai i i i i
Girder
32
Pekerjaan Erection Girder memiliki bahaya yang sewaktu – waktu
i i i i i i i dapat
beberapa tindakan dan prilaku juga dapat menimbulkan kecelakaan, antara lain
i i i i i
d. Melakukan pekerjaan tidak sesuai shop drawing dan peraturan yang berlaku
i i i i i i
yang pekerjaannya memiliki bahaya dan risiko tinggi. Hal ini dikarenakan tahap
i i i i
besar, dan pekerjaan dilakukan pada ketinggian. risiko dan bahaya kecelakaan
i i i i i i
kerja yang mungkin terjadi pada pekerjaan Erection Girder yakni pekerja
i i i i i i i i i
33
2. Pengendalian Risiko pada Pekerjaan Erection Girder
Aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tingkat tinggi yang i
b. Menggunakan alat berat yang memiliki (SILO) (SIO) dan operator yang handal
i i i i
d. Menggunakan rambu disetiap lokasi yang berbahaya serta cara kerja pengawasan
i i i i i i
K3 lebih diperketat
i i i
e. Menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar dan sesuai SNI
i i i i i
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Berikut ini adalah beberapa metode dan teknik penyediaan data untuk
i i i i i i i i
penerapan SMKK.
i i
1. Penerapan SMKK
Penetapan variabel penelitian mengacu pada elemen SMKK pada tabel lembar
i i i i i i i i i i i
pemeriksaan SMKK pada sublampiran K Permen PUPR No.10 Tahun 2021, yang
i i i i
Kepedulian pimpinan
i i Organisasi pengelola
i i
Susunan, tugas,
partisipasi tenaga i
wewenang dan tanggung
i i
1. kerja dalam
i
jawab organisasi
keselamatan kerja
i i i
pengelola SMKK
i i
Kebijakan keselamatan
i i i Penyedia
i i jasa
konstruksi mempunyai i kebijakan
i
35
No. Elemen Subelemen Variabel
keselamatan komstruksi
i i
oleh pimpinan.i
Identifikasi bahaya,
i Penetapan IBPPR dan
i i
penilaian risiko,
i data kecelakaan i i
pengendalian, dan
i i
peluang (IBPPR)
i
Perencanaan
i i
Keselamatan
i i
Rencana tindakan
i Komunikasi kepada i
2.
Konstruksi dalam sasaran dan seluruh pekerja
i i i
program
keselamatan
i i
Dukungan
3. keselamatan
i i
konstruksi
kompeten, petugas i i i
tanggap darurat
Petugas P3K.
i
Perencanaan
i i Instruksi kerja i
Operasi i
keselamatan konstruksi
i i
4. keselamatan
i i
Penetapan pengendalian
i i i i
konstruksi risiko
36
No. Elemen Subelemen Variabel
Analisis keselamatan i i
kerjai
APK
Penempatan rambu
i i
Pengendalian operasi
i i i
kerjai
Penyediaan APAR
i i
Pemantauan,
i Pelaksanaan
i
Pengukuran, Dan
i Pemantauan
i
Evaluasi Kinerja
i i
Evaluasi
i
Keselamatan i i
Berkelanjutani i
dalam penerapan SMKK yang diperoleh dari hasil studi literatur dari penelitian
i i i i i i i
37
Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK
No.
2017), faktor kesehatan kerja
i i i
penghambat dalam
i Kurangnya kepedulian dari para pekerja untuk i i i i
penerapan
i i menggunakan APD dengan baik dan benar
i i i
keselamatan dan
i i Tidak adanya anggaran mengenai K3 dalam i i
yang ada
Tidak adanya sanksi bagi para pekerja yan i i
tidak melakukan K3 i
K3
Belum i adanya persyaratan i dari kontraktor
mengenai pengadaan penerapan keselamatan dan
i i i i i i i
kesehatan kerja
i i i
Menurut (Marpaung,
i
malam
manajemen keselamatan
i i i i
konstruksi yaitu :
pelaksanaan pekerjaan
i i i
pekerjaan
i i
i i
38
Referensi Faktor Utama Penghambat Penerapan SMKK
No.
manajemen keselamatan i i i i Lemahnya komitmen pimpinan proyek dalam
i i i
kesehatan kerja
i i i
Erection Girder
memiliki tingkat risiko terbesar pada pekerjaan erection girder, mencakup pada
i i i i i i i i i
kemacetan i i
39
Setting Crane di lokasi Kesalahan metode kerja dapat membuat
2 i i i i i i i
mengenai pekerja i i i i
Grouting Girder i
Konstruksi
Pada elemen ini data yang dibutuhkan sesuai dengan tabel 3.4 di bawah
i i i i i i
Keselamatan Konstruksi
i i
40
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Stuktur Organisasi
Sistem i Manajemen i i
Keselamatan i i
Konstruksi sesuai i
persyaratan peraturan
i i
Susunan tugas,
wewenang, i i dan
tanggung jawab
organisasi pengelola
i i
2
SMKK ditetapkan i
secara
i tertulisi oleh i
manajemen i i penyedia i i
jasa
Penyedia i i jasa
mempunyai kebijakan i i
3
keselamatan
i i
konstruksi
Kebijakan i
Keselamatan i i
Konstruksi
4
ditandatangani oleh i
pimpinan tertinggi
i
penyedia jasa
i i
dengan tabel Data-data pendukung dalam obervasi pada elemen ini seperti
i i i i i i i i i
IBPPR, data kecelakaan kerja, dokumentasi toolbox meeting dan safety talk
i i i i i i i
41
serta standar pengadaan APD diperoleh dengan datang langsung ke lokasi
i i i i i i
identivikasi i bahaya,
1
penilaiani risiko,
pengendalian
i i pada
pekerjaan bored pile
i i i i
Penyedia jasai i
kecelakaan ringan,
i i
Penyedia i i jasa
melakukan komunikasi
i
kepada i seluruh
i
3
konstruksi terkait i
sasaran keselamatan
i i
ditetaapkan i
Penyedia i i jasa
menetapkan i i standar
4 terkait pengadaan Alat
i i
42
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Kerja i
Kontraktor mempunyai i
kecelakaan baik
i i
5
kecelakaan ringan,
i i
Keselamatan i i
Konstruksi
Penyedia i i jasa
2 mempunyai i petugas i
keselamatan
i i
43
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
konstruksi/Ahli K3
konstruksi yang
kompeten i i dan
bersertifikat
i i
Penyedia i i jasa
mempunyai i petugas i
pelatihani
Penyedia i i jasa
mempunyai i petugas i
4 pelatihani dan
melaksanakan i
pelatihani kepada i
pekerja i i
Kontraktor
mengadakan pelatihan i i
5 K3 dalam penanganan i
Keselamatan i i
Konstruksi di proyek i
QHSE. i
44
Tabel 3. 7 Elemen Operasi Keselamatan Konstruksi
i i i i i i i
1
Analysis (CSA) dalam
pekerjaan Bored Pile
i i i i
analisis keselamatan
i i
2 pekerjaan/JSA
i i dalam
pekerjaan
i i Erection i i
Girder i
Penyedia i i jasa
menyediakan APD, APK
i i
di lapangan
Penyedia i i jasa
menempatkan i i rambu-
4 rambu berdasarkan i
Kontraktor memasang i
rambu sesuai i
5
berdasarkan
i
bahaya risiko
keselamatan konstruksi
i i
45
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
Penyedia jasa membuat
i i i
rencana
i
dan melaksanakani
6
Tangap Darurat (banjir,
gempa bumi dan bencana
i i
alam lainnya)
tabel 3.8 dan diperoleh dengan datang langsung ke lokasi penelitian serta
i i i i i i i i
pemantauan
i langsung
1 kelapangan
i terkait i
pelaksanaan
i
Keselamatan Konstruksi.
i i
Kontraktor mengadakan i
manajemen keselamatan i i i i
konstruksi.
3 Kontraktor melakukan i
46
Hasil Kategori Temuan
No Kriteria Penilaian
Observasi Sesuai Minor Major
tinjauan untuk perbaikan i
berkelanjutan
i i dalam
system i manajemen i i
keselamatan konstruksi.
i i
Kontraktor memiliki i
4
dokumen evaluasi kerja i i i
Kontraktor memiliki i
dokumen i peningkatan
i
5
kerjai keselamatan
i i
konstruksi
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ialah metode
i i i i i i i
menjalankan peraturan saat masa pandemi dan protokol kesehatan yang telah
i i i i i i
berkoordinasi dengan manager QHSE dan diarahkan kepada staff QHSE dalam
i i i i i i
47
data observasidilakukan terhadap 5 elemen SMKK seperti yang terdapat pada
i i i i i i i i
Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan disesuaikan dengan variabel penelitian
i i i i i i i
elemen SMKK.
i i i
1 Sesuai
i
2 Minor
4. Bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap. i i i i
elemen SMKK.
i i i
3 Major
2. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan. i
Data wawancara yang dibutuhkan untuk diolah pada Penelitian ini ada 2, i i
yaitu
48
b. Wawancara tahapan pekerjaan yang memiliki tingkat risiko terbesar pada i i i i i
penelitian dan hasil wawancara dicatat langsung oleh peneliti yang kemudian
i i i i i i
49
No. Pertanyaan Narasumber
1. Apakah kontraktor memiliki petugas tanggap darurat i i Staff QHSE i
secara berkala?
i i
kerja?i
dilokasi penelitian i i
3.11 dibawah
50
Tabel 3. 11 Metode pengumpulan data tingkat risiko tahapan pekerjaan Erection
i i i i i i i i
Girder i
menimbulkan i
kemacetan
i i
2 Setting
i Kesalahan i
kerja
i pekerja terjepit
i i i i
peralatan
i
3 Setting
i Sling dapat
Stressing i terputus dan
i
Bed i terjatuh
i
mengenai pekeja i i i i
stress i
5 Pemotong
i Pekerja dapat
i i
51
No Pekerjaa Identifikasi Pekerja Peralatan Material Publik Lingkunga
n Bahaya n Hidup
Berisiko K A TR K A TR K A TR K A TR K A TR
Kx Kx Kx Kx K
A A A A xA
Mobilisasi Truck terbalik & i
yang akan
erectioni i
atau dan
Setting i menyebabkan i i
lintas
studi literatur dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan yaitu yang
i i i i i i
bersumber dari (Arneta, 2017), (Awuy, dkk. 2017) dan (Dharmayanti, dkk.
i i i
52
pekerja/staff, staff QHSE, dan mandor/subkon. Dalam memudahkan dalam
i i i i
setiap responden seperti Staff QHSE dengan kode A, Staff Non-QHSE dengan
i i i i i i i i i i
lembar kuisioner dilakukan pada saat itu juga, namun apabila responden
i i i i
Bobot Nilai
Pilihan Jawaban
Pertanyaan Positif (+) Pertanyaan Negatif (-)
Sangat Setuju 5 1 i
Setuju 4 i 2
Kurang Setuju 3 3 i
Tidak Setuju 2 i 4
Sangat Tidak Setuju 1 5 i
Pada tabel 3.13 di bawah ini merupakan lembar kuisioner yang digunakan pada
i i i i
penelitian ini.
i i
53
Tabel 3. 13 Lembar kuisioner i i i
penerapan SMKK.
i i
SMKK.
4 Dengan tersedianya Alat Pelindung Diri yang lengkap
i i i i i
penerapan K3
i i
penerapan SMKK
i i
54
3.1.3. Diagram Alir Penelitian
Mulai
1. Bagaimana tingkat
Mengamati dan
penerapan SMKK pada
memperhatikan
pekerjaan Erection Girder di
aktivitas pekerjaan Observasi Awal proyek?
secara langsung
2. Apa faktor utama
`
penghambat penerapan SMKK
1. Permen PUPR No.10 Perumusan Masalah
pada pekerjaan Erection
Tahun 2021 Girder?
2. Buku referensi
3. Jurnal Studi Pustaka 3. Tahap Pekerjaan yang
4. E-book (web) memiliki tingkat resiko
5. Penelitian Terdahulu terbesar pada pekerjaan
Pengumpulan Data Erection Girder?
Data Primer
1.Observasi = Penerapan sistem
manajemen keselamatan konstruksi yang
3. Jurnal terhadap penilaian Permen PUPR
mengacu Data Sekunder
No. 10 Tahun 2021.
1.Dokumen – Dokumen
2.Kuisioner = Kuisioner dilakukan kepada
25 responden yang mecakup 6 orang
yang bersangkutan dengan
Pekerja/Staff, 4 orang Staf QHSE, 15 Sistem Manajemen
orang Mandor/Tukang. Keselamatan Konstruksi.
55
3.2. Metode dan Teknik Analisis Data
Girder dianalisa dengan cara penghitungan dengan skala penilaian elemen SMKK
i i i i i i i i
yaitu :
bila dokumen dan kegiatan dilakukan sesuai dengan yang ada diproyek
i i i i i
SMKK, bila memiliki dokumen tetapi tidak lengkap dan bila dilakukan kegiatan
i i i i i
• “major” apabila kegiatan tidak dilaksanakan sama sekali sesuai elemen SMKK, i i i i i i
2. Bila observasi selesai, selanjutnya melakukan perhitungan besar presentasae dari setiap
i i i i i i i i i i i
𝑛
P= x 100%
𝑁
Dimana :
P = Persentase i i i
56
N = Jumlah seluruh kriteria i i
3. Bila sudah menghitung hasil presentase dari setiap elmen, maka untuk hasil i i i i i i i
perhitungan rata – rata presentase dari setiap elmen dengan cara menjumlahkan
i i i i i i i i i
hasil presentase pada setiap elemen dan kemudian dibagi dengan jumlah
i i i i i i i i i
keseluruhan elemen.
i i i i i
4. Lalu masukan hasil presentasi tersebut kedalam diagram radar untuk mengetahui i i i i i i i
1. Menganalisa rangking dari hasil rata – rata setiap indikator faktor penghambat
i i i
2. Hasil dari analisis ranking digunakan untuk menentukan faktor utama penghambat i i i
penerapan sistem manajemen keselamatan konstruksi, dan hasil rata – rata faktor
i i i i i i i
Selatan Paket 3
i i
Microsoft Office Excel 2021 dengan perhitungan rata-rata (mean) yang diperoleh i i i i i i i i
57
dengan cara menjumlahkan seluruh data dan kemudian dibagi dengan jumlah
i i i i i
∑ 𝑥𝑖
Me = i
Dimana :
n = Jumlah responden i i
untuk menentukan faktor utama yang menjadi penghambat dalam penerapan sistem
i i i i i i i
1. Menganalisa hasil dari perkalian kekerapan (K) dengan keparahan (A) seperti pada
i i i i i i i i
Tabel 2.4 dan Tabel 2.5, yang didapat dari lembar Penetapan Tingkat risiko
i i i i i
58
Pekerjaan, seperti pada Tabel 2.3.
i i i i i
2. Bila sudah dapat hasil dari perkalian setiap indikator faktor, lihat hasil tersebut
i i i i
termaksud dalam kategori yang sesuai pada gambar 2.2 nilai rata – rata risiko
i i i
3. Setelah semua indikator faktor sudah didapatkan hasil nilai rata – ratanya, akan
i i i
dilihat tingkat risiko yang paling terbesar, sesuai dengan tujuan yg dicari yaitu
i i i i
4. Lalu buat urutan rangking untuk mempermudah mencari tahapan pekerjaan yang
i i i i i
59
DAFTAR PUSTAKA
Proyek Konstruksi di Kota Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194)
i
Azizah. (2018). Analisis Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
i i i i i i i i i
Pada Proyek UNY Yogyakarta 7 IN 1. (Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik) Diakses dari
i i i
https://dspace.uii.ac.id/ i
Kecelakaan Kerja di PT. PAL Indonesia. Vol. 3, No. 1, Mei 2017 J-Kesmas Jurnal
i i i i i i
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Kontraktor Di Bali.
i i i i i i i i
Universitas Udayana. Jurnal Teknik Sipil (JTS), Vol.15 No.1, Oktober 2018 (205-215),
i i i
Fatma, H. P. (2020). Identifikasi Bahaya , Penilaian Dan Pengendalian Risiko Keselamatan Dan
i i i i i i
Hartawan, D. S. (2021). Analisis Biaya Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja i i i i i i i i
120
Indonesia, U. -U. (1969). Ketentuan Ketentuan Pokok Tentang Tenaga Kerja No 14
i i i i i i i i
Nugraha, R. & Rohman, M. A. (2022). Analisis Risiko Kecelakaan Kerja pada Pekerjaan i i i i i
Menggunakan Metode Task Demand Assessment (TDA). Jurnal Teknik ITS, 11(3),
i i i i i i i
D126-D131.
38.
footwear.co.id/hirarki-pengendalian-kecelakaan-kerja/
i i i i i i
Siregar, T. T. (2021). Kajian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
i i i i i i i i i i i
(SMK3) Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi - Inderapura. Skripsi
i i i i
Sompie,T. P. F., Moningka, M. M. L., & Mentang, S. (2021). Penerapan SMK3, Data Lalu
i i i i
Lintas Dan Data Tanah Pada Konstruksi Jalan di Ruas Jalan Raya Amurang Kabupaten i
Minahasa Selatan. Politeknik Negeri Manado. Jurnal Teknik Sipil Terapan (JTST), Vol.3
i i i i i i
Soputan, G. E. (2014). Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) . Jurnal
i i i i i i i i
Ilmiah Media Engineering Vol.4 No.4, Desember 2014 (229-238) ISSN: 2087-9334, 1-
i i i i i i i
10.
121
Suharso. (2016, September 4). From Memahami Konsep Dasar Control Self-Assessment (CSA):
i i i i i i i i
https://www.klikharso.com/2016/09/konsep-dasar-control-self-assessment-csa.html i i i i
Sutandi, P., Wicaksana, S., & Nugraha, P. (2021). Survei Penerapan Sistem Manajemen i i i i i i
Umar, A. F. C. (2022). Analisis Manfaat Dan Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan i i i i i i i
Kerja Pada Proyek Konstruksi Studi Kasus Pada Gedung Sglc Dan Eric UGM. Skripsi
i i i i
Publisher. i
Yuliansyah, F., & Arneta, D. (2017). Analisis Penerapan sistem Manajemen Keselamatan Dan
i i i i i i i i
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasusproyek Revitalisasi Dan
i i i i i i
IBA. Jurnal Teknik (TEKNIKA), Vol.7 No.2, Juni 2021 (205-215), ISSN 2686-5416, 1-
i i
11.
122
LAMPIRAN
123
Lampiran 1 Susunan Panitia Organisasi P2K3
124
Lampiran 2 Susunan, Wewenang, dan tanggung jawab organisasi P2K3
i i
125
126
Lampiran 3 Tanggung jawab dan wewenang personil tanggap gawat darurat
i i i
127
Lampiran 4 Prosedur komunikasi, konsultasi, dan partisipasi
i
128
129
Lampiran 5 Flowchart Kebakaran, kecelakaam ringan & sedang, kecelakaan berat,
i i i i i i i
(Flowchart Kebakaran)
i
130
(Flowchart Kecelakaan Ringan dan Sedang)
i i i
131
(Flowchart Kecelakaan Berat)
i i i
(Flowchart Banjir)
132
(Flowchart Korban Meninggal)
i
133
Lampiran 6 Evaluasi Kerja
i i
134
135
136
Lampiran 7 Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
i i i i
137
138
Lampiran 8 Hasil Wawancara & Kuisioner
i
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
Lampiran 9 Lembar Permohonan Pengambilan Data Proyek
i i i i
167
168