Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Kecemasan Bertanding ....

(Miftah Faturochman) 71

PENGARUH KECEMASAN BERTANDING TERHADAP PEAK PERFORMANCE


PADA ATLET SOFTBALL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
THE INFLUENCE OF COMPETITION ANXIETY TO PEAK PERFORMANCE SOFTBALL ATHLETES
AT YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY

Oleh : Miftah Faturochman, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta
faturochmanmiftah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan mengenai kecemasan bertanding yang terjadi
pada atlet softball UNY. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecemasan
bertanding terhadap peak performance pada atlet softball Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasi sebab-akibat. Subyek dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling sejumlah 34 atlet. Instrumen yang digunakan adalah skala kecemasan
bertanding dan skala peak perfomance. Uji validitas instrumen menggunakan validitas isi melalui expert
judgement, Sedangkan realibilitas menggunakan formula Alpha Cronbach dengan koefisien alpha sebesar
0,974 pada skala kecemasan bertanding dan 0,986 pada skala peak performance. Analisis data
menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan SPSS versi 21.00 For Windows. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara kecemasan bertanding terhadap peak performance
(koefisien regresi sebesar -0,758 dan nilai signifikasi sebesar 0,000). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
tingkat kecemasan bertanding maka semakin rendah tingkat peak performance pada atlet. Kontribusi yang
diberikan kecemasan bertanding terhadap peak performance sebesar 46,3% sedangkan 53,7% dipengaruhi
oleh faktor lain.

Kata kunci: kecemasan bertanding, peak performance, atlet softball


Abstract

This research based on competition anxiety problems that occurs in softball athletes Yogyakarta
State University. The aim of this research is to know the influence of competition anxiety to peak
performance of softball athletes at Yogyakarta State University. This research is using quantitative
approach with causal corelation analysis. The subject of this research using purposive sampling consist
of 34 softball athletes from Yogyakarta State University. This research instrument is using the scale of
competition anxiety and peak performance. Instrument validity test is using validity content through
expert judgement, while reliability using Alpha Cronbach formula with coefficient alpha of 0,974 on
competition anxiety scale and 0,986 on peak performance scale. Data analysis has use simple regression
with SPSS 21.00 Windows version. The results of this research is there was influence between competition
anxiety against peak performance (regression coefficient is -0,758 and significant value is 0,000). Its
means that the higher of competition anxiety level also causing peak performance in lower level. The
contribution of competition anxiety against peak performance is 46,3% while 53,7% influenced by other
factor.

Keyword : Competition anxiety, peak performance, softball athletes

membuat manusia menjadi sehat dan kuat, baik


PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu aktivitas jasmani maupun rohani (Zulaikha, 2007: 1).

penting dalam kehidupan manusia. Olahraga “Mens sana in corpora sano” merupakan moto

yang dilakukan secara rutin dan tepat akan yang sudah ada sejak zaman dahulu dan

menjadi
72 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

bukti betapa pentingnya badan dan jiwa yang ini didukung dari hasil wawancara dengan Fickry
Nuruzzaman selaku ketua UKM sekaligus pemain
sehat. Safaria & Kunjana (2006: 64)
dari tim softball UNY. Dari hasil wawancara
berpendapat bahwa dengan olahraga juga dapat didapat bahwa tim softball UNY menjuarai
meningkatkan rasa percaya diri, kontrol diri, turnamen ”Invitasi Softball Putra UNY CUP
2014” pada bulan Oktober 2014 dan di tahun
harga diri dan menciptakan citra tubuh yang
yang sama pada bulan November tim softball
positif. UNY mengalami penurunan prestasi dengan

Di Indonesia banyak jenis olahraga yang meraih peringkat 2 pada kejuaran ”Kejuaraan

digemari baik itu yang beregu ataupun individu. Daerah Softball DIY 2014”. Selain tim softball

Olahraga beregu yang kini mengalami UNY ada juga beberapa tim softball dari

perkembangan yang cukup pesat adalah softball universitas lain yang pernah menjadi juara

(Suhartini, 2011: 3). Perkembangan ini diantaranya, tim softball UGM yang menjadi
disebabkan karena olahraga softball tidak hanya juara di turnamen “UGM CUP 2016” (ugm.ac.id,

digunakan sebagai olahraga rekreasi saja 2016) dan tim softball Unisi yang menjadi juara

melainkan juga sebagai olahraga pendidikan atau di turnamen “UGM CUP 2013” (uii.ac.id, 2013).

olahraga prestasi. Menurut hasil wawancara yang dilakukan

Permainan softball pada mulanya dengan ketua UKM softball UNY Fickry

dikembangkan di Amerika tepatnya di kota Nuruzzaman pada tanggal 11 Maret 2014,

Chicago oleh George Hancook dan kawan- memperoleh hasil bahwa prestasi tim softball

kawannya pada tanggal 16 September 1887 dan Universitas Negeri Yogyakarta mengalami

dikembangkan oleh H. Fiscer dan M.J Panley. penurunan disetiap kejuaraan yang diikuti akhir-

Softball di Indonesia sendiri sebenarnya telah ada akhir ini. Hal ini terbukti dari keiikutsertaan tim

sejak zaman pendudukan Belanda, namun hanya softball UNY pada bulan Oktober 2014 yang

dilakukan di sekolah-sekolah tertentu (Suhartini, berhasil menjadi juara pada kejuaraan “UNY

2011: 1). Seiring semakin pesatnya perkem- CUP SOFTBALL PUTRA 2014” Namun, pada

bangan softball di Indonesia maka didirikan bulan November tim softball UNY hanya bisa

Perserikatan Baseball dan Softball Amatir meraih peringkat ke-2 pada kejuaraan

Seluruh Indonesia yang dikenal dengan sebutan “KEJUARAAN DAERAH SOFTBALL DIY

PERBASASI dan dipertandingkan secara resmi 2014” serta yang tebaru ditahun 2015 tepatnya
pada tingkat nasional pada tahun 1962, dan pada bulan April , tim softball UNY gagal lolos
kemudian masuk kedalam Pekan Olahraga dari penyisihan grup pada kejuaraan “TELKOM
Nasional ke-VII di Surabaya (Suhartini, 2011: 1). UNIVERSITY CUP 2015” dan bulan Oktober

Di wilayah Yogyakarta memiliki banyak pada kejuaraan “PARTHA & SIMS

tim softball yang salah satunya adalah tim ANNIVERSARRY 2015” tim softball UNY

softball Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). menduduki peringkat 5 dari 8 peserta yang

Tim softball UNY memiliki banyak prestasi hal ada.Menurut hasil wawancara yang dilakukan
Pengaruh Kecemasan Bertanding .... (Miftah Faturochman) 73

dengan ketua UKM softball UNY Fickry Penampilan puncak pada dasarnya bisa
Nuruzzaman pada tanggal 11 Maret 2014, dialami oleh setiap atlet apabila atlet dapat
memperoleh hasil bahwa prestasi tim softball meyelaraskan antara pikiran dan dan fisik.
Universitas Negeri Yogyakarta mengalami Menurut Harsuki (dalam penelitian Aji Utama,
penurunan disetiap kejuaraan yang diikuti akhir- 2015: 6) salah satu faktor yang menyebabkan
akhir ini. Hal ini terbukti dari keiikutsertaan tim peak performance adalah faktor yang
softball UNY pada bulan Oktober 2014 yang berhubungan dengan atlet yaitu kecemasan
berhasil menjadi juara pada kejuaraan “UNY bertanding. Weird dan Gould (dalam Satiadarma,
CUP SOFTBALL PUTRA 2014” Namun, pada 2000: 95) menjelaskan bahwa kecemasan adalah

bulan November tim softball UNY hanya bisa keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya

meraih peringkat ke-2 pada kejuaraan perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan
“KEJUARAAN DAERAH SOFTBALL DIY peningkatan gugahan sistem kebutuhan.

2014” serta yang tebaru ditahun 2015 tepatnya Kecemasan ini biasanya dipicu pula karena

pada bulan April , tim softball UNY gagal lolos atlet banyak memikirkan akibat dari

dari penyisihan grup pada kejuaraan “TELKOM kekalahannya. Kecemasan akan selalu terjadi

UNIVERSITY CUP 2015” dan bulan Oktober pada diri atlet apabila sesuatu yang diharapkan

pada kejuaraan “PARTHA & SIMS mendapat rintangan sehingga kemungkinan

ANNIVERSARRY 2015” tim softball UNY tidak tercapainya harapan menghantui pikirannya

menduduki peringkat 5 dari 8 peserta yang ada. (Apta, 2014: 42).

Menurut Scheider, Bugental, & Pierson Husdarta (2010: 70) membedakan gejala

(dalam Aji Utama, 2015: 26) peak performance kecemasan bertanding menjadi dua yaitu gejala

adalah kondisi sempurna saat pikiran dan otot fisik dan psikis. Gangguan fisik yang berupa

bergerak secara sinergi dan beriringan. gelisah, sulit tidur, ketegangan pada otot-otot

Maksudnya adalah atlet dapat dikatakan sedang tubuh, terjadinya perubahan pada raut wajah,

mengalami peak performance ketika atlet tersebut denyut jantung yang meningkat, berkeringat

dapat menggerakan tubuhnya sesuai dengan secara berlebih, dan reaksi tubuh yang berlebihan,

kehendaknya sehingga menjadikan segala sesuatu kedua adanya gangguan psikis yang berupa

yang dikerjakannya lebih efisien. gangguan pada perhatian konsentrasi, adanya

Garfied dan Bennett (Satiadarma, pikiran negatif terhadap diri sendiri, tidak

2000:165) yang melakukan interview terhadap memiliki kontrol emosi yang baik.

ratusan atlet bintang (elite athletes) menjelaskan Kecemasan yang terjadi pada atlet

bahwa ada delapan kondisi spesifik yang mereka biasanya akan menganggu penampilannya dan

alami ketika mereka berada dalam penampilan atlet tersebut mempunyai perasaan takut jika

puncak diantaranya: mental rileks, fisik rileks, gagal dalam pertandingan serta menimbulkan

optimis, terpusat pada kekinian, berenergi tinggi, adanya beban moral jika tidak bisa memenangkan

kesadaran tinggi, terkendali dan terseludang pertandingan tersebut (Husdarta 2010: 81).

(terlindungi dari gangguan). Menang dan kalah dalam kejuaraan biasanya


74 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

menjadi standar ukuran berhasil tidaknya seorang penelitian ini dilakukan pada remaja siswa
atlet mengembangkan keterampilan olahraganya, sekolah menengah atas di kota Malang yang
padahal untuk memenangkan pertandingan, yang menghasilkan terdapatnya hubungan positif dan
penting adalah tampil dengan baik (Satiadarma, signifikan antara kepercayaan diri terhadap peak
2000:17). Karena itu, persoalan yang sering performance pada tingkat kesalahan 5%.
ditanyakan oleh pengurus dan pelatih olahraga Penelitian ini memperoleh presentase 43% pada
pada hakikatnya terarah pada suatu sasaran yaitu masing-masing variabel yang berada pada
membina atlet agar mereka mencapai penampilan kategori tinggi. Kekuatan hubungan antara
puncak (peak performance) (Satiadarma, kepercayaan diri dengan peak performance
2000:159). adalah positif sebesar 0.271, hal ini berarti bahwa
Penelitian mengenai kecemasan semakin tinggi kepercayaan diri atlet bola basket
bertanding sebelumnya sudah banyak dilakukan maka peak performance juga akan semakin tinggi
salah satunya oleh Andhista Pratamajaya pada dan keakuratan pengaruh kepercayaan diri
tahun 2014. Pada penelitian ini kecemasan terhadap peak performance ini adalah sebesar
bertanding dihubugkan dengan kontrol diri 73,3%.
seorang atlet basket tingkat universitas se-DIY. Berdasarkan dari paparan tentang
Dalam penelitian ini menunjukan adanya kecemasan dan peak performance diatas, maka
hubungan negatif antara kontrol diri dengan dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh
kecemasan bertanding yang memperoleh hasil (r) Kecemasan Bertanding Terhadap Peak
sebesar 0,551 dengan (p) taraf signifikan 0,000 (p Performance Atlet Softball Universitas Negeri
< 0,01). Berdasarkan hasil tersebut dapat Yogyakarta”. Salah satu alasan peneliti
disimpulkan bahwa semakin tinggi kontrol diri melakukan penelitian ini karena adanya
maka semakin rendah kecemasan bertandingnya penurunan prestasi tim softball UNY yang
dan juga sebaliknya. berdasarkan hasil wawancara disebabkan oleh
Penelitian lain mengenai kecemasan faktor psikologis atau kecemasan. Selain itu
bertanding dilakukan Yestisa Ika Putri (2007) adanya kajian teori dan hasil penelitian yang telah
yang meneliti hubungan antara intimasi pelatih- dilakukan mengenai kecemasan bertanding,
atlet dengan kecemasan bertanding pada atlet diantaranya Andhista Pratamajaya (2014) yang
IPSI Semarang juga menunjukan adanya meneliti mengenai hubungan antara kontrol diri
hubungan negatif antara intimasi pelatih-atlet dengan kecemasan bertanding pada atlet basket.
dengan kecemasan dengan nilai koefisien korelasi Atlet yang memiliki kontrol diri yang baik,
-0,4. mampu meminimalisir gejala-gejala kecemasan
Penelitian mengenai peak performance saat bertanding. Kemudian ada juga peneliti yang
dilakukan oleh Lina Astriani (2010) yang meneliti pengaruh kepercayaan diri terhadap peak
berjudul “Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap performance atlet bola basket yang dilakukan
Peak Performance Atlet Bola Basket Sekolah oleh Lina Astriani (2010). Serta penelitian
Menengah Atas (SMA) Di Kota Malang” tentang tingkat kecemasan dan stress atlet bulu
Pengaruh Kecemasan Bertanding .... (Miftah Faturochman) 75

tangkis yang dilakukan oleh Rizki Mahakharisma Metode pengumpulan data yang dilakukan
(2014). dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
angket dalam bentuk skala. Angket dalam
METODE PENELITIAN
penelitian ini adalah angket kecemasan
Jenis Penelitian
bertanding yang terdiri dari 97 butir item dan
Pendekatan penelitian ini menggunakan
angket peak performance yang terdiri dari 90
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
butir item.
korelasi sebab-akibat.
Jenis skala yang digunakan adalah angket
Waktu dan Tempat Penelitian
tertutup dimana oleh peneliti sudah disediakan
Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan
jawabannya sehingga responden hanya diminta
Mahasiswa Softball Universitas Negeri
untuk memilih. Item – item disusun dalam bentuk
Yogyakarta yang beralamat di Jalan Colombo No.
pernyataan sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak
1 Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Jenis
Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 3
pernyataan merupakan pernyataan positif dan
Oktober – 10 Oktober 2016 yang bertempat di
negatif. Pada pernyataan positif bobot nilai untuk
lapangan softball Universitas Negeri Yogyakarta.
jawaban Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak
Populasi dan Sampel Penelitian
Sesuai = 2 dan Sangat Tidak Sesuai = 1.
Dalam penelitian ini menggunakan
Sedangkan untuk pernyataan negatif dengan
sampel penelitian dengan teknik purposive
bobot nilai untuk jawaban Sangat Sesuai = 1,
sampling. Jumlah atlet di UKM softball
Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak
Universitas Negeri Yogyakarta sebanyak 45 atlet
Sesuai = 4.
yang terdiri dari angkatan 2011-2016 akan tetapi
Teknik Analisis Data
dari 45 atlet tersebut hanya diambil 34 atlet.
Teknik yang digunakan untuk
Karena dari 45 hanya 34 atlet yang sudah
menganalisis data dalam penelitian ini
memiliki pengalaman betanding dan sisanya
menggunakan statistik deskriptif. Adapun
merupakan anggota baru yang belum merasakan
penentuan kategorisasi dilakukan berdasarkan
bertanding.
tingkat diferensiasi yang diketahui yaitu tinggi,
Prosedur
sedang, dan rendah. Analisis data dalam
Subyek penelitian mengisi identitas
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
singkat kemudian mengisi instrumen skala
SPSS for Windows 21.0 Version.
kecemasan bertanding dan skala peak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
performance. Hasil isian skala untuk masing-
a. Peak Performance
masing skala dijumlahkan, sehingga mendapatkan
Data peak performance yang diperoleh
jumlah skor masing-masing skala. Skor inilah
kemudian disajikan kriteria kecenderungan
yang digunakan dalam analisis data untuk
yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan
menguji hipotesis.
data peak performance pada atlet softball
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Universitas Negeri Yogyakarta.
76 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

Tabel 1. Data Peak Performance Atlet Tabel 3. Analisis Regresi Pengaruh


Softball Universitas Negeri Yogyakarta Kecemasan Bertanding terhadap Peak
Performance.
No. Rentan Frekuens Persentas
i g Skor i e
Tinggi x ≥ 270 11,76 % Model B Sig.
Sedang 180 ≤ 20 58, 82 %
x< (Constant) 391.089 0
270 kematangan_emo -0.758 ,000
Rendah x < 180 10 29,41 %
si
Jumlah 34 100%
a. Dependent Variable: peak
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa sebagian besar atlet softball UNY Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai
memiliki tingkat peak performance yang signifikasi sebesar 0,000. Hal ini dapat diartikan
sedang. bahwa terdapat pengaruh kecemasan bertanding
b. Kecemasan Bertanding terhadap peak performance. Pembuktian untuk
Data Kecemasan Bertanding yang hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai
diperoleh kemudian disajikan kriteria signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari pada
kecenderungan yang telah ditentukan. nilai probabilitas 0,05 (0,000< 0,05). Maka dari
Berikut ini merupakan data Kecemasan itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis terdapat
Bertanding pada atlet softball Universitas pengaruh antara kecemasan bertanding terhadap
Negeri Yogyakarta peak performance atlet softball Universitas
Tabel 2. Data Kecemasan Bertanding Negeri Yogyakarta diterima.
Atlet Softball Universitas Negeri Yogyakarta. Tabel diatas juga digunakan untuk
mengetahui hasil persamaan analisis regresi
No Kategor Rentan Frekuens Persentas
. i g Skor i e sederhana pada penelitian ini sebagai berikut :
1 Tinggi x ≥ 279 2 5,88 %
2 Sedang 186 ≤ 25 Y : 391,089 + -0,758X
73,52 %
x < 279
3 Rendah x < 186 7 20,58 % Persamaan di atas menunjukkan :
Jumlah 34 100%
1. Nilai konstanta (a) 391,089 yang berarti bahwa
Berdasarkan tabel di atas dapat
jika tidak ada kecemasan bertanding maka
diketahui bahwa sebagian besar atlet softball
nilai peak performance atlet softball UNY
UNY memiliki tingkat kecemasan bertanding
sebesar 391,089.
yang tergolong sedang.
2. Nilai koefisien regresi (b) variabel kecemasan
Selanjutnya dilakukan uji analisis
bertanding sebesar -0,758 yang bernilai negatif
regresi untuk mengetahui linear sederhana
menunjukan bahwa kecemasan bertanding
untuk mengetahui pengaruh kecemasan
mempunyai pengaruh negatif terhadap peak
bertanding terhadap peak performance. Hasil
performance. Hal tersebut dapat diartikan
analisis SPSS For Windows Seri 21.00
bahwa setiap meningkatkanya 1 nilai
regresi dapat disajikan pada tabel sebagai
kecemasan bertanding atlet softball maka nilai
berikut :
Pengaruh Kecemasan Bertanding .... (Miftah Faturochman) 77

peak performance akan menurun sebesar motorik seorang atlet. Dengan tingkat
0,758. kecemasan yang melebihi ambang batas, respon-
Selanjutnya untuk mengukur besarnya respon tubuh yang muncul relatif merugikan
sumbangan variabel kecemasan bertanding untuk sebuah penampilan.
(independent) terhadap variabel peak Lebih lanjut Gunarsa, Satiadarma dan
performance (dependent) dapat diketahui dari Soekasah (dalam Edyta, 2013: 9) menjelaskan
besarnya koefisien determinasi (R2). Penilaian atlet yang mengalami kecemasan secara
koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai berlebihan akan berdampak pada penampilannya
adjusted R square, pada tabel 4 sebagai berikut: yang membuat dirinya menjadi ekstra hati-hati,
Tabel 4. Koefisien Determinasi takut berbuat salah, tidak berani membuat
keputusan, dan bersikap menunggu sehingga
Model R R Square keadaan tersebut membuat konsentrasi seorang
a
1 ,681 ,563
atlet terpecah dan mengakibatkan penampilan
a. Predictors: (Constant), kecemasan
yang tidak maksimal.
b. Dependent Variable: peak
Hasil penelitian yang mendukung adanya
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
pengaruh antara kecemasan bertanding terhadap
koefisien determinasi sebesar 0,463, maka dapat
peak performance dilakukan oleh Andhista
diartikan bahwa kontribusi yang diberikan
Pratamajaya (2014) yaitu mengenai hubungan
kecemasan bertanding terhadap peak perofmance
antara kontrol diri dengan kecemasan bertanding
sebesar 46,3% sedangkan 57,3% dipengaruhi oleh
pada atlet basket tingkat universitas se-DIY. Hasil
faktor lain selain kecemasan bertanding.
penelitian tersebut yaitu terdapat hubungan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
negatif yang signifikasn antara kontrol diri
mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh
dengan kecemasan bertanding. Hal ini ditunjukan
antara kecemasan bertanding terhadap peak
dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,551.
performance atlet softball UNY. Hasil penelitian
Selain itu hasil penelitian Yestisa Ika Putri
ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh
(2007) yang meneliti hubungan antara intimasi
peneliti yaitu terdapat pengaruh antara
pelatih-atlet dengan kecemasan bertanding pada
kecemasan bertanding terhadap peak
atlet IPSI Semarang juga menunjukan adanya
performance atlet softball UNY.
hubungan negatif antara intimasi pelatih-atlet
Hasil penelitian yang menunjukan bahwa
dengan kecemasan dengan nilai koefisien korelasi
kecemasan bertanding mempengaruhi peak
-0,4. Hasil penelitian lain mengenai peak
performance seorang atlet sejalan dengan
performance pernah dilakukan oleh Lina Astriani
pendapat dari Sudibyo Setyobroto (dalam Risna
(2009) yaitu mengenai pengaruh kepercayaan diri
Podungge, 2012: 1) yang mengatakan bahwa
terhadap peak performance atlet bola basket
kecemasan memberikan pengaruh yang besar
SMAN Malang menunjukan tidak adanya
terhadap penampilan atlet. Pengeruh terbesar
pengaruh dengan nilai signifikasi sebesar 0,006.
kecemasan terhadap penampilan ada pada gerak
78 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 1 Tahun ke-6 2017

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat 53,7 % faktor lain yang
sebagian besar atlet softball UNY memiliki mempengaruhi peak perofmance.
tingkat kecemasan bertanding pada kategori
SIMPULAN DAN SARAN
sedang. Kecemasan bertanding dalam kategori
Simpulan
sedang ini menandakan bahwa sebagian besar
Berdasarkan hasil analisi data dan
atlet softball UNY memikirkan hal-hal yang tidak
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
dikehendaki akan terjadi pada saat pertandingan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
sehingga akan menganggu penampilan saat
antara kecemasan bertanding terhadap peak
bertanding. Hal ini diperkuat oleh Wang (2010)
performance atlet softball Universitas Negeri
dalam jurnalnya yang berjudul “Olympic
Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
CoachingPsychology: Winning Strategies for All
tingkat kecemasan maka akan berpengaruh
Athletes” yang menjelaskan bahwa pikiran
menurunnya peak performance atlet. Kontribusi
negatif yang berasal dari dalam diri atlet dapat
yang diberikan kecemasan bertanding terhadap
mengakibatkan atlet tampil buruk. Kecemasan
peak performance sebesar 46,3% sedangkan
yang melanda atlet softball UNY tersebut
53,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
Saran
penampilannya sehingga menganggu atlet softball
1. Bagi Atlet Softball Universitas Negeri
UNY menuju peak performance (Aji Utama,
Yogyakarta
2015: 18). Anshel (dalam Satiadarma, 2000:96)
Berdasarkan hasil penelitian yang
menjelaskan kecemasan yang muncul ini akan
menujukkan bahwa Atlet Softball
memberikan dampak yang tidak menguntungkan
Universitas Negeri Yogyakarta memiliki
untuk atlet yang mengakibatkan atlet akan tampil
kecemasan bertanding, maka disarankan atlet
tidak maksimal. Sejalan dengan pendapat
dapat meningkatkan pengelolaan emosi atau
Sudibyo Setyobroto (dalam Risna Podungge,
kendali emosi dengan cara melakukan
2012: 1) yang mengatakan bahwa kecemasan
relaksasi sebelum bertanding atau dengan
memberikan pengaruh yang besar terhadap
teknik-teknik tertentu yang dapat membantu
penampilan atlet maka hal tersebut dapat
seorang atlet untuk menampilkan peak
diartikan bahwa kecemasan yang terjadi pada
performance dalam suatu pertandingan.
atlet softball UNY dapat mempengaruhi
2. Bagi Pelatih Softball Universitas Negeri
penampilannya untuk menuju peak performance.
Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang
Bagi pelatih disarankan agar dapat
dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa
mendukung dan memfasilitasi para atlet
terdapat pengaruh antara kecemasan bertanding
untuk pelatihan manajemen emosi atau
terhadap peak performance atlet softball UNY.
penyelenggaraan kesehatan mental sehingga
Hal tersebut sesuai dengan perhitungan bahwa
peak performance atlet dapat berkembang
sumbangan variabel kecemasan terhadap peak
lebih optimal.
performance yaitu sebesar 46,3 % yang berarti
Pengaruh Kecemasan Bertanding .... (Miftah Faturochman) 79

3. Bagi Bidang Bimbingan dan Konseling Basket Sebelum Bertanding (Studi Kasus di
Klub Bima Sakti Malang). Fakultas
Bagi bidang bimbingan dan konseling
Psikologi Universitas Brawijaya Malang.
penelitian ini diharapkan sebagai bahan Jurnal Psikologi Universitas Brawijaya.
H. J. S, Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga.
informasi untuk menjawab masalah-masalah
Bandung: Alfabeta.
dalam kecemasan bertanding dan peak Ika. (2016). UGM Juara Kompetisi Softball
Nasional UGM CUP. Diakses dari
performance yang dialami siswa atau
http://ugm.ac.id. Pada Rabu,11 Mei 2016
mahasiswa atlet, serta dapat diaplikasikan pukul 12:19 WIB.
Lina Astriani. (2010). Pengaruh Kepercayaan Diri
dalam layanan bimbingan dan konseling
Terhadap Peak Performance Atlet Bola
khususnya layanan bimbingan pribadi atau Basket Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri Di Kota Malang. Skripsi. Fakultas
bimbingan kelompok.
Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Noor Zulaikha. (2007). Kecemasan Bertanding
Atlet Ditinjau Dari Kematangan Emosi.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas
mengkaji kembali mengenai kecemasan
Katolik Soegijapranata.
bertanding, sebaiknya menggali lebih dalam Risna Podungge. (2012). Dampak Kecemasan
Dan Agresifitas Terhadap Prestasi
lagi aspek-aspek kecemasan bertanding. Olahraga Bela Diri. Jurnal Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan
Selain itu peneliti juga dapat memperhatikan Universitas Negeri Gorontalo.
Satiadarma, M, P. (2000). Dasar-dasar Psikologi
perbedaan kecemasan bertanding dilihat dari Olahraga. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
jenis kelamin dan pengalaman bertanding. Triandoro Safaria, Kunjana Rahardi. (2006).
Menjadi Pribadi Berprestasi. Jakarta:
Grasindo.
DAFTAR PUSTAKA UII. (2013). Tim Softball UII Juara 1 Nasional.
Diakses dari http://uii.ac.id. Pada Rabu,
11 Mei 2016 pukul 12:19 WIB.
Aji Utama. (2015). Hubungan antara Kecemasan Wang, Jin. (2010). Olympic Coaching
dan Peak Performance Atlet Kejuaraan Psychology: Winning Strategies For All
Nasional UGM Futsal Championship. Atheletes. Soccer Journal Kennesaw State
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan University, 48-50.
Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah. Yetisa Ika Putri. (2007). Hubungan antara
Andhista Pratamajaya. (2014). Hubungan Antara Intimasi Pelatih – Atlet Dengan
Kontrol Diri Dengan Kecemasan Kecemasan Bertanding Pada Atlte Ikatan
Bertanding Pada Atlet Basket Tingkat Pencak Silat (IPSI) Semarang. Skripsi.
Universitas Se-Daerah Istimewa Fakultas Kedokteran, Universitas
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi Diponegoro.
Universitas Ahmad Dahlan.
Apta Mylsidayu. (2014). Psikologi Olahraga.
Jakarta: Bumi Aksara.
Bernadeta Suhartini. (2011). Mengenal Olahraga
Softball. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal
Olahraga Volume 2.
Edyta Eka Prasetya, Yoyon Supriyono, Amir
Hasan Ramli. (2013). Dampak
Kecemasan Bertanding pada Atlet Bola

Anda mungkin juga menyukai