Disusun oleh :
Farah Annisa
P07120220013
JURUSAN KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Fahruddin,.S.kep.Ners
2. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya Intra Cerebral Haemorhagic ialah
tekanan darah tinggi serta terbentuknya pembuluh darah di otak secara
abnormal. Adapun beberapa penyebab lainnya yag dapat menyebabkan
kondisi seperti ini, yaitu :
- Tumor
- Cidera kepala atau trauma
- Aneurisma otak (penggembungan dinding pembuluh darah
otak yang lemah akibat tekanan darah atau akibat kelainan
sejak lahir)
- Malformasi arteri vena otak (kelainan lahir di mana pembuluh
darah arteri dan vena dalam otak terhubung tanpa kapiler)
- Tekanan darah tinggi
- Kelainan darah yang meningkatkan risiko perdarahan, seperti
penyakit anemia sel sabit dan hemofilia
- Penggunaan pengencer darah seperti warfarin
- Penggunaan kokain atau metamfetamin (yang dapat menyebabkan
hipertensi berat dan menyebabkan perdarahan)
3. FAKTOR PREDISPOSISI
5. KOMPLIKASI
Penderita dapat mengalami komplikasi yang serius, beberapa komplikasi
yang sering terjadi adalah :
- Hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan pada otak yang bisa
meningkatkan tekanan di dalam kepala dan merusak jaringan otak
- Vasospasme, yaitu penyempitan pembuluh darah yang dapat
menurunkan aliran darah yang membawa oksigen ke dalam otak
- Stroke hemoragik kembali terjadi
- Kejang
6. PATOFISIOLOGIS
Perdarahan intraserebral dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri
yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. keluarnya darah dari pembuluh
darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari
pembuluh darah dapat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan vosospasme pada
arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebar keseluruh hemisfer otak
dan lingkatran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini merupakan lekukan-
lekukan bedinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin
lama aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas.
Dalam keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak
58 ml/menit per 100 gr jaringan otak. bila aliran darah ke otak turun menjadi 18
ml/menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada
neuron tetapi stroktur sel masih baik, sehingga gejala ini massih revisibel. Oksigen
sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri
hampir tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada
keadaan aliran darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi
gangguan fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jelas/lessi yang
tidak putih lagi(ireversibel)dan kemudian kematian. Pedarahan dapata
meninggikan tekana intrakranial dan menyebabkan ischemic di daaerah lain yang
tidak perdarahan, sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak
baik secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan
dapat berlangsung beberapa meni, jam bahkan beberapa hari.
7.
8. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain :
- CT scan atau MRI, untuk mengetahui lokasi perdarahan,
seberapa besar kerusakan jaringan pada otak, dan untuk
melihat apakah ada kelainan lain pada jaringan otak, seperti
tumor
- Angiografi otak, yakni pemeriksaan dengan menggunakan
sinar-X untuk menemukan pembuluh darah yang pecah dan
mendeteksi kelainan bentuk pembuluh darah
- Pemeriksaan darah lengkap, untuk memeriksa seberapa cepat
pembekuan darah bisa terjadi
- Pungsi lumbal, untuk memastikan apakah cairan serebrospinal
bercampur dengan darah (tanda positif stroke hemoragik
subarachnoid)
9. PENATALAKSAAN / TERAPI
Pendarahan intraserebral adalah kondisi serius yang membutuhkan
penanganan segera. Penanganan dalam tiga jam pertama dari timbulnya gejala,
memiliki angka keselamatan yang lebih baik. Jika Anda menemukan tanda dan
gejala Pendarahan intraserebral, segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit
terdekat.
- Pembedahan dapat meringankan tekanan pada otak dan memperbaiki
arteri yang robek.
- Obat-obatan tertentu dapat membantu mengelola gejala, seperti obat
penghilang rasa sakit untuk meringankan sakit kepala parah. .
- Jika berisiko kejang, dapat mengonsumsi obat antiepilepsi.
Perawatan jangka panjang akan dibutuhkan untuk mengatasi gejala yang
disebabkan oleh kerusakan otak tergantung pada gejala yang dirasakan, perawatan
dapat meliputi terapi fisik dan terapi wicara untuk membantu mengembalikan
fungsi otot atau meningkatkan komunikasi. Terapi okupasi dapat membantu
mendapatkan kembali keterampilan dan kemampuan dalam menjalani kegiatan
sehari-hari.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data,
pengelompokkan data dan perumusan diagnosis keperawatan.
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan klien
yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif,
tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup klien
B. Identitas klien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
D. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi :
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Riwayat psikososial
d. Pola-pola fungsi kesehatan :
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2. Pola nutrisi dan metabolism
3. Pola eliminasi
4. Pola aktivitas dan latihan
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola hubungan dan peran
7. Pola persepsi dan konsep diri
8. Pola sensori dan kognitif
9. Pola reproduksi seksual
10. Pola penanggulangan stress
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
d. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1. Kesadaran : berdasarkan GCS
2. Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang
tidak bisa bicara
3. Tanda-tanda vital
E. Pemeriksaan integument
1. Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga dikaji tanda-tanda
dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena klien CVA Bleeding
harus bed rest 2-3 minggu
2. Kuku : perlu dilihat apabila terdapat clubbing finger, cyanosis, dsb
3. Rambut : apakah ada kelainan, lesi, edema, kebersihan, dan ketebalan
F. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala : bentuk, ukuran, lesi, edema, dan kesimetrisan
2. Muka : bentuk wajah, kesimetrisan kiri dan kanan
3. Leher : vena jugularis, pembesaran tyroid, dan kelenjar
G. Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan
refleks batuk dan menelan.
H. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan kadang
terdapat kembung.
I. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
J. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
K. Pemeriksaan neurologi
1. Pemeriksaan nervus cranialis
2. Pemeriksaan motorik
3. Pemeriksaan sensorik
4. Pemeriksaan refleks
L. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
- CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel, atau
menyebar ke permukaan otak.
- MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
- Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau
malformasi vaskuler.
- Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi
kronis pada penderita stroke.
2. Pemeriksaan laboratorium
- Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor
masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah
- Pemeriksaan darah lengkap
2. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d agen pencideraan fisiologis
- Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d
peningkatan TIK
- Gangguan perawatan diri b.d gangguan neuromuskuler
- Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
- Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
- Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif
3. Rencana Asuhan Keperawatan
5. Libatkan
keluarga dalam
pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
klien
4. Fasilitasi
melakukan
pergerakan jika
perlu
5. Libatkan
keluarga dalam
merencanakan
dan memelihara
program latihan
fisik
6. Jelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
6 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji TTV Agar dapat menjaga
b.d efek tindakan kesterilan pasien sehingga
prosedur invasif keperawatan selama 2. Kaji tanda- dapat menghindari adanya
1x24 jam diharapkan tanda infeksi infeksi
tidak terjadi infeksi
pasca operasi dengan 3. Pertahankan
kriteria hasil : teknik aseptic