Sumber: PERDOSSI
Patofisiologi/Klasifikasi
Gejala edema otak yang tidak spesifik juga dapat ditemukan pada kelainan
neurologis lain seperti stroke atau tumor otak. Kondisi neurologis tersebut
dapat terjadi dengan atau tanpa edema otak sehingga perlu diidentifikasi ada
tidaknya edema otak pada penyakit mendasarnya. 4
Agen Osmotik
Agen osmotik berperan menurunkan edema otak dengan menarik akumulasi
cairan ke dalam kompartemen intravaskuler melalui perbedaan gradien
osmotik. Agen osmotik yang biasa digunakan pada penanganan edema otak
adalah mannitol dan cairan salin hipertonik. Pemilihan obat didasarkan pada
status volume pasien dan konsentrasi natrium dalam serum.
Pada pasien dengan kondisi overload cairan atau hipernatremia berat,
mannitol merupakan pilihan yang aman dan efektif karena memiliki efek
diuretik. Sementara pada pasien dengan kondisi syok hipovolemik yang
membutuhkan tambahan cairan, salin hipertonik menjadi pilihan. 2,5,6
Salah satu salin hipertonik yang biasa diberikan adalah NaCl 3%. Pemberian
NaCl 3% dapat diberikan secara bolus dengan dosis 3-5 ml/kg dalam 10-20
menit atau secara kontinu dalam infus dengan dosis 1 ml/kg/jam. 6
Mannitol dapat diberikan dengan dosis 0,5–2 g/kgBB intravena dalam 30-60
menit.6
Kortikosteroid
Dexamethasone menjadi terapi utama untuk mengatasi edema vasogenik
pada tumor otak. Dosis yang digunakan dimulai dari 4 mg setiap 6 jam dan
selanjutnya dapat disesuaikan dengan kondisi klinis pasien. Pasien
dengan tumor otak yang akan mendapatkan terapi radiasi atau pembedahan,
dosis dexamethasone dapat diturunkan perlahan dalam beberapa minggu.
Sedangkan pada pasien tumor otak yang tidak dapat disembuhkan, dosis
dexamethasone dapat dinaikkan sebagai terapi paliatif. 4,6
Kortikosteroid juga dapat diberikan pada edema otak yang disebabkan
oleh meningitis bakterial, yaitu dexamethasone intravena 10 mg tiap 6 jam
selama 4 hari untuk mengurangi sekuele neurologis. Pada meningitis
tuberkulosis, pemberian kortikosteroid membutuhkan waktu yang lebih lama,
yaitu 2 minggu atau lebih.5
Penggunaan kortikosteroid pada edema sitotoksik tidak disarankan. Pada
trauma kepala dan perdarahan intraserebral yang mengalami edema dengan
mekanisme campuran, penggunaan kortikosteroid juga tidak
direkomendasikan karena dapat meningkatkan mortalitas dan risiko
terjadinya komplikasi seperti infeksi. 5,6
Terapi Nonfarmakologis
Beberapa tata laksana nonfarmakologis dapat dilakukan untuk membantu
mengurangi tekanan intrakranial dan edema otak, yaitu:
Menjaga posisi leher tetap lurus dan melakukan elevasi kepala setinggi 30 o
Memberikan oksigenasi yang adekuat
Sumber Referensi
1. Michinaga S, Koyama Y. Pathogenesis of Brain Edema and Investigation into
Anti-Edema Drugs. Int J Mol Sci. 2015; 16(5): 9949-9975.
2. Mahajan S, Bhagat H. Cerebral oedema: Pathophysiological mechanisms and
experimental therapies. J Neuroanaesthesiol Crit Care. 2016; 3:22-28
3. Leinonen V, Vanninen R, Rauramaa T. Raised intracranial pressure and brain
edema. Handbook of Clinical Neurology. 2018; 145: 25-37
4. Nehring SM, Tadi P, Tenny S. Cerebral Edema. [Updated 2021 Sep 29]. In:
StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
5. Cook AM, Jones GM, Hawryluk GWJ, Mailloux P, McLaughlin D, Papangelou A,
Samuel S, Tokumaru S, Venkatasubramanian C, Zacko C, Zimmermann LL, Hirsch
K, Shutter L. Guidelines for the Acute Treatment of Cerebral Edema in Neurocritical
Care Patients. Neurocritical Care Society. 2020; 32:647-666
6. Koenig MA. Cerebral Edema and Elevated Intracranial Pressure. Continuum.
2018; 24:1588-1602