Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN S K R I P S I

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL


UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

SULISTIYANTO
NIM. 21754017

DOSEN PEMBIMBING
Rianto Wibowo, ST, M.Eng
Ir Masruki Kabib.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL


UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

SULISTIYANTO
NIM. 201754022

Kudus, 17 Februari 2022

Menyetujui,

Ketua Penguji, Anggota Penguji I, Anggota Penguji II,

Dr.Akhmad Zidni Hudaya,. ST., M.Eng. Qomaruddin., ST., MT Rianto Wibowo., ST., M.Eng
NIDN. 0021087301 NIDN. 0626097102 NIDN. 0612037201

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik mesin

Muhammad Dahlan., ST., MT Dr.Akhmad Zidni Hudaya,. ST., M.Eng


NIND : 0601076901 NIDN. 0021087301

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Sulistiyanto
NIM : 201754022
Tempat & Tanggal Lahir : Pati, 11 Maret 1997
Judul Skripsi/Tugas Akhir* : Perancangan Turbin Angin Tipe Horizontal Untuk
Pembangkit Listrik

Menyatakan dengam sebenarnya bawah penulisan skripsi ini berdasarkan hasil


penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah
laporan maupun kegiatan lain yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini. Seluru
ide, pendapat, atau materi sumber lain telah di kutip dalam skripsi dengan penulisan
referensi yang sesuwai.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila. Di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini. Maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar dan sanksi lain
sesuwai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Muria Kudus.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan pihak
manapun.

Kudus, 17 Februari 2022


Yang memberi pernyataan,

Materai 6000

SULISTIYANTO
NIM. 202754022

iv
PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL UNTUK
PEMBANGKITKAN LISTRIK

Nama mahasiswa : Sulistiyanto


NIM : 201754022
Pembimbing :
1. Rianto Wibowo, ST, M.Eng
2. Ir.Masruki Kabib.,MT
RINGKASAN
Kebutuhan akan energi untuk memenuhi perkembangan jaman
mengakibatkan bahan bakar dari fosil meningkat, oleh karena itu dibutuhkan
energi alternatif lain untuk mengatasi semakin berkurangnya bahan bakar fosil.
Salah satu bentuk energi yang ada di alam adalah angin. Oleh karena itu turbin
angin mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik energi alternatif Tujuan
perancangan adalah untuk merancang turbin angin sumbu horizontal sudu 3.
Target perancangan turbin angin adalah turbin angin sumbu horizontal mudah
dalam pemasangan dan perawatan operasional, sehingga banyak digunakan.
Energi angin yang besar (kecepatan dan torsi) akan menggerakkan generator
dan menghasilkan listrik.
Metode yang dilakukan adalah meliputi perhitungan daya output kincir,
desain blade, pemilihan perbandingan pemilihan generator. Tahap cara
perancangan blade perage gambar Teknik. Tampak depan, tampak atas, dan
tampak samping agar menghasilkan tangkapan angin yang baik
Hasil perancangan adalah turbin angin menunjukkan bahwa data teoritis
pada kecepatan angin tertinggi yaitu 4,0 m/s dapat menghasilkan luas rotor
sebesar 1,85m2 keluaran maksimum dari diamter rotor sebesar 1,53.m untuk
bentuk sudu blade segi panjang dengan ukuran 0,66 meter x 0,30 meter.,
sudut sudu 45° kecepatan putar sudut blade sebesar 21,90 rad/s
Kata Kunci : turbin angin,sumbu horizontal, daya turbin

v
DESIGN OF HORIZONTAL TYPE OF WIND TURBINE FOR POWER
GENERATING
Nama mahasiswa : Sulistiyanto
NIM : 201754022
Pembimbing :
1. Rianto Wibowo, ST, M.Eng
2. Ir.Masruki Kabib.,MT

ABSTRACT
The need for energy to meet the times has resulted in an increase in fossil
fuels, therefore other energy alternatives are needed to reduce the reduction of fossil
fuels. One form of energy that exists in nature is wind. Therefore, wind turbines are
starting to be used as alternative energy power plants. The purpose of this design is
to design a 3 blade horizontal axis wind turbine.
The design target of the wind turbine is that the horizontal axis wind
turbine is easy to install and maintain in operation, so it is widely used. The large
amount of wind energy (speed and torque) will drive a generator and produce
electricity.
The method used is the calculation of the turbine's output power, blade design,
generator selection comparisons. This blade design method requires the design of
the front view, top view, and side view geometric engineering drawings in order to
produce a good catch and optimal shaft rotation.
The result of the design is that the wind turbine shows that the theoretical
data at the highest wind speed of 4.0 m/s can produce a rotor area of 1.85 m2, the
maximum output from a rotor diameter of 1.53. for a rectangular blade shape with
a size of 0.66 meters x 0.30 meters, the blade angle is 45°, the blade rotation speed
is 21.90 rad/s
Keywords: wind turbine, horizontal axis, turbine power

vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL
UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK ” guna memenuhi sebagian persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains program studi Teknik Mesin pada Fakultas
Teknik Universitas Muria Kudus.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua dan kakak yang memberikan dukungan secara
matrial, doa nesahat dan motivasi, semangat dalam pembuatan tugas
akhir ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik, tidak lupa para bapak
pembimbing Bpk Rianto Wibowo., ST, M.Eng dan Bpk Ir.Masruki
Kabib., MT.
2. Kepada tim penguji Bpk Dr.Akmad Zidni Hudaya,. ST., M.Eng. dan
Bpk. Qomaruddin., ST., MT. Yang telah banyak membantu dalam
pemahaman dan tambahan – tambahan pada skripsi
3. Kepada kelompok Turbin angin dan teman – teman sekipsi lainnya yang
selalu memberi motivasi dan bimbingan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis
juga bagi para pembaca.

Kudus, 17 Februari 2022


Penulis

Sulistiyanto

vii
DAFTAR ISI

LAPORAN S K R I P S I ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
RINGKASAN .........................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 3
1.4 Tujuan ........................................................................................................... 3
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Turbin Angin Tipe Horizontal ...................................................................... 5
2.2 Energi Angin ................................................................................................. 7
2.2.1 Anemometer ........................................................................................ 7
2.3 Gaya Angkat (Lift) dan Gaya Hambat (Drag) ............................................ 10
2.4 Turbin Angin Sumbu Horizontal ................................................................ 11
2.5 Sudu ............................................................................................................ 15
2.6 Profil blade turbin (Airfoil) ......................................................................... 15
2.7 Perancangan blade Turbin Angin................................................................ 16
2.8 Penentuan diameter ..................................................................................... 18
2.9 Penentuan diameter ..................................................................................... 18
2.10 Tip speed ratio ........................................................................................... 18
2.11 Tentukan putaran rotor (Rpm) .................................................................. 19
2.12 Rotor Solidity ............................................................................................ 19
2.13 Aliran massa udara .................................................................................... 19
2.14 Kecepatan sudu ......................................................................................... 19
2.15 Torsi .......................................................................................................... 20
2.16 Perhitungan Pemilihan Poros .................................................................... 20

viii
2.17 Pemelihan dan perhitungan bantalan ........................................................ 21
2.18 Mur dan baut pada blade ........................................................................... 23
2.19 Rangka ...................................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI ....................................................................................25
3.1 Alur peracangan .......................................................................................... 25
3.2 Analisa kebutuhan ....................................................................................... 26
3.3 Konsep desain ............................................................................................. 28
3.3.1 Desain 1 ................................................................................................ 28
3.3.2 Desain II ............................................................................................... 29
3.4 Pemelihan Konsep ....................................................................................... 30
3.5 Konsep Terpilih ........................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................35
4.1 Perhitungan Perancangan ........................................................................... 35
4.1.1 Potensi Kecepatan Angin ..................................................................... 35
4.1.2 Penentuan Daya Angin......................................................................... 35
4.2 Daya Turbin Angin dan luas area rotor ...................................................... 36
4.3 Daya Turbin Angin dan luas area rotor ...................................................... 36
4.4 Penentuan diameter rotor ............................................................................ 37
4.5 Panjang sudu blade...................................................................................... 37
4.6 Tip speed ratio ............................................................................................. 38
4.7 Tentukan putaran rotor (Rpm) .................................................................... 38
4.8 Rotor Solidity .............................................................................................. 39
4.9 Aliran massa udara ...................................................................................... 39
4.10 Kecepatan sudu ......................................................................................... 39
4.11 Torsi .......................................................................................................... 40
4.12 Perhitungan Pemilihan Poros .................................................................... 40
4.13 Pemelihan dan perhitungan bantalan ........................................................ 42
4.14 Mur dan baut pada blade ........................................................................... 44
4.15 Rangka ...................................................................................................... 44
4.16 Simulasi Desain......................................................................................... 48
4.16.1 Data .................................................................................................... 50
4.17 Analisa Tegangan pada baling baling turbin angin ................................... 51
4.17.1 Simulasi pembebanan di Invnetor ...................................................... 51
BAB V PENUTUP ................................................................................................55

ix
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 55
5.2 Saran ............................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................57
LAMPIRAN 1 .......................................................................................................59
BIODATA PENULIS ...........................................................................................59

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Turbin angin sumbu horizontal ........................................................ 12
Gambar 2. 2 Turbin Melawan angin dan Downwind ............................................ 13
Gambar 2. 3 Jenis–jenis model sudu ..................................................................... 15
Gambar 2. 4 Diameter rotor dan swept area of blades ......................................... 18
Gambar 2. 5 Bantalan ............................................................................................ 21
Gambar 2. 6 Baut dan mur .................................................................................... 23
Gambar 2. 7 Rangka turbin angin tipe horizontal ................................................. 24
Gambar 3. 1 Diagram alir metodologi penelitian.................................................. 25
Gambar 3. 2 Mesin turbin angin tipe horizontal ................................................... 28
Gambar 3. 3 Mesin turbin angin tipe horisontal ................................................... 29
Gambar 3. 4 Konsep 2 desain lattice tower turbin angin tipe horizontal ............. 32
Gambar 4. 1 Baling – baling turbin angin ............................................................. 35
Gambar 4. 2 Diamter poros turbin angin .............................................................. 41
Gambar 4. 3 Beban poros ...................................................................................... 42
Gambar 4. 4 Baling- baling kincir angin horizontal 3 sudu.................................. 50
Gambar 4. 5 Pembabanan baling-baling kincir angin ........................................... 51
Gambar 4. 6 Von Mises ........................................................................................ 51
Gambar 4. 7 Tegangan .......................................................................................... 52
Gambar 4. 8 Regangan .......................................................................................... 52
Gambar 4. 9 Displacement .................................................................................... 53
Gambar 4. 10 Safety Factor .................................................................................. 53

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tabel kelas kapasitas energi angin ......................................................... 8


Tabel 2. 2 Tingkat kecepatan angin dan fenomena angin ....................................... 9
Tabel 2. 3 Kelas Angin dan Kecepatan Angin (bayu) .......................................... 10
Tabel 2. 4 Propertis udara pada tekanan 1 atm. .................................................... 17
Tabel 2. 5 Nomor Bantalan Gelinding Jenis Bola ............................................... 21
Tabel 3. 1 Analisa kebutuhan turbin angin .......................................................... 26
Tabel 3. 2 Pemilihan Konsep Mesin Turbin Angin tipe horizontal ..................... 30
Tabel 4. 1 Material Aluminium............................................................................ 48
Tabel 4. 2 Hasil simulasi pembebanan .................................................................. 53

xii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu luas dan beragamanya
sumber tenaga alternatif yang dapat dimanfaatkan, yakni tantangan buat
maupun kajian memperoleh sumber tenaga alternatif yang dapat
digunakan memenuhi kebutuhan tenaga yang terus meningkat. Salah satu
sumber tenaga alternatif yang dapat dibesarkan Pembangkit Listrik

Tenaga Angin tenaga yang relatif bersih dan ramah lingkungan


karena tidak menghasilkan karbon dioksida ( CO2 ) maupun gas - gas lain
yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen
oksida ( jenis gas yang memuculkan hujan asam )

Demikian ada sebagian wilayah dimana sumber tenaga angin bisa


jadi besar. Wilayah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa
Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan dan Tenggara, Tepi laut Utara
dan Selatan jawa dan Karimun Jawa. Skala pemanfaatan tenaga angin pada
umumnya dikelompokkan dalam skala kecil, menengah dan besar.

Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat


perhatian yang cukup besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih,
aman, serta ramah lingkungan. Pemanfaatan energi matahari, angin dan air
sudah banyak dilakukan dalam sekala kecil maupun besar. Salah satu yang
sedang popular adalah pemanfaatan tenaga air dan angin. Banyak sekali
orang membuat kincir angin dan kincir air untuk dirubah menjadi energi
listrik.

Kedua tipe turbin memerlukan perlengkapan buat merubah tenaga


mekanis jadi tenaga listrik yang dinamakan generator Turbin angin (wind
turbine) tercantum salah satu perlengkapan alternatif untuk pengembangan
pembangkitan tenaga listrik yang terdistribusi . Pembangunan pembangkit
tenaga listrik skala kecil serta terdistribusi bisa menyokong sistem

1
kelistrikan nasional buat menaikkan energi pembangkitan serta
menanggulangi permasalahan perkembangan beban yang makin meningkat.

Perkembangan membangkit tenaga bayu / angin di Indonesia pada


saat ini masih terkategori rendah. Salah satu penyebabnya merupakan sebab
kecepatan angin rata–rata di daerah Indonesia terkategori kecepatan angin
rendah , ialah berkisar antara 3 m/s sampai 5 m / s . Disamping itu kususnya
didaerah Kota Kudus Jawa tengah, potensi angin di wilayah ini ada nyaris
sejauh tahun.

Kebutuhan untuk merancang turbin angin berasal dari 2 isu global,


isu pertama adalah berubahan iklim global. Isu kedua adalah pasokan
bahan bakar fosil terbatas, serta kebutuhan buat mengubah sumber tenaga
yang terdapat dengan wujud terbarukan (Simon,.2008).

Generator merupakan salah satu media yang berperan penting untuk


perubahan energi kinetik menjadi energi listrik. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat menghasilkan beragam tipe generator dengan
bermacam inovasi dan teknologi terbaru untuk digunakan pada pembangkit
listrik tenaga bayu (PLTB) skala kecil dan besar (Tiwari, 2014) diantaranya
yaitu permanent magnet generator (PMG). Keunggulan generator tipe ini
yaitu mampu menghasilkan energi listrik dengan kecepatan rotor (RPM)
rendah, sehingga akan menghasilkan listrik meskipun hembusan kecepatan
angin rendah (Asy’ari, 2012).

Rangka pengembangan turbin angin poros horizontal (Horizontal


AxisWind Turbin ) dilakukan banyak penelitian dalam kembangan poros
horozontal telah banyak untuk menghasilkan optimal untuk menghasilkan
sistem yang mampu bekerja secara optimal. Dimana turbin ini dapat
ditingkatkan efisiensinya untuk mendapat koefisien daya yang maksimal.
Salah satunya dengan mengunakan sudu berjumlah banyak. Koefisien daya
yang maksimal ini akan meningkatkan jumlah Watt (daya) yang dihasilkan
sehingga untuk mendapatkan jumlah watt tertentu cukup dengan
menggunakan jumlah turbin angin yang lebih sedikit. Dari hasil penelitian

2
yang dilakukan diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian selanjutnya selain itu juga diharapkan mampu menghasilkan
sistem yang ramah lingkungan dan dapat di aplikasikan skala kecil di daerah
yang belum tersentuh listrik. (Andika dkk. 2007).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat di
deskripsikan sebagai berikut :

1. Bagaimana desain turbin angin untuk alat peraga dilaboratorium tenik


mesin ?

2. Bagaimana perancangan rotor turbin angin horizontal dengan


daya 35 Watt ?

3. Bagaimana perancangan Turbin Angin tersebut untuk mencapai


tegangan 12 V ?

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian ini menjadi lebih terarah dan fokus pada ruang lingkup,
maka dalam penelitian ini diberi batasan. Batasan dalam ruang lingkup ini
adalah merancang sudu turbin angin horizontal dengan kapasitas 35 watt
untuk mendapatkan kinerja terbaik. Perancangan Turbin Angin Tipe
Horizontal Untuk Pembangkit Listrik Berdaya 35 Watt, dengan batasan
masalah sebagai berikut :
a. Jumlah sudu : 3 Buah
b. Type turbin angin : Horizontal
c. Tinggi turbin angin :2m
d. Bentuk sudu blade :persegi panjang
e. Sudut : 40o
f. Kecepatan angin : 4,0 m/s
g. Tipe generator : Magnet Permanen Fluks Aksial

1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Menghasilkan Rancangan rotor turbin angin horizontal dengan blade

3
segi panjang kapasitas daya generator 35 watt

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari tugas akhir ini ialah:

1. Memperkaya pengetahuan dalam bidang Teknik Mesin dan ilmu-ilmu


yang terkait didalamnya, khususnya dalam bidang konfersi energi.

2. Dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian


selanjutnya.

3. Masyarakat memperoleh pengetahuan tentang perancangan turbin


angin sebagai energi alternatif untuk penerangan lampu jalan pada
malam hari

4
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin Angin Tipe Horizontal


Turbin angin tipe Horizontal yakni turbin yang poros utamanya berputar
menyesuikan arah angin. Rotor dapat berputar dengan baik, arah angin harus
sejajar dengan poros turbin dan tegak lurus terhadap arah putar rotornya.
Angin salah satu bentuk tenaga terbarukan yang menaikkan nasional.

Pasokan tenaga angin global disebabkan oleh karbon dioksida


perbandingan tekanan pasokan tenaga. Angin global disebabkan oleh
karbon dioksida perbandingan tekanan dibumi permukaan akibat.
Pemanasan tidak merata bumi dengan radiasi matahari dan pengaruh rotasi
bumi (Manwell ,2002).

Chong dkk. (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh


sudu pengarah dan diffuser pada sistem pemulihan energi pada cooling
tower. Penelitian dilakukan menggunakan kipas angin berdiameter 0,7 m,
duct silinder berdiameter 0,8 m, dua buah turbin H rotor 5 sudu
menggunakan segi panjang, diffuser dengan kemiringan 7o, dan empat sudu
pengarah. Variasi sudut kemiringan sudu pengarah mulai dari 0o-180o. Hasil
penelitian menunjukkan sudut optimal dari sudu pengarah adalah 40o, 70o,
70o dan 40o dengan masing- masing kecepatan putar turbin sebesar 471,7
rpm, 482,2 rpm, 478,9 rpm dan 480,1 rpm. Sudu pengarah pada sudut
optimum membuat kecepatan putar turbin bertambah dan kecepatan rata-
rata air intake meningkat 32.9%

Angin merupakan udara yang bergerak dari tekana udara yang lebih
tinggi tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara
disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang
tidak merata oleh sinar matahari. Apabila dipanaskan, udara memuai
udarayang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini
terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin
disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi, udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara

5
menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan
turunnya udara dingin ini dikarenakan konveksi (fauzi, 2012)

Turbin angin dapat berputar karena memiliki sumbu putar.


Berdasarkan sumbu putarnya, turbin angin didesain dalam dua tipe besar
yakni turbin dengan sumbu putar horizontal dan turbin dengan sumbu putar
vertikal. Turbin sumbu horizontal sumbunya diarahkan pada arah angin,
sedangkan turbin sumbu vertical tidak perlu diarahkan sesuai arah angin.

Hasil dari penelitian perna di lakasanakan oleh (hermawan(2016)


tunjukan bawa jumlah blade mempengaruhi, unjuk kerja kincir angin poros
horizontal dimana dari hasil pengujian untuk blade dengan variasi jumlah
blade tiga dan lima yang telah dilakukan jumlah blade tiga menghasilkan
unjuk kerja yang lebih baik.

Dibandingkan dengan jumlah blade lima. Hal ini dikarenakan blade tiga
mempunyai jarak antara blade satu dengan lainnya terhadap poros blade
turbin mempunyai kerenggangan yang menjadikan aliran dapat mengalir
dan menerpa blade dibelakang poros dan ini akan meningkatkan gaya
momen serta mengurangi gaya hambat pada blade, selain itu semakin besar
jumlah blade maka aliran antara blade satu dengan yang lainnya akan saling
mengganggu.

Sehingga hasilnya jumlah blade yang menghasilkan daya yang lebih


besar adalah jumlah blade yang jumlahnya sekecil mungkin. Pada jumlah
blade yang lebih banyak maka aliran yang meninggalkan blade akan
mengganggu aliran yang masuk pada blade berikutnya, sehingga perlu jarak
yang luas agar aliran diantara blade tidak saling mengganggu.

Hasil dari penelitian perna di lakasanakan oleh Hidayatullah, (2016),


tunjukan Penelitian ini telah memaparkan secara komprehensife teknologi
turbin sumbu horisontal untuk pembangkit listrik tenaga angin. Untuk
meningkatkan rasio daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga angin
maka digunakan

6
Metode dari hasil simulasi didapatkan bahwa sistem yang dilengkapai
dengan MPPT bisa meningkatkan efisiensi daya dari sistem. Dari kelima
pengujian berdasarkan kecepatan angin didapatkan hasil bahwa pembangkit
listrik tenaga angin yang menggunakan, rasio daya rata-ratanya lebih tinggi
daripada yang tidak menggunakan, oleh karena itu dapat digunakan untuk
meningkatkan rasio daya pembangkit listrik tenaga angin yang dihubungkan
pada beban yang bervariasi.

2.2 Energi Angin


Energi angin adalah salah satu potensi energi terbarukan yang dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik,
terutama wilayah pelosok. Pembangkit energy angin yang biasa disebut
pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ini bebas dari polusi dan sumber
energinya tersedia secara alami di alam, nantinya pembangkit ini
diharapkan dapat menjawab masalah lingkungan hidup dan ketersediaan
sumber energi. Energi alternatif ini sangat cocok diterapkan didaerah pantai
atau laut, dan gunung, yang memiliki kecepatan angin yang stabil, energi
angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir angin (wind
turbine).

Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanik yang
ada pada angin menjadi energi rotasi pada bilah turbin, Putaran bilah turbin
digunakan untuk memutar generator untuk menghasilkan energi listrik.
Teknologi turbin angin juga terus berkembang, salah satunya adalah turbin
angin sumbu kelebihan dari turbin angin sumbu horizontal memiliki
efisiensi yang lebih tinggi dibandikan dengan sumbu vertikal karena sudu
selalu bergerak tegak lurus terhadap arah angin (huda 2014).

2.2.1 Anemometer
Anemometer alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
angin. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin di lokasi
turbin angin yang diterapkan. Karena data kecepatan angin sangat
dibutuhkan, maka dibutuhkan data nyata mengenai kecepatan angin rata-
rata di daerah tersebut agar dapat disesuaikan dengan desain rotor sudu

7
turbin. BMKG menggunakan satuan knot untuk mengukur kecepatan angin.
Namun pada beberapa alat ukur (seperti anemometer), satuan yang
digunakan adalah m / s. Menurut data BMKG Besar, kecepatan angin rata-
rata di Kecamatan Bae biasanya 3 sampai 5 meter per detik (Dharma &
Masherni, 2017)

Tabel 2. 1 Tabel kelas kapasitas energi angin


Kelas Kapasitas Kecepatan Daya Lokasi
Spesifik
Kapasitas (kW) Angin ( Wilayah )
(m/det) (W/m2)
Skala Kecil s/d 10 2.5 - 4.0 < 75 Jawa,NTB,
NTT,
Maluku,
Sulawesi,

Skala 10 – 100 4.0 - 5.0 75 – 150 NTB,


Menn NTT,
gah Sulsel,
Sultra,
Selatan
Jawa
Skala Besar > 100 > 5.0 > 150 Sulsel,
NTB.
NTT,
Pantai
Selatan
Jawa

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin, 2008

8
Tabel 2. 2 Tingkat kecepatan angin dan fenomena angin
Tingkat kecepatan angin 10 meter di atas permukaan tanah
Kelas Kecepatan Kondisi Alam Di Daratan
Angin Angin
1 00,00 -0,02 ---------------------------------------------------
2 0,3 -1,5 Angin tenang,Asap lurus ke atas
3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin
4 3,4 – 5.4 Wajah terasa ada angin, daun- daun bergoyang
pelan, petunjuk arah angin bergerak
5 5,5 – 7,9 Depu jelan, kertas beterbangan, ranting pohon
bergoyang
6 8,0 – 10,7 Ranting pohon besar bergoyang bendera berkibar
7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang air plumpang
berombak kecil
8 13,9 -17,1 Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di
telinga
9 17,2 -20,7 Dapat mematahkan ranting pohon,, jalan berat
melawan arah angin
10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting pohon rumah rubuh
Sumber : (Daryanto,Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit
ListrikTenaga Bayu)

9
Skala di atas digunakan untuk mengetahui tingkat kecepatan angin
dilihat dari fenomena yang terjadi pada benda-benda sekitar.

Tabel 2. 3 Kelas Angin dan Kecepatan Angin (bayu)

Kecepatan bayu Kecepatan bayu Kecepatan bayu


Kelas bayu
( m/s ) ( Km/jam) (Knot/jam)
1 0,00 ~ 0,02 0 0

2 0,3 ~ 1,5 1 ~ 5,4 0,58 ~ 2,92

3 1,6 ~ 3,3 5,5 ~ 11,9 3,11 ~ 6,42

4 3,4 ~ 5,4 12,0 ~ 19,5 6,61 ~ 10,5

5 5,5 ~ 7,9 19,6 ~ 28,5 10,7 ~ 15,4

6 80 ~ 10,7 28,6 ~ 38,5 15,6 ~ 20,8

7 10,8 ~ 13,8 38,6 ~ 49,7 21,0 ~ 26,8

8 13,9 ~ 17,1 49,8 ~61,5 27,0 ~ 33,3

9 17,2 ~ 20,7 61,6 ~ 74,5 33,5 ~ 40,3

10 20,8 ~ 24,4 74,6 ~ 87,9 40,5 ~ 47,5

11 24,5 ~ 28,4 88,0 ~ 102,3 47,7 ~ 55,3

12 28,5 ~ 32,6 102,4 ~117,0 55,4 ~ 63,4

13 >32,6 >118 63,4

Sumber:http://www.kincirangin.info/pdf/kondisi-angin.pdf

2.3 Gaya Angkat (Lift) dan Gaya Hambat (Drag)


Benda yang terkena aliran fluida nantinya mengalami gaya
disebabkan oleh sentuhan antara benda tersebut dengan aliran angin pada
permukaan. Gaya-gaya ini dapat dikelompokkan sebagai gaya hambat

10
(drag) dan gaya angkat (lift). Gaya hambat udara (drag) merupakan gaya
yang diakibatkan dari molekul-molekul serta partikel-partikel di permukaan
udara yang sejajar dengan aliran fluida.

Gaya-gaya timbul akibat adanya perbedaan kecepatan antara benda


padat dengan fliuda. Gaya ini hanya terjadi pada benda yang melayang di
udara. Pada benda yang tidak bergerak gaya hambat udaranya nol. Jika
benda bergerak maka gaya hambat udara ada dan alirannya berbanding
berbalik dengan arah gerak serta menghambat gerak . Semakin besar gaya
hambatnya maka semakin cepat benda akan bergerak hambatannya nol. Jika
benda bergerak maka terdapat hambatan udara, dan aliran udara sebanding
dengan arah.

Pergerakan, dan hal tersebut akan menghambat pergerakan.


Semakin besar hambatannya, semakin cepat benda. Saat yang sama gaya
angkat adalah gaya yang diperoleh pada sumbu horizontal dari sebuah segi
panjang turbin ketika permukaan sudu berputar mengikuti angin. Gaya yang
dihasilkan dapat mengangkat

Bilah searah dengan aliran angin. Lift nantinya akan membantu


memutar turbin, dan gaya hambat akan mengakomodasi putaran bilah
turbin. Perbedaan tekanan antara bagian atas dan bawah dari airfoil
memberikan daya angkat untuk turbin. Semakin bengkok sayap atau bilah
pada turbin angin, semakin besar daya angkatnya. Gaya ini dihasilkan oleh
angin yang menyentuh permukaan sudu turbin.

2.4 Turbin Angin Sumbu Horizontal


Turbin angin sumbu horizontal adalah turbin dengan sumbu rotasi
sudu sejajar dengan permukaan. Turbin angin sumbu horizontal memiliki
poros, bilah utama, dan generator, yang terletak di bawah menara dan
mengarah ke arah angin sebelum memutar bilahnya. Bilah turbin angin
menangkap aliran angin sehingga dapat berputar, sedangkan turbin besar
biasanya menggunakan sensor angin dan motor untuk mengubah fokus bilah
menjadi aliran angin. Turbin angin sumbu horizontal dilihat dari jumlah
sudunya

11
1. Turbin angin dengan satu sudu ( single blade)

2. Turbin angin dengan dua sudu (double blade)

3. Turbin angin dengan tiga sudu (three blade)

4. Turbin angin dengan banyak sudu (multi blade)

Turbin angin sumbu horizontal diperlihatkan pada gambar (1)

Gambar 2. 1 Turbin angin sumbu horizontal


Sumber: (Sathyajith Mathew , hal 17)

Turbin angin sumbu horizontal dibedakan menjadi dua, dilihat dari arah
angin terhadap sudu yaitu:

1. Melawan angin

2. Downwind
Turbin angin jenis melawan angin memiliki rotor yang menghadap arah
datangnya angin sedangkan turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang
membelakangi arah angin. Rotor pada turbin melawan angin terletak di depan
turbin, posisinya mirip dengan pesawat terbang yang didorong blade. Untuk
menjaga turbin tetap menghadap arah angin, diperlukan mekanisme seperti ekor
turbin. Keuntungannya adalah udara akan mulai menekuk disekitar menara,
sehingga kehilangan daya dari gangguan yang terjadi, tidak sama dengan daya yang
dihasilkan turbin jenis downwind

Turbin angin downwind memiliki rotor di sisi bagian belakang turbin.


Bentuk nacelle didesain untuk menyesuaikan dengan arah angin. Keunggulannya
yaitu sudu rotor dapat lebih fleksibel karena tidak ada bahaya tabrakan dengan
menara. Sudu fleksibel memiliki keuntungan, biaya pembuatan sudu lebih murah

12
dan mengurangi tegangan pada tower selama keadaan angin dengan kecepatan
tinggi karena melentur memberikan beban angin didistribusikan secara langsung ke
sudu dari pada ke menara. Sudu yang fleksibel dapat juga sebagai kekurangan
dimana kelenturannya menyebabkan keletihan sudu. Dibelakang menara
merupakan masalah dengan mesin downwind karena menyebabkan turbulensi
aliran dan meningkatkan kelelahan pada turbin.

Gambar 2. 2 Turbin Melawan angin dan Downwind


Sumber : (Sathyajith Mathew , hal 18)

Keuntungan turbin angin


Kelebihan turbin angin menurut(Amheka 2013 adalah .

a. Sumber energi yang terbarukan. Angin merupakan salah satu energi yang
terbarukan atau tidak akan pernah habis seperti minyak bumi, itulah
mengapa angin di katakan sebagai energi terbarukan.
b. Tanpa Emisi energi angin merupakan energi yang ramah lingkungan dan
tidak menimbulkan emisi. Emisi ini yang berbahaya dan dapat
menimbulkan hujan asam atau gas rumah kaca.
c. Ramah lingkungan. Salah satu kelebihan dari penggunaan energy ini
adalah ramah lingkungan, dengan tidak mencemari lingkungan disekitar.
d. Penggunaan space yang lebih kecil. Energi ini hanya memebutuhkan
beberapa meter untuk membentuk pondasi turbin angin. Dengan space
yang lebih kecil maka sisa space nya bisa digunakan untuk keperluan
lainnya seperti pertanian.

13
Kelemahan turbin angin
Kelemahan turbin angin menurut(Amheka 2013 adalah .
a. Menara yang tinggi serta bilah yang panjang sulit diangkut dan juga
memerlukan biaya besar untuk pemasangannya, bisa mencapai 20% dari
seluruh biaya peralatan turbin angin.
b. Tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan
mahal serta para operator yang tampil.
c. Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat, gearbox, dan generator.
d. Memepattanya yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
e. Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
penampilan landscape.
f. Berbagai varian downwind dapat melami kerusakan struktur yang
disebabkan oleh aliran turbin angin

Umumnya turbin jenis ini memiliki bilah-bilah yang berbentuk airfoil,


seperti halnya baling-baling pada pesawat terbang, perputaran bilah tersebut terjadi
karena pengangkatan bilah yang disebabkan oleh angin. Jenis turbin angin sumbu
horizontal menggunakan gaya angkat sebagai penggerak sudu. Oleh karena itu,
kecepatan linier pisau bisa lebih besar dari kecepatan angin. Turbin angin cocok
untuk tingkat angin sedang dan tinggi dan banyak digunakan sebagai pembangkit
listrik skala besar.

Turbin angin adalah Sudu berfungsi untuk mengubah gerak lurus arus angin
menjadi gerak putar poros. Berdasarkan bentuk sudu, turbin angin dibagi menjadi
dua tipe, yaitu turbin angin sumbu horizontal (Daryanto, 2007).

14
Gambar 2. 3 Jenis–jenis model sudu
(sumber : Sayoga, dkk. 2014)

2.5 Sudu
Sudu-sudu (blade) merupakan bagian dari sebuah kincir angin berupa pelat
yang rata. Model sudu yang paling baik adalah yang mendekati bentuk streamline,
dalam pengujian digunakan bentuk segi panjang sebagai bentuk yang mendekati
kondisi streamline. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maksimal dari sebuah
kincir angin maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Bentuk sudu seperti persegi panjang sehingga aerodinamisnya semakin


baik.

2. Untuk mendapatkan energi yang lebih baik, sayap sayap dipasang


langsung pada rotor.

3. Untuk sudu yang ideal berjumlah tiga buah sudu-sudu karena


menghasilkan pembagian gaya dan keseimbangan yang lebih baik

2.6 Profil blade turbin (Airfoil)


Airfoil merupakan salah satu bentuk bodi aerodinamika sederhana yang
berguna untuk memberikan gaya angkat terhadap bodi lainnya dengan bantuan
penyelesaian matematis dan sangat memungkinkan untuk memprediksi berapa
besarnya gaya angkat yang dihasilkan oleh suatu bodi airfoil. Geometri airfoil
sangat berpengaruh terhadap parameter gaya lift yakni CL. Perkembangan airfoil
ini telah ada sejak zaman perang dunia ke II. Namun, airfoil dengan hasil riset yang
terkemuka hanya milik NACA (National Advisory Committee for Aeronautics). Hal
ini dikarenakan pengujian yang dilakukan NACA lebih sistematik dengan membagi
pengaruh efek kelengkungan dan distribusi ketebalan serta pengujian pada bilangan

15
Reynold yang lebih tinggi daripada lainnya. Semua pengujian tersebut dirangkum
dalam beberapa parameter yakni (repository.usu.ac.id, 2011: 10) :

1. Permukaan atas (upper surface)


2. Permukaan bawah (lower surface)
3. Mean camber line, tempat kedudukan titik-titik antara permukaan atas
dan bawah airfoil yang diukur tegak lurus terhadap mean camber line
itu sendiri.
4. Mean camber line, tempat kedudukan titik-titik antara permukaan atas
dan bawah airfoil yang diukur tegak lurus terhadap mean camber line
itu sendiri.
5. Trailing edge, titik paling belakang mean camber line.

2.7 Perancangan blade Turbin Angin


a. Daya Turbin Angin dan luas area rotor
Untuk memproduksi listrik diharapkan turbin dapat menghasilkan daya
sebesar 35 watt pada kecepatan angin sebesar 4,0 m/s. Asumsi penggunaan
generator dengan efisiensi sebesar 85% : (Piggot, 2009 : 15 )
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑥 (100% + (100% − 𝜂𝑅𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 )..................... ...........(2.1)

Dimana :
Pturbin = daya rotor turbin (watt)
Pout generator = daya generator (watt)
ηRancana = efisiensi rencana penggunaan generator (%)

Berdasarkan teori Betz yang menyatakan bahwa tidak semua energi angin
dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pemutar turbin angin dan maksimal
efisiensi yang diperoleh maksimal 59,3% (Betz limit). Maka daya angin yang
dibutuhkan ( Piggot, 2009 : 15 )

𝑃
𝐶𝑝 = 𝑃 ........................................................................................................(2.2)
0
Dimana :
Pturbin = daya rotor turbin (watt)
P0 = daya mekanik (watt)
Cp = konfisien daya (%)

16
Jadi maksimal konfisien daya turbin angin tersebut adalah 67,87 watt
Temperatur di daerah dilaboratorium teknik mesin Universitas Muria Kudus Kota
Kudus jawa tengah secara geografis temperature Tudara = 21 – 30oC

Asumsi Tudara = 25 oC

Dari tabel propertis udara pada tekanan 1 atm (terlampir) diperoleh: Pudara =
1,145 kg/m3 (Piggot, 2009 : 15)

Tabel 2. 4 Propertis udara pada tekanan 1 atm.

Sumber : Natl Bur stand (U.S) Circ. 564. 1965


𝑃 = 0,5 𝑝. 𝐴. 𝑣 3 ............................................................................................(2.3)

Dimana :

P = efisiensi daya turbin angin (Watt) : 67,87 watt

p= propertis udara (kg/m3)

A = luas area rotor turbin angin (m2)

v = kecepatan angin (m/s)

17
Gambar 2. 4 Diameter rotor dan swept area of blades
Sumber : www.daviddarling.info/encyclopedia/S/AE_swept_area.html

2.8 Penentuan diameter


Berdasarkan luas area rotor, maka diameter rotor dihitung sebagai berikut:
(Piggot, 2009 : 1)
1
𝐴 = 4 𝜋𝐷2 .................................................................................................(2.4)

dimana :
D = diameter rotor (m)
A= luas area rotor blade (m2)

2.9 Penentuan diameter


Dengan didapatkannya luas area rotor (A) sebesar 1,85 m2,karena penulis ingin
menggunakan 3 buah sudu,maka dapat diperoleh sebagai berikut: (Alditihan,2011)
1
𝐴 = 6 2 𝜋. 𝑑. 𝐿.............................................................................................(2.5)

Diketahui :
L =lebar sudu : 0,30 meter

A = luas area rotor : 1,85 m2


A
Jumlah sudu : 3 buah Luas 1 buah sudu = 3

2.10 Tip speed ratio


Untuk turbin angin tipe horizontal memiliki nilai koefien daya maksimum pada
nilai tip speed ratio sehingga dapat dirumuskan dalam persamaan berikut :
(Hameed, 2012)

πx4
λ= ...........................................................................................................(2.6)
n

dimana :
λ = tip speed ratio

18
n = jumlah blade =3

2.11 Tentukan putaran rotor (Rpm)


Kecepatan angin rancangan dan diameter secara langsung mempengaruhi
besarnya putaran rotor (rpm). Dengan demikian dapat dirumuskan dengan
persamaan berikut: (Yulianto,2018)
60.𝑣.𝑇𝑆𝑅
𝑛= ......................................................................................... (2.7)
𝜋.𝐷

Dimana :
v : kecepatan angin

λ ; tip speed ratio

D = diameter rotor (m2)

2.12 Rotor Solidity


(Koksal dkk, 2004).
𝑛 .𝐶
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 = 2.𝜋 .𝑅..................................................................................(2.8)

Dimana :
d : panjang sudu turbin angin (m)
n : jumlah blade
D: diameter rotor (m2)

2.13 aliran massa udara


Solidity adalah perbandingan antara luas sudu dengan luas sapuan rotor.
Solidity dapat dihitung menggunakan persamaan, Laju aliran massa udara dapat
dihitung secara matematis menggunakan persamaan berikut : (Alditihan, 2011)
m = p x A x V 3 ....................................................................... ................(2.9)
Dimana :
m = aliran massa udara (kg/s)
p = propertis udara (kg/m3)

A = luas rotor (m2)


V =kecepatan angin (m/s)

2.14 kecepatan sudu


Dari rumus mencari daya mekanik dapat digunakan untuk mencari kecepatan
sudut maka persamaanya adalah : ( Yulianto,2018)

19
2 xπ xN1
ω = ....................................................................................................(2.10)
60

dimana :

ω = kecepatan sudut (rad/s)

n = putaran turbin ( rpm)

π = jari – jari

2.15 torsi

Untuk kecepatan putar yang sama, semakin besar torsi yang diberikan sudu,
maka akan semakin besar daya yang diserap, demikian juga sebaliknya. Sehingga
torsi dapat dirumuskan dengan persamaan berikut : (Yulianto,2018)
60 x P
T = 2 x π xtotal ..................................................................................................(2.11)
rpm

Dimana :
T = torsi (Nm)
Pturbin = efisiensi daya turbin angin (watt)
Rpm = putaran blade
π = jari-jari

2.16 Perhitungan Pemilihan Poros


Sebagai penopang sudu dan lengan sudu, poros direncanakan mampu menahan
beban yang di hasilkan elemen mesin tersebut, maka dilakukan perhitungan
perencanaan dengan matang.Mencari diameter poros:
a. Momen putir

Momen puntir yang akan diterima poros berdasarkan daya yang dikonversi
yang dikalikan dengan factor koreksi dihitung dengan persamaan 1, yaitu :

Dimana :

P = daya rancana (Kw)

Fc = faktor koreksi daya poros

n= putaran blade

20
2.17 Pemelihan dan perhitungan bantalan
Tabel 2. 5 Nomor Bantalan Gelinding Jenis Bola
Nomor bantalan Ukuran luar Kapasitas Kapasitas
Jenis nominal nominal
Dua sekat
terbuka Dua dinamis statis
tanpa d D B R
sekat spesifik C spesifik
kontak (kg) Co (kg
6000 10 26 8 0,5 360 196
60001 6001 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
ZZ
6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003 6003V 17 35 10 0,5 470 296
ZZ V
6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465
6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006 6006V 30 55 13 1,5 1030 740
ZZ V
6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009 6009V 45 75 16 1,5 1640 1320
ZZ V
6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
(Sularso, 2004:135)

Gambar 2. 5 Bantalan
Bantalan di kembangkan untuk meningkatkan kemampuan dalam menahan
pergerakan dari poros yang berputar dan juga menahan beban yang ditanggungnya.
Jenis bantalan yang akan digunakan adalah bantalan gelinding Pemilihan bantalan
Berdasarakan tabel pemilihan bantalan gelinding menurut Sularso & K.Suga (1997:
143) untuk poros dengan diameter 14,71 mm, maka dipilih bantalan gelinding
jenis terbuka nomor 6005, dengan ukuran sebagai berikut:

1. Diameter dalam bantalan (d) = 17 mm


2. Diameter luar bantalan (D) = 35 mm
3. Lebar (b) = 10 mm
4. Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 470 kg

21
5. Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 296 kg

Berdasarkan n prinsip kesetimbangan diperoleh beban pada tiap bantalan


yang digunakan, sebagai berikut. ; (Deutschman, 1975 : 48)

a. Beban bantalan
𝑑
𝑅𝐵 (𝐴𝐵) − 𝑊𝑝 (2 ) = 0................................................................ (2.12)

Dimana
AB = panjang poros (mm)
Wp = berat poros (kg)
Ds = diameter poros

b. Penentuan beban ekuivalen

Untuk memperkirakan umur bantalan dihitung beban ekuivalen berdasarkan


jenis bantalan yang digunakan. : (Deutschman, Machine Design and Theory and
Practice, 1975 : 486)

𝑃 = (𝑥. 𝐹𝑅 . 𝑣) + (𝑐𝑏. 𝐹𝐴 ). 𝑘𝑠......................................................................(2.13)

Dimana :

X = Kapasitas nominal statis spesifik (C0)

FR= keamanan konstruksi (N)

FA= gaya aksial (N)

Ks=service faktor untuk beban kejut ringan

V = faktor putaran (konstan) bernilai = 1,2 untuk ring luar yang


berputar.

Ya =faktor untuk beban aksial

c. Putaran

𝐶 3
𝐿 = (𝑝) 𝑥106 ..............................................................................(2.14)

22
2.18 Mur dan baut pada blade

Posisi baut
Gambar 2. 6 Baut dan mur
Baut yang digunakan adalah M10 tipe A307 sebanyak 1 buah, terbuat dari baja
ST 37 . Dari ukuran baut diketahui mengenai spesifikasi baut M10 antara lain
sebagai berikut : (connecticut.1890)

1. Diameter mayor (d) = 10 mm


2. Diameter minor (dc) = 8,16 mm
3. Tegangan tarik (𝜎) = 370 N/mm2
4. Tegangan geser (t) = 240 N/mm2
5. Faktor keamanan (sf) = 12

Beban baut

𝐹 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑚𝑏𝑏 𝑥 𝑔....................................................................................(2.15)

Dimana :

P total : beban baut (N)

mbb : Massa front (kg) =0,02 kg

g : Percepatan Gravitasi (m/s2) = 9,81m/s2

2.19 Rangka
Dalam perancangan mesin turbin angin, dibutuhkan sebuah komponen yang
mampu menopang berbagai komponen lain, yaitu . Rangka tower mesin turbin
angin tipe horizontal ini mempunyai beberapa fungsi yang penting, antara lain :

23
1. Tempat untuk menopang box generator
2. Tempat menopang blade dan komponen lainnya

Adapun rangka tower dari mesin ini disusun dari batang baja profil pipa yang
harus mempunyai kekuatan menopang komponen mesin tersebut, serta kuat
menahan getaran dari mesin tersebut. Selain itu, tower tersebut harus
mempunyai ketahanan yang baik. tersebut, diperoleh gambar rangka :

Kecepatan angin (m/s)

Gambar 2. 7 Rangka turbin angin tipe horizontal


Berikut ini adalah perhitungan beban angin dan beban blade yang akan
diterima oleh tower dengan data sebagai berikut.

V = kecepatan angin (m/s) =4,0 ms


mblade = berat blade = 0,22 kg

P = propertis udara (kg/m3) =1,145 kg/m3

A = tinggi tower = 1,3 m

24
BAB 3
METODOLOGI
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alur peracangan


Tahapan proses Perancangan Mesin Turbin Angin Tipe Horizontal untuk
pembangkit listrik 35 watt sebagai berikut :
Mulai

Kajian Pustaka

analisa kebutuan sistem

konsep desain

Pemilihan Konsep

Perhitugan Desain Turbin


Angin

simulasi desain

Pengujian Kekuatan
Blade
Turbin angin

gambar kerja

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 1 Diagram alir metodologi penelitian

25
3.2 Analisa kebutuhan
Analisa kebutuhan ini merupakan sebuah konsep dimana daftar atau nama
produk untuk merancang dan membangun dengan kritia sesuai dengan syarat dan
kebuhuan atau harapan dari beberapa aspek adapun analisa kebutuhan dari rancang
bangun mesin kincir angin tipe hoizontal Untuk Pembangkitkan Listrik sebagai
berikut :

Tabel 3. 1 Analisa kebutuhan turbin angin


Teknik Mesin Daftar Kebutuhan Produk
UMK
Nama Produk : Perancangan Turbin Angin
Tipe Horizontal Untuk Pembangkitkan
Listrik
Kriteria S/H Uraian kebutuhan Pertanggung
Jawab

Aspek Teknik S a. Tiang mampu menopang beban Tim desain


dari kompoten -komponen
mesin turbin angin
b. Ekor mempu sebagai stabilitas
posisi dan pengatur arah
hembusan angin sehingga
kincir akan terus mengikuti dan
menghadap kemana arah angin.
c. Generatir mampu sebagai
perangkat utama beradanya
generator yang mengkonversi
energi gerak menjadi energi
listrik.
d. Blade yang biasanya berjumlah
tiga.Berfungsi sebagai
penerima tiupan angin
sehingga Blade akan bergerak

26
memutar akibat adanya gaya
dorong dari angin.

Kekuatan S a. Kekuatan pembebanan blade Tim desain


Pembebanan menggunakan analisis software
autodesk inventor 2019
Geometri S a. Tinggi tiang :2m Tim desain
b. Diameter sudu blade : 1,80 m
c. Jumlah sudu : 3 Sudu
d. Type turbin angin : Horizontal
Ergonomi S a. Tinggi tiang mesin turbin angin
sesuaikan dengan jangkauan
angin untuk memudahkan
proses putaran blade
b. Lebar mesin turbin angin
sesuwai yang sudah di tetapkan
Aspek H a. Langkah pengerjaan sederhana
Manuafatur b. Mampu menghasilkan kualitas
yang baik
Aspek perakitan H a. Mudah dalam penyambungan
antar komponen
b. Perancang tidak membutuhkan
alat kusus
c. Sperpart mudah di dapat di
pasaran
Aspek perawatan S a. Mudah dalam pembesihan
b. Komponen bisa di ganti

Aspek H a. Ramah lingkungan Tidak


lingkungan membutuhkan bahan bakar
untuk menggerakan mesin
turbin angin

27
Aspek Ekonomi S a. Biaya produksi murah
pembelian komponen mudah di
dapat

3.3 Konsep desain


Perancangan mesin turbin angin horizontal ini yang harus dipenuhi sebagai
berikut :
1. Puratan motor dapat bervariasi
2. Penggerakan baling-baling turbin angin dengan sistem angin
3. Mudah dalam pengoperasikan.
4. Mudah dalam pembuatan turbin angin tipe horisontal.
5. Mudah dalam pemeliharaan
6. Aman untuk digunakan

3.3.1 Desain 1

1
3

2 3

Gambar 3. 2 Mesin turbin angin tipe horizontal


Keterangan :
1. Ekor 4. Tower
2. Box generator
3. Baling-baling turbin angin
Spesifikasi alat sebagai berikut

28
1. Menggunakan 1 buah generator 12 v
2. Diameter baling- baling turbin angin 1,18 Cm
3. Tranmisi menggunakan blok laker
4. Menggunakan bahan seng mudah berputar baling-baling angin
5. Murah dan mudah dalam pembuatan
Cara Kerja :
1. Angin meniup Blade turbin angin sehingga baling-baling bergerak.
2. Blade kincir angin akan memutar.
3. Kemudian di hubungkan ke generator, generator merubah energi
mekanik menjadi energi listrik.
4. Dari generator energi listrik menuju sistem kontrol untuk setabilkan
arus tegangannya kemudian menuju aki kemudian menuju power
inverter baru didistribusikan ke konsumen

3.3.2 Desain II

5
3

6
Gambar 3. 3 Mesin turbin angin tipe horisontal

29
Keterangan :
1. Ekor 4. Tower
2. Box generator 5. Sistem kontrol
3. Baling – Baling 6. Dudukan
Spesifikasi alat sebagai berikut :
1. Menggunakan 1 buah generator 1 phasa
2. Diameter baling- baling turbin angin 1,18 Cm
3. Tranmisi menggunakan gearbox dan block laker
4. Menggunakan bahan seng mudah berputar baling-baling angin
5. Murah dan mudah dalam pembuatan
Prinsip Kerja Mesin Kincir angin tipe horizontal sama dengan konsep pertama

3.4 Pemelihan Konsep


Tabel 3. 2 Pemilihan Konsep Mesin Turbin Angin tipe horizontal
Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2

Fleksibilitas Desain turbin angin konsep Desain turbin angin


Desain rangka pertama memiliki baling- baling konsep kedua memiliki
kurang miring yang membuat kemiringan 40° baling
menjadi kurang efektif. baling yang membuat
lebih kuat.

Estimasi biaya Rp.3.000.000 Rp.4.500.000


material

Aksebilatas Operator hanya mengecek arus Operator hanya


operator listrik dan putaran Blade mengecek arus listrik
dan putaran Blade

Kelakuan Horizontal Horizontal


kontruksi

30
Aspek lingkungan Ramah lingkungan tidak Ramah lingkungan
butuhkan bahan bakar tidak butuhkan bahan
bakar

Kemudahan Proses pembuatan di lakukan Proses pembuatan di


proses manufatur dalam waktu yang sudah di lakukan dalam waktu
tentukan
yang sudah di tentukan

Dari desain diatas efesiensi cenderung mendapat kesimpulan desain yang kedua,
karena baik dan efektif pengoperasian Kincir Turbin Tipe Horizontal Untuk
Pembangkitkan Listrik.

1. Desain rangka konsep kedua memiliki kemiringan baling-baling 40 ° yang


membuat lebih kuat tangkap angin.

2. Aksibilatas operator sangat baik karena di mudahkan dengan desain di


rancang mudah dalam proses pembesihan dan pengantian komponen serta
mudah dalam perawatan

3. Dari kalakuan kontruksi kedua desain mempunyai defleksi yang sama yaitu
horizontal

4. Untuk pertimbangan pengoprasian mesin turbin angin maka tidak


menggunakan. Operator banyak hanya satu orang untuk melihat pegerakan
arus listrik dan putaran Blade.

5. Kemudahan pada proses manufaktur dilakukan dalam waktu yang sudah di


tentukan jika dibandingkan desain alternative desain pertama.

31
3.5 Konsep Terpilih

Gambar 3. 4 Konsep 2 desain lattice tower turbin angin tipe horizontal

32
Tahapan Perhitungan

1. Menentukan daya turbin angin dan luas rotor yang dibutuhkan.

2. Penentuan diameter rotor

3. Menentukan panjang sudu blade

4. Menentukan tip speed ratio turbin angin tipe horizontal

5. Mentukan kecepatan putar blade turbin angin tipe horizontal

6. Menentukan massa aliran udara yang di butuhkan turbin angin

7. Kecepatan sudu blade turbin angin tipe horizontal yang dibutuhkan

8. Menentukan torsi rotor turbin angin tipe horizontal yang dibutuhkan

9. Menentukan perhitungan pilihan poros

10. Menentukan pemelihan dan perhitungan bantalan

11. Menentukan mur dan baut

12. Menentukan rangka turbin angin tipe horizontal

33
Langkah- Langkah Simulasi Kebebanan Blade Turbin Angin Tipe Horizontal Menggunakan Autodes Invertor 2019

Autodes Study Advisor- New Autodes Invertor


Study - Static Material / Plastik
Simulation

Create Mesh External Loads Advisor Fixtures Advisor-


- Torque Fixed geometry

Run This Study Report Selesai

34
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Perancangan


4.1.1 Potensi Kecepatan Angin
Untuk mempermudah dalam proses perancangan maka dipilih
dilaboratorium teknik mesin Universitas Muria Kudus Kota Kudus. Untuk memper
mudah dalam data awal untuk pross perancanga menggunakan, kecepatan angin
sebesar 4,0 m/s.

4.1.2 Penentuan Daya Angin


Dalam perancangan turbin angin daya output turbin pada kecepatan angin
4.0 m/s. Daya 35 watt cukup digunakan untuk alat perage dilaboratorium teknik
mesin Universitas Muria Kudus Kota Kudus yang tidak terlalu membutuhkan daya
listrik yang besar.

Gambar 4. 1 Baling – baling turbin angin

35
Diperhatikan pada gambar baling-baling turbin angin maka perhitungan daya
angin didasarkan pada data sebagai beriku :
Kecepatan angin : 4,0 m/s
Tegangan generator : DC 12/24 v

4.2 Daya Turbin Angin dan luas area rotor

4.3 Daya Turbin Angin dan luas area rotor

Diketahui :
Pturbin = 35 watt
Maka :
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 35 𝑥 (100% + (100% − 85%)
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 35𝑥 115%
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 = 40,25 𝑤𝑎𝑡𝑡
Jadi daya turbin angin turbin angin tersebut adalah 40,25 watt
Diketahui :
Pturbin = 40,25 watt
Cp = 0,593
Ditanya = Po : ?
Maka :

𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
𝑃0 =
𝐶𝑝
40,25
𝑃0 =
0,593
𝑃0 = 67,87 𝑊𝑎𝑡𝑡

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat ditentukan luas area rotor :

Diketahui :

𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 1,145 kg/m3


V = 4,0 m/s
Ditanya = A:?

Maka :

𝑃 = 0,5 𝑝. 𝐴. 𝑣 3

36
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
𝐴=
0,5. 𝑝𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 . 𝑣 3
67,87
𝐴=
0,5𝑥1,145𝑥4,03
𝐴 = 1,85𝑚2

Jadi nilai luas area rotor blade turbin angin tersebut adalah 1,85 m2

4.4 Penentuan diameter rotor


Berdasarkan perhitungan daya mekanik didapat nilai luasan area rotor
(sweap area) sebesar 1,85 m2 maka diameter rotor dapat dihitung dengan::

1
𝐴 = 𝜋𝐷2
4

4. 𝐴
𝐷=√
𝜋

4𝑥1,85
𝐷=√
3,14

𝐷 = 1,53 𝑚

Dari perhitungan di atas diameter rotor yang digunakan adalah 1,53 m.


setelah mengetahui diameter rotor yang digunakan selanjutnya dapat diketahui
panjang sudu

4.5 Panjang sudu blade


Dengan didapatkannya luas area rotor (A) sebesar 1,85 m2,karena penulis ingin
menggunakan 3 buah sudu,maka dapat diperoleh sebagai berikut:
Maka :

1,85
Jumlah sudu : 3 buah Luas 1 buah sudu = = 0,616 𝑚2
3

1
𝐴=6 𝜋. 𝑑. 𝐿
2
2. 𝐴
𝑑=
6. 𝜋. 𝐿

37
2 𝑥 1,85
𝑑=
6𝑥 𝜋 𝑥 0,30
3,7
𝑑=
5,655
𝑑 = 0,65 m

Jadi panjang sudu blade jenis turbin angin tipe horizontal ini dengan
dimensi d x L yaitu 0,65 meter x 0,30 meter.

4.6 Tip speed ratio


Diketahui :

n =3

Maka :

πx4
λ= -
N
3,14x 4
λ=
3
λ = 4,186 = 4,19

Jadi nilai tip speed ratio pada turbin angin tersebut adalah 4,19

4.7 Tentukan putaran rotor (Rpm)


Diketahui :
v = 4,0 m/s
λ =4,19
D = 1,53 m2
Maka :

60. 𝑣. 𝑇𝑆𝑅
𝑛=
𝜋. 𝐷
60𝑥4,0𝑥4,19
𝑛=
3,14𝑥 1,53
1005,6
𝑛=
4,8356
𝑛 = 209,31 𝑅𝑝𝑚

38
Dari perhitungan di atas dapat diketahui kincir angin dengan diameter rotor
1,53 m,untuk menghasilkan nilai Cp tertinggi maka harus berputar sebesar 209,31
rpm pada kecepatan angin 4,0 m/s..

4.8 Rotor Solidity


Diketahui :
d = 0,65 m
n=3
d = 1,53 m2
Maka :
𝑛 .𝑑
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 =
𝐷
3 𝑥 0,65
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 =
1,53
1,95
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 =
1,53
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 = 1,27
Jadi, solidity yang dihasilkan pada turbin angin tersebut adalah 1,27

4.9 aliran massa udara


Diketahui :
p =1,145 kg/m3
A =1,85 m2
V = 4.0 m/s
Ditanya = m:?

Maka :
m = p x A x V3
m = 1,145 x 1,85 x 4, 03
m = 135,568 kg/s
Sehingga didapatkan aliran massa udara sebesar 135,568 kg/s

4.10 kecepatan sudu


Diketahui :
n = 209,31 rpm

Ditanya = ω: ?

39
Maka :

2 xπ xn
ω =
60
2x 3.14 x 209,31
ω =
60
ω = 21,90 rad/s
jadi kecepatan sudut pada turbin angin tersebut adalah = 21,90 rad/s

4.11 torsi
Diketahui :
Pturbin = 67,87 watt
Rpm = 207,95 rpm
Ditanya = T: ?
Maka :
60 x Pturbin
T=
2 x π x rpm
60 x 67,87
T=
2 x 3,14 x207,95
4.072,2
T=
1.305,926
T = 3,11 Nm
Jadi kecepatan blade turbin angin yang dihasilkan adalah 3,11 Nm

4.12 Perhitungan Pemilihan Poros


a. Momen puntir

Diketahui :
P =58,36watt = 0,05846 Kw
Fc = 1,2
n = = 207,95 rpm
Ditanya = pd: ?

Maka :
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 𝑥 𝑝
𝑃𝑑 = 1,2 𝑥 0,05846
Pd = 0,070152 Kw

40
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 𝑥105
𝑟𝑝𝑚
0,070152
𝑇 = 9,74 𝑥105
207,95
T = 328,57 Kg. mm
Jadi momen puntir yang diterima poros sebesar 328,57 Kg.mm

b. Tengangan geser izin


Menggunakan material ST-42 dengan 𝜎𝐵 = 42 kg/𝑚𝑚2 pada poros, maka
dihitung nilai tegangan geser izin dengan menggunakan persamaan 2, yaitu
:

σb
𝜏𝑎 =
𝑠𝑓1 𝑥 𝑠𝑓2
42
𝜏𝑎 =
6,0 𝑥 2,5
𝜏𝑎 = 2,8 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

Jadi tegangan geser yang diijinkan adalah sebesar 2,8 kg/mm2

c. Diameter poros
Menggunakan material ST-42 dengan nilai keamanan Kt = 3 (Beban
Kejutan atau tumbukan) dan Cb = 2,6 (Faktor kemungkinan beban lentur),
diperoleh diameter poros dengan menggunakan persamaan 3, yaitu :

1
3
5,1
𝑑𝑠 = (( ) 𝐾𝑡 . 𝐶𝑏 . 𝑇)
𝑡𝑎
1
5,1 3
𝑑𝑠 = ( 3. 𝑥2,6𝑥328,57)
2,8
𝑑𝑆 = 16,24 𝑚𝑚

Gambar 4. 2 Diamter poros turbin angin

41
Dari hasil perhitungan didapat diameter minimal poros turbin sebesar 16,24
mm.

4.13 Pemelihan dan perhitungan bantalan

Gambar 4. 3 Beban poros


a. Beban bantalan

Diketahui :
AB= 670 mm
Wp= 1,22 kg ( asumsi)
Ds= 16,24 mm
Ditanya = RA :?
Maka :

𝜖𝑀𝐴 = 0
𝑑𝑠
𝑅𝐵 (𝐴𝐵) − 𝑊𝑝 ( ) = 0
2
16,24
𝑅𝐵 (670) − 1,22 ( )=0
2
9,90
𝑅𝐵 = 0,014776 𝑘𝑔
670
𝜖𝐹𝑦 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 − 𝑅𝐵 = 0
𝑅𝐴 = 𝑊𝐵 − 𝑅𝐵
𝑅𝐴 = 1,22 − 0,014776 = 1,2052238𝐾𝑔
𝑅𝐴 = 1,2052238 𝐾𝑔 = 11,819207 𝑁
𝑅𝑏 = 0,014776 𝑘𝑔 = 0,144903 𝑁

Sehingga diperoleh resultan gaya radial Fr untuk keamanan konstruksi


sebesar FR=RA=11,819207 N. Sedangkan resultan gaya aksial sebesar
FA=WP=1,22 kg = 11,96 N

42
b. Penentuan beban ekuivalen

Diketahui :
x= 470 kg = 1036,17 ib
FR= 11,819207 N
FA= 11,96 N
Ks= 1,5
V= 1,2
Ya=1,7
Ditanya = P :?
𝑃 = (𝑥. 𝐹𝑅 . 𝑣) + (𝑌𝑎 . 𝐹𝐴 ). 𝑘𝑠
𝑃 = (1036,17 x 11,819207 x1,2) + (1,7 x 11,96)1,5
𝑃 = (12.246,71 + 20,332)𝑥 1,5
𝑃 = 18.400,563 𝑁

c. Putaran

Ditanya = L :?

𝐶 3
𝐿 = ( ) 𝑥106
𝑝
3
652,56
𝐿=( ) 𝑥106
18.400,563
𝐿 = 44.603.405.158,469

d. Umur
n = 207,95 Rpm
Ditanya = LH : ?
𝐿
𝐿𝐻 =
60 𝑥 𝑛
44.603.405.158,469
𝐿𝐻 =
60 𝑥 207,95
𝐿𝐻 = 3.574.850,1369295 𝐽𝑎𝑚
𝐿𝐻 = 148.952,09 ℎ𝑎𝑟𝑖

43
Perkiraan umur bantalan selama 148.952,09 Hari untuk batalan bola.

4.14 Mur dan baut pada blade


Maka :

𝑑𝑐 = 𝑚𝑏𝑏 𝑥 𝑔
𝑑𝑐 = 0,02 𝑥 9,81
𝑑𝑐 = 0,1962

a. Kekuatan baut berdasarkan perhitungan tegangan terik :

𝜋
𝑃= . 𝑑𝑐 2 . 𝜎
4
4. 0,1962
𝜎=
𝜋 𝑑𝑐 2
0,7848
.𝜎 = 209,2

𝜎 = 0,0037 𝑀𝑝𝑎

Tegangan tarik pada baut (𝜎) < Tegangan tarik ijin (𝜎t ) maka baut aman
𝜎 baut < 𝜎t = 0,0037 MPa < 60 MPa

4.15 Rangka
Untuk menghitung besar tekanan angin dapat dilihat pada perhitungan sebagai
berikut :

𝑞 = 0,5 𝑥 𝑝 𝑥 𝑣 3
𝑞 = 0,5 𝑥 1,145 x 4,03
q = 36,64 N/m3

Setelah didapatkan besar tekanan angin, maka beban angin dapat dihitung
Beban dari angin yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

𝐹 =𝐴𝑥𝑞
𝐹 = 1,3 𝑥 36,64
𝐹 = 47,632 𝑁

Selanjutnya adalah menentukan beban yang diterima oleh tower akibat berat
blade dengan persamaan sebagai berikut :

𝑊 = 𝑚 𝑥𝑔

44
𝑊 = 0,22 𝑥 9,81 = 2,15 𝑁

Setelah diketahui beban angin dan beban blade yang diterima oleh tower,
maka beban keseluruhan yang diterima oleh blade adalah sebagai berikut

𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 2,15 𝑥 47,632 = 102,40 𝑁

Massa 1 buah generator listrik = 2,2 kg

• Massa blade dan komponen lainmya = 2,2 kg

• Massa total = 4,4 kg

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑥𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 3


Beban (f) = 2

4,4 𝑥 4,03
Beban (f) =
2
Beban (f) = 140,8 𝑁

1. Analisa pada batang


• ∑ 𝐹𝑦 = 0
• ∑ 𝐹𝑦 = 0
𝑅𝐼𝑉 + 𝑅𝐾𝑉 . 102,40 𝑁 = 0

𝑅𝐼𝑉 + 𝑅𝐾𝑉 . = 102,40 𝑁 ∑ 𝐹𝑝 = 0

− 140,8 𝑁 . +610 𝑚𝑚 𝑅𝐾𝑌 . 1300 = 0


𝑅𝐾𝑌 . 610 = 102,40 𝑁 . 60 𝑚𝑚
102,40 𝑥 610
𝑅𝐾𝑌 =
1300
= 48,05 𝑁
• 𝑅𝐼𝑉 + 𝑅𝐾𝑌 = 102,40 𝑁
𝑅𝐼𝑉 + 102,40𝑁 = 102,40 𝑁
𝑅𝐼𝑉 = 102,40 𝑁 − 48,05 𝑁
𝑅𝐼𝑉 = 54,35 𝑁

• ∑1 = 0

∑ 𝑀𝑗 = 𝑅𝐼𝑉 . 610 𝑚𝑚

= 54,35 𝑁 . 610 𝑚𝑚

45
= 33153,5 𝑁𝑚𝑚

• ∑ 𝑀𝐾 = 𝑅𝐼𝑉 . 1300 𝑚𝑚 − 102,40 𝑁 .610 𝑚𝑚


= (48,05 𝑋 1300) − (102,40 𝑁 𝑋 610)
= 62.465 − 52.464
= 10.001 𝑁𝑚𝑚

2. Tegangan pada rangka tower


a. Rangka tower yang digunakan adalah profil pipa ST 37

b. Dimesinsi rangka 40,8 mm x 4,6mm

c. Momen inersia (1)

(𝑎 + 1)4 − 6(𝑎)2 (1)2


𝐼=𝑡 [ ]
12(𝑏 + 𝑎)
(37 + 40,8)4 − 6(37)2 (40,8)2
𝐼=3 [ ]
12(40,8 + 37)
(2.771.060) − (6𝑋1368) − (1665)
𝐼=3 [ ]
933,6
2759.522
𝐼=3 [ ]
933,6
𝐼 = 3 [2955,78]
𝐼 = 3 𝑥 2955,78
𝐼 = 8.867,34 𝑚𝑚4

d. Jarak titik berat

𝑎2
𝑌=
2 . (𝑎 + 𝑏)
372
𝑌=
2(37 + 40,8)
1369
𝑌=
155,6
𝑌 = 8,8 𝑚𝑚

e. Beban maksimum (Mmax) = 10.001N/mm

f. Faktor keamanan (Sf) =3

46
g. Tegangan yield pada ST 37 =(𝜎) = 240 N/mm2 (karena sf = 3)

240
Maka tegangan tarik ijin (𝜎) = = 80 𝑁/𝑚𝑚2
3

h. Tegangan tarik rangka

𝑀𝑚𝑎𝑥
(𝜎) =
𝐼𝑥𝑉
10.001 Nmm
=
8.867,34 x 8,8 mm
182.998 Nmm
=
78.032,6 𝑚𝑚
= 0,128 𝑁/𝑚𝑚2

Jadi karena 𝛔𝐢𝐣𝐢𝐧 > 𝝈 maka pemilihan rangka dengan beban besi profil pipa ST 37
dengan dimensi 40,8 mm x 4,6mm aman untuk menahan beban.

47
4.16 Simulasi Desain
Baling baling turbin angin
Desain blade yang sudah dibuat selanjutnya dianalisa dengan cara
melakukan simulasi menggunakan software autodes inventor 2019 .Proses
simulasi dilakukan dengan tujuan mengetahui daya kekuatan sudu blade
turbin angin terhadap aliran udara yang melaluinya, seperti ditunjukan pada
gambar 4.4 berikut.

Tabel 4. 1 Material Aluminium


Name Aluminium
Mass Density 2,7 g/cm^3

General Yield Sterength 275 Mpa


Ultimate Tensile
310 Mpa
Strength
Young’s Modulus 68,9 Gpa
Stress Poisson’s Ratio 0,33 ul
Shear Modulus 25,9023 Gpa

48
49
4.16.1 Data
Titik kebebanan

Gambar 4. 4 Baling- baling kincir angin horizontal 3 sudu


Digunakan pada analisa menggunakan aplikasi autodes inventor 2019 yaitu
Untuk beban baling baling kincir angin . Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1
.Apabila :

Massa Mesin Kincir Angin Horizontal = 42 Kg

Massa Baling baling ( masa baling- baling ) = 1.22 Kg

Percepatan gravitas = 9.81 m/s2

Maka

a. Gaya kerja baling baling di mesin kincir angin horizontal

Fbaling = (𝑚baling-baling + 𝑚kincir angin) X 𝑔

Fbaling = (42 + 1,22) X 9,81

Fbaling = 502,66 N

50
4.17 Analisa Tegangan pada baling baling turbin angin
4.17.1 Simulasi pembebanan di Invnetor

Gambar 4. 5 Pembabanan baling-baling kincir angin


Analisa teganga n yang dilakukan dengan Autodesk Inventor
menggunakan metode FEA (Finite Element Analyze). Pada anlisa tegangan
menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor beban diasumsikan dan di
fokuskan pada kincir angin. Simulasi pada proses analisis yaitu sifat material
setelah menerima tegangan, regangan,dan defleksi.

Gambar 4. 6 Von Mises

Pada gambar 9 ditunjukan hasil analisa dengan metode FEA (Finite Element
Analysis) untuk von mises stress dengan beban 4.414,5 N. Hasil dari analisis
menunjukkan bahwa tegangan terdistribusi ke baling baling kincir angin dan dapat
dilihat tegangan von mises maksimum pada bagian bawah sebesar 9,098 Mpa dan
tegangan minimum 0 Mpa.Tegangan

51
Gambar 4. 7 Tegangan

Pada gambar 10 ditunjukkan analisa tegangan principal dan didapatkan tegangan


maksimum sebesar 9,298 MPa dan tegangan minimum – 1,23 MPa.

Gambar 4. 8 Regangan
Pada gambar 11 ditunjukkan analisa regangan dengan autodesk
inventor.Di dapatkan regangan maksimum sebesar 1.309 uI dan
regangan minimum -5,165e-09 uI

52
Gambar 4. 9 Displacement
Pada gambar 12 ditunjukkan nilai displacement yang terjadi pada daun pecok.
Nilai displacement maksimum sebesar 0,7126 mm dan minimum 0 mm.

Gambar 4. 10 Safety Factor


Pada gambar ditunjukkan nilai safety factor yang terjadi pada baling
baling . Nilai safety factor maksimum sebesar 13,75 dan minimum 0 .Pada
simulasi pembebanan pada baling - baling dengan beban 4.414,5 N. Bagian
bawah baling baling memperoleh beban paling besar. Hasil dari pembebanan
ditunjukkan pada Tabel

Tabel 4. 2 Hasil simulasi pembebanan

53
NO Beban Tegangan Tegangan Regangan Defleksi Faktor
(N) von principal Strain (mm) keamanan
mises stress (MPa)
(MPa) (MPa)
1 4.414,5 9,098 9,298 1,309 0,7126 15

Dihasilkan simulasi pembebanan dengan software inventor 2019 di


dapatkan nilai tegangan von mises sebsesar 9,098 Mpa, dan menimbulkan
defleksi sebesar 00,7126 mm yang menyebabkan baling-baling sedikit
melengkung, namun dengan beban dan defleksi sebesar itu baling baling
masih aman untuk digunakan untuk proses putaran kincir angin menghasilkan
listrik.

54
BAB 5
PENUTUP
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan perancangan turbin angin tipe horizontal 3 sudu
susuwai dengan tujuan yang dicapai, kesimpulan yang dapat diambil dari
pembuatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. ,Hasil rancangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dengan Turbin angin tipe
horizontal Untuk maksimal kapasitas daya generator 31,39 watt ini memiliki
bagian dudukan, yaitu dengan menggunakan material Steel Plate. Untuk
mekanisme pemindah daya rancangan ini menggunakan blok laker dan roda
gigi, untuk generator yang digunakan adalah generator DC lalu disimpan dan
untuk mensetabilkan arus listrik nya di baterai dengan kapasitas 12 V dan
untuk rangka utama menggunakan baja panjang 130 cm. Material blade yang
digunakan adalah material Aluminium untuk blade yang berdimensi 0,66
meter x 0,30 meter. Diameter rotor 1,53 sedangkan untuk poros
menggunakan material Carbon SteelS-45 C dengan dimensi 10 × 40 cm dan
pada kecepatan angin tertinggi yaitu 4,0 m/s

2. Pada simulasi tegangan dengan beban baling -baling turbin angin seberat 4
kg pada mesin turbin angin tersebut di dapatkan tegangan von mises sebesar
9,098 Mpa, artinya tegangan yang bekerja pada baling - baling tersebut masih
aman karena masih di bawah kekuatan luluh (yield strenght) aluminium yaitu
275 Mpa.

3. Tegangan tarik pada baut (𝜎) < Tegangan tarik ijin (𝜎t ) maka baut aman 𝜎
baut < 𝜎t = 0,0037 MPa < 60 MPa

4. Simulasi kekuatan dilakukan pada baling-baling untuk mengetahui berapa


kekuatanya. Baling-baling menggunaan material aluminium dengan kekuatan
tarik 310 MPa dan kekuatan luluh 250 MPa.

55
5.2 Saran

Memperbaiki dan menyempurnakan hasil rancang mesin turbin angin tipe


horizontal sudu 3. Maka ada beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti sebagai
berikut :

1. Pada saat pengujian Turbin Angin sebaiknya memperhatikan keadaan


cuaca di lapangan karena kinerja Turbin Angin bisa berfungsi dengan
baik apabila cuacanya mendukung.
2. Dalam pembuatan Turbin Angin sumbu Horizontal sebaiknya
memperhatikan faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja
Turbin Angin tersebut.
3. Bantalan bearing wajib dicek, untuk menghindari bearing seret sehingga
poros tidak berputar maksimal.

56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Ardiatma Brian, Dkk. (2017) Rancang Bangun Mesin Turbin Angin


Savonius Sebagai Penggerak Pompa Air. Jurnal Ilmiah, Surabaya:
Jurusan Teknik Pemersinan Kapal, Politeknik Negeri Surabaya.

Bahri W Syamsul, Dkk. (2014) Unjuk Kerja Turbin Angin Savonius Dua
Tingkat Empat Sudu Lengkung L. Jurnal Ilmiah, Langsa: Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Samudera.

Hasrofiddin, Dkk. (2019) Perancangan Turbin Angin Tipe Hybrid Savonius


Darrieus Sumbu Vertikal. Jurnal Ilmiah, Riau: Teknik Elektro,
UniversitasMaritim Raja Ali Haji.

Ikhsan Arfie Firmansyah dan Zulkarnain. (2) 1Perancangan Bilah


Turbin

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (P


LT-Angin)Kapasitas 100 kW
Menggunakan tudi Aerodinamika. Jurnal Ilmiah, Jakarta Selatan:
Puslitbangtek Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan, dan
KonversiEnergi.

Machrus Ali, Dkk. (2015) Desain Pitch Angle Controller Turbin Angina
Dengan Permanent Magnetic Synchrounus Generator (PMSG) cc
Menggunakan Imperialist Competitive Algorithm (ICA). Prosiding
SENTIA, Malang: Politeknik Negri Malang.

Parenden Daniel dan Ferdi H.Sumbung. (2013) Rancang Model Turbin


Savonius Sebagai Sumber Energi Listrik. Jurnal Ilmiah, Merauke:
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Musamus.

Pudjanarsa Astu dan Djati Nursuhud. (2017) Mesin Konversi Energi. Buku,
Yogyakarta: Cv Andi Offset.

R.A. Siregar dan C.A. Siregar. (2019) Pembangunan Turbin Angin


Darrieus- Savonius Sebagai Ikon Wisata Laut Dan Kuliner Di

57
Belawan. Jurnal Ilmiah, Medan: Program Studi Teknik Mesin, Universitas
MuhammadiyahSumatera Utara.

Rudianto Daniel Teguh Dan Nurfi Ahmadi. (2016) Rancang Bangun


Turbin Angin Savonius 200 Watt. Seminar Nasional, Yogyakarta:
Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto.

58
LAMPIRAN 1
Gambar Turbin Angin
LAMPIRAN 2

Gambar blade Turbin


Lampiran 3
Gambar Poros Blade
Lampiran 4
Gambar Gear box
Lampiran 5
Gambar Ekor
Lampiran 8
Gambar Tower
Lampiran 9
Gambar tataan bawah
Lampiran 10
Gambar gear box
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
FAKULTAS TEKNIK

PO. Box 53, Bae, Kudus/0291-438229, 443844/Faks: 0291-437198


www.umk.ac.id – email: mesin@umk.ac.id

LEMBAR REVISI UJIAN TUGAS AKHIR

Nama : Sulistiyanto
NIM : 201754022
Judul Tugas Akhir : Perancangan Turbin Angin Tipe Horizontal
Untuk Pembangkitkan Listrik

Wajib melakukan perbaikan seperti tercantum di bawah ini:

NO. HAL YANG PERLU DIREVISI

Mengetahui Kudus, 16 februari 2022


Ketua penguji Ketua Tim Penguji,

Dr. Akhmad Zidni Hudaya, ST.,M.Eng. Dr. Akhmad Zidni Hudaya, ST.,M.Eng.
NIDN. 0021087301 NIDN. 0021087301
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
FAKULTAS TEKNIK

PO. Box 53, Bae, Kudus/0291-438229, 443844/Faks: 0291-437198


www.umk.ac.id – email: mesin@umk.ac.id

LEMBAR REVISI UJIAN TUGAS AKHIR

Nama : Sulistiyanto
NIM : 201754022
Judul Tugas Akhir : Perancangan Turbin Angin Tipe Horizontal
Untuk Pembangkitkan Listrik

Wajib melakukan perbaikan seperti tercantum di bawah ini:

NO. HAL YANG PERLU DIREVISI

Mengetahui Kudus, 16 februari 2022


Ketua penguji Anggota Penguji I,

Dr. Akhmad Zidni Hudaya, ST.,M.Eng. Qomaruddin.,ST.,MT


NIDN. 0021087301 NIDN. 0626097102
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
FAKULTAS TEKNIK

PO. Box 53, Bae, Kudus/0291-438229, 443844/Faks: 0291-437198


www.umk.ac.id – email: mesin@umk.ac.id

LEMBAR REVISI UJIAN TUGAS AKHIR

Nama : Sulistiyanto
NIM : 201754022
Judul Tugas Akhir : Perancangan Turbin Angin Tipe Horizontal
Untuk Pembangkitkan Listrik

Wajib melakukan perbaikan seperti tercantum di bawah ini:

NO. HAL YANG PERLU DIREVISI

Mengetahui Kudus, 16 februari 2022


Ketua penguji Anggota Penguji II,

Dr. Akhmad Zidni Hudaya, ST.,M.Eng. Rianto Wibowo, ST, M.Eng


NIDN. 0021087301 NIDN. 0612037201
BIODATA PENULIS

Nama : Sulistiyanto
Tempat & Tgl. Lahir : Pati, 11 Maret 2021
Alamat : Ds. Kedungsari Rt.03 Rw 01 kac.
Tayu Kab. Pati jawa tengah
indonesia
Email : tiyantos11@gmail.com
Nomor HP : 089602464737

Riwayat Pendidikan:
1. SDN 1 kedungsari
2. MTs mamba’ul hidayah Pondowan
3. Smk kesuma margoyoso pati
4. S1 Teknik Mesin Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai