Anda di halaman 1dari 14

Tugas IPC

Workshop Tuberkulosis

OLEH:

Florentina Reddy (12016001441)

Anthony Ekaputra (12016001485)

Brigitta Renata (12016001536)

Jason Yohanes (12016001602)

SARJANA KEDOKTERAN

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

JAKARTA, 2019
1

Workshop Tuberkulosis
2

Daftar isi

Daftar isi .............................................................................................................................................. 2


Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
Tujuan ................................................................................................................................................. 4
Konten/Materi Penyuluhan ............................................................................................................ 4
- TBC tersebar lewat udara bila orang yang mengidap TBC di paru-paru atau
tenggorokan batuk, bersin atau berbicara dan ‘mengirimnya’ ke udara. ........................... 4
- Kalau kuman ini terhirup orang lain, dia bisa terkena infeksi. ..................................... 4
- Mendapatnya kebanyakan dari pergaulan yang sering dan lama, seperti dengan
anggota keluarga atau teman. ........................................................................................................ 4
- TBC tidak tersebar dari alat rumah tangga, misalnya sendok garpu, piring
mangkuk, gelas, seprai, pakaian atau telepon - jadi tidak perlu memakai alat rumah
tangga masing-masing. ..................................................................................................................... 4
Rundown Kegiatan ........................................................................................................................... 8
Tabel Rangkuman Kegiatan ........................................................................................................... 9
Perlengkapan (Alat & Bahan) ..................................................................................................... 11
Referensi: ......................................................................................................................................... 13
3

Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan yang mengancam masyarakat
dunia oleh karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi, penyakit ini menyebabkan kematian
terbanyak ke-9 di dunia.1 Sekitar 1 juta anak di dunia terkena TB setiap tahun, TB anak
merupakan 10-11% dari seluruh kasus TB di dunia.2 Berdasarkan data WHO, kasus baru TB
dunia di tahun 2016 adalah sekitar 10.400.000 kasus dan 6,9% dari jumlah tersebut diderita
oleh anak dibawah 15 tahun. Di tahun tersebut kejadian TB di Asia Tenggara mencakup 45%
dari seluruh kasus baru dunia. Indonesia merupakan negara dengan penderita TB terbanyak ke-
2 di dunia setelah India.3 Kasus baru TB di Indonesia pada tahun 2016 adalah sekitar 1.020.000
kasus, dan sekitar 6% dari jumlah tersebut diderita oleh anak dibawah 15 tahun.3 Berdasarkan
Riskesdas 2013, sebanyak 0,2% dari anak usia kurang dari 1 tahun menderita TB, sebanyak
0,4% dari anak usia 1 sampai 4 tahun menderita TB, dan sebanyak 0,3% dari anak usia 5
sampai 14 tahun menderita TB.

Sebagai mahasiswa kedokteran, kita tentunya ingin mendapat banyak pengetahuan,


softskills, dan berbagai pengalaman untuk menjadi dokter yang baik kelak. Penyakit-penyakit
yang sedang menyebar luas di masyarakat umum Indonesia pada saat ini dapat menjadi sumber
pembelajaran yang baik. TBC, salah satu penyakit yang sedang marak di Indonesia terutama
di daerah Cilincing, dapat berpotensi untuk menjadi sasaran penelusuran kami. Banyak
penduduk daerah Cilincing yang sudah terkena penyakit TBC mulai dari anak-anak hingga
dewasa. Hal ini kami ketahui berdasarkan hasil rekam medis pasien dari Puskesmas Kalibaru
Cilincing tahun 2017, banyak masyarakat datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak
dengan bercak darah selama lebih dari 2 minggu, dokter yang bertugas mencurigai TBC, dan
memberikan anti-TB, didapatkan adanya perbaikan dari frekuensi batuk. Diagnosis ini
diperkuat dengan temuan bakteri BTA pada sputum pasien ketika diperiksakan secara
mikroskopis. Pihak puskesmas telah melakukan pengecekan sputum sampai 20 rumah warga
di sekitar pasien yang positif TB. Namun, menurut pihak puskesmas, masyarakat belum benar-
benar mengerti bagaimana bakteri TB bisa menyebar dan cara untuk mencegahnya.
4

Tujuan
1. Menerangkan kepada masyarakat bagaimana cara tuberkulosa itu menular dan
bagimana pula cara pencegahannya.
2. Menerangkan kepada masyarakat mengenai etika batuk dan Pengawasan Minum Obat
(PMO).

Konten/Materi Penyuluhan

1. Cara Penularan Tuberkulosa4 5


- TBC tersebar lewat udara bila orang yang mengidap TBC di paru-paru atau
tenggorokan batuk, bersin atau berbicara dan ‘mengirimnya’ ke udara.
- Kalau kuman ini terhirup orang lain, dia bisa terkena infeksi.
- Mendapatnya kebanyakan dari pergaulan yang sering dan lama, seperti dengan anggota
keluarga atau teman.
- TBC tidak tersebar dari alat rumah tangga, misalnya sendok garpu, piring mangkuk,
gelas, seprai, pakaian atau telepon - jadi tidak perlu memakai alat rumah tangga masing-
masing.

2. Cara Pencegahan Tuberkulosa4 5

Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:

- Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;


- Membudayakan perilaku etika berbatuk;
- Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya
sesuai dengan standar rumah sehat;
- Peningkatan daya tahan tubuh;
- Penanganan penyakit penyerta TBC;
- Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.


5

3. Etika Batuk4 5

Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan
mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular
ke orang lain. Batuk merupakan sebuah reaksi tubuh, yang menandakan iritasi di tenggorokan
yang bisa disebabkan oleh benda asing seperti debu, reaksi alergi, atau dapat juga disebabkan
oleh sumber penyakit seperti virus dan bakteri. Etika batuk yang baik perlu dilaksanakan,
untuk mencegah penyebaran penyakit melalui droplet (udara bebas) atau yang disebut juga
air-borne diseases.

Etika Batuk yang benar adalah :


● Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila batuk atau
bersin.
● Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah.
● Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alcohol.
● Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular.

4. Pengawasan Minum Obat (PMO) 4 5

Beberapa materi yang akan disampaikan:

a. Siapa saja yang bisa jadi PMO4 5


● Petugas kesehatan, misalnya bidan di desa, perawat, pekarya,
sanitarian, juru imunisasi.
● Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat
berasal dari kader kesehatan, guru, atau anggota keluarga.
b. Tugas-tugas seorang PMO: 4 5

● Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai


pengobatan.
● Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
● Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan.
● Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
6

c. Informasi tambahan yang harus diberikan oleh PMO kepada pasien TB dan
anggota keluarga4 5

● Bahwa TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan.


● Bagaimana cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan
cara pencegahannya.
● Bahwa TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur, bila tidak patuh
pengobatan menjadi lebih panjang karena kuman terlanjur lebih liar
dan kebal obat.
● Bagaimana cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan
lanjutan).
● Apa pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.
● Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat.

5. Pelatihan Screening TB4 5


a. Pemaparan materi mengenai gejala TB kepada petugas kesehatan,
berikut adalah materi yang dipaparkan: 4 5
Gejala sistemik atau umum pada TB anak menetap selama 2 minggu atau
lebih meskipun telah diberi terapi yang adekuat, gejala tersebut antara lain :
● Demam ≥2 minggu dan/atau berulang tanpa penyebab yang jelas, demam
bukan disebabkan oleh malaria, tifoid, infeksi saluran kemih dan lain-lain.
Pada umumnya demam tidak tinggi, dan dapat disertai dengan keringat
malam. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada
anak apabila tanpa disertai dengan gejala-gejala sistemik lain.
● Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir atau terjadi gagal
tumbuh (failure to thrive) walupun telah mendapat upaya perbaikan gizi
yang tepat dalam waktu 1-2 bulan.
● Tidak napsu makan atau anoreksia.
● Batuk ≥2 minggu dan bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah). Penyebab lain telah disingkirkan
dan batuk tidak membaik dengan pemberian obat asma ataupun antibiotik
(sesuai indikasi).
● Lemas, lesu, anak kurang aktif dalam bermain dan beraktivitas.
7

● Tuberkulosis kelenjar (terbanyak di daerah leher)


Pembesaran kelenjar getah bening superfisial atau yang disebut
skrofula merupakan bentuk TB ekstrapulmoner yang paling sering
pada anak. Biasanya hal ini terjadi dalam 6-9 bulan setelah infeksi
kuman TB. Pembesaran KGB biasanya unilateral (namun dapat juga
bilateral bila terjadi drainase yang menyeberang), multipel (>1
KGB), ukuran besar (2x2 cm) sehingga dapat terlihat, konsistensi
kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat (konfluens).

b. Pelatihan screening TB sederhana: 4 5


● Mendeteksi Suspek TB anak 4 5
Definisi :Anak yang mempunyai satu atau lebih gejala klinis yang
mendukung TB (batuk ≥ 2 minggu, demam ≥ 2 minggu, BB turun
atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya, malaise ≥ 2 minggu,
gejala-gejala ini menetap setelah diberikan terapi yang adekuat).
Alat deteksi :Kuisioner, timbangan berat badan, alat pengukur tinggi
badan/stature meter, kurva Weight-for-height/length Girls and
Boy 2 to 5 years WHO
Cara deteksi :Wawancara, mengukur berat badan, dan mengukur tinggi badan,
menyocokan dengan kurva, pemeriksaan fisik kelenjar getah
bening kepala

● Memeriksa apakah anak mendapatkan Vaksinasi BCG (Bacille Calmette-


Guerin) 4 5
Definisi BCG : Penyuntikan intrakutan kuman Mycobacterium Bovis yang
sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia (ideal pada bayi usia
0-2 bulan) untuk menciptakan imunitas terhadap kuman TB.
Alat deteksi : Kuisioner
Cara deteksi : Wawancara dan dikonfirmasi dengan adanya BCG scar
Hasil deteksi : - Ya (ada BCG scar)
8

Rundown Kegiatan
GAMBARAN DETIL KEGIATAN

A. SUSUNAN ACARA

WAKTU
AKTIVITAS LOKASI PIC
(WIB)

Cilincing
09.00 –09.30 Perkenalan Jason
Jalan Kali Baru Timur IV
No.24, RT.11/RW.13, Kali
09.30 –09.45 Ice breaking Gita
Baru, Cilincing, Jakarta
Utara, DKI Jakarta, 14110
09.45 –10.15 Materi I(Cara Anthony
Penularan dan
Pencegahan
Tuberkulosa)

10.15 –10.30 Ice breaking Florentina

10.30 –11.00 Materi II + Materi III Gita + Jason


(Etika Batuk +
Pengawasan Minum
Obat)

11.00 –12.00 Aplikasi materi Florentina

12.00 –13.00 Pelatihan Screening Anthony


TB anak

13.00-Selesai Penutupan Jason


9

Tabel Rangkuman Kegiatan

NAMA Cegah TiBi bersama JAKA TARUB & 7 Bidadari


KEGIATAN

TEMA Workshop Tuberkulosis


KEGIATAN

SASARAN Kepedulian sosial


UMUM
KEGIATAN

TARGET Kader Kesehatan Masyarakat RW 01


KEGIATAN

RENCANA Bulan, 8 September 2019


WAKTU Tahun
KEGIATAN
10

TUJUAN KEGIATAN KRITERIA KEBERHASILAN

1. Membuka wawasan dan kesadaran masyarakat 1. Wawasan dan kesadaran masyarakyat


di komunitas meningkat dilihat dari hasil kuesioner yang
kami lakukan saat hari penyuluhan dan
evaluasi di bulan yang akan datang. (100%)

a) Terdapat perbandingan yang


signifikan pada kuesioner saat
penyuluhan dengan saat evaluasi
dimana masyarakyat mulai
menerapkan materi penyuluhan
sebanyak 75% - 100%
b) Terdapat perbandingan yang
signifikan pada kuesioner saat
penyuluhan dengan saat evaluasi
dimana masyarakyat mulai
menerapkan materi penyuluhan
sebanyak 40% - 74%
c) Terdapat perbandingan yang
signifikan pada kuesioner saat
penyuluhan dengan saat evaluasi
dimana masyarakyat mulai
menerapkan materi penyuluhan
sebanyak 20% - 39%
d) Tidak terdapat perbandingan
yang signifikan pada kuesioner saat
penyuluhan dengan saat evaluasi
dimana masyarakat mulai
menerapkan materi penyuluhan
11

BENTUK DESKRIPSI KEGIATAN CAKUPAN TEMPAT


KEGIATAN

1. Edukasi ke masyarakat mengenai TBC yang Masyarakat/komu Pos RW


Penyuluhan dikemas dengan dengan sebuah drama. nitas cakupan 01,
Susteran Puteri Cilincing
Kasih di Cilincing

2. Ice Ice Breaking adalah suatu aktivitas kecil Masyarakat/komu Pos RW


breaking dalam suatu acara yang bertujuan agar peserta nitas cakupan 01,
acara mengenal peserta lain dan merasa Susteran Puteri Cilincing
nyaman dengan lingkungan barunya. Kasih di Cilincing

3. Pelatihan Workshop sederhana yang terdiri dari Masyarakat/komu Pos RW


Screening penyuluhan dan pelatihan. Penyuluhan nitas cakupan 01,
TB anak mengenai materi Cara Penularan dan Susteran Puteri Cilincing
Pencegahan Tuberkulosa, Etika Batuk + Kasih di Cilincing
Pengawasan Minum Obat. Pelatihan mengenai
deteksi dini TB anak.

Perlengkapan (Alat & Bahan)

1 (Hari TBC) Kertas karton 3 lembar 4,000 12,000

3 x 4,000

(Hari TBC) Origami 2 bungkus 25,000 50,000

2 2 x 25,000
12

3 (Hari TBC) Lem UHU 20 mL 2 tube 20,000 2 x 20,000 40,000

(Hari TBC) Styrofoam 2 buah 10,000 20,000

4 2 x 10,000

(Hari TBC) Kertas kreb 1 lembar 3,000 3,000

5 1 x 3,000

6 Memorable gift untuk Suster 1 buah 350,000 350,000


Puteri Kasih 1x
350,000

7 Konsumsi untuk dosen 3 kotak 25,000 75,000


pengampu materi 3 x 25,000

7 Konsumsi untuk panitia 45 kotak 15,000 45 x 675,000


15,000

8 Snack untuk peserta 3 kali 95 kotak 10,000 95 x 950,000


penyuluhan 10,000

9 Bingkisan untuk home visit 40 buah 15,000 40 x 600,000


15,000
13

10 Biskuit sebagai hadiah quiz 13 buah 5,000 65,000

13 x 5,000

Referensi
1. WHO The top 10 causes of death [Internet]. WHO. 2018. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/
2. World Health Organization, UNICEF. Statement on the use of child-friendly fixed-dose
combinations for the treatment of TB in children [Internet]. 2017. Available from:
http://www.who.int/tb/areas-of-
work/children/WHO_UNICEFchildhoodTBFDCs_Statement.pdf?ua=1
3. Global Tuberculosis Report 2017 [Internet]. World Health Organization; 2017.
Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259366/9789241565516-
eng.pdf;jsessionid=C990AA00244BAD71BB7E442E85BF1E02?sequence=1
4. http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-
2016-TB.pdf
5. http://yankes.kemkes.go.id/read-ayo-gunakan-etika-ketika-batuk-4931.html

Anda mungkin juga menyukai