TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan oleh :
RUSIDIN
NIM :125214041
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement
to obtain Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
By :
RUSIDIN
Student Number :125214041
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : Kincir angin, koefesien daya, tip speed ratio, torsi, daya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.Tugas akhir ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Banyak hambatan yang dialami penulis selama proses penulisan tugas akhir.
Namun karena kuasa Tuhan Yang Maha Esa, bantuan dan keterlibatan berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan,
dukungan dan dorongan, baik secara moril, materil dan spirituil antara lain
kepada:
1. Sudi Mungkasi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas segala yang telah diberikan
selama penulis belajar di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains
Dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin atas segala yang telah diberikan selama penulis belajar di Program
Studi Teknik Mesin.
3. Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan saran, kritik dan bimbingan selama penulis
belajar di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains Dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran selama penulisan tugas
akhir.
5. Segenap dosen dan staff Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta atas segala kerjasama, pelayanan dan
bimbingan selama penulis menempuh kuliah dan proses penulisan tugas
akhir.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, Kakak dan Adik Saya atas segala bentuk
dukungan, doa, dan semua yang sudah diberikan sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Teman-teman Teknik Mesin Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma
dan teman-teman saya lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis
Rusidin
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .....................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ vi
INTISARI ............................................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................................2
1.4. Batasan Masalah ...............................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................................3
BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................4
2.1. Angin ................................................................................................................4
2.1.1. Jenis – Jenis Angin ........................................................................................5
2.2. Kincir Angin ...................................................................................................9
2.2.1. Kincir Angin Sumbu Horisontal ...................................................................9
2.2.2. Kincir Angin Sumbu Vertikal .....................................................................11
2.3. Grafik Hubungan antara Koefisien daya dan Tip speed ratio (Tsr) ................12
2.4. Rumus Perhitungan ........................................................................................13
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.4.2. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Mekanis Untuk Tiga Variasi
Kecepatan Angin ....................................................................................... 54
4.4.2. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris Untuk Tiga Variasi
Kecepatan Angin ....................................................................................... 55
4.4.3. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Untuk Tiga variasi Kecepatan
Angin .........................................................................................................56
4.4.4. Grafik Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Mekanis Pada Tiga
Variasi Kecepatan Angin ...........................................................................57
4.5. Pembahasan Data ............................................................................................59
LAMPIRAN ...........................................................................................................63
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9. Grafik Koefisien Daya (Cp) dengan Tips Speed Ratio (TSR) ..........12
Gambar 2.21. Kurva Regangan dan Regangan Terhadap Kegagalan Serat ...........33
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.17. Pengolesan Cetakan Sudu Yang Dilapisi Alumunium Foil ...........45
Gambar 3.19. Peletakan Plat Pada Ujung Sudu Untuk Lubang Sudu ...................46
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Mekanis Pada TigaVariasi
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit
dengan Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak
12,5 cm Dari Pusat Poros ...............................................................56
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris Pada Tiga Variasi
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit
dengan Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak
12,5 cm Dari Pusat Poros ...............................................................57
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Pada Variasi Tiga
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit,
dengan Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak
12,5 cm Dari Pusat Poros ..............................................................58
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Mekanis Pada
Tiga Variasi Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan
Komposit dengan Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm
Pada Jarak 12,5 cm Dari Pusat Poros .............................................59
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan
T Torsi (Nm)
m massa (kg)
𝑉 Volume (m3)
V Tegangan (volt)
I Arus (ampere)
𝑡 Waktu (s)
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini sudah
sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli energi di
Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi dapat meningkat secara
bertahap, baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari tuntutan
Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah bila dalam penyediaannya tidak
listrik. Kecenderungan ini tentu akan terus bertahan seiring dengan makin
sumber energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang
semakin besar. Angin, sebagai salah satu sumber yang tersedia di alam dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi listrik. Angin merupakan sumber
energi yang tidak ada habisnya sehingga pemanfaatan sistem perubahan energi
mesin yang mengambil tugas akhir pengembangan kincir angin sebagai energi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan desain kincir untuk mencari unjuk kerja kincir angin yang sesuai
b. Memaksimalkan potensi energi angin yang ada di Indonesia dengan kincir angin
yang dapat mengubah energi mekanik atau gerak menjadi energi listrik.
a. Membuat kincir angin poros horisontal empat sudu berbahan komposit dengan
diameter 1 m, lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak antar poros 12,5 cm dari
pusat poros.
b. Mengetahui unjuk kerja dari kincir angin poros horisontal empat sudu, berbahan
dari pusat poros untuk mengetahui unjuk kerja Rpm, Torsi dan Daya kincir.
c. Mengetahui nilai Tip speed ratio (Tsr) dan Koefesien daya (Cp) dari kincir angin
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Model kincir angin yang dibuat tipe horizontal axis wind turbine (HAWT) bahan
komposit.
poros.
2) Berat sudu kincir angin yang digunakan dalam penelitian adalah 214 gram
per sudu.
e. Variasi kecepatan angin yang digunakan dalam pengujiaan adalah 10,3 m/s, 8,3
Dharma.
a. Kincir angin ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu aplikasi pemanfaatan
b. Kincir angin ini dalam pembuatan skala besar mampu menghasilkan energi
listrik dalam jumlah besar dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat
luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Angin
Adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara di
udara rendah. Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, PLTA
angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang
memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian
belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik
Kecepatan angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat
Kelas Kecepatan
Kondisi Alam di Daratan
Angin Angin (m/s)
1 0,00 – 0,02 -------------------------------------------------------
2 0,3 – 1,5 Angin bertiup, asap lurus keatas
3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin
4 3,4 – 5,4 Wajah terasa ada angin, daun bergoyang, petunjuk arah angin bergerak
5 5,5 – 7,9 Debu jalanan dan kertas berterbangan, ranting pohon bergoyang
6 8,0 – 10,7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar
7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang, air kolam bergoyang kecil
8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga
9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin
10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh
11 24,5 – 28,4 Dapat merubuhkan pohon dan menimbulkan kerusakan
12 28,5 – 32,5 Dapat menimbulkan kerusakan parah
13 32,6 – 42,3 Angin Topan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Angin Laut
Angin laut adalah angin yang berhembus dari laut ke darat pada siang hari.
Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada laut sehingga suhu di darat
Akibatnya, angin bertiup dari laut ke darat. Angin laut merupakan kebalikan dari
angin darat (Eko Sujatmiko). Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
b. Angin Darat
Angin darat adalah udara yang bergerak dari daratan ke lautan. Angin darat
umumnya terjadi pada malam hari, saat matahari sudah tidak memancarkan
panasnya. Daratan yang lebih cepat menyerap panas matahari akan melepaskan
panas itu dengan lebih cepat pula. Maka, suhu diatas daratan segera menjadi
lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu diatas lautan. Karena suhu di atas
lautan lebih panas, udara yang terdorong ke atas akibat panaspun lebih banyak
terjadi diatas lautan. Karena tekanan udara diatas lautan lebih rendah, maka
udara dingin dari atas daratan pun mengalir ke lautan untuk mengisi tempat yang
kosong tersebut sehingga terjadilah angin darat. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bergerak dari lembah menuju gunung akibat
dari suhu di lembah lebih rendah (tekanan tinggi) sedangkan suhu di gunung
lebih panas (tekanan rendah). Ketika matahari terbit, gunung adalah daerah yang
pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selam proses tersebut gunung
mendapat energi panas lebih banyak dari pada di lembah. Sehingga suhu
digunung lebih tinggi daripada di lembah. Hal ini mengakibatkan, udara panas
dari gunung naik dan digantikan oleh udar dingin dari lembah, sehingga terjadi
aliran udara (angin) dari lembah menuju gunung. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.3.
d. Angin Gunung
Angin gunung dalah angin yang bergerak dari gunung menuju lembah akibat
dari suhu di gunung lebih tinggi (tekanan rendah) sedangkan suhu di lembah
lebih dingin (tekanan tinggi). Proses terjadinya angin gunung adalah ketika
suhu di lembah lebih pans daripada di gunung. Hal ini mengakibatkan, udara
panas dari lembah naik dan digantikan oleh udara dingin dari gunung, sehingga
terjadi aliran udara (angin) dari gunung menuju lembah. Seperti yang
e. Angin Muson
Angin muson atau biasanya disebut dengan angin musim adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu
dengan periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan
yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin
melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Seperti yang
Australia ( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan (
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli. Seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 2.6.
Kincir angin adalah sebuah alat yang mampu memanfaatkan kekuatan angin
untuk dirubah menjadi kekuatan mekanik. Kincir angin modern adalah mesin
yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik disebut juga dengan turbin
angin. Secara umum kincir angin digolongkan menjadi dua jenisnya menurut
porosnya yaitu kincir angin poros horisontal dan kincir angin poros vertikal.
Kincir angin horisontal adalah model umum yang sering kita lihat pada turbin
angin. Desainnya mirip dengan kincir angin, memiliki blade yang mirip propeller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan berputar pada sumbu vertikal. Turbin angin horisontal memiliki shaft rotor
dan generator pada puncak tower dan harus diarahkan ke arah angin bertiup.
Kelebihan:
3. Memiliki faktor keamanan yang lebih baik karena posisi sudu yang berada
diatas menara.
4. Tidak memerlukan karateristik angin karena arah angin langsung menuju rotor.
11
Kekurangan:
1. Kontruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah – bilah yang
Kincir angin poros vertikal atau Vertikal Axis Wind Turbin (VAWT) adalah
salah satu jenis kincir angin yang posisi porosnya tegak lurus dengan arah angin
atau dengan kata lain kincir jenis ini dapat mengkonversi tenaga angin dari segala
arah kecuali arah angin dari atas atau bawah. Kincir jenis ini menghasilkan torsi
yang lebih besar dari pada kincir angin poros horisontal. Beberapa jenis kincir
angin poros vertikal yang telah banyak dikenal diantaranya ditunjukkan pada
Gambar 2.8.
Berikut ini adalah kekurangan dan kelebihan Kincir Angin Poros Vertikal
Kelebihan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga lebih mudah untuk
horizontal.
3. Turbin vertikal dapat dibangun di lokasi di mana struktur yang tinggi dilarang.
Kelemahan:
1. Memiliki rotor terletak dekat dengan tanah di mana kecepatan angin lebih
rendah dan tidak mengambil keuntungan dari kecepatan angin tinggi di atas.
Menurut Albert Betz Ilmuan Jerman bahwa koefisien daya maksimal dari
kincir angin adalah sebesar 59%. Albert Betz menamai batas maksimal tersebut
dengan Betz limit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya (Cp) Dengan Tip Speed
Ratio (tsr) Dari Beberapa Jenis Kincir Angin.
(Sumber:artikel.dikti.go.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda yang bergerak.
Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik, sehingga dapat dirumuskan
menjadi :
dimana :
m : massa udara ( kg )
Daya angin (Pin) adalah daya yang disediakan oleh angin, sehingga dapat
dimana :
14
Tip speed ratio (tsr) adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir
berikut:
2𝜋𝑟𝑛
𝑡𝑠𝑟 = (3)
60 𝑣
dimana :
2.4.4. Torsi
Torsi adalah hasil kali dari gaya pemebebanan (F) dengan panjang lengan torsi
T=Fl (4)
dimana :
T : Torsi (N.m)
15
Daya kincir (Pout) adalah daya yang dihasilkan kincir akibat adanya angin yang
melintasi sudu kincir. Sehingga daya kincir yang dihasilkan oleh gerakkan
Pout = T ω (5)
dimana :
T : Torsi (N.m).
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
ω =𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2𝜋
ω =𝑛 rad/s
60
nπ
ω = 30 rad/s
Daya listrik adalah besarnya energi yang mengalir atau diserap alat tiap detik,
Po = V x I (6)
dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perbandingan antara daya yang dihasilkan kincir (Pout) dengan daya yang
Pout
𝐶𝑝 = 100% (7)
Pin
dimana :
2.5. Komposit
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua
atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya
baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan
tersebut (bahan komposit). Bahan komposit pada umumnya terdiri dari dua unsur,
yaitu reinforcement sebagai pengisi dan bahan pengikat serat yang disebut matrik.
Kelebihan komposit:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kekurangan:
1. Tidak tahan terhan beban kejut (shock) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan
metal.
2. Kurang elastis.
Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu penguat
(reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ulet tetapi lebih kaku serta lebih
kuat. Matriks, umumnya lebih ulet tetapi mempunyai kekuatan dan kaku yang
lebih rendah. Pada umumnya konsep material komposit yang dibuat dapat dibagi
18
suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatnya.
suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat
menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau
nitride.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bahan matrik pada umumnya dapat berupa logam, polimer, keramik, karbon.
Bahan penguat yang umum digunakan selam ini adalah serat karbon, serat gelas,
sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang di
gunakan. Secara umum penguat pada komposit dibagi menjadi 3 seperti yang
serbuk. Partikel sebagi bahan penguat sangat menentukan sifat mekanik dari
20
bentuk, material partikel adalah faktor yang mempengaruhi sifat mekanik dari
Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit,
sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang
oleh matrik akan diteruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban
sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik
dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun komposit.
21
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Material ini sangat penting
dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagi pengikat dalam tubuh.
Serat digolongkan menjadi dua yaitu serat alami dan serat buatan (serat sintetis)
1. Serat Alami
dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu
c) Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat
hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat ulat (sutra) dan bulu
domba (wol).
d) Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah satu-
satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.
Umumnya berasal dari bahan petrokimia. Berikut ini jenis – jenis serat sintetis
atau buatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1) Serat mineral
b) Serat logam dapat dibuat dari logam yang ulet seperti tembaga, emas, atau
perak.
c) Serat karbon
2) Serat polimer
a) polyamida nilon,
c) fenol-formaldehid (PF)
g) polyethylene (PE)
i). Poliuretan
Serat Kaca atau fiberglass adalah suatu bahan sintetis yang terdiri dari Lime,
Alumina, dan Borosilicate. Sering diterjemahkan menjadi kaca cair yang ditarik
menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01 mm. Bahan cair
serat gelas ditekan melalui suatu lobang kecil dari suatu dapur listrik dan ditarik
menjadi sehelai serat. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bahan yang kuat dan tahan korosi untuk diaplikasikan. Untuk membuat serat gelas
ini mudah melekat jika diberi resin/matriks, maka dilakukan pelapisan awal serat
ini dengan resin atau matriks. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.14, 2.15
dan tabel kelebihan dan kekurangan fiber ditunjukkan oleh Gambar 2.16.
24
yaitu struktur laminate dan struktur sandwich, ilustrasi dari kedua struktur
25
2.5.2.2. Matriks
Matrik dalam komposit berfungsi sebagai bahan mengikat serat menjadi
memindahkan beban eksternal pada bidang geser antara serat dan matrik, sehingga
ikatan permukaan yang kuat antara serat dan matrik. Selain itu matrik juga harus
mempunyai kecocokan secara kimia agar reaksi yang tidak diinginkan tidak
terjadi pada permukaan kontak antara keduanya. Untuk memilih matrik harus
diperhatikan sifat-sifatnya antara lain seperti tahan terhadap panas, tahan cuaca
yang buruk dan tahan terhadap goncangan yang biasanya menjadi pertimbangan
Bahan Polimer yang sering digunakan sebagai material matrik dalam komposit
ada dua macam yaitu thermoplastik dan termoset. Thermoplastik dan termoset ada
26
1. Thermoplastik
a. Polyamide (PI)
b. Polysulfone (PS),
c. Poluetheretherketone (PEEK)
e. Polypropylene (PP)
f. Polyethylene (PE)
2. Thermosetting
a. Epoksi
b. Polyester
c. Phenolic
d. Plenol
e. Resin Amino
f. Resin Furan
1. Resin epoxy
Resin epoksi mempunyai kegunaan luas dalam industri teknik kimia, listrik,
mekanik dan sipil sebagai perekat, cat pelapis, pencetakan coran benda-benda
cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada saat ini produknya adalah kebanyakan merupakan kondensat dari bisfenol
dengan novolak, atau senyawa tak jenuh, siklopentadien. Resin epoksi bereaksi
dengan pengeras dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik dan ketahanan
dengan pengerasnya.
b. Sifat-sifat bahan
1. Resin bisfenol A
Kelekatannya terhadap bahan lain banyak sekali. Bahan ini banyak digunakan
dalam cat untuk logam, perekat, pelapis dengan serat gelas. Pada pengawetan tak
Kestabilan dimensinya baik. Sangat tahan terhadap zat kimia dan stabil terhadap
banyak asam kecuali asam pengoksida yang kuat, dan asam alifatik rendah, alkali
dan garam. Karena tak diserang oleh hampir semua pelarut, bahan ini baik
2. Resin sikloalifatik
Bahan ini viskositsanya rendah dan ekivalensi epoksinya kecil. Bahan berguna
rapuh, bahan terutama digunakan untuk alat isolasi listrik yang diperkuat dengan
28
c. Pencetakan bahan
1). Pengecoran
laminasi basah (pengeras diletakkan dalam resin cair dan ditambah pengecer
dilarutkan dalam pelarut seperti aseton, dan pengeras yang tak bereaksi pada
suhu rendah, ditambahkan kemudian, dalam masa serat gelas dijenuhkan dan
d. Penggunaan bahan
1). Perekat
Hampir semua plastik dapat melekat cukup kuat kecuali resin silicon,
fluoresin, polietilen dan polipropilen. Jenis yang lain adalah jenis yang paling
dan listrik.
2). Cat
Bahan cat dapat dipakai terhadap berbagai bahan, dan secara luas digunakan
karena pelapisannya kuat, unggul dalam ketahanan air dan ketahanan kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e. Pencetakan coran
a. Faktor Serat
Serat adalah bahan pengisi matrik yang digunakan untuk dapat memperbiki
sifat dan struktur matrik yang tidak dimilikinya, juga diharapkan mampu
menjadi bahan penguat matrik pada komposit untuk menahan gaya yang terjadi.
b. Letak Serat
Dalam pembuatan komposit tata letak dan arah serat dalam matrik yang akan
mempengaruhi kinerja komposit tersebut. Menurut tata letak dan arah serat
30
c. Panjang Serat
komposit yaitu serat pendek dan serat panjang. Serat panjang lebih kuat
dibanding serat pendek. Serat panjang (continous fiber) lebih efisien dalam
peletakannya dari pada serat pendek. Akan tetapi, serat pendek lebih mudah
proses dari komposit serat. Pada umumnya, serat panjang lebih mudah
dengan matrik akan menghasilkan distribusi yang bagus dan orientasi yang
continous fiber.
d. Bentuk Serat
semakin kecil diameter serat akan menghasilkan kekuatan komposit yang lebih
31
e. Faktor Matrik
bentuk dan memegang bahan pengukuh dalam komposit secara umum, matriks
jenis polimer terbagi menjadi jenis termoplastik dan termoset. Menurut schwartz
tegasan yang dikenakan kepada pengisi dan sebagai bahan yang akan
terhadap kegagalan. Hal ini berarti bahwa matriks pada awalnya kaku tetapi
32
serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
Langkah kerja dalam penelitian ini meliputi perencanaan kincir hingga analisis
data. Langkah kerja dalam penelitian ini dalam bentuk gambar diagram alir seperti
Mulai
Pembuatan kincir angin bahan komposit dengan diameter 1m, lebar maksimum
sudu 13 cm pada jarak 12,5 cm dari pusat poros.
.
Pengolahan data untuk membandingan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio,
Rpm dan Torsi, Rpm dan daya (Pout) pada masing – masing variasi kecepatan
angin.
Selesai
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Ada tiga jenis perlakuan metode untuk melakukan penelitian ini, yaitu :
kebenarannya.
2. Pembuatan Alat
Konversi Energi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kincir yang sudah jadi
dipasang pada wind tunnel dan motor listrik sebagai sumber tenaga untuk
memutar fan blower yang menghasilkan tenaga angin untuk memutar kincir.
objek yang diteliti yaitu kincir angin jenis propeler pada wind tunnel.
Model kincir angin tipe propeller dengan bahan komposit. Kincir ini dibuat
dengan diameter 1 meter, lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak antar poros 12,5
Ukuran panjang sudu kincir menentukan daerah sapuan angin yang menerima
energi angin sehingga dapat membuat dudukan sudu atau turbin berputar. Semua
sudu memiliki bentuk dan ukuran yang sama, sudu kincir angin yang dibuat dapat
35
2. Dudukan sudu
pemasangan sudu dan juga untuk mengatur kemiringan sudu. Dudukan sudu ini
memiliki dua belas buah lubang untuk pemasangan sudu, untuk mengatur sudu
kemiringan cukup memutar kemiringan plat dudukan sudu. Posisi plat dudukan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dudukan sudu dapat dilihat
4. Fan blower
Fan blower berfungsi untuk menghisap udara memutar kincir angin, fan blower
dengan power sebesar 15 Hp. Gambar 3.4 akan menunjukan bentuk dari fan
blower.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
5. Anemometer
untuk mengukur suhu angin di sekitar lingkungan. Gambar 3.5 menunjukan bentuk
dari anemometer.
6. Tachometer
poros kincir yang dinyatakan dalam satuan rpm (rotation perminute). Jenis
tachometer yang digunakan adalah digital light tachometer, cara kerjanya cukup
sederhana meliputi 3 bagian, yaitu: sensor, pengolah data dan penampil. Gambar
37
Gambar 3.6.Tachometer
7. Timbangan Digital
kincir angin berputar. Gambar 3.7 menunjukan bentuk dari timbangan digital yang
generator.
8. Voltmeter
38
Gambar 3.8.Voltmeter
9. Amperemeter
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang dihasilkan oleh kincir angin
10. Pembebanan
39
Desain kincir angin yang dibuat seperti yang ditunjukan pada gambar 3.11
dengan lebar maksimum sudu 13 cm dengan jarak 12,5 cm dari pusat poros.
bertahap serta membutuhkan alat dan bahan, seperti yang ditunjukkan oleh tabel
3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pipa 8 inchi berfungsi sebagai mal / cetakan dari proses pembuatan sudu
blade kincir angin yang mana bahan yang digunakan adalah komposit. Proses
50 cm. Setelah pipa dipotong, kemudian pipa di belah dua bertujuan pada saat
pembentukan pipa dengan mal kertas agar lebih mudah dilakukan. Pipa yang
41
sebuah sudu / balde. Mal ditempelkan pada pipa kemudian pipa ditandai
sesuai dengan mal menggunakan spidol. Mal / cetakan kertas seperti yang
42
4. Menghaluskan pipa.
Setelah pipa yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk dari mal kertas,
Setelah cetakan dari pipa telah siap, kemudian dilanjutkan pada tahap dua
ini bertujuan agar cetakan dengan sudu yang telah jadi tidak menempel,
43
Gambar 3.16.
Dalam membuat sebuah sudu dengan bahan komposit yang terdiri dari
resin, harderner dan serat glass. Proses pembuatan sudu / blade dilakukan
secara berulang dan cepat. Karena saya mengharapkan sebuah sudu yang jadi
nanti nya terdiri dari empat lapis serat glass. Di antara lapisan kedua dan ketiga
serat glass diberikan sebuah plat alumunium pada pangkal sudu yang
bertujuan untuk menambah ketahanan pangkal sudu terhadap gaya tekan yang
44
Gambar 3.18.
pertama.
e. Mengoleskan campuran resin dan harderner pada lapisan serat gelas kedua.
h. Mengoleskan campuran resin dan harderner pada lapisan ketiga serat glass.
glass.
45
Gambar 3.19. Peletakan Plat Pada Ujung Sudu Untuk Lubang Sudu
sudu yang dimaksud adalah menyamakan berat sudu menjadi 214 gram
46
penghubung kincir angin dengan sistem pembebanan lampu yang berada dibagian
belakang kincir angin. Proses pengambilan data kecepatan angin, putaran poros
(rpm), tegangan, arus listrik dan pembebanan kincir angin. Ada beberapa hal yang
kecepatan angin.
8) Percobaan pertama kincir angin empat sudu dengan kecepatan angin 10,3
m/s, percobaan kedua kincir angin empat sudu dengan kecepatan 8,3 m/s,
percobaan ketiga kincir angin empat sudu dengan kecepatan angin 6,4 m/s.
memundurkan jarak gawang kincir angin terhadap fan blower agar dapat
47
10) Bila kecepatan angin dan variasi beban telah sesuai dengan yang diinginkan,
BAB IV
Tabel 4.1. Data Empat Sudu dengan Variasi Kecepatan Angin10,3 m/s.
Tabel 4.2. Data Empat Sudu dengan Variasi Kecepatan Angin 8,3 m/s.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.3. Data Empat Sudu dengan Variasi Kecepatan Angin 6,4 m/s.
Kec. Gaya Putaran
Hambatan
NO Angin Pengimbang kincir
Watt
v (m/s) F (gram) n (rpm)
1 0 6,4 120 732
2 40 6,4 130 683
3 80 6,4 140 673
4 120 6,4 170 652
5 180 6,4 200 630
6 240 6,4 230 603
7 300 6,4 250 571
8 360 6,4 280 543
9 420 6,4 300 513
10 480 6,4 310 484
11 540 6,4 320 456
Sebagai contoh perhitungan diambil dari table pengujian 4.1 pada pengujian
ketujuh diperoleh kecepatan angin 10,3 m/s, massa jenis udara (ρ) = 1,18 kg/m3dan
luas penampang (A) = 0,785 m2. Maka dapat dihitung daya angin sebesar:
Pin = ½ ρ A v3
Pin = ½𝑥 1,18𝑥0,785𝑥10,33
50
Sebagai contoh perhitungan diambil dari pengujian yang dilakukan besar torsi
dapat kita hitung. Diambil dari table 4.1 pada pengujian ketujuh. Dari data diperoleh
besaran gaya (F) = 2,45 N dan jarak lengan torsi keporos sebesar 0,27 m, maka torsi
dapat dihitung:
T = F 𝑥l
T= 2,45𝑥 0,27
T= 0,66 N.m
Sebagai contoh perhitungan diambil dari table pengujian 4.1 pada pengujian
ketujuh diperoleh putaran poros (n) sebesar 813 rpm, dan torsi yang telah
diperhitungkan pada sub bab 4.2.2 sebesar = 0,66 N.m, maka besarnya daya kincir
dapat dihitung :
Pout = T 𝑥 ω
𝜋 .𝑛
Pout = 0,66 𝑥 30
𝜋 .813
Pout = 0,66 𝑥 30
51
Sebagai contoh perhitungan diambil dari table pengujian 4.1 pada pengujian
ketujuh diperoleh putaran poros kincir angin sebesar 813 rpm, jari–jari kincir angin
sebesar (r) = 0,5 m, dan kecepatan angin sebesar 10,3 m/s, maka tip speed ratio dapat
dihitung :
2𝜋𝑟𝑛
tsr =
60 𝑣
2 𝑥 3,14 𝑥 0,5 𝑥 813
tsr =
60 𝑥 10,3
tsr = 4,13
Sebagai contoh perhitungan diambil dari table pengujian 4.1 pada pengujian
ketujuh tegangan (V) sebesar 45,80 volt, dan arus (I) sebesar 0,58 ampere, maka
Po = V x I
Po = 45,80 x 0,58
Po = 26,6 watt
Sebagai contoh perhitungan diambil dari perhitugan diatas yakni, daya angin
pada sub bab 4.2.1 sebesar 492 watt dan daya yang dihasilkankan kincir angin pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sub bab 4.2.3 sebesar 56,38 watt, maka koefisien daya dapat dihitung:
𝑃𝑜𝑢𝑡
Cp = 𝑃𝑖𝑛
56,38
Cp = 𝑥 100 %
506
Cp= 11,13 %
Parameter yang telah didapat dari penelitian diolah dengan software Microsoft
Excel untuk menampilkan grafik hubungan antara rpm dengan torsi, grafik
hubungan antara tip speed ratio (tsr) dengan koefesien daya (Cp), dan grafik
hubungan antara rpm dengan daya (Pout) yang dihasilkan untuk tiga variasi
53
Tabel 4.4. Data Perhitungan Kincir Angin Kecepatan Angin 10,3 m/s
Gaya Putaran Gaya Beban Kecepatan Daya angin / Koefisien P out Koefisien
Pout mekanis Tip speed ratio Tegangan Arus
Pengimbang kincir pengimbang Torsi sudut / ω Pin daya elektris Listrik
F (gram) n (rpm) N N.m rad/s Watt Watt TSR Cp % Volt Ampere Watt Cp %
110 930 1,08 0,29 97,39 506 28,38 4,73 5,60 63,30 0,00 0,0 0,00
140 916 1,37 0,37 95,92 506 35,57 4,66 7,02 62,30 0,08 5,0 0,98
160 906 1,57 0,42 94,88 506 40,21 4,61 7,94 61,00 0,17 10,4 2,05
170 902 1,67 0,45 94,46 506 42,53 4,59 8,40 60,20 0,26 15,7 3,09
210 882 2,06 0,56 92,36 506 51,37 4,48 10,15 58,00 0,38 22,0 4,35
230 856 2,26 0,61 89,64 506 54,61 4,35 10,78 55,70 0,50 27,9 5,50
250 813 2,45 0,66 85,14 506 56,38 4,13 11,13 54,10 0,62 33,5 6,62
290 784 2,84 0,77 82,10 506 63,06 3,99 12,45 52,90 0,73 38,6 7,63
310 753 3,04 0,82 78,85 506 64,75 3,83 12,79 50,70 0,84 42,6 8,41
320 713 3,14 0,85 74,67 506 63,29 3,62 12,50 49,20 0,95 46,7 9,23
Tabel 4.5. Data Perhitungan Kincir Angin Kecepatan Angin 8,3 m/s
Tabel 4.6. Data Perhitungan Kincir Angin Kecepatan Angin 6,4 m/s
Gaya Putaran Gaya Beban Kecepatan Daya angin / Koefisien Pout Koefisien
Pout mekanis Tip speed ratio Tegangan Arus
Pengimbang kincir pengimbang Torsi sudut / ω Pin daya elektris Listrik
F (gram) n (rpm) N N.m rad/s watt Pout (watt) TSR Cp Volt Ampere Watt Cp %
120 732 1,18 0,32 76,65 121 24,36 5,99 20,06 48,20 0,00 0,0 0,00
130 683 1,28 0,34 71,52 121 24,63 5,59 20,27 45,20 0,07 3,2 2,60
140 673 1,37 0,37 70,48 121 26,13 5,51 21,51 44,00 0,15 6,6 5,43
170 652 1,67 0,45 68,28 121 30,74 5,33 25,31 42,10 0,26 10,9 9,01
200 630 1,96 0,53 65,97 121 34,95 5,15 28,77 40,20 0,36 14,5 11,91
230 603 2,26 0,61 63,15 121 38,47 4,93 31,67 38,80 0,46 17,8 14,69
250 571 2,45 0,66 59,79 121 39,59 4,67 32,60 36,90 0,51 18,8 15,49
280 543 2,75 0,74 56,86 121 42,17 4,44 34,72 34,00 0,66 22,4 18,47
300 513 2,94 0,79 53,72 121 42,69 4,20 35,14 32,40 0,74 24,0 19,74
310 484 3,04 0,82 50,68 121 41,62 3,96 34,26 30,20 0,83 25,1 20,63
320 456 3,14 0,85 47,75 121 40,47 3,73 33,32 28,40 0,91 25,8 21,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pengolahan data yang dilakuakan pada Sub Bab 4.1, 4.2 dan 4.3 mendapatkan
hasil grafik. Grafik – grafik hubungan tersebut antara lain grafik perbandingan antara
rpm dan daya, grafik hubungan antara rpm dan torsi, dan grafik hubungan antara tip
speed ratio dengan koefisien daya. Penjelasan untuk grafik diatas, lebih lengkapnya
4.4.1. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Kincir Mekanis pada Tiga
Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada
rpm dan daya kincir (Pout Mekanis). Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai daya
kincir (Pout Mekanis) puncak yang dihasilkan dengan variasi kecepatan angin 10,3 m/s
adalah 64,75 watt pada putaran sebesar 753 rpm. Sedangkan nilai daya kincir
mekanis (Pout Mekanis) puncak yang dihasilkan dengan variasi kecepatan angin 8,3 m/s
adalah 54,42 watt pada putaran sebesar 654 rpm. Dan nilai daya kincir kincir (Pout
Mekanis) dengan variasi kecepatan angin 6,4 m/s adalah 42,69 watt pada putaran
sebesar 513 rpm. Dari gambar 4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa kincir angin
dengan variasi kecepatan angin 10,3 m/s memiliki nilai daya kincir (Pout Mekanis) dan
55
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Rpm dan Daya Mekanis Untuk TigaVariasi
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan
Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat
Poros.
4.4.2. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris pada Tiga Variasi
Kecepatan Angin.
Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada
rpm dan daya listrik (Pout Elektris). Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai daya
listrik (Pout Elektris) puncak yang dihasilkan dengan variasi kecepatan angin 10,3 m/s
adalah 46,7 watt pada putaran sebesar 713 rpm. Sedangkan nilai daya listrik (Pout
Elektris) puncak yang dihasilkan dengan variasi kecepatan angin 8,3 m/s adalah 36
watt pada putaran sebesar 625 rpm. Dan nilai daya kincir ( Pout Elektris) puncak yang
dihasilkan dengan variasi kecepatan angin 6,4 m/s adalah 25,8 watt pada putaran
56
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Rpm dan Daya Elektris Untuk Tiga Variasi
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan
Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat
Poros.
4.4.3. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Untuk Tiga Variasi Kecepatan
Angin.
Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada
Rpm dan Torsi. Pada gambar 4.3 menunjukan bahwa nilai Torsi maksimal yang
dihasilkan kincir angin dengan variasi kecepatan angin 10,3 m/s adalah 0,85 N.m
dan terjadi pada kecepatan putaran sebesar 713 rpm. Sedangkan nilai Torsi
maksimal yang dihasilkan kincir angin dengan variasi kecepatan angin 8,3 m/s
adalah 0,82 N.m dan terjadi pada kecepatan putaran sebesar 625 rpm. Dan nilai
Torsi maksimal yang dihasilkan kincir angin dengan variasi kecepatan angin 6,4 m/s
adalah 0,85 N.m dan terjadi pada kecepatan putaran sebesar 456 rpm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Rpm dan Torsi Untuk Tiga Variasi
Kecepatan Angin, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit
dengan Diameter 1 m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak
12,5 cm dari Pusat Poros.
4.4.4. Grafik Hubungan Antara tip speed ratio dan Koefisien Daya Mekanis
Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada
koefisien daya (Cp Mekanis) dan tip speed ratio (tsr). Pada gambar 4.4 menunjukkan
bahwa nilai koefisien daya maksimal mekanis (Cpmax Mekanis) kincir dengan variasi
kecepatan angin 10,3 m/s adalah 12,79 % dengan nilai tsr sebesar 3,83. Sedangkan
nilai koefisien daya maksimal mekanis (Cpmax Mekanis ) kincir dengan variasi
kecepatan angin 8,3 m/s adalah 20,54 % dengan nilai tsr sebesar 4,13. Dan nilai
koefisien daya maksimal mekanis (Cpmax Mekanis) kincir dengan variasi kecepatan
angin 6,4 m/s adalah 35,14% dengan nilai tsr sebesar 4,20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.4.5 Grafik Hubungan Antara tip speed ratio dan Koefisien Daya Elektris
Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada
koefisien daya ( Cp Mekanis ) dan tsr (tip speed ratio). Pada gambar 4.5 menunjukkan
bahwa nilai koefisien daya maksimal elektris ( Cpmax Elektris ) kincir dengan variasi
kecepatan angin 10,3 m/s adalah 9,23 % dengan nilai tsr sebesar 3,62. Sedangkan
nilai koefisien daya maksimal elektris (Cpmax Elektris) kincir dengan variasi kecepatan
angin 8,3 m/s adalah 13,58 % dengan nilai tsr sebesar 3,94. Dan nilai koefisien
daya maksimal Elektris (Cpmax Elektris) kincir dengan variasi kecepatan angin 6,4 m/s
59
Pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 yang menujukkan hubungan antara Rpm dan
daya output. Bahwa pada variasi kecepatan angin 10,3 m/s merupakan variasi
kecepatan angin, yang memiliki nilai daya output mekanis maupun elektris dan rpm
mekanis yang di dapat sebesar 64,75 watt pada kecepatan putaran sebesar 753 rpm
dan daya maksimal elektris yang di dapat sebesar 46,7 watt pada rpm yang sama.
Dari gambar 4.1 dapat juga disimpulkan bahwa semakin besar rpm maka daya yang
dihasilkan akan semakin besar. Pada gambar 4.3 yang menujukkan hubungan antara
rpm dan torsi, dapat disimpulkan bahwa semakin besar torsi maka kecepatan
putaran poros semakin rendah. Dari gambar 4.4 dan 4.5 hubungan Cp dengan tsr
menunjukan prestasi terbaik pada kecepatan angin 6,4 m/s dengan Cpmax Mekanis
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Berhasil membuat kincir angin poros horizontal tipe propeller empat sudu
2. Koefisien daya tertinggi yang didapat yaitu sebesar 35,14 % pada tsr 4,20
3. Hasil unjuk kerja kincir angin empat sudu bahan komposit adalah Torsi
terbesar yang dihasilkan oleh kincir angin yaitu 0,85 N.m pada kecepatan
putaran sebesar 713 rpm terjadi pada kecepatan angin 10,3 m/s. Daya terbesar
yang dapat dihasilkan dari kincir angin sebesar 64,75 watt pada kecepatan
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5.2. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A., 1995, “ Energi : Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensial
Ginting, Soeripno, J., 1993, “Pemasangan dan Uji Coba Pemanfaatan Kincir
April 2015.
https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/29/cadangan-minyak-bumi-di-
https://energypedia.info/wiki/Indonesia_Energy_Situation.Mei 2016.
LAMPIRAN
70.00
60.00
Pout Mekanis (watt)
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampiran 1. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Mekanis Pada Kecepatan
Angin 10,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
50.0
45.0
Pout elektris (watt)
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampiran 2. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris Pada Kecepatan
Angin 10,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
70.00
60.00
50.00
Pout (watt)
40.00
30.00 mekanis
elektris
20.00
10.00
0.00
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampiran 3. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Kincir Pada Kecepatan
Angin 10,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
60.00
50.00
Pout Mekanis (watt)
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampiran 4. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Mekanis Pada Kecepatan
Angin 8,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
40.0
35.0
30.0
Pout Elektris (watt)
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
-5.0 0 200 400 600 800 1000
-10.0
Rpm
Lampiran 5. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris Pada Kecepatan
Angin 8,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
60.00
50.00
40.00
Pout (watt)
30.00
mekanis
20.00 elektris
10.00
0.00
0 200 400 600 800 1000
-10.00
Rpm
Lampian 6. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Kincir Pada Kecepatan
Angin 8,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit, dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
45.00
40.00
35.00
30.00
Pout Mekanis (watt)
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Rpm
Lampiran 7. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Mekanis Pada Kecepatan
Angin 6,4 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
30.0
25.0
Pout Elektris (watt)
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
-5.0
Rpm
Lampiran 8. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Elektris Pada Kecepatan
Angin 6,4 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1
m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
45.00
40.00
35.00
Pout (watt)
30.00
25.00 mekanis
20.00 elektris
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00 0 200 400 600 800
Rpm
Lampiran 9. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Daya Kincir Pada Kecepatan
Angin 6,4 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter
1m, Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
Torsi (N.m)
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampian 10. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Pada Kecepatan Angin 10,3
m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m, Lebar
Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1.00
0.90
0.80
Torsi (N.m) 0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0 200 400 600 800 1000
Rpm
Lampiran 11. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Pada Kecepatan Angin 8,3
m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m, Lebar
Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
1.00
0.90
0.80
0.70
Torsi (N.m)
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0 200 400 600 800
Rpm
Lampiran 12. Grafik Hubungan Antara Rpm dan Torsi Pada Kecepatan Angin 6,4
m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m, Lebar
Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
14.00
Cp Mekanis(%) 12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Tsr
Lampiran 13. Grafik Hubungan Antara Tsr dan Cp Mekanis Pada Kecepatan Angin
10,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m,
Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
25.00
20.00
Cp Mekanis (%)
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
Tsr
Lampiran 16. Grafik Hubungan Antara Tsr dan Cp Mekanis Pada Kecepatan Angin
8,3 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m,
Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
40.00
35.00
30.00
Cp Mekanis(%)
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Tsr
Lampiran 19. Grafik Hubungan Antara Tsr dan Cp Mekanis Pada Kecepatan Angin
6,4 m/s, Tipe Propeller, Empat Sudu, Bahan Komposit dengan Diameter 1 m,
Lebar Maksimum Sudu 13 cm Pada Jarak 12,5 cm dari Pusat Poros.