Anda di halaman 1dari 64

UNIVERSITAS DIPONEGORO

RANCANG BANGUN ALAT FIXED STEERING ROLLER UNTUK


MENCEGAH MISTRACKING PADA BELT CONVEYOR

TUGAS AKHIR

YUNIAR ANIS BUDIHARJA


40040220655005

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
AGUSTUS 2022
UNIVERSITAS DIPONEGORO

RANCANG BANGUN ALAT FIXED STEERING ROLLER


UNTUK MENCEGAH MISTRACKING PADA BELT
CONVEYOR

TUGAS AKHIR

YUNIAR ANIS BUDIHARJA


40040220655005

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
AGUSTUS 2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Yuniar Anis Budiharja


NIM : 40040220655005
Tanda Tangan : ......................................
Tanggal : ......................................

ii
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI

TUGAS AKHIR
No. 040/ TA / DIV RPM / 2022

Dengan ini diberikan Tugas Akhir untuk Mahasiswa berikut :

Nama : Yuniar Anis Budiharja


NIM 40040220655005
Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Alat Fixed Steering Roller
untuk Mencegah Mistracing pada Belt
Conveyor
Isi Tugas :
1. Menganalisa penyabab dan dampak dari mistracking pada belt
conveyor
2. Melakukan pemeriksaan dan verifikasi data perencanaan dan atau data
peralatan
3. Melakukan verifikasi hasil perhitungan ukuran alat fix steering roller
4. Melakukan pemeriksaan dan verifikasi fisik peralatan dan komponen,
spesimen dll
5. Melakukan pemeriksaan dan verifikasi peralatan pada saat alat sudah
jadi
6. Melakukan pemasangan dan pengamatan setelah terpasangnya alat fix
steering roller pada belt conveyor
7. Melakukan pemeriksaan dan verifikasi peralatan pada saat alat
pengujian awal
8. Melakukan pemeriksaan peralatan pada saat beroperasi
9. Melakukan pemeriksaan peralatan pada saat tidak beroperasi (tidak
terencana dan terencana)

Demikian agar diselesaikan selama-lamanya 6 bulan terhitung sejak diberikan


tugas ini, dan diwajibkan konsultasi sedikitnya 12 kali demi kelancaran
penyelesaian tugas.
Semarang, 19 April 2022
Ketua PSD IV Rekayasa Perancangan
mekanik

Dr. Seno Darmanto, S.T, M.T


NIP. 197110301998021001

Tembusan :
Sekretaris Prodi
Dosen Pembimbing

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh:


Nama : Yuniar Anis Budiharja
NIM : 40040220655005
Program Studi : Diploma IV Rekayasa Perencanaan Mekanik
Judul Tugas Akhir : Rancang Bangun Alat Fixed Steering Roller
untuk Mencegah Mistracing pada Belt
Conveyor

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelah Sarjana
Terapan pada Program Studi Diploma IV Rekayasa Perancangan Mekanik
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

TIM
PENGUJI
Pembimbing : Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T. ( .................... )
Pembimbing : Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T. ( .................... )
Penguji : Drs. Wiji Mangestiyono, M.T. ( .................... )
Penguji : Didik Ariwibowo, S.T., M.T. ( .................... )

Semarang,
Ketua PSD IV Rekayasa Perencanaan Mekanik

Dr. Seno Darmanto, S.T, M.T


NIP. 197110301998021001

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : Yuniar Anis Budiharja


NIM : 40040220655005
Program Studi : Diploma IV Rekayasa Perencanaan Mekanik
Departemen : Teknologi Industri
Fakultas : Sekolah Vokasi
Jenis Karya : Tugas Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noeksklusif (None-exclusivr Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: RANCANG BANGUN ALAT
FIXED STEERING ROLLER UNTUK MENCEGAH MISTRACING PADA BELT
CONVEYOR beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya sealam tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 13 Agustus 2022

(Yuniar Anis Budiharja)


NIM. 40040220655005

v
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga penulisan Tugas Akhir dengan judul “RANCANG
BANGUN ALAT FIXED STEERING ROLLER UNTUK MENCEGAH
MISTRACKING PADA BELT CONVEYOR” dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Tugas Akhir disusun dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan
program Diploma (DIV) pada program studi Rekayasa Perencanaan Mekanik
Departemen Teknologi Industri Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini penulis telah memperoleh
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama pembimbing. Untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang amat tulus kepada Bapak Dr. Seno
Darmato , S.T., M.T. sebagai pembimbing atas bimbingan dan dukungan serta
arahan yang telah diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih


kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si. selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro.
2. Bapak Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi D4 RPM
Universitas Diponegoro.
3. Bapak Didik Ariwibowo, S.T., M.T. selaku Dosen Wali Kelas Konversi
Energi Program Studi D4 RPM Universitas Universitas Diponegoro.
4. Angga Kuriawan selaku mentor lapangan di PLTU Nagan Raya.
5. Bapak Tugimin, S.Pd., M.Pd. selaku Bapak saya.
6. Ibu Suparmi, S.Pd., M.Pd. selaku ibu saya
7. Maulida Sukmawati Singgih Selaku Adek saya .
8. Sekar Arum Kurniasari dan Jasmin Zhifara Ramadhani Selaku istri dan anak
saya yang selalu mendukung setiap perkuliah saya.

vi
9. Dan teristimewa penulis ucapkan kepada rekan-rekan semua serta saudara-
saudara tercinta yang selalu ada disetiap penulis membutuhkan semangat dan
perhatian.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, dengan harapan semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca sekalian. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya
pengetahuan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di
harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Semarang, 13 Agustus 2022


Penulis

(Yuniar Anis Budiharja)


NIM. 40040220655005

vii
RANCANG BANGUN ALAT FIXED STEERING ROLLER
UNTUK MENCEGAH MISTRACKING PADA BELT
CONVEYOR
Tugas Akhir ini berisi tentang sebuah rancangan alat yang bernama “Fix
Streering Roller”. Dimana tujuan pembuatan alat ini adalah untuk
pencegahan terjadinya mistracking pada belt conveyor. Pembuatan alat ini
dilakukan melihat kebutuhan pada PLTU Nagan Raya 2x110 MW. PLTU
sendiri adalah Pembangkit Listrik yang berbahan bakar batu bara dimana
kebutuhan batubara dari jetty menuju bungker semuanya ditransportasikan
menggunakan belt conveyor. Pada kenyataanya saat pentransportasikan
batubara menggunakan belt conveyor banyak terjadi tumpahan batubara di
sisi belt sehingga sangat menggangu proses kerja dari belt conveyor itu
sendiri. Tumpahan tersebut diakibatkan oleh belt conveyor yang miring atau
bisa disebut dengan mistracking. Mistracking adalah sebuah kondisi dimana
belt dalam keadaan miring atau tidak sesuai dengan jalurnya. Dampak yang
ditimbulkan oleh mistracking itu sendiri adalah dapat mengakibatkan
terjadinya kebakaran pada belt, merusak bagian belt conveyor, membuat
korosi pada bagian frame, pencemaran udara, hingga yang paling fatal adalah
putusnya belt conveyor itu sendiri. Oleh karena itu, pembuatan alat ini
merupakan sebuah solusi untuk mencegah terjadinya mistracking yang mana
pemasangan alat ini sangat mudah dan tidak menggangu exsisting dari
peralatan belt conveyor itu sendiri. Diaharapakn dampak dari pemasangan
fixed steering roller ini adalah menjaga lifetime dari belt conveyor dan
mencegah terjadinya kerusakan pada belt conveyor.

Kata kunci: PLTU, belt conveyor, mistracking, steering roller

viii
DESIGN AND CONSTRUCTION OF FIXED STEERING
ROLLER TO PREVENT MISTRACKING ON CONVEYOR
BELT
Final Project contains a design tool called "Fix Steering Roller" . Where
the purpose of making this tool is to prevent mistracking on the Belt
Conveyor. The manufacture of this tool was carried out considering the need
for PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW. PLTU itself is a coal-fired power plant
where all coal needs from the Jetty to the Bunker are transported using a Belt
Conveyor. In fact, when transporting coal using a Belt Conveyor, there are a
lot of coal spills on the Belt side so that it really interferes with the work
process of the conveyor belt itself. The spill was caused by a tilted conveyor
belt or it could be called mistracking. Mistracking is a condition where the
belt is tilted or not in line with the track. The impact caused by mistracking
itself is that it can cause a fire on the belt, damage the conveyor belt, corrode
the frame, air pollution, until the most fatal is the break of the conveyor belt
itself. Therefore, the manufacture of this tool is a solution to prevent
mistracking where the installation of this tool is very easy and does not
interfere with the existence of the belt conveyor equipment itself. It is hoped
that the impact of installing this Fix steering roller is to maintain the lifetime
of the conveyor belt and prevent damage to the belt conveyors.

Keywords: PLTU, Belt Conveyor, Mistracking, Steering roller

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii
HALAMAN TUGAS PROYEK AKHIR ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi ...................................................................................... 2
1.3 Batasan ............................................................................................ 2
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.5 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 3
1.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 3
1.6.1 Observasi ............................................................................... 3
1.6.2 Diskusi .................................................................................. 3
1.6.3 Dokumentasi ......................................................................... 4
1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu .......................................................... 4
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1 Siklus Batubara PLTU Nagan Raya 2×110 MW ............................ 6
2.2 Belt Conveyor .................................................................................. 8
2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Belt Conveyor ............................. 9
2.2.2 Komponen-komponen Belt Conveyor .................................. 10

x
2.3 Belt Conveyor PLTU Nagan Raya ................................................. 15
2.4 Mistracking Belt Conveyor ............................................................ 16
2.4.1 Penyebab Terjadinyya Mistracking ...................................... 17
2.4.2 Kerugian Akibat Terjadinya Mistracking ............................. 17
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ............................... 19
3.1 Mistracking .................................................................................... 19
3.1.1 Identifikasi Masalah ........................................................... 19
3.1.2 Tools Analysis (RCPS) ....................................................... 22
3.2 Idea Generate Overview ................................................................ 23
3.2.1 Overview Fixed Steering Roller....................................... 25
3.2.2 Komponen-komponen fix steering roller ........................ 26
3.2.3 Proses Assembly ............................................................... 28
3.2.4 Proses Pemasangan Fixed Steering Roller ...................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 30
4.1 Permasalahan Coal Handling System............................................ 30
4.2 Perhitungan Kerugian Perusahaan ................................................ 31
4.3 Fixed Steering Roller .................................................................... 33
4.3.1 Design Rancang Bangun Fixed Steering Roller ................. 33
4.3.2 Anggaran Biaya Pembuatan Fixed Steering Roller............ 33
4.3.3 Analisa dan Review Kemampuan Fixed Steering Roller.... 34
4.4 Maintenance Fixed Steering Roller .............................................. 36
4.5 Manfaat dan Analisa Risiko .......................................................... 37
4.5.1 Manfaat ....................................................................... 37
4.5.2 Analisa Risiko ............................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 39
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 39
5.2 Saran ................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 40
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus bahan bakar ............................................................................... 6


Gambar 2.2 Kontruksi belt .....................................................................................10
Gambar 2.3 Motor, fluid coupling dan gear reduksi ..............................................11
Gambar 2.4 Penampang belt conveyor...................................................................12
Gambar 2.5 Idler bagian atas .................................................................................13
Gambar 2.6 Idler bagian bawah .............................................................................14
Gambar 2.7 Kontruksi Idler ...................................................................................14
Gambar 2.8 Bagian-bagian mistracking pada belt conveyor ..................................17
Gambar 2.9 Kerugian akibat mistracking ..............................................................19
Gambar 3.1 Kerugian akibat mistracking ..............................................................21
Gambar 3.2 Root Cause Problem Solving (RCPS) ................................................23
Gambar 3.3 Matriks prioritas .................................................................................24
Gambar 3.4 Overview fixed steering roller ...........................................................26
Gambar 3.5 Besi UNP ............................................................................................26
Gambar 3.6 Roller (dia 8 cm×25 cm) ................................................................... 27
Gambar 3.7 Roller (dia 8 cm×6 cm) ..................................................................... 27
Gambar 3.8 Proses assembly ................................................................................. 28
Gambar 3.9 Pemasangan Fixed steering roller ..................................................... 29
Gambar 4.1 Grafik pareto PLTU Nagan Raya (01 Januari 2022-01 Juni 2022) ... 31
Gambar 4.2 Fixed steering roller .......................................................................... 33
Gambar 4.3 Sebelum dan sesudah pemasangan fixed steering roller ................... 36

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah lapisan belt yang disarankan ......................................................13


Tabel 2.2 Spesifikasi belt conveyor PLTU Nagan Raya ........................................16
Tabel 3.1 Data gangguan bulan Februari 2022-Maret 2022 Coal and Ash
Handling PLTU Nagan Raya .................................................................................19
Tabel 3.2 Idea generate overview ..........................................................................24
Tabel 4.1 Kerusakan pada belt conveyor bulan Januari-Mei 2022 ........................30
Tabel 4.2 Anggaran pembuatan fixed streering roller ...........................................34
Tabel 4.3 Perbandingan fixed steering roller dengan existing steering .................34
Tabel 4.4 Mistracking solution ..............................................................................37
Tabel 4.5 Analisa risiko .........................................................................................38
Tabel 4.6 Risk rating ..............................................................................................38

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Assembly Fix Steering Roller .............................................................41


Lampiran 2. Besi UNP ...........................................................................................42
Lampiran 3. Roller .................................................................................................43
Lampiran 4. Shaft ...................................................................................................44
Lampiran 5. Spi ......................................................................................................45
Lampiran 6. Nut M20 .............................................................................................46
Lampiran 7. Bolt dan Nut M24 x 2,0 .....................................................................47
Lampiran 8. Ring ....................................................................................................48
Lampiran 9. Perhitungan Kekuatan Puntir dan bengkok....................................... 49

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pembangkitan Nagan Raya


merupakan PLTU tipe Circulated Fluidized Bed (CFB) yang menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya dan pasir silika sebagai bed-nya, dengan
daya terpasang 2×110 MW. Untuk melayani kebutuhan pasokan batubara kedua
unit tersebut diperlukan peralatan khusus yang disebut coal handling system. Coal
handling system berfungsi menangani batubara mulai dari pembongkaran dari
vessel atau tongkang menuju ke bunker menggunakan belt conveyor.

Dari hasil analisa serta data-data gangguan yang terjadi pada coal handling
system, ada beberapa kerusakan dan mulfunction pada beberapa peralatan coal
handling sistem antara lain:

a. Mistracking Belt Conveyor (BC) dari BC 1 sampai dengan BC 10,


sehingga menyebabkan spillage atau batubara tumpah dari belt conveyor.
b. Terbentuknya/terakumulasinya debu halus batubara di area belt conveyor
dan transfer house secara kontinyu yang jika tidak mendapat penanganan
yang baik dan benar dapat menyebabkan self burning.

Hal-hal tersebut di atas dapat menyebabkan tidak handalnya peralatan coal


handling system sehingga dapat menimbulkan derating bahkan break down unit
dan bisa mengakibatkan terjadi self burning apabila tidak dilakukan penanganan
batubara secara baik dan benar. Efek domino lain yang terjadi adalah kerusakan
secara degeneratif yang dapat menurunkan life time setiap peralatan. Kondisi
inilah yang melatarbelakangi pembuatan rancangan alat untuk mencegah
mistracking dengan dilakukannya improvement yaitu pemasangan fixed steering
roller yang dipasang pada return belt conveyor.

1
2

1.2 Identifikasi

Sebagai pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara,


kebutuhan akan adanya belt conveyor system yang handal sangat penting guna
untuk kelancaran transportasi batu bara baik unloading dari jetty hingga menuju
ke bunker. Pada kenyataanya sering terjadi penumpahan batubara pada sisi-sisi
belt yang disebabkan oleh mistracking pada belt conveyor. Oleh karena itu,
diperlukan rancang bangun alat untuk mencegah terjadinya mistracking pada belt
yang diberi nama “fix steering roller”.

Permasalahan ketika merancang bangun alat fix steering roller adalah


sebagai berikut:

a. Apa saja yang ditinjau untuk perancangan alat fix steering roller?
b. Komponen apa saja yang digunakan untuk pembuatan alat Fix steering
roller?
c. Bagaimana performa dan dampak sebelum hingga setelah
pemasangan alat fix steering roller?

1.3 Batasan

Ruang lingkup dari rancang bangun alat fix steering roller yaitu
dikhususkan pada belt conveyor 6 yang merupakan belt conveyor dengan
panjang 179 meter dan posisi belt miring ±45 °.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang telah ditentukan adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana gambaran rancangan desain alat fix steering roller?


b. Bagaimana pemasangan dari alat fix steering roller?
c. Bagaimana kondisi belt conveyor setelah diimplementasikan?
3

1.5 Tujuan dan Manfaat

 Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan terhadap permasalahan yang terjadi di Coal


Handling System
b. Melakukan perhitungan hasil ukuran alat.
c. Melakukan pemeriksaan dan verifikasi fisik peralatan dan komponen,
spesimen dll.

d. Melakukan uji alat Fixed Steering Roller terhadap belt conveyor

 Manfaat dari tugas akhir ini adalah :

a. Dapat menghasilkan alat Fixed Steering Roller

b. Alat Fixed Steering Roller dapat mencegah Mistracking pada Belt


Conveyor

1.6 Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Observasi

a) Metode kepustakaan, penulis mempelajari buku-buku untuk


mendukung penulisan dan mencari referensi dari perpustakaan kantor.
b) Mempergunakan metode-metode yang dipergunakan dalam merancang
alat.
c) Melalui internet, agar mendapatkan informasi terbaru mengenai
karakter belt conveyor.

1.6.2 Diskusi

a) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang dapat membantu


dalam penyusunan laporan ini.
b) Melakukan konsultasi dengan mentor site dan dosen pembimbing.
4

1.6.3 Dokumentasi

Dalam menyusun Tugas Akhir diperlukan pengambilan dokumentasi yang


berkaitan dengan poko bahasan yang diangkat.

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu

Waktu dan tempat pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

a. Tempat : PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan


Raya Unit 1 dan 2 (Jl. Meulaboh - Tapaktuan,
Suak Puntong, Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan
Raya, Aceh 23681)
b. Waktu : 01 Januari 2022-01 Juni 2022

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang saling
berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi, batasan, rumusan,
tujuan ,teknik pengumpulan data, lokasi , dan sistematika penulisannya
laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas mengenai dasar teori tentang siklus belt conveyor di PLTU
Nagan Raya secara umum dan penjelasan tentang komponen-komponen
belt conveyor, penjelasan misstracking belt conveyor mengumpulkan data
serta penyajian data dari hasil pengukuran.
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN
Membahas mengenai objek rancang bangun fixed steering roller dan
prosedur perancangan , serta pengumpulan data untuk bahan pengujian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang perhitungan dan uraian mengenai alat rancangan fixed
5

steering roller pada belt conveyor serta rincian bahan, biaya dan manfaat
penggunaan alatnya, dan hasil manfaat setelah terpasang alat fixed steering
roller ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting yang
diperoleh dari diterapkannya alat ini pada belt conveyor PLTU Nagan
Raya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Batubara PLTU Nagan Raya 2×110 MW

Gambar 2.1. Siklus bahan bakar


(CCR PLTU Nagan Raya 2022)

Siklus bahan bakar dibagi dua jalur, yaitu jalur bahan bakar cair HSD
(solar), dan jalur batubara. PLTU Nagan Raya menggunakan jenis boiler CFB
(Circulating Fluidized Bed) yang menggunakan bahan bakar berupa batubara dan
minyak sebagai bahan bakar dan dibantu dengan pasir saat proses
pembakarannya. Untuk bahan bakar minyak, PLTU Nagan Raya menggunakan
jenis minyak High Speed Diesel (Solar) saat unit start up pertama kali. Sedangkan
untuk batubara digunakan sebagai bahan bakar utama pembakaran. Jalur batubara
dimulai dari pembongkaran batubara dari kapal tongkang menggunakan GSU
(Grab hip unloader). Pengangkatan batubara menggunakan grab yang dengan
kapasitas 16 ton per angkatan. Setelah diangkat, batubara kemudian ditaruh di
hopper untuk disaring dan kemudian dialirkan dengan belt coveyor. Dari belt
conveyor Selanjutnya diteruskan menggunakan BC (Belt Conveyor) 1A dan 1B
menuju ke TH (Transfer House) 1, dari TH1 di tranfer menggunakan BC 2A dan

6
7

2B meuju ke TH 2. Pada TH 2 ini terdapat 2 percabangan tujuan batubara, yang


pertama menuju DCS (Dry Coal Sheed) melalui BC 7 , BC 8 dan BC 9. Atau
tujuan ke 2 menuju doom melalui BC 3 dan TH 3. Dari doom ini batubara bisa di
simpan untuk persediaan dan bedanya doom dengan DCS hanya dari
kapasitasnya. Di dalam doom ini terdapat stacker riclaimer yang berfungsi untuk
loading unloading batu bara melalui BC 10. Selanjutnya dari BC 10 ditransfer ke
TH 3 menuju BC 4A dan 4B. Dari BC 4 menuju ke TH 4 di sini juga bisa disebut
crusher house karna ada alat crusher yang berfungsi menggerus batu bara dari
ukuran 5 cm menjadi 300 mesh atau seukuran gula pasir.

Selanjutnya dari TH 4 di transfer menuju BC 5A dan 5B untuk di teruskan


ke BC 6A dan 6B, dari sini awal batu bara di simpan di coal bungker A/B/C/D
sebelum digunakan untuk pembakaran di furnance. Coal bunker adalah suatu
wadah yang digunakan untuk menampung sekaligus menakar batubara sebelum
dimasukkan dan disalurkan oleh coal feeder menuju furnace. Batubara dan pasir
ditiup menuju burner batubara oleh udara panas dari primary air fan. Burner
batubara akan bekerja jika beban boiler sudah lebih dari 30%, jadi sebelum
mencapai 30% load yang bekerja adalah burner oil. Pembakaran terjadi di furnace
dibantu dengan media pasir yang berfungsi sebagai menyimpan dan menyalur
panas. Udara untuk pembakaran dipasok dari PA Fan (Primary Air Fan) dan SA
Fan (Secondary Air Fan). Di dalam furnace bed material akan bersirkulasi
melalui cyclone separator. Cyclone separator ini berfungsi sebagai media
sirkulasi bed material. Bed material yang belum habis terbakar akan masuk ke
furnace. Flue gas hasil pembakaran akan masuk ke HRA (Heat Recovery Area)
sebagai media heat transfer untuk steam, kemudian dibuang ke udara terbuka
dengan bantuan ID Fan. Bed material jenuh yang tidak terbakar akan dibuang
melalui Slag Cooler, fungsinya agar tidak terjadi slagging bed material di dalam
furnace. Sehingga proses pembakaran akan tetap efektif. Dan untuk fly ash sisa
pembakaran menuju ESP (Electrostatic Precipitator). Sementara yang menuju
ESP akan dibuang melalui chimney. ESP sendiri adalah sebuah alat penangkap
debu dengan metode electric. Untuk mengeluarkan fly ash tersebut dari plat
dengan cara menghilangkan atau mematikan muatan positif yang ada di plat,
sehingga kotoran akan jatuh dengan sendirinya. Kotoran gas buang tersebut
8

kemudian dibuang melalui fly ash silo, lalu fly ash diangkut menggunakan truk
menuju kolam ash pond. Siklus bahan bakar berjalan seperti ini secara terus
menerus.

2.2 Belt Conveyor

Belt conveyor merupakan suatu mesin pemindah bahan yang umumnya


dipakai dalam industri perakitan maupun industri proses untuk mengangkut bahan
produksi setengah jadi maupun hasil produksi dari satu bagian ke bagian yang
lain. Material yang dapat dipindahkan ada dua jenis, yaitu muatan curah (bulk
load) dan muatan satuan (unit load), contoh muatan curah, misalnya batubara, biji
besi, tanah liat, batu kapur dan sebagainya, muatan satuan, misalnya: plat baja
bentangan, unit mesin, block bangunan kapal dan sebagainya. Conveyor dapat
ditemukan dalam berbagai jenis keadaan di suatu industri. Conveyor digunakan
untuk memindahkan material atau hasil produksi dalam jumlah besar dari suatu
tempat ke tempat lain. Conveyor mungkin memiliki panjang beberapa kilometer
atau mungkin beberapa meter tergantung jenis aplikasi yang diinginkan (Karim,
2016).

Belt conveyor memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada diatas
roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui suatu
pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau miring
tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas sabuk
dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pengoperasiannya belt conveyor
menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi
yang dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller
akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan puli
penggerak. Pertimbangan yang mendasari dalam penelitian pesawat pengangkut
menurut Karim (2016) adalah sebagai berikut:

1) Karakteristik pemakaian, hal ini menyangkut jenis dan ukuran material,


sifat material, serta kondisi medan atau ruang kerja alat.

2) Proses produksi, mengngkut kapasitas perjam dari unit, kontinuitas


pemindahan, metode penumpukan material dan lamanya alat beroperasi.
9

3) Prinsip-prinsip ekonomi, meliputi ongkos pembuatan, pemeliharaan,


pemasangan, biaya operasi dan juga biaya penyusutan dari harga awal
alat tersebut.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilihnya belt conveyor sebagai


pesawat pengangkut yang paling sesuai untuk mengangkut batubara menuju ke
dalam coal feeder pada proses pembangkitan.

2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Belt Conveyor

A. Kelebihan Belt Conveyor

1) Mampu membawa beban berkapasitas besar.


2) Kecepatan sabuk dapat diatur untuk menetapkan jumlah
material yang dipindahkan persatuan waktu.
3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan operator
yang mengoperasikannya.
4) Memerlukan daya yang lebih kecil, sehingga menekan biaya
operasinya.
5) Tidak mengganggu lingkungan karena tingkat kebisingan dan polusi
yang rendah.
6) Lebih ringan dari pada conveyor jenis rantai maupun bucket conveyor.
7) Aliran pengangkutan berlansung secara terus menerus/kontinu. Belt
conveyor adalah mesin pemindah yang paling universal karena
kapasitas cukup besar (500 s/d 5000 m3/jam atau lebih), sanggup
memindahkan material pada jarak relatif besar (500 s/d 1000 m atau
lebih), desain yang sangat sederhana dan pengoperasian yang baik.
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan berbagai unit
material sepanjang arah horizontal atau pada suatu kemiringan tertentu
pada berbagai industri.
10

B. Kelemahan Belt Conveyor

1) Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar, misalnya timbul kerusakan


pada pinggir dan permukaan belt, sabuk bisa robek karena batuan yang
keras dan tajam atau lepasnya sambungan sabuk.
2) Biaya perawatannya sangat mahal.
3) Belt conveyor hanya bisa dipasang untuk jalur lurus.
4) Kemiringan/sudut inklinasi terbatas.

2.2.2 Komponen-komponen Belt Conveyor

Komponen-komponen utama belt conveyor dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Konstruksi belt


(https://www.scribd.com/doc/188263700/Belt-Conveyor, 2018)

conveyor belt conveyor yang sederhana terdiri dari:


1) Sabuk (Belt) 8) Band pulley
2) Pulli penggerak (Drive pulley) 9) Motor penggerak
3) Pulli Pengencang (Snub pulley) 10) Inlet Chutes
4) Pulli yang digerakkan (Tail pulley) 11) Out Chutes
5) Rol pembawa (Carrying roller idler) 12) Pengetat sabuk (take-up)
6) Impact idlers 13) Pemberat (counterweight)
7) Rol Kembali (Return roller idler)
11

Gambar 2.3 Motor, fluid coupling dan gear reduksi


(http://maintenance-belt-conveyor.blogspot.com/2013/04/driving-unit.html, 2013)

Gerakan pada belt pengangkut batubara pada awal mulanya berasal dari motor
induksi yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik yang
berupa putaran poros rotor motor induksi. Energi mekanik yang berupa putaran
tersebut diteruskan oleh fluid coupling ke gear box dengan menggunakan fluida
minyak. Putaran fluid coupling tersebut masih teramat tinggi untuk menggerakkan
belt conveyor, maka diperlambat oleh reducer/gear box menjadi lebih rendah
dengan tujuan agar bisa digunakan untuk memutar drive pulley.

1. Belt

Belt terbuat dari bahan tekstil, baja lembaran atau jalinan kawat baja.
Belt yang terbuat dari tekstil berlapis karet paling banyak ditemukan
dilapangan. Syarat-syarat belt:

a. Tahan terhadap beban tarik.


a. Tahan beban kejut.
b. Perpanjangan spesifik rendah.
c. Harus fleksibel.
d. Tidak menyerap air.
e. Ringan.
12

Belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa tipe seperti
katun dan beberapa jenis belt tekstil berlapis karet. Belt harus memenuhi
persyaratan, yaitu kemampuan menyerap air rendah, kekuatan tinggi,
ringan, lentur, regangan kecil, ketahanan pemisahan lapisan yang tinggi
dan umur pakai panjang. Persyaratan tersebut, belt berlapis karet adalah
yang terbaik. Belt tekstil berlapis karet terbuat dari beberapa lapisan yang
dikenal dengan plies. Lapisan- lapisan tersebut dihubungkan dengan
menggunakan (vulkanisasi) atau dengan karet alam maupun sintetis. Belt
dilengkapi dengan cover karet untuk melindungi tekstil dari kerusakan-
kerusakan. Karena beberapa jenis material yang dibawa mempunyai sifat
abrasif. Bentuk penampang belt diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 2.4. Penampang belt conveyor


(https://www.scribd.com/doc/188263700/Belt-Conveyor, 2018)

Keterangan :
1 : lapisan
2 : cover
Δb : tebal belt
δ1 : bagian yang dibebani
δ2 : bagian pembalik Jumlah lapisan belt tergantung lebar belt.

Hubungan antara lebar belt dengan jumlah lapisan dapat dilihat pada Tabel
2.1.
13

Tabel 2.1 Jumlah lapisan belt yang disarankan

(Sumber: http://eprints.undip.ac.id/47384/3/BAB_II.pdf, 2009)

2. Idler

Belt disangga oleh idler. Jenis idler yang digunakan kebanyakan


adalah roller idler. Menurut Conveyor Equipment Manufacturers
Association (2002) berdasarkan lokasi idler di conveyor, dapat dibedakan
menjadi idler atas dan idler bawah. Gambar susunan idler atas dapat dilihat
pada Gambar 2.4. Sudut antara idler bawah dan idler atas dapat
divariasikan sesuai keperluan.

Gambar 2.5 Idler bagian atas


(CEMA, 2007)

Idler atas menyangga belt yang membawa beban. Idler atas bisa
merupakan idler tunggal atau tiga idler, sedangkan untuk idler bawah
digunakan idler tunggal. Gambar idler bawah dapat dilihat pada Gambar
2.6
14

Gambar 2.6 Idler bagian bawah


(https://www.scribd.com/doc/188263700/Belt-Conveyor, 2018)

Idler yang biasa digunakan pada unit pembangkitan yaitu trough


idlers yang digunakan untuk memuat curahan seperti batubara, dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar pasang, ini
dimaksudkan untuk memudahkan perawatan. Jika salah satu komponen
idler rusak, dapat dilakukan penggantian secara cepat. Kontruksi flat idler
yang biasa digunakan untuk menggangkut benda dalam bentuk satuan
dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Kontruksi idler


(https://www.scribd.com/doc/188263700/Belt-Conveyor, 2018)

Komponen-komponen roller idler diatas adalah:


1) Selubung bagian luar, yang langsung berfungsi untuk menopang
belt.
2) Selubung bagian dalam.
15

3) Bantalan.
4) Karet perlindung
5) Pengunci bantalan.
6) Poros idler.
7) Bantalan

3. Unit Penggerak

Daya penggerak pada belt conveyor ditransmisikan kepada belt


melalui gesekan yang terjadi antar belt dan puli penggerak yang digerakkan
dengan motor listrik. Unit penggerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu
puli, motor serta roda gigi transmisi antara motor dan puli.

4. Komponen-komponen Pendukung

Dalam pengoperasian belt conveyor dilapangan, ada beberapa


komponen pendukung yang ditambahkan pada sistim tersebut seperti :

a. Hopper, berfungsi untuk mencurahkan bebas keatas belt conveyor.


Kapasitas beban dapat diatur dari curahan hopper tersebut.
b. Peralatan pembongkar (discharging device), berfungsi untuk
membongkar muatan belt conveyor.
c. Rem penahan otomatis (automatic hold back brakes) berfungsi untuk
mematikan sistem seketika jika ada gangguan.
d. Pembersih belt, yang dipasangkan pada puli bagian depan. Alat ini
dipasang untuk conveyor yang membawa material basah dan lengket

2.3 Belt Conveyor PLTU Nagan Raya

Dengan kapasitas terpasang 2×110 MW, tiap unit PLTU Nagan raya
memiliki 2 buah boiler dan 4 coal bungker yang menyuplai bahan bakar ke
furnance (ruang bakar) dan memerlukan unit coal handling system yang mampu
melayani kebutuhan tiap unit pembangkitan tersebut. PLTU Nagan Raya sendiri
memiliki 10 set belt conveyor, tiap-tiap bagian memiliki 2 jalur belt conveyor
kecuali BC 9 dan 10 dan jalur pengangkutan batubara dari ship unloader menuju
16

coal yard , Doom ataupun silo dibagi menjadi dua jalur, yaiutu A (pada sisi
kanan) dan B (pada sisi kiri). Pemasokan batubara dari bunker menuju burner
ruang bakar dilakukan melalui coal feeder yang berfungsi untuk mengalirkan dan
mengukur batubara dari coal bunker yang akan masuk ke dalam furnance.
Adapun spesifikasi belt conveyor PLTU Nagan Raya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Spesifikasi belt conveyor PLTU Nagan Raya

(Sumber : Maintenance manual coal handling, shaanxi northwest power


generation Co. Limited, 2005)

2.4 Mistracking Belt Conveyer

Mistracking akan terjadi ketika belt conveyor sudah tidak berada di lokasi
awalnya atau diposisikan sesuai dengan rekomendasi seharusnya. Kejadian ini
akan menyebabkan sisi-sisi belt conveyor menggosok lingkungan sekitar belt
conveyor dan menyebabkan belt conveyor menjadi rusak bahkan bisa putus
(Kinder, 2005).

Mistracking Bisa terjadi hampir disetiap bagian pada belt conveyor:


17

Gambar 2.8. Bagian-bagian mistracking pada belt conveyor


(http://erp.suprabakti.co.id:8069/slides/slide/misstracking-belt-conveyor-dan-
solusinya-edited-9, 2020)

2.4.1 Penyebab Terjadinya Mistracking

Penyebab terjadinya mistracking adalah sebagai berikut:

 Splicing tidak sempurna


 Struktur yang “miss-align”/frame bengkok/pergeseran pondasi
 Belt tidak menumpu pada roller
 Pengisian tidak di tengah belt
 Adanya carry back/roller licin
 Lagging pulley tidak sesuai

2.4.2 Kerugian Akibat Terjadinya Mistracking

Kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya mistracking diantaranya


sebagai berikut:

 Material tumpah sehingga kehilangan produksi dan terjadi tambahan


biaya pembersihan
18

 Merusak frame dan belt, bisa memperpendek umur pakai belt sehingga
lebih sering penggantian
 Belt conveyor berhenti mendadak saat operasi sehingga merugikan
operasi
 Conveyor hanya terisi 30% dari kapasitas normal
 Terjadi tambahan gesekan yang membebani motor
 Resiko kecelakaan kerja
 Belt conveyor putus
 Unit PLTU Derating bahkan dapat terjadi shutdown.

Gambar 2.9. Kerugian akibat mistracking


( dokumentasi pribadi)
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

3.1 Mistracking

3.1.1 Identifikasi Masalah

Sebagai pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara,


kebutuhan akan adanya belt conveyor system yang handal sangat penting guna
untuk kelancaran transportasi batu bara baik unloading dari jetty ke coal yard
atau dry coal sheed (DCS) maupun loading dari coal yard, jetty maupun DCS ke
bunker. Dari data log sheet/log book operasional masalah yang sering terjadi pada
coal transfer system berdasarkan data recent history yang terangkum dari bulan
Januari 2021-Mei 2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data gangguan bulan februari 2022-maret 2022 coal and ash handling
PLTU Nagan Raya

No Tanggal Lokasi Jenis Kerusakan


1 24/01/2022 Belt Conveyor 10 Belt Conveyor 10 putus dan terbelah

2 24/01/2022 Transfer House 1 Kebocoran gate pada sisi belt conveyor


Kebocoran gate pada sisi belt conveyor
3 24/01/2022 Transfer House 2
2B

Sling grab ship unloader keriting pada


4 24/01/2022 Jetty Area
sisi 14 m

5 26/01/2022 Belt Conveyor 8 Chute pada Belt Conveyor 8B bocor


6 02/02/2022 Fly Ash Area Ash silo no.1 blocking
Legging pada Belt Conveyor 10 sisi
7 02/02/2022 Belt Conveyor 10
motor A dan B rusak

Motor Hidrolik Break pada GSU A


8 02/02/2022 Jetty Area
macet

19
20

Dust collector pada belt conveyor 6B


9 03/02/2022 Boiler Unit 1
tidak bisa beroperasi

10 06/02/2022 Belt Conveyor 6 Kebocoran pada gate BC 6A


11 06/02/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
12 08/02/2022 Jetty Area Break slewing system GSU A aus
13 15/02/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
14 17/02/2022 Belt Conveyor 4 Belt Miring
Kebocoran oli pada motor swing
15 20/02/2022 Fly Ash Area
escavator

Kebocoran pada house radiator buldozer


16 20/02/2022 Coal Stockyard
1

Coupling antara motor dan gearbox Belt


17 20/02/2022 Belt conveyor 4
Conveyor 4 patah

18 02/03/2022 Jetty Area Sling Grab Ship Unloader B aus

19 06/03/2022 Belt Conveyor 7 Belt Conveyor 7 terkelupas

20 10/03/2022 Transfer House 5 Kebocoran diverter gate BC 4A


Grab Ship Unloader B tidak bisa
21 10/03/2022 Jetty Area
travelling
22 13/03/2022 Belt Conveyor 10 Belt Conveyor 10 ada sisi yang terbakar
23 15/03/2022 Belt Conveyor 3 Belt Miring
Kebocoran pada gate/inlet coal crusher
24 29/03/2022 Transfer House 4
B

Service and
Selenoid intake air valve ash compressor
25 03/04/2022 Instrument Air
no 3 rusak
Compressor A
Grab Ship Unloader B tidak bisa
26 03/04/2022 Jetty Area
travelling
Service and
27 05/04/2022 Instrument Air Dryer no.1 tidak dapat dioperasikan
Compressor A

28 06/04/2022 Belt Conveyor 4 V plough pada Belt Conveyor 4 rusak


21

Belt conveyor 6 tidak dapat di start


29 10/04/2022 Belt Conveyor 6
remote dan local
30 15/04/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
31 21/04/2022 Belt Conveyor 5 Rubber Skirt Aus
32 02/05/2022 Belt Conveyor 4 Belt Conveyor 4B Hampir Putus

Service and
33 03/05/2022 Instrument Air Kebocoran selang oli pada compressor 2
Compressor A

34 05/05/2022 Transfer House 3 Kebocoran Gate pada Transfer House 3

35 05/05/2022 Belt Conveyor 2 Belt Conveyor 2 Putus pada Sambungan

36 06/05/2022 Belt Conveyor 6 Polyurethane pada BC 6 putus/rusak


(sumber: PLTU Nagan Raya, 2022)

Gambar 3.1 Kerugian akibat mistracking


(dokumentasi pribadi)
22

Dari data tersebut terlihat bahwa masalah mengenai belt cukup sering terjadi
seperti belt miring, belt sobek, maupun belt putus. Bahkan untuk kasus belt miring
ada beberapa kejadiannya yang tidak terangkum dalam recent history
permasalahan dikarenakan penanganannya harus bersifat quick respon dan bisa
diselesaikan dengan cepat, seperti mengatur roller pengarah di beberapa titik agar
belt kembali lurus. Kemiringan belt tersebut diakibatkan oleh keluarnya belt dari
jalurnya atau biasa disebut dengan mistracking. Adapun akibat dari mistracking
tersebut diantaranya adalah tumpahnya batu bara, timbulnya debu batu bara, karet
pada head dan tail pulley yang sudah aus dan sebagainya. Sehingga
mengakibatkan kerusakan belt dan frame lebih cepat dari umur pakai bahkan
derating hingga shutdown unit karena pasokan batu bara yang dibawa belt
conveyor sebagai bahan bakar boiler tumpah sehingga pasokan bahan bakar ke
boiler berkurang atau bahkan terhenti dikarenakan belt keluar jalur tersebut.

3.1.2 Tools Analysis (RCPS)

Permasalahan tumpahan batubara perlu dilakukan analisa penyebanya,


selanjutnya dilakukan FGD (Focus Group Discussion) dan dilakukan RCPS (Root
Cause Problem Solving). Metode yang digunakan adalah dengan kerangka
analisis berupa RCPS (Root Cause Problem Solving) untuk menentukan pemetaan
atas akar permasalahan sehingga bisa menentukan solusi yang paling tepat dan
benar dalam memecahkan permasalahan terkait mistracking belt conveyor yang
ada di Sektor Pembangkitan Nagan Raya. Tools ini diambil dengan mengadopsi
pada operational performance improvement.
23

Gambar 3.2 Root Cause Problem Solving (RCPS)

Dari hasil RCPS diatas, diperoleh permasalahan yang mengakibatkan spilage


(batubara tumpah dari belt conveyor) dan dusty (proses terbentuknya debu)
terhadap belt conveyor system di PLTU Sektor Nagan Raya yaitu:

a) Existing steering roller tidak bekerja optimal sehingga mistracking.


b) Belt cleaner tidak optimal sehingga masih ada carry back debu.
c) Posisi jatuh batubara dari chute tidak pada posisi center belt conveyor.
d) Persentase penurunan V-plough saat pengisian coal bunker tidak diatur
secara proporsional sehingga beban impact sangat besar dan
menyebabkan mistracking.
e) Tidak ada Steering Roller di Return Belt.
f) Dinding Gate Chute Coal Bunker terlalu pendek.

3.2 Idea Generate Overview

Setelah semua penyebab ditemukan akar permasalahannya dengan metode


RCPS (Root Causes Problem Solving), maka dapat disusun sebuah matriks
prioritasisasi, yaitu pemetaan prioritas inisiatif perbaikan dilihat dari tingkat
24

seberapa mudah/sukar implementasi terhadap impact (dampak) seberapa besar


efek yang akan dihasilkannya. Berikut matriks prioritas dan ide perbaikan:

Gambar 3.3. Matrik prioritas

Sesuai dengan hasil pemetaan permasalahan diatas diperoleh empat kategori


dalam bentuk idea generate overview dibawah ini:

Tabel 3.2 Idea generate overview

Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa langkah-langkah improvement yang harus
dilakukan dalam menyelesaikan masalah spilage (batubara tumpah) akibat
mistracking dan dusty (proses terbentuknya debu) di sektor Nagan Raya. Dalam
25

hal ini berfokus hanya pada penanganan mistracking dari belt conveyor.
Berdasarkan tabel 3.2 pembuatan fixed steering roller adalah solusi yang sangat
memungkinkan untuk permasalahan mistracking ini. Dapat dilihat dari tabel
bahwa tingkat kemudahannya cenderung mudah, dan tingkat dampaknya yaitu
sangat berdampak dan biayanya yang murah sehingga diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan mistracking ini di belt conveyor PLTU Nagan raya.

3.2.1 Overview Fixed Steering Roller

Adapun design yang diperoleh dipilih berdasarkan kondisi permasalahan


actual di lapangan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

a) Fungsi piranti yang akan dipasang tidak merubah dan mengganggu


sistem yang sudah ada.
b) Dimensi dan tata letak pemasangan untuk mendapatkan kinerja piranti
secara optimal.
c) Mudah dalam fabrikasi dan tidak membutuhkan cost yang besar.
26

Gambar 3.4 Overview fixed steering roller

3.2.2 Komponen-komponen fix steering roller

a) Besi UNP

Gambar 3.5 Besi UNP


(https://www.pengadaan.web.id/2022/05/ukuran-besi-unp.html, 2022)
27

Besi UNP merupakan besi jenis sambungan atau terusan yang


bentuknya merupai huruf U. Pada fixed steering roller digunakan
untuk dudukan atau fame yang akan terpasang di exsisting dudukan
belt conveyor dengan ukuran 80-100 cm.

b) Roller (dia 8 cm×25 cm)

Gambar 3.6 Roller (dia 8 cm×25 cm)


(https://www.amazon.com/Replacement-Conveyor-Roller-Dia-
Galvanized/dp/B06XNS38GL, 2022)

Metal Roller merupakan lempengan baja yang melapisi luar roller


dimana roller ini akan berfungsi sebagai menyokong belt conveyor
dibagian atas dan bawah belt sehingga belt conveyor akan berjalan
dengan stabil.

c) Roller ( dia 8 cm x 6 cm )

Gambar 3.7 Roller (dia 8 cm×6 cm)


(https://www.indotrading.com/centralteknindodwilestari/gravity-roller-
p435811.aspx, 2021)
28

Untuk Roller ini berukuran kecil dan penggunaan pada fix steering
roller terdapat pada kanan kiri belt conveyor menjaga agar belt tetap
setabil dan tidak bergesekan dengan frame.

3.2.3 Proses Assembly

Setelah kita nelakukan desain dan mempersiapkan komponen-komponen


fixed steering roller maka kita sudah dapat merakitnya menjadi satu kesatuan.
Dimana pada proses ini hanya memerlukan pengelasan dan pengecatan.

Gambar 3.8. Proses assembly


(dokumentasi pribadi)

Pada proses ini besi UNP berfungsi sebagai frame atau penyangga yang
akan di satukan pada dudukan existing belt conveyor. Dan untuk roller ukuran 25
cm terdapat 6 roller, 4 diantarannya dipasang pada bagian bawah dan 2 dipasang
pada bagian atas yang berfungsi untuk menjaga belt conveyor agar tetap stabil dan
tidak terjadi jogging belt. Untuk roller ukuran 6 cm terdapat 4 roller, dan
terpasang pada sisi kanan dan kiri belt conveyor, yang berfungsi untuk menjaga
belt conveyor agar tidak bergesek pada frame.
29

3.2.4 Proses Pemasangan Fixed Steering Roller

Gambar 3.9 Pemasangan fixed steering roller


(dokumentasi pribadi)

Implementasi pemasangannya dilakukan secara bertahap mulai dari line


BC 06 B yang mengalami mistracking yang cukup parah, dan juga sebagai pilot
project untuk melihat tingkat keberhasilan piranti dan dampak yang dihasilkan
setelah proses instalasi. Dalam instalasi fix steering roller ini juga mengikuti
kaidah teknikal sifat sistem belt conveyor, yakni dimana jarak antar pemasangan
dan posisi tidak mengganggu fungsi existing roller bahkan menambah performa
kinerja unit BC 06 B.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan Coal Handling System

Coal handling system merupakan peralatan utama PLTU berbahan bakar


Batubara. Jika terjadi kerusakan dan ketidakhandalan peralatan Coal Handling
System secara langsung berpengaruh terhadap pengoperasian Unit PLTU yang
dapat menyebabkan derating bahkan shut down unit. Pada PLTU Nagan Raya
masalah terbesar pada sistem coal handling adalah mistracking, dilihat pada tabel
4.1. Performa coal handling dari setengah tahun belakangan adalah mistracking
(belt miring). Ini adalah tabel rangkuman kerusakan pada belt conveyor:

Tabel 4.1 Kerusakan pada belt conveyor bulan Januari-Mei 2022


No Tanggal Lokasi Jenis Kerusakan
Belt Conveyor 10 putus
1 24/01/2022 Belt Conveyor 10
dan terbelah
Legging pada Belt
2 02/02/2022 Belt Conveyor 10 Conveyor 10 sisi motor A
dan B rusak
3 06/02/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
4 15/02/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
5 17/02/2022 Belt Conveyor 4 Belt Miring
Belt Conveyor 7
6 06/03/2022 Belt Conveyor 7
terkelupas
Belt Conveyor 10 ada sisi
7 13/03/2022 Belt Conveyor 10
yang terbakar
8 15/03/2022 Belt Conveyor 3 Belt Miring
9 15/04/2022 Belt Conveyor 6 Belt Miring
Belt Conveyor 4B Hampir
10 02/05/2022 Belt Conveyor 4
Putus
Belt Conveyor 2 Putus
11 05/05/2022 Belt Conveyor 2
pada Sambungan

30
31
4.2 Perhitungan Kerugian Perusahaan

Gambar 4. 1. Grafik pareto PLTU Nagan Raya (01 Januari 2022-01 Juni 2022)

Dari data grafik di atas unit stop akibat gangguan yang terjadi pada coal
handling sistem selama 1 semeter terjadi selama 80 jam. Dalam 80 jam ini terjadi
karena kerusakan pada belt conveyor yang diakibatkan karena mistracking
sehingga mengakibatkan belt conveyor putus dan menggangu pembongkaran
sehingga mengakibatkan derating beban bahkan shutdown unit.
Dari data di atas, jika kita asumsikan unit stop akibat gangguan yang
terjadi pada coal handling sistem selama 1 semester terjadi selama 80 jam, maka
dapat kita ketahui kerugian yang dialami PLN adalah:
1. Biaya pokok produksi (BPP) PLTU = Rp 651,54/KWh
2. Daya terpasang adalah 2 x 110 MW
3. Persentasi pemakaian sendiri adalah = 10 % x 220 MW = 22 MW
4. Loses (rugi-rugi Trafo) adalah = 0,98 x 220 MW = 2,1 MW
a. Produksi tenaga listrik yang tersalur ke P3BS (Produksi netto) setiap
jam adalah:
32
= Daya Mampu Pasok PLTU – (PS+Loses) x 1 Jam
= 220 MW - (22 MW + 2,1 MW) x 1 Jam
= 220 MW - 24,1 MW x 1 Jam
= 195,9 MWh
b. Kerugian PLN adalah = daya yang dihasilkan selama satu jam x
Biaya pokok produksi (BPP) x jam keluar mesin:
= 195.900 KWh/jam x 651,54,-/KWh x 80 jam
= Rp. 10.210.934.880
c. Maka kehilangan rupiah selama 80 jam adalah:
= Rp. 10.210.934.880 (10,2 Milyar)

Apabila PLTU Nagan Raya stop selama 80 Jam, maka untuk


memenuhi kebutuhan listrik di sistem Sumbagut harus mengoperasikan
PLTD dengan BPP lebih tinggi dari BPP PLTU yang berbahan bakar
batubara.

5. Biaya pokok produksi (BPP) PLTD = Rp. 2.941,85


a. Biaya operasi PLTD selama 80 Jam untuk memenuhi daya selama
PLTU Stop
= daya PLTD yang dibutuhkan x BPP PLTD x jam operasi PLTD
yang dibutuhkan:
= 195.900 KWh/jam x Rp. 2.941,85,-/KWh x 80 jam
= Rp. 46.104.673.200

Jadi selisih biaya yang dibutuhkan apabila PLTD operasi untuk


mengganti kehilangan daya PLTU yang stop akibat gangguan
mistracking adalah:
= Biaya operasi PLTD selama 80 Jam – Biaya kehilangan kwh
PLTU selama 80 Jam
= Rp. 46.104.673.200 - Rp. 10.210.934.880
= Rp. 35.893.738.320 (35,8 Milyar)
33
4.3 Fixed Steering Roller

4.3.1 Design Rancang Bangun Fixed Steering Roller

Fixed Steering Roller didesign berdasarkan kondisi


permasalahan actual di lapangan dengan tahapan proses sebagai
berikut:
Pertimbangan – pertimbangan dalam mendesign berdasarkan atas:
1. Fungsi Piranti yang akan dipasang tidak merubah dan
mengganggu sistem yang sudah ada.
2. Dimensi dan tata letak pemasangan untuk mendapatkan
kinerja Piranti secara Optimal.
3. Mudah dalam fabrikasi dan tidak membutuhkan cost yang besar.

Gambar 4. 2. Fixed steering roller

4.3.2 Anggaran Biaya Pembuatan Fixed Steering Roller

Anggaran biaya untuk untuk pembuatan Fixed Steering Roller


adalah sebagai berikut:
34
Tabel 4.2 Anggaran pembuatan fixed streering roller

4.3.3 Analisa dan Review Kemampuan Fixed Streering Roller

Setalah dilakukan Installment Piranti, kemudian dilakukan Analisa dan


Review dampak kemampuannya terhadap kinerja operasi Belt Conveyor sebelum
dan setelah installment. Diperoleh data-data perbandingan secara signifikan setelah
pemasangan Fixed Steering Roller dibandingkan dengan Existing Steering Roller
dilihat dari fungsinya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perbandingan fixed steering roller dengan existing steering


Fixed stering roller Existing steering

Posisi pemasang pada arah return belt Posisi pasang pada arah carry belt.
(hanya sebelum tail dan sesudah drive (dipasang 2 titik pada tengah belt pada
pulley hanya dua titik). kondisi sebelum V plough).
Ketika extreme mistraking belt keluar
Ketika terjadi mistracking extremebelt jalur iddler dan bergesekan dengan sisi
tetap tertahan di posisi center dan tajam body frame sehingga
35
tertahan dengan roller berputar. menyebabkan trip Belt karena
menyentuh Pull Rope.

Memiliki fungsi lain sebagai


pengencang lendutan belt return untuk Berfungsi hanya sebagai guide steering
mencegah jogging/vibrasi berlebih bahkan yang existing tidak optimal.
pada belt. (paling cocok untuk belt
yang memiliki sudut inklinasi).
Berfungsi mengurangi penggunaan V
return iddler pada design konstruksi Tidak ada.
existing (China).*

Menghilangkan Spillage material yang


Masih sering terjadi spillage material.
terjadi akibat mistracking.

Dari data-data di atas, pemakaian Fixed Steering Roller akan meningkatkan


kinerja sistem antara lain:
1. Berhasil Mencegah kerusakan Belt Conveyor akibat mistracking.
2. Berhasil Mencegah korosi dan Self burning akibat deposit batubara.
3. Mengurangi Menpower pada proses cleaning, unloading dan
adjusting Steering Roller exsisting.
4. Meningkatkan life time equipments.
36

Gambar 4.3 Sebelum dan sesudah pemasangan fixed steering roller


(dokumentasi pribadi)

4.4 Maintenance Fixed Steering Roller


Perawatan piranti Fixed Steering Roller ini tidak memerlukan perawatan
khusus seperti regreasing dan cleaning, hanya diperlukan inspeksi secara berkala.
Penggantian Fixed Steering Roller dilakukan jika terjadi kerusakan hanya pada
bagian/roller yang rusak, tidak harus satu set seperti halnya pada exsisting steering
roller.
37
4.5 Manfaat dan Analisa Risiko

4.5.1 Manfaat

Dengan adanya ”mistracking solution“ menggunakan fixed steering roller


ini, perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikut:

Tabel 4.4 Mistracking solution


Pemecahan Masalah Keuntungan
Suplai batubara untuk pemakaian unit Batubara yang dibawa Belt Conveyor
terganggu akibat batubara yang menuju coal bunker dapat terjaga
ditransfer melalui Belt Conveyor ke kebutuhannya sesuai coal flow
coal bunker tumpah sebagian. pemakaian unit sehingga menghindari
derating unit akibat suplai batubara
terganggu.
Belt Conveyor yang bergerak tidak Dapat mencegah kerusakan Belt
pada tracknya dapat menyebabkan belt Conveyor dan meminimalisir biaya
tersebut rusak karena bergesekan pemeliharaan apabila diperlukan
dengan frame. penggantian Belt Conveyor serta dapat
memperpanjang life time dari belt
tersebut.
Batubara yang tumpah secara continue Dapat meminimalisir terjadinya
dapat terjadi self burning apabila tidak kebakaran akibat tumpukan batubara.
segera ditanggulangi.
Biaya cleaning yang harus dikeluarkan Dapat menekan biaya cleaning
yaitu Rp. 205.000/M³ batubara.
38

4.5.2 Analisa Risiko

Adapun Analisa risiko meliputi:


Tabel 4.5 Analisa risiko
Uraian Risiko Pemecahan Masalah
Biaya pabrikasi Fixed Memfungsikan mesin-mesin yang ada di workshop
Steering Roller akan terus PLTU Nagan Raya dengan menginventaris semua
meningkat kebutuhan agar mesin-mesin tersebut dapat
digunakan.
Kerusakan roller-roller pada Mengganti roller-roller dengan yang lebih baik
Fixed Steering Roller seperti menggunakan roller HDPE yang tahan
korosi.

Dari hasil analisa risiko dapat dilihat bahwa risk rating setelah adanya
Mistracking Solution Menggunakan Fixed Steering Roller memiliki tingkat minor.
Analisa risiko dibagi menjadi tiga kriteria risk rating, yaitu:
A. 0 – 3: Minor
B. 3,01 – 7: Moderate
C. 7,01 – 10: Major
Tabel 4.6 Risk rating
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil dari pembuatan dan pemasangan rancang bangun fixed steering


roller untuk mencegah mistracking pada belt conveyor PLTU Nagan Raya adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat dengan adanya fixed steering roller pada belt conveyor berhasil
mencegah terjadinya tumpahan batubara yang disebabkan oleh mistracking
belt conveyor.
2. Berhasil mencegah kerusakan peralatan akibat tertimbun batubara.
3. Berhasil mencegah self burning akibat tumpahan batubara yang
menumpuk.
4. Mengurangi biaya cleaning akibat tumpahan batubara.
5. Mencegah keruskan belt conveyor karena bergesekan dengan frame.
6. Berhasil mencegah putusnya belt conveyor akibat mistracking.

5.2 Saran

Mengingat cukup banyak kerugian yang diakibatkan oleh mistracking


pada sistem transportasi batu bara yang ada pada belt conveyor, maka kiranya
perlu memasang lebih banyak fix steering roller pada setiap belt conveyor di
PLTU Nagan Raya. Karena dengan fixed steering roller, biaya fabrikasi dan
pemasangan tidak begitu besar, namun efek yang diberikan dari pemasangan fixed
steering roller sangat besar, termasuk dapat memperpanjang life time equipment
dan menjaga keandalan system coal handling serta menjaga keandalan unit.

39
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/188263700/Belt-Conveyor, diakses pada


25Juli 2022.
Conveyor Equipment Manufacturers Association, 2002, Belt Conveyors for Bulk
Materials, United States of America.
http://eprints.undip.ac.id/47384/3/BAB_II.pdf, diakses pada 29 Juli
2022.
Kinder & Co.Pty.Ltd, 2005, How To Prevent Conveyor Belt Mistracking
Maintenance Manual Coal Handling, Shaanxi Northwest Power
Generation Co.
http://erp.suprabakti.co.id:8069/slides/slide/misstracking-belt-
conveyor-dan-solusinya-edited-9, diakses pada 27 Juli 2022.
PLTU Nagan Raya, 2020, Logsheet Operator Coal Handling PLTU Nagan Raya,
Nagan Raya.
Karim, A, Fadhil, K., 2016, Report Factory Equipment: Belt Conveyor, Fakultas
Teknik Mesin Unversitas Andalas, Padang.
http://maintenance-belt-conveyor.blogspot.com/2013/04/driving-
unit.html, diakses pada 29 Juli 2022.
https://pjbclass.home.blog/2019/06/05/siklus-bahan-bakar/,diakses
pada 21 Juli 2022.

40
Lampiran 1. Assembly Fix Steering Roller
Lampiran 2. Besi UNP
Lampiran 3. Roller

ROLLER KECIL

ROLLER BOAR

‹D80
Lampiran 4. Shaft

SHAFT ROLLER KECIL


fv\20 x l ,5

SHAFT ROLLER BESAR


Lampiran 5. Spi
Lampiran 6. Nut M20
Lampiran 7. Bolt dan Nut M24 x 2,0

R18

M24 x 2,0

SECTION A-A

R 18
M 24 x 2,0

36
15

BOLT 1 NUT M24 A3


Lampiran 8. Ring
Lampiran 9. Perhitungan kekuatan puntir dan bengkok Poros dengan beban momen puntiran dapat dirumuskan (Sumber:
Sularso,2004) :
No Data Spesifikasi
1 Tipe YE3 – 18014-4
2 Poles 4
3 Tegangan 380 Volt
4 Arus 35.7 Ampere
5 Kecepatan 1.477 Rpm Dimana : T = Momen puntir pada poros (kg.mm)
putar Pd = Daya Rencana (kw)
6 Tahun 2011 n1 = Putaran poros ( rpm)
7 Berat 86 Kg
Sehingga :
8 Frekuensi 50 Hz Pd
T = 9,74 x 105
9 Daya 18.5 Kw n1
5 18,5 𝑘𝑤
T = 9,74 x 10
10 Cos phi 0.86 1477 rpm
T = 12.199 kg.mm
11 Design Luan Jianghuai Motor CO., LTD
12 No Seri A04591

 Momen inersia
π d4
Ix = Iy = 64 = 39,7 . 103 mm3

 Momen Tahanan
π d4 2
Wx = Wy = 64 . d
π d3
Wx = Wy = = 2,6 . 103 mm3
32

 Momen Inersia polar


π d4
Ip = = 79,4 . 103 mm3
32

 Momen Tahanan polar


lp π d4 . . 2
Wp = . = = 5,2.103 mm3
r 32 d

Anda mungkin juga menyukai