ADE SETIAWAN
(03051281419064)
WAHYUDI
(03051281419076)
KMS M. HIDAYATULLAH(03051281419077)
AGUS ADI PUTRA
(03051281419167)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, karunia, dan rahmatNya, Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulisan
Karya Ilmiah ini dilakukan dalam memenuhi tugas Metode Penulisan Ilmiah
Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan Karya Ilmiah ini, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada:
(1). Bapak Ir. Qomarul Hadi, MT. Ketua Jurusan Teknik Mesin
(2). Bapak Ir.Dyos Santoso, MT. Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
(3). Pembimbing Kuliah Kerja Lapangan Bapak Ir.Hendri Chandra, MT dan
Bapak Aneka Firdaus, ST., MT.
(4).Orang tua yang dengan sabar mendidik kami hingga sekarang
(5). Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan yang tidak bisa
dituliskan satu persatu.
Penulis berharap Penelitian yang telah di sajikan di dalam Karya Ilmiah ini
bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi salah satu referensi bagi
mahasiswa dan peneliti yang relevan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
...........................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
Batasan Masalah......................................................................................................
2
1.5
1.6
Sistematika Penulisan..............................................................................................
3
PT.PINDAD (Persero).............................................................................................
5
2.1.1 Visi dan Misi...................................................................................................
6
2.1.2 Legalitas..........................................................................................................
6
2.1.3 Divisi Produksi...............................................................................................
8
2.1.4 Bidang Usaha dan Perkembangan Usaha.......................................................
9
2.1.5 Budaya Perusahaan.........................................................................................
11
2.2
Mesin Perkakas........................................................................................................
24
3.2
3.3
Material....................................................................................................................
26
3.4
Sambungan...............................................................................................................
27
3.5
Metalurgi..................................................................................................................
28
3.6
Pengecoran...............................................................................................................
29
PT.PINDAD (PERSERO)........................................................................................
32
4.2
BAB 5 PENUTUP..............................................................................................................
42
5.1
Kesimpulan..............................................................................................................
42
5.2
Saran........................................................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
44
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
bersaing secara sehat di dunia kerja khususnya dalam bidang Teknik. Dengan
adanya kunjungan industri ke PT BATAMEC ini diharapkan antara mahasiswa
dan perusahaan dapat saling bertukar informasi sehingga dapat terjalin hubungan
yang saling menguntungkan dalam masa yang akan datang.
1.2 Maksud Kuliah Kerja Lapangan
a
Membuka mata, telinga, serta pikiran dalam melihat dunia kerja industri
peluang kerja.
Memotivasi mahasiswa dalam bidang perkuliahan agar lebih giat dalam
belajar setelah melihat secara dekat tentang lapangan yang akan dihadapi
kelak.
Menjalin kerja sama antara institusi Universitas Sriwijaya khususnya jurusan
Teknik Mesin dengan perusahaan yang bersangkutan dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran di kuliah maupun di lapangan.
dengan cara membuka buku, jurnal, majalah, maupun media lain seperti koran dan
internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Penyusunan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab yang setiap bab
memiliki uraian singkat dan memperjelas selama mengadakan kerja prakek
lapangan. Hal ini bermaksud untuk menyusun secara sistematis dan spesifik
sesuai dengan topik permasalahan. Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini terdiri dari
lima bab yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, maksud, tujuan, batas,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI
Dalam bab ini menguraikan latar belakang perusahaan yang berisi latar
belakang berdirinya perusahaan, kegiatan perusahaan yang meliputi aktivitas
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi serta mekanisme sistem yang
berjalan dan fungsi dari masing-masing seksi bagian.
BAB 3 LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan laporan kerja
praktek dan pendukung pemecahan masalah yang dianggap relevan dengan
masalah perusahaan.
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang analisa data dan pemecahan masalah
yang telah dilakukan selama kuliah kerja lapangan.
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari topik-topik yang
telah dikemukakan dan memberikan saran-saran yang dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan.
BAB 2
GAMBARAN UMUM INSTANSI
prosedur
perusahaan
serta
peningkatan
kualitas
pelayanan
perusahaan. Sertifikasi ini pertama kali di peroleh pada tahun 2004 yang
ditingkatkan secara berkesinambungan hingga pada bulan april 2008 PT Batamec
memperpanjang sertifikasinya. Selain ISO 9001;2000, PT Batamec saat ini sedang
memepersiapakan dan mensosialisasikan ISO 18001:2007 mengenai OHSAS
(Occupational Health and Safety) dengan ruang lingkup prosedure kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja karena PT Batamec termasuk perusahaan industri
berat yang mempunyai resiko kerja tinggi. Adanya sertifikasi dari kedua system
10
Selain memiliki visi dan misi seperti yang telah disebutkan, perusahaan ini juga
memiliki nilai-nilai inti yang akan selalu dijunjung sepanjang waktu, yaitu: 9
1. Integrity & Honesty
Kami percaya orang-orang kami dalam pekerjaan merekan dan memperlakukan
mereka sebagai asset berharga. Oleh karena itu kami berharap masing-masing dari
kita untuk melengkapi diri dengan integritas dankejujuran.
2. Quality
Kami selalu berusaha untuk terus membuat perbaikan kualitas produk kami
dengan melakukan inovasi dalam system kami, metode kerja, teknologi yang
berkembang dan produktifitas.
3. Intelegence analysis
Harapan pelanggan adalah untuk dilampaui, sehingga kita perlu mengembangkan
analisis kecerdasan untuk memperoleh keuntungan bersama bagi pelanggan kami.
4. Commitment
Komitment adalah dasar kami untuk hubungan jangka panjang antara karyawan,
pelanggan dan organisasi.
5. Teamwork
Kami menekankan orang-orang kami untuk bekerja sebagai tim untuk
meningkatkan daya saing kami serta menyediakan bagi orang-orang kita
lingkungan kerja yang kondusif.
6. Share knowledge and constant learning
Kami percaya bahwa pengetahuan adalah tulang punggung produk dan layanan
kami, dengan demikian kita akan berbagi pengetahuan antara orang-orang kami
dan mengembangkannya dengan belajar terus menerus.
12
13
Syncrolift with size (L) 100 m x (W) 20 m x (D) 8 m with capacity 3,400
ton net. It is supported with 22 computerized electric winches, ada 2 lay
humidifier
7 (seven) sheltered workshop with covwrage area 25,500 m2
Open fabrication area 89,500 m2
Reservior for industrial water usage
15
3 units excavator
Mesin bubut
Mesin gurdi
Mesin sekrap
Mesin freis
Mesin gergaji
Mesin koter
Mesin parut
Mesin gerinda
17
Laser Beam
Dll.
18
yang dikemudian hari telah merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC
dibangun untuk menjawab tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin
CNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan
produk masal dengan hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.
NC/CNC memiliki 3 bagian utama meliputi :
a
b
c
d
e
f
Program
Control Unit/ Processor
Motor listrik servo untuk menggerakan kontrol pahat
Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat
Pahat
Dudukan dan pemegang
Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1
Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat dengan
cara pengetikan langsung pada CNC maupun dibuat pada komputer dengan
software dengan pemrograman CNC.
Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya dikirim dan
dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC menghasilkan pengaturan motor
servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak melakukan
proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program.
Berikut adalah perkakas dengan varian CNC meliputi :
1
Mesin bor
EDM
Mesin bubut
Mesin milling
Turret Punch
Pemotong plasma
10 Dan lain-lain
3.3 Material
19
Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan
kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain. Material adalah
sebuah masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah bahan mentah - yang
belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses
produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat teknologi maju, material
adalah bahan konsumen yang belum selesai. Beberapa contohnya adalah kertas
dan sutra. Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi keperluan
hidupnya. Salah satunya adalah material teknik. Material teknik adalah jenis
material yang banyak dipakai dalam proses rekayasa dan industri. Material teknik
dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu:
a
Logam : Unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar
listrik dan panas, serta mempunyai titik cair yang tinggi. Contoh dari logam
meliputi, baja, besi cor, titanium, logam paduan, dan lain lain.
Sifat mekanikal, meliputi kekuatan tarik dan tekan, elastisitas, kekuatan kejut,
dan lain-lain.
20
3.4 Sambungan
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi
dengan menggunakan cara dan teknik tertentu. Makna sambungan yang dipahami
dalam permesinan tidak jauh berbeda dengan yang dijumpai dalam kehidupan,
yaitu menghubungkan antara satu benda dengan lainnya. Benda yang dibuat
manusia umumnya terdiri dari berbagai komponen, yang dibuat melalui proses
pengerjaan dan perlakuan yang berbeda. Sehingga untuk dapat merangkainya
menjadi sebuah benda utuh, dibutuhkanlah elemen penyambung. Menilik
fungsinya, elemen penyambung sudah pasti akan ikut mengalami pembebanan
saat benda yang dirangkainya dikenai beban. Ukurannya yang lebih kecil dari
elemen yang disambung mengakibatkan beban terkonsentrasi padanya. Efek
konsentrasi beban inilah yang harus diantisipasi saat merancang sambungan,
karena sudah tentu akan bersifat merusak. Ada dua jenis sambungan yang dikenal
secara umum meliputi :
a
21
Sambungan las (welded joint) adalah sambungan antara dua logam dengan
cara pemanasan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi
logam dalam keadaan plastis atau meleleh. Sambungan las banyak
digunakan pada konstruksi baja, ketel uap, dan tangki permesinan. Adapun
jenis sambungan uap adalah sambungan sebidang, sambungan lewatan,
sambungan tegak, sambungan sudut, dan sambungan sisi.
Sambungan mur - baut/ ulir (screwed joint) adalah sambung dengan batang
bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya
bentuk kepala segi enam)dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Berikut adalah jenis baut
ada dua jenis, yaitu baut hitam dan baut pass.
22
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Berikut
adalah jenis-jenis kapal laut berdasarkan fungsinya :
1
Kapal barang (Freight Ship) adalah kapal besar yang difungsikan untuk
distribusi pengangkutan barang dalam jumlah massal. Berikut ini adalah
jenis kapal barang yang ada meliputi : Kapal peti kemas (container ship),
kapal tanker minyak (oil tanker), kapal tanker bahan kimia (chemical
tanker), kapal tangker LPG (LPG tanker), kapal LNG tangker (LNG
tanker), kapal pengangkut barang curah (Bulk carrier), kapal pengangkut
mobil, kapal pengangkut barang berat, kapal tongkang, dan lain-lain.
Kapal angkatan laut adalah kapal yang digunakan untuk operasi militer,
diantaranya kapal induk, kapal perang, kapal pengisian bahan bakar, kapal
pengangkut bahan bakar, kapal patroli, kapal penyapu ranjau, kapal selam,
dan lain-lain.
Dalam pembuatan kapal selalu mengikuti pentahapan sebagai berikut :
23
Tahap perakitan, ada tahap perakitan semua komponen baik yang datang
dari pembuatan maupun dari perakitan awal dirakit menjadi kotak-kotak
prakitan (dilas/dilem atau penyambungan). Pada kapal baja penyambungan
antara kotak-kotak perakitan dilakukan dengan menggunakan las busur
rendam otomatis. Dalam hal mengikat kerangka dan pelat dinding
digunakan las tangan atau las gaya berat dengan elektroda khusus untuk
pengelasan datar. Disamping cara pengelasan diatas digunakan juga cara
lain
tergantung
dari
bagian-bagian
yang
disambung
dan
posisi
pengelasannya.
4
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
24
Gambar 4.1 Tabel jenis kapal yang telah dikerjakan PT.Batamec (sumber :
www.batamec.com)
25
4.1.1
Tender
Proses ini merupakan kegiatan awal dimana owner membuka penawaran umum
kepada beberapa perusahaan galangan yang akan mengerjakan proyek
pembangunan kapal. Perusahaan galangan yang diaanggap capable akan dipilih
oleh owner untuk melaksanakan proyek pembangunannya. Dalam hal ini,
Galangan memenangkan tender pembangunan kapal pesanan domestik baik dari
pihak swasta maupun instansi pemerintah.
4.1.2
Kontrak
Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang berisi penjelasan dan
penjabaran yang lebih detail menyangkut karakteristik kapal yang meliputi
ukuran utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan dan
kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan kapal.
26
Gambar
Rencana
Umum (General
Arrangement
Plan) merupakan
27
Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan (site) & building
berth menyangkut penyiapan bengkel-bengkel kerja hingga building berth
dimana konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.
Selanjutnya
adalah
pembuatan Time
Schedule yang
mengacu
pada Main
Production Drawing
Pemesanan material
Mould Lofting
Marking
Fabrikasi
Assembling
28
o Pemasangan
perlengkapan
tambat (mooring
geladak
(deck
machineries).
o
Pemasangan
mesin
bantu (auxiliary
engine)
o
o
29
4.1.3
Tahap Desain
pihak
galangan
hanya
bertindak
sebagai
pelaksana
proyek
Key
Plan yang
merupakan
gambar-gambar
utama
kapal. Key
Plan merupakan output dari proses design kapal yang terdiri atas:
stage),
disamping
dibuatkan
gambar-gambar
rancangan (key plan, detail plan dan production drawings), juga ditentukan
metode pembangunan kapal. Pemilihan metode ini berdasarkan type kapal,
ukuran pokok kapal, jumlah kapal yang akan dibangun(series) diatas building
berth, program pada galangan kapal. Aspek-aspek ekonomis yang meliputi
pembuatan kapal secara keseluruhan. Metode ini sangat tergantung pada:
4.1.4
Fabrikasi
pengembangan
dariKey
Plan. Gambar-gambar
Expanded metal
32
Pimpinan Proyek (Pimpro) atau Kepala Pelaksana lapangan yang dibantu Wakil
Kepala Pelaksana, membuat daftar kebutuhan material ini dan dikoordinasikan
dengan bagian pengadaan material (logistics) dan bagian pembelian untuk
pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material tersebut. Penentuan kebutuhan
material ini adalah dengan cara manual, yaitu dengan menghitung:
jumlah cat yang digunakan satu satuan luas. Faktor pengalaman juga dikaitkan
dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan berdasarkan pemakaian cat pada
kapal-kapal yang telah dibangun.
rancangan (gambar).
Penandaan (marking);
Pemotongan (cutting);
Sub assembling.
a. Mould Lofting
Gambargambar rancangan (design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1
: 50 hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah terjadi bila komponen
33
kapal difabrikasikan secara langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media antara pekerjaan
rancangan dan fabrikasi yang dalam istilah teknik perkapalan disebut sebagai
proses mould lofting.
34
b.Penandaan (marking)
Marking adalah
proses
bengkel Mould
Loft,
penandaan
sebelum
komponen
melakukan
berdasarkan
data
dari
Marking
(EPM) merupakan
pengembangan
dari
projection marking. Proses marking ini tidak membutuhkan pengerjaan awal (preprocessing) pada
pelat
menggunakan photo
baja
conductive
yang
akan
powder
di
(EPM
marking,
karena
photoner) dan
sudah
fixative.
penerapan numerical
lofting adalah
bahwa
data mould
lofting tersimpan dalam memori komputer untuk jangka waktu yang sangat lama
selama tidak terjadi kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk membangun kapal dengan tipe dan
ukuran yang sama. Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan
setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi konstruksi dari bagian
Rancang Bangun (engineering) yang sudah disetujui oleh klas. Schedule utama (
1 bulan) pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading tiap jarak
gading dan selebihnya adalah perbaikan dan bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.
c.Pemotongan (cutting)
Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan
dilakukan mengikuti kontur garismarking dengan toleransi sebagaimana yang
ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan
dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke pelat agar
menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose material yang kecil.
Berdasarkan jenis peralatan yang digunakan untuk pemotongan pelat, maka
pemotongan dibedakan atas:
kelanjutan
proses
fabrikasi
dari marking dan cutting. Roll adalah proses pembentukan pelat dimana pelat akan
berubah bentuk secara radial dengan tekanan dan gerakan antara duadie (round
bar).
Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan perataan permukaan
pelat yang mengalami waving.Bending adalah proses pembentukan pelat atau
profil hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai yang
dibutuhkan. Metode bending dibedakan menjadi 2 yaitu:
36
Cold bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dalam keadaan
temperatur normal (suhu kamar) tanpa efek suhu dari luar.
Hot bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dengan bantuan
pemanasan dari luar untuk memudahkan pengerjaan pembentukan.
d. Pengelasan ( welding )
Proses pengelasan dilakukan setelah material siap dan telah sesuai dengan gambar
disain yang melalui tahap marking dan cutting baik secara manual maupun
menggunakan mesin potong CNC. Sistem pembangunan yang menerapkan sistem
blok, salah satunya bertujuan agar memudahkan proses pengelasan untuk
meminimalkan posisi pengelasan atas ( overhead ) dan lebih mengutamakan
pengelasan mendatar. Posisi-posisi overhead yang sulit dijangkau pada saat blok
dalam posisi up-side-down selanjutnya akan diselesaikan pada saat blok di
sambung dengan blok yang lain dan berada pada posisi bottom up.
Setelah pengelasan selesai dilakukan, pengecekan dilakukan berdasarkan schedule
yang sudah ditetapkan oleh PPC Department dengan perincian sebagai berikut:
Tujuan
Definisi
1. WSP : Welding Procedure Specification ( spesifikasi Prosedur Las/SPL).
1. Welding Table : Tabel yang berisi, bagian yang dilas, dimensi
lasan, model pengelasan dan urutan pengelasan.
Pelaksanaan
37
Welding check dilaksanakan mulai pada tahap persiapan sisi material yang akan
dilas, proses pengelasan dan hasil penglasan.
Tahapan pelaksanaan :
1. Produksi mengajukan permohonan welding check.
2. Dep. SKS menerimma, mempelajari dan mengagendakan permohonan
tersebut.
1. Visual
Porosity
Pin hole
Crack
Incomplete penetration
38
telah
difabrikasi,
baik
pelat
baja
maupun
profil-profil (rolled
shapes) digabungkan dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih besar
dan kompak (block). Proses ini didahului oleh proses Sub Assembling yang
merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi
volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain
penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener,
girder, dan sebagainya), perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan
membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.
Perakitan komponen dimaksudkan untuk:
Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya tergantung kepada dimensi kapal
yang dibangun serta kapasitascrane pada bengkel assembling. Selain perakitan
pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan komponen outfitting (perpipaan dan kelistrikan)
39
kapal
dengan
ketentuan
owner
dan
kesepakatan
yang
Peluncuran (Launching)
Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai lambung
dan bangunan atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi
Test (RT) atau X-Ray terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan
oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik pembangunan
selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas permukaan air.
Berdasarkan tipe bengkel ereksi (building berth), maka metode peluncuran kapal
dibedakan atas:
40
Pada
peluncuran
membujur
dan
melintang,
kapal
biasanya
dibangun
diatas building berth di atas slipway. Jika kapal dibangun dengan posisi membujur
atau sejajar panjang slipway, maka peluncuran dilakukan dengan metode
peluncuran melintang.
Sementara
pada
peluncuran
dengan
pengapungan,
kapal
dibangun
di
dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating dock). Proses
pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving dockatau floating
dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya, selanjutnya
pintu dock dibuka (pada graving dock) dan kapal ditarik keluar dari dock dengan
bantuan kapal tarik (tug boat).
Peluncuran kapal yang sering diterpakan di galangan pada umumnya adalah
metode peluncuran membujur (end launching) dengan menggunakan balon berisi
udara ( air bag) untuk kapal jenis tug boat. Metode ini dipandang lebih efisien
dan fleksibel karena tidak diperlukan slipway untuk meluncurkan kapal
dan building berth yang digunakan untuk membangun bisa dipilih ditempat yang
ideal sehingga pemanfaatan tempat digalangan bisa maksimal. Sedangkan untuk
Ferry Ro-Ro, launching menggunakan metode side launching.
4.1.7.b
Instalasi
1.Instalasi Permesinan
Instalasi permesinan harus sesuai dengan peraturan badan klasifikasi dan
persyaratan keselamatan dari Departmen Jenderal Perhubungan Laut dan
Peraturan Pemerintah lain yang berlaku. Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu
(M/E dan A/E) dapat dilaksanakan setelah blok-blok sampai geladak disambung
dengan baik. Karena perkiraan kedatangan permesinan tersebut memerlukan
waktu lama (melebihi jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut
dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan setelah melalui
prosedur pengujian seperti pengujian di pabrik pembuat (manufacturer shop
41
kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan
lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fitup),dan pengelasan. Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan
perapihan las-lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar
tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi di
daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum
disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas
dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
5.Instalasi Sistem Kelistrikan dan Navigasi
Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran kapal dan
bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN).
Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari
pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi
dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat dibuat
rapih dan kedap.
6.Instalasi Peralatan Perlengkapan Geladak
Instalasi-instalasi ini mencakup:
Peralatan tambat
VHF Radio
MF/HF Radio
INMARSAT-C MES
Radar Transporder
43
NAVTEX Receiver
EGC Receiver
Serta dilengkapi dengan GPS, Echosounder, dan berbagai peralatan charting dan
navigasi manual ( Jangka, peta, kaca pembesar, dll).
Perlengkapan Keselamatan
4.1.8.a
Finishing Painting
Sebelum pelat dan profil digunakan pada proses fabrikasi terlebih dulu di
sunblasting dengan standar 2,5 SA dan dicat primer (dengan alat spray) ketebalan
25 mikron. Semua permukaan pelat lambung dan geladak terbuka harus di shot
blast/ dibersihkan sebelum pelaksanaan pengecatan.
Cat yang digunakan adalah dengan mutu yang baik jenis marine spesifikasi teknis
cat maupun teknis pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat cat yang digunakan dengan menggunakan alat spray atau alat lain
yang sesuai.
44
Merk, jenis dan warna dari cat yang digunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pihak pemesan, sebelum order dilaksanakan.
Khusus bagian dalam dari tangki minyak harus benar-benar bersih dan dilap
dengan minyak.
Ketebalan dari setiap lapisan harus sesuai dengan standar pembuat cat yang
dugunakan.
Dalam pengecatan AF, pihak Kontraktor wajib dengan teliti menyesuaikan dengan
rencana atau jadwal pengapungan kapal.
4.1.8.b
Penyelesain Interior
Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran kabel (cable tray), perpipaan dan
saluran udara (ducting)selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini mengikuti spesifikasi
material dari spesifikasi teknis dan peraturan yang berlaku. Pekerjaan pada tahap
ini adalah pemasangan interior tiap ruangan akomodasi, pelapisan dinding (lining
& ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).
4.1.9
Pengujian (Test)
Di bawah ini merupakan sample dari runtutan kerja dari Departemen Quality
Control yang dibuat untuk sebuah kapal Dalam pelaksanaannya ITP dikenal
dengan Inspection Test Plan dibuat dan disetujui oleh Badan Klasifikasi beserta
Owner pada saat acara Keel Laying. ITP ini juga dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dari pembangunan kapal itu sendiri serta regulasi yang berkaitan.
Adapun beberapa penjelasan dari Tes di atas antara lain:
1 Material Inspection
Juga biasa disebut dengan Identifikasi Material. Identifikasi material dilaksanakan
pada material yang akan dipasang di kapal berdasarkan pada sertifikat material
(pelat, profil, bahan, peralatan, dan perlengkapan), mill certificate, dan sertifikasi
45
bahan. Jika suatu material belum bersertifikat maka akan diajukan surat
permohonan sertifikasi material ke Biro Klasifikasi.
2 Percobaan Dok (Dock Trial)
Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial), percobaan dok harus
dilakukan terlebih dahulu sesuai persyaratan dari badan klasifikasi. Percobaan dok
meliputi:
Percobaan mesin induk dan mesin bantu
Percobaan pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya
Kemudi dan mesin kemudi
Load test, Crane ( Tes Beban Batang Muat)
3 Sea Trial
Item pemeriksaan dan pengujian pada saat sea trial :
Untuk putaran kearah kiri ( port side ) dilaksanakan dengan cara yang sama.
46
Tujuan :Untuk mengetahui besar pergeseran kapal dan diameter kapal dalam
proses manoeuver penyelamatan.
Reversing Trial
Stoping Test
Spiral Test
47
Tujuan :Untuk mengetahui besarnya getaran yang diterima oleh badan kapal.
Percobaan kemiringan (inclining test) dilakukan untuk mengetahui berat dan letak
titik berat kapal kosong. Perhitungan stabilitas dilakukan kembali berdasarkan
hasil inclining test tersebut, selain perhitungan stabilitas saat perhitungan
awal (preliminary). Percobaan ini dilakukan menurut prosedur yang dibuat oleh
kontraktor (galangan) dan disetujui oleh Pemberi Tugas (owner). Pelaksanaanya
harus dihadiri oleh Marine Inspector, Konsultan pengawas, dan pemberi tugas
atau wakilnya yang ditunjuk.
dipilih,
maka
selanjutnya
dibuatkan
penggambaran
akhir
sesuai
4.1.10b Delivery
Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak.
Serah
terima
dilaksanakan
sesuai
rencana
dalam
jadwal
pelaksanaan
pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender.
Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.
49
ganjalannya
Kapal dimasukkan ke kolam
Platform dinaikkan secara perlahan sehingga kapal duduk pada
ganjal
Platform dinaikkan perlahan sehingga kedudukan deckplatform
dan dek beton sejajar setelah itu dikunci agar kedudukannya tetap
sejajar.
50
PT.Batamec memilik luas 64 Ha luas wilayah darat 555m water front, dan
didukung dengan fasilitas galangan yang lengkap
5.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan Kerja Lapangan ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini
dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi para mahasiswa. Mengenal kondisi
lapangan secara nyata, dijelaskan secara langsung mengenai proses-proses
pembuatan, perakitan, dan reparasi kapal dan melihat langsung apa yang telah
dijelaskan melalui mekanisme kerja yang dilakukan oleh para pekerja dan
karyawan perusahaan. Sehingga mahasiswa mempunyai gambaran mengenai apa
saja yang akan dilakukan di lapangan ketika akan memasuki dunia kerja.
Pelaksanaan Kerja Lapangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya tentang perusahaan yang
dikunjungi antara lain:
51
1
2
3
4
engineering.
Tahap-tahap yang dilalui sesuai dengan standar internasional.
Mengaplikasikan ilmu di bangku kuliah di dunia kerja dan
memberikan gambaran mengenai dunia kerja di dalam dunia
perkapalan.
Melalui kegiatan ini kami megucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terlaksananya kegiatan KKL ini dengan baik karena dengan
adanya kegiatan ini kami mendapatkan ilmu yang belum pernah kami dapatkan
selama di bangku perkuliahan dan semakin memotivasi kami agar menjadi
mahasiswa yang lebih rajin dalam belajar, selalu disiplin, rajin, mempunyai skill
dan terampil sesuai dengan bidang yang kami tekunin selama ini.
5.2 Saran
Untuk menjadikan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini lebih baik dan dapat
dijadikan bahan referensi yang baik maka kami menyampaikan saran antara lain:
1
berlangsung.
Perlunya pengetahuan dan wawasan yang lebih menyeluruh untuk semua
komponen perusahaan yang bekerja dalam proses konstruksi kapal baru
52
DAFTAR PUSTAKA
Adi,
Wahyu.
2013.
Laporan
Kerja
Praktek
Galangan
Kapal.
2014.
Contoh
laporan
kerja
praktek
ti.
53
Inuyasin. 2012. Elemen Mesin (Pasak, Poros, Baut & Mur, Bantalan).
http://nooryasinabdillah.blogspot.co.id/2012/04/elemen-mesinpasak-poros-baut-bantalan.html?m. (Diakses 30 Juni 2016).
www.batamec.com (Diakses 29 Juni 2016)
www.bppp-tegal.com (Diakses 1 juli 2016)
www.maritimeworld.web.id (Diakses 1 Juli 2016)
54