Anda di halaman 1dari 115

BONE TUMOR

Pembimbing : dr. Fenny Susilo, Sp.Rad


Disusun Oleh :Bryan Nathaniel (201906010016)
Yohanes Jason (201906010183)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNIKA Atma Jaya
Periode 29 November 2021 – 1 Januari 2022
ANATOMI
FISIOLOGI
PENDAHULUAN
1
Radiologic Evaluation of Tumors and
Tumor-Like Lesions
Klasifikasi dari Tumor dan Tumor-like Lesions
Berdasarkan Jaringan Asalnya
Klasifikasi dari Tumor dan Tumor-like Lesions
Berdasarkan Jaringan Asalnya
Tumor Jinak yang Potensial Menjadi Tumor Ganas
Peran Pemeriksaan Radiologis pada Tumor Tulang
Radiografi
CT Scan
Konvensional
- Digunakan untuk deteksi dan diagnosis - Diagnosis, staging, gambaran jaringan lunak di sekitar
- Gambarannya cukup untuk memastikan tumor, dan follow up terapi radiasi dan kemoterapi
lokasi dan morfologi dari lesi, terutama - Lebih baik dari radiografi konvensional untuk melihat
gambaran destruksi tulang, kalsifikasi, adanya tumor di tulang-tulang yang strukturnya
osifikasi, dan lesi periosteal kompleks
- Follow-up perbandingan dengan hasil - Kontras : neovaskularisasi lesi dan evaluasi
sebelumnya perlu dilakukan untuk limb-salvage surgery
menentukan sifat lesi dan agresivitas
PET dan PET-CT Angiography
- Deteksi dan staging neoplasma - Untuk memetakan lesi tulang dan
- Untuk melihat aktivitas metabolik penjalarannya, serta suplai vaskularnya
dan biokimia tubuh, digabungkan - Evaluasi lokasi tepat untuk intra-arterial
dengan CT untuk melihat anatomis kemoterapi dan biopsi
- Perencanaan limb salvage
Myelography MRI Skeleton
Scintigraphy
Evaluasi tumor yang invasi vertebra dan Untuk melihat penyebaran Radionuclide bone scan untuk melihat
thecal sac tumor intraosseous dan mineral turnover
ekstraosseous
Untuk melihat metastasis di seluruh
tulang dalam tubuh
Algoritma Evaluasi
dan Manajemen
Lesi Tulang
Radiographic Features
of Bone Lesions
Location
Border of Lesion
Border of Lesion
Types of Matrix
Type of Bone Destruction
Type of Bone Destruction
Periosteal Reaction
Soft-Tissue Extention
Number of Lesion
Benign Tumor

Bone-Forming Lesions Cartilaginous


Origin

Fibrous, Fibrooseous, Miscellaneous


and Fibrohistiocytic Lesions
Lesions
2
Bone - Forming Lesions
Osteoma

- Lesi osteoblastik yang tumbuh lambat


- Terjadi pada usia 10-79 tahun (paling sering di usia 40-50
tahun)
- Umumnya ditemukan di tulang-tulang kalvaria, sinus
ethmoidalis dan frontalis
- Dapat terjadi di tulang tubular panjang (humerus, femur)
dan pendek (metacarpal) → parosteal osteoma
- Gambaran radiologi :
- Melekat pada korteks
- Dense (ivory-like sclerosis)
- Batas tegas
- Mirip dengan parosteal osteosarcoma
Gambaran Radiologi :
- Melekat pada korteks
- Dense (ivory-like sclerosis)
- Batas tegas
Osteoid Osteoma

- Usia 10-35 tahun


- Umumnya ditemukan di tulang panjang (femur dan
tibia)
- Gambaran khas → nidus di jaringan osteoid yang
bisa terlihat radiolusen atau memiliki tengah yang
sklerotik. Diameternya biasanya kurang dari 1 cm.
- Bisa memiliki lebih dari satu nidus → multicentric /
multifocal osteoid osteoma (jarang terjadi)
- Klasifikasi berdasarkan lokasi : kortikal, medular,
subperiosteal
- Klinis : nyeri yang
memberat pada malam
hari dan membaik dengan
penggunaan aspirin dalam
20-25 menit
- Radiografi : lesi
- CT :
- Nidus
- Vascular groove sign
- Terapi : eksisi

Multifocal Osteoid
Nidus Radiolusen
Osteoma
Subperiosteal Intracapsular

Kortikal Medular
CT Scan Axial
x-ray

MRI coronal T1 & T2

MRI axial
Brodie Abscess

Stress fracture Cortical Abscess

Bone Island
Osteoblastoma

- Usia 10 - 35 tahun
- Umumnya ditemukan di vertebra dan tulang panjang
- Gambaran menyerupai osteoid osteoma, tetapi ukuran nidus lebih
besar (diameter >1,5 cm)
- Sering berkembang menjadi lesi ganas.
- Nyeri yang memberat pada malam hari (sama dengan osteoid
osteoma) tetapi tidak membaik dengan penggunaan aspirin.
- Gambaran radiografi dibagi menjadi 4:
- Giant osteoid osteoma
- Blow-out expansive lesion
- Aggressive lesion
- Periosteal lesion
CT scan : expansive low-attenuation tumor
X-Ray : radiolucent lesion of osteoblastoma with high-attenuation foci of new bone
formation

Osteoblastoma
Osteoblastoma T1 MRI axial :
destruksi korteks
X-ray : Sharply dan ekstensi
demarcated sclerotic tumor ke jaringan
lesion in proximal lunak
metaphysis of humerus
abutting growth plate

T2 MRI axial :
Low signal intensity of lesion →
osseous matrix
High signal intensity around
postolateral margin of tumor →
peritumoral edema

Radionuclide
bone scan with
contrast :
increased
uptake in the
site of lesion
Blow-out expansive Aggressive Periosteal
Giant Osteoid Osteoma
lesion Osteoblastoma Osteoblastoma
3
Lesions of Cartilaginous Origin
Enchondroma (Chondroma)

- Umumnya ditemukan di tulang tubular pendek tangan →


radiolusen
- Pada tulang panjang → scattered calcification
- Ciri khas : terdapat pembentukan kartilago hialin matur
- X-ray : penemuan lesi radiolusen dengan / tanpa kalsifikasi
dengan shallow scalloping of the inner cortical margin (endosteal)
- CT dan MRI : lokalisasi lesi dengan lebih akurat
- T1 : low signal intensity
- T2 : high signal intensity
- Skeletal scintigraphy : mild to moderate increased uptake of
tracer in uncomplicated enchondromas
Enchondroma (Chondroma)

Gambaran Radiologis :

- Intracortical chondroma : lesi di tulang


kortikal dan dikelilingi oleh sklerosis dan
reaksi periosteal, dapat disertai osteoid
osteoma juga → jarang ditemukan
- Periosteal chondroma : letaknya di
permukaan tulang atau di bawah periosteum,
disertai edema di sekitar lesi. Terdapat sharp
sclerotic inner margin yang membatasi lesi
dengan periosteal tulang baru. Erosi korteks
berupa saucer like, sehingga terlihat sebagai
solid buttress of periosteal dalam gambaran
radiologis. Periosteal chondroma sering
disertai scattered calcifications

Enchondroma dengan scalloped borders dan


kalsifikasi matriks
T1 MRI :
X-ray : ada beberapa kalsifikasi well-circumscribed,
lobulated lesion
di distal femur

T2 MRI :
Scattered
brighter area → cartilaginous tumor
calcification Darker area → calcifications
Periosteal Chondroma
Enchondromatosis, Ollier Disease, and
Maffucci Syndrome

- Enchondromatosis : multiple enchondroma di metafisis dan


diafisis
- Ollier disease : enchondroma ekstensif, distribusi
predominan unilateral
- Manifestasi klinis : knobby swellings di jari atau
perbedaan panjang di tangan atau kaki
- Dapat berkembang menjadi chondrosarcoma
- Maffucci syndrome : enchondromatosis + hemangiomatosis
- Sering terjadi di metacarpal, phalanges, tulang tubular,
- Dapat berkembang menjadi chondrosarcoma
Enchondromatosis, Ollier Disease, and
Maffucci Syndrome

- Gambaran radiologi:
- Lesi pada lempeng pertumbuhan dengan gambaran
garis-garis linear radiolusen
- Massa radiolusen pada kartilago dengan fokus kalsifikasi
- Lesi dapat berada di intracortical dan periosteal
- Fan-like pattern → iliac bone
- Maffucci syndrome → multiple calcified phleboliths
- MRI :
- T1 : low-to-intermediate signal intensity
- T2 : high signal intensity

Enchondromatosis
X-ray Ollier
Disease
Fan - shaped

Growth stunting and deformities


of tibia and fibula
T1 MRI dengan
x-ray T1 MRI
kontras
Maffucci Syndrome
Osteochondroma (Osteocartilaginous Exostosis)

- 20-50% dari benign bone tumor


- Mutasi EXT gene → proses abnormal yang menyebabkan pertumbuhan
kondrosit ke arah yang salah → outpouching di bagian medulla dan korteks
yang diselubungi oleh cartilaginous cap (exostosis) → berhenti tumbuh pada
skeletal maturity
- Lokasi predileksi : metafisis dari tulang panjang, terutama di lutut dan
humerus proksimal
- Varian :
- Subungal exostosis
- Turret exostosis
- Traction exostosis
- Bizarre parosteal osteochondromatous proliferation (BPOP)
- Florid reactive periostitis
- Dysplasia epiphysealis hemimelica / intraarticular osteochondroma / Trevor - Fairbank disease
Osteochondroma (Osteocartilaginous Exostosis)

- Gambaran radiologis
- Pedunculated dengan pedikel kecil dengan arah
menjauhi lempeng pertumbuhan di dekatnya
- Sessile dengan dasar luas yang melekat pada tulang
- Uninterrupted merging dari korteks tulang dengan
osteochondroma
- Bagian medula osteochondroma yang terhubung
dengan tulang
- Sering disertai kelainan nervus dan pembuluh darah
sekitar

Sessile Pedunculated
X-ray lateral knee CT scan
Lesi kalsifikasi pada Kontinuitas korteks dengan
posterior proximal tibia uninterrupted osteochondroma ke
tibia
x-ray T1 MRI T2 MRI
Komplikasi Osteochondroma :
pain and numbness
Kiri : x-ray
Kanan : arteriography
Multiple Osteocartilaginous Exostoses (Multiple
Hereditary Osteochondromata / Familia
Osteochondromatosis / Diaphyseal Aclasis)

- Penyakit herediter, autosomal dominan


- Mutasi di EXT1, kromosom 8q24.1, EXT 2 di kromosom 11p13, dan EXT 3 di
kromosom 19
- Pria : wanita = 2:1
- Lokasi : knees, ankle, shoulder
- Sindrom
- Langer - Giedion Syndrome
- Klinis : tubuhnya pendek, kelemahan sendi, jari yang pendek, mikrosefali, disformism kraniofasial,
retardasi mental, dan multiple osteochondromas
- Potocki-Shaffer syndrome
- Klinis : pembesaran foramina parietal, multiple osteochondroma, kadang disertai retardasi mental dan
disostosis kraniofasial
Chondroblastoma (Codman Tumor)

- <1% dari semua tumor tulang primer


- Terjadi sebelum skeletal maturity
- Lokasi predileksi : epifisis tulang panjang (humerus, tibia, dan femur),
tulang kecil di tangan dan kaki (paling sering di talus dan calcaneus)
kadang metafisis dan diafisis di vertebra atau intracortical tulang
panjang
- Gambaran radiologis :
- Tepi sklerotik
- Scattered calcification
- Distinct, thick, periosteal lesion
X-ray chondroblastoma : gambaran radiolusen di
CT-scan : gambaran
epifisis proximal tibia, terdapat tepi sklerotik dengan
kalsifikasi di tengah
scattered calcification di tengah lesi
Chondromyxoid Fibroma

- Ciri utama : produksi jaringan chondroid, fibrous, dan myxoid


- Terjadi pada remaja dan dewasa muda, laki-laki > wanita
- Lokasi predileksi : tulang tungkai bawah (tibia proksimal, femur
distal)
- Klinis : edema lokal dan nyeri
- Gambaran radiologi :
- Lesi radiolusen
- Sclerotic scalloped margin : eroding or ballooning cortex
- Ukuran 1-10 cm (rata-rata 3-4 cm)
- Buttress of periosteal new bone
- MRI :
- T1: Intermediate-to-low intensity
- T2: high signal intensity
4
Fibrous, Fibrooseous, and
Fibrohistiocytic
Fibrous Cortical Defect and Non-ossifying
Fibroma
- Anak-anak dan remaja, laki-laki>perempuan
- Lokasi predileksi : tulang panjang (femur dan tibia)
- Gambaran radiologis :
- Lesi radiolusen berbentuk ellips intrakortikal dekat
metafisis
- Tepi sklerotik yang tipis
- Lesi bisa hilang spontan
- Scalloped sclerotic border
- Membesar → non-ossifying fibroma
Nonossifying fibroma : fibrous cortical
Lesi radiolusen dengan tepi sklerotik defect yang lebih besar sampai ke
tipis di femur distal bagian medula tulang
X- ray non ossifying
fibroma fibula dengan
lesi radiolusen dan tepi T1 MRI : intermediate signal
sklerotik dengan intensity
penipisan korteks
medial
Fibrous Dysplasia
- Perkembangan abnormal dari jaringan fibroosseous yang menggantikan jaringan
tulang normal
- Monostotic → jika hanya mempengaruhi satu tulang
- Lokasi : femoral neck, tibia, costae
- Lesi sentral, epiphysis sparing, lesi dapat membesar dan menyebar ke medulla
- Gambaran radiologi :
- Tergantung pada proporsi jaringan osseous dan fibrosa
- Osseous > fibrosa : dense dengan tepi sklerotik (Rind sign)
- Osseous < fibrosa : radiolusen dengan ground glass appearance
Lesi radiolusen dengan Lesi dense dengan tepi CT scan → tampak Rind Sign
ground glass appearance sklerotik
di diafisis tibia
Fibrous Dysplasia
- Polyostotic → jika mempengaruhi lebih dari satu tulang
- Mirip dengan monostotic tetapi lebih agresif
- Lokasi : pelvis, tulang panjang, skull, dan costae
- Lesi unilateral, bertambah banyak seiring pertumbuhan
- Gambaran radiologi :
- Tergantung dari proporsi jaringan osseous dan fibrosa
(gambaran sama dengan yang monostotic)
- Dapat terjadi di sepanjang tulang tetapi articular end sparing
CT-scan

X-ray
Bone scintigraphy
comparison to common
sites
Ganti gambarnya, karena petunjuknya ga
jelas

MRI T2, axial

MRI T1 kiri, T2 kanan


5
Miscellaneous Lesion
Simple Bone Cyst
Lesi seperti tumor dengan penyebab yang tidak diketahui, mewakili sekitar 3% dari semua primary
bone lesions → dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan tulang

Epidemiologi - Pria > wanita


- usia ≤17 tahun

Lokasi proximal diaphysis humerus, proximal femur

Gejala sakit,bengkak, dan kaku pada sendi terdekat dari cyst

Gambaran radiologi - Radiolucent


- Centrally located
- Well circumscribed lesion dengan margin sklerotik
- Gambaran khas lainya : “fallen fragment”

Komplikasi pathologic fracture (66%)

DD/ Bone abscess, intraosseus ganglion, nonossifying fibroma

Terapi - Perawatan yang paling umum adalah kuretase diikuti dengan


grafting (cangkok) bagian tulang cancellous
- Injeksi methylprednisolone acetate
Humerus proximal kanan, pada bagian
metaphysis dan proximal diaphysis

pseudosepta

Humerus proximal kiri, pada


Antero-posterior radiograph, Antero-posterior radiograph,
bagian metadiaphysis
6 years old boy 12 years old boy
FALLEN FRAGMENT
DD/ Simple Bone Cyst

Intraosseous ganglion, AP, 18 years old


woman, proximal humerus kiri tampak
gambaran radiolucent, lesi trabeculated
dalam glenoid
Bone abcess, AP,12 years old boy,
proximal humerus kanan tampak
Nonossifying fibroma, AP, 10 years old periosteal reaction (panah) tanpa
boy, humerus kanan tampak gambaran adanya fraktur patologis dan
lesi radiolucent di area perluasan lesi ke dalam epifisis (panah
metadiaphyseal melengkung)
Aneurysymal Bone Cyst (ABC)
Penyebab tidak diketahui, diduga trauma, ABC sekitar 6% dari primary bone lesions dan
terlihat terutama pada anak-anak. perubahan hemodinamik lokal yang berhubungan
dengan obstruksi vena atau fistula arteriovenosa diyakini memainkan peran penting.

Epidemiologi - Pria =wanita


- usia ≤20 tahun (90%)

Lokasi proximal diaphysis humerus, proximal femur

Gejala sakit,bengkak, dan kaku pada sendi terdekat dari cyst

Histologi - terdiri dari beberapa ruang sinusoid berisi darah bergantian dengan
area yang lebih padat. Jaringan padat terdiri dari elemen berserat
yang mengandung banyak sel raksasa berinti banyak dan kaya
vaskular.
- Sinusoid memiliki dinding fibrosa, sering mengandung jaringan
osteoid atau bahkan tulang matang.

Gambaran - X-Ray → Multicystic eccentric expansion (blow out) dengan


radiologi penopang atau cangkang tipis yang merupakan reaksi
periosteal
- CT → dapat menentukan korteks, trabekulasi, dan septasi
Aneurysymal Bone Cyst
Gambaran - MRI → spesifik diagnosis, dapat melihat well defined lesions,
Radiologi dengan lobulated contours, cystic cavity dengan fluid - fluid
level,multiple septation dan intact rim dengan low density
- Rim ini merupakan gambaran benign
- Skeletal scintigraphy → melihat gambaran vaskuler dari lesi

Komplikasi pathologic fracture, scoliosis, neurologic deficit

DD/ Chondromyxoid fibroma, Giant Cell Tumor, telangiectatic


osteosarcoma

Terapi - Operasi pengangkatan seluruh lesi. Terkadang,


pencangkokan tulang untuk memperbaiki cacat yang
dihasilkan mungkin diperlukan
- Selective arterial embolization dengan adjuvan (liquid
nitrogen, phenol, dsb) → untuk nekrosis tulang dan rusak
mikrovaskular pada dinding cyst
- Aspirasi perkutaneus dan injeksi calcium sulfat dalam
aqueous solution → jarang
Periosteal reaction
(A) anteroposterior, (B) lateral radiograph,
8 years old girl, pada tibia distal tampak
gambaran lesi radiolucent di methaphysis
yang menyebar ke diaphysis

(A) anteroposterior, (B) lateral radiograph, 10 years


old girl, pada tibia proximal tampak gambaran
lkhas ABC dimana lokasi eccentric yang ekspansif
dan memiliki kapsul/ cangkang periosteal tipis
(A) Radiograph, 8 years old boy, pasien dengan gejala sakit 6 bulan pada distal femur kanan, tampak gambaran
radiolucent, lesi ekspansif eksentrik pada femur dengan cangkang/ kapsul periosteal.

(B) CT Scan tampak pada area intracortical lesi menggelembung keluar dari aspek lateral tulang paha tetapi
terkandung dalam cangkang tipis tulang periosteal (panah).

(C) Radionuclide bone scan, setelah injeksi 10mCi 99mTc-labeled diphosphonate peningkatan penyerapan
radiofarmaka oleh lesi.
Radiografi, 15 years old girl, (A)
anteroposterior dan (B) lateral dari
midshaft femur kanan tampak lesi
ekspansif eksentrik dari medial tulang.
Tampak cangkang tipis tulang
periosteal yang menutupi lesi (panah)
dan reaksi periosteal pada tingkat
proksimal dan distalnya (panah
terbuka), karakteristik untuk ABC.

(C,D) Coronal T1-weighted (SE; TR


600/TE 20 msec) Gambar MR
menunjukkan heterogenitas lesi dan
septasi internal.

Gambar aksial T1-weighted (E) dan


T2-weighted (F) menunjukkan level
fluid-fluid (panah).
6
Osteosarcoma, Chondrosarcoma,
Ewing Sarcoma
Osteosarcoma

Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah salah satu tumor tulang ganas


primer yang paling umum, terdiri dari sekitar 20% dari semua primary bone
malignancies.

Ciri umum dari semua jenis osteosarcoma → osteoid dan matriks tulang
dibentuk oleh sel-sel ganas jaringan ikat.
Conventional Osteosarcoma
Epidemiologi - Pria > wanita
- usia 10-20 tahun

Lokasi proximal humerus, distal femur, proksimal tibia

Gejala Sakit pada tulang, dengan masa dan pembengkakkan soft tissue
disekitarnya

Gambaran - X-ray → tampak destruksi tulang medullary dan cortical,


radiologi tampak reaksi periosteal
- Patchy densities → tanda reaksi periosteal yang agresif
- Derajat radioopasitas menggambarkan → tumor bone
production, calcified matrix, dan osteoid
- Tumor dapat muncul sebagai lesi sklerotik murni atau
lesi osteolitik murni, tetapi sebagian besar merupakan
kombinasi keduanya.
- Perbatasan biasanya tidak jelas, dengan zona transisi
yang luas.
- Gambaran khas → “sun burst”, “codman triangle”, dan
“onionskin”
- CT scan dan MRI perlu dilakukan
Conventional Osteosarcoma
Komplikasi Pathologic fracture dan metastasis ke paru

DD/ Berdasarkan histologi, dibedakan menjadi 3 subtipe → osteoblastik,


chondroblastik, dan fibroblastik → sehingga sulit membedakan
dengan Malignant Fibrous Histiocytoma

Terapi - Jika prosedur limb-salvage memungkinkan, serangkaian


kemoterapi multidrug digunakan, diikuti dengan wide
resection tulang dan penyisipan endoprostesis.
- Jarang → amputasi dengan kemoterapi
- Survival rate 5 tahun setelah pengobatan > 50%
Periosteal reaction
Radiograph, 16 years old
woman, tampak gambaran
destruksi tulang medullary di
distal femur. Tampak
gambaran patchy densities
(putih) di medullary dengan
respon periosteal yang agresif
tipe velvet → tanda khas
osteosarcoma

Tampak gambaran codman


triangle (panah hitam)

Radiograph, 19 years old woman, (A)


Anteroposterior, (B) Lateral. Tampak
gambaran destruksi tulang medullary dan
cortical dengan respon periosteal yang
agresif tipe velvet dan sunburst dengan
soft tissue mass yang mengandung bone
tumour.
Sunburst atau tipe Codman triangle di
perpendicular dari distal femur
reaksi periosteal di
radius

Gambaran tipe onion


skin atau lamellated di
distal femur

Kombinasi
lammelated
(panah) dan
sunburst (panah
terbuka)
MRI Osteosarcoma
(A) Coronal T1- Weighted MRI, tampak intermediate
to low signal intensity tumor yang merusak korteks
dan menyebar ke jaringan

(B) Coronal and sagital T2 weighted MRI, tampak


gambaran high signal heterogen. Area dengan tumor
bone formation adalah low signal intensity

(B) Coronal T1- Weighted MRI, tampak kedua


osseus tumour dan soft tissue mass dalam
intermediate signal intensity

(C) Coronal and sagital T2 weighted MRI,


tampak gambaran heterogen pada tumour
pada high intensity.

(D) axial T1 weighted fat supressed MRI dengan


gadolinium tampak soft tissue mass
Chondrosarcoma
Chondrosarcoma adalah tumor tulang ganas yang ditandai dengan pembentukan matriks tulang
rawan oleh sel tumor. Lesi seperti tumor dengan penyebab yang tidak diketahui, mewakili sekitar
3% dari semua primary bone lesions → dikaitkan dengan gangguan pertumbuhan tulang

Epidemiologi - Pria > wanita


- usia 30 - 60 tahun

Lokasi proximal diaphysis humerus, proximal femur

Gejala Rasa sakit lokal dan tenderness

Gambaran radiologi - X-ray → lesi ekspansif medulla dengan penebalan korteks


- Gambaran khas : deep endosteal scalloping → kalsifikasi
berbentuk “popcorn-like”, “annullar”, “coma shaped”
- Gambaran soft-tissue kadang terlihat
- CT Scan dan MRI → bantu untuk melihat apakah ada involvement
intraosseous atau soft tissue

Komplikasi Jarang pathologic fracture dan metastasis karena merupakan slow growing
tumours

DD/ Echondroma

Terapi Surgical resection pilihan utama


Radiograph (A) Radiograph lateral, 46 years
Anteroposterior, (B) old man, tampak central
lateral, 55 years old chondrosarcoma pada femur
kanan. Terlihat lesi destruktif
man. Tampak soft
di medullary tulang dengan
tissue mass dengan bentuk kalsifikasi annular dan
kalsifikasi chondroid coma shaped. Terdapat
penebalan korteks akibat
reaksi periosteal sebagai
respon terhadap destruksi
tulang yang terjadi. Terlihat
gambaran deep endosteal
scalloping yang dalam
CT dan MRI

(A) Radiograph, tampak gambaran massa


kalsifikasi besar pada iga anterior ke 6

(B) Axial CT menunjukkan gambaran


destruksi iga dan terjadi ekstensi
intrathoracic dan ekstrathoracic dari tumor

(C) Axial MRI T2 Weighted menunjukkan


gambaran heterogen pada tumor. Area
dengan low intensity signal
menggambarkan kalsifikasi pada masa
Ewing’s Sarcoma
Neoplasma yang sangat ganas yang histogenesis yang tepat tidak diketahui, tetapi umumnya
diperkirakan bahwa sarkoma Ewing berasal dari sel sumsum tulang. Terjadi akibat translokasi
kromosom 11 dan 12.

Epidemiologi - Pria > wanita


- Umumnya pada anak-anak dan remaja

Lokasi proximal diaphysis humerus, proximal femur

Gejala Localized painful mass dengan atau tanpa gejala sistemik seperti demam,
malaise, penurunan berat badan, dan peningkatan sedimentasi eritrosit

Histologi Terdiri dari susunan sel-sel kecil yang seragam dengan inti hiperkromatik
bulat, sitoplasma sedikit, dan batas sel yang tidak jelas. Tingkat mitosis
tinggi, dan nekrosis luas.

Gambaran radiologi - X-ray


- Poor defined lesion dengan gambaran “moth eaten” atau
peremeative lesion yang menunjukkan adanya destruksi pada
tulang
- Ditandai juga dengan aggressive periosteal reaction dengan
gambaran “sunburst” atau “onion skin”
- Terlihat large soft tissue mass
Ewing’s Sarcoma
Gambaran - CT scan → dapat membantu untuk menggambarkan
radiologi keterlibatan ekstraosseous
- MRI → penting untuk menunjukkan secara pasti
sejauh mana keterlibatan intraoseus dan
ekstraosseus. Dapat melihat ekstensi tumor lewat
lempeng epifisis

Komplikasi Metastasis,

DD/ Neuroblastoma, osteomyelitis, osteosarcoma, limfoma

Terapi - Chemotherapy preoperatif, dapat dikombinasi dengan


radiation therapy
- Wide resection
Radiograph, 10 years old girl, (A)
Tampak destruksi tulang (panah)
yang hampir sulit terlihat pada
distal femoral diafisis.

(B) Lateral Radiograph, tampak


soft tissue mass (panah).

(C) Tampak destruksi medullary


portion of bone dengan endosteal
scalloping dan invasi ke arah
korteks
8
Synovial Chondromatosis
Synovial Chondromatosis
Kelainan jinak yang tidak umum yang ditandai dengan proliferasi metaplastik dari
beberapa nodul tulang rawan di membran sinovial sendi, bursa, atau selubung
tendon. Umumnya monoartikular; (jarang beberapa sendi).

Epidemiologi - Pria > wanita


- usia 30 - 60 tahun

Lokasi Patella, caput humerus

Gejala Pain and swelling, limited motion in joint

Gambaran Imaging tergantung pada derajat kalsifikasi di dalam korpus


radiologi kartilaginosa, mulai dari efusi sendi belaka hingga visualisasi
banyak korpus sendi radiopak, biasanya berukuran kecil dan
seragam.
- Imaging terbaik → arthrography dan CT
- MRI → bervariasi dan tergantung pada proliferasi sinovial,
pembentukan badan yang longgar, dan tingkat kalsifikasi
atau osifikasi.
- CT dan MRI → dapat memperlihatkan erosi tulang
Synovial Chondromatosis
Komplikasi Jarang pathologic fracture dan metastasis karena
merupakan slow growing tumours

DD/ Secondary osteochondromatosis, synovial


chondrosarcoma

Terapi Removal of intraarticular bodies dan synovectomy


Radiograph (A)
Anteroposterior
(B) Lateral, 27
years old man
dengan keluhan
sakit pada sendi
dan gejala
“locking” pada
persendian,
tampak
Radiograph (a) Anteroposterior (B) Frog-lateral,
gambaran
pada 59 years old woman, tampak beberapa
multiple
intraarticular osteochondral bodies dengan bentuk
osteochondral
uniform pada panggul (hip)
bodies pada
sendi siku
dengan bentuk
uniform dan
reguler.
CT Scan, 27 years old woman, tampak pada joint
space, terlihat karakteristik synovial
Chondromatosis (A) potongan dari femoral head,
(B) potongan dari femoral neck, terlihat multiple
osteochondroal bodies pada intraarticular

MRI, 50 years old man, (C) Sagittal, (D) Coronal,


tampak gambaran osteochondral bodies
disekitar sendi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai