Anda di halaman 1dari 105

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN UNTUK MENDAPATKAN

KURVA ARUS DAN TEGANGAN PADA PANEL SURYA


(STUDI KASUS: GEDUNG SINAR MAS LAND, TANGERANG
SELATAN)

Laporan Kerja Praktik


PT. Syntek Otomasi Indonesia

Oleh:
Alif Ghia Khairan
1915031069

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN UNTUK MENDAPATKAN
KURVA ARUS DAN TEGANGAN PADA PANEL SURYA
(STUDI KASUS: GEDUNG SINAR MAS LAND, TANGERANG
SELATAN)

Oleh:

ALIF GHIA KHAIRAN

1915031069

Laporan Kerja Praktik


Diajukan untuk Memenuhi Kurikulum Tugas Mata Kuliah Praktik Kerja
Lapangan pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
i

ABSTRAK

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN UNTUK MENDAPATKAN


KURVA ARUS DAN TEGANGAN PADA PANEL SURYA
(STUDI KASUS: GEDUNG SINAR MAS LAND, TANGERANG
SELATAN)

Oleh

ALIF GHIA KHAIRAN

Energi surya merupakan energi potensial yang dapat dikembangkan di Indonesia,


karena dengan letak geografis negara Indonesia yang terletak pada garis
khatulistiwa. Indonesia memiliki potensi energi yang dapat dibangkitkan adalah
sebesar 4,8kWh/m2/hari yang dapat didistribusikan. Energi surya juga merupakan
energi alternatif dari penggunaan bahan bakar untuk pembangkit listrik
konvensional dalam jangka waktu yang panjang, diamana akan menguras sumber
energi bumi yang dimana akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.Panel
surya dapet berkerja dengan adanya intensitas cahaya matahari sehingga dapat
menghasilkan arus dan tegangan listrik. Untuk mengetahui karakteristik panel
surya terhadap intensitas cahaya matahari adalah melalui pengukuran kurva arus
dan tegangan, pengukuran ini dilakukan menggunakan alat ukur PV200 dan
perangkat lunak pengolah data SolarCert sehingga dapat menyajikan data dalam
bentuk laporan. Dapat diketahui bahwa hasil pengukuran tersebut menunjukkan
seiring dengan naikknya intensitas cahaya matahari yang diterima sel surya maka
temperatur sel surya pun akan semakin tinggi. Pengaruh temperatur pada sel surya
sangatlah penting dalam operasi panel surya untuk menghasilkan daya yang
optimal. Kenaikkan temperatur dapat melemahkan tegangan operasi sekitar 0,32%
dari tegangan maksimal yang dihasilkan. Faktor pengaruh temperature ini juga
dapat mengurai efisiensi dari panel surya.

Kata Kunci: Energi, PV200, SolarCert, Efisiensi


ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Kerja : PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN


Praktik UNTUK MENDAPATKAN KURVA ARUS
DAN TEGANGAN PADA PANEL SURYA
(STUDI KASUS: GEDUNG SINAR MAS
LAND, TANGERANG SELATAN)
Nama Mahasiswa : Alif Ghia Khairan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1915031069
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik

MENYETUJUI,

Dosen Penguji Kerja Praktik, Dosen Pembimbing Kerja Praktik

Dr. Eng. Nining Purwasih, S.T., M.T. Dr. Diah Permata, S.T., M.T.
NIP 197404222000122001 NIP 197005281998032003
MENGETAHUI,

Ketua Jurusan Teknik Elektro, Ketua Program Studi Teknik Elektro,

Herlinawati, S.T., M.T. Dr. Eng. Nining Purwasih, S.T., M.T.


NIP 197103141999032001 NIP 197404222000122001
iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat iman dan islam juga anugerah
kesehatan, petunjuk, serta kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat melaksanakan Kerja Praktik di PT. Syntek Otomasi Indonesia,
Divisi Operation & Maintenance dan dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Magang dengan judul “Pengukuran Arus Dan Tengangan Untuk Mendapatkan
Kurva Arus Dan Tegangan Pada Panel Surya (Studi Kasus: Gedung Sinar Mas
Land, Tangerang Selatan)”.

Laporan Kerja Praktik ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan dalam mata
kuliah KP (Kerja Praktik) di Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik
Elektro Universitas Lampung.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang banyak membantu pada saat
Kerja Praktik dan penyusunan laporan kerja praktik ini, pihak tersebut antara lain:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas segala nikmat dan anugerah
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik ini.
2. Bunda, Ayah, dan semua pihak keluarga besar yang selalu memberikan
dukungan dan do'a kepada Saya sehingga dapat melaksanakan Kerja Praktik
ini dengan daik.
iv

3. Ibu Herlinawati S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lampung.
4. Ibu Dr. Eng. Nining Purwasih, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Universitas Lampung.
5. Ibu Dr. Diah Permata, S.T., M.T. Selaku dosen pembimbing Kerja Praktik
yang telah memberikan saran yang berguna dan bermanfaat sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini.
6. Mas Renaldi, Mas Sayyid, Mas Riza, Mas Fandi, Mas Eko, Mas Janwar, dan
Mas Fajri selaku pembimbing lapangan yang telah sabar memberikan ilmu
dan pengetahuan serta nasihat selama melaksanakan Kerja Praktik.
7. Hari Agus dan Ronald selaku teman seperjuangan Divisi Operation &
Maintenance, dimana telah memberikan banyak pengalaman dan cerita lucu
selama berkerja.
8. Diva Aurel Aisyah yang sudah memberikan waktunya untuk mengkoreksi
kata per-kata, kalimat per-kalimat dan Bunda Sri yang selalu memberikan
Saya asupan selama mengerjakan laporan di rumah beliau.
9. I want to thank me, for believing in me. I want to thank me, for always keep
grinding no matter what.

Semoga Allah SWT senantiasa selalu membalas seluruh kebaikan kalian semua,
dan memberi keberkahan atas selesainya laporan ini. Aamiin.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan. Karena hal
tersebut penulis sangat terbuka untuk masukan dan kritik serta saran yang
diberikan.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2022

Alif Ghia Khairan


v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...............................................................................................................i

UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DATAR TABEL..................................................................................................viii

DAFATAR GAMBAR..........................................................................................ix

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan Kerja Praktik...............................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum..............................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus.............................................................................2
1.3. Waktu dan Tempat Kerja Praktik............................................................3
1.4. Batasan Masalah......................................................................................3
1.5. Metode Penulisan....................................................................................3
1.6. Sistematika Penulisan..............................................................................4

II. TUJUAN UMUM PERUSAHAAN...............................................................6


2.1. Sejarah PT. Syntek Otomasi Indonesia...................................................6
2.2. Tujuan, Visi dan Misi PT. Syntek Otomasi Indonesia............................7
2.2.1. Tujuan..........................................................................................7
2.2.2. Visi...............................................................................................8
2.3. Struktur Organisasi PT. Syntek Otomasi Indonesia................................8
vi

2.4. Lokasi PT. Syntek Otomasi Indonesia....................................................9


2.5. Logo PT. Syntek Otomasi Indonesia.....................................................10

III. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................11


3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya.........................................................11
3.1.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya On-Grid...............................12
3.1.2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off-Grid..............................13
3.1.3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid.................................14
3.2. Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Surya...........................14
3.2.1. Modul PV...................................................................................15
3.2.2. String Inverter............................................................................16
3.2.3. Pyranometer..............................................................................17
3.3. Parameter-Parameter Pengoperasian PLTS...........................................18
3.3.1. Kurva Arus dan Tegangan.........................................................18
3.3.2. Temeperatur...............................................................................20
3.3.3. Intensitas Cahaya Matahari........................................................21
3.3.4. Fill Factor..................................................................................22
3.3.5. Efisiensi.....................................................................................22
3.4. Alat Ukur Pembangkit Listrik tenaga Surya.........................................23
3.4.1. Seaward PV200.........................................................................23
3.4.2. Solar Survey 200R Irradiance Meter.........................................24
3.4.3. SolarCert....................................................................................24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................26


4.1. Spesifikasi Panel Surya.........................................................................26
4.2. Layout PLTS..........................................................................................28
4.2.1. Jumlah Modul PV......................................................................29
4.2.2. Layout Modul PV......................................................................29
4.3. Metode Pengukuran...............................................................................31
4.3.1. Inspeksi......................................................................................31
4.3.2. Spesifikasi Alat Seaward PV200...............................................32
4.3.3. Spesifikasi Aplikasi SolarCert..................................................34
4.3.4. Pengambilan Data......................................................................40
vii

4.4. Analisis Hasil Pengukuran....................................................................42


4.4.1. Hasil Pengukuran.......................................................................42
4.4.2. Analisis Hasil Pengukuran.........................................................43

V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................54


5.1. Kesimpulan............................................................................................54
5.2. Saran......................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57

LAMPIRAN..........................................................................................................59
viii

DATAR TABEL

Halama

n Tabel 4. 1 Electrical Data Panel Surya...............................................................27

Tabel 4. 2 Mechanical dan Temperature Ratings Data Panel Surya.....................28

Tabel 4. 3 Daya Maksimal, Irradiance, Temperatur, dan Fill Factor...................42

Tabel 4. 4 Tegangan Open Circuit dan Tegangan Maximum Power Point...........43

Tabel 4. 5 Arus Short Circuit dan Arus Maximum Power Point...........................43

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Daya Maksimal, Tegangan Open Circuit, Tegangan


Maksimal, Arus Short Circuit, Arus Maksimal, Fill Factor, dan Efisiensi PLTS
45
ix

DAFATAR GAMBAR

Halama

n Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Syntek Otomasi Indonesia.........................9

Gambar 2. 2 Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Syntek Otomasi Indonesia..................10

Gambar 2. 3 Logo PT. Syntek Otomasi Indonesia................................................10

Gambar 3. 1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya.....................................................11

Gambar 3. 2 Sistem PLTS On-Grid.......................................................................12

Gambar 3. 3 Sistem PLTS Off-Grid......................................................................13

Gambar 3. 4 Sistem PLTS Hybrid.........................................................................14

Gambar 3. 5 Diagram Modul PV...........................................................................16

Gambar 3. 6 String Inverter SUN2000-36KTL.....................................................17

Gambar 3. 7 RK200-03 Solar Pyranometer Radiation Sensor...............................18

Gambar 3. 8 Kurva Arus dan Tegangan................................................................20

Gambar 3. 9 Pengaruh Temperatur Panel Surya Terhadap Tegangan...................20

Gambar 3. 10 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Arus....................21

Gambar 3. 11 Fill Factor........................................................................................22

Gambar 3. 12 Seaward PV200...............................................................................23


x

Gambar 3. 13 Solar Survey 200R Irradiance Meter...............................................24

Gambar 3. 14 SolarCert.........................................................................................25

Gambar 4. 1 Jumlah Modul PV.............................................................................29

Gambar 4. 2 Single Line Diagram PLTS Gedung Sinar Mas Land.......................30

Gambar 4. 3 Array Wiring Layout PLTS Gedung Sinar Mas Land......................31

Gambar 4. 4 Inspeksi Mounting System Modul PV..............................................32

Gambar 4. 5 Tombol Power Pada Seaward PV200...............................................33

Gambar 4. 6 Tombol Mode dan Auto Untuk Memulai Pengambilan Data Kurva
Arus dan Tegangan Pada Seaward PV200.............................................................33

Gambar 4. 7 Tombol File Untuk Memulai Pemindahan Data Dari PV200 ke


Komputer Atau Laptop..........................................................................................34

Gambar 4. 8 Memulai Membuat Laporan Baru Data String..................................35

Gambar 4. 9 Memasukkan Data Pada SolarCert....................................................36

Gambar 4. 10 Mencari Datasheet Modul PV.........................................................37

Gambar 4. 11 Memilih Datasheet Modul PV........................................................38

Gambar 4. 12 Membuat Laporan Akhir Hasil Pengukuran...................................39

Gambar 4. 13 Hasil Pengolahan Data Pengukuran Menggunakan PV200 dan


Aplikasi SolarCert..................................................................................................40

Gambar 4. 14 Pengambilan Data Kurva Arus dan Tegangan................................41

Gambar 4. 15 Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Dengan Arus ISC.......................44

Gambar 4. 16 Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Dengan Tegangan VOC........44


xi

Gambar 4. 17 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Arus ISC


Terhadap Intensitas Cahaya Matahari....................................................................46

Gambar 4. 18 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Arus VOC


Terhadap Intensitas Cahaya Matahari....................................................................47

Gambar 4. 19 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


VOC Terhadap Temperatur......................................................................................48

Gambar 4. 20 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


IMPP Terhadap Temperatur.....................................................................................49

Gambar 4. 21 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


VMPP Terhadap Temperatur....................................................................................50

Gambar 4. 22 Daya Keluaran dan Efisiensi PLTS.................................................51

Gambar 4. 23 Keretakan dan Korosi Modul PV pada String 5..............................52

Gambar 4. 24 Kurva Arus dan Tegangan Pada String 5........................................53


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan energi listrik akan


melonjak, maka dari itu perlu penambahkan pembangakit energi listrik untuk
memasok kebutuhan energi sehari-hari. Indonesia masih banyak
menggunakan pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil sebagai bahan
bakar utama. Penggunaan bahan bakar fosil dapat menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca, polutan udara, dan
kabut asap (ozon). Maka sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan
menjadi solusi, dan dapat dianggap sebagai pilihan terbaik untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik di masa yang akan datang.

Energi Surya merupakan sumber energi yang tidak akan pernah habis
ketersediaannya. Energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai sumber energi
alternatif yang dapat di ubah menjadi energi listrik. PLTS (Pembangkit
Listrik Tenaga Surya) merupakan sebuah teknologi pembangkit listrik yang
dapat mengkonversi energi matahari (cahaya) untuk diubah menjadi energi
listrik. Kumpulan dari beberapa modul fotovoltaik, dimana partikel foton
(cahaya matahari) diserap oleh atom dari semikonduktor fotovoltaik, maka
akan ada pergerakan antara elektron sehingga menciptakan arus listrik. Oleh
karena itu, penggunaan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) tergolong
dalam energi bersih, ramah lingkungan, melimpah, dan terbarukan.

Panel surya mampu menyerap energi cahaya sinar matahari yang


mengandung gelombang elektromagnetik atau foton. Foton pada cahaya
matahari ini menghasilkan energi kinetik yang mampu melepaskan elektron-
1
elektron ke pita konduksi sehingga menimbulkan arus dan tegangan. Semakin
meningkatnya intensitas cahaya matahari maka akan semakin besar pula
energi kinetik yang dihasilkan sehingga mampu menghasilkan arus dan
tegangan yang maksimal. Untuk mengetahui kemampuan mengahsilkan suatu
daya yang maksimal pada panel surya, pentingnya untuk menganalisis arus
dan tengangan yang dihasilkan melalui kurva arus dan tegangan. Dengan
kurva arus dan tegangan, kita dapat mudah memahami pengaruh dari setiap
parameter panel surya, dan juga effisiensi yang dihasilkan.

1.2. Tujuan Kerja Praktik

Adapun tujuan dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut:

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut:


a. Menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dari semasa perkuliahan
dalam dunia kerja.
b. Menambahkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan perngalaman
selain didapatkan dari proses perkuliahan.

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari kerja praktik ini adalah mengukur arus dan
tegangan untuk mendapatkan kurva arus dan tegangan yang digunakan
untuk menganalisis efisiensi PLTS.

2
1.3. Waktu dan Tempat Kerja Praktik

Kerja praktik ini dilaksanakan pada:


Tempat : PT. Syntek Otomasi Indonesia

Alamat : Jl Mampang Perapatan Raya No.17 Blok G-H Lt.2, RT.4/RW.6,


Mampang Prapatan, Jakarta 12790

Waktu : 17 – 18 Maret 2022

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dikerjakan pada laporan kerja praktik ini
adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran arus dan tegangan untuk mendapatkan kurva arus dan
tegangan pada setiap string pada PLTS.
b. Pengaruh energi cahaya matahari terhadap arus dan tegangan yang
dihasilkan pada setiap string.

1.5. Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini penulis melakukan beberapa


langkah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Penulis melakukan peninjauan untuk mendalami bidang keilmuan yang
dipelajari di lokasi kerja yang berfokus pada perangkat dan komponen
serta melakukan pengamatan secara langsung dari spesifikasi PLTS
seperti pada modul Panel Surya, Inverter yang digunakan.

3
2. Metode Diskusi
Penulis melakukan diskusi dan bertanya beberapa hal mengenai
komponen dan perangkat yang digunakan dengan pembimbing kerja
praktik yang berkera di PT. Syntek Otomasi Indonesia.

3. Metode Studi Literatur


Penulis mencari sumber referensi seperti data sheet, buku, jurnal dan
sumber tertulis lainnya untuk mendapatkan data yang benar terkait
dengan tema penulisan laporan kerja praktik ini.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktik yang digunakan oleh


penulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan, waktu dan tempat, batasan
masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Memuat tentang gambaran secara singkat mengenai sejarah dari PT. Syntek
Otomasi Indonesia, tujuan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi PT.
Syntek Otomasi Indonesia, alamat, dan arti logo dari PT. Syntek Otomasi
Indonesia.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


Memuat tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Komponen Utama
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, dan Alat Ukur Pembangkit Listrik Tenaga
Surya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Pembahasan memuat mengenai spesifikasi modul PV, metode pengukuran,
hasil pengukuran, dan hasil pembahasan.

BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan laporan kerja praktik, dan
juga saran yang berhubungan dengan pengukuran I-V curve kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dipakai dalam penulisan laporan kerja praktik.

5
II. TUJUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Syntek Otomasi Indonesia

Syntek dibentuk pada akhir tahun 2014 dengan mimpi berkontribusi di


Industri Revolusi 4.0, di Indonesia, terkhususkan di bidang energi
Terbarukan, Industri IoT, dan Jaringan Cerdas. Dimulai dengan 4 karyawan,
telah berkembang menjadi lebih dari 100 tenaga kerja, dan aset yang dimiliki
telah tumbuh 10 kali sejak awal. Syntek telah menjadi sebagai salah satu
perusahaan di bidang engineering dan konstruksi terbaik di Indonesia. Sejak
awal, Syntek selalu aktif terlibat dalam memperkenalkan teknologi baru
untuk industri Indonesia yang berkembang. Syntek sangat bangga dengan
kreativitas dan inovasi terus-menerus, didukung oleh kemampuan teknis yang
sangat baik.

PT. Syntek Otomasi Indonesia (Syntek Energy & Control) adalah Start-Up
yang berkembang pesat di bidang Otomasi Modern dan Perusahaan Energi
Terbarukan, dengan fokus pada Otomasi Generasi Masa Depan dan Solusi
Energi Baru. Berbasis di Jakarta, Indonesia, PT Syntek Otomasi Indonesia
adalah sekelompok profesional, insinyur, dan teknisi yang bekerja sama
untuk menyediakan sarana terbaik bagi pelanggan.

PT. Syntek Otomasi Indonesia memiliki segmen usaha utama sebagai


penyedia tenaga listrik sebagai berikut:
1. Solusi Energi Baru:
a. Fotovoltaik Surya & Penyimpanan Energi
b. Pengisi Daya Kendaraan Listrik

6
c. Panel Listrik & Perangkat Listrik
d. Operasi Pembakit Listrik & Pemeliharaan Pembangkit Listrik
e. Layanan Konsultasi

2. Otomatisasi Generasi Berikutnya:


a. Otomatisasi Grid
b. Proses Otomasi & Instrumentasi
c. Otomasi Pembangkit Listrik
d. Industri Internet of Things

Dengan pengalaman proyek yang luas di dalam dan luar negeri, mampu
memberikan solusi canggih untuk memberdayakan bangsa Indonesia.

2.2. Tujuan, Visi dan Misi PT. Syntek Otomasi Indonesia

Adapun tujuan, visi dan misi PT. Syntek Otomasi Indonesia adalah sebagai
berikut:

2.2.1. Tujuan

PT. Syntek Otomasi Indonesia memiliki tujuan “Mewujudkan bangsa


yang lebih sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah
yang terbaik bagi para pemangku kepentingan”.

7
2.2.2. Visi

PT. Syntek Otomasi Indonesia memiliki visi “Mengintegrasikan


insinyur terbaik, Syntek Energy memberikan solusi terbaik untuk masa
depan energi Indonesia”.

2.3. Struktur Organisasi PT. Syntek Otomasi Indonesia

PT. Syntek Otomasi Indonesia dipimpin oleh Direktur yang dibantu oleh 5
Divisi, yaitu:
1. Operation Division
2. Marketing and Sales Division
3. Energy EPC Division
4. Control System Division
5. Consultant Division

Berikut bagan struktur organisasi PT. Syntek Otomasi Indonesia:

8
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Syntek Otomasi Indonesia

2.4. Lokasi PT. Syntek Otomasi Indonesia

Jl Mampang Perapatan Raya No.17 Blok G-H Lt.2, RT.4/RW.6, Mampang


Prapatan, Jakarta 12790.

9
Gambar 2. 2 Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Syntek Otomasi Indonesia

2.5. Logo PT. Syntek Otomasi Indonesia

Gambar 2. 3 Logo PT. Syntek Otomasi Indonesia

10
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan peralatan pembangkit


listrik yang mengubah energi matahai menjadi energi listirk. PLTS
memanfaatkan cahaya mahatahari untuk menghasilkan listrik arus searah.
PLTS pada dasarnya merupakan teknologi percatuan daya, dan dapat
dirancang untuk mencatu kebutuhan listrik sehari-hari, baik secara mandiri
ataupun hybrid. Prinsip dasar PLTS adalah mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik, komponen utama dari sistem PLTS adalah fotofoltaik
yang dirangkai secara seri atau parallel dari beberapa sel surya fotofoltaik.
Solar cell yang disinari oleh cahaya matahari membuat foton yang dapat
menghasilkan arus listrik.

Gambar 3. 1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

11
3.1.1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya On-Grid

Sistem PLTS terinterkoneksi (On-Grid) atau disebut dengan Grid


Connected PV System merupakan sistem pembangkit listrik tenaga
surya yang dihubungkan dengan jaringan PLN. Pada sistem ini cocok
digunakan untuk daerah perkotaan yang sudah terdapat jaringan PLN.
Sistem ini tidak menggunakan baterai sebagai penyimpan daya, pada
siang hari modul PV berkerja untuk menghasilkan daya sebagai sumber
daya utama ke beban, dan jika terdapat pembangkitan berlebih maka
akan disalurkan ke jaringan distribusi, dan pada malam hari, maka
sumber beban akan sepenuhnya ditanggung oleh PLN.

Sistem ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan listrik dari PLN


sehingga memperkecil tagihan rekening listrik dari PLN dan dapat
memberikan nilai tambah kepada pemiliknya. Kekurangan dari sistem
ini adalah jika modul PV tidak dapat berkerja untuk menghasilkan daya
dan jaringan PLN terjadi pemadaman, maka tidak terdapat sumber
energi yang menyuplai beban.

Gambar 3. 2 Sistem PLTS On-Grid

12
3.1.2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off-Grid

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (Off-Grid)


merupakan sistem pembangkit listrik yang hanya memanfaatkan energi
matahari tanpa terhubung dengan jaringan PLN atau dengan kata lain
sumber dari pembangkit ini hanya menggunakan energi matahari untuk
menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh modul
PV akan disimpan ke dalam baterai dan akan digunakan secara penuh
pada siang dan malan hari. Pada siang hari modul PV berkerja sebagai
sumber utama beban, sedangkan daya yang berlebih akan disalurkan ke
baterai dan disimpan sebagai energi cadangan, dan pada malam hari
baterai yang sudah penuh akan digunakan untuk menyuplai beban
ketika modul PV tidak dapat menghasilkan daya.

Sistem ini sangat cocok digunakan untuk daerah terpencil atau daerah
yang berlum terdapat pemasokan jaringan listrik PLN. Namun biaya
yang diperlukan untuk menginstalasi akan lebih mahal dibandingkan
dengan sistem On-Grid.

Gambar 3. 3 Sistem PLTS Off-Grid

13
3.1.3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid merupakan sistem


yang terinterkonesi dengan jaringan PLN (On-Grid), serta
menggunakan baterai (Off-Grid) sebagai penyimpan daya (Critical
Load) ketika PLN padam atau malam hari. Fungsi utama dari PLTS
hybrid ini adalah ketahan sistem, karena selain dapat mengurangi
penggunaan listrik dari PLN, sistem ini juga dapat menyimpan daya
pada baterai. Karena kombinasi dari kedua sistem (On-Grid dan Off-
Grid) sehingga sistem ini disebut dengan hybrid.

Gambar 3. 4 Sistem PLTS Hybrid

3.2. Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya tersusun dari beberapa komponen sehingga


dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik yang dapat
digunakan oleh beban.

14
3.2.1. Modul PV

Panel Surya merupakan teknologi yang dapat mengkonversi energi


cahaya matahari menjadi energi listrik dengan proses efek fotofoltaik.
Pancaran cahaya matahari terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil
disebut sebagai foton. Foton akan menghantam bagian atom yang
terdiri atas silikon semikonduktor sel surya. Hantaman foton tersebut
akan menimbulkan ledakan sehingga menimbulkan energi yang sangat
besar dan mampu memisahkan elekron dari struktur atom penyusunnya.
Elektron yang terpisah akibat ledakan akan terbagi menjadi dua muatan
yakni, elektron bermuatan negatif dan elektron bermuatan positif. Pada
elektron yang bermuatan negatif akan lebih bebas bergerak di daerah
pita konduksi yang berasal dari material silikon semikonduktor.
Nantinya pada atom yang kehilangan elektron akibat pergerakan
elektron tersebut akan meninggalkan struktur kosong yang disebut juga
dengan “hole” atau sebagai elektron yang bermuatan positif. Jika pada
elektron bebas yang bersifat negatif maka bisa menjadi pendonor
elektron (semi konduktor tipe-n). Untuk semikonduktor dengan hole
bermuatan positif maka akan menjadi penerima elektron
(semikonduktor tipe-p).

Antara daerah positif (tipe-p) dan negatif (tipe-n) dapat menimbulkan


energi yang mampu mendorong elektron dan hole bergerak ke arah
berlawanan disebut dengan PN Junction. Di mana elektron akan
menauhi dari daerah negatif dan hole akan menjauhi daerah positf,
sehingga menciptakan arus listrik.

15
Gambar 3. 5 Diagram Modul PV

3.2.2. String Inverter

Untuk dapat menyuplai beban yang ada, diperlukan inverter untuk


dapat mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan AC yang teregulasi
dengan baik. Inverter menerima sumber tegangan DC sebagai tegangan
masukkan yang dapat diperoleh dari Panel Surya, kemudian
mengkonversi arus DC 12-24V dari Panel Surya menjadi arus AC 220V
dari proses penyaklaran dari kompenen semikonduktor yang ada pada
rangkaian inverter. String inverter merupakan inverter yang
mengkonversi listrik DC ke AC dari beberapa modul PV atau dengan
satu array modul PV. String inverter paling banyak digunakan pada
sistem tenaga surya dalam skala yang besar.

16
Gambar 3. 6 String Inverter SUN2000-36KTL

3.2.3. Pyranometer

Pyranometer merupakan inovasi perangkat elektronik dalam industri


test & measurement sebagai alat ukur untuk energi matahari atau
perangkat Sel Surya, yang digunaklan untuk mengukur besarnya radiasi
cahaya matahari. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur radiasi
gelombang pendek matahari baik radiasi global maupun radiasi diffuse
dari spektrum 300 nm sampai dengan 3000 nm pada permukaan
bindang dengan satuan Watt/m2. Radiasi global merupakan radiasi
matahari yang diterima dari sudut ruang 2π (berbentuk setengah bola)
pada permukaan horizontal.

17
Gambar 3. 7 RK200-03 Solar Pyranometer Radiation Sensor

3.3. Parameter-Parameter Pengoperasian PLTS

Adapun parameter-parameter yang berpengaruh dalam pengoperasian dalam


panel surya adalah sebagai berikut.

3.3.1. Kurva Arus dan Tegangan

Kurva arus dan tegangan menjelaskan keadaan sebuah sel surya


beroperasi secara normal. Sel surya akan menghasilkan energi
maksimum jika besaran tegangan dan arus maksimum, yaitu VMPP
(voltage maximum power point) dan IMPP (current maximum power
point). Sedangkan ISC (short circuit current) merupakan arus listrik
maksimum pada saat nilai tegangan bernilai nol atau saat tidak sedang
menyuplai beban (resistansi hampir mendekati nol). ISC berbanding
lurus dengan pancaran sinar matahari, dimana semakin tinggi

18
irradiance matahari (intensitas cahaya matahari) maka akan semakin
besar arus yang dihasilkan. Sedangkan VOC (open circuit voltage)
adalah tegangan maksimum pada saat nilai arus nol. VOC naik secara
logaritma dengan peningkatan sinar matahari dan juga ketergantungan
dari temperatur yang ada pada sel surya, dimana semakin tinggi
irradiance cahaya matahari maka akan semakin besar tegangan yang
dihasilkan, namun jika semakin tinggi temperatur pada modul PV maka
akan semakin rendah tegangan yang dihasilkan. Untuk mengetahui
dampak intensitas cahaya matahari dan temperatur pada tegangan dan
arus dapat menggunakan persamaan berikut.

𝐺
(1)
𝐼𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝐶(𝑆𝑇𝐶) + [𝑇𝐶(𝐼𝑆𝐶, 𝐺)(𝑇𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 − 25)]
1000
𝐺
(2)
𝑉𝑂𝐶 = 𝑉𝑂𝐶(𝑆𝑇𝐶) + [𝑇𝐶(𝑉𝑂𝐶, 𝐺)(𝑇𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 − 25)] + 𝑇𝐶(𝐺) ln
1000
𝑇𝐶(𝐼𝑀𝑃𝑃, 𝐺)(𝑇𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 − 25)
(3)
𝐼𝑀𝑃𝑃 = 𝐼𝑀𝑃𝑃(𝑆𝑇𝐶) (1 + )
100
𝑇𝐶(𝑉𝑀𝑃𝑃, 𝐺)(𝑇𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 − 25)
𝑉𝑀𝑃𝑃 = 𝑉𝑀𝑃𝑃(𝑆𝑇𝐶) (1 + ) (4)
100

Dimana ISC(STC), VOC(STC), IMPP(STC), dan VMPP(STC) adalah nilai


maksimum saat Standard Testing Conditions, G adalah intensitas
cahaya matahri yang diterima sel surya, TPanel menyatakan temperatur
sel surya, dan TC (Temperature Coefficient) adalah temperatur normal
koefisien untuk daya maksimum pada intensitas cahaya matahari (G).

19
Gambar 3. 8 Kurva Arus dan Tegangan

3.3.2. Temeperatur

Panel Surya dapat beroperasi secara maksimal jika temperatur pada sel
surya tetap normal, yaitu pada saat 25°C. Setiap kenaikkan 1°C dari
temperatur normalnya maka sel surya akan melemah untuk
menghasilkan tegnagan (VOC), sehingga tegangan akan berkurang
sekitar 0,5% dari total tegangan maksimal yang dapat dihasilkan.

Gambar 3. 9 Pengaruh Temperatur Panel Surya Terhadap Tegangan

20
3.3.3. Intensitas Cahaya Matahari

Panel surya mampu menyerap energi cahaya matahari atau foton yang
mengandung elektromagnetik, jika partikel pada semikonduktor
terkenai foton maka akan menghasilkan energi kinetik yang mampu
melepaskan elektron-elektron ke pita konduksi sehingga menghasilkan
arus listrik. Apabila jumlah energi cahaya matahari yang diterima sel
surya semakin besar maka beser tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan juga akan semakin besar. Namun jika intensitas cahaya
matahari yang diterima berkurang maka tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan juga melemah, penurunan tegangan relatif lebih kecil
dibandingkan penurunan arus listriknya.

Gambar 3. 10 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Arus

21
3.3.4. Fill Factor

Fill Factor adalah rasio daya maksimum yang dapat diperoleh dengan
hasil tegangan VOC dan arus ISC. Fill Factor, disingkat FF dalam
merupakan ukuran seberapa dekat sel surya bertindak sebagai sumber
yang ideal. Persamaan Fill Factor menggunakan parameter tegangan
Voc dan arus ISC dari hasil pengukuran langsung di panel surya.

𝑃𝑀𝑃𝑃 𝑉𝑀𝑃𝑃 × 𝐼𝑀𝑃𝑃


𝐹𝐹 = = (5)
𝑉𝑂𝐶 × 𝐼𝑆𝐶 𝑉𝑂𝐶 × 𝐼𝑆𝐶

Gambar 3. 11 Fill Factor

3.3.5. Efisiensi

Efisiensi pada panel surya dapat diperoleh dengan perbandingan daya


maksimal yang dihasilkan panel surya (PMPP) dengan intensitas cahaya
matahari (G) dikali dengan luar area permukaan modul PV (A).
Efisiensi yang dihasilkan merupakan efisiensi sesaat pada pengambilan,
dapat dihitung dengan persamaan berikut.

22
𝑃𝑀𝑃𝑃 𝐼𝑀𝑃𝑃 × 𝑉𝑀𝑃𝑃
𝜂= × 100% = × 100% (6)
𝐺×𝐴 𝐺×𝐴

3.4. Alat Ukur Pembangkit Listrik tenaga Surya

Untuk mengukur nilai-nilai yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga


Surya dapat digunakan oleh alat-alat berikut ini.

3.4.1. Seaward PV200

Seaward PV200 merupakan alat ukur yang dapat melacak kurva arus
dan tegangan dengan ringkas, hanya menggunakan operasi tombol dan
tekan sederhana untuk menguji sistem panel surya. Alat ini dapat
mengukur kontinuitas pembumian (pembumian), open circuit voltage
(VOC), short circuit current (ISC), maximum power point voltage (VMPP),
maximum power point current (IMPP), dan daya. Alat ukut ini juga dapat
mengukur Fill Factor (FF) modul PV.

