TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
DIMAS PRASETIO
40040217060019
SEKOLAH VOKASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI MESIN
SEMARANG
AGUSTUS 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal :
Yang menyatakan,
(Dimas Prasetio)
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Jadilah baik. Karena kapan pun kebaikan menjadi bagian sesuatu, ia akan
Persembahan :
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa yang
tiada hentinya.
semangat.
6. Segenap dosen, teknisi, dan karyawan PSD III Teknik Mesin Universitas
Diponegoro.
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
laporan Tugas Akhir dengan judul “Pengujian Material Baja S45C, Alumunium
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak saran,
bimbingan, dan bantuan dari pihak pembimbing, pemateri, maupun teknisi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
2. Bapak Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma
Diponegoro.
Akhir.
5. Seluruh Dosen dan Teknisi yang telah memberikan ilmu selama masa
perkuliahan.
laporan ini.
7. Serta semua pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan penulis satu per satu
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga
Penulis
ABSTRAKSI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAKSI..........................................................................................................ix
ABSTRACT.............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK............................................................................xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Tujuan.....................................................................................................................3
1.5 Manfaat...................................................................................................................4
BAB V PENUTUP.................................................................................................53
5.1 Kesimpulan..................................................................................................53
5.2 Saran.............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Gambar 3. 7 Anvil..................................................................................................28
menerima beban tanpa mengalami deformasi plastis yaitu terhadap identitas, tahan
Kekerasan suatu material merupakan sifat mekanik yang paling penting, karena
dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik yang lain, seperti strenght
(kekuatan). Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimilik suatu material dapat
keperluan. Pada umumnya yang dimaksud dengan logam adalah unsur- unsur
yang memiliki sifat yang kuat, ulet, keras, mengkilap, penghantar listrik dan
panas. Karena sifat- sifat tersebut maka logam banyak digunakan orang untuk
Secara garis besar logam dikelompokan menjadi 2 yaitu logam ferro dan
logam non ferro. Logam ferro merupakan logam yang terbentuk dari campuran
besi dan karbon contohnya Baja S45C sedangkan logam non ferro merupakan
Baja S45C digolongkan menjadi baja karbon sedang dengan kadar karbon
0,45%, sangat banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan part atau
komponen dari suatu mesin seperti gear, shaft, couling, pulley dan komponen lain.
Baja ini dipilih karena memiliki sifat material yang keras, tahan aus, tahan
Alumunium termasuk kedalam jenis logam ringan non ferro yang sering
panas yang baik. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan
dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela
apakah logam itu sudah dapat digunakan karena kadang- kadang logam bersifat
sangat keras tapi rapuh dan getas, oleh sebab itu pengujian kekerasan material
1.4 Tujuan
Tujuan pembuatan Tugas Akhir dengan judul “Pengujian Kekerasan
rockwell” adalah :
Tembaga.
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari “Pengujian Material Baja S45C,
lain:
menguji material.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan manfaat Tugas Akhir,
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya
pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik.
Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak
dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi
waktu. Terdpat beberapa sifat mekanis pada suatu bahan salah satunya adalah
kekerasan dari suatu bahan itu sendiri, kekuatan material merupakan suatu hal
yang sangat penting untuk menentukan apakah bahan tersebut dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan karena kadang ada bahan yang memiliki sifat yang
2. Sifat Fisik
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat
fisik adalah sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti
pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah
pada struktur material. Sifat fisik material antara lain : temperatur cair,
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah
material yang menerima beban tanpa mengalami deformasi plastis yaitu terhadap
pengikisan (abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling
yang lain, seperti strenght (kekuatan). Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimilik
2. Unsur paduan
a. Karbon (C)
ausnya. Unsur ini memberikan pengerjaan yang lebih mengkilap atau bersih
c. Silikon (Si)
sehingga baja karbon lebih elastis dan cocok dijadikan sebagai bahan
pembuat pegas.
d. Posfor (P)
Posfor dalam baja dibutuhkan dalam persentase kecil yaitu maksimum 0,04
e. Belerang (S)
gesekan tinggi.
f. Khrom (Cr)
menaikkan daya tahan korosi dan daya tahan terhadap keausan yang tinggi,
keuletan berkurang.
g. Nikel (Ni)
Sebagai unsur paduan dalam baja konstruksi dan baja mesin, nikel
i. Titanium (Ti)
Titanium adalah logam yang lunak tetapi biola dipadukan dengan nikel dan
j. Wolfram/Tungsten (W/T)
Paduan ini dapat membentuk karbida yang stabil yang sangat keras,
secara perlahan-lahan
3. Perlakuan Panas
1. Hardening
Untuk baja hypoeutectoid dipanaskan sampai (20-30)ºC. Untuk baja eutectoid dan
tersebut selama waktu tertentu dan didinginkan cepat didalam air atau oli,
harus sesuai supaya transformasi yang sempurna dari austenit menjadi martensit.
tergantung pada karbon. Semakin tinggi kadar karbon, semakin tinggi pula
2. Annealimg
3. Normalizimg
didingingkan pada udara sampai temperatur ruang. Pendinginan di sini lebih cepat
dari pada annealing, sehingga pearlite yang terjadi menjadi lebih halus sehingga
menjadikan lebih keras dan lebih kuat dibanding yang diperolah dengan
annealing.
2.2.1 Definisi
Uji kekerasan merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan
pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis
suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau
daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu
material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan
sebagai material ulet atau getas. Uji keras juga dapat digunakan sebaagai salah
satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas atau dingin terhadap
material. Metode yang digunakan dalam uji kekerasan material dalam penelitian
pengujian ini relatif mudah dilakukan dan sepenuhnya tidak merusak. Prinsip
dasar uji kekerasan material sangat sederhana yaitu dengan memeberikan idenstasi
atau penekanan pada bagian permukaan material logam dengan besar gaya yang
sudah ditetapkan.
yang banyak digunakan, hal ini dikarenakan pengujian kekerasan Rockwell yang
sederhana, cepat, tidak memerlukan mikroskop untuk mengukur jejak, dan relatif
dalam benda uji dilakukan dengan menerapkan beban pendahuluan atau beban
minor (F0), kemudian ditambah dengan beban utama atau beban mayor (F1), lalu
Besarnya beban minor ini adalah 10 kgf sedangkan besarnya beban utama
biasanya adalah 50 kgf, 90 kgf, atau 140 kgf. Penerapan beban minor pada
utama. Dengan demikian permukaan benda uji tidak perlu dibuat dengan sehalus
dari mesin uji sesuai dengan ketentuan. Pada Pengukuran kekerasan harus
2. Uji kekerasan Rockwell harus dilakukan pada suhu sekitar dalam batas 10
diingatkan bahwa suhu bahan uji dan suhu alat uji kekerasan dapat
1
PT Aldo, “Panduan Pengoperasian Mesin tes kekerasan type HD-588,” 2020.
2
ASTM, “Standard Test Methods for Rockwell Hardness of Metallic Materials 1 , 2,” 2015
<https://doi.org/10.1520/E0018-15.2>.
memengaruhi hasil tes. Akibatnya, pengguna harus memastikan bahwa
uji diminimalkan.
bahan uji.
d. Total Force Dwell Time, tTF — Dwell time ketika total force
sepenuhnya diterapkan.
e. Dwell Time for Elastic Recovery, tR — Waktu dwell pada tingkat
terakhir diukur.
otomatis dengan hampir tidak ada pengaruh operator, sementara mesin lain
pengujian
Rockwell.
d. Pada akhir gaya hidup sementara waktu tF,, segera tentukan posisi
pabrikan).
f. Pertahankan gaya total F untuk twell time gaya total yang ditentukan.
awal F0.
8. Setelah setiap perubahan gaya uji atau pelepasan dan penggantian indentor
Jika indikasi baru dibuat dalam material yang terpengaruh ini, nilai
penurunan nilai kekerasan yang nyata. Kedua keadaan ini dapat dihindari
dengan memungkinkan jarak yang tepat antara lekukan dan dari tepi
material.
a. Jarak antara pusat dari dua lekukan yang berdekatan harus setidaknya
Nilai kekerasan benda uji dapat dibaca langsung pada jam ukur (dial gage).
2. Kekurangan
tinggi maka nilai kekuatan tariknya juga tinggi dengan demikian jika digambarkan
dengan grafik maka akan berbanding lurus. Untuk perhitungan kekuatan tarik
HB : Hardness Brinell
HRB HB
55 – 69 HB = 1,646 * HRB + 8,7
70 – 79 HB = 2,394 * HRB – 42,7
80 – 89 HB = 3,297 * HRB – 114
90 – 100 HB = 5,582 * HRB – 319
Sumber : ASTM A 370
2.4 Karakteristik Bahan Uji
dan unsur kedua yang berpengaruh berpengaruh pada sifat‐sifatnya adalah karbon,
Merupakan baja dengan kandungan utama besi dan karbon dengan komposisi
karbon < 0,30%. Karbon dibawah 0,15% dinamakan dead mild steel yang
banyak digunakan pada sheet, strip, wire, ship plate, dan lain-lain. Baja
karbon rendah dapat digunakan sebagai body mobil, bentuk struktur (profil
Memiliki kandungan karbon antara 0,3 – 0,8%. Baja ini dapat dinaikan sifat
tempering. Baja ini sering dipakai dalam komponen mesin atau biasa
dalam pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, dan lain – lain.
Steel atau bisa dibilang baja yang sering dipakai dalam komponen atau spare part
mesin karena karakteristiknya yang sangat cocok sebagai komponen mesin karena
memenilik sifat material yang keras, tahan aus, tahan beban puntir dan cukup ulet.
2.4.2 Alumunium
Aluminium merupakan logam yang ringan dan tahan terhadap korosi.
konduktor panas yang baik. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela
2.4.3 Tembaga
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu
unsur ini memiliki kororsi yang sangat cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus
terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan perpipaan (20%) dan mesin
industri (15%). Tembaga biasanya digunakan dalam bentuk logam murni, tetapi
ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih tinggi maka biasanya dicampur dengan
Mechanical Properties
Proof Stress Tensile Strenght Hardness Brinell Elongation A
180 – 270 MPa 440 – 500 MPa 100 – 140 HB 20 – 12 %
Sumber : aalco.co.uk
Physical Properties
Melting Modulus of Thermal
Density Electrical Resistivity
Point Elasticity Conductivity