Anda di halaman 1dari 36

1

TUGAS AKHIR

STUDI STANDAR DESAIN DAN PRODUKSI U-DITCH


PRACETAK

DISUSUN OLEH :
TIRANA NOVITRI S
D111 13 305

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
2

2
3

STUDI STANDAR DESAIN DAN PRODUKSI U-DITCH PRACETAK

Tirana Novitri S
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km 6
Paccinongan, Gowa
tirana.nov@gmail.com

Dr. Eng. Rita Irmawati, ST. MT


Prof. Dr. Eng Rudy Djamaluddin, ST, M.Eng
Pembimbing II
Pembimbing 1
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km 6
Jl. Poros Malino Km 6
Paccinongan, Gowa
Paccinongan, Gowa
ritairmawaty@yahoo.com
rudy0011@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini penggunaan sistem pracetak pada sistem saluran (U-ditch) sudah
semakin berkembang dengan beberapa keunggulan yaitu kualitas struktur yang
terkontrol dan pelaksanaan konstruksi lebih cepat. Akan tetapi hampir sebagian
besar U-ditch pracetak yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lokal di
Indonesia belum memiliki konsistensi terhadap dimensi dikarenakan belum
adanya standar baku baik dalam desain maupun produksi.
Pada prinsipnya sistem saluran akan memikul beban lalu lintas dan tekanan
tanah aktif yang terjadi pada dinding saluran. Untuk itu dilakukan perhitungan
yang lebih akurat untuk mencapai tingkat efisiensi dari dimensi suatu U-ditch
pracetak. Dari hasil perhitungan diperoleh desain penampang saluran U-ditch
3
berukuran 500 x 500 x 1000 mm . Ketebalan dinding bagian bawah yaitu 70 mm
yang berangsur-angsur berkurang menjadi 60 mm akibat efek momen yang
semakin mengecil ke atas pada sisi dinding U-ditch. U-ditch pracetak yang
diproduksi sesuai standar membutuhkan waktu 2,6 jam ditambah proses
perawatan (curing) 28 hari.
Pengujian pembebanan dilakukan berdasarkan standar pengujian saluran
yang direkomendasi oleh JIS (Japan Industrial Standar). Hasil pengujian
menunjukkan bahwa U-ditch tipe normal mampu menahan momen maksimum
hingga 10.50 kNm. Untuk meminimalkan dimensi diberikan sistem corrugate
pada dinding dimana hasil pengujian menunjukkan penurunan kapasitas momen
4

menjadi 8.72 kNm. Untuk mempertahankan kapasitas momennya maka dilakukan


perkuatan struktur pada dinding dengan CFRP yang menunjukkan hasil pengujian
sedikit mengalami peningkatan kembali dengan momen maksimum 9.70 kNm.

Kata Kunci : Saluran U-ditch, Beton Pracetak, Desain Penampang Saluran, CFRP

ABSTRACT

Nowadays the use of precast system on the channel (U-ditch) has been
developed with several advantages such as quality controlled structure and faster
construction implementation. However, most of U-ditch precast produced by local
companies in Indonesia doesn’t have consistency yet to dimensions due to the
absence of standard in both design and production.
In principle, the channel system will carry traffic and active soil pressure on
the channel wall. therefore accurate calculation is made to achieve the efficiency
level of dimensions of U-ditch precast. The result from the calculation of U-ditch
3
cross-section is 500 x 500 x 1000 mm . The thickness of the lower wall is 70 mm
which gradually decreases to 60 mm due to deminished moment effect on the
upper side of the U-ditch wall. To produce a U-ditch precast according to the
standard takes 2.6 hours and curing for 28 days.
The loading test is based on the standard recommended by JIS (Japan
Industrial Standard). The test results show that normal types of U-ditch are
capable of carrying maximum moments up to 10.50 kNm. Corrugate system given
to minimize the dimensions in which the test results show a decrease in the
moment capacity to 8.72 kNm. To maintain the moment capacity, the structure
reinforced with CFRP in which show the test result slightly improved with a
maximum moment to 9.70 kNm.

Keywords: U-ditch , Precast Concrete, Channel Section Design, CFRP

4
5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Studi Standar Desain dan Produksi U-ditch Pracetak”,
sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Fakultas
Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin. Tugas akhir ini disusun berdasarkan
hasil penelitian di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tugas akhir ini berkat
bantuan dari berbagai pihak, utamanya dosen pembimbing :
Pembimbing I : Prof. Dr. Eng. Rudi Djamaluddin, ST.M.Eng
Pembimbing II : Dr. Eng. Rita Irmawaty, ST. MT
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin menyampaikan terima
kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas kasih sayang, pengorbanan dan doanya.
2. Bapak Dr. Ing Ir. Wahyu H. Piarah, MS, ME., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. Ir. Muh. Arsyad Thaha, MT., selaku ketua Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Prof. Dr. Eng. Rudi Djamaluddin, ST.M.Eng. selaku kepala
Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
5. Ibu Dr. Eng. Rita Irmawaty, ST. MT., yang telah banyak meluangkan waktu
dan tenaga untuk bimbingan dan pengarahan dalam penelitian ini.
6. Kak Dr. Eng. Fakhruddin, ST, M.Eng. Selaku Koordinator Laboratorium
Riset Perkuatan atas bimbingan dan pengarahan selama pembuatan Tugas
Akhir.
7. Kak Ansmunandar selaku Koordinator Asisten Laboratorium Struktur dan
Bahan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atas segala
bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan penelitian di laboratorium.
8. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.
6

9. Saudara Nur Islam Syah selaku rekan TA dan rekan-rekan Lab Riset
Rekayasa dan Perkuatan Struktur yang senantiasa memberi masukan,
semangat dan doa dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Rekan mahasiswa S2 dan S3 khususnya untuk Pak Datnur dan Pak Rael
yang senantiasa memberi masukan menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Rekan–rekan mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
senantiasa memberikan semangat, bantuan dan dukungan dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Oleh karen itu penulis mengharapkan kepada para pembaca, kiranya
dapat memberikan sumbangan pemikiran demi kesempurnaan dan pembaharuan
tugas akhir ini.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat-Nya
kepada kita, dan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.

