Diajukan Sebagai Syarat memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang
Diajukan oleh:
Nama : Rois Khamdani
NIM : M.1212028022
i
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Studi D III untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang
Hari : Tanggal :
Disusun oleh :
NIM : M.1212028022
Mengesahkan
Yuliarto Joko Sumbogo, S.T., M.T. Dimas Ardiansyah Halim, S.T., M.T.
NIDN. 0629107603 NIDN: 0601038901
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah Dipertahankan pada Sidang Pendadaran Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang Dihadapan Dewan Penguji
Hari/Tanggal : .....................................................
Jam : .....................................................
Menyetujui :
NO Nama Tanda Tangan
1. ........................................................
2. ........................................................
3. ........................................................
Mengesahkan
Direktur Ketua Program Studi Teknik Mesin
Drs. Joko Suparno, M.T. Dwi Andri Wahyu Hidayadi, S.T., M.T.
NIDN : 0611106201 NIDN : 0611018403
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik di suatu Akademi Teknik, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
(materai 6.000)
(Rois Khamdani)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Bahagiakan dan Doa kan kedua orang tua selagi masih ada, doakan kedua orang
tua jika sudah tiada. Kerja, kerja , kerja.
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku, Ibu Sutiyem dan Bapak Agus Sukirno yang telah memberikan
kasih sayang, do'a serta motivasi.
2. Saudariku kakak-kakaku yang saya sayangi.
3. Kekasihku yang saya cintai dan telah memberi support besar.
v
KATA PENGANTAR
Secara khusus penyusun mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT. Orang tua,
pembimbing industri, pembimbing kampus, kekasih dan rekan-rekan penyusun yamg telah
memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini. penyusun juga menyampaikan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan Tugas Akhir ini,
diantaranya:
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini, masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan baik mengenai materi maupun penyajiannya, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran dari semua pihak agar penyusunan Tugas Akhir ini tersusun dengan
baik dan benar. penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pada penyusun khususnya. Semoga jasa dan budi baik semua pihak mendapat
balasan dari Allah SWT. Aamiin.
Rois Khamdani
M.12028022
vii
ABSTRAK
Mezzanine merupakan struktur lantai tambahan yang dibangun di antara lantai utama.
Mezzanine memberikan ruang tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
industri tanpa harus melakukan perluasan area. Untuk mempermudah pembuatan mezzanine,
maka sebuah mekanisme berupa alat pemotong plat diperlukan dengan tujuan efisiensi
produksi, keamanan kerja, dan meingkatkan kualitas hasil pemotongan. Metode yang
digunakan yaitu melakukan rancang bangun alat pemotong plat dengan memanfaatkan alat dan
bahan yang ada di industri. Rancang bangun alat pemotong plat dengan tahapan studi kasus,
desain alat, pemilihan material, pemotongan material dan assembly. Tahapan trial dilakukan
untuk mengetahui hasil pemotongan plat. Mekanisme yang digunakan untuk menggerakkan
alat pemotong yaitu dengan memutar kenop. Rel yang digunakan yaitu balls crew dan linear
block. Hasil yang diperoleh dari percobaan trial and error menghasilkan pemotongan yang
lurus pada panjang 10, 20 dan 30 cm. Efisiensi waktu yang dihasilkan dalam penggunaan alat
pemotong yaitu sampai 30% daripada tanpa menggunakan alat pemotong.
ABSTRACT
Mezzanine is an additional floor structure built between the main floor. Mezzanines provide
additional space that can be used for various purposes in industry without having to expand
the area. To make making mezzanines easier, a mechanism in the form of a plate cutting tool is
needed with the aim of production efficiency, work safety and improving the quality of cutting
results. The method used is to design a plate cutting tool using tools and materials available in
the industry. Design and build plate cutting tools with the stages of case study, tool design,
material selection, material cutting and assembly. The trial stage was carried out to determine
the results of plate cutting. The mechanism used to move the cutting tool is by turning the knob.
The rails used are balls crew and linear block. The results obtained from trial and error
experiments produced straight cuts at lengths of 10, 20 and 30 cm. The time efficiency resulting
from using a cutting tool is up to 30% compared to without using a cutting tool.
viii
DAFTAR ISI
ix
4.2.1. Percobaan Pemotongan .................................................................................. 28
4.2.2. Efisiensi Waktu .............................................................................................. 29
4.3. Kelebihan dan Kekurangan ........................................................................................ 29
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 31
5.1. Kesimpulan................................................................................................................. 31
5.2 Saran ........................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 32
LAMPIRAN..............................................................................................................................33
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
13
aman, dan berkualitas, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Oleh
karena itu, rancang bangun alat potong plat ini penting untuk dilakukan.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori menjelaskan tentang alat potong berupa blender, jenis-jenis blender,
bagian blender.
2.2.1 Tipe M
Tipe M ini biasanya digunakan di bengkel las atau industri pabrik-pabrik dengan kondisi
pemotongan yang tergolong ringan.
2.2.2 Tipe L
Tipe L ini bisa juga digunakan di industri pengelasan / pemotongan yang intensitasnya
ringan-menengah.
16
2.2.3 Tipe Strong 8
Tipe ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek skala besar, tapi tidak memungkinan
juga bisa dipakai di pabrik-pabrik.
1 2. Valve
3. Gagang
2 3
17
2.3.1 Nozzle
Nozzle ini adalah komponen terujung dari cutting torch dimana dibagian ujungnya ada
lubang-lubang kecil untuk keluarnya percampuran antara gas oksigen dan gas liquidified
peroleum gas (LPG/Acetyline) yang dirubah menjadi semburan api. Nozzle ini memiliki ukuran
biasanya angka 0, 1, 2, dan 3 biasanya perbedaannya terlihat jelas di lubang nozzle dimana
semakin besar angka nozzle maka semakin besar pula lubangnya. Dan semakin tebal plat yang
akan kita potong, maka nomer nozzle harus semakin besar.(Annette O’Brien, 2007; Setiawan
& Murni, 2015)
2.3.2 Valve
Valve ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya volume gas untuk menghasilkan api
yang sesuai dengan operator lasnya yakni api yang bagus dan maksimal untuk memotong
besi/platnya. Untuk keamanannya pastikan valve atau kran ini sudah posisi tertutup dengan
sempurna jika tidak digunakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang fatal.
18
yang keluar dari nozzle cutting torch. Rasio campuran bahan bakar (acetyline) dan oksigen
disesuaikan dengan kebutuhan potong. (Jeffus, 2004, 2011)
Api yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar (acetyline) dan oksigen memiliki suhu
yang sangat tinggi, cukup untuk melelehkan logam. Ketika cutting torch diarahkan ke logam
yang akan dipotong, api tersebut diterapkan secara langsung pada permukaan logam. Proses
pembakaran ini menghasilkan aliran panas yang memanaskan logam hingga titik lelehannya,
dan dengan tekanan oksigen yang diberikan, bagian logam yang terkena akan terbakar dan
meleleh. (Tauvana & Widodo, 2020)
Ball screw adalah jenis mekanisme transmisi daya yang mengubah gerakan rotasi
menjadi gerakan linier menggunakan sekrup dengan ulir yang dilengkapi dengan bola-bola
kecil yang menggulir di antara ulir dan dinding nut.
Ketika sekrup berputar, bola-bola tersebut digerakkan maju atau mundur di sepanjang
ulir, sehingga mendorong atau menarik nut (mutter) yang terhubung dengan mekanisme linier.
Ini menyebabkan gerakan linier dari nut yang terhubung ke bagian yang perlu bergerak.
Keuntungan dari ball screw adalah memiliki efisiensi yang tinggi dan memiliki toleransi
yang ketat, yang membuatnya ideal untuk aplikasi yang memerlukan presisi tinggi dan beban
berat. (Ariksa et al., 2023)
B. Linear block :
Linear block adalah jenis mekanisme yang menggunakan blok linear yang berisi
bantalan untuk mengizinkan gerakan linear pada suatu sumbu. Biasanya, ada dua blok linear
yang ditempatkan pada kedua sisi dari sebuah rel linear.
Rel linear (biasanya terbuat dari baja) menjadi jalur untuk pergerakan blok linear. Blok
tersebut terhubung dengan bagian yang perlu bergerak, misalnya sebuah meja mesin atau
komponen lainnya. Ketika gaya diterapkan pada bagian yang bergerak, blok linear bergeser di
sepanjang rel linear, memberikan gerakan linear pada sistem. (Badrani et al., 2022)
Keuntungan dari linear block adalah kemampuannya untuk menangani beban yang
lebih besar dan memberikan fleksibilitas yang baik dalam hal arah gerakan linier.
19
Dalam pemilihan antara kedua mekanisme ini, pertimbangan utama meliputi kebutuhan
presisi, beban yang akan ditangani, kecepatan gerakan, dan lingkungan aplikasi. Misalnya, ball
screw lebih cocok untuk aplikasi yang memerlukan presisi tinggi dan beban berat, sementara
linear block lebih cocok untuk aplikasi yang memerlukan fleksibilitas dalam hal arah gerakan
linier dan menangani beban yang lebih besar.
Untuk menggerakan balls crew dan linear block, penulis menggunakan tuas putar
seperti engkol sepeda yang di putar secara manual.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1. Bahan
Tabel 3. 1 Daftar Bahan
NO NAMA BARANG UKURAN UNIT QTY SATUAN
1 Plat besi 3000 x 1200 x 20 mm 1 PCS
2 Plat besi 500 x 250 x 40 mm 4 PCS
3 Blender Type L - l PCS
4 Ballscrew 2005 2800 mm 1 PCS
5 Ballnut - 1 PCS
6 Ballnut housing - 1 PCS
7 Ballscrew end Support (Bk 12) - 2 PCS
8 Linear block Hgh 20 - 4 PCS
9 Hollow 30 x 20 x 2 mm 1 BATANG
3.1.2. Alat
a. Gerinda potong
Gerinda tangan adalah alat listrik yang digunakan untuk memotong, menggerinda, dan
memoles berbagai bahan. Gerinda tangan memiliki motor yang menggerakkan roda
abrasif, yang disebut cakram gerinda. Cakram gerinda dapat terbuat dari berbagai bahan,
seperti ampelas, berlian, atau CBN.
21
b. Las MIG
Las Metal Inert Gas adalah proses pengelasan yang menggunakan kawat las terus
menerus dan gas pelindung untuk menyatukan dua atau lebih logam.
c. Meteran
Meteran pengukur jarak adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur jarak
antara dua titik atau objek dalam satuan panjang, seperti meter atau kaki.
Gambar 3. 3 Meteran
(dokumentasi pribadi)
d. Bor Listrik
Bor listrik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan tenaga listrik. Alat ini terdiri dari motor yang ditenagai listrik yang
menggerakkan bor (pemutar) dengan kecepatan tinggi.
e. Topeng Las
Topeng las adalah alat perlindungan yang digunakan oleh para pengelas untuk
melindungi wajah dan mata mereka dari cahaya terang, percikan logam panas, dan
radiasi UV yang dihasilkan selama proses pengelasan.
22
3.2 Diagram alir
Mulai
Studi Pustaka
Mitigasi masalah
Tahap Desain :
a. Menentukan bentuk alat
b. Memilih material yang sesuai
c. Menghitung cost yang akan di keluarkan
Proses Assembly
Ya
Proses Finishing
Selesai
23
3.3 Proses Pembuatan Alat
Proses pembuatan alat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu
1. Tahap desain
Untuk tahap ini, saya menggunakan Solidwork sebagai software untuk membantu dalam
proses desain. Dibawah merupakan gambar design yang telah dirancang dalam
Solidwork sebagai gambaran awal dan acuan pembuatan alat pemotong besi ini.
24
Gambar 3. 9 Detail drawing alat
(dokumentasi pribadi)
3. Tahap Assembly
Pada tahap ini proses menggabungkan frame yang sudah di las dengan part part Otsp ,
dimulai dari memasang linear rail pada frame , lalu di susul dengan memasang linear
block, BK (Ballscrew end support), BF (Ballscrew end support) dan seterusnya.
25
(a) (b)
Gambar 3. 11 Tahap Assembly
(dokumentasi pribadi)
2. Tahap 2 mengatur ujung nozzle dengan besi yang akan dipotong dengan jarak 5-8 mm.
26
4. Tahap 4 mengatur jarak api ke bidang besi yang akan dipotong dan validasi jarak dari
ujung plat untuk memastikan bahwa ukurannya sudah benar.
5. Tahap 5 menyemprotkan zat asam murni pada permukaan baja yang berpijar sehingga
terjadi oksida cair.
6. Tahap 6 menjalankan roller dengan cara memutar tuas secara perlahan agar hasil potong
maksimal.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
NO PERMASALAHAN SOLUSI
1 Bagian yang di potong tidak lurus karena hollow Membuat jig saat mengelas
tertarik saat di las hollow ke frame
2 Penggeraknya masih manual karena terkendala dana Dibuatkan katrol untuk
mempermudahnya
3 Bagian Clamp Cutting torch belum ada Di buatkan clamp untuk
cutting torch
b. Percobaan kedua
Pemotongan kedua dilakukan dengan pemotongan dilakukan percobaan 3 kali dengan
panjang 20 cm pada plat. Hasil dari pemotongan pada bagian kedua dengan panjang
pemotongan 20 cm ini menujukan hasil yang masih lurus dan sudut kemiringan 0 derajat.
c. Percobaan ketiga
28
Pemotongan ketiga dilakukan percobaan 3 kali dengan panjang 30 cm pada plat. Hasil
dari pemotongan pada bagian ketiga dengan panjang pemotongan 30 cm ini menujukan hasil
yang sedikit keluar pada garis tengah. Pemotongan melebar sebanyak 1 mm dan sudut berubah
menjadi 2 derajat. Pemotongan yang melebar 1 mm dikarenakan faktor kesalahan saat
pengelasan frame terjadi saat potongan yang panjang.
Tabel 4. 2 Percobaan Pemotongan Plat
29
Tabel 4. 4 Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat pemotong
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
1 Mempermudah saat memotong bidang Masih manual
panjang.
2 Hasil lebih bagus. Hanya bisa memotong bidang lurus
30
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Tahapan rancang bangun alat pemotong plat dengan las yaitu tahap desain dalam
menghitung dan mempekirakan konstruksi yang akan dibuat sesuai dengan
kebutuhan serta batasan. Tahap penentuan parameter travel alat dilanjutkan dengan
proses pemotongan material dan assembly alat pemotong plat. Tahap trial and error
dilakukan untuk memperoleh feedback performa alat. Setelah performa alat dinilai
sudah sesuai kebutuhan, maka dilakukan finishing.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka alat pemotong plat dapat
mempercepat proses pemotongan hingga 30 % dibanding pemotongan manual tanpa
alat pemotong plat.
5.2 Saran
1. PT. Dtech Inovasi Indonesia selalu update melengkapi alat alat yang memang
penting digunakan untuk mensupport performa produksinya, terutama inovasi dari
mahasiswa atau karyawannya, salah satunya alat yang kami buat tersebut. Alat yang
kami buat tersebut agar dirawat, jika nantinya ada proyek untuk pembangunan
mezzanine atau pemotongan plat memanjang, alat yang kami buat bisa di gunakan
karena terbukti sudah lebih proper.
31
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. F., & Kusharjanta, B. (2005). Pemotongan Plat Baja dengan Gas Cutting Machine.
Mekanika, 3(2), 6–13.
Akhyan, A., & Salam, H. (2022). Analisa Pengaruh Jarak Cutting Torch terhadap Permukaan
Berputar pada Mesin Pemotong Kontur Sambungan Pipa. 11(1), 55–62.
Annette O’Brien, C. G. (Ed.). (2007). Welding Handbook. Volume 3, Welding Processes.
American Welding Society AWS.
Ariksa, J., Setiawan, Y., Kadriadi, K., Amiruddin, A., & Bahri Pratama, A. (2023). Rancang
Bangun Mesin Pemotong Pipa dengan Las Oxy Acetylene. Machine : Jurnal Teknik
Mesin, 9, 13–17. https://doi.org/10.33019/jm.v9i1.3914
Badrani, B. P., Kristiyono, T. A., & Aditya, B. K. (2022). Analisa Durasi Pemotongan Pelat
Secara Manual Oxy-LPG Terhadap Fungsi Sudut Posisi Pemotongan. SAINTEK : Jurnal
Ilmiah Sains Dan Teknologi Industri, 6(1), 12–23.
https://doi.org/10.32524/saintek.v6i1.526
Chandra. (2021). Cutting Torch Jenis dan Bagian Penting. Situansan.Com.
https://blog.situansan.com/cutting-torch/
Jeffus, L. F. (2004). Welding : Principles and Applications. Thomson/Delmar Learning.
Jeffus, L. F. (2011). Welding and Metal Fabrication. Cengage Learning.
Setiawan, K. A., & Murni, M. (2015). Rancang Bangun Las Potong Portable. Universitas
Diponegoro.
Tauvana, A. I., & Widodo, W. (2020). Analisis pemotongan logam ST-37 dengan mesin potong
menggunakan gas oxy-LPG. Turbo : Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 9(1).
32
LAMPIRAN
https://drive.google.com/file/d/1p5DROWi-
o2eUVI3IH9RUjjcKHDwxp1rn/view?usp=sharing
33