KERJASAMA
HALAMAN
KABUPATEN PATI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
MEWUJUDKAN BUMI MINA TANI SEBAGAI
DAERAH PERCONTOHAN INOVASI
Pelaksanaan Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati
Dalam Rangka Akselerasi Inovasi
Bibliografi
ISBN :
Hak Cipta © 2018 pada Pusat Inovasi Pelayanan Publik - LAN
Diterbitkan Oleh :
Pusat Inovasi Pelayanan Publik
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3868201-05 ext. 144, 145
PENANGGUNGJAWAB
Tri Widodo W. Utomo
Sudardi
Iih Faihaah
ii
HALAMAN
KONTRIBUTOR
P
uji syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan karunia-
Nya sehingga kegiatan Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati dapat berjalan dengan baik.
Tahun 2018, Lembaga Administrasi Negara bersama Kabupaten Pati merealisasikan
pelaksanaan laboratorium inovasi melalui program kerjasama.
Program kerjasama pelaksanaan laboratorium inovasi kabupaten Pati ini merupakan
komitmen bersama sebagai upaya mengakselerasi reformasi birokrasi. Hal ini sesuai dengan
Nawacita yang ke-2, yaitu membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis
dan terpercaya. Selain itu juga mendukung tercapainya Nawacita yang ke-3, yaitu membangun
indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan. Melalui program kerjasama pelaksanaan laboratorium inovasi kabupaten pati ini
diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pelayanan publik di daerah.
Kabupaten Pati sendiri memiliki arti yang sangat strategis, bukan hanya sebagai salah satu
kabupaten di Jawa Tengah sajah tetapi juga sebagai kontributor pertanian di Indonesia dengan
julukannya “Bumi Mina Tani”. Hal ini menjadi sangat tepat bahwa pengembangan inovasi juga
digalakkan di Kabupaten Pati.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya kegiatan Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati, terutama Bupati Pati, Wakil Bupati,
pimpinan OPD dan semua ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati. Semoga ke depan,
semakin banyak bermunculan ide-ide inovasi yang luar biasa di Kabupaten Pati sehingga dapat
menjadi penyangga yang kokoh bagi pembangunan Bangsa Indonesia.
K
ami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, Pusat Inovasi Pelayanan Publik dapat menyelesaikan kegiatan
Laboratorium Kabupaten Pati sampai tahap ke 3. Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati
merupakan program kerjasama Kabupaten Pati dengan Lembaga Administrasi Negara dalam
rangka akselerasi tumbuh kembangnya inovasi di Bumi Mina Tani.
Kegiatan ini merupakan bagian upaya dari LAN, dalam hal ini Pusat Inovasi Pelayanan Publik
untuk melakukan pendampingan, asistensi, dan fasilitasi inovasi dengan pemerintah kabupaten
Pati. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka meningkatkan innovation awareness dan untuk
mengakselerasi pengembangan inovasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati.
Secara umum, pelaksanaan laboratorium inovasi kabupaten Pati masih terus berlanjut. Dan baru
melaksanakan kegiatan sampai pada tahap drum up, diagnose dan design. Data ide inovasi yang
dihasilkan juga cukup banyak yakni 128 inovasi dari seluruh OPD. Pelaksanaan kegiatan ini
tentunya tidak terlepas dari berbagai kendala dan hambatan, baik individual maupun
organisasional. Namun demikian, dengan dukungan seluruh pihak, kegiatan laboratorium inovasi
kabupaten Pati dapat dilaksanakan dengan baik.
Buku ini disusun sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab sesuai dengan tugas, fungsi, dan
wewenang dalam rangka peningkatan dan pengembangan inovasi di lingkungan pemerintah
daerah. Buku ini dapat memberi gambaran secara menyeluruh kepada berbagai pihak mengenai
pelaksanaan kegiatan laboratorium inovasi di Kabupaten Pati sampai tahap desain inovasi.
Semoga kegiatan laboratorium inovasi ini dapat berperan dalam mengakselerasi pengembangan
inovasi di Kabupaten Pati serta mendorong upaya peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara
dan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat Pati.
Sudardi
ii
HALAMAN
DAFTAR ISI
KONTRIBUTOR...................................................................................................................................... iii
SAMBUTAN ............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii
BAB 1 KABUPATEN PATI : BUMI MINA TANI........................................................................................ 1
A. Deskripsi Singkat Kabupaten Pati ......................................................................................... 1
1. Kondisi Geografis dan Kependudukan ............................................................................. 1
2. Potensi Unggulan ............................................................................................................... 3
3. Tata Kelola Pemerintahan ................................................................................................. 4
B. Akselerasi Pelaksanaan Inovasi Melalui Program Kerjasama Laboratorium Inovasi ........ 5
C. Agenda Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati ..................................................................... 6
Bab 2 BUMI MINA TANI SEBAGAI DAERAH PERCONTOHAN INOVASI ............................................... 9
A. PELAKSANAAN LABORATORIUM INOVASI .............................................................................. 9
1. Pembukaan Laboratorium Inovasi .................................................................................... 9
2. Tahap Drum Up ................................................................................................................ 11
3. Tahap Diagnose................................................................................................................ 12
4. Tahap Design .................................................................................................................... 13
B. REVIEW IDE INOVASI............................................................................................................. 14
C. PESERTA LABORATORIUM INOVASI ..................................................................................... 15
BAB 3 PROTOTYPE INOVASI KABUPATEN PATI ................................................................................... 2
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................................. 46
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 46
B. Agenda Selanjutnya .............................................................................................................. 47
iii
HALAMAN
BAB 1
KABUPATEN PATI : BUMI MINA TANI
A. Deskripsi Singkat Kabupaten Pati
K
abupaten Pati merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Tengah yang penduduknya
mayoritas berprofesi di pertanian yakni 70 %. Oleh karena itu Kabupaten Pati juga
dikenal dengan “Bumi Mina Tani”. Selain itu Pati dikenal sebagai kota manggis karena
Kabupaten Pati merupakan penghasil manggis terbesar alias terbanyak se Jawa Tengah. Selain
membanjiri pasar Jawa Tengah juga dikirim ke Jakarta, Surabaya, Bandung. Pati juga dikenal
sebagai kota kacang, hal ini dikarenakan terdapat pabrik yang memproduksi pengolahan
berbagai macam varian kacang terbesar di Indonesia, diantaranya yang terkenal adalah Kacang
Garuda (PT. Garudafood Putra Putri Jaya) berada di timur kota Jl. P. Sudirman (Pati-Juana) dan
Kacang Dua Kelinci (PT. Dwi Kelinci) berada di barat kota (Jl. Raya Pati - Kudus) Kec. Margorejo
Kab. Pati.
Apapun nama yang disandang oleh Kabupaten Pati melalui akselerasi inovasi pelayanan publik
yang dilakukan melalui kerjasana dengan Lembaga Administrasi Negara, Pati berkomitmen
untuk menambah citranya menjadi Kabupaten percontohan Inovasi.
Kecamatan Sukolilo memiliki luas wilayah yang paling luas dan menyumbang hasil pertanian
HALAMAN
terbesar. Dimana Dengan luas wilayah kecamatannya 15 874 Ha, yang terbagi menjadi lahan
persawahan 7 253 Ha, lahan bukan sawah 4 825 Ha dan lahan pertanian 3 796 Ha.
Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian antara 0-1.000 m di atas permukaan air laut
rata-rata dan terbagi atas relief daratan, yaitu: Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah
barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi Wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan
Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak. Dataran rendah membujur
di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso,
Wedarijaksa, Juwana, Winong Gabus, Kayen bagian Utara, Sukolilo bagian Utara, dan
Tambakromo bagian Utara. Pegunungan Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi
sebagian kecil wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.
Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, wilayah dengan ketinggian 0-100 m dpl
merupakan wilayah yang terbesar yaitu meliputi wilayah seluas 100.769 Ha atau dapat
dikatakan bahwa topografi wilayah Kabuaten Pati sebagian besar merupakan dataran rendah
sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Dan itulah mengapa sektor
pertanian berkembang dikabupaten Pati sehingga dijuluki “Bumi Mina Tani”.
Penduduk Kabupaten Pati berdasarkan laporan registrasi penduduk Tahun 2016 adalah
sebanyak 2.479.978 jiwa yang terdiri dari 1.201.446 jiwa laki-laki dan 1.278.532 jiwa
perempuan. Rincian Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Di Kabupaten
Pati pada Tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel berikut :
mengembangkan potensi daerah. Selain itu memberikan apresiasi atas usaha mereka
HALAMAN
melalui kompetisi kreatifitas inovasi yang lebih dikenal dengan KRENOVA. Untuk
menjalankan visi tersebut dilakukan lah serangkaian tindakan yang tertuang dalam misi
Kabupaten Pati yaitu:
1. Meningkatkan akhlak, budi pekerti sesuai budaya dan kearifan lokal. (pendidikan
akhlak dan budi pekerti)
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan
pendidikan dan kesehatan. (pendidikan dan kesehatan)
3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pengentasan kemiskinan.
(pengentasan kemiskinan)
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan mengutamakan pelayanan
publik. ( tata kelola pemerintahan yang baik)
5. Meningkatkan pemberdayaan umkm dan pengusaha, membuka peluang investasi, dan
memperluas lapangan kerja. (lapangan kerja)
6. Meningkatkan daya saing daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah berbasis
pertanian, perdagangan dan industri. (daya saing daerah dan pertumbuhun ekonomi)
7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah, mendukung pengembangan
ekonomi daerah. (infrastruktur daerah)
8. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang
berkelanjutan. (lingkungan hidup)
Komitmen Pimpinan daerah membawa kabupaten Pati mendapatkan berbagai
penghargaan. Sebut saja penghargaan penghargaan pelopor inovasi yang diberikan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Penghargaan tersebut diberikan bertepatan
dengan momen Hari Teknologi Nasional (Harteknas). Bupati Haryanto menerima pelopor
inovasi bersama-sama kepala daerah lainnya. Yakni bersama tiga kepala daerah lainnya
dari Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kota Magelang. Kabupaten Pati juga
mendapatkan gelar dalam ajang Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Jawa
Tengah. Gelar juara favorit diraih Biriski Afrianto dan Muhammad Nur Alim. Mereka
berinovasi dalam Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Tanah (Arachis Hypogea L) sebagai
Bioantiseptik. Sedangkan Teguh Wikan Widodo meraih juara harapan. Ia berhasil
mengembangkan Kopi Probiotik “Perbaikan Mutu Kopi“ dengan cita rasa nikmat mantap.
Lomba kreatifitas dan inovasi rutin dilakukan oleh Kabupaten Pati. Hali ini melibatkan
pelajar dan masyarakat. Dan pada tahun 2017 dan 2018 lomba itu kreatifitas dan inovasi
tersebut diperuntukkan bagi OPD.
Atas usahan mendorong tumbuh kembang inovasi, pemerintah Kabupaten Pati pada
maren 2018 ditetapkan menjadi daerah percontohan penerapan replika inovasi daerah
bersama 24 kabupaten/kota dan lima provinsi lain di Indonesia. Penetapan itu setelah
melalui kajian dari Pusat Inovasi Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP)
Kemendagri. Hal ini juga menjadi pendorong bagi pemerintah Kabupaten Pati dalam rangka
mendorong inovasi tata kelola pemerintahan daerah, inovasi pelayanan publik serta
mengitegrasikan inovasi daerah lainnya sesuai urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah. Selain itu Kabupaten Pati juga ditetapkan menjadi salah satu dari
100 smartcity yang digagas Kemenkominfo.
G
5
erakan perubahan tata pemerintahan dan pelayananan publik Kabupaten Pati memang
HALAMAN
sudah tidak asing lagi bagi ASNnya. Namun ternyata hal ini masih dipandang kurang oleh
para segenap pimpinan OPD. Perlu adanya gerakan yang lebih masif yang mampu
melibatkan semua ASN dan stakeholder yang ada di lingkungan Kabupaten Pati.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pati melakukan kerjasama dengan Lembaga Administrasi
Negara melalui program laboratorium inovasi. Penjajakan kerja sama dilakukan pada
pertengahan tahun 2017 oleh bagian organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Pati. Yang
selanjutnya diadakan pertemuan untuk penandatanganan kesepakatan kerjasama antara
Kabupaten Pati dan Lembaga Administrasi Negara.
Tanggal 21 Desember tahun 2017, bertepatan dengan gelaran pameran inovasi Kabupaten Pati,
dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama (MOU) antara Pemerintah Kabupaten Pati
dan Lembaga Administrasi Negara. Nomor MOU tersebut adalah 21/XII/NK/2017 dan
58/K.1/ HKM.03.1. MOU ini ditandatangani langsung oleh Bupati Pati H. Haryanto, SH, MM,
M.Si.dan kepala Lembaga Administrasi Negara Dr Adi Suryanto, MSi. Kesepakatan ini berkaitan
dengan fungsi fungsi LAN yang salahsatunya adalah pendampingan pengembangan inovasi
melalui Inovasi.
Setelah Kesepakatan ini dilakukan, dilanjutkan dengan komunikasi yang intens dari kedua belah
pihak untuk kegiatan pelaksanaan laboratorium inovasi. Namun seiring pergerakan
pengembangan inovasi Kabupaten Pati digeser pelaksanaannya dari Sekretariat Daerah (Setda)
menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Oleh karena itu perkenalan dan
konsultasi dilakukan untuk memberikan penjelasan terkait pelaksanaan pendampingan inovasi
ini. Untuk itulah dilakukan pertemuan kembali di Lembaga Administrasi Negara untuk
penandatanganan perjanjian kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
dan Pusat Inovasi Pelayanan Publik (Pipel) pada tanggal 2 Agustus 2018. Perjanjian kerjasama
itu diberikan nomor 050/038/litbang/2018 dan 22/D.3.2/HKM.03.2. Perjanjian Kerjasama ini
ditandatangani oleh Kepala Bappeda Kabupaten Pati Ir. Pujo Winarno,MM dan Kepala Pipel
Sudardi SE, MM.
Perjanjian kerjasama ini memuat butir butir tahapan pelaksanaan laboratorium inovasi. Ruang
Lingkup kerja sama ini meliputi: a) Teknis Administratif; b) Drum-Up dan Diagnose; c) Design
Rencana Aksi Inovasi; d) Launching dan Pelaksanaan Rencana Aksi Inovasi; e) Monitoring
Pelaksanaan Rencana Aksi Inovasi; f) Festival Inovasi; dan g) Evaluasi dan Penyusunan Laporan.
A
genda pelaksanaan laboratorium Inovasi Kabupaten Pati dimulai dengan adanya
konsultasi dan kesepakatan tahapan kegiatan dari laboratorium inovasi. Hal ini menjadi
krusial karena ternyata Bappeda harus menunggu perubahan anggaran daerah jika ingin
melakukan kegiatan awal. Untuk meringankan, disepakati adanya sosialisasi kepada para OPD
terkait pelaksanaan laboratorium inovasi baru melangkah ke tahap kegiatan selanjutnya ditahun
2019.
Kegiatan pertama laboratorium inovasi dimulai dengan 3 tahapan sekaligus yaitu tahapan drum
up inovasi, diagnose inovasi dan desain inovasi. Kegiatan ini berlangsung berkat adanya
perubahan anggaran dari pihak Bappeda Kabupaten Pati. Kegiatan ini berlangsung selama tiga
hari dengan mengambil tema Sosialisasi, drum up, diagnose, desain inovasi yang berlangsung
pada tanggal 4 sampai tanggal 6 Desember 2018 di ruang Pragola Sekretariat Daerah
Kabupaten Pati. Rincian kegiatannya dapat dilihat pada tabel berikut:
7
HALAMAN
HALAMAN 8
Bab 2
BUMI MINA TANI SEBAGAI DAERAH
PERCONTOHAN INOVASI
L
aboratorium inovasi merupakan salah satu kegiatan untuk memfasilitasi dan mendorong
pemerintah daerah dalam upaya untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi.
Laboratorium inovasi merupakan sebuah program fasilitasi inovasi yang mengawali
inovasi mulai dari hulu, yakni mulai dari sebelum inovasi dipikirkan sampai dapat
diimplementasikan dan diperlihatkan serta memberikan manfaat kepada masyarakat. Melalui
kegiatan ini, setiap OPD dan unit kerja yang ada di lingkungan pemerintah daerah ditargetkan
dapat menciptakan minimal 1 (satu) buah inovasi. Program dalam laboratorium inovasi ini lebih
mengarah pada menghasilkan ide atau gagasan inovasi yang diciptakan secara bersama (co-
creating) antara LAN dengan OPD dan unit kerja terkait. Ide atau gagasan inovasi tersebut
kemudian diimplementasikan dan dimanfaatkan lebih lanjut sehingga lebih berkembang dan
dapat dipergunakan sebagai model replikasi inovasi.
Seperti yang sudah dijelaskan
bahwa kegiatan Laboratorium
inovasi Kabupaten Pati ini
merupakan kerjasama antara
pemerintah Kabupaten Pati
dengan Lembaga Administrasi
Negara. Kegiatan ini sudah
dimulai terhitung dari telah
ditandatanganinya MOU antara
Kabupaten Pati dan Lembaga
Gambar 4 Pembukaan Laboratorium Inovasi Kabupaten Pati Administrasi Negara.
Oleh Wakil Bupati dan Kepala Pusat Inovasi Pelayanan Publik Sampat penghujung Desember
2018, kegiatan laboratorium inovasi ini baru dilakukan dalam satu kegiatan yang didalamnya
termasuk tiga tahapan Laboratorium inovasi yaitu tahapan drum up, diagnose, dan desain.
Meskipun sebelumnya hanya dapat disepakati pelaksanaan sosialisasi awal saja dikarenakan
anggaran. Namun dengan diambil alihnya kegiatan oleh Bappeda, Laboratorium inovasi mampu
dilaksanakan sampai pada tahap ke-3 dari rangkaian tahapan pelaksanaan. Hal ini
menunjukkan komitmen dan kemauan yang keras dari aparat pemerintah Kabupaten Pati
melalui Bappeda untuk mewujudkan menjadi kota percontohan inovasi.
Daerah Kabupaten Pati. Pembukaan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Pati Bapak
HALAMAN
Saiful Arifin dan Kepala Bappeda Kabupaten Pati Bapak Pujo Winarno. Sedangkan dari
pihak Lembaga Administrasi Negara dihadiri oleh Bapak Sudardi selaku Kepala Pusat
Inovasi Pelayanan Publik – Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LANRI) .
Sedianya pembukaan kegiatan akan dihadiri oleh Bupati Pati dan Deputi inovasi
Administrasi Negara LANRI. Namun pada akhirnya diwakilkan.
Dalam sambutannya, Kepala
Pusat Inovasi Pelayanan Publik –
LANRI Bapak Sudardi
menyampaikan bahwa
Laboratorium inovasi merupakan
program kerjasama yang telah
dilakukan LANRI dengan instansi
pemerintah dalam rangka
menumbuhkembangkan inovasi
dijajaran birokrasi. Laboratorium
inovasi ini sudah dilaksanakan
pelaksanaannya sejak tahun
Gambar 5 Sambutan Oleh Kepala Pusat Inovasi
Pelayanan Publik, Sudardi
2015. Dan terbukti mampu
mendorong pemerintah daerah
yang saat itu terlibat memunculkan inovasi yang dapat memperbaiki kinerja pelayanan
kepada masyarakat. Inovasi saat ini juga telah jelas dasar hukum pelaksanaannya mulai
dari Undang undang 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah, RPJMN, sampai ke
Peraturan Pemerintah terkait Inovasi Daerah. Sehingga Birokrasi saat ini tidak perlu
khawatir melakukan kegiatan inovasi sepanjang bertujuan memperbaiki layanan publik
dan mampu memberikan kinerja yang lebih baik. Disampaikan juga bahwa evaluasi
penataan perangkat daerah berdasarkan pada tiga indokator yang salah satunya adalah
inovasi organisasi. Dengan artian bahwa OPD yang tidak berinovasi dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk tidak diberlakukan pada proses penataan. Dari sini dapat terlihat
bahwa OPD sangat dituntut untuk melakukan inovasi.
Kepala Bappeda Kabupaten Pati
Bapak Pujo Winarno
menyampaikan bahwa kerjasama
terkait Laboratorium inovasi ini
sudah mulai dilakukan penjajakan
dari tahun 2017. Dan baru pada
akhir tahun 2018 ini dapat
dilakukan kegiatan awal dari
serangkaian kegiatan dalam
rangka tumbuh kembang inovasi di
Kabupaten Pati. Kegiatan ini
Gambar 6 Penyampaian Laporan Kegiatan oleh
merupakan sebagai wadah guna
Kepala Bappeda Kabupaten Pati Pujo Winarno merangsang dan meningkatkan
pengembangan inovasi di
lingkungan pemerintah Kabupaten Pati agar lebih dapat berdaya saing serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Bapak Pujo juga menyampaikan kegiatan ini juga dibarengi
10
dengan penyerahan mini lab pemeriksaan garam yang akan diserahkan ke beberapa
sekretaris desa di Kabupaten Pati.
HALAMAN
Selanjutnya Sambutan dari Bupati
Kabupaten Pati yang diwakili oleh Wakil
Bupati Kabupaten Pati Bapak Saiful Arifin.
Dalam sambutan tersebut beliau
menyampaikan bahwa inovasi itu
dilakukan bukan untuk gagah gagahan
tetapi untuk pelayanan kepada
masyarakat. Dengan kata lain inovasi
harus dapat dirasakan oleh masyarakat.
Gambar 7 Sambutan Bupati Pati yang Seluruh elemen pemerintah kabupaten
disampaikan oleh Wakil Bupati Saiful Arifin Pati wajib menghasilkan inovasi untuk
meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat dan mensukseskan pembangunan di
Kabupaten Pati. Sasaran inovasi yang akan dilakukan adalah dengan pendekatan
pelayanan publik, pemberdayaan peran masyarakat dan peningkatan daya saing daerah
serta bagaimana meningkatkan kesejahteraan mayarakat. Dan saat ini juga Kabupaten
Pati sudah memiliki beberapa inovasi yang cukup kompeten dalam peningkatan daya saing
daerah. Baik itu yang dilakukan oleh masyarakat maupun yang dilakukan oleh aparatur
pemerintahnya. Misalkan aplikasi ‘GOLEH’ yang menyajikan berbagai macam oleh oleh
khas Pati dimana penggunanya dapat memilih dan memesan oleh oleh yang diinginkan.
Disana disajikan beberapa hasil dari produk produk UMKM yang dipasarkan melalui
aplikasi tersebut.
Beliau juga berharap agar Aparatur Kabupaten Pati di sektor sektor pelayanan perlu
mengembangkan inovasi. Inovasi tujuannya bukan untuk gagah gagahan tapi untuk
pelayanan. Yakni bagaimana target memberikan layanan menjadi lebih baik, memberikan
informasi kepada masyarakat lebih baik, dan hasil dari kegiatan ini wajib dapat dirasakan
oleh masyarakat.
2. Tahap Drum Up
Drum Up merupakan tahapan pertama laboratorium inovasi yang bertujuan untuk
menginspirasi dan menggugah semangat berinovasi. Kesadaran dan kemauan untuk
berinovasi ini menjadi kondisi prasyarat sebelum inovasi dilakukan. Materi drum-up
disampaikan oleh Kepala Bagian Administrasi Pusat Inovasi Pelayanan Publik yaitu Ibu
Iih Faihaah. Drum-up dilaksanakan melalui metode ceramah (lecture). Materi yang
disampaikan berupa pengetahuan teoritis tentang inovasi dan suntikan semangat kepada
peserta agar mau berinovasi.
11
HALAMAN
Gambar 8 . Penyampaian Materi Drump up oleh Kepala Bagian Administrasi Pusat Inovasi
Pelayanan Publik
Tahap drum up ini merupakan tahap paling awal dan penting dalam menentukan
keberhasilan pelaksanaan laboratorium inovasi. Pada permulaan tahap ini, terlihat tingkat
kemauan dan motivasi untuk berinovasi pada setiap personal di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pati drum up ini dibutuhkan untuk membangun kesadaran secara kolektif untuk
berinovasi aparatur negara yang hadir. Tanpa kesadaran kolektif, gagasan inovasi yang
bagus dan memiliki manfaat yang luas tidak akan dapat diimplementasikan dengan
maksimal. Tahapan drum up secara umum bertujuan untuk menginspirasi dan
mengembangkan semangat inovasi aparatur negara di lingkungan pemerintah kabupaten
Pati baik secara individu maupun kolektif.
Disampaikan pada sesi drum up inovasi bahwa sudah saatnya OPD dikabupaten Pati untuk
mendorong dan menumbuhkembangkan inovasi dan bukan hanya sekedar menunggu
perintah. Karena perbaikan pelayanan publik saat ini sudah menjadi kebutuhan. Dan
inovasi menjadi salah satu sumbangsih yang berharga demi kemakmuran masyarakat.
Apalagi pada tahun 2017 Kabupaten Pati mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa
Tengah sebagai pelopor inovasi. Kerjasama penyelenggaraan laboratorium inovasi ini juga
menjadi tonggak penting agar pelaksanaan inovasi di kabupaten Pati lebih masif dan
berkelanjutan. Bukan hanya inovasi dari masyarakat saja yang harus dikembangkan. Akan
tetapi inovasi oleh ASN perlu juga dikembangkan. Karena ASN merupakan penyangga dan
penggerak perubahan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagai Kabupaten/ Kota percontohan inovasi yang dicanangkan oleh Kementerian Dalam
Negeri, tentu saja aparatur pemerintah Kabupaten Pati tidak boleh hanya menunggu
proses replikasi ditawarkan. Namun harus lebih berpikiran kedepan yakni memberikan
sumbang ide inovasi baru yang nantinya dapat ditularkan kembali kepada pementah
daerah lain. Dengan begitu Kabupaten Pati kedepannya bisa menjadi daerah dengan
peringka daya saing yang terdepat bukan hanya 10 besar tapi bisa menjadi 5 besar melalui
pelaksanaan inovasi.
3. Tahap Diagnose
Diagnose merupakan tahapan kedua, yaitu untuk mengukur tingkat kesiapan instansi
pemerintah dalam berinovasi dan mengidentifikasi serta menemukan ide inovasi. Tahap ini
bertujuan untuk memetakan tingkat kesiapan berinovasi masing-masing instansi
pemerintah serta memampukan untuk mendiagnosa masalah yang ada di organisasi,
menentukan prioritas masalah, dan menemukan ide untuk mengatasi masalah tersebut.
Diagnose ini dilaksanakan melalui metode lokakarya (workshop).
12
HALAMAN
4. Tahap Design
Design merupakan langkah ketiga, yaitu untuk merancang desain/ prototype inovasi secara
lebih detail dan siap untuk diimplementasikan. Pada tahap ini akan diberikan pemahaman
mengenai cara mendesain rencana kegiatan pelaksanaan inovasi, identifikasi
stakeholders, dan strategi komunikasi. Design ini dilaksanakan melalui metode lokakarya
(workshop).
Sebelum materi design, setiap peserta diberikan waktu untuk melakukan koordinasi
dengan pimpinan dan rekan kerja dalam menyusun ide atau gagasan inovasi. Koordinasi
ini perlu dilakukan agar ide atau gagasan inovasi yang dikembangkan mendapatkan
persetujuan dan dukungan dari setiap elemen di dalam organisasi unit kerja. Kemudian
diberikan waktu juga pada peserta untuk melakukan konsultasi dengan Tim LAN atas ide
atau gagasan inovasi yang akan mereka kembangkan.
Tahap design dilakukan oleh Witra Apdhi Yohanitas selaku Peneliti di Pusat Inovasi
Pelayanan Publik. Design merupakan langkah ketiga untuk merancang desain/prototype
inovasi secara lebih detail dan siap untuk diimplementasikan. Pada tahap ini diberikan
pemahaman mengenai cara mendesain rencana kegiatan pelaksanaan inovasi, identifikasi
stakeholders, dan strategi komunikasi. Setelah itu, peserta melakukan praktik langsung
melakukan design, kemudian melakukan konsultasi dengan fasilitator. Tahap design
dilakukan untuk menuangkan ide inovasi ke dalam suatu rancangan rencana aksi yang
detail. Oleh karena itu, design inovasi sangat penting karena akan mendetailkan langkah-
langkah mewujudkan ide inovasi yang sudah diperoleh. Output dari tahap design ini adalah
adanya “Rencana Aksi Inovasi”.
Untuk mempermudah pemahaman materi desain maka diberikan contoh contoh rencana
aksi yang sudah dilakukan di berbagai pemerintah daerah lain yang telah melaksanakan
13
laboratorium inovasi. Untuk lebih memahami juga diberikan berbagai buku inovasi yang
HALAMAN
P
elaksanaan Review Ide Inovasi dilakukan pada hari berikutnya dengan mengundang
beberapa OPD untuk memaparkan ide inovasi dan rencana aksi inovasinya Disini para
pemapar mendapatkan masukan dari rekan rekan OPD lain. Selain itu menjadi ajang
mendapatkan dukungan dari OPD lain yang kebetulan menjadi stakeholder dari ide inovasi yang
akan dijalankan.
Ide inovasi dari Sekretariat DPRD Kabupaten Pati disampaikan oleh oleh Bapak Teguh. Disini
beliau menjelaskan beberapa ide inovasi dari Sekretariat DPRD yaitu SIM REG (Sistem Informasi
registrasi), Talks Show, Aplikasi penyerap aspirasi (Aspra), E- Notulen, e-Perjalanan Dinas. Salah
satu yang diperjelas adalah e-perjalanan Dinas. E-Perjalanan Dinas sangat dibutuhkan untuk
transparansi pelaksanaan tugas anggota dewan. E-perjalanan Dinas merupakan Sistem
berbasis android terkait proses pelaksanaan perjalanan dinas terdapat juga Sistem anggaran
perjalanan dinas anggota dewan secara internal. trackerTransportasi, hotel, transportasi, tempat
tujuan tandaterima surat perintah tugas
Ide inovasi dari Puskesmas Winong I seperti yang dijelaskan oleh Ibu Eko supriati adalah tentang
gerakan pola hidup sehat kepada masyarakat dengan nama Seger Iso marakke waras (Bersama
karyawan dan kader/Giras Bersama WIJI). Inovasi ini merupakan program sehat dari Puskesmas
Winong I untuk masyarakat. Minum jamu setiap hari sabtu untuk tetap sehat dan membuka
pola pikir masyarakat bahwa sehat itu tidak harus dengan obat obatan. Datang ke Puskesmas
tidak harus berobat bisa konseling terhadap keluhan. Untuk itu akan dirangkul dukun pijit yang
cendrung beri jamu. Selain itu ada ide inovasi Ramuan Ces Plung MU (rajin ketemuan untuk cek
sehat di puskesmas lengkap dengan minum jamu). Inovasi ini dilakukan dalam rangka
Membumikan kembali meminum jamu sebagai warisan leluhur nenek moyang karena jamu
dikenal sebagai ciri khas orang indonesia dan wajib dilestarikan dan dikembangkan di
puskesmas.
Ide inovasi kecamatan Batangan disampaikan oleh Pak Yogo. Ide inovasinya adalah pembuatan
Sistem Pelaporan Data Elektronik Paperless (simpel dik less). Inovasi ini adalah Sistem
pelaporan dengan menggunakan data elektronik dalam bentuk PDF yang pengirimannya lewat
e-mail/ Whatapp. Hal ini dilakukan untuk dokumentasi laporan DDADT /Dana Desa.
Ide inovasi kecamatan Sukolilo adalah Pelayanan dengan Cinta di Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati. Teknisnya adalah melakukan pemilikan pegawai terbaik dalam satu bulan dan
memajangkan poto pegawai terbaik tersebut lengkap dengan pigura sebagai apresiasi terhadap
kinerja pegawai tersebut.
Dari perwakilan SMU di Kabupaten Pati yang diundang mengemukakan masing masing satu ide
inovasi yaitu Pendidikan karakter, Inovasi pembelajaran (penggunaan HP untuk pembelajaran),
Inovasi berbasis Karakter (Penilaian evaluasi belajar dengan menggunakan IT). Pendidikan
karakter merupakan kegiatan untuk Mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter
terhadap anak usia sekolah sebagai langkah pengawasan anak. Penggunaan HP untuk
Pembelajaran merupakan inovasi yang memanfaatkan HP sebagai media pembelajaran, seperti
penggunakan untuk menyelesaikan tugas sehingga penilaian akhir semester lebih cepat.
Siswapun bisa memanfaatkan alat elektronik lebih tepat guna. Penilaian evaluasi belajar
berbasis IT merupakan Pelaksanan tes dengan menggunakan IT dalam rangka mempermudah
14
pelaksanaan evaluasi belajar dan penilaian belajar. Tes dengan menggunakan fasilitas office
365 secara optimal.
HALAMAN
Gambar 8 . Pelaksanaan Pemaparan ide inovasi oleh OPD Kabupaten Pati
Dari Inspektorat daerah seperti yang disampaikan Bapak zaenal mengemukakan beberapa ide
inovasi yaitu e-consulting, E-LHP (laporan Hasil Pemeriksaan), E-Wis(Whistle Blower Sistem), e-
Wadul (Pengaduan Masyarakat Elektronik), e- Audit. e-consulting adalah Sebuah aplikasi untuk
mempermudah proses perkonsultasian terkait pelayanan yang diberikan oleh inspektorat
kepada OPD. E-LHP (laporan Hasil Pemeriksaan) adalah Sarana untuk membuat LHP secara
elektronik, sehinggap pembuatan LHP lebih cepat, mudah, terformat secara baku dan
terdokumentasi dengan baik. E-Wis(Whistle Blower Sistem) adalah Aplikasi yang digunakan
sebagai sarana menyampaikan laporan masyarakat terkait adanya dugaan tipikor Sehingga
masyarakat merasa mudah, aman apabila ingin melaporkan adanya dugaan tipikor di kabupaten
Pati. e- Wadul (Pengaduan Masyarakat Elektronik) adalah Aplikasi yang digunakan sebagai
sarana pengaduan terhadap pelaksanaan pelayanan publik oleh OPD kepada masyarakat. e-
Audit adalah Aplikasi untuk audit kinerja OPD.
Terakhir dari Kecamatan Margoyoso oleh Pak Mulyono. Ide inovasinya adalah Margoyoso
berseribu (bersih sehat rapi indah tidak berbau). Inovasi ini merupakan kegiatan yang
dicanangkan dalam rangka Mewujudkan margoyoso bebas limbah melalui pendataan wilayah.
Caranya adalah dengan melakukan sosialisasi dan pembinaan yang intensif kepada pengusaha,
pemerintah desa dan masyarakat.
P
eserta laboratorium inovasi di Kabupaten Pati berasal dari berbagai OPD dan unit kerja
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati. Setiap OPD dan unit kerja diwakili oleh minimal
1 (satu) orang yang ditunjuk untuk mengikuti semua proses dalam kegiatan laboratorium
inovasi. Peserta tersebut dapat bertindak sebagai perwakilan atau inovator di OPD atau unit
kerjanya yang bertugas menyusun berbagai instrumen dalam memunculkan ide atau gagasan
inovasi serta menyampaikannya kepada pimpinan OPD dan rekan kerja untuk mendapatkan
dukungan dalam implementasi inovasi.
Pada tahapan awal pelaksanaan laboratorium inovasi dihadiri oleh berbagai perwakilan Dinas,
Badan, sekretariat daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Kecamatan, Puskesmas, rumah sakit,
15
Perguruan tinggi dan SMU. Semua Peserta sangat antusias mengikuti Bimbingan dan
menghasilkan ide inovasi yang sangat banyak yaitu 128 ide inovasi. Ide ini akan terus bertambah
HALAMAN
karena saat laporan ini disusun, kegiatan Laboratorium inovasi masih terus berlangsung dan
pengumpulan ide inovasi terus berlangsung. Berikut ini OPD yang mengikuti pelaksanaan
kegiatan Laboratorium Inovasi Pelayanan Publik kerja sama antara Kabupaten Pati dan
Lembaga Administrasi Negara.
L
aboratorium inovasi kabupaten Pati menghasilkan 128 ide inovasi dari 72 OPD yang
mengikuti rangkaian kegiatan drum up, diagnose dan desain inovasi. Hal ini tentu
membanggakan. Karena kalau dirata rata setiap OPD menghasilkan lebih dari 1 inovasi.
Bahkan ada OPD yang menghasilkan 5 inovasi. Hal ini mengingat Kabupaten Pati sangat serius
melaksanakan pengembangan inovasi. Tentu saja ditandai dengan mengikut sertakan rumah
sakit, puskesmas, perguruan tinggi dan sekolah dalam kegiatan Laboratorium Inovasi. Berikut
ini ide inovasi yang dapat dirangkum dari berbagai OPD di Kabupaten Pati.
No Nama OPD Ide Inovasi Deskripsi Singkat
1. DISDAGPERIN Goleh Aplikasi Go-Leh Berbasis Android Online berguna
untuk promosi produk sehingga dapat
meningkatkan daya saing usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) Di Kabupaten Pati. Inovasi yang
semakin berkembang dengan mengedepankan sisi
mobilitas menjadi sebuah kebutuhan sebagaian
besar pengguna teknologi. Dengan Go-Leh, pelaku
di lingkungan internal Bidang Perdagangan Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pati
maupun eksternal yang merupakan bagian luar dari
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Pati khususnya UMKM yang akan mengalami
perubahan dari segi kualitas SDM UMKM, kualitas
hasil produk UMKM, akses pemasaran, permodalan
dan promosi pada UMKM
2. BPKAD Pajak”E Go Pajak daerah sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah paling potensial untuk
dapat dioptimalkan, dimana dalam kegiatan
pemungutannya diatur dalam Undang- Undang
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. Dalam Lingkup Regional
Pemungutan Pajak Daerah diatur Dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Pati Nomor 1 tahun 2011,
Nomor 2 Tahun 2011, Nomor 3 Tahun 2011 beserta
Perubahannya.
Pajak daerah terdiri dari 11 Jenis pajak daerah yakni
Pajak Hotel, Restoran, Hiburan, Reklame, Parkir,
PPJ, Sarang Burung Walet, Minerba, Air Tanah, PBB-
P2 dan BPHTB yang kegiatan pemungutannya
berada dalam Kewenangan Badan Pengeloaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pati
(BPKAD) sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bupati Pati Nomor 62 Tahun 2016.
Sejalan dengan hal tersebut BPKAD Kabupaten Pati
sebagai Perangkat Daerah yang bertanggungjawab
terhadap pelayanan masyarakat dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan daerah harus
mampu menyediakan layanan perpajakan daerah
2
KTP-el
12. DPMPTSP Simyandu SIMYANDU adalah Aplikasi Sistem Informasi
HALAMAN
Kedisiplinan Pns Dalam dalam mematuhi jam kerja PNS secara akurat dan
Mematuhi Jam Kerja realtime dengan konsekuensi penerimaan TPP (
Tambahan Penghasilan Pegawai)
adapun tujuan inovasi ini adalah untuk terwujudnya
disiplin kerja PNS yang tinggi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pati
24. DKP Sipipa ( Sistem Suatu sistem untuk pengelolaan pelelangan ikan
Informasi Pelelangan yang terintegrasi yang bertujuan mewujudkan
Ikan Pati ) pelangan ikan yang nyaman, aman dan terpercaya
25. DKP Kartu Kusuka Dengan masih adanya sistem pembuatan Kartu
Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan untuk
identitas pelaku usaha di Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Pati masih menggunakan
cara manual. Mulai dari pengimputan data dan
pembackupan data. Dengan menggunakan sistem
manual terdapat banyak kesalahan yang terjadi,
antara lain : membutuhkan banyak waktu dan
tenaga bila kita membutuhkan dokumen, adanya
data yang terselip karena kurang terjaminnya
keamanan data. Sehingga membutuhkan media
penyimpanan yang cukup besar untuk dokumen
tersebut.Kemudian untuk para calon pendaftar
pembuatan kartu nelayan masih menggunakan cara
manual dengan mengisi data lengkap dalam form
yang sudah disediakan
Dengan terjadinya masalah tersebut diatas,
diperlukan sarana yang dapat meringankan tugas
seorang pergawai dalam menyelesaikan suatu
masalah terutama masalah pengolahan data
pembuatan kartu nelayan. Salah satu alternatif yang
dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut
adalah dengan menerapkan sistem komputerisasi
dalam suatu perusahaan atau instansi untuk
mengolah data. Dengan sistem komputerisasi
diharapkan dapat diperoleh data secara tepat,
cepat dan lebih efisien waktu, tenaga dan biaya, dan
untuk para calon pendaftar kartu nelayan dapat
melakukan pendaftaran secara online
26. BPBD Pembentukan Desa Desa Mandiri Bencana mempunyai pengertian
Mandiri Bencana Di adalah desa yang mampu berdikari siap dan
Kabupaten Pati tanggap menghadapi bencana, serta berperan aktif
dalam kegiatan penanganan bencana serta
mendukung terciptanya penanganan bencana
secara cepat, tepat, terpadu dan terorganisasi guna
tercapainya visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Pati. Wilayah Kabupaten Pati secara geografis,
geologis, demografis dan klimatologis merupakan
daerah rawan bencana, baik yang disebabkan oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam, maupun
faktor manusia dengan skor 174 tingkat Nasional (
DIBI 2013). Hal ini terbukti dengan semakin
meningkatnya jumlah kejadian bencana setiap
tahunnya. Kejadian bencana yang sering terjadi di
kabupaten pati adalah : banjir, tanah longsor, angin
puting beliung, kekeringan, dan kebakaran.
27. DINPORAPAR Foto Spot Naikkan Di zaman yang serba digital ini, tentunya banyak dari
Tingkat Kunjungan para wisatawan yang tak ingin ketinggalan
8
34. RSUD KAYEN Membangun Motivasi Terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien
Pegawai Melalui Go yang berkemungkinan karena imbas dari pelayanan
Open Mind, Service publik yang kurang memuaskan masyarakat
Excelent Dan sehingga pihak Rumah Sakit berupaya untuk
Pengikatan Janji meningkatkan mutu pelayanannya termasuk dari
Pelayanan Menuju Kepegawaian atau Pejabat Pengelola Badan
Kepuasan Pelanggan Layanan Umum yang membidangi urusan Sumber
Yang Optimal Di Rumah Daya Manusia dan Diklat mengadakan pengamatan
Sakit Umum Daerah atau observasi dan mendapatkan hasil bahwa
Kayen Kabupaten Pati terjadinya perilaku kelelahan dalam bekerja.
Perilaku kelelahan dalam bekerja ini memunculkan
kondisi psikologis atau mental yang tidak sehat,
sehingga akibatnya timbul penurunan kontrol
emosi, komunikasi yang tidak sehat sehingga
banyak pesan yang terputus, loyalitas kerja
menurun, dan produktifitas diri menurun pula.
Kondisi ini menunjukan bahwa kelelahan psikologis
memunculkan banyak permasalahan sehingga
menghambat tercapainya tujuan bersama dalam
kelompok kerja atau organisasi.
Hal ini sangat membutuhkan perhatian untuk
menumbuhkan kondisi psikologis dengan lebih
positif. Salah satu cara yang digunakan untuk
menumbuhkan kondisi positif adalah memberikan
waktu kepada diri sendiri untuk instropeksi diri,
meluangkan waktu untuk mengenali masalah diri
dan menye-lesaikan masalah diri, serta kembali
menumbuhkan emosi positif sehingga kondisi
psikologi lebih sehat dan kemampuan berpikir
dalam menyelesaikan masalah serta bersikap lebih
produktif dalam bekerja.
35. KEC. Jempol Si-Adis Melakukan pelayanan yang lebih dan pelayanan
PUCAKWANGI prima kepada seluruh warga masyarakat di
Kecamatan Pucakwangi. Mengingat cakupan
perekaman E-KTP yang masih rendah, khususnya
bagi lansia dan disabilitas. Tujuannya Mewujudkan
penyelenggaraan tata kelola pemeliharaan yang
baik (Good Govermance) sehingga terwujud
masyarakat Pucakwangi yang sejahtera dan
bermartabat
36. KEC. GEMBONG Simor Pejantan System Nomor Pelayanan Perijinan di Kecamatan
(Simor Pejantan) Efektifitas pelayanan perijinan
pada pemohon/ masyarakat, Memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat
Jarak Kecamatan dengan desa –desa di Kecamatan
cukup berfariatif , dengan jarak maksimal mencapai
12 km. Terkait dengan hal tersebut , perlu adanya
kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam
pemberian pelayanan perijinan – perijinan kepada
masyarakat . Harapannya pemohon / masyarakat
yang minta pelayanan perijinan datang ke
Kecamatan, di tunggu dan jadi .
37. KEC. GABUS Siste M Informasi Penyusunan Database Perangkat Desa di
Perangkat Desa Kecamatan Gabus semula dilakukan secara manual
(Sipede) dan offline dimana penyusuan dilaksanakan setelah
semua data perangkat desa sudah dikirim oleh
pemerintah desa dan membutuhkan waktu yang
11
Kemungkinan Salah
Entry Ulang Di Dinkes
Akan Terminimalisir.
56. PUSKESMAS Kelar Tb Pengertian :
SUKOLILO 2 (Kelompok Masyarakat Kelompok yang ada dimasyarakat dan mempunyai
Sadar Tb Paru) kepedulian terhadap masalah Kesehatan terutama
TBC
Latar Belakang :
Hingga saat ini, Tuberkulosis (TBC) masih menjadi
perhatian utama masyarakat dunia termasuk
Indonesia, Tingkat kesakitan dan kematian yang
diakibatkan serta besarnya jumlah yang terkena
penyakit ini menyebabkan penyakit tersebut tetap
menjadi prioritas program kesehatan dan masuk
kedalam Standart Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan, di Puskesmas Sukolilo II Kabupaten Pati
Angka penemuan TB sangatlah rendah yaitu hanya
18 Orang di Tahun 2017 dan 21 Orang s/d Bulan
September 2018 dari 120 orang perkiraan Orang
yang terjangkit TB Paru, oleh karena itu peran serta
masyarakat dalam membantu penanggulangan
penyakit TBC Paru ini sangatlah dibutuhkan
Tujuan :
Peran serta kelompok masyarakat secara aktif
dalam penanggulangan Penyakit TBC Paru.
Manfaat :
Mampu menemukan Penderita TBC Paru sebanyak
mungkin untuk diobati sampai sembuh guna
menyongsong Indonesia Eliminasi TBC Paru tahun
2035.
Hasil yang diharapkan :
Penemuan Kasus Penderita TBC Paru ditahun
pertama pelaksanaan sebanyak 120 penderita dan
terus menurun ditahun berikutnya hinga mencapai
angka terendah atau nol di tahun 2030
Semua penderita TBC paru yang diobati
menyelesaikan pengobatannya.
Kesembuhan 100% dari semua penderita yang
diobati
Kasus kambuh 3% dari jumlah penderita yang
diobati dan terus menurun hingga tahun 2030 tidak
ditemukan lagi kasus kambuh.
57. DINAS Progress Peningkatan Tujuan
KESEHATAN Desa Odf Melalui Peningkatan perilaku Stop Buang Air Besar
Media Film Di Upload Sembarangan (SBS) dalam progress peningkatan
Di Youtub Dengan desa ODF melalui media film di upload di youtub
Channel Dkk_Pati dengan channel dkk_pati.
Hasil penelitian sampai dengan 10 Agustus 2017
diketahui bahwa follower yang view (menyaksikan)
film “Cintaku Nyangkut di Jamban Tetangga”
sebanyak 5.733 orang. Follower yang like (menyukai
film) “Cintaku Nyangkut di Jamban Tetangga”
sebanyak 21 orang dan dislike (tidak menyukai film)
“Cintaku Nyangkut di Jamban Tetangga” sebanyak 4
orang. Follower 5.733 orang yang sudah
menyaksikan film “Cintaku Nyangkut di Jamban
19
61. DINKOP UMKM Sunday Morning Pasar Minggu Pagi Bagi Produk Kupat
Market Umkm (Sunmor dilatarbelakangi kebutuhan masyarakat yang
Umkm) beraneka ragam tidak hanya kebutuhan kuliner,
HALAMAN
113 SATPOL PP Siapak Tujuan dari inovasi ini adalah meningkatkan peran
. serta masyarakat dalam penyampaian aduan
gangguan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta terbentuknya sinergitas antara
stake holder terkait bersama Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Pati dalam menciptakan kondisi
aman, tertib dan tentram dengan membangun
suatu Sistem Integrasi Aduan Penanganan berbasis
teknologi informasi yang mudah dan sederhana
dalam menangani gangguan Tibumtranmas dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan tuntas
sehingga masyarakat atau pemerintah dapat
melakukan kegiatannya dengan lancar, aman,
tertib, teratur, dan tentram.
114 SATPOL PP Satlinmas Inti Maksud Program Inovasi adalah :
. Mewujudkan peran dan fungsi Satlinmas melalui
penyusunan regulasi daerah.
Terlaksananya pembinaan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat serta penanggulangan
kebencanaan bagi Anggota Satlinmas.
Tujuan Program Inovasi adalah :
Merubah pola pikir seluruh elemen masyarakat
bahwa tugas menjaga ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat adalah tugas bersama.
Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM
Satlinmas.
115 BAPPEDA Simkemiskinan SIM Kemiskinan ini merupakan terobosan baru yang
. inovatif dan kreatif karena dapat menyajikan single
data by name by addres yang dibutuhkan OPD untuk
intervensi program/kegitan terkait penanggulangan
kemiskinan. Inovasi-inovasi yang dilakukan melalui
SIM Kemiskinan adalah :
Penggunaan berbasis teknologi informasi
Keakuratan data dengan mengintegrasikan
NIK
Mudah dalam pemanfaatan
Kerahasiaan data terjamin
Tampilan Menu dalam SIM Kemiskinan
Maksud dari inovasi penggunaan aplikasi sistem
informasi manajemen penanggulanagan
kemiskinan adalah untuk memenuhi kebutuhan
informasi secara cepat, tepat, lengkap dan terpadu
serta realtime untuk mendukung kebijakan
pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan
daerah; untuk menampilkan pelaksanaan capaian
penanggulangan kemiskinan.
Tujuan yang dicapai dengan implementasi sistem ini
adalah mewujudkan single data yang digunakan
untuk intervensi kemiskinan semua OPD; sebagai
bahan verifikasi usulan renja OPD; mewujudkan
keterbukaan informasi kegiatan TKPK; sebagai
bahan verifikasi usulan renja OPD; monitoring
pelaksanaan program dan kegiatan evaluasi
program dan kegiatan mempermudah penyusunan
kebijakan makro di OPD; menghindari overlapping
penerima sasaran program / kegiatan.
37
naskah dinas
Hemat waktu, sumber daya, tenaga, biaya
HALAMAN
Ramah lingkungan
123 DISKOMINFO Portalnotoprojo.Patikab Adanya kebutuhan untuk bekerjasama antar
. .Go.Id Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) untuk
melaksanakan kegiatan pemerintahan dan agar
kegiatan pemerintahan berjalan efektif dan efisien
maka perlu pengembangan aplikasi Sistem
Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) untuk
membantu kegiatan proses bisnis dalam
pemerintahan.
Sistem informasi ini dibutuhkan dalam cakupan
G2G (Government to Goverment), G2C (Government
to Citizen) dan G2B (Government to Business) dalam
membantu antar organisasi, masyarakat dan dunia
usaha dalam melakukan pertukaran data maupun
kebutuhan pelayanan publik dan bisnis.
Pengembangan Sistem Pemerintah Berbasis
Elektronik (SPBE) merupakan kegiatan dalam
rangka upaya pengembangan penyelenggaraan
pemerintah dengan menggunakan teknologi atau
yang berbasis elektronik dengan tujuan
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat atau masyarakat dan dunia
usaha secara efektif dan efisien.
Maksud dari pembuatan
portalnotoprojo.patikab.go.id adalah sebagai media
informasi dan proses pertukaran data antar sistem
informasi atau aplikasi pada OPD untuk melengkapi
suatu SistemInformasi Pemerintah Daerah. Agar
kegiatan pertukaran data antar sistem OPD berjalan
dengan cepat dan benar, maka dibutuhkan Sistem
Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE)yang dapat
melakukan integrasi antar sistem dan antar OPD.
Untuk maksud itulah kemudian lahir Sistem
Informasi berbentuk portal dengan sebutan
portalnotoprojo.patikab.go.id.
portalnotoprojo.patikab.go.idmemiliki beberapa
tujuan :
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Memudahkan informasi atas keadaan atau kondisi
perkembangan pelaksanaan fisik pekerjaan dan
permasalahannya.
Memudahkan mengetahui akumulasi pengeluaran
biaya untuk setiap kegiatan yang dalam pengerjaan
dan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan sesuai
dengan jadwal yang telah dilaksanakan.
Mendukung dalam pelaksanaan Good Corporate
Government.
Terselenggaranya Layanan G2G (Government to
Goverment), G2C (Government to Citizen) dan G2B
(Government to Business) yang lebih efektif dan
efisien.
124 BPBD Pusat Pengendalian Penanggulangan Bencana adalah bagian integral
. Operasi (Pusdalops dari pembangunan nasional sesuai amanat UUD
1945. Dalam implementasinya, penanggulangan
bencana tersebut menjadi tugas dan
tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah
42
anggota perpustakaan.
Mengalihbentukkan administrasi perpustakaan dari
sistem manual (konvensional) ke sistem
HALAMAN
otomasi(komputerisasi).
Mengintegrasikan seluruh kegiatan administrasi
dan pengolahan koleksi di perpustakaan.
Menyajikan pelaporan data yang valid mengenai
layanan perpustakaan sebagai bahan evaluasi.
127 DINAS KETAPANG Siskekopa Pengertian :
. SISKEKOPA adalah Aplikasi Sistem Informasi
Ketahanan Komoditas Pangan untuk mengetahui
kondisi ketahanan komoditas pangan yang ada di
wilayah Kab Pati.
Latar Belakang : Dibuatnya aplikasi SISKEKOPA
salah satu alasannya adalah peningkatan
pelayanan informasi ketahanan komoditas pangan
yang cepat, tepat dan mudah dan menggantikan
aplikasi yang sebelumnya masih berbasis desktop
dan belum online.
Tujuan : Memberikan pelayanan informasi
ketahanan komoditas pangan yang cepat, tepat dan
mudah.
Manfaat : Masyarakat dan OPD bisa mengetahui
informasi ketahanan komoditas pangan 5 tahun
terakhir tanpa harus datang ke Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Pati.
Hasil Yang diharapkan : Terealisasinya Aplikasi
SISKEKOPA pada Dinas Ketahanan Pangan Kab Pati
Aplikasi dapat digunakan oleh masyarakat dan OPD
untuk mengetahui informasi ketahanan komoditas
pangan secara online.
128 KEC. Perijinan Lewat Pelaksanaan kegiatan pelayanan, utamanya
. TAMBAKROMO Whatsapp Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN), diperlukan sarana/prasarana dan
Pelaksana Pelayanan PATEN.
Sarana dan prasarana PATEN meliputi : loket/meja
pendaftaran, tempat pemprosesan berkas, tempat
pembayaran, tempat penyerahan dokumen, tempat
pengolahan data dan informasi, tempat
penanganan pengaduan, tempat piket, ruang
tunggu dan perangkat pendukung lainnya (SOP,
bagan alur pelayanan).
Pelaksana Pelayanan PATEN terdiri dari Pejabat
Penyelenggara PATEN dan Petugas Pelaksana
Teknis PATEN. Pejabat Penyelenggara PATEN terdiri
atas : Camat, Sekretaris Kecamatan dan Kepala
Seksi yang membidangi pelayanan administrasi.
Pelaksana Teknis PATEN meliputi : petugas
informasi, petugas loket/penerima berkas, petugas
operator computer, petugas pemegang kas dan
petugas lain sesuai kebutuhan.
Maksud dan Tujuan : Maksud dilakukannya inovasi
Layanan Perijinan lewat WhatsApp adalah untuk
meningkatkan kepuasan masyarakat ketika
mendapatkan pelayanan perijinan. Sedangkan
tujuannya adalah mengatasi keterbatasan pegawai
pelayanan, memudahkan akses informasi dan
mempercepat proses pelayanan perijinan di
Kecamatan.
45
HALAMAN
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
P
enyelenggaraan tahapan awal Laboratorium Inovasi Pelayanan Publik kerjasana
pemerintah Kabupaten Pati dan Lembaga Administrasi Negara berjalan dengan baik.
Sampai saat ini penyelenggaraannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Mengingat
penyelenggaraan saat ini sudah melangkah pada tahap desain. Yakni penyusunan rencana aksi
Inovasi.
Penyelenggaraan kegiatan awalnya hanya direncanakan untuk sosialisasi kepada OPD terkait
dengan apa itu Laboratorium Inovasi. Seiring dengan pergantian tim penanggungjawab program
kerjasama dari Kabupaten Pati berpindah dari Sekretariat Kabupaten Pati ke Bappeda
Kabupaten Pati, sehingga agenda kegiatan dapat dipercepat. Hal ini membuktikan antusias
Kabupaten Pati dalam menumbuhkembangkan inovasi.
Antusiasme juga terlihat dari peserta yang diundang dalam kegiatan ini. Dimana bukan hanya
OPD inti (Badan, Dinas, Sekretariat Daerah, Inspektorat) yang ikut dalam kegiatan ini. Namun
OPD lain dari kecamatan, rumah sakit, puskesmas, perguruan tinggi dan sekolah juga diundang.
Antusias tumbuh kembang inovasi juga terlihat pada sesi pemaparan OPD. Dari yang dipaparkan
sangat jelas kekhasan inovasinya seperti penanggulangan limbah tapioka, inovasi pembelajaran
sekolah dan sebagainya.
Dari 72 OPD yang berkesempatan hadir dalam agenda awal Laboratorium Inovasi pelayanan
publik ini dihasilkan 128 inovasi yang mencerminkan usaha OPD dalam mengatasi
permasalahan di instansinya. Artinya ada OPD yang memiliki inovasi lebih dari satu. Secara
umum Laboratorium Inovasi di Kabupaten Belu dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Menumbuhkan ide-ide inovasi baru di OPD dan Unit Kerja; Berbagai ide inovasi baru muncul
dalam proses pelaksanaan Laboratorium Inovasi di Kabupaten Pati. Para ASN di OPD dan
Unit Kerja berlomba-lomba mengembangkan suatu ide inovasi yang implementatif dan
bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi merupakan suatu keharusan sehingga mau tidak mau
para ASN di OPD dan Unit Kerja berusaha mengembangkan ide kreatif untuk menciptakan
gagasan baru dalam melayani masyarakat.
b. Melanjutkan dan mengembangkan inovasi-inovasi hasil lomba inovasi tahun sebelumnya;
Laboratorium inovasi Kabupaten Pati juga bisa menjadi wadah bagi keberlanjutan dan
pengembangan Kegiatan inovasi yang telah diperlombakan tahun sebelumnya. Tentu saja
dengan ada penambahan dan modifikasi yang diperlukan karena terdapat masalah baru
atau ada kebutuhan tambahan dari inovasi tersebut.
c. Mengakselerasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan; Ide-ide inovasi yang
dikembangkan juga selaras dan berkorelasi positif dalam pencapaian pelaksanaan program
dan kegiatan di OPD dan Unit Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa ide inovasi tersebut dapat
membantu mengakselerasi pencapaian tersebut.
d. Membudayakan berinovasi dalam pencapaian kinerja ASN; Laboratorium Inovasi Kabupaten
46
Pati telah berhasil menciptakan berbagai ide inovasi oleh para ASN di OPD dan Unit Kerja
sehingga secara tidak langsung telah menciptakan budaya berinovasi ASN. Hal ini akan lebih
HALAMAN
baik jika ada dukungan dari pimpinan OPD dan penanggaran yang sesuai untuk masing
masing inovasi.
B. Agenda Selanjutnya
L
aboratorium Inovasi Kabupaten Pati tentu saja akan dilanjutkan pada tahun berikutnya
dengan lebih memantau proses penyusunan rencana aksi yang relevan ken penyesuaian
kegiatan OPD di Kabupaten Pati. Inovasi di kabupaten Pati sifatnya diwajibkan bagi OPD,
hal ini seperti yang dijelaskan oleh Wakil Bupati Pati Saiful Arifin. Inovasi ini juga berlandaskan
kepentingan masyarakat, menyelesaikan permasalahan organisasi dan perbaikan pelayanan
publik.
Bappeda Pati akan terus memantau proses berjalannya inovasi dengan merekomendasikannya
menjadi kegiatan prioritas OPD. Sehingga saat dilaunching nanti tidak akan mengalami
hambatan. Untuk langkah berikutnya, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam
menindaklanjuti kegiatan ide inovasi yang telah terkumpulkan, yaitu sebagai berikut:
a. Memantau penyusunan ide inovasi dan rencana aksi inovasi sebelum dilakukan launching
inovasi.
b. Melakukan koordinasi perkembangan ide inovasi, kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi untuk merealisasikan ide /gagasan tersebut
c. Mengkoordinasikan kelanjutan Laboratorium inovasi kabupaten Pati, terkait kapan agenda
launching akan dilaksanakan, seperti apa acaranya
d. Memantau pelaksanaan inovasi, apakah sudah sesuai dengan rencana aksi.
e. Melakukan evaluasi ide/ gagawan inovasi, pelaksanaan kegiatan inovasi, temuan
permasalahan dan sebagai nya sehingga inovasi lebih efektif pelaksanaannya.
f. Memberikan waktu yang cukup untuk mengimplementasikan inovasi sebelum dilakukan
pameran inovasi
47
HALAMAN
HALAMAN 48