Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

ANALISIS KINERJA ISOLASI PADA TRANSFORMATOR


DAYA BERDASARKAN INDEKS POLARISASI,
KEKUATAN DIELEKTRIK DAN TANGEN DELTA
(APLIKASI PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA PEMBANGKITAN BELAWAN)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan


Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub
Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh:
YOSAFAT SOTARDUGA
NIM: 130402109

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Degradasi isolasi pada transformator daya menimbulkan dampak yang tidak baik
bagi sistem kelistrikan seperti arus bocor akibat pengaruh bertambahnya panas
yang timbul pada transformator daya serta pengaruh lifetime transformator daya
itu sendiri. Tindakan purifikasi pada transformator daya adalah salah satu cara
untuk meminimalisir dampak degradasi isolasi berkelanjutan agar dapat dilakukan
jadwal pemeliharaan yang terencana dan terjadwal dalam mengatasi akibat lanjut
yang tidak diinginkan. Pada skripsi ini diajukan prediksi mengenai tren keadaan
isolasi transformator daya PLN yang kapasitasnya bervariasi dan jumlahnya
banyak. Analisis dilakukan terhadap 3 data pengukuran yaitu indeks polarisasi
(PI), tangen delta (Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) yang dilakukan PLN
selama tahun 2014-2018 untuk mendapatkan tren sehingga dapat diambil prediksi
untuk dijadikan parameter penilaian keadaan isolasi transformator daya tersebut.
Analisis tingkat kesalahan (error) digunakan untuk menguji nilai peramalan
dengan nilai aktual kondisi di PLN sebelum dilakukan prediksi dengan software
microsoft excel. Untuk mengimplementasi metode tersebut perlu dilakukan
metode regresi dalam rangka mencari korelasi antara hasil prediksi besaran nilai
kritis dengan jadwal pemeliharaan. Hasil korelasi tersebut akan menjelaskan
bahwa pentingnya jadwal pemeliharaan terhadap kontribusinya mendukung hasil
prediksi besaran nilai kritis yang dimana untuk mempertahankan lama pakai
transformator daya tersebut.

Kata Kunci : degradasi isolasi, prediksi tren, jadwal pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas berkat dan rahmat yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Analisis Kinerja Isolasi pada Transformator Daya
berdasarkan Indeks Polarisasi, Kekuatan Dielektrik dan Tangen Delta
(Aplikasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro,
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua yang telah
membesarkan penulis yaitu ayah penulis Ir. Togar Simanjuntak, MBA dan
ibunda penulis Christina Ginting serta kepada saudara penulis Philipi
Simanjuntak, SE. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya atas
keterlambatan penyelesaian studi ini dan akan menjadikan ini sebagai
pembelajaran kedepannya untuk menjadi yang lebih baik.
Selama masa perkuliahan hingga diselesaikannya skripsi ini penulis
banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Hendra Zulkarnain, M.T, selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Surya Hardi, M.Sc, PhD selaku Dosen Pembanding skripsi
yang telah banyak memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Bapak Drs. Hasdari Helmi Rangkuti, M.T, selaku Dosen Wali
sekaligus Dosen Pembanding skripsi yang telah banyak memberikan
motivasi selama masa perkuliahan dan masukan dalam perbaikan
skripsi ini menjadi yang lebih baik.
4. Bapak Dr. Fahmi, ST. M.Sc, IPM dan Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera
Utara.
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Elektro,
Universitas Sumatera Utara.
6. Staf di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan
yang sangat kooperatif kepada penulis selama proses pengambilan
data yaitu Bang Zainal, Bang Yosi, Bang Voler.
7. Teman-teman stambuk 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan
namanya satu persatu atas kebersamaan selama menempuh
pendidikan bersama di kampus.
8. Senior dan junior di Teknik Elektro yang selalu mendukung penulis
selama penulisan skripsi.
9. Keluarga besar Paduan Suara Ozora yang selalu menyemangati dan
menemani dalam penyelesaian skripsi ini terkhususnya kepada pelatih
saya Bang Lambok Simanjuntak.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis
ucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan-


kesalahan, baik dari segi tata bahasa maupun dari segi ilmiah. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini supaya
dapat lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 26 Juli 2020


Penulis,

Yosafat Sotarduga
NIM : 130402109
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Batasan Masalah................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................4


2.1 Umum................................................................................................4
2.2 Prinsip Kerja Transformator..............................................................4
2.3 Konstruksi Transformator.................................................................5
2.4 Gangguan Transformator Daya.........................................................9
2.5 Panas Pada Transformator...............................................................10
2.5.1 Panas yang tersimpan pada isolasi minyak............................10
2.5.2 Trafo dengan beban dan temperatur sekitar bervariasi..........10
2.6 Kehandalan Transformator Daya....................................................12
2.7 Pengujian Kinerja Isolasi Trafo.......................................................12
2.7.1 Pengujian Indeks Polarisasi....................................................12
2.7.2 Pengujian Tangen Delta.........................................................15
2.7.3 Pengujian Kekuatan Dielektrik..............................................18
2.8 Jenis Pemeliharaan..........................................................................19
2.9 Pola Data.........................................................................................20
2.10 Metode Regresi................................................................................20
2.11 Kriteria Peforma Prediksi................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................23


3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian........................................................23
3.2 Data dan Peralatan...........................................................................23
3.3 Pelaksanaan Penelitian....................................................................23
3.4 Variabel yang Diamati.....................................................................23
3.5 Prosedur Penelitian..........................................................................25
3.5.1 Prosedur Kerja........................................................................26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................29
4.1 Perhitungan Data Manual................................................................29
4.1.1 Sebelum Purifikasi.................................................................29
4.1.2 Sesudah Purifikasi..................................................................34
4.1.3 Rekapitulasi Perhitungan Data Manual..................................39
4.2 Perhitungan Error Prediksi..............................................................40
4.2.1 Perhitungan MAPE, MAD dan MSE dengan Software
Microsoft Excel......................................................................40
4.2.2 Rekapitulasi Perhitungan Error Prediksi................................40
4.3 Prediksi Tren Besaran Nilai Kritis..................................................41
4.3.1 Perhitungan dengan Software Microsoft Excel......................41
4.3.2 Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren Dengan Software
Microsoft Excel......................................................................42
4.4 Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI), Tangen Delta (Tan δ)
dan Kekuatan Dielektrik (Ek)..........................................................43
4.4.1 Sebelum Purifikasi.................................................................43
4.5 Analisis Korelasi dengan Metode Regresi......................................45
4.5.1 Sebelum Purifikasi.................................................................45
4.5.2 Rekapitulasi Hasil Korelasi Prediksi Besaran Nilai Kritis
dengan Jadwal Pemeliharaan..................................................47
BAB V PENUTUP..........................................................................................50
5.1 Kesimpulan......................................................................................50
5.2 Saran................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................51
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Skematik Diagram Transformator..............................................5
Gambar 2.2 Inti (Core)...................................................................................6
Gambar 2.3 Belitan.........................................................................................6
Gambar 2.4 Bushing........................................................................................7
Gambar 2.5 Beban versus waktu dalam satu bulan......................................11
Gambar 2.6 Temperatur titik panas versus waktu beban bervariasi.............11
Gambar 2.7 Rangkaian Pengujian HV – Ground..........................................13
Gambar 2.8 Rangkaian Pengujian LV – Ground..........................................13
Gambar 2.9 Rangkaian Pengujian HV – LV..................................................14
Gambar 2.10 Rangkaian Pengujian CHG + CHL...........................................16
Gambar 2.11 Rangkaian Pengujian CHG.......................................................16
Gambar 2.12 Rangkaian Pengujian CHL........................................................17
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitan.............................................................25
Gambar 4.1 Screen Shoot Nilai Error Indeks Polarisasi (PI) dengan
Software Microsoft Excel..........................................................40
Gambar 4.2 Screen Shoot Prediksi Tren Indeks Polarisasi (PI)
Sebelum Purifikasi dengan Software Microsoft Excel..............41
Gambar 4.3 Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI)....................................43
Gambar 4.4 Grafik Pengujian Tangen Delta (Tan δ)....................................44
Gambar 4.5 Grafik Pengujian Kekuatan Dielektrik (Ek)..............................44
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Standar Pengujian Indeks Polarisasi (PI)......................................15
Tabel 2.2 Standar Pengujian Tangen Delta (Tan δ)......................................15
Tabel 2.3 Standar Pengujian Tegangan Tembus (BDV)..............................18
Tabel 3.1 Variabel yang diamati...................................................................24
Tabel 4.1 Data pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................28
Tabel 4.2 Data pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................30
Tabel 4.3 Data pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................32
Tabel 4.4 Data pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................34
Tabel 4.5 Data pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................35
Tabel 4.6 Data pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................37
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian Indeks Polarisasi (PI)
Tangen Delta (Tan δ) dan Kekuatan Dielektrik (Ek)...................38
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Error Prediksi Dengan Software
Microsoft Excel.............................................................................41
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren Dengan
Software Microsoft Excel..............................................................42
Tabel 4.10 Perhitungan Metode Regresi Indeks Polarisasi (PI).....................46
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Korelasi Prediksi Besaran Nilai Kritis
dengan Jadwal Pemeliharaan........................................................48

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang kian pesat menjadikan listrik berperan penting di


dalam kehidupan masyarakat, maka pendistribusian energi listrik yang handal
begitu dibutuhkan untuk mentransfer beban-beban yang ada. Transformator tidak
lepas dari fenomena kegagalan, baik kegagalan elektris maupun kegagalan
thermal yang akan menyebabkan kerusakan (breakdown). Salah satu penyebab
utama munculnya kegagalan pada transformator adalah adanya panas berlebih
yang biasanya ditimbulkan oleh berbagai faktor seperti salah satunya adalah
pembebanan berlebih (overload). Akibat pengaruh naik turunnya beban
transformator, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan
tersebut.. Faktor pembebanan pada transformator mempengaruhi temperatur
minyaknya, semakin besar bebannya maka semakin tinggi temperaturnya,
semakin rendah bebannya maka semakin rendah temperaturnya.
Pada literatur [1] dijelaskan bahwa penurunan kemampuan isolasi terjadi
akibat pemanasan dari pembebanan dan suhu sekitar belum memperhatikan dari
pengaruh yang lain, yang dapat mengakibatkan penambahan laju penyusutan
umur. Pada literatur [2] dijelaskan bahwa semakin besar ketidakseimbangan
beban suatu trafo, maka trafo tersebut akan mengalami beban lebih (overload)
satu phasa. Hal ini dikarenakan semakin besarnya arus yang mengalir pada salah
satu phasa pada trafo tersebut. Berkaitan dengan tindakan pemeliharaan
(maintenance) metode yang disarankan literatur [3] adalah menggunakan metode
indeks kesehatan yaitu dengan menganalisis terhadap data-data cacat trafo yang
dimanfaatkan untuk tindakan lanjut terhadap trafo tersebut. Tantangan terbesar
pada literatur ini adalah menentukan seberapa rendah skor indeks kesehatan yang
harus diizinkan sebelum trafo diklasifikasikan dalam kategori tidak aman. Tidak
jauh berbeda pada literatur [4] menggunakan metode mean time to failure yaitu
dengan menggunakan rata-rata waktu untuk melakukan perbaikan yang
dibutuhkan sebuah komponen. Pada literatur [5] disimpulkan bahwa kenaikan
temperatur akan mempercepat penurunan tegangan tembus, dikarenakan proses
temperatur akan membuat molekul di udara bergerak cepat dan saling bertabrakan
dan membuatnya semakin cepat tegangan tembusnya. Pada literatur [6] dijelaskan
juga bahwa semakin sering diterpa hujan maka arus bocor yang akan mengalir
semakin kecil dan mendekati arus bocor isolator pada saat bersih
Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dilakukan prediksi tercapainya
besaran nilai kritis setiap pengujian yaitu pengujian indeks polarisasi (PI),
kekuatan dielektrik (Ek) dan tangen delta (Tan δ) ketika sebelum purifikasi dan
sesudah purifikasi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir pada 4 buat transformator
daya di PLTGU Belawan. Setelah di prediksi, maka akan dianalisis korelasinya
dengan jadwal pemeliharaan yang dilakukan pihak PLN selama 5 tahun terakhir.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan skripsi ini adalah :


1. Bagaimana prediksi besaran nilai kritis berdasarkan indeks polarisasi
(PI), kekuatan dielektrik (Ek) dan tangen delta(Tan δ) ?
2. Bagaimana korelasi antara hasil prediksi besaran nilai kritis dengan
pengaruh jadwal pemeliharaan (maintenance) ?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penulisan skripsi ini adalah :


1. Objek yang diteliti adalah 4 unit transformator daya di PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.
2. Data pengujian isolasi yang digunakan adalah data yang dilakukan
bagian har listrik PLTGU Belawan yaitu indeks polarisasi (PI), kekuatan
dielektrik (Ek) dan tangen delta (Tan δ).
3. Data pengujian isolasi yang digunakan adalah data ketika sebelum dan
sesudah purifikasi.
4. Hasil besaran nilai kritis mengacu pada standar PLN mengenai Buku
Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga.
5. Untuk mencari pediksi dan korelasi menggunakan bantuan software
microsoft excel dan metode regresi

Universitas Sumatera Utara


1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian penulisan skripsi ini adalah :


1. Melakukan prediksi tercapainya besaran nilai kritis berdasarkan indeks
polarisasi (PI), kekuatan dielektrik (Ek) dan tangen delta (Tan δ).
2. Menganalisis korelasi antara hasil prediksi besaran nilai kritis dengan
pengaruh jadwal pemeliharaan (maintenance).

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi baru mengenai


pentingnya menanggapi trend data – data historical pengujian isolasi yang sudah
ada sehingga dapat diambil prediksi tercapainya besaran nilai kritis setiap
pengujian sesuai dengan standar yang telah ditentukan serta diambil tindakan
pemeliharaan yang tepat berdasarkan korelasi hubungan dengan prediksi besaran
nilai kritis tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang


berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian
listrik menuju rangkaian listrik yang lain, dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana perbandingan tegangan
antara sisi primer dan sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah
lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya [1].
Penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik dapat
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu [2] :
1. Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya yang berfungsi
untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.
2. Trafo penurun tegangan (step down) atau disebut trafo distribusi yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi.
3. Trafo instrumen adalah pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan
trafo arus yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dan arus agar
dapat masuk ke meter-meter pengukuran.

2.2. Prinsip Kerja Transformator

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif. Dapat dilihat dari Gambar 2.1 bahwa kedua kumparan ini
terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang
memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti
yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk rangkaian tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka terjadi
induksi (self induction) maka terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama
yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) [2].

Gambar 2.1 Skematik Diagram Transformator

Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 2.1 dibawah ini


:
𝛥𝜙 (2.1)
𝐸 = −𝑁
𝛥𝑡

Dimana :
E = gaya gerak listrik (V)
N = jumlah lilitan
𝑊𝑏
Δϕ
= perubahan fluks magnet ( )
Δt 𝑠

2.3. Konstruksi Transformator

1. Inti (Core)
Fungsi utama inti dari sebuah transformator adalah untuk memimpin
fluks magnet dari satu belitan ke lainnya dengan kerugian minimum.
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa inti harus memiliki
hambatan listrik yang tinggi untuk memimpin magnet fluks dan untuk
mengatasi kerugian arus eddy. Untuk menangkal kerugian arus eddy,
laminasi baja dilapisi dengan bahan isolasi. Karena transportasi atau
kesalahan konstruksi, laminasi inti dapat menerima kerusakan ke lapisan
isolasi antara laminasi. Ini mengarah ke hubungan pendek antara
laminasi sehingga beredar efek arus dan pemanasan [3].
Gambar 2.2 Inti (Core)

2. Belitan (Winding)
Berdasarkan Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa belitan terdiri dari batang
tembaga berisolasi yang mengelilingi inti, dimana saat arus bolak balik
mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti akan terinduksi dan
menimbulkan fluks magnetik. Kegagalan berliku dianggap yang paling
kritis kegagalan yang bisa dialami oleh transformator daya. Deformasi
pada belitan dapat disebabkan sebagai konsekuensi gaya elektromekanis
yang dihasilkan oleh arus tinggi karena petir dan gangguan pembumian.
Bahkan tekanan mekanis juga dapat bekerja pada belitan baik secara
aksial atau radial karena fluks kebocoran. Saat medan listrik kuat isolasi
berkurang, itu mengakibatkan gangguan listrik dari isolasi berliku [3].

Gambar 2.3 Belitan (Winding)

3. Bushing
Fungsi utama dari bushing adalah untuk memimpin arus dari jaringan
listrik eksternal ke bagian aktif transformator. Berdasarkan Gambar 2.4
dapat dilihat bahwa permukaan porselen luar bushing adalah sangat
mungkin dipengaruhi oleh polusi dari udara yang mengakibatkan busur.
Koneksi yang buruk di dalam bushing dapat menyebabkan kenaikan suhu
lokal. Ada cacat lain seperti perisai dan kerusakan fisik selama perawatan
yang mempengaruhi transformator bushing. Pelindung yang longgar
dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata terhadap fluks magnet,
yang menghasilkan overheating spesifik daerah dan mengarah pada
pembentukan gas [3].

Gambar 2.4 Bushing

4. Minyak (Oil)
Minyak mineral digunakan sebagai isolasi antara belitan dan tangki
transformator daya. Itu juga bertindak sebagai pendingin. Selain itu,
kandungan gas dan bahan senyawa kimia dalam minyak merupakan
sumber informasi yang penting tentang kondisi bagian dalam
transformator. Kesalahan mode minyak dalam sebagian besar kasus
biasanya terkait dengan degradasi bertahap. Dalam beberapa tahun
terakhir, masalah korosif sulfur dalam minyak telah muncul. Belerang
korosif dalam kaleng minyak bereaksi dengan logam seperti tembaga
atau perak untuk membentuk semikonduktor senyawa yang mungkin
mengendap di bagian dalam permukaan transformator menghasilkan
risiko besar kegagalan hubung singkat. Oksidasi minyak menghasilkan
pembentukan asam dan lumpur. Pembentukan asam menstimulasi usia
kertas isolasi. Lumpur akan menempel pada belitan dan deposit di
saluran pendingin, menyebabkan pendinginan menjadi kurang efisien [3].
5. Tap Changer
Untuk menyesuaikan tegangan sisi sekunder dari daya transformator, tap
changer digunakan. Dengan memilih secara mekanis jumlah belitan
tegangan rendah yang sedang aktif dan karenanya mengubah rasio
tegangan dan putaran transformator, penyadapan dapat dilakukan. Itu
bisa dilakukan dengan cara apa pun ketika transformator diberi energi
atau ketika de-energized. Pada situasi saat ini, OLTC (On-Load Tap
Changer) adalah paling sering digunakan. Keausan mekanis switching
mekanisme yang biasanya dilakukan oleh pengalih dan pemilih adalah
sumber yang cukup untuk kegagalan tap changer. Gangguan saat ini
dalam OLTC mengarah ke busur lebih jauh menghasilkan produksi gas
[3].

6. Tangki dan Peralatan Bantu


Tangki transformator memainkan peran penting dalam melindungi
bagian aktif dan sistem isolasi dari faktor eksternal seperti kerusakan
mekanis dan adanya uap air. Selain itu, memungkinkan minyak untuk
berkembang dan kontrak tanpa meledak dan berkontribusi terhadap
pendinginan melalui konstruksinya. Kegagalan utama yang terkait
dengan tangki transformator adalah penuaan segel, gasket, dan kerusakan
pada lapisan luarnya. Pendinginan sistem dan sistem ekspansi adalah dua
lainnya peralatan bantu yang memainkan peran penting. Internal dan
eksternal adalah dua jenis sistem pendingin. Yang paling umum
kegagalan terkait dengan motor yang menggerakkan kipas atau pompa
minyak. Cacat pada peralatan bantu dapat berupa terdeteksi karena
kenaikan suhu atau kebisingan yang tidak diinginkan datang keluar dari
transformator. Sistem ekspansi trafo adalah juga salah satu alat bantu
yang mempengaruhi masa pakainya. Dalam beberapa kasus, kelembaban
dan oksigen bersentuhan dengan minyak transformator yang mengarah
ke mekanisme penuaan [3].
2.4. Gangguan Transformator Daya

Gangguan pada transformator daya tidak dapat dihindari, namun akibat dari
gangguan tersebut diupayakan dampaknya seminimal mungkin. Berdasarkan letak
penyebab gangguan, ada dua jenis penyebab gangguan pada transformator, yaitu
gangguan eksternal dan gangguan internal [4].
1. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal sumber gangguannya berasal dari luar pengamanan
transformator, tetapi dampaknya dirasakan oleh transformator tersebut,
diantaranya adalah :
a. Gangguan hubung singkat pada jaringan
Gangguan hubung singkat diluar transformator ini biasanya dapat
segera dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, dapat
mencapai beberapa kali arus nominalnya.
b. Beban lebih
Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus pada arus
beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar dari
100%, maka akan terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat
menimbulkan pemanasan yang berlebih. Kondisi ini mungkin tidak
akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila berlangsung secara terus
menerus akan memperpendek umur isolasi.
c. Surja petir
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang
menyambar jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke gardu
terdekat dimana transformator tenaga terpasang. Walaupun hanya
terjadi dalam kurun waktu sangat singkat hanya beberapa puluh
mikrodetik, akan tetapi karena tegangan puncak yang dimiliki cukup
tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator daya.

2. Gangguan Internal
Gangguan internal adalah gangguan yang bersumber dari daerah
pengamanan / petak bay transformator, diantaranya adalah :
a. Gangguan hubung singkat antar belitan dan inti transformator daya.
b. Gangguan hubung singkat antar belitan dan tangki transformator daya.
c. Gangguan pada isolasi (minyak) transformator daya.

2.5. Panas pada transformator

Besar panas yang timbul pada suatu transormator adalah tergantung pada
besar rugi-rugi yang dihasilkan transformator tersebut dikurangi panas yang
dilepas oleh transformator. Pelepasan panas dari sebuah transformator dapat
terjadi dengan berbagai cara seperti konduksi, konveksi dan radiasi. Hubungan
antara panas yang tersimpan (stored) pada transformator dan panas yang dilepas
(dissipasi) tergantung pada temperatur permukaan , temperatur sekitar serta luas
permukaan transformator. Secara umum pelepasan panas yang terjadi pada
transformator adalah kombinasi antara konduksi dan konveksi sedangkan
pelepasan panas secara radiasi adalah sangat kecil dan cenderung diabaikan [7].

2.5.1. Panas yang tersimpan pada isolasi minyak

Panas yang dihasilkan oleh belitan akan dialirkan dari belitan ke isolasi
minyak transformator lalu diteruskan ke tangki transformator baru kemudian
dilepas ke udara sekitar transformator. Selama proses pindahan panas
berlangsung maka sebagian dari panas tersebut akan tersimpan pada konstruksi
transformator. Besar panas yang dapat tersimpan pada transformator tergantung
pada kapasitas panas (thermal capacity) dari minyak, belitan dan dinding baja
tangki transformator.

2.5.2. Transformator dengan beban dan temperatur sekitar bervariasi

Apabila beban transformator berubah (bervariasi) maka panas yang


dihasilkan juga akan bervariasi sehingga menyebabkan temperatur pada titik
panas juga akan bervariasi. Contoh variasi dari temperatur sebuah transformator
1600 KVA sebagai akibat bervariasinya beban transformator dapat dilihat pada
Gambar 2.5 dan 2.6.
Gambar 2.5 Beban versus waktu dalam satu bulan

Gambar 2.6 Temperatur titik panas versus waktu pada beban bervariasi

Kenaikan beban transformator segera sebesar 122 persen antara hari ke


enam belas sampai hari ke sembilan belas (dari 1600 kVA menjadi sekitar 1952
kVA) menyebabkan temperatur transformator naik dari sekitar 98°Cmenjadi
sekitar 125°Csecara gradual. Apabila beban transformator diturunkan segera
menjadi 70 persen dari beban nominalnya (dari 1952 kVA menjadi 1120 kVA)
maka temperatur transformator turun secara gradual dari 125°Cmenjadi sekitar
70°C. Temperatur pada belitan ataupun isolasi minyak ransformator akan sangat
ditentukan oleh besar rugi-rugi yang dihasilkan transformator dan besar
temperatur udara sekitar. Kenaikan temperatur sekitar akan menyebabkan
naiknya temperatur transformator dan pada akhirnya akan mempengaruhi usia
pakai dari transformator. Menurut Dakin’s rule bahwa setiap kenaikan
10°Ckenaikan temperatur transformator akan mempercepat penurunan usia pakai
isolasi dua kali lebih cepat.
2.6. Kehandalan Transformator Daya

Keandalan adalah suatu kemungkinan dari sebuah barang yang bekerja pada
suatu kondisi tertentu dengan memuaskan dalam suatu periode tertentu. Menurut
IEEE, keandalan adalah kemampuan sistem atau komponen untuk memenuhi
fungsi yang dibutuhkan dalam kondisi tertentu selama rentang waktu yang
spesifik. Dari sisi pandang kualitas, keandalan dapat didefinsikan sebagai
kemampuan sebuah barang untuk dapat tetap berfungsi. Sedangkan dari sisi
pandang kuantitatif, keandalan ditunjukkan sebagai kemungkinan bahwa tidak ada
gangguan operasional yang akan muncul dalam suatu rentang waktu tertentu.
Agar keandalan ini efektif di pendanaan dan waktu, maka keandalan ini harus
terintegrasi dengan aktivitas-aktivitas proyek, dukungan jaminan kualitas, dan
upaya rekayasa secara bersamaan. Keandalan Transformator daya sangat penting
diperhitungkan dalam sistem tenaga listrik, faktor yang mempengaruhinya adalah
gangguan-gangguan yang menyebabkan transformator daya tidak melayani beban,
bisa dikarenakan gangguan eksternal, internal, bahkan pemeliharaan transformator
daya tersebut juga mengakibatkan transformator daya tidak melayani [4].

2.7. Pengujian Kinerja Isolasi Trafo

2.7.1. Pengujian Indeks Polarisasi (PI)

Tujuan dari pengujian indeks polarisasi (PI) adalah untuk memastikan


peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan overvoltage
test atau biasa disebut dengan megger test. Indeks yang biasa digunakan dalam
menunjukan pembacaan tahanan isolasi trafo dikenal sebagai dielectric
absorption. Hasil tersebut diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode
waktu yang lebih lama dengan sumber tegangan yang konstan di sisi high
voltage dan low voltage.

1. HV - Ground
Berikut pada Gambar 2.7 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks
polarisasi (PI) dengan HV – Ground.
Gambar 2.7 Rangkaian pengujian HV – Ground

2. LV - Ground
Berikut pada Gambar 2.8 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks
polarisasi (PI) dengan LV – Ground.

Gambar 2.8 Rangkaian pengujian LV – Ground


3. HV - LV
Berikut pada Gambar 2.9 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks
polarisasi (PI) dengan HV – LV.

Gambar 2.9 Rangkaian pengujian HV - LV

Pengujian yang berkelanjutan dilakukan selama 10 menit maka tahanan


isolasi akan mempunyai kemampuan untuk mengisi kapasitansi tinggi ke dalam
isolasi trafo dan pembacaan resistansi akan meningkat lebih cepat jika isolasi
bersih dan kering. Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit
dikenal sebagai indeks polarisasi (PI). Secara matematis dapat dilihat pada
Persamaan 2.2 dibawah ini :

𝑅10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝐼 = 𝑅1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(2.2)

Keterangan :
PI = Indeks polarisasi
R1 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran menit pertama (Ω)
R10 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada menit kesepuluh (Ω)
Pada Tabel 2.3 dapat dilihat nilai standar pengujian indeks polarisasi (PI)
yang mengacu pada standar IEC 60076-3 [12].

Tabel 2.3 Standar Pengujian Indeks Polarisasi (PI)

Kondisi Indeks Polarisasi (PI)


Berbahaya < 1,0
Jelek 1,0 - 1,1
Dipertanyakan 1,1 - 1,25
Toleransi 1,25 - 2,0
Baik Di atas 2.0

2.7.2. Pengujian Tangen Delta (Tan✿)

Isolasi yang baik akan bersifat kapasitif sempurna seperti halnya sebuah
isolator yang berada diantara dua elektroda pada sebuah kapasitor. Pada
kapasitor sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser 90° dan arus yang melewati
isolasi merupakan kapasitif. Jika ada defect atau kontaminasi pada isolasi, maka
nilai tahanan dari isolasi berkurang dan berdampak kepada tingginya arus resistif
yang melewati isolasi tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan kapasitor
sempurna. Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90° tapi akan bergeser kurang
dari 90°. Besarnya selisih pergeseran dari 90°, merepresentasikan tingkat
kontaminasi pada isolasi. Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 2.3 di
bawah ini :
P
Tan δ = V²ω C (2.3)

Keterangan :
𝛿 = Delta
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
C = Kapasitansi (Farad)

Pada Tabel 2.4 dapat dilihat nilai standar pengujian tangen delta (Tan δ)
yang mengacu pada standar ANSI C.57.12.90 [13].
Tabel 2.4 Standar Pengujian Tangen Delta (Tan δ)

Less Than 0,5 % Good

> 0,5 % but < 0,7 % Deteriorated

> 0,5 % but < 1.0 % & Investigate


increasing
Greater Than 1.0 % Bad

Pengujian tangen delta (Tan δ) dilakukan dengan mengukur sisi high


voltage dan low voltage. Berikut pada Gambar (2.10), (2.11) dan (2.12) dapat
dilihat rangkaian pengujian tangen delta (Tan δ) pada sisi high voltage.

1. CHG – CHL
Berikut pada Gambar 2.10 dapat dilihat rangkaian pengujian tangen
delta (Tan δ) dengan metode CHG – CHL yaitu pengukuran yang
dilakukan dengan melepas bushing dari hubungan dengan peralatan
lain atau bushing harus diputus sambungan dengan kumparan trafo.
Pengukuran ini dilakukan dengan energize konduktor bushing dan
mentanahkan flange. Temperatur sekitarnya sangat besar pengaruhnya
terhadap nilai kapasitansi (power factor) sehingga perlu pembanding
dengan hasil ukur pada temperatur tertentu.

Gambar 2.10 Rangkaian pengujian CHG + CHL


2. CHG
Berikut pada Gambar 2.11 dapat dilihat rangkaian pengujian tangen
delta (Tan δ) dengan metode CHG yaitu pengukuran dengan mode
GST dapat juga dilakukan dengan cara memberi tegangan tertentu
pada CT (Center Tap) dan input LV disambungkan pada konduktor
maka akan diketahui nilai GST (C2) yaitu bagian yang paling dekat
dengan flange dan bagian basah terminal.

Gambar 2.11 Rangkaian pengujian CHG

3. CHL
Berikut pada Gambar 2.12 dapat dilihat rangkaian pengujian tangen
delta (Tan δ) dengan metode CHL. pengujian ini digunakan pada
bushing yang tersambung dengan beberapa peralatan lain yang berada
didalam atau diluar trafo dimana perlengkapan tersebut tidak
berpengaruh terhadap tap kapasitansi, tap atau flange bushing yang
dapat dipisahkan dengan tangki yangditanahkan.
Gambar 2.12 Rangkaian pengujian CHL

2.7.3. Pengujian Kekuatan Dielektrik (Ek)

Kekuatan dielektrik (Ek) adalah terpaan tertinggi yang dapat dipikul


suatu dielektrik sedangkan tegangan tembus (breakdown voltage) suatu isolator
adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk membuat dielektrik menjadi
tembus listrik (breakdown). Jika dielektrik telah tembus listrik maka dielektrik
telah gagal menjalankan fungsinya maka dielektrik telah gagal menjalankan
fungsinya. Pengujian tegangan tembus adalah suatu pengujian dimana minyak
trafo diberi tegangan pada frekuensi sistem pada dua elektroda yang diletakkan
didalam minyak isolasi. Jarak elektroda tergantung pada standar yang
digunakan. Pada banyak standar jarak yang digunakan adalah 2,5 mm. Secara
matematis dapat dilihat pada Persamaan 2.4 :
Vb kV
Ek = ( ) (2.4)
d mm

Keterangan :
Vb = Tegangan tembus (kV)
Ek = Kekuatan dielektrik (kV/mm)
d = Jarak sela (mm)

Pada Tabel 2.5 dapat dilihat nilai standar pengujian tegangan tembus
(BDV) yang mengacu pada standar IEC 156 [14].
Tabel 2.5 Standar Pengujian Tegangan Tembus (BDV)

Tegangan
Good Fair Poor
(kV)

≥ 72,5 > 40 30 – 40 > 30

> 72,5 – 170 > 50 40 – 50 > 30

> 270 > 60 50 - 60 > 50

2.8. Jenis Pemeliharaan (Maintenance)

1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance)


Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu
peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik
tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat
diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah
memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau
tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus
untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan
kondisi (Condition Base Maintenance).
2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)
Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja
peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini
dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction
Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan
pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan
pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).
3. Corrective Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu
tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja
rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance,
yang bisa berupa troubleshooting atau penggantian part/bagian yang
rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
4. Breakdown Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

2.9. Pola Data

1. Trend, yaitu komponen jangka panjang yang mendasari pertumbuhan


atau penurunan suatu data runtut waktu. Pola trend merupakan
pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun.
2. Siklus, yaitu suatu pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun.
fluktuasi atau siklus dari data runtut waktu akibat perubahan kondisi
ekonomi.
3. Musiman, yaitu pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu.
4. Horizontal, yaitu pola data yang terjadi saat data observasi berfluktuasi di
sekitaran suatu nilai konstan atau mean yang membentuk garis
horizontal.

2.10. Metode Regresi

Metode regresi merupakan metode perkiraan yang mengasumsikan faktor


yang diperkirakan menunjukkan hubungan sebab – akibat dengan satu atau lebih
variabel bebas, sehingga metode ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan
tersebut dan memperkirakan nilai mendatang dari variabel tidak bebas. Ada
beberapa metode regresi yang dapat digunakan untuk memprediksi diantaranya
adalah metode regresi linier, regresi eksponensial, dan regresi linier berganda.
1. Regresi Linear
Persamaan umum dari regresi linear adalah :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (2.5)
Dimana
:
𝑏=
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦) (2.6)
𝑛(∑ 𝑥)2−(∑ 𝑥)2
∑𝑦 ∑𝑥
𝑎= −𝑏 (2.7)
𝑛 𝑛

Keterangan :
y = Prediksi besaran nilai
kritis x = Jadwal pemeliharaan
a = Koefisien intersepsi
b = Koefisien kemiringan

2. Regresi Eksponensial
Ada beberapa jenis trend yang tidak linear tetapi dapat dibuat linear
dengan jalan melakukan transformasi. Misalkan trend eksponensial 𝑦 =
𝑒𝑎+𝑏𝑥 dapat diubah menjadi :
ln 𝑦 = ln 𝑒 (𝑎 + 𝑏𝑥) (2.8)
Karena log e = 1, maka :
ln 𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (2.9)
Jika ln 𝑦 = 𝑦′, maka persamaannya akan menjadi persamaan linear, yaitu
y’ = a + bx. Nilai koefisien a dan b dicari melalui persamaan (2.6) dan
(2.7).

3. Regresi Berganda
Regresi berganda bertujuan untuk mendapatkan fungsi yang
menghubungkan variabel tidak bebas dengan beberapa variabel bebas.
Untuk mendapatkan persamaan pola hubungan dari data yang memiliki
variabel–variabel tidak bebas dan bebas yang lebih dari satu, digunakan
model regresi berganda yang bentuk umumnya :
𝑌̂𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + ⋯ + 𝑏𝑘 𝑥𝑘 + 𝑒 (2.10)
Keterangan :
Yt = Prediksi besaran nilai
kritis X1...Xk = Jadwal pemeliharaan
e = Kesalahan
b0 = Konstanta
b1...bk = Koefisien regresi
2.11. Kriteria Peforma Prediksi

Ketepatan atau ketelitian merupakan kriteria dari performa suatu metode


peramalan. Ketepatan atau ketelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai kesalahan
dalam peramalan. Kesalahan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan
yang tinggi. Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa
cara, antara lain adalah :
1. Mean Squared Error (MSE), merupakan rata-rata jumlah kuadrat
kesalahan peramalan
1
𝑀𝑆𝐸 = ∑𝑛 (𝑌 − 𝑌 )
2 (2.11)
𝑛 𝑡−1 𝑡

Dimana :
Y = Data pengujian isolasi yang dilakukan pihak PLN
Yt = Prediksi besaran nilai kritis
n = Tahun pengujian

2. Mean Absolute Percentage Error (MAPE), adalah menghitung rata-rata


persentase kesalahan pertama dari beberapa periode.
1 |𝑌−𝑌𝑡|
𝑀𝐴𝑃𝐸 = [ ∑𝑛 ] (2.12)
𝑛 𝑡=1 𝑌
Dimana :
Y = Data pengujian isolasi yang dilakukan pihak PLN
Yt = Prediksi besaran nilai kritis
n = Tahun pengujian

3. Mean Absolute Deviation (MAD), adalah mengukur ketepatan ramalan


dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing
kesalahan).
1
𝑀𝐴𝐷 = [ ∑𝑛 |𝑌 − 𝑌 |] (2.13)
𝑛 𝑡=1 𝑡

Dimana :
Y = Data pengujian isolasi yang dilakukan pihak PLN
Yt = Prediksi besaran nilai kritis
n = Tahun pengujian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian skripsi dilakukan dengan mengambil data pengujian isolasi yang
dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.

3.2. Data dan Peralatan


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data pengujian
isolasi yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan terhadap 4 unit transformator daya PLTGU Belawan
ketika sebelum purifikasi dan sesudah purifikasi dari tahun 2014 - 2018. Adapun
data-data pengujian isolasi tersebut adalah :
1. Data pengujian indeks polarisasi (PI)
2. Data pengujian kekuatan dielektrik (Ek)
3. Data pengujian tangen delta (Tan δ)

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan penelitian adalah program


komputer software microsoft excel.

3.3. Pelaksanaan Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan pengumpulan data yang
dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah untuk
mendapatkan hasil prediksi besaran nilai kritis dengan bantuan software microsoft
excel lalu dilakukan analisis korelasi terhadap jadwal pemeliharaan yang
dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.

3.4. Variabel yang diamati


Data hasil pengujian yang dilakukan PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan yaitu indeks polarisasi (PI), kekuatan dielektrik (Ek) dan
tangen delta (Tan δ) ketika sebelum dan sesudah purifikasi pada 4 unit
transformator daya dari tahun 2014 hingga tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Variabel yang diamati
Metode Pengujian

Objek Indeks Polarisasi (PI) Kekuatan Dielektrik (Ek) Tangen Delta (Tan δ)
Tahun Keterangan
Uji HV LV HV Top Bottom Tap CHG CLG
Konservator CHG CHL CLG CLH
Ground Ground LV Oil Oil Changer CHL CLH
GT
1.1 ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
Sebelum Purifikasi

GT
2014 ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.2
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.1
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.2
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.1
Sesudah Purifikasi

GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.2

2018 GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.1
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.2

24
24
Universitas Sumatera Utara
3.5. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan diagram


alir penelitian seperti pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Universitas Sumatera Utara


3.5.1. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam skripsi ini adalah


1. Pengumpulan data pengujian isolasi
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data pengujian
isolasi yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan terhadap 4 unit transformator daya dari tahun
2014 – 2018. Adapun data pengujian isolasi tersebut adalah data
pengujian indeks polarisasi (PI), kekuatan dielektrik (Ek) dan tangen
delta (Tan δ) ketika sebelum purifikasi dan sesudah purifikasi.

2. Menghitung rata-rata
Sesuai dengan data-data pengujian isolasi tersebut yang terdiri dari
beberapa variabel uji di setiap pengujian maka diambil nilai rata-rata
untuk ditentukan sebagai nilai aktual dalam tahun tersebut pada setiap
pengujian. Adapun metode perhitungan yang dilakukan adalah
perhitungan rata-rata sederhana yaitu ;
a. Indeks polarisasi (PI)

(𝑯𝑽−𝑮𝒓𝒐𝒖𝒏𝒅)+(𝑳𝑽−𝑮𝒓𝒐𝒖𝒏𝒅)+(𝑯𝑽−𝑳𝑽)
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑼𝒋𝒊 = 𝟑 (3.1)

b. Kekuatan dielektrik (Ek)

𝑻𝒐𝒑 𝑻𝒂𝒑
( )+(𝑩𝒐𝒕𝒕𝒐𝒎)+( )+(𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒕𝒐𝒓)
𝑶𝒊𝒍 𝑶𝒊𝒍 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑼𝒋𝒊 = (3.2)
𝟒

c. Tangen delta (Tan δ)


𝑪𝑯𝑮 𝑪𝑳𝑮
( )+(𝑪𝑯𝑮)+(𝑪𝑯𝑳)+ ( )+(𝑪𝑳𝑮)+(𝑪𝑳𝑯)
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑼𝒋𝒊 = 𝑪𝑯𝑳 𝑪𝑳𝑯
(3.3)
𝟔

3. Uji nilai kesalahan (error) prediksi


Sebelum dilakukan prediksi besaran nilai kritis, maka terlebih dahulu
dicari nilai kesalahan (error) yaitu MAPE, MAD dan MSE pada nilai
aktual terhadap nilai peramalan yang dibantu oleh software microsoft
excel. Untuk mencari nilai MAPE, MAD dan MSE maka digunakan
rumus Persamaan (2.11), (2.12) dan (2.13) pada Bab 2 sebelumnya.

26

Universitas Sumatera Utara


Setelah dilakukan perhitungan rata-rata maka pada Gambar 3.2
dilakukan perhitungan nilai aktual terhadap nilai peramalan (forecast)
yang diolah oleh bantuan software microsoft excel dari tahun 2014-
2018 sehingga dapat ditentukan nilai MAD, MSE dan MAPE.

4. Prediksi besaran nilai kritis


Setelah itu dengan bantuan fungsi trend pada software microsoft excel
maka dilakukan prediksi saat kapan tercapainya besaran nilai kritis
tersebut baik daripengujian indeks polarisasi (PI), kekuatan dielektrik
(Ek) dan tangen delta (Tan δ) seperti pada Gambar 3.3. Adapun
besaran nilai kritis tersebut untuk setiap pengujian adalah indeks
polarisasi (PI) minimum 1, kekuatan dielektrik (Ek) minimum 12 dan
tangen delta (Tan δ) maksimum 1. Nilai tersebut mengacu pada
standar IEEE, IEC maupun Buku Pedoman Pemeliharaan Trafo
Tenaga PLN.

5. Uji korelasi dengan metode regresi


Setelah didapat hasil prediksi tersebut, maka dicari korelasi antara
hasil prediksi tersebut terhadap jadwal pemeliharaan yang dilakukan
oleh pihak PLN selama tahun 2014-2018. Adapun metode yang
digunakan adalah metode regresi. Hal ini berfungsi untuk melihat
pengaruh hubungan jadwal pemeliharaan terhadap hasil prediksi
besaran nilai kritis.

6. Menarik kesimpulan dan saran


Setelah didapat hasil prediksi besaran nilai kritis dan hasil korelasi
terhadap jadwal pemeliharaan, maka diambil kesimpulan dan saran
yang mengacu pada standar yang telah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Data Manual

4.1.1. Sebelum purifikasi

1. Data pengujian indeks polarisasi (PI)


Berikut pada Tabel 4.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa data pengujian
indeks polarisasi (PI) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1 ketika
sebelum purifikasi di tahun 2014.

Tabel 4.1 Data Pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya


GT 1.1 ketika Sebelum Purifikasi Tahun 2014

HV - Ground LV - Ground HV - LV
Menit
(MΩ) (MΩ) (MΩ)

1 1600 1700 1600

2 1600 1700 1600

3 1600 1700 1600

4 1700 1800 1600

5 1700 1800 1700

6 1800 1800 1700

7 1900 1900 1700

8 1900 1900 1800

9 2000 1900 1900

10 2000 1900 1900

Dalam menghitung indeks polarisasi (PI) dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan 2.13.
a. HV – Ground :
2000
PI = = 1,25
1600
b. LV – Ground :
1900
PI = = 1,12
1700
c. HV – LV :
1900
PI = = 1,19
1600
d. PI transformator daya GT 1.1 :
1,25 + 1,12 + 1,19
PI = = 1,19
3
Berdasarkan perhitungan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi indeks
polarisasi (PI) transformator daya GT 1.1 saat uji (LV- Ground) didapat
nilai yang minim yaitu 1,12 sedangkan pada uji (HV –Ground) didapat
nilai yang lebih besar dari pada (LV – Ground) bahkan mendekati
kategori batas toleransi yaitu 1,25. Setelah diambil nilai rata-rata dari uji
kondisi indeks polarisasi (PI) yang lain didapat nilai yaitu 1,19. Menurut
standar IEC 60076 – 3, hasil tersebut dikategorikan dalam kondisi yang
dipertanyakan dalam hal ini perlunya tindakan pemeliharaan salah
satunya adalah purifikasi.

2. Data pengujian tangen delta (Tan δ)


Berikut pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa data pengujian tangen delta
(Tan δ) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1 ketika sebelum
purifikasi di tahun 2014.
Tabel 4.2 Data Pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya
GT 1.1 ketika Sebelum Purifikasi Tahun 2014

Designation Test Mode f (hZ) U (kV) C (nF) P (w)

CHG + CHL GST-GND 50.00 10.19 kV 21,67 4,70

CHG GSTg-RB 50.00 10.19 kV 9,045 1,44

CHL UST-R 50.00 10.19 kV 17,76 3,36

CLG + CLH GST-GND 50.00 10.00 kV 39,98 9,37

CLG GSTg-RB 50.00 10.00 kV 26,32 5,10

CLH UST-R 50.00 10.00 kV 17,54 3,17

Dalam menghitung tangen delta (Tan δ) dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan 2.14.

a. Sisi HV (High Voltage) :

CHG + CHL (GST - GND) :


4,70
Tan δ = = 0,665
10190²x 2 x 3,14 x 50 x 21,67 x10−9

CHG (GSTg - RB) :


1,44
Tan δ = = 0,487
10190²x 2 x 3,14 x 50 x 9,045 x10−9

CHL (UST - R) :
3,36
Tan δ = = 0,581
10190²x 2 x 3,14 x 50 x 17,76 x10−9

b. Sisi LV (Low Voltage) :

CLG + CLH (GST - GND) :


9,37
Tan δ = = 0,746
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 39,98 x10−9
CLG (GSTg - RB) :

5,10
Tan δ = = 0,617
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 26,32 x10−9

CLH (UST - R) :
3,17
Tan δ = = 0,575
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 17,54 x10−9

c. Tan δ transformator daya GT 1.1 :


0,665 + 0,487 + 0,581 + 0,746 + 0,617 + 0,575
Tan δ = = 0,612
6
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi tangen delta (Tan δ)
transformator daya GT 1.1 saat uji (CHG) di sisi HV (high voltage)
masih dalam kondisi baik yaitu 0,487 sedangkan saat uji (CLH + CLG)
di sisi LV (low voltage) sudah dikategorikan harus diinvestigasi yaitu
0,746. Setelah diambil nilai rata-rata dari uji kondisi tangen delta (Tan δ)
yang lain didapat nilai yaitu 0,612. Menurut standar ANSI C 57.12.90
hasil tersebut dikategorikan dalam kondisi yang harus segera
diinvestigasi dalam hal ini perlunya tindakan pemeliharaan salah satunya
purifikasi.

3. Data pengujian kekuatan dielektrik (Ek)


Berikut pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data pengujian tegangan
tembus (BDV) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1 ketika
sebelum purifikasi di tahun 2014. Setelah didapat nilai tegangan tembus
(BDV) maka dapat dicari nilai kekuatan dielektrik (Ek) sesuai dengan
Persamaan 2.4.
Tabel 4.3 Data Pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator Daya
GT 1.1 ketika Sebelum Purifikasi Tahun 2014

Top Oil Side Bottom Oil Tap Charger Conservator


Perc
(KV/ 2,5 Side (KV/ 2,5 (KV/ 2,5 (KV/ 2,5
mm) mm) mm) mm)
1 37 38 38 39

2 36 38 37 40

3 36 39 38 39

4 39 38 39 40

5 38 37 38 39

6 37 37 37 38

Sebelum menghitung kekuatan dielektrik (Ek) maka dicari terlebih


dahulu rata-rata tegangan tembus (BDV). Dalam menghitung kekuatan
dielektrik dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.15.

a. Top Oil Side :


37 + 36 + 36 + 39 + 38 + 37
BDV = = 37
6
b. Bottom Oil Side :
38 + 38 + 39 + 38 + 37 + 37
BDV = = 38
6
c. Tap Charger :
38 + 37 + 38 + 39 + 38 + 37
BDV = = 38
6
d. Conservator :

39 + 40 + 39 + 40 + 39 + 38
BDV =
= 39
6
e. BDV Transformator Daya GT 1.1 :

37 + 38 + 38 + 39
̅B̅D̅V̅ = 4 = 38
f. Maka untuk mencari kekuatan dielektrik (Ek) adalah :
38
Ek = = 15,20
2,5

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi breakdown voltage


(BDV) transformator daya GT 1.1 saat uji di bagian conservator hampir
dalam kondisi baik yaitu 39 kV sedangkan saat uji di bagian top oil
didapat nilai 37 kV. Setelah diambil nilai rata-rata dari uji kondisi
breakdown voltage (BDV) yang lain didapat nilai yaitu 38 kV. Maka
untuk mencari kekuatan dielektrik (Ek) digunakan Persamaan 2.15
sehingga didapat hasil 15,20. Menurut standar IEC 156, hasil tersebut
dikategorikan dalam kondisi questionable dalam hal ini perlunya
tindakan pemeliharaan salah satunya purifikasi.

4.1.2. Sesudah Purifikasi


1. Data pengujian indeks polarisasi (PI)
Berikut pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa data pengujian indeks
polarisasi (PI) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1 ketika
sesudah purifikasi di tahun 2014.
Tabel 4.4 Data Pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya
GT 1.1 ketika Sesudah Purifikasi Tahun 2014

HV - Ground LV - Ground HV - LV
Menit
(MΩ) (MΩ) (MΩ)

1 1600 1700 1500

2 1700 1800 1700

3 1900 2000 1900

4 2100 2100 2100

5 2300 2300 2300

6 2500 2500 2500

7 2600 2700 2700

8 2800 2900 2900

9 2900 3000 3100

10 3000 3100 3400

Dalam menghitung indeks polarisasi (PI) dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan (2.13).

a. HV – Ground :
3000
PI = = 1,88
1600
b. LV – Ground :
3100
PI = = 1,82
1700
c. HV – LV :
3400
PI = = 2,27
1500
d. PI transformator daya GT 1.1 :
1,88 + 1,82 + 2,27
PI = = 1,99
3
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi indeks polarisasi
(PI) sesudah purifikasi pada transformator daya GT 1.1 saat uji (LV-
Ground) mengalami peningkatan yaitu dari 1,12 menjadi 1,82.
Sedangkan saat uji (HV-LV) didapat nilai 2,27. Setelah diambil nilai rata-
rata didapat nilai indeks polarisasi (PI) yaitu 1,99. Hasil tersebut sudah
dikategorikan dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan dalam
konteks ini dapat memperpanjang lifetime transformator daya tersebut.

2. Data pengujian tangen delta (Tan δ)


Berikut pada Tabel 4.5 dibawah ini dapat dilihat bahwa data pengujian
tangen delta (Tan δ) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1 ketika
sesudah purifikasi di tahun 2014.

Tabel 4.5 Data Pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya


GT 1.1 ketika Sesudah Purifikasi Tahun 2014

Designation Test Mode f (hZ) U (kV) C (nF) P (w)

CHG + CHL GST-GND 50.00 10.19 kV 16,21 2,01

CHG GSTg-RB 50.00 10.19 kV 3,544 0,29

CHL UST-R 50.00 10.19 kV 11,49 1,46

CLG + CLH GST-GND 50.00 10.00 kV 34,67 5,75

CLG GSTg-RB 50.00 10.00 kV 21,22 3,09

CLH UST-R 50.00 10.00 kV 11,58 1,46

Dalam menghitung tangen delta (Tan δ) dapat dilakukan dengan


menggunakan Persamaan 2.14.
a. Sisi HV :

CHG + CHL (GST - GND) :


2,01
Tan δ = = 0,381
10190² x 2 x 3,14 x 50 x 16,21 x10−9

CHG (GSTg - RB) :


0,29
Tan δ = = 0,250
10190² x 2 x 3,14 x 50 x 3,544 x10−9

CHL (UST - R) :
1,46
Tan δ = = 0,389
10190² x 2 x 3,14 x 50 x 11,49 x 10−9

b. Sisi LV :

CLG + CLH (GST - GND) :

5,75
Tan δ = = 0,528
10000² x 2 x 3,14 x 50 x 34,67 x 10−9

CLG (GSTg - RB) :


3,09
Tan δ = = 0,464
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 21,22 x10−9

CLH (UST - R) :
1,46
Tan δ = = 0,401
10000² x 2 x 3,14 x 50 x 11,58 x10−9

c. Tan δ Transformator Daya GT 1.1 :


0,381 + 0,250 + 0,389 + 0,528 + 0,464 + 0,401
Tan δ = = 0,402
6
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi tangen delta (Tan δ)
ketika sesudah purifikasi pada transformator daya GT 1.1 saat uji (CHG)
di sisi HV (high voltage) mengalami penurunan drastis yaitu dari 0,487
menjadi 0,250. Sedangkan saat uji (CLG + CLH) di sisi LV (low voltage)
masih dalam kondisi yang diperhatikan yaitu 0,528. Namun setelah
diambil nilai rata-rata didapat nilai tangen delta (Tan δ) yaitu 0,402.
Hasil tersebut sudah dikategorikan dalam kondisi baik namun masih
diambang maksimal nilai standar kondisi yang baik tangen delta (Tan δ).
Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian karena akan berdampak jarak
lifetime pada transformator daya tersebut.

3. Data pengujian kekuatan dielektrik (Ek)


Berikut pada Tabel 4.6 dibawah ini dapat dilihat bahwa data pengujian
tegangan tembus (BDV) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan pada transformator daya GT 1.1
ketika sebelum purifikasi di tahun 2014. Setelah didapat nilai tegangan
tembus (BDV) maka dapat dicari nilai kekuatan dielektrik (Ek) sesuai
dengan Persamaan 2.15.

Tabel 4.6 Data Pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator


Daya GT 1.1 ketika Sesudah Purifikasi Tahun 2014

Top Oil Side Bottom Oil Tap Charger Conservator


Perc
(KV/ 2,5 Side (KV/ 2,5 (KV/ 2,5 (KV/ 2,5
mm) mm) mm) mm)
1 60 59 60 59

2 59 60 60 60

3 60 58 59 59

4 61 59 60 60

5 60 60 61 61

6 61 61 61 62

Sebelum menghitung kekuatan dielektrik (Ek) maka dicari terlebih


dahulu rata-rata tegangan tembus (BDV). Dalam menghitung kekuatan
dielektrik dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.15.

a. Top Oil Side :


60 + 59 + 60 + 61 + 60 + 61
BDV = = 60
6
b. Bottom Oil Side :
59 + 60 + 58 + 59 + 60 + 61
BDV = = 60
6
c. Tap Charger :
60 + 60 + 59 + 60 + 61 + 61
BDV = = 60
6
d. Conservator
:
59 + 60 + 59 + 60 + 61 + 62
BDV =
= 60
6
e. BDV Transformator Daya GT 1.1 :

60 + 60 + 60 + 60
B̅D̅V̅ = 4 = 60
f. Maka untuk mencari kekuatan dielektrik (Ek) :
60
Ek = = 24,00
2,5

Berdasarkan perhitungan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi


breakdown voltage (BDV) ketika sesudah purifikasi setiap bagian
transformator daya cenderung baik dan mengalami peningkatan saat
sebelum purifikasi yaitu 38 KV yang dimana menjadi 60 KV. Hal ini
jelas dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kekuatan
dielektrik (Ek) pada minyak transformator daya tersebut.

4.1.3. Rekapitulasi Perhitungan Data Manual


Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa perjalanan nilai setiap
pengujian dari tahun 2014-2018 mengalami cenderung (tren) penurunan. Namun
langkah purifikasi merupakan salah satu tindakan pemeliharaan yang dapat
meningkatkan nilai efisiensi isolasi yang akan berdampak memperpanjang masa
guna ataupun lifetime transformator daya tersebut. Pada data Tabel 4.7 ini dapat
dilihat bahwa transformator daya GT 1.1 lebih cenderung mengalami penurunan
efisiensi isolasi dari setiap pengujian. Hal ini sangat sinkron dengan literatur [5]
yang mengatakan bahwa umur transformator daya memiliki peran besar dalam
efisiensi kinerja isolasi transformator daya tersebut selain pengaruh pembebanan
dan temperatur yang dalam penelitian ini tidak berpengaruh besar dalam
efisiensi kinerja isolasi karena tren cenderung flat.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian Indeks Polarisasi (PI), Kekuatan Dielektrik (Ek) dan Tangen Delta (Tan δ)

GT 1.1 GT 1.2 GT 2.1 GT 2.2


Tahun Uji
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
2014 1,19 1,99 1,16 1,87 1,23 2,02 1,22 1,93

POLARISASI (PI)
2015 INDEKS 1,16 1,94 1,13 1,72 1,18 1,91 1,17 1,77
2016 1,11 1,82 1,11 1,68 1,12 1,73 1,15 1,71
2017 1,09 1,70 1,07 1,61 1,10 1,68 1,12 1,63
2018 1,03 1,58 1,05 1,55 1,09 1,60 1,10 1,61

2014 0,612 0,402 0,702 0,393 0,613 0,408 0,697 0,412


(TAN δ) TANGEN DELTA

2015 0,634 0,413 0,714 0,444 0,626 0,429 0,718 0,429


2016 0,675 0,442 0,722 0,453 0,641 0,431 0,724 0,461
2017 0,689 0,476 0,734 0,475 0,707 0,454 0,745 0,496
2018 0,701 0,488 0,823 0,497 0,719 0,497 0,789 0,499
DIELEKTRIK
KEKIATAN

2014 15,20 24,00 15,60 24,00 15,53 24,00 15,20 24,00


2015 15,17 23,90 15,20 23,60 14,80 23,80 15,13 23,60
(EK)

2016 14,80 23,55 14,80 22,80 14,70 23,60 14,80 22,40


2017 13,97 21,20 14,72 21,60 14,58 21,60 14,40 21,20
2018 13,53 21,12 13,90 21,20 13,57 21,12 14,00 21,18

39
39

Universitas Sumatera Utara


4.2. Perhitungan Error Prediksi

Sebelum dilakukan prediksi tren dengan bantuan software microsoft excel,


terlebih dahulu dicari tingkat kesalahan (error) dalam konteks ini adalah MAD,
MSE dan MAPE pada 3 pengujian yaitu pengujian indeks polarisasi (PI), tangen
delta (Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) pada 4 unit transformator daya PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan selama tahun 2014-2018.

4.2.1. Perhitungan MAPE, MAD dan MSE dengan Microsoft Excel

1. Nilai error pengujian indeks polarisasi (PI)


Berdasarkan Gambar 4.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa tren indeks
polarisasi (PI) menggunakan software microsoft excel terhadap nilai
aktual yaitu tahun 2014-2018 persentase kesalahan prediksi adalah 0,70%
atau < 10%. Dalam kondisi ini, rumus tren pada software microsoft excel
layak digunakan untuk memprediksi capaian nilai kritis indeks polarisasi
(PI) hingga minimum 1.0 sesudai dengan standar IEC 60076 – 3.

Gambar 4.1 Screen Shoot Nilai Error Indeks Polarisasi (PI) dengan
Software Microsoft Excel

4.2.2. Rekapitulasi Perhitungan Error Prediksi

Setelah dilakukan perhitungan prediksi error yang sama terhadap


transformator daya GT 1.1, GT 1.2, GT 2.1 dan GT 2.2 selama tahun 2014-2018
serta dalam pengujian yang sama maka didapat rekapitulasi data pada Tabel 4.8.

40

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Error Prediksi dengan Software Microsoft Excel
Trafo Sebelum Sesudah
Uji Daya Error Purifikasi Purifikasi
MAD 0,008 0,042

INDEKS POLARISASI (PI)


GT 1.1 MSE 0,00007 0,002
MAPE 0,70% 2,81%
MAD 0,003 0,031
GT 1.2 MSE 0,00001 0,001
MAPE 0,29% 2,19%
MAD 0,012 0,037
GT 2.1 MSE 0,0002 0,0018
MAPE 1,09% 2,47%
MAD 0,006 0,029
GT 2.2 MSE 0,00004 0,0013
MAPE 0,50% 2,02%
MAD 0,007 0,011
TANGEN DELTA (TANNδ)

GT 1.1 MSE 0,00006 0,0002


MAPE 1,04% 1,98%
MAD 0,0185 0,018
GT 1.2 MSE 0,0005 0,0004
MAPE 2,46% 2,97%
MAD 0,01 0,013
GT 2.1 MSE 0,0001 0,0002
MAPE 1,59% 2,29%
MAD 0,008 0,016
GT 2.2 MSE 0,00007 0,0003
MAPE 1,09% 2,74%
MAD 0,186 0,462
KEKUATAN DIELEKTRIK (Ek)

GT 1.1 MSE 0,041 0,347


MAPE 1,26% 2,44%
MAD 0,108 0,411
GT 1.2 MSE 0,021 0,176
MAPE 0,74% 2,19%
MAD 0,197 0,456
GT 2.1 MSE 0,053 0,263
MAPE 1,36% 2,42%
MAD 0,09 0,412
GT 2.2 MSE 0,01 0,198
MAPE 0,61% 2,20%
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh nilai MAPE dari
setiap pengujian baik pengujian indeks polarisasi (PI), tangen delta (Tan
δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) memiliki nilai kesalahan (error) tidak
melebihi 10%. Hal ini berarti bahwa rumus untuk mencari prediksi
setelah tahun 2018 masih sangat layak digunakan.

4.3. Prediksi Tren Besaran Nilai Kritis

Setelah dilakukan analisis tingkat error yaitu MAD, MSE dan MAPE untuk
prediksi terhadap nilai aktual setiap pengujian indeks polarisasi (PI), tangen delta
(Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) tahun 2014-2018 maka dilakukan tren
analisis menggunakan software microsoft excel untuk mendapatkan capaian
besaran nilai kritis sesuai dengan standar yang ditentukan setiap pengujian pada 4
unit transformator daya.

4.3.1. Perhitungan dengan Software Microsoft Excel

1. Hasil prediksi tren pengujian indeks polarisasi (PI) pada transformator


daya GT 1.1, GT 1.2, GT 2.1 dan GT 2.2 ketika sebelum purifikasi di
tahun 2014 – 2018 dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 Screen Shoot Prediksi Tren Indeks Polarisasi (PI) Sebelum
Purifikasi dengan Software Microsoft Excel
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa prediksi uji indeks
polarisasi (PI) transformator daya GT 1.1 akan mencapai nilai minimum
1.0 pada tahun 2020, GT 1.2 dan GT 2.1 pada tahun 2021 serta pada
transformator daya GT 2.2 akan mencapai nilai minimum 1.0 pada tahun
2022 yang dimana dalam konteks ini adalah sebelum purifikasi.

4.3.2. Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren Dengan Software Microsoft Excel

Setelah didapat hasil prediksi tren dengan software microsoft excel maka
didapat rekapitulasi hasil prediksi tercapainya besaran nilai kritis antara sebelum
dan sesudah purifikasi untuk 3 pengujian indeks polarisasi (PI), tangen delta
(Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) sesuai dengan standar yang telah ditentukan
pada 4 unit transformator daya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren dengan Software Microsoft Excel

Sebelum Sesudah
Uji Trafo Daya
Purifikasi Purifikasi

GT 1.1 2020 2024


TANGEN DELTA (TAN INDEKS POLARISASI

GT 1.2 2021 2026

GT 2.1 2021 2024


(PI)

GT 2.2 2022 2027

GT 1.1 2028 2030

GT 1.2 2025 2029

GT 2.1 2026 2030

GT 2.2 2027 2030


δ)
DIELEKTRIK

GT 1.1 2023 2029


KEKUATAN

GT 1.2 2025 2031


(EK)

GT 2.1 2023 2030

GT 2.2 2027 2031


Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa, sisa umur transformator daya
GT 1.1 lebih pendek jarang rentang waktunya dari 3 pengujian dibanding
transformator daya yang lain dan sinkron dengan perhitungan manual pada
Tabel 4.7 sebelumnya. Untuk itu, perlu diadakan perhatian khusus terhadap tren
kekuatan dielektrik (Ek) saat sebelum purifikasi yang berdampak pada sisa umur
trafo daya.

4.4. Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI), Tangen Delta (Tan δ) dan
Kekuatan Dielektrik (Ek)

4.4.1. Sebelum Purifikasi

1. Indeks Polarisasi (PI)


Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan pada Gambar 4.3 dibawah ini
dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan (tren) penurunan nilai indeks
polarisasi (PI) pada transformator daya GT 1.1 ketika sebelum purifikasi.
INDEKS POLARISASI (PI)

1.25 y = -0,000104x + 5,556


1.2 R² = 0,997
1.15 1.19
1.1 1.16
1.05 1.11
1 1.09
0.95
0.9 1.03

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

Gambar 4.3 Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI)

2. Tangen Delta (Tan δ)


Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan pada Gambar 4.4 dapat dilihat
bahwa terjadi kecenderungan (tren) penurunan nilai tangen delta (Tan δ)
pada transformator daya GT 1.1 ketika sebelum purifikasi.
0.72 y = 0,00006x - 1,907 0.701
0.7 R² = 0,906 0.689

TANGEN DELTA (TAN δ)


0.68 0.675
0.66
0.64 0.634
0.62
0.6 0.612
0.58
0.56

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

Gambar 4.4 Grafik Pengujian Tangen Delta (Tan δ)

3. Kekuatan Dielektrik (Ek)


Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan pada Gambar 4.5 dapat dilihat
bahwa terjadi kecenderungan (tren) penurunan nilai kekuatan dielektrik
(Ek) pada transformator daya GT 1.1 ketika sebelum purifikasi.
KEKUATAN DIELKTRIK (EK)

16 y = -0,001197x + 65,438
15.5 R² = 0,908

15.2 15.17
15
14.8
14.5
14
13.97
13.513.53
13
12.5

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

Gambar 4.5 Grafik Pengujian Kekuatan Dielektrik (Ek)


4.5. Analisis Korelasi Dengan Metode Regresi
Setelah didapat rekapitulasi persamaan garis secara keseluruhan maka dicari
korelasi antara hasil prediksi besaran nilai kritis dengan jadwal pemeliharaan yang
dilakukan oleh pihak PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan.
Dalam mencari korelasi (r) dengan metode regresi antara hasil prediksi besaran
nilai kritis dengan jadwal pemeliharaan terlebih dahulu diasumsikan bahwa y
adalah variabel terikat yang dimana merupakan hasil nilai pengujian tiap tahun
yang menghasilkan prediksi capaian besaran nilai kritis dengan software
microsoft excel sebelumnya. Sedangkan x adalah variabel bebas yang dimana
merupakan jadwal pemeliharaan yang dalam konteks ini mempengaruhi variabel
terikat.

4.5.1. Sebelum Purifikasi

1. Indeks Polarisasi (PI)


Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai y diasumsikan sebagai hasil
nilai pengujian indeks polarisasi (PI) yang dilakukan oleh pihak PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan ketika sebelum
purifikasi pada transformator daya GT 1.1 dari tahun 2014-2018
sedangkan nilai x diasumsikan sebagai konversi dari jadwal
pemeliharaan yang berupa tanggal, bulan dan tahun. Adapun perhitungan
nilai x tersebut adalah menggunakan persamaan linier yaitu :
y = -0,000104x + 5,556
Nilai y = 1,19 :
y = -0,000104x + 5,556
1,19 = -0,000104x + 5,556
1,19 – 5,556 = -0,000104x
-4,366 = -0,000104x
x = 41981
Perhitungan yang sama dilakukan pada nilai y yaitu 1.16, 1.11, 1.09 dan
1.03 untuk mencari nilai x. Setelah didapat nilai x maka dicari korelasi (r)
antara variabel terikat yaitu nilai pengujian setiap tahun yang menghasilkan
prediksi besaran nilai kritis dengan variabel bebas yaitu jadwal
pemeliharaan yang dimana mempengaruhi nilai prediksi besaran nilai kritis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perhitungan Metode Regresi Indeks Polarisasi (PI)

No. Jadwal X Y XY X2 Y2
1 09/09/2014 41981 1,19 49957 1762384985 1,416

2 14/03/2015 42269 1,16 49032 1786687870 1,346

3 23/08/2016 42750 1,11 47453 1827562500 1,232

4 20/02/2017 42942 1,09 46807 1844041790 1,188

5 16/10/2018 43519 1,03 44825 1893923447 1,061

𝛴 213462 5,58 238074 9114600592 6,243

Setelah didapat hasil pada Tabel (4.10), maka dicari nilai korelasi (r)
dengan menggunakan regresi linear. Adapun perhitungannya mencari korelasi
(r) :
(𝑛 ∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
𝑟=
√[(𝑛 ∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2][𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]
(5 𝑥 238074) − (213462 𝑥 5,58)
=
√[(5 𝑥 9114600592) − (213462)2]𝑥 [(5 𝑥 6,243) − (5,58)2
(1190369 − 1191115)
=
√(45573002959 − 45565828402) 𝑥 [31,214 − 31,1364)
−746,154
=
√(7174556) 𝑥 [0,0776)
−746,154
=
√(556746)
−746,154
=
746,154
𝑟 = −1,00

Menghitung konstanta (a) :

(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌)


𝑎=
𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2
(5,58 𝑥 9114600592) − (213462 𝑥 238074)
=
(5 𝑥 9114600592) − (213462)2
(50859471302 − 50819609467)
=
(45573002959 − 45565828402)
39861834
=
7174556

𝑎 = 5,556

Menghitung koefisien regresi (b) :

𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑
𝑏= 𝑌)
𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2
(5 𝑥 238074) − (213462 𝑥 5,58)
=
(5 𝑥 9114600592) − (213462)2

(1190369 − 1191115)
=
(45573002959 − 45565828402)
−746,154
=
7174556

𝑏 = −0,0001

Dapat dilihat bahwa bertambahnya jadwal pemeliharaan linear terhadap


nilai indeks polarisasi (PI) dan diperoleh persamaan empiris regresi linier y = -
0,0001 x + 5,556 dengan R2= 0,997. Jika R2 = 0,997 berarti kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 99,7%,
maka jadwal pemeliharaan dan hasil prediksi besaran nilai kritis sangat terikat.
Untuk nilai r = -0,999 artinya korelasinya negatif (berbanding terbalik), jika
jadwal pemeliharaan meningkat maka nilai indeks polarisasi (PI) akan menurun
begitu juga sebaliknya.

