Anda di halaman 1dari 5

Tugas Tulisan Ilmiah

Resensi Buku

OLEH:
Florentina Reddy (12016001441)
Anthony Ekaputra (12016001485)
Brigitta Renata (12016001536)
Jason Yohanes (12016001602)

SARJANA KEDOKTERAN
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA, 2019
What’s In, What’s Out: Designing Benefits for Universal Health Coverage:Book Review

What’s In, What’s Out: Designing Benefits for Universal


Health Coverage:Book Review
Florentina Reddy, Anthony Ekaputra, Brigitta Renata, Yohanes Jason
Medical Education Unit, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta

IDENTITAS BUKU

Judul buku : What's In, What's Out: Designing Benefits

for Universal Health Coverage

Penulis : Amanda Glassman , Ursula Giedion dan

Peter C. Smith

Penerbit : Center for Global Development

Tahun terbit : Oktober 2017

Tebal buku : 399 halaman

ISBN : 9781944691059

ULASAN BUKU

Negara dengan pendapatan menengah kebawah/ Low Middle Income Countries


(LMICs) selalu menghadapi beban penyakit yang tinggi dan bervariasi. Penyakit menular dan
belum ditemukan vaksinnya masih mengakibatkan tingkat kematian dan penderitaan yang
besar, sedangkan beban penyakit kronis juga meningkat dengan cepat. Warga negara-negara
tersebut meminta akses layanan kesehatan yang luas untuk mengatasi segala penyebab
penyakit, termasuk meminta akses ke obat paten dan teknologi yang mahal. Namun, negara
dengan pendapatan menengah kebawah tersebut menghadapi kendala anggaran yang besar,
dimana mereka tidak mungkin menyediakan dan membiayai permintaan layanan kesehatan
setiap warga negaranya.1 2

Dalam konteks ini, banyak negara-negara berkembang ini sekarang mengaspirasikan


untuk dicapainya layanan kesehatan universal/ Universal Health Coverage (UHC), dimana

Vol. 4 | No. 1 | Agustus 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


What’s In, What’s Out: Designing Benefits for Universal Health Coverage:Book Review

setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas tanpa
biaya yang tinggi. Sekarang banyak donatur yang melihat UHC sangat krusial dalam menjaga
kesehatan masyarakat. Namun untuk membuat UHC menjadi realita, negara dengan sumber
daya terbatas arus menciptakan paket subsidi bagi semua orang yang terjangkau. Dengan
batasan anggaran, dapat diambil contoh bahwa setiap dollar yang keluar untuk membiayai
dialisis, akan merenggut satu dollar yang dibutuhkan di bidang lain (vaksin, layanan kesehatan
primer, dll).1 2

Menurut Amanda Glassman, paket layanan kesehatan yang eksplisit/ Health Benefit
Package (HBP), alias tunjangan kesehatan, membantu menjembatani kesenjangan antara
asipiarsi retoris mengenai UHC dan batasan anggaran. HBP harus praktis, bukan teoritis. HBP
harus memiliki daftar layanan kesehatan yang dapat disediakan bagi semua warga negara
dalam satu batasan fiskal, infrastruktur, sumber daya manusia, dan geografis yang sama. Ketika
dijalankan dengan benar, HBP merupakan layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh
pemerintah, dan dapat diminta oleh masyarakat dengan realita lokal yang ada. HBP
memastikan bahwa layanan kesehatan diberikan dengan adil dan setara kepada seluruh warga
negara dengan memberitahukan kepada golongan miskin dan terpinggirkan akan hak mereka,
dan mengurangi variasi arbitrase dalam akses layanan kesehatan.1 2

Buku ini menyebutkan bahwa HBP yang baik bukanlah hanya secarik kertas, namun
harus bisa menjadi dokumen yang bisa memandu seluruh sektor kesehatan. Disain HBP harus
bisa responsif terhadap tujuan dan prioritas sektor kesehatan nasional, yaitu menyediakan
rancangan yang konkret untuk mengoptimalisasikan hak-hak kesehatan. Setelah dirumuskan,
HBP harus bisa membuat panduan mengenai obat dan diagnosis apa yang harus dilakukan;
bagaimana mempersiapkan pedoman klinis; bagaimana pembiayaan layanan kesehatan; dan
bagaimana mengatur sistem pengawasan dan pengevaluasian.1 2

PEMBAHASAN

Analisis efektivitas biaya behubungan dengan keuntungan dari layanan kesehatan dan
intervensi biayanya, dengan menggambarkan seberapa banyak layanan kesehatan yang akan
digunakan untuk setiap populasi. Hal ini memungkinkan suatu negara untuk mengurutkan
intervensi yang berbeda-beda dan memilih pengobatan terbaik yang bisa membuat
masyarakatnya sesehat mungkin sesuai dengan anggarannya. Ambang efektivitas biaya juga

Vol. 4 | No. 1 | Agustus 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


What’s In, What’s Out: Designing Benefits for Universal Health Coverage:Book Review

berbeda-beda pada setiap negara. Hal penting yang harus diingat, suatu negara tidak boleh
teledor dalam menggunakan Gross Domestic Product (GDP) per-kapitanya.1 2 3

Mayarakat sadar penuh akan manfaat kesehatan, dan negara berkewajiban untuk
membuat rancangan yang transparan dan partisipatif. Dengan mengikuti prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik, negara bisa membuat warganya merasa seluruh proses dirancang
dengan adil dan bermanfaat. Pembuat kebijakan juga harus mendengar preferensi masyarakat,
terkadang masyarakat lebih menghargai intervensi yang tidak “health-maximizing,” namun
mampu menawarkan perlindungan risiko keuangan yang lebih baik, maupun keuntungan-
keuntungan lainnya yang tidak berhubungan dengan kesehatan.1 2 3

HBP yang jelas, yang didasarkan pada kriteria efektivitas biaya, adalah alat untuk
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan secara adil. Pengeluaran uang yang tidak efekif
untuk obat-obatan yang mahal seringkali didorong oleh tuntutan orang-orang kaya,
mengalihkan sumber daya yang tersedia dari kaum miskin. Pembuat kebijakan juga harus
memastikan bahwa rancangan dan implementasi HBP haruslah menghormati kaidah-kaidah
etis yang ada, termasuk proses dan prosedur yang adil, dan yang terlebih penting tidak
merugikan pasien secara individu, serta menghormati martabat pasien.1 2 3

KESIMPULAN

Health Benefit Package / HBP (tunjangan kesehatan) adalah dokumen hidup dan mati,
yang dimaksudkan untuk memandu operasi seluruh sektor kesehatan suatu negara — dan
memakan porsi yang cukup signifikan dalam suatu anggaran negara, dan sangat berdampak
pada setiap warga negara. Pihak luar seperti donatur dapat membantu masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah ke bawah untuk memastikan prosesnya adil dan secara teknis ketat
dengan menawarkan sumber daya keuangan. Dukungan ini dapat mencakup pendanaan untuk
lembaga Penilaian Teknologi Kesehatan (HTA) atau bantuan teknis dari para ekonom
kesehatan, dan juga kemungkinan-kemungkinan lain.. Desain HBP juga menawarkan
kesempatan yang baik untuk kerjasama antar-negara; misalnya negara-negara yang baru
memulai upaya peningkatan tunjangan kesehatan dapat belajar dari negara-negara lain yang
sudah memulainya lebih dulu, seperti Thailand, Chili dan Kolombia.1 2 3

Para donatur dapat mensubsidi berbagai jenis obat dan pemeriksaan-pemeriksaan


diagnostik melalui institusi multilateral seperti Global Fund dan Aliansi Vaksin dan Imunisasi
Dunia (GAVI) dan hubungan bilateral antar negara. Dewasa ini, para donatur semakin tertarik

Vol. 4 | No. 1 | Agustus 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


What’s In, What’s Out: Designing Benefits for Universal Health Coverage:Book Review

untuk terus menjaga program-program dan jasa-jasa yang ditawarkan oleh program tunjangan
kesehatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa para donatur dapat melihat adanya hal-hal yang tidak
cost-effective bagi rakyat lokal, namun menguntungkan bagi pihak donatur. Para donatur harus
menghindari menempatkan tekanan yang tidak perlu bagi negara-negara untuk dapat
menyediakan layanan yang sangat lengkap, karena advokasi harus dilakukan dengan giat, guna
mencapai tujuan jangka panjang suatu negara, cost-effectiveness, dengan mempertimbankan
hal-hal lain seperti pertimbangan etika dan stigma. Sebuah pemeriksaan ataupun teknologi baru
mungkin tidak murah dan tidak terjangkau bagi masyarakat, namun apabila teknologi baru
tersebut dapat menjanjikan suatu hal yang luar biasa, seperti eradikasi suatu penyakit, ataupun
penemuan suatu antibiotik yang lebih mumpuni, para donatur harus mau untuk
mempertimbangkan untuk tetap mensubsidi layanan tunjangan kesehatan suatu negara.1 2 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Glassman A, Giedion U, Smith PC, editors. What's in, what's out: designing benefits
for universal health coverage. Brookings Institution Press; 2017 Sep 26.
2. Dieleman JL, Sadat N, Chang AY, Fullman N, Abbafati C, Acharya P, Adou AK,
Kiadaliri AA, Alam K, Alizadeh-Navaei R, Alkerwi AA. Trends in future health
financing and coverage: future health spending and universal health coverage in 188
countries, 2016–40. The Lancet. 2018 May 5;391(10132):1783-98.
3. Boyle CF, Levin C, Hatefi A, Madriz S, Santos N. Achieving a “grand convergence”
in global health: modeling the technical inputs, costs, and impacts from 2016 to 2030.
PloS one. 2015 Oct 9;10(10):e0140092.

Vol. 4 | No. 1 | Agustus 2019 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai