Oleh:
YOSAFAT SOTARDUGA
NIM: 130402109
Degradasi isolasi pada transformator daya menimbulkan dampak yang tidak baik
bagi sistem kelistrikan seperti arus bocor akibat pengaruh bertambahnya panas
yang timbul pada transformator daya serta pengaruh lifetime transformator daya
itu sendiri. Tindakan purifikasi pada transformator daya adalah salah satu cara
untuk meminimalisir dampak degradasi isolasi berkelanjutan agar dapat dilakukan
jadwal pemeliharaan yang terencana dan terjadwal dalam mengatasi akibat lanjut
yang tidak diinginkan. Pada skripsi ini diajukan prediksi mengenai tren keadaan
isolasi transformator daya PLN yang kapasitasnya bervariasi dan jumlahnya
banyak. Analisis dilakukan terhadap 3 data pengukuran yaitu indeks polarisasi
(PI), tangen delta (Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) yang dilakukan PLN
selama tahun 2014-2018 untuk mendapatkan tren sehingga dapat diambil prediksi
untuk dijadikan parameter penilaian keadaan isolasi transformator daya tersebut.
Analisis tingkat kesalahan (error) digunakan untuk menguji nilai peramalan
dengan nilai aktual kondisi di PLN sebelum dilakukan prediksi dengan software
microsoft excel. Untuk mengimplementasi metode tersebut perlu dilakukan
metode regresi dalam rangka mencari korelasi antara hasil prediksi besaran nilai
kritis dengan jadwal pemeliharaan. Hasil korelasi tersebut akan menjelaskan
bahwa pentingnya jadwal pemeliharaan terhadap kontribusinya mendukung hasil
prediksi besaran nilai kritis yang dimana untuk mempertahankan lama pakai
transformator daya tersebut.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas berkat dan rahmat yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Analisis Kinerja Isolasi pada Transformator Daya
berdasarkan Indeks Polarisasi, Kekuatan Dielektrik dan Tangen Delta
(Aplikasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan)”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik Elektro,
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua yang telah
membesarkan penulis yaitu ayah penulis Ir. Togar Simanjuntak, MBA dan
ibunda penulis Christina Ginting serta kepada saudara penulis Philipi
Simanjuntak, SE. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya atas
keterlambatan penyelesaian studi ini dan akan menjadikan ini sebagai
pembelajaran kedepannya untuk menjadi yang lebih baik.
Selama masa perkuliahan hingga diselesaikannya skripsi ini penulis
banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Hendra Zulkarnain, M.T, selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Surya Hardi, M.Sc, PhD selaku Dosen Pembanding skripsi
yang telah banyak memberikan masukan dalam perbaikan skripsi ini
menjadi lebih baik.
3. Bapak Drs. Hasdari Helmi Rangkuti, M.T, selaku Dosen Wali
sekaligus Dosen Pembanding skripsi yang telah banyak memberikan
motivasi selama masa perkuliahan dan masukan dalam perbaikan
skripsi ini menjadi yang lebih baik.
4. Bapak Dr. Fahmi, ST. M.Sc, IPM dan Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera
Utara.
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Elektro,
Universitas Sumatera Utara.
6. Staf di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Belawan
yang sangat kooperatif kepada penulis selama proses pengambilan
data yaitu Bang Zainal, Bang Yosi, Bang Voler.
7. Teman-teman stambuk 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan
namanya satu persatu atas kebersamaan selama menempuh
pendidikan bersama di kampus.
8. Senior dan junior di Teknik Elektro yang selalu mendukung penulis
selama penulisan skripsi.
9. Keluarga besar Paduan Suara Ozora yang selalu menyemangati dan
menemani dalam penyelesaian skripsi ini terkhususnya kepada pelatih
saya Bang Lambok Simanjuntak.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis
ucapkan banyak terimakasih.
Yosafat Sotarduga
NIM : 130402109
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Batasan Masalah................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................3
Halaman
Gambar 2.1 Skematik Diagram Transformator..............................................5
Gambar 2.2 Inti (Core)...................................................................................6
Gambar 2.3 Belitan.........................................................................................6
Gambar 2.4 Bushing........................................................................................7
Gambar 2.5 Beban versus waktu dalam satu bulan......................................11
Gambar 2.6 Temperatur titik panas versus waktu beban bervariasi.............11
Gambar 2.7 Rangkaian Pengujian HV – Ground..........................................13
Gambar 2.8 Rangkaian Pengujian LV – Ground..........................................13
Gambar 2.9 Rangkaian Pengujian HV – LV..................................................14
Gambar 2.10 Rangkaian Pengujian CHG + CHL...........................................16
Gambar 2.11 Rangkaian Pengujian CHG.......................................................16
Gambar 2.12 Rangkaian Pengujian CHL........................................................17
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitan.............................................................25
Gambar 4.1 Screen Shoot Nilai Error Indeks Polarisasi (PI) dengan
Software Microsoft Excel..........................................................40
Gambar 4.2 Screen Shoot Prediksi Tren Indeks Polarisasi (PI)
Sebelum Purifikasi dengan Software Microsoft Excel..............41
Gambar 4.3 Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI)....................................43
Gambar 4.4 Grafik Pengujian Tangen Delta (Tan δ)....................................44
Gambar 4.5 Grafik Pengujian Kekuatan Dielektrik (Ek)..............................44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Pengujian Indeks Polarisasi (PI)......................................15
Tabel 2.2 Standar Pengujian Tangen Delta (Tan δ)......................................15
Tabel 2.3 Standar Pengujian Tegangan Tembus (BDV)..............................18
Tabel 3.1 Variabel yang diamati...................................................................24
Tabel 4.1 Data pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................28
Tabel 4.2 Data pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................30
Tabel 4.3 Data pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sebelum purifikasi tahun 2014...............................32
Tabel 4.4 Data pengujian Indeks Polarisasi (PI) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................34
Tabel 4.5 Data pengujian Tangen Delta (Tan δ) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................35
Tabel 4.6 Data pengujian Tegangan Tembus (BDV) Transformator Daya
GT 1.1 ketika sesudah purifikasi tahun 2014...............................37
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian Indeks Polarisasi (PI)
Tangen Delta (Tan δ) dan Kekuatan Dielektrik (Ek)...................38
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Error Prediksi Dengan Software
Microsoft Excel.............................................................................41
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren Dengan
Software Microsoft Excel..............................................................42
Tabel 4.10 Perhitungan Metode Regresi Indeks Polarisasi (PI).....................46
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Korelasi Prediksi Besaran Nilai Kritis
dengan Jadwal Pemeliharaan........................................................48
vii
2.1. Umum
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif. Dapat dilihat dari Gambar 2.1 bahwa kedua kumparan ini
terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang
memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti
yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk rangkaian tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka terjadi
induksi (self induction) maka terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama
yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) [2].
Dimana :
E = gaya gerak listrik (V)
N = jumlah lilitan
𝑊𝑏
Δϕ
= perubahan fluks magnet ( )
Δt 𝑠
1. Inti (Core)
Fungsi utama inti dari sebuah transformator adalah untuk memimpin
fluks magnet dari satu belitan ke lainnya dengan kerugian minimum.
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa inti harus memiliki
hambatan listrik yang tinggi untuk memimpin magnet fluks dan untuk
mengatasi kerugian arus eddy. Untuk menangkal kerugian arus eddy,
laminasi baja dilapisi dengan bahan isolasi. Karena transportasi atau
kesalahan konstruksi, laminasi inti dapat menerima kerusakan ke lapisan
isolasi antara laminasi. Ini mengarah ke hubungan pendek antara
laminasi sehingga beredar efek arus dan pemanasan [3].
Gambar 2.2 Inti (Core)
2. Belitan (Winding)
Berdasarkan Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa belitan terdiri dari batang
tembaga berisolasi yang mengelilingi inti, dimana saat arus bolak balik
mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti akan terinduksi dan
menimbulkan fluks magnetik. Kegagalan berliku dianggap yang paling
kritis kegagalan yang bisa dialami oleh transformator daya. Deformasi
pada belitan dapat disebabkan sebagai konsekuensi gaya elektromekanis
yang dihasilkan oleh arus tinggi karena petir dan gangguan pembumian.
Bahkan tekanan mekanis juga dapat bekerja pada belitan baik secara
aksial atau radial karena fluks kebocoran. Saat medan listrik kuat isolasi
berkurang, itu mengakibatkan gangguan listrik dari isolasi berliku [3].
3. Bushing
Fungsi utama dari bushing adalah untuk memimpin arus dari jaringan
listrik eksternal ke bagian aktif transformator. Berdasarkan Gambar 2.4
dapat dilihat bahwa permukaan porselen luar bushing adalah sangat
mungkin dipengaruhi oleh polusi dari udara yang mengakibatkan busur.
Koneksi yang buruk di dalam bushing dapat menyebabkan kenaikan suhu
lokal. Ada cacat lain seperti perisai dan kerusakan fisik selama perawatan
yang mempengaruhi transformator bushing. Pelindung yang longgar
dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata terhadap fluks magnet,
yang menghasilkan overheating spesifik daerah dan mengarah pada
pembentukan gas [3].
4. Minyak (Oil)
Minyak mineral digunakan sebagai isolasi antara belitan dan tangki
transformator daya. Itu juga bertindak sebagai pendingin. Selain itu,
kandungan gas dan bahan senyawa kimia dalam minyak merupakan
sumber informasi yang penting tentang kondisi bagian dalam
transformator. Kesalahan mode minyak dalam sebagian besar kasus
biasanya terkait dengan degradasi bertahap. Dalam beberapa tahun
terakhir, masalah korosif sulfur dalam minyak telah muncul. Belerang
korosif dalam kaleng minyak bereaksi dengan logam seperti tembaga
atau perak untuk membentuk semikonduktor senyawa yang mungkin
mengendap di bagian dalam permukaan transformator menghasilkan
risiko besar kegagalan hubung singkat. Oksidasi minyak menghasilkan
pembentukan asam dan lumpur. Pembentukan asam menstimulasi usia
kertas isolasi. Lumpur akan menempel pada belitan dan deposit di
saluran pendingin, menyebabkan pendinginan menjadi kurang efisien [3].
5. Tap Changer
Untuk menyesuaikan tegangan sisi sekunder dari daya transformator, tap
changer digunakan. Dengan memilih secara mekanis jumlah belitan
tegangan rendah yang sedang aktif dan karenanya mengubah rasio
tegangan dan putaran transformator, penyadapan dapat dilakukan. Itu
bisa dilakukan dengan cara apa pun ketika transformator diberi energi
atau ketika de-energized. Pada situasi saat ini, OLTC (On-Load Tap
Changer) adalah paling sering digunakan. Keausan mekanis switching
mekanisme yang biasanya dilakukan oleh pengalih dan pemilih adalah
sumber yang cukup untuk kegagalan tap changer. Gangguan saat ini
dalam OLTC mengarah ke busur lebih jauh menghasilkan produksi gas
[3].
Gangguan pada transformator daya tidak dapat dihindari, namun akibat dari
gangguan tersebut diupayakan dampaknya seminimal mungkin. Berdasarkan letak
penyebab gangguan, ada dua jenis penyebab gangguan pada transformator, yaitu
gangguan eksternal dan gangguan internal [4].
1. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal sumber gangguannya berasal dari luar pengamanan
transformator, tetapi dampaknya dirasakan oleh transformator tersebut,
diantaranya adalah :
a. Gangguan hubung singkat pada jaringan
Gangguan hubung singkat diluar transformator ini biasanya dapat
segera dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, dapat
mencapai beberapa kali arus nominalnya.
b. Beban lebih
Transformator daya dapat beroperasi secara terus menerus pada arus
beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar dari
100%, maka akan terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat
menimbulkan pemanasan yang berlebih. Kondisi ini mungkin tidak
akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila berlangsung secara terus
menerus akan memperpendek umur isolasi.
c. Surja petir
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang
menyambar jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke gardu
terdekat dimana transformator tenaga terpasang. Walaupun hanya
terjadi dalam kurun waktu sangat singkat hanya beberapa puluh
mikrodetik, akan tetapi karena tegangan puncak yang dimiliki cukup
tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator daya.
2. Gangguan Internal
Gangguan internal adalah gangguan yang bersumber dari daerah
pengamanan / petak bay transformator, diantaranya adalah :
a. Gangguan hubung singkat antar belitan dan inti transformator daya.
b. Gangguan hubung singkat antar belitan dan tangki transformator daya.
c. Gangguan pada isolasi (minyak) transformator daya.
Besar panas yang timbul pada suatu transormator adalah tergantung pada
besar rugi-rugi yang dihasilkan transformator tersebut dikurangi panas yang
dilepas oleh transformator. Pelepasan panas dari sebuah transformator dapat
terjadi dengan berbagai cara seperti konduksi, konveksi dan radiasi. Hubungan
antara panas yang tersimpan (stored) pada transformator dan panas yang dilepas
(dissipasi) tergantung pada temperatur permukaan , temperatur sekitar serta luas
permukaan transformator. Secara umum pelepasan panas yang terjadi pada
transformator adalah kombinasi antara konduksi dan konveksi sedangkan
pelepasan panas secara radiasi adalah sangat kecil dan cenderung diabaikan [7].
Panas yang dihasilkan oleh belitan akan dialirkan dari belitan ke isolasi
minyak transformator lalu diteruskan ke tangki transformator baru kemudian
dilepas ke udara sekitar transformator. Selama proses pindahan panas
berlangsung maka sebagian dari panas tersebut akan tersimpan pada konstruksi
transformator. Besar panas yang dapat tersimpan pada transformator tergantung
pada kapasitas panas (thermal capacity) dari minyak, belitan dan dinding baja
tangki transformator.
Gambar 2.6 Temperatur titik panas versus waktu pada beban bervariasi
Keandalan adalah suatu kemungkinan dari sebuah barang yang bekerja pada
suatu kondisi tertentu dengan memuaskan dalam suatu periode tertentu. Menurut
IEEE, keandalan adalah kemampuan sistem atau komponen untuk memenuhi
fungsi yang dibutuhkan dalam kondisi tertentu selama rentang waktu yang
spesifik. Dari sisi pandang kualitas, keandalan dapat didefinsikan sebagai
kemampuan sebuah barang untuk dapat tetap berfungsi. Sedangkan dari sisi
pandang kuantitatif, keandalan ditunjukkan sebagai kemungkinan bahwa tidak ada
gangguan operasional yang akan muncul dalam suatu rentang waktu tertentu.
Agar keandalan ini efektif di pendanaan dan waktu, maka keandalan ini harus
terintegrasi dengan aktivitas-aktivitas proyek, dukungan jaminan kualitas, dan
upaya rekayasa secara bersamaan. Keandalan Transformator daya sangat penting
diperhitungkan dalam sistem tenaga listrik, faktor yang mempengaruhinya adalah
gangguan-gangguan yang menyebabkan transformator daya tidak melayani beban,
bisa dikarenakan gangguan eksternal, internal, bahkan pemeliharaan transformator
daya tersebut juga mengakibatkan transformator daya tidak melayani [4].
1. HV - Ground
Berikut pada Gambar 2.7 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks
polarisasi (PI) dengan HV – Ground.
Gambar 2.7 Rangkaian pengujian HV – Ground
2. LV - Ground
Berikut pada Gambar 2.8 dapat dilihat rangkaian pengujian indeks
polarisasi (PI) dengan LV – Ground.
𝑅10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑃𝐼 = 𝑅1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(2.2)
Keterangan :
PI = Indeks polarisasi
R1 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran menit pertama (Ω)
R10 menit = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada menit kesepuluh (Ω)
Pada Tabel 2.3 dapat dilihat nilai standar pengujian indeks polarisasi (PI)
yang mengacu pada standar IEC 60076-3 [12].
Isolasi yang baik akan bersifat kapasitif sempurna seperti halnya sebuah
isolator yang berada diantara dua elektroda pada sebuah kapasitor. Pada
kapasitor sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser 90° dan arus yang melewati
isolasi merupakan kapasitif. Jika ada defect atau kontaminasi pada isolasi, maka
nilai tahanan dari isolasi berkurang dan berdampak kepada tingginya arus resistif
yang melewati isolasi tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan kapasitor
sempurna. Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90° tapi akan bergeser kurang
dari 90°. Besarnya selisih pergeseran dari 90°, merepresentasikan tingkat
kontaminasi pada isolasi. Secara matematis dapat dilihat pada Persamaan 2.3 di
bawah ini :
P
Tan δ = V²ω C (2.3)
Keterangan :
𝛿 = Delta
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
C = Kapasitansi (Farad)
Pada Tabel 2.4 dapat dilihat nilai standar pengujian tangen delta (Tan δ)
yang mengacu pada standar ANSI C.57.12.90 [13].
Tabel 2.4 Standar Pengujian Tangen Delta (Tan δ)
1. CHG – CHL
Berikut pada Gambar 2.10 dapat dilihat rangkaian pengujian tangen
delta (Tan δ) dengan metode CHG – CHL yaitu pengukuran yang
dilakukan dengan melepas bushing dari hubungan dengan peralatan
lain atau bushing harus diputus sambungan dengan kumparan trafo.
Pengukuran ini dilakukan dengan energize konduktor bushing dan
mentanahkan flange. Temperatur sekitarnya sangat besar pengaruhnya
terhadap nilai kapasitansi (power factor) sehingga perlu pembanding
dengan hasil ukur pada temperatur tertentu.
3. CHL
Berikut pada Gambar 2.12 dapat dilihat rangkaian pengujian tangen
delta (Tan δ) dengan metode CHL. pengujian ini digunakan pada
bushing yang tersambung dengan beberapa peralatan lain yang berada
didalam atau diluar trafo dimana perlengkapan tersebut tidak
berpengaruh terhadap tap kapasitansi, tap atau flange bushing yang
dapat dipisahkan dengan tangki yangditanahkan.
Gambar 2.12 Rangkaian pengujian CHL
Keterangan :
Vb = Tegangan tembus (kV)
Ek = Kekuatan dielektrik (kV/mm)
d = Jarak sela (mm)
Pada Tabel 2.5 dapat dilihat nilai standar pengujian tegangan tembus
(BDV) yang mengacu pada standar IEC 156 [14].
Tabel 2.5 Standar Pengujian Tegangan Tembus (BDV)
Tegangan
Good Fair Poor
(kV)
Keterangan :
y = Prediksi besaran nilai
kritis x = Jadwal pemeliharaan
a = Koefisien intersepsi
b = Koefisien kemiringan
2. Regresi Eksponensial
Ada beberapa jenis trend yang tidak linear tetapi dapat dibuat linear
dengan jalan melakukan transformasi. Misalkan trend eksponensial 𝑦 =
𝑒𝑎+𝑏𝑥 dapat diubah menjadi :
ln 𝑦 = ln 𝑒 (𝑎 + 𝑏𝑥) (2.8)
Karena log e = 1, maka :
ln 𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 (2.9)
Jika ln 𝑦 = 𝑦′, maka persamaannya akan menjadi persamaan linear, yaitu
y’ = a + bx. Nilai koefisien a dan b dicari melalui persamaan (2.6) dan
(2.7).
3. Regresi Berganda
Regresi berganda bertujuan untuk mendapatkan fungsi yang
menghubungkan variabel tidak bebas dengan beberapa variabel bebas.
Untuk mendapatkan persamaan pola hubungan dari data yang memiliki
variabel–variabel tidak bebas dan bebas yang lebih dari satu, digunakan
model regresi berganda yang bentuk umumnya :
𝑌̂𝑡 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + ⋯ + 𝑏𝑘 𝑥𝑘 + 𝑒 (2.10)
Keterangan :
Yt = Prediksi besaran nilai
kritis X1...Xk = Jadwal pemeliharaan
e = Kesalahan
b0 = Konstanta
b1...bk = Koefisien regresi
2.11. Kriteria Peforma Prediksi
Dimana :
Y = Data pengujian isolasi yang dilakukan pihak PLN
Yt = Prediksi besaran nilai kritis
n = Tahun pengujian
Dimana :
Y = Data pengujian isolasi yang dilakukan pihak PLN
Yt = Prediksi besaran nilai kritis
n = Tahun pengujian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Indeks Polarisasi (PI) Kekuatan Dielektrik (Ek) Tangen Delta (Tan δ)
Tahun Keterangan
Uji HV LV HV Top Bottom Tap CHG CLG
Konservator CHG CHL CLG CLH
Ground Ground LV Oil Oil Changer CHL CLH
GT
1.1 ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
Sebelum Purifikasi
GT
2014 ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.2
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.1
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.2
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.1
Sesudah Purifikasi
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
1.2
2018 GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.1
GT
..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... .....
2.2
24
24
Universitas Sumatera Utara
3.5. Prosedur Penelitian
2. Menghitung rata-rata
Sesuai dengan data-data pengujian isolasi tersebut yang terdiri dari
beberapa variabel uji di setiap pengujian maka diambil nilai rata-rata
untuk ditentukan sebagai nilai aktual dalam tahun tersebut pada setiap
pengujian. Adapun metode perhitungan yang dilakukan adalah
perhitungan rata-rata sederhana yaitu ;
a. Indeks polarisasi (PI)
(𝑯𝑽−𝑮𝒓𝒐𝒖𝒏𝒅)+(𝑳𝑽−𝑮𝒓𝒐𝒖𝒏𝒅)+(𝑯𝑽−𝑳𝑽)
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑼𝒋𝒊 = 𝟑 (3.1)
𝑻𝒐𝒑 𝑻𝒂𝒑
( )+(𝑩𝒐𝒕𝒕𝒐𝒎)+( )+(𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒕𝒐𝒓)
𝑶𝒊𝒍 𝑶𝒊𝒍 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓
𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑼𝒋𝒊 = (3.2)
𝟒
26
HV - Ground LV - Ground HV - LV
Menit
(MΩ) (MΩ) (MΩ)
CHL (UST - R) :
3,36
Tan δ = = 0,581
10190²x 2 x 3,14 x 50 x 17,76 x10−9
5,10
Tan δ = = 0,617
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 26,32 x10−9
CLH (UST - R) :
3,17
Tan δ = = 0,575
10000²x 2 x 3,14 x 50 x 17,54 x10−9
2 36 38 37 40
3 36 39 38 39
4 39 38 39 40
5 38 37 38 39
6 37 37 37 38
39 + 40 + 39 + 40 + 39 + 38
BDV =
= 39
6
e. BDV Transformator Daya GT 1.1 :
37 + 38 + 38 + 39
̅B̅D̅V̅ = 4 = 38
f. Maka untuk mencari kekuatan dielektrik (Ek) adalah :
38
Ek = = 15,20
2,5
HV - Ground LV - Ground HV - LV
Menit
(MΩ) (MΩ) (MΩ)
a. HV – Ground :
3000
PI = = 1,88
1600
b. LV – Ground :
3100
PI = = 1,82
1700
c. HV – LV :
3400
PI = = 2,27
1500
d. PI transformator daya GT 1.1 :
1,88 + 1,82 + 2,27
PI = = 1,99
3
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi indeks polarisasi
(PI) sesudah purifikasi pada transformator daya GT 1.1 saat uji (LV-
Ground) mengalami peningkatan yaitu dari 1,12 menjadi 1,82.
Sedangkan saat uji (HV-LV) didapat nilai 2,27. Setelah diambil nilai rata-
rata didapat nilai indeks polarisasi (PI) yaitu 1,99. Hasil tersebut sudah
dikategorikan dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan dalam
konteks ini dapat memperpanjang lifetime transformator daya tersebut.
CHL (UST - R) :
1,46
Tan δ = = 0,389
10190² x 2 x 3,14 x 50 x 11,49 x 10−9
b. Sisi LV :
5,75
Tan δ = = 0,528
10000² x 2 x 3,14 x 50 x 34,67 x 10−9
CLH (UST - R) :
1,46
Tan δ = = 0,401
10000² x 2 x 3,14 x 50 x 11,58 x10−9
2 59 60 60 60
3 60 58 59 59
4 61 59 60 60
5 60 60 61 61
6 61 61 61 62
60 + 60 + 60 + 60
B̅D̅V̅ = 4 = 60
f. Maka untuk mencari kekuatan dielektrik (Ek) :
60
Ek = = 24,00
2,5
POLARISASI (PI)
2015 INDEKS 1,16 1,94 1,13 1,72 1,18 1,91 1,17 1,77
2016 1,11 1,82 1,11 1,68 1,12 1,73 1,15 1,71
2017 1,09 1,70 1,07 1,61 1,10 1,68 1,12 1,63
2018 1,03 1,58 1,05 1,55 1,09 1,60 1,10 1,61
39
39
Gambar 4.1 Screen Shoot Nilai Error Indeks Polarisasi (PI) dengan
Software Microsoft Excel
40
Setelah dilakukan analisis tingkat error yaitu MAD, MSE dan MAPE untuk
prediksi terhadap nilai aktual setiap pengujian indeks polarisasi (PI), tangen delta
(Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) tahun 2014-2018 maka dilakukan tren
analisis menggunakan software microsoft excel untuk mendapatkan capaian
besaran nilai kritis sesuai dengan standar yang ditentukan setiap pengujian pada 4
unit transformator daya.
Gambar 4.2 Screen Shoot Prediksi Tren Indeks Polarisasi (PI) Sebelum
Purifikasi dengan Software Microsoft Excel
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa prediksi uji indeks
polarisasi (PI) transformator daya GT 1.1 akan mencapai nilai minimum
1.0 pada tahun 2020, GT 1.2 dan GT 2.1 pada tahun 2021 serta pada
transformator daya GT 2.2 akan mencapai nilai minimum 1.0 pada tahun
2022 yang dimana dalam konteks ini adalah sebelum purifikasi.
Setelah didapat hasil prediksi tren dengan software microsoft excel maka
didapat rekapitulasi hasil prediksi tercapainya besaran nilai kritis antara sebelum
dan sesudah purifikasi untuk 3 pengujian indeks polarisasi (PI), tangen delta
(Tan δ) dan kekuatan dielektrik (Ek) sesuai dengan standar yang telah ditentukan
pada 4 unit transformator daya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Prediksi Tren dengan Software Microsoft Excel
Sebelum Sesudah
Uji Trafo Daya
Purifikasi Purifikasi
4.4. Grafik Pengujian Indeks Polarisasi (PI), Tangen Delta (Tan δ) dan
Kekuatan Dielektrik (Ek)
16 y = -0,001197x + 65,438
15.5 R² = 0,908
15.2 15.17
15
14.8
14.5
14
13.97
13.513.53
13
12.5
No. Jadwal X Y XY X2 Y2
1 09/09/2014 41981 1,19 49957 1762384985 1,416
Setelah didapat hasil pada Tabel (4.10), maka dicari nilai korelasi (r)
dengan menggunakan regresi linear. Adapun perhitungannya mencari korelasi
(r) :
(𝑛 ∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
𝑟=
√[(𝑛 ∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2][𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]
(5 𝑥 238074) − (213462 𝑥 5,58)
=
√[(5 𝑥 9114600592) − (213462)2]𝑥 [(5 𝑥 6,243) − (5,58)2
(1190369 − 1191115)
=
√(45573002959 − 45565828402) 𝑥 [31,214 − 31,1364)
−746,154
=
√(7174556) 𝑥 [0,0776)
−746,154
=
√(556746)
−746,154
=
746,154
𝑟 = −1,00
𝑎 = 5,556
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋 ∑
𝑏= 𝑌)
𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2
(5 𝑥 238074) − (213462 𝑥 5,58)
=
(5 𝑥 9114600592) − (213462)2
(1190369 − 1191115)
=
(45573002959 − 45565828402)
−746,154
=
7174556
𝑏 = −0,0001
Trafo INDEKS POLARISASI (PI) TANGEN DELTA (TAN δ) KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)
GT
Sebelum Purifikasi
89,54% -1,00 5,556 -0,0001 90,55% 1,00 -1,907 0,00006 90,81% -1,00 65,438 -0,0011
1.1
GT
93,10% -1,00 4,172 -0,00007 83,17% 1,00 -2,414 0,00007 97,09% -1,00 59,371 -0,001
1.2
GT
86,03% -1,00 5,082 -0,00009 85,07% 1,00 -2,541 0,00007 88,12% -1,00 61,622 -0,0011
2.1
GT
89,52% -1,00 4,296 -0,00007 93,23% 1,00 -1,678 0,00005 96,44% -1,00 50,179 -0,0008
2.2
GT
Sesudah Purifikasi
97,77% -1,00 -0,0041 0,000034 92,73% 1,00 0,0078 0,000013 76,63% -1,00 -0, 770 0,000048
1.1
GT
88,07% -1,00 -0,0045 0,000033 82,99% 1,00 0,012 0,000014 92,55% -1,00 -0,674 0,00045
1.2
GT
94,58% -1,00 -0,0038 0,000035 91,01% 1,00 0,0078 0,000013 81,32% -1,00 -0,702 0,00045
2.1
GT
82,36% -1,00 -0,0044 0,000034 88,34% 1,00 0,001 0,000014 87,40% -1,00 -0,701 0,00045
2.2
49 49
50
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
53
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN A
2. GT 2.1
3. GT 2.2
b. Tangen Delta (Tan δ)
1. GT 1.1
2. GT 1.2
3. GT 2.1
4. GT 2.2
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
1. GT 1.1
2. GT 1.2
3. GT 2.1
4. GT 2.2
2. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.1
2. GT 1.2
3. GT 2.1
4. GT 2.2
b. Tangen Delta (Tan δ)
1. GT 1.1
2. GT 1.2
3. GT 2.1
4. GT 2.2
c. Kekuatan Dielektrik (Ek)
1. GT 1.1
2. GT 1.2
3. GT 2.1
4. GT 2.2
LAMPIRAN B
SCREEN SHOOT PREDIKSI BESARAN NILAI KRITIS INDEKS POLARISASI (PI), TANGEN DELTA (TAN δ), KEKUATAN
DIELEKTRIK (EK)
1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi
(PI) 1. GT 1.2
INDEKS POLARISASI (PI)
2. GT 2.1
INDEKS POLARISASI (PI)
1.00
0.95
0.675
0.66
0.64
0.62 0.634
0.6
0.58 0.612
0.56
0.75 0.734
0.714 0.722
0.702
0.7
0.65
0.6
3. GT 2.1
TANGEN DELTA (TAN δ)
0.720 0.724
0.718
0.700 0.697
0.680
0.660
0.640
c. Kekuatan Dielektrik
(Ek) 1. GT 1.1
KEKUATAN DIELKTRIK (EK)
16 y = -0,001197x + 65,438
R² = 0,908
15.5
15.2 15.17
15
14.8
14.5
14 13.97
13.5 13.53
13
12.5
14
13.9
13.5
13
3. GT 2.1
KEKUJATAN DIELEKTRIK (EK)
15.00
14.80 14.70
14.50 14.58
14.00
13.50 13.57
13.00
12.50
15.20 15.13
15.00
14.80
14.50
14.40
14.00 14.00
13.50
13.00
1. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi
(PI) 1. GT 1.1
INDEKS POLARISASI (PI)
1 1.19
1.16 1.11 1.09
1.03
0.5
3. GT 2.1
INDEKS POLARISASI (PI)
y = 0,000035x - 0,038
R² = 0,946
2.50
2.02
2.00 1.91
1.73 1.68
1.60
1.50
0.50
0.00
2.00 1.93
1.77 1.71 1.63 1.61
1.50
1.22 1.10
1.00 1.17 1.15 1.12
0.50
0.00
y = 0,000013x + 0,0078
R² = 0,927
0.8
0.7
0.675 0.689 0.701
0.6
0.612 0.634
0.5
0.4
0.488
0.3 0.442 0.476
0.2 0.402 0.413
0.1
0
3. GT 2.1
TANGEN DELTA (TAN δ)
y = 0,000013x + 0,0078
0.800 R² = 0,910
0.500 0.497
0.400 0.429 0.431 0.454
0.408
0.300
0.200
0.100
0.000
y = 0,000014x + 0,012
c. Kekuatan Dielektrik
(Ek) 1. GT 1.1
KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)
y = 0,00048x - 0,770
30 R² = 0,766
25 24 23.9 23.55
21.2
21.12
20
15 14.8
15.2 15.17
13.97
13.53
10
25 24
23.6
22.8
21.6 21.2
20
10
3. GT 2.1
KEKUATAN DIELEKTRIK (EK)
y = 0,00045x - 0,702
30.00
R² = 0,813
25.00
24.00 23.80 23.60
21.60 21.12
20.00
5.00
0.00
25.00
24.00 23.80 23.60
21.60 21.12
20.00
5.00
0.00
TABEL PERHITUNGAN KORELASI METODE REGRESI INDEKS POLARISASI (PI), TANGEN DELTA (TAN
δ), KEKUATAN DIELEKTRIK (EK) DENGAN JADWAL PEMELIHARAAN
1. Sebelum Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.2
LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 10/09/2014 4,172 -0,000072 41833 1,16 48527 1750027778 1,346
2015 18/03/2015 4,172 -0,000072 42250 1,13 47743 1785062500 1,277
2016 24/08/2016 4,172 -0,000072 42528 1,11 47206 1808611883 1,232
2017 21/02/2017 4,172 -0,000072 43083 1,07 46099 1856173611 1,145
2018 17/10/2018 4,172 -0,000072 43361 1,05 45529 1880185957 1,103
∑ 213056 5,52 235103 9080061728 6,102
r= -1,00
a= 4,172
b= -0,000072
2. GT 2.1
LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 11/09/2014 5,082 -0,00009 41419 1,23 50946 1715562955 1,513
2015 19/03/2015 5,082 -0,00009 41957 1,18 49509 1760388947 1,392
2016 27/08/2016 5,082 -0,00009 42602 1,12 47714 1814943230 1,254
2017 22/02/2017 5,082 -0,00009 42817 1,10 47099 1833312984 1,210
r= -1,00
a= 5,082
b= -0,000093
3. GT 2.2
LINIER
PI X Y XY X² Y²
a b
2014 12/09/2014 4,296 -0,000074 41568 1,22 50712 1727862673 1,488
2015 20/03/2015 4,296 -0,000074 42243 1,17 49425 1784491600 1,369
2016 30/08/2016 4,296 -0,000074 42514 1,15 48891 1807398831 1,323
2017 23/02/2017 4,296 -0,000074 42919 1,12 48069 1842033601 1,254
2018 22/10/2018 4,296 -0,000074 43189 1,10 47508 1865306063 1,210
∑ 212432 5,76 244605 9027092768 6,644
r= -1,00
a= 4,296
b= -0,000074
r= 1,00
a= -1,907
b= 0,00006
2. GT 1.2
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 17/09/2014 -2,414 0,000074 42108 0,702 29560 1773092768 0,493
2015 25/03/2015 -2,414 0,000074 42270 0,714 30181 1786775749 0,510
2016 06/09/2016 -2,414 0,000074 42378 0,722 30597 1795926954 0,521
2017 28/02/2017 -2,414 0,000074 42541 0,734 31225 1809697589 0,539
2018 24/10/2018 -2,414 0,000074 43743 0,823 36001 1913471329 0,677
∑ 213041 3,695 157564 9078964390 2,740
r= 1,00
a= -2,414
b= 0,000074
3. GT 2.1
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 20/09/2014 -2,541 0,00008 42053 0,613 25779 1768482844 0,376
2015 28/03/2015 -2,541 0,00008 42227 0,626 26434 1783091378 0,392
2016 07/09/2016 -2,541 0,00008 42427 0,641 27195 1800022044 0,411
2017 01/03/2017 -2,541 0,00008 43307 0,707 30618 1875467378 0,500
2018 25/10/2018 -2,541 0,00008 43467 0,719 31253 1889351111 0,517
∑ 213480 3,31 141278 9116414756 2,195
r= 1,00
a= -2,541
b= 0,000075
4. GT 2.2
LINIER
TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2014 24/09/2014 -1,678 0,000057 41667 0,697 29042 1736111111 0,486
2015 01/04/2015 -1,678 0,000057 42035 0,718 30181 1766948600 0,516
2016 08/09/2016 -1,678 0,000057 42140 0,724 30510 1775809172 0,524
2017 02/03/2017 -1,678 0,000057 42509 0,745 31669 1806995691 0,555
2018 29/10/2018 -1,678 0,000057 43281 0,789 34148 1873219144 0,623
∑ 211632 3,67 155550 8959083718 2,703
r= 1,00
a= -1,678
b= 0,000057
r= -1,00
a= 65,438
b= -0,001197
2. GT 1.2
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 02/09/2014 59,371 -0,001047 41806 15,6 652175 1747751059 243
2015 04/03/2015 59,371 -0,001047 42188 15,2 641260 1779840561 231
2016 11/08/2016 59,371 -0,001047 42570 14,8 630039 1812221977 219
2017 14/02/2017 59,371 -0,001047 42647 14,72 627758 1818733290 217
2018 09/10/2018 59,371 -0,001047 43430 13,9 603674 1886147478 193
∑ 212641 74,22 3154907 9044694365 1103
r= -1,00
a= 59,371
b= -0,001047
3. GT 2.1
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 03/09/2014 61,622 -0,001104 41750 15,53 648378 1743062500 241
2015 07/03/2015 61,622 -0,001104 42411 14,80 627686 1798712590 219
2016 18/08/2016 61,622 -0,001104 42502 14,70 624777 1806403989 216
2017 15/02/2017 61,622 -0,001104 42611 14,58 621261 1815655328 213
2018 10/10/2018 61,622 -0,001104 43525 13,57 590639 1894457165 184
∑ 212799 73,18 3112741 9058291571 1073
r= -1,00
a= 61,622
b= -0,001104
4. GT 2.2
LINIER
EK X Y XY X² Y²
a b
2014 05/09/2014 50,179 -0,000834 41941 15,20 637507 1759068200 231
2015 11/03/2015 50,179 -0,000834 42025 15,13 635841 1766115742 229
2016 19/08/2016 50,179 -0,000834 42421 14,80 627829 1799529644 219
2017 16/02/2017 50,179 -0,000834 42900 14,40 617767 1840451151 207
2018 13/10/2018 50,179 -0,000834 43380 14,00 607321 1881832722 196
∑ 212668 73,53 3126265 9046997460 1082
r= -1,00
a= 50,179
b= -0,000834
2. Sesudah Purifikasi
a. Indeks Polarisasi (PI)
1. GT 1.1
LINE
G X Y Y²
T
a b
1 2 0 - 03 1 41 1
. 0 9 0 ,5 , 12 ,
1 1 / , 01 1 83 4
4 0 0 07 9 57 1
9 4 01 40 6
/ 1 0 2
2 3 9
0 5 3
1 8
4 8
1 2 1 - 05 1 1 3 3
. 0 1 0 ,8 , 1 3 ,
1 1 / , 00 9 5 6 9
4 0 0 02 9 4 7 6
9 4 09 7 3 0
/ 1 0 7 1
2 3 5
0 5 1
1 0
4 2
1 2 1 - 03 1 31 1
. 0 4 0 ,4 , 91 ,
1 1 / , 03 1 87 3
5 0 0 01 6 07 4
3 4 04 54 6
/ 1 0 7
2 3 0
0 5 2
1 0
5 4
1 2 1 - 05 1 13 3
. 0 7 0 ,6 , 02 ,
1 1 / , 06 9 90 7
5 0 0 00 4 83 6
3 4 00 05 4
/ 1 0 46
2 3 0
0 5 0
1 0
5 0
1 2 2 - 03 1 31 1
. 0 3 0 ,2 , 60 ,
1 1 / , 08 1 58 2
6 0 0 08 1 01 3
8 4 06 34 2
/ 1 0 7
2 3 0
0 5 2
1 0
6 4
1 2 2 - 05 1 92 3
. 0 5 0 ,3 , 68 ,
1 1 / , 01 8 72 3
6 0 0 07 2 77 1
8 4 01 22 2
/ 1 0 0
2 3 0
0 5 8
1 1
6 6
1 2 2 - 03 1 31 1
. 0 0 0 ,2 , 50 ,
1 1 / , 03 0 24 1
7 0 0 01 9 24 8
2 4 04 32 8
/ 1 0 1
2 3 3
0 5 0
1 6
7 1
1 2 2 - 04 1, 82 2
. 0 2 0 ,9 7 44 ,
1 1 / , 07 57 8
7 0 0 04 64 9
2 4 03 33 0
/ 1 0 5
2 3 1
0 5 8
1 3
7 7
1 2 1 - 03 1 39 1
. 0 6 0 ,0 , 13 ,
1 1 / , 06 0 56 0
8 1 0 00 3 13 6
0 4 00 86 1
/ 1 0 0
2 3 0
0 5 0
1 0
8
1 2 1 - 04 1 72 2
. 0 8 0 ,6 , 31 ,
1 1 / , 03 5 14 4
8 1 0 01 8 75 9
0 4 04 70 6
/ 1 0 1
2 3 3
0 5 0
1 6
8 1
∑ 4 1 6 1 2
2 4 6 9 2
9 , 4 4 ,
1 6 6 9 6
4 1 9 3 6
3 5 9 5
8
3
6
7
3
r= -1,00
a= -0,041
b= 0,000034
2. GT 1.2
LINEAR
GT PI X Y XY X² Y²
a b
1.2 2014 10/09/2014 -0,045 0,000033 36515 1,16 42358 1333356290 1,346
1.2 2014 12/09/2014 -0,045 0,000033 58030 1,87 108517 3367516070 3,497
1.2 2015 18/03/2015 -0,045 0,000033 35606 1,13 40235 1267791552 1,277
1.2 2015 20/03/2015 -0,045 0,000033 53485 1,72 91994 2860629017 2,958
1.2 2016 24/08/2016 -0,045 0,000033 35000 1,11 38850 1225000000 1,232
1.2 2016 26/08/2016 -0,045 0,000033 52273 1,68 87818 2732438017 2,822
1.2 2017 21/02/2017 -0,045 0,000033 33788 1,07 36153 1141620753 1,145
1.2 2017 23/02/2017 -0,045 0,000033 50152 1,61 80744 2515174472 2,592
1.2 2018 17/10/2018 -0,045 0,000033 33182 1,05 34841 1101033058 1,103
1.2 2018 19/10/2018 -0,045 0,000033 48333 1,55 74917 2336111111 2,403
∑ 436364 13,95 636426 19880670340 20,374
r= -1,00
a= -0,0045
b= 0,000033
3. GT 2.1
LINEAR
GT PI X Y XY X² Y²
a b
2.1 2014 11/09/2014 -0,038 0,000035 36229 1,23 44561 1312509388 1,513
2.1 2014 13/09/2014 -0,038 0,000035 58800 2,02 118776 3457440000 4,080
2.1 2015 19/03/2015 -0,038 0,000035 34800 1,18 41064 1211040000 1,392
2.1 2015 21/03/2015 -0,038 0,000035 55657 1,91 106305 3097717551 3,648
2.1 2016 27/08/2016 -0,038 0,000035 33086 1,12 37056 1094664490 1,254
2.1 2016 29/08/2016 -0,038 0,000035 50514 1,73 87390 2551693061 2,993
2.1 2017 22/02/2017 -0,038 0,000035 32514 1,10 35766 1057178776 1,210
2.1 2017 24/02/2017 -0,038 0,000035 49086 1,68 82464 2409407347 2,822
2.1 2018 18/10/2018 -0,038 0,000035 32229 1,09 35129 1038680816 1,188
2.1 2018 20/10/2018 -0,038 0,000035 46800 1,60 74880 2190240000 2,560
∑ 429714 14,66 663391 19420571429 22,662
r= -1,00
a= -0,038
b= 0,000035
4. GT 2.2
LINE
G X Y X X Y
T Y ² ²
a b
2 2 1 - 03 1 41 1
. 0 2 0 ,7 , 53 ,
2 1 / , 01 2 38 4
4 0 0 07 2 52 8
9 4 06 50 8
/ 4 0 8
2 3 9
0 4 9
1 6
4 5
2 2 1 - 05 1 1 3 3
. 0 5 0 ,8 , 1 3 ,
2 1 / , 00 9 2 7 7
4 0 0 05 3 0 0 2
9 4 09 5 8 5
/ 4 0 4 2
2 3 6
0 4 9
1 9
4 0
2 2 2 - 03 1 41 1
. 0 0 0 ,5 , 12 ,
2 1 / , 07 1 77 3
5 0 0 00 7 74 6
3 4 06 69 9
/ 4 0 1
2 3 0
0 4 0
1 3
5 5
2 2 2 - 05 1 92 3
. 0 3 0 ,3 , 48 ,
2 1 / , 03 7 44 1
5 0 0 05 7 36 3
3 4 03 55 3
/ 4 0 3
2 3 6
0 4 3
1 3
5 2
2 2 3 - 03 1 41 1
. 0 0 0 ,5 , 02 ,
2 1 / , 01 1 33 3
6 0 0 01 5 83 2
8 4 08 52 3
/ 4 0 4
2 3 9
0 4 1
1 3
6 5
2 2 0 - 05 1 82 2
. 0 1 0 ,1 , 86 ,
2 1 / , 05 7 26 9
6 0 0 08 1 11 2
9 4 08 63 4
/ 4 0 4
2 3 6
0 4 0
1 2
6 1
2 2 2 - 03 1 31 1
. 0 3 0 ,4 , 81 ,
2 1 / , 02 1 37 2
7 0 0 03 2 42 5
2 4 05 40 4
/ 4 0 5
2 3 5
0 4 3
1 6
7 3
2 2 2 - 04 1 82 2
. 0 5 0 ,9 , 04 ,
2 1 / , 02 6 22 6
7 0 0 03 3 54 5
2 4 05 41 7
/ 4 0 1
2 3 4
0 4 1
1 8
7 7
2 2 2 - 03 1 31 1
. 0 2 0 ,3 , 71 ,
2 1 / , 06 1 03 2
8 1 0 04 0 12 1
0 4 07 21 0
/ 4 0 2
2 3 4
0 4 5
1 6
8 7
2 2 2 - 04 1 72 2
. 0 4 0 ,8 , 83 ,
2 1 / , 06 6 36 5
8 1 0 04 1 26 9
0 4 07 25 2
/ 4 0 3
2 3 6
0 4 3
1 3
8 2
∑ 4 1 6 1 2
3 4 5 9 1
6 , 6 8 ,
7 4 1 6 6
6 1 5 3 7
5 1 7 5
8
8
9
2
7
r= -1,00
a= -0,044
b= 0,000034
2. GT 1.2
LINEAR
GT TAN δ X Y XY X² Y²
a b
1.2 2014 17/09/2014 0,0120 0,000014 49286 0,702 34599 2429081633 0,493
1.2 2014 19/09/2014 0,0120 0,000014 27214 0,393 10695 740617346,9 0,154
1.2 2015 25/03/2015 0,0120 0,000014 50143 0,714 35802 2514306122 0,510
1.2 2015 27/03/2015 0,0120 0,000014 30857 0,444 13701 952163265,3 0,197
1.2 2016 06/09/2016 0,0120 0,000014 50714 0,722 36616 2571938776 0,521
1.2 2016 08/09/2016 0,0120 0,000014 31500 0,453 14270 992250000 0,205
1.2 2017 28/02/2017 0,0120 0,000014 51571 0,734 37853 2659612245 0,539
1.2 2017 02/03/2017 0,0120 0,000014 33071 0,475 15709 1093719388 0,226
1.2 2018 24/10/2018 0,0120 0,000014 57929 0,823 47675 3355719388 0,677
1.2 2018 26/10/2018 0,0120 0,000014 34643 0,497 17218 1200127551 0,247
∑ 416929 5,96 264137 18509535714 3,769
r= 1,00
a= 0,012
b= 0,000014
3. GT 2.1
LINE
G X Y X Y
T Y ²
a b
2 2 2 0 04 0 22 0
. 0 0 , ,6 , 81 ,
1 1 / 0 05 6 56 3
4 0 0 05 1 37 7
9 7 04 3 82 6
/ 8 0 6
2 1 0
0 3 5
1 9
4 2
2 2 2 0 03 0 19 0
. 0 3 , ,0 , 24 ,
1 1 / 0 07 4 57 1
4 0 0 08 0 66 6
9 7 05 8 09 6
/ 8 0 2
2 1 5
0 3 4
1 4,
4 4
2 2 2 0 04 0 22 0
. 0 8 , ,7 , 92 ,
1 1 / 0 05 6 76 3
5 0 0 05 2 61 9
3 7 04 6 93 2
/ 8 0 6
2 1 8
0 3 2
1 8
5 4
2 2 3 0 03 0 11 0
. 0 1 , ,2 , 30 ,
1 1 / 0 04 4 94 1
5 0 0 00 2 09 8
3 7 00 9 07 4
/ 8 0 6
2 1 0
0 3 0
1 0
5 0
2 2 0 0 04 0 32 0
. 0 7 , ,8 , 13 ,
1 1 / 0 07 6 27 4
6 0 0 00 4 22 1
9 7 08 1 24 1
/ 8 0 3
2 1 9
0 3 2
1 9
6 0
2 2 0 0 03 0 11 0
. 0 9 , ,2 , 40 ,
1 1 / 0 05 4 05 1
6 0 0 05 3 39 8
9 7 04 1 17 6
/ 8 0 5
2 1 2
0 3 8
1 9
6 9
2 2 0 0 05 0 32 0
. 0 1 , ,3 , 88 ,
1 1 / 0 07 7 09 5
7 0 0 08 0 22 0
3 7 05 7 67 0
/ 8 0 8
2 1 4
0 3 8
1 5
7 2
2 2 0 0 03 0 11 0
. 0 3 , ,4 , 51 ,
1 1 / 0 03 4 57 2
7 0 0 02 5 88 0
3 7 03 4 30 6
/ 8 0 7
2 1 3
0 3 6
1 0
7 9
2 2 2 0 05 0 32 0
. 0 5 , ,4 , 99 ,
1 1 / 0 07 7 39 5
8 1 0 00 1 32 1
0 7 08 9 59 7
/ 8 0 3
2 1 1
0 3 5
1 9
8 8
2 2 2 0 03 0 11 0
. 0 7 , ,7 , 84 ,
1 1 / 0 06 4 71 2
8 1 0 03 9 06 4
0 7 01 7 20 7
/ 8 0 7
2 1 4
0 3 7
1 9
8 3
∑ 4 5 218 3
1 , 433 ,
9 5 181 1
0 3 638 8
0 646 5
0 4 2
r= 1,00
a= 0,0078
b= 0,000013
4. GT 2.2
LINEAR
GT TAN δ X Y XY X² Y²
a b
2.2 2014 24/09/2014 0,0120 0,000014 48929 0,697 34103 2394005102 0,486
2.2 2014 26/09/2014 0,0120 0,000014 28546 0,412 11751 814875584 0,169
2.2 2015 01/04/2015 0,0120 0,000014 50429 0,718 36208 2543040816 0,516
2.2 2015 03/04/2015 0,0120 0,000014 29781 0,429 12775 886937574,6 0,184
2.2 2016 08/09/2016 0,0120 0,000014 50857 0,724 36821 2586448980 0,524
2.2 2016 10/09/2016 0,0120 0,000014 32080 0,461 14793 1029134671 0,213
2.2 2017 02/03/2017 0,0120 0,000014 52357 0,745 39006 2741270408 0,555
2.2 2017 04/03/2017 0,0120 0,000014 34558 0,496 17134 1194260544 0,246
2.2 2018 29/10/2018 0,0120 0,000014 55500 0,789 43790 3080250000 0,623
2.2 2018 31/10/2018 0,0120 0,000014 34765 0,499 17337 1208592715 0,249
∑ 417802 5,97 263717 18478816395 3,764
r= 1,00
a= 0,0012
b= 0,000014
r= -1,00
a= -0,770
b= 0,000048
2. GT 1.2
LINE
G X Y X Y
T ² ²
a b
1 2 0 - 03 1 5 1 2
. 0 2 0 ,6 5 6 3 4
2 1 / , 01 , 4 0 3
4 0 6 06 6 1 7
9 7 04 6 8
/ 4 4 5 6
2 5 7
0 0
1 4
4 2
1 2 0 - 05 21 3 5
. 0 4 0 ,4 43 0 7
2 1 / , 08 1 0 6
4 0 6 03 5 6
9 7 01 9 4
/ 4 4 4 5
2 5 7 0
0 7
1 4
4 6
1 2 0 - 03 1 5 1 2
. 0 4 0 ,5 5 3 2 3
2 1 / , 02 , 6 4 1
5 0 6 07 2 1 4
3 7 06 8 3
/ 4 4 8 6
2 5 4
0 8
1 2
5 0
1 2 0 - 05 2 1 2 5
. 0 6 0 ,3 3 2 9 5
2 1 / , 09 , 7 0 7
5 0 6 04 6 3 9
3 7 02 0 7
/ 4 4 3 6
2 5 6 3
0 3
1 3
5 8
1 2 1 - 03 1 5 1 2
. 0 1 0 ,4 4 0 1 1
2 1 / , 03 , 8 8 9
6 0 6 08 8 9 2
8 7 07 2 4
/ 4 4 3 4
2 5 2
0 8
1 4
6 4
1 2 1 - 05 2 1 2 5
. 0 3 0 ,2 2 1 7 2
2 1 / , 01 , 8 2 0
6 0 6 06 8 9 1
8 7 04 3 1
/ 4 4 4 2
2 5 9 9
0 2
1 6
6 4
1 2 1 - 03 1 5 1 2
. 0 4 0 ,4 4 0 1 1
2 1 / , 02 , 3 7 7
7 0 6 00 7 5 0
2 7 09 2 5 2
/ 4 4 5 4
2 5 8
0 0
1 7
7 9
1 2 1 - 04 2 1 2 4
. 0 6 0 ,9 1 0 4 6
2 1 / , 04 , 6 5 7
7 0 6 09 6 9 0
2 7 08 1 0
/ 4 4 5 3
2 5 2 0
0 0
1 0
7 5
1 2 0 - 03 1 4 1 1
. 0 9 0 ,2 3 5 0 9
2 1 / , 03 , 0 4 3
8 1 6 08 9 1 8
0 7 07 7 8
/ 4 4 5 9
2 5 6
0 1
1 7
8 8
1 2 1 - 04 2 1 2 4
. 0 1 0 ,8 1 0 3 4
2 1 / , 06 , 3 6 9
8 1 6 00 2 0 2
0 7 09 5 8
/ 4 4 0 2
2 5 8 4
0 0
1 7
8 9
∑ 4 18 1 3
3 84 9 6
1 74 4 7
4 , 0 0 2
6 49 4
7 29 0
9 1
6
3
9
5
r= -1,00
a= -0,674
b= 0,00045
3. GT 2.1
LINEAR
GT EK X Y XY X² Y²
a b
2.1 2014 03/09/2014 -0,702 0,00045 36071 15,53 560184 1301125057 241
2.1 2014 05/09/2014 -0,702 0,00045 54893 24,00 1317440 3013278044 576
2.1 2015 07/03/2015 -0,702 0,00045 34449 14,80 509844 1186725946 219
2.1 2015 10/03/2015 -0,702 0,00045 54449 23,80 1295884 2964681501 566
2.1 2016 18/08/2016 -0,702 0,00045 34227 14,70 503132 1171464711 216
2.1 2016 20/08/2016 -0,702 0,00045 54004 23,60 1274505 2916480020 557
2.1 2017 15/02/2017 -0,702 0,00045 33960 14,58 495137 1153281600 213
2.1 2017 17/02/2017 -0,702 0,00045 49560 21,60 1070496 2456193600 467
2.1 2018 10/10/2018 -0,702 0,00045 31716 13,57 430380 1005876464 184
2.1 2018 12/10/2018 -0,702 0,00045 48493 21,12 1024179 2351603378 446
∑ 431822 187,30 8481180 19520710321 3685
r= -1,00
a= -0,702
b= 0,00045
4. GT 2.2
LINEAR
GT EK X Y XY X² Y²
a b
2.2 2014 05/09/2014 -0,702 0,00045 36071 15,53 560184 1301125057 241
2.2 2014 08/09/2014 -0,702 0,00045 54893 24,00 1317440 3013278044 576
2.2 2015 11/03/2015 -0,702 0,00045 34449 14,80 509844 1186725946 219
2.2 2015 13/03/2015 -0,702 0,00045 54449 23,80 1295884 2964681501 566
2.2 2016 19/08/2016 -0,702 0,00045 34227 14,70 503132 1171464711 216
2.2 2016 22/08/2016 -0,702 0,00045 54004 23,60 1274505 2916480020 557
2.2 2017 16/02/2017 -0,702 0,00045 33960 14,58 495137 1153281600 213
2.2 2017 18/02/2017 -0,702 0,00045 49560 21,60 1070496 2456193600 467
2.2 2018 13/10/2018 -0,702 0,00045 31716 13,57 430380 1005876464 184
2.2 2018 15/10/2018 -0,702 0,00045 48493 21,12 1024179 2351603378 446
∑ 431822 187,30 8481180 19520710321 3685
r= -1,00
a= -0,702
b= 0,00045