4.5.2. Rekapitulasi Hasil Korelasi Prediksi Besaran Nilai Kritis dengan


Jadwal Pemeliharaan

Pada pengujian tangen delta (Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek)


dilakukan perhitungan yang sama untuk mencari nilai x dengan mengasumsikan
nilai y pada setiap pengujian sehingga didapat nilai rekapitulasi hasil korelasi (r)
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Korelasi Prediksi Besaran Nilai Kritis dengan Jadwal Pemeliharaan

Trafo INDEKS POLARISASI (PI) TANGEN DELTA (TAN δ) KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)

Daya R% r (+,-) a b R% r (+,-) a b R% r (+,-) a b

GT
Sebelum Purifikasi

89,54% -1,00 5,556 -0,0001 90,55% 1,00 -1,907 0,00006 90,81% -1,00 65,438 -0,0011
1.1

GT
93,10% -1,00 4,172 -0,00007 83,17% 1,00 -2,414 0,00007 97,09% -1,00 59,371 -0,001
1.2

GT
86,03% -1,00 5,082 -0,00009 85,07% 1,00 -2,541 0,00007 88,12% -1,00 61,622 -0,0011
2.1

GT
89,52% -1,00 4,296 -0,00007 93,23% 1,00 -1,678 0,00005 96,44% -1,00 50,179 -0,0008
2.2

GT
Sesudah Purifikasi

97,77% -1,00 -0,0041 0,000034 92,73% 1,00 0,0078 0,000013 76,63% -1,00 -0, 770 0,000048
1.1

GT
88,07% -1,00 -0,0045 0,000033 82,99% 1,00 0,012 0,000014 92,55% -1,00 -0,674 0,00045
1.2

GT
94,58% -1,00 -0,0038 0,000035 91,01% 1,00 0,0078 0,000013 81,32% -1,00 -0,702 0,00045
2.1

GT
82,36% -1,00 -0,0044 0,000034 88,34% 1,00 0,001 0,000014 87,40% -1,00 -0,701 0,00045
2.2

49 49

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil rata-rata
keseluruhan seperti nilai R2 = 90%, disini berarti bahwa kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan varians dalam variabel terikatnya sangat
kuat. Dalam konteks ini variabel bebasnya adalah jadwal pemeliharaan dan
variabel terikatnya adalah hasil prediksi besaran nilai kritis. Setelah
ditentukan prediksi besaran nilai kritis setiap pengujian yaitu indeks
polarisasi (PI), kekuatan dielektrik (Ek) dan tangen delta (Tan δ)
menggunakan bantuan software microsoft excel dengan menganalisis tren
dari hasil data-data pengujian yang telah dilakukan oleh pihak PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan dari tahun 2014-2018 pada
4 unit aset transformator daya ketika sebelum purifikasi dan sesudah
purifikasi.
Dapat dilihat sesuai Gambar 4.8, 4.9, 4.10 dan juga selebihnya pada
lampiran mengenai grafik kinerja pengujian isolasi vs jadwal pemeliharaan
bahwa, semakin bertambahnya jadwal pemeliharaan sebuah transformator
daya akan semakin mempengaruhi nilai setiap pengujian. Sebagaimana yang
diketahui bahwa lifetime transformator daya telah ditentukan masa pakainya
sejak transformator daya tersebut dibuat oleh pabrik. Berhubungan dengan
hal tersebut, keberlangsungan transformator daya tersebut pasti akan
menemui kesulitan baik seperti temperatur, pembebanan maupun gangguan
yang mengakibatkan menurunnya kinerja isolasi semakin cepat dari yang
diprediksi oleh yang membuat transformator daya tersebut.
Namun disinilah pentingnya menganalisis data-data historis yang telah
terjadi setiap pengujian dengan membuat sebuah tren agar dapat
memprediksi kapan tercapainya nilai kritis sesuai dengan standar yang telah
ditentukan agar lebih respon mengaplikasikan pemeliharaan-pemeliharaan
yang efisien terhadap transformator daya tersebut. Dalam konteks ini
pentingnya tindakan pemeliharaan seperti layaknya melakukan purifikasi
untuk mempertahankan sistem penyaluran tenaga listrik yang stabil dan
konsisten ke pemakai/konsumen.

50
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan


sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil prediksi disimpulkan bahwa trafo GT 1.1 mencapai
nilai kritis paling cepat ketika sebelum purifikasi yaitu pada tahun 2020
dan tahun 2023 saat uji indeks polarisasi (PI) dan kekuatan dielektrik
(Ek). Sementara saat uji tangen delta (Tan δ), trafo GT 1.2 mencapai
nilai kritis paling cepat yaitu tahun 2025.
2. Berdasarkan hasil prediksi disimpulkan bahwa trafo GT 2.2 mencapai
nilai kritis paling lama ketika sesudah purifikasi yaitu pada tahun 2027
dan tahun 2031 saat uji indeks polarisasi (PI) dan kekuatan dielektrik
(Ek). Sementara saat uji tangen delta (Tan δ), trafo GT 2.2 mencapai
nilai kritis paling lama yaitu tahun 2030.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan software microsoft excel
disimpulkan bahwa total rata-rata kesalahan (error) tidak melebihi 3 %
sehingga masih layak digunakan untuk memprediksi besaran nilai kritis.
4. Berdasarkan total rata-rata hasil R2 dengan metode regresi antara jadwal
pemeliharaan dan prediksi besaran nilai kritis memiliki korelasi yang
kuat yaitu 90 %.

5.2. Saran

1. Sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan program-program yang


lebih modern dalam menentukan prediksi tercapainya besaran nilai kritis
setiap pengujian kinerja isolasi.
2. Sebaiknya pihak PLN lebih responsif dalam menanggapi tren data
historical yang telah dilakukan mereka. Adapun hal ini untuk
memelihara lama pakai transformator daya itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Pandapotan, Junedy. “Studi Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur


Transformator Daya (Aplikasi Gardu Induk Pematang Siantar)”. Jurnal
Singuda Ensikom, Vol. 3, No. 1, pp. 29-34. 2014
[2] Simamora, Yoakim. “Analisis Ketidakseimbangan Beban Transformator
Distribusi Untuk Identifikasi Beban Lebih Dan Estimasi Rugi-Rugi Pada
Jaringan Tegangan Rendah”. Jurnal Singuda Ensikom, Vol. 7, No. 3, pp.
137-142. 2014
[3] Chitnavis, Kanika. “Reviex of Critical Analysis for Life Estimation of
Power Transformer”. 4th International Conference on Power, Control &
Embedded Systems (ICPCES), IEEE. 2017
[4] Napitupulu, John. “Analisis Keandalan Transformator Daya Menggunakan
Metode Distribusi Weibull (Studi Kasus Transformator Daya GI. Titi
Kuning PT. PLN PERSERO),” Jurnal Singuda Ensikom, Vol. 3, No. 3,
pp. 112-117. 2013
[5] Simanjuntak, Christian. “Pengaruh Kenaikan Temperatur Terhadap
Tegangan Tembus Udara Pada Elektroda Bola Terpolusi Asam”. Jurnal
Singuda Ensikom, Vol. 6, No. 3, pp. 117-122. 2014
[6] Sinaga, Zico. “Pengaruh Pembersihan Oleh Hujan Terhadap Arus Bocor
Isolator Pin Post 20 KV Terpolusi”. Jurnal Singuda Ensikom, Vol. 8, No. 2,
pp. 85-90. 2014
[7] Zulkarnaen, Hendra. “Condition Monitoring of Distribution Transformers,”
2nd Nommensen International Conference on Technology and Engineering,
Materials Science and Engineering, IOP Publishing. 2018
[8] Yunus Bicen, Faruk Aras, Hulya Kirkici. “Lifetime Estimation and
Monitoring of Power Transformer Considering Annual Load Factors”.
IEEE Transactions on Dielectrics and Electrical Insulation, Vol. 21, No. 3,
pp. 1360-1367. 2018
[9] Arias, R. “Health Index for Transformer Condition Assessment”. IEEE
Latin America Transactions, Vol. 16, No. 12, pp. 2843-2848. 2018
[10] Mandlik, Manoj. “Moisture Aided Degradation of Impreganated Paper
Insulation in Power Transformers”. IEEE Transactions on Dielectrics and
Electrical Insulation, Vol. 2, No.1, pp. 186-193. 2014
[11] Stringer, Andrew, Christoper Thompson, Carolina Barriga. “Analysis of
Historical Transformer Failure And Maintenance Data : Effects of Era, Age
and Maintenance on Component Failure Rates”. IEEE. IEEE Transactions
on Industry Applications, Vol. 55, No. 6, pp. 5643-5651. 2019
[12] IEC 60076. “Power Transformer – Part 3 : Insulation Levels, Dielectric
Tests, and External Clearances in air”. IEC Std. 03-2000
[13] ANSI C.57.12.90. “Test Code for Liquid-Immersed Distribution, Power and
Regulating Transformers and Guide for Short Circuit Testing of Distribution
and Power Transformers”. ANSI Std.90-1990
[14] IEC 156. “Standard for General Requirements for Liquid-Immersed
Distribution, Power and Regulating Transformers. IEC Std. 28-2010

53
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN A

SCREEN SHOOT NILAI ERROR MAPE, MSE DAN MAD INDEKS


POLARISASI (PI), TANGEN DELTA (TAN δ), KEKUATAN
DIELEKTRIK (EK)
1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.2

2. GT 2.1

3. GT 2.2
b. Tangen Delta (Tan δ)
1. GT 1.1

2. GT 1.2

3. GT 2.1

4. GT 2.2
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
1. GT 1.1

2. GT 1.2

3. GT 2.1

4. GT 2.2
2. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.1

2. GT 1.2

3. GT 2.1

4. GT 2.2
b. Tangen Delta (Tan δ)
1. GT 1.1

2. GT 1.2

3. GT 2.1

4. GT 2.2
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
1. GT 1.1

2. GT 1.2

3. GT 2.1

4. GT 2.2
LAMPIRAN B

SCREEN SHOOT PREDIKSI BESARAN NILAI KRITIS INDEKS POLARISASI (PI), TANGEN DELTA (TAN δ), KEKUATAN
DIELEKTRIK (EK)
1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)

Universitas Sumatera Utara


b. Tangen Delta (Tan δ)
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
2. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
b. Tangen Delta (Tan δ)
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
LAMPIRAN C

GRAFIK KINERJA INDEKS POLARISASI (PI), TANGEN


DELTA (TAN δ), KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)

1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi
(PI) 1. GT 1.2
INDEKS POLARISASI (PI)

1.18 y = -0,000072x + 4,172


1.16 1.16 R² = 0,931
1.14
1.12 1.13
1.1 1.11
1.08
1.06 1.07
1.04 1.05
1.02
1
0.98

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

2. GT 2.1
INDEKS POLARISASI (PI)

1.25 y = -0,000093x + 5,082


1.23 R² = 0,860
1.20
1.18
1.15
1.12
1.10 1.10 1.09
1.05

1.00

0.95

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

Universitas Sumatera Utara


3. GT 2.2

INDEKS POLARISASI (PI)


1.24
1.22 1.22 y = -0,000074x + 4,296
1.20 R² = 0,895
1.18
1.16
1.17
1.14
1.12 1.15
1.10
1.12
1.08
1.06 1.10
1.04
1.02

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

b. Tangen Delta (Tan δ)


1. GT 1.1

0.72 y = 0,00006x - 1,907


0.701
0.7 R² = 0,906 0.689
0.68
TANGEN DELTA (TAN δ)

0.675
0.66
0.64
0.62 0.634
0.6
0.58 0.612
0.56

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


2. GT 1.2

0.85 y = 0,000074x - 2,414 0.823


R² = 0,832

TANGEN DELTA (TAN δ)


0.8

0.75 0.734
0.714 0.722
0.702
0.7

0.65

0.6

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

3. GT 2.1
TANGEN DELTA (TAN δ)

0.740 y = 0,000075x - 2,541


0.720 R² = 0,851 0.719
0.700 0.707
0.680
0.660
0.640
0.620
0.641
0.600
0.626
0.580 0.613
0.560
0.540

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


4. GT 2.2

TANGEN DELTA (TAN δ)


0.800 y = 0,000057x - 1,678
R² = 0,932 0.789
0.780
0.760
0.740
0.745

0.720 0.724
0.718
0.700 0.697
0.680
0.660
0.640

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

c. Kekuatan Dielektrik
(Ek) 1. GT 1.1
KEKUATAN DIELKTRIK (EK)

16 y = -0,001197x + 65,438
R² = 0,908
15.5
15.2 15.17
15
14.8
14.5

14 13.97

13.5 13.53

13

12.5

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


2. GT 1.2

KEKUTAN DIELEKTRIK (EK)


16
y = -0,001047x + 59,371
15.6 R² = 0,971
15.5
15.2
15
14.8 14.72
14.5

14
13.9

13.5

13

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

3. GT 2.1
KEKUJATAN DIELEKTRIK (EK)

16.00 y = -0,001104x + 61,622


R² = 0,881
15.5015.53

15.00
14.80 14.70
14.50 14.58

14.00

13.50 13.57

13.00

12.50

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


4. GT 2.2

KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)


15.50 y = -0,000834x + 50,179
R² = 0,964

15.20 15.13
15.00
14.80
14.50
14.40

14.00 14.00

13.50

13.00

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

1. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi
(PI) 1. GT 1.1
INDEKS POLARISASI (PI)

2.5 y = 0,000035x - 0,041


R² = 0,978

2 1.99 1.94 1.82 1.7


1.58
1.5

1 1.19
1.16 1.11 1.09
1.03

0.5

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


2. GT 1.2

INDEKS POLARISASI (PI)


y = 0,000033x - 0,045
2 R² = 0,881
1.8 1.87 1.72 1.68
1.6 1.61 1.55
1.4
1.2
1
0.8 1.16 1.13 1.05
1.11 1.07
0.6
0.4
0.2
0

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

3. GT 2.1
INDEKS POLARISASI (PI)

y = 0,000035x - 0,038
R² = 0,946
2.50
2.02
2.00 1.91
1.73 1.68
1.60
1.50

1.00 1.23 1.18 1.10


1.12 1.09

0.50

0.00

JADWAL PEMELIHARAAN TGL/BLN/THN)


4. GT 2.2

INDEKS POLARISASI (PI)


y = 0,000034x - 0,044
R² = 0,823
2.50

2.00 1.93
1.77 1.71 1.63 1.61
1.50

1.22 1.10
1.00 1.17 1.15 1.12

0.50

0.00

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

b. Tangen Delta (Tan δ)


1. GT 1.1
TANGEN DELTA (TAN δ)

y = 0,000013x + 0,0078
R² = 0,927
0.8
0.7
0.675 0.689 0.701
0.6
0.612 0.634
0.5
0.4
0.488
0.3 0.442 0.476
0.2 0.402 0.413
0.1
0

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


2. GT 1.2

TANGEN DELTA (TAN δ)


y = 0,000014x + 0,012
0.9 R² = 0,829
0.8
0.823
0.7 0.734
0.702 0.714 0.722
0.6
0.5
0.4
0.475 0.497
0.3 0.444 0.453
0.2 0.393
0.1
0

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

3. GT 2.1
TANGEN DELTA (TAN δ)

y = 0,000013x + 0,0078
0.800 R² = 0,910

0.700 0.707 0.719


0.600 0.626 0.641
0.613

0.500 0.497
0.400 0.429 0.431 0.454
0.408
0.300
0.200
0.100
0.000

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


4. GT 2.2

y = 0,000014x + 0,012

TANGEN DELTA (TAN δ)


R² = 0,883
0.900
0.800
0.700 0.789
0.718 0.724 0.745
0.600 0.697
0.500
0.400
0.300 0.496 0.499
0.461
0.200 0.412 0.429
0.100
0.000

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

c. Kekuatan Dielektrik
(Ek) 1. GT 1.1
KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)

y = 0,00048x - 0,770
30 R² = 0,766

25 24 23.9 23.55
21.2
21.12
20

15 14.8
15.2 15.17
13.97
13.53
10

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


2. GT 1.2

KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)


y = 0,00045x - 0,674
30
R² = 0,925

25 24
23.6
22.8
21.6 21.2
20

15 15.6 15.2 14.8 14.72 13.9

10

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)

3. GT 2.1
KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)

y = 0,00045x - 0,702
30.00
R² = 0,813
25.00
24.00 23.80 23.60
21.60 21.12
20.00

15.00 15.53 14.80 14.70 14.58


13.57
10.00

5.00

0.00

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


4. GT 2.2

KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)


y = 0,00045x - 0,702
R² = 0,874
30.00

25.00
24.00 23.80 23.60
21.60 21.12
20.00

15.00 15.53 14.80 14.70 14.58


13.57
10.00

5.00

0.00

JADWAL PEMELIHARAAN (TGL/BLN/THN)


LAMPIRAN D

TABEL PERHITUNGAN KORELASI METODE REGRESI INDEKS POLARISASI (PI), TANGEN DELTA (TAN
δ), KEKUATAN DIELEKTRIK (EK) DENGAN JADWAL PEMELIHARAAN

1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.2
LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 10/09/2014 4,172 -0,000072 41833 1,16 48527 1750027778 1,346
2015 18/03/2015 4,172 -0,000072 42250 1,13 47743 1785062500 1,277
2016 24/08/2016 4,172 -0,000072 42528 1,11 47206 1808611883 1,232
2017 21/02/2017 4,172 -0,000072 43083 1,07 46099 1856173611 1,145
2018 17/10/2018 4,172 -0,000072 43361 1,05 45529 1880185957 1,103
∑ 213056 5,52 235103 9080061728 6,102

r= -1,00
a= 4,172
b= -0,000072

2. GT 2.1

LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 11/09/2014 5,082 -0,00009 41419 1,23 50946 1715562955 1,513
2015 19/03/2015 5,082 -0,00009 41957 1,18 49509 1760388947 1,392
2016 27/08/2016 5,082 -0,00009 42602 1,12 47714 1814943230 1,254
2017 22/02/2017 5,082 -0,00009 42817 1,10 47099 1833312984 1,210

Universitas Sumatera Utara


2018 18/10/2018 5,082 -0,00009 42925 1,09 46788 1842532547 1,188
∑ 211720 5,72 242056 8966740664 6,558

r= -1,00
a= 5,082
b= -0,000093

3. GT 2.2
LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 12/09/2014 4,296 -0,000074 41568 1,22 50712 1727862673 1,488
2015 20/03/2015 4,296 -0,000074 42243 1,17 49425 1784491600 1,369
2016 30/08/2016 4,296 -0,000074 42514 1,15 48891 1807398831 1,323
2017 23/02/2017 4,296 -0,000074 42919 1,12 48069 1842033601 1,254
2018 22/10/2018 4,296 -0,000074 43189 1,10 47508 1865306063 1,210
∑ 212432 5,76 244605 9027092768 6,644

r= -1,00
a= 4,296
b= -0,000074

b. Tangen Delta (Tan δ) 1.


GT 1.1
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 16/09/2014 -1,907 0,000060 41983 0,612 25694 1762600278 0,375
2015 24/03/2015 -1,907 0,000060 42350 0,634 26850 1793522500 0,402
2016 02/09/2016 -1,907 0,000060 43033 0,675 29048 1851867778 0,456
2017 24/02/2017 -1,907 0,000060 43267 0,689 29811 1872004444 0,475
2018 23/10/2018 -1,907 0,000060 43467 0,701 30470 1889351111 0,491
∑ 214100 3,311 141872 9169346111 2,198

r= 1,00
a= -1,907
b= 0,00006

2. GT 1.2
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 17/09/2014 -2,414 0,000074 42108 0,702 29560 1773092768 0,493
2015 25/03/2015 -2,414 0,000074 42270 0,714 30181 1786775749 0,510
2016 06/09/2016 -2,414 0,000074 42378 0,722 30597 1795926954 0,521
2017 28/02/2017 -2,414 0,000074 42541 0,734 31225 1809697589 0,539
2018 24/10/2018 -2,414 0,000074 43743 0,823 36001 1913471329 0,677
∑ 213041 3,695 157564 9078964390 2,740

r= 1,00
a= -2,414
b= 0,000074

3. GT 2.1
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 20/09/2014 -2,541 0,00008 42053 0,613 25779 1768482844 0,376
2015 28/03/2015 -2,541 0,00008 42227 0,626 26434 1783091378 0,392
2016 07/09/2016 -2,541 0,00008 42427 0,641 27195 1800022044 0,411
2017 01/03/2017 -2,541 0,00008 43307 0,707 30618 1875467378 0,500
2018 25/10/2018 -2,541 0,00008 43467 0,719 31253 1889351111 0,517
∑ 213480 3,31 141278 9116414756 2,195

r= 1,00
a= -2,541
b= 0,000075

4. GT 2.2
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 24/09/2014 -1,678 0,000057 41667 0,697 29042 1736111111 0,486
2015 01/04/2015 -1,678 0,000057 42035 0,718 30181 1766948600 0,516
2016 08/09/2016 -1,678 0,000057 42140 0,724 30510 1775809172 0,524
2017 02/03/2017 -1,678 0,000057 42509 0,745 31669 1806995691 0,555
2018 29/10/2018 -1,678 0,000057 43281 0,789 34148 1873219144 0,623
∑ 211632 3,67 155550 8959083718 2,703

r= 1,00
a= -1,678
b= 0,000057

c. Kekuatan Dielektrik (Ek)


1. GT 1.1
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 01/09/2014 65,438 -0,001197 41970 15,2 637943 1761474589 231
2015 03/03/2015 65,438 -0,001197 41995 15,17 637064 1763578972 230
2016 10/08/2016 65,438 -0,001197 42304 14,8 626101 1789636333 219
2017 13/02/2017 65,438 -0,001197 42997 13,97 600675 1848784467 195
2018 08/10/2018 65,438 -0,001197 43365 13,53 586730 1880530108 183
∑ 212632 72,67 3088512 9044004470 1058

r= -1,00
a= 65,438
b= -0,001197

2. GT 1.2
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 02/09/2014 59,371 -0,001047 41806 15,6 652175 1747751059 243
2015 04/03/2015 59,371 -0,001047 42188 15,2 641260 1779840561 231
2016 11/08/2016 59,371 -0,001047 42570 14,8 630039 1812221977 219
2017 14/02/2017 59,371 -0,001047 42647 14,72 627758 1818733290 217
2018 09/10/2018 59,371 -0,001047 43430 13,9 603674 1886147478 193
∑ 212641 74,22 3154907 9044694365 1103

r= -1,00
a= 59,371
b= -0,001047

3. GT 2.1
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 03/09/2014 61,622 -0,001104 41750 15,53 648378 1743062500 241
2015 07/03/2015 61,622 -0,001104 42411 14,80 627686 1798712590 219
2016 18/08/2016 61,622 -0,001104 42502 14,70 624777 1806403989 216
2017 15/02/2017 61,622 -0,001104 42611 14,58 621261 1815655328 213
2018 10/10/2018 61,622 -0,001104 43525 13,57 590639 1894457165 184
∑ 212799 73,18 3112741 9058291571 1073

r= -1,00
a= 61,622
b= -0,001104

4. GT 2.2
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 05/09/2014 50,179 -0,000834 41941 15,20 637507 1759068200 231
2015 11/03/2015 50,179 -0,000834 42025 15,13 635841 1766115742 229
2016 19/08/2016 50,179 -0,000834 42421 14,80 627829 1799529644 219
2017 16/02/2017 50,179 -0,000834 42900 14,40 617767 1840451151 207
2018 13/10/2018 50,179 -0,000834 43380 14,00 607321 1881832722 196
∑ 212668 73,53 3126265 9046997460 1082

r= -1,00
a= 50,179
b= -0,000834
2. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.1
LINE
G X Y Y²
T
a b
1 2 0 - 03 1 41 1
. 0 9 0 ,5 , 12 ,
1 1 / , 01 1 83 4
4 0 0 07 9 57 1
9 4 01 40 6
/ 1 0 2
2 3 9
0 5 3
1 8
4 8
1 2 1 - 05 1 1 3 3
. 0 1 0 ,8 , 1 3 ,
1 1 / , 00 9 5 6 9
4 0 0 02 9 4 7 6
9 4 09 7 3 0
/ 1 0 7 1
2 3 5
0 5 1
1 0
4 2
1 2 1 - 03 1 31 1
. 0 4 0 ,4 , 91 ,
1 1 / , 03 1 87 3
5 0 0 01 6 07 4
3 4 04 54 6
/ 1 0 7
2 3 0
0 5 2
1 0
5 4
1 2 1 - 05 1 13 3
. 0 7 0 ,6 , 02 ,
1 1 / , 06 9 90 7
5 0 0 00 4 83 6
3 4 00 05 4
/ 1 0 46
2 3 0
0 5 0
1 0
5 0
1 2 2 - 03 1 31 1
. 0 3 0 ,2 , 60 ,
1 1 / , 08 1 58 2
6 0 0 08 1 01 3
8 4 06 34 2
/ 1 0 7
2 3 0
0 5 2
1 0
6 4
1 2 2 - 05 1 92 3
. 0 5 0 ,3 , 68 ,
1 1 / , 01 8 72 3
6 0 0 07 2 77 1
8 4 01 22 2
/ 1 0 0
2 3 0
0 5 8
1 1
6 6
1 2 2 - 03 1 31 1
. 0 0 0 ,2 , 50 ,
1 1 / , 03 0 24 1
7 0 0 01 9 24 8
2 4 04 32 8
/ 1 0 1
2 3 3
0 5 0
1 6
7 1
1 2 2 - 04 1, 82 2
. 0 2 0 ,9 7 44 ,
1 1 / , 07 57 8
7 0 0 04 64 9
2 4 03 33 0
/ 1 0 5
2 3 1
0 5 8
1 3
7 7
1 2 1 - 03 1 39 1
. 0 6 0 ,0 , 13 ,
1 1 / , 06 0 56 0
8 1 0 00 3 13 6
0 4 00 86 1
/ 1 0 0
2 3 0
0 5 0
1 0
8
1 2 1 - 04 1 72 2
. 0 8 0 ,6 , 31 ,
1 1 / , 03 5 14 4
8 1 0 01 8 75 9
0 4 04 70 6
/ 1 0 1
2 3 3
0 5 0
1 6
8 1
∑ 4 1 6 1 2
2 4 6 9 2
9 , 4 4 ,
1 6 6 9 6
4 1 9 3 6
3 5 9 5
8
3
6
7
3
r= -1,00
a= -0,041
b= 0,000034

2. GT 1.2
LINEAR
GT PI X Y XY X² Y²
a b
1.2 2014 10/09/2014 -0,045 0,000033 36515 1,16 42358 1333356290 1,346
1.2 2014 12/09/2014 -0,045 0,000033 58030 1,87 108517 3367516070 3,497
1.2 2015 18/03/2015 -0,045 0,000033 35606 1,13 40235 1267791552 1,277
1.2 2015 20/03/2015 -0,045 0,000033 53485 1,72 91994 2860629017 2,958
1.2 2016 24/08/2016 -0,045 0,000033 35000 1,11 38850 1225000000 1,232
1.2 2016 26/08/2016 -0,045 0,000033 52273 1,68 87818 2732438017 2,822
1.2 2017 21/02/2017 -0,045 0,000033 33788 1,07 36153 1141620753 1,145
1.2 2017 23/02/2017 -0,045 0,000033 50152 1,61 80744 2515174472 2,592
1.2 2018 17/10/2018 -0,045 0,000033 33182 1,05 34841 1101033058 1,103
1.2 2018 19/10/2018 -0,045 0,000033 48333 1,55 74917 2336111111 2,403
∑ 436364 13,95 636426 19880670340 20,374
r= -1,00
a= -0,0045
b= 0,000033

3. GT 2.1
LINEAR
GT PI X Y XY X² Y²
a b
2.1 2014 11/09/2014 -0,038 0,000035 36229 1,23 44561 1312509388 1,513
2.1 2014 13/09/2014 -0,038 0,000035 58800 2,02 118776 3457440000 4,080
2.1 2015 19/03/2015 -0,038 0,000035 34800 1,18 41064 1211040000 1,392
2.1 2015 21/03/2015 -0,038 0,000035 55657 1,91 106305 3097717551 3,648
2.1 2016 27/08/2016 -0,038 0,000035 33086 1,12 37056 1094664490 1,254
2.1 2016 29/08/2016 -0,038 0,000035 50514 1,73 87390 2551693061 2,993
2.1 2017 22/02/2017 -0,038 0,000035 32514 1,10 35766 1057178776 1,210
2.1 2017 24/02/2017 -0,038 0,000035 49086 1,68 82464 2409407347 2,822
2.1 2018 18/10/2018 -0,038 0,000035 32229 1,09 35129 1038680816 1,188
2.1 2018 20/10/2018 -0,038 0,000035 46800 1,60 74880 2190240000 2,560
∑ 429714 14,66 663391 19420571429 22,662

r= -1,00
a= -0,038
b= 0,000035
4. GT 2.2
LINE
G X Y X X Y
T Y ² ²
a b
2 2 1 - 03 1 41 1
. 0 2 0 ,7 , 53 ,
2 1 / , 01 2 38 4
4 0 0 07 2 52 8
9 4 06 50 8
/ 4 0 8
2 3 9
0 4 9
1 6
4 5
2 2 1 - 05 1 1 3 3
. 0 5 0 ,8 , 1 3 ,
2 1 / , 00 9 2 7 7
4 0 0 05 3 0 0 2
9 4 09 5 8 5
/ 4 0 4 2
2 3 6
0 4 9
1 9
4 0
2 2 2 - 03 1 41 1
. 0 0 0 ,5 , 12 ,
2 1 / , 07 1 77 3
5 0 0 00 7 74 6
3 4 06 69 9
/ 4 0 1
2 3 0
0 4 0
1 3
5 5
2 2 2 - 05 1 92 3
. 0 3 0 ,3 , 48 ,
2 1 / , 03 7 44 1
5 0 0 05 7 36 3
3 4 03 55 3
/ 4 0 3
2 3 6
0 4 3
1 3
5 2
2 2 3 - 03 1 41 1
. 0 0 0 ,5 , 02 ,
2 1 / , 01 1 33 3
6 0 0 01 5 83 2
8 4 08 52 3
/ 4 0 4
2 3 9
0 4 1
1 3
6 5
2 2 0 - 05 1 82 2
. 0 1 0 ,1 , 86 ,
2 1 / , 05 7 26 9
6 0 0 08 1 11 2
9 4 08 63 4
/ 4 0 4
2 3 6
0 4 0
1 2
6 1
2 2 2 - 03 1 31 1
. 0 3 0 ,4 , 81 ,
2 1 / , 02 1 37 2
7 0 0 03 2 42 5
2 4 05 40 4
/ 4 0 5
2 3 5
0 4 3
1 6
7 3
2 2 2 - 04 1 82 2
. 0 5 0 ,9 , 04 ,
2 1 / , 02 6 22 6
7 0 0 03 3 54 5
2 4 05 41 7
/ 4 0 1
2 3 4
0 4 1
1 8
7 7
2 2 2 - 03 1 31 1
. 0 2 0 ,3 , 71 ,
2 1 / , 06 1 03 2
8 1 0 04 0 12 1
0 4 07 21 0
/ 4 0 2
2 3 4
0 4 5
1 6
8 7
2 2 2 - 04 1 72 2
. 0 4 0 ,8 , 83 ,
2 1 / , 06 6 36 5
8 1 0 04 1 26 9
0 4 07 25 2
/ 4 0 3
2 3 6
0 4 3
1 3
8 2
∑ 4 1 6 1 2
3 4 5 9 1
6 , 6 8 ,
7 4 1 6 6
6 1 5 3 7
5 1 7 5
8
8
9
2
7
r= -1,00
a= -0,044
b= 0,000034

b. Tangen Delta (Tan δ)


1. GT 1.1
LINEAR
GT TAN δ X Y XY X² Y²
a b
1.1 2014 16/09/2014 0,0078 0,000013 46477 0,612 28444 2160104379 0,375
1.1 2014 18/09/2014 0,0078 0,000013 30323 0,402 12190 919488994,1 0,162
1.1 2015 24/03/2015 0,0078 0,000013 48169 0,634 30539 2320274793 0,402
1.1 2015 26/03/2015 0,0078 0,000013 31169 0,413 12873 971520946,7 0,171
1.1 2016 02/09/2016 0,0078 0,000013 51323 0,675 34643 2634058225 0,456
1.1 2016 05/09/2016 0,0078 0,000013 33400 0,442 14763 1115560000 0,195
1.1 2017 24/02/2017 0,0078 0,000013 52400 0,689 36104 2745760000 0,475
1.1 2017 27/02/2017 0,0078 0,000013 36015 0,476 17143 1297107929 0,227
1.1 2018 23/10/2018 0,0078 0,000013 53323 0,701 37379 2843350533 0,491
1.1 2018 25/10/2018 0,0078 0,000013 36938 0,488 18026 1364449941 0,238
∑ 419538 5,53 242104 18371675740 3,191
r= 1,00
a= 0,0078
b= 0,000013

2. GT 1.2
LINEAR
GT TAN δ X Y XY X² Y²
a b
1.2 2014 17/09/2014 0,0120 0,000014 49286 0,702 34599 2429081633 0,493
1.2 2014 19/09/2014 0,0120 0,000014 27214 0,393 10695 740617346,9 0,154
1.2 2015 25/03/2015 0,0120 0,000014 50143 0,714 35802 2514306122 0,510
1.2 2015 27/03/2015 0,0120 0,000014 30857 0,444 13701 952163265,3 0,197
1.2 2016 06/09/2016 0,0120 0,000014 50714 0,722 36616 2571938776 0,521
1.2 2016 08/09/2016 0,0120 0,000014 31500 0,453 14270 992250000 0,205
1.2 2017 28/02/2017 0,0120 0,000014 51571 0,734 37853 2659612245 0,539
1.2 2017 02/03/2017 0,0120 0,000014 33071 0,475 15709 1093719388 0,226
1.2 2018 24/10/2018 0,0120 0,000014 57929 0,823 47675 3355719388 0,677
1.2 2018 26/10/2018 0,0120 0,000014 34643 0,497 17218 1200127551 0,247
∑ 416929 5,96 264137 18509535714 3,769

r= 1,00
a= 0,012
b= 0,000014
3. GT 2.1
LINE
G X Y X Y
T Y ²
a b
2 2 2 0 04 0 22 0
. 0 0 , ,6 , 81 ,
1 1 / 0 05 6 56 3
4 0 0 05 1 37 7
9 7 04 3 82 6
/ 8 0 6
2 1 0
0 3 5
1 9
4 2
2 2 2 0 03 0 19 0
. 0 3 , ,0 , 24 ,
1 1 / 0 07 4 57 1
4 0 0 08 0 66 6
9 7 05 8 09 6
/ 8 0 2
2 1 5
0 3 4
1 4,
4 4
2 2 2 0 04 0 22 0
. 0 8 , ,7 , 92 ,
1 1 / 0 05 6 76 3
5 0 0 05 2 61 9
3 7 04 6 93 2
/ 8 0 6
2 1 8
0 3 2
1 8
5 4
2 2 3 0 03 0 11 0
. 0 1 , ,2 , 30 ,
1 1 / 0 04 4 94 1
5 0 0 00 2 09 8
3 7 00 9 07 4
/ 8 0 6
2 1 0
0 3 0
1 0
5 0
2 2 0 0 04 0 32 0
. 0 7 , ,8 , 13 ,
1 1 / 0 07 6 27 4
6 0 0 00 4 22 1
9 7 08 1 24 1
/ 8 0 3
2 1 9
0 3 2
1 9
6 0
2 2 0 0 03 0 11 0
. 0 9 , ,2 , 40 ,
1 1 / 0 05 4 05 1
6 0 0 05 3 39 8
9 7 04 1 17 6
/ 8 0 5
2 1 2
0 3 8
1 9
6 9
2 2 0 0 05 0 32 0
. 0 1 , ,3 , 88 ,
1 1 / 0 07 7 09 5
7 0 0 08 0 22 0
3 7 05 7 67 0
/ 8 0 8
2 1 4
0 3 8
1 5
7 2
2 2 0 0 03 0 11 0
. 0 3 , ,4 , 51 ,
1 1 / 0 03 4 57 2
7 0 0 02 5 88 0
3 7 03 4 30 6
/ 8 0 7
2 1 3
0 3 6
1 0
7 9
2 2 2 0 05 0 32 0
. 0 5 , ,4 , 99 ,
1 1 / 0 07 7 39 5
8 1 0 00 1 32 1
0 7 08 9 59 7
/ 8 0 3
2 1 1
0 3 5
1 9
8 8
2 2 2 0 03 0 11 0
. 0 7 , ,7 , 84 ,
1 1 / 0 06 4 71 2
8 1 0 03 9 06 4
0 7 01 7 20 7
/ 8 0 7
2 1 4
0 3 7
1 9
8 3
∑ 4 5 218 3
1 , 433 ,
9 5 181 1
0 3 638 8
0 646 5
0 4 2
r= 1,00
a= 0,0078
b= 0,000013

4. GT 2.2
LINEAR
GT TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2.2 2014 24/09/2014 0,0120 0,000014 48929 0,697 34103 2394005102 0,486
2.2 2014 26/09/2014 0,0120 0,000014 28546 0,412 11751 814875584 0,169
2.2 2015 01/04/2015 0,0120 0,000014 50429 0,718 36208 2543040816 0,516
2.2 2015 03/04/2015 0,0120 0,000014 29781 0,429 12775 886937574,6 0,184
2.2 2016 08/09/2016 0,0120 0,000014 50857 0,724 36821 2586448980 0,524
2.2 2016 10/09/2016 0,0120 0,000014 32080 0,461 14793 1029134671 0,213
2.2 2017 02/03/2017 0,0120 0,000014 52357 0,745 39006 2741270408 0,555
2.2 2017 04/03/2017 0,0120 0,000014 34558 0,496 17134 1194260544 0,246
2.2 2018 29/10/2018 0,0120 0,000014 55500 0,789 43790 3080250000 0,623
2.2 2018 31/10/2018 0,0120 0,000014 34765 0,499 17337 1208592715 0,249
∑ 417802 5,97 263717 18478816395 3,764
r= 1,00
a= 0,0012
b= 0,000014

c. Kekuatan Dielektrik (Ek) 1.


GT 1.1
LINEAR
GT EK X Y XY X² Y²
a b
1.1 2014 01/09/2014 -0,770 0,000048 332708 15,2 5057167 1,10695E+11 231
1.1 2014 03/09/2014 -0,770 0,000048 516042 24 12385000 2,66299E+11 576
1.1 2015 03/03/2015 -0,770 0,000048 332083 15,17 5037704 1,10279E+11 230
1.1 2015 05/03/2015 -0,770 0,000048 513958 23,9 12283604 2,64153E+11 571
1.1 2016 10/08/2016 -0,770 0,000048 324375 14,8 4800750 1,05219E+11 219
1.1 2016 12/08/2016 -0,770 0,000048 506667 23,55 11932000 2,56711E+11 555
1.1 2017 13/02/2017 -0,770 0,000048 307083 13,97 4289954 94300173611 195
1.1 2017 15/02/2017 -0,770 0,000048 457708 21,2 9703417 2,09497E+11 449
1.1 2018 08/10/2018 -0,770 0,000048 297917 13,53 4030813 88754340278 183
1.1 2018 10/10/2018 -0,770 0,000048 456042 21,12 9631600 2,07974E+11 446
∑ 4044583 186,44 79152008 1,71388E+12 3656

r= -1,00
a= -0,770
b= 0,000048
2. GT 1.2
LINE
G X Y X Y
T ² ²
a b
1 2 0 - 03 1 5 1 2
. 0 2 0 ,6 5 6 3 4
2 1 / , 01 , 4 0 3
4 0 6 06 6 1 7
9 7 04 6 8
/ 4 4 5 6
2 5 7
0 0
1 4
4 2
1 2 0 - 05 21 3 5
. 0 4 0 ,4 43 0 7
2 1 / , 08 1 0 6
4 0 6 03 5 6
9 7 01 9 4
/ 4 4 4 5
2 5 7 0
0 7
1 4
4 6
1 2 0 - 03 1 5 1 2
. 0 4 0 ,5 5 3 2 3
2 1 / , 02 , 6 4 1
5 0 6 07 2 1 4
3 7 06 8 3
/ 4 4 8 6
2 5 4
0 8
1 2
5 0
1 2 0 - 05 2 1 2 5
. 0 6 0 ,3 3 2 9 5
2 1 / , 09 , 7 0 7
5 0 6 04 6 3 9
3 7 02 0 7
/ 4 4 3 6
2 5 6 3
0 3
1 3
5 8
1 2 1 - 03 1 5 1 2
. 0 1 0 ,4 4 0 1 1
2 1 / , 03 , 8 8 9
6 0 6 08 8 9 2
8 7 07 2 4
/ 4 4 3 4
2 5 2
0 8
1 4
6 4
1 2 1 - 05 2 1 2 5
. 0 3 0 ,2 2 1 7 2
2 1 / , 01 , 8 2 0
6 0 6 06 8 9 1
8 7 04 3 1
/ 4 4 4 2
2 5 9 9
0 2
1 6
6 4
1 2 1 - 03 1 5 1 2
. 0 4 0 ,4 4 0 1 1
2 1 / , 02 , 3 7 7
7 0 6 00 7 5 0
2 7 09 2 5 2
/ 4 4 5 4
2 5 8
0 0
1 7
7 9
1 2 1 - 04 2 1 2 4
. 0 6 0 ,9 1 0 4 6
2 1 / , 04 , 6 5 7
7 0 6 09 6 9 0
2 7 08 1 0
/ 4 4 5 3
2 5 2 0
0 0
1 0
7 5
1 2 0 - 03 1 4 1 1
. 0 9 0 ,2 3 5 0 9
2 1 / , 03 , 0 4 3
8 1 6 08 9 1 8
0 7 07 7 8
/ 4 4 5 9
2 5 6
0 1
1 7
8 8
1 2 1 - 04 2 1 2 4
. 0 1 0 ,8 1 0 3 4
2 1 / , 06 , 3 6 9
8 1 6 00 2 0 2
0 7 09 5 8
/ 4 4 0 2
2 5 8 4
0 0
1 7
8 9
∑ 4 18 1 3
3 84 9 6
1 74 4 7
4 , 0 0 2
6 49 4
7 29 0
9 1
6
3
9
5
r= -1,00
a= -0,674
b= 0,00045

3. GT 2.1
LINEAR
GT EK X Y XY X² Y²
a b
2.1 2014 03/09/2014 -0,702 0,00045 36071 15,53 560184 1301125057 241
2.1 2014 05/09/2014 -0,702 0,00045 54893 24,00 1317440 3013278044 576
2.1 2015 07/03/2015 -0,702 0,00045 34449 14,80 509844 1186725946 219
2.1 2015 10/03/2015 -0,702 0,00045 54449 23,80 1295884 2964681501 566
2.1 2016 18/08/2016 -0,702 0,00045 34227 14,70 503132 1171464711 216
2.1 2016 20/08/2016 -0,702 0,00045 54004 23,60 1274505 2916480020 557
2.1 2017 15/02/2017 -0,702 0,00045 33960 14,58 495137 1153281600 213
2.1 2017 17/02/2017 -0,702 0,00045 49560 21,60 1070496 2456193600 467
2.1 2018 10/10/2018 -0,702 0,00045 31716 13,57 430380 1005876464 184
2.1 2018 12/10/2018 -0,702 0,00045 48493 21,12 1024179 2351603378 446
∑ 431822 187,30 8481180 19520710321 3685
r= -1,00
a= -0,702
b= 0,00045

4. GT 2.2
LINEAR
GT EK X Y XY X² Y²
a b
2.2 2014 05/09/2014 -0,702 0,00045 36071 15,53 560184 1301125057 241
2.2 2014 08/09/2014 -0,702 0,00045 54893 24,00 1317440 3013278044 576
2.2 2015 11/03/2015 -0,702 0,00045 34449 14,80 509844 1186725946 219
2.2 2015 13/03/2015 -0,702 0,00045 54449 23,80 1295884 2964681501 566
2.2 2016 19/08/2016 -0,702 0,00045 34227 14,70 503132 1171464711 216
2.2 2016 22/08/2016 -0,702 0,00045 54004 23,60 1274505 2916480020 557
2.2 2017 16/02/2017 -0,702 0,00045 33960 14,58 495137 1153281600 213
2.2 2017 18/02/2017 -0,702 0,00045 49560 21,60 1070496 2456193600 467
2.2 2018 13/10/2018 -0,702 0,00045 31716 13,57 430380 1005876464 184
2.2 2018 15/10/2018 -0,702 0,00045 48493 21,12 1024179 2351603378 446
∑ 431822 187,30 8481180 19520710321 3685

r= -1,00
a= -0,702
b= 0,00045

Anda mungkin juga menyukai