Anda di halaman 1dari 18

Referat

EDEMA CEREBRI

Anna Fitriyana
1710029070
Pembimbing : dr. Annisa Muhyi, Sp. A M.Biomed

Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Juni 2018
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang

 Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis


terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga
meningkatkan volume otak.
 Merupakan suatu penyulit pada banyak gangguan atau penyakit
susunan saraf pusat yang seringkali fatal, baik kematian itu oleh
karena perkembangan edema cerebri yang amat cepat
 Komplikasi yang paling ditakuti yaitu pendorongan (shift,
herniasi) bagian-bagian otak sehingga menekan pusat-pusat
vital dan mengakibatkan kematian.
Latar Belakang

 Edema cerebri menambah morbiditas dan mortalitas pada


berbagai gangguan cerebral.
 Telah banyak penyelidikan yang dilakukan pada hewan
percobaan maupun terhadap penderita-penderita dengan
edema cerebri namun masih banyak hal yang belum jelas atau
memuaskan terutama perihal patofisiologi dan terapinya
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi Etiologi

 Edema cerebri dapat muncul pada


kondisi neurologis dan non
Keadaan patologis terjadinya akumulasi neurologis
cairan di dalam jaringan otak sehingga  Berdasarkan lokalisasi cairan dalam
meningkatkan volume otak. Dapat terjadi jaringan otak (intraseluler dan
peningkatan volume intraseluler (lebih ekstraseluler)
banyak di daerah substansia grisea)  Berdasarkan Patofisiologi
maupun ekstraseluler (daerah substansia 1) Edema cerebri vasogenik
alba), yang menyebabkan terjadinya 2) Edema cerebri sitotoksik
peningkatan tekanan intrakranial 3) Edema cerebri osmotic
4) Edemacerebri interstisial
Patofisiologi
Sitotoksik Edema
Kelainan dasar pada semua unsur seluler otak
(neuron, glia dan endotel kapiler) & Pompa Na
tidak berfungsi dengan baik  ion Na tertimbun
dalam sel  ↑ tekanan osmotik intraseluler 
menarik cairan masuk ke dalam sel  Sel makin
lama makin membengkak  pecah  akibat
pembengkakan endotel kapiler  lumen
menjadi sempit  iskemia otak makin hebat
Vasogenic Edema perfusi darah terganggu. Osmotik Edema
Apabila tekanan osmotik plasma turun
Gangguan BBB ↑ > 12%, akan terjadi edema serebri dan
permeabilitas endotel kenaikan TIK.
sehingga air dan komponen yg mekanisme edema osmotik,
terlarut keluar kapiler  menunjukkan penurunan osmolaritas
menuju ekstrasel terjadi ↑ cairan intravaskuler menyebabkan
keluarnya air mengisi ruang intersisial
volume ekstraseluler. mengikuti hukum osmotik.

Interstitial Edema
Dijumpai pada hidrosefalus
obstruktif. Karena sirkulasi
terhambat, cairan srebrospinal
Edema merembes melalui dinding
Cerebri ventrikel, meningkatkan volume
ruang ekstraseluler
Manifestasi Klinis

 Pada kondisi terjadi ↑ tekanan intrakranial dapat ditemukan tanda


dan gejala berupa:

 - Nyeri kepala hebat.


 - Muntah, dapat proyektil maupun tidak.
 - Penglihatan kabur.
 - Gangguan kesadaran dan perubahan mental (berupa confusion
sampai sindroma otak organis)
 - Bradikardi dan hipertensi
 - Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan
 - Gambaran papiledema pada funduskopi
 - Gangguan fungsi gait
Penegakan Diagnosis

• Pemeriksaan CT- SCAN


pergeseran garis tengah, obliterasi CSS sekeliling batang otak, dilatasi ventrikel
kontralateral, penyempitan sulci serebral, dan pada cedera kepala adanya clott
kecil multipel intraserebral.

• Pemeriksaan MRI
Penatalaksanaan

 Non - Medikamentosa :
 1. Posisi Kepala dan Leher
Posisi kepala harus netral dan kompresi vena jugularis harus dihindari.
Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala 30°.
2. Ventilasi dan Oksigenasi.
Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau
oksigenasi pada pasien edema otak buruk. Sasaran pCO2, yang diharapkan
adalah 30-35 mmHg agar menimbulkan vasokonstriksi serebral sehingga
menurunkan volume darah serebral.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 1. Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik.
Nyeri, kecemasan, dan agitasi meningkatkan kebutuhan metabolisme otak,
aliran darah otak, dan tekanan intrakranial.
- Obat sedasi : opioid, benzodiazepin, dan propofol.
- Obat Analgesik : bolus morphine (2-5 mg) dan fentanyl (25 -50 mikrogram)
atau intravenous infusion fentanyl (25 - 200 mikrogram/jam)

 2. Penatalaksanaan Cairan.
 Osmolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema
sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini dapat dicegah
dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik. Pada
umumnya kebutuhan cairan ialah 30ml/kgBB/hari.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 3. Penatalaksanaan Tekanan Darah.
 Pada pasien stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan
cara menghindari kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang
sangat tinggi untuk menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi
serebral harus tetap terjaga di atas 60-70 mmHg pascatrauma otak.
Tekanan darah normal juga harus menjadi tujuan pada pasien dengan
lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti tumor dan massa
inflamasi atau infeksi.

 4. Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi.


 Penggunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam
praktek klinis. Bisa digunakan fenitoin 2 x 100mg.
 Normothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa darah paling
tidak di bawah 120 mg / dL) harus dijaga setiap saat.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 3. Penatalaksanaan Tekanan Darah.
 Pada pasien stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan
cara menghindari kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang
sangat tinggi untuk menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi
serebral harus tetap terjaga di atas 60-70 mmHg pascatrauma otak.
Tekanan darah normal juga harus menjadi tujuan pada pasien dengan
lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti tumor dan massa
inflamasi atau infeksi.

 4. Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi.


 Penggunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam
praktek klinis. Bisa digunakan fenitoin 2 x 100mg.
 Normothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa darah paling
tidak di bawah 120 mg / dL) harus dijaga setiap saat.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 5. Terapi Osmotik.
 a) Manitol : Dosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti
dengan 0,25-0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek maksimum terjadi
setelah 20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.

 b) Cairan Hipertonik :
 Cairan salin hipertonik (NaCl 3%) juga dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Hipertonik
saline diberikan melalui kateterisasi vena sentral untuk mendapatkan
euvolemia atau sedikit hipervolemia (1-2 ml/kg/hr). Pemberian 250 ml
bolus hipertonik saline dapat diberikan.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 5. Terapi Osmotik.
 c) Barbiturat : Barbiturat dapat menurunkan tekanan intrakranial
secara efektif pada pasien cedera kepala berat. Pemberian injeksi IV
bolus dari fentobarbital (3-10 mg/kg) diikuti dengan infus IV yang
berkelanjutan (0,5 - 3,0 mg/kg/hari) yang diterapi hingga terjadi
penurunan ICP.

 d) Furosemid
 Belum ada penelitian mengenai dosis terapi yang diberikan. Cara
meningkatkan kadar sodium dengan cepat yaitu dengan pemberian
bolus furosemid (10 - 20 mg) untuk meningkatkan eksresi air dan
menggantinya dengan 250 ml iv bolus 2 atau 3 % hypertonik saline.
 Terkadang dikombinasikan dengan manitol.
Penatalaksanaan

 Medikamentosa :
 5. Terapi Osmotik.
 e) Steroid
 - Deksametason : Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral,
dilanjutkan dengan 4 mg setiap 6 jam.
 d) Furosemid
Belum ada penelitian mengenai dosis terapi yang diberikan. Cara
meningkatkan kadar sodium dengan cepat yaitu dengan pemberian bolus
furosemid (10 - 20 mg) untuk meningkatkan eksresi air dan menggantinya
dengan 250 ml iv bolus 2 atau 3 % hypertonik saline.
 Terkadang dikombinasikan dengan manitol.
 Direkomendasikan untuk anak > 2 bulan penderita meningitis
bakterialis. Dosis yang dianjurkan 0,15 mg/kg IV setiap 6 jam pada 4
hari pertama pengobatan disertai dengan terapi antibiotik.
Penatalaksanaan

 Intervensi Bedah :
 Pada pasien dengan elevasi ICP, drainase cairan serebrospinal adalah
penanganan yang cepat dan sangat efektif, berlaku juga untuk
pasien tidak dengan HCP.
 - Craniectomy
 - Hemicraniectomy
Sekian dan Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai