Oleh:
NIKODIMUS ROLAN
NIM F1101161041
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmatnya,
sehingga saya dapat meyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “analisis jurnal
olahraga” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah analisis
jurnal olahraga ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran pembaca khususnya kepada kami. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah analisis jurnal olahraga ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah analisis jurnal olahraga ini.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 Modifikasi Model Pembelajaran Bola Voli Melalui Permainan Bola Voli Mini Berlapis
BAB 2 Survei Minat Anak Terhadap Olahraga Sepak Takraw Pada Klub Sepak Takraw Di
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara Tahun 2012
BAB 3 Olahraga Bulutangkis Sebagai Sulosi Mengurangi Frestasi Bagi Kalangan Pengusaha Di
Yajasan LKK Ngesti Rahayu Sidoarjo
BAB 4 Perbedaan Hasil Latihan Umpan Balik Lob Langsung Dan Lob Tidak Langsung
Terhadap Ketepatan Lob Dalam Olahraga Bulutangkis Di PB Tugu Muda Kota
Semarang
BAB 7 Penerimaan Atlet Bola Basket Yang Telah Mengalami Career – Ending Injury
BAB 8 Pelaksanaan Pemain Bola Kasti Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
Dan Kesahatan Di SD / MIN Kota Bengkulu
BAB 9 Pengaruh Pelatihan Bermain Bulutangkis Over Head Clear Drill Terhadap Kekuatan
Dan Daya Tahan Otot Lengan
BAB 10 Peroses Pembelajaran Permainan Bola Kasti Di Kelas Atas Sekolah Dasar Se-gugus
Sendangandi
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
1.1 Pendahuluan
Kata penulis kenyataan yang ada sekarang ini banyak di temukan kendala
Kendala pada proses pembelajaran khususnya bola voli pada usia anak sekolah
dasar.
Kendala-kendala tersebut antara lain: 1)alat dan pasilitas yang di gunakan tidak
sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak. contoh: lapangan
yang di gunakan dengan ukuran standar dan bola yang di gunakan adalah ukuran
orang dewasa. 2)banyak siswa yang mengeluh rasa sakitketika melakukan servis
bawah karena tekanan udara pada bola terlalu keras. 3)pembelajaran bola voli yang
di berikan oleh guru belum di modifikasi sehingga banyak siswa merasa bosa dan
tidak menyenangkan.
Untuk itu permainan bola voli dapat di modifikasi alat yang di gunakan siswa.
Contoh: bola,lapangan standar,net Dn pemin.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
kata penulis modifikasi permainan bola voli merupakan salah satu upaya
yang harus di wujudkan kepada siswa kelas IV SD N 03 Mejasem Barat
Kecamatan Keramat Kabupaten Tegal berjumlah 37 siswa. Model
pembelajaran bola voli melalui modifikasi permainan bola voli mini berlapis di
harapkan mampu membuat anak lebih aktif bergerak dalam berbagai
situasidan kondisi yang menyenangkan ketika mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani.
1.3 kesimpulan
Kata penulis berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat di simpulkan
bahwa modifikasi model permainan bola voli melalui permainan bola voli mini
berlapis agar siswa banyak bergerak dan tidak bosa dalam mengikuti proses belajar
di lapangan.
BAB 2
Survei Minat Anak Terhadap Olahraga Sepak Takraw Pada Klub Sepak
Takraw Di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara Tahun 2012
1.1 Pendahuluan
Kata penulis ana-anak yang memiliki bakat dan potensi yang luar basa belum
ada pembinaan secara optimal. Keterbatasan akses informasi, biaya dan perhatian
sehingga potensi tersebut terkikis begitu saja oleh pertambahan usia. Anak-anak
memfaat fasilitas yang sudah ada yaitu adanya gedung olahraga sepak takraw di
Desa Gedangan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis anak-anak di desa gedangan kecamatan welahan kabupaten
jepara manfaatkan fasilitas yang ada dan ada yang membina anak-anak untuk
mengikuti program latihan takraw. Banyak atlet sepak takraw di kecematan
welahan kabupaten jepara yang berlatih dan memperkuatkan tim sepak takraw
baik itu di kejuaraan daerah, nasional maupun internasional. Motivasi adalah
sebagai daya untuk menggerakan keingginan seseorang.
1.3 Kesimpulan
Kata penulis oleh karena itu, ada tujuan yang ingin di capai seseorang maka
minat olahraga bisa muncul sedangkan motivasi erat kaitannya dengan tujuan yang
inggin di capai seseorang dalam menentukan tujuan itu tampa di sadari.
BAB 3
Olahraga Bulutangkis Sebagai Sulosi Mengurangi Frestasi Bagi Kalangan
Pengusaha Di Yajasan LKK Ngesti Rahayu Sidoarjo
1.1 Pendahuluan
kata penulis sepanjang hidupnya manusia selalu menghadapi masalah dan
kusulitan yang tidak kita sadari, maka kegiatan memecahkan kesulitan itu
merupakan aktivitas manusiawi yang selalu di ulangi sepanjang hayat. Menurut
landers (dalam depkes 1993:5) ada lima manfaat olahrag yang dapat
menyehatkan mental yaitu: meningkatkan kekuatan otak, melawan penuaan,
meningkatkan perasaan bahagia dan meningkatkan kepercayaan diri.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis berbagai penelitian sekarang ini telah menunjukkan
bahwa orang yang mempertahankan kebugaran tubuh yang sesuai,
menggunakan beragam kebugaran tubuh yang sesuai menggunakan
beragam latihan orang secara bijak sana dan melakukan pengaturan berat
badan, memiliki ke untungan tambahan, yaitu hidup lebih panjang
khususnya di usia tua yakni antara usia 50-75 tahun, peneliti telah
membuktikan bah kematian menjadi berkurang tiga kali lipat pada orang
yang bugar dari pada yang tidak bugar (Guygton, dalam depkes, 1993).
1.2.2 Manfaat Peneliti
Kata penulis olahraga bulutangkis adalah solusi mengurangi frustasi
bagi kalangan pengusaha di yayasan LKK Negeri Rahayu Sidoarjo dengan
menggunakan kuesioner (angket) dan interview (wawancara). Analisis data
dengan cara mengurangi sekumpulan data yang tidak dapat di ukur atau
tidak valid.
1.3 kesimpulan
kata penulis kegiatan olahraga bulutangkis berpengruh dalam mengurangi
tingkat frustasi kerja yang di alami kalangan pengusaha yang berlatih di yayasan
LKK Ngesti Rahayu. Agar frustasi tersebut tidak berlebihan dan tidak terjadi
berkepanjangan sehingga menimbulkan stress, maka kalagan penguhsaha di
harapkan melakukan aktifitas-aktifitas yang bisa memberikan rasa kegembiraan,
kenyamanan dan kepuasan.
BAB 4
Perbedaan Hasil Latihan Umpan Balik Lob Langsung Dan Lob Tidak Langsung
Terhadap Ketepatan Lob Dalam Olahraga Bulutangkis Di PB Tugu Muda
Kota Semarang
1.1 Pendahuluan
Kata penulis bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang di gemari oleh
sebagian besar masyarakat yang ada di indonesia karena pasilitas bulutangkis mudah di
dapat pada daerah-daerah terpencil dan permainan ini menarik minat berbagai
keterampilan dan pria maupun wanita memainkan olahraga bulutangkis dapat di
mainkan di dalam maupun di luar ruangan guna untuk rekreasi atau sebagai ajang
persaingan. Bulutangkis adalah suatau permainan yang tidak di pantulkan dan harus di
mainkan di udara sehingga permainan merupakan permainan cepat yang membutuhkan
gerak reflek yang baik dalam tingkat kebugaran yang tinggi. Pemain bulutangkis juga
dapat menggambil keuntungan dari permainan ini dari segi sosial, hiburan dan mental
(Tony Grice,2007:1).
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
kata penulis permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat
individual dan dapat di lakukan dengan cara satu orang melawan satu orang,
atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai
alat pemukul dan kock sebagai subjek yang di pukul (Herman Subarjah 2004:3).
Jame Doole (2007:14) bahwa pada perinsipnya, bulutangkis dapat di lakukan
baik dalam ruangan maupundi luar ruangan.
1.3 kesimpulan
Kata penulis latihan lob tak langsung dan lob langsung untuk meningkatkan
ketepatan kock pada raket. Pelatih bulutangkis sebaiknya menggunakan latihan pukulan
lob dengan menggunakan latihan pukulan lob tak langsung agar dapat mencapai hasil
yang optimal dalam latihan lob pada pemain bulu tangkis.
Bab 5
Pengembangan Variasi Latian Smash Bola Voli
1.1 Pendahuluan
Kata penulis permainan bola voli adalah permainan yang di mainkan oleh dua tim,
yang masing-masing tim berjumlah 6 orang.setiap pemain memiliki keterampilan
khusus yakni sebagai pemukul, pengumpan, libero. Smash adalah tindakan memukul
bola ke arah bawah dengan tenaga penuh, biasanya meloncat ke atas, masuk ke
bagian lapangan lawan (Robinson, 1993:13). Teknik smash adalah teknik paling sulit
dan memiliki gerakan yang komplek sehingga teknik smash di latih pada atlet sejak
dini karena karena pada usia dini merupakan tahap yang rentan dengan kesalahan
gerak.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis smash adalah pukulan yang di utama dalam penyerangan
dalam upaya meraih kemenangan (M.yunus, 1992:108). Setelah penulisan
melakukan analisis kebutuhan kepada atlet didapatkan informasi 100% atlet
memahami penguasaan latihan smash akan sangat mendukung
pencapaianprestasi yang tinggi. 50% yang menyatakan kesulitan dalam
melakukan pelatihan smash. 100% atlet menginginkan dapat menguasai
berbagai variasi latihan smash untuk di masukkan dalam program latihan.
BAB 6
Pembinaan Pemain Muda Melalui Akademi Sepak Bola
1.1 pendahuluan
Kata penulis saat ini sepak bola menjadi salah satu olahraga yang di minati dan
digemari oleh hampir semua orang di bumi. Sepak bola juga bisa di nikmati oleh
semua kalangan usia dan lapisan masyarakat. Sepak bola gmerupakan olahraga yang
di nikmati dan di gemari oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Di bawah
naungan organisasi persatuan sepak bola seluruh indonesia (PSSI) yang di dirikan pada
tahun 1930 di yogyakarta. Permainan sepak bola ini banyak di adakan pertandingan
liga lokal teta[i masih banyak kekurangan dalam ipen tersebut yaitu peraturan pada
saat pertandingan / sportipitas.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis hal ini membuat saya berpikir bagai mana cara agar sepak
bola indonesia bisa di dunia sepak bola lokal maupun internasional. Terbukti
tim yang memiliki tim nasional yang berkualitas memiliki liga yang berkualitas ?
tentu saja tim yang mengikuti liga memiliki kualitas baik. Pembibitan pemain
usia muda di harapkan mampu memberi konstribusi yang maksimal mulai dari
tingkat lokal sampai internasional.
1.2.2Manfaat peneliti
Kata penulis di harapkan mampu menyuplai pemain-pemain muda yang
berkualitas sehingga membuat timnas indonesia menjadi tim yang lebih baik
dalam pandangan masyarakat seluruh dunia. Untuk meningkatkan pemain di
usia muda dan mengadakan sekolah bola di indonesia agar pemain usia muda
yang berkualitas di dunia dan PSSI menjadi lebih baik.
1.2.3Metode Pengembangan
Kata penulis dari kriteria yang telah di tentukan maka di teruskan dengan
melakukan eksplorasi konsep yang akan di wujudkan dalam objek rancangan.
o Motivasi
Segala sesuatu yang di lihat dan menimbulkan ransangan untuk
mampu mencapai suatu tujuan.
o Jiwa Kompetisi
Keinginan dan upaya untuk selalu menjadi yang terbaik.
o Kebersamaan
Sebuah pengkondisian sebagai upaya menimbulkan ikatan
emosional.
1.3 Kesimpulan
Kata penulis pada saat ini sepak bola menjadi salah satu olahraga di minati dan
di gemari oleh hampir semua orang di bumi.sepak bola juga di minati oleh semua
kalangan usia dan lapisan masyarakat karena pasilitasnya mudah di buat dan mudah di
modifikasidengan bahan yang ada di sekitarlingkungan masyarakat.
BAB 7
Penerimaan Diri Pada Atlet Bola Basket Yang Telah
Mengalami Career-ending Injury
1.1 pendahuluan
Kata penulis olahraga bola basket merupakan bukan olahraga diasosiasikan
dengan resiko cidera yang tinggi. Menurut Jeckson (1984, dalam Shamus, 2001)cidera
dalam bola basket dapat di karenakan gerakan lari, melompat, gerakan memotong
(cutting), pivot atau memutar, dan gerakan eksplosif yang terjadi dalam gerakan cepat
maupun lambat.
Atlet yang masih dalam usia perkembangan, mengembangkan identitas
dirisebagai atlet (Brewer, Van Ranlte, dan Linder, 1993: Pearson dan Petitpas, 1990,
dalam Mcknight 2009) sehingga saat pensiun dari olahraga, atlet akan merasakan
kecewa dan kehilangan identitas diri (Pearsondan Petitpas, 1990 dalam Mcknight
2009).
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis seluruh subjek pada penelitian ini mengalami lima fase
penerimaan diri yang disebutkan oleh Koulder-poss (1998). Tahap pertama
adalah penolakan, di mana individu menyangkal peristiwa yang tidak ingin
terjadi. Ketiga subjek penelitian ini mengalami penolakan terhadap hal yang
tidak di inginkan, yakni berhenti menjadi atlet. Mereka mengalami reaksi
penolakan berupa menganggap kondisi cideranya masih dapat di gunakan
untuk beraktifitas.
1.3 Kesimpulan
Kata penulis tahap yang di lewati atlet adalah penolakan, marah, despresi dan
menerima secara berat hati. Faktor-faktor atlet tersebut adalah pemahaman diri yang
baik, harapan yang realitis, kondisi lingkungan yang tidak menghambat transisi,
memiliki kemampuan sosial yang baik, tidak memiliki tekanan emosional yang berat,
memiliki kesuksesan dan prestai lain di luar karir sebagai atlet, memiliki penyesuaian
diri yang baik, memiliki pandangan yang jelas terhadap diri, dan pola asuh di masa
kecil yang baik.
BAB 8
Pelaksanaan Pemain Bola Kasti Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesahatan
Di SD / MIN Kota Bengkulu
1.1 Pendahuluan
Kata penulis pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani,
yang di rancang dan di susun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan
dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positifbagi setiap warga negara
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani tidaj hanya bertujuan
untuk keterampilan saja tetapi juga melatih siswa untuk berfikir, jujur, sportipitas, dan
bekerja sama menurut Aip syarifuddin muhadi (1992/1993: 4). Permainan-permainan
tradisional kini mulai di tinggalkan anak-anak sekarang lebih menggemari
permainanyang berkaitan dengan teknologi seperti game oline di internet, ataupun
permainan di pusat-pusat pembelajaran.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis permainan bola kasti adalah suatu permainan yang di
lapangan ang menggunakan bola kecil dan pukulan yabg terbuat dari kayu.
Pemain kasti di lakukan secara beregu, yang di mainkan oleh dua regu, setiap
regu terdiri dari 12 pemain. Teknik dasar permainan kasti meliputi: lari, lempar
tangkap boal kasti, dan memukul bola kasti.
1.3 Kesimpulan
Kata penulis berdasarkan analisis data penelitian yang sudah di laksanakan,
permainan bola kasti sudah di laksanakan permainan bola kasti di sekolahan dasar.
Namun pada pelaksanaannya teknik dasarpermainan tersebut masih sangat kurang.
BAB 9
Pengaruh Pelatih Bermain Bulutangkis Overhead Clear Drill
Terhadap Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Lengan
1.1 Pendahuluan
Kata penulis olahraga merupakan salah satu bidang kajian yang menarik sehingga
banyak kalangan olahraga mencurahkan perhatiannya terhadap upaya-upaya
peningkatan kebugaran dan prestasi olahraga. Klub menang kalah sehat singaraja
merupakan salah satu klub bulutangkis yang terbaik di bali di mana di stiap kejuaraan
di bali menguasai saat itu. Waktu berjalan terus di mana sejak tahun 2000 sampai
sekarang klub menang kalah singaraja mengalami penurunan prestasi yang di dapat
secara signifikan. Sejak tahun 2000-2004 prestasi yang di peroleh yaitu seperti:
kejurda bali 2000, dan 2003, kejurda aqua tropy, kejurda mertha bhuara open, wali
kota cup.di tahun 2005-2009 prestasi yang di peroleh seperi: kejurda bali 2005, 2007.
Di tahun 2010 sampai sekarang hanya kejurda bali 2010, itulah sekit catatan prestasi
di tahun 2000. Klub menang kalah singaraja mengalami penurunan prestasi kejurda
dari tahun 2000-2010.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil Peneliti
Kata penulis hasil penelitian kekuatan dan daya tahan otot lengan terdiri
dari data pre-test dan post-test. Data pre-test di ambil di awal penelitian yaitu
perlakuan, sedangkan data pos-test di ambil pada akhir kegiatan penelitian
yaitu setelah sampel penelitian di berikan perlakuan selama 12 kali penelitian.
BAB 10
Proses Pembelajaran Permainan Bola Kasti Di Kelas Atas Sekolah Dasar Se-
gugus Sendangandi
1.1 pendahuluan
kata penulis sekolah dasar merupakan awal mulai seorang mendapatkan ilmu
yang merupakan dasar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya. Pada usia
dini sudah di ajarkan pendidikan jasmani yang pada dasrnya di ajarkan agar
pertumbuhan anak menjadi baik karena anak dalam masa pertunbuhan pada usia
tersebut. Dalam pendidikan jasamani tersebut materi permainan bola kecil di mna di
dalam permainan tersebut siswa di harapkan terampil, cekatan, dan mampu bekerja
sama dengan temannya atau meltih motorik anak dan koordinasi yang bagus.
1.2 Pembahasan
1.2.1 Hasil peneliti
Kata penulis pada proses permainan bola kecil di sekolah dasar se-gugus
sendangadi yaitu sebanyak tiga responden (42,85%) menyatakan sangat tinggi,
satu responden (14,30%) menyatakan rendah, nol responden (0,00%) menyatakan
sangat rendah.
1.2.2 Manfaat peneliti
Kata penulis berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di lapangan pada
saat prajtek pengalaman lapangan (PPL), observasi dan wawancara terhadap
beberapa guru penjas serta sebagai murid di sekolah dasar, terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi kurang maksimalnya. Proses pembelajaran bola kecil :
guru lebih banyak mengajarkan satu jenis permainan bola kecil.
1.3 Kesimpulan
Kata penulis proses permainan bola kecil di kelas sekolah dasar se-gugus
sendangadi adalah “tinggi” mencapai 42,85%. Pada pe;aksanaan praktek permainan bola
kecil di kelas sekolah dasar se-gugus sendangadi berjalan dengan baik dan pada siswa
dengan antusias mengikuti pelaksanaan praktek bola kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Htt://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
Htt://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id>article
Htt://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf
jurnal.unnes.ac.id>article
Htt://media.neliti.com>publications
Journal.unair.ac.id
Https://ejournal.unib.ac.id
https://ejournal.undiksha.ac.id
journal.student.uny.ac.id>ojs>viewfile