Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

KUNJUNGAN KE PT BATAMEC INDONESIA


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan

ADE SETIAWAN

(03051281419064)

WAHYUDI

(03051281419076)

KMS M. HIDAYATULLAH(03051281419077)
AGUS ADI PUTRA

(03051281419167)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, karunia, dan rahmatNya, Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulisan
Karya Ilmiah ini dilakukan dalam memenuhi tugas Metode Penulisan Ilmiah
Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan Karya Ilmiah ini, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih banyak kepada:

(1). Bapak Ir. Qomarul Hadi, MT. Ketua Jurusan Teknik Mesin
(2). Bapak Ir.Dyos Santoso, MT. Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
(3). Pembimbing Kuliah Kerja Lapangan Bapak Ir.Hendri Chandra, MT dan
Bapak Aneka Firdaus, ST., MT.
(4).Orang tua yang dengan sabar mendidik kami hingga sekarang
(5). Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan yang tidak bisa
dituliskan satu persatu.

Penulis berharap Penelitian yang telah di sajikan di dalam Karya Ilmiah ini
bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi salah satu referensi bagi
mahasiswa dan peneliti yang relevan.

Palembang, 20 Juni 2016


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
...........................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Kerja Praktek..................................................................................


1

1.2

Maksud Kuliah Kerja Lapangan..............................................................................


2

1.3

Tujuan Kuliah Kerja Lapangan................................................................................


2

1.4

Batasan Masalah......................................................................................................
2

1.5

Metodologi Pengumpulan Data...............................................................................


3

1.6

Sistematika Penulisan..............................................................................................
3

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI.......................................................................


5
2.1

PT.PINDAD (Persero).............................................................................................
5
2.1.1 Visi dan Misi...................................................................................................
6
2.1.2 Legalitas..........................................................................................................
6
2.1.3 Divisi Produksi...............................................................................................
8
2.1.4 Bidang Usaha dan Perkembangan Usaha.......................................................
9
2.1.5 Budaya Perusahaan.........................................................................................
11

2.2

PT. DIRGANTARA INDONESIA..........................................................................


11

2.2.1 Latar Belakang................................................................................................


12
2.2.2 Sejarah Industri Kapal Terbang Nusantara.....................................................
13
2.2.3 Upaya untuk Mendirikan Industri Pesawat.....................................................
15
2.2.4 Pembentukan Industri Pesawat Terbang Nusantara........................................
16
2.2.5 Penemuan........................................................................................................
18
2.2.6 Paradigma Baru Nama Baru...........................................................................
20
2.2.7 Organisasi.......................................................................................................
20
2.2.8 Cabang............................................................................................................
22
BAB 3 LANDASAN TEORI.............................................................................................
24
3.1

Mesin Perkakas........................................................................................................
24

3.2

CNC (Computer Numerical Control)......................................................................


25

3.3

Material....................................................................................................................
26

3.4

Sambungan...............................................................................................................
27

3.5

Metalurgi..................................................................................................................
28

3.6

Pengecoran...............................................................................................................
29

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN........................................................................


32
4.1

PT.PINDAD (PERSERO)........................................................................................
32

4.2

PT. DIRGANTARA INDONESIA..........................................................................


34

BAB 5 PENUTUP..............................................................................................................
42
5.1

Kesimpulan..............................................................................................................
42

5.2

Saran........................................................................................................................
42

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
44
LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Kerja Lapangan


Kuliah Kerja Lapangan adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan

pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat


dan di lingkungan kerja guna mengetahui dan mengatasi permasalahan yang akan
dihadapi pada masa yang akan datang.
Kuliah Kerja Lapangan ditujukan dengan maksud meningkatkan relevansi
pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan didasari dengan Iman dan Taqwa
(IMTAQ) guna melakukan perkembangan dan kemajuan teknologi di bidang
engineering.
Pengenalan Lapangan Di Era persaingan pasar global, kualitas Sumber
Daya Manusia merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan suatu negara.
Keunggulan kualitas SDM merupakan potensi dasar untuk menciptakan
keunggulan produk sesuai dengan permintaan pasar. Era globalisasi juga menuntut
seseorang untuk terus meningkatkan kompetensi dan keahlian guna menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Selain kompetensi, hal yang tidak kalah penting
adalah pengalaman, terutama pengalaman di lapangan yang berhubungan dengan
kompetensi dan keahlian yang dimiliki seseorang tersebut. Keahlian atau
ketrampilan seseorang juga harus ditunjang dengan adanya pengalaman kerja
untuk mengetahui keadaan dunia kerja yang syarat akan persaingan.
Di dalam Era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini kunjungan industri
merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan dunia kerja kepada
masyarakat, salah satunya mahasiswa. Disamping untuk mengetahui kondisi dunia
kerja, kunjungan industri juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan
semangat mahasiswa untuk berpikir ke arah yang lebih luas, sehingga diharapkan
dapat tercipta mahasiswa yang kreatif dan tidak awam dengan dunia kerja dan
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Kunjungan Industri yang
dilaksanakan oleh mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Sriwijaya ini merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia agar nantinya dapat

bersaing secara sehat di dunia kerja khususnya dalam bidang Teknik. Dengan
adanya kunjungan industri ke PT BATAMEC ini diharapkan antara mahasiswa
dan perusahaan dapat saling bertukar informasi sehingga dapat terjalin hubungan
yang saling menguntungkan dalam masa yang akan datang.
1.2 Maksud Kuliah Kerja Lapangan
a

Membuka mata, telinga, serta pikiran dalam melihat dunia kerja industri

secara nyata dan akurat dalam bidang mechanical engineering.


Dapat melihat pengaplikasian teori-teori pembelajaran perkuliahan di dalam

suatu proses pembuatan suatu produk engineering di lapangan.


Mendapatkan informasi dan mekanimse secara langsung berkenaan dengan

peluang kerja.
Memotivasi mahasiswa dalam bidang perkuliahan agar lebih giat dalam
belajar setelah melihat secara dekat tentang lapangan yang akan dihadapi

kelak.
Menjalin kerja sama antara institusi Universitas Sriwijaya khususnya jurusan
Teknik Mesin dengan perusahaan yang bersangkutan dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran di kuliah maupun di lapangan.

1.3 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan


a. Untuk melihat proses pembuatan atau perakitan dan perawatan kapal
berdasarkan proses dan tahap yang dilakukan sesuai dengan proses kerja dan
standar perusahaan serta melihat secara langsung proses permesinan dalam
pembuatan dan perakitan kapal beserta aplikasinya dalam suatu produk
engineering.
b. Diharapkan terjadinya transfer teknologi antara perusahaan dan mahasiswa.
c. Mengetahui berbagai problema yang terjadi dan mempelajari penyelesaian
terhadap problema yang dihadapi agar menjadi suatu gambaran dalam bekerja
pada masa yang akan datang.

1.4 Batasan Masalah


Untuk mempermudah penulisan maka penulis membatasi permasalahan
hanya pada:
a. manfaat ilmu pemesinan dalam pembuatan suatu produk mesin
b. masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam praktek pembuatan produk
c. kendala yang dihadapi instansi/ perusahaan dalam pembuatan produk jadi/
partisi suatu produk.

1.5 Metodologi Pengumpulan Data


Dalam menyelesaikan laporan kuliah kerja lapangan ini penulis
menggunakan metode berikut ini:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data-data instansi/ perusahaan
tersebut. Sebagian besar data yang diajukan adalah mengenai data-data tentang
material, proses manufakturnya dan desain dari produk tersebut. Wawancara
dilakukan kepada pihak instansi/perusahaan terkait agar didapatkan data yang
akurat dan mendetil mengenai kegiatan di instansi/ perusahaan tersebut.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan
instansi/ perusahaan tersebut sehingga didapatkan data berupa kecocokan antara
data hasil wawancara dan lapangan. Kegiatan observasi dilakukan dengan konsep
tour. Observasi dilakukan dengan dipandu secara langsung oleh instruktur yang
memiliki wewenang dalam kegiatan-kegiatan kerja praktek.
c. penelitian kepustakaan
Penelitian yang nertujuan untuk mendapatkan data-data yang mendukung
serta mempunyai kaitan dengan laporan kerja praktek ini yang bersifat teoritis

dengan cara membuka buku, jurnal, majalah, maupun media lain seperti koran dan
internet.
1.6 Sistematika Penulisan
Penyusunan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab yang setiap bab
memiliki uraian singkat dan memperjelas selama mengadakan kerja prakek
lapangan. Hal ini bermaksud untuk menyusun secara sistematis dan spesifik
sesuai dengan topik permasalahan. Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini terdiri dari
lima bab yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, maksud, tujuan, batas,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI
Dalam bab ini menguraikan latar belakang perusahaan yang berisi latar
belakang berdirinya perusahaan, kegiatan perusahaan yang meliputi aktivitas
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi serta mekanisme sistem yang
berjalan dan fungsi dari masing-masing seksi bagian.
BAB 3 LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan laporan kerja
praktek dan pendukung pemecahan masalah yang dianggap relevan dengan
masalah perusahaan.
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang analisa data dan pemecahan masalah
yang telah dilakukan selama kuliah kerja lapangan.
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari topik-topik yang
telah dikemukakan dan memberikan saran-saran yang dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan.

BAB 2
GAMBARAN UMUM INSTANSI

Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Teknik Mesin Uiversitas


Sriwijaya pada tanggal 23 Mei 2016 selama 3 hari mengunjungi Perusahaan
Galangan kapal PT. Batamec Shipyard yang terletak di Kota Batam ,Provinsi
Kepulauan Riau, Indonesia. Pelaksanaan kunjungan dilakukan pada hari senin
tanggal 23 Mei 2016 .
Untuk memperjelas dan membuat laporan menjadi sistematik, deskripsi
perusahaan akan dijelaskan menjadi rangkaian sebagai berikut :
2.1 Profil Perusahaan
PT. Batamec merupakan perusahaan galangan kapal yang berdiri dibawah
parental company OTTO Marine Limited yang bertempat di Singapura didirikan
pada tahun 1997. PT. Batamec terletak di jalan Brigjen Katamso KM 19 Tanjung
Uncang, Batam dengan luas area sekitar 40 hektar yang merupakan salah satu
galangan kapal terbesar dan memiliki infrastrukur yang terorganisair secara
prpfesional serta berbagai fasilitas pendukung yang memadai. Kosetrasi bisnis PT.
Batamec awalnya berpusat pada perbaikan (ship repair) dan konvensional kapal.
Akan tetapi, sejak tahun 2006 PT. Batamec memperluas ruang lingkup bisnisnya
pada pembangunan kapal (ship building). Untuk mendukung kinerja perushaan
PT. Batamec memiliki sertifikat ISO (International Standard Organization)
9001:2008 tantang Quality Management system (QMS) dengan ruang lingkup
standarisasi

prosedur

perusahaan

serta

peningkatan

kualitas

pelayanan

perusahaan. Sertifikasi ini pertama kali di peroleh pada tahun 2004 yang
ditingkatkan secara berkesinambungan hingga pada bulan april 2008 PT Batamec
memperpanjang sertifikasinya. Selain ISO 9001;2000, PT Batamec saat ini sedang
memepersiapakan dan mensosialisasikan ISO 18001:2007 mengenai OHSAS
(Occupational Health and Safety) dengan ruang lingkup prosedure kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja karena PT Batamec termasuk perusahaan industri
berat yang mempunyai resiko kerja tinggi. Adanya sertifikasi dari kedua system

10

tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas perusahaan baik ke dalam


maupun keluar sehingga dapat dapat menungjang kegiatan bisnis PT Batamec.
Berdiri sejak tahun 1985 dan memiliki program pengembangan yang
komperhensif membuat PT Batamec saat ini memiliki 2 slipway, drydock,
beraneka jenis crane pendukung, mesin CNC dan alat blasting teta, berkomitmen
untuk terus meningkatkan proses kerja, teknologi dan inovasi untuk memenuhi
kebutuhan dan permintaan konsumen.
PT Batamec bergerak dalam bidang ship construction dan ship repair.
Dalam bidang ship construction,perusahaan ini telah berhasil menyelesaikan
pembangunan 2 kapal Anchor Handling Tug Supplay (AHTS) untuk perushaan
offshore internasional pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 perusahaan ini
mendapat pesananan kapal yang sedang di bangun, 2 kapal chemical tanker, dan
kapal lainnya. Dalam bidang ship repair, menawarkan pengalaman kerja selama
puluhan tahun dalam memperbaiki berbagai jenis kapal baik milik lokal maupun
internasional, dimana bagi perushaan ini waktu merupakan hal yang terpenting.
2.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perusahaan galangan kapal yang bereputasi dan memiliki spesialisasi
bidang perbaikan, konversi dan pembangunan kapal pelayanan keteknikan di
bidang perkapalan dan kelautan
To become a reputable Marine Company specializing in ship Repair,
Conversion, Shipbuilding and Engineering Services.
Misi : Terus menerus membuat langkah maju memperoleh peningkatan lebih
lanjut dalam sistem kerja, teknologi dan produktifitas yang semuanya
dilaksanakan mengacu kepada perkembangan objektif atas keseluruhan pelayanan
bagi semua rekan dan pelanggan yang berharga.
Continue to make great towards achieving further improvements to our system
work methods, technological know how & productivity, all done with the
objectives of improvement our overall service to our valued partners and
customers.
11

Selain memiliki visi dan misi seperti yang telah disebutkan, perusahaan ini juga
memiliki nilai-nilai inti yang akan selalu dijunjung sepanjang waktu, yaitu: 9
1. Integrity & Honesty
Kami percaya orang-orang kami dalam pekerjaan merekan dan memperlakukan
mereka sebagai asset berharga. Oleh karena itu kami berharap masing-masing dari
kita untuk melengkapi diri dengan integritas dankejujuran.
2. Quality
Kami selalu berusaha untuk terus membuat perbaikan kualitas produk kami
dengan melakukan inovasi dalam system kami, metode kerja, teknologi yang
berkembang dan produktifitas.
3. Intelegence analysis
Harapan pelanggan adalah untuk dilampaui, sehingga kita perlu mengembangkan
analisis kecerdasan untuk memperoleh keuntungan bersama bagi pelanggan kami.
4. Commitment
Komitment adalah dasar kami untuk hubungan jangka panjang antara karyawan,
pelanggan dan organisasi.
5. Teamwork
Kami menekankan orang-orang kami untuk bekerja sebagai tim untuk
meningkatkan daya saing kami serta menyediakan bagi orang-orang kita
lingkungan kerja yang kondusif.
6. Share knowledge and constant learning
Kami percaya bahwa pengetahuan adalah tulang punggung produk dan layanan
kami, dengan demikian kita akan berbagi pengetahuan antara orang-orang kami
dan mengembangkannya dengan belajar terus menerus.

12

2.3 Prosedur dan Tata Kerja


2.3.1 Disiplin Tenaga Kerja
Pertemuan Lingkup tugas, prasarana dan sarana kerja, secara berkala dilakukan
dengan melibatkan seluruh karyawan. Tergantung dari besaran dan sifat proyek,
pertemuan semacam ini dapat dilaksanakan sekali dalam seminggu, atau sekali
dalam dua minggu dibawah pimpinan pengawas pekerja dengan bantuan
perwakilan keselamatan bila kerja bila mana diperlukan.
Pertemuan keselamatan kerja ini bertunjuk untuk:
1. Menggugah minat para karyawan hal pencegahan kecelakaan.
2. Memungkinkan para pengawas menerapkan keselamatan kerja pada setiap
tahapan kerja.
3. Menerapkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi
keadaan-keadaan berbahaya.
4. Membahas prestasi keselamatan kerja.
2.3.2 Keselamatan Kerja
Untuk melindungi keselamatan kerja setiap karyawan diwajibkan untuk memakai
APD (Alat Pelindungan Diri) yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi
seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya
atau kecelakaan kerja. APD merupakan upaya terakhir dalam melindungi tenaga
kerja apabila usaha rekayasa engineering, dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik, proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria yang dituju.
Jenis-Jenis APD (Alat Pelindung Diri) adalah sebagai berikut :
I. Alat pelindung Diri (Safety Helmet)
II. Pelindung Kaki (Safety Shoes)
III. Pelindung Mata (Eye Google) sesuai standar
IV. Pelindung Tangan (Hand Protectors)

13

V. Tutup Telinga (Ear Plug)

2.4 Peraturan Perusahaan


Peraturan yang dibuat oleh dinas ketenagakerja secara nasional

2.5 Bidang Kegiatan


Kegiatan jenis usaha perusahaan di PT. Batamec yang meliputi :
1. Perbaikan Kapal.
2. Konversi Kapal.
3. Pembangunan Kapal.
4. Pelayanan Jasa Keteknikan di bidang perkapalan dan kelautan.
Sejak tahun 2006 jumlah kapal yang mengalami perbaikan penurunan dari tahun
sebelumnya yang diakibatkan oleh pemindahan konsentrasi bisnis dari perbaikan
kapal. Hingga kini sudah banyak kapal baru yang diproduksi oleh PT. Batamec.
Selain kapal, juga terdapat konversi kapal modifikasi bentuk dan fungsi kapal
sesuai dengan permintaan klien. Untuk jenis-jenis pelayanan jasa keteknikan
dibidang perkapalan dan kelautan adalah sebagai berikut:

Bending (pembentukan lempengan baja padat),


Rolling (Penggulungan lempengan baja),
Bolloard pull test (Pengukuran kemampuan kapal untuk menarik barang

atau kapal), pemotong plat baja CVC Machine


Penyewaan alat-alat seperti : kapal pandu dan Load Bank.

Untuk mendukung kegiatan produksinya tersebut PT. Batamec memiliki berbagai


fasilitas dan peralatan.

2.6 Fasilitas Galangan


14

Adapun fasilitas yang terdapat di PT. Batamec Shipyard, antara lain:


2.6.1 Fasilitas Area

Syncrolift with size (L) 100 m x (W) 20 m x (D) 8 m with capacity 3,400
ton net. It is supported with 22 computerized electric winches, ada 2 lay

dwon area space with bank A (24 m x 65 m) and bank B (413 m x 75 m)


Graving Dock with size (L) 145 m x (W) 40 m x (D) 7 m
Wharfage I with length 330 m at 6 m deep
Wharfage II (syncrolift) with length 200 m at 8 m deep
Wharfage III (graving dock) with length 70 m at 8 m deep
2 (two) slipway with size (L) 125 m x (W) 40 m (under construction)
Building Berth with size (L) 137 m x (W) 47 m
200 ton bollard pull area
2 (two) blasting chamber with size 18 m x 54 m facilitated with de-

humidifier
7 (seven) sheltered workshop with covwrage area 25,500 m2
Open fabrication area 89,500 m2
Reservior for industrial water usage

2.6.2 Fasilitas Peralatan

12 units of Portable Generator Set, ranging from 15 KVA to 800 KVA


9 units of Crawler/Mobile Crane ranging from 20 ton to 250 ton
5 units of Jib Crane ranging from 33 ton to 9 ton
3 units of LLC Crane ranging from 50 ton to 40 ton
13 units of Gantry Crane ranging from 200 ton to 5 ton
32 units of Overhead Crane ranging from 10 ton to 3 ton
9 units of Air Compressor ranging from 1850 CFM to 70CFM
15 units of SAW Welding machine
130 units of FCAW Welding machine
8 units of GTAW Welding machine
636 units of SMAW Welding machine
3 units of CNC cutting machine
4 units of Steel Bending Machine ranging 1000 ton to 300 ton
2 units of Pipe Bending machine
1 unit of Roller Bending Machine with capaticy 300 ton
16 units of Lathe machine
16 units of Fork Lift ranging 16 ton to 3 ton
4 tank of Liqiud Oxygen tank
16 units of yard transpoprt
5 units wheel loader

15

3 units excavator

2.7 Departemen Kerja


PT.Batamec memiliki beberapa departemen kerja yang dibagi berdasarkan tugas
pokok masing masing ,yaitu sebagai berikut :
1. Departemen Engineering
Departemen engineering merupakan departemen yang berhubungkan langsung
dengan desain suatu kapal.
2. Departemen Produksi
Departemen Produksi merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap
proses pengerjaan pada kapal yang telah di desain.
3. Departemen Central Planning Unit (CPU)
Departemen CPU bertugas dalam administrasi proyek yang digunakan untuk
melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu
proyek.
4. Departemen Quality Control dan Departemen Project
Departemen Quality Control dan Departemen Project merupakan departemen
yang bertanggung jawab terhadap pengecekkan dan pengujian kapal sebelum
kapal siap digunakan.
BAB 3
LANDASAN TEORI

3.1 Mesin Perkakas


Mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin dimana energi yang diberikan,
kemudian dipergunakan untuk mendeformasikan dan memotong material kedalam
bentuk dan ukuran produk atau benda kerja sesuai dengan keinginan. Kata mesin
perkakas biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga
manusia, tetapi mereka bisa juga di gerakan oleh manusia bila dirancang dengan
tepat. Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas
16

sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses


pembentukan atau proses pengecapan dari berbagai macam peralatan. Mesin
bubut pertama dengan kontrol mekanis langsung terhadap alat potongnya adalah
sebuah bubut potong ulir bertahun 1483.Mesin bubut ini membentuk aliran ulir
pada kayu.
Proses pemotongan material akan menimbulkan bagian yang terbuang atau
disebut tatal (chip) sebagai akibat gerak potong (cutting movement) dan gerak
makan (feed movement) diman masing-masing gerakan tersebut dapat dilakukan
oleh benda kerja dan/atau alat potong serta kombinasi-kombinasinya. Kualitas
hasil pemotongan tergantung pada kondisi pemotongan (cutting condition) yaitu
antara kecepatan potong, feeding, dan kedalaman potongan. Kualitas pemotongan
kehalusan permukaan dan bentuk yang dihasilkan oleh pemotongan logam
tergantung pada : a) Bentuk pahat (tool shape), b) Arah gerak relatif antara pahat
dengan benda kerja (work shape)
Mesin perkakas di klasifikasikan menjadi 2 yaitu : a) Mesin perkakas
konvensional b) Mesin perkakas non-konvesional.
a

Mesin perkakas konvensional


Dikatakan mesin perkakas konvensional karena sebagian besar penanganan
permesinan dilakukan oleh operator. Dengan kata lain mesin perkakas
konvensional ini masih menggunakan cara tradisional. Adapun macammacam mesin perkakas konvensional meliputi :

Mesin bubut

Mesin gurdi

Mesin sekrap

Mesin freis

Mesin gergaji

Mesin koter

Mesin parut

Mesin gerinda

Mesin perkakas non-konvensional

17

Cara permesinannya memanfaatkan arus listrik baik untuk pengikisan benda


kerja maupun sebagai media penghasil reaksi kimia. Berikut adalah jenis
mesin perkakas non-konvensional meliputi :
1

ECM (Electro Chemical Machining)

EDM (Electro Discharge Machining)

CHM (Chemical Milling)

Laser Beam

Dll.

3.2 CNC (Computer Numerical Control)


Computer Numerical Control / CNC (berarti "komputer kontrol numerik")
dapat diartikan sebagai suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa pemrograman numerik (angka dan huruf) sebagai perintah
gerakan. Istilah Computer Numeric Control (CNC) digunakan bila sistem kontrol
memakai komputer internal memungkinkan penyimpanan program tambahan,
penyuntingan program, penjalanan program dari memori, diagnostik kontrol dan
pemeriksaan mesin, pekerjaan rutin-rutin dan khusus, dan kemampuan melakukan
perubahan skala inci/metrik/absolut.
Kata NC sendiri adalah singkatan dalam Bahasa inggris dari kata Numerical
Control yang artinya Kontrol Numerik. Kontrol numerik atau numerical control
adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kontrol gerakan mesin
dan berbagai fungsi lainnya berupa program otomasi dimana tindakan mekanik
dari suatu alat-alat permesinan atau peralatan lain dikendalikan oleh suatu
program yang berisi data kode angka. NC bermanfaat untuk produksi rendah dan
medium yang memvariasikan produksi item, dimana bentuk, dimensi, rute proses,
dan pengerjaan dengan mesin bervariasi. Mesin NC pertama diciptakan pertama
kali pada tahun 40an dan 50-an, dengan memodifikasi Mesin perkakas biasa.
Dalam hal ini Mesin perkakas biasa ditambahkan dengan motor yang
menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukan kedalam sistem
oleh perekam kertas. Mesin perpaduan antara servo motor dan mekanis ini segera
digantikan dengan sistem analog dan kemudian komputer digital, menciptakan
Mesin perkakas modern yang disebut Mesin CNC (computer numerical control)

18

yang dikemudian hari telah merevolusi proses desain. Saat ini mesin CNC
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program CAD. Mesin-mesin CNC
dibangun untuk menjawab tantangan di dunia manufaktur modern. Dengan mesin
CNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga 1/100 mm lebih, pengerjaan
produk masal dengan hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang cepat.
NC/CNC memiliki 3 bagian utama meliputi :
a
b
c
d
e
f

Program
Control Unit/ Processor
Motor listrik servo untuk menggerakan kontrol pahat
Motor listrik untuk menggerakan/memutar pahat
Pahat
Dudukan dan pemegang
Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1

Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat dengan
cara pengetikan langsung pada CNC maupun dibuat pada komputer dengan
software dengan pemrograman CNC.

Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya dikirim dan
dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC menghasilkan pengaturan motor
servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak melakukan
proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program.
Berikut adalah perkakas dengan varian CNC meliputi :
1

Mesin bor

EDM

Mesin bubut

Mesin milling

CNC pengukir kayu

Turret Punch

Mesin pembengkok kawat

Pemotong foam kawat panas

Pemotong plasma

10 Dan lain-lain
3.3 Material

19

Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan
kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain. Material adalah
sebuah masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah bahan mentah - yang
belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk proses
produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat teknologi maju, material
adalah bahan konsumen yang belum selesai. Beberapa contohnya adalah kertas
dan sutra. Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi keperluan
hidupnya. Salah satunya adalah material teknik. Material teknik adalah jenis
material yang banyak dipakai dalam proses rekayasa dan industri. Material teknik
dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu:
a

Logam : Unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar
listrik dan panas, serta mempunyai titik cair yang tinggi. Contoh dari logam
meliputi, baja, besi cor, titanium, logam paduan, dan lain lain.

Polimer : Merupakan senyawa yang besar terbentuk dari hasil penggabungan


sejumlah unit-unit molekul yang kecil. Contoh polimer meliputi, polietilan,
polipropilen, polikarbonat, dan lain lain.

Karet : Polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis


tumbuhan. Contoh jenis karet meliputi : isopren, polipropilen, polikarbonat,
dan lain-lain.

Gelas : Benda padat dan strukturnya berbeda dengan keramik. Gelas


merupakan senyawa kimia dengan susunan kompleks, diperoleh dengan
pembekuan lelehan melalui pendinginan. Macam-macam gelas meliputi :
gelas soda, gelas silika, gelas borosilikat.

Keramik : Alumunia, karbida silikon, nitrida silikon, dan lain-lain.

Hibrida : Komposit, sandwich, foam.


Setiap material memiliki sifat yang unik dan tidak seragam. Sifat material

dapat dibentuk dengan berbagai perlakuan seperti perlakuan panas, tempa,


perlakuan permukaan yang akan menghasilkan cacat atau perbedaan yang berbeda
di masing-masing material. Berikut ini adalah sifat-sifat material meliputi :
1

Sifat mekanikal, meliputi kekuatan tarik dan tekan, elastisitas, kekuatan kejut,
dan lain-lain.

20

Sifat termail, meliputi konduktivitas panas temperatur kerja maksimum,


ekspansi termal, difusivitas termal, dan lain-lain.

Sifat listrik dan magnetik, meliputi konduktivitas listrik, dielektrika,


magnetisasi, dan lain-lain.

Sifat optik, meliputi refraktivitas, reflektivitas, absostif, dan lain-lain.

Sifat kimia, meliputi korosifitas, oksidasi, ketahanan terhadap sinar


ultraviolet, dan lain-lain.

3.4 Sambungan
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi
dengan menggunakan cara dan teknik tertentu. Makna sambungan yang dipahami
dalam permesinan tidak jauh berbeda dengan yang dijumpai dalam kehidupan,
yaitu menghubungkan antara satu benda dengan lainnya. Benda yang dibuat
manusia umumnya terdiri dari berbagai komponen, yang dibuat melalui proses
pengerjaan dan perlakuan yang berbeda. Sehingga untuk dapat merangkainya
menjadi sebuah benda utuh, dibutuhkanlah elemen penyambung. Menilik
fungsinya, elemen penyambung sudah pasti akan ikut mengalami pembebanan
saat benda yang dirangkainya dikenai beban. Ukurannya yang lebih kecil dari
elemen yang disambung mengakibatkan beban terkonsentrasi padanya. Efek
konsentrasi beban inilah yang harus diantisipasi saat merancang sambungan,
karena sudah tentu akan bersifat merusak. Ada dua jenis sambungan yang dikenal
secara umum meliputi :
a

Sambungan tetap (permanent joint), merupakan sambungan yang bersifat


tetap, sehingga tidak dapat dilepas selamanya, kecuali dengan merusaknya
terlebih dahulu. Contohnya :
1

Sambungan paku keling (rivet joint) adalah salah satu metode


penyambungan yang sederhana. Sambungan paku keling biasanya
diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal dan pesawat
terbang. Sambungan paku keling ini biasanya bersifat permanen dan sulit
untuk dilepaskan karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar
daripada batang paku kelingnya. Bagian utama paku keling adalah kepala,
badan, ekor, dan kepala lepas.

21

Sambungan las (welded joint) adalah sambungan antara dua logam dengan
cara pemanasan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi
logam dalam keadaan plastis atau meleleh. Sambungan las banyak
digunakan pada konstruksi baja, ketel uap, dan tangki permesinan. Adapun
jenis sambungan uap adalah sambungan sebidang, sambungan lewatan,
sambungan tegak, sambungan sudut, dan sambungan sisi.

Sambungan tidak tetap (semi permanen), merupakan sambungan yang


bersifat sementara, sehingga masih dapat dibongkarpasang selagi masih
dalam kondisi normal. Contohnya :
1

Sambungan mur - baut/ ulir (screwed joint) adalah sambung dengan batang
bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya
bentuk kepala segi enam)dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Berikut adalah jenis baut
ada dua jenis, yaitu baut hitam dan baut pass.

Sambungan pasak (keys joint) adalah sepotong baja lunak, berfungsi


sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah
roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga
mampu meneruskan momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros
dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat
antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi
memanjang sejajar sumbu poros. Beberapa tipe yang digunakan pada
sambungan elemen mesin, adalah pasak benam, pasak pelana, pasak bulat,
dan pasak bintang.

3.5 Kapal Laut


Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, kapal
adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainny, ditarik atau tunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

22

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Berikut
adalah jenis-jenis kapal laut berdasarkan fungsinya :
1

Kapal penumpang (Passanger Ship) adalah kapal besar yang difungsikan


untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak. Berikut ini macammacam kapal penumpang meliputi : Kapal Pesiar (cruise ship), kapal
samudera (ocean liner), dan kapal feri (ferry)

Kapal barang (Freight Ship) adalah kapal besar yang difungsikan untuk
distribusi pengangkutan barang dalam jumlah massal. Berikut ini adalah
jenis kapal barang yang ada meliputi : Kapal peti kemas (container ship),
kapal tanker minyak (oil tanker), kapal tanker bahan kimia (chemical
tanker), kapal tangker LPG (LPG tanker), kapal LNG tangker (LNG
tanker), kapal pengangkut barang curah (Bulk carrier), kapal pengangkut
mobil, kapal pengangkut barang berat, kapal tongkang, dan lain-lain.

Kapal fungsional adalah kapal yang bukan digunakan untuk pengangkutan


orang maupun barang melainkan berfungsi untuk menjalankan tugas-tugas
tertentu, seperti kapal untuk pekerjaan proyek, penelitian, dan lain-lain.
Berikut ini adalah macam-macam kapal fungsional meliputi : Kapal tunda
(tug boat), kapal derek (crane ship), kapal pengebor (drilling ship), kapal
pengeruk, kapal penangkap ikan, kapal penelitian, kapal pemecah es, kapal
kabel laut, dan lain-lain.

Kapal angkatan laut adalah kapal yang digunakan untuk operasi militer,
diantaranya kapal induk, kapal perang, kapal pengisian bahan bakar, kapal
pengangkut bahan bakar, kapal patroli, kapal penyapu ranjau, kapal selam,
dan lain-lain.
Dalam pembuatan kapal selalu mengikuti pentahapan sebagai berikut :

Tahap pembuatan awal, dalam tahapan ini pekerjaan utama adalah


pembentukan pelat yang dilakukan dengan pembersihan, penandaan,
pemotongan, pembengkokkan, dan lain sebagainya.

Tahap perakitan awal, sebagian pelat dinding setelah dibuat biasanya


langsung dikirm ke tempat perakitan. Tetapi konstruksi dalam seperti
kerangka geladak atau dasar biasanya dirakit tersendiri lebih dahulu dalam
tahap perakitan mula atau awal. Dalam tahap ini biasanya digunakan cara

23

pengelasan tangan, pengelasan gaya berat, pengelasan rendam dan


sebagainya. Apabila kapal kayu makan dilakukan proses penyambungan
atau pengeleman.
3

Tahap perakitan, ada tahap perakitan semua komponen baik yang datang
dari pembuatan maupun dari perakitan awal dirakit menjadi kotak-kotak
prakitan (dilas/dilem atau penyambungan). Pada kapal baja penyambungan
antara kotak-kotak perakitan dilakukan dengan menggunakan las busur
rendam otomatis. Dalam hal mengikat kerangka dan pelat dinding
digunakan las tangan atau las gaya berat dengan elektroda khusus untuk
pengelasan datar. Disamping cara pengelasan diatas digunakan juga cara
lain

tergantung

dari

bagian-bagian

yang

disambung

dan

posisi

pengelasannya.
4

Tahap pembuatan/pembangunan, kotak-kotak yang sudah dirakit kemudian


disusun diatas galangan dengan bantuan mesin angkat (crane). Setelah
diatur kotak-kotak tersebut kemudian dilas dengan menggunakan dua
macam cara pengelasan baik dengan las biasa maupun dengan las
otomatik.

BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN

24

4.1 Analisa dan Pembahasan Kegiatan Produksi


PT. Batamec sebagai salah satu perusahaan galangan kapal besar yang
berada di Indonesia yang melakukan kegiatan pekerjaan utama yaitu produksi
kapal,sudah banyak jenis kapal pesanan yang telah diselesaikan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Tabel jenis kapal yang telah dikerjakan PT.Batamec (sumber :
www.batamec.com)

Dalam proses produksi sebuah kapal,PT.Batamec melakukan prosedur prosedur


yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku dan akan kami jabarkan
dalam analisa ini.
Sebelum semua proses produksi benar-benar dilaksanakan, sebuah awalan
kerja pembangunan atau pengerjaan proyek biasa didahului dengan sebuah tender.
Perusahaan yang menjalankan proyek adalah perusahaan yang telah dipilih dan
dipandang sesuai dengan keinginan owner untuk melaksanakan proyek
pembangunan kapal. Atau owner yang secara langsung memesan ke pihak
perusahaan galangan untuk mengerjakan sebuah proyek pembangunan kapal. Alur
proses kegiatan produksi pada Galangan dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

25

4.1.1

Tender

Proses ini merupakan kegiatan awal dimana owner membuka penawaran umum
kepada beberapa perusahaan galangan yang akan mengerjakan proyek
pembangunan kapal. Perusahaan galangan yang diaanggap capable akan dipilih
oleh owner untuk melaksanakan proyek pembangunannya. Dalam hal ini,
Galangan memenangkan tender pembangunan kapal pesanan domestik baik dari
pihak swasta maupun instansi pemerintah.
4.1.2

Kontrak

Kontrak kerjasama berisi persetujuan-persetujuan yang disepakati antara pemesan


(owner) dengan pihak galangan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Antara lain sebagai berikut:

Persyaratanpersyaratan umum yang ditentukan oleh pengguna


jasa (owners requirements) yang bersifat mengikat pihak penyedia jasa
pemborongan (galangan pembangunan) dalam hal ini Galangan dan pihak
pengguna jasa dalam hal ini adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Satuan
Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP.

Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang berisi penjelasan dan
penjabaran yang lebih detail menyangkut karakteristik kapal yang meliputi
ukuran utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan dan
kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan kapal.

26

Gambar

Rencana

Umum (General

Arrangement

Plan) merupakan

gambaran umum kapal yang akan dibangun.

Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan yang terhitung sejak dikeluarkannya


Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga serah-terima kepada pihak
pengguna jasa.

4.1.3 Persiapan Galangan


Pihak galangan yang telah menandatangani kontrak selanjutnya membuat
perencanaan kerja yang berpatokan pada isi kontrak dan mengambil batasan
waktu puncak penyelesaian, lalu dihitung mundur hingga didapatkan waktu ideal
untuk segera memulai proses produksi. Hal ini akan lebih baik dalam pengaturan
waktu sehingga keterlambatan bisa diminimalisir. Seluruh perencanaan ini
biasanya ditangani oleh Plan & Production Control Department (PPC Dept) ,
yang merupakan otak dari sebuah proyek. Berikut ini adalah kegiatan perencanaan
yang dilakukan PPC Department antara lain:

Pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan penugasan


personil terutama pimpinan proyek (Project Engineer) atau Kepala
Pelaksana Lapangan yang bertanggung jawab dalam pembangunan kapal,
yang meliputi estimasi kebutuhan material dan peralatan berdasarkan
daftar kuantitas, jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan
pengaturan jam orang (JO) dan personil lain yang dimiliki pihak galangan
maupun diserahkan sebagaian pekerjaan kepada pihak lain (subkontraktor) sepanjang masih berada dalam koridor ikatan kontrak.

Perhitungan kebutuhan material, perlengkapan dan permesinan kapal.


Pengadaan material, perlengkapan dan permesinan baik untuk persiapan
pembangunan maupun untuk kapal. Pengadaan material, perlengkapan
serta permesinan untuk kapal selanjutnya sesuai persetujuan pengguna jasa
dan disetujui oleh Klasifikasi

27

Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan (site) & building
berth menyangkut penyiapan bengkel-bengkel kerja hingga building berth
dimana konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.

Pembuatan Network Planning dan Time Schedule yang berkaitan dengan


rencana kerja, pembidangan dan penugasan staff, serta penyusunan jadwal
penyelesaian pekerjaan agar tidak melampaui batas waktu yang telah
disepakati dalam Kontrak.

Selanjutnya

adalah

pembuatan Time

Schedule yang

mengacu

pada Main

Schedule ( pemesanan/kontrak, fabrikasi, ereksi, peluncuran & pengapungan,


delivery). Time schedule tersebut berisi:
Umum (general), meliputi:

Key Plan dan Basic Plan

Production Drawing

Pemesanan material

Pemesanan material paket (mesin induk, mesin bantu, dan lain-lain)

Rencana pengerjaan konstruksi baja lambung (hull part), meliputi :

Mould Lofting

Marking

Fabrikasi

Assembling

Ereksi (block erection)

Rencana pengerjaan konstruksi out-fitting lambung (hull out-fitting), meliputi:

Pekerjaan perpipaan (hull piping)

28

o Pemasangan

perlengkapan

tambat (mooring

equipment), jangkar (anchor), permesinan

geladak

(deck

machineries).
o

Perlengkapan geladak termasuk perlengkapan penyelamat (safety


equipment : live saving & fire fighting system)

Perlengkapan tangki muat (cargo tank fittings)

Perlengkapan akomodasi (furniture schedule)

Peralatan navigasi (navigation equipment)

Rencana pengerjaan bagian Permesinan (Machinery Part), meliputi:


o

Pemasangan mesin induk (main engine), poros (shaft) dan


propeller

Pemasangan

generator (genset) dan

mesin

bantu (auxiliary

engine)
o
o

Pemasangan perpipaan untuk mesin


Pemasangan perlengkapan untuk kamar mesin (engine room
fitting)

o Rencana pengerjaan bagian Listrik (Electric Part), meliputi:


o

Sistem pembangkit tenaga listrik (electric generating plant)

Pembuatan rangkaian panel (MCB)

Pemasangan kabel (cable wiring)

Penyambungan kabel (connection)

Perlengkapan penerangan (lighting)

Perlengkapan radio dan sistem navigasi

Sistem alarm dan komunikasi

29

Suku cadang dan perlengkapannya

Rencana pengerjaan finishing, pemeriksaan dan pengujian, meliputi:

Pengecatan (cleaning, primer & schedule painting)

Inspeksi (welding inspection & water tighness), test (ship


equipments & research equipments),dock trial, inclining
test dan sea trial.

4.1.3

Tahap Desain

Berdasarkan dokumen kontrak yang termasuk di dalamnya adalah Owner dan


Spesifikasi Teknik serta General Arrangement Plan (GAP) selanjutnya dilakukan
pembuatan Rancangan awal (Preliminary Design) yang merupakan pekerjaan
pengulangan (Repeated Order) dari kapal-kapal sejenis yang pernah dibangun.
Rancangan pengulangan ini tidak mutlak mengikuti rancangan lama akan tetapi
dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga dapat
memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Dibeberapa
proyek, misalnya pada pembangunan Oil Tanker 3500LTDW pesanan Perusahaan
Migas, owner menggunakan jasa konsultan dalam pembuatan gambar desain
sehingga

pihak

galangan

hanya

bertindak

sebagai

pelaksana

proyek

pembangunan. Pekerjaan pada tahap ini banyak dilakukan oleh Engineering


Department, termasuk perhitungan stabilitas (preliminary dan inclining). Adapun
pekerjaan pokok yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan Key Plan,
Detail Plan, dan Production Drawing Plan.

Key

Plan yang

merupakan

gambar-gambar

utama

kapal. Key

Plan merupakan output dari proses design kapal yang terdiri atas:

Rencana Garis (Lines Plan)

Rencana Umum (General Arrangement Plan)

Rencana Irisan Melintang Gading Tengah (Midship Section Plan)

Rencana Profil Konstruksi dan Geladak (Construction Profile and Deck


Plan)
30

Sekat-sekat melintang (Transversal Bulkheads)

Perencanaan dalam Kamar Mesin (Arrangement in Engine Room)

Detail Plan merupakan pengembangan dari Key Plan, yang mencakup:

Rencana Konstruksi Body Plan (Landing Body Plan)

Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)

Konstruksi Gading Tengah (Midship Construction)

Konstruksi Kamar Mesin (Engine Room Construction)

Konstruksi Buritan (Stern Construction)

Konstruksi Haluan (Bow Contruction)

Konstruksi Rumah Geladak (Deck House Construction)

Konstruksi Gading Buritan dan Kemudi (Rudder and Stren Frame


Construction)

Production Drawing merupakan tahap awal dalam jadwal waktu pelaksanaan


pekerjaan dan sudah dilakukan (sebagian gambar; key plan) pada waktu
perencanaan untuk tender. Pekerjaan mould loft (gambar skala 1 : 1) untuk
rencana garis sudah bisa dilaksanakan dari gambar rencana garis (lines plan)
yang sudah disetujui klas. Gambar-gambar ini digunakan untuk disetujui oleh
pihak pengguna jasa/pemilik kapal (ships owner) dan BKI. Dalam tahapan
rancangan (designing

stage),

disamping

dibuatkan

gambar-gambar

rancangan (key plan, detail plan dan production drawings), juga ditentukan
metode pembangunan kapal. Pemilihan metode ini berdasarkan type kapal,
ukuran pokok kapal, jumlah kapal yang akan dibangun(series) diatas building
berth, program pada galangan kapal. Aspek-aspek ekonomis yang meliputi
pembuatan kapal secara keseluruhan. Metode ini sangat tergantung pada:

Tipe dan kapasitas perlengkapan dalam bengkel (shops)

Ruang kerja yang tersedia (Dock space)


31

Tipe, jumlah dan perlengkapan building berth serta ukuran basin


peluncuran / pengapungan

Tingkat kerjasama antara galangan ini dengan perusahaan lain (third


party) atau institusi rancang bangun dalam meproduksikan bagian-bagian
konstruksi kapal. Faktor ini perlu dipertimbangkan bila ada komponen
lainnya dibangun di perusahaan lain.

4.1.4

Fabrikasi

Untuk melakukan fabrikasi material dibutuhkan gambar-gambar produksi yang


merupakan

pengembangan

dariKey

Plan dan Detail

Plan. Gambar-gambar

ini (Production Drawings) adalah gambar-gambar detail per sub-komponen yang


merupakan kelanjutan dari Detail Plan setelah diberi informasi teknis untuk
pengerjaan di lapangan (bengkel assembling). Gambar-gambar ini dibuat oleh
Departemen Rancang Bangun (Engineering). Disamping gambar-gambar produksi
ini, juga dibuatkan piece list (daftar komponen) lengkap dengan ukurannya
masing-masing. Design/Production Drawing selain digunakan untuk pekerjaan
praktis di lapangan, juga untuk mengontrol pekerjaan produksi kapal (production
control). Setelah gambar-gambar produksi (production drawings) selesai dibuat,
selanjutnya diestimasikan jumlah material yang dibutuhkan untuk pembuatan
kapal tersebut yang meliputi:

Pelat baja lembaran (steel sheet plate for marine use)

Profil (flat bar, angle section dan rolled section)

Expanded metal

Cat (primer, anti corrosion (AC), anti fouling (AF), coating)

32

Kayu, vinyl, plywood, dan lain-lain

Pimpinan Proyek (Pimpro) atau Kepala Pelaksana lapangan yang dibantu Wakil
Kepala Pelaksana, membuat daftar kebutuhan material ini dan dikoordinasikan
dengan bagian pengadaan material (logistics) dan bagian pembelian untuk
pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material tersebut. Penentuan kebutuhan
material ini adalah dengan cara manual, yaitu dengan menghitung:

Untuk pelat, panjang dan lebar

Untuk profil, panjang

Cat, berdasarkan luas permukaan yang akan dicat dengan memperhitungkan

jumlah cat yang digunakan satu satuan luas. Faktor pengalaman juga dikaitkan
dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan berdasarkan pemakaian cat pada
kapal-kapal yang telah dibangun.

Jumlah mesin, pompa disesuaikan dengan yang dibutuhkan berdasarkan

rancangan (gambar).

Jumlah kayu dan perlengkapan akomodasi disesuaikan dengan kebutuhan

(dihitung dari gambar).


Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses produksi konstruksi kapal (steel
construction), dan menghasilkan sebagian besar komponen yang membentuk
struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan dalam proses fabrikasi adalah:
Mould lofting

Penandaan (marking);

Pemotongan (cutting);

Pembentukan (Roll, Press and bending);

Sub assembling.

a. Mould Lofting
Gambargambar rancangan (design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1
: 50 hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah terjadi bila komponen

33

kapal difabrikasikan secara langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media antara pekerjaan
rancangan dan fabrikasi yang dalam istilah teknik perkapalan disebut sebagai
proses mould lofting.

Gambar 4.1.4 Urutan Kerja Mould Loft

34

Gambar 4.1.4.b Mould Lofting

b.Penandaan (marking)
Marking adalah

proses

bengkel Mould

Loft,

penandaan
sebelum

komponen

melakukan

berdasarkan

data

dari

pemotongan (cutting) terhadap

komponen.Berdasarkan peralatan yang digunakan, marking dibedakan atas:

Penandaan secara manual (manual marking

Penandaan dengan metode proyeksi (projection marking)

Penandaan dengan menggunakan mesin electro photo

Penandaan secara numeric (numerical controlled marking)

Dengan manual marking, seluruh penandaan penggambaran komponen diatas


permukaan material dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan
sederhana. Pada projection marking, proses penandaan dibantu dengan peralatan
optik sehingga gambar komponen dari bengkel mould loft dapat diskalakan.
SementaraElectro Photo

Marking

(EPM) merupakan

pengembangan

dari

projection marking. Proses marking ini tidak membutuhkan pengerjaan awal (preprocessing) pada

pelat

menggunakan photo

baja

conductive

yang

akan

powder

di
(EPM

marking,

karena

photoner) dan

sudah
fixative.

Sedangkan Numerically Controlled Marking dibantu dengan peralatan komputer


(CNC) dimana data inputnya hanya merupakan data numeric. Selama penandaan
pelat ini terlebih dahulu dicatat nomor pelat/identifikasi pelat dan dibuat daftar
pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting plan) untuk keperluan
telusur material (traceability material).
Dalam proses mould lofting, konstruksi kapal digambarkan dengan metode skala 1
: 1 (full scale lofting), 1 : 10 sampai 1 : 25 (reduced scale lofting), di atas lantai
gambar yang terbuat dari papan atau plywood. Metode lainnya disebut numerical
35

lofting, yang digunakan untuk proses pemotongan menggunakan mesin CNC.


Keuntungan

penerapan numerical

lofting adalah

bahwa

data mould

lofting tersimpan dalam memori komputer untuk jangka waktu yang sangat lama
selama tidak terjadi kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk membangun kapal dengan tipe dan
ukuran yang sama. Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan
setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi konstruksi dari bagian
Rancang Bangun (engineering) yang sudah disetujui oleh klas. Schedule utama (
1 bulan) pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading tiap jarak
gading dan selebihnya adalah perbaikan dan bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.
c.Pemotongan (cutting)
Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan
dilakukan mengikuti kontur garismarking dengan toleransi sebagaimana yang
ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan
dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke pelat agar
menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose material yang kecil.
Berdasarkan jenis peralatan yang digunakan untuk pemotongan pelat, maka
pemotongan dibedakan atas:

Pemotongan manual dengan menggunakan gas

Pemotongan otomatis dengan menggunakan gas


Pembentukan (roll, press, dan bending)

Roll, press dan bending merupakan

kelanjutan

proses

fabrikasi

dari marking dan cutting. Roll adalah proses pembentukan pelat dimana pelat akan
berubah bentuk secara radial dengan tekanan dan gerakan antara duadie (round
bar).
Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan perataan permukaan
pelat yang mengalami waving.Bending adalah proses pembentukan pelat atau
profil hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai yang
dibutuhkan. Metode bending dibedakan menjadi 2 yaitu:

36

Pembentukan dingin (cold bending)

Cold bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dalam keadaan
temperatur normal (suhu kamar) tanpa efek suhu dari luar.

Pembentukan panas (hot bending)

Hot bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dengan bantuan
pemanasan dari luar untuk memudahkan pengerjaan pembentukan.
d. Pengelasan ( welding )
Proses pengelasan dilakukan setelah material siap dan telah sesuai dengan gambar
disain yang melalui tahap marking dan cutting baik secara manual maupun
menggunakan mesin potong CNC. Sistem pembangunan yang menerapkan sistem
blok, salah satunya bertujuan agar memudahkan proses pengelasan untuk
meminimalkan posisi pengelasan atas ( overhead ) dan lebih mengutamakan
pengelasan mendatar. Posisi-posisi overhead yang sulit dijangkau pada saat blok
dalam posisi up-side-down selanjutnya akan diselesaikan pada saat blok di
sambung dengan blok yang lain dan berada pada posisi bottom up.
Setelah pengelasan selesai dilakukan, pengecekan dilakukan berdasarkan schedule
yang sudah ditetapkan oleh PPC Department dengan perincian sebagai berikut:

Tujuan

Untuk menetapkan sistem pemeriksaan pengelasan ( welding check ) dengan


tujuan memastikan persiapan, proses pengelasan dan hasil pengelasan sesuai
dengan WSP dan Welding Table.

Definisi
1. WSP : Welding Procedure Specification ( spesifikasi Prosedur Las/SPL).
1. Welding Table : Tabel yang berisi, bagian yang dilas, dimensi
lasan, model pengelasan dan urutan pengelasan.

Pelaksanaan

37

Welding check dilaksanakan mulai pada tahap persiapan sisi material yang akan
dilas, proses pengelasan dan hasil penglasan.

Tahapan pelaksanaan :
1. Produksi mengajukan permohonan welding check.
2. Dep. SKS menerimma, mempelajari dan mengagendakan permohonan
tersebut.

Kerataan permukaan kampuh las.

Hi-Low bagian yang akan disambung.

Gap yang diijinkan


o Panjang bagian yang dilas dan tidak dilas untuk intermitten weld
dan staggered weld.
o Lebar deposit las, tinggi deposite las dari base metal dan
permukaan las.
o Cacat las

1. Visual

Porosity

Pin hole

Crack

Incomplete penetration

1. NDT ( Non Destructive Testing ) jika diperlukan untuk mengetahui ada


tidaknya cacat dibawah permukaan.

Deformasi akibat pengelasan.

38

1. Jika terdapat ketidaksesuaian ( tidak memenuhi standar/toleransi yang


diijinkan ), maka dibuat laporan ketidaksesuaian tersebut dan diserahkan
ke produksi untuk diperbaiki dan diperikasa kembali oleh QC.
2. Apabila hasil pemeriksaan memenuhi WSp, Welding Table dan
standar/toleransi yang diijinkan, maka Dep. SKS mengajukan pemeriksaan
final dengaan pihak klas dan Owner surveyor. Dibuatkan laporan hasil
pemeriksaan final tersebut sesuai FM.QCD-03
e.Perakitan (Assembling)
Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses fabrikasi. Seluruh material
yang

telah

difabrikasi,

baik

pelat

baja

maupun

profil-profil (rolled

shapes) digabungkan dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih besar
dan kompak (block). Proses ini didahului oleh proses Sub Assembling yang
merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi
volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain
penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener,
girder, dan sebagainya), perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan
membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.
Perakitan komponen dimaksudkan untuk:

Meningkatkan produktivitas dan memperkecil volume kerja di atas


building berth;

Mempersingkat waktu kerja dengan mengurangi pekerjaan diatas building


berth;

Meningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja khususnya untuk


pekerjaan out fitting dan pengecatan karena dapat dilaksanakan selama
perakitan.

Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya tergantung kepada dimensi kapal
yang dibangun serta kapasitascrane pada bengkel assembling. Selain perakitan
pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan komponen outfitting (perpipaan dan kelistrikan)

39

4.1.5 Pemasangan Lunas Pertama (Keel Laying)


Kegiatan Keel Laying merupakan ceremonial yang dilakukan pada setiap proyek
pembangunan

kapal

dengan

ketentuan

owner

dan

kesepakatan

yang

ditandatangani dalam kontrak. Keel Laying dilakukan setelah pembangunan kapal


mencapai 1% dari total berat LWT dan dihadiri oleh pihak owner, kontraktor
(galangan), dan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan.
Kegiatan simbolik ini ditandai dengan pengelasan pada salah satu bagian pelat
keel oleh pihak pemesan (owner).
4.1.6 Penyambungan Blok (Erection)
Ereksi adalah proses penyambungan blok-blok/seksi konstruksi yang telah dirakit,
pada building berth dengan posisi tegak, dengan menggunakan crane. Urutan
peletakan blok ditentukan dalam tahapan rancangan. Blok atau seksi pada kamar
mesin karena berhubungan dengan pekerjaan konstruksi tongkat kemudi (rudder
stock), daun kemudi (rudder), dan poros baling-baling dan parameter untuk
penyambungan blok-blok tersebut dipakai blok didaerah parallel midle body
(bagian tengah kapal dengan lebar yang sama) sebagai master blok dilanjutkan
dengan penyambungan blok-blok atau seksi ke arah haluan dan buritan kapal.
Setelah penyambungan blok, dilakukan pengecatan pemasangan zinc anode
sebagai pelindung baja lambung dan rudder dari korosi, primer, anti corrosion ,
dan anti fouling pada bagian lambung yang tercelup air.
4.1.7.a

Peluncuran (Launching)

Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai lambung
dan bangunan atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi
Test (RT) atau X-Ray terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan
oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik pembangunan
selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas permukaan air.
Berdasarkan tipe bengkel ereksi (building berth), maka metode peluncuran kapal
dibedakan atas:

Metode peluncuran membujur (end launching)

40

Metode peluncuran melintang (side launching)

Metode peluncuran dengan pengapungan (floating launching)

Pada

peluncuran

membujur

dan

melintang,

kapal

biasanya

dibangun

diatas building berth di atas slipway. Jika kapal dibangun dengan posisi membujur
atau sejajar panjang slipway, maka peluncuran dilakukan dengan metode
peluncuran melintang.
Sementara

pada

peluncuran

dengan

pengapungan,

kapal

dibangun

di

dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating dock). Proses
pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving dockatau floating
dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya, selanjutnya
pintu dock dibuka (pada graving dock) dan kapal ditarik keluar dari dock dengan
bantuan kapal tarik (tug boat).
Peluncuran kapal yang sering diterpakan di galangan pada umumnya adalah
metode peluncuran membujur (end launching) dengan menggunakan balon berisi
udara ( air bag) untuk kapal jenis tug boat. Metode ini dipandang lebih efisien
dan fleksibel karena tidak diperlukan slipway untuk meluncurkan kapal
dan building berth yang digunakan untuk membangun bisa dipilih ditempat yang
ideal sehingga pemanfaatan tempat digalangan bisa maksimal. Sedangkan untuk
Ferry Ro-Ro, launching menggunakan metode side launching.
4.1.7.b

Instalasi

1.Instalasi Permesinan
Instalasi permesinan harus sesuai dengan peraturan badan klasifikasi dan
persyaratan keselamatan dari Departmen Jenderal Perhubungan Laut dan
Peraturan Pemerintah lain yang berlaku. Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu
(M/E dan A/E) dapat dilaksanakan setelah blok-blok sampai geladak disambung
dengan baik. Karena perkiraan kedatangan permesinan tersebut memerlukan
waktu lama (melebihi jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut
dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan setelah melalui
prosedur pengujian seperti pengujian di pabrik pembuat (manufacturer shop

41

test). Penyetelan mesin induk ini dengan mempertimbangkan sudut kemiringan


poros propeller, persyaratan ketebalan bantalan dudukan mesin(chock fast).
2.Instalasi Sistem Propulsi
Pada kapal perintis (Coaster) pemasangan poros dan ukurannya sesuai dengan
peraturan badan klasifikasi dimana tabung poros terbuat dari cast steel/black steel
pipe . Sedangkan pada Tug Boat, sistem propulsi menggunakan tipe SRP
( Steerable Rudder Propeller) dengan instalasi terdiri dari 2 macam, yaitu melalui
bottom (bawah) pada saat kapal docking, dan yang tipe kedua melalui atas deck
dengan menggunakan crane. Metode pemasangan pertama menggunakan teknik
katrol secara perlahan dengan posisi SRP di letakkan dibawah lambung hingga
terpasang secara vertikal.
3. Instalasi Perlengkapan (Out-fitting & Finishing)
- Hull Outfitting
Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting), yang terdiri dari:
1. (Loading/Unloading lines yaitu pemasangan pipa untuk pengaliran keluar
masuknya methanol dari pelabuhan (kilang methanol) ke dalam kapal.
2. Venting yaitu suatu pipa yang berfungsi sebagai ventilasi yang letaknya di
atas tangki kapal.
3. Pemasangan sebagian pipa.
1. PV Valve System yaitu katub yang berfungsi untuk menyekat atau
mengeluarkan gas bertekanan dari tangki.
2. Sounding System yaitu system pengukuran volume tangki.
4. Instalasi Sistem Perpipaan
Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen, filter,
fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal pemasangan sistem perpipaan ini dimulai
setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini dimulai setelah
penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama yang dipasang adalah
sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipe-nya dan sistem ini terpusat di
42

kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan
lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fitup),dan pengelasan. Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan
perapihan las-lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar
tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi di
daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum
disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas
dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
5.Instalasi Sistem Kelistrikan dan Navigasi
Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran kapal dan
bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN).
Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari
pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi
dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat dibuat
rapih dan kedap.
6.Instalasi Peralatan Perlengkapan Geladak
Instalasi-instalasi ini mencakup:

Jangkar, rantai, dan tali temali

Mesin Jangkar (Hydraulic System)

Peralatan tambat

Peralatan Kemudi (Hydraulic dan manual untuk emergency)

Perlengkapan Komunikasi dan Navigasi GMDSS

VHF Radio

MF/HF Radio

INMARSAT-C MES

Radar Transporder

43

NAVTEX Receiver

EGC Receiver

Two-way VHF Receiver

Serta dilengkapi dengan GPS, Echosounder, dan berbagai peralatan charting dan
navigasi manual ( Jangka, peta, kaca pembesar, dll).

Perlengkapan Keselamatan

Sekoci Penolong (lifeboat)

Rakit Penolong (liferaft)

Gelang Pelampung (lifebuoy)

Baju Penolong (lifejacket)

Peralatan Pelempar Tali Otomatis

Dan Peralatan lain yang memenuhi persyaratan.

Perlengkapan Pemadam Kebakaran

Instalasi lampu-lampu penerangan di tiap deck dan ruangan

Instalasi lampu-lampu navigasi sesuai ketentuan COLREG.

4.1.8.a

Finishing Painting

Sebelum pelat dan profil digunakan pada proses fabrikasi terlebih dulu di
sunblasting dengan standar 2,5 SA dan dicat primer (dengan alat spray) ketebalan
25 mikron. Semua permukaan pelat lambung dan geladak terbuka harus di shot
blast/ dibersihkan sebelum pelaksanaan pengecatan.
Cat yang digunakan adalah dengan mutu yang baik jenis marine spesifikasi teknis
cat maupun teknis pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat cat yang digunakan dengan menggunakan alat spray atau alat lain
yang sesuai.
44

Merk, jenis dan warna dari cat yang digunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pihak pemesan, sebelum order dilaksanakan.
Khusus bagian dalam dari tangki minyak harus benar-benar bersih dan dilap
dengan minyak.
Ketebalan dari setiap lapisan harus sesuai dengan standar pembuat cat yang
dugunakan.
Dalam pengecatan AF, pihak Kontraktor wajib dengan teliti menyesuaikan dengan
rencana atau jadwal pengapungan kapal.

4.1.8.b

Penyelesain Interior

Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran kabel (cable tray), perpipaan dan
saluran udara (ducting)selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini mengikuti spesifikasi
material dari spesifikasi teknis dan peraturan yang berlaku. Pekerjaan pada tahap
ini adalah pemasangan interior tiap ruangan akomodasi, pelapisan dinding (lining
& ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).
4.1.9

Pengujian (Test)

Di bawah ini merupakan sample dari runtutan kerja dari Departemen Quality
Control yang dibuat untuk sebuah kapal Dalam pelaksanaannya ITP dikenal
dengan Inspection Test Plan dibuat dan disetujui oleh Badan Klasifikasi beserta
Owner pada saat acara Keel Laying. ITP ini juga dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dari pembangunan kapal itu sendiri serta regulasi yang berkaitan.
Adapun beberapa penjelasan dari Tes di atas antara lain:
1 Material Inspection
Juga biasa disebut dengan Identifikasi Material. Identifikasi material dilaksanakan
pada material yang akan dipasang di kapal berdasarkan pada sertifikat material
(pelat, profil, bahan, peralatan, dan perlengkapan), mill certificate, dan sertifikasi

45

bahan. Jika suatu material belum bersertifikat maka akan diajukan surat
permohonan sertifikasi material ke Biro Klasifikasi.
2 Percobaan Dok (Dock Trial)
Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial), percobaan dok harus
dilakukan terlebih dahulu sesuai persyaratan dari badan klasifikasi. Percobaan dok
meliputi:
Percobaan mesin induk dan mesin bantu
Percobaan pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya
Kemudi dan mesin kemudi
Load test, Crane ( Tes Beban Batang Muat)

3 Sea Trial
Item pemeriksaan dan pengujian pada saat sea trial :

Progressive Speed Test

Tujuan : Untuk mengetahui kecepatan kapal pada beberapa kondisi kekuatan


mesin.

Steering Gear Test

Tujuan :Untuk mengetahui kinerja permesinan kemudi

Turning Circle Test

Tujuan :Mengetahui diameter minimum putaran kapal

Untuk putaran kearah kiri ( port side ) dilaksanakan dengan cara yang sama.

ZIG ZAG Manuver Test

46

Tujuan :Untuk mengetahui kemampuan olah gerak kapal.


Untuk operasi gerakan dari 20 kiri ( port side ) dilaksanakan sama dengan diatas,
tetapi dimulai dari 20 kiri ( port side ).

Wiiliamson Turn Test

Tujuan :Untuk mengetahui besar pergeseran kapal dan diameter kapal dalam
proses manoeuver penyelamatan.

Reversing Trial

Tujuan : Untuk mengetahui perubahan kelurusan arah kapal saat mundur.

Stoping Test

Tujuan : Untuk mengetahui jarak tempuh pamberhentian peluncuran.

Crash Stop Astern and Crash Stop Ahead Test

Tujuan : Untuk mengetahui jarak tempuh pemberhentian balik.


Pelaksanaan
I.Crash Stop Astern ( perjalanan balik kebelakang )
II. Crash Stop Ahead ( perjalanan balik kedepan )

Spiral Test

Tujuan :Untuk mengetahui gerakan menghindar kapal.

Low Speed Effective Rudder Test

Tujuan :Untuk mengetahui gerakan kapal pada kecepatan rendah.

Anchor Lowering and Hoisting Test

Tujuan :Untuk mengetahui kinerja permesinan jangkar.

Endurance Trial & Fuel Consumption Measurement

47

Tujuan :Untuk mengetahui karakteristik mesin dan konsumsi pemakaian bahan


bakar.

Vibration Measurment Test

Tujuan :Untuk mengetahui besarnya getaran yang diterima oleh badan kapal.

Noise Level Measurement

Tujuan : Untuk mengetahui kebisingan tiap ruang dan untuk mengetahui


kemampuan isolasinya.

Torsional Vibration Test

Tujuan : Untuk mengetahui besarnya tegangan yang ditimbulkan oleh getaran


akibat putaran mesin utama.

Bow Thruster Test

Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan unjuk kerja propeller bow thruster.

Percobaan Kemiringan (Inclining Test)

Percobaan kemiringan (inclining test) dilakukan untuk mengetahui berat dan letak
titik berat kapal kosong. Perhitungan stabilitas dilakukan kembali berdasarkan
hasil inclining test tersebut, selain perhitungan stabilitas saat perhitungan
awal (preliminary). Percobaan ini dilakukan menurut prosedur yang dibuat oleh
kontraktor (galangan) dan disetujui oleh Pemberi Tugas (owner). Pelaksanaanya
harus dihadiri oleh Marine Inspector, Konsultan pengawas, dan pemberi tugas
atau wakilnya yang ditunjuk.

4.1.10.a Persetujuan Kelas dan Sertifikasi (Class Approval & Sertification)


Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal dinyatakan memenuhi seluruh
persyaratan sebagaimana ditetapkan dan disetujui oleh badan klasifikasi yang
telah

dipilih,

maka

selanjutnya

dibuatkan

penggambaran

akhir

sesuai

pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh sertifikasi class dan


sebagainya serta memperoleh persetujuan badan klasifikasi tersebut.
48

4.1.10b Delivery
Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak.
Serah

terima

dilaksanakan

sesuai

rencana

dalam

jadwal

pelaksanaan

pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender.
Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.

4.2 Keunggulan PT.Batamec


Dalam meningkatkan persaingan di kalangan industry galangan kapal yang ada
di Indonesia ,PT.batamec memiliki keunggulan yang bisa diandalkan ditengah
kemerosotsn industry galangan kapal yang lain,berikut ini beberapa keunggulan
yang dimiliki oleh PT.Battamec :
4.2.1. Memiliki jumlah Synchrolift yang lebih banyak dan berkapasitas besar
Sistem pengangkatan kapal dengan Syncrolift adalah penemuan terbaru dalam
pemindahan kapal. Syncrolift merupakan sebuah fasilitas pengedokan dengan
sistem yang melibatkan operasional lift atau alat angkat dalam hal ini berupa hoist
dengan jumlah yang disesuaikan dengan kapasitas Syncrolift itu sendiri dan
digerakkan secara bersamaan.

49

Gambar 4.2.1 tabel fasilitas yang dimiliki PT.Batamec


Sistem pada Synchrolift adalah sebagai berikut :

Untuk Menaikkan Kapal :

Dengan tenaga Hoist Platform ditenggelamkan beserta cradle dan

ganjalannya
Kapal dimasukkan ke kolam
Platform dinaikkan secara perlahan sehingga kapal duduk pada

ganjal
Platform dinaikkan perlahan sehingga kedudukan deckplatform
dan dek beton sejajar setelah itu dikunci agar kedudukannya tetap
sejajar.

Untuk Menurunkan Kapal


-

Cradle beserta kapal ditarik menuju platform


Platform diturunkan secaa perlahan hingga kapal mengapung
Kapal dikeluarkan dari kolam
Perencanaan synchrolift dengan sistem hoist

4.2.2 Memiliki luas wilayah galangan yang besar

50

PT.Batamec memilik luas 64 Ha luas wilayah darat 555m water front, dan
didukung dengan fasilitas galangan yang lengkap

Gambar 4.2.3 Luas Wilayah PT.Batamec


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam kegiatan Kerja Lapangan ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini
dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi para mahasiswa. Mengenal kondisi
lapangan secara nyata, dijelaskan secara langsung mengenai proses-proses
pembuatan, perakitan, dan reparasi kapal dan melihat langsung apa yang telah
dijelaskan melalui mekanisme kerja yang dilakukan oleh para pekerja dan
karyawan perusahaan. Sehingga mahasiswa mempunyai gambaran mengenai apa
saja yang akan dilakukan di lapangan ketika akan memasuki dunia kerja.
Pelaksanaan Kerja Lapangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya tentang perusahaan yang
dikunjungi antara lain:

51

1
2

Proses produksi kapal dari open tender sampai proses delivery.


Permasalahan yang dihadapi dalam memproduksi kapal dan bagaimana
caranya merekayasa proses pengerjaan kapal sesuai dengan ilmu

3
4

engineering.
Tahap-tahap yang dilalui sesuai dengan standar internasional.
Mengaplikasikan ilmu di bangku kuliah di dunia kerja dan
memberikan gambaran mengenai dunia kerja di dalam dunia
perkapalan.

Melalui kegiatan ini kami megucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terlaksananya kegiatan KKL ini dengan baik karena dengan
adanya kegiatan ini kami mendapatkan ilmu yang belum pernah kami dapatkan
selama di bangku perkuliahan dan semakin memotivasi kami agar menjadi
mahasiswa yang lebih rajin dalam belajar, selalu disiplin, rajin, mempunyai skill
dan terampil sesuai dengan bidang yang kami tekunin selama ini.

5.2 Saran
Untuk menjadikan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini lebih baik dan dapat
dijadikan bahan referensi yang baik maka kami menyampaikan saran antara lain:
1

Terbatasnya waktu berkunjung dan informasi mengenai perusahaan yang


akan menyulitkan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan selama KKL

berlangsung.
Perlunya pengetahuan dan wawasan yang lebih menyeluruh untuk semua
komponen perusahaan yang bekerja dalam proses konstruksi kapal baru

maupun reparasi kapal khususnya pada tataran dan paparan teknis.


Perlu dokumentasi yang lebih detail dan menyeluruh mengenai gambar

kerja tiap-tiap proses pengerjaan kapal maupun reparasi kapal.


Diharapkan dengan adanya kegiatan Kerja Lapangan ini mahasiswa
menjadi lebih mudah memahami dan bisa menempatkan diri dengan baik
di lingkungan kerja setelah mendapatkan gambaran sekilas secara
langsung mengenai Kerja Lapangan.

52

DAFTAR PUSTAKA

Adi,

Wahyu.

2013.

Laporan

Kerja

Praktek

Galangan

Kapal.

http://www.scribd.com/mobile/doc/206660315/. (diakses 26 Juni


2016).
Al Fattha, Rahmat. 2013. Laporan Studi Eskursi Teknik Perkapalan.
http://www.docfoc.com/download/documents/laporan-studi-eskursiteknik-perkapalan-universitas-indonesia (diakses 26 Juni 2016)
Alvinsadega.

2014.

Contoh

laporan

kerja

praktek

ti.

http://www.slideshare.net/alvinsadega/contoh-laporan-kerja-praktekti.(diakses 05 Juni 2015)


Arifin, Ahmad. 2015. Penngetahuan Dasar Mesin Perkakas dalam Pemesinan.
http://achmadarifin.com/pemesinan/pengetahuan-dasar-mesinperkakas-dalam-pemesinan. (Diakses 30 Juni 2016)

53

Inuyasin. 2012. Elemen Mesin (Pasak, Poros, Baut & Mur, Bantalan).
http://nooryasinabdillah.blogspot.co.id/2012/04/elemen-mesinpasak-poros-baut-bantalan.html?m. (Diakses 30 Juni 2016).
www.batamec.com (Diakses 29 Juni 2016)
www.bppp-tegal.com (Diakses 1 juli 2016)
www.maritimeworld.web.id (Diakses 1 Juli 2016)

54

Anda mungkin juga menyukai