Anda di halaman 1dari 202

STRATEGI PENGHEMATAN OVERBURDEN REMOVAL COST

DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN POLA PEMUATAN


DOUBLE SIDE UNIT PC 500 LC-10R KOMATSU

STUDI KASUS : PIT NYAPA BARAT PT PUTRA PERKASA ABADI


JOBSITE KALTIM JAYA BARA KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Mutiara Nur Alifia

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M/1443 H
LEMBAR JUDUL

STRATEGI PENGHEMATAN OVERBURDEN REMOVAL


COST DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN POLA
PEMUATAN DOUBLE SIDE UNIT PC 500 LC-10R KOMATSU

STUDI KASUS : PIT NYAPA BARAT PT PUTRA PERKASA


ABADI JOBSITE KALTIM JAYA BARA KALIMANTAN
TIMUR

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh
Mutiara Nur Alifia
11180980000017

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M/1443 H

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan


Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, hidayah dan pertolongannya
sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Strategi
Penghematan Overburden Removal Cost dan Konsumsi Bahan
Bakar dengan Pola Pemuatan Double Side Unit PC 500 LC-10R
Komatsu. Studi Kasus : Pit Nyapa Barat PT Putra Perkasa Abadi
Jobsite Kaltim Jaya Bara Kalimantan Timur”.

Skripsi ini bukan semata-mata hanya hasil kerja keras saya


sendiri, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama penelitian skripsi sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada:

1. Allah SWT, yang selalu memberikan hikmat dan hidayah dalam


kelancaran pembuatan skripsi ini
2. Orang tua tersayang yang selalu mendukung secara materiil
maupun moril serta segala doa terbaik dalam penyusunan skripsi
ini
3. Adik saya, Intania, yang selalu mensupport dalam penyusunan
skripsi ini
4. Bapak Supriyadi, Ph.D selaku dosen pembimbing I Teknik
Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu

v
5. Ibu Dewi Ayu Kusumaningsih,M.Sc. selaku dosen pembimbing
II Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membimbing dan memberikan bantuan, dalam penulisan
skripsi ini
6. Bapak Ahmad Fauzan Haryono, M.T. selaku penguji I yang telah
memberikan masukan untuk perbaikan dan saran skripsi ini
7. Bapak Ir. Anung Dri Prasetya. Mapp.Sc. selaku penguji II yang
telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini
8. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Bapak Ir. Nashrul Hakiem,S.Si,M.T,Ph.D selaku Dekan Fakultas
Sains dan Tenologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
11. Bapak Nanang Prambudi selaku PJO PT PPA Jobsite KJB-HAA
yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam
penulisan skripsi ini
12. Bapak Andri Noparizal selaku Section Head Mineplan & Drill
Blast PT PPA Jobsite KJB-HAA yang selalu mempermudah dan
memberi ilmu serta masukan dalam penulisan skripsi ini
13. Pak Muhibuddin Ikhwan, Pak Sugeng, Pak Muchlisin, Pak Edi
Istopa, Pak Den Ahmad, dan Pak Ismail selaku Section Head All
Departement serta seluruh jajaran Group Leader (GL) dan staff
yang memberikan banyak ilmu dan masukan kepada saya
14. Pimpinan dan Staff PT Dahana Jobsite KJB-HAA yang telah
memberi ilmu kepada saya
15. Tim dari PT Kaltim Jaya Bara yang telah mengizinkan saya
untuk melakukan pengambilan data di lapangan

vi
16. Seluruh teman-teman yang sedang melaksanakan PKL dan TA
yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
17. Luthfi Adnantio Reksadipo, partner sekaligus orang terdekat
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan masukan
dalam penyusunan skripsi ini
18. Dae, Fabila, Irza, Hana, Nadila, Nabila, Lili dan Galuh yang
selalu ada kapanpun dan dimanapun hingga akhir penyusunan
skripsi ini
19. Teman-teman Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2018 yang selalu mendukung dan menjadi
teman seperjuangan hingga akhir penyusunan skripsi ini
20. Keluarga Besar Himpunan Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi keluarga kedua dan
wadah suka dan duka hingga akhir penyusunan skripsi ini

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membaca. Sehingga dapat menjadi acuan untuk terus menggali ilmu
pengetahuan, baik bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang
berkepentingan.

Jakarta, 15 Juni 2022

Mutiara Nur Alifia

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk penghematan biaya operasi


pemindahan tanah penutup dengan mencari overburden removal cost
dan konsumsi bahan bakar terendah melalui penggunaan double side.

Penelitian menerapkan konsep pemindahan tanah mekanis


dengan simulasi software TALPAC. Dihasilkan saving overburden
removal cost sebesar $ 1,69 per bcm dan 0,039 liter per bcm untuk
fuel. Dengan kata lain, profit margin sebesar 15% di Juli 2021,
kontrak harga pengupasan overburden sebesar Rp 31.320,28 /bcm
untuk single side dan Rp 27.824,38/bcm untuk double side.
Selanjutnya dilakukan analisa statistic, dengan uji dua ujung untuk
mengidentifikasi signifikasi perbedaan produktivitas, konsumsi bahan
bakar, dan overburden removal cost antara single dan double side.

Kata Kunci : Double Side, Overburden Removal Cost, Konsumsi


Bahan Bakar, Uji Dua Ujung

viii
ABTRACT

The aim of the study is to save overburden removal operating


costs by estimating the lowest overburden removal cost and fuel
consumption through a double side used.

For this study, an earthmoving concept has been applied using


a simulation software TALPAC. As results, cost saving for overburden
removal is $ 1,69 per bcm and 0,039 liters per bcm for fuel. In
another word, for profit margin of 15% in July 2021, the contract
price of overburden removal is IDR 31.292,22/ bcm for single side
and IDR 28.310,40/ bcm for double side. Further statistical analysis,
two tailed test has been applied to identify the significancy of the
different of productivity, fuel consumption and overburden removal
cost for both single and double side excavator used.

Keywords: Double Side, Overburden Removal Cost, Fuel


Consumption, Two Tailed Test

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABTRACT ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

DAFTAR PERSAMAAN .................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.6. Tafsir Quran Terhadap Penelitian ........................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

2.1. Deskripsi Perusahaan .............................................................................. 7


2.1.1 Profil Perusahaan .............................................................................. 7
2.1.2 Kesampaian Daerah .......................................................................... 8
2.2. Iklim dan Curah Hujan ............................................................................ 9
2.3. Keadaan Geologi ..................................................................................... 9
2.3.1 Geologi Regional .............................................................................. 9

x
2.3.2 Fisiografi ......................................................................................... 11
2.3.3 Stratigrafi Regional ......................................................................... 11
2.3.4 Struktur Geologi .............................................................................. 13
2.4. Kegiatan Penambangan ......................................................................... 14
2.5. Dasar Teori Pemindahan Tanah Mekanis ............................................. 21
2.5.1 Pengertian Umum Pemindahan Tanah Mekanis ............................. 21
2.5.2 Bentuk/ Kondisi Material ................................................................ 22
2.5.3 Faktor Pengembangan/ Pemuaian Material (Swell Factor) ............ 23
2.5.4 Faktor Pengisian Buket (Bucket Fill Factor) .................................. 25
2.5.5 Pola Pemuatan ................................................................................. 27
2.5.6 Waktu Edar (Cycle Time) ................................................................ 30
2.5.7 Efisiensi Kerja (Operating Efficiency) ............................................ 31
2.5.8 Produktivitas ................................................................................... 35
2.5.9 Faktor Keserasian (Match Factor) .................................................. 36
2.5.10 TALPAC ......................................................................................... 37
2.5.11 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup yang Diterapkan di PT
PPA Jobsite KJB ........................................................................................... 41
2.5.12 Uji Signifikasi Menggunakan Uji Dua Ujung (Two Tailed Test)
Simulasi TALPAC ........................................................................................ 44
2.5.13 Kajian Teknis Pola Pemuatan Single dan Double Side ................... 44
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................47

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 47


3.1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................. 47
3.1.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 47
3.2. Metode Penelitian.................................................................................. 48
3.3. Alur Penelitian ...................................................................................... 48
3.3.1 Tahap Pengumpulan Data ............................................................... 48
3.3.2 Tahap Pengolahan dan Analisis Data.............................................. 50
3.3.3 Kesimpulan dan Saran..................................................................... 51
3.4. Diagram Alir Penelitian ........................................................................ 52
HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................53

4.1. Perhitungan Overburden Removal Cost di PT PPA............................. 53


4.1.1 Efisiensi Kerja ................................................................................. 54
4.1.2 Cycle Time Excavator ..................................................................... 57

xi
4.1.3 Cycle Time Dump Truck.................................................................. 57
4.1.4 Produktivitas Aktual di PT Putra Perkasa Abadi ............................ 58
4.1.5 Faktor Keserasian (Match Factor) Aktual di PT Putra Perkasa Abadi
60
4.1.6 Produksi Overburden Aktual di PT Putra Perkasa Abadi Bulan Juli
2021 61
4.1.7 Overburden Removal Cost Aktual di PT Putra Perkasa Abadi ...... 64
4.2. Kontrak harga pengupasan tanah penutup/Overburden antara Kontraktor
dengan Owner yang Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi ............................ 71
4.3. Kontrak Rate Over Distance antara Kontraktor dengan Owner yang
Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi.............................................................. 72
4.4. Perbandingan Besar Keuntungan Kontraktor dalam Pengupasan
Overburden antara Single dan Double Side yang Diterapkan di PT Putra Perkasa
Abadi 73
4.5. Pengaruh Peningkatan Produktivitas terhadap Konsumsi Bahan Bakar
yang Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi ..................................................... 74
4.6. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Overburden Removal Cost antara
Single dan Double Side ..................................................................................... 76
4.6.1 Buket Excavator Menggantung....................................................... 76
4.6.2 Keahlian Operator ........................................................................... 78
4.6.3 Kondisi Front Kerja ........................................................................ 78
4.7. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Overburden Removal Cost
di TALPAC ....................................................................................................... 80
4.7.1 Material ........................................................................................... 80
4.7.2 Roster .............................................................................................. 81
4.7.3 Haul Cycle....................................................................................... 83
4.7.4 Loading Unit ................................................................................... 84
4.7.5 Truck Type....................................................................................... 92
4.8. Hasil Perhitungan Produktivitas dan Overburden Removal Cost di
TALPAC ........................................................................................................... 99
4.8.1 Pola Pemuatan Single Side .............................................................. 99
4.8.2 Pola Pemuatan Double Side .......................................................... 102
4.8.3 Hasil dan Pembahasan................................................................... 104
4.9. Kontrak harga pengupasan tanah penutup/Overburden antara Kontraktor
dengan Owner dengan Simulasi Software TALPAC ...................................... 104
4.10. Kontrak Rate Over Distance antara Kontraktor dengan Owner dengan
Simulasi Software TALPAC ........................................................................... 105

xii
4.11. Pengaruh Peningkatan Produktivitas terhadap Konsumsi Bahan Bakar
dengan Simulasi Software TALPAC .............................................................. 106
4.12. Penerapan Single dan Double Side...................................................... 107
4.13. Uji Signifikasi menggunakan Uji Dua Ujung (Two Tailed Test) Simulasi
TALPAC ......................................................................................................... 109
4.13.1 Uji Signifikasi Perbedaan Produktivitas Alat Gali Muat Simulasi
Software TALPAC antara Single dan Double Side..................................... 109
4.13.2 Uji Signifikasi Perbedaan Overburden Removal Cost Simulasi
Software TALPAC antara Single dan Double Side..................................... 110
4.13.3 Uji Signifikasi Perbedaan Fuel Consumption Simulasi Software
TALPAC antara Single dan Double Side .................................................... 112
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................113

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 113


5.2. Saran.................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................115

LAMPIRAN .........................................................................................................118

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stratigrafi Daerah Penelitian ............................................................. 13


Gambar 2.2 Kegiatan Land Clearing .................................................................... 15
Gambar 2.3 Kegiatan Top Soil Removal .............................................................. 16
Gambar 2.4 Lahan Banksoil .................................................................................. 16
Gambar 2.5 Kegiatan Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup............................ 17
Gambar 2.6 Kegiatan Cleaning Batubara.............................................................. 18
Gambar 2.7 Kegiatan Pembongkaran Batubara .................................................... 19
Gambar 2.8 Kegiatan Pengangkutan Batubara .................................................... 19
Gambar 2.9 Kegiatan Reklamasi........................................................................... 21
Gambar 2.10 Keadaan Material dalam PTM ........................................................ 22
Gambar 2.11 Bucket Fill Factor ............................................................................ 26
Gambar 2.12 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Posisi Alat Angkut
terhadap Posisi Alat Muat pada Saat Pengisian .................................................... 28
Gambar 2.13 Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat Angkut pada Saat Dimuati
oleh Alat Muat....................................................................................................... 29
Gambar 2.14 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Manuver .................................... 30
Gambar 4.1 Grafik Kenaikan Harga Bahan Bakar Periode Juli-Oktober 2021 ... 75
Gambar 4.2 Kondisi Buket Menggantung pada Pola Pemuatan Single Side........ 77
Gambar 4.3 Kondisi Buket Tidak Menggantung pada Pola Pemuatan Double Side
............................................................................................................................... 77
Gambar 4.4 P5M oleh GL Produksi terkait Double side ..................................... 78
Gambar 4.5 Kondisi Front Kerja Bergelombang .................................................. 79
Gambar 4.6 Kondisi Front Kerja Setelah Diperbaiki ............................................ 80
Gambar 4.7 Menu Material pada Software TALPAC ........................................... 81
Gambar 4.8 Menu Roster pada Software TALPAC.............................................. 83
Gambar 4.9 Menu Haul Cycle pada Software TALPAC ...................................... 84
Gambar 4.10 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Single Side ... 86
Gambar 4.11 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Single Side .......... 87
Gambar 4.12 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Single Side .. 88
Gambar 4.13 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Double Side . 89
Gambar 4.14 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Double Side ........ 90

xiv
Gambar 4.15 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Double Side .. 91
Gambar 4.16 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Single Side ... 93
Gambar 4.17 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Single Side .......... 94
Gambar 4.18 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Single Side ... 95
Gambar 4.19 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Double Side .. 96
Gambar 4.20 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Double Side ......... 97
Gambar 4.21 Toolbar Distribution Data pada software TALPAC Double Side... 98
Gambar 4.22 Hasil Perhitungan Produktivitas di TALPAC (Single) ................. 100
Gambar 4.23 Hasil Perhitungan Overburden Removal Cost di TALPAC (Single)
............................................................................................................................. 101
Gambar 4.24 Hasil Perhitungan Produktivitas di TALPAC (Double)................ 102
Gambar 4.25 Hasil Perhitungan Overburden Removal Cost di TALPAC (Double)
............................................................................................................................. 103
Gambar 4.26 Foto Penerapan Single Side........................................................... 108
Gambar 4.27 Foto Penerapan Double Side ......................................................... 109

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Swell Factor untuk Setiap Klasifikasi Material ........................... 24
Tabel.2.2 Hubungan Berat Rata-Rata Material dengan Estimasi Swell Factor .... 25
Tabel 2.3 Nilai koefisien RR berdasarkan kondisi permukaan jalan .................... 38
Tabel 2.4 Nilai koefisien RR dengan jenis ban karet dan crawler tinggi yang
dikaitkan dengan kondisi permukaan jalan ........................................................... 38
Tabel 2.5 Spesifikasi Unit di PT PPA ................................................................... 45
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................... 47
Tabel 4.1 Waktu Kerja Tersedia Hari Senin – Minggu (Day Shift) ..................... 54
Tabel 4.2 Waktu Kerja Tersedia Hari Senin – Minggu (Night Shift) ................... 55
Tabel 4.3 Waktu Hambatan Excavator dan Dump Truck Juli 2021 ..................... 55
Tabel 4.4 Efisiensi Kerja Excavator dan Dump Truck Juli 2021 ......................... 56
Tabel 4.5 Produktivitas Unit Excavator Single Side ............................................. 58
Tabel 4.6 Produktivitas Unit Excavator Double Side ........................................... 59
Tabel 4.7 Produktivitas Unit Dump Truck Single Side ........................................ 59
Tabel 4.8 Produktivitas Unit Dump Truck Double Side ...................................... 59
Tabel 4.9 Produksi Overburden Excavator PC 508 Juli 2021 .............................. 61
Tabel 4.10 Produksi Overburden Dump Truck satu fleet Juli 2021 .................... 62
Tabel 4.11 Produksi Overburden Excavator PC 506 Juli 2021 ............................ 63
Tabel 4.12 Produksi Overburden Dump Truck satu fleet Juli 2021 .................... 63
Tabel 4.13 Fuel Consumption Alat Juli 2021 ....................................................... 65
Tabel 4.14 Harga Penggunaan Alat Utama dan Support ...................................... 65
Tabel 4.15 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup di PT PPA Juli 2021 ...... 66
Tabel 4.16 Tabel Pengaruh Persentase Biaya Pemindahan Tanah Penutup (Single
Side) ...................................................................................................................... 67
Tabel 4.17 Fuel Consumption Alat Juli 2021 ....................................................... 68
Tabel 4.18 Harga Penggunaan Alat Utama dan Support ...................................... 68
Tabel 4.19 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup di PT PPA Juli 2021 ...... 69
Tabel 4.20 Tabel Pengaruh Persentase Biaya Pemindahan Tanah Penutup (Double
Side) ...................................................................................................................... 70
Tabel 4.21 Harga Kontrak Overburden Removal Cost di PT PPA ...................... 72
Tabel 4.22 Perhitungan Rate Over Distance di PT PPA ....................................... 73

xvi
Tabel 4.23 Perhitungan Keuntungan Kontraktor dalam Pengupasan Overburden di
PT PPA .................................................................................................................. 73
Tabel 4.24 Hubungan Fuel Consumption terhadap Produktivitas di PT PPA ...... 75
Tabel 4.25 Hubungan Produktivitas TALPAC dengan Overburden Removal Cost
............................................................................................................................. 104
Tabel 4.26 Harga Kontrak Overburden Removal Cost (Software TALPAC) .... 105
Tabel 4.27 Perhitungan Rate Over Distance (Software TALPAC) .................... 106
Tabel 4.28 Hubungan Fuel Consumption Terhadap Produktivitas (Software
TALPAC) ............................................................................................................ 107
Tabel 4.29 Uji Signifikasi Perbedaan Produktivitas Single dan Double Side
Simulasi TALPAC .............................................................................................. 110
Tabel 4.30 Uji Signifikasi Perbedaan Overburden Removal Cost Single dan Double
Side Simulasi TALPAC ...................................................................................... 111
Tabel 4.31 Uji Signifikasi Perbedaan Fuel Consumption Single dan Double Side
Simulasi TALPAC .............................................................................................. 112

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Spesifikasi Alat Utama dan Support ................................... 119

A.1 Spesifikasi Excavator PC 500 LC-10R KOMATSU ........................ 119

A.2 Spesifikasi Excavator Dump Truck Scania P360 CB 6X4 EHZ ...... 125

A.3 Spesifikasi Excavator Dump Truck Volvo FMX 400 6X4 400HP .. 126

A.4 Spesifikasi Dozer D85ESS-2A KOMATSU .................................... 127

A.5 Spesifikasi Grader 825 A-2 KOMATSU .......................................... 130

A.6 Spesifikasi Tower Lamp LT9 JCB ................................................... 134

A.7 Spesifikasi Water Truck FM 260 JD HINO ..................................... 137

A.8 Spesifikasi Fuel Truck FM 260 JD HINO ........................................ 138

A.9 Spesifikasi Lube Truck FM 260 JD HINO ....................................... 139

Cycle Time Alat Muat ........................................................... 140

B.1 Cycle Time PC 500 LC-10R Unit PC 508 Pola Pemuatan Single Side
140

B.2 Cycle Time PC 500 LC-10R Unit 506 Pola Pemuatan Double Side 141

Cycle Time Alat Angkut........................................................ 142

C.1 Cycle Time Alat Angkut Unit Volvo FMX 400 6X4 400 HP & Scania
P360 CB 6X4 EHZ Pola Pemuatan Single Side ......................................... 142

C.2 Cycle Time Alat Angkut Unit Volvo FMX 400 6X4 400 HP & Scania
P360 CB 6X4 EHZ Pola Pemuatan Double Side ........................................ 143

Jam Kerja PT Putra Perkasa Abadi ....................................... 144

D.1 Lampiran Day Shift .......................................................................... 144

D.2 Lampiran Night Shift ........................................................................ 144

D.3 Lampiran Waktu Kerja Efektif Bulan Juli 2021 ............................... 145

D.4 Lampiran Waktu Jam Standby di Bulan Juli 2021 ........................... 146

Nilai EF, MA, & PA Main & Support Unit ........................... 147

xviii
E.1 Lampiran Efisiensi Kerja Unit Excavator dan Dump Truck di PT PPA
148

E.2 Lampiran Efisiensi Kerja Support Unit di PT PPA .......................... 150

E.3 Lampiran Mechanical Availability (MA) Unit Excavator dan Dump


Truck di PT PPA ......................................................................................... 152

E.4 Lampiran Mechanical Availability (MA) Support Unit di PT PPA . 154

E.5 Lampiran Physical Availability (PA) Unit Excavator dan Dump Truck
di PT PPA.................................................................................................... 156

E.6 Lampiran Physical Availability (PA) Support Unit di PT PPA........ 158

Overburden Removal Cost Perhitungan Aktual PT Putra Perkasa


Abadi ............................................................................................................... 160

F.1 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan


Manual Single Side Di Bulan Juli 2021 ($/bcm) ........................................ 161

F.2 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan


Manual Double Side Di Bulan Juli 2021 ($/bcm)....................................... 162

F.3 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan


Manual Single Side Di Bulan Juli 2021 (Rp/bcm)...................................... 163

F.4 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan


Manual Double Side Di Bulan Juli 2021 (Rp/bcm) .................................... 164

Daftar Harga Penggunaan Alat dan Fuel Consumption Main &


Support Unit .................................................................................................... 165

HAUL CYCLE ...................................................................... 166

H.1 Lampiran Hasil Simulasi TALPAC Single Side.............................. 167

H.2 Lampiran Hasil Simulasi TALPAC Double Side ............................. 169

H.3 Lampiran Skema Hasil Simulasi TALPAC Single Side................... 171

H.4 Lampiran Skema Hasil Simulasi TALPAC Double Side ................. 172

CASHFLOW HASIL SIMULASI TALPAC ......................... 173

xix
I.1 Lampiran Cashflow Hasil Perhitungan TALPAC Pola Pemuatan Single
Side (s/d 15 tahun) ...................................................................................... 174

I.2 Lampiran Cashflow Hasil Perhitungan TALPAC Pola Pemuatan


Double Side (s/d 15 tahun).......................................................................... 175

HBA TAHUN 2021 – 2022 (Sumber : Kementrian ESDM) . 176

Harga Bahan Bakar Industri Juli s/d September 2021


(https://solarindustri.com/) .............................................................................. 177

VOLUME AKTUAL & PLAN OB DAN BB PT PPA ......... 178

STANDARD PARAMETER OPERATION PT PPA.......... 179

TABEL Z DISTRIBUSI NORMAL ..................................... 180

xx
DAFTAR PERSAMAAN
Rumus Swell Factor berdasarkan Volume pada Berat yang Sama (2.1) ... 24
Rumus Presentase Swell Factor Berdasarkan Volume pada Berat yang Sama
(2.2) ............................................................................................................ 24
Rumus Swell Factor Berdasarkan Densitas pada Volume yang Sama(2.3).......... 24
Rumus Presentase Swell Factor Berdasarkan Densitas pada Volume yang Sama
(2.4) ............................................................................................................ 24
Rumus Menghitung Volume Loose (2.5) ........................................ 24
Rumus Perhitungan Bucket Fill Factor (2.6) ............................................. 26
Rumus Cycle Time Alat Muat (2.7).............................................................. 30
Rumus Cycle Time Alat Angkut (2.8) .............................................................. 31
Rumus Menghitung Waktu Kerja Efektif (2.9)......................................... 32
Rumus Menghitung Efisiensi Kerja (2.10) ................................................. 33
Rumus Menghitung Mechanical Availability (2.11) .................................. 33
Rumus Menghitung Physical Availability (2.12)........................................ 34
Rumus Menghitung Use of Availability (2.13).......................................... 34
Rumus Perhitungan Efektif Utilization (2.14) ............................................ 35
Rumus Menghitung Produktifitas Alat Muat (2.15) ......................................... 35
Rumus Menghitung Produktifitas Alat Angkut (2.16) ..................................... 36
Rumus Menghitung Match Factor (2.17) .................................................. 36
Rumus Menghitung Grade Resistance (2.18) ........................................... 39

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Putra Perkasa Abadi (PT PPA) merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan berlokasi di tambang

batubara milik PT Kaltim Jaya Bara di wilayah Desa Long Lanuk,

Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. PT

PPA memiliki kontrak pembayaran jasa kontraktor meliputi overburden

dan batubara dengan PT Kaltim Jaya Bara dengan sistem rate rupiah/bcm

untuk kontrak harga pengupasan dan pengangkutan overburden. Selain itu,

terdapat kontrak rate over distance berdasarkan jarak pengangkutan

overburden diatas 1 kilometer, dengan sistem rate Rp 450 per 100 meter

(diatas 1 kilometer) untuk setiap 1 bcm overburden. Kedua pendapatan

tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan pembayaran jasa kontraktor

(dalam penelitian ini adalah overburden). Semakin besar produksi

overburden per jam belum tentu meningkatkan pendapatan kontraktor,

begitupun sebaliknya. Dikarenakan terdapat biaya operasi pemindahan

tanah penutup yang perlu dipertimbangkan. Saat penelitian, pola pemuatan

yang diterapkan oleh kontraktor PT PPA adalah single dan double side.

Akan tetapi, pola pemuatan single side PC 500 lebih dominan diterapkan.

Kedua pola pemuatan dapat diterapkan karena front kerja memadai. Pola

pemuatan tersebut berpengaruh terhadap overburden removal cost dan

produktivitas alat. Selaku kontraktor, perusahaan akan mencari keuntungan

yang besar sehingga diperlukan analisis overburden removal cost terendah

1
dari kedua pola pemuatan. Perhitungan dengan software TALPAC (Truck

And Loader Productivity Analysis Costing) untuk menghitung produktivitas

dan overburden removal cost belum diterapkan di perusahaan. Maka dari

itu, di dalam penelitian akan dibahas analisis overburden removal cost dan

produktivitas dari kedua pola pemuatan menggunakan TALPAC. Perlunya

kajian ini agar dapat menjadi acuan bagi PT PPA untuk mengevaluasi pola

pemuatan yang efisien yang dapat diterapkan di bulan/waktu berikutnya

sekaligus sebagai referensi tambahan untuk perhitungan dengan software

TALPAC bagi PT PPA.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pola pemuatan double side terhadap overburden

removal cost ?

2. Bagaimana pengaruh pola pemuatan double side terhadap konsumsi

bahan bakar ?

3. Bagaimana pengaruh uji signifikasi terhadap perbedaan overburden

removal cost dan fuel consumption antara single dan double side ?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan di Pit Nyapa Barat PT PPA Jobsite PT KJB

dilakukan analisa pada bulan Juli 2021.

2
2. Penelitian hanya dilakukan di unit model PC 500 LC-10R Komatsu

sebanyak 2 tipe yaitu PC 506 untuk double side dan PC 508 untuk single

side.

3. Durasi kerja dalam 1 hari untuk alat utama dan support antara single dan

double side adalah sama.

4. Analisis overburden removal cost tidak meliputi biaya land clearing dan

penanganan top soil (tanah pucuk).

5. Analisis biaya operasi alat menggunakan harga penggunaan alat dan

harga tersebut sudah mencakup biaya reparasi/ perbaikan, maintenance

alat (minor maupun major), biaya filter, biaya ban (keseluruhan) dan

upah operator.

6. Harga penggunaan alat telah dihitung oleh plant department, sehingga

engineering departement dapat request unit sekaligus operator kepada

plant department.

7. Tidak terdapat rincian penggunaan filter, tyre replacement, wear and

repair items, maupun perawatan alat.

8. Analisis overburden removal cost meliputi harga penggunaan alat, harga

bahan bakar, dan upah pengawas lapangan/ Group Leader (GL).

9. Working bench antara single dan double side adalah sama.

10. Besar persentase profit margin sesuai kontrak dengan owner sebesar

15% untuk overburden.

11. Analisis overburden removal cost tidak dipengaruhi oleh kondisi

segmen dan geometri jalan (kondisi geometri jalan dari kedua pola

pemuatan dianggap sama).

3
12. Biaya kepemilikan (capital cost, suku bunga, pajak, depresiasi, dan

asuransi) tidak diperhitungkan dalam overburden removal cost.

13. Perhitungan simulasi produktivitas dan overburden removal cost

menggunakan aplikasi TALPAC.

14. Dalam penelitian juga dibahas rate over distance untuk kontrak

overburden, tidak untuk kontrak batubara.

15. Dalam penelitian dilakukan analisa signifikasi menggunakan uji dua

ujung.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui saving overburden removal cost dari pola pemuatan double

side.

2. Mengetahui besar penghematan bahan bakar oleh pola pemuatan double

side.

3. Mengetahui signifikan atau tidak signifikan perbedaan overburden

removal cost dan fuel consumption antara single dan double side.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan serta

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah

di dunia kerja pertambangan bagi peneliti dan pembaca.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam

memperhitungkan overburden removal cost seminimal mungkin dan

memperoleh keuntungan yang maksimal.

4
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bacaan bagi

akademisi pertambangan mengenai penghematan overburden removal

cost dan fuel consumption dengan pola pemuatan double side.

1.6. Tafsir Quran Terhadap Penelitian

Surah At-Taubah ayat 105

Artinya : “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah

akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang

mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui

yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah

kamu kerjakan.”

Ayat diatas menerangkan bahwa kita sebagai umat manusia

diharuskan untuk selalu bekerja keras baik dalam pekerjaan, mencari rezeki

dan ridho-Nya, menuntut ilmu, kebaikan dan segala hal baik lainnya. Kita

sebagai mahasiswa wajib untuk bekerja keras meraih cita-cita setinggi-

tingginya. Tidak perlu memikirkan hasil dahulu, berpikirlah bagaimana

caranya kita memulai sesuatu hal yang besar ataupun kecil lalu kita bersiap

menghadapi proses untuk memperoleh hasil yang InsyaAllah akan baik

jikalau kita berniat ikhlas dan senantiasa bekerja keras. Lulus tepat waktu

bukan sesuatu yang mustahil diraih bagi mahasiswa Teknik Pertambangan.

Doa, dukungan, dan kerja keras serta berani mengambil resiko adalah kunci

5
kesuksesan kita sebagai mahasiswa teknik. InsyaAllah hasil yang

didapatkan akan menjadi berkah bagi kehidupan kita juga orang di sekitar.

6
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Perusahaan

2.1.1 Profil Perusahaan

PT Putra Perkasa Abadi (PT PPA), perusahaan yang bergerak

di bidang jasa kontraktor pertambangan batubara memiliki izin nomor

22/I/IUJP/PMDN/2015. PT PPA didirikan pada tahun 2002 dengan

spesialisasi persewaan alat berat & spesialis jasa pertambangan. PT PPA

menerapkan organisasi ramping dan praktik penambangan batubara yang

sangat produktif, yang menghasilkan biaya overhead yang lebih rendah. PT

PPA telah memperoleh ISO 9001:2015 untuk sistem manajemen mutu, ISO

14001:2015 untuk sistem manajemen lingkungan, ISO 45001:2018 untuk

kesehatan dan keselamatan kerja dengan kategori emas dan sistem

manajemen keselamatan (SMK3 dan SMKP).

PT PPA memiliki kegiatan dibidang jasa pertambangan

batubara, dengan aktivitas utama adalah desain perencanaan tambang,

penggalian dan pengangkutan batuan penutup sejak tahun 2005 sampai

sekarang. Salah satunya pada tahun 2017 menjadi kontraktor PT Kaltim

Jaya Bara dengan lokasi penambangan di daerah Desa Long Lanuk,

Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Pada tahun 2021 PT PPA site PT KJB melakukan penambangan batubara

dengan target produksi overburden sebesar 11.608.412,47 bcm/tahun dan

target produksi batubara sebesar 1.507.110,48 metric ton/tahun dengan nilai

rerata SR 7,70. Saat ini jumlah tenaga kerja PT PPA site PT KJB sebanyak

7
380 orang dengan besar persentase 40% orang lokal (Kalimantan Timur)

dan 60% bukan lokal. Luas areal kuasa pertambangan PT PPA site PT KJB

adalah 964,5 hektar dengan perkiraan life of mine lebih dari 10 tahun. Proses

penambangan menggunakan sistem tambang terbuka (Open Pit Mining)

dengan metode stripe mine dan menggunakan peralatan seperti excavator

sebagai alat gali muat dan dump truck sebagai alat angkut. Kegiatan diawali

pembersihan lahan (land clearing) dengan menggunakan bulldozer dan/atau

excavator kecil, peledakan tanah penutup dan/atau pemindahan tanah

tertutup, pembersihan batubara (cleaning), pemuatan, dan pengangkutan

batubara menuju ROM stockpile.

2.1.2 Kesampaian Daerah

Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan jalur

transportasi sebagai berikut:

1. Jakarta – Balikpapan

Dapat dicapai dengan menggunakan pesawat terbang dari Bandara

Soekarno-Hatta/Halim Perdana Kusuma menuju Bandara Sepinggan

Balikpapan dengan waktu tempuh ± 2 jam.

2. Balikpapan – Bandara Kalimarau

Bandara Sepinggan Balikpapan menuju Bandara Kalimarau dengan

jarak tempuh ± 35 km atau ± 1 jam.

3. Bandara Kalimarau – Site Kaltim Jaya Bara

Ditempuh dengan perjalan darat dengan kondisi jalan beraspal dan

berkelok-kelok dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat

8
atau roda dua dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan roda

empat ± 2 jam.

2.2. Iklim dan Curah Hujan

Lokasi penambangan PT Kaltim Jaya Bara berada di kawasan

beriklim tropis yang mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau.

Musim hujan biasanya terjadi mulai dari bulan Oktober sampai bulan Mei,

sedangkan musim kemarau biasanya terjadi mulai dari bulan Juni sampai

bulan September. Rata-rata temperatur di sekitar lokasi penambangan

berkisar 22°- 31° Celcius. Daerah Berau memiliki jenis vegetasi hutan hujan

tropis. Berdasarkan data curah hujan dari CCR (Central Control Room)

divisi monitoring and controlling PT PPA, intensitas curah hujan rata-rata

di site PT KJB 173,4 mm/bulan.

2.3. Keadaan Geologi

2.3.1 Geologi Regional

Area penambangan PT KJB terletak di Cekungan Berau yang

merupakan sub cekungan dari Cekungan Tarakan. Secara fisiografis,

Cekungan Tarakan bagian utara dibatasi oleh Tinggian Samporna, bagian

selatan dibatasi oleh Tinggian Mangkaliat yang memisahkan Cekungan

Tarakan dan Cekungan Kutai, bagian barat dibatasi oleh Tinggian Kuching

dan bagian timur dibatasi oleh Selat Makassar yang meluas ke utara Sabah.

Lingkungan pengendapan Cekungan Tarakan dimulai dari

proses pengangkutan (transgresi) yang diperkirakan terjadi pada kala Eosen

sampai Miosen awal bersamaan dengan terjadinya pengangkatan gradual

pada Tinggian Kuching dari barat ke timur. Pada kala Miosen Tengah

9
terjadi penurunan (regresi) pada Cekungan Tarakan, yang dilanjutkan

dengan terjadi pengendapan progradasi kearah timur dan membentuk

endapan delta yang menutupi endapan prodelta dan batial. Cekungan

Tarakan mengalami proses penurunan secara lebih aktif pada kala Miosen

sampai Pliosen. Proses sedimentasi delta yang tebal dengan pusat cekungan

dan relative bergerak ke arah timur terus berlanjut searah selaras dengan

waktu.

Ditinjau dari fasies dan lingkungan pengendapannya.

Cekungan Tarakan terbagi menjadi empat sub cekungan, yaitu:

1. Sub Cekungan Tidung

Terletak paling utara, meluas ke Sabah dan berkembang pada kala

Eosen akhir sampai Miosen tengah. Dipisahkan dari anak Cekungan

Berau di sebelah selatannya oleh Punggungan Latong.

2. Sub Cekungan Tidung

Berkembang terutama pada daerah lepas pantai dan terisi oleh sekuen

tebal sedimen darat akhir Miosen yang tidak selaras dengan lapisan dan

struktur sebelumnya.

3. Sub Cekungan Tarakan

Terletak di lepas pantai Tinggian Mangkalilihat, terutama mengandung

terumbu dan sedimen karbonat.

4. Sub Cekungan Berau

Terletak di bagian selatan Cekungan Tarakan yang berkembang dari

Eosen sampai Miosen dan mempunyai sejarah pengendapan yang sama

dengan Sub Cekungan Tarakan.

10
2.3.2 Fisiografi

Secara fisiografis, Cekungan Tarakan dibagian barat dibatasi

oleh lapisan sedimen Pra-Tersier Tinggian Kuching dan dipisahkan dari

Cekungan Kutai oleh kelurusan timur-barat Tinggian Mangkalihat.

Cekungan Tarakan berupa depresi berbentuk busur yang terbuka ke arah

timur mengarah ke Selat Makassar/Laut Sulawesi yang meluas ke utara

Sabah dan berhenti pada zona subduksi di Tinggian Samporna dan

merupakan cekungan paling utara di Kalimantan. Sedangkan batas

selatannya adalah Pegunungan Suikerbrd da Tinggian Mangkaliat.

2.3.3 Stratigrafi Regional

Cekungan Berau terdiri dari batuan sedimen, batuan gunung

api, dan batuan beku dengan kisaran umum dari Tersier sampai Kuarter.

Anak Cekungan Berau dari tua ke muda terdiri dari Formasi Banggara,

Formasi Sembakung, Formasi Tabalar, Formasi Birang, Batuan Gunung api

Jelai, Formasi Latih, Formasi Tabul, Formasi Labanan, Forasi Domaring,

Formasi Sinjin, Formasi Sajau, Batugamping Terumbu dan endapan alluvial

(Situmorang, R.L. dan G.Burhan,1995). Secara Regional, stratigrafi pada

daerah penelitian dari tua ke muda sebagai berikut:

1. Formasi Birang

Tersusun atas perselingan napal, batugamping, dan tufa pada bagian

atas; dan perselingan napal,rijang, konglomerat, batupasir kuarsa, dan

batugamping pada bagian bawah. Formasi ini mengandung fosil antara

lain: Lepicyclina ephicides, Spirclypeus sp., Mioggypsina sp.,

Marginipora vertebralis, Operculina sp, Globigerina tripartite,

11
Globoquadrina altispira, Globorotalia mayeri, Globorotalia

Peripheronda, Globigerinoides immaturus, Globigerinoides sacculifer,

Pra Orbulina transsitoria, Uvigerina sp. Cassadulina sp. Yang

menunjukan umur Oligosen-Miosen. Ketebalannya > 1.100 m.

2. Formasi Latih (Tml)

Terdiri atas batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan batubara di

bagian atas; pada bagian bawah bersisipan serpih pasiran dan

batugamping. Batubara berwarna hitam-cokelat dengan tebal 0,2 – 5,5

m. Kandungan fosil: Pra Orbulina glomerosa dan Pra Orbulina

transitoria yang menunjukkan umur Miosen Awal-Miosen Tengah.

Formasi ini terendapkan pada lingkungan delta, estuary, dan laut

dangkal dengan ketebalan kurang lebih 800 meter.

3. Formasi Labanan (Tmpl)

Tersusun atas perselingan konglomerat, batupasir, batulanau,

batulempung disisipi batugamping da batubara. Batubara berwarna

hitam-cokelat dengan tebal 20-150 cm. Formasi ini berumur Miosen

Akhir-Pliosen dengan lingkungan pengendapan pada daerah

fluviatiledan dan ketebalan kurang lebih 450 meter.

4. Formasi Sinjin (Tps)

Tersusun atas perselingan tufa, breksi tufa, aglomerat, dan lava andesit

piroksin. Tufa mengandung bongkah agate dan obsidian, berstruktur

paralel laminasi dan flow banding. Lava andesit porfiritik dan

berstruktur aliran. Formasi ini diperkirakan berumur Pliosen dengan

ketebalan hingga 500 m.

12
5. Alluviam (Qa)

Terdiri atas lumpur, lanau, pasir, kerikil, dan gambut berwarna kelabu

sampai kehitaman. Tebal satuan lebih dari 40 meter.

Gambar 2.1 Stratigrafi Daerah Penelitian

Sumber : Geology Departement PT KJB,2015

2.3.4 Struktur Geologi

Struktur geologi yang ada di sekitar daerah pemetaan geologi

regional berupa lipatan sesar normal, sesar geser, dan kelurusan

menunjukan arah utama barat laut-selatan-tenggara. Struktur lipatan seperti

antiklin seperti antiklin dan sinklin berarah barat laut-tenggara dan barat

daya-timur laut.

13
2.4. Kegiatan Penambangan

Sistem penambangan yang diterapkan pada tambang batubara

di PT PPA site PT KJB adalah sistem tambang terbuka (surface mining)

dengan metode stripe mine dengan total cadangan batubara mencapai

kurang lebih 20 juta ton. Metode ini akan melakukan penambangan kearah

bawah yang diterapkan berdasarkan endapan batubara yang memiliki dip

yang relatif datar yakni berkisar antara 33° sampai 35°. Penambangan

batubara dimulai dari sisi lowwall batubara menuju sisi highwall dengan

tujuan untuk memperkecil nilai SR. Di West Panel 1 terdapat seam C1, C2,

C3, C4, C4L1, C4L2, C5, C5L, C6, C7,C8U, dan C8L, West Panel 2

terdapat 12 seam dan Pit Nyapa Timur terdapat 12 seam.

Sebelum melakukan penambangan harus dilakukan

pengupasan tanah menutup terlebih dahulu. Berikut adalah proses kegiatan

penambangan di PT PPA site PT KJB yaitu:

A. Pembersihan Lokasi Tambang (Land Clearing)

Pembersihan lokasi penambangan di PT PPA site PT KJB biasanya

menggunakan alat Bulldozer Komatsu D85SS dan PC 200.

Pembersihan ini dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan

ditambang dari semak-semak, pepohonan maupun batu-batu yang dapat

menghalangi pekerjaan selanjutnya. Pohon-pohon besar biasanya

diambil pihak logging atau dipotong-potong menjadi ukuran lebih kecil

yang akan di muat dan di timbun di Disposal.

14
Gambar 2.2 Kegiatan Land Clearing

B. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal)

Pengupasan tanah pucuk ini bertujuan untuk menyelamatkan tanah

tersebut agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur hara yang

dibutuhkan tanaman seperti karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Seng (Zn). Tanah pucuk memiliki

kandungan unsur hara yang melimpah dengan tebal sekitar 10-40 cm.

PT PPA coal mining Jobsite PT KJB menggunakan alat Excavator PC

200, 300, 400, dan 500 dan Volvo DT 400 dan Scania DT 360 untuk

alat angkutnya. Setelah diangkut tanah pucuk ini akan disimpan di

tempat penyimpanan yang nantinya akan digunakan untuk tahapan

reklamasi. Jarak dari front topsoil ke banksoil berjarak 1,7- 1,8 km.

15
Gambar 2.3 Kegiatan Top Soil Removal

Gambar 2.4 Lahan Banksoil

C. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah

penutup agar endapan bahan galiannya terkupas dan dapat ditambang.

Untuk material yang keras terlebih dahulu dilakukan pembongkaran

dengan melakukan peledakan dan ripping dozing (Dozer D155).

Kemudian dilakukan penggalian dengan backhoe Komatsu PC 400,

Komatsu PC 500, Komatsu PC 800. Sedangkan alat angkut yang

digunakan adalah Volvo DT 400 dan Scania DT 360. Pengupasan tanah

16
penutup PT PPA coal mining Jobsite PT KJB yang dipakai yaitu top

loading, jarak yang ditempuh dari front ke area disposal berjarak 1 –

1,7 km. Kegiatan pengeboran ini dilakukan untuk menyediakan lubang

tembak pada proses peledakan menggunakan alat bor merk Sandvik

D245S. Tujuan dilakukanya peledakan adalah untuk membongkar

material overburden yang keras dan menyediakan material untuk

kegiatan pemuatan. Kedalaman lubang bor biasanya mencapai 5,5

meter dengan diameter 7 7/8 inci atau 200 mm. Pola peledakan yang

biasa dipakai adalah pola peledakan boxcut dan eselon tergantung

kondisi material yang akan diledakkan, juga pola V-cut untuk lokasi

yang luas dan panjang. Bahan peledak yang bisa dipakai terdapat 2

jenis. Pertama ANFO dengan komposisi 94,4% amonium nitrate dan

5,6 % fuel oil, dan yang kedua EMULSION dengan komposisi 30%

ANFO, dan 70% Emusifier. PT PPA coal mining Jobsite PT KJB

menggunakan 5 jenis surface delay yaitu 17 ms, 25 ms, 42 ms, 67 ms,

dan 109 ms.

Gambar 2.5 Kegiatan Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup

17
D. Pembongkaran Batubara

Sebelum dilakukan kegiatan pembongkaran batubara di PT PPA site PT

KJB terlebih dahulu dilakukan kegiatan pembersihan batubara (coal

cleaning) dengan menggunakan excavator Komatsu PC E260. Maksud

dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor

yang berasal dari permukaan batubara yang berupa material sisa tanah

penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain, pembersihan

ini biasanya diambil kurang lebih 10 cm dari lapisan batubara.

Selanjutnya dilakukan kegiatan pembongkaran dan pemuatan batubara

dengan menggunakan backhoe Komatsu PC 200, Komatsu PC 300,

Komatsu PC 400, kemudian ditumpahkan ke dalam bak alat angkut.

Gambar 2.6 Kegiatan Cleaning Batubara

18
Gambar 2.7 Kegiatan Pembongkaran Batubara

E. Pengangkutan (Hauling)

Batubara yang telah dimuat kedalam alat angkut oleh alat gali muat

kemudian dibawa menuju stockpile atau langsung ke unit pengolahan.

Coal hauling dilakukan oleh kontraktor PT Lantana Mineral (LMM)

dan PT SBS. Alat angkut yang digunakan pada proses pengangkutan

batubara di front penambangan menuju stockpile adalah jenis Hino 260

dan Scania DT 410.

Gambar 2.8 Kegiatan Pengangkutan Batubara

19
F. Pengolahan Batubara dan Pengangkutan ke Pelabuhan

Batubara yang sudah berada di ROM (Run of mine) stockpile dibawa ke

mesin penghancur (crushing plant) batubara. Setelah batubara

dihancurkan hingga memiliki ukuran fragmen sesuai pasar, kemudian

dimuat kedalam trailer yang memiliki 2 buah vessel. Selanjutnya

diangkut menuju ke Pelabuhan.

G. Proses Pengangkutan di Pelabuhan

Batubara yang diangkut dari stockpile menuju pelabuhan dengan

menggunakan double vessel yang kemudian akan ditumpahkan ke

stockpile yang berada di Pelabuhan. Di stockpile pelabuhan sudah

tersedia alat stacker reclaimer yang berfungsi untuk mengangkut

batubara yang ada di stockpile untuk dimuat kedalam kapal tongkang.

Di pelabuhan batubara mengalami proses blending agar memenuhi

kebutuhan mutu batubara pasar.

H. Proses Pengangkutan ke Mother Vessel

Tongkang yang sudah penuh akan dibawa ke teluk Adang untuk di

pindahkan ke dalam mother vessel. Pemindahan batubara dari kapal

tongkang ke mother vessel ini dengan menggunakan alat floating crane

yang sudah tersedia di mother vessel. Batubara yang diangkut

menggunakan mother vessel biasanya akan di kirim keluar negeri.

Sedangkan untuk dalam negeri akan dikirimkan dengan menggunakan

kapal tongkang.

I. Reklamasi

20
Penambangan batubara menyebabkan pembukaan lahan yang luas dan

pemindahan lapisan tanah penutup (overburden) dalam jumlah yang

besar. Oleh karenanya, kegiatan reklamasi wajib dilaksanakan.

Reklamasi meliputi perencanaan hingga pemantauan rehabilitasi dan

keanekaragaman hayati.

Gambar 2.9 Kegiatan Reklamasi

2.5. Dasar Teori Pemindahan Tanah Mekanis

2.5.1 Pengertian Umum Pemindahan Tanah Mekanis

Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan

yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking,

loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting),

penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan

pemadatan (compacting) material menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat

berat/besar). Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka

ragam. Oleh karena itu, alat yang dapat dipergunakan untuk

memindahkannya pun beraneka ragam juga. Pengertian material dalam

21
PTM (earth moving) meliputi tanah, batuan, vegetasi (pohon, semak

belukar, dan alang-alang) dimana semuanya mempunyai karakteristik dan

sifat fisik masing-masing yang berpengaruh besar terhadap alat berat yang

digunakan. Sedangkan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi

yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran

lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi

yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral

pembentuk batuan tersebut (Andi Tenrisukki, 2003).

2.5.2 Bentuk/ Kondisi Material

Bentuk material dibagi kedalam 3 (tiga) keadaan seperti

ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 2.10 Keadaan Material dalam PTM

Sumber : Andi Tenrisukki, 2003

a. Keadaan Asli (Bank Condition)

Keadaan material masih alami dan butiran-butiran yang

terkandung masih terkonsolidasi dengan baik disebut keadaan asli. Satuan

keadaan tanah ini biasanya dinyatakan dalam Bank Cubic Meter (BCM).

b. Keaadan Gembur (Loose Condition)

22
Keadaan material setelah dilakukan pemugaran/ pengerjaan

sehingga material terangkat dari tempat asalnya disebut keadaan gembur.

Keadaan gembur disebabkan penambahan rongga udara diantara butiran

tanah. Satuan kedaan tanah ini biasanya dinyatakan dalam Loose Cubic

Meter (LCM), dimana nilai LCM >BCM.

c. Keadaan Padat (Compact)

Keadaan material setelah ditimbun kembali setelah

mengalami penggemburan. Hal ini menyebabkan adanya penyusutan

rongga udara diantara butiran tanah. Dengan demikian, volume tanah

setelah dipadatkan akan lebih besar atau kecil terhadap kondisi bank

tergantung besar usaha pemadatan, akan tetapi beratnya tetap. Satuan

kedaan tanah ini biasanya dinyatakan dalam Compact Cubic Meter (CCM).

2.5.3 Faktor Pengembangan/ Pemuaian Material (Swell Factor)

Swell adalah pengembangan volume suatu material setelah

digali dari tempat aslinya. Di alam, material didapati dalam keadaan padat

dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian

kosong (void) yang terisi udara di antara butir-butirnya (Indonesianto.Yanto

,2005). Apabila material digali atau dibongkar dari tempat aslinya, maka

akan terjadi pengembangan/ penambahan volume karena terdapat banyak

rongga. Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu

terdapat dua istilah, yaitu faktor pengembangan (swell factor) dan persen

pengembangan (percent swell).

Pengembangan volume suatu material perlu dihitung karena

yang diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi

23
material sebelum digali, yang dinyatakan dalam “bank volume”. Sedangkan

material loose yang akan ditangani (dimuat untuk diangkut)

(Indonesianto.Yanto ,2005). Berikut referensi angka swell factor setiap

klasifikasi tanah/ material berbeda sesuai dengan jenis tanahnya:

Tabel 2.1 Nilai Swell Factor untuk Setiap Klasifikasi Material

Class of Earth Percent Swell (%)


clean sand or gravel 5-15
topsoil 10-25
loamy soil 10-35
common earth 20-45
clay 30-60
solid rock 50-80

Sumber : Indonesianto,Yanto ,2005

Menurut Yanto Indonesianto (2005), berikut rumus untuk

menghitung Swell Factor dan percent swell:

1. Berdasarkan volume pada berat yang sama

𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣
SF = (2.1)
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣

𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣−𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣


% swell = ( ) × 100% (2.2)
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣

2. Berdasarkan densitas/ kerapatan pada volume yang sama

𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤ℎ𝑡𝑡
SF = (2.3)
𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤ℎ𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤ℎ𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏−𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤ℎ𝑡𝑡


% swell = ( ) × 100% (2.4)
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤ℎ𝑡𝑡

Dalam perhitungan berat material di dalam kondisi loose juga

bisa melalui rumus bersumber dari Caterpillar Performance Handbook

(2014) :

Loose volume = Bank volume × (1+% swell) (2.5)

24
Selain itu tabel di bawah ini juga menunjukan hubungan berat

rata-rata material dengan perkiraan nilai Faktor Pengembangan (SF):

Tabel.2.2 Hubungan Berat Rata-Rata Material dengan Estimasi Swell


Factor

average
average loose
weight in
Material %swell swell factor weight
bank
kg/m3 kg/m3
Asbestos 2964 51 0,66 1956
Barites 4298 56 0,64 2750
basalt 2964 51 0,66 1956
bauxite,dry 1719 33 0,75 1289
bauxite,wet 2548 45 0,69 1759
borax 1245 39 0,72 396
coal,antrasite 1363 35 0,74 1009
coal,bituminous 1008 35 0,74 746
concrete mix,wet 2164
copper ore 2667 45 0,69 1841
dolomite 2490 61 0,62 1544
granite 2608 60 0,63 1643
gypsum 2727 60 0,63 1718
iron ore,hematite 3912 51 0,66 2582
iron ore,magnatite 4446 55 0,65 2890
lead ore 30% 3557 50 0,67 2383
lead-zinc 16%-7% 3082 50 0,67 2065
limestone 2549 70 0,59 1504
sandstone 2454 50 0,67 1644
shale 1660 33 0,75 1245
slate 2801 30 0,77 2156
taconite 2786 54 0,65 1811
uranium ore 2490 40 0,71 1768

Sumber : Indonesianto,Yanto ,2005

2.5.4 Faktor Pengisian Buket (Bucket Fill Factor)

BFF adalah suatu faktor yang menunjukan kapasitas nyata

dari kapasitas mangkuk/ buket alat muat (Caterpillar,2014). Besarnya nilai

25
BFF dipengaruhi oleh kondisi material yang digali, bentuk material dan skill

operator. Faktor pengisian dapat dinyatakan dengan persamaan berikut

(Pfleider,1972):
𝑉𝑉𝑉𝑉
BFF = × 100% (2.6)
𝑉𝑉𝑉𝑉

Dimana :

• BFF = Bucket Fill Factor (%)

• Vn = Volume Nyata bucket (m3)

• Vt = Volume Teoritis bucket (m3)

Gambar 2.11 Bucket Fill Factor

Sumber : Robert L,Peurifoy.2018

26
2.5.5 Pola Pemuatan

Pola pemuatan dibagi menjadi beberapa macam, antara lain :

1. Berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut terhadap posisi alat

muat pada saat pengisian vessel

a. Single Side

Pengisian material yang dilakukan ketika salah satu alat

angkut memposisikan/ sudah dimuati sedangkan alat angkut

berikutnya menunggu di front hingga alat angkut pertama

selesai dimuati. Setelah alat angkut pertama keluar dari front

maka alat angkut berikutnya baru memposisikan diri.

b. Double Side

Pengisian material yang dilakukan ketika salah satu alat

angkut memposisikan/ sudah dimuati sedangkan alat angkut

berikutnya langsung memposisikan diri berdampingan dengan

alat angkut pertama untuk dimuati. Alat muat mengisi penuh

salah satu vessel dahulu sebelum mengisi vessel di sisi lain.

c. Triple Side

Pengisian material yang dilakukan ketika alat angkut

memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat, kemudian alat

gali muat mengisi salah satu alat angkut sampai alat angkut

kedua dan ketiga memposisikan diri di tempat lain menunggu

sampai alat angkut sebelumnya penuh.

27
Gambar 2.12 Pola Pemuatan Berdasarkan Jumlah Penempatan Posisi
Alat Angkut terhadap Posisi Alat Muat pada Saat Pengisian

Sumber : Nicholas and Day, 1999

2. Berdasarkan posisi alat angkut pada saat dimuati oleh alat muat

a. Top Loading

Proses pemuatan material dari front penambangan ke alat

angkut dimana posisi alat penggerak dari alat muat tingginya

sejajar dengan vessel dari alat angkut (posisi alat muat lebih

tinggi dari alat angkut). Keuntungan yang diperoleh yaitu

operator lebih leluasa untuk melihat vessel DT dan

menumpahkan material ke DT.

b. Bottom Loading

Proses pemuatan material dari front penambangan ke alat

angkut dimana posisi alat muat dan alat angkut tingginya

sama. Pada pola ini, jika menggunakan alat gali excavator

28
maka alat tersebut akan bekerja keras untuk mengangkat

bucket lebih tinggi.

Gambar 2.13 Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Alat Angkut pada Saat
Dimuati oleh Alat Muat

Sumber : Indonesianto,2012

3. Berdasarkan Cara Manuver


a. Frontal Cut

Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front

penggalian. Pada pola ini alat muat memuat pertama kali pada

alat angkut sebelah kiri sampai penuh, kemuadian dilanjutkan

pemuatan pada alat angkut sebelah kanan. Sudut putar alat

muat antara 10 – 110 derajat.

b. Parallel Cut with Drive By

Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front

penggalian. Pola ini diterapkan apabila lokasi pemuatan

memiliki 2 (dua) akses dan berdekatan dengan lokasi

penimbunan. Memiliki efisiensi tinggi untuk alat muat dan

angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat muat lebih besar

dibandingkan frontal cut.

29
Gambar 2.14 Pola Pemuatan Berdasarkan Cara Manuver

2.5.6 Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat

mekanis untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai

akhir dan siap untuk memulai lagi (Hadi,dkk,2015). Semakin kecil cycle

time maka semakin besar produktivitas nya, begitupun sebaliknya.

1. Waktu Edar Alat Muat

Merupakan jumlah waktu untuk menggali (digging), berayun isi

(swing), mengisi vessel (loading), dan berayun kosong (swing). Dapat

dinyatakan dalam persamaan (Indonesianto, 2012).

Ctm = Tdg + Tsi + Tlo + Tsk (2.7)

Dimana :

• Ctm= total waktu edar alat muat (detik)

• Tdg = waktu digging time (detik)

• Tsi = waktu swing time saat bucket terisi (detik)

30
• Tlo = waktu untuk menumpahkan material (detik)

• Tsk = waktu swing time saat bucket kosong (detik)

2. Waktu Edar Alat Angkut

Merupakan jumlah waktu mengatur posisi untuk dimuat (manuver),

waktu loading, hauling bermuatan, waktu mengatur posisi untuk

menumpahkan material (manuver), waktu menumpahkan material

(dumping), dan waktu hauling kosong. Dapat dinyatakan dalam

persamaan (Indonesianto, 2012).

Cta = Tml + Tl + Thi + Tmd + Td + Thk (2.8)

Dimana :

• Ctm= total waktu edar alat angkut (menit)

• Tml = waktu manuver untuk diisi muatan (menit)

• Tl = waktu diisi muatan (menit)

• Thi = waktu mengangkut muatan (menit)

• Tmd = waktu maneuver untuk dumping muatan (menit)

• Td = waktu menumpahkan muatan (menit)

• Thk = waktu kembali kosong (menit)

2.5.7 Efisiensi Kerja (Operating Efficiency)

Efisiensi kerja merupakan salah satu elemen produksi yang

harus diperhitungkan dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per

satuan waktu yang akurat. Selain itu, efisiensi kerja juga perbandingan

antara waktu produktif dengan waktu kerja yang tersedia sehingga

ditunjukan hambatan yang terjadi pada saat bekerja (Hustrulid, 2013)

Efisiensi kerja biasanya dinyatakan dalam persen (%). Besarnya efisiensi

31
kerja dipengaruhi oleh kemampuan alat mekanis, faktor manusia, faktor

mesin, faktor cuaca dan kondisi kerja.

1. Kondisi Tempat Kerja

Kondisi front kerja dan kondisi jalan angkut sangat berpengaruh pada

efisiensi kerja alat mekanis dalam penambangan.

2. Kondisi Cuaca

Musim kemarau atau hujan sangat berpengaruh pada kinerja ala

mekanis dalam penambangan.

3. Faktor Manusia

Target produksi dapat tercapai apabila alat dioperasikan oleh operator

yang terampil dan berpengalaman.

4. Waktu Tunda

Waktu tunda akibat hambatan yang terjadi selama proses penambangan

yang mempengaruhi waktu kerja efektif. Waktu kerja efektif adalah

waktu kerja yang tersedia yang sudah dikurangi dengan hambatan kerja.

Sedangkan waktu kerja tersedia adalah waktu dalam satu shift kerja

tanpa memperhitungkan hambatan yang terjadi. Hambatan yang terjadi

dibedakan 2 yaitu:

a. Hambatan yang dapat dihindari

Meliputi keterlambatan beroperasi dan istirahat terlalu awal.

b. Hambatan yang tidak dapat dihindari

Meliputi hambatan cuaca dan kerusakan alat (breakdown).

Adapun rumus persamaannya sebagai berikut :

Wke = Wkt – Wh (2.9)

32
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊
Ek = × 100% (2.10)
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊

Dimana:

• Wke = waktu kerja efektif (menit)

• Wkt = waktu kerja tersedia (menit)

• Wh = waktu hambatan (menit)

• Ek = efisiensi kerja (%)

Menurut Partanto Prodjosumarto (1993) dalam pemindahan

tanah mekanis untuk menentukan efektivitas kerja digunakan pendekatan

sebagai berikut:

a. Ketersediaan Mekanis (Mechanical Availability/ MA)

Merupakan cara untuk mengetahui tingkat kemampuan alat untuk

beroperasi yang dipengaruhi oleh faktor mekanis, seperti ban kehabisan

angin dan kebocoran oli pada hidrolik. Kualitas kemampuan

pemeliharaan, fasilitas workshop dan parts stock yang dimiliki sangat

mempengaruhi ketersediaan mesin. Persamaan sebagai berikut:


𝑊𝑊
MA = × 100% (2.11)
𝑊𝑊+𝑅𝑅

Dimana:

• W = “Working Hours” atau jumlah jam kerja alat.

• R = “Repair Hours” atau jumlah jam untuk perbaikan, perawatan

dan menunggu suku cadang.

• W = waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat

yang dalam kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu

ini meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang ada. Termasuk

dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi ke

33
permuka kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan

bakar, hambatan karena keadaan cuaca, dll.

• R = Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena

menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan

suku cadang (spare parts) serta waktu untuk perawatan preventif.

b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability/PA)

Merupakan cara untuk mengetahui keadaan fisik dari alat yang sedang

digunakan. Persamaan sebagai berikut:

𝑊𝑊+𝑆𝑆
PA = × 100% (2.12)
𝑊𝑊+𝑅𝑅+𝑆𝑆

Dimana:

• W = “Working Hours” atau jumlah jam kerja alat

• S = “Standby Hours” atau jumlah jam suatu alat yang tidak

dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam

keadaan siap beroperasi

• W+R+S = “Scheduled Hours” atau jumlah seluruh jam jalan

dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi

c. Ketersediaan Pemakaian (Use Of Availability/UA)

Merupakan faktor yang menunjukkan tingkat pemakaian dari suatu alat

dalam kondisi siap pakai. Angka UA biasanya dapat memperlihatkan

seberapa efektif suatu alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan

persamaan sebagai berikut:


𝑊𝑊
UA = × 100% (2.13)
𝑊𝑊+𝑆𝑆

d. Utilitas (Effective Utilization/EU)

34
Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia

dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective utilization

sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja. Persamaan sebagai

berikut:
𝑊𝑊
EU = × 100% (2.14)
𝑊𝑊+𝑅𝑅+𝑆𝑆

Dimana:

• W+R+S adalah scheduled hours atau jumlah jam kerja tersedia

(Prodjosumarto, Partanto. 1993)

2.5.8 Produktivitas

Produktivitas adalah banyaknya produksi dalam satuan waktu.

Faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain cycle time, ukuran

bucket, bucket fill factor, swell factor dan efisiensi kerja (Indonesianto,

2012). Berikut beberapa perhitungan produktivitas:

1. Produktivitas Alat Muat


3600
Qm = × Kb × BFF × SF × Ek (2.15)
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

Dimana:

• Qm = produktivitas alat muat (bcm/hour)

• Ctm = cycle time alat muat (detik)

• Kb = Kapasitas bucket alat muat (m3)

• BFF= Bucket Fill Factor (%)

• SF =Swell factor

• Ek = Efisiensi Kerja (%)

2. Produktivitas Alat Angkut

35
60
Qa = × n × Kb × BFF × Ek (2.16)
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

Dimana:

• Qa = produktivitas alat angkut (bcm/hour)

• Cta = cycle time alat angkut (menit)

• Kb = Kapasitas bucket alat muat (m3)

• BFF= Bucket Fill Factor (%)

• n = jumlah passing

• Ek = Efisiensi Kerja (%)

2.5.9 Faktor Keserasian (Match Factor)

Faktor keserasian kerja digunakan untuk menghitung tingkat

keselarasan kerja antara alat gali muat dan angkut (Indonesianto, 2012)

Faktor MF dapat dihitung sebagai berikut:


𝑛𝑛 𝑥𝑥 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶
MF = (2.17)
𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

Dimana :

• n = jumlah passing

• Na = jumlah alat angkut

• Ctm = cycle time alat muat

• Nm = jumlah alat muat

• Cta = cycle time alat angkut

Adapun penilaian MF yaitu :

a. MF < 1, artinya alat angkut bekerja penuh sehingga terdapat

waktu tunggu bagi alat muat

36
b. MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja selaras sehingga

tidak terdapat waktu tunggu dari keduanya

c. MF > 1, artinya alat muat bekerja penuh sehingga terdapat

waktu tunggu bagi alat angkut

2.5.10 TALPAC

TALPAC (Truck and loader Productivity analysis and

costing) merupakan software untuk menghitung produktivitas dan ekonomi

dari alat mekanis berupa alat muat dan angkut dalam pertambangan.

Terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam TALPAC antara lain

material, roster kerja, siklus pengangkutan, kinerja alat muat dan alat angkut

2.5.10.1 Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan di TALPAC

1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance/RR)

Adalah tahanan gelinding terhadap roda akibat adanya

gesekan antara roda dengan permukaan tanah (Tenriajeng, 2003).

Hubungan RR dengan produktivitas ialah semakin besar RR maka semakin

lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut material, dan sebaliknya

jika RR semakin kecil maka waktu yang digunakan untuk mengangkut

material semakin cepat. Faktor yang menimbulkan RR antara lain internal

friction, tire flexing, dan tire penetration. Menurut Tenriajeng, 2003

besarnya nilai koefisien RR sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan

jalan yang dilalui seperti tabel berikut:

37
Tabel 2.3 Nilai koefisien RR berdasarkan kondisi permukaan jalan

No Kondisi Permukaan Jalan Nilai koefisien (%)


1 jalan terpelihara, ban tidak terbenam 2
2 jalan terpelihara, ban agak terbenam 3,5
3 ban terbenam,sedikit basah 5
4 keadaan jalan jelek 8
5 jalan berpasir gembur,jalan berkerikil 10
6 keadaan jalan sangat jelek 15-20

Tabel diatas menjelaskan berbagai macam nilai koefisien RR

berdasarkan kondisi permukaan jalan.

Tabel 2.4 Nilai koefisien RR dengan jenis ban karet dan crawler tinggi yang
dikaitkan dengan kondisi permukaan jalan

RR (% berat
kendaraan dlm lbs)
Macam Jalan
Crawler
Ban karet
tinggi
concrete, rough, and dry 2% -
compacted dirt and gravel, well maintained, no
2% -
tire penetration
Dry dirt, fairly compacted, slight tire
3% -
penetration

firm, rutted dirt, tire penetration approx 2'' 5% 2%

soft dirt fills, tire penetration approx 4'' 8% 4%


Loose sand and gravel 10% 5%
Deeply rutted dirt, spongy base, tire penetration
16% 7%
approx 8''

Tabel diatas menjelaskan berbagai macam nilai koefisien RR

dengan jenis ban karet dan crawler tinggi yang dikaitkan dengan kondisi

permukaan jalan.

2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance/GR)

38
Tahanan yang timbul dan harus diatasi oleh (gaya) dari mesin,

sehubungan dengan kendaraan bergerak menaik (Up hill) (Indonesianto,

2012). Kemiringan tanjakan jalan dinyatakan dalam persen, yaitu berapa

kenaikan vertikal pada jarak horizontal 100 ft dan kemiringan tanjakan

diistilahkan dengan “grade”. Jika jalur jalan itu naik, disebut kemiringan

positif (plus slope), maka tahanan kemiringan atau grade resistance(=GR)

akan melawan gerak kendaraan, sehingga memperbesar tractive effort atau

rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur itu turun, disebut kemiringan

negatif (minus slope), maka tahanan kemiringannya akan membantu gerak

kendaraan, artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan. Tetapi jika

bergerak menuruni tanjakan, tenaga mesin pada roda ditambah oleh adanya

“grade resistance” ini.


GR = × 100% (2.18)
𝑥𝑥

Dimana :

• Delta h = beda tinggi antara 2 titik (m)

• Delta x = jarak horizontal antara 2 titik (m)

3. Jarak (distance)

Jarak akan berpengaruh terhadap cycle time alat angkut.

Semakin jauh jarak tempuh maka cycle time alat tersebut akan tinggi.

Semakin tinggi cycle time maka semakin kecil produktivitas nya.

4. Kecepatan

Kecepatan yang dimaksud ialah kecepatan rata-rata alat

angkut dan kecepatan maksimum dari perusahaan. Besar kecilnya kecepatan

dipengaruhi oleh grade jalan dan nilai RR.

39
5. Jam kerja

Disini akan dimasukan jumlah shift di perusahaan dan jumlah

jam kerja nya. Selain itu, juga di input delay time yang terdiri dari operating

shift delays dan non-ooperating shift delays. TALPAC akan menunjukan

jumlah jam kerja efektif di tiap shift.

6. Kinerja Alat Muat (Loading unit)

Dilakukan input data antara lain jenis dan tipe alat muat,

bucket capacity, cycle time alat muat, mechanical availability alat muat, fill

factor, owning dan operating cost alat muat.

7. Kinerja Alat Angkut (Truck Type)

Dilakukan input data antara lain jenis dan tipe alat angkut,

vessel capacity, cycle time alat angkut, mechanical availability alat angkut,

fill factor, owning dan operating cost alat angkut, jumlah alat angkut yang

dipakai.

2.5.10.2 Operating Cost


Dalam perhitungan software TALPAC, terdapat parameter

biaya yang perlu di input. Di dalam tools Loading Unit dan Truck Type

terdapat parameter biaya yang perlu dimasukkan. Biaya yang di input

adalah operating cost. Menurut Nunally, S.W. dalam bukunya yang

berjudul “Managing Construction Equipment (Second.)”, operating cost

meliputi biaya fuel, service, perbaikan, ban, biaya item tertentu dan upah

operator. Dalam menganalisis peralatan berat (heavy equipment/PTM) juga

dalam mengukur kemampuan alat (equipment perpormance), maka

40
sangatlah penting memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk

memperkerjakan suatu peralatan (cost of the job).

Dalam pembahasan ini tidak menggunakan owning cost

dikarenakan tidak untuk memiliki suatu alat. Menurut Giatman, 2011

ownership cost merupakan fixed cost merupakan biaya tetap dan variable

cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan, besar kecilnya biaya

berubah-ubah sesuai dengan lama atau tidaknya alat beroperasi. Dalam hal

ini, PT KJB selaku owner menyewa jasa dan unit dari kontraktor sehingga

biaya yang ada disini adalah operating cost yaitu biaya operasional untuk

dibayarkan kepada kontraktor bukan owning cost.

2.5.11 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup yang Diterapkan di PT

PPA Jobsite KJB

PT KJB selaku owner menggunakan jasa kontraktor untuk

melakukan kegiatan pengupasan tanah penutup atau overburden removal.

Sehingga biaya pengupasan tanah penutup dibebankan kepada owner untuk

membayar jasa kontraktor. Biaya operasi pemindahan tanah

penutup/overburden removal cost dibayarkan berdasarkan operating cost

yang dikeluarkan kontraktor. Operating cost meliputi biaya reparasi/

perbaikan, maintenance alat (minor maupun major), biaya filter, biaya ban

(keseluruhan), biaya bahan bakar, upah operator dan pengawas lapangan.

Di perusahaan diterapkan harga penggunaan alat meliputi biaya reparasi/

perbaikan, maintenance alat (minor maupun major), biaya filter, biaya ban

(keseluruhan) dan upah operator. Penjelasan harga penggunaan alat ini telah

dihitung secara keseluruhan oleh plant department dalam sistem dollar per

41
jam. Sehingga engineering departement dapat request unit sekaligus jumlah

operator yang dibutuhkan kepada plant department untuk ditugaskan

kepada production department. Sedangkan owning cost tidak ada karena

owner tidak untuk memiliki suatu alat PTM dari kontraktor melainkan

menyewa jasa kontraktor beserta alat-alat PTM.

Divisi CCR akan menghitung total operating cost dan

dikalikan dengan profit margin (%) yang telah disepakati. Profit margin

adalah keuntungan kontrak pengupasan dan pengangkutan overburden

dalam persen yang akan didapatkan oleh kontraktor. Selain itu, CCR juga

menghitung biaya over distance berdasarkan jarak pengangkutan diatas 1

km. Overburden removal cost yang dikalikan profit margin dan over

distance cost (jikalau ada) sebagai pendapatan kontraktor untuk overburden.

Harga kontrak yang diterapkan di PT PPA Jobsite PT KJB akan dijelaskan

di bab pembahasan.

Selain itu, pada bulan Juli s/d Oktober 2021 (waktu

penelitian) harga bahan bakar dominan mengalami kenaikan. Analisa

dilakukan di dalam waktu 4 bulan untuk melihat grafik kenaikan harga fuel.

Pengaruh biaya penggunaan alat, biaya bahan bakar, dan gaji pengawas

terhadap total biaya operasi pemindahan tanah penutup berturut-turut

kurang lebih sebesar 57 %, 42 %, dan 1 %. Biaya pengunaan alat terdiri

dari beberapa parameter diantaranya reparasi/ perbaikan, maintenance alat

(minor maupun major), biaya filter, biaya ban (keseluruhan) dan upah

operator, sehingga besar persentase 57 % dianggap kecil untuk mewakili

semua parameter tersebut. Sedangkan biaya bahan bakar dengan persentase

42
42 % hanya untuk satu parameter adalah persentase yang cukup besar

mempengaruhi biaya operasi pemindahan tanah penutup. Maka dari itu,

saya membahas secara terpisah pengaruh penghematan bahan bakar

terhadap keuntungan perusahaan.

Hal ini dapat meningkatkan overburden removal cost dan

menurunkan pendapatan kontraktor jikalau tidak dilakukan pembaruan

kontrak harga pengupasan overburden. Maka dari itu, diperlukan strategi

untuk menurunkan fuel consumption dari kegiatan overburden (berkaitan

dengan penelitian). Salah satu cara adalah menerapkan pola pemuatan

double side. Hal ini dikarenakan produktivitas alat berpengaruh terhadap

fuel consumption dalam liter per bcm. Semakin besar produktivitas alat yang

dihasilkan maka fuel consumption semakin rendah, begitupun sebaliknya.

Menurut Riki Rizki, dkk 2013, pola pemuatan double side akan

menghasilkan produktivitas yang lebih besar dibandingkan pola pemuatan

single side. Hal ini disebabkan cycle time alat gali muat dan alat angkut pada

double side lebih kecil dibandingkan single side. Sehingga pola pemuatan

double side efektif untuk menurunkan fuel consumption.

Selain itu, produktivitas alat juga berpengaruh terhadap

overburden removal cost. Adanya perbedaan overburden cost antara single

dan double side, akan didapatkan saving overburden removal cost dalam

dollar per bcm. Saving cost tersebut sebagai keuntungan tambahan bagi

kontraktor.

43
2.5.12 Uji Signifikasi Menggunakan Uji Dua Ujung (Two Tailed Test)

Simulasi TALPAC

Uji signifikasi dilakukan untuk menganalisa pengaruh

signifikan atau tidak signifikan nya perbedaan produktivitas, overburden

removal cost, dan fuel consumption antara single dan double side hasil

simulasi TALPAC. Uji signifikasi menggunakan uji dua ujung (two tailed

test) untuk mendapatkan nilai uji signifikasi (Z0) dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Dikarenakan tingkat kepercayaan yang sering

digunakan dalam pengujian statistik adalah 95 persen atau (1 – α) = 0,95.

Jika disebutkan bahwa tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95

persen atau (1 – α) = 0,95, maka tingkat signifikansinya adalah 5 persen α

= 0,05. Menurut rumusstatistik.com, dalam pengujian dua sisi, Z kritis (Zt )

dihitung dengan α/2. Sehingga nilai Z kritis (Zt ) untuk derajat kepercayaan

sebesar 95% (α = 0,05) = Za/2 = Z0,025 = ± 1,96 (terlampir di Lampiran N.

Tabel Z Distribusi Normal).

Untuk mengetahui Nilai Z0 dikatakan tidak signifikan/

signifikan adalah sebagai berikut :

1. Bila Z0 di luar range (Zt ) ± 1,96, maka H0 diterima dan hasil tidak

signifikan.

2. Bila Z0 di dalam range (Zt ) ± 1,96, maka H0 ditolak dan hasil signifikan.

2.5.13 Kajian Teknis Pola Pemuatan Single dan Double Side

Kajian teknis yang mempengaruhi pola pemuatan salah

satunya berupa kondisi front. Kondisi front meliputi lebar working bench

44
dan tinggi bench pada working bench. Aturan mengenai kondisi front

tersebut berdasarkan Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 dan jurnal

yang ditulis oleh Redanto, Fairus Atika dan Kriswandy, Edward, 2020. Baik

single maupun double side diharuskan memiliki front yang ideal guna

memperlancar kegiatan operasi produksi, meminimalisir kecelakaan kerja,

dan meningkatkan produktivitas. Front yang ideal adalah front yang

disesuaikan dengan aturan dan memadai untuk operasional. Lebar working

bench menurut Redanto, dkk adalah 1 kali turning radius alat angkut

terbesar + (2 x lebar alat muat yang digunakan) sedangkan tinggi bench

pada working bench menurut Kepmen adalah tinggi dinding penggalian

tidak boleh melebihi tinggi jangkauan efektif alat gali-muat terbesar yang

dioperasikan. Sehingga kriteria lebar dan tinggi bench disesuaikan dengan

alat muat PC 500 dan alat angkut Volvo atau Scania. Berikut spesifikasi unit

yang digunakan di penelitian:

Tabel 2.5 Spesifikasi Unit di PT PPA

Spesifikasi Unit PT PPA Site PT Length


Height (mm) Width (mm)
KJB (mm)
Volvo FMX 400 6X4 400 HP 3665 2600 10076
SCANIA P 360 B-6X4 3678 2600 8180
PC 500 LC-10R KOMATSU 3110 3580 11945

Dari tabel diatas, dijelaskan bahwa semua alat muat PC 500

LC-10R dengan alat angkut berjenis Scania P360 dan Volvo FMX400 6X4

HP dapat menerapkan pola pemuatan single maupun double side dengan

syarat teknis berupa lebar working bench adalah 18 meter dan tinggi bench

pada working bench adalah ± 3,6 meter. Berdasarkan penelitian di lapangan

45
oleh peneliti dan pengawas lapangan, jarak antara hauler satu dengan yang

lainnya (saat dimuat) pada pola pemuatan double side ± 1 meter untuk

menghindari terjadinya unit hauler bersenggolan.

46
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tugas akhir dilaksanakan di PT Putra

Perkasa Abadi Jobsite KJB Berau Kalimantan Timur pada Pit Nyapa Barat

terletak di Desa Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau,

Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis PT Kaltim Jaya Bara terletak

pada koordinat 117°14'14,9" BT - 117°18'58,5" BT dan 1°48'47,17" LU -

1°52'59,4" LU.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian tugas akhir dilaksanakan selama 2 bulan 20 hari.

Penelitian dimulai pada tanggal 14 Juli sampai dengan 4 Oktober 2021.

Rincian waktu pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

47
3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan yaitu kuantitatif dan

kualitatif. Kuantitatif berupa pengumpulan data-data sedangkan kualitatif

berupa saran dan masukan dari operator/ pengawas lapangan. Metode ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dari pengamatan

lapangan dan sekunder dari data engineering PT PPA dan website/ jurnal

terkait. Selain itu, untuk saran dan masukan yang berkaitan dengan judul

penelitian ditanyakan kepada operator atau pengawas. Data tersebut diolah

dan dianalisis untuk mengetahui "Strategi Penghematan Overburden

Removal Cost dan Konsumsi Bahan Bakar dengan Pola Pemuatan Double

Side Unit PC 500 LC-10R Komatsu. Studi Kasus : Pit Nyapa Barat PT Putra

Perkasa Abadi Jobsite Kaltim Jaya Bara Kalimantan Timur “ .

3.3. Alur Penelitian

3.3.1 Tahap Pengumpulan Data

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari

referensi buku, jurnal, artikel maupun laporan yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

2. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan secara langsung jalannya proses yang

menjadi tinjauan umum penulis.

3. Wawancara

Yaitu untuk mendapatkan data dengan cara melakukan

wawancara pada narasumber, dalam hal ini karyawan perusahaan yang

48
memberikan penjelasan dan data yang berhubungan dengan objek penulisan

dalam laporan ini.

4. Pengambilan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data

primer yang diambil di lapangan meliputi:

a. Data cycle time aktual alat muat dan angkut (overburden

removal)

b. Data aktual jumlah alat muat dan angkut yang beroperasi terkait

overburden removal baik main dan support equipment

c. Dokumentasi lapangan terkait operasi produksi pertambangan

d. Data spesifikasi jalan dari front tambang menuju In Pit Dump

(IPD)

Data sekunder diperoleh dari data dan dokumen perusahaan

untuk kepentingan perusahaan dan penelitian terkait. Selain itu, juga

diperoleh data refrensi internet dan handbook. Data sekunder meliputi:

a. Data target produksi tahunan dan bulanan overburden dan

batubara tahun 2021

b. Data stripping ratio tahunan dan bulanan PT PPA tahun 2021

c. Data stratigrafi daerah PT Kaltim Jaya Bara

d. Data topografi daerah PT Kaltim Jaya Bara

e. Data keadaan geologi daerah PT Kaltim Jaya Bara

f. Biaya penggunaan main dan support equipment (all unit)

bulan Juli tahun 2021 dari plant department

49
g. Fuel consumption main dan support equipment bulan Juli

tahun 2021

h. Data spesifikasi main dan support equipment

i. Harga bahan bakar industri bulan Juli-September tahun 2021

j. Waktu kerja alat bulan Juli tahun 2021

k. Data kandungan overburden di PT KJB (Jenis dan Specific

gravity overburden)

l. Data haul cycle per segment dari penelitian terkait

3.3.2 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan setelah semua data

primer dan sekunder didapatkan. Pengolahan data menggunakan software

Microsoft Excel dan TALPAC 10.2 untuk mempermudah perhitungan data.

Selain itu dengan software TALPAC akan dihasilkan output yang lebih

detail dibandingkan perhitungan dengan rumus. Pengolahan dan analisis

data yang dilakukan yaitu:

1. Menyesuaikan cycle time alat muat dan angkut teoritis dengan aktual

lapangan yang akan mempengaruhi produktivitas alat mekanis tersebut.

2. Menghitung produktivitas alat muat dan angkut yang berkaitan dengan

overburden removal menggunakan software TALPAC 10.2.

3. Membandingkan dan menganalisis perbedaan produktivitas dari pola

pemuatan single dan double side.

4. Menghitung dan menganalisis overburden removal cost dari masing-

masing pola pemuatan single dan double side menggunakan software

TALPAC 10.2.

50
5. Menghitung pengaruh pemakaian fuel terhadap pola pemuatan single dan

double side.

6. Mengetahui pengaruh signifikasi perbedaan produktivitas, fuel

consumption dan overburden removal cost antara single dan double side

menggunakan uji dua ujung.

3.3.3 Kesimpulan dan Saran

Setelah dilakukan analisis maka dapat ditarik sebuah

kesimpulan ‘Strategi Penghematan Overburden Removal Cost dan

Konsumsi Bahan Bakar dengan Pola Pemuatan Double Side Unit PC 500

LC-10R Komatsu” yang dapat dijadikan masukan/ saran terkait pola

pemuatan yang efektif untuk diterapkan di kemudian hari. Dengan

menurunkan overburden removal cost dan fuel consumption dapat

meningkatkan keuntungan kontraktor.

51
3.4. Diagram Alir Penelitian
STRATEGI PENGHEMATAN OVERBURDEN REMOVAL COST DAN KONSUMSI BAHAN
BAKAR DENGAN POLA PEMUATAN DOUBLE SIDE UNIT PC 500 LC-10R KOMATSU STUDI
KASUS PIT NYAPA BARAT PT PUTRA PERKASA ABADAI JOBSITE KALTIM JAYA BARA
KALIMANTAN TIMUR

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

a. Data cycle time aktual alat muat dan a. Data target produksi tahunan dan bulanan
angkut (overburden removal) overburden dan batubara tahun 2021
b. Data aktual jumlah alat muat dan b. Data stripping ratio tahunan dan bulanan PT PPA
angkut yang beroperasi terkait tahun 2021
overburden removal baik main dan c. Data stratigrafi daerah PT Kaltim Jaya Bara
support equipment d. Data topografi daerah PT Kaltim Jaya Bara
c. Dokumentasi lapangan terkait operasi e. Data keadaan geologi daerah PT Kaltim Jaya Bara
produksi pertambangan f. Biaya Penggunaan main dan support equipment (all
d. Data spesifikasi jalan dari front unit) Bulan Juli tahun 2021
tambang menuju In Pit Dump (IPD) g. Fuel consumption main dan support equipment
Bulan Juli tahun 2021
h. Data spesifikasi main dan support equipment
i. Harga bahan bakar industri Bulan Juli-September
tahun 2021
j. Waktu kerja alat bulan Juli tahun 2021
k. Data kandungan overburden di PT KJB (Jenis dan
Specific gravity overburden)
l. Data haul cycle per segment dari penelitian terkait

1. Menyesuaikan cycle time alat muat dan angkut teoritis dengan actual lapangan yang akan mempengaruhi
produktivitas alat mekanis tersebut.
2. Menghitung produktivitas alat muat dan angkut yang berkaitan dengan overburden removal menggunakan
software TALPAC 10.2.
3. Membandingkan dan menganalisis perbedaan produktivitas dari pola pemuatan single dan double side.
4. Menghitung dan menganalisis biaya pemindahan tanah penutup (overburden removal) dari masing-masing
pola pemuatan single dan double side menggunakan software TALPAC 10.2.
5. Menghitung pengaruh pemakaian fuel terhadap pola pemuatan single dan double side.
6. Mengetahui pengaruh signifikasi perbedaan produktivitas, fuel consumption dan overburden removal cost
antara single dan double side menggunakan uji dua ujung.

Kesimpulan dan Saran

52
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data dilakukan di Pit Nyapa Barat PT Putra

Perkasa Abadi Jobsite Kaltim Jaya Bara pada Bulan Juli 2021. Alat gali

muat yang dipakai untuk penelitian yaitu PC 500 LC-10R dengan komposisi

2 unit yaitu PC 506 dan PC 508. Sedangkan alat angkut yang dipakai untuk

penelitian yaitu Scania P360 dan Volvo FMX 6X4 400HP dengan

komposisi unit 3 unit Volvo dan 1 unit Scania untuk masing-masing PC

dengan total dump truck sebanyak 8 unit. Selain itu, digunakan pola

pemuatan single dan double side yang mempengaruhi produktivitas alat.

4.1. Perhitungan Overburden Removal Cost di PT PPA

Operating cost pada penelitian meliputi beberapa parameter

yaitu biaya penggunaan alat, biaya bahan bakar, dan gaji pengawas

lapangan. Perhitungan overburden removal cost didapatkan dari PC 508

untuk single side dan PC 506 untuk double side. Faktor utama yang

mempengaruhi biaya operasi adalah produktivitas dari alat. Selain itu, pola

pemuatan double side juga berpengaruh untuk menghemat pemakaian fuel.

Seiring dengan kenaikan harga fuel maka pemakaian fuel yang tinggi akan

mempengaruhi besarnya overburden removal cost. Pada dasarnya dengan

menggunakan dimensi front yang dijelaskan di pembahasan 2.5.13, bahwa

memungkinkan 100% untuk PC 500 melakukan double side. Namun, masih

terdapat penggunaan single side. Hal ini dikarenakan belum adanya

standarisasi pola pemuatan terhadap unit PC 500. Sehingga, operator dump

53
truck cukup mencapai target produksi tetapi tidak untuk memaksimalkan

produksi overburden. Padahal pola pemuatan double side menjadi salah satu

solusi untuk menurunkan pemakaian fuel dan overburden removal cost.

4.1.1 Efisiensi Kerja

Nilai efisiensi kerja dihitung berdasarkan waktu kerja efektif

dibagi waktu kerja tersedia. Waktu kerja efektif didapatkan dengan

mengurangi waktu kerja tersedia dengan waktu hambatan yang terdiri dari

waktu standby, breakdown, dan waktu tanpa operator. Waktu tanpa operator

adalah total waktu dalam jam per bulan dengan kondisi tidak adanya

operator yang mengoperasikan unit. Data waktu kerja tersedia dan efektif

didapatkan dari data sekunder perusahaan.

Tabel 4.1 Waktu Kerja Tersedia Hari Senin – Minggu (Day Shift)

Tabel diatas merupakan waktu kerja di shift pagi/ day shift.

54
Tabel 4.2 Waktu Kerja Tersedia Hari Senin – Minggu (Night Shift)

Tabel diatas merupakan waktu kerja di shift malam/ night

shift.

Tabel 4.3 Waktu Hambatan Excavator dan Dump Truck Juli 2021

Tabel diatas merupakan waktu hambatan unit alat muat dan

angkut di Bulan Juli 2021.

55
Tabel 4.4 Efisiensi Kerja Excavator dan Dump Truck Juli 2021

Tabel diatas merupakan efisiensi kerja unit alat muat dan

angkut di Bulan Juli 2021.

Pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan Waktu kerja

tersedia pada Hari Senin s/d Minggu untuk Day dan Night Shift. Waktu kerja

tersedia pada Hari Senin s/d Minggu kecuali Jum’at sebesar 1,440 menit (24

jam) dan Hari Jum’at sebesar 1,425 menit (23 jam 45 menit). Hal tersebut

mengalami perbedaan jam kerja karena Hari Jum’at dimulai kerja pukul

6:15 a.m. Pada Tabel 4.3 menunjukkan waktu hambatan berupa standby

hours, breakdown hours dan No operator. Waktu tanpa operator adalah

suatu kondisi dimana alat siap untuk dioperasikan tetapi tidak ada operator

yang dapat mengoperasikan. Ketiga hambatan tersebut dijumlah untuk

mendapatkan total hambatan dalam jam. Waktu kerja tersedia dikurangi

waktu hambatan akan dihasilkan waktu kerja efektif. Pada Tabel 4.4

menunjukkan nilai efisiensi kerja yang didapatkan dari waktu kerja efektif

dibagi dengan waktu kerja tersedia.

56
4.1.2 Cycle Time Excavator

Data cycle time excavator didapatkan dari pengamatan secara

langsung di lapangan. Cycle time sangat mempengaruhi produktivitas alat.

Semakin besar cycle time yang dihasilkan maka semakin rendah

produktivitas alat, begitupun sebaliknya. Cycle time excavator didapatkan

dari penjumlahan saat digging, swing isi, loading, dan swing kosong. Pada

penelitian ini terdapat 2 unit alat muat yaitu PC 506 dan PC 508 dengan pola

pemuatan yang berbeda. Pengambilan data dilakukan di bulan Juli 2021.

Sehingga didapatkan rata-rata cycle time nya. Unit PC 508 menggunakan

pola pemuatan single side dengan rata-rata cycle time sebesar 27 detik

sedangkan unit PC 506 menggunakan pola pemuatan double side dengan

rata-rata cycle time sebesar 23,73 detik. Data cycle time dari excavator di

Pit Nyapa Barat dapat dilihat di Lampiran B. Cycle Time Alat Muat.

4.1.3 Cycle Time Dump Truck

Data cycle time DT didapatkan dari pengamatan secara

langsung di lapangan. Cycle time sangat mempengaruhi produktivitas alat.

Semakin besar cycle time yang dihasilkan maka semakin rendah

produktivitas alat, begitupun sebaliknya. Cycle time DT didapatkan dari

penjumlahan saat waktu spotting, loading, travel isi, manuver isi, dumping

material, dan travel kosong dengan jarak front ke IPD adalah 1 km dan

material overburden sandy clay. Pengambilan data dilakukan di setiap unit

DT dengan jumlah 4 unit DT masing-masing pola pemuatan. Rata-rata cycle

time alat angkut pola pemuatan single side sebesar 6,83 menit, sedangkan

57
untuk rata-rata cycle time alat angkut. Data cycle time dari excavator di Pit

Nyapa Barat dapat dilihat di Lampiran C. Cycle Time Alat Angkut.

4.1.4 Produktivitas Aktual di PT Putra Perkasa Abadi

Perhitungan produktivitas manual tanpa software pada unit PC

506 dan PC 508, dan juga unit Dump Truck Scania dan Volvo FMX. Saat

penelitian di PT PPA Jobsite PT KJB belum melakukan perhitungan

produktivitas dengan TALPAC. Pola pemuatan double side menghasilkan

produktivitas yang lebih besar dibandingkan single side dikarenakan cycle

time double side lebih kecil dari single side. Besar produktivitas berbanding

terbalik dengan cyce time. Selain itu, produktivitas alat juga berpengaruh

terhadap overburden removal cost. Berdasarkan hasil penelitian, pola

pemuatan double side akan menghasilkan overburden removal cost lebih

kecil dibandingkan single side. Berikut data perhitungan produktivitas yang

dikalkulasikan menjadi 4 data setiap minggu nya untuk memudahkan

perhitungan:

Tabel 4.5 Produktivitas Unit Excavator Single Side

Tabel diatas merupakan perhitungan produktivitas alat muat

excavator single side rata-rata tanpa software.

58
Tabel 4.6 Produktivitas Unit Excavator Double Side

Tabel diatas merupakan perhitungan produktivitas alat muat

excavator double side rata-rata tanpa software.

Tabel 4.7 Produktivitas Unit Dump Truck Single Side

Tabel diatas merupakan perhitungan produktivitas alat angkut

excavator single side rata-rata tanpa software.

Tabel 4.8 Produktivitas Unit Dump Truck Double Side

Tabel diatas merupakan perhitungan produktivitas alat angkut

excavator double side rata-rata tanpa software.

59
4.1.5 Faktor Keserasian (Match Factor) Aktual di PT Putra Perkasa Abadi

Faktor keserasian kerja digunakan untuk menghitung tingkat

keselarasan kerja antara alat gali muat dan angkut (Indonesianto, 2012).

Besaran match factor didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan.

Berikut nilai faktor keserasian alat gali muat PC 500 dan alat angkut di Pit

Nyapa Barat:

4.1.5.1 Pola Pemuatan Single Side


Perhitungan Match Factor :

𝑛𝑛 𝑥𝑥 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶
• MF =
𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

4 𝑥𝑥 4 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑥𝑥 27 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑
• MF =
1 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑥𝑥 409,8 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑

432
• MF =
409,8

• MF = 1,05

Didapatkan nilai MF = 1,05 menandakan alat muat bekerja

penuh sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut. Sehingga pola

pemuatan single side mempunyai waktu tunggu bagi alat angkut.

4.1.5.2 Pola Pemuatan Double Side


Perhitungan Match Factor :

𝑛𝑛 𝑥𝑥 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶
• MF =
𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶

4 𝑥𝑥 4 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑥𝑥 23,73 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑


• MF =
1 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 𝑥𝑥 325,8 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑

379,68
• MF =
325,8

• MF = 1,16

Didapatkan nilai MF = 1,16 menandakan alat muat bekerja

penuh sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut. Hal ini

60
menyebabkan pada pola pemuatan double side terdapat kelebihan alat

angkut sehingga alat angkut menunggu. Salah satu faktor nya adalah cycle

time excavator yang terlalu cepat dibandingkan cycle time dump truck

dikarenakan tidak adanya waktu tunggu untuk bucket menggantung

(spotting time DT lebih cepat). Maka dari itu terdapat perbedaan cukup

signifikan dengan nilai match factor single side.

4.1.6 Produksi Overburden Aktual di PT Putra Perkasa Abadi Bulan Juli 2021

Produksi kegiatan overburden removal PC 500 di Pit Nyapa

Barat pada bulan Juli 2021 terhadap pola pemuatan single dan double side.

Dalam perhitungan, produksi overburden didapatkan dari perkalian

produktivitas excavator dengan jam kerja efektif alat di bulan Juli. Jam

kerja/ working hours dapat dilihat di Tabel 4.4 Efisiensi Kerja Excavator

dan Dump Truck. Berikut nilai produksi overburden PC 500 di Pit Nyapa

Barat Juli 2021:

4.1.6.1 Pola Pemuatan Single Side


Tabel 4.9 Produksi Overburden Excavator PC 508 Juli 2021

Tabel diatas merupakan produksi overburden single side di

alat muat di Bulan Juli 2021.

61
Tabel 4.10 Produksi Overburden Dump Truck satu fleet Juli 2021

Produktivitas Produksi
No Unit Jam Kerja Alat
(bcm/hour) (bcm/bulan)

1 DT4080 536,60 71 38.210,64


2 DT4040 532,30 73 38.968,54
3 DT4081 524,90 59 30.878,72
4 DT3633 284,00 60 16.911,62
Total Produksi 124.969,52

Tabel diatas merupakan produksi overburden single side di

alat angkut di Bulan Juli 2021.

Pada besar produksi overburden terdapat perbedaan antara

unit excavator dan dump truck. Pada Tabel 4.13 menunjukkan nilai produksi

excavator PC 508 single side di bulan Juli sebesar 66.516,24 bcm.

Sedangkan pada Tabel 4.14 menunjukkan nilai produksi dump truck single

side pada fleet PC 508 sebesar 124.969,52 bcm/bulan. Nilai produksi

overburden yang digunakan ialah nilai produksi unit excavator dikarenakan

alat muat yang menggali overburden sedangkan alat angkut hanya

mengangkut dan cenderung terdapat faktor penambah kuantitas overburden

seingga produksi alat muat menunjukkan produksi overburden yang lebih

akurat. Berdasarkan tabel diatas diperoleh produksi overburden aktual

lapangan PC 508 single side Bulan Juli 2021 di Pit Nyapa Barat sebesar

66.516,24 bcm.

62
4.1.6.2 Pola Pemuatan Double Side
Tabel 4.11 Produksi Overburden Excavator PC 506 Juli 2021

Tabel diatas merupakan produksi overburden double side di

alat muat di Bulan Juli 2021.

Tabel 4.12 Produksi Overburden Dump Truck satu fleet Juli 2021

Produktivitas Produksi
No Unit Jam Kerja Alat
(bcm/hour) (bcm/bulan)
1 DT4093 541,85 87 47.018,27
2 DT4094 540,55 86 46.641,45
3 DT4097 524,65 79 41.463,22
4 DT3640 328,70 79 25.837,63
Total Produksi 160.960,57

Tabel diatas merupakan produksi overburden double side di

alat angkut di Bulan Juli 2021.

Pada besar produksi overburden terdapat perbedaan antara

unit excavator dan dump truck. Pada Tabel 4.15 menunjukkan nilai produksi

excavator PC 506 double side di Bulan Juli sebesar 77.429,56 bcm.

Sedangkan pada Tabel 4.16 menunjukkan nilai produksi dump truck double

side pada fleet PC 506 sebesar 160.960,57 bcm/bulan. Nilai produksi

overburden yang digunakan ialah nilai produksi unit excavator dikarenakan

alat muat yang menggali overburden sedangkan alat angkut hanya

63
mengangkut dan cenderung terdapat factor penambah kuantitas overburden

seingga produksi alat muat menunjukkan produksi overburden yang lebih

akurat. Berdasarkan tabel diatas diperoleh produksi overburden aktual

lapangan PC 506 double side Bulan Juli 2021 di Pit Nyapa Barat sebesar

77.429,56 bcm.

4.1.7 Overburden Removal Cost Aktual di PT Putra Perkasa Abadi

Overburden removal cost akan dibayarkan dalam bentuk

rupiah per bcm. Biaya ini adalah operating cost dari kontraktor yang akan

dibayarkan oleh owner. Dalam penelitian ini, komponen biaya yang

dimasukkan mencakup kegiatan penggalian, pemuatan, pengangkutan,

dumping overburden menuju In Pit Dump (IPD), dan lighting. Selain itu,

tidak dimasukkan biaya penanganan top soil, land clearing, dan pajak. Pada

penelitian ini, seluruh unit menggunakan harga penggunaan alat dan harga

tersebut secara keseluruhan meliputi biaya reparasi/ perbaikan, maintenance

alat (minor maupun major), biaya filter, biaya ban (keseluruhan) dan upah

operator. Harga penggunaan alat diberikan oleh plant department dalam

sistem rate dollar per jam. Total harga pengunaan alat akan diserahkan

kepada FALOG Department sebagai biaya pengupasan overburden.

Sehingga engineering departement dapat request unit sekaligus jumlah

operator yang dibutuhkan kepada Plant Department untuk ditugaskan

kepada production department. Pembayaran harga tersebut menggunakan

mata uang dollar. Sehingga apabila terjadi penguatan/ pelemahan mata uang

Rupiah terhadap Dollar maka besar harga rental menyesuaikan. Berikut

perhitungan manual aktual tanpa software:

64
4.1.7.1 Pola Pemuatan Single Side
Berikut perhitungan untuk mencari overburden removal cost

single side:

Tabel 4.13 Fuel Consumption Alat Juli 2021

Standar Fuel Fuel


No Ket Consumption Consumption
(L/hour) (L/Hour)
1 Excavator PC 508 50 50,00
2 Dump Truck Scania&Volvo 19 19,00
3 Dozer D85ESS Komatsu 32 8,00
4 Grader 825 Komatsu 42 3,50
5 WT FM260JD HINO 13 6,50
6 TL LT9 JCB 2 2,00
7 LT FM260JD HINO 13 2,17
8 FT FM260JD HINO 13 3,25
Sumber : Plant Department PT PPA Jobsite KJB

Tabel diatas merupakan konsumsi bahan bakar di satu fleet

untuk pola pemuatan single side.

Tabel 4.14 Harga Penggunaan Alat Utama dan Support

Standar Harga Harga


No Alat Jumlah Pengunaan Alat Pengunaan Alat
($/hour) Aktual ($/Hour)
1 Excavator Komatsu PC 508 1 51 51,00
2 DT Scania P360 1 20 20,00
3 DT Volvo FMX 400 3 20 20,00
4 D85ESS Komatsu 1 23,6 5,91
5 GD825A Komatsu 1 62,7 5,22
6 WT FM260JD HINO 1 10 5,00
7 TL LT9 JCB 2 13 13,00
8 LT FM260JD HINO 1 10 1,67
9 FT FM260JD HINO 1 10 2,50
Sumber : Plant Department PT PPA Jobsite KJB

• 1 $ = Rp 14.482,00 pada Juli Tahun 2021

65
Tabel diatas merupakan harga penggunaan alat di satu fleet

untuk pola pemuatan single side.

Tabel 4.15 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup di PT PPA Juli


2021

Pada Tabel 4.15 menunjukkan total overburden removal cost

PC 508 dengan single side pada bulan Juli 2021 sebesar Rp

1.811.571.652,04 atau Rp 27.210,63 per bcm dengan jarak 1 km menuju In

Pit Dump (IPD). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa waktu

kerja aktual pemakaian alat support Dozer D85ESS untuk single side di

dalam satu fleet PC 508 sebesar 15 menit/ jam dan alat support Grader

GD825A untuk single side sebesar 5 menit/ jam. Akan tetapi durasi kerja

dalam 1 hari tetaplah sama yaitu 2 shift.

Seperti yang dikatakan di Bab 2.5.11, bahwa pengaruh biaya

penggunaan alat, biaya bahan bakar, dan gaji pengawas terhadap total biaya

operasi pemindahan tanah penutup berturut-turut kurang lebih sebesar 57

%, 42 %, dan 1 %. Hal ini dibuktikan dengan tabel sebagai berikut :

66
Tabel 4.16 Tabel Pengaruh Persentase Biaya Pemindahan Tanah Penutup (Single
Side)

No Alat

1 Excavator Komatsu PC 508


2 Scania 3633
3 Volvo 4080
4 Volvo 4040
5 Volvo 4081
6 D85ESS Komatsu
7 GD825A Komatsu
8 WT FM260JD HINO
9 TL LT9 JCB
10 LT FM260JD HINO
11 FT FM260JD HINO
12 Upah GL

Besar pengaruh bahan bakar didapatkan dari total biaya bahan

bakar (Rp 762.700.600,37) dibagi dengan total biaya operasi pemindahan

tanah penutup (Rp 1.809.948.726,71) lalu dikalikan dengan 100%. Maka

didapatkan hasil 42,14 % sebagai hasil persentase pengaruh bahan bakar

terhadap biaya pemindahan tanah penutup. Sedangkan pengaruh harga

penggunaan alat didapatkan dari total biaya penggunaan alat (Rp

1.032.248.126,34) dibagi dengan total biaya operasi pemindahan tanah

penutup (Rp 1.809.948.726,71) lalu dikalikan dengan 100%. Maka

didapatkan hasil 57,03 % sebagai hasil persentase pengaruh harga

penggunaan alat terhadap biaya pemindahan tanah penutup. Dan pengaruh

upah pengawas/ GL didapatkan dari total upah (Rp 15.000.000) dibagi

dengan total biaya operasi pemindahan tanah penutup (Rp

67
1.809.948.726,71) lalu dikalikan dengan 100%. Maka didapatkan hasil 0,83

% sebagai hasil persentase pengaruh upah pengawas/ GL terhadap biaya

pemindahan tanah penutup. Maka dari itu, persentase biaya bahan bakar

sebesar 42,14 % hanya untuk satu parameter adalah persentase yang besar

mempengaruhi overburden removal cost.

4.1.7.2 Pola Pemuatan Double Side


Berikut perhitungan untuk mencari overburden removal cost

double side:

Tabel 4.17 Fuel Consumption Alat Juli 2021

Standar Fuel Fuel


No Ket Consumption Consumption
(L/hour) (L/Hour)
1 Excavator PC 506 50 50,00
2 Dump Truck Scania&Volvo 19 19,00
3 D85ESS Komatsu 32 10,67
4 GD825A Komatsu 42 5,60
5 WT FM260JD HINO 13 6,50
6 TL LT9 JCB 2 2,00
7 LT FM260JD HINO 13 2,17
8 FT FM260JD HINO 13 3,25
Sumber : Plant Department PT PPA Jobsite KJB

Tabel diatas merupakan konsumsi bahan bakar di satu fleet

untuk pola pemuatan double side.

Tabel 4.18 Harga Penggunaan Alat Utama dan Support

Standar Harga Harga


No Alat Jumlah Pengunaan Alat Pengunaan Alat
($/hour) Aktual ($/Hour)
1 Excavator Komatsu PC 506 1 51 51,00
2 DT Scania P360 1 20 20,00
3 DT Volvo FMX 400 3 20 20,00
4 D85ESS Komatsu 1 23,6 7,88
5 GD825A Komatsu 1 62,7 8,36
6 WT FM260JD HINO 1 10 5,00

68
7 TL LT9 JCB 2 13 13,00
8 LT FM260JD HINO 1 10 1,67
9 FT FM260JD HINO 1 10 2,50
Sumber : Plant Department PT PPA Jobsite KJB

• 1 $ = Rp 14.482,00 pada Juli Tahun 2021

Tabel diatas merupakan harga penggunaan alat di satu fleet

untuk pola pemuatan double side.

Tabel 4.19 Biaya Operasi Pemindahan Tanah Penutup di PT PPA Juli


2021

Pada Tabel 4.19 menunjukkan total overburden removal cost

PC 506 dengan double side pada bulan Juli 2021 sebesar Rp

1.873.417.195,24 atau Rp 24.617,74 per bcm dengan jarak 1 km menuju In

Pit Dump (IPD). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa waktu

kerja aktual pemakaian alat support Dozer D85ESS untuk double side di

dalam satu fleet PC 506 sebesar 20 menit/ jam dan alat support Grader

GD825A untuk double side sebesar 8 menit/ jam. Akan tetapi durasi kerja

dalam 1 hari tetaplah sama yaitu 2 shift.

69
Seperti yang dikatakan di Bab 2.5.11, bahwa pengaruh biaya

penggunaan alat, biaya bahan bakar, dan gaji pengawas terhadap total biaya

operasi pemindahan tanah penutup berturut-turut kurang lebih sebesar 57

%, 42 %, dan 1 %. Hal ini dibuktikan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.20 Tabel Pengaruh Persentase Biaya Pemindahan Tanah Penutup (Double
Side)

No Alat

1 Excavator Komatsu PC 506


2 Scania 3633
3 Volvo 4080
4 Volvo 4040
5 Volvo 4081
6 D85ESS Komatsu
7 GD825A Komatsu
8 WT FM260JD HINO
9 TL LT9 JCB
10 LT FM260JD HINO
11 FT FM260JD HINO
12 Upah GL

Besar pengaruh bahan bakar didapatkan dari total biaya bahan

bakar (Rp 805.468.314,18) dibagi dengan total biaya operasi pemindahan

tanah penutup (Rp 1.906.140.541,41) lalu dikalikan dengan 100%. Maka

didapatkan hasil 42,26 % sebagai hasil persentase pengaruh bahan bakar

terhadap biaya pemindahan tanah penutup. Sedangkan pengaruh harga

penggunaan alat didapatkan dari total biaya penggunaan alat (Rp

70
1.085.672.227,23) dibagi dengan total biaya operasi pemindahan tanah

penutup (Rp 1.906.140.541,41) lalu dikalikan dengan 100%. Maka

didapatkan hasil 56,96 % sebagai hasil persentase pengaruh harga

penggunaan alat terhadap biaya pemindahan tanah penutup. Dan pengaruh

upah pengawas/ GL didapatkan dari total upah (Rp 15.000.000) dibagi

dengan total biaya operasi pemindahan tanah penutup (Rp

1.906.140.541,41) lalu dikalikan dengan 100%. Maka didapatkan hasil 0,79

% sebagai hasil persentase pengaruh upah pengawas/ GL terhadap biaya

pemindahan tanah penutup. Maka dari itu, persentase biaya bahan bakar

sebesar 42,26 % hanya untuk satu parameter adalah persentase yang besar

mempengaruhi overburden removal cost.

4.1.7.3 Pembahasan

Dari perhitungan diatas, diperoleh data bahwa overburden

removal cost double side lebih rendah dibandingkan single side.

Overburden removal costsingle side sebesar Rp 27.210,63 per bcm ,

sedangkan double side sebesar Rp 24.617,74 per bcm. Artinya pola

pemuatan double side terdapat saving overburden removal cost sebesar Rp

2.592,89 per bcm. Terbukti bahwa produktivitas alat berpengaruh terhadap

overburden removal cost.

4.2. Kontrak harga pengupasan tanah penutup/Overburden antara

Kontraktor dengan Owner yang Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi

Kontrak harga yang telah disepakati dengan owner untuk

overburden sebesar 15% dari biaya operasi perhitungan kontraktor. Dalam

hal ini, overburden removal cost dihitung secara manual dikarenakan

71
kontraktor belum menerapkan perhitungan dengan software TALPAC.

Berikut perhitungan overburden removal cost:

Tabel 4.21 Harga Kontrak Overburden Removal Cost di PT PPA

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, jika kontraktor

menerapkan pola pemuatan single side satu fleet PC 508 di bulan Juli 2021

maka overburden removal cost sebesar Rp 27.210,63 per bcm dan biaya

pengupasan overburden yang didapatkan dari owner sebesar Rp 31.292,22

per bcm dan jika kontraktor menerapkan pola pemuatan double side satu

fleet PC 506 di bulan Juli 2021 maka overburden removal cost sebesar Rp

24.617,74 per bcm dan biaya pengupasan overburden yang didapatkan dari

owner sebesar Rp 28.310,40 per bcm.

4.3. Kontrak Rate Over Distance antara Kontraktor dengan Owner yang

Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi

Selain kontrak harga overburden removal, kontraktor juga

memiliki kontrak rate over distance berdasarkan jarak pengangkutan

overburden dari front menuju tempat pembuangan overburden (IPD). Rate

over distance dihitung apabila jarak pengangkutan overburden diatas 1000

meter (1 km). Sistem rate over distance adalah Rp 450,00 setiap 100 meter

(diatas 1 kilometer) untuk setiap 1 bcm overburden. Perhitungan upah

pengupasan overburden dan rate over distance sebagai salah satu

pendapatan kontraktor yang dilakukan oleh Divisi CCR dibawah naungan

72
engineering department. Dalam penelitian ini tidak ada rate over distance

dikarenakan jarak pengangkutan overburden dari front menuju IPD adalah

1 kilometer, berlaku untuk single maupun double side. Berikut perhitungan

over distance:

Tabel 4.22 Perhitungan Rate Over Distance di PT PPA

Dari tabel diatas disimpulkan bahwa baik single atau double

side tidak ada rate over distance.

4.4. Perbandingan Besar Keuntungan Kontraktor dalam Pengupasan

Overburden antara Single dan Double Side yang Diterapkan di PT Putra

Perkasa Abadi

Pengeluaran kontraktor berupa overburden removal cost

sedangkan pendapatan berupa upah pengupasan overburden dan rate over

distance. Perbedaan produktivitas antara single dan double side

mempengaruhi overburden removal cost dalam Rp/bcm. Berikut

perhitungannya:

Tabel 4.23 Perhitungan Keuntungan Kontraktor dalam Pengupasan


Overburden di PT PPA

73
Perhitungan diatas tidak memasukkan rate over distance

karena jarak pengangkutan sebesar 1 km sehingga rate over distance

sebesar Rp 0-, untuk single maupun double side. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa, jika kontraktor menerapkan pola pemuatan single side

satu fleet PC 508 di bulan Juli 2021 maka didapat keuntungan untuk

pengupasan overburden sebesar Rp 271.492.309,01 dan jika kontraktor

menerapkan pola pemuatan double side satu fleet PC 506 di bulan Juli 2021

maka didapat keuntungan untuk pengupasan overburden sebesar Rp

295.921.081,21. Dapat dihitung bahwa pola penerapan double side yang

diterapkan di PT PPA bulan Juli 2021 memberikan keuntungan lebih besar

Rp 14.428.772,21 untuk satu fleet PC 500. Hal ini akan memperbesar

keuntungan kontraktor jikalau double side diterapkan di seluruh fleet Pit

Nyapa Barat dengan syarat front memadai.

4.5. Pengaruh Peningkatan Produktivitas terhadap Konsumsi Bahan Bakar

yang Diterapkan di PT Putra Perkasa Abadi

Sejak bulan Juli s/d Oktober 2021 (waktu penelitian) harga

bahan bakar dominan mengalami kenaikan. Analisa dilakukan di dalam

waktu 4 bulan untuk melihat grafik kenaikan harga fuel. Hal ini dapat

meningkatkan overburden removal cost dan menurunkan pendapatan

kontraktor jikalau tidak dilakukan pembaruan kontrak harga pengupasan

overburden. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk menurunkan fuel

consumption dari kegiatan overburden (berkaitan dengan penelitian). Salah

satu cara adalah menerapkan pola pemuatan double side. Berikut grafik

kenaikan harga bahan bakar periode Juli-Oktober 2021:

74
Grafik Harga Fuel Periode Juli-Oktober 2021
Rp13.800,00
Rp13.600,00 15/10 - 31/10
Harga Bahan Bakar

Rp13.400,00
Rp13.200,00
Rp13.000,00
Rp12.800,00 1/10 - 14/10
Rp12.600,00
15/09 - 30/09
Rp12.400,00 15/07 - 31/07 15/08 - 31/08
Rp12.200,00
Rp12.000,00 1/07 - 14/07 1/08 - 14/08 1/09 - 14/09
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Periode 2021

Gambar 4.1 Grafik Kenaikan Harga Bahan Bakar Periode Juli-Oktober

2021

Pada 15 – 31 Juli 2021 harga fuel sebesar Rp 12.250,00 per

liter (Sumber : https://solarindustri.com/) sedangkan 15 - 31 Oktober 2021

harga fuel telah mencapai harga Rp 13.700,00 per liter (Sumber :

https://solarindustri.com/). Produktivitas alat berpengaruh terhadap fuel

consumption dalam liter per bcm. Berikut data fuel consumption terhadap

produktivitas:

Tabel 4.24 Hubungan Fuel Consumption terhadap Produktivitas di PT


PPA

Productivity
Cons Fuel
No Pola Pemuatan Loader L/bcm Selisih L/bcm
(L/Hour)
(bcm/hour)
1 Single side 213 153,42 0,721
0,08
2 Double side 245 158,18 0,644

75
Dari tabel diatas, dibuktikan bahwa fuel consumtion pada pola

pemuatan double side lebih hemat 0,08 liter per bcm dibandingkan single

side.

4.6. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Overburden Removal Cost

antara Single dan Double Side

Produktivitas sangat berpengaruh terhadap overburden

removal cost. Di dalam penelitian lapangan, terdapat tiga aspek yang

mempengaruhi perbedaan produktivitas antara lain adanya waktu buket

menggantung, kurangnya keahlian operator, dan kondisi front kerja.

Apabila dari semua aspek diatas terpenuhi dengan baik akan menyebabkan

produktivitas meningkat dan overburden removal cost rendah.

4.6.1 Buket Excavator Menggantung

Adanya kondisi buket excavator menggantung disebabkan

karena adanya waktu bagi excavator menunggu dump truck manuver dan

mundur ke loading point (spotting time). Pada double side, spotting time

alat angkut lebih cepat dibandingkan single side. Dikarenakan setibanya di

area front loading, alat angkut kedua langsung menyesuaikan posisi untuk

dimuat di samping alat angkut pertama. Sehingga meminimalisir waktu

buket menggantung karena menunggu alat angkut maneuver untuk siap

dimuat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap cycle time alat muat dan alat

angkut. Semakin kecil spotting time alat angkut maka semakin kecil cycle

time alat muat (meminimalisir buket gantung) sehingga produktivitas akan

besar. Dalam hal ini terbukti bahwa pola pemuatan double side

meningkatkan produktivitas alat sehingga overburden remova costl menjadi

76
lebih rendah. Di keadaan lapangan, pola pemuatan double side ini

disarankan dibuat standarisasi/ acuan oleh perusahaan, yang mana nantinya

di monitoring oleh pengawas/GL guna mengawasi konsistensi operator

dump truck untuk melakukan pola pemuatan double side.

Gambar 4.2 Kondisi Buket Menggantung pada Pola Pemuatan Single


Side

Gambar 4.3 Kondisi Buket Tidak Menggantung pada Pola Pemuatan

Double Side

77
4.6.2 Keahlian Operator

Faktor manusia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

produktivitas. Dalam penelitian lapangan, masih terdapat operator dump

truck yang tidak melakukan double side yang telah dijadwalkan. P5M

adalah singkatan dari pembicaraan 5 menit berisi penyampaian materi

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja untuk memulai suatu pekerjaan.

Kurangnya sosialisasi operator harian/ P5M kepada operator terkait strategi

menurunkan overburden removal cost dengan double side. Penghematan

overburden removal cost perlu dilakukan guna mendapatkan keuntungan

yang lebih besar.

Gambar 4.4 P5M oleh GL Produksi terkait Double side

4.6.3 Kondisi Front Kerja

Front kerja yang ideal berpengaruh terhadap cycle time unit

dump truck dan excavator. Untuk menerapkan pola pemuatan double side,

disarankan untuk lebar front loading ± 3x panjang alat angkut. Selain itu,

78
jarak antar dump truck saat dimuat pada double side sebesar 0,5 s/d 1 meter.

Hal tersebut guna menghindari adanya kecelakaan kerja di tambang.

Waktu dozing ramp menuju area front loading double side

lebih lama 5 menit dibandingkan single side. Dikarenakan pada pola

pemuatan double side cenderung excavator bekerja lebih sehingga waktu

untuk menggaruk/ mengais material overburden lebih sedikit sehingga

material overburden lebih banyak terjatuh di area front loading. Selain itu,

intensitas ritase dump truck juga lebih besar pada double side. Hal ini

mengakibatkan kerja dozer lebih lama 5 menit sedangkan kerja motor

grader lebih lama 3 menit pada double side.

Gambar 4.5 Kondisi Front Kerja Bergelombang

79
Gambar 4.6 Kondisi Front Kerja Setelah Diperbaiki

4.7. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dan Overburden Removal

Cost di TALPAC

Nilai perhitungan produktivitas di TALPAC akan lebih kecil

dibandingkan dengan perhitungan produktivitas tanpa software di lapangan.

Hal ini disebabkan perhitungan dengan TALPAC mempertimbangkan

faktor haul cycle yang meliputi grade resistance, rolling resistance, curve

angle, max speed, dan jarak pengangkutan. Berikut dijabarkan parameter

input software TALPAC pada single dan double side.

4.7.1 Material

Parameter ini berisi spesifikasi material yang akan ditambang

antara lain Insitu Bank Density, Swell Factor, Product Ratio, dan Bucket

Fill Factor. Berdasarkan data yang diperoleh dari engineering PT PPA,

material overburden berjenis sandy clay yang memiliki berat jenis dalam

kondisi bank sebesar 2,02 ton/bcm, swell factor sebesar 0,80, dan product

ratio sebesar 1. Bucket Fill Factor (BFF) didapatkan dari pengamatan

80
lapangan sebesar 0,75 atau 75 % untuk jenis hydraulic backhoe. Data input

material untuk single dan double side adalah sama.

Gambar 4.7 Menu Material pada Software TALPAC

4.7.2 Roster

Parameter ini berisi jadwal kerja yang diterapkan di

perusahaan. Di Pit Nyapa Barat PT PPA menerapkan jadwal kerja 7 hari

dalam satu minggu dengan durasi 12 jam per shift yaitu day shift dan night

81
shift. Pada bagian scheduled lost shifts sejumlah 2 shift per tahun dengan

rincian kegiatan idul fitri 6 jam/day, idul adha 6 jam/day, peringatan HUT

RI 6 jam/day, dan hari raya natal 6 jam/day dengan total 24 jam (2 shift).

Sedangkan unscheduled lost shifts sejumlah 5 shift per tahun untuk

antisipasi kecelakaan kerja.

Pada bagian non operating shift delays sejumlah 3 jam 42

menit per shift yang terdiri dari safety talk, P5M, Repair front, meals &

break, praying, change shift dan rain. Sedangkan operating shift delays

sejumlah 10 menit per shift yang terdiri dari pengisian fuel dan pemindahan

alat. Sehingga akan didapatkan in shift working time yang menunjukkan

waktu kerja efektif per shift sejumlah 8 jam 8 menit. Data input roster untuk

single dan double side adalah sama.

82
Gambar 4.8 Menu Roster pada Software TALPAC

4.7.3 Haul Cycle

Haul cycle merupakan siklus pengangkutan dari loading point

menuju dumping point dan sebaliknya. Parameter ini berisi data-data

pendukung jalan pada proses pemindahan tanah penutup berupa geometri

dan spesifikasi jalan, antara lain spesifikasi jalan tikungan dan jalan lurus,

grade jalan, distance jalan, rolling resistance, kecepatan maksimum dari

dump truck, curve angel, curve radius, superelevasi, dan load factor.

Parameter ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas alat. Biasanya

parameter ini membuat produktivitas menjadi lebih kecil. Data input haul

cycle untuk single dan double side adalah sama.

83
Gambar 4.9 Menu Haul Cycle pada Software TALPAC

4.7.4 Loading Unit

Menu loading unit memuat informasi mengenai spesifikasi

alat gali muat yang digunakan untuk kegiatan overburden removal.

Software TALPAC menyediakan database berbagai jenis alat gali muat dari

berbagai model. Apabila jenis/ tipe unit alat gali muat tidak tersedia di

TALPAC, maka dapat dilakukan pendekatan pada aspek bucket capacity/

payload dalam satuan m3 dan max power dalam satuan HP/kW. Parameter

84
ini terdapat toolbar operational data yang berisi database bucket capacity,

available bucket capacity, actual bucket capacity, bucket cycle time,

Mechanical Availability (MA), Loading Methodology, Pola Pemuatan single

or double side, dan first bucket pass delay. Pada toolbar costing data berisi

pilihan pembelian unit atau penyewaan unit dan toolbar distribution data.

Data input loading unit untuk single dan double side berbeda.

85
4.7.4.1 Pola Pemuatan Single Side

Gambar 4.10 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Single


Side

86
Gambar 4.11 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Single Side

87
Gambar 4.12 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Single

Side

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa frekuensi cycle time yang

mendekati cycle time rata-rata(mean) yaitu 27 detik lebih banyak

dibandingkan cycle time minimum, spread, dan maksimum.

88
4.7.4.2 Pola Pemuatan Double Side

Gambar 4.13 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Double


Side

89
Gambar 4.14 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Double Side

90
Gambar 4.15 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Double

Side

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa frekuensi cycle time yang

mendekati cycle time rata-rata(mean) yaitu 23.73 detik lebih banyak

dibandingkan cycle time minimum, spread, dan maksimum.

91
4.7.5 Truck Type

Menu truck type memuat informasi mengenai spesifikasi alat

angkut yang digunakan untuk kegiatan overburden removal. Software

TALPAC menyediakan database berbagai jenis alat angkut dari berbagai

model. Apabila jenis/ tipe unit alat angkut tidak tersedia di TALPAC, maka

dapat dilakukan pendekatan pada aspek vessel capacity/ payload dalam

satuan m3 dan max power dalam satuan HP/kW. Parameter ini terdapat

toolbar operational data yang berisi spot time at loader, spot time at dump,

dumping time, mechanical availability (ma), motor power, database truck

payload, empty truck weight, actual truck payload, dan full truck payload.

Pada toolbar costing data berisi pilihan pembelian unit atau penyewaan unit

dan toolbar distribution data. Di bagian count truck type diisi jumlah unit

dump truck yang dioperasikan untuk satu unit alat muat. Data input truck

type untuk single dan double side berbeda.

92
4.7.5.1 Pola Pemuatan Single Side

Gambar 4.16 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Single


Side

93
Gambar 4.17 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Single Side

94
Gambar 4.18 Toolbar Distribution Data pada Software TALPAC Single

Side

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa frekuensi travel time yang

mendekati travel time rata-rata(mean) yaitu 100 menit lebih banyak

dibandingkan travel time minimum, spread, dan maksimum.

95
4.7.5.2 Pola Pemuatan Double Side

Gambar 4.19 Toolbar Operational Data pada Software TALPAC Double


Side

96
Gambar 4.20 Toolbar Costing Data pada Software TALPAC Double
Side

97
Gambar 4.21 Toolbar Distribution Data pada software TALPAC Double

Side

Dari grafik diatas dijelaskan bahwa frekuensi travel time yang

mendekati travel time rata-rata(mean) yaitu 100 menit lebih banyak

dibandingkan travel time minimum, spread, dan maksimum.

98
4.8. Hasil Perhitungan Produktivitas dan Overburden Removal Cost di

TALPAC

Dari hasil perhitungan produktivitas di TALPAC didapatkan

nilai produktivitas lebih kecil dari produktivitas aktual. Sedangkan

perhitungan overburden removal cost di TALPAC jauh lebih besar dari

overburden removal cost aktual. Berikut dijabarkan hasil perhitungan

produktivitas dan overburden removal cost ($/bcm) single dan double side.

4.8.1 Pola Pemuatan Single Side

99
Gambar 4.22 Hasil Perhitungan Produktivitas di TALPAC (Single)

100
Gambar 4.23 Hasil Perhitungan Overburden Removal Cost di TALPAC (Single)

101
4.8.2 Pola Pemuatan Double Side

Gambar 4.24 Hasil Perhitungan Produktivitas di TALPAC (Double)

102
Gambar 4.25 Hasil Perhitungan Overburden Removal Cost di TALPAC (Double)

103
4.8.3 Hasil dan Pembahasan

Berikut tabel perhitungan produktivitas dan overburden

removal cost menggunakan software TALPAC:

Tabel 4.25 Hubungan Produktivitas TALPAC dengan Overburden


Removal Cost

Data diatas memakai cycle time rata-rata selama bulan Juli

2021. Dari tabel diatas, diperoleh data bahwa overburden removal cost

double side lebih rendah dibandingkan single side. Overburden removal

cost single side sebesar Rp 329.175,86 per bcm, sedangkan double side

sebesar Rp 304.701,28 per bcm. Artinya pola pemuatan double side terdapat

saving overburden removal cost sebesar Rp 24.474,58 per bcm. Terbukti

bahwa baik perhitungan tanpa dan dengan software TALPAC, produktivitas

alat berpengaruh terhadap overburden removal cost. Adanya perbedaan

antara hasil hitungan TALPAC dengan tanpa software disebabkan

perhitungan dengan TALPAC mempertimbangkan faktor haul cycle yang

meliputi grade resistance, rolling resistance, curve angle, max speed, dan

jarak pengangkutan sehingga TALPAC akan menganalisa lebih detail.

4.9. Kontrak harga pengupasan tanah penutup/Overburden antara

Kontraktor dengan Owner dengan Simulasi Software TALPAC

Kontrak harga yang telah disepakati dengan owner untuk

overburden sebesar 15% dari biaya operasi perhitungan kontraktor. Dalam

104
hal ini, overburden removal cost dihitung menggunakan TALPAC. Maka

dari itu akan terlihat perbedaan dengan perhitungan tanpa software. Berikut

perhitungan overburden removal cost:

Tabel 4.26 Harga Kontrak Overburden Removal Cost (Software


TALPAC)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, jika kontraktor

menerapkan pola pemuatan single side satu fleet PC 508 di bulan Juli 2021

maka overburden removal cost sebesar Rp 329.175,86 per bcm dan biaya

pengupasan yang didapatkan dari owner sebesar Rp 378.552,24 per bcm

dan jika kontraktor menerapkan pola pemuatan double side satu fleet PC

506 di bulan Juli 2021 maka overburden removal cost sebesar Rp

304.701,28 per bcm dan biaya pengupasan yang didapatkan dari owner

sebesar Rp 350.406,47 per bcm.

4.10. Kontrak Rate Over Distance antara Kontraktor dengan Owner dengan

Simulasi Software TALPAC

Selain kontrak harga overburden removal, kontraktor juga

memiliki kontrak rate over distance berdasarkan jarak pengangkutan

overburden dari front menuju tempat pembuangan overburden (IPD). Rate

over distance dihitung apabila jarak pengangkutan overburden diatas 1000

meter (1 km). Sistem rate over distance adalah Rp 450,00 setiap 100 meter

(diatas 1 kilometer) untuk setiap 1 bcm overburden. Perhitungan upah

105
pengupasan overburden dan rate over distance sebagai salah satu

pendapatan kontraktor yang dilakukan oleh Divisi CCR dibawah naungan

engineering department. Dalam penelitian ini tidak ada rate over distance

dikarenakan jarak pengangkutan overburden dari front menuju IPD adalah

1 kilometer, berlaku untuk single maupun double side. Berikut perhitungan

over distance:

Tabel 4.27 Perhitungan Rate Over Distance (Software TALPAC)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa single atau double

side tidak memiliki rate over distance.

4.11. Pengaruh Peningkatan Produktivitas terhadap Konsumsi Bahan Bakar

dengan Simulasi Software TALPAC

Sejak bulan Juli s/d Oktober 2021 (waktu penelitian) harga

bahan bakar dominan mengalami kenaikan. Analisa dilakukan di dalam

waktu 4 bulan untuk melihat grafik kenaikan harga fuel. Hal ini dapat

meningkatkan overburden removal cost dan menurunkan pendapatan

kontraktor jikalau tidak dilakukan pembaruan kontrak harga pengupasan

overburden. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk menurunkan fuel

consumption dari kegiatan overburden (berkaitan dengan penelitian). Salah

satu cara adalah menerapkan pola pemuatan double side.

Pada 15 – 31 Juli 2021 harga fuel sebesar Rp 12.250,00 per

liter (Sumber : https://solarindustri.com/) sedangkan 15 – 31 Oktober 2021

106
harga fuel telah mencapai harga Rp 13.700,00 per liter (Sumber :

https://solarindustri.com/). Produktivitas alat berpengaruh terhadap fuel

consumption dalam liter per bcm. Berikut data fuel consumption terhadap

produktivitas:

Tabel 4.28 Hubungan Fuel Consumption Terhadap Produktivitas


(Software TALPAC)

Productivity Cons
Pola Selisih
No Loader Fuel L/bcm
Pemuatan L/bcm
(bcm/hour) (L/Hour)
1 Single side 178,65 153,42 0,859
0,039
2 Double side 192,99 158,18 0,820

Dari tabel diatas, dibuktikan bahwa fuel consumtion pada pola

pemuatan double side lebih hemat 0,039 liter per bcm dibandingkan single

side.

4.12. Penerapan Single dan Double Side

Saat penelitian, pola pemuatan single dan double side

diterapkan oleh PC 500 LC-10R. PC 500 yang dioperasikan berjumlah 3

unit yaitu PC 506, 507, dan 508. Akan tetapi PC 507 sering mengalami

breakdown sehingga peneliti hanya meneliti unit PC 506 dan PC 508. Pada

dasarnya dengan menggunakan dimensi front yang dijelaskan di sub bab

2.5.13, bahwa memungkinkan 100% untuk PC 500 melakukan double side.

Namun, masih terdapat penggunaan single side. Hal ini dikarenakan belum

adanya standarisasi pola pemuatan terhadap unit PC 500. Sehingga, operator

dump truck cukup mencapai target produksi tetapi tidak untuk

107
memaksimalkan produksi overburden. Padahal dengan double side dapat

menghemat overburden removal cost dan fuel consumption. Berikut

dijelaskan bukti penerapan single dan double side di front PC 500 :

1. Single Side

Diterapkan single side di front PC 508. Berikut foto bukti

penerapan single side dengan lebar bench 30 meter dan tinggi

bench ± 3,6 meter.

Gambar 4.26 Foto Penerapan Single Side

2. Double Side

Diterapkan double side di front PC 506. Berikut foto bukti

penerapan double side dengan lebar bench ± 20 meter dan tinggi

bench ± 3,6 meter.

108
Gambar 4.27 Foto Penerapan Double Side

4.13. Uji Signifikasi menggunakan Uji Dua Ujung (Two Tailed Test) Simulasi

TALPAC

Uji signifikasi dilakukan untuk menganalisa pengaruh

signifikan atau tidak signifikan nya perbedaan produktivitas, overburden

removal cost dan fuel consumption antara single dan double side hasil

simulasi TALPAC.

4.13.1 Uji Signifikasi Perbedaan Produktivitas Alat Gali Muat Simulasi

Software TALPAC antara Single dan Double Side

Dilakukan uji signifikasi produktivitas alat gali muat saja

dikarenakan alat muat yang menggali overburden sedangkan alat angkut

hanya mengangkut dan cenderung terdapat factor penambah kuantitas

overburden seingga produksi alat muat menunjukkan produksi overburden

yang lebih akurat. Berikut tabel perhitungan uji signifikasi:

109
Tabel 4.29 Uji Signifikasi Perbedaan Produktivitas Single dan Double
Side Simulasi TALPAC

Dari hasil simulasi perhitungan produktivitas pada aplikasi

TALPAC maka dilakukan uji statistika untuk mengetahui apakah perbedaan

cycle time alat muat berpengaruh terhadap produktivitas alat, untuk itu

dilakukan uji dua ujung (two tailed test) untuk mendapatkan nilai uji

signifikasi (Z0) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Nilai Z0 dikatakan

tidak signifikan bila terdapat dalam range ± 1,96 dan jika di luar dari nilai

tersebut maka dikatakan signifikan, yang dimaksud signifikan adalah

perbedaan cycle time mempengaruhi nilai dari produktivitas dan berdampak

besar sedangkan tidak signifikan adalah perbedaan cycle time hanya

mempengaruhi produktivitas namun tidak berdampak besar. Dari tabel

diatas dapat disimpulkan bahwa cycle time pola pemuatan double side pada

week 1 s/d week 4 dikatakan signifikan mempengaruhi produktivitas alat

muat karena nilai Z0 > + 1,96.

4.13.2 Uji Signifikasi Perbedaan Overburden Removal Cost Simulasi

Software TALPAC antara Single dan Double Side

Adanya produktivitas alat yang dihasilkan akan berpengaruh

terhadap overburden removal cost. Berikut tabel perhitungan uji signifikasi:

110
Tabel 4.30 Uji Signifikasi Perbedaan Overburden Removal Cost Single dan
Double Side Simulasi TALPAC

Dari hasil simulasi perhitungan overburden removal cost pada

aplikasi TALPAC maka dilakukan uji statistika untuk mengetahui apakah

perbedaan produktivitas alat muat berpengaruh terhadap overburden

removal cost, untuk itu dilakukan uji dua ujung (two tailed test) untuk

mendapatkan nilai uji signifikasi (Z0) dengan tingkat kepercayaan sebesar

95%. Nilai Z0 dikatakan tidak signifikan bila terdapat dalam range ± 1,96

dan jika di luar dari nilai tersebut maka dikatakan signifikan, yang dimaksud

signifikan adalah perbedaan produktivitas alat muat mempengaruhi nilai

overburden removal cost dan berdampak besar sedangkan tidak signifikan

adalah perbedaan produktivitas alat muat hanya mempengaruhi overburden

removal cost namun tidak berdampak besar. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa produktivitas alat muat pola pemuatan double side pada

week 1 s/d week 4 dikatakan signifikan mempengaruhi overburden removal

cost karena nilai Z0 < - 1,96.

111
4.13.3 Uji Signifikasi Perbedaan Fuel Consumption Simulasi Software

TALPAC antara Single dan Double Side

Produktivitas alat berpengaruh terhadap fuel consumption

dalam liter per bcm. Berikut tabel perhitungan uji signifikasi:

Tabel 4.31 Uji Signifikasi Perbedaan Fuel Consumption Single dan Double Side
Simulasi TALPAC

Dari hasil simulasi perhitungan produktivitas pada aplikasi

TALPAC maka dilakukan uji statistika untuk mengetahui apakah perbedaan

produktivitas alat muat berpengaruh terhadap fuel consumption, untuk itu

dilakukan uji dua ujung (two tailed test) untuk mendapatkan nilai uji

signifikasi (Z0) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Nilai Z0 dikatakan

tidak signifikan bila terdapat dalam range ± 1,96 dan jika di luar dari nilai

tersebut maka dikatakan signifikan, yang dimaksud signifikan adalah

perbedaan produktivitas mempengaruhi fuel consumption dan berdampak

besar sedangkan tidak signifikan adalah perbedaan produktivitas

mempengaruhi fuel consumption namun tidak berdampak besar. Dari tabel

diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas alat muat double side pada

week 1 s/d week 4 dikatakan signifikan mempengaruhi fuel consumption

karena nilai Z0 > + 1,96.

112
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Pola pemuatan PC 500 dominan diterapkan dengan single

side. Namun, pada dasarnya dengan lebar bench 18 m dan tinggi bench ±

3,6 m memungkinkan 100% untuk PC 500 melakukan double side. Dari

hasil penelitian didapatkan saving cost sebesar $ 1,69 per bcm dan saving

fuel sebesar 0,039 liter per bcm dengan double side di bulan Juli 2021.

Maka dari itu, double side efektif untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan. Selain dilakukan simulasi TALPAC, juga dianalisis metode

uji dua ujung untuk mengetahui signifikan atau tidak parameter yang diuji.

Dengan uji dua ujung dihasilkan bahwa perbedaan produktivitas, fuel

consumption, dan overburden removal cost antara single dan double side

adalah signifikan.

5.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan saran

sebagai berikut:

PT PPA selaku kontraktor akan mencari keuntungan yang

besar. Salah satu cara adalah dengan menurunkan overburden removal cost

dan konsumsi bahan bakar.

113
Melalui pola pemuatan double side, dapat menurunkan

overburden removal cost dan menghemat pemakaian fuel dalam liter per

bcm. Dengan double side akan didapatkan keuntungan pengupasan

overburden di bulan Juli 2021 yang lebih besar dibandingkan single side.

Semakin banyak fleet yang menerapkan double side maka semakin besar

keuntungan yang didapatkan. Maka dari itu pola pemuatan double side

efektif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan (kontraktor).

114
DAFTAR PUSTAKA

Caterpillar. 2014. Caterpillar Performance Handbook Edition 44. Illinois

(USA) :Caterpillar

Eugene P, P. (1972). Surface Mining 1st Edition. New York: The American

Institue Of Mining, Metallurgical and Petroleum Engineers,New

York

Giatman. (2011). Ekonomi Teknik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hadi, E. I. (2015). Kajian Teknis Alat muat dan Alat Angkut Untuk

Mengoptimalkan Produksi pengupasan Lapisan Tanah Penurutp di

Pit UW PT Bornei Alam Semesta Kecamatan Jorong Kabupaten

Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Teknologi

Pertambangan

Hustrulid,W.,M. Kuchta and R.Martin.2013. OpenPit Mine Planning &

Design 3rd Edition. Boca Raton :CRC Press

Indonesianto,Yanto.2005. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta

:Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta

Indonesianto,Yanto .2012. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta

:Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta

Keputusan Menteri ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018

Kitab Suci Al-Quran Q.S At-Taubah Ayat 105

Komatsu, 2005. “Specifications and Applications Handbook”. Komatsu 26th

Edition, Jepang.

Komatsu, Handbook PC-500 LC10R, http://home.komatsu/en/, print in

Japan 201904 IP.As

115
Minerba ESDM Kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA)

Nichols, dan David,Day. 1999.Moving the Earth:The Workbook of

Excavation Fifth Edition. McGraw-Hill. New York

Nunally, S.W. (2000). Managing Construction Equipment (Second.).

Prentice Hall Inc. New Jersey

Pena R-Stats. 2012. “Rumus Statistika”,

https://www.rumusstatistik.com/p/kontak.html , diakses pada 2012

Prodjosumarto,Partanto.1993.Pemidahan Tanah Mekanis Jurusan Teknik

Pertambangan ITB. Bandung :Institut Teknologi Bandung

PT Megah Anugerah Energi. 2021. “Distributor Resmi Minyak Pertamina”,

solarindustri.com, diakses pada Juli 2021

Redanto, Fairus Atika dan Kriswandy, Edward. 2020. “Analisa Working

Space Excavator Dan Off Highway Dump Truck Berdasarkan

Spesifikasi Unit Dengan Menghitung Luas Aktual Kerja Excavator

Sebagai Acuan Desain Pit Weekly Di Area Sm –A3 Pt. Sims Jaya

Kaltim Site PT. Kideco Jaya Agung Kalimantan Timur”. Surabaya :

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Rizki Ilahi,Riki .,dkk. 2013. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat

(Excavator) Dan Alat Angkut (Dump Truck) Pada Pengupasan

Tanah Penutup Bulan September 2013 Di Pit 3 Banko Barat PT.

BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE. Palembang : Program Studi

Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya

Robert L Peurifoy, dkk. 2018. Construction Planning, Equipment,And

Methods,Ninth Edition. United States

116
Scania, Handbook Dump Truck Scania P360 B-6X4,

products.unitedtractors.com

Situmorang, R.L. dan G.Burhan,1995, Peta geologi lembar Tanjung Redeb,

Kalimantan. Bandung :Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi

Stermole,Franklin,J. And John M.S., 1974, Economic Evaluation and

Investment Decision. Investment Evaluation Corporation, Colorado.

Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta

:Gunadarma

117
LAMPIRAN

118
LAMPIRAN A

Spesifikasi Alat Utama dan Support

A.1 Spesifikasi Excavator PC 500 LC-10R KOMATSU

119
120
121
122
123
124
A.2 Spesifikasi Excavator Dump Truck Scania P360 CB 6X4 EHZ

125
A.3 Spesifikasi Excavator Dump Truck Volvo FMX 400 6X4 400HP

126
A.4 Spesifikasi Dozer D85ESS-2A KOMATSU

127
128
129
A.5 Spesifikasi Grader 825 A-2 KOMATSU

130
131
132
133
A.6 Spesifikasi Tower Lamp LT9 JCB

134
135
136
A.7 Spesifikasi Water Truck FM 260 JD HINO

Spesifikasi Unit

1. Merk = HINO

2. Type = FM8JNKD-MGJ / FM260JD

3. Model = Truck Tronton 6x4

4. Kapasitas Mesin = 7.684 cc

5. Warna = Hijau

6. Bahan Bakar = Solar

7. Kapasitas = 20.000 liter

137
A.8 Spesifikasi Fuel Truck FM 260 JD HINO

Spesifikasi Unit

1. Merk = HINO

2. Type = FM260JD

3. Model = Truck Tronton 6x4

4. Warna = Putih

5. Bahan Bakar = Solar

138
A.9 Spesifikasi Lube Truck FM 260 JD HINO

139
Cycle Time Alat Muat

B.1 Cycle Time PC 500 LC-10R Unit PC 508 Pola Pemuatan Single Side

Digging Loading Total


No SW (sec) SK (sec) Ket
(sec) (sec) (sec)
1 0:05:37 0:16:05 0:04:30 0:04:09 0:30:21 Single Set
2 0:07:34 0:13:30 0:02:40 0:03:38 0:27:22 Single Set
3 0:07:47 0:10:02 0:03:22 0:04:52 0:26:03 Single Set
4 0:09:58 0:10:10 0:02:41 0:04:31 0:27:20 Single Set
5 0:07:23 0:10:02 0:03:00 0:04:24 0:24:49 Single Set
6 0:06:27 0:09:57 0:03:09 0:03:20 0:22:53 Single Set
7 0:09:57 0:10:26 0:03:18 0:02:42 0:26:23 Single Set
8 0:08:30 0:10:26 0:02:29 0:03:39 0:25:04 Single Set
9 0:08:27 0:09:49 0:03:00 0:03:56 0:25:12 Single Set
10 0:08:51 0:10:38 0:03:51 0:02:44 0:26:04 Single Set
11 0:08:48 0:09:51 0:02:36 0:04:19 0:25:34 Single Set
12 0:08:27 0:10:04 0:03:18 0:04:15 0:26:04 Single Set
13 0:10:14 0:10:32 0:02:58 0:04:32 0:28:16 Single Set
14 0:09:49 0:10:58 0:02:55 0:03:52 0:27:34 Single Set
15 0:10:06 0:11:16 0:02:43 0:03:17 0:27:22 Single Set
16 0:11:03 0:10:23 0:04:11 0:04:50 0:30:27 Single Set
17 0:07:49 0:20:24 0:03:33 0:04:39 0:36:25 Single Set
18 0:08:04 0:13:31 0:02:54 0:03:06 0:27:35 Single Set
19 0:08:37 0:10:41 0:02:44 0:03:39 0:25:41 Single Set
20 0:07:16 0:09:59 0:03:00 0:03:59 0:24:14 Single Set
21 0:07:23 0:10:35 0:02:54 0:04:01 0:24:53 Single Set
22 0:09:34 0:09:22 0:05:43 0:04:12 0:28:51 Single Set
23 0:07:02 0:09:34 0:02:59 0:04:00 0:23:35 Single Set
24 0:10:12 0:11:46 0:05:23 0:02:36 0:29:57 Single Set
25 0:08:11 0:08:36 0:03:33 0:07:30 0:27:50 Single Set
26 0:09:45 0:10:01 0:03:36 0:03:41 0:27:03 Single Set
27 0:10:56 0:09:29 0:04:00 0:02:14 0:26:39 Single Set
28 0:08:55 0:09:26 0:02:27 0:03:04 0:23:52 Single Set
29 0:07:17 0:12:28 0:03:09 0:04:09 0:27:03 Single Set
30 0:09:18 0:10:22 0:02:36 0:03:24 0:25:40 Single Set
31 0:09:47 0:10:01 0:03:00 0:06:23 0:29:11 Single Set
32 0:07:15 0:11:47 0:02:45 0:02:20 0:24:07 Single Set
33 0:08:49 0:10:10 0:03:23 0:09:53 0:32:15 Single Set
34 0:07:33 0:11:15 0:02:48 0:02:32 0:24:08 Single Set
35 0:09:32 0:11:20 0:03:33 0:04:14 0:28:39 Single Set
36 0:09:36 0:10:01 0:03:17 0:03:22 0:26:16 Single Set
37 0:10:03 0:12:20 0:03:55 0:03:27 0:29:45 Single Set
38 0:09:04 0:10:21 0:04:28 0:03:44 0:27:37 Single Set
39 0:09:48 0:11:13 0:03:12 0:03:50 0:28:03 Single Set
40 0:08:29 0:11:10 0:03:14 0:03:08 0:26:01 Single Set
41 0:09:26 0:10:22 0:03:07 0:04:32 0:27:27 Single Set
42 0:09:13 0:10:12 0:03:43 0:03:47 0:26:55 Single Set
43 0:09:03 0:10:25 0:03:37 0:03:28 0:26:33 Single Set
44 0:09:18 0:11:14 0:03:26 0:03:34 0:27:32 Single Set
45 0:09:04 0:10:37 0:04:07 0:03:51 0:27:39 Single Set
46 0:09:43 0:10:37 0:03:02 0:03:03 0:26:25 Single Set
47 0:10:23 0:10:27 0:03:28 0:03:35 0:27:53 Single Set
48 0:10:39 0:10:02 0:02:17 0:02:50 0:25:48 Single Set
49 0:10:11 0:09:03 0:03:32 0:03:25 0:26:11 Single Set
50 0:08:35 0:11:12 0:03:04 0:03:02 0:25:53 Single Set
0:08:54 0:10:53 0:03:19 0:03:54 0:27:00

140
B.2 Cycle Time PC 500 LC-10R Unit 506 Pola Pemuatan Double Side

No Digging (sec) SW (sec) Loading (sec) SK (sec) Total (sec) Ket


1 0:05:37 0:16:05 0:04:30 0:04:09 0:30:21 Double Set
2 0:07:34 0:07:30 0:04:40 0:03:38 0:23:22 Double Set
3 0:07:47 0:07:02 0:04:22 0:04:52 0:24:03 Double Set
4 0:06:58 0:07:10 0:04:41 0:04:31 0:23:20 Double Set
5 0:07:23 0:07:02 0:04:00 0:04:24 0:22:49 Double Set
6 0:06:27 0:06:57 0:04:09 0:03:20 0:20:53 Double Set
7 0:09:57 0:07:26 0:04:18 0:02:42 0:24:23 Double Set
8 0:08:30 0:07:26 0:04:29 0:03:39 0:24:04 Double Set
9 0:08:27 0:05:49 0:04:00 0:03:56 0:22:12 Double Set
10 0:07:51 0:07:38 0:03:51 0:02:44 0:22:04 Double Set
11 0:07:48 0:05:51 0:04:36 0:05:19 0:23:34 Double Set
12 0:07:27 0:07:04 0:04:18 0:04:33 0:23:22 Double Set
13 0:10:14 0:07:32 0:03:58 0:04:32 0:26:16 Double Set
14 0:09:49 0:07:58 0:03:55 0:03:52 0:25:34 Double Set
15 0:10:06 0:07:16 0:03:43 0:03:17 0:24:22 Double Set
16 0:11:03 0:05:23 0:04:11 0:04:50 0:25:27 Double Set
17 0:05:49 0:26:24 0:04:33 0:04:39 0:41:25 Double Set
18 0:08:04 0:06:31 0:04:54 0:03:06 0:22:35 Double Set
19 0:08:37 0:07:41 0:04:44 0:03:39 0:24:41 Double Set
20 0:07:16 0:07:59 0:04:00 0:03:59 0:23:14 Double Set
21 0:05:23 0:07:35 0:04:54 0:04:01 0:21:53 Double Set
22 0:09:34 0:06:22 0:05:43 0:03:12 0:24:51 Double Set
23 0:06:02 0:06:34 0:02:59 0:04:00 0:19:35 Double Set
24 0:11:12 0:07:46 0:05:23 0:02:36 0:26:57 Double Set
25 0:08:11 0:07:36 0:03:33 0:07:30 0:26:50 Double Set
26 0:03:45 0:07:01 0:03:36 0:03:41 0:18:03 Double Set
27 0:10:56 0:07:29 0:02:00 0:02:14 0:22:39 Double Set
28 0:08:55 0:07:26 0:02:27 0:03:04 0:21:52 Double Set
29 0:07:17 0:05:28 0:03:09 0:04:09 0:20:03 Double Set
30 0:09:18 0:06:22 0:02:36 0:03:24 0:21:40 Double Set
31 0:06:47 0:08:01 0:03:00 0:06:23 0:24:11 Double Set
32 0:04:15 0:05:47 0:02:45 0:02:20 0:15:07 Double Set
33 0:06:49 0:05:10 0:03:23 0:09:53 0:25:15 Double Set
34 0:07:33 0:05:15 0:02:58 0:02:32 0:18:18 Double Set
35 0:06:32 0:08:20 0:03:33 0:05:14 0:23:39 Double Set
36 0:08:36 0:07:01 0:04:17 0:03:22 0:23:16 Double Set
37 0:10:03 0:06:20 0:03:00 0:03:27 0:22:50 Double Set
38 0:10:04 0:06:21 0:04:28 0:03:44 0:24:37 Double Set
39 0:03:48 0:06:13 0:04:12 0:02:50 0:17:03 Double Set
40 0:08:29 0:07:23 0:03:14 0:03:08 0:22:14 Double Set
41 0:09:26 0:05:22 0:04:07 0:04:32 0:23:27 Double Set
42 0:09:13 0:07:12 0:03:43 0:03:47 0:23:55 Double Set
43 0:06:03 0:07:25 0:03:37 0:03:28 0:20:33 Double Set
44 0:09:18 0:07:14 0:04:26 0:03:34 0:24:32 Double Set
45 0:07:04 0:07:37 0:03:07 0:03:30 0:21:18 Double Set
46 0:08:43 0:07:37 0:04:02 0:04:03 0:24:25 Double Set
47 0:07:23 0:07:27 0:03:28 0:03:15 0:21:33 Double Set
48 0:31:39 0:07:02 0:03:19 0:03:50 0:45:50 Double Set
49 0:08:11 0:08:03 0:04:32 0:03:25 0:24:11 Double Set
50 0:08:35 0:06:12 0:04:08 0:04:00 0:22:55 Double Set
51 0:08:31 0:07:08 0:03:25 0:03:21 0:22:25 Double Set
52 0:04:45 0:07:23 0:03:36 0:03:17 0:19:01 Double Set
53 0:13:23 0:07:40 0:04:07 0:03:23 0:28:33 Double Set
54 0:07:06 0:08:11 0:03:21 0:03:30 0:22:08 Double Set
55 0:08:19 0:07:49 0:04:57 0:05:28 0:26:33 Double Set
56 0:07:28 0:06:57 0:03:40 0:04:05 0:22:10 Double Set
57 0:09:06 0:06:35 0:03:42 0:01:25 0:20:48 Double Set
0:08:26 0:07:31 0:03:54 0:03:54 0:23:44

141
Cycle Time Alat Angkut

C.1 Cycle Time Alat Angkut Unit Volvo FMX 400 6X4 400 HP & Scania P360 CB
6X4 EHZ Pola Pemuatan Single Side

CT ALAT ANGKUT SINGLE SIDE 1 KM

No TYPE DT SPOTTING (sec) LOADING (detik) HAULING (detik) CT (mnt)

1 4080 57 90 276 7,05


2 4040 56 90 240 6,43
3 4081 77 90 240 6,78
4 3633 58 90 240 6,47
5 4080 78 90 240 6,80
6 4040 89 90 240 6,98
7 4081 86 90 300 7,93
8 3633 75 90 240 6,75
9 4080 80 90 240 6,83
10 4040 78 90 240 6,80
11 4081 76 90 240 6,77
12 3633 67 90 240 6,62
13 4080 78 90 300 7,80
14 4040 47 90 240 6,28
15 4081 60 90 240 6,50
16 3633 56 90 240 6,43
17 4080 66 90 240 6,60
18 4040 88 90 240 6,97
19 4081 78 90 240 6,80
20 3633 88 90 240 6,97

Rata-rata 71,9 90 247,8 6,83

142
C.2 Cycle Time Alat Angkut Unit Volvo FMX 400 6X4 400 HP & Scania P360 CB
6X4 EHZ Pola Pemuatan Double Side

CT ALAT ANGKUT DOUBLE SIDE 1 KM

TYPE DT SPOTTING (sec) LOADING (detik) HAULING (detik) CT(mnt)


No
1 4093 32 90 150 4,53
2 4094 30 90 240 6,00
3 4097 25 90 216 5,52
4 3640 22 90 180 4,87
5 4093 26 90 210 5,43
6 4094 46 90 240 6,27
7 4097 30 90 210 5,50
8 3640 28 90 216 5,57
9 4093 25 90 228 5,72
10 4094 22 90 210 5,37
11 4097 26 90 180 4,93
12 3640 25 90 210 5,42
13 4093 29 90 210 5,48
14 4094 20 90 210 5,33
15 4097 27 90 240 5,95
16 3640 25 90 198 5,22
17 4093 27 90 198 5,25
18 4094 28 90 180 4,97
19 4097 24 90 216 5,50
20 3640 31 90 222 5,72

Rata-rata 27,4 90 208,2 5,43

143
Jam Kerja PT Putra Perkasa Abadi

D.1 Lampiran Day Shift

D.2 Lampiran Night Shift

144
D.3 Lampiran Waktu Kerja Efektif Bulan Juli 2021

145
D.4 Lampiran Waktu Jam Standby di Bulan Juli 2021

146
Nilai EF, MA, & PA Main & Support Unit

147
E.1 Lampiran Efisiensi Kerja Unit Excavator dan Dump Truck di PT PPA

148
149
E.2 Lampiran Efisiensi Kerja Support Unit di PT PPA

150
151
E.3 Lampiran Mechanical Availability (MA) Unit Excavator dan Dump Truck di PT PPA

152
153
E.4 Lampiran Mechanical Availability (MA) Support Unit di PT PPA

154
155
E.5 Lampiran Physical Availability (PA) Unit Excavator dan Dump Truck di PT PPA

156
157
E.6 Lampiran Physical Availability (PA) Support Unit di PT PPA

158
159
Overburden Removal Cost Perhitungan Aktual PT Putra Perkasa Abadi

160
F.1 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan Manual Single Side Di Bulan Juli 2021 ($/bcm)

161
F.2 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan Manual Double Side Di Bulan Juli 2021 ($/bcm)

162
F.3 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan Manual Single Side Di Bulan Juli 2021 (Rp/bcm)

163
F.4 Lampiran Rate Overburden Removal Menggunakan Perhitungan Manual Double Side Di Bulan Juli 2021 (Rp/bcm)

164
Daftar Harga Penggunaan Alat dan Fuel Consumption Main &

Support Unit

165
HAUL CYCLE

166
H.1 Lampiran Hasil Simulasi TALPAC Single Side

167
168
H.2 Lampiran Hasil Simulasi TALPAC Double Side

169
170
H.3 Lampiran Skema Hasil Simulasi TALPAC Single Side

171
H.4 Lampiran Skema Hasil Simulasi TALPAC Double Side

172
CASHFLOW HASIL SIMULASI TALPAC

173
I.1 Lampiran Cashflow Hasil Perhitungan TALPAC Pola Pemuatan Single Side (s/d 15 tahun)

174
I.2 Lampiran Cashflow Hasil Perhitungan TALPAC Pola Pemuatan Double Side (s/d 15 tahun)

175
HBA TAHUN 2021 – 2022 (Sumber : Kementrian ESDM)

176
Harga Bahan Bakar Industri Juli s/d September 2021
(https://solarindustri.com/)

Grafik Harga Fuel Periode Juli-September 2021


Rp12.550,00
15/09 - 30/09
Rp12.500,00
Rp12.450,00
Rp12.400,00
Harga Bahan Bakar

Rp12.350,00
Rp12.300,00
15/07 - 31/07
Rp12.250,00
15/08 - 31/08
Rp12.200,00
1/08 - 14/08
Rp12.150,00
1/07 - 14/07
Rp12.100,00 1/09 - 14/09

Rp12.050,00
0 1 2 3 4 5 6 7
Periode 2021

177
VOLUME AKTUAL & PLAN OB DAN BB PT PPA

178
STANDARD PARAMETER OPERATION PT PPA

179
TABEL Z DISTRIBUSI NORMAL

180

Anda mungkin juga menyukai