Anda di halaman 1dari 99

UNIVERSITAS DIPONEGORO

“UJI KEKERASAN MATERIAL STEEL 60, VCN 150, DAN

ALUMUNIUM DENGAN METODE ROCKWELL”

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

MUHAMAD FARIZ MAULANA ZEIN


40040217060025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
AGUSTUS 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Muhamad Fariz Maulana Zein

NIM : 40040217060025

Tanda Tangan :

Tanggal : 26 Agustus 2020


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

TUGAS PROYEK AKHIR

No. : 149 / UN 7.5.13 / TM / 2020

Dengan ini diberikan Tugas Proyek Akhir untuk mahasiswa berikut :

No. NAMA NIM

1 Muhamad Fariz Maulana Zein 40040217060025

2 Wulan Cahyaningtyas 40040217060027

3 Wahyu Nur Muhammad 40040217060032

4 Yoga Adi Saputra 40040217060041

5 Hanafi Ardiansyah 40040217060084

Judul Proyek Akhir : PENGUJIAN ROCKWELL HARDNESS TESTER

Dosen Pembimbing : Ir. H. Murni, MT

NIP. : 195908291987031009

Isi Tugas :

1. Pengoperasian dan pembacaan skala mesin Rockwell Hardness Tester


2. Pengujian kekerasan material yang akan diuji

3. Membuat laporan TA lengkap disertai data hasil pengujian, pembahasan


dan kesimpulan

Proposal TA harus disetujui Dosen Pembimbing dan diserahkan Program


Studi paling lambat 2 bulan setelah Surat Tugas ini diterima. Tugas Akhir
harus diselesaikan selama-lamany

Semarang, 26 Agustus 2020

Ketua PSD III Teknik Mesin

Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes


NIP. 196204211986031002
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Dengan ini menerangkan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan judul : “Uji

Kekearasan Material Steel 60, VCN 150, dan Alumunium Dengan Metode

Rockwell” yang telah disusun oleh :

Nama : Muhamad Fariz Maulana Zein

NIM : 40040217060025

Program Studi : Diploma III Teknik Mesin

Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

Telah disetujui dan disahkan di Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 26 Agusutus 2020

Semarang, 26 Agusutus 2020

Ketua PSD III Teknik Mesin Dosen Pembimbing

SV UniversitasDiponegoro

Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes Ir. H. Murni, MT


NIP. 196204211986031002 NIP 195908291987031009
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Muhamad Fariz Maulana Zein

NIM : 40040217060025

Program Studi : Diploma III Teknik Mesin

Judul Tugas Akhir : “Uji Kekerasan Material Steel 60, VCN 150, dan

Alumunium dengan Metode Rockwell”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program

Studi Diploma III Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI Ttd.

Pembimbing : Ir. H. Murni, MT ( )

Penguji 1 : Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes ( )

Penguji 2 : Alaya Fadllu H.M., ST, M.Eng ( )

Semarang, 26 Agustus 2020

Ketua PSD III Teknik Mesin


SV Universitas Diponegoro

Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes


NIP. 196204211986031002
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang


bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhamad Fariz Maulana Zein

NIM : 40040217060025

Program Studi : Diploma III Teknik Mesin

Fakultas : Sekolah Vokasi

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Non eksklusif (None-
exclusive Royalty Free Right) atas karya saya yang berjudul :

“Uji Kekerasan Material Steel 60, VCN 150, dan Alumunium dengan Metode
Rockwell”

Dengan Hak Bebas Royalty / Non eksklusif ini Universitas Diponegoro


berhak menyimpan, mengalihkan media / formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya,
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai
Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat : Semarang
Pada Tanggal: 12 Agustus 2020
Yang menyatakan,

Muhamad Fariz Maulana Zein


HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Lakukanlah hal sekecil apapun tapi berpengaruh besar

2. Apapun hasilnya tetaplah bersyukur

3. Menjadi sukses itu penting tapi lebih penting menjadi orang baik

Persembahan :

1. Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya

2. Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan moril serta doa

yang tiada hentinya

3. Kakak, dan segenap keluarga yang selalu memberikan dukungan dan

semangat

4. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan berjuta kenangan dan semangat

5. Segenap dosen, teknisi, dan karyawan PSD III Teknik Mesin Universitas

Diponegoro

6. Teman-teman ZUIGER angkatan 2017 PSD III Teknik Mesin SV Undip


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas

segala Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan TA (Tugas Akhir) dengan judul “Uji Kekerasan

Material Steel 60, VCN 150, dan Alumunium dengan Metode Rockwell”.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak saran,

bimbingan, dan bantuan dari pihak pembimbing, pemateri, maupun teknisi, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas

Diponegoro Semarang.

2. Bapak Drs. Ireng Sigit Atmanto, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma

III Teknik Mesin Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas

Diponegoro.

3. Bapak Ir. H. Murni, MT, selaku dosen wali penulis serta dosen pembimbing

Tugas Akhir.

4. Seluruh Dosen dan Teknisi yang telah memberikan ilmu selama masa

perkuliahan.
5. Orang tua dan keluarga besar penulis atas kasih sayang, perhatian, doa yang

selalu menyertai, dan dukungan yang selalu diberikan selama ini.

6. Teman-teman angkatan 2017 Program Studi Diploma III Teknik Mesin

Universitas Diponegoro Semarang yang telah membantu dalam penyusunan

laporan ini.

7. Serta semua pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan penulis satu per satu

yang telah membantu selama pelaksanaan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan baik dalam penulisan maupun penjelasan yang disebabkan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak

demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi diri penulis

pribadi dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Agustus 2020

Penulis
ABSTRAKSI

UJI KEKERASAN MATERIAL STEEL 60, VCN 150, DAN

ALUMUNIUM DENGAN METODE ROCKWELL

Pengujian kekerasan terhadap material logam terus dilakukan untuk


menjaga kualitas material tersebut tetap terjaga. Kekerasan (Hardness) adalah
salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material logam.
Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Rockwell dimana daya tahan
material ditahan terhadap indentor berupa stell ball dan diamond cone 120 0.
Bahan material yang diuji ada 3 yaitu ST60, VCN 150, Alumunium. Pengujian ini
bertujuan mengetahui besar nilai kekerasan pada tiga bahan material dan
mengetahui nilai kedalaman yang terbentuk dari hasil pengujian
Pada ST60 nilai rata-rata kekerasan yang didapat Rockwell C adalah
23,025 HRC dan pada Rockwell B adalah 81,825 HRB. Pada VCN 150 nilai rata-
rata kekerasan yang didapat Rockwell C adalah 13,15 HRC dan pada Rockwell B
adalah 89,375 HRB. Pada Alumunium nilai rata-rata kekerasan yang didapat
Rockwell C adalah 43,9 HRC dan pada Rockwell B adalah 77,475 HRB.
Pada ST60 nilai rata-rata kedalaman yang didapat Rockwell C adalah
0,15395 mm dan pada Rockwell B adalah 0,09635 mm. Pada VCN 150 nilai rata-
rata kedalaman yang didapat Rockwell C adalah 0,1737 mm dan pada Rockwell
B adalah 0,08125 mm. Pada Alumunium nilai rata-rata kedalaman yang didapat
Rockwell C adalah 0,1122 mm dan pada Rockwell B adalah 0,10505 mm.
Kata Kunci: ST60, VCN 150, Alumunium, Rockwell Hardness, Indentor

ABSTRACT

Hardness testing of metal materials is continuously carried out to


maintain the quality of the material. Hardness is one of the mechanical properties
of a metal material. Hardness testing is carried out by the Rockwell method
where the durability of the material is held against the indenter in the form of a
stell ball and diamond cone 1200. There are 3 materials tested, namely ST60,
VCN 150, aluminum. This test aims to determine the hardness value of the three
materials and determine the depth value formed from the test results

At ST60, the average hardness value obtained by Rockwell C is 23.025


HRC and at Rockwell B is 81.825 HRB. At VCN 150, the average hardness value
obtained by Rockwell C was 13.15 HRC and at Rockwell B was 89.375 HRB. For
aluminum, the average hardness value obtained by Rockwell C is 43.9 HRC and
for Rockwell B is 77.475 HRB.
At ST60 the average depth value obtained by Rockwell C is 0.15395 mm
and at Rockwell B is 0.09635 mm. At VCN 150 the mean depth value obtained by
Rockwell C is 0.1737 mm and at Rockwell B is 0.08125 mm. For aluminum, the
average depth value obtained by Rockwell C is 0.1122 mm and for Rockwell B is
0.10505 mm.
Keywords: ST60, VCN 150, Aluminum, Rockwell Hardness, Indenter

Daftar Isi

UNIVERSITAS DIPONEGORO............................................................................0

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR...............................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................vi


KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

ABSTRAKSI..........................................................................................................ix

ABSTRACT.............................................................................................................x

Daftar Isi.................................................................................................................xi

Daftar Gambar......................................................................................................xiv

Daftar Tabel.........................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................2

1.4 Tujuan Tugas Akhir...................................................................................2

1.5 Manfaat Tugas Akhir.................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan Laporan.................................................................3

BAB II DASAR TEORI..........................................................................................5

2.1 Pengertian Kekerasan................................................................................5

2.2 Metode Pengujian Kekerasan....................................................................5

2.2.1 Brinell (HB/BHN)..............................................................................5

2.2.2 Rockwell (HR/RHN).........................................................................7

2.2.3 Vickers (HV/VHN)...........................................................................9

2.2.4 Micro Hardness................................................................................10

2.3 Metode Pengujian Panas.........................................................................11


2.3.1 Hardening........................................................................................11

2.3.2 Annealing.........................................................................................11

2.3.3 Normalizing......................................................................................11

BAB III “UJI KEKERASAN MATERIAL STEEL 60, VCN 150, DAN

ALUMUNIUM ALLOY 1100 DENGAN METODE ROCKWELL”......................13

3.1 Flowchart Pelaksanaan Pengujian Rockwell Hardness...........................13

3.2 Proses Pelaksanaan Pengujian.................................................................14

3.3 Karakteristik Bahan Material.................................................................15

3.3.1 Baja ST60.........................................................................................15

3.3.2 VCN 150..........................................................................................15

3.3.3 Alumunium......................................................................................16

3.4 Metode Pengujian....................................................................................17

3.4.1 Spesifikasi Alat Pengujian...............................................................18

3.4.2 Bagian-bagian Rockwell Hardness HD-588....................................18

3.4.3 Standar Operasional Alat.................................................................20

3.5 Alat dan Bahan........................................................................................22

3.5.1 Alat...................................................................................................22

3.5.2 Bahan...............................................................................................24

3.6 Pengujian Bahan Material.......................................................................26

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA..................................................31

4.1 Hasil Pengujian........................................................................................31


4.1.1 Data Hasil Pengujian Rockwell ST60..............................................31

4.1.2 Data Perhitungan Kedalaman ST60.................................................37

4.1.3 Data Hasil Pengujian Rockwell VCN 150........................................40

4.1.4 Data Perhitungan Kedalaman VCN 150..........................................46

4.1.5 Data Hasil Pengujian Rockwell Alumunium....................................48

4.1.6 Data Perhitungan Kedalaman Alumunium......................................54

4.2 Analisa Hasil Dari Pengujian..................................................................56

4.2.1 Analisa Perbadingan Kekerasan Tiga Bahan Uji.............................56

4.2.2 Analisa Perbadingan Kedalaman Tiga Bahan Uji............................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................61

5.1 Kesimpulan..............................................................................................61

5.2 Saran........................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Pengujian Brinell.................................................................................6

Gambar 2. 2 Perumusan Untuk Pengujian Brinell (Anonym, 2012).......................7

Gambar 2. 3 Pengujian Rockwell (Samuel 2001)....................................................8

Gambar 2. 4 Prinsip Kerja Metode Pengukuran Kekerasan Rockwell.....................8

Gambar 2. 5 Pengujian Vickers................................................................................9

Gambar 2. 6 Bentuk Indentor Vickers (Callister, 2001)........................................10

Gambar 2. 7 Bentuk Indentor Knoop (Callister, 2001).......................................10Y


Gambar 3. 1 Flowchart Pengujian Rockwell Hardness..........................................14

Gambar 3. 2 Rockwell Hardness HD-588..............................................................17

Gambar 3. 3 Bagian-Bagian Mesin Rockwell........................................................19

Gambar 3. 4 Kalibrasi Alat....................................................................................20

Gambar 3. 5 Baut Pelonggar Tuas Unloading.......................................................20

Gambar 3. 6 Anvil..................................................................................................21

Gambar 3. 7 Indentor steel ball dan diamond cone...............................................21

Gambar 3. 8 Pengaturan Skala...............................................................................22

Gambar 3. 9 Rockwell Hardness............................................................................23

Gambar 3. 10 Jangka Sorong.................................................................................23

Gambar 3. 11 Indentor Diamond Cone..................................................................23

Gambar 3. 12 Indentor Steel Ball...........................................................................24

Gambar 3. 13 Tang dan Obeng..............................................................................24

Gambar 3. 14 Baja ST60........................................................................................24

Gambar 3. 15 VCN 150.........................................................................................25

Gambar 3. 16 Alumunium.....................................................................................25

Gambar 3. 17 Flowchart Pengujian Bahan Material.............................................26

Gambar 3. 18 Kalibrasi Alat..................................................................................27

Gambar 3. 19 Pemasangan Indentor......................................................................27

Gambar 3. 20 Penempatan Anvil............................................................................28

Gambar 3. 21 Pengaturan Beban............................................................................28

Gambar 3. 22 Tuas Loading...................................................................................29

Gambar 3. 23 Tuas Unloading...............................................................................29

Gambar 3. 24 Pembacaan Skala...............................................................................3


Gambar 4. 1 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1.................................................32

Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2.................................................33

Gambar 4. 3 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3.................................................34

Gambar 4. 4 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4.................................................34

Gambar 4. 5 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1.................................................35

Gambar 4. 6 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2.................................................36

Gambar 4. 7 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3.................................................36

Gambar 4. 8 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4.................................................37

Gambar 4. 9 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1.................................................41

Gambar 4. 10 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2...............................................42

Gambar 4. 11 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3...............................................42

Gambar 4. 12 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4...............................................43

Gambar 4. 13 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1...............................................44

Gambar 4. 14 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2...............................................44

Gambar 4. 15 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3...............................................45

Gambar 4. 16 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4...............................................46

Gambar 4. 17 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1...............................................49

Gambar 4. 18 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2...............................................50

Gambar 4. 19 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3...............................................50

Gambar 4. 20 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4...............................................51

Gambar 4. 21 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1...............................................52

Gambar 4. 22 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2...............................................52

Gambar 4. 23 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3...............................................53

Gambar 4. 24 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4...............................................54


Gambar 4. 25 Grafik Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell B.....................56

Gambar 4. 26 Grafik Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell C.....................57

Gambar 4. 27 Grafik Perbandingan Kedalaman indentasi Metode Rockwell B....58

Gambar 4. 28 Grafik Pebandingan Kedalaman Indentasi Metode Rockwell C.....59

Gambar 4. 29 Hasil Pengujian Metode Rockwell B...............................................60

Gambar 4. 30 Hasil Pengujian Metode Rockwell C...............................................60

Daftar Tabel

Tabel 2. 1 Rumus Kekerasan Vickers (HV)........................................................10Y

Tabel 3. 1 Karakteristik Baja ST60........................................................................15

Tabel 3. 2 Karakteristik VCN 150.........................................................................16

Tabel 3. 3 Karakteristik Alumunium.....................................................................16

Tabel 3. 4 Akurasi Nilai Kekerasan.......................................................................17

Tabel 3. 5 The Permitted Tolerances Of The Standard...........................................1

Tabel 4. 1 Nilai Kekerasan ST60 Metode Rockwell..............................................31


Tabel 4. 2 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada ST60................................39

Tabel 4. 3 Nilai Kekerasan VCN 150 Metode Rockwell.......................................40

Tabel 4. 4 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada VCN 150.........................48

Tabel 4. 5 Nilai Kekerasan Alumunium Metode Rockwell...................................48

Tabel 4. 6 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada Alumunium.....................56


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, dunia manufaktur mengalami

perkembangan pesat, mengikuti perubahan dan tuntutan pasar untuk

menghasilkan material atau bahan dasar alternatif sebagai pengganti bahan-bahan

komersial yang kini harganya semakin mahal. Dalam penelitian tersebut sifat-sifat

mekanik menjadi salah satu bahasan yang paling penting. Sifat-sifat mekanik

dapat diketahui melalui pengujian mekanik. Beberapa pengujian mekanik,

pengujian geser merupakan salah satu yang terpenting karena aplikasi material

dalam bentuk papan atau struktur sering kali mengalami pembebanan geser.

Pengujian geser (shear tester) merupakan salah satu pengujian dalam

menentukan seberapa jauh terpenuhinya standar spesifikasi dari karakteristik

bahan yang digunakan untuk proses pengujian terhadap material, dimana material

didesak melalui dua arah yang berbeda dengan besar gaya yang sama sampai

terjadi proses deformasi (perubahan bentuk) atau displacement (proses pergeseran

objek atau perubahan posisi titik awal dan posisi akhir dari sebuah objek)

spesimen untuk mengetahui karaketristik maupun sifat mekanik dari suatu

material (Nee, 1998). Kegunaan alat uji geser adalah mengetahui seberapa besar

ketahanan geser maksimum yang dapat ditahan oleh material komposit serat alam

pada kondisi tegangan efektif dan pembebanan secara berkelanjutan, sehingga

memungkinkan terjadinya displacement pada material yang diujikan (Nee, 1998).

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, terdapat beberapa rumusan masalah,

antara lain:

1. Bagaimana pengoperasian mesin Uji Geser?

2. Bagaimana pembacaan skala pada mesin Uji Geser?

3. Bagaimana cara mengetahui ketahanan geser maksimum material plat besi

SS400?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis menentukan batasan-batasan

masalah, antara lain:

1. Pengoperasian mesin Uji Geser

2. Pembacaan skala pada mesin Uji Geser

3. Pengujian ketahanan geser maksimum pada material plat besi SS400

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami cara mengoperasikan mesin Uji Geser

2. Memahami cara pembacaan skala pada mesin Uji Geser

3. Mengetahui ketahanan geser maksimum pada material plat besi SS400

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang didapatkan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah, antara

lain:

1. Mendapatkan lebih banyak ilmu tentang dunia pengujian ketahanan geser.

2
2. Memahami bagaimana cara mengoperasikan alat Uji Geser dan menguji

material.

3. Memahami nilai ketahanan geser maksimum material dan juga kekuatan

tariknya.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, sistematika penulisan yang

digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan manfaat tugas akhir, rumusan dan

batasan masalah dalam penulisan laporan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini menguraikan dasar teori pengujian ketahanan geser pada material

dan sistem pengujian.

BAB III UJI KETAHANAN GESER MATERIAL PLAT BESI SS400

Bab ini berisi uraian tentang proses pengujian pada mesin Pemotong Plat

pada material plat besi SS400

BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN

3
4

Bab ini berisi tentang analisa hasil pengujian pada Pemotong Plat pada

material plat besi SS400

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari laporan tugas akhir ini serta

saran-saran untuk pihak yang terkait.


12

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengujian Geser (Shear Tester)

Iosipescu merupakan metode pengujian geser terpopuler. Karakteristik

konfigurasi dan pengujian spesimen ditunjukkan pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.

Metode uji diuraikan dalam standar ASTM D5379-98 menggunakan Wyoming

Shear Test Fixture yang diaplikasikan pada mesin uji universal. Tegangan geser

rata-rata di seluruh bagian bertakik (V-notch) spesimen dihitung dengan

menggunakan rumusan

F
P= …………………………………………………………………………….2.1
A

dengan;

F = beban yang diterapkan (N)

A= luasan area (mm2)

Gambar 2.1 Karakteristik Konfigurasi Pengujian Geser


13

Gambar 2.2 Konsep Dasar Pengujian Geser

2.2 Kekuatan Bahan (Strength of Material)

Dalam perencanaan struktur, semua elemen harus diberikan ukuran tertentu.

Ukuran harus diproporsikan cukup kuat untuk memikul setiap gaya yang mungkin

terjadi. Setiap elemen struktur juga harus cukup kaku sehingga tidak melengkung

atau berubah bentuk berlebihan pada saat struktur digunakan. Setiap elemen

struktur juga tidak boleh terlalu langsing, sehingga tidak kehilangan kestabilan

akibat adanya gaya tekan. Perencananaan struktur meliputi penentuan proporsi

elemen struktur yang memenuhi kekuatan (strength), kekakuan (stiffness) dan

stabilitas (stability) setiap elemen struktur. Kekuatan material dapat didefinisikan

sebagai kesanggupan suatu material terhadap gaya. Kekuatan material (σ atau τ)

dipengaruhi oleh besarnya momen tahanan (W), tegangan ijin material (σijin atau

τijin ), dan panjang material (l). Modulus irisan elastis setiap material berbeda-beda,

tergantung dari dimensi dan geometri penampang melintangnya. Tabel 2.1

menunjukkan beberapa contoh rumus perhitungan momen inersia (I) dan momen

tahanan (W) untuk beberapa geometri melintang material.


14

Profil I (mm4) W (mm3)

 4 D4  3 D3
D  D 
64 20 32 10

bh 3 bh 3
6 6

h4 h3
12 6

 D4d4
4 4
(D  d )   (D 4  d 4 ) D 4  d 4
64 20 32 D  10D

D4d4 D4d4
12 6h
Tabel 2.1 Perhitungan Kekuatan Material

2.3 Tegangan

Tegangan didefinisikan sebagai tahanan terhadap gaya-gaya luar. Ini diukur

dalam bentuk gaya per satuan luas (Alfred, 1983). Tegangan diuraikan menjadi

komponen yang tegak lurus dan sejajar dengan arah potongan suatu penampang.

Dalam praktek teknik, gaya umumnya diberikan dalam satuan pound atau

newton dan luas yang menahan dalam satuan inchi persegi atau millimeter
15

persegi. Sehingga tegangan dinyatakan dalam pound per inchi persegi yang

disingkat menjadi psi, atau newton per-milimeter persegi (MPa). Besarnya gaya

persatuan luas pada bahan tersebut disebut sebagai tegangan dan lazimnya

ditunjukkan dengan huruf Yunani  (sigma) (Kurniawan, 2000).

A. Tegangan aksial atau normal yaitu tegangan yang gaya-nya bekerja searah

dengan luas penampang benda.

ΔF
σ =f = ………………………………………………………………….2.2
ΔA

dengan;

F = beban yang diterapkan (N)

A = luasan area (mm2)

B. Tegangan geser adalah intensitas gaya pada suatu titik yang sejajar terhadap

penampang atau sejajar terhadap permukaan yang mengalami tegangan.

ΔV
τ =v = ………………………………………………………………….2.3
ΔA

dengan;

V = beban geser (N)

A = luasan area (mm2)

Satuan tegangan adalah satuan gaya per satuan luas. Dalam sistem
internasional (SI) satuan tegangan, adalah:

Pa = pascal = Newton/meter2 = N/m2

1 KPa = 1 kilopascal = 103 Pa

1 MPa = 1 megapascal = 106 Pa = 106 N/m2 = 1 N/mm2


16

Pada batang-batang yang menahan gaya aksial, tegangan yang bekerja pada

potongan yang tegak lurus terhadap sumbu batang adalah tegangan normal saja,

tegangan geser tidak terjadi. Arah potongan ini juga memberikan tegangan

normal maksimum dibandingkan arah-arah potongan lainnya. tegangan tarik

dan negatif (-) untuk tegangan tekan.

2.4 Regangan

Regangan adalah perubahan bentuk. Semua bagian bahan yang mengalami

gaya-gaya luar, dan selanjutnya tegangan dalam akan mengalami perubahan

bentuk. Perubahan bentuk total (total deformation) yang dihasilkan oleh suatu

bahan atau benda dinyatakan dengan huruf Yunani  (delta). Jika panjang adalah

L, perubahan bentuk per satuan panjang dinyatakan dengan huruf Yunani 

(epsilon).

δ
ε = ………………………………………………………………………...2.4
L

2.5 Hukum Hooke (Hooke's Law)

Hampir pada semua material logam, pengujian geser merupakan tahap awal

dalam percobaan terhadap material logam yang diujikan. Hubungan antara beban

atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan pergeseran bahan tersebut. Ini

disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang

vs beban mengikuti aturan Hooke yaitu rasio tegangan (stress) dan regangan

(strain) adalah konstan.

F
Stress:σ = ………………………………………………………………2.5
A
17

dengan;

F = beban yang diterapkan (N)

A = luasan area (m2)

ΔL
Strain: ε= ………………………………………………………………2.6
L

dengan;

L = perubahan panjang (mm)

L = panjang awal (mm)

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:

σ
E= ………………………………………………………………………..2.7
ε

Regangan geser dilambangkan γ merupakan tangen θ. Pada grafik tegangan

(sumbu vertikal) versus regangan (sumbu horisontal) di daerah elastis, nilai

tangens adalah selalu konstan, yang pada bahan tertentu nilainya juga sudah pasti

(konstan).

σp
Tangens α = ……………………………………………………………2.8
εp

Dengan;

σp = tegangan pada batas elastik (N/ mm2)

p = regangan pada batas elastik (N/ mm2)


18

2.6 Hidrolik

Pada sistem kerja alat uji geser, mekanisasi pengerak utama pada alat uji adalah

dengan menggunakan sistem penggerak hidrolik. Kata hidrolik (hidraulik,

hydraulic) berasal dan kata Yunani “hydro” yang berarti “air”. atau “zat cair”

atau “fluida cair”, bermakna semua benda atau zat yang berhubungan dengan

“air”. Didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air.

Sekarang kita mendefinisikan “hidrolik” sebagai pemindahan, pengaturan, gaya-

gaya dan gerakan-gerakan zat cair (Punarwan, 2005). Jika suatu zat cair dikenakan

tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah

atau berkurang kekuatannya (Archimedes Law). Menurut Punarwan (2005),

penggunaan cairan digunakan sebagai sarana perpindahan energi. Minyak mineral

adalah cairan yang sering digunakan, tetapi dapat digunakan pula cairan sintetis,

seperti air atau emulsi minyak air. Hidromekanika (mekanika zat alir atau

mekanika fluida) dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Hidrostatika adalah mekanika fluida atau zat cair diam (teori

kesetimbangan dalam cairan).

2. Hidrodinamika adalah mekanika fluida yang bergerak (ilmu aliran).

Beberapa sifat khusus sistem penggerak hidrolik, yaitu:

1. Gaya yang tinggi (berupa momen putar) dengan ukuran yang kompak,

yaitu berupa kepadatan tenaga yang tinggi.

2. Penyesuaian gaya otomatis.

3. Dapat bergerak dari keadaan diam meskipun pada beban penuh.


19

4. Pengubahan (pengendalian atau pengaturan) tanpa tingkatan dan

kecepatan, momen putar (torsi), gaya langkah yang dapat dilakukan

dengan mudah.

5. Perlindungan terhadap beban berlebih yang sederhana

6. Sesuai untuk mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk gerakan

sangat lambat yang akurat.

7. Penumpukan energi yang relatif sederhana dengan menggunakan gas.

8. Dapat dikombinasikan dengan tranformasi yang tidak terpusat dari energi

hidrolik kembali ke energi mekanik, dapat diperoleh sistem penggerak

sentral yang sederhana sehingga dapat ekonomis.

Barangkali satu kelebihan yang tak dimiliki energi lainnya, bahwa energi

hidrolik adalah salah satu sistem yang paling serbaguna dalam mengubah dan

memindahkan tenaga. Terbukti dari sifat kekakuannya namun mempunyai

sifat kefleksibilitasan.
20
BAB III

“UJI KEKERASAN MATERIAL STEEL 60, VCN 150, DAN

ALUMUNIUM ALLOY 1100 DENGAN METODE ROCKWELL”

3.1 Flowchart Pelaksanaan Pengujian Rockwell Hardness

Berikut adalah prosedur yang dilakukan sebelum pengujian hingga akhir

pengujian dalam bentuk flowchart. mulai

Studi Literatur dan Penyediaan Bahan Baku

Perencanaan

Manufaktur

Pengujian Material ST37, VCN 150,


dan Alumunium dengan Alat

Analisa Hasil Pengujian

selesai

13
Gambar 3. 1 Flowchart Pengujian Rockwell Hardness
3.2 Proses Pelaksanaan Pengujian

1. Awal Penelitian

Awal penelitian yaitu berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk

penentuan topik tugas akhir dan alat yang akan dibuat.

2. Studi literatur dan penyediaan bahan baku

Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus

atau permasalahan yang ditemukan. Penyediaan bahan baku yaitu persediaan

alat dan bahan uji.

3. Perencanaan

Perencanaan yaitu berkaitan dengan fungsi kerja dari pengujian mesin

Rockwell Hardness Tester HD-588

4. Manufaktur

Manufaktur yaitu proses pengaplikasian mesin atau alat yang digunakan

dalam pengujian.

5. Pengujian Alat

Pengujian alat yaitu uji coba alat untuk mengetahui kekerasan suatu

material disini menggunakan material baja ST60, VCN 150, dan Alumunium.

6. Analisa Hasil Pengujian

14
Analisa hasil pengujian adalah beberapa analisa yang dapat diambil dari

pengujian alat tersebut.

7. Selesai

Selesai yaitu berisikan kesimpulan dari hasil akhir yang dilakukan.

3.3 Karakteristik Bahan Material

3.3.1 Baja ST60

Baja ST60 (Steel 60) adalah baja karbon sedang dengan

presentase kandungan karbon (C) sebesar 0,3%-0,6% (Amanto dalam

Wibowo, 2006). Karakteristik dari baja ST60 dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3. 1 Karakteristik Baja ST60

Sifat- Sifat Baja ST60

Karbon (C) 0.4644%

Mangan (Mn) 0.6973%

Silikon (Si) 0.2401%

Sulfur (S) 0,0117%

Fosfor (P) 0,0204%

Tembaga (Cu) 0,0195%

Besi (Fe) 98.23%

Modulus elastisitas (N/mm2) 14,48

15
Titik lebur (0C) 2900

Titik didih (0C) 1550

Kekuatan tarik (N/mm2) 706,47

3.3.2 VCN 150

VCN 150 (Vanadium Chrome Nikel) adalah baja paduan rendah

dengan jumlah paduan <10% dan memiliki kadar karbon yang sama

dengan baja umum lainnya, sering digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan suatu mesin. Karakteristik dari VCN 150 dapat dilihat pada

tabel 3.2

Tabel 3. 2 Karakteristik VCN 150

Sifat- Sifat VCN 150

Karbon (C) 0.38%

Mangan (Mn) 0.70%

Silikon (Si) 0.20%

Chrom (Cr) 1,5%

16
Besi (Fe) 96,79%

Molibden (Mo) 0,20%

Nikel (Ni) 1,64%

Modulus elastisitas (Gpa) 210

Titik lebur (0C) 1427

Titik didih (0C) 2602,22

Kekuatan tarik (N/mm2) 745

3.3.3 Alumunium

Alumunium adalah salah satu jenis logam yang paling banyak

terdapat di bumi dan unsur kimia ketiga terbanyak setelah oksigen dan

silikon, kira-kira sebanyak 8,07%-8,23% dari seluruh massa padat di

bumi. Karakteristik Alumunium dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3. 3 Karakteristik Alumunium

Sifat- Sifat Alumunium

Alumunium (Al) 99%

Modulus elastisitas (Gpa) 70,5

Titik lebur (0C) 660,1

17
Titik didih (0C) 2467.0

Kekuatan tarik (N/mm2) 90

Berat jenis dari Aluminium yang saya uji adalah

massa 50,68 g 50,68 g


= = =2,69 g /cm3
volume (π × r 2 × t) (3,14 ×22 ×1,5)

3.4 Metode Pengujian

Dalam pengujian ini menggunakan metode Rockwell dengan alat Rockwell

Hardness Tester HD-588 yang merupakan alat untuk pengujian kekerasan

material. Rockwell Hardness Tester HD-588 dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3. 2 Rockwell Hardness HD-588


HD-588 atau juga bisa disebut HR-150 A merupakan alat dengan ketelitian

gaya uji yang telah memenuhi standar ISO 6508-2: 1999, dengan bahan metalik

dan tingkat ke akurasian dapat dilihat pada tabel 3.2 dan untuk nilai toleransi

dapat dilihat pada tabel 3.3

18
Tabel 3. 4 Akurasi Nilai Kekerasan

Indenter Steel Ball (d 1,588 mm) 1200 Diamond Cone

Test force N (kgf) 100 kgf 60 kgf 150 kgf


91,6 HRB 82,5 HRA 47,2 HRC 26,8 HRC
Nominal value of
62 HRC
Standard Block
91,5 HRB 82,7 HRA 47 HRC 27 HRC
Measured value
62,2 HRC
(average)
Sumber : Modul Rockwell Hardness Tester HD-588

Tabel 3. 5 The Permitted Tolerances Of The Standard

Scale Range of hardness Tolerance

A 20 HRA <-≤ 75 HRA ± 2 HRA

75 HRA <-≤ 88 HRA ± 1.5 HRA

B 20 HRB <-≤ 45 HRB ± 4 HRB

45 HRB <-≤ 80 HRB ± 3 HRB

80 HRB <-≤ 100 HRB ± 2 HRB

C 20 HRC <-≤ 70 HRC ± 1.5 HRC


Sumber : Modul Rockwell Hardness Tester HD-588

19
3.4.1 Spesifikasi Alat Pengujian

Di bawah ini adalah spesifikasi alat sebagai berikut:

1. Nama Alat : Rockwell Hardness Tester HD-588

2. Model : HR-150A

3. Merk : ALDO

4. Test Range : 20-88 HRA, 20-100 HRB, 20-70

HRC

5. Test Pressure : 588.4 N, 980.7 N, 1471 N

6. Max. Press Height : 170 mm

7. Min. Hardness Test : 0.5 HR

3.4.2 Bagian-bagian Rockwell Hardness HD-588

Bagian- bagian dari mesin Rockwell Hardness Tester dapat dilihat

pada gambar 3.3.

20
19

Gambar 3. 3 Bagian-Bagian Mesin Rockwell


Keterangan :

1. Machine 14. Weight changeover support

2. Loading Handle 15. Weight

3. Elevation Handle 16. Oil needle

4. Hand wheel 17. Oil carpet

5. Elevating screw rod sleeve 18. Rear cover

6. Specimen to be tested 19. Buffer

7. Main shaft 20. Unloading handle

8. Smaller lever 21. Indentor

9. Larger lever 22. Top cover

10. Adjustment block 23. Indication dial gauge

11. Position mark 24. Load changeover handle

12. Hoist Ring 25. Wortable

13. Screw
3.4.3 Standar Operasional Alat

Sebelum melakukan pengujian dengan alat perlu adanya

pemahaman tentang prosedur pengoperasian alat. Di bawah ini adalah

standar opersional alat Rockwell Hardness Tester:

1. Kalibrasikan alat terlebih dahulu dengan cara mengambil bantalan

yang terdapat pada setiap beban pada bagian belakang alat.

Gambar 3. 4 Kalibrasi Alat


2. Atur waktu unloading 8 detik dengan cara melonggarkan baut yang

terdapat di bagian atas alat.

Gambar 3. 5 Baut Pelonggar Tuas Unloading


3. Pasang anvil atau dudukan sesuai dengan lebar bahan uji.

20
21

Gambar 3. 6 Anvil
4. Pasang indentor pada bagian atas anvil dengan menggunakan obeng

minus sesuai dengan yang dibutuhkan saat pengujian, untuk Rockwell

B menggunakan steel ball sedangkan untuk Rockwell C

menggunakan diamond cone 1200.

Gambar 3. 7 Indentor steel ball dan diamond cone


5. Atur beban yang diinginkan dengan cara memutar bagian tuas

pembebanan yang berada di samping kanan atas mesin

6. Putar handle yang terletak di bawah anvil hingga bahan uji

menyentuh bagian ujung indentor dan jarum kecil menunjukan warna

merah.
22

7. Atur jarum pajang agar ditik 0 atau pada alat berhuruf B atau C
Gambar 3. 8 Pengaturan Skala
8. Tarik tuas loading, tunggu hingga jarum panjang berhenti berputar

atau saat tuas unloading sudah berhenti bergerak, dapat dilihat pada

gambar 3.22

9. Tarik tuas unloading kembali ke posisi semula, dan dapatkan hasil

pengukuran yang tertera pada skala, dapat dilihat pada gambar 2.23

10. Untuk pengukuran Rockwell B menggunakan skala merah sedangkan

untuk Rockwell C menggunakan skala hitam.

11. Setelah hasil didapatkan, putar handle agar benda uji menjauhi

indentor.

12. Rapikan dan kembalikan alat ketika sudah tidak digunakan.

3.5 Alat dan Bahan

Dalam pengujian kekerasan ini menggunakan alat dan bahan yang

telah ditentukan, berikut alat dan bahan adalah:

3.5.1 Alat

Alat- alat yang digunakan dalam pengujian kekerasan adalah

sebagai berikut:

22
23

1) Rockwell Hardness Tester

Gambar 3. 9 Rockwell Hardness


2) Jangka Sorong

Gambar 3. 10 Jangka Sorong


3) Indentor steel ball dan diamond cone

Gambar 3. 11 Indentor Diamond Cone


Gambar 3. 12 Indentor Steel Ball
4) Tang dan Obeng

Gambar 3. 13 Tang dan Obeng


3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk pengujian ini adalah Baja ST60,

VCN 150, dan Alumunium

Gambar 3. 14 Baja ST60

24
25

Gambar 3. 15 VCN 150

Gambar 3. 16 Alumunium
3.6 Pengujian Bahan Material

Berikut adalah prosedur yang dilakukan pada pengujian dalam bentuk

flowchart.
mulai

Baja ST60, VCN 150, dan Alumunium Indentor


steel ball dan diamond cone

Lakukan kalibrasi dan pasang indentor dengan benar

Tempatkan bahan uji pada bantalan atau anvil


sesuai titik yang telah ditentukan

Tetapkan beban statis 150 kgf untuk Rockwell C


dan 100 kgf untuk Rockckwell B

Putar handle yang berada di bawah bantalan


sampai jarum kecil menujuk pada titik merah

Putar skala sampai menujukan angka 0 dan tarik


tuas loading. Jarum berhenti, tarik tuas unloading

Lihat pembacaan angka yang ditunjukan oleh skala

20HRC<-≤70HRC
20HRB<-≤120HRB
Tidak

Hasil dan Analisa

selesai

Gambar 3. 17 Flowchart Pengujian Bahan Material

26
27

Pada flowchart di atas telah digambarkan secara singkat langkah-langkah

dalam pelaksanaan pengujian, berikut adalah langkah-langkah untuk pengujian

baja ST60 dengan metode Rockwell secara rinci dilengkapi dengan gambar.

Langkah-langkahnya yaitu:

1) Siapkan alat dan bahan uji, berilah tanda titik pada bahan uji

2) Lakukan kalibrasi alat terlebih dahulu

Gambar 3. 18 Kalibrasi Alat


3) Pasang indentor dengan benar pada alat uji. Untuk Rockwell C indentor

diamond cone 1200 sedangkan Rockwell B indentor steel ball

Gambar 3. 19 Pemasangan Indentor


4) Tempatkan bahan uji pada anvil (dudukan) yang berada di bawah indentor
28

Gambar 3. 20 Penempatan Anvil


5) Atur beban sesuai dengan jenis indentor yang akan digunakan. Untuk

Rockwell C indentor diamond cone 1200 dengan pembebanan 150 Kgf

sedangakan untuk Rockwell B indentor steel ball pembebannanya 100

Kgf.

Gambar 3. 21 Pengaturan Beban


6) Putar handle bagian bawah anvil sampai ujung dari indentor hingga

menyentuh titik yang sudah pada bahan uji. Pada langkah ini pastikan

jarum kecil pada indikator sudah berada pada titik merah dan jarum yang

panjang diputar hingga menunjukan titik 0


29

7) Tarik tuas loading yang berada di sebalah kanan mesin hingga tuas

unloading bergerak selama 8 detik, kemudian tunggu hingga jarum

berhenti berputar.

Gambar 3. 22 Tuas Loading


8) Setelah jarum berhenti barulah kembalikan tuas unloading ke posisi

semula untuk mendapatkan hasil dari kekerasan bahan yang diuji.

Gambar 3. 23 Tuas Unloading


9) Catat hasil yang tertera pada indikator, untuk Rockwell C hasil ditunjukan

oleh jarum panjang pada skala hitam sedangakan untuk Rockwell B hasil

ditunjukan oleh jarum panjang pada skala merah


30

Gambar 3. 24 Pembacaan Skala


10) Ulangi pengujian pada bahan uji yang lain sesuai dengan langkah-langkah

di atas
BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Hasil Pengujian

Setelah melakukan pengujian kekerasan dengan metode Rockwell didapatkan

hasil nilai kekerasan dari setiap percobaan yang menggunakan alat uji Rockwell

Hardness Tester HD-588. Data yang didapat sebagai berikut:

4.1.1 Data Hasil Pengujian Rockwell ST60

Pada pengujian pertama dilakukan pencarian nilai kekerasan

Rockwell C dengan indentor diamond cone 1200 pada Bahan Uji 1 sisi

atas dengan pembebanan 150 kgf (kilogram force). Kemudian untuk

Rockwell B dengan indentor steel ball pada Bahan Uji 2 sisi bawah

dengan pembebanan 100 kgf. Berikut adalah hasil dari nilai kekerasan

Rockwell yang didapat dalam bentuk tabel 4.1

Tabel 4. 1 Nilai Kekerasan ST60 Metode Rockwell

Rockwell C Rockwell B
Titik ke-
Load 150 kgf (HRC) Load 100 kgf (HRB)

1 26 73,1

2 22,6 86

3 17,9 78,6

4 25,6 89,6

31
32

Rata- Rata 23,025 81,825

Rockwell B
Titik ke-
Load 100 kgf (HRB)

1 113
*pengujian di
Lab Material dengan
2 104,5 ketua Lab bapak.
Kholis Nur di Fakultas
Teknik Universitas
Wahid Hasyim
Rata- Rata 108,75

Dari hasil pengujian kekerasan dapat kita lihat pada tabel 4.1

dimana HRC (Hardness Rockwell Cone) dan HRB (Hardness Rockwell

Ball) untuk rata-rata kekerasan pada pengujian HRC load 150 kgf adalah

23,025 HRC sedangkan untuk pengujian HRB load 100 kgf adalah

81,825 HRB dan 108,75 HRB. Uraian hasil pengujian akan dijabarkan

pada halaman berikutnya.

1) Bahan uji 1 titik 1 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.1


33

Gambar 4. 1 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian yang pertama pada titik 1 yaitu 5 mm kekiri

dari titik tengah dari bahan uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 26 HRC.

2) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.2


34

Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 22,6 HRC.

3) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.3


35

Gambar 4. 3 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3


Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 17,9 HRC.

4) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.4

Gambar 4. 4 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4


36

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 25,6 HRC.

5) Bahan Uji 1 Titik 1 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.5

Gambar 4. 5 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 1 yaitu 5 mm ke kiri

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 73,1 HRB.

6) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.6


37

Gambar 4. 6 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 86 HRB.

7) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.7


38

Gambar 4. 7 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3


Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 78,6 HRB.

8) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.8

Gambar 4. 8 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai

kekerasan dengan indentor steel ball sebesar 89,6 HRB.

4.1.2 Data Perhitungan Kedalaman ST60

Setelah dilakukannya pencatatan data dilanjutkan dengan

menghitung manual untuk mencari kedalaman (h) yang terbentuk dari

setiap data nilai kekerasan di atas. Data perhitungannya sebagai berikut:

37
38

Untuk HRC Load 150 kgf

1) Bahan uji 1 pada titik 1 3) Bahan uji 1 pada titik 3

HRC = 26 HRC = 17,9

Maka kedalamannya: Maka kedalamannya:

h = (100-HRC) x 0,002 h = (100-HRC) x 0,002

= (100-26) x 0,002 = (100-17,9) x 0,002

= 0,148 mm = 0,1642 mm

2) Bahan uji 1 pada titik 2 4) Bahan uji 1 pada titik 4

HRC = 22,6 HRC = 25,6

Maka kedalamannya: Maka kedalamannya:

h = (100-HRC) x 0,002 h = (100-HRC) x 0,002

= (100-22,6) x 0,002 = (100-25,6) x 0,002

= 0,1548 mm = 0,148

Untuk HRB Load 100 kgf

1) Bahan uji 1 pada titik 1 Maka kedalamannya:

HRB = 73,1 h = (130-HRB) x 0,002

Maka kedalamannya: = (130-86) x 0,002

h = (130-HRB) x 0,002 = 0,088 mm

= (130-73,1) x 0,002 3) Bahan uji 1 pada titik 3

= 0,1138 mm HRB = 78,6

2) Bahan uji 1 pada titik 2 Maka kedalamannya:

HRB = 86 h = (130-HRB) x 0,002


39

= (130-78,6) x 0,002 Maka kedalamannya:

= 0,1028 mm h = (130-HRB) x 0,002

4) Bahan uji 1 pada titik 3 = (130-89,6) x 0,002

HRB = 89,6 = 0,0808 mm

Untuk HRB Load 100 kgf (Terbaru)

1) Bahan uji 1 pada titik 1 2) Bahan uji 1 pada titik 2

HRB = 113 HRB = 104,5

Maka kedalamannya: Maka kedalamannya:

h = (130-HRB) x 0,002 h = (130-HRB) x 0,002

= (130-113) x 0,002 = (130-104,5) x 0,002

= 0,034 mm = 0,051 mm

Dari uraian perhitungan kedalaman yang telah dijabarkan maka bisa

dihitung rata rata kedalaman. Nilai rata-rata kedalaman dapat dilihat

pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada ST60

Kedalaman pada metode Kedalaman pada metode


Titik ke-
Rockwell C (mm) Rockwell B (mm)
1 0,148 0,1138
2 0,1548 0,088
3 0,1642 0,1028
4 0,1488 0,0808
Rata- Rata 0,15395 0,09635
40

Kedalaman pada metode


Titik ke-
Rockwell B (mm)
1 0,034
2 0,051
Rata- Rata 0,0425

Dari hasil perhitungan kedalaman pada tabel 4.2 di atas dapat

dilihat untuk rata-rata kedalaman pengujian HRC load 150 kgf adalah

0,15395 mm, sedangkan untuk HRB load 100 kgf adalah 0,09635 mm dan

0,0425 mm.

4.1.3 Data Hasil Pengujian Rockwell VCN 150

Pengujian selanjutnya adalah material VCN 150. Pengujian

dilakukan sama seperti pengujian sebelumnya yaitu pada material ST60.

Berikut adalah hasil dari nilai kekerasan Rockwell yang didapat dalam

bentuk tabel 4.3

Tabel 4. 3 Nilai Kekerasan VCN 150 Metode Rockwell

Rockwell C Rockwell B
Titik ke-
Load 150 kgf (HRC) Load 100 kgf (HRB)
1 10,9 82
2 13,4 92,1
3 14,1 95
4 14,2 88,4
Rata- Rata 13,15 89,375
41

Dari hasil pengujian kekerasan dapat kita lihat pada tabel 4.3

dimana HRC (Hardness Rockwell Cone) dan HRB (Hardness Rockwell

Ball) untuk rata-rata kekerasan pada pengujian HRC load 150 kgf adalah
41

13,15 HRC sedangkan untuk pengujian HRB load 100 kgf adalah 89,375

HRB. Uraian hasil pengujian akan dijabarkan pada halaman berikutnya.

1) Bahan uji 1 titik 1 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.9

Gambar 4. 9 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian yang pertama pada titik 1 yaitu 5 mm kekiri

dari titik tengah dari bahan uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 10,9 HRC.

2) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.10


42

Gambar 4. 10 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 13,4 HRC.

3) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.11


43

Gambar 4. 11 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 14,1 HRC.

4) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.12

Gambar 4. 12 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4


44

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 14,2 HRC.

5) Bahan Uji 1 Titik 1 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.13

Gambar 4. 13 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 1 yaitu 5 mm ke kiri

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 82 HRB.

6) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.14


45

Gambar 4. 14 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 92,1 HRB.

7) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.15


46

Gambar 4. 15 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 95 HRB.

8) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.16


Gambar 4. 16 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai

kekerasan dengan indentor steel ball sebesar 88,4 HRB.

4.1.4 Data Perhitungan Kedalaman VCN 150

Setelah dilakukannya pencatatan data kemudian dilanjutkan

dengan menghitung manual untuk mencari kedalaman (h) yang terbentuk

dari setiap data nilai kekerasan di atas. Data perhitungannya sebagai

berikut:

Untuk HRC Load 150 kgf

1) Bahan uji 1 pada titik 1 = 0,1782 mm

HRC = 10,9 2) Bahan uji 1 pada titik 2

Maka kedalamannya: HRC = 13,4

h = (100-HRC) x 0,002 Maka kedalamannya:

= (100-10,9) x 0,002 h = (100-HRC) x 0,002

46
47

=
= (100-13,4) x 0,002
82 =
= 0,1732 mm
M (1
3) Bahan uji 1 pada titik 3
ak 30
HRC = 14,1
a -
Maka kedalamannya:
ke 82
h = (100-HRC) x 0,002
da )x
= (100-14,1) x 0,002
la 0,
= 0,1718 mm
m 00
4) Bahan uji 1 pada titik 4
an 2
HRC = 14,2
ny
Maka kedalamannya:
a: =
h = (100-HRC) x 0,002
h 0,
= (100-14,2) x 0,002
09
= 0,1716 mm
=
6
(1
m
30
Untuk HRB Load 100 kgf
m
-
1) B tit 2) B
H
ah ik ah
R
an 1 an
B)
uj H uji
x
i1 R 1
0,
pa B pa
00
da da
2
48

tit H m an

ik R m ny

2 B) 3) B a:

H x ah h

R 0, an
=
B 00 uj
(1
= 2 i1
30
92 pa
-
,1 = da
H
M (1 tit
R
ak 30 ik
B)
a - 3
x
ke 92 H
0,
da ,1) R
00
la x B
2
m 0, =

an 00 95
=
ny 2 M
(1
a: ak
30
h = a
-
0, ke
= 95
07 da
(1 )x
58 la
30 0,
m
-
49

00 M (1

2 ak 30 =

a - 0,

= ke 88 08

0, da ,4) 32

07 la x m

m m 0, m

m an 00

4) B ny 2

ah a: Dari uraian perhitungan


an h kedalaman yang telah
uj dijabarkan maka bisa
=
i1 dihitung rata rata
(1
pa kedalaman. Nilai rata-rata
30
da kedalaman dapat dilihat
-
tit
pada tabel 4.2
H
ik
R
3
B)
H
x
R
0,
B
00
=
2
88

,4
=
Tabel 4. 4 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada VCN

150

Kedalaman pada metode Kedalaman pada metode


Titik ke-
Rockwell C (mm) Rockwell B (mm)
1 0,1782 0,096
2 0,1732 0,0758
3 0,1718 0,07
4 0,1716 0,0832
Rata- Rata 0,1737 0,08125

Dari hasil perhitungan kedalaman pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat untuk

rata-rata kedalaman pengujian HRC load 150 kgf adalah 0,1737 mm,

sedangkan untuk HRB load 100 kgf adalah 0,08125 mm.

4.1.5 Data Hasil Pengujian Rockwell Alumunium

Pengujian selanjutnya adalah material Alumunium. Pengujian

dilakukan sama seperti pengujian sebelumnya. Berikut adalah hasil dari

nilai kekerasan Rockwell yang didapat dalam bentuk tabel 4.5

Tabel 4. 5 Nilai Kekerasan Alumunium Metode Rockwell

Rockwell C Rockwell B
Titik ke-
Load 150 kgf (HRC) Load 100 kgf (HRB)
1 46 78
2 45,9 74,4
3 40,7 80,1
4 43 77,4
Rata- Rata 43,9 77,475

*diuji di Lab
Material dengan ketua
Lab bapak. Kholis Nur
48 di Fakultas Teknik
Universitas Wahid
Hasyim
Rockwell C
Titik ke-
Load 150 kgf (HRC)
1 49
2 43,5
3 46
4 45,5
Rata- Rata 46

49
49

Dari hasil pengujian kekerasan dapat kita lihat pada tabel 4.5

dimana HRC (Hardness Rockwell Cone) dan HRB (Hardness Rockwell

Ball) untuk rata-rata kekerasan pada pengujian HRC load 150 kgf adalah

43,9 HRC sedangkan untuk pengujian HRB load 100 kgf adalah 77,475

HRB. Uraian hasil pengujian akan dijabarkan pada halaman berikutnya.

1) Bahan uji 1 titik 1 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.17

Gambar 4. 17 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian yang pertama pada titik 1 yaitu 5 mm kekiri

dari titik tengah dari bahan uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 46 HRC.

2) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.18


50

Gambar 4. 18 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 45,9 HRC.

3) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.19


51

Gambar 4. 19 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan dengan

indentor diamond cone 1200 sebesar 40,7 HRC.

4) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi atas)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.20

Gambar 4. 20 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4


52

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor diamond cone 1200 sebesar 43 HRC.

5) Bahan Uji 1 Titik 1 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 1 dapat dilihat

pada gambar 4.21

Gambar 4. 21 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 1

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 1 yaitu 5 mm ke kiri

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 78 HRB.

6) Bahan Uji 1 Titik 2 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 2 dapat dilihat

pada gambar 4.22


53

Gambar 4. 22 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 2

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 2 yaitu 5 mm ke kanan

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 74,4 HRB.

7) Bahan Uji 1 Titik 3 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 3 dapat dilihat

pada gambar 4.23


54

Gambar 4. 23 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 3

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 3 yaitu 10 mm ke atas

dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai kekerasan

dengan indentor steel ball sebesar 80,1 HRB.

8) Bahan Uji 1 Titik 4 (sisi bawah)

Hasil pengujian pada bahan uji 1 pada titik 4 dapat dilihat

pada gambar 4.24


Gambar 4. 24 Hasil Pengujian Bahan Uji 1 Titik 4

Pada pengujian Bahan Uji 1 pada titik 4 yaitu 10 mm ke

bawah dari titik tengah dari Bahan Uji didapatkan nilai

kekerasan dengan indentor steel ball sebesar 77,4 HRB.

4.1.6 Data Perhitungan Kedalaman Alumunium

Setelah dilakukannya pencatatan data kemudian dilanjutkan

dengan menghitung manual untuk mencari kedalaman (h) yang terbentuk

dari setiap data nilai kekerasan di atas. Data perhitungannya sebagai

berikut:

Untuk HRC Load 150 kgf

1) Bahan uji 1 pada titik 1 = 0,108 mm

HRC = 46 2) Bahan uji 1 pada titik 2

Maka kedalamannya: HRC = 45,9

h = (100-HRC) x 0,002 Maka kedalamannya:

= (100-46) x 0,002 h = (100-HRC) x 0,002

54
55

=
= (100-45,9) x 0,002
78 =
= 0,1082 mm
M (1
3) Bahan uji 1 pada titik 3
ak 30
HRC = 40,7
a -
Maka kedalamannya:
ke 78
h = (100-HRC) x 0,002
da )x
= (100-40,7) x 0,002
la 0,
= 0,1186 mm
m 00
4) Bahan uji 1 pada titik 4
an 2
HRC = 43
ny
Maka kedalamannya:
a: =
h = (100-HRC) x 0,002
h 0,
= (100-43) x 0,002
10
= 0,114 mm
=
4
(1
m
30
Untuk HRB Load 100 kgf
m
-
1) B tit 2) B
H
ah ik ah
R
an 1 an
B)
uj H uji
x
i1 R 1
0,
pa B pa
00
da da
2
56

tit H m m

ik R m an

2 B) 3) B ny

H x ah a:

R 0, an h

B 00 uj
=
= 2 i1
(1
74 pa
30
,4 = da
-
M (1 tit
H
ak 30 ik
R
a - 3
B)
ke 74 H
x
da ,4) R
0,
la x B
00
m 0, =
2
an 00 80

ny 2 ,1
=
a: M
(1
h = ak
30
0, a
= -
11 ke
(1 80
12 da
30 ,1)
la
- x
57

0, 77 00

00 ,4 = 2

2 M (1

ak 30 =

= a - 0,

0, ke 77 10

09 da ,4) 52

98 la x m

m m 0, m

m an Dari uraian perhitungan


4) B ny kedalaman yang telah
ah a: dijabarkan maka bisa
an h dihitung rata rata
uj kedalaman. Nilai rata-rata
=
i1 kedalaman dapat dilihat
(1
pa
pada tabel 4.2
30
da
-
tit
H
ik
R
3
B)
H
x
R
0,
B
00
=
2
Tabel 4. 6 Rata-Rata Kedalaman HRC dan HRB pada

Alumunium

Titik ke- h HRC (mm) h HRB (mm)


1 0,108 0,104
2 0,1082 0,1112
3 0,1186 0,0998
4 0,114 0,1052
Rata- Rata 0,1122 0,10505

Dari hasil perhitungan kedalaman pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat untuk

rata-rata kedalaman pengujian HRC load 150 kgf adalah 0,1122 mm,

sedangkan untuk HRB load 100 kgf adalah 0,10505 mm.

4.2 Analisa Hasil Dari Pengujian

Setelah melakukan pengujian serta perhitungan kedalaman yang terbentuk

pada setiap pengujian yang telah dilakukan dan diuraikan pada sub bab

sebelumnya, maka dapat dianalisa dari hasil data yang telah didapatkan, berikut

analisanya:

4.2.1 Analisa Perbadingan Kekerasan Tiga Bahan Uji

1) Metode Rockwell B

56
Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell B
120
HRB (Hardness Rockwell Brinell)
108.75
100 89.38
77.48
80

60

40

20

0
Nilai Kekerasan Metode Rockwell B

ST 60 VCN 150 Alumunium

Gambar 4. 25 Grafik Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell B

57
57

Dari hasil grafik diatas, menunjukkan perbandingan kekerasan

metode Rockwell B pada ST60, VCN 150, dan Aluminium. Dihasilkan

ST60 memiliki nilai kekerasan tertinggi 108,75 HRB. Urutan kedua VCN

dengan nilai 89,375 HRB dan Alumunium memiliki nilai 77,475 HRB.

Metode Rockwell B cocok digunakan untuk benda yang sangat keras,

maupun lunak seperti baja, baja tipis, plastik dll

2) Metode Rockwell C

Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell C


25 23.03
HRC (Hardness Rockwell Cone)

20

15 13.15

10

0
0
Nilai Kekerasan Metode Rockwell C

ST 60 VCN 150 Alumunium

Gambar 4. 26 Grafik Perbandingan Kekerasan Metode Rockwell C


Dari hasil grafik diatas, menunjukkan perbandingan kekerasan

metode Rockwell C pada ST60, VCN 150, dan Aluminium. Dihasilkan

ST60 memiliki nilai kekerasan tertinggi 23,025 HRC. Urutan kedua VCN

dengan nilai 13,15 HRC dan Alumunium tidak memiliki nilai . Metode

Rockwell C hanya cocok digunakan untuk benda yang sangat keras, seperti

besi, baja paduan, dan benda yang memiliki kekerasan lebih dari 80 HRB

sehingga Aluminium tidak cocok digunakan pada metode Rockwell C.


4.2.2 Analisa Perbadingan Kedalaman Tiga Bahan Uji

1) Metode Rockwell B

Perbandingan Kedalaman indentasi Metode Rockwell B


0.12
0.11
0.1
kedalaman indentasi (mm)

0.08
0.08

0.06
0.04
0.04

0.02

0
Hasil Kedalaman Metode Rockwell B

ST 60 VCN 150 Alumunium

Gambar 4. 27 Grafik Perbandingan Kedalaman indentasi Metode Rockwell B


Dari hasil grafik diatas, menunjukkan perbandingan kedalaman

indentasi metode Rockwell B pada ST60, VCN 150, dan Aluminium.

Dihasilkan Aluminium menghasilkan kedalaman paling dalam yaitu

0,10505 mm. Urutan kedua VCN 150 dengan kedalaman 0,08125 mm dan

ST60 menghasilkan kedalaman 0,0425 mm. Besarnya kedalaman hasil

indentasi berbanding lurus dengan nilai kekerasan bahan. Semakin tinggi

nilai kekerasan dari bahan, semakin kecil kedalaman hasil indentasi nya

58
59

2) Metode Rockwell C

Perbandingan Kedalaman indentasi Metode Rockwell C


0.2
0.18 0.17

0.16 0.15
kedalaman indentasi (mm)

0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0
Hasil Kedalaman Metode Rockwell C

ST 60 VCN 150 Alumunium

Gambar 4. 28 Grafik Pebandingan Kedalaman Indentasi Metode Rockwell C


Dari hasil grafik diatas, menunjukkan perbandingan kedalaman

indentasi metode Rockwell C pada ST60, VCN 150, dan Aluminium.

Dihasilkan VCN 150 menghasilkan kedalaman paling dalam yaitu 0,1737

mm. Urutan kedua ST60 dengan kedalaman 0,15395 mm dan Alumunium

tidak mempunyai nilai karena tidak cocok untuk pengujian pada Rockwell

C. Besarnya Kedalaman hasil indentasi berbanding lurus dengan nilai

kekerasan bahan. Semakin tinggi nilai kekerasan dari bahan, semakin kecil

kedalaman hasil indentasi nya

Berikut gambar dari bahan uji setelah pengujian kekerasan dengan

metode Rockwell B yang ditunjukan pada gambar 4.31

59
60

Gambar 4. 29 Hasil Pengujian Metode Rockwell B

Sedangkan untuk pengujian kekerasan dengan metode Rockwell C dapat

dilihat pada gambar 4.15

Gambar 4. 30 Hasil Pengujian Metode Rockwell C

60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian kekerasan dengan metode Rockwell B dan

Rockwell C pada material ST60, VCN 150, dan Aumunium dapat diambil

kesimpulan antara lain :

1. Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap

indentor berupa steel ball ataupun diamond cone 1200 yang ditekankan

pada permukaan material uji tersebut.

2. Hasil pengujian kekerasan pada material ST60 untuk metode Rockwell B

dengan load 100 kgf didapatkan rata-rata senilai 108,75 HRB dengan

kedalaman 0,0425 mm. Untuk metode Rockwell C dengan load 150 kgf

didapatkan rata-rata senilai 23,025 HRC dengan kedalaman 0,15395 mm.

3. Hasil pengujian kekerasan pada material VCN 150 untuk metode Rockwell

B dengan load 100 kgf didapatkan rata-rata senilai 89,375 HRB dengan

kedalaman rata-rata 0,08125 mm. Untuk metode Rockwell C dengan load

150 kgf didapatkan rata-rata senilai 13,15 HRC dengan kedalaman

0,17337 mm.

4. Hasil pengujian kekerasan pada material Alumunium untuk metode

Rockwell B dengan load 100 kgf didapatkan rata-rata senilai 77,475 HRB

dengan kedalaman rata-rata 0,10505 mm. Untuk metode Rockwell C

61
Aluminium dinyatakan tidak cocok untuk menggunakan metode Rockwell

C karena metode Rockwell C hanya digunakan pada benda yang sangat

keras seperti, baja, baja paduan, dan benda yang memiliki kekerasan lebih

dari 80 HRB

5. Dari hasil pengujian diatas didapatkan urutan benda dari yang paling keras

adalah ST60, VCN 150, dan aluminium. Benda uji ST60 memiliki 23,025

HRC dan 108,75 HRB. Sedangkan VCN 150 memiliki 13,15 HRC dan

89,375 HRB, dan terakhir Aluminium hanya memiliki 77,475 HRB

5.2 Saran

Ada beberapa saran dari penulis yang berguna untuk meningkatkan kualitas,

yang belum dapat direalisasikan oleh penulis, yaitu:

1. Diperlukannya wawasan yang lebih dan juga mencari jurnal-jurnal yang

menyangkut tetang pengujian kekerasan dengan metode Rockwell.

2. Diperlukannya persiapan atau kalibrasi yang teliti sebelum menggunakan

alat Rockwell Hardness. Dan lebih baik jika alat ini dikalibrasi oleh pihak

luar yang memiliki keahlian khusus dibidang uji material

3. Penempatan alat pada bidang yang presisi tidak bergeser seperti diatas

meja agar tidak mengganggu proses pengujian

4. Tidak adanya guncangan sedikitpun saat proses pengujian karena

mempengaruhi nilai kekerasan suatu bahan

5. Setelah penggunaan alat sebaiknya dikembalikan dan ditata seperti semula

agar meminimalisir keruskan terutama pada bagian indentor

62
DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto, D. (2020, Mei). Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik Pada Uji

Kekerasan Rockwell. Retrieved from

https://www.slideshare.net/anggunandri/uji-kekerasan-36813612

Anonim. (2012). Pengujian Kekerasan. Retrieved from

https://www.slideshare.net/anggunandri/uji-kekerasan-36813612

Ardra. (n.d.). Retrieved from Perlaukan Panas Logam, Pengertian Jenis Tujuan

Contoh Heat Treatment: http://ardra.biz

Atmanto, H., & Wibowo, B. T. (2006). Pengaruh Temper dengan Quenching

Media Pendingin Oli Mesran Sae 40 terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Baja

ST 60. https://docplayer.info/31872315-Pengaruh-temper-dengan-

quenching-media-pendingin-oli-mesran-sae-40-terhadap-sifat-fisis-dan-

mekanis-baja-st-60.html, 75.

Callister, W. D., & Rethwichs, D. G. (2011). Materials Science and

Engginnering, 8th ed. hoboken, New Jersy : John Wiley and Son.

Djatmiko, E., Ediyanto, T., Suwandi, A., & Suhendar, F. (2012). OPTIMASI

DESAIN CETAKAN PADA MESIN PENGECORAN BOLA TIMAH

PUTIH UNTUK INDUSTRI KECIL. M.I. Mat. Kons. Vol. 12 No. 1 Juni

2012 : 50 - 61, 50-61.

63
Herlina, F., Firman, M., & Najib, M. (2016). ANALISA UJI KEKERASAN

BAJA VCN 150 PADA POROS. Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01

No. 02, 2016, 32.

Nur, M. (2019). PENGARUH BENTUK PIN INDENTOR TERHADAP

KUALITAS HASIL PENGELASAN ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN

PROSES LAS GESEK PUNTIR (FRICTION STIR WELDING). BANDAR

LAMPUNG: Universitas Lampung Fakultas Teknik.

Sarjito, & Jokosisworo. (2009). ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN

KEKUATAN LENTUR PUTARPOROS BAJA ST 60 SEBAGAI

APLIKASI PERANCANGAN BAHANPOROS BALING-BALING

KAPAL. ROTASI – Volume 11 Nomor 2 April 2009, 18-23.

Tambunan, W. F., Budiarto, U., & Santoso, A. W. (2019). Analisa Kekuatan

Tarik, Kekuatan Puntir, Kekerasan, dan Mikrografi Baja ST 60 Sebagai

Bahan Poros Propeller Setelah Proses Normalizing dengan Variasi Waktu

Penahanan Panas (Holding Time). Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 7, No. 2

April 2019, 7.

Wicaksono, B. A. (2010). KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PADUAN Al-Cu PERLAKUAN AGING. TUGAS AKHIR, 33.

64

Anda mungkin juga menyukai