Gambar 3. 12 Seaward PV200

23
3.4.2. Solar Survey 200R Irradiance Meter

Solar Survey 200R Irradiance Meter merupakan alat pengukuran


intensitas Chaya matahari, suhu sekitar, dan temperatur modul PV
secara real-time yang sedang dilakukan. Hasil dari pengukuran dapat
diunduh ke dalam perangkat lunak SolarCert.

Gambar 3. 13 Solar Survey 200R Irradiance Meter

3.4.3. SolarCert

SolarCert merupakan perangkat lunak yang dapat mengolah data hasil


pengukuran Seaward PV200 menjadi laporan pengukuran kurva arus
dan tegangan. SolarCert mengkalibrasi data hasil pengukuran dengan
menyesuaikan Standard Testing Conditions (STC), sehingga
menghasilkan data operasi panel surya secara maksimal.

24
Gambar 3. 14 SolarCert

25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Spesifikasi Panel Surya

Dalam pengukuran kurva arus dan tegangan, Panel surya yang sudah
terinstalasi di Gedung Sinar Mas Land, Tangeran Selatan adalah sebagai
berikut:

26
Tabel 4. 1 Electrical Data Panel Surya

Trina Solar TSM-325PD14


Electrical Data (STC): Irradiance 1000W/m2, Cell Temperature 25°C, Air
Mass AM 1.5. *Measuring tolerance: ±3%.
Peak Power Watts-PMAX Wp* 325
Power Output Tolerance-PMAX W 0~+5
Maximum Power Voltage-VMPP V 37.2
Maximum Power Current-IMPP A 8.73
Open Circuit Voltage-Voc V 45.6
Short Circuit Current-Isc A 9.19
Module Efficiency m (%) % 16.7
Electrical Data (NOCT): Irradiance at 800W/m2, Ambient Temperature
20°C, Wind Speed 1m/s
Maximum Power-PMAX Wp 241
Maximum Power Voltage-VMPP V 34.4
Maximum Power Current-IMPP A 7.00
Open Circuit Voltage-Voc V 42.2
Short Circuit Current-Isc A 7.42

27
Tabel 4. 2 Mechanical dan Temperature Ratings Data Panel Surya

Trina Solar TSM-325PD14


Mechanical Data
Solar Cells Multicrystalline 156 × 156 mm (6 inches), 4BB
Multicrystalline
Cell Orientation 156.75 × 156.75 mm (6 inches), 72 cells (6 × 12)
Module Dimensions 1960 × 992 × 40 mm (77.2 × 39.1 × 1.57 inches)
Weight 22.5 kg (49.6 lb)
Glass 3.2 mm (0.13 inches), High Transmission, AR Coated
Tempered Glass
Back sheet White
Frame Silver Anodized Aluminum Alloy
J-Box IP 67 or IP 68 rated
Cables Photovoltaic Technology Cable 4.0mm2 (0.006
inches2), 1200 mm (47.2 inches)
Connector Trina TS4
Fire Type Type 1 or Type 2
Temperature Ratings
NOCT (Nominal Operating Cell Temperature) 44°C (±2°C)
Temperature Coeffcient of PMAX -0.41%/°C
Temperature Coeffcient of VOC -0.32%/°C
Temperature Coeffcient of ISC 0.05%/°C

4.2. Layout PLTS

Luas area yang terpakai pada PLTS ini adalah sebesar 980,49 m2 dengan total
daya yang dihasilkan adalah sebesar 156,975 kWp.

28
4.2.1. Jumlah Modul PV

PLTS ini menggunakan jenis modul PV yang dapat menghasilkan daya


maksimum sebesar 325 Wp, Modul PV ini disusun secara seri sebanyak
21 modul dalam 1 string dan jumlah string yang terpasang pada PLLTS
ini adalah sebanyak 23 string. Sehingga total daya yang dihasilkan
adalah sebesar 156.975 kWp.

Gambar 4. 1 Jumlah Modul PV

4.2.2. Layout Modul PV

Pada PLTS Gedung Marketing Office Sinar Mas Land, peletakan


modul PV menggunakan fixed Array dan tilt angle Modul yang
terinstalasi disesuaikan dengan sudut kemiringan atap gedung, dengan
slope β sebesar 6°. Kemudian pada PLTS ini menggunakan DC
combiner box untuk meminimalisir kebutuhan kabel pada setiap string.

29
Masing-masing string yang tersimpan pada DC combiner box adalah
sebanyak 5 s.d 6 string yang dihubungkan ke inverter.

Gambar 4. 2 Single Line Diagram PLTS Gedung Sinar Mas Land

30
Gambar 4. 3 Array Wiring Layout PLTS Gedung Sinar Mas Land

4.3. Metode Pengukuran

Adapun metode pengukuran kurva arus dan tegangan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:

4.3.1. Inspeksi

Sebelum melakukan pengambilan data kurva arus dan tegangan, hal


pertama yang dilakukan yaitu melakukan inpkesi baik dari faktor
lingkungan sekitar PLTS dan modul PV yang terpasang. Pastikan
kondisi lingkungan sekitar tidak terdapat sesuatu hal yang dapat
menghambat atau merusak saat dalam pengambilan data, seperti
terdapat crack (keretakan) pada salah satu modul PV. Kemudian
memeriksa kondisi komponen lainnya seperti kabel, dan mounting
system.
31
Gambar 4. 4 Inspeksi Mounting System Modul PV

4.3.2. Spesifikasi Alat Seaward PV200

Untuk menyalakan alat ukur PV200 dapat menenkan kedua tombol Riso
dan Mode secara bersamaan. Pastikan keadaan baterai pada alat ukur
penuh atau cukup untuk melakukan pengambilan data selama
pengukuran.

32
Tekan tombol Riso dan

Gambar 4. 5 Tombol Power Pada Seaward PV200

Sesudah menyalakan alat ukur maka masukan probe sesuai dengan (+)
dan (-) pada female MC4. Setelahnya menekan tombol Mode sampai
dengan tiga kali untuk mengambil data sesuai dengan parameter yang
diinginkan yaitu data VOC, ISC, VMPP, IMPP, FF, dan MΩ. Lalu menekan
tombol Auto untuk pengambilan data pada alat ukur secara otomatis.

Menekan tombol Auto untuk mulai melakukan pengukuran secara o

Menekan tombol Mode untuk memilih data yang diinginkan

Gambar 4. 6 Tombol Mode dan Auto Untuk Memulai Pengambilan Data Kurva
Arus dan Tegangan Pada Seaward PV200

33
Pengambilan data akan selesai jika pada PV200 ditandai dengan bunyi
“beep”. Jika sudah melakukan pengambilan data, lepaskan probe pada
MC4 dan pasang kembali male to female branch connector MC4 antara
string. Kemudian menghidupkan kembali DC switch pada string yang
sedang di non-aktifkan. Proses ini akan dilakukan untuk pengambilan
data kurva arus dan tegangan pada string lainnya.

4.3.3. Spesifikasi Aplikasi SolarCert

Data yang sudah disimpan di PV200 kemudian akan diproses oleh


aplikasi SolarCert untuk dikalkulasi menjadi kurva arus dan tegangan
sesuai dengan Standard Testing Conditions (STC). Langkah pertama
yang dilakukan adalah menghubungkan PV200 dengan komputer atau
laptop menggunakan kabel microusb (kabel data). Lalu menggunakan
aplikasi Seaward DataLogger untuk dapat memindahkan data dari hasil
pengukuran untuk diubah dalam berbentuk tipe file “.csv” dengan cara
menekan tombol berbentuk file pada PV200.

Menekan tombol File untuk mulai memindahkan data ke ko,mput

Gambar 4. 7 Tombol File Untuk Memulai Pemindahan Data Dari PV200 ke


Komputer Atau Laptop

34
Jika data sudah dipindahkan, maka langkah selanjutnya adalah
membuka aplikasi SolarCert. Pada tampilan depan aplikasi, klik kanan
pada menu “Document Browser” kemudian klik “New String Data
Report” untuk membuat laporan baru data string PLTS.

Klik kanan pada menu “Document


Browser” kemudian klik “New String Data Report untuk membuat laporan baru data string

Gambar 4. 8 Memulai Membuat Laporan Baru Data String

Selanjutnya, klik “String Data Report” hingga menampilkan menu


seperti Gambar 4.9 Lalu klik “Import CSV” untuk memasukkan data
yang sudah disimpan. Kemudian pilih file yang ingin dimasukkan.

35
Gambar 4. 9 Memasukkan Data Pada SolarCert

Pada tampilan “String Data Report” akan menampilkan kurva arus dan
tegangan yang belum dikalibrasi dengan nilai STC (Standard Testing
Conditions) pada datasheet modul PV yang dipakai yaitu Trina Solar
TSM-325PD14. Untuk dapat menyesuaikan dengan datasheet modul
PV yang digunakan adalah dengan klik “Manage Module Database”
dan kemudian mencari modul PV yang dipakai. Jika sudah menemukan
datasheet modul PV yang sesuai, maka langkah selanjutnya adalah klik
datasheet modul PV tersebut dan kemudian klik ikon bintang pada
pojok kanan atas tampilan menu datasheet tersbut. Langkah ini
dilakukan untuk memudahkan memilih tipe modul pada tampilan data
string nanti.

36
Gambar 4. 10 Mencari Datasheet Modul PV

Langkah selanjutnya adalah klik file “.csv” tersebut kemudian


mengkelompokkan semua data string dengan cara klik data string
pertama kemudian klik data string terakhir dengan menekan tombol
“shift” secara bersamaan. Lalu klik kanan pada tampilan string yang
sudah dikelompokkan dan klik “Set Pv Module Type” untuk memilih
datasheet yang sesuai.

37
Gambar 4. 11 Memilih Datasheet Modul PV

Aplikasi ini akan mengolah data secara otomasi dengan menyesuaikan


datasheet modul PV yang digunakan yaitu dengan cara mengkalibrasi
data MEAS (pengukuran) dengan data STC (Standard Test Conditions)
yang kemudian dapat dibandingkan dengan data NOM (nilai rata-rata
dari manufaktur). Lalu untuk membuat laporan dari hasil pengolahan
data tersebut yaitu dengan klik “Curve Report” dan klik “String report”.
Kemudian memberi nama lokasi dan inverter yang sedang di analisa.

38
Gambar 4. 12 Membuat Laporan Akhir Hasil Pengukuran

Hasil dari pengolahan data pengukuran menggunakan aplikasi


SolarCert adalah aplikasi menyimpan data dalam berbentuk file “.pdf”.
Dari laporan tersebut kita dapat melihat tabel data dari hasil pengukuran
(MEAS), kalkulasi dengan datasheet modul PV (STC), dan nilai rata-
rata manufaktur modul PV (NOM). Kita juga dapat melihat kurva arus
dan tegangan dari masing-masing data string yang terintalasi.

39
Gambar 4. 13 Hasil Pengolahan Data Pengukuran Menggunakan PV200 dan
Aplikasi SolarCert

4.3.4. Pengambilan Data

Pengambilan data kurva arus dan tegangan dilakukan dalam kondisi


cuaca cerah untuk mendapatkan data operasi panel surya secara
maksimal. Pastikan DC switch pada inverter sudah dalam keadaan non-

40
aktif. Untuk meminimalisir daya yang terbuang pada saat pengambilan
data, maka inverter lainnya tidak perlu di non-aktifkan untuk tetap
dapat menyuplai beban. Pengambilan data akan akan memakan waktu
sekitar 1-5 menit. Alat ukur yang digunakan tidak dapat menangkap
kondisi cuaca secara real time. Untuk menyesuaikan kondisi operasi
panel surya terhadap cuaca saat itu dapat menggunakan alat ukur Solar
Survey 200R Irradiance Meter.

Gambar 4. 14 Pengambilan Data Kurva Arus dan Tegangan

41
4.4. Analisis Hasil Pengukuran

Adapun analisis hasil pengkuran dari string 1-5 pada PLTS Gedung Sinar
Mas Land.

4.4.1. Hasil Pengukuran

Dari hasil pengolahan data pengukuran ini dibagi menjadi bebearapa


parameter diantaranya hasil mentah pengukuran (MEAS), hasil
pengukuran sesuai dengan Standard Testing Conditions (STC), dan
nilai rata-rata dari manufaktur (NOM) sebagai perbandingan nilai
pengukuran.

Tabel 4. 3 Daya Maksimal, Irradiance, Temperatur, dan Fill Factor

PMPP
Nomor Waktu Irr TPV
MEAS STC NOM Diff FF
String Pengambilan
W W W % W/m^2 °C
1 09:50:18 4419 6750 6820 1 737 39,3 82
2 10:15:09 5004 6164 6820 9,6 807 40 76
3 10:28:31 4884 6385 6820 6,4 788 48,8 76
4 10:33:08 5163 6199 6820 9,1 908 49,1 75
5 10:14:48 4868 6465 6820 5,2 784 38,5 76

42
Tabel 4. 4 Tegangan Open Circuit dan Tegangan Maximum Power Point

VOC VMPP
Nomor
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
String
V V V V V V
1 860,1 932,9 957,6 700 764,4 781,2
2 848,7 909,1 957,6 705,8 755,8 781,2
3 854,2 953 957,6 708 785,3 781,2
4 851,4 936,8 957,6 703,2 774,1 781,2
5 881 945,8 957,6 742,3 796,5 781,2

Tabel 4. 5 Arus Short Circuit dan Arus Maximum Power Point

ISC IMPP
Nomor
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
String
A A A A A A
1 6,29 8,95 9,19 6,31 8,83 8,73
2 7,8 9,05 9,19 7,09 8,16 8,73
3 7,57 8,77 9,19 6,9 8,13 8,73
4 8,12 8,85 9,19 7,34 8,01 8,73
5 7,31 9,22 9,19 6,56 8,12 8,73

4.4.2. Analisis Hasil Pengukuran

Penggunaan alat ukur yang berbeda saat pengambilan data kurva arus
dan tegnagan terhadap kondisi cuaca, dapat menyebabkan
ketidaksinkronan kondisi sel surya dengan hasil nilai kerja panel surya
secara maksimal, Hal ini disebabkan perbedaan selesih waktu dalam
pengambilan data. Sehingga dapat diketahui pada Gambar 4.15 dan
Gambar 4.16 hasil pengukuran, nilai arus dan tegangan yang dihasilkan

43
tidak sesuai dengan karakteristik terhadap intensitas cahaya matahari
yang diterima dan temperatur sel surya.

Hubungan Arus ISC Dengan Intensitas Cahaya Matahari


9,30 9,22 1000
9,20
900
9,10 9,05
9,00 8,95 800
8,90 8,85 700
I

600

Irradian
500
8,80 8,77 400
8,70 300
8,60 200
100
8,50
1 0
2 3 5
4
String

Isc Irradiance Linear (Isc)

Gambar 4. 15 Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Dengan Arus ISC

Hubungan Tegangan VOC Dengan Intensitas Cahaya Matahari


960,0 953,0 1000
950,0 945,8 900

940,0 936,8 800


932,9 700
930,0
600
Irradian

920,0
V

500
910,0 909 400
900,0 ,1 300
890,0 200
100
880,0
0
1
2 3 5
4
String

Voc Irradiance Expon. (Voc)

44
Gambar 4. 16 Hubungan Intensitas Cahaya Matahari Dengan Tegangan VOC

45
Untuk mengetahui daya maksimal yang dihasilkan adalah melakukan
perhitungan secara manual dengan menyesuaikan data Standard Testing
Conditions (Tabel 4.1) dan Temperature Coefficient (Tabel 4.2)
terhadap temperatur dan intensitas cahaya matahari yang diterima sel
surya saat itu.

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Daya Maksimal, Tegangan Open Circuit, Tegangan


Maksimal, Arus Short Circuit, Arus Maksimal, Fill Factor, dan Efisiensi PLTS

Pmpp Voc Vmpp Isc Impp


Nomor Efisiensi
STC STC STC STC STC FF
String
W V V A A %
1 6817,2 913,6 780,8 7,52 8,73 99 23%
2 6817,1 911,5 780,8 8,23 8,73 91 21%
3 6815,5 884,5 780,6 8,04 8,73 96 21%
4 6815,4 883,7 780,6 9,26 8,73 83 18%
5 6817,4 916,1 780,9 7,99 8,73 93 21%

Pada Gambar 4.17 hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil


pengukuran sehingga didapatkan bahwa hubungan antara intensitas
cahaya matahari dengan arus ISC bersifat linier, karena semakin tinggi
intensitas cahaya matahari yang diterima sel surya maka semakin tinggi
pula arus hubung singkatnya.

46
Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Arus ISC
10,00
8,95 9,05 9,26 9,22 1000
9,00 8,77 8,85
8,23 900
8,00 7,52 8,04 7,99
800
7,00
700
6,00
600

Irradian
5,00
I

500
4,00
400
3,00
300
2,00
200
1,00
100
0,00
0
1 2 3 4 5
String

Perhitungan Pengukuran
Temperatur Linear
(Perhitungan)

Gambar 4. 17 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Arus ISC


Terhadap Intensitas Cahaya Matahari

Namun pada Gambar 4.18 tegangan VOC yang dihasilkan menunjukkan


perubahan pada intensitas cahaya matahari tidak berpengaruh
signifikan, dan hanya menghasilkan perubahan kecil pada tegangan
VOC. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan
intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh pada arus operasi panel
surya dan tidak berpengaruh signifikan pada tegangan VOC.

47
Pengaruh Intesitas Cahaya Matahari Terhadap Tegangan VOC
960,0 953,0 1000
945,8
940,0 936,8 900
932,9
800
920,0 6 700
913, 916, 1
911,9509,1 600

Irradian
900,0
V

5 500
880,0 8 8 7 400
300
860,0 200
100
840,0
0
1
2 3 5
4
String

Perhitungan Pengukuran Irradiance Expon. (Perhitungan)

Gambar 4. 18 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Arus VOC


Terhadap Intensitas Cahaya Matahari

Kenaikan temperatur pada sel surya adalah akibat dari meningkatnya


intensitas cahaya matahari. Sebuah sel surya dapat beroperasi secara
maksimal jika temperatur sel surya tetap pada keadaan normal (25°C),
pada Gambar 4.19 menunjukkan kenaikan temperatur lebih tinggi dari
temperatur normal pada sel surya akan melemahkan tegangan Voc.
Setiap kenaikan 1°C dari temperatur normal kerja sel surya maka
tegangan yang dihasilkan akan berkurang sekitar 0,32% (Tabel 4.2) dari
tegangan maksimal dalam keadaan Standard Testing Conditions.

48
Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan VOC
960,0 953,0 60,0
945,8
940,0 932,9 936,8
50,0
920,0 913,6 1
911,5909,1 9 40,0
900,0
V

30,0
880,0 88 883,7
20,0
860,0
10,0
840,0 1 2 3 4
0,0
String 5

Perhitungan Pengukuran
Temperatur Expon.
(Perhitungan)

Gambar 4. 19 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


VOC Terhadap Temperatur

Sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan


temperatur menyebabkan nilai tegangan dan arus di titik MPP (Max
Power Point) berbeda untuk setiap kondisi, dan juga menyebabkan daya
maksimal juga berbeda untuk tiap kondisi cuaca. Diketahui bahwa pada
Gambar 4.20 arus maksimal operasi pada beban (I MMP) yang dihasilkan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikkan temperatur.
Diakibatkan seiring meningkatnya temperatur maka intensitas cahaya
yang diterima akan semakin tinggi.

49
Pengaruh Temperatur Terhadap Arus IMPP
9,00 60,0
8,83
8,80 8,73 8,73 8,73 8,73 8,73
50,0
8,60
40,0

Temperat
8,40
8,16
IM

30,0
8,20 8,13 8,12
8,00 8,01 20,0

7,80
10,0
7,60
1 0,0
2 3 5
4
Strimg

Perhitungan Pengukuran Temperatur

Gambar 4. 20 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


IMPP Terhadap Temperatur

Dapat dilihat bahwa pada Gambar 4.21 kenaikan temperatur sel surya
mempengaruh hasil tegangan maksimal operasi pada beban (VMMP).
Jika tegangan yang dihasilkan oleh panel surya mengalami penurunan,
maka daya keluaran (PMPP) yang dihasilkan menurun, ini disebabkan
karena daya keluaran berbanding lurus dengan tegangan maksimal
(VMPP) dan arus makasimal (IMPP) yang dihasilkan.

𝑃𝑀𝑃𝑃 = 𝑉𝑀𝑃𝑃 × 𝐼𝑀𝑃𝑃 (7)

50
Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan MPP
800,0 796,5 60,0

790,0
785,3 50,0
780,0 780,8 780,8 780,6 780,6 780, 9
7 74,1 40,0
770,0

Temperat
VM

7 30,0
760,0
55,8
750,0 20,0

740,0 10,0
730,0 0,0

64,4
7

1 2 3 4 5
String

Perhitungan Pengukuran Temperatur

Gambar 4. 21 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Tegangan


VMPP Terhadap Temperatur

Pada Gambar 4.22 menunjukkan bahwa daya keluaran yang dihasilkan


panel surya bersifat linier terhadap efisiensi PLTS, semakin besar daya
keluarannya maka semakin tinggi pula efisiensinya. Diakibatkan daya
keluaran berbanding lurus dengan intensitas cahaya matahari yang
diterima sel surya, semakin tinggi intensitas cahaya matahari yang
diterima maka semakin tinggi pula arus dan tegangan operasi panel
surya.

51
Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Pengukuran Efisiensi PLTS
7000,0
25%

6800,0
20 %

6600,0
15 %

Efisie
PM

6400,0
10 %
6200,0

5%
6000,0

5800,01 0%
Perhitungan6817,2 2 3 4 5
Pengukuran6750,0 6817,1 6815,5 6815,4 6817,4
Perhitungan23% 6164,0 6385,0 6199,0 6465,0
Pengukuran22% 21% 21% 18% 21%
19% 20% 17% 20%

String

Perhitungan Pengukuran Perhitungan Pengukuran

Gambar 4. 22 Daya Keluaran dan Efisiensi PLTS

Dari hasil pengukuran pada string 5 dapat diketahui nilai arus IMPP yang
dihasilkan mengalami penurunan (Tabel 4.5), namun intensitas cahaya
yang diterima cukup besar dibandingkan dengan string 1 (Tabel 4.3).
Hal ini disebabkan karena terjadi kerusakan pada salah satu modul PV,
yang mengakibatkan kecacatan dalam memproduksi arus listrik. Dapat
dilihat juga pada Gambar 4.22 daya yang dihasilkan stirng 1 lebih kecil
dibandingkan dengan string 2.

52
Gambar 4. 23 Keretakan dan Korosi Modul PV pada String 5

Dari hasil pengolahan data pengukuran SolarCert juga menunjukkan


kurva arus dan tegangan yang abnormal dari pada string lainnya. Dapat
dilihat pada Gambar 4.24 terjadi penurunan drastis terhadap arus
maksimal operasi pada beban (IMPP).

53
Gambar 4. 24 Kurva Arus dan Tegangan Pada String 5

54
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kinerja dari panel surya dapat dianalisis tergantung pada temperatur dan intensitas
cahaya matahari, dengan menganalisis sebagian besar parameter penting, seperti
tegangan rangkaian terbuka (VOC), arus hubung singkat (ISC), tegangan maksimum
(VMPP), arus maksimum (IMPP), dan daya maksimum (PMPP). Temperatur sel surya
dari hasil pengukuran bervariasi dari 38,5°C hingga 49,1°C, dan intensitas cahaya
matahari bervariasi dari 737W/m2 hingga 908W/m2. Pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap sel surya adalah semakin tinggi intensitas cahaya matahari yang
diterima maka semakin besar pula arus operasi yang dihasilkan panel surya.
Namun semakin tinggi intensitas cahaya matahari dapat mempengaruhi suhu
lingkungan sekitar, maka temperatur pada sel surya pun akan semakin meningkat.
Temperatur yang tinggi dapat melemahkan tegangan operasi panel surya.
Koefisien temperatur dan perilakunya dalam fungsi intensitas cahaya matahari
dari parameter yang disebutkan adalah dihitung dan dibandingkan dengan hasil
literatur terkait, dan diperoleh perbandingan hasil yang cukup signifikan. Analisis
hasil ini menggaris bawahi bahwa temperatur merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kinerja sel surya. Jika temperatur sel surya lebih tinggi 1°C dari
normalnya (25°C) maka tegangan operasi sel surya akan berkurang 0,32%.
Pengaruh kenaikkan temperatur juga dapat mengurai efisiensi panel surya, maka
untuk menjaga keoptimalan daya keluaran PLTS, adalah menjaga kondisi panel
surya dari faktor internal maupun eksternal sehingga panel surya dapat beroperasi
secara maksimal.

55
5.2. Saran

1. Perlunya memperhatikan waktu pengambilan data untuk dapat


menghasilkan data yang sesuai dengan waktu dan kondisi cuaca.
2. Melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi panel surya untuk tetap
menjaga kinerja dari PLTS.

56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jumaili1, M.H., Abdalkafor, A.S., Taha, M.Q. 2019. Analysis of the Hard and
Soft Shading Impact on Photovoltaic Module Performance Using Solar
Module Tester. International Journal of Power Electronics and Drive
System (IJPEDS). Vol.10, No.2, 9-5.

Budiyanto, Novriansyah, Chamdareno, P.G. 2016. Aplikasi Pyranometer Digital


Berbasis Node Webkit Dengan Sistem Penampilan Data Secara Realtime.
Jurnal Elektum, Vol.14, No.1, 9-15.

Cotfas, D.T., Cotfas, P.A., Machidon, O.M. 2018. Study of Temperature


Coefficients for Parameters of Photovoltaic Cells. International Journal of
Photoenergy. 1-12.

Cubas, J., Pindado, S., Manuel, C.d. 2014. Explicit Expressions for Solar Panel
Equivalent Circuit Parameters Based on Analytical Formulation and the
Lambert W-Function. Energies Journal. Vol.7, 4098-4115.

Hamzah, Toifur, M., Ishafit. 2019. Determination of Fill Factor and Efficiency in
Solar Cell Type (99 × 69) mm2 with Arduino Uno R3 Based Drive assisted
by Logger Pro 3.14.1, Indonesian Review of Physics, Vol.2 No.1. 53-59.

Hariyati, R., Qosim, M.N., Hasanah, A.W. 2019. Konsep Fotovoltaik Terintegrasi
on Grid dengan Gedung STT-PLN. Jurnal Ilmiah Energi dan Kelistrikan.
Vol.11, No.1, 1979-0783.
Iskandar, H.R., Zainal, Y.B., Purwadi, A. 2017. Studi Karakteristik Kurva I-V dan
P-V pada Sistem PLTS Terhubung Jaringan PLN Satu Fasa 220 VAC 50
HZ menggunakan Tracking DC Logger dan Low-Cost Monitoring System.
Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan
(PIMIMD-4). 174-183.

Khwee, K.H. 2013. Pengaruh Temperatur Terhadap Kapasitas Daya Panel Surya
(Studi Kasus: Pontianak). Jurnal ELKHA, Vol.5, No.2, 23-26.

Purwoto, B.H., et.al. Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi
Alternatif. Jurnal Teknik Elektro, Vol.18, No.1, 10-14.

Salloom, A.H., Abdulrazzaq, O.A., Ismail, B.H. 2018. Assessment of the


Performance of Bifacial Solar Panels. International Journal of
Engineering and Technical Research (IJETR), Vol.8, No. 13-17.

Sashiomarda, J.A., Prabowo, D. 2016. Perancangan Peralatan Untuk Pengukuran


Radiasi Gelombang Pendek Matahari. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika. Vol.3, No. 3. 52-59.

Sukmajati, S., Hafidz, M. 2015. Perancangan dan Analisis Pembangkit Listrik


Tenaga Surya Kapasitas 10 Mw on Grid di Yogyakarta. Jurnal Energi &
Kelistrikan. Vol.7, No.1, 49-63.

Suryana, D., Ali, M.M. 2016. Pengaruh Temperatur/Suhu Terhadap Tegangan


Yang Dihasilkan Panel Surya Jenis Monokristalin (Studi Kasus: Baristand
Industri Surabaya). Jurnal Teknologi Proses Dan Inovasi Industri. Vol.2,
No.1. 49-52.

Usman, M.K. 2020. Analisis Intensitas Cahaya Terhadap Energi Listrik Yang
Dihasilkan Panel Surya. Jurnal POLEKTRO. Vol.9, No.2, 52-58.

Zhafarina, I.N., Dewi, T., Rusdianasari. 2018. Analysis of Maximum Power


Reduction Efficiency of Photo-Voltaic System at Pt. Pertamina (Persero)
Ru III Plaju. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Vol.3, No.1, 19-25.
LAMPIRAN
Tabel. 1 Daya Maksimal, Irradiance, Temperatur, dan Fill Factor String 6-11

PMPP
Nomor Waktu Irr TPV
MEAS STC NOM Diff
String Pengukuran
W W W % W/m2 °C
6 10:55:23 5426 6227 6820 8,7 931 48,1
7 10:56:28 5521 6166 6820 9,6 975 50,1
8 11:03:28 5035 6271 6820 8 891 54,6
9 10:35:00 4962 6597 6820 3,3 805 39,5
10 10:36:36 4197 6270 6820 8,1 723 40
11 11:04:09 5029 6412 6820 6 876 54,6

Tabel. 2 Tegangan Open Circuit dan Tegangan Maximum Power Point 6-11

VOC VMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
6 846,0 924,6 957,6 684,8 748,1 781,2
7 845,0 928 957,6 677,8 743,7 781,2
8 840,6 947,6 957,6 691,6 779,0 781,2
9 876,6 944,2 957,6 733,9 790,1 781,2
10 861,5 940,6 957,6 688,8 752 781,2
11 847,8 956,7 957,6 694,4 783,7 781,2
Tabel. 3 Arus Short Circuit dan Arus Maximum Power Point String 6-11

ISC IMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
6 8,55 9,02 9,19 7,92 8,32 8,73
7 8,88 9,02 9,19 8,15 8,29 8,73
8 8,05 8,9 9,19 7,28 8,05 8,73
9 7,29 9,05 9,19 6,76 8,35 8,73
10 6,57 9,16 9,19 6,09 8,34 8,73
11 7,89 8,9 9,19 7,24 8,18 8,73

Tabel. 4 Daya Maksimal, Irradiance, Temperatur, dan Fill Factor String 12-17

PMPP
Nomor Waktu Irr TPV
MEAS STC NOM Diff
String Pengukuran
W W W % W/m2 °C
12 13:03:10 4443 6414 6820 6 726 46
13 13:03:59 4323 6361 6820 6,7 767 48
14 13:13:29 3955 6517 6820 4,4 677 44,7
15 13:14:06 4029 6483 6820 4,9 695 44,2
16 13:16:59 3789 6433 6820 5,7 653 45
17 13:17:55 3887 6467 6820 5,2 667 44,8
Tabel. 5 Tegangan Open Circuit dan Tegangan Maximum Power Point String 12-17

VOC VMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
12 835,3 927,2 957,6 686,6 762,7 781,2
13 833,4 935,0 957,6 700,0 784,1 781,2
14 830,8 931,0 957,6 688,8 772,1 781,2
15 832,3 929,7 957,6 687,5 767,5 781,2
16 830,9 935,3 957,6 680,2 765,7 781,2
17 832,0 934,5 957,6 695,8 781,1 781,2

Tabel. 6 Arus Short Circuit dan Arus Maximum Power Point String 12-17

ISC IMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
12 6,99 9,08 9,19 6,47 8,41 8,73
13 7,10 9,20 9,19 6,18 8,11 8,73
14 6,23 9,14 9,19 5,74 8,44 8,73
15 6,30 9,07 9,19 5,86 8,45 8,73
16 6,11 9,17 9,19 5,57 8,4 8,73
17 6,18 9,13 9,19 5,59 8,28 8,73
Tabel. 7 Daya Maksimal, Irradiance, Temperatur, dan Fill Factor String 18-23

PMPP
Nomor Waktu Irr TPV
MEAS STC NOM Diff
String Pengukuran
W W W % W/m2 °C
18 10:50:19 4417 6652 6820 2,5 726 40,8
19 10:58:50 4524 6604 6820 3,2 740 41,4
20 11:25:05 4527 6615 6820 3 746 41
21 11:25:46 4832 6444 6820 5,5 763 41
22 11:41:47 5089 6559 6820 3,8 798 41
23 11:42:29 4973 6304 6820 7,6 828 40,3

Tabel. 8 Tegangan Open Circuit dan Tegangan Maximum Power Point String 18-23

VOC VMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
18 870,2 954,6 957,6 739,3 809,7 781,2
19 855,5 934,9 957,6 711,8 779,1 781,2
20 868,6 949,6 957,6 735,7 803,9 781,2
21 866,4 938,9 957,6 724,0 783,7 781,2
22 868,1 936,7 957,6 719,8 776,7 781,2
23 865,6 930,4 957,6 716,2 769,7 781,2
Tabel. 9 Arus Short Circuit dan Arus Maximum Power Point String 18-23

ISC IMPP
Nomor String
MEAS STC NOM MEAS STC NOM
18 6,38 8,76 9,19 5,97 8,22 8,73
19 6,83 9,04 9,19 6,36 8,48 8,73
20 6,86 9,02 9,19 6,15 8,23 8,73
21 7,21 8,98 9,19 6,67 8,22 8,73
22 7,57 9,18 9,19 7,07 8,45 8,73
23 7,62 9,03 9,19 6,94 8,19 8,73
Gambar. 1 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 2 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 3 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 4 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 5 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 6 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 7 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 8 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 9 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 10 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 11 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 12 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 13 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 14 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 15 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 16 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 17 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 18 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 19 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 20 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 21 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 22 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 23 Kurva Arus dan Tegangan String
Gambar. 24 Peta Gedung Sinar Mas Land
Gambar. 25 Datasheet Trina Solar TSM-325PD14
Gambar. 26 Datasheet Trina Solar TSM-325PD14
Gambar. 27 Pengambilan Data Temperatur dan Intensitas Cahaya Matahari Pada
Pyranometer

Anda mungkin juga menyukai