Pembangunan Sosial merupakan proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu kebutuhan untuk melengkapi dengan
dinamika proses pembangunan ekonomi. Pembangunan yang Berpusat pada Manusia yaitu untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memfokuskan pada pemberdayaan dan
pembangunan manusia itu sendiri. Untuk Pemberdayaan Masyarakat sebagai suatu Program dan
Proses dimana pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan guna mencapai suatu tujuan, yang
biasanya sudah ditentukan jangka waktunya. Sedangkan Partipasi Masyarakat bagian yang tidak
terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat seperti kontribusi sukarela dari masyarakat dalam
suatu proyek pembangunan tanpa mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan, menjadi
lebih peka dalam rangka menerima dan merespons sebagai proyek pembangunan, keterlibatan
masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat dan keterlibatan masyarakat
dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri mereka sendiri.
BAB II
ISI MODUL
Imu Kesejahteraan Sosial adalah suatu ilmu yang mencoba menyinergikan berbagai
ilmu yang sudah berkembang guna meningkatkan taraf hidup (kesejahteraan)
masyarakat. Kesejahteraan sosial sendiri merupakan ilmu yang bersifat terapan karena
itu kajiannya sangan terkait dengan suatu intervensi sosial (perubahan sosial terencana)
yang dilakukan oleh pelaku (change agents) terhadap berbagai sasaran perubahan
(target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok kecil (level
mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan masyarakat yang lebih luas, baik
tingkat kabupaten/kota, provinsi, negara maupun tingkat global (level makro). Terkait
dengan investasi sosial yang dikembangkan, Ilmu Kesejahteraan Sosial dituntut untuk
mengembangkan metodologi (termasuk dalamnya aspek strategi dan teknik) guna
meningkatkan kualitas kehidupan dari sasaran perubahan mereka tergantung dilevel
apa mereka beraksi. Di samping itu, sebagai ilmu yang terkait dengan profesi yang
memberikan bantuan (helping professions) terhadap berbagai sasaran perubahan
(seperti klien beneficiaries, kelompok sasaran ataupun komunitas sasaran). Ilmu
Kesejahteraan seperti disiplin pekerjaan sosial sendiri mencoba menyinergikan
pembangunan sosial dengan pembangunan ekonomi.
Kadangkala produk sosial itu masih berada dalam bentuk gagasan dan praktik saja,
seperti gerakan disiplin nasional. Dalam kaitannya dengan hal ini, akan semakin dapat
disadari ahwa konteks pembangunan sosial bukanlah suatu bentuk perubahan yang
cepat dan langsung jadi, tetapi tidak jarang masih merupakan bentuk perubahan antar
generasi.
c. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak terlepas
dari upaya pemberdayaan masyarakat. Konsep partisipasi sendiri telah menjadi
bagian dari debat yang berkempanjangan antara lain terkait landasan teoritis dan
dengan kemungkinan untuk diterapkannya (practical applicability) yang terkait
dengan berbagai lembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah. Partisipasi
masyarakat pada dasarnya adalah adanya keikutsertaan ataupun keterlibatan
masyarakat, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan juga ketrelibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan
masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat menjadi
lebih berdaya dan dapat semakin memiliki ketahanan dalam menghadapi
perubahan.
C. Intervensi Komunitas
1. Luas Lingkup Intervensi Komunitas
Ada tiga tingkatan dalam menggambarkan cakupan komunitas yang berada di mana
intervensi komunitas dapat diterapkan:
1) Grass rooti ataupun neighbourhood,
2) Local agency dan inter-agency work, serta
3) Regional dan national community planning work.
Menurut Kennth Wilkinson (1991) dalam Green dan Haines (2002:4), dimana
mereka melihat komunitas sekurang-kurangnya mempunyai tiga unsur dasar, yaitu:
1) Adanya batasan wilayah atau tempat (territory or place),
2) Merupakan suatu organisasi sosial atau institusi sosial yang menyediakan
kesempatan untuk parawarganya agar dapat melakukan interaksi antarwarga
secara reguler, dan
3) Interaksi sosial yang dilakukan terjadi karena adanya minat ataupun
kepentingan yang sama (common interest).
selain itu, komunitas dapat pula mengacu kepada Komunitas Fungsional, yaitu
komunitas yang disatukan oleh bidang pekerjaan mereka dan bukan sekadar pada
lokalitasnya.
2. Perantara (broken)
Dalam intervensi komunitas terkait erat dengan upaya menghubungkan
individu ataupun layanan masyarakat (community service), tetapi tidak tahu di
mana dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut, dengan lembaga yang
menyediakan layanan masyarakat. Peran sebagai perantara yang merupakan
mediasi, dalam konteks ini juga diikuti dengan perlunya melibatkan klien dalam
kegiatan penghubungan ini.
3. Pendidik (eduator)
Peran ini memerlukan kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan
jelas serta mudah ditangkap oleh komunitas yang menjadi sasaran perubahan. Di
samping itu, ia juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai
topik yang akan dibicarakan.
6. Advokat (advokat)
Peran advokat pada satu sisi berpijak pada tradisi pembaruan sosial dan sisi
lainnya berpijak pada tradisi pelayanan sosial. Peran ini merupakan peran yang
aktif dan tearah dan menjalankan tugasnya salah satunya adalah menyampaikan
tuntutan pada pemerintah dan lain sebagainya.
7. Aktivis (activist)
Aktivist melakukan perannya sebagai partisipan, hal ini mereka lakukan
karena klien mereka sebagai korban dari struktur yang berkuasa ataupun sistem
yang berjalan saat itu.
BAB III
KESIMPULAN
Pembangunan Sosial merupakan proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu kebutuhan untuk melengkapi dengan
dinamika proses pembangunan ekonomi. Pembangunan yang Berpusat pada Manusia yaitu untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memfokuskan pada pemberdayaan dan
pembangunan manusia itu sendiri. Untuk Pemberdayaan Masyarakat sebagai suatu Program dan
Proses dimana pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan guna mencapai suatu tujuan, yang
biasanya sudah ditentukan jangka waktunya. Sedangkan Partipasi Masyarakat bagian yang tidak
terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat seperti kontribusi sukarela dari masyarakat dalam
suatu proyek pembangunan tanpa mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan, menjadi
lebih peka dalam rangka menerima dan merespons sebagai proyek pembangunan, keterlibatan
masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat dan keterlibatan masyarakat
dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri mereka sendiri.
A. Kelebihan Modul
Modul Pengantar Pembangunan Sosial ini memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai dasar-dasar Ilmu Pembangunan Sosial. Konsep-konsep dasar mengenai
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial ini dikaji secara rinci dan jelas, materi tidak
terlalu berat dan mudah dipahami dengan adanya contoh studi kasus yang secara tidak
langsung sering kita jumpai di sekitar kita. Modul ini sudah dirangkum menjadi satu-
kesatuan diantara banyaknya teori-teori Pembangunan sosial, baik dari sudut para ahli
maupun secara umum. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat membuat pembaca
untuk memahami dan menganalisis tentang pengembangan masyarakat, partisipasi
masyarakat, dan mengenal peran pelaku perubahan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat.
B. Kekurangan Modul
Modul ini sedikit monoton apabila tidak disertai gambar penunjang, dan juga
beberapa kalimat ada yang salah dalam pengetikan, adapula kalimat-kalimat yang terkesan
seperti pemborosan kata-kata.