Anda di halaman 1dari 107

UNIVERSITAS DIPONEGORO

RANCANG BANGUN PROTOTIPE RNG ( ALAT


PENGHISAP GAS LAS SISTEM PORTABLE)

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

GILANG RAMADHAN
40040219650063

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
JUNI 2023
UNIVERSITAS DIPONEGORO

RANCANG BANGUN PROTOTIPE RNG ( ALAT PENGHISAP GAS


LAS SISTEM PORTABLE)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan

GILANG RAMADHAN
40040219650063

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV REKAYASA


PERANCANGAN MEKANIK
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
JUNI 2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Gilang Ramadhan


NIM : 40040219650071
Tanda Tangan :
Tanggal : 20 Juni ,2023

ii
HALAMAN TUGAS PROYEK AKHIR

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh ,


NAMA : Gilang Ramadhan
NIM : 40040219650063
Program Studi : D-IV Rekayasa Perancangan Mekanik
Judul Tugas Akhir : RANCANG BANGUN PROTOTIPE RNG ( ALAT
PENGHISAP
GAS LAS SISTEM PORTABLE)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Studi Diploma IV Rekayasa Perancangan Mekanik
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

TIM PENGUJI
Pembimbing : Alaya Fadllu Hadi Mukhammad,S.T.,M.Eng ( )

Penguji I : Alaya Fadllu Hadi Mukhammad,S.T.,M.Eng ( )

Penguji II : Ir. Murni M.T ( )

Penguji III : Dr. Drs. Wiji Mangestiyono, M.T. ( )

Semarang, 20 Juni 2023

Ketua PSD IV Rekayasa Perancangan


Mekanik

Sri Utami Handayani S.T., M.T

NIP.197609152003122001

v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Sivitas akademik Univeristas Diponegoro, saya yang bertanda tangan


dibawah ini :
Nama : Gilang Ramadhan
NIM : 40040219650063
Jurusan / Program Studi : D-IV Rekayasa Perancangan Mekanik
Departemen : Teknologi Industri
Fakultas : Sekolah Vokasi
Jenis Karya : Tugas Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


univeristas diponegoro Hak Bebas Royalti Nonekslusif ( None – exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :
beserta perangkat yang ada ( jika diperlukan). Dengan hak bebas
Royalti/Nonekslusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan ,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian Pernyataam ini saya buat dengan sebenarnya,

Semaraang, 20 juni 2023


Yang Menyatakan,

Gilang Ramadhan
NIM.40040219650063

vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“ Jalanilah kehidupan di dunia ini tanpa membiarkan dunia hidup di dalam dirimu,
karena ketika perahu berada di atas air, ia mampu berlayar dengan sempurna,
tetapi ketika air masuk ke dalamnya, perahu itu tenggelam”
( Ali bin Abi Thalib)

“ Gabisa , Terpaksa , Terbiasa , Bisa , Luar Biasa “


( Penulis)

PERSEMBAHAN
“ Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk Bapak Drs. H. Kasim dan Ibu H.
Musrianti Selaku orangtua saya yang selalu memberikan doa ,nasehat kasih
sayang serta dukungan baik moral maupun material.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan
segala rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan untuk
junjungan alam Nabi Muhammad SAW atas cinta dan kasihnya untuk umatnya.

Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penyusun mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan memberikan
dukungan moril maupun materi selama penyusunan laporan Tugas Akhir ini,
diantaranya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. Selaku Rektor
Universitas Diponegoro
2. Bapak Prof Dr. Ir.Budiyono, M. Si. Selaku Dekan Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro.
3. Ibu Sri Utami Handayani, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma-
IV Rekayasa Perancangan Mekanik Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro
4. Bapak Sutrisno, S.T., M.T. selaku Dosen wali
5. Bapak Alaya Fadllu Hadi Mukhammad,S.T.,M.Eng. Selaku Dosen
Pembimbing Tugas Akhir
6. Bapak Ir.Murni, M.T. Selaku Dosen Penguji I Sidang Tugas Akhir
7. Bapak Dr. Drs. Wiji Mangestiyono, M.T. Selaku Dosen Penguji II Sidang
Tugas Akhir
8. Bapak/Ibu Dosen serta staf Program Studi Rekayasa Perancangan Mekanik
atas dukungan dan ilmu yang diberikan.
9. Bapak Drs.H.Kasim dan Ibu H. Musrianti Selaku Orangtua saya yang
selalu memberikan doa, dukungan.
10. Crazy Frog Inayah yaitu : Rehan, Arjun,Bintang,Faqih, Miftah
11. Teman Teman RPM angkatan 2019
12. Teman Teman yang sering berkumpul di Warung Mama Arie
viii
13. Teman Mabar Game Lamsky Guskay dont bisay
14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan laporan
Tugas Akhir ini

Semoga segala bantuan yang diberikan dari semua pihak menjadi ladang amal
ibadah serta berkah dan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Penyusun menyadari
bahwa laporan Tugas Akhir ini tidak sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun akan penyusun terima demi penyempurnaan penyusunan laporan
berikutnya.

Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.

Semarang ,15 Juni 2023

Penyusun

Gilang Raamadhan

ix
ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada bidang industri ini
dirasakan kemajuannya sangat pesat, sehingga di butuhkan pemikiran - pemikiran
bagaimana cara untuk melakukan peningkatan kualitas dan quantitas produk
dengan cara menekan biaya produksinya.Secara umum bahaya pengelasan hanya
ada dua yaitu bahaya fisika (phisical hazards) dan bahaya kimia (chemical hazard).
Bahaya fisik Maka dari itu terbitlah alat penghisap gas las Untuk mencapai tujuan
dari Tugas Akhir, tahapan tahapan kegiatan akan disusun pada bab tiga ini yang
meliputi : (i) pembuatan diagram alir , ( ii) metode pengumpulan data ( iii) analisa
data , ( iv ) tahapan penelitian , (v) desain rancang bangun alat dan (vi) penyusunan
laporan. dibutuhkan beberapa data – data sebagai sumber media informasi
khususnya dalam perancangan alat penghisap gas las didapatkan hasil stress
pengujian drop test pada alat penghisap gas las didapatkan tegagan minimum
ditunjukan pada bagian yang berwarna biru sebesar 0.095 N/mm2 Komponen ini
berada kondisi aman. alat penghisap gas las didapatkan l hasil Displacement
pengujian static krangka alat penghisap gas,diberi beban sebesar 6 kg terdapat
perubahan dari bentuk semula alat penghisap gas las didapatkan hasil hasil stress
tegangan minimum :0.005025 N/mm2 tegagangan makismum9,17 N/mm2 Desain
produk alat penghisap gas las dibuat menggunakan aplikasi Solidwork 3D dan
mengambil tema desain futuristik,Alat penghisap gas las terdiri dari beberapa
komponen diantaranya motor listrik, Blowercentrifugal , casing blower.Proses
manufaktur alat penghisap gas las menggunakan 3D Printer dan filamentnya beserta
besi plat siku atau alumunium untuk menjadi penampang dari alat penghisap gas
las.Hal ini melibatkan proses produksi, perakitan, pengujian alat untuk memastikan
keberhasilan fungsi dan kinerjanya.
Kata Kunci : Penghisap gas,Pengelasan,Rancang bangun,Simulasi Pengujian

x
ABSTRACT

The development of science and technology, especially in this industrial sector, is


progressing very rapidly, so that thoughts are needed on how to improve product
quality and quantity by reducing production costs. In general, there are only two
welding hazards, namely physical hazards. and chemical hazards. Physical hazard
Therefore, a welding gas suction device was issued. To achieve the objectives of
this Final Project, the stages of activity will be arranged in chapter three which
include: (i) making flowcharts, (ii) data collection methods (iii) data analysis, (iv )
stages of research, (v) design of tool design and (vi) preparation of reports. some
data is needed as a source of information media, especially in the design of a
welding gas suction device, the results of the drop test stress test on the welding gas
suction tool obtained the minimum stress shown in the blue section of 0.095
N/mm2. This component is in a safe condition. welding gas suction tool obtained l
results of Static Displacement testing of the gas suction tool frame, given a load of
6 kg there was a change from the original shape of the welding gas suction tool
obtained results of minimum stress stress: 0.005025 N/mm2 maximum stress 9.17
N/mm2 Tool product design The welding gas suction tool is made using the
Solidwork 3D application and takes a futuristic design theme. The welding gas
suction tool consists of several components including an electric motor, centrifugal
blower, casing blower. cross section of the welding gas suction device. This
involves the process of production, assembly, tool testing to ensure its successful
function and performance.
Keywords : Gas suction, Welding, Design, Simulation Testing

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN TUGAS PROYEK AKHIR .............................................................. iii


HALAMAN PENGASAHAN .................................................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ...............................................................................................................x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................. ii

HALAMAN TUGAS PROYEK AKHIR ...................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................................................vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................vii

KATA PENGANTAR............................................................................................................. viii

ABSTRAK.............................................................................................................................. x

ABSTRACT ............................................................................................................................xi

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xviii

DAFFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1


1.2 Identifikasi Masalah Penelitian .................................................................3
1.2.1 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

1.2.2 Batasan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................4


xii
1.4 Manfaat ......................................................................................................5
1.5 Luaran ........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 6

2.1. Pengertian Pengelasan ...............................................................................6


2.2. Las SMAW (Sheilded Metal Arc Welding) ..............................................6
2.2.1. Pengertian Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding )............................. 6

2.2.2. Bagian Bagian Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding ) ...................... 7

2.2.3. Prinsip Kerja Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding )............................. 10

2.2.4. Alat Bantu dan Alat Pelindung Diri ( APD) ............................................. 11

2.3. Hukum Bernoulli dan Perubahan Kecepatan ..........................................15


2.4.1. Fan Centifugal .......................................................................................... 17

2.4.2. Rumus-Rumus Blower .............................................................................. 20

2.4.3. Fan Axial ................................................................................................... 24

2.5. Kontruksi Fan Axial ................................................................................25


2.6. Prinsip Kerja Fan Aksial dan Karaktersistik Fan ....................................26
2.7. Perbandingan Centrifugal Blower Dan Aksial Fan .................................31
2.8. Fan Laws .................................................................................................33
2.9. Sifat Sifat Material ..................................................................................34
BAB III METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ...................................... 39

3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir ..................................................39


3.2. Metode Pengumpulan Data .....................................................................39
3.2.1. Observasi Lapangan .................................................................................. 40

3.2.2. Diskusi ...................................................................................................... 40

3.2.3. Studi Literatur ........................................................................................... 40

3.3. Analisis Data ...........................................................................................40


3.4. Tujuan Perancangan ................................................................................40
3.5. Kriteria Perancangan ...............................................................................40
3.6. Tahapan Penelitian Rancang Bangun Alat ..............................................41
3.6.1. Tahap Persiapan dan Perancangan ............................................................ 41

xiii
3.6.2. Tahap Pengujian Cara Kerja ..................................................................... 42

3.7. Alat dan bahan .........................................................................................42


3.8 Tahapan Perakitan 3D Printing ...............................................................47
3.8.1 Langkah langkah Perakitan 3d Printing Seri Ender -3........................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 59

4.1. Rekapitulasi Desain .................................................................................59


4.2. Desain ......................................................................................................60
4.3. Fabrikasi Pembuatan Cover 3D Printing .................................................65
4.3.1. Bagian Belakang (Outlet).......................................................................... 67

4.3.2. Bagian Tengah .......................................................................................... 67

4.3.3. Bagian Tengah (Inlet) ............................................................................... 68

4.3.4. Bagian Depan Tambahan .......................................................................... 68

4.3.5. Bagian Dalam (Penampang) ..................................................................... 68

4.4. Fabrikasi Pembuatan Krangka Alat Penghisap Gas Las .........................69


4.5. Hasil Fabrikasi Mesin ..............................................................................69
4.6. Tahap Uji Coba .......................................................................................70
4.6.1. Hasil Uji coba Kekuatan Drop Test Pada Alat Penghisap Gas Las .......... 70

4.6.2. Hasil Uji coba Kekuatan Static Krangka Penahan Alat Penghisap Gas Las
72

4.6.3. Hasil Uji coba Kekuatan Static Penahan Blower ..................................... 74

BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 77

5.1. Kesimpulan ..............................................................................................77


5.2. Saran ........................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 80

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 82

LAMPIRAN...........................................................................................................82

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penjepit Las (Holder) ...........................................................................7


Gambar 2.2 Klem Masa laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan
Mekanik....................................................................................................................8
Gambar 2.3 Trafo Las SMAW .................................................................................8
Gambar 2.4 Elektroda Las SMAW ..........................................................................9
Gambar 2.5 Kabel Masa ...........................................................................................9
Gambar 2.6 Kabel Elektroda ..................................................................................10
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Las SMAW ..................................................................11
Gambar 2.8 Meja Las .............................................................................................12
Gambar 2.9 Palu Terak ..........................................................................................12
Gambar 2.10 Gerinda Tangan ................................................................................13
Gambar 2.11 Mistar Baja Siku ...............................................................................13
Gambar 2. 12 Sikat Baja ........................................................................................13
Gambar 2.13 Ragum ..............................................................................................14
Gambar 2.14 Centrifugal Blower ...........................................................................18
Gambar 2.15 Fan Sentrifugal Tipe Forward Curved Blade ...................................19
Gambar 2.16 Blower Sentrifugal Tipe Backward Curved Blade ...........................19
Gambar 2.17 Fan Sentrifugal Tipe Straight Curved Blade ...................................20
Gambar 2.18 (a) Propeller fan, (b) Tube axial fan, (c) Vane axial fan (Wang,
2001) ......................................................................................................................25
Gambar 2.19 Komponen axial fan .........................................................................26
Gambar 2.20 Aliran udara axial fan .......................................................................27
Gambar 2.21 Diagram kurva karakteristik fan aksial (Wang,2001) ......................28
Gambar 2.22 Kondisi stall (Wang,2001) ...............................................................28
Gambar 2.23 Daerah Kerja optimal fan aksial .......................................................29
Gambar 2.24 Potongan sudu fan axial ...................................................................29
Gambar 2.25 Pengaruh pitch chord ratio terhadap titik stall (USA Patent No. US
2011 000817OA1, 20100) ......................................................................................30

xv
Gambar 2. 26 Pitch chord ratio yang dapat dimanufaktur (USA Patent No. US
2011 000817OA1, 2010)........................................................................................30
Gambar 2.27 Rumus perhitungan fan laws (McLoone, 2019) ...............................34
Gambar 2.28 Pengukuran modulus young .............................................................35
Gambar 2.29 Grafik modulus young......................................................................36
Gambar 2.30 Pengukuran Kekuatan Strength ........................................................37
Gambar 2.31 Diagram kekuatan strength...............................................................37
Gambar 3. 1 Diagram Alir .....................................................................................39
Gambar 3. 2 Blower centrifugal .............................................................................43
Gambar 3. 3 Pipa fleksibel .....................................................................................43
Gambar 3. 4 Airflow inlet ......................................................................................44
Gambar 3. 5 Besi pengait .......................................................................................44
Gambar 3. 6 3D printing ........................................................................................45
Gambar 3. 7 Filament 3D printer ...........................................................................45
Gambar 3.8 Anemometer .......................................................................................45
Gambar 3.9 Obeng .................................................................................................46
Gambar 3.10 Baut ..................................................................................................46
Gambar 3.11 Pipa shock ........................................................................................46
Gambar 3.12 Klem pipa .........................................................................................47
Gambar 3.13 Plat besi ............................................................................................47
Gambar 3.14 Part part 3d printing .........................................................................48
Gambar 3.15 proses pemasangan ekstrusi aluminium ke dasar .............................49
Gambar 3.16 Proses pemasangan control knob dan power supply ........................50
Gambar 3.17 Pemasangan Z limit switch ..............................................................51
Gambar 3.18 Pemasangan coupling .......................................................................51
Gambar 3.19 Pemasangan sumbu x (bagian 1) ......................................................53
Gambar 3.20 Pemasangan sumbu x (bagian 2) ......................................................54
Gambar 3.21 Pemsangan bantalan X,Z ..................................................................55
Gambar 3.22 Pemasangan kerangka bagian atas ...................................................56
Gambar 3.23 Pemasangan rak filament .................................................................57
xvi
Gambar 3.24 Proses menyambungkan kabel-kabel 3d printing.............................58
Gambar 4.1 Perbandingan desain ...........................................................................59
Gambar 4.2 Proyek isometrik penghisap gas las ...................................................61
Gambar 4.3 Proyek isometrik bagian tengah belakang ..........................................61
Gambar 4.4 Proyek isometrik bagian tengah .........................................................62
Gambar 4.5 Proyek isometrik bagian inlet .............................................................62
Gambar 4.6 Proyek isometrik bagian depan ..........................................................63
Gambar 4.7 Proyek isometrik bagian penampang blower .....................................63
Gambar 4.8 Proyek isometrik bagian kerangka penahan alat penghisap gas las ...64
Gambar 4.9 Ilustrasi penempatan alat di laboratorium ..........................................64
Gambar 4.10 3D Printer Ender 3 ...........................................................................65
Gambar 4. 11 Filament 3D printer .........................................................................66
Gambar 4.12 Bagian belakang ...............................................................................67
Gambar 4.13 Bagian tengah ...................................................................................67
Gambar 4.14 Bagian tengah inlet ...........................................................................68
Gambar 4.15 Bagian depan ....................................................................................68
Gambar 4.16 Penampang blower ...........................................................................69
Gambar 4.17 Kerangka alat penghisap gas las.......................................................69
Gambar 4.18 Hasil fabrikasi alat ............................................................................70
Gambar 4.19 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Drop Test Alat Penghisap
Gas Las ...................................................................................................................70
Gambar 4.20 Hasil Displacement Pengujian Drop Test Pada Alat Penghisap Gas
Las ..........................................................................................................................71
Gambar 4.21 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Static Penahan Alat
Penghisap Gas Las .................................................................................................72
Gambar 4.22 Hasil Displacement Pengujian Static Pada Kerangka Alat Penghisap
Gas Las ...................................................................................................................73
Gambar 4.23 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Static penampang blower' ..74
Gambar 4.24 Hasil Displacement Pada pada bagian penampang blower ..............75

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan fan, blower dan kompresor..............................................16

Tabel 2. 2 Bentuk Roda, Bilangan putar, Putaran Spesifikasi ...............................22

Tabel 2.3 Karakteristik Centifugal blower.............................................................31

Tabel 2.4 Karakteristik aksial Fan.........................................................................32

Tabel 3.1 Spesifikasi blower centrifugal ................................................................43

Tabel 4.1 Kriteria alternatif desain.........................................................................59

Tabel 4.2 Spesifikasi 3D Printer ............................................................................65

Tabel 4.3 Spesifikasi PLA......................................................................................66

xviii
DAFFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Plotting Explode View Alat Penghisap Gas Las...............................82


Lampiran 2. Tabel Spesifikasi Filament ................................................................83
Lampiran 3. Proses Pemasangan Motif Carbon Pada Cover Alat................. .......83
Lampiran 4. Bagian Pembuangan Penghisap Gas Las Pada BLK Kendal............84
Lampiran 5. Pipa Fleksibel BLK Kendal............................................................ ..84
Lampiran 6.Sambungan Pipa Fleksibel Inlet Ke Outlet ....................................... 85
Lampiran 7.Proses Pengelasan Pada BLK kendal............................................. ...85
Lampiran 8. Kunjungan Ke BLK Kendal Sebagai Bahan Referensi....................86
Lampiram 9. Centrifugal Blower PT.Conwood Indonesia Berlokasi di Cikaran..86
Lampiran 10. Centrifugal Blower PT.KOEI TOLL Berlokasi Cikarang...............87
Lampiran 11. Centrifugal Blower PT.DMC Teknologi Berlokasi Cikarang........ 87

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada bidang

industri ini dirasakan kemajuannya sangat pesat, sehingga di butuhkan pemikiran -

pemikiran bagaimana cara untuk melakukan peningkatan kualitas dan quantitas

produk dengan cara menekan biaya produksinya.Sehingga dengan demikian suatu

perusahaan dibidang industri diharapkan dapat bertahan dan berkembang untuk

melanjutkan keberlangsunganya. Penghisap gas pada pengelasan saat ini sudah

bersifat universal di industri manufaktur khususnya di bidang pengelasan,

sedangkan penggunaan penghisap gas las pada industri di Indonesia khususnya

perusahaan, pabrik dan bengkel-bengkel las kebanyakan dari mereka belum

menggunakan alat penghisap gas las.

Panas dan energi yang dihasilkan oleh pengelasan akan menyebabkan

berbagai reaksi fisika dan kimia. Secara umum bahaya pengelasan hanya ada dua

yaitu bahaya fisika (phisical hazards) dan bahaya kimia (chemical hazard). Bahaya

fisik antara lain, shock aliran listrik, radiasi gelombang elektromagnetik, bahaya

kebakaran, bahaya ledakan, partikel panas yang berterbangan, kebisingan, bahaya

ergonomi dan bahaya mekanik. Bahaya kimia antara lain welding fume,

asetilen (C2H2), LPG (Liquified Petrolium Gas), ozon (O3) , fosgen (COcl2 ),

karbon dioksida (CO2 ) dan karbon monoksida (CO) (Siswanto, 1991). Menurut

Wiryosumatro dan Okumura (2014) gas- gas berbahaya dalam pengelasan adalah

gas karbon monoksida, gas karbon dioksida , gas ozon, nitrogen monoksida dan

nitrogen dioksida. Selain itu, lingkungan kerja yang panas dan ventilasi buruk akan

1
berkontribusi besar untuk meningkatkan fumes dan gas yang dihasilkan serta dapat

terhirup oleh tenaga kerja.

Maka dari itu terbitlah alat penghisap gas las pada pengelasan. Alat ini

mampu menghisap bahaya-bahaya kimia saat melakukan pengelasan sama seperti

alat penghisap gas las yang ada di industri manufaktur. Akan tetapi alat penghisap

gas las di industri manufaktur memakan harga biaya yang cukup tinggi dikarenakan

pembuatan dan biaya impor dari luar negeri. Banyaknya produk-produk impor yang

masuk ke Indonesia memicu disusunnya suatu kebijakan yang mengatur tentang

penggunaan produk barang dan/atau jasa yang ada di dalam negeri khususnya

dalam pengadaan barang atau jasa pemerintah sesuai dengan yang tertera pada

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009. Yang dimaksud produk dalam negeri

adalah suatu barang dan/atau jasa termasuk rancang bangun dan perekayasaan yang

diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di

Indonesia. Untuk penggunaan produknya, dilakukan sesuai dengan besaran

komponen dalam negeri yang diukur dari nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN). TKDN adalah besarnya komponen dalam negeri pada barang dan/atau

jasa yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Sesuai dengan Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang atau jasa Pemerintah bahwa nilai

TKDN ditambah Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) yang disyaratkan adalah

sebesar tidak kurang dari 40 persen. BMP adalah suatu nilai penghargaan kepada

perusahaan yang berinvestasi di Indonesia karena adalah nilai penghargaan kepada

perusahaan yang berinvestasi di Indonesia karena memberdayakan usaha Mikro dan

Usaha Kecil serta koperasi kecil melalui kemitraan; memelihara kesehatan,

2
keselamatan kerja dan lingkungan; memberdayakan lingkungan (community

development); serta memberikan fasilitas pelayanan purna jual.

Tetapi dalam penelitian ini dikarenakan belum ada produk serupa di

Indonesia maka dari itu akan dilakukan pembuatan alat penghisap gas las secara

portable yang dimana mobilitasnya tinggi dan tidak memakan biaya secara

berlebihan agar dapat digunakan untuk industri dan bengkel-bengkel las di

Indonesia agar terhindar dari bahaya-bahaya kimia saat melakukan pengelasan.

Diharapkan penelitian pada penelitian ini benar-benar dapat bekerja dengan baik

dan sesuai dengan yang diharapkan. Dan semoga dengan adanya proyek akhir ini

dapat memberikan manfaat bagi laboratorium jurusan Rekayasa Peracangan

Mekanik Universitas Diponegoro untuk penelitian kali ini.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

1.2.1 Rumusan Masalah


Melalui kebutuhan tersebut maka dapat dirumuskan rumusan masalah

Proyek Akhir ini adalah merancang, membuat, dan menguji alat penyedot gas las

tersebut. Masalah yang akan diteliti meliputi:

A. Umum

1. Bagaimana desain produk alat penghisap gas las?

2. Apa saja komponen-komponen alat penghisap gas las?

3. Bagaimana Prinsip kerja dari alat penghisap gas las?

4. Bagaimana proses manufaktur dari alat penghisap gas las?

B. Khusus

1. Bagaimana Proses Pengujian Drop Test pada penghisap gas las ?

3
2. Bagaimana proses Pengujian Static pada penampang blower ?

3. Bagaimana Proses Pengujian pada kerangka penahan alat penghisap gas las ?

1.2.2 Batasan Masalah


Dalam menghindari suatu kesalah pahaman yang ada pada penulisan dan

juga melebarnya ruang lingkup pembahasan, adapun Batasan masalah dalam

perancangan ini agar nantinya tercapai tujuan dalam penelitian tersebut adalah :

1. Perhitungan dibatasi pada komponen utama yang meliputi panjang dan diameter

poros, jenis bantalan, tinggi dan jarak pipa spiral ducting beserta pipa fleksibel

(karet).

2. Pengujian Drop Test pada alat penghisap gas las dengan menggunakan aplikasi

solidwork

3. Pengujian Static pada penampang blower

4. Pengujian Static pada krangka penahan alat penghisap gas las

1.3 Tujuan

Tujuan dalam Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut:

Umum

1. Pembuatan desain beserta prototipe alat penghisap gas las.

2. Untuk memilih bahan material yang digunakan untuk komponen utama alat
penghisap gas las.

3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari alat penghisap gas las.

4. Untuk mengetahui proses manufaktur dari alat penghisap gas las.

Khusus

1. Untuk mengetahui pengujian Drop Test pada penghisap gas las

4
2. Untuk mengetahui pengujian Static pada penampang blower pada alat
penghisap gas las

3. Untuk mengetahui Static Pengujian pada krangka penahan penghisap gas las

1.4 Manfaat

Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan di atas,

manfaat dari Proyek Akhir ini adalah:

1. Menjadi bahan pembelajaran untuk diterapkan dan sebagai produk yang

nantinya kelak dapat di produksi lalu dijual.

2. Rancang bangun ini dapat membantu untuk laboratorium program studi

Rekayasa Perancangan Mekanik Universitas Diponegoro yang akan

menggunakan alat penyedot gas pengelasan.

3. Dapat mencegah terhirupnya bahaya-bahaya kimia yang terkandung dalam gas

las saat melakukan pengelasan.

1.5 Luaran
Pelaksanaan Proyek Akhir ini menghasilkan luaran, yaitu:

1. Laporan Proyek Akhir.

2. Alat Penghisap Gas Las..

3. Paten Sederhana

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengelasan

Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono

dkk(1991:1), mendefinisikan bahwa pengelasan adalah ikatan metalurgi pada

sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair, dengan

kata lain pengelasan adalah penyambungan setempat dari dua logam dengan

menggunakan energi panas. Pengelasan merupan salah satu bagian yang tidak

terpisahkan dari proses manufaktur.

Pengelasan adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara

mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekan dan

dengan atautanpa logam tambahan dan menghasilkan sammbungan yang kontinu

(Wiryosumarto,1996).

2.2. Las SMAW (Sheilded Metal Arc Welding)

2.2.1. Pengertian Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding )

Las SMAW (sheilded metal arc welding) las busur listrik nyala terlindung

adalah pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik sebagai sumer panas

pencair logam. Logam induk dalam pengelasan ini mengalami pencairan akibat

pencairan yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja.Busur

listrik dibangkitkan dari suatu busur las.Elektroda yang digunakan berupa kawat

yang dibungkus pelindung berupa fluks.Elektroda ini selama pengelasan

mengalami pencairan bersamaan dengan logam induk dan embeku bersama,

menjadi kampuh las. Proses perpindahan logam elektroda terjadi saat ujung

elektroda mencair dan membentuk butirbutir yang terbawa arus busur listrik yang

6
terjadi. Bila digunakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang terbawa

menjadi halus dan sebaliknya bila arus kecil maka butirannya menjadi besar

2.2.2. Bagian Bagian Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding )

1. Penjepit Elektroda (Holder)

Penjepit elektrode berfungsi untuk meneruskan aliran arus listrik dari kabel

elektroda menuju ke elektroda selain itu juga berfungsi sebagai penjepit atau

pemegang ujung elektroda

Gambar 2.1 Penjepit Las (Holder)


laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan Mekanik

2. Klem Masa

Klem masa berfungsi sebagai penghubung kabel masa dari mesin las logam

yang akan dilas dan dijepitkan pada logam lasan tersebut. Klem masa sangat

penting pada saat proses pengelasan karena apabila klem masa tersebut longgar

ataupun tidak terpasang dengan baik, maka arus yang mengalir menjadi tidak stabil

sehingga mempengaruhi nyala busur listrik pada saat pengelasan

7
Gambar 2.2 Klem Masa
laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan Mekanik

3. Mesin Las Listrik ( Trafo)

Mesin las merupakan sumber arus listrik yang digunakan pada pengelasan

busur listrik SMAW, mesin las terbagi menjadi dua jenis yaitu mesin las DC dan

mesin las AC, pada mesin las A bagian dalam mesin las terdapat sebuah trafo las,

sedangkan pada mesin las DC bagian dalam mesin las tersebut juga terdapat trafo

yang dilengkapi dengan sebuah diode atau rectifier (mengubah arus bolak-balik

menjadi arus searah)

Gambar 2.3 Trafo Las SMAW


laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan Mekanik

4. Elektroda

Elektroda merupakan sebuah kawat logam yang dilapisi oleh salutan atau

fluks yang berfungsi untuk menyalakan busur listrik pada las SMAW, salutan pada

elektroda berfungsi sebagai pelindung logam hasil pengelasan dari paparan

8
lingkungan sekitar. Lapisan elektroda atau fluks ini merupakan campuran dari

beberapa bahan kimia yang sesuai dengan kegunaan pada saat pengelasan

Gambar 2.4 Elektroda Las SMAW


laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan Mekanik

5. Kabel Masa (Lead superfleksibel)

Digunakan untuk menghantar arus dari mesin pengelasan ke benda kerja

dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari Lead yang dilapisi dengan karet, kain, dan

penguat lapisan fabric, seperti ditunjukkan dalam gambar. holder elektroda dikenal

sebagai Lead elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin dikenal sebagai Lead benda

kerja Tegangan pada Lead bervariasi antara 14 dan 80 Volt. Lead terdiri dari

beberapa ukuran, Semakin kecil nomornya, semakin besar diameter Lead.

Gambar 2.5 Kabel Masa

9
6. Kabel Elektorda

Kabel elektroda berfungsi sebagai pengubung antara mesin las dengan elektroda

maupun holder. Fungsinya adalammenciptakan nyala pada busur listrik jika

ditempelkan ke benda kerja atau objek yang di las.

Gambar 2.6 Kabel Elektroda


laboratorium Pengelasan D IV Rekayasa Perancangan Mekanik

2.2.3. Prinsip Kerja Las SMAW ( Sheilded Metal Arc Welding )

Secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan

panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan bahan

lasan sampai caur/leleh sehingga bahan las tersambung dengan atau tanpa kawat las

sebagai bahan pengisi. Pengelasan busur listrik adalah cara pengelasan

menggunakan busur listrik atau percikan bunga api listrik akibat hubungan singkat

antara dua kutub listrik yang teionisasi dengan udara melalui penghantar batang

elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula sebagai bahan tambah atau bahan

pengisi dalam pengelasan. Asep Hadian Sasmita 2016 (Modul Pelatihan Guru

Program Keahlian Teknik Mesin Paket Keahlian Teknik Pengelasan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Kompetensi J - Repositori Institusi

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, n.d.) Seperti yang terlihat dalam

gambar di bawah ini

10
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Las SMAW
Sumber Modul Teori Pengelasan Universitas Negri Yogyakarta 2008

Las busur listik dengan elektroda berselaput atau SMAW ( Shielded Metal Arc

Welding). Proses las busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan

tambah, busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yang turut

terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujungnelektroda,

kaw ah las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara

luar. Di bawah ini gambar las busur dengan elektroda berselaput.

2.2.4. Alat Bantu dan Alat Pelindung Diri ( APD)

➢ Alat bantu

Dalam pengelasan seorang welder harus menyiapkan Perlatan bantu agar

mempermudah pekerjaan adapun peralatan bantu sebgai berikut :

11
1. Meja las.

Tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan.

Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat

tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan.

Gambar 2.8 Meja Las


2. Palu terak.

Berfungsi memecahkan beton di area tertentu yang kecil dan merapikan

lempengan besi yang tidak datar

Gambar 2.9 Palu Terak


.
3. Gerinda tangan.

Berfungsi untuk memotong plat yang akan disambungkan dan merapihkan

bekas lasan agar permukaan halus dan tidak kasar

12
Gambar 2.10 Gerinda Tangan

4. Mistar baja siku

Berfungsi untuk pengukuran lebar, tebal serta memeriksa kerataan suatu

permukaan benda kerja.

Gambar 2.11 Mistar Baja Siku


5. Sikat baja.

Membersihkan permukaan benda yang akan dilas dari zat pengotor seperti

karat, oli, dan pengotor lainnya.

Gambar 2. 12 Sikat Baja

13
6. Ragum.

Berfungsi untuk menjepit atau menahan suau plat yang akan dilas maupun
di potong

Gambar 2.13 Ragum


➢ Alat Pelindung Diri ( APD)

Dalam upaya mencegah kecelakaan dalam kerja seorang welder harus


mementingkan kesalamatan bagi dirinya maupun orang lain yang ada disekitarnya
maka harus memakai alat sebagai berikut :

1. Topeng Las

Alat yang mempunyai fungsi melindungi bagian wajah dari percikan las,
panas pengelasan, dan sinar las ke bagian mata. Topeng las terbuat dari bahan
plastik yang tahan panas, selain itu terdapat tiga kaca (bening, hitam, bening) yang
berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar tampak dan ultraviolet ketika
melakukan pekerjaan pengelasan.

Kaca las listrik mempunyai pengkodean nomor, yaitu nomor 6, 7, 8 , 10, 11,
12 dan 14. Semakin besar ukurannya, maka densitas atau kegelapan kaca tersebut
juga semakin tinggi

14
2. Sarung Tangan las

Sarung tangan yang khusus dibuat untuk proses pekerjaan las, bahan sarung

tangan las terbuat dari kulit atau bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang baik.

Welding gloves berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari percikan las atau

spater dan panas material yang dihasilkan dari proses pengelasan

3. Apron Atau Pakian Kerja Las

Pakaian kerja las adalah pakaian yang melindungi seluruh bagian tubuh dari

panas dan percikan las. Selain itu terdapat Apron sebagai tambahan, yaitu apron

dada dan apron lengan yang terbuat dari bahan kulit.

4. Sepatu Las

Sepatu las terbuat dari bahan kulit dan terdapat sebuah plat baja pada bagian

depannya, yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda yang berat

dan benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi

dari bahaya sengatan listrik.

5. Masker Las

Sebagai alat pelindung pernapasan dari bahaya asap las. Asap las

merupakan hasil pembakaran dari bahan kimia atau pelelehan dari material las.

2.3. Hukum Bernoulli dan Perubahan Kecepatan

Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida (zat cair

dan gas) bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas, akan

mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan

terdapat penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut. Adapun berkaitan

dengan hukum Bernoulli, suatu fluida dikatakan mempunyai peningkatan

15
kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian dengan tekanan tinggi

menuju bagian lainnya yang bertekanan rendah. Sedangkan suatu fluida dikatakan

mempunyai penurunan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian

bertekanan rendah, menuju bagian lain bertekanan tinggi.(Widya Rahman Fitriadi,

Parlindungan Manik, 2017)

2.4. Pengertian Fan dan Klasifikasi Fan

Fan merupakan salah satu mesin fluida yang didesain untuk mengalirkan

fluida dari satu tempat ke tempat lain dalam fase gas seperti udara. Fan sendiri

mempunyai kaitan yang cukup erat dengan blower dan compressor. The American

Society of Mechanical Engineering (ASME) membedakan fan, blower dan

compressor berdasarkan pada specific pressure ratio (pd /ps) yaitu rasio tekanan

pada sisi tekan dibandingkan dengan tekanan padasisi hisap. Pembagiannya dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbandingan fan, blower dan kompresor

Peralatan Specific Pressure Pressure Rise


Ratio (Pascal)

Fan <1.1 <1108

Blower 1.11 - 1.20 1108-20201

Compressor >1.20 >20201

Fan biasanya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu fan aksial dan fan

sentrifugal. Pada fan aksial udara atau gas mengalir sejajar dengan sumbu putar,

sedangkan pada fan sentrifugal udara atau gas mengalir tegak lurus dengan sumbu

putar. Fan aksial biasanya digunakan untuk aplikasi dengan tahanan rendah karena

16
kemampuannya untuk memindahkan udara dengan jumlah yang besar pada tekanan

yang rendah. Sedangkan fan sentrifugal biasa digunakan untuk aplikasi yang

membutuhkan head yang besar, di mana udara yang mengalir mengalami tahanan

gesek yang besar.(Makasudede, 2014)

2.4.1. Fan Centifugal

Fan sentrifugal adalah sebuah mesin yang memanfaatkan udara atau gas

oleh gaya sentrifugal ke tekanan akhir yang tidak melebihi 2000 Pascal. Fan

sentrifugal apabila dipakai untuk keperluan khusus sering kali diistilahkan dengan

nama lain. Exhaust yaitu blower yang dipakai untuk mengeluarkan gas dari dalam

oven kokas. Booster atau circulator yaitu blower yang apabila tekanan pada sisi

hisap diatas tekanan atmosfer seperti yang sering dipakai pada industri kimia

(Church dkk, 1993).

Prinsip dasar Fan sentrifugal menyatakan bahwa bila suatu wadah tertutup

diisi dengan fluida dan diputar pada sumbunya yang disebabkan oleh inersianya

maka akan cenderung untuk berputar dalam arah yang berlawanan terhadap

wadahnya. Fluida apabila ditempatkan didalam ember (bucket) kemudian

digerakkan dalam sebuah lingkaran dengan suatu titik tertentu selalu berada paling

dekat dengan pusat perputarannya, akan terlihat bahwa fluida akan cenderung untuk

berputar atau bersirkulasi dalam arah yang berlawanan dengan arah perputaran

bejana (Church dan Harahap, 1993).

17
Gambar 2.14 Centrifugal Blower

Karakteristik performansi dari fan sentrifugal tergantung pada jenis dari bentuk

sudu fan yang digunakan. Berdasarkan bentuk sudunya sentrifugal terbagi

menjadibeberapa jenis sebagai berikut :

1. Forward Curved Blade

Blower sentrifugal Jenis ini menggunakan sudu yang melengkung searah

dengan putaran fan.Forward curved blade dipakai pada laju aliran yang tinggi dan

tekanan rendah.Fan jenis ini mempunyai Karakteristik yaitu beratnya, dikarenakan

jumlah yang diperlukan. Fan jenis ini bilah yang didalam impeller berukuran kecil

dan membelok ke dalam searah dengan arah rotasi. Fan ini beroperasi pada kegiatan

proses pemanasan dengan tekanan rendah,ventilasi dan pendinginan ruangan

seperti tungku pembakaran domestik dan pada alat pendingin lainya ( Maherwan

,2002). Fan sentrifugal jenis ini dapat dilihat pada gambar 2.16 dibawah ini

18
Gambar 2.15 Fan Sentrifugal Tipe Forward Curved Blade
( Onny,2017)
2. Backward Curved blade

Fan jenis jni menggunakan bilah yang melengkung berlawanan arah putran

impeller fan jenis ini biaasanya digunakan pada laju aliran sedang dan tekanan

tinggi fan jenis ini dilihat dari segi berat,lebih ringan bila dibandingkan dengan tipe

forward curve blade karena tidak memerlukan bilah kipas terlalu banyak.bilah pada

Fan jenis ini berbentuk rata didalam dan memiliki arah yang condong serta

menjauhi arah rotasi dari impeller.Aplikasi penggunaan blower jenis ini yaitu pada

pendingin udara ,digunakan pada berbagai kegiatan di industri,pemanas biasa dan

ventilasi (Maherwan,2002).Fan sentrifugal jenis ini dapat di lihat pada gambar 2.17

berikut :

Gambar 2.16 Blower Sentrifugal Tipe Backward Curved Blade


(Onny,2017)

19
3. Traight Radial Blades

Fan jenis ini memiliki bilah lurus,tidak melengkung Yang dipasang

langsung dari pusat kipasnya,Fan jenis ini digunkan untuk fluida tidak murni gas,

karena radial fan yang pengendapannya paling sedikit fan ini mempunyai

karakteristik suaranya yang bising.Fan ini dapat dipakai di kondisi kecepatan

tinggi,volume rendah dan tekanan tinggi,blower jenis ini bilah- bilah yang terdapat

didalam berbentuk seperti paddle,bilah yang ada memiliki arah tegak lurus dengan

arah rotasi impeller serta dapat beroperasi pada kecepatan yang sedang.Fan ini

mempunyai karakteristik memiliki bentuk yang kokoh serta mudah untuk

diperbaiki dilapangan.Fan jenis ini sering kali diaplikasikan yaitu pada kegiatan

Material handling serta pada industri yang membutuhkan tekanan tinggi (

Maherwan,2002 ).

Gambar 2.17 Fan Sentrifugal Tipe Straight Curved Blade


( Onny,2017)

2.4.2. Rumus-Rumus Blower

Rumus Rumus perhitungan menurut Prof.Dipl.Ing.Fritz Dietzel - Ir.Dakso

Sriyono dari buku Turbin Pompa dan Kompressor tahun 1980, diantaranya

sebagai berikut :

20
Parameter yang diketahui :

Q = Kapasitas maksimum = 5.2 m3 /min = 0.086 m3/s

∆p = Tekanan udara = 135 pa = 135 N/m 2

n = Putaran = 2800 rpm

Q = Gravitasi = 9.8 m/s 2

ρ udara = Massa jenis udara = 1.215 kg/m3

H = Head blower = 11.337 m

g = Gravitasi = 9.8 m/s

1. Menentukan Head blower :

Keterangan :
∆p = Tekanan Udara (N/m2)

g = Gravitasi (m/s2)
ρ udara = 1.215 kg/m³
Maka :
∆𝑝 135
H= = = 11.337 m
ρ .g (1.215 𝑘𝑔/m3 )(9.8)

2. Putaran Spesifik

Penilaian yang berdasarkan pada putaran spesifik dapat ditentukan nilai

bilangan putaran cepat, yang mana nilai bilangan putar cepat ini akan menentukan

jenis roda blower yang digunakan.

Menentukan putaran spesifik : 3/4

21
Keterangan :

n = Putaran (RPM)

Q = Kapasitas maksimum (m3/s)

H = Head Blower (m)

Ns = Putaran spesifik

Maka :

√0.086 m3/s 1/2


Ns = 2800. (11.337) 3/4

0.291/2
= 2800. 8.5

= 47,76 1/menit

Dengan demikian diperoleh bilangan putar cepat :

𝑁𝑠
σ c = 157.8 (Ref. Turbin Pompa dan Kompresor, hal 339)

47.76
σc = 157.8

= 0.30

Setelah nilai bilangan putar cepat telah diketahui, maka didapat jenis blower

yang digunakan untuk perancangan ini adalah menggunakan bentuk roda radial

dengan s c < 0.32 dengan putaran spesifik dibawah < 50 1/menit. Ini dapat dibaca

dan dilihat pada gambar table.

Tabel 2. 2 Bentuk Roda, Bilangan putar, Putaran Spesifikasi

(Ref. Turbin Pompa dan Kompresor, hal 339)


Bentuk Roda Bilangan Putar (σ c ) Putaran spesifik ( Ns)
Roda Radial 0.06 - 0.32 10 – 50 1/menit
Roda Diagonal 0.032 - 1.00 50 – 160 1/menit
Roda Aksial 1.00 - 2.50 160 – 400 1/menit

22
3. Perhitungan Daya Udara
Untuk menghitung Daya Udara digunakan rumus :
Diketahui :
Parameter yang telah diketahui :
r = Massa jenis udara = 1.215 kg/m 3
g = Percepatan gaya gravitasi = 9.8 m/s 2
Q = kapasitas maksimum = 0.086 m 3 /s

H = Head blower = 11.337 m


Daya udara = γ . Q . H
Keterangan :
Q = Kapasitas maksimum (m3/s)
H = Head Blower
Menentukan nilai g atau berat jenis udara
γ=ρ.G
γ = 1.215 (kg/m 3 ) . 9,8 (m/s 2 )
γ = 11.9 kg/m 2 .s 2
Maka ;
Daya udara = g . Q . H
Nudara = 11.9 (kg/m2s2 ) . 0.086 (m3/s) . 11.337 (m)
Nudara = 11.602 Watt.
4. Perhitungan Daya Poros
Untuk perhitungan Daya poros pada blower sentrifugal digunakan rumus sebagai
berikut :
Daya Poros Nporos = V x I x 0.7
Keterangan :
Tegangan = 220 Volt
Arus = 1.0 Ampere
Konstanta rugi-rugi pada motor listrik = 0.7 (Ref. Pompa dan Kompresor,
Sularso, Haruo Tahara, Hal. 53)

23
Daya Poros Nporos = V x I x 0.7
= 220 x 1.0 x 0.7 = 154 Watt
5. Efisiensi Blower Centrifugal
Untuk perhitungan efisiensi pada blower sentrifugal dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Keterangan :
η = Efisiensi
Nudara = 11.602 Watt
Nporos = 154 Watt
Maka :
11.602
η = x 100%
154

= 7.53%

2.4.3. Fan Axial

Fan aksial adalah fan yang aliran fluidanya masuk dan keluarnya segaris

dengan porosnya secara aksial dengan fluidanya berfase gas. Cara kerja fan aksial

adalah dengan memanfaatkan gaya lift yang dihasilkan oleh sudu fan sehingga

dapat mengalirkan fluida (Tanjung, 2015) Berikut adalah fan aksial menurut The

National Association of Fan Manufacturers:

a. Propeller Fan: Terdiri dari propeller atau disc-wheel di dalam mounting cincin

atau plat. Didesain untuk memindahkan udara dari suatu ruangtertutup menuju

ruang lainnya atau dari dalam ruangan menuju luar ruangan atau sebaliknya

dengan range volume yang besar pada tekanan rendah. Konstruksinya

ditunjukkan pada Gambar 2.18 (a).

b. Tube Axial Fan: Terdiri dari sebuah axial flow-wheel di dalam housing

24
berbentuk silinder. Didesain untuk memindahkan udara atau gas dengan range

volume yang besar pada tekanan sedang. Konstruksinya mirip sepertivane axial

fan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.18 (b)

c. Vane Axial Fan: Terdiri dari sebuah axial flow-wheel di dalam housing

berbentuk silinder yang dikombinasikan dengan seperangkat air guide vanes

yang terletak sebelum atau setelah wheel. Didesain untuk memindahkan udara

atau gas dengan volume dan tekanan lebih besar. Konstruksinya ditunjukkan

pada gambar 2.18 (c).

Gambar 2.18 (a) Propeller fan, (b) Tube axial fan, (c) Vane axial fan (Wang,
2001)

2.5. Kontruksi Fan Axial

Secara umum fan axial memiliki beberapa komponen sebagai berikut :

1. Wheel : Terdiri dari sudu- sudu yang dirivet atau di las dipenghubung

2. Housing/ Casing : Memiliki desain yang efisien agar menghasilkan

karakteristik aliran udara yang baik , umumnya terbuat dari lembaran baja

yang dirivet ,dilas atau dibaut

3. Bell Inlet : Dapat disusun dalam berbagai cara atau dipasang dengan metode

yang bermacam – macam, tapi biasanya dipasang dengan cara die-formed

pada permukaan yang mengarahkan udara menuju sisi inlet dari wheel

4. Evase discharge : Merupakan diffuser yang dipasang pada sisi outlet yang

secara bertahap mengalami kenaikan luas yang bertujuan untuk

25
menggurangi kecepatan dan mengubah energi kinetik menjadi tekanan

statik untuk menghasilkan perfotma yang lebih optimum (Makasudede,

2014) Kontruksi axial fan ditunjukkan pada Gambar 2.19

Gambar 2.19 Komponen axial fan

2.6. Prinsip Kerja Fan Aksial dan Karaktersistik Fan

1. Prinsip kerja
fan aksial sama seperti sayap pesawat terbang yang menghasilkan gaya

angkat (lift force). Sayap pesawat terbang memiliki bentuk airfoil yangmemiliki

perbedaan kecepatan antara sisi atas dan sisi bawah. Kecepatan udara sisiatas sayap

lebih besar dari sisi bawah. Hal ini menyebabkan sisi bawah sayap menghasilkan

tekanan statis lebih tinggi dibandingkan sisi atas. Perbedaan tekananan ini

menyebabkan timbulnya gaya angkat. (FanManDan, 2017)

Pada fan aksial yang memiliki sudu berbentuk seperti airfoil tidak

menghasilkan gaya angkat melainkan tetap mempertahankan sudu-sudu berputar

stabil pada sumbunya dan menghasilkan aliran udara. Hal ini mengikuti hukum

ketiga Newton bahwa untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan.

26
Udara di sisi atas sudu ditarik ke dalam fan dengan pengurangan tekanan statis dan

didorong keluar melalui fan dan menghasilkan tekanan yang lebih besar.

Gambar 2.20 Aliran udara axial fan

2. Karakteristik Fan

Karakteristik fan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva fan. Kurva fan

merupakan kurva kinerja untuk fan tertentu pada sekumpulan kondisi yang spesifik.

Kurva fan merupakan penggambaran grafik dari sejumlah parameter yang saling

terkait (Tanjung, 2015). Biasanya sebuah kurva akan dikembangkan untuk

sekumpulan kondisi yang diberikan termasuk: volume fan, tekanan statis sistem,

kecepatan fan, dan tenaga yang diperlukan untuk menggerakan fan padakondisi

yang diketahui. gambar 2.21merupakan grafik efisiensi terhadap flow rate, terlihat

efisiensi akan naik dan mencapai titik puncak pada flow rate tertentu. Setelah

melewati titik puncak, maka efisiensi akan turun.

27
Gambar 2.21 Diagram kurva karakteristik fan aksial (Wang,2001)
Pada operasi fan aksial terjadi fenomena stall, pada operasi normal aliran

udara di sekitar blade efisien menyebabkan perbedaan tekanan antara permukaan

atas danbawah sehingga menghasilkan gaya angkat. Stall terjadi ketika sudut serang

terlalubesar sehingga aliran udara halus tiba-tiba rusak dan perbedaan tekanan di

blade menurun dan menyebabkan fan aksial kehilangan kemampuan menaikkan

tekanan secara drastis (Wang, 2001). Fenomena stall dapat dilihat pada gambar

2.22.

Gambar 2.22 Kondisi stall (Wang,2001)


Daerah operasi optimal pada karakteristik fan aksial berada di bawah stall

dip.Fan aksial bekerja paling baik ketika aliran dengan volume yang relatif tinggi

diperlukan terhadap tekanan sistem yang relatif rendah. Gambar 2.24

menunjukkan daerah kerja optimal fan aksial.

28
Gambar 2.23 Daerah Kerja optimal fan aksial
Sumbu x menunjukkan laju aliran volume dan sumbu y menunjukkan

tekanan sistem. Ketika tidak ada tekanan di dalam sistem, fan aksial akan

menghasilkan lajualiran volume terbesar. Efisiensi paling tinggi adalah pada titik

yang disebut lutut kurva karakteristik fan aksial. Pada titik ini, rasio antara daya

output fan terhadap daya input listrik adalah yang terbesar dan menghasilkan

kebisingan suara yang rendah. (FanManDan, 2017)

Kurva karakteristik fan aksial dapat dimodifikasi dengan cara mengatur

pitch chord ratio. Pitch chord ratio didefinisikan sebagai rasio antara keliling

pitch (P) terhadap panjang chord (C) pada bagian sudu yang ditunjukkan pada

Gambar 2.24

Gambar 2.24 Potongan sudu fan axial

29
Ketika pitch chord ratio dari bagian sudu menjadi lebih kecil, titik stall

tekanandari sudu akan meningkat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.25.

Jika pitch chord ratio lebih kecil dari 1 (P/C < 1), maka proses pembuatan sudu

blade akan menjadi lebih sulit (USA Patent No. US 2011 000817OA1, 2010)

Gambar 2.25 Pengaruh pitch chord ratio terhadap titik stall (USA Patent No. US
2011 000817OA1, 20100)

Gambar 2. 26 Pitch chord ratio yang dapat dimanufaktur (USA Patent No. US
2011 000817OA1, 2010)

30
2.7. Perbandingan Centrifugal Blower Dan Aksial Fan
1. Centrifugal Blower

Tabel 2.3.Karakteristik Centrifugal Blower


Jenis Fan dan blade Kelebihan Kekurangan

Fan radial dengan blades 1. Cocok untuk tekanan


datar static tinggi ( sampai
1400 mm wc) dan
temperatur tinggi. Hanya cocok untuk laju
2. Rancangan sederhana aliran udara rendah samapai
sehingga dapat dipakai sedang
untuk unit penggunaan
khusus
3. Dapat beroperasi pada
aliran udara rendah
tanpa masalah getaran
. 4. Sangat tahan lama
5. Efisiensi mencapai75%
Fan yang melengkung 1. Dapat menggerakan 1. Hanya cocok untuk
kedepan,dengan blade volume udara yang layanan yang
yang melengkung besar terhadap tekanan berssih,untuk layanan
kedepan. yang relative rendah kasar dan bertekanan
2. Ukuranya relative kecil tinggi
3. Tingkat kebisingan 2. Keluaran fan sulit
rendah ( diakibatkan untuk diatur secara
rendahnya kecepatan ) tepat
dan sangat cocok untuk 3. Penggerak harus
pemanasan dipilih secara hati hati
perumahan,ventilasi untuk menghindarkan
udara beban mptpr

31
Backward inclined fan, 1. Dapat beroperasi dengan 1. Tidak cocok untuk
dengan blades yang perubahan tekanan statis aliran udara yang
miring jauh dari arah ( asalkan bebanya tidak kotor
perputaran datar berlebih ke motor ) 2. Fan tidak
,lengkung 2. Cocok untuk sistim yang mendukung
tidak menentu pada aliran terjadinya
udara yang tinggi penumpukn debu
3. Cocok untuk layanan
forced draft
4. Fan dengan balade datar
lebih kuat
5. Dengan blades lengkung
lebih efisien ( melebihi
85%)

Tabel 2.4 Karakteristik fan aksial


Jenis Fan Kelebihan Kekurangan

Fan pipa aksial, prinsipnya 1. Tekanan lebih tinggi 1. Relatif mahal


dimana fan propoler efisiensi operasinya 2. Tingkat
ditempatkan dinagaian dalam lebih dari pada fan kebisingan dan
silender. propoler aliran udara
2. Cocok untuk tekanan sedang
menengah ,penggunaan 3. Efsiensu energy
laju aliran udara yang relative lebih
tinggi rendah ( 65%)
3. Dapat dipercepat
samapi ke nilai
kecepatan tertentu (
karena putaran
massanya rendah ) dan
menghasilakan aliran
pada arah berlawanan ,
yang berguna dalam
berbagai penggunaan
ventilasi
Fan dengan baling baling aksial 1. Cocok untuk tekanan Relative mahal
sedang sampai dengan dibandingkan fan
tekanan tinggi ( impeller
500mm WC) pada
buangan boiler
induced draft

32
2. Dapat dipercepat
sampai ke nilai
kecepatan tertentu (
karena putaran
massanya rendah ) dan
menghasilkan aliraan
pada arah berlawanan ,
yang berguna dalam
berbagai penggunaan
ventilasi
3. Cocok untuk hubungan
langsung ke motor
Fan propeller 1. Menghasilakan laju 1. Efisiensi energy
aliran udara yang tinggi realative rendah
pada tekanan rendah 2. Suara sangatbising
2. Tidak membutuhkan
saluran kerja yang luas
( karena tekanan yang
dihasilakan lebih kecil
3. Murah ,karena
kontruksinya sederhana
4. Mencapai efisiensi
maksimum hampir
seperti aliran yang
mengalir seperti aliran
yang mengalir
sendiri,dan sering
digunakan pada
ventilasi atap

Dikarenakan sudah mengetahaui karakteristik keunggulan dan kekurangan


centrifugal blower dan aksial fan maka penulis sudah berdiskusi bersama teman 1
kelompok untuk memilih komponen utama untuk alat penghisap gas las
RNG,terpilih Centrifugal blower type fan radial dengan blades datar.

2.8. Fan Laws

Secara umum, fan laws digunakan untuk menghitung perubahaan debit,

tekanan, dan daya suatu fan ketika ukuran, kecepatan putar, atau massa jenis fluida

kerjanya berubah. Hukum ini hanya berlaku untuk fan yang serupa secara

33
geometrinya dan memiliki titik rating yang sama pada kurva kinerja (McLoone,

2019). Fan laws dapat digunakan untuk blowers, exhauster, fan sentrifugal dan fan

aksial. Gambar 2.27 menunjukkan rumus-rumus yang digunakan pada fan laws

untukmempermudah perhitungan kinerja dari suatu fan

Gambar 2.27 Rumus perhitungan fan laws (McLoone, 2019)

2.9. Sifat Sifat Material


1. Modulus Young
Ukuran besarnya hambatan suatu material terhadap elastisitas (dapat

dipulihkan) perubahan bentuk dibawah beban. Suatu material kaku mempunyai

Modulus Young tinggi dan berubah bentuknya sedikit di bawah beban elastis,

contoh: intan. Suatu material fleksibel mempunyai Modulus Young yang rendah

dan berubah bentuknya dengan sangat mudah, contoh : karet.

34
Suatu material kaku memerlukan beban tinggi untuk secara elastis

mengubah bentuknya. Kekakuan suatu komponen berarti berapa banyaknya

defleksi material di bawah beban yang ditentukan. Ini tergantung pada Modulus

Young materialnya, tetapi juga pada bagaimana bebannya ( tarik, atau

bengkokkan), bentuk dan ukuran komponen. Kekakuan spesifik adalah Modulus

Young dibagi oleh kepadatan (Density) (atau disebut " Modulus spesifik").

Kekakuan(stiffness) adalah penting dalam merancang suatu produk yang

hanya dapat diijinkan untuk defleksi dengan suatu jumlah tertentu contoh :

jembatan, sepeda, mebel. Di dalam aplikasi pengangkutan seperti: pesawat terbang,

sepeda balap. Kekakuan diperlukan pada berat/beban minimum. Pengujian tarik

digunakan untuk menemukan sifat-sifat material penting. Pengujian tekanan adalah

serupa tetapi menggunakan suatu spesimen pendek gemuk untuk mencegah

pembengkokkan (Hastomo, 2009).

Gambar 2.28 Pengukuran modulus young


Modulus Young sama dengan elastis stress/strain .Regangan tidak mempunyai

satuan sebagaimana Tegangan : N/m2 , atau Pascal (1 Pascal = 1N/m2 ; 1 Gpa=

1000 N/mm2).

35
Gambar 2.29 Grafik modulus young

2. Kekuatan Luluh ( Yield Strenght)

Kekuatan luluh adalah harga tegangan terendah dimana material mulai

mengalami deformasi plastis. Deformasi plastis adalah perubahan bentuk material

secara permanen jika bebannya di lepas. Kekuatan luluh ditetapkan sebagai harga

tegangan yang jika dilepas akan menghasilkan perpanjangan yang tetap sebesar

0,2% panjang semula. Suatu material yang kuat memerlukan beban tinggi untuk

mengubah bentuknya secara permanen atau pecah`- untuk menjadi tidak rusak

dengan suatu material kaku, yang memerlukan beban tinggi untuk secara elastis

mengubah bentuk itu. Untuk batang-batang rel, polymers, kayu dan komposit,

"kekuatan" pada tabel pemilihan mengacu pada pembebanan dalam tegangan

sebagai kegagalan adalah oleh keluluhan. Untuk material rapuh (keramik),

kegagalan dalam tarikan adalah oleh retak, dan " kekuatan-tarik" sangat bervariasi.

" Kekuatan" pada tabel pemilihan selanjutnya adalah " kekuatan penekanan" (yang

memerlukan suatu beban jauh lebih tinggi)(Hastomo, 2009).

Kekuatan spesifik adalah kekuatan dibagi oleh kepadatan. Banyak

komponen rancang-bangun dirancang untuk menghindari kegagalan oleh keluluhan

36
atau pematahan (keran, sepeda, kebanyakan bagian-bagian dari kereta, mobil,

penekan kapal). Dalam aplikasi struktural, material rapuh hampir selalu digunakan

di dalam tegangan (contoh: batu bata, batu dan beton untuk jembatan dan

bangunan). Di dalam aplikasi pengangkutan (contoh: pesawat udara, sepeda balap)

kekuatan tinggi diperlukan pada berat/beban rendah. Di dalam kasus material ini

dengan suatu besar " kekuatan spesifik" terbaik. Dua pengukuran kekuatan

digambarkan, kekuatan luluh dan kekuatan-tarik puncak. Kekuatan pada tabel

pemilihan berarti kekuatan luluh.(Hastomo, 2009)

Gambar 2.30 Pengukuran Kekuatan Strength

Gambar 2.31 Diagram kekuatan strength


Sebenarnya sifat elastis masih terjadi sedikit diatas batas proporsional, namun

hubungan antara tegangan dan regangan tidak linier dan pada umunya batas

37
daerah elastis dan daerah plastis sulit untuk ditentukan. Karena itu maka

didefinisikan kekuatan luluh(Yield Strength).

3. Kekuatan maksimum (Ultimate Strength) atau kekuatan tarik (Tensile


Strength)

Kekuatan maksimum atau kekuatan tarik adalah tegangan maksimum yang

dapat dicapai pada diagram tegangan regangan. Pada gambar 3.30, terlihat bahwa

tegangan maksimum yang dapat dicapai lebih besar dari pada tegangan pada waktu

benda uji patah. Penurunan tegangan ini terjadi karena adanya fenomena pengecilan

setempat (necking) pada benda uji yang berlanjut hingga benda uji patah (lihat

gambar 3.30) kekuatan maksimum atau kekuatan tarik merupakan penunjuk yang

bagus adanya cacat pada struktur Kristal logam, tetapi kekuatan maksimum atau

kekuatan tarik tidak terlalu banyak dipakai dalam perancangan adanya deformasi

plastis yang terjadi sebelum tegangan mencapai harga kekuatan maksimum atau

kekuatan tarik.(Suarsana, 2017).

4. Kekuatan Patah ((Fracture Strength)

Kekuatan patah adalah besar tegangan yang terjadi pada saat material patah.

Ini terjadi setelah material mencapai kekuatan maksimum (Ultimate Strength).

38
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Untuk mencapai tujuan dari Tugas Akhir, tahapan tahapan kegiatan akan
disusun pada bab tiga ini yang meliputi : (i) pembuatan diagram alir , ( ii) metode
pengumpulan data ( iii) analisa data , ( iv ) tahapan penelitian , (v) desain rancang
bangun alat dan (vi) penyusunan laporan.

3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir


Diagram alir pada proyek akhir ini disusun guna mebantu setiap tahapan
tahapan yang harus dilakukan dalam tugas akhir ini . proyek ini berfokuskan pada
rancang bangun alat penghisap gas las.

Gambar 3. 1 Diagram Alir

3.2. Metode Pengumpulan Data


Dalam menyelesaikan akhir ini , dibutuhkan beberapa data – data sebagai
sumber media informasi khususnya dalam perancangan alat penghisap gas las ini

39
,adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan antara lain.
3.2.1. Observasi Lapangan
Melakukan Survey lapangan terkait penelitian ke Unit Pelatihan Teknik

Daerah Balai Latihan Kerja berlokasi di Kabupaten kendal

3.2.2. Diskusi
Melakukan diskusi bersama dosen pembimbing dan kepala kordinator las

di BLK Kabupaten kendal.

3.2.3. Studi Literatur

Melakukan berbagai kajian literatur melalui beberapa sumber jurnal

,artikel website, dan media online lainya ,studi ini dilakukan sebagai salah satu

metode dalam mengumpulkan berbagai data yang bisa didapatkan dilapangan.

3.3. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mendapatkan beberapa aspek seperti

dimensi, spesifikasi, desain, dan lain-lain. Analisa data ini sangat berguna sebagai

sebuah metode dalam menentukan dan menciptakan sebuah alat sesuai dengan

kapasitas yang dirancang. Dalam perancangan ini, alat penghisap gas las harus

mampu menghisap asap dan gas pada saat melakukan pengelasan.

3.4. Tujuan Perancangan

Tahap permulaan dalam perancangan adalah menentukan kebutuhan

(need) secara umum (Armanto dkk, 2012). Kebutuhan utama alat penghisap gas

las adalah membuat alat penghisap sesederhana mungkin agar bisa ditempatkan

dimanapun.

3.5. Kriteria Perancangan

Membangun kriteria sangatlah dibutuhkan karena akan menentukan

40
kebutuhan yang akan dipakai untuk merancang alat atau mesin (Armanto dkk,

2012). Selanjutnya (Dieter,G.E, 1991 dan Sutadi dkk, 2012) mengemukakan 2

kriteria utama yaitu kriteria “musts” dan “wants”. Dalam Perancangan alat

penghisap gas las ini maka kriteria musts dan wants adalah:

a. Kriteria Musts, yaitu kriteria yang harus dipenuhi dalam perancangan,

meliputi:

• Mampu menghisap gas las saat melakukan pengelasan

• Mampu mengatur airflow inlet

• Portable

• Pipa bisa diarahkan dikarenakan fleksibel

• Aman bagi operator dan linkungan kerja

b. Kriteria wants, yaitu kriteria yang diharapkan dipenuhi dalam

perancangan, meliputi:

• Perakitan dan pengoperasian mudah

• Perawatan dan perbaikan mudah

• Biaya pembuatan perbaikannya murah

3.6. Tahapan Penelitian Rancang Bangun Alat

Pada tahapan ini jelaskan beberapa tahapan-tahapan dalam melaksanakan

tugas akhir ini. Karena ini termasuk dalam kegiatan eksperimental, maka pada

penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan berbeda yaitu, (i) tahap persiapan dan

perancangan, (ii) tahap pengujian dan (iii) tahahp pengolahan data

3.6.1. Tahap Persiapan dan Perancangan

Pada tahapan ini berisikan mengenai persiapan dari alat dan bahan yang akan

41
dilakukan perancangan dan pengujian. Adapun alat dan bahan yang harus

disiapkan antara lain:

1. Gas & Asap las sebagai objek uji

2. Mesin las

3. Elektroda / Kawat las

4. Anemometer

Alat Penghisap Gas Las ini didesain menggunakan aplikasi solidworks 2015

dengan mengandalkan data-data yang sudah diperoleh sebelumnya. Alat

Penghisap gas las ini didesain secara plug and play ( pnp)

3.6.2. Tahap Pengujian Cara Kerja

Pengujian alat Penghisap gas las Adapun langkah langkah dalam pengujian

alat penghisap gas las sebagai berikut:

1. Pastikan alat penghisap gas las selesai dirancang dan siap untuk dilakukan

uji coba

2. Siapkan mesin las SMAW dan siapkan kawat lasnya

3. Siapkan material yang akan dilas dimeja

4. Arahkan pipa fleksibel inlet alat penghisap gas las terhdap objek las

5. Nyalahkan alat penghisap gas las

6. Jika sudah selesai matikan alat penghisap gas las

Bersihkan dan rapihkan area setelah pengelasan dan letkan alat penghisap las ke
tempat semula

3.7. Alat dan bahan


1. Blower Centrifugal Fan

42
Gambar 3. 2 Blower centrifugal

Tabel 3.1 Spesifikasi blower centrifugal

Model BCDE 1001


Air Flow 290 CMH
Stpress 135 PA
speed 2800 RPM
power 40 WATT
voltage 220 V

2. Pipa Fleksibel

Gambar 3. 3 Pipa fleksibel


Diameter pipa = 8 cm

43
Panjang pipa = 2 meter

3. Airflow Inlet

Gambar 3. 4 Airflow inlet

4. Besi pengait

Gambar 3. 5 Besi pengait


5. Mesin 3D Printing

44
Gambar 3. 6 3D printing
6. Filament 3D Printer

Gambar 3. 7 Filament 3D printer

7. Anemometer

Gambar 3.8 Anemometer

45
8. Obeng (perkakas)

Gambar 3.9 Obeng


9. Baut

Gambar 3.10 Baut

10. Shock Pipa (pvc)

Gambar 3.11 Pipa shock


11. Klem Pipa

46
Gambar 3.12 Klem pipa
12. Plat Besi Lembaran

Gambar 3.13 Plat besi

3.8 Tahapan Perakitan 3D Printing


3.8.1 Langkah langkah Perakitan 3d Printing Seri Ender -3

Sebelum memulai perakitan pada alat 3d printing ini alahkah baiknya,untuk

memeriksa dan mengecek kelengkapan komponen komponen dan kunci agar siap

dipasang.

47
Gambar 3.14 Part part 3d printing
➢ Langkah Pertama

Siapakan baut M5X45,Alumunium Profesinalfiles (L) 1buah, Alumunium

Profesionalfiles (R),basis,kunci allen 4mm

a. Langkah 1. Letakkan (L) di sebelah kiri dan pertahankan arah alas (Ba)

menghadap ke depan

b. Langkah 2. Tempatkan aluminium profile (L) secara vertikal di atas bingkai

sisi kiri alas (Ba), hati-hati agar (L) profile memiliki lubang berulir dengan

sisi pendek menghadap ke bawah. Dengan menggunakan sekrup dan ring

M5x45, lewati lubang bawah aluminium profile di sisi kiri alas (Ba),

sejajarkan lubang berulir di bagian bawah aluminium profile (L), dan

kencangkan sekrup dengan kunci segi enam;

c. Langkah 3. Tempatkan aluminium profile (R) secara vertikal di atas bingkai

sisi kanan alas (Ba). Perhatikan bahwa (L) profile telah melalui lubang

dengan sisi pendek menghadap ke bawah. Juga, perhatikan bahwa lubang di

sebelah kiri (lihat diagram) untuk memastikan bahwa aluminium profiles

berorientasi dengan benar. , Dengan menggunakan sekrup dan ring M5x45,

masukkan melalui lubang bawah pro aluminiumfile di sisi kanan alas (Ba),

48
sejajarkan lubang berulir di bagian bawah aluminium profile (R), dan

kencangkan dengan kunci Allen 4mm.

Gambar 3.15 proses pemasangan ekstrusi aluminium ke dasar

➢ Langkah Kedua

Siapkan Baut m5x8 hex drive 2pcs,Control knob 1buah,baut m4x20,power


suplly,kunci allen 3mm.

a. Jaga alas menghadap ke arah Anda.

b. Sejajarkan lubang di kiri bawah layar operasi dengan lubang berulir dari

aluminium profile di sisi kanan alas kencangkan dengan sekrup M5x8, dan

gunakan kunci Allen untuk mengencangkannya.

c. Pasang unit catu daya switching ke bawah seperti yang ditunjukkan pada

diagram di sebelah kiri (saklar tombol di kanan bawah). Lubang sekrup dari

catu daya switching harus melewati lubang aluminium profile (R).

Menggunakan sekrup M4x20, lewati bagian depan profile (R) dan gunakan

kunci Allen untuk mengencangkan sekrup.

49
Gambar 3.16 Proses pemasangan control knob dan power supply
➢ Langkah Ketiga

a. Siapkan rakitan sakelar batas dan kunci Allen 3mm;

b. Arah alas tetap di depan, dan rakitan sakelar dipasang di sisi kiri alas (seperti

yang ditunjukkan pada diagram di)

c. Kendurkan mur-T dengan tangan hingga berada di ujung utas, tetapi jangan

sampai terlepas. Kemudian, masukkan ke dalam slot di aluminium profile.

Saat baut dikencangkan, mur berputar 90 derajat dan kemudian menangkap

bagian dalam slot.

d. Sejajarkan mur-T dengan bagian bawah aluminium profile alur dan

amankan dengan kunci Allen

e. Rakitan sakelar batas memiliki pengait kecil yang menempel pada pro .

aluminiumfile di bawah alas (referensi: sekitar 32 mm dari bawah).

50
Gambar 3.17 Pemasangan Z limit switch
➢ Langkah Keempat

Siapkan Coupling,baut m4x18,kunci allen/

a. Putar alas 180° hingga bagian belakang menghadap ke arah Anda.

b. Posisikan lubang rakitan motor sumbu-Z di lubang berulir pro

aluminiumfile di alas, kencangkan dengan sekrup M4x18, dan kencangkan

sekrup dengan kunci heksagon 2.5 mm.

c. Gunakan kunci Hexagon 2.5 mm untuk mengendurkan sekrup kopling

sumbu Z untuk mempersiapkan pemasangan sekrup utama.

d. Masukkan sekrup timah T8 ke dalam kopling, dan kencangkan sekrup yang

dilonggarkan pada langkah sebelumnya.

Gambar 3.18 Pemasangan coupling

51
➢ Langkah Kelima

Siapkan Alumunium profesionalfiles,baut m4x16 4pcs,rakitan ekstrusi,kit

nozzle 1 buah,wiring harness komponen,timing belt,perakitan katrol,penegang

sabuk

a. Perakitan aluminium profile dan rakitan ekstrusi. aluminium profile

ditunjukkan pada diagram di sebelah kiri . Perhatikan posisi dan arah lubang

besar. Sejajarkan lubang rakitan ekstrusi dengan lubang ulir aluminium

profile , perlu dicatat bahwa lubang memiliki dua pelat, yang diamankan

dengan sekrup M4x16, dan dipasang pada pro keduafile piring dan

aluminium profile Gunakan kunci Allen yang sesuai untuk mengencangkan

sekrup.

b. Sesuaikan arah kit nozzle nozzle , dan ujung lainnya). Buka rakitan

ekstrusi (E), lewati roda sinkronisasi, dan geser kit nosel dari kiri ke pro

aluminiumfile ketika jalur menyelesaikan tiga perempat (di posisi garis

merah pada. Kemudian, selesaikan jalur sabuk. Kemudian, tempelkan

ujung sabukyanglain

ke slot di sisi kiri di bawah kit nozzle .

c. Posisikan rakitan katrol pada posisi yang ditunjukkan p, sejajarkan

lubang berulir pada aluminium profile di sisi kiri profile berikan dengan

sekrup M4x16, dan gunakan kunci segi enam 2.5 mm untuk mengunci

52
Gambar 3.19 Pemasangan sumbu x (bagian 1)
➢ Langkah keenam

a. Siapkan rakitan sabuk dan kunci allen 3mm.

b. Putar rakitan sumbu X 180 ° secara horizontal.

c. Angkat rakitan penegang sabuk . Kendurkan mur-T dengan tangan hingga

berada di ujung utas, tetapi jangan sampai terlepas. Kemudian, masukkan

ke dalam slot di aluminium profile. Saat baut dikencangkan, mur berputar

90 derajat dan kemudian menangkap bagian dalam slot.

d. Sejajarkan mur-T dengan pro aluminium atasfile alur. Gunakan kunci Allen

untuk dapat mengencangkan sekrup. Berhati-hatilah untuk tidak

mengencangkannya sepenuhnya. Pastikan rakitan aktuator eksternal dapat

digeser dengan mudah.

e. Sejajarkan sabuk sehingga salah satu ujungnya pas di atas katrol roda gigi

di unit ekstrusi dan satu ujungnya pas di atas idler di rakitan penegang

sabuk.

f. Periksa ketegangan sabuk penggerak sumbu X (pada gantry). Sabuk harus

kencang, tanpa kendur atau slop.

53
Gambar 3.20 Pemasangan sumbu x (bagian 2)
➢ Langkah ketujuh

a. Siapkan kunci Allen 2mm dan 2.5mm.

b. Arah alas menjaga ujung tetap di depan dan memutar rakitan sumbu X

secara horizontal sebesar 180°

c. Sejajarkan puli di kedua ujung rakitan sumbu-X dengan saluran

aluminium di alasnya. Sejajarkan batang sekrup dengan mur pada

rakitan ekstrusi . Gunakan kunci Allen yang sesuai untuk sedikit

melonggarkan sekrup yang menahan mur. Pasang rakitan sumbu X pada

alas

d. Berikan kekuatan secara manual dan geser rakitan sumbu X ke atas dan

ke bawah untuk mengunci sekrup yang menahan mur secara perlahan.

e. Geser rakitan sumbu X ke atas dan ke bawah lagi untuk memastikan

slide mulus. Jika tidak mulus, coba longgarkan sekrup kopling sedikit,

putar sekrup perlahan.

54
Gambar 3.21 Pemsangan bantalan X,Z
➢ Langkah Kedelapan

Siapkan baut m5x25 4pcs,tutup ujung 2pcs,alumunium profesionalfiles a


buah,dan kunci segi enam 4mm.

a. Keluarkan aluminium profile, perhatikan lubang counterbore di bagian atas

(lihat gambar di sebelah kiri), sejajarkan aluminium profile lubang dengan

lubang ulir alas, gunakan sekrup dan mesin cuci M5x25, dari atas melalui

aluminium profile lubang , gunakan kunci Allen 4mm untuk

mengencangkan sekrup.

b. Keluarkan penutup akhir dari profile, dan pasang ke ujung aluminium

profile. Berikan sedikit tekanan dan masukkan ke dalamnya

55
Gambar 3.22 Pemasangan kerangka bagian atas
➢ Langkah kesembilan

Siapkan tabung plastik untuk pegangan,braket lembaran logam,baut m5x8

2pcs dan baut m5 T-nut 2pcs,Kunci allen 4mm.

a. Pasang salah satu ujung tabung plastik pada braket lembaran logam ,

kencangkan mur plastik dengan tangan di ujung tabung plastik.

b. Gunakan baut M5x8 untuk melewati lubang braket lembaran logam .

Buka mur T M5 dengan tangan hingga berada di beberapa utas terakhir

layar.

c. Sejajarkan mur-T dengan pro aluminium atasfile alur dan kencangkan

dengan kunci Allen

d. Pemasangan bagian mekanik Ender-3 telah selesai.

56
Gambar 3.23 Pemasangan rak filament
➢ Langkah kesepuluh

a. Putar printer sebesar 90º

b. Temukan huruf-huruf pada harnes kawat 1/2/4/7/8, seperti yang

ditunjukkan di sebelah kiri, dan masukkan sesuai dengan posisi yang

ditunjukkan oleh panah merah pada gambar. Setelah penyisipan, tarik

perlahan untuk memastikan terpasang dengan kuat. Perhatikan bahwa steker

lebar X/Z sesuai dengan motor, dan steker sempit sesuai dengan sakelar

batas

c. Konektor tempat tidur berpemanas merah dan hitam (3 #) dapat langsung

dimasukkan.

d. Hubungkan tabung PTFE Bowden putih dari ujung panas ke ekstruder

coupler atas tabung kuning (Lihat 5#). Masukkan tabung dengan kuat ke

dalam joint extruder dan rasakan itu meluncur masuk dan mengunci

posisinya.

e. Steker pada harness 6# dimasukkan ke papan display ke dalam jack bertanda

“Exp3.

57
f. Periksa apakah semua harness terhubung dengan aman.

Gambar 3.24 Proses menyambungkan kabel-kabel 3d printing


3.9 Penyusunan Laporan
Laporan Tugas Akhir disusun dengan merujuk pada Buku Panduan

Penulisan Tugas Akhir.

58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rekapitulasi Desain

Berikut merupakan desain perancangan yang telah dibuat menggunakan

aplikasi Solidworks 2015. Desain ini dibuat sebagai gambaran alat yang akan

dirancang. Perbandingan desain yang penulis buat adalah hasil dari diskusi dari

tim penulis beserta dosen pembimbing. Setiap alternatif akan diberikan point 1

apabila memenuhi kriteria perancangan, dan akan diberikan point 0 bila tidak

memenuhi.

Gambar 4.1 Perbandingan desain


Tabel 4.1 Kriteria alternatif desain

Kriteria Alternatif Desain


I II III IV V
Menghasilkan daya hisap + + + + +
yang kuat
Perakitan dan pengoperasian + - + + +
mudah
Perawatan dan perbaikan + - + + +
mudah

59
Biaya pembuatan dan + - - + +
perbaikannya murah
Portable = = = = =
Tema Futuristik - - - - +
Dapat ditaruh dipermukaan + + - + +
rata
Tumpuan beban di bagian - + + - +
kaki
Kemudahan dalam melepas + + + + -
cetakan
∑+ 6 4 5 6 7
∑- 2 4 3 2 1
∑= 1 1 1 1 1

Hasil penilaian menunjukan desain ke-5 memiliki nilai tertinggi

dibandingkan yang lain. Sehingga dijadikan desain dalam pembuatan alat

penghisap gas las.

4.2. Desain
Desain ini merupakan sebuah gambaran lengkap mengenai alat

perancangan. Terdapat beberapa komponen penyusun agar alat ini dapat

berfungsi sesuai dengan fungsinya. Adapun komponen-komponen tersebut

adalah;

60
1. Rangka Alat Penghisap las

Gambar 4.2 Proyek isometrik penghisap gas las

2. Bagian Belakang (outlet)

Gambar 4.3 Proyek isometrik bagian tengah belakang

61
3. Bagian Tengah

Gambar 4.4 Proyek isometrik bagian tengah


4. Bagian sisi inlet

Gambar 4.5 Proyek isometrik bagian inlet

62
5. Bagian Depan

Gambar 4.6 Proyek isometrik bagian depan


6. Bagian Penampang Blower

Gambar 4.7 Proyek isometrik bagian penampang blower

63
7. Bagian Krangka Penahan Alat Penghisap Gas Las

Gambar 4.8 Proyek isometrik bagian kerangka penahan alat penghisap gas las
8. Ilustrasi Penempatan Laboratorium

Gambar 4.9 Ilustrasi penempatan alat di laboratorium

64
4.3. Fabrikasi Pembuatan Cover 3D Printing
Hasil dari pembuatan bagian bagian alat penghisap gas las menggunakan
3D Printer Ender 3 dan bahan filament PLA++ dari eSUN.

Gambar 4.10 3D Printer Ender 3


Tabel 4.2 Spesifikasi 3D Printer
Mainboard 32 Bit Silent Board

Dimensi 235 x 235 x 250 mm

Heat Bed 260 oC

Hot End 100 oC

Ketelitian 0.05 mm

65
Gambar 4. 11 Filament 3D printer
Tabel 4.3 Spesifikasi PLA
Property Value Units

Elastic Modulus 2340 N/mm2

Yield Strength 60 N/mm2

Tensile Strength 65 N/mm2

Net Weight 1 Kg

o
Bed Temperature 3D Printer 205 - 225 C

o
Nozzle Temperature 3D Printer 60 - 80 C

Dari Filament ini dihasilkan beberapa bagian cover penghisap gas las

diantaranya adalah:

66
4.3.1. Bagian Belakang (Outlet)

Gambar 4.12 Bagian belakang


Bagian belakang yang merupakan jalur pembuangan gas atau asap dari

pengelasan menuju pipa pembuangan udara.

4.3.2. Bagian Tengah

Gambar 4.13 Bagian tengah


Bagian tengah yang merupakan isi blower beserta motor listrik dan penampang

blower.

67
4.3.3. Bagian Tengah (Inlet)

Gambar 4.14 Bagian tengah inlet


Bagian tengah merupakan pintu untuk jalur pipa fleksibel inlet dan

pengecekan blower saat dibongkar.

4.3.4. Bagian Depan Tambahan

Gambar 4.15 Bagian depan


Bagian depan merupakan bagian tambahan untuk jalur kabel dari blower

menuju stop kontak.

4.3.5. Bagian Dalam (Penampang)

68
Gambar 4.16 Penampang blower
Bagian penampang merupakan penahan blower dan motor listrik agar tetap

seimbang didalam cover.

4.4. Fabrikasi Pembuatan Krangka Alat Penghisap Gas Las


Hasil pembuatan krangka alat penghisap gas las menggunkan material Aisi 304:

Gambar 4.17 Kerangka alat penghisap gas las


Bagian Krangka ini berfungsi untuk diletakan ditembok dengan menggunkan

baut dan menahan alat penghisap gas las dengan seimbang

4.5. Hasil Fabrikasi Mesin


Hasil Fabrikasi Alat Penghisap Gas Las

69
Gambar 4.18 Hasil fabrikasi alat

4.6. Tahap Uji Coba

4.6.1. Hasil Uji coba Kekuatan Drop Test Pada Alat Penghisap Gas Las
a. Stress
Name Object Height Min Max
Stress ( Tegangan) 2 Meter 0,095 N/mm2 37,5 N/mm2

Gambar 4.19 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Drop Test Alat Penghisap
Gas Las

Pada gambar 4.7 hasil stress pengujian drop test pada alat penghisap gas las
didapatkan tegagan minimum ditunjukan pada bagian yang berwarna biru sebesar
0.095 N/mm2 , dan didapatkan tegangan maksimum ditunjukan pada bagian yang

70
berwarna merah sebesar 37,5 N/mm2 dimana pada bagian ini mengalami deformasi
yang lebih besar dari bagian lain.

Kemudian setelah dilakukan pengujian didapatlan hasil tegangan maksimum


pada alat penghisap gas las berada pada nilai 37,5 N/mm2 yang berarti masih berada
dibawah nilai titik luluh atau yield strenght sebesar 60 N/ . Komponen ini berada
pada kondisi deformasi elastis atau aman.

b. Displacement
Name Object Min Max
Height
Displacement (Perubahan 2 Meter 0,00234 mm 2,02 mm
Bentuk)

Gambar 4.20 Hasil Displacement Pengujian Drop Test Pada Alat Penghisap
Gas Las
Pada Gambar 4. 20 Hasil Displacement pengujian drop test alat penghisap

gas las.Terlihat pada bagian yang berwarna hijau sampai dengan bagian yang

berwarna merah , mengalami perubahan bentuk setelah melakukan uji drop test

dengan ketingggian 2 meter.dimana terlihat nilai minimum sebesar 0,00234 mm

71
yang berwarna biru pada bagian ini.Terjadi perubahan yang sedikit dan titik yang

mengalami perubahan yang besar dilihat diwarna merah pada bagian ini yang

mengalami perubahan sebesar 2,02 mm saat mengalami jatuh.

4.6.2. Hasil Uji coba Kekuatan Static Krangka Penahan Alat Penghisap Gas
Las
a. Stress
Name Load Min Max

Stress (Tegangan) 6 kg 0,00 N/mm2 9,293 N/mm2

Gambar 4.21 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Static Penahan Alat


Penghisap Gas Las
Pada gambar 4.21 dari simulasi Stress, pada bagian yang berwarna merah

pada kerangka alat penghisap gas tersebut adalah batang penahan yang ditempelkan

di tembok dengan menggunkan baut,menerima tekanan dengan Tegangan

maksimal sebesar 9,293 N/mm2,pada bagian yang berwarna biru yaitu tidak

berpengaruh terhaddap perubahan bentuk yang ditentukan dengan Tegangan

72
minimum dari hasil simulasi tersebut, nilainya dapat disimpulkan langsung yaitu

0,00 N/mm2

Dalam simulasi Static pada kerangka alat penghisap gas las, terdapat titik

luluh atau yield strenght sebesar 206,8 N/mm2,dan untuk krangka yang ditempelkan

ke tembok dengan dibebankan alat penghsiap gas las sebesar 6 kg, masih aman

karena nilai maksimal yang diproleh tidak melebih titik luluh atau yield strenght

komponen ini menunjkan di deformasi elastis komponen ini masih aman.

b. Displacement
Name Load Min Max

Displacement 6 kg 0,000 mm 0,1812 mm


(Perubahan bentuk)

Gambar 4.22 Hasil Displacement Pengujian Static Pada Kerangka Alat


Penghisap Gas Las

73
Pada gambar 4.22 hasil Displacement pengujian static krangka alat

penghisap gas,diberi beban sebesar 6 kg terdapat perubahan dari bentuk

semula.Terlihat pada bagian yang berwarna hijau sampai merah ,adalah krangka

penahan alat penghisap gas las yang terjadi perubahan bentuk dari semula, untuk

gambar yang berwarna biru dikarenakan tidak adanya perubahan atau krangka

masih tetap semuai dengan desain semula,dalam perubahan bentuk atau

displacement ini untuk nilai minimal adalah 0,0000 mm dan untuk nilai maksmial

amanya adalah : 0,1812 mm.

4.6.3. Hasil Uji coba Kekuatan Static Penahan Blower


a. Stress
Name Load Min Max

Stress (Tegangan) 5kg 0.005025 N/mm2 9.17 N/mm2

Gambar 4.23 Hasil Menunjukan Pengujian Simulasi Static penampang blower

74
Pada gambar 4.12 hasil stress pengujian static pada penampang blower

didapatkan tegangan minimum ditunjukan pada bagian yang berwarna biru sebesar

0.005025 N/mm2 , dan didapatkan tegangan maksimum ditunjukan pada bagian

yang berwarna merah sebesar 9,17 N/mm2 dimana pada bagian ini mengalami

deformasi yang lebih besar dari bagian lain.

Kemudian setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil nilai maksimum

pada penampang blower berada pada nilai 9,17 N/mm2 yang berarti masih berada

dibawah titik luluh atau yield strenght 60 N/mm2. Komponen ini berada pada

kondisi deformasi elastis atau aman.

b. Displacement

Name Load Min Max

Displacement (Perubahan 5kg 1e-30 1,86


Bentuk)

Gambar 4.24 Hasil Displacement Pada pada bagian penampang blower

75
Pada Gambar 4.24 Hasil Displacement pengujian static pada penampang

blower yang diberi beban sebesar 5 kg. terdapat perubahan dari semula.Dimana

terlihat pada bagian yang berwarna biru adalah bagian yang paling sedikit

perubahan bentuk dan didapatkan nilai 1e-30.dan pada bagian yang berwarna

merah terjadinya perubahan total didapatkan nilai 1,86 mm

76
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan perencanaan komponen,fabrikasi alat

penghisap gas las,pengujian simulasi static dan pengujian simulasi drop test

didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Desain produk alat penghisap gas las dibuat menggunakan aplikasi Solidwork
3D dan mengambil tema desain futuristik agar dapat membuat masyarakat
tertarik akan bentuk dari desain produk dari alat penghisap gas las ini.
2. Alat penghisap gas las terdiri dari beberapa komponen diantaranya motor listrik,
centrifugal blade, casing blower, cover dari alat penghisap gas las berbahan
plastik filament PLA, pipa alumunium fleksibel dan saluran inlet.
3. Prinsip kerja alat ini adalah Saat kabel mesin dihubungkan ke sumber listrik,
maka arus listrik dari sumber akan menghidupkan blower centrifugal yang
ditempatkan di dalam cover. Putaran blade blower menghasilkan udara
bertekanan menuju saluran outlet. Ketika udara didorong ke samping (Outlet),
maka tekanan udara meningkat di bagian outlet dan menurun di bagian inlet.
Penurunan ini menyebabkan gas atau asap yang berada di bagian inlet tersedot
atau terhisap karena perbedaan tekanan udara di dalam alat penghisap gas las.
4. Proses manufaktur alat penghisap gas las menggunakan 3D Printer dan
filamentnya beserta besi plat siku atau alumunium untuk menjadi penampang
dari alat penghisap gas las. Hal ini melibatkan proses produksi, perakitan, dan
pengujian alat untuk memastikan keberhasilan fungsi dan kinerjanya. Proses
manufaktur alat penghisap gas las pyoek akhir menghasilkan alat yang dapat
digunakan secara praktis.

5. Pada pengujian simulasi drop test menggunkan aplikasi solidwork 2016 alat

penghisap gas las ini di uji jatuh dengan ketinggian 2 meter , untuk nilai

maksimum yang diproleh sebesar 37,5 N/mm2 dan untuk nilai titik luluh yang

di proleh sebesar 60 N/mm2 dikarenakan nilai maksimum yang diproleh setelah

77
pengujian simulasi droptest tidak melewati batas titik luluh komponen ini

dikatakan aman.

6. Pada pengujian simulasi static krangka alat penghisap gas las diberi pembebanan

sebesar 6 kg ( berat alat penghisap gas las),untuk nilai maksimum yang di proleh

sebesar 9,293 N/mm2 dan untuk nilai titik luluh atau yield strenght sebesar

206,807 N/mm2,Dikarenakan nilai maksimum yang diproleh setelah simulasi

static tidak melewati batas titik lulus maka komponen tersebut dikatakan aman

7. Pada simulasi static penapampang blower diberi pembebenan sebesar 5kg ( berat

blower),untuk nilai maksimum yang di proleh sebesar 9.17 N/mm2 dan untuk

nilai titik luluh atau yiled strenght sebesar 60N/mm2 ,dikarenkan nilai

maksimum yang di proleh setelah pengujian simulasi static tidak melewati batas

titik luluh maka komponen ini dikatakan aman.

5.2. Saran

1. Penulis berharap kepada penerus penelitian ini suatu saat nanti mungkin alat

penghisap gas las ini,dikembangkan dengan teknologi terkini berupa sistem

charging dan menggunkan sensor ketika mesin las sudah menyala alat

penghisap gas las ini secara otomatis ikut menyala.

2. Optimalisasi proses percetakan melakukan penelitian tentang parameter

pencetakan tentang paramter pencetakan yang optimal untuk PLA akan

membantu meningkatkan kualitas hasil cetakan Dapat memperlajari

pengaruh suhu cetak,kecepatan cetak.

78
3. Perbandingan dengan material lain dapat mempertimbangkan untuk

membandingkan PLA dengan material bahan lain yang sering digunakan

dalam aplikasi yang serupa,seperti ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene )

Atau PETG (Polyethylene Tetephthalte Glycol).Ini akan memberikan

pemahaman yang lebih komprehensif tentang kelebihan dan kekurangan

PLA dalam konteks yang lebih luas

4. .Jika alat penghisap gas las ini diproduksi sekala besar untuk laboratorium

pengelasan.dimana prodi rekayasa perancangan mekanik harus

membutuhkan 3d printer sebagai alat produksi cover alat penghisap gas las

yang memiliki tingkat percetakan yang spesifikasinya bagus,Agar

mempermudah proses fabrikasi,dikarenakan kami memakai creality ender 3

versi terbaru 3d printer prusa i3 size besar v – slot,saat proses fabrikasi cover

alat penghisap gas las penulis membutuhkan waktu kurang lebih 13 hari.

79
DAFTAR PUSTAKA

Armanto, Eko. Aan Burhanudin, Didi, D.K.Dian Prabowo, Ismoyo, Jamari.


2012.

Church, Austin, H, Zulkifli Harahap, 1993, Pompa dan Blower Sentrifugal,-


Cetakan ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dieter, G.E., 1991, “ Engineering Design “: A Materials and Processing


Approach, 2nd Edition, McGraw-Hill, Inc

FanManDan. (2017, December 15). Design Spark. Retrieved from Fan Types -
Why choose an Axial fan:

Fluid Flow: Coker, A. (2013). Ludwig's Applied Process Design for Chemical
and Petrochemical Plants 4th edition.

Hastomo, B. (2009). Analisis Pengaruh Sifat Mekanik Material Terhadap Distribusi


Tegangan Pada Proses Deep Drawing Produk End Cup Hub Body Maker dengan
Menggunakan Software Abaqus 6.5-1. Jurusan Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 28–29.

Maherwan P. Boyce, Gas Turbine Engineering Hand Book, Gulf Professional


Publishing, 2002

Makasudede, Y. (2014). Rancang Bangun Sentrifugal Fan. 8–45.

McLoone, J. (2019, August 9). Fan Performance and Fan Laws. Retrieved from

Modul pelatihan guru program keahlian teknik mesin paket keahlian teknik
pengelasan sekolah menengah kejuruan (SMK) kelompok kompetensi J -
Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (n.d.). Retrieved
January 12, 2023, from https://repositori.kemdikbud.go.id/8461/

Onny, 2017. “Macam-macam kipas (fan)

Perancangan Mesin Uji Tribologi Pin on Disc. Prosiding SNST ke-3, Fakultas
Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

Suarsana. (2017). Pengetahuan Material Teknik Universitas Udayana. Modul

80
Pengetahuan Material Teknik, 01–71.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2258fb8a46902e19c68aa
e1fe8c0b826.pdf

Tanjung, A. S. (2015). Studi Eksperimen Pengaruh Blade Setting Experimental


Study the Effects of Blade Setting Angle 30 ° and 60 ° With Flat Plate Profile in
Working Characteristic Curve of Axial Fan 120Mm.

Widya Rahman Fitriadi, Parlindungan Manik, A. T. (2017). Studi Pengaruh


Bentuk Rumah Propeller Pada Buritan Kapal Tradisional Belimbing Dengan
Metode Cfd. Jurnal Teknik Perkapalan, 5(2), 446–455.

81
LAMPIRAN

1lampiran 1. Plotting Explode View Alat Penghisap Gas Las

Lampiran 2 Tabel Spesifikasi Filament

82
Lampiran 3. Proses Pemasangan Motif Carbon Pada Cover Alat Penghisap Gas
Las

Lampiran 4. Bagian Pembuangan Penghisap Gas Las Pada BLK Kendal

83
Lampiran 5. Pipa Fleksibel BLK Kendal

Lampiran 6.Sambungan Pipa Fleksibel Inlet Ke Outlet

84
Lampiran 7. Proses Pengelasan Pada BLK kendal

Lampiran 8. Kunjungan Ke BLK Kendal Sebagai Bahan Referensi

85
Lampiram 9. Centrifugal Blower PT.Conwood Indonesia Berlokasi di Cikarang

Lampiran 10. Centrifugal Blower PT.KOEI TOLL indonesia Berlokasi Cikarang

86
Lampiran 11. Centrifugal Blower PT.DMC Teknologi Indonesia Berlokasi
Cikarang

87

Anda mungkin juga menyukai