Diajukan Kepada :
Universitas Pamulang
Oleh :
ARYAN WINANDA
2014030590
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada :
Universitas Pamulang
Oleh :
ARYAN WINANDA
2014030590
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
i
Pamulang, 9 Maret 2018
Di Tempat
Dengan hormat,
NIM : 2014030590
Teknik Mesin. Adapun judul tugas akhir yang saya ambil adalah :
Besar harapan saya, judul tersebut dapat Bapak terima. Atas perhatian dan
Hormat saya,
ARYAN WINANDA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa , karena
Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk
Teknik Mesin.
kepada :
4. Bapak Ir. Dadang Kurnia, M.M selaku Dekan Fakultas Teknik Mesin
Universitas Pamulang.
5. Bapak Ir. Djunana, M.Si, selaku kepala jurusan Teknik Mesin Universitas
Pamulang.
6. Kedua Orang Tua, Dan Keluarga Penulis yang telah memberikan bantuan
banyak motivasi dan edukasi kepada penulis untuk bisa lebih berkembang
iii
9. Keluarga Besar Ikatan Alumni Teknik Mesin Universitas Pamulang yang telah
10. Seluruh pihak yang memberikan bantuan secara langsung maupun tidak
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis masih membutuhkan koreksi, saran dan kritik yang bertujuan
ARYAN WINANDA
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
v
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
vi
2
BAB I
PENDAHULUAN
KAMPAS REM
Sistem rem pada kendaraan fungsinya untuk memperkecil laju kendaraan saat
menjadi panas melalui gaya gesek yang diperoleh dari kampas rem dan piringan.
Kampas atau Brake pada adalah sebuah komponen yang memiliki gaya gesek
besar untuk melakukan penggesekan pada permukaan rotor atau tromol agar
Fungsi kampas rem adalah untuk menekan permukaan tromol atau piringan
rem agar terjadi gesekan diantara kedua komponen itu. Karena bahan penyususn
kampas rem terbuat dari bahan keramik yang memiliki gaya gesek tinggi maka
disaat pad ini menyentuh piringan akan terjadi gesekan yang mengubah energi
Kampas rem, dibuat dari bahan keramik yang bercampur dengan serat karbon.
Dulu kampas rem dibuat dari bahan asbes, namun karena sifat asbes yang
Namun kekurangan pada tipe kanvas keramik ini yakni debunya yang cukup
tinggi. Hal itu disebabkan untuk memperoleh tingkat gesekan yang maksimal
3
maka bahan kampas dibuat lebih lunak sehingga debu hasil gesekan ini akan
KEAUSAN
akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini
merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan saling bergesekan,
maka akan ada keausan atau perpindahan materi yang terjadi antara dua benda
menjadi abrasive, adhesive, flow dan fatigue wear. Abrasive wear disebabkan
oleh hilangnya material dari permukaan sebuah benda oleh material lain yang
lebih keras. Ada dua kategori keausan ini, yaitu: Two body abrasion, dan Three
body abrasion.
beragam. Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan
Salah satunya adalah metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek
dari cincin yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan
menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang - ulang yang pada akhirnya
akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak
permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat
kea
usan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin
WEAR ABRASIVE
Ilmu wear abrasive merupakan bagian dari ilmu tribologi yang membahas
mengenai yang berkenaan dengan gesekan, dan keausan. Aus yang disebabkan
proses galling sehingga serpihan hasil gesekan yang terbentuk (debris) mengeras
serta ikut berperan dalam hilangnya material karena proses gesekan yang terjadi
secara berulang - ulang. Jadi pengertian “tiga benda” disini adalah dua material
yang saling bergesekan dan sebuah benda serpihan hasil gesekan. Sedangkan pada
keausan “dua benda”, debris atau serpihan hasil gesekan tidak ada. Jika gesekan
yang terjadi diteruskan dengan dikenai suatu pariasi beban, maka gesekan yang
awalnya ringan akan terjadi penambahan tekanan yang berakibat pada benda
tersebut. Contoh penerapan kasus misalkan gesekan yang terjadi pada kampas rem
motor dengan disk breake dengan adanya beban dari motor dan pengendara dalam
kesimpulan, bahwa kekuatan dari kampas rem dengan penggunaan beban berat
atau beban ringan maka salah satu hal yang harus kita perhatikan adalah tentang
1.2.Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini adalah
menganalisa wear abrasive test dengan memberi beban yang berbeda pada
1.3.Pembatasan Masalah
1. Penelitian wear abrasive test pada material kampas rem yang diberi beban
yang berbeda.
2. Menghitung nilai wear abrasive terhadap kampas rem yang dilihat dari
perubahan massa yang terjadi pada spesimen antara sebelum dan sesudah
Guna mengetahui nilai kekuatan material kampas rem melalui beban yang
bisa disesuaikan dengan kebutuhan akan hasil yang diinginkan dari material
menuliskan laporan hasil analisa tersebut pada skripsi. Dimana tujuan yang
kuliah.
6
sesuai peruntukannya.
a. Studi literatur
c. penelitian
d. Penghitungan Data
saran rekomendasi.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang pemilihan judul tugas
penulisan.
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan yang dilakukan dari penelitian ini serta saran mengenai pengujian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KAMPAS REM
Rem adalah sebuah peralatan dengan memakai tahanan gesek buatan yang
diterapkan pada sebuah mesin berputar agar gerakan mesin berhenti. Rem
menyerap energi kinetik dari bagian yang bergerak. Energi yang diserap oleh rem
berubah dalam bentuk panas. Panas ini akan menghilang dalam lingkungan udara
supaya pemanasan yang hebat dari rem tidak terjadi. Desain atau kapasitas dari
Perbedaan fungsi utama antara sebuah clutch (kopling tak tetap) dan sebuah
rem adalah bahwa clutch digunakan untuk mengatur/menjaga penggerak dan yang
Sistem rem dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi untuk:
diperlukan sistem pengereman yang lebih handal dan optimal untuk menghentikan
perbaikan – perbaikan dalam system pengereman. Sistem rem yang baik adalah
sistem rem yang apabila dilakukan pengereman baik dalam kondisi apapun
c. Karakteristik Pengereman
A. Material Kampas
untuk drum ataupun disk sangatlah sulit. Di samping agar dapat memberikan
koefisien gesek yang tinggi, juga diharapkan tidak terpengaruh oleh temperatur,
tekanan, kecepatan gesek, air, oli dan secara mekanis harus mampu di keling atau
berharga murah dan mempunyai umur pakai yang lama (Lubi, 2001).
dilekatkan bersama dengan berbagai resin organik, karet dan lain-lain. kampas
rem dari bahan asbestos hanya memiliki I jenis fiber yaitu asbes yang merupakan
kelemahan pada saat kondisi basah yang mengakibatkan efek licin waktu
pengereman. Kampas rem yang terbuat dari asbestos hanya bisa bertahan sampai
dengan suhu 2000C rem asbestos akan blong (fading) pada temperature 2000C
(Waskito, 2008). Namun saat ini banyak digunakan material sintetis dimana
semua bahan dicampur jadi satu termasuk asbestos fibres, kawat seng dan
lebih mudah untuk ditambahkan bahan lain guna meningkatkan kemampuan dari
kampas rem, yang kemudian dikenal dengan tipe cetak (moulded type)(Lubi,
2001).
12
Bahan kampas rem asli adalah kampas rem yang terbuat dari bahan non
asbestos biasanya terdiri dari 4 s/d 5 macam fiber diantaranya Kevlar, steel fiber,
rock wool, cellulose dan carbon fiber yang memiliki serat panjang. Bilamana
bahan menggunakan kampas rem non asbestos yang memiliki beberapa jenis fiber
maka efek licin tersebut dapat teratasi. Kampas rem non asbestos bertahan sampai
3600C sehingga cenderung stabil (tidak blong). Bahan kampas rem non asbestos
yang terbuat dari material berkualitas seperti Kevlar/aramid. Kevlar ini bahan
yang digunakan untuk baju anti peluru di mana Kevlar mampu menghambat laju
putaran peluru sampai berhenti, jadi pada dasarnya Kevlar itu menghentikan
putaran peluru bukan memantulkan peluru seperti baja. Inilah yang kadang
kadang orang berpendapat non asbestos keras padahal tidak, terbukti putaran
peluru bisa dihentikan apalagi putaran rotor atau drum kendaraan bermotor
(Waskito, 2008).
sepeda motor bahan penguatnya (reinforced) terdiri atas partikel yang tersebar
bentuk padatan yang baik. Melalui proses penekanan sekaligus pemanasan pada
saat pencetakan (sintering) akan dihasilkan kekuatan, kekerasan serta gaya gesek
struktur dimana antara partikel satu dengan yang lain saling melekat serta akan
diperoleh bentuk solid yang baik dan matriks pengikat yang kuat (Setiyanto,
2009).
13
kritis masing-masing. Titik kritis bahan material kampas rem, ditunjukan dengan
mengerasnya permukaan kampas rem dan menjadi licin. Keadaan seperti itu yang
kampas rem khusus. Secara umum bagian-bagian kampas rem terdiri dari daging
kampas (bahan friksi), dudukan kampas (body brake shoe) dan 2 buah spiral. Pada
aplikasi sistem pengereman otomotif yang aman dan efektif, bahan friksi harus
memenuhi persyaratan minimum mengenai unjuk kerja, noise dan daya tahan.
mengerem dengan halus. Selain itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang
tinggi, keausan kecil, kuat, tidak melukai permukaan roda dan dapat menyerap
getaran.
bahan mempunyai sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain,
maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara
kampas rem, maka nilai kekerasan, keausan, bending dan sifat mekanik lainnya
b) Ketahanan panas 360 0C, untuk pemakaian terus menerus sampai dengan
250 0C.
antara lain dengan menggunakan alat pengereman seperti rem cakram maupun
rem tromol, tetapi ada cara lain yang dapat digunakan untuk menghentikan laju
menurunkan gigi persneling pada gigi yang lebih rendah akan memberikan efek
pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem. Biasanya engine
brake digunakan untuk membantu meringankan kerja dari rem. Alat pengereman
dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe
1. Rem Cakram
Rem cakram terdiri dari piringan yang dibuat dari logam, piringan logam
ini akan dijepit oleh kanvas rem cakram (brake pad) yang didorong oleh sebuah
15
torak yang ada dalam silinder roda. Untuk menjepit piringan ini diperlukan tenaga
yang cukup kuat. Guna untuk memenuhi kebutuhan tenaga ini, pada rem cakram
kuat. Sistem hydraulic terdiri dari master silinder, silinder roda, reservoir untuk
tempat oli rem dan komponen penunjang lainnya. Pada kendaraan roda dua, ketika
handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem akan menekan torak
yang terdapat dalam master silinder. Torak ini kan mendorong oli rem ke arah
saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan silinder roda. Pada bagian
torak sebelah luar dipasang kanvas atau brake pad, brake pad ini akan menjepit
2. Rem Tromol
Tipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada
piringan yang tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar
bergerak radial menekan drum sehingga terjadi gesekan antara drum dan kampas
dari kampas rem itu sendiri dan harga koefisien gesek (μ) yang stabil pada rentang
Penurunan yang besar dari harga koefisien gesek pada temperatur tinggi
dapat mengakibatkan fade (pudar) dan ini dapat menurunkan daya pengereman.
Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara koefisien gesek dengan temperatur
kampas saat pengereman yang dapat dilihat pada gambar 2.4, sedangkan
energi panas yang tercemin dari adanya kenaikan temperatur, baik pada kampas
maupun pada drum. Pada proses pengereman terjadi gesekan antara kampas rem
dan drumkarena kedua elemen tersebut berada pada putaran yang berbeda, energi
yang diserap dalam bentuk panas menyebabkan adanya kenaikan temperatur baik
hal tersebut diasumsikan terjadi secara singkat. Temperatur kemudian turun jika
rem dilepas kecuali diikuti kembali oleh pengereman yang berikutnya, sehingga
g. Efisiensi Pengereman
terjadinya lock pada ban dengan koefisien adhesi dari jalan μ, dan dirumuskan
.......................................................................................... (2-4)
g = gravitasi ( m/s2)
μ = koefisien adhesi
KEAUSAN
Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun
lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari
permukaan. Definisi lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari
permukaan yang saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada
permukaan. Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya
yang penyebabnya didominasi oleh perilaku mekanis dari bahan dan keausan
yang penyebabnya didominasi oleh perilaku kimia dari bahan [5], sedangkan
menurut Koji Kato, tipe keausan terdiri dari tiga macam, yaitu mechanical,
1. Abrasive wear. Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras
2. Adhesive wear. Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih
lunak menempel atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras.
3. Flow wear. Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak
mengalir seperti meleleh dan tergeser plastis akibat kontak dengan lain
4. Fatigue wear. Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang
tegak lurus pada permukaan tanpa deformasi plastis yang besar, seperti:
Keausan pada suatu benda dapat terjadi ketika benda tersebut mengalami
benda yang bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika
dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan
sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin
yang lain. Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah
20
relatif antara dua benda terhadap suatu axis yang berada dalam suatu
secara rotasi pada suatu titik, yang diakibatkan adanya perbedaan w. Pada
problem 2-D untuk dua buah silinder, kontak yang terjadi berjenis line
kecil dari gaya normal. Jika gesekan dihilangkan, maka hanya terjadi
3. Rolling contact dapat diartikan adanya kontak antara dua buah benda
WEAR ABRASIVE
Terjadi bila suatu partikel keras ( asperity ) dari material tertentu meluncur pada
permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau
bawah ini. Tingkat keausan pada mekanisme iniditentukan oleh derajat kebebasan
Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan keausan yang lebih tinggi
ketika diikat pada suatu permukaan seperti pada kertas amplas, dibandingkan bila
pertikel tersebut berada di dalam sistem slury. Pada kasus pertama, partikel
1. Material hardness
3. Ukuran abrasif
4. Bentuk
1. Scratching
2. Scoring
3. Gouging
22
hanya satu interaksi, sementara pada keausan fatik dibutuhkan interaksi multi.
pembebanan.
23
on-disc dimana spesimen pin ditahan diam, sementara spesimen disc berputar
dengan kecepatan tertentu. Parameter yang digunakan pada pengujian keausan ini
adalah sliding speed sebesar 0,24 m/s pembebanan 2 kg yang setara dengan
pin ditimbang menggunakan neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg. Setelah
massa yang terjadi. Data yang didapatkan dari pengujian keausan berupa selisih
massa dari pin yang kemudian akan dihitung nilai laju keausannya menggunakan
persamaan Archard, Densitas dari spesimen pin juga dihitung berdasarkan berat
c. Keausan Archard
dalam keausan sliding adalah medan tegangan di dalam kontak dan jarak sliding
yang relatif antara permukaan kontak. Model ini sering dikenal sebagai hukum
keausan Archard (Archard’s wear law). Sebenarnya bentuk dasarnya pertama kali
V kd. Fn. s dimana V adalah volume material yang hilang akibat keausan, s
adalah jarak sliding, FN adalah beban normal, H adalah kekerasan dari material
pengujian.
cekam yang terbuat dari baja, mencari hardness pada masing masing spesimen uji,
Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat uji tribometer tipe pin on disk. Pin
diletakkan diatas disk yang berputar dengan menggunakan motor. Pada penelitian
ada beberapa variabel beban yaitu tanpa beban, beban 2kg, dan beban 4kg,
selama 5 menit untuk setiap beban. Keausan dilihat dari perubahan massa yang
terjadi pada spesimen antara sebelum dan sesudah spesimen dilakukan pengujian.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi literatur
Kesimpulan
Selesai
3.2.Rencana Penelitian
Study
1
Kepustakaan
Penulisan
2
Proposal
3 Sidang Proposal
4 Pengambilan Data
5 Pengujian Data
Evaluasi Hasil
6
Analisa
7 Penulisan Skripsi
Evaluasi
8
Penulisan
9 Sidang Skripsi
28
Daftar Pustaka
http://eprints.undip.ac.id/41427/5/bab_iii_model-model_keausan.pdf
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/20739/3397
https://media.neliti.com/media/publications/138408-ID-tribologi-daerah-
pelumasan-dan-keausan.pdf
https://www.mtf.stuba.sk/buxus/docs/internetovy_casopis/2009/1/kovariko
va.pdf
http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/5.-
Sukamto.pdf