Abstrak
Salah satu peralatan listrik tegangan tinggi yang ada pada Gardu Induk adalah
Saklar Pemutus Tenaga (PMT) atau kadang disebut juga Circuit Breaker (CB). Saklar
pemutus tenaga (PMT) ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian
pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus
gangguan). Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan
recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar
pemutus dilengkapi dengan media pemadam busur api, seperti gas SF6.
Pemutus Tenaga harus mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan
berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu
sendiri. Pemutus Daya juga harus mampu memutuskan arus hubung singkat dengan cepat
agar tidak sampai merusak peralatan sistem dan membuat sistem kehilangan kestabilan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif dan terjadwal. Dengan
demikian dapat diminimalisir kerusakannya yang dapat mengganggu kelangsungan
penyaluran tenaga listrik baik ke pelanggan maupun ke gardu induk lain melalui jaringan
transmisi.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik sebagai sumber energi yang Untuk menunjang proses penyaluran
fleksibel telah menjadi kebutuhan utama untuk tenaga listrik, perlu dilakukan perawatan dan
memenuhi segala kebutuhan energi dari pemeliharaan pada peralatan yang ada pada
masyarakat. Hampir semua aspek yang Gardu Induk. Pada Gardu Induk (GI), sistem
berhubungan dengan perekonomian dan pemutusan tenaga merupakan hal yang sangat
perkembangan teknologi tidak dapat vital dalam kelangsungan pasokan listrik,
dipisahkan dengan masalah kelistrikan, dalam hal ini peran Pemutus Tenaga (PMT)
sehingga kebutuhan akan listrik pada saat ini atau sering disebut juga Circuit Breaker (CB)
maupun yang akan datang akan terus sangat penting. Maka perlu dilakukan
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan secara rutin agar Pemutus
energi listrik maka dibangun Pusat Tenaga (PMT) dapat bekerja sesuai fungsinya
Pembangkit Listrik, Gardu Induk (GI), saluran secara optimal.
transmisi dan saluran distribusi sebagai media Circuit Breaker (CB) atau Pemutus
penyalur aliran daya listrik hingga sampai ke Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
konsumen. Salah satu GI yang dibangun untuk switching mekanis, yang mampu menutup,
melayani kebutuhan akan energi listrik di mengalirkan dan memutus arus beban dalam
wilayah Semarang adalah Gardu Induk (GI) kondisi normal serta mampu menutup,
Ungaran. mengalirkan (dalam periode waktu tertentu)
dan memutus arus beban dalam spesifik 6. Gardu Induk 150 kV Pandean Lamper
kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi 7. Gardu Induk 150 kV Simpang Lima(GIS)
short circuit / hubung singkat. 8. Gardu Induk 150 kV Kalisari (GIS)
Fungsi utamanya adalah sebagai alat 9. Gardu Induk 150 kV Tambak Lorok
pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik 10. Gardu Induk 150 kV Krapyak
dalam kondisi berbeban, serta mampu 11. Gardu Induk 150 kV Randugarut (GIS)
membuka atau menutup saat terjadi arus 12. Gardu Induk 150 kV Kaliwungu
gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau 13. Gardu Induk 150 kV BSB (Bumi
peralatan lain. Semarang Baru)
14. Gardu Induk 150 kV Mranggen
1.2. Tujuan
1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja III. PEMUTUS TENAGA PADA GARDU
di PT. PLN (Persero) Basecamp INDUK SRONDOL 150 kV
Semarang. 3.1 Pengertian PMT
2. Memberikan gambaran mengenai Berdasarkan IEV (International
Pemutus Tenaga (PMT) di Gardu Induk
Electrotchnical Vocabulary) 441-14-20
Ungaran 150 kV.
3. Mengetahui pengujian yang dilakukan disebutkan bahwa CB/ Circuit Breaker atau
saat pelaksanaan pemeliharaan Pemutus pemutus tenaga/ PMT meupakan peralatan
Tenaga (PMT) di Gardu Induk Ungaran saklar mekanis, yang mampu menutup,
150 kV. mengalirkan, dan memutus arus beban dalam
kondisi normal serta abnormal / saat terjadi
1.3. Batasan Masalah gangguan seperti kondisi short circuit /
Dalam penulisan laporan Praktek Kerja di
hubung singkat.
PT. PLN ( Persero ) Gardu Induk Srondol
150kV, Pemutus tenaga (PMT) menggunakan
3.2 Prinsip Kerja PMT
media pemadam Gas SF6. Pengujian yang
dilakukan adalah pengukuran tahanan isolasi, Pada kondisi normal PMT dapat
tahanan kontak, pengujian keserempakan dan dioperasikan lokal oleh operator untuk
tahanan pentanahan. maksud switching dan perawatan. Pada
kondisi abnormal/gangguan pada CT
II. PROFIL PERUSAHAAN (Current Transformer) akan membaca arus
PT PLN adalah perusahaan yang lebih kemudian relay akan mendeteksi
menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain
gangguan dan menutup rangkaian trip
yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang circuit, sehingga trip coil ter-energized,
saham. PT PLN mengupayakan agar tenaga kemudian mekanis penggerak PMT akan
listrik sebagai media untuk meningkatkan dapat perintah buka dari relay dan beroperasi
kualitas kehidupan masyarakat. membuka kontak – kontak PMT.
Semenjak April 2012, P3B JB resmi Mekanis penggerak yang digunakan pada
meluncurkan struktur organisasi baru. Gardu Induk 150 kV Ungaran ini adalah
Struktur Organisasi yang semula terdiri atas 4
menggunakan mekanis penggerak Spring
Kantor Region dan 31 UPT serta 1 Sub
Region kini berubah menjadi struktur yang (Pegas) dan ada beberapa yang
lebih ramping, yakni terdiri atas 5 APB (Area dikombinasikan dengan mekanis penggerak
Pengatur Beban) dan 16 APP (Area Pelaksana pneumatic, dengan maksud hanya sebagai
Pemeliharaan). Gardu Induk di Wilayah APP penggerak pada pegas membuka atau
Semarang terdiri dari 14 (empat belas) Gardu menutup.Pada waktu pemutusan /
Induk yaitu : menghubungkan daya listrik akan terjadi
1. GITET 500 kV Ungaran
2. Gardu Induk 150 kV Ungaran busur api, yang terjadi pada kontak – kontak
3. Gardu Induk 150 kV Sayung di dalam ruang pemutus. Pemadamaman
4. Gardu Induk 150 kV Pudak Payung(GIS) busur api dapat dilakukan oleh beberapa
5. Gardu Induk 150 kV Srondol macam bahan peredam, diantaranya yaitu
dengan minyak, udara, dan gas. Bahan PMT Three Pole
peredam busur api yang digunakan pada
Gardu Induk 150 KV Ungaran yaitu
menggunakan bahan GAS SF6 (Sulphur
Hexafluoride).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada saat pemeliharaan sebelum
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa melaksanakan pengujian PMT,
hasil pengujian keserempakan PMT GI pemasangan grounding tambahan
Ungaran bay Tambak Lorok I bernilai pada PMT sangat penting untuk
kurang dari 1 s, sehingga sudah sesuai menetralkan tegangan induksi yang
dengan standar yang ditentukan oleh PLN. masih tersisa. Hal ini bertujuan agar
Jadi PMT tersebut masih layak untuk mendapatkan hasil yang akurat saat
beroperasi melakukan pengukuran
2. Sebelum melakukan pengukuran
4.2 Tahanan pentanahan tahanan isolasi perlu dilakukan
Peralatan ataupun titik netral sistem pembersihan untuk menghilangkan
tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah debu yang menempel pada isolator,
dengan suatu pentanahan yang ada di karena debu dapat bersifat sebagai
Gardu Induk dimana sistem pentanahan konduktor.
tersebut dibuat di dalam tanah dengan 3. Hasil pengukuran tahanan isolasi PMT
struktur bentuk mesh. Nilai tahanan bay Tambak Lorok I sudah sesuai
Pentanahan di Gardu Induk bervariasi dengan standar yang ditentukan oleh
besarnya nilai tahanan tanah dapat PLN karena dari hasil pengukuran di
ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, semua fasa bernilai kurang dari 1MΩ
misalnya tanah kering tanah cadas, kapur, sehingga PMT tersebut masih layak
dsb tahananan tanahnya cukup tinggi untuk beroperasi.
nilainya jika dibanding dengan kondisi 4. Hasil pengukuran nilai tahanan kontak
tanah yang basah. Semakin kecil nilai PMT bay Tambak Lorok I kurang dari
pentanahannya maka akan semakin baik. 100 μΩ, sehingga sudah sesuai dengan
Pengukuran tahanan pentanahan standar yang ditentukan oleh PLN
pada peralatan pemutus tenaga ( PMT ) sehingga PMT tersebut masih layak
yang diukur adalah sistem tahanan untuk beroperasi.
pentanahannya dengan cara ground yang
5. Hasil pengujian keserempakan PMT [10]Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
GI Ungaran bay Tambak Lorok I Bay Line
bernilai kurang dari 1 s, sehingga [11]Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
sudah sesuai dengan standar yang Bay Trafo
ditentukan oleh PLN. Oleh karena itu [12]Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
PMT tersebut masih layak untuk Bay Busbar
beroperasi. [13]Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
6. Hasil pengujian tahanan pentanahan SUTT-SUTET
PMT GI Ungaran bay Tambak Lorok [14]Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
I sudah sesuai dengan standar yang SKTT-SKLT
ditentukan oleh PLN yaitu kurang dari
1 Ω. Jadi PMT tersebut masih layak
untuk beroperasi.
5.2 Saran
Selama mengikuti kerja praktek di
PT. PLN (PERSERO) APP Semarang
Base Camp Semarang,, maka penulis
dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Supaya peralatan instalasi listrik
yang ada dalam Gardu Induk Ungaran
terhindar dari gangguan – ganguan dan
dapat bekerja secara optimal, hendaknya
pelaksanaan pemeliharaan masing –
masing peralatan yang dilakukan sesuai
jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan
Tegangan Tinggi, Jakarta : Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama
[2] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Supplay DC System
[3] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Transformator Tegangan
[4] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Transformator Arus (CT)
[5] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Transformator Tegangan (PT)
[6] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Pemutus Tenaga (PMT)
[7] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Pemisah (PMS)
[8] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Lightning Arrester
[9] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO)
Serandang
BIODATA PENULIS
Faisal Oktavian
Suryaadmaja Lahir di
Karanganyar pada
tanggal 10 Oktober
1994. Riwayat
Pendidikan : SD Negeri
02 Papahan, SMP Negeri 1 Karanganyar,
SMA Negeri 1 Karanganyar dan sekarang
sedang melanjutkan studi strata 1 di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro konsentrasi
Teknik Tenaga Listrik.