Anda di halaman 1dari 66

Dr Lilis S,SpRad

RADIOLOGI TULANG
Penemu sinar-x dan foto sinar-
yang pertama (1895) :
Wilhelm Conrad Roentgen
Imaging Modalities
1. Plain films:
AP + lat
2. Tomogram
3. CT scanning
4. MRI
Struktur Anatomis Tulang Panjang
KORTEKS & MEDULA
Korteks & Medula

MEDULA
KORTEKS
Metode penilaian (ABCs)
Evaluasi sistematik foto sinar-x tulang panjang:
a. Susunan dan hubungan dari tulang-tulang
tersebut (Alignment).
b. Bentuk tulang yang merupakan kontur dari
korteks (Bone). Dievaluasi pula kerapatan
trabekulasinya untuk mendeteksi tumor,
infeksi dan kelainan metabolik.
c. Sendi dan permukaan sendi untuk
mengevaluasi artritis (Cartilage)
d. Jaringan lunak: untuk melihat massa atau
benda asing (Soft tissue)
Kelainan Alignment: Dislokasi, subluksasi,
alignment dari fragment fraktur, alignment
pada susunan tulang belakang
Kelainan Bone: Fraktur, kerusakan korteks,
kerusakan medula (trabekulasi), reaksi
periosteal.
Kelainan Cartilage (Sendi): penyempitan sendi,
irregularitas permukaan sendi,
Kelainan soft tissue: Bengkak atau massa (tidak
dapat dibedakan), udara dalam soft tissue
(abscess), kalsifikasi soft tissue (Phlebolith pd
hemangioma, myositis ossificans)
Kelainan Alignment; dislokasi
sendi
Bone:
destruksi-
sclerosis-
periosteal
reaction
Catilage: Sendi yang
menyempit
Phlebolith of hemangioma
Fraktur
Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas
tulang dengan atau tanpa letak perubahan letak
fragmen tulang
Penyebab fraktur adalah trauma dan penyakit
Fraktur karena trauma dikenal sebagai fraktur
traumatika
Fraktur karena penyakit bisa disebabkan oleh
penyakit yang berada di dalam tulang baik
bersikap lokal maupun umum, dapat juga
disebabkan oleh penyakit yang berada diluar
tulang. Fraktur karena penyakit ini dikenal
sebagai fraktur patologis.
Penyakit di dalam tulang yang bersifat lokal

adalah osteomielitis (TBC tulang)

dan Tumor/jinak maupun ganas (osteoma, osteosarcoma).

Penyakit di dalam tulang dan yang bersifat umum

adalah osteogenesis imperpecta,

penyakit metabolisme/sistemik (Hipovitaminosis A dan D).

dan osteoporosis
Berdasarkan derajat kerusakan fraktur dibedakan patah
tulang komplet dan patah tulang incompleta

Patah tulang komplet adalah kerusakan tulang patah


total dan patah tulang inkomplet atau patah tulang
sebagian adalah sebagian kontinuitas tulang terputus
yang dapat berupa retak/fissura
Berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan udara
luar : fraktur tertutup dan fraktur terbuka.

Fraktur tertutup adalah fraktur yang tanpa luka dan


tidak ada hubungan dengan udara luar.

Fraktur terbuka adalah fraktur dengan luka terbuka

Berdasarkan arah patahan dan lokasi, fraktur dibagi


yaitu : fraktur transversal jika arah patahannya tegak
lurus dengan sumbu panjang tulang.
Fraktur oblique : fraktur dengan arah patahan miring

Fraktur spiral : patahannya bentuk spiral

Fraktur comminutive : fraktur dimana tulang terpecah


menjadi beberapa bagian

Fraktur epiphyseal : fraktur pada titik pertemuan


epiphysis pada batang tulang

Fraktur impacted : fraktur dimana salah satu ujung


tulang masuk ke fragmen yang lain.
Arah garis fraktur
Tipe Fraktur
Fr. Distal femur dan proksimal tibia
Contoh Fr :

Radius : - colles fragmen distal ke dorsal

- smith reverse colles

- barton oblique

- galeazzi 8 cm dr articu radiocarpal

- chaeffeur proc styloideus

Ulna : Montegia
Colles fraktur
Greenstick fracture of the mid to distal radial and ulnar diaphyses.
Galeazzi fracture-
dislocation
X-ray of Monteggia fracture of right
forearm, showing fracture of ulna
and dislocation of radius
: Smith
fracture
Salter-Harris Classification
Type I : mengenai cartilage plate (lacerasi , tranverse)

Type II : fr oblique pd metaphyse

Type III : fr oblique pd epifise

Type IV : fr pd meta, cartilage, epifise

Type V : impacted

Type IV & V sering menyebabkan gangguan pertumbuhan


Salter Harris type II fracture

Salter-Harris type III fracture


of distal tibia with
comminuted talus fracture
Lokasi Fraktur
Fracture Alignment
Foto Orthogonal View (AP-Lat)
Proses penyembuhan fraktur :

Fase hematoma : hematoma dan disertai pembengkakan


jaringan lunak, kemudian organisasi dan hematoma akan
mengempis.

Tiap fraktur biasanya disertai putusnya pembuluh darah


terdapat penimbunan darah di sekitar fraktur. Pada ujung tulang
yang patah terjadi ischemia sampai beberapa milimeter dari
garis patahan yang mengakibatkan matinya osteocyt pada
daerah fraktur
Fase proliferatif :

Proliferasi sel-sel periosteal dan endoosteal, yang menonjol


adalah proliferasi sel-sel lapisan dalam periosteal dekat daerah
fraktur. Hematoma terdesak oleh proliferasi ini dan diabsorbsi oleh
tubuh

Bersamaan dengan aktivitas sel-sel sub periosteal maka terjadi


aktifitas sel-sel dari kanalis medularis dari lapisan endosteum

Proses dari periosteum dan kanalis medularis dari masing-masing


fragmen bertemu

Pada fase ini sudah terjadi pengendapan kalsium.


Fase pembentukan callus :

Pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini tulang


menjadi osteoporotik akibat resorbsi kalsium untuk
penyembuhan. Sel-sel osteoblas mengeluarkan matriks
intra selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida,
yang segera bersatu dengan garam-garam kalsium,
membentuk tulang immature atau young callus, karena
proses pembauran tersebut, maka pada akhir stadium
ter dapat dua macam callus yaitu didalam disebut
internal callus dan diluar disebut external callus.
Fase konsolidasi :

Pada fase ini callus yang terbentuk mengalami maturisasi lebih


lanjut oleh aktivitas osteoblas, callus menjadi tulang yang lebih
dewasa (mature) dengan pembentukan lamela-lamela). Pada
setadium ini sebenarnya proses penyembuhan sedah lengkap.
Pada fase ini terjadi pergantian fibrous callus menjadi primary
callus. Pada saat ini sudah mulai diletakkan sehingga sudah
tampak jaringan yang radioopaque. Fase ini terjad empat minggu,
namun pada umur-umur lebih mudah lebih cepat. Secara
berangsur-angsur primary bone callus diresorbsi dan diganti
dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan
tulang yang normal.
Fase remodeling :

Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni dengan


kalsium yang banyak dan tulang terbentuk dengan baik, serta
terjadi pembentukan kembali dari medula tulang. Apabila union
sudah lengkap, tulang baru yang terbentuk pada umumnya
berlebihan, mengelilingi daerah fraktur di luar maupun didalam
kanal, sehingga dapat membentuk kanal medularis. Dengan
mengikuti stress/tekanan dan tarik mekanis, misalnya gerakan,
kontraksi otot dan sebagainya, maka callus yang sudah mature
secara pelan-pelan terhisap kembali dengan kecepatan yang
konstan sehingga terbentuk tulang yang sesuai dengan aslinya.
Fr healing
Callus
Komplikasi fraktur
Infeksi Tulang
: infeksi tulang cortex, medulla, soft tissue

Cara infeksi :

Hematogen ( dr focus jauh )

Kontaminasi dr luar (fraktur, o.k operasi)

perluasan dr jar sekitar


Pd Bayi vasa darah sebagian menembus growth plate ke

epiphyse proses melalui meta meluas ke e

Pd anak ( 1-16 th ) dr meta, tdk menembus ke epifise

Pd dws proses terjadi di epifise


Kuman masuk spongiosa metaphyse tl panjang membentuk

pus abces > pus menjalar diafise, cortex ( periost ele

vation, menembus periost

> pus menyebar di sub periost membtk focus

sekunder tjd periosteal rx

> tjd nekrosis tl tjd sequester

> didlm tl terjadi new bone formation

sklerotik (> opaque) tl br seolah membungkus tl lama

involucrum ( bl tjd lubang pd involucrum , pus keluar tjd rongga

disebut kloaka
Akut

Destruksi
Periosteal reaction (jenis: periosteal
elevation)
Soft tissue swelling
Destruksi
Destruksi +
Pus (putih pada MRI (T2))
Soft tissue mass above the right knee Osteomyelitis
Osteomyelitis: early
Acute pyogenic osteomyelitis of the
metatarsal
Khronis

Squester
Involucrum
Cloaca
Abscess
Osteomyelitis
Squestrum + Involucrum
Chronic osteomyelitis
Hematogenous osteomyelitis: Brodie's
abscess. (A, B) Anteroposterior and lateral
radiographs of the distal tibia outline a typical
appearance of an abscess.
Klinis: Osteomyelitis dengan
sinus tract, dimana squester
dikeluarkan
showing the destruction of the joint space and erosion of the endplates
Spondylitis TB
Fraktur patologis: fr. Pd tulang
yang sebelumnya sudah mengalami
penyakit yang lainnya
Komplikasi : 1. osteoarthritis prematur

2. pemendekan & angulasi tl

3. pyoarthrosis

4. abces soft tissue

5. fraktur patologis

6. osteomyelitis kronis

7. epidermoid ca (0,5 %) sth 20- 30 th

Anda mungkin juga menyukai