Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG PLAT DENGAN LAS


UNTUK EFISIENSI WAKTU PEMBUATAN MEZZANINE
DI PT. DTECH INOVASI INDONESIA

Diajukan Sebagai Syarat memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang

Diajukan oleh:
Nama : Rois Khamdani
NIM : M.1212028022

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


AKADEMI TEKNIK WACANA MANUNGGAL
SALATIGA
2024

i
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG PLAT DENGAN LAS


UNTUK EFISIENSI WAKTU PEMBUATAN MEZZANINE
DI PT. DTECH INOVASI INDONESIA

Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Studi D III untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang

Hari : Tanggal :

Disusun oleh :

Nama : ROIS KHAMDANI

NIM : M.1212028022

Program Studi : Teknik Mesin

Mengesahkan

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Yuliarto Joko Sumbogo, S.T., M.T. Dimas Ardiansyah Halim, S.T., M.T.
NIDN. 0629107603 NIDN: 0601038901

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG PLAT DENGAN LAS


UNTUK EFISIENSI WAKTU PEMBUATAN MEZZANINE
DI PT. DTECH INOVASI INDONESIA

Telah Dipertahankan pada Sidang Pendadaran Tugas Akhir Program Studi Teknik Mesin
Akademi Teknik Wacana Manunggal Semarang Dihadapan Dewan Penguji

Hari/Tanggal : .....................................................
Jam : .....................................................

Menyetujui :
NO Nama Tanda Tangan
1. ........................................................

NIDN. ............................................. (................................................)

2. ........................................................

NIDN. ............................................. (................................................)

3. ........................................................

NIDN. ............................................. (................................................)

Mengesahkan
Direktur Ketua Program Studi Teknik Mesin

Drs. Joko Suparno, M.T. Dwi Andri Wahyu Hidayadi, S.T., M.T.
NIDN : 0611106201 NIDN : 0611018403

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik di suatu Akademi Teknik, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Salatiga, 17 Maret 2024

(materai 6.000)

(Rois Khamdani)

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Bahagiakan dan Doa kan kedua orang tua selagi masih ada, doakan kedua orang
tua jika sudah tiada. Kerja, kerja , kerja.

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku, Ibu Sutiyem dan Bapak Agus Sukirno yang telah memberikan
kasih sayang, do'a serta motivasi.
2. Saudariku kakak-kakaku yang saya sayangi.
3. Kekasihku yang saya cintai dan telah memberi support besar.

4. Teman-teman dan sahabat-sahabatku.


5. Dosen Pembimbing.
6.Almamaterku tercinta Akademi Teknik Wacana Manunggal Salatiga.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan laporan tugas akhir ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Teknik Program Studi Diploma III Teknik Mesin Akademi Teknik Wacana Manunggal
Semarang.

Secara khusus penyusun mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT. Orang tua,
pembimbing industri, pembimbing kampus, kekasih dan rekan-rekan penyusun yamg telah
memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini. penyusun juga menyampaikan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam Penyusunan Tugas Akhir ini,
diantaranya:

1. Yayasan Wacana Manunggal Semarang.


2. Bapak Drs Joko Suparno, MT. Selaku Direktur Akademi Teknik Wacana
Manunggal Semarang.
3. Bapak Yuliarto Joko Sumbogo S.T, M.T., selaku dosen Pembimbing Utama di
Akademi Teknik Wacana Manunggal Salatiga.
4. Bapak Dimas Ardiansyah Halim S.T, M.T., selaku dosen Pembimbing
Pendamping di Akademi Teknik Wacana Manunggal Salatiga.
5. Seluruh staff dan seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknik Wacana
Manunggal Salatiga.
6. Serta semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini, masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan baik mengenai materi maupun penyajiannya, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran dari semua pihak agar penyusunan Tugas Akhir ini tersusun dengan
baik dan benar. penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pada penyusun khususnya. Semoga jasa dan budi baik semua pihak mendapat
balasan dari Allah SWT. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Salatiga, 17 Maret 2024
Penulis,

Rois Khamdani
M.12028022

vii
ABSTRAK

Mezzanine merupakan struktur lantai tambahan yang dibangun di antara lantai utama.
Mezzanine memberikan ruang tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
industri tanpa harus melakukan perluasan area. Untuk mempermudah pembuatan mezzanine,
maka sebuah mekanisme berupa alat pemotong plat diperlukan dengan tujuan efisiensi
produksi, keamanan kerja, dan meingkatkan kualitas hasil pemotongan. Metode yang
digunakan yaitu melakukan rancang bangun alat pemotong plat dengan memanfaatkan alat dan
bahan yang ada di industri. Rancang bangun alat pemotong plat dengan tahapan studi kasus,
desain alat, pemilihan material, pemotongan material dan assembly. Tahapan trial dilakukan
untuk mengetahui hasil pemotongan plat. Mekanisme yang digunakan untuk menggerakkan
alat pemotong yaitu dengan memutar kenop. Rel yang digunakan yaitu balls crew dan linear
block. Hasil yang diperoleh dari percobaan trial and error menghasilkan pemotongan yang
lurus pada panjang 10, 20 dan 30 cm. Efisiensi waktu yang dihasilkan dalam penggunaan alat
pemotong yaitu sampai 30% daripada tanpa menggunakan alat pemotong.

Kata kunci: Blender potong, Pemotong Besi, Mezzanine, efisiensi waktu

ABSTRACT

Mezzanine is an additional floor structure built between the main floor. Mezzanines provide
additional space that can be used for various purposes in industry without having to expand
the area. To make making mezzanines easier, a mechanism in the form of a plate cutting tool is
needed with the aim of production efficiency, work safety and improving the quality of cutting
results. The method used is to design a plate cutting tool using tools and materials available in
the industry. Design and build plate cutting tools with the stages of case study, tool design,
material selection, material cutting and assembly. The trial stage was carried out to determine
the results of plate cutting. The mechanism used to move the cutting tool is by turning the knob.
The rails used are balls crew and linear block. The results obtained from trial and error
experiments produced straight cuts at lengths of 10, 20 and 30 cm. The time efficiency resulting
from using a cutting tool is up to 30% compared to without using a cutting tool.

Keywords: Cutting blender, Steel Cutter, Mezzanine

viii
DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR ...................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
PERNYATAAN ........................................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
PERSEMBAHAN ...................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................................. viii
ABSTRACT .............................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 13
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 13
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................... 14
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................................... 14
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................................ 14
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................................... 14
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 16
2.1. Definisi Blender ......................................................................................................... 16
2.2. Jenis – jenis Blender................................................................................................... 16
2.2.1 Tipe M ............................................................................................................ 16
2.2.2 Tipe L ............................................................................................................. 16
2.2.3 Tipe Strong 8 .................................................................................................. 17
2.2.4 Tipe Strong 25 ................................................................................................ 17
2.3. Bagian-bagain Blender ............................................................................................... 17
2.3.1 Nozzle ............................................................................................................. 18
2.3.2 Valve............................................................................................................... 18
2.3.3 Tangkai (Gagang) ........................................................................................... 18
2.3.4 Saluran Oksigen dan Acetyline ....................................................................... 18
2.4. Prinsip Kerja Blender ................................................................................................. 18
2.5. Mekanisme pemotongan lurus ................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 21
3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................................... 21
3.1.1. Bahan .............................................................................................................. 21
3.1.2. Alat ................................................................................................................. 21
3.2 Diagram alir................................................................................................................ 23
3.3 Proses Pembuatan Alat ............................................................................................... 24
3.4 Mekanisme Kerja Alat Pemotong Plat ....................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 28
4.1. Urgensi Memodifikasi Alat ........................................................................................ 28
4.2. Trial dan Error ........................................................................................................... 28

ix
4.2.1. Percobaan Pemotongan .................................................................................. 28
4.2.2. Efisiensi Waktu .............................................................................................. 29
4.3. Kelebihan dan Kekurangan ........................................................................................ 29
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 31
5.1. Kesimpulan................................................................................................................. 31
5.2 Saran ........................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 32
LAMPIRAN..............................................................................................................................33

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Blender tipe M ..................................................................................................... 16


Gambar 2. 2 Blender tipe M ..................................................................................................... 16
Gambar 2. 3 Blender tipe Strong 8 ........................................................................................... 17
Gambar 2. 4 Blender tipe Strong 25 ......................................................................................... 17
Gambar 2. 5 Bagian-bagian blender ......................................................................................... 17
Gambar 3. 1 Gerinda potong .................................................................................................... 21
Gambar 3. 2 Las MIG ............................................................................................................... 22
Gambar 3. 3 Meteran ................................................................................................................ 22
Gambar 3. 4 Bor listrik ............................................................................................................. 22
Gambar 3. 5 Topeng las ............................................................................................................ 22
Gambar 3. 6 Diagram Alir Proses ............................................................................................ 23
Gambar 3. 7 3D Desain rangka ................................................................................................ 24
Gambar 3. 8 BoM alat .............................................................................................................. 25
Gambar 3. 9 Detail drawing alat ............................................................................................... 26
Gambar 3. 10 Tahap pengelasan rangka ................................................................................... 26
Gambar 3. 11 Tahap Assembly ................................................................................................. 26
Gambar 3. 12 Peletakan alat pemotong plat pada benda .......................................................... 26
Gambar 3. 13 Pengaturan ujung nozzle .................................................................................... 26
Gambar 3. 14 Menyalakan api blender .................................................................................... 26
Gambar 3. 15 Mengatur jarak api dengan bidang besi ............................................................. 27
Gambar 3. 16 Menjalankan roller dengan cara memutar tuas ................................................. 27

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Daftar Bahan............................................................................................................ 21


Tabel 4. 1 Trial dan Error ........................................................................................................ 28
Tabel 4. 2 Percobaan Pemotongan Plat .................................................................................... 29
Tabel 4. 3 Perbandingan waktu proses pemotongan plat ......................................................... 29
Tabel 4. 4 Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat pemotong .......................................... 30

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Dtech Inovasi Indonesia sering kali menghadapi tantangan dalam hal pengaturan
ruang produksi yang efisien. Ketika ruang yang tersedia di lantai produksi menjadi terbatas,
perusahaan perlu mencari solusi untuk memaksimalkan penggunaan ruang yang ada tanpa harus
melakukan perluasan fisik yang mahal.
Mezzanine merupakan struktur lantai tambahan yang dibangun di antara lantai utama,
biasanya di antara lantai dasar dan lantai atas di dalam sebuah gedung. Mezzanine memberikan
ruang tambahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk penyimpanan,
operasi produksi, kantor administrasi, atau bahkan ruang pertemuan. Dengan membangun
mezzanine, perusahaan dapat memanfaatkan ruang vertikal yang ada di pabrik atau gudang.
Pembangunan mezzanine dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus memperluas area
fisik. Perancangan ini disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan diubah sesuai dengan
perubahan dalam kegiatan produksi atau operasional perusahaan.
Pembangunan mezzanine ini sangat penting untuk PT. Dtech Inovasi Indonesia karena
untuk memudahkan proses manufaktur. Sebelum mezzanine ini dibangun, inventory yang
menjadi bagian inti dari manufaktur ini berada di tempat yang berbeda dengan workshop yang
menjadi tempat pembuatan dan perakitan Mesin Computer Numerical Control (CNC). Maka
dari itu pembangunan mezzanine ini dikhususkan untuk bagian inventory agar proses
manufaktur berjalan dengan lebih efisien.
Untuk mempermudah pembuatan mezzanine tersebut, maka sebuah mekanisme berupa
mesin pemotong plat dengan tujuan efisiensi produksi, keamanan kerja, dan meingkatkan
kualitas hasil pemotongan menjadi kunci dalam industri manufaktur modern (Akhyan & Salam,
2022; Tauvana & Widodo, 2020). Dengan menggunakan alat pemotong plat lurus yang efisien,
waktu produksi dapat dikurangi, meningkatkan output, dan mengurangi biaya produksi secara
keseluruhan. Risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan dengan menggunakan alat pemotong
yang dirancang dengan baik. Selain itu, rancang bangun alat pemotong plat lurus yang tepat
dapat memastikan bahwa potongan yang dihasilkan memiliki dimensi yang akurat dan
permukaan yang halus, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam era persaingan global, inovasi menjadi kunci untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif. Dengan mengembangkan alat pemotong plat lurus yang lebih efisien,

13
aman, dan berkualitas, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Oleh
karena itu, rancang bangun alat potong plat ini penting untuk dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan Masalah dalam penelitian ini :
1. Bagaimana tahapan rancang bangun alat pemotong plat dengan las ?
2. Bagaimana efisiensi waktu pemotongan plat menggunakan alat pemotong plat dengan
las ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka batasan masalah dalam Laporan Tugas
Akhir ini adalah :
1. Tidak melakukan uji kekuatan, ketahanan dan korosi pada alat pemotong plat.
2. Desain alat potong berasumsi hanya digunakan pada material besi plat yang biasa
digunakan dalam pembuatan mezzanine.
3. Alat dan bahan yang digunakan memanfaatkan yang ada dalam industri.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah untuk dapat membuat mekanisme alat bantu potong plat dan
mengefisienkan pembangunan mezzanine sehingga dapat berjalan dengan lancar dan cepat.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan dan bermanfaat sebagai berikut:
1. Penulis
Untuk menambah pengalaman serta pengetahuan khusus tentang cara penulisan Tugas
Akhir yang baik dan sekaligus untuk melatih penulis agar dapat menetapkan suatu
permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya.
2. Perguruan Tinggi
Sebagai acuan akademis sekaligus menambah perbendaharaan perpustakaan Akademi
Teknik Wacana Manuggal program studi Teknik Mesin guna membantu para mahasiswa dalam
menghadapi pemecahan masalah yang sama.
3. Perusahaan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan yang bersangkutan dalam mengambil keputusan, terutama yang berhubungan
dengan masalah pengadaan alat. Penelitian ini bertujuan untuk mengefisiensikan penggunakaan
alat yang ada dan pemanfaatan bahan bahan bekas yang dapat lebih berguna pada akhirnya.
14
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terdiri atas tiga bab, yang disusun dengan
sistematika berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang penjelasan singkat secara teori dasar dan paradigma.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang pembuatan diagram alir, alat dan bahan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat tentang pengkajian problem yang terjadi disertai dengan data
dan solusi atau alternatif cara lain dari permasalahan tersebut.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan bagi
peneliti selanjutnya maupun bagi institusi`.

15
BAB II
LANDASAN TEORI

Landasan teori menjelaskan tentang alat potong berupa blender, jenis-jenis blender,
bagian blender.

2.1. Definisi Blender


Blender atau biasanya kita sebut dengan cutting torch merupakan alat yang digunakan
untuk memotong suatu produk/bahan menjadi dua atau lebih. Biasanya alat ini sering dipakai
oleh tukang las, dimana proses pemotongannya bisa dilakukan secara manual dengan tangan
atau dengan bantuan mesin.

2.2. Jenis – jenis Blender


Ada beberapa jenis Blender yang umumnya di pakai antara lain :

2.2.1 Tipe M
Tipe M ini biasanya digunakan di bengkel las atau industri pabrik-pabrik dengan kondisi
pemotongan yang tergolong ringan.

Gambar 2. 1 Blender tipe M


(www.google.com)

2.2.2 Tipe L
Tipe L ini bisa juga digunakan di industri pengelasan / pemotongan yang intensitasnya
ringan-menengah.

Gambar 2. 2 Blender tipe M


(www.google.com)

16
2.2.3 Tipe Strong 8
Tipe ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek skala besar, tapi tidak memungkinan
juga bisa dipakai di pabrik-pabrik.

Gambar 2. 3 Blender tipe


Strong 8
(www.google.com)

2.2.4 Tipe Strong 25


Untuk tipe strong 25 ini operatornya bisa memotong benda dalam skala besar dan
biasanya digunakan untuk proyek-proyek dengan intensitas tinggi (misalkan proyek yang
memberlakukan kerja 3 shift atau 24 jam ) (Chandra, 2021)

Gambar 2. 4 Blender tipe


Strong 25
(www.google.com)

2.3. Bagian-bagain Blender


Berikut adalah bagian bagian blender :
1. Nozzle

1 2. Valve

3. Gagang
2 3

4. Saluran oksigen dan acetyline


4

Gambar 2. 5 Bagian-bagian blender

17
2.3.1 Nozzle
Nozzle ini adalah komponen terujung dari cutting torch dimana dibagian ujungnya ada
lubang-lubang kecil untuk keluarnya percampuran antara gas oksigen dan gas liquidified
peroleum gas (LPG/Acetyline) yang dirubah menjadi semburan api. Nozzle ini memiliki ukuran
biasanya angka 0, 1, 2, dan 3 biasanya perbedaannya terlihat jelas di lubang nozzle dimana
semakin besar angka nozzle maka semakin besar pula lubangnya. Dan semakin tebal plat yang
akan kita potong, maka nomer nozzle harus semakin besar.(Annette O’Brien, 2007; Setiawan
& Murni, 2015)

2.3.2 Valve
Valve ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya volume gas untuk menghasilkan api
yang sesuai dengan operator lasnya yakni api yang bagus dan maksimal untuk memotong
besi/platnya. Untuk keamanannya pastikan valve atau kran ini sudah posisi tertutup dengan
sempurna jika tidak digunakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang fatal.

2.3.3 Tangkai (Gagang)


Biasa disebut juga dengan tangkai atau badan blender yang digunakan sebagai pegangan
untuk operator yang akan memotong benda supaya stabil hasilnya dan maksimal.

2.3.4 Saluran Oksigen dan Acetyline


Di bagian ini bagian ujung satunya dimana berbentuk nozzle juga yang nantinya
disambungkan dengan selang double atau selang oksigen dan liquidified peroleum gas
(LPG/Acetyline). Biasanya selang berwarna merah digunakan untuk gas liquidified peroleum
gas (LPG/Acetyline)sedangkan selang berwarna hijau/biru digunakan untuk gas oksigen.
Jangan sampai kita memasang terbalik karena bisa mengakibatkan kesalahan dalam
pengoperasian yang akan membuat kecelakaan kerja. (Akbar & Kusharjanta, 2005)

2.4. Prinsip Kerja Blender


Las blender atau cutting torch adalah perangkat yang digunakan untuk memotong
logam dengan menggunakan panas tinggi yang dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar
yang diperkaya dengan oksigen. Di ujung nozzle, bahan bakar (acetyline) dan oksigen diarahkan
ke dalam ruang yang disebut mixing chamber atau mixer, di mana keduanya dicampur secara
tepat sesuai dengan rasio yang diinginkan. Campuran ini diperkaya dengan oksigen untuk
meningkatkan kecepatan pembakaran dan suhu nyala. alat pemotong dilengkapi dengan
mekanisme pemantik (pilot flame) untuk memulai proses pembakaran. Pilot flame ini
memberikan api kecil yang cukup panas untuk menyalakan campuran bahan bakar dan oksigen

18
yang keluar dari nozzle cutting torch. Rasio campuran bahan bakar (acetyline) dan oksigen
disesuaikan dengan kebutuhan potong. (Jeffus, 2004, 2011)
Api yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar (acetyline) dan oksigen memiliki suhu
yang sangat tinggi, cukup untuk melelehkan logam. Ketika cutting torch diarahkan ke logam
yang akan dipotong, api tersebut diterapkan secara langsung pada permukaan logam. Proses
pembakaran ini menghasilkan aliran panas yang memanaskan logam hingga titik lelehannya,
dan dengan tekanan oksigen yang diberikan, bagian logam yang terkena akan terbakar dan
meleleh. (Tauvana & Widodo, 2020)

2.5. Mekanisme pemotongan lurus


Mekanisme ball screw dan linear block adalah dua jenis mekanisme yang digunakan
dalam sistem pergerakan linier. Meskipun keduanya digunakan untuk tujuan yang serupa, yaitu
mengubah gerakan rotasi menjadi gerakan linier, mereka memiliki prinsip kerja yang berbeda.
A. Ball screw

Ball screw adalah jenis mekanisme transmisi daya yang mengubah gerakan rotasi
menjadi gerakan linier menggunakan sekrup dengan ulir yang dilengkapi dengan bola-bola
kecil yang menggulir di antara ulir dan dinding nut.
Ketika sekrup berputar, bola-bola tersebut digerakkan maju atau mundur di sepanjang
ulir, sehingga mendorong atau menarik nut (mutter) yang terhubung dengan mekanisme linier.
Ini menyebabkan gerakan linier dari nut yang terhubung ke bagian yang perlu bergerak.
Keuntungan dari ball screw adalah memiliki efisiensi yang tinggi dan memiliki toleransi
yang ketat, yang membuatnya ideal untuk aplikasi yang memerlukan presisi tinggi dan beban
berat. (Ariksa et al., 2023)
B. Linear block :

Linear block adalah jenis mekanisme yang menggunakan blok linear yang berisi
bantalan untuk mengizinkan gerakan linear pada suatu sumbu. Biasanya, ada dua blok linear
yang ditempatkan pada kedua sisi dari sebuah rel linear.
Rel linear (biasanya terbuat dari baja) menjadi jalur untuk pergerakan blok linear. Blok
tersebut terhubung dengan bagian yang perlu bergerak, misalnya sebuah meja mesin atau
komponen lainnya. Ketika gaya diterapkan pada bagian yang bergerak, blok linear bergeser di
sepanjang rel linear, memberikan gerakan linear pada sistem. (Badrani et al., 2022)
Keuntungan dari linear block adalah kemampuannya untuk menangani beban yang
lebih besar dan memberikan fleksibilitas yang baik dalam hal arah gerakan linier.

19
Dalam pemilihan antara kedua mekanisme ini, pertimbangan utama meliputi kebutuhan
presisi, beban yang akan ditangani, kecepatan gerakan, dan lingkungan aplikasi. Misalnya, ball
screw lebih cocok untuk aplikasi yang memerlukan presisi tinggi dan beban berat, sementara
linear block lebih cocok untuk aplikasi yang memerlukan fleksibilitas dalam hal arah gerakan
linier dan menangani beban yang lebih besar.
Untuk menggerakan balls crew dan linear block, penulis menggunakan tuas putar
seperti engkol sepeda yang di putar secara manual.

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Untuk membuat alat yang saya modifikasi ini, memerlukan beberapa alat dan bahan.
Diantaranya :

3.1.1. Bahan
Tabel 3. 1 Daftar Bahan
NO NAMA BARANG UKURAN UNIT QTY SATUAN
1 Plat besi 3000 x 1200 x 20 mm 1 PCS
2 Plat besi 500 x 250 x 40 mm 4 PCS
3 Blender Type L - l PCS
4 Ballscrew 2005 2800 mm 1 PCS
5 Ballnut - 1 PCS
6 Ballnut housing - 1 PCS
7 Ballscrew end Support (Bk 12) - 2 PCS
8 Linear block Hgh 20 - 4 PCS
9 Hollow 30 x 20 x 2 mm 1 BATANG

3.1.2. Alat
a. Gerinda potong
Gerinda tangan adalah alat listrik yang digunakan untuk memotong, menggerinda, dan
memoles berbagai bahan. Gerinda tangan memiliki motor yang menggerakkan roda
abrasif, yang disebut cakram gerinda. Cakram gerinda dapat terbuat dari berbagai bahan,
seperti ampelas, berlian, atau CBN.

Gambar 3. 1 Gerinda potong


(dokumentasi pribadi)

21
b. Las MIG
Las Metal Inert Gas adalah proses pengelasan yang menggunakan kawat las terus
menerus dan gas pelindung untuk menyatukan dua atau lebih logam.

Gambar 3. 2 Las MIG


(google.com)

c. Meteran
Meteran pengukur jarak adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur jarak
antara dua titik atau objek dalam satuan panjang, seperti meter atau kaki.

Gambar 3. 3 Meteran
(dokumentasi pribadi)

d. Bor Listrik
Bor listrik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan tenaga listrik. Alat ini terdiri dari motor yang ditenagai listrik yang
menggerakkan bor (pemutar) dengan kecepatan tinggi.

Gambar 3. 4 Bor listrik


(dokumentasi pribadi)

e. Topeng Las
Topeng las adalah alat perlindungan yang digunakan oleh para pengelas untuk
melindungi wajah dan mata mereka dari cahaya terang, percikan logam panas, dan
radiasi UV yang dihasilkan selama proses pengelasan.

Gambar 3. 5 Topeng las


(dokumentasi pribadi)

22
3.2 Diagram alir

Mulai

Studi Pustaka

Mitigasi masalah

Tahap Desain :
a. Menentukan bentuk alat
b. Memilih material yang sesuai
c. Menghitung cost yang akan di keluarkan

Penentuan parameter travel alat validasi dengan desain


yang ada

Proses pemotongan material

Proses Assembly

Apakah sudah Tidak


sesuai dengan
design ?

Ya

Proses Finishing

Selesai

Gambar 3. 6 Diagram Alir Proses

23
3.3 Proses Pembuatan Alat
Proses pembuatan alat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu
1. Tahap desain
Untuk tahap ini, saya menggunakan Solidwork sebagai software untuk membantu dalam
proses desain. Dibawah merupakan gambar design yang telah dirancang dalam
Solidwork sebagai gambaran awal dan acuan pembuatan alat pemotong besi ini.

Gambar 3. 7 3D Desain rangka


(dokumentasi pribadi)

Gambar 3. 8 BoM alat


(dokumentasi pribadi)

24
Gambar 3. 9 Detail drawing alat
(dokumentasi pribadi)

2. Tahap Pembuatan alat


Pada tahap ini proses pengelasan rangka yang bagian bagiannya sudah di potongkan,
petunjuk pengelasan dan dimensi mengikuti gambar 3D desain yang ada.

Gambar 3. 10 Tahap pengelasan rangka


(dokumentasi pribadi)

3. Tahap Assembly
Pada tahap ini proses menggabungkan frame yang sudah di las dengan part part Otsp ,
dimulai dari memasang linear rail pada frame , lalu di susul dengan memasang linear
block, BK (Ballscrew end support), BF (Ballscrew end support) dan seterusnya.

25
(a) (b)
Gambar 3. 11 Tahap Assembly
(dokumentasi pribadi)

3.4 Mekanisme Kerja Alat Pemotong Plat


Mekanisme kerja alat pemotong plat dapat dijelaskan dalam tahapan sebagai berikut :
1. Tahap 1 dengan meletakan alat potong ke atas besi yang akan dipotong.

Gambar 3. 12 Peletakan alat pemotong plat pada benda


(dokumentasi pribadi)

2. Tahap 2 mengatur ujung nozzle dengan besi yang akan dipotong dengan jarak 5-8 mm.

Gambar 3. 13 Pengaturan ujung nozzle


(dokumentasi pribadi)

3. Tahap 3 menyalakan api blender sesuai kebutuhan.

Gambar 3. 14 Menyalakan api blender


(dokumentasi pribadi)

26
4. Tahap 4 mengatur jarak api ke bidang besi yang akan dipotong dan validasi jarak dari
ujung plat untuk memastikan bahwa ukurannya sudah benar.

Gambar 3. 15 Mengatur jarak api dengan bidang besi


(dokumentasi pribadi)

5. Tahap 5 menyemprotkan zat asam murni pada permukaan baja yang berpijar sehingga
terjadi oksida cair.
6. Tahap 6 menjalankan roller dengan cara memutar tuas secara perlahan agar hasil potong
maksimal.

Gambar 3. 16 Menjalankan roller dengan cara memutar tuas


(dokumentasi pribadi)

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Urgensi Memodifikasi Alat


A. Kurangnya alat yang memadai di perusahaan untuk membuat mezzanine.
B. Meminimalisir rate NG saat pemotongan plat tebal.
C. Waktu pembuatan mezzanine dapat lebih cepat dan efisien dengan adanya alat
tersebut.

4.2. Trial dan Error


Tabel 4. 1 Trial dan Error

NO PERMASALAHAN SOLUSI
1 Bagian yang di potong tidak lurus karena hollow Membuat jig saat mengelas
tertarik saat di las hollow ke frame
2 Penggeraknya masih manual karena terkendala dana Dibuatkan katrol untuk
mempermudahnya
3 Bagian Clamp Cutting torch belum ada Di buatkan clamp untuk
cutting torch

4.2.1. Percobaan Pemotongan


Dalam subbab ini ditampilkan percobaan trial and error yang telah dilakukan, sebagai
berikut :
a. Percobaan pertama
Percobaan pemotongan pertama dengan panjang 10 cm. Pemotongan dilakukan
sebanyak 3 kali percobaan, dan hasil dari pemotongan tersebut dilakukan pengukuran dan
hasilnya masih lurus. Sudut kemiringan hasil potongan dicek menggunakan busur derajat tidak
ada perubahan.

b. Percobaan kedua
Pemotongan kedua dilakukan dengan pemotongan dilakukan percobaan 3 kali dengan
panjang 20 cm pada plat. Hasil dari pemotongan pada bagian kedua dengan panjang
pemotongan 20 cm ini menujukan hasil yang masih lurus dan sudut kemiringan 0 derajat.

c. Percobaan ketiga
28
Pemotongan ketiga dilakukan percobaan 3 kali dengan panjang 30 cm pada plat. Hasil
dari pemotongan pada bagian ketiga dengan panjang pemotongan 30 cm ini menujukan hasil
yang sedikit keluar pada garis tengah. Pemotongan melebar sebanyak 1 mm dan sudut berubah
menjadi 2 derajat. Pemotongan yang melebar 1 mm dikarenakan faktor kesalahan saat
pengelasan frame terjadi saat potongan yang panjang.
Tabel 4. 2 Percobaan Pemotongan Plat

SUDUT KEMIRINGAN (O)


NO PERCOBAAN Dimensi (cm)
I II III
1 PERCOBAAN 1 10 0 0 0
2 PERCOBAAN 2 20 0 0 0
3 PERCOBAAN 3 30 2 0 2

4.2.2. Efisiensi Waktu


Pembuatan alat pemotong plat dengan las memiliki kelebihan dalam mempermudah
proses pemotongan dalam bidang yang lebih panjang dan dapat mengahasilkan hasil potongan
yang lebih bagus.
Berkenaan dengan waktu pemotongan plat yang akan berpengaruh dalam proses
pembuatan mezzanine, maka alat pemotong plat dengan las mampu mempercepat proses
pemotongan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, data ditampilkan pada tabel 4.3,
maka alat pemotong plat dapat mempercepat proses pemotongan hingga . 30% dibanding
pemotongan manual tanpa alat pemotong plat.
Tabel 4. 3 Perbandingan waktu proses pemotongan plat
Rata-Rata Waktu Pengerjaan (menit)
NO PERCOBAAN Dimensi (cm) Tanpa Alat Dengan Alat
pemotong pemotong
1 PERCOBAAN 1 10 20 8
2 PERCOBAAN 2 20 25 13
3 PERCOBAAN 3 30 30 18

4.3. Kelebihan dan Kekurangan


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kelebihan dan kekurangan
dari alat pemotong. Kekurangan dapat menjadi jalan untuk proses pengembangan lebih lanjut
dengan tujuan alat pemotong menjadi lebih efisien dan efektif.

29
Tabel 4. 4 Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat pemotong
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
1 Mempermudah saat memotong bidang Masih manual
panjang.
2 Hasil lebih bagus. Hanya bisa memotong bidang lurus

30
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Tahapan rancang bangun alat pemotong plat dengan las yaitu tahap desain dalam
menghitung dan mempekirakan konstruksi yang akan dibuat sesuai dengan
kebutuhan serta batasan. Tahap penentuan parameter travel alat dilanjutkan dengan
proses pemotongan material dan assembly alat pemotong plat. Tahap trial and error
dilakukan untuk memperoleh feedback performa alat. Setelah performa alat dinilai
sudah sesuai kebutuhan, maka dilakukan finishing.
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka alat pemotong plat dapat
mempercepat proses pemotongan hingga 30 % dibanding pemotongan manual tanpa
alat pemotong plat.

5.2 Saran

1. PT. Dtech Inovasi Indonesia selalu update melengkapi alat alat yang memang
penting digunakan untuk mensupport performa produksinya, terutama inovasi dari
mahasiswa atau karyawannya, salah satunya alat yang kami buat tersebut. Alat yang
kami buat tersebut agar dirawat, jika nantinya ada proyek untuk pembangunan
mezzanine atau pemotongan plat memanjang, alat yang kami buat bisa di gunakan
karena terbukti sudah lebih proper.

2. Untuk mahasiswa yang berkeinginan untuk menyempurnakan atau memodifikasi alat


ini sangat diharapkan, khususnya untuk variasi pada desain holder torch, agar holder
tersebut bisa memegang torch untuk memotong plat tipis dan torch untuk memotong
plat yang tebal.

31
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. F., & Kusharjanta, B. (2005). Pemotongan Plat Baja dengan Gas Cutting Machine.
Mekanika, 3(2), 6–13.
Akhyan, A., & Salam, H. (2022). Analisa Pengaruh Jarak Cutting Torch terhadap Permukaan
Berputar pada Mesin Pemotong Kontur Sambungan Pipa. 11(1), 55–62.
Annette O’Brien, C. G. (Ed.). (2007). Welding Handbook. Volume 3, Welding Processes.
American Welding Society AWS.
Ariksa, J., Setiawan, Y., Kadriadi, K., Amiruddin, A., & Bahri Pratama, A. (2023). Rancang
Bangun Mesin Pemotong Pipa dengan Las Oxy Acetylene. Machine : Jurnal Teknik
Mesin, 9, 13–17. https://doi.org/10.33019/jm.v9i1.3914
Badrani, B. P., Kristiyono, T. A., & Aditya, B. K. (2022). Analisa Durasi Pemotongan Pelat
Secara Manual Oxy-LPG Terhadap Fungsi Sudut Posisi Pemotongan. SAINTEK : Jurnal
Ilmiah Sains Dan Teknologi Industri, 6(1), 12–23.
https://doi.org/10.32524/saintek.v6i1.526
Chandra. (2021). Cutting Torch Jenis dan Bagian Penting. Situansan.Com.
https://blog.situansan.com/cutting-torch/
Jeffus, L. F. (2004). Welding : Principles and Applications. Thomson/Delmar Learning.
Jeffus, L. F. (2011). Welding and Metal Fabrication. Cengage Learning.
Setiawan, K. A., & Murni, M. (2015). Rancang Bangun Las Potong Portable. Universitas
Diponegoro.
Tauvana, A. I., & Widodo, W. (2020). Analisis pemotongan logam ST-37 dengan mesin potong
menggunakan gas oxy-LPG. Turbo : Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 9(1).

32
LAMPIRAN

Video penggunaan alat

https://drive.google.com/file/d/1p5DROWi-
o2eUVI3IH9RUjjcKHDwxp1rn/view?usp=sharing

33

Anda mungkin juga menyukai