MAGANG INDUSTRI
SEMARANG
2022
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MAGANG INDUSTRI
SEMARANG
2022
2
HALAMAN PENGESAHAN
disusun oleh :
NIM : 40040217640013
Scania K250UB
Telah disetujui untuk diseminarkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan pada Program Studi Diploma IV Rekayasa Perancangan Mekanik
Hari : Kamis
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi DIV
Dosen Pembimbing
Rekayasa Perancangan Mekanik
i
HALAMAN PENGESAHAAN
NIM : 40040217640013
Hari : Jumat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
dengan 25 Desember 2020 Kerja praktik ini merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib dilaksanakan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi
banyak sekali doa, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Atas berbagai
bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
Universitas Diponegoro;
2. Dr. Seno Darmanto, ST, MT, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Universitas Diponegoro;
iii
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Sarjana Terapan
5. Kedua orang tua saya atas support yang selalu diberikan selama ini.
Diponegoro.
kerja praktek ini. Oleh karena itu penulis menerima setiap masukan dan kritik
yang diberikan. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat baik bagi
Perancangan mekanik.
iv
DAFTAR ISI
v
2.5.5 Proses Dempul (Putty) .........................................................................17
2.5.6 Proses Pengecatan (Painting) ..............................................................17
2.5.7 Trimming..............................................................................................18
2.5.8 Finishing ..............................................................................................19
2.5.9 Pre-Delivery Inspection (PRI) .............................................................20
BAB III PROSES PRODUKSI ..............................................................................21
3.1 Latar Belakang Topik ..............................................................................21
3.2 Dasar Teori ..............................................................................................21
3.2.1 Trans Jakarta ........................................................................................21
3.2.2 Scania Seri K250UB ............................................................................23
3.3 Alat dan Bahan Pembuatan Rangka ........................................................26
3.3.1 Material ................................................................................................26
3.3.2 Alat.......................................................................................................27
3.4 APD (Alat Pelindung Diri) ......................................................................32
BAB IV PEMBUATAN RANGKA BUS TRANS JAKARTA DENGAN
CHASSIS SCANIA K250UB ................................................................................35
4.1 Persiapan Material Pembuatan Rangka ...................................................35
4.1.1 Pengukuran Material ............................................................................35
4.1.2 Pemotongan Material ...........................................................................35
4.1.3 Pembendingan Pipa Material ...............................................................36
4.2 Proses Pembuatan Rangka Bus Station 0 dan Station 1 ..........................38
4.2.1 Pelepasan Komponen ...........................................................................38
4.2.2 Pembuatan Rangka Dasar ....................................................................38
4.3 Proses Pembuatan Rangka Station 2 .......................................................43
4.3.1 Pembuatan Rangka Samping ...............................................................44
4.3.2 Pembuatan Rangka Atap ......................................................................47
4.3.3 Pemasangan Rangka Kap Depan .........................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................53
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................53
5.1.1 Penyebab Cacat Las .............................................................................53
5.1.2 Upaya Pencegahan Terjadinya Cacat Las ............................................55
5.2 Saran ........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................57
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4. 8 Proses pengelasan rangka samping...................................................46
Gambar 4. 9 Proses pemasangan rangka samping pada rangka dasar...................47
Gambar 4. 10 Desain rangka atap..........................................................................47
Gambar 4. 11 Material rangka atap hasil pembendingan.......................................49
Gambar 4. 12 Pengelasan rangka atap pada jig......................................................50
Gambar 4. 13 Alat pengeplatan rangka atap..........................................................50
Gambar 4. 14 Proses pengeplatan pada rangka atap..............................................51
Gambar 4. 15 Proses pemasangan rangka atap pada rangka samping...................52
Gambar 4. 16 Rangka kap depan hasil
pembendingan...........................................52
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
sumber daya manusia. Pemerintah dalam hal ini DIKTI selalu berusaha mencetak
sumber daya manusia yang terampil dan siap bersaing di dunia kerja, baik di
ditempuh melalui Program Praktik Magang Industri, baik Praktik Industri reguler
yang selama ini sudah berjalan dengan baik maupun melalui Praktik Industri
berwawasan kewirausahaan.
1
mengetahui berbagai teknologi yang diterapkan di CV. Laksana Karoseri sesuai
dengan bidang
2
keteknikan yang ditekuni mahasiswa tersebut selama belajar di Sekolah Vokasi
UNDIP.
proses. Salah satunya adalah proses pembuatan rangka. Proses pembuatan rangka
dalam hal keamanan. Proses pembuatan rangka terdiri dari proses crossmember,
rangka samping kiri dan kanan, atap, rangka kap depan dan tahap pemasangan
atau perakitan.
Laksana Karoseri.
3
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja, menambah sikap
melaksanakan praktek pada divisi bodi dan rangka khusus untuk bagian
pembuatan Rangka Samping, Atap, dan Kap depan Bus di CV. Laksana Karoseri.
bahan yang berkaitan dengan judul dan tujuan penulisan laporan. Informasi dan
4
1.5.1 Metode Observasi
beberapa objek di perusahaan. Sehingga akan diperoleh data secara langsung dan
nyata yang ada kaitannya dengan judul laporan guna mengambil kesimpulan.
hasil observasi. Dengan demikian didapatkan data yang lebih banyak dan akurat
pembanding antara teori-teori yang ada pada buku dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku teknik yang
Berasal dari data administrasi teknis dan non teknis, yang kemudia data-
5
mempermudah dalam memahami isi laporan ini. Ada pun sistematika penyusunan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang praktik kerja lapangan, tujuan praktik
kerja lapangan, latar belakang pemilihan tempat, manfaat praktik kerja lapangan,
Bab ini membahas tentang sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan dan
tata letak perusahaan, bidang usaha dan produk yang dihasilkan, daerah
pemasaran, struktur organisasi perusahaan, sistem waktu kerja, visi misi dan
kesehatan kerja.
BAB V PENUTUP
6
BAB II
otomotif. Dengan pertumbuhan yang pesat pada tiga tahun pertama, pada tahun
1970 Laksana berpindah ke lokasi yang baru dan lebuh luas. Seiring waktu,
beberapa divisi baru didirikan. Akhirnya pada tahun 1977 Laksana merilis produk
lebih luas, hingga pada tahun 1978 divisi ini berpindah ke Ungaran, dalam lahan
seluas 5.000 m². Seiring waktu berjalan, kapasitas produksi pun semakin
2010 luas dari karoseri ini sudah mencapai kurang lebih 70.000 m² dan hingga
kini menjadi base dari karoseri Laksana. Saat ini pabrik produksi di Ungaran telah
7
mencapai 1.500 bus per-tahun, Laksana sangat teliti akan detail dari setiap
produknya sehingga
8
menjamin kepuasan, kenyamanan, dan keselamatan penumpangnya.
Tercatat sejak 2009 Laksana mulai mengekspor produk ke luar negeri dengan
Pangsa pasar Laksana sekarang adalah bus menengah dan bus besar.
Jangkauan terbesar produknya meliputi bus touring, bus antar kota, bus kota, dan
bus pariwisata. Konsumen terbesar Laksana meliputi operator lokal bus kota,
operator bus antar kota lokal, operator bus wisatawan lokal, bus pemerintahan dan
dengan Bapak Iwan Arman sebagai Direktur Utama dan kedua anak beliau Bapak
Stefan Arman sebagai Direktur Teknik dan Bapak Alvin Arman sebagai Direktur
Email : karoserilaksana@gmail.com
9
c. Pabrik (Factory)
Email : karoserilaksana@gmail.com
Website : www.laksanabus.com
Visi CV. Laksana Karoseri untuk menjadi partner terbaik bagi operator
perusahaan yang paling maju dalam teknologi, serta produsen kelas dunia dalam
Misi CV. Laksana Karoseri untuk selalu memberikan rasa aman, desain
produk yang inovatif dan bus berkualitas dunia yang sesuai dengan berbagai
dekat dengan pelanggan, mengadopsi proses kerja yang terbaik di kelasnya dan
10
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi CV. Laksana Karoseri disusun sesuai dengan visi dan
misi perusahaan yang diemban dengan sasaran jangka panjang untuk dapat diakui
Untuk itu struktur organisasi yang efektif dan efisien diterapkan dengan
tujuan seluruh bagian yang ada di dalam perusahaan mampu bekerja secara
11
2.4 Produk CV. Laksana Karoseri
untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan luar negeri. Bus besar ini dapat
bus antar kota. Selain bus besar, CV. Laksana Karoseri juga memproduksi bus
1. Intercity Bus
2. Touring Coach
12
3. City Bus
2.5.1 Preparation
Proses ini merupakan proses penting dari sebuah pembuatan body bus,
dimana ketika chassis bus datang dari pemesan maka chassis wajib diperlakukan
khusus sebelum masuk ke sebuah “line process”, karena dalam proses pembuatan
body bus akan banyak proses pengelasan maka beberapa komponen bawaan
chassis wajib dilepas untuk menghindari kontak, terbakar, atau rusak karena
proses tersebut, biasanya yang wajib dilepas adalah baterai (accu), tangki BBM,
yang tidak lepas dari chassis contoh roda, engine dan kabel elektrik.
Melindunginya cukup ditutup dengan kain anti panas untuk menghindari percikan
api dari mesin las yang dapat melukai bahan karet dan plastik
13
Gambar 2. 6 Proses preparation
Sumber: CV. Laksana Karoseri
Setelah proses preparasi siap maka chassis wajib melalui leveling agar
body bus tidak miring selanjutnya masuk ke proses pemasangan rangka body
(frame) dan untuk proses penyambungan rangka body ke chassis harus di las di
atas clam chassis (bracket) karena chassis bus dilarang terkena pengelasan, hal ini
disebabkan dalam proses pengelasan akan terjadi pemanasan pada logam, jika
mempengaruhi kekuatan dari chassis tersebut, oleh karena itu dipasanglah bracket
(clam chassis) yang dipasang di atas chassis dengan baut. Tahapan pemasangan
body bus: pembuatan lantai, panel kanan/kiri, roof, rangka cowl depan belakang.
14
Gambar 2. 8 Proses pembuatan
Sumber: CV. Laksana Karoseri
Setelah rangka bus jadi maka saatnya proses pengeplatan disemua sisi
panel kanan/kiri, bagasi samping, dan roof. Untuk lantai terkadang ada yang
pelanggan ,dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah pada
proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian ini yang biasa menjadi
perhatian apakah produk tersebut baik atau tidak. Biasanya yang menjadi
perhatian adalah kerataan lambung karena jika lambung tidak rata makadalam
proses dempul akan membutuhkan waktu yang lama. Sehingga pada pengeplatan
bagian lambung ini digunakan sebuah mesin dengan nama “Bending origami/
strech machine” yang berfungsi menarik pelat yang panjang dan menempelkannya
pada rangka body sehingga pelat bagian lambung tidak bergelombang atau bisa
15
Gambar 2. 9 Lambung kanan kiri
Sumber: CV. Laksana Karoseri
sebelum menuju proses dempul dan juga proses pelapisan anti panas dan
16
Gambar 2. 11 Proses gosok body
Sumber: CV. Laksana Karoseri
yang tidak rata sehingga saat proses pengecatan, cat bisa tampak baik
dan rata.
penampilan sebuah bus itu sendiri, jika proses pengecatan itu baik maka bus akan
terlihat mewah atau mahal karena dari pengecatan ini bentuk bus sudah mulai
dempul, sander lini, primer coating, dan tahap yang terakhir poles agar proses
17
pengecatan berlangsung lebih cepat biasanya karoseri memiliki sebuah mesin
2.5.7 Trimming
Trimming adalah proses pemasangan dari interior bus dimana dari proses
ini sangat penting karena pengerjaan interior bus membutuhkan kerapian dalam
pengerjaan.
Bus dikatakan kelas ekonomi atau eksekutif tergantung dari isi dari
interior bus tersebut dan pastinya tingkat kerapian yang menjadi sorotan karena
penumpang berada di dalam bus pastinya akan melihat bagian- bagian dalam bus
a. Plafon : terdiri dari ending plafon depan dan belakang, dan juga
modul-modul plafonnya.
c. Bagasi penumpang.
d. Pilar-pilar.
e. Pemasangan kaca.
g. Lighting.
h. Dashboard.
j. Karpet lantai.
k. Audio video.
18
Gambar 2. 13 Pemasangan interior
Sumber: CV. Laksana Karoseri
2.5.8 Finishing
Finishing merupakan proses terakhir dari pembuatan body bus, proses ini
19
Gambar 2. 15 Proses pemerikan komponen elektrikal
Sumber: CV. Laksana Karoseri
tersebut.
20
BAB III
PROSES PRODUKSI
provinsi DKI Jakarta dalam hal pengadaan bus TransJakarta. Salah satu model bus
yang dibuat adalah tipe bus maxi dengan menggunakan mesin scania. Scania
merupakan salah satu merek otomotif ternama di dunia yang menyediakan sarana
Provinsi DKI Jakarta yang hanya menerima sarana transportasi yang berkualitas
bagaimana cara pembuatan kerangka bus dari rangka dasar hingga rangka atap bus
pertama di Asia Tenggara dan Asia Selatan yang beroperasi sejak tahun 2004 di
pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Dengan jalur lintasan terpanjang
21
didunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur).
BRT, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang. Jumlah rata-rata harian
Pada tahun 2011, sistem ini mencapai kinerja puncak tahunan dengan bus
jumlahnya menurun dan pada tahun 2014, bus membawa 111,6 juta penumpang,
sementara pada tahun 2015 melayani 102,95 juta penumpang. Pada 2016, rekor
baru 123,73 juta penumpang tercapai. Biaya ongkosnya tetap Rp3.500 per
Bus Transjakarta tipe maxi memiliki pintu yang terletak lebih tinggi
dibanding bus lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte Transjakarta (juga
dikenal dengan sebutan shelter). Untuk bus gandeng memiliki tiga pasang pintu
yaitu bagian depan, tengah, belakang kanan dan kiri. Sedangkan bus tunggal
memiliki dua pasang pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri. Pintu
bus menggunakan 3 sistem yaitu sistem lipat, sistem geser, dan sistem putar yang
tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk
kerangkanya, menggunakan galvanis, suatu jenis logam campuran seng dan besi
22
Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan
pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para
penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bus
lainnya.
Untuk antisipasi hal-hal darurat. setiap bus telah dilengkapi dengan alat
pemecah kaca yang tersedia di beberapa bagian pada tiap bus, tombol darurat di
atas pintu bus, pintu darurat (bus tertentu), serta CCTV yang terhubung dengan
Scania Seri K adalah sebuah seri chassis pada jajaran produk chassis
23
Chassis K250UB adalah varian (4x2 atau 6x2). Mesin yang digunakan
seri K250UB adalah Scania DC09 114 Euro 3 berkapasitas 9.000 cc, yang mampu
diklaim efisien dalam konsumsi bahan bakar. Mesin ini kemudian dikawinkan
starts. Urusan kenyamanan penumpang tak perlu diragukan lagi karena Scania
K250 juga sudah dilengkapi dengan suspensi udara di keempat titik rodanya.
sehingga ketinggian bus bisa di naik turunkan. Air suspension terpasang 2 unit di
roda depan dan 4 unit di roda belakang, dan dilengkapi pula dengan fitur anti-roll
bar dan shock absorber. untuk mengantisipasi bus terbakar, Scania juga
dilengkapi dengan detektor api sebanyak tiga buah yang ditempatkan di ruang
mesin yang langsung memberi peringatan kepada pengemudi ketika muncul asap.
24
Tabel 3. 1 Spesifikasi Scania K250UB
Sumber: CV. Laksana Karoseri
Scania K250UB
Konfigurasi penggerak roda 4x2, Low Entry
Suspensi Air Suspension
Aplikasi Bus kota, bus apron bandara.
Jarak axle/wheelbase 6000mm
Lebar sasis 2500mm
Julur depan 2500mm
Julur belakang 3290mm
Mesin Tipe DC09 114 250HP Euro 3 dengan
engine management system, PDE
injection system.
Tangki bahan bakar 295 liter dilengkapi dengan fuel filter
dengan water separator.
Transmisi ZF Ecolife 6AP1200B Retarder, Ultra-
smooth starts dengan auto idling shift
& Hill Hold Function.
Rasio gigi transmisi Gigi 1=3.36, Gigi 2=1.91, Gigi 3=1.42,
Gigi 4=1.00, Gigi 5=0.72, Gigi 6=0.62
Perpindahan gigi bisa diprogram untuk
memaksimalkan kenyamanan dan
keekonomian bahan bakar.
Axle Depan tipe ARA860, daya angkut
7100 kg dengan ground clearance
188 mm.
Belakang: tipe R660 dengan daya
angkut 12.000 kg dengan ratio 5,57
dan ground clearance 192 mm.
Ban Depan 295/80 R22.5 XZE2
Belakang 295/80 R22.5 XZE2
Cadangan 295/80 R22.5 XZE2
Disc rim model 8.25 x 22.5 inch
(steel) rims.
Pengereman APS Air Processing Management
System, using the excess energy
during engine braking in order to
charge compressed air.
Built-in diagnostic system.
Brake Control Electronic, EBS/ABS.
Low weight.
Automatic Hill Hold.
Wheel Brake Drum, asbestos-free lining brake
Rem bantu:
Retarder,integrated into ZF
gearbox.
25
Exhaust brake, automatic control.
Bus Stop Brake Ideal function for stop & go traffic,
simplify driver and improve safety.
Automatic braking at below 1km/hr
with reduced power.
Brake applied or release
automatically when door opens or
closes.
Kelistrikan Baterai 225 Ah
Alternator 150A + 150A
Lampu Headlamp H4 dengan daytime
running lights
3.3.1 Material
pipa baja galvanis dengan ukuran yang berbeda-beda. Pipa baja galvanis
merupakan salah satu jenis pipa yang dibuat dari besi namun diberikan lapisan
seng sebagai zat kimia yang berfungsi untuk mencegah korosi. Dengan adanya
lapisan ini pipa galvanis akan lebih awet ketika digunakan dalam industri karoseri.
26
3.3.2 Alat
1. Alat ukur
2. Mesin Crane
27
3. Mesin Bending Pipa
kinerja agar dapat selesai dengan cepat dan lebih efisien. Dalam
28
Gambar 3. 5 Mesin potong pipa galvanis
Sumber: CV. Laksana Karoseri
5. Jack stand
tinggi rendahnya.
29
Gambar 3. 6 Mesin las MIG
Sumber: CV. Laksana Karoseri
6. JIG
8. Gerinda Tangan
mengasah benda kerja seperti pisau atau pahat, atau dapat juga
30
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada
9. Mesin Bor
Dalam proses ini, gas atau udara kompresi ditiup dengan kecepatan
tinggi yang keluar melalui nozzle, pada waktu yang sama busur
cukup cepat untuk meniup logam cair dari yang dipotong. Plasma
aplikasinya.
11. Tools
baut.
12. Impact
31
Impact merupakan alat yang digunakan untuk mengencangkan dan
13. Clamp
Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang sering digunakan
lainnya.
panas dan percikan las. Apron dada dan apron lengan ini terbuat
dari bahan kulit. Karena jika dari kain biasa maka pakaian akan
32
Welding gloves berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari
percikan las atau spater dan panas material yang dihasilkan dari
proses pengelasan.
panas pengelasan dan sinar las ke bagian mata. Topeng las ini
terbuat dari bahan plastik yang tahan panas, selain itu terdapat tiga
dapat disesuaikan yang cocok dengan kondisi mata. Selain itu juga
e. Masker
pernafasan seperti hidung dan mulut dari resiko bahaya asap, debu
33
g. Safety Shoes
34
BAB IV
terhadap suatu standar atau satuan ukur. Di CV. Laksana Karoseri pengukuruan
material pipa dilakukan dengan alat ukur meteran, selain itu pengukuran material
pipa juga bisa diukur langsung di mesin potong circular sesuai ukuran yang sudah
potong merk Tsune dari jepang. Selain itu juga digunakan mesin gerinda potong
manual
35
Gambar 4. 1 Proses pemotongan pipa secara manual
Sumber: CV. Laksana Karoseri
tersebut atau juga bisa di ubah pada komputer lain dan datanya
36
7. Jalankan proses pembendingan
37
4.2 Proses Pembuatan Rangka Bus Station 0 dan Station 1
pada Station 0 dan 1 yang meliputi pelepasan kompone dan pembuatan rangka
chassis anatara lain : Aki, tangki bahan bakar, roda cadangan bus, kursi dan lain
Rangka dasar berfungsi untuk dudukan semua body diatas sebuah chassis
Rangka dasar termasuk komponen bisa dibilang paling penting dari sebuah
38
Tabel 4. 1 Ukuran material untuk rangka dasar
Sumber: CV. Laksana Karoseri
a. Pemotongan Chassis
39
Gambar 4. 4 Proses pemotongan chassis
Sumber: CV. Laksana Karoseri
as belakang.
c. Kalibrasi Chassis
40
Gambar 4. 5 Proses pengangkatan chassis
Sumber: CV. Laksana Karoseri
Kalibrasi yaitu proses meluruskan sisi kanan dan kiri serta tinggi
yang berada diatas chassis setinggi 19,5 cm pada empat titik roda
ketinggian pada salah satu titik belum menunjukan angka 19,5 cm,
41
maka perlu dilakukan penyesuian dengan cara ditinggikan atau
42
dilakukan proses pelapisan hasil lasan menggunakan Primer
karena pada dasarnya material yang dilas adalah baja lunak yang
waktu 1 minggu untuk semua model tipe bus besar dan tiap bus
pada Station 2 yang meliputi pembuatan rangka samping, rangka atap, dan rangka
kap depan.
43
4.3.1 Pembuatan Rangka Samping
kerangka dan penyokong rangka atap. Sebagai penutup bagian samping yang
44
Pipa Galvanis 40x40x2 706 2
Pipa Galvanis 40x40x2 701 2
Pipa Galvanis 40x40x2 1625 2
supaya hasil dari rangka samping bus nantinya lebih presisi dan
baik.
45
Gambar 4. 8 Proses pengelasan rangka samping
Sumber: CV. Laksana Karoseri
kemiringan.
46
Gambar 4. 9 Proses pemasangan rangka samping pada rangka dasar
Sumber: CV. Laksana Karoseri
atas yang dipasangkan ke rangka samping kanan dan kiri. Berikut adalah proses
dan tahapan dalam penbuatan dan pemasangan rangka atap bus Transjakarta:
47
Tabel 4. 3 Ukuran material untuk rangka atap
Sumber: CV. Laksana Karoseri
48
Gambar 4. 11 Material rangka atap hasil pembendingan
Sumber: CV. Laksana Karoseri
a. Perakitan
material rangka atap bus dan hasil dari atap bus nantinya lebih
presisi dan dapat dipasang pada rangka samping bus dengan hasil
yang baik. JIG tersebut dapat disetel maju dan mundur sesuai
b. Pengelasan
49
Gambar 4. 12 Pengelasan rangka atap pada jig
Sumber: CV. Laksana Karoseri
pemasangan plat atap pada rangka dengan cara menarik salah satu
sisi plat dengan menggunakan alat yang ada pada JIG supaya pada
saat pengelasan plat tidak kendor atau tetap dalam keadaan ketat
50
Gambar 4. 14 Proses pengeplatan pada rangka atap
Sumber: CV. Laksana Karoseri
kiri yang sudah menempel pada chassis bus. Proses ini harus
51
Gambar 4. 15 Proses pemasangan rangka atap pada rangka samping
Sumber: CV. Laksana Karoseri
Rangka kap depan bus terbuat dari pipa galvanis yang sudah dibending
dan dipasangkan pada bagian atas kaca bus dan bagian bawah kaca bus. Rangka
kap depan ini digunakan untuk selanjutnya dipasang sebuah cowl (fiber kap
depan)
52
BAB V
5.1 Kesimpulan
sangat mempengaruhi kualitas, untuk itu dalam analisis laporan penulis berfokus
pada pengelasan.
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Las MIG (Metal Inert
Gas) yaitu merupakan proses penyambungan dua material logam atau lebih
gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan
menggunakan gas pelindung (inert gas). Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan
las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda
tersebut berupa gulungan kawat yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini
menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam yang
terjadinya kegagalan atau cacat las. Berikut contoh macam cacat las:
selama
53
pengelasan yang mendorong/menarik benda kerja untuk bergera
54
55
bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada logam induk
c. Penetrasi berlebih adalah cacat las tersebut terjadi karena logam las
e. Slag Inclusion adalah oksida dan benda non logam lainnya yang
55
56
5.2 Saran
pengelasan.
56
DAFTAR PUSTAKA
57
58
59
60
61
KEGIATAN HARIAN SELAMA MAGANG
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Hari Kegiatan
Pemberian kartu KKI (Kuliah Kerja Industri) Bagi
Mahasiswa Magang dan harus dipakai selama magang
Rabu
berlangsung
Pengenalan singkat perusahaan oleh HRD & TRAINING
Manager
Bapak Agung Ridho Cahyono. SE. MM
Mengenal dan mempelajari sejarah, profil, Visi dan Misi
Kamis
Perusahaan CV Laksana karoseri
Mengetahui
Pembimbing
Lapangan
Triyanto
Supervisor
62
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Briefing pagi
Senin
Melanjutkan penyusunan laporan praktik kerja lapangan bab 1 -
3
Mengetahui
Pembimbing
Lapangan
Triyanto
Supervisor
63
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Mengetahui
Pembimbing
Lapangan
Triyanto
Supervisor
64
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Briefing pagi
Senin
Melanjutkan penyusunan laporan bab 5
Pengecekan/Pemeriksaan laporan oleh HRD
Meminta data-data yang masih kurang untuk keperluan laporan
Selasa magang
Melanjutkan penyusunan laporan bab 5
Mengetahui
Pembimbing
Lapangan
Triyanto
Supervisor
65
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Mengetahui
Pembimbing
Lapangan
Triyanto
Supervisor
66
Foto bersama serta penyerahan kenang kenangan team magang RPM
kepada HRD CV. Laksana Karoseri
67