Makassar, 9 Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

6
7

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
ABSTRAK............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
DAFTAR NOTASI............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1..........................................................................................................................Latar
Belakang.......................................................................................................... 1
1.2..........................................................................................................................Rumusa
n Masalah......................................................................................................... 2
1.3..........................................................................................................................Tujuan
Penelitian......................................................................................................... 2
1.4..........................................................................................................................Manfaat
Penelitian......................................................................................................... 2
1.5..........................................................................................................................Ruang
Lingkup dan Batasan Masalah......................................................................... 3
1.6..........................................................................................................................Sistemati
ka Penulisan..................................................................................................... 3

BAB II.............................................................................................................TINJAU
AN PUSTAKA
2.1..........................................................................................................................Tinjauan
Umum.............................................................................................................. 5
2.2..........................................................................................................................Beton
Pracetak........................................................................................................... 5
2.2.1. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton
Pracetak.......................................................... 6
8

2.2.2. Kendala dan Permasalahan Seputar Beton Pracetak...


7
2.3..........................................................................................................................Kerangk
a Pikir............................................................................................................... 7
2.4..........................................................................................................................Saluran
Pracetak U-Ditch............................................................................................. 8
2.4.1. Defenisi Saluran Pracetak U-Ditch................ 8
2.4.2. Tipe Saluran Pracetak U-Ditch...................... 8
2.5..........................................................................................................................Standar
dan Desain U-Ditch di Jepang......................................................................... 9
2.5.1. Investigasi Desain Produk Saluran Beton Pracetak . . .
9
2.5.2. Beton Pracetak U-Ditch berdasarkan JIS....... 9
2.6..........................................................................................................................Teori
Tekanan Tanah pada Dinding.......................................................................... 11
2.6.1. Tekanan Tanah Lateral pada Tanah Non Kohesif .......
11
2.6.2. Tekanan Tanah Akibat Beban Roda............... 12
2.7..........................................................................................................................Pembeba
nan Saluran U-Ditch di Indonesia................................................................... 14
2.8..........................................................................................................................Fiber
Reinforced Polymer (FRP).............................................................................. 15
2.9..........................................................................................................................Epoxy
Resin................................................................................................................ 17
2.10........................................................................................................................Set-up
Pengujian U-ditch............................................................................................ 19
2.10.1. Pembebanan Tipe A ....................................... 19
2.10.2. Pembebanan Tipe B....................................... 20

BAB III...........................................................................................................METO
DOLOGI PENELITIAN

8
9

3.1..........................................................................................................................Bagan
Alir Penelitian.................................................................................................. 21
3.2..........................................................................................................................Analisis
Desain.............................................................................................................. 22
3.2.1. Asumsi Tekanan Tanah pada Dinding....................................................... 22
3.2.2. Asumsi Tekanan Tanah Akibat Beban Roda............................................. 23
3.3..........................................................................................................................Pengujia
n Kuat Tarik Baja Tulangan............................................................................. 25
3.4..........................................................................................................................Prosedur
Standar Produksi.............................................................................................. 25
3.4.1. Bahan dan Material.................................................................................... 25
3.4.2. Komposisi Campuran (Mix Design).......................................................... 26
3.4.3. Pengecoran................................................................................................ 27
3.4.4. Pengujian Slump........................................................................................ 27
3.4.5. Perawatan (Curing)................................................................................... 27
3.5..........................................................................................................................Pengujia
n Karakteristik Beton....................................................................................... 27
3.6..........................................................................................................................Pengujia
n Benda Uji U-ditch Pracetak.......................................................................... 27

BAB IV...........................................................................................................HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1..........................................................................................................................Desain
Benda Uji......................................................................................................... 30
4.2..........................................................................................................................Pengujia
n Tarik Baja Tulangan...................................................................................... 33
4.3..........................................................................................................................Beban
Retak dan Beban Ultimit Secara Analisis........................................................ 33
4.3.1. U-ditch Tipe Normal.................................................................................. 33
4.3.2. U-ditch Tipe Corrugate............................................................................. 37
4.3.3. U-ditch Tipe Corrugate dengan Perkuatan FRP....................................... 41
10

4.4..........................................................................................................................Produksi
U-ditch Pracetak.............................................................................................. 46
4.4.1. Persiapan Bahan dan Material................................................................... 46
4.4.2. Pemotongan Baja Tulangan....................................................................... 47
4.4.3. Pembengkokan Baja Tulangan.................................................................. 48
4.4.4. Pengelasan................................................................................................. 48
4.4.5. Persiapan Bekisting (Mould)..................................................................... 49
4.4.6. Pembuatan Campuran Beton..................................................................... 50
4.4.7. Pengujian Slump Flow.............................................................................. 54
4.4.8. Pengecoran dan Pemadatan....................................................................... 56
4.4.9. Perawatan (Curing)................................................................................... 58
4.5..........................................................................................................................Pengujia
n Karakteristik Beton....................................................................................... 60
4.6..........................................................................................................................Hasil
Pengujian Kapasitas Lentur............................................................................. 62
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 65
5.2 Saran.............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 67
LAMPIRAN

10
11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tipe Saluran Pracetak U-ditch Beton Bertulang................................8

Tabel 2.2. Hubungan Antara Jenis Tanah dan Sudut Geser Tanah......................12

Tabel 2.3. Hubungan Antara Jenis Tanah dan Poisson Ratio..............................14

Tabel 2.4. Spesifikasi CFRP tyfo SCH-41 dalam bentuk dry sheet....................17

Tabel 2.5. Spesifikasi CFRP tyfo SCH-41 dalam bentuk komposit....................17

Tabel 2.6. Sifat material epoxy............................................................................18

Tabel 3.1. Komposisi Campuran Beton U-ditch ................................................26

Tabel 4.1. Berat U-ditch Pracetak........................................................................31

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Tarik Baja Tulangan.................................................33

Tabel 4.3. Hasil Analisis Kapasitas Lentur U-ditch............................................46

Tabel 4.4. Komposisi Campuran Beton U-ditch.................................................51

Tabel 4.5. Proses Produksi U-Ditch Pracetak......................................................60

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Kua Tekan dan Kuat Lentur.....................................61

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kapasitas Lentur U-Ditch Pracetak.....64


12

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.7. Kerangka Pikir Penelitian..............................................................7

Tabel 2.8. Penampang Saluran Pracetak U-Ditch..........................................8

Tabel 2.9. Beban Roda yang Terjadi di Sisi Dinding.....................................9

Tabel 2.10. Tekanan Tanah Aktif Menurut Teori Rankine...............................11

Tabel 2.11. Tekanan Tanah Akibat Beban Garis dan Beban Bidang................12

Tabel 2.12. Desain Pembebanan Saluran U-Ditch di Indonesia.......................15

Tabel 2.13. CFRP Tyfo SCH-41 dan Epoxy Resin Tyfo S.................................18

Tabel 2.14. Set-Up Benda Uji U-Ditch Pembebanan Tipe A...........................19

Tabel 2.15. Set-Up Benda Uji U-Ditch Pembebanan Tipe B...........................20

Tabel 3.2. Bagan Alir Proses Penelitian.........................................................21

Tabel 3.3. Diagram Tekanan Tanah Aktif.......................................................22

Tabel 3.4. Diagram Tekanan Tanah Akibat Beban Roda................................23

Tabel 3.5. Set-up Pengujian Benda Uji Inovasi dengan Loading Tipe B.......28

Tabel 3.6. Set-up Pengujian Benda Uji Inovasi dengan Loading Tipe B.......29

Tabel 4.8. Tampak Depan Desain U-ditch......................................................30

12
13

Tabel 4.9. Tampak Samping Sistem Penulangan U-ditch..............................31

Tabel 4.10. Tampak Atas U-ditch Tipe Corrugate...........................................32

Tabel 4.11. Tampak Samping U-ditch dengan Corrugate................................32

Tabel 4.12. Disain U-ditch tipe corrugate dengan perkuatan FRP..................32

Tabel 4.13. Pengujian Tarik Baja Tulangan......................................................33

Tabel 4.14. Kapasitas Lentur U-ditch Tipe Normal.........................................34

Tabel 4.15. Bidang Momen U-ditch Tipe Normal............................................37

Tabel 4.16. Kapasitas Lentur U-ditch Tipe Corrugate.....................................37

Tabel 4.17. Bidang Momen U-ditch Tipe Corrugate.......................................41

Tabel 4.18. Kapasitas Lentur U-ditch Tipe Corrugate dengan FRP................41

Tabel 4.19. Bidang Momen U-ditch Tipe Corrugate dengan FRP..................45

Tabel 4.20. Penyaringan dan Pencucian Agregat.............................................46

Tabel 4.21. Pemotongan Baja Tulangan...........................................................47

Tabel 4.22. Pembengkokan Baja Tulangan......................................................48

Tabel 4.23. Pengelasan Rangka Tulangan........................................................48

Tabel 4.24. Mirror Glaze..................................................................................49

Tabel 4.25. Pelapisan Mould Dengan Oli.........................................................49

Tabel 4.26. Pemasangan Tulangan...................................................................50

Tabel 4.27. Pemasangan Baut Mur...................................................................50

Tabel 4.28. Penimbangan Semen dan Agregat.................................................51

Tabel 4.29. Pencampura Air dan Superplasticizer...........................................51

Tabel 4.30. Pencampuran Debu Batu, Semen, dan Kerikil..............................52

Tabel 4.31. Penutup Concrete Mixer................................................................52


14

Tabel 4.32. Pencampuran Air...........................................................................53

Tabel 4.33. Pengadukan Campuran Beton Secara Manual..............................53

Tabel 4.34. Pengadukan Kembali Campuran Beton Hingga Merata...............53

Tabel 4.35. Pengisian Beton ke Cetakan Uji Slump.........................................54

Tabel 4.36. Penumbukan Setiap Lapisan pada Pengujian Slump.....................54

Tabel 4.37. Pengujian Slump............................................................................55

Tabel 4.38. Pengukuran Nilai Slump................................................................55

Tabel 4.39. Pengukuran Nilai Flow..................................................................56

Tabel 4.40. Mesin Vibrator...............................................................................56

Tabel 4.41. Pengecoran dan Pemadatan pertama.............................................57

Tabel 4.42. Pengecoran dan Pemadatan kedua.................................................57

Tabel 4.43. U-ditch Pracetak yang Masih Basah..............................................58

Tabel 4.44. Perawatan (Curing).......................................................................58

Tabel 4.45. Pelepasan Bekisting.......................................................................59

Tabel 4.46. Pelepasan Bekisting.......................................................................59

Tabel 4.47. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton..............................61

Tabel 4.48. Grafik Hasil Pengujian Beban dan Lendutan................................63

DAFTAR NOTASI

14
15

Notasi Keterangan
a Tinggi blok tegangan tekan (mm)
a’ Tinggi blok tegangan tekan FRP (mm)
Ai Lebar tanah (m)
Af Luas aktual FRP (mm2)
As Luas tulangan
c Jarak serat tekan terluar ke sumbu netral (mm)
CE Faktor Reduksi FRP terhadap lingkungan
ds Jarak tulangan terhadap sisi luar beton (mm)
d Tebal efektif plat (mm)
D Diameter untuk tulangan baja ulir (mm)
Ea Tekanan Tanah Aktif (kN/m)
Ec Modulus elastisitas beton (MPa)
Ef Modulus elastisitas FRP (MPa)
Es Modulus elastisitas baja tulangan (MPa)
f’c Kuat tekan beton (MPa)
f'cu Kuat tekan beton maksimum (Mpa)
fr Modulus keruntuhan lentur beton (Mpa)
fy Kuat tarik baja tulangan (Mpa)
ffe Tegangan efektif FRP (N/mm2)
ffu Kuat tarik rencana ultimit FRP (N/mm2)
f*fu Kuat tarik ultimit FRP (N/mm2)
H Ketinggian sisi dinding (m)
h Tebal plat U-ditch (mm)
I Shock Factor (0,1)
Ig Momen Inersia Bruto Penampang (mm4)
Ka Koefisien tekanan tanah aktif
Li Panjang Produk U-ditch (m)
Lx Panjang bentang plat arah x (m)
Ly Panjang bentang plat arah y (m)
Mcr Momen retak penampang (kNm)
MD Momen akibat Beban mati (kNm)
ML Momen akibat Beban hidup (kNm)
16

