YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH:
NURROHIM
2304044
YOGYAKARTA
2024
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Otak manusia kira- kira mencapai 2 % dari berat badan dewasa. Otak menerima 15% dari
curah jantung memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan sekitar 400
kilokalori energi setiap harinya. Otak bertanggung jawab terhadap bermacam- macam
sensasi atau rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk melakukan Gerakan-
gerakan yang disadari, dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses
mental, seperti ingatan atau memori, perasan emosional, intelegensi, berkomunikasi,
bersifat atau kepribadian, dan pertimbangan.
4. Etiologi
8. Pemeriksaan diagnostic
a. CT-Scan
Memperlihatkan adanya edema,hematoma,iskemia dan adanya infrak (Wijaya &
Putri,2013)
b. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI)
Pemeriksaan MRI menunjukkan daerah yang mengalami infark atau hemoragik
(Oktavianus, 2014).
c. Pemeriksaan magnetic resonance angiography (MRA)
Merupakan metode non-infasif yang memperlihatkan arteri karotis dan sirkulasi
serebral serta dapat menunjukan adanya oklusi (Hartono, 2010)
d. Pemeriksaan lumbal pungsi
Pemeriksaan fungsi lumbal menunjukkan adanya tekanan (Oktavianus, 2014).
Tekanan normal biasanya ada trombosis, emboli dan TIA, sedangkan tekanan
yang meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya
perdarahan subarachnoid atau intrakranial (Wijaya & Putri, 2013).
e. Pemeriksaan EKG
Dapat membantu mengidentifikasi penyebab kardiak jika stroke emboli dicurigai
terjadi (Hartono, 2010)
f. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, fungsi ginjal, kadar glukosa,
lipid, kolestrol, dan trigliserida dilakukan untuk membantu menegakan diagnose
(Hartono, 2010).
g. EEG (Electro Enchepalografi)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak atau mungkin
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik (Wijaya & Putri, 2014)
h. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan,
obtruksi arteri, oklusi/ruptur (Wijaya & Putri, 2013)
i. Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari
masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trobus serebral.
Klasifikasi parsial dinding, aneurisma pada perdarahan sub arachnoid (Wijaya &
Putri, 2013).
j. Pemeriksaan foto thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel
kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke,
menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah berlawanan dari masa
yang meluas (Wijaya & Putri, 2013).
9. Penatalaksanaan
Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab stroke dan dapat berupa terapi farmasi,
radiologi intervensional, atau pun pembedahan.
10. Komplikasi
Adapun kompilasi Stroke Hemoragik menurut Sudoyo, (2009) yaitu:
a. Hipoksi Serebral
Diminimalkan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat di otak
b. Penurunan aliran darah serebral
Tergantung pada tekanan darah curah jantung, dan integritas pembuluh darah.
c. Embolisme Serebral
Dapat terjadi setelah infrak miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari
katup jantung prostetik.
d. Distritmia
Dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus
lokal.
e. Dekubitus, karena kelumpuhan maka menyebabkan seseorang tidak dapat
bergerak sehingga mengharuskan tidur yang terlalu lama yang dapat
mengakibatkan luka/lecet pada bagian yang menjadi tumpuan saat berbaring,
seperti pinggul, sendi kaki, pantat dan tumit. Luka decubitus jika dibiarkan akan
menyebabkan infeksi.
f. Kekuatan otot melemah merupakan terbaring lama akan menimbulkan kekakuan
otot atau sendi.
g. Osteopenia dan osteoporosis, dapat dilihat dari berkurangnya densitas mineral
pada tulang, keadaan ini disebakan oleh imobilisasi dan kurangnya paparan
terhadap sinar matahari.
h. Depresi dan efek psikologis dikarenakan kepribadian penderita atau karena umur
sudah tua.
i. Inkontinensia dan konstipasi pada umumnya penyebab adalah imobilisasi,
kekurangan cairan dan intake makanan serta pemberian obat
j. Spastisitas dan kontraktur pada umumnya sesuai pola hemiplegi dan nyeri bahu
pada bagian sisi yang lemah.
11. pencegahann
a. Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai faktor resiko. Upaya ini di tujukan pada orang sehat maupun
kelompok resiko tinggi yang belum pernah terserang stroke, pencegahan stroke
dapat dimodifikasi dengan gaya hidup yang meliputi:
1) Penurunan berat badan
2) Pola makan yang tidak
12. Prognosis
Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni: death, disease, disability,
discomfort, dissatisfaction, dan destitution. Keenam aspek prognosis tersebut terjadi
pada stroke fase awal atau pasca stroke. Untuk mencegah agar aspek tersebut tidak
menjadi lebih buruk maka semua penderita stroke akut harus dimonitor dengan hati-
hati terhadap keadaan umum, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah dan
suhu tubuh secara terus-menerus selama 24 jam setelah serangan stