Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN OPTIMUM SISTEM PLTS

PADA UPT BAHASA UNIVERSITAS


TANJUNG PURA

Proposal Penelitian Untuk Skripsi


Program Sarjana Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro

Oleh :
TIMOTIUS ARIANTO
D1022171023

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberkati dan menolong penulis dalam menyelesaikan dan menyusun proposal
tugas akhir ini, yang membahas tentang “Perancangan Optimum Sistem PLTS
Pada Upt Bahasa Universitas Tanjungpura” ini dengan baik. Shalawat dan
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kepada
keluarganya,serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai
hambatan, namun semua hal itu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
tugas akhir ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.-Ing. Seno D. Panjaitan, S.T., M.T., IPM selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Elang Derdian Marindani, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
3. Bapak Ir. Kho Hie Khwee, M.T., IPM. selaku Dosen Pembimbing Utama
Tugas Akhir.
4. Bapak Ayong Hiendro, S.T., M.T., IPM. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping Tugas Akhir.
5. Bapak Yandri, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji Utama Tugas Akhir.
6. Bapak Dr. Ir. Usman A. Gani, S.T., M.T., IPM. selaku Dosen Penguji
Pendamping Tugas Akhir.
7. Orang tua, saudara dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan,
baik materi maupun moril yang sangat penulis sayangi.
8. Segenap Dosen Program Studi Teknik Elektro yang sudah memberikan
ilmunya kepada penulis.
Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan penulis untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada laporan ini.

ii
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, Februari 2022


Penulis

Timotius Arianto
NIM. D1022171023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. Latar Belakang..............................................................................................1
II. Rumusan Masalah.........................................................................................2
III. Tujua n Penelitian........................................................................................2
IV. Batasan Masalah...........................................................................................2
V. Tinjauan Pustaka...........................................................................................3
VI. Metode Penelitian.......................................................................................12
VII. Sistematika Penulisan.................................................................................15
VIII. Jadwal Penelitian.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
I. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan utama sepanjang peradaban umat manusia.
Peningkatan kebutuhan energi dapat menjadi indikator peningkatan kemakmuran,
namun pada saat yang sama menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya.
Dengan kian menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia, pemanfaatan energi
alternatif nonfosil harus ditingkatkan. Ada beberapa energi alam sebagai energi
alternatif yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya tidak terbatas
yang dikenal dengan Energi terbarukan. Diantaranya adalah energi surya, angin,
gelombang dan perbedaan suhu air laut.
Indonesia bebagai negara tropis mempunyai potensi energi surya yang
tinggi dengan radiasi harian rata-rata (insolasi) sebesar 4,5 kWh/m2/hari. Potensi
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang murah dan tersedia
sepanjang tahun. Disamping itu, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari
ribuan pulau menyebabkan masih banyaknya daerah terpencil yang belum
terjangkau listrik PLN. Oleh karena itu penerapan teknologi Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) untuk memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia
dilokasi-lokasi tersebut merupakan solusi yang tepat. [1]
Potensi tenaga surya di Indonesia dalam RUEN diperkirakan mencapai 208
GW sehingga tenaga surya merupakan salah satu sumber energi penting dalam
perkembangan energi di masa depan. RUEN menargetkan bahwa Indonesia akan
membangun PLTS dengan kapasitas 6.500 MW tahun 2025 dan meningkat
menjadi 45.000 MW pada tahun 2050. Sedangkan, pemanfaatan PLTS secara
nasional sampai pemanfaatan Solar PV antara lain memberlakukan kewajiban
pemanfaatan sel surya minimum sebesar 30% dari luas atap untuk seluruh
bangunan pemerintah daerah dan memberlakukan kewajiban pemanfaatan sel
surya minimum sebesar 25% dari luas atap bangunan rumah mewah, kompleks
perumahan, apartemen, kompleks melalui izin mendirikan bangunan. [2]
Provinsi Kalimantan Barat merupakan daerah yang sangat cocok untuk
pengembangan energi terbarukan, karena memiliki potensi sinar matahari yang
sangat baik, sehingga untuk mengurangi pengunaan konsumsi bahan bakar fosil
pengunaan energi terbarukan seperti energi matahari. Selain untuk lokasi - lokasi

1
yang terpisah, pemadaman listrik juga yang mengakibatkan terhentinya aktivitas
pekerja terutama di gedung-gedung pelayanan masyarakat dan perkantoran.
Seperti halnya pada kasus di gedung puskesmas Terigas Kabupaten Sambas, maka
perlu adanya cadangan energi listrik.
Kabupaten Sambas yang merupakan daerah jika di lihat secara kasat mata
merupakan daerah dengan intensitas matahari yang cukup tinggi dengan suhu
maksimum mencapai 34˚C dan minimum 23˚C serta hebusan angin yang cukup
kuat menjadi daerah yang potensial untuk di kembangkan sebagai alternatif
pembangkit listrik terbarukan. Maka peneliti akan melakukan peranacangan
optimum sistem PLTS pada puskesmas Terigas menggunakan software HOMER.
Studi sejenis yang pernah dilakukan adalah, studi yang dilakukan oleh
Andre Barry Prawira dan tim yaitu optimasi penggunaan sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya di Departemen Teknik Elektro Universitas Diponegoro
dengan mengoptimalkan lahan parkir untuk dijadikan sebuah sistem PLTS
OffGrid sebagai energi tambahan dengan menggunakan perangkat lunak Homer.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana merancangan optimum sistem PLTS untuk UPT Bahasa
Universitas Tanjungpura?
2. Bagaimana biaya energi listrik antara PLTS dengan energi listrik PLN yang
optimum pada UPT Bahasa Universitas Tanjungpura?

III. Tujuan Penelitian


1. Untuk merancangan sistem PLTS yang optimum untuk memenuhi
kebutuhan listrik di UPT Bahasa Universitas Tanjungpura.
2. Membandingkan biaya energi listrik antara sistem PLTS dan PLN pada
UPT Bahasa Universitas Tanjungpura.

IV. Batasan Masalah


1. Studi kasus pada perancangan sistem ini di UPT Bahasa Universitas
Tanjungpura.

2
2. Beban listrik yang digunakan adalah keseluruhan alat elektronik di UPT
Bahasa Universitas Tanjungpura.
3. Jenis pembangkit energi terbarukan yang digunakan adalah PLTS.
4. Simulasi perancangan dilakukan menggunakan software HOMER (Hybrid
Optimization of Multiple Energy Resources).

V. Tinjauan Pustaka
5.1 Kajian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sandos Simatupang, dkk 2013 “Rancang
Bangun dan Uji Coba Solar Tracker pada Panel Surya Berbasis Mikrokontroler
ATMega16” membahas bagaimana cara merancang solar tracker dua axis pada
panel surya 10 Wp yang akan mengkonversi sinar matahari menjadi energi
terbarukan. Nantinya solar panel tersebut dirancang dengan sistem solar tracker
yang akan diamati dengan mikrokontroler ATMega16. [3]
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bachtiar, 2006
“Prosedur Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk
Perumaham (Solar Home System)” membahas cara mengubah cahaya matahari
yang melimpah menjadi energi listrik menggunakan teknologi photovoltaic.
Sistem ini yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digunakan
khusus untuk perumahan atau gedung – gedung. [4]
Berikutnya penelitian dari Djoko Adi Widodo, dkk 2010 “Pemberdayaan
Energi Matahari sebagai Energi Listrik Lampu Pengatur Lalu Lintas” yang
membahas mengembangkan inovasi teknologi pembangkit bersumber dari energi
matahari menjadi energi listrik menggunakan fotovoltaik atau sel surya. [5]
Dari Nyoman S.Kumara, 2010 “Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala
Rumah Tangga Urban dan Ketersediaannya di Indonesia” membahas ketersediaan
sistem PLTS di Indonesia yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah
tangga di perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud meliputi data tentang kapasitas
dan vendor dari komponen PLTS. [1]
Pada program pengabdian masyarakat Rimbawati pada tahun 2021 yang
bertujuan untuk mengimplementasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
untuk menyediakan energi listrik di kawasan wisata yang disebut wisata

3
persawahan untuk menekan biaya pembelian energi listrik bagi pengelola serta
juga sebagai sarana edukasi bagi pengunjung untuk mengenalkan energi hijau di
masa depan. Dalam pengabdian masyarakat ini Rimbawati menerapkan sistem
PLTS dengan kapasitas 3500 WP yang digunakan untuk memenuhi semua
kebutuhan penerangan. Dengan program ini, pengelola dapat menekan biaya
sebesar Rp. 3.000.000 / bulan untuk kebutuhan listrik. [6]
Kemudian dalam penelitian Harahap pada tahun 2020 melakukan
perbandingan dari dua jenis panel surya untuk mendapatkan pengaruh
temperatur,dan perbandingan 2 merk panel sel surya Pada pengukuran kedua
panel surya jenis polycrystaline merk A dan B, di dapat bahwa dari kinerja pada
panel sel surya dari merek A dan B yang lebih bagus adalah B dikarenakan nilai
penyerapan pada B lebih besar dibandingkan dengan surya dikarenakan nilai Imp
penyerapan yang berbeda tiap jenis dan tipe. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi peningkatan daya yang dihasilkan yaitu temperatur permukaan
panel sel surya sangat berpengaruh terhadap efisiensi yang dihasilkan dari panel
surya yang artinya semangkin rendah suhu permukaan maka efisiensi Pv akan
semangkin meningkat begitupun sebaliknya. [7]
Selanjutnya adapula penelitian dari Hidayat pada tahun 2019 dalam
Penelitiannya ini membahas analisa ekonomi perencanaan sistem PLTS terhubung
dengan jaringan listrik PLN hasil simulasi HOMER dan PVsyst. Dari sisi
ekonomi menganalisis biaya investasi dan alur kas selama investasi PLTS,
menggunakan beberapa metode, yaitu Net Present Value (NPV), Benefit–Cost
Ratio (B-CR), dan Discounted Payback Period (DPP). Serta menghitung harga
jual energi listrik untuk memperoleh kelayakan investasi. Hasil perhitungan
analisis ekonomi teknik berdasarkan simulasi HOMER dan PVsyst dengan harga
jual energi sebesar RP 1840,2 tidak layak, karena tidak mampu mengimbangi
biaya investasi awal yang tinggi. Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan
menaikan harga jual energi, hasil perhitungan analisis ekonomi teknik
berdasarkan simulasi HOMER dapat dikatakan layak apabila harga jual energi
sebesar Rp 1932,8/kWh, sedangkan untuk PVsyst sebesar Rp 1440,2/kWh, karena
mampu menutup biaya investasi. [8]

4
Selanjutnya penelitian dari Bahramara & Moghaddam pada tahun 2016
dengan judul Perencanaan optimal sistem energi terbarukan hibrida menggunakan
HOMER dari fakultas teknik elektro Komputer Universitas Tarbiat Modares, Iran
yang mengatakan Konsumsi energi dunia meningkat karena pertumbuhan
penduduk dan peningkatan industrial. Sumber daya energi fosil tidak dapat
memenuhi persyaratan dengan memperhatikan emisi gas rumah kaca dan biaya
siklus hidup yang tinggi sehingga sumber energi terbarukan merupakan alternatif
yang tepat bagi sumber daya tradisional untuk memenuhi peningkatan konsumsi
energi, khususnya di bidang ketenagalistrikan. Bahramara & Moghaddam juga
mengatakan untuk mengakses biaya investasi dan operasi minimum dan juga
memenuhi kendala teknis dan emisi. Salah satu alat paling ampuh untuk tujuan ini
adalah perangkat lunak Model Pengoptimalan Hibrid untuk Energi Terbarukan
Listrik (HOMER) yang dikembangkan oleh National Renewable Energi
Laboratory (NREL), Amerika Serikat. Software ini telah banyak digunakan oleh
banyak peneliti di seluruh dunia. [9]
Berdasarkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian penulis dengan judul perancangan optimum sistem PLTS pada
puskesmas terigas di kabupaten sambas menggunakan software HOMER maka
peneliti menyatakan bahwasanya penelitian penulis layak untuk di lanjutkan
sebagas tugas akhir mahasiswa.
5.2 Potensi Energi Matahari
Energi matahari atau energi surya merupakan energi yang dikumpulkan
secara langsung dari cahaya matahari. Tenaga surya hadir dalam bentuk panas dan
cahaya. Tenaga surya dapat di manfaatkan secara langsung maupun dengan
konversi enegi. Beberapa contoh dari pemakaian langsung adalah
menghangatkanrumah, memasak dan menyediakan air panas. Sedangkan contoh
pemakaian tidak langsung adalah pembangkit listrik tenaga surya. Ketersediaan
energi matahari untuk seluruh dunia akan tetap tersedia hingga akhit zaman.
Indonesia merupakan Negara tropis yang memiliki 2 musim mengakibatkan
energi matahari dapat di gunakan secara optimal. Energi matahari yang tersedia
sepanjang tahun dapat di manfaatkan sebagai sumber energi listrik ramah
lingkungan.

5
Penggunaan energi matahari menjadi energi listrik sangat berkembang pesat
di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Beberapa Negara maju yang sangat
berambisi untuk mengembangkan pemanfaatan energi surya sebagai pembangkit
energi listrik seperti China, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Jepang, bahkan
Afrika Selatan. Salah satu PLTS terbesar dunia adalah PLTS Tengger Desert
Solar Park dengan kapasitas 1547MW yang berada di Zhongwei, Ningxia China
Radiasi yang di keluarkan oleh matahari sampai di permukaan bumi sebesar
1000 watt/m2,. Di Indonesia Timur, nilai insolasi berkisar antara (5-6) kWh/m2/
hari , sedangkan di Indonesia sebelah barat berkisar 4 kWh/m2/ hari.
5.3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya merupakan sebuah teknologi pembangkit
listrik yang mengkonversi energi dari radiasi matahari menjadi energi listrik.
Hingga saat ini, energi surya telah populer di antara sumber energi terbarukan
lainnya terutama karena fitur plug and play, tidak seperti sumber daya lain yang
membutuhkan dukungan mekanis seperti motor atau generator (tenaga air, angin,
gelombang) atau dukungan kimia (bahan bakar nabati) yang sebagian besar
berorientasi pada keadaan. Teknologi surya baru dan berkembang dengan
kecepatan linier. Teknologi tenaga surya telah dipopulerkan sejak penerapannya
sebagai sumber energi alternatif untuk kalkulator saku. Sekarang panel surya
digunakan di sepanjang jalan raya utara-selatan, menara telekomunikasi, dan
bahkan untuk penerangan jalan. Konversi energi matahari menjadi energi listrik
ini dilakukan pada panel surya yang terdiri dari sel sel photovoltaic. Sel sel
photovoltaic merupakan lapisan lapisan tipis dari sebuah silicon murni ataupun
semi konduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang dapat bereaksi
terhadap cahaya matahari dan menghasilkan arus listrik. [11]
Potovoltaik adalah teknologi yang menghasilkan daya listrik arus searah
(DC) yang diukur dalam Watt (W) atau kiloWatt (kW) dari semikonduktor ketika
diterangi oleh foton. Selama cahaya menyinari sel surya (nama untuk elemen PV
individu), itu menghasilkan tenaga listrik. Saat lampu berhenti, listrik mati. Sel
surya tidak perlu diisi ulang seperti baterai. Beberapa telah beroperasi di luar
ruangan terus menerus di Bumi atau di luar angkasa selama lebih dari 30 tahun.

6
Daya listrik yang dihasilkan oleh sel surya merupakan hasil perkalian dari
tegangan keluaran dengan banyaknya electron yang mengalir atau besarnya arus.
P = V.I
Dimana
P : daya ( watt )
V : tegangan ( v )
I : Arus ( A )
Suatu sistem PLTS merupakan gabungan dari beberapa sel surya yang di
bentuk menjadi kesatuan panel module dan di satukan dalam suatu sistem array.
untuk mendapatkan besar daya keluaran yang di hasilkan sebuah sistem PLTS
yang di inginkan di butuhkan menggabungan modul surya dalam suatu rangkaian.
Rangkaian ini dapat berupa rangkaian seri, paralel atau seri paralel tergantung
besarnya voltase atau tegangan yang akan di gunakan dalam sistem PLTS. [12]
5.3.1 Sistem kerja PLTS
PLTS merupakan satuan modul yang dapat menghasilkan energi listrik
dengan memanfaatkan radiasi matahari. Besarnya energi listrik yang dapat di
hasilkan sistem PLTS berdasarkan intensitas matahari, sehingga sistem PLTS
tidak dapat bekerja saat tidak ada pancaran sinar matahari baik malam hari
maupun mendung. Sistem PLTS dominan memiliki penyimpanan energi yang
sangat besar untuk menyimpan energinya namun pada beberapa sistem PLTS
tidak menggunakan penyimpanan energi sehingga hanya dapat bekerja saat sinar
matahari memadai.
Energi mampu membangkitkan energi listrik melalui proses yang disebut
photovoltaic (PV). PV terbuat dari bahan semikonduktor berupa silikon (Si) yang
ditambahkan dengan beberapa bahan khusus. [13]
Energi listrik yang dihasilkan oleh photovoltaic itu sendiri tergantung
terhadap intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem. Saat pada hari
yang cerah radiasi sinar matahari dapat mencapai 1000 watt/m2. Modul panel
surya memiliki efisiensi sekitar 5% hingga 15% tergantung material penyusunnya.
[14]
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi energi matahari yang
efektif bekerja 5 jam per hari, yaitu pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00.

7
Jumlah panel surya dapat dihitung berapa sesuai kebutuhan yang harus dipasang
sesuai dengan daya yang akan digunakan. Rumusnya adalah :
Jumlah kebutuhan panel surya = Penggunaan Energi
Waktu efektif X Kapasitas PV

5.3.2 Jenis Jenis Sel Surya


1. Monocrystaline
Sel surya Monocrystaline adalah panel surya yang paling efisien yang
dihasilkan dengan teknologi terkini dan juga menghasilkan daya listrik tinggi. Sel
surya monocrystalline dibuat menggunakan crystall silicon murni yang sudah
melalui sebuah proses Czochralski yang hasilnya ialah Ingot. Proses Czochralski
yaitu suatu proses pemurnian suatu bahan dengan cara pengkristalan, bahan yang
akan di kristalkan dimasukan ke dalam tempat yang sulit bereaksi dengan zat lain
misalnya seperti quartz dan gas mulia argon.

Gambar 1. Sel surya Monocrystaline


2. Polycristaline
Sel surya Polycristaline merupakan suatu panel surya yang mempunyai atau
memiliki susunan kristal acak. Jenis atau macam ini terbuat dari beberapa batang
kristal silikon yang dilebur atau dicairkan setelah itu dituangkan kembali dalam
cetakan yang berbentuk persegi. Polycrystal silicon ini diperkenalkan ke pasaran
ditahun 1981. Polycrystalline ini tidak memerlukan proses Czochralski.

8
Gambar 2. Sel surya Polycristaline
3. Thin Film Solar Cell (TFSC)
Thin Film Solar Cell adalah panel surya yang terdiri dari dua lapisan yang
dibuat dengan menambahkan satu atau lebih lapisan tipis atau Thin Film bahan
photovoltaic ke dalam substrate seperti kaca, plastik atau metal.

Gambar 3. Thin Film Solar Cell


5.4 Baterai
Baterai adalah komponen PLTS yang digunakan untuk mengumpulkan
energi listrik pada siang hari yang dihasilkan oleh panel surya yang kemudian
dipergunakan untuk malam hari atau saat cuaca mendung. Kebutuhan baterai yang
digunakan harus mempertimbangkan hari-hari dimana sinar matahari tidak
bersinar efektif karena cuaca. Misalkan PV sistem tidak bisa mengonversi daya
matahari adalah 1 hari, maka kebutuhan daya per hari harus dikalikan dengan 1.
Di samping itu juga harus diperhitungkan faktor efisiensi baterai dan pada saat
pemakaian baterai tidak boleh dipakai sampai semua daya habis.[7]
Jumlah baterai yang dibutuhkan = Penggunaan Energi x DoA
DoD X Tegangan Baterai x Arus Baterai

Dimana :

9
DoA = Day of Autonomy (hari dimana PV sistem tidak bisa mengkonversi
daya matahari)
DoD = Depth of Discharge (tingkat kedalaman pengosongan baterai)
5.5 Inverter
Inverter adalah salah satu komponen PLTS yang berfungsi untuk
mengkonversi listrik DC (arus searah) yang berasal dari sumber daya sel surya
menjadi listrik AC (arus bolak-balik) yang akan disuplai ke saluran listrik AC.[8]
Pada sistem PLTS ini dibutuhkan inverter untuk mengubah energi yang dihasilkan
dari panel dan baterai tersebut agar dapat menyuplai kebutuhan energi AC.
Besarnya kapasitas inverter DC ke AC yang diperlukan adalah setidaknya sama
dengan jumlah pemakaian daya listrik yang dibutuhkan.
5.6 Solar Charge Controller
Solar Charge Controller adalah alat yang berfungsi untuk mengatur
pengisian arus listrik dari panel surya ke baterai dan sebaliknya. Manfaat dari alat
ini untuk menghindari full discharge dan overloading serta memonitor suhu
baterai.
5.7 HOMER (Hibrida Optimazation Model For Electric Renewables)
The Hybrid Optimisation Model for Electric Renewables atau disingkat
HOMER adalah salah satu aplikasi yang biasa digunakan oleh engineer untuk
mendesain sistem PLTH dengan menggunakan energi terbarukan. HOMER
mensimulasikan dan mengoptimalkan sistem pembangkit listrik baik stand-alone
maupun grid-connected yang dapat terdiri dari kombinasi turbin angin,
photovolaic, mikrohidro, biomassa, generator (diesel/bensin), microturbine, fuel-
cell, baterai, dan penyimpanan hidrogen, melayani beban listrik maupun termal.
[15]. HOMER ini biasa digunakan untuk simulasi desain mikro grid pada berbagai
sektor, seperti pedesaan utilitas pulau, kampus, dan pangkalan militer yang
terhubung dengan jaringan listrik. HOMER dapat mempertimbangkan suatu
desain mikro grid baik dari sisi teknis maupun ekonomi, sehingga HOMER sangat
cocok untuk dijadikan sebagai software untuk studi kelayakan.
HOMER adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu
permodelan dari sebuah sistem tenaga listrik dengan menggunakan berbagai
pilihan sumber daya terbarukan. HOMER mensimulasikan dan mengoptimalkan

10
sistem pembangkit listrik baik mandiri maupun tersambung ke sistem yang dapat
terdiri dari kombinasi turbin angin, mikrohidro, photovoltaic, biomass dll.
Dalam banyak penelitian baik dari akademisi maupun praktisi penggiat
energi terutama energi terbarukan software HOMER merupakan alat yang sangat
membantu dalam proses pemodelan sistem energi terbarukan. Tingkat sensitifitas
HOMER sangat tinggi sehingga sangat baik dalam mendesain ataupun
menganalisa kelayakan sebuah pembangkit listrik dengan mempertimbangkan
daya keluaran, biaya produksi energi, waktu pengembalian modal dalam investasi,
limbah yang di hasilkan dari pembangkit diesel dan banyak lagi.
HOMER mensimulasikan operasi sistem dengan menyediakan perhitungan
energi balace untuk setiap jam dalam setahun. HOMER juga dapat menentukan
konfigurasi terbaik sistem dan kemudian memperkirakan biaya instalasi dan
operasi sistem selama pengoprasiannya (life cycle cost) seperti biaya awal, biaya
penggantian komponen, biaya operasional dan perawatan, serta biaya bahan bakar
dll. Ekonomi memegang peranan penting dalam proses simulasi HOMER, dimana
dalam proses pengoperasian Net Present Cost (NPC) terendah. Sumber energi tak
terbarukan dan sumber energi terbarukan memiliki karakteristik biaya yang
berbeda. Sumber energi terbarukan memiliki biaya modal yang tinggi dan biaya
operasi yang rendah, sedangkan sumber energi tak terbarukan konvensional
memiliki biaya modal yang rendah dan biaya operasi yang tinggi. Dalam proses
optimasi ini akan diperhitungkan semua biaya termasuk biaya siklus hidup
peralatan. [16]
5.8 Beban Listrik UPT Bahasa
Di UPT Bahasa, listrik memiliki peran penting. Lemari pendingin, peralatan
diagnosa dan lampu (penerangan), adalah fasilitas standar di banyak UPT Bahasa
yang membutuhkan suplai listrik. Di antara AC, Lampu, Speker,
Infokus ,komputer, despenser. [17]

11
Untuk Upt bahasa digunakan standar berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa
sumber daya listrik paling rendah yang dibutuhkan adalah 10000 VA dan daya
listrik darurat 75% dari sumber daya listrik normal. Untuk memenenuhi
kebutuhan listrik pada UPT Bahasa maka di rancang energi alternatif yaitu
pembangkit listrik tenaga surya.
Perkiraan total konsumsi energi per hari di UPT Bahasa adalah 52810 Wh
yang digunakan pada peralatan listrik AC. Beban puncak adalah 4741 watt.
Karakteristik beban seperti ini merupakan generalisasi dengan asumsi bahwa UPT
Bahasa menggunakan banyak listrik..

VI. Metode Penelitian


6.1 Tempat Dan Waktu
Penelitian ini di lakukan pada UPT Bahasa Universitas Tanjungpura
Pontianak Kalimantan Barat dan direncanakan penelitian ini selesaikan dalam
waktu 1 bulan.
6.2 Alat Dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
 Laptop
 Aplikasi HOMER
 Data Beban Pada Puskesmas Terigas
6.3 Metode Penelitian
1. Studi literatur, yaitu dengan mempelajari jurnal-jurnal, buku-buku, dan
karya ilmiah yang berhubungan dengan materi dan pembahasan penelitian
ini.
2. Observasi lapangan, yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data
secara langsung kelapangan dengan objek yang akan diteliti di UPT Bahasa
Universitas Tanjungpura Provinsi Kalimantan Barat.
3. Metode Deskriptif Analitis Metode yang mengambarkan data secara
sistematis keluaran dari software HOMER.

12
6.4 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam perencanaan penelitian ini untuk merancang sistem
PLTS yang optimum untuk UPT Bahasa dengan bantuan software HOMER agar
dapat membandingkan biaya energi listrik antara PLTS dan PLN meliputi :
1. Mempersiapkan laptop yang ada software HOMER.
2. Mempersiapkan data penelitian yaitu data beban listrik pada Puskesmas
Terigas.
3. Teknis penelitian.
a. Penambilan data beban daya listrik yang terpakai setiap hari di
UPT Bahasa.
b. Melakukan simulasi terhadap data penelitian tersebut.
c. Melakukan analisa dari simulasi data penelitian.
d. Melakukan perbandingan biaya energi listrik PLTS dan PLN dalam
memenuhi beban listrik di UPT Bahasa.
6.5 Analisa Hasil
Setelah semua data dari penelitian yang diinginkan terkumpul, selanjutnya
akan dilakukan pembahasan yang mengacu pada rumusan masalah. Berikut ini
analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini :
1. Menentukan rancangan sistem PLTS yang optimum pada UPT Bahasa.
2. Menentukan perbandingan biaya energi listrik antara PLTS dan PLN agar
kebutuhan energi listrik lebih optimum.

13
6.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Simulasi HOMER

Mengetahui sistem optimum


PLTS

Kesimpulan Dan Saran

Selsai

14
VII. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan membahas mengenai sistematika penulisan
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tentang penelitian terdahulu, Potensi Energi Matahari,
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Baterai, inverter, dan
HOMER.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas tentang tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan,
metode penelitian, prosedur penelitian, analisa hasil, dan diagram alir
penelitian.
BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN
Membahas uraian tentang hasil simulasi HOMER, perbandingan biaya
energi listrik antara PLTS dan PLN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang
penulis tuliskan dalam penelitian ini.

15
VIII. Jadwal Penelitian
Bulan ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan proposal
a. Menyusun proposal √
b. Semiar proposal
c. Perbaikan proposal
2 Pelaksanaan skripsi
a. Penulisan skripsi
b. Bimbingan skripsi
c. Desain metode analisa
d. Pembahasan hasil
e. Kesimpulan
3 Sidang skripsi
a. Persiapan administrasi
b. Penyerahan draft skripsi ke tim penguji
c. Sidang skripsi
d. Perbaikan, evaluasi hasil
Tabel 1. Jadwal Penelitian

16
DAFTAR PUSTAKA
[1]. N. S. Kumara, “Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga
Urban Dan Ketersediaannya Di Indonesia,” Maj. Ilm. Teknol. Elektro,
vol. 9, no. 1, 2010.
[2]. Peraturan Presiden 22/2017 – Rencana Umum Energi Nasional (RUEN),
2017.
[3]. S. Simatupang et al., “Rancang Bangun dan Uji Coba Solar Tracker pada
Panel Surya Berbasis Mikrokontroler ATMega16,” J. Keteknikan Pertan.
Trop. dan Biosist., vol. 1, no. 1, pp. 55–59, 2013.
[4]. M. Bachtiar, “Prosedur perancangan sistem pembangkit listrik tenaga
surya untuk perumahan (solar home system),” SMARTek, vol. 4, no. 3,
pp. 176–182, 2016.
[5]. D. A. Widodo, Suryono, and T. A, “Pemberdayaan Energi Matahari
Sebagai Energi Listrik Lampu Pengatur Lalu Lintas,” vol. 2, no. 2, pp.
427–441, 2010.
[6]. Rimbawati, Zulkifli, Yusri, M., & Qamari, M. Al. (2021). Penerapan
Pembangkit Tenaga Surya Pada Objek. 4, 145–151.
[7]. Harahap, P. (2020). Pengaruh Temperatur Permukaan Panel Surya
Terhadap Daya Yang Dihasilkan Dari Berbagai Jenis Sel Surya. 73–80.
[8]. Hidayat, F., Winardi, B., & Nugroho, A. (2019). Analisis Ekonomi
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Di Departemen
Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
[9]. Bahramara, S., & Moghaddam, M. P. (2016). Tinjauan Energi
Terbarukan dan Berkelanjutan Perencanaan optimal sistem energi
terbarukan hibrida menggunakan HOMER : Tinjauan. 62, 609–620.
[10]. Artiningrum, T., Havianto, J., Lingkungan, S. T., Teknik, F., Mukti, U.
W., Matahari, S., Listrik, P., & Surya, T. (2019). Meningkatkan Peran
Energi Bersih Lewat Pemanfaatan Sinar Matahari (Improve The Role of
Clean Energi Through The Utilization). Meningkatkan Peran Energi
Bersih Lewat Pemanfaatan Sinar Matahari (Improve The Role of Clean
Energi Through The Utilization), 2(2), 100–115.

17
[11]. Gomesh, N., Daut, I., Irwanto, M., & Fitra, M. (2013). ScienceDirect
Studi tentang Perspektif Malaysia terhadap Energi Terbarukan Terutama
di Energi Matahari. 36, 303–312.
[12]. Hutasuhut, A. A., & Chaniago, Y. (2018). Analysis of Hybrid Power
Plant Technology Using Data Weather in North Sumatera. 7, 481–485.
[13]. H. H. Pradana, “Simulasi Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Tenaga
Surya Dan Angin Di Fakultas Teknologi Industri,” 2018.
[14]. S. Yuliananda, G. Sarya, and R. Retno Hastijanti, “Pengaruh Perubahan
Intensitas Matahari Terhadap Daya Keluaran Panel Surya,” J. Pengabdi.
LPPM Untag Surabaya Nop., vol. 01, no. 02, pp. 193–202, 2015.
[15]. T. Lambert, P. Gilman, and P. Lilienthal, “Micropower System Modeling
with Homer,” Integr. Altern. Sources Energy, pp. 379–418, 2006, doi:
10.1002/0471755621.ch15.
[16]. Kusnaifi, 2015. (2015). Program Homer Untuk Studi Kelayakan
Pembangkit Listrik Hybrida di Provinsi Riau. Acta Universitatis
Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53(9), 1689–1699.
[17]. Powering Health, 2010, Cold Chain and Refrigeration.

18

Anda mungkin juga menyukai