Notasi Keterangan
Mn Momen tahanan nominal (kNm)
Mu Momen dukung ultimit (kNm)
Pcr Beban retak penampang (kNm)
Pu Beban ultimit (kN)
Q Beban roda (kN/m)
QD Beban mati (kN)
QL Beban hidup (kN)
R Resultan Tegangan pada dinding akibat beban roda
(kN/m)
Rn Faktor Tahanan Momen
s Jarak Tulangan (mm)
tf Tebal lembaran FRP (mm)
ts Tebal selimut beton (mm)
v Poisson Rasio Tanah
wf Lebar FRP (mm)
x Jarak dari beban ke sisi dinding (m)
x1 Jarak Terdekat dari Garis Beban ke Dinding (M)
x2 Jarak Terjauh dari Garis Beban ke Dinding (M)
yy Jarak Serat tarik terluar ke pusat berat penampang
(mm)
z Elevasi Tegangan dari Permukaan (m)
Δp h
Tegangan pada Dinding akibat Beban Roda (kN/m2)
β1 Faktor distribusi tegangan beton
γc Berat jenis beton
c Regangan pada sisi tarik beton
ε’c Regangan pada sisi tekan beton
εcu Regangan maksimum beton
fe regangan efektif FRP
fu regangan rencana ultimit FRP
*fu regangan ultimit FRP
ρ Rasio tulangan pada beton
ρb Rasio tulangan kondisi balance
Ø Diameter untuk tulangan baja polos (mm)

16
17

Notasi Keterangan
ϕ Faktor Reduksi Kekuatan Lentur
ϕ Sudut Geser Tanah (o)
Ψf
Faktor reduksi kuat lentur FRP
γ Berat Jenis Tanah (kg/m3)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Makassar kini telah berkembang menjadi pusat ekonomi, industri, dan
transportasi di Wilayah Timur Indonesia. Seiring dengan hal tersebut maka
diperlukan dukungan infrastruktur yang lebih besar. Laju pembangunan
infrastruktur di Makassar masih terus meningkat namun masih terdapat beberapa
masalah pada infrastruktur pendukung seperti dalam sistem saluran drainase.
Sistem drainase saat ini belum terbukti mampu mengurangi kerentanan banjir
yang dapat merusak sarana dan prasarana lainnya dan dapat melumpuhkan jalur
transportasi jika genangan air cukup tinggi.
U-ditch beton bertulang merupakan salah satu inovasi dari beton pracetak
yang diperuntukan sebagai saluran, baik untuk saluran drainase maupun saluran
irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di
lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan. Tipe sambungannya menggunakan
plat joint dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan mortar
sebagai penutup nat.
Saat ini penggunaan sistem pracetak untuk pembuatan drainase sudah
berkembang di beberapa negara maju seperti Jepang. Penggunaan beton pracetak
memiliki beberapa keunggulan seperti kualitas struktur yang baik, pelaksanaan
konstruksi lebih cepat, dan tingkat ketahanan (durabilitas) struktur yang lebih
panjang.
Beberapa perusahaan lokal telah memproduksi U-ditch Pracetak untuk
digunakan sebagai alternatif konstruksi pracetak. Namun, produksi lokal tidak
memiliki konsistensi baik dalam ukuran maupun kualitas mutunya. Hampir
sebagian besar produk lokal belum memperhitungkan beban-beban desain
minimal yang dapat dipikul oleh sistem saluran sehingga memiliki dimensi yang
terlalu besar atau tidak efisien. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya standar
baku terkait desain dan produksi terkait hal tersebut.

1
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dikembangkan suatu standar
baku terkait desain dan produksi untuk menjamin kualitas produk U-ditch

pracetak. Maka dilakukan penelitian dan kajian-kajian terkait mengenai “Studi


Standar Desain dan Produksi U-ditch Pracetak”. Dalam penelitian ini akan
didesain produk U-ditch pracetak dengan memperhitungan beban desain minimal
yang dapat dipikul sehingga menghasilkan desain penampang yang efektif dengan
menggunakan material dan proses produksi yang mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI). Sehingga dengan adanya standar baku tersebut dapat dihasilkan
U-ditch pracetak yang lebih berkualitas.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah :
1. Bagaimana mendesain U-ditch pracetak dengan dimensi yang lebih efisien
2. Bagaimana memproduksi U-ditch pracetak sesuai dengan standar

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menghitung secara akurat momen akibat beban-beban yang bekerja
pada U-ditch
2. Untuk menghitung dimensi penampang dan tulangan U-ditch.
3. Untuk mengetahui efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi U-
ditch pracetak yang sesuai dengan standar
4. Untuk mengetahui kapasitas momen lentur penampang U-ditch.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran mengenai dimensi U-ditch dengan hasil perhitungan
yang lebih akurat
2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan informasi bagi para peneliti dalam
mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan saluran U-ditch
pracetak

2
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar serta menghindari
penyimpangan dari tujuan yang diharapkan, maka batasan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis desain dilakukan dengan memperhitungkan beban minimal yang
dapat dipikul pada kondisi lapangan seperti tekanan tanah dan beban akibat
roda kendaraan terhadap dinding U-ditch.
2. Prosedur standar dan material-material yang digunakan dalam proses
produksi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
3. Pengujian terhadap beban maksimum yang dapat dipikul oleh U-ditch
dilakukan dengan pembebanan tipe B dimana benda uji ditempatkan seperti
pada posisinya di lapangan.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah membagi kerangka masalah
dalam beberapa bagian, dengan maksud agar masalah yang hendak dibahas
menjadi jelas dan mudah diikuti.
Secara garis besar, tugas akhir ini terdiri dari lima bab, adapun urutan-urutan
penyajiannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini diuraikan mengenai beton pracetak, kerangka pikir
penelitian, saluran pracetak U-ditch, standar desain U-ditch di
Jepang, teori tekanan tanah ke dinding menurut para ahli, asumsi
perencanaan saluran pracetak U-ditch di Indonesia.
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN
Menguraikan metode penelitian yang meliputi : analisis desain
yang memperhitungkan beban-beban yang dapat pada kondisi
lapangan seperti tekanan tanah dan beban akibat roda

3
kendaraan terhadap dinding U-ditch. Prosedur standar dan
material-material yang digunakan dalam proses produksi
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai desain dan
standar produksi U-ditch pracetak.
BAB V PENUTUP
Merupakan kesimpulan dari rangkaian penelitian dan saran-saran
terkait pengembangan dari hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum


Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambah yang
membentuk masa padat (SNI 2847 : 2013). Seiring dengan penambahan umur,
beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada
usia maksimal 28 hari. Salah satu keunggulan dari beton yaitu mempunyai
kekuatan yang besar, tetapi sebelum material-material beton tersebut mengeras,
campuran beton merupakan campuran plastis yang sering disebut sebagai beton
segar. Kemudian beton segar tersebut akan mengalami proses pengikatan hingga
beton menjadi keras yang sering disebut sebagai hardened concrete. Sedangkan
pada pekerjaan dan material beton kita sering mengenal istilah beton normal.
Beton normal adalah beton yang hanya menggunakan bahan dasar agregat, semen
dan air. Sedangkan beton yang menggunakan admixture diberi nama yang lebih
spesifik sesuai dengan spesifikasinya, misalkan beton mutu tinggi, beton mengalir
dan lain sebagainya.

2.2. Beton Pracetak


Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan
komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat
khusus (off site fabrication). Terkadang komponen-komponen tersebut disusun

4
dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi
(installation). Dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan
konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau
ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan
pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam
hal cara penyambungan antar komponen join (M. Abduh, 2007).
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab
kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan
pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu
dibawa ke lokasi (transportasi) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh
(ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat
dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas
produk yang dapat dikontrol.

2.2.1. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton Pracetak

Struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan


dengan struktur konvensional, antara lain :
a Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi
b Waktu pelaksanaan yang cepat
c Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik
d Penyelesaian (finishing) mudah
e Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat
dengan mudah dilaksanakan
f Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih
bersih dan ramah lingkungan
Namun demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen pracetak
juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :
a Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit
b Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara
elemen yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan
dalam pemasangan di lapangan

6
c Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas
alat angkat dan alat angkut
d Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk
adalah antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe
produknya. Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi
dapat sampai di atas 1000 km
e Hanya dapat dilaksanakan di daerah yang sudah tersedia peralatan untuk
handling dan erection
f Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan
pada beton pracetak
g Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penyimpanan (stock
yard)

2.2.2. Kendala dan Permasalahan Seputar Beton Pracetak

Yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan komponen beton


pracetak seperti pelat lantai, balok, kolom dan dinding adalah sambungan.
Beberapa kriteria pemilihan jenis sambungan antara komponen beton pracetak
diantaranya meliputi:
a Kekuatan (strength)
b Daktalitas (ductility)
c Perubahan volume (volume change accommodation)
d Ketahanan (durability)
e Tahan kebakaran (fire resistance)

2.3. Kerangka Pikir


Dalam suatu penelitian suatu kerangka pikir sebagai dasar dalam
melakukan penelitian. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 2.1.

7
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
2.4. Saluran Pracetak U-Ditch
2.4.1. Defenisi Saluran Pracetak U-Ditch
U-ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang
huruf U dan juga bisa diberi penutup. Umumnya digunakan sebagai saluran
drainase ataupun irigasi. Ketinggian bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan
atau elevasi saluran yang diinginkan. Tipe sambungannya menggunakan bibir
lurus untuk U-ditch Lokal dan plat joint untuk U-ditch Jepang dimana pada
bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan mortar sebagai penutup nat.
Pemasangan Saluran U-ditch juga terkadang bisa disertai dengan penutup U-ditch.

2.4.2. Tipe Saluran Pracetak U-ditch


Saluran Pracetak U-ditch terdiri dari beberapa Tipe dengan ukuran tertentu
dan memiliki mutu beton yang sama yakni K-350. Berikut pada Tabel 2.1 dan
Gambar 2.2, diperlihatkan ukuran dan tipe saluran Pracetak U-ditch beton
bertulang:

Tabel 2.1. Tipe Saluran Pracetak U-ditch Beton Bertulang


Berat
Dimensi
Tipe (kg)
A B C D T X L
500/500 500 640 490 70 70 70 1000 305
600/600 600 740 586 70 70 70 1200 436
800/800 800 940 780 70 70 70 1200 574
1000/1000 1000 1180 900 100 90 100 1200 1081
1200/1200 1200 1390 1008 105 95 100 1200 1506

8
(Produk PT.Wijaya Karya Beton)

T A T

C
A

X
X
D
B

Gambar 2.2. Penampang Saluran Pracetak U-ditch


2.5. Standar dan Desain U-ditch di Jepang
2.5.1. Investigasi Desain Produk Saluran Beton Pracetak (PCa)
Sebuah standar desain seperti Standar Industri Jepang (JIS) atau Standar
Nasional Indonesia (SNI), pada dasarnya, adalah panduan untuk standarisasi
produk yang cocok untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, setiap standar harus
memiliki konten tertentu yang telah disesuaikan sesuai dengan kondisi lokal.

2.5.2. Beton pracetak U-ditch berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS)


1. Perkuatan penampang beton untuk pinggir jalan (JIS A 5345)
Desain drainase berdasarkan JIS dibagi menjadi dua macam perhitungan
struktur drainase sebagai berikut:
1.1. Kondisi Pembebanan
Beban langsung: beban langsung yang bekerja pada parit, dengan berat total
truk 25 ton sebagaimana diatur dalam pembatasan kendaraan Ordonansi. Namun,
drainase yang dimaksudkan untuk digunakan di dalam bahu tepi jalan, kendaraan
jarang melalui jalan yang berdekatan dengan alur atau drainase, hanya ketika
penyimpanan sementara dimaksudkan untuk melaluinya pada kecepatan rendah.
Selain itu, beban untuk satu roda yaitu 49,1 kN. Dengan dampak faktor i = 0,1.
1.2. Beban langsung
Beban sisi dinding (kasus-1) yang disebabkan oleh beban roda terjadi pada
sisi dinding. Hal ini menyebabkan momen dan pergeseran kekuatan lentur pada
tubuh U-ditch. Beban roda dengan roda biaksial pada satu sisi kendaraan,
dianggap beban Ban diterapkan per panjang produk.

9
a) Beban roda dan intensitas beban dari muatan (Gambar 2.3).

Gambar 2.3. Beban roda yang terjadi di sisi dinding


(Sumber : Japan Industrial Standard (JIS))
Dimana:
Lx : Kekuatan beban dengan beban roda (kN/m2)
Ka : Koefisien tekanan tanah aktif Coulomb
Q : beban roda (49,1 kN)
I : Shock Factor (0,1)
Li : Panjang Produk (2,0 m)
Ai : Lebar Tanah (0.5 m)
X : Kedalaman dari permukaan tanah (m)
H : Ketinggian sisi dinding

2. Kinerja yang diperlukan dan metode verifikasi (JIS A 5362)


2.1. Kondisi kinerja yang diijinkan
Kinerja untuk beban semua waktu diasumsikan pada saat digunakan. Hal ini
diperlukan agar tidak mengganggu fungsi yang telah ditetapkan dan kemampuan
daya tahan berdasarkan desain.
2.2. Kondisi kinerja ultimit
Kinerja untuk beban yang akan diasumsikan pada saat akhir.. Secara umum,
bagian yang tidak rusak, atau diperlukan untuk tidak kehilangan fungsi yang telah
ditentukan.
2.3. Kinerja terintegrasi
Kinerja untuk integrasi. Di persimpangan produk atau antara produk dan cor
di tempat beton, untuk beban yang akan diasumsikan, integritas, water cut-off,
diperlukan untuk mempertahankan ketahanan deformasi

10
2.4. Kinerja ketahanan
Sangat diharapkan kinerja untuk daya tahan terhadap efek degradasi, agar
daya tahan tertentu dapat dipertahankan.
2.5. Kinerja konstruksi
Kinerja untuk daya guna. Transportasi dan instalasi. Hal ini diperlukan
untuk memastikan bahwa tidak ada bentuk asing yang berbahaya dalam produk
pada saat mengamankan dan pengerjaan perakitan konstruksi tersebut.

2.6. Teori Tekanan Tanah pada Dinding


2.6.1 Tekanan Tanah Lateral pada Tanah Non Kohesif (c = 0)
Menurut Teori Rankine, dalam analisis tekanan tanah lateral menggunakan
asumsi:
1 Tanah dalam kondisi kesetimbangan plastis (setiap elemen tanah dalam
kondisi tepat akan runtuh)
2 Tanah urug dibelakang dinding penahan tanah tak berkohesi (c = 0)
3 Gesekan antara dinding DPT dan tanah urug diabaikan (δ = 0)
Berikut pada Gambar 2.4 memberikan ilustrasi tekanan tanah aktif pada
dinding penahan tanah menurut Rankine.

Gambar 2.4 Tekanan tanah aktif menurut teori Rankine

Untuk tanah urug dengan berat jenis tanah γ dan ketinggian H, maka
tekanan tanah aktif (Ea) untuk dinding penahan tanah adalah :
Ea = ½ H2.γ.Ka (2.1)
Persamaan untuk alas diagram segi tiga tekanan tanah aktif yaitu:
b = Ka. γ .H (2.2)

11
Ka = tan2 (45 – ϕ/2) (2.3)
Dimana:
Ea = Tekanan tanah aktif (kN/m)
γ = berat jenis tanah (kg/m3)
H = ketinggian dinding (m)
ϕ = sudut geser tanah (o)
Ka = koefisien tekanan tanah aktif Rankine

Diketahui berat jenis tanah yaitu 1800 kg/m3 sedangkan nilai sudut geser
tanah dapat dilihat pada Tabel 2.2. Dalam penelitian ini tanah dianggap sebagai
tanah lempung sehingga digunakan sudut geser dalam (ϕ) yaitu 25o.

Tabel 2.2. Hubungan antara jenis tanah dan sudut geser tanah
Jenis Tanah Sudut Geser Tanah (ϕ)
Kerikil Kepasiran 35o – 40o
Kerikil kerakal 35o – 40o
Pasir Padat 35o – 40o
Pasir Lepas 30o
Lempung Kelanauan 25o – 30o
Lempung 20o – 25o
(Sumber : Braja M. Das Jilid 1)

2.6.2 Tekanan Tanah Akibat Beban Roda


Pada Gambar 2.5 memperlihatkan bentuk diagram tekanan tanah ke dinding
menurut para ahli, untuk beberapa kondisi pembebanan.

12
(a) (b) (c)
Gambar 2.5. Tekanan tanah akibat beban garis dan beban bidang. (a) beban tak
terhingga pada garis panjang, bersamaan ke dinding. (b) beban
garis, tegak lurus ke dinding. (c) beban merata, bersamaan ke
dinding.

Pada kondisi pembebanan tak terhingga pada garis panjang bersamaan ke


dinding seperti yang terlihat pada Gambar 2.5(a), Scott (1963) menurunkan
persamaan sebagai berikut :
4 Q x2 z
Δp h= (2.4)
π R4

R4 = x4 + z4

(2.5)

Dimana:
Δp h = tegangan pada dinding akibat beban roda (kN/m2)

Q = beban roda (kN/m)


x = jarak dari beban ke sisi dinding (m)
π = 3.14 atau 1800
z = elevasi tegangan dari permukaan (m)

Untuk beban garis yang berorientasi tegak lurus hingga ke dinding, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.5(b), Peck dan Mesri (1987) telah menurunkan
persamaan sebagai berikut :

[ ( ( ) ) ( ( ) ) ( ) ( ( ) ) ( ( ) ) ( )]
Q 1 1−2 v 1 1−2 v
Δp h= − + (2.6)
πz z 2 3
2 z 2 3
2 z z 2 3
2 z 2 3
2 z
1+ 1+ + 1+ 1+ +
x2 x2 x2 x1 x1 x1

Dimana:
Δph = tegangan pada dinding akibat beban roda (kN/m2)
Q = beban roda (kN/m)
x1 = jarak terdekat dari garis beban ke dinding (m)

13
x2 = jarak terjauh dari garis beban ke dinding (m)

π = 3,14
v = poisson ratio tanah
Nilai poisson ratio ditentukan sebagai rasio kompresi poros terhadap
regangan permuaian lateral. Nilai poisson ratio dapat ditentukan berdasar jenis
tanah seperti yang terlihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Hubungan antara jenis tanah dan poisson ratio


Jenis Tanah Poisson Ratio (v)
Lempung jenuh 0.4 – 0.5
Lempung tak jenuh 0.1 – 0.3
Lempung berpasir 0.2 – 0.3
Lanau 0.3 – 0.35
Pasir 0.1 –1.0
Batuan 0.1 – 0.4
(Sumber : Braja M. Das Jilid 2)

Scott (1963) mengembangkan persamaan untuk tekanan pada dinding


akibat beban pada panjang garis vertikal tak terhingga, berorientasi sejajar pada
dinding, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5(c).
( a+2 δ)
α −sin a cos ¿
¿
2p
Δp h= ¿
π

Dimana p = beban bidang pada dinding (kN/m2). α dan δ merupakan sudut


(o) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5(c).

2.7. Pembebanan Saluran Pracetak U-ditch di Indonesia


Pada Gambar 2.6 memperlihatkan tekanan tanah ke dinding saluran U-ditch
untuk perencanaan pembebanan U-ditch di Indonesia. Dimana beban lateral yang
bekerja pada dinding U-ditch ada tiga yaitu tekanan tanah aktif, gaya lateral akibat
beban kendaraan dan tekanan hidrostatik. Jarak beban minimum yaitu 0.5 m dan
apabila kurang dari 0.5 m maka diperlukan perkuatan atau desain khusus.

14
Gambar 2.6. Desain pembebanan saluran U-ditch di Indonesia
(Sumber : Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Sipil, Kementrian PU)

2.8. Fiber Reinforced Polymer ( FRP )


FRP adalah material yang terbuat dari fiber (serat) material sintetis seperti
glass, aramid atau carbon yang disatukan oleh zat matriks, seperti epoksi atau
polyester. Pengembangan penggunaan FRP pada rekayasa sipil terdiri dari dua
bagian, pertama untuk rehabilitasi dan perbaikan struktur dan kedua untuk
pembuatan konstruksi baru yang sepenuhnya menggunakan FRP ataupun
komposit dengan beton. Penggunaan FRP dalam perkuatan struktur antara lain
pada balok, pelat, jembatan, dan kolom. Terdapat beberapa keuntungan
menggunakan FRP sebagai bahan perkuatan struktur.
Material FRP yang sangat laku dipasaran adalah dalam bentuk lembaran,
dimana keuntungan yang diperoleh dari FRP lembaran adalah kemudahan dalam
aplikasi yaitu lembaran FRP ini dapat ditempelkan dengan mudah pada bagian
permukaan anggota struktur yang rusak dengan bantuan perekat (resin), biaya
yang relatif murah dibandingkan FRP dengan bahan yang lain, kekuatan tarik
yang tinggi, ketahanan yang tinggi terhadap kimia, memiliki sifat isolasi yang
baik. Adapun kekurangannya : berat jenis yang tinggi, memiliki sifat kekerasan
yang tinggi, ketahanan kelelahan yang relatif rendah. Sebagai penguatan
eksternal, FRP tipe lembaran digunakan untuk:
a Perbaikan balok dan slab beton yang rusak, dengan asumsi bahwa
debonding antara FRP dan beton tidak menyebabkan kegagalan elemen
struktur

15
b Mengatasi penambahan lebar retakan akibat beban layanan
c Meningkatkan kekuatan lentur akibat peningkatan beban seperti beban
gempa dan beban lalu lintas
d Merencanakan beton baru yang memiliki daktalitas tinggi
e Perbaikan struktur akibat kesalahan desain atau konstruksi
f Meningkatkan kemampuan geser beton
g Meningkatkan kemampuan pengekangan kolom beton
h Perbaikan struktur lama dan bersejarah
i Teknik yang digunakan dalam pemasangan tidak mengganggu penggunaan
struktur oleh pihak lain
Ada beberapa keuntungan penggunaan FRP sebagai perkuatan struktur,
antara lain:
a Kuat tarik sangat tinggi (± 7-10 kali lebih tinggi dari U39)
b Sangat ringan (density 1.4-2.6 gr/cm3, 4-6 kali lebih ringan dari Baja)
c Pelaksanaan sangat mudah dan cepat
d Memungkinkan untuk tidak menutup lalu lintas (misalnya jembatan)
e Tidak memerlukan area kerja yang luas
f Tidak memerlukan joint, meskipun bentang yang harus diperkuat
cukup panjang
g Tidak berkarat (non logam)
Terdapat juga beberapa kekurangan dari FRP, yaitu:
a Ketahanan terhadap kebakaran (harus diberikan lapisan tahan
kebakaran)
b Pengrusakan dari luar (umumnya untuk fasilitas umum harus diberikan
lapisan penutup dari mortar).
Dalam penggunaannya, FRP digabungkan dengan suatu bahan perekat
(Epoxy Resin) yang akan merekatkan lembaran fiber pada balok beton. Bahan
perekat yang akan digunakan pada penelitian ini berupa epoxy dengan nama Tyfo
S yang merupakan produk dari Fyfe Co terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu
komponen A dan komponen B. Perbandingan campuran antara bagian A : bagian
B = 2 : 1. Untuk CFRP, yang dipergunakan adalah Tyfo SCH-41. Adapun
spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.

16
Sifat- Sifat Material Fiber
Sifat Nilai Test
Tegangan Tarik 4.0 GPa
Modulus Tarik 230 GPa
Regangan Maksimum 1.7%
Kerapatan 1.74 g/cm3
Berat per luasan 644 g/cm2
Tabel 2.4. Spesifikasi CFRP tyfo SCH-41 dalam bentuk dry sheet
(Sumber: Fyfo.Co LLC)

Tabel 2.5. Spesifikasi CFRP tyfo SCH-41 dalam bentuk komposit


Sifat Lapisan Komposit (CFRP + EPOXY)
Uraian Metode ASTM Nilai Test Nilai Desain
Tegangan tarik Ultimit dalam
D-3039 986 MPa 834 MPa
arah utama fiber
Regangan D-3039 1,0 % 0,85 %
Modulus Tarik D-3039 123.4 GPa 104.8 GPa

Kuat Lentur D-790 25,8 MPa 20,7 MPa


Tebal Lapisan 1,0 mm 1,0 mm
(Sumber: Fyfo.Co LLC)

2.9. Epoxy Resin

Epoxy Resin adalah larutan yang digunakan untuk merekatkan serat fiber
pada beton atau objek yang ingin diperkuat. Campuran Epoxy resin terdiri dari
bahan padat dan cair yang saling larut. Campuran dengan Epoxy resin yang lain
dapat digunakan untuk mencapai kinerja tertentu dengan sifat yang diinginkan.
Epoxy resin yang paling banyak digunakan adalah Bisphenol A Eter Diglisidil.
Resin biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu vinil atau epoxy dan
pengeras (hardener), kemudian diterapkan ke permukaan balok. Lembar CFRP
diletakkan ke permukaan yang rata, kemudian campuran epoxy resin ditambahkan
dengan menggunakan kuas atau roller. Ketika lembar CFRP diaplikasikan ke atas
permukaan balok, udara tidak boleh terjebak antara CFRP dan cetakan. Tekanan

17
tangan atau rol digunakan untuk memastikan resin jenuh dan penuh membasahi
semua lapisan. Pekerjaan harus dilakukan cukup cepat sebelum resin mulai
bereaksi. Dalam beberapa kasus, lapisan ditutupi dengan plastik lembaran dan
vakum untuk menghilangkan gelembung udara.

SIFAT MATERIAL EPOXI


Waktu Pengeringan : 72 Jam (Suhu ruang 60˚C)
KekuatanTarik ASTM D-638 72.4 MPa

Modulus Tarik - 3,18 GPa

PersenRegangan ASTM D-638 5%

KekuatanLentur ASTM D-790 123,4 MPa


Modulus Lentur ASTM D-790 3,12 GPa
Tabel 2.6. Sifat material epoxy
(Sumber: Fyfo.Co LLC)

18
Tyfo SCH4 Tyfo S Component A Tyfo S Component B
Gambar 2.7. CFRP Tyfo SCH-41 dan Epoxy Resin Tyfo S

Epoxy Resin dikeringkan dengan menambahkan anhidrida atau pengeras


amina. Setiap pengeras menghasilan profil larutan yang berbeda dan sifat yang
diinginkan untuk produk jadinya. Kecepatan pengeringan dapat dikendalikan
melalui seleksi yang tepat dari pengeras atau katalis untuk memenuhi persyaratan
proses. Beberapa keuntungan epoxy resin sebagai berikut:
a Berbagai sifat mekanis memungkinkan pilihan yang lebih banyak
b Tidak ada penguapan selama proses pengeringan
c Rendahnya penyusutan selama proses pengeringan
d Ketahanan yang baik terhadap bahan kimia
e Memiliki sifat adhesi yang baik terhadap berbagai macam pengisi, serat dan
substrat lainnya
Kelemahan epoxy resin adalah biaya yang relatif mahal dan proses
pengeringan yang relatif lama. Bahan perekat yang digunakan dalam penelitian ini
juga merupakan produk dari Fyfo Co dengan nama Tyfo SCH-41 yang terdiri dari
2 komponen yaitu komponen A (resin) dan komponen B (hardener) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.7. Untuk proses pencampuran antara komponen A dan
komponen B digunakan perbandingan 2:1.

2.10. Set-Up Pengujian U-ditch


2.10.1. Pembebanan Tipe A

19
Pada Pembebanan tipe A ini, posisi benda uji direbahkan pada salah satu sisi
dinding saluran. Pembebanan dilakukan dengan menggunakan mesin pengujian
statik secara terpusat, dimana load cell ditempatkan pada dua titik pada tepi luar
dinding saluran U-Ditch, serta balok baja sebagai bidang kontak terhadap dinding
saluran U-Ditch.

Ket : Satuan dalam mm, tanpa skala


Gambar 2.8. Set-Up benda uji U-Ditch pembebanan tipe A
Data pertambahan beban akan tercatat oleh data logger. Kecepatan
pembebanan sebesar 0.1 kN/detik, dan akan dihentikan jika benda uji sudah retak
atau pertambahan beban dari load cell tidak bertambah. Untuk lebih jelasnya Set-
Up pengujian Pembebanan Tipe A ditunjukkan pada Gambar 2.8.

2.10.2. Pembebanan Tipe B


Pada Pembebanan Tipe B ini, posisi dari benda uji ditempatkan secara
normal seperti pada posisinya di lapangan, dengan Pembebanan dilakukan secara
manual tidak menggunakan mesin pengujian statik.

P P

Ket : Satuan dalam mm


Gambar 2.9. Set-Up benda uji U-Ditch pembebanan tipe B

20

Anda mungkin juga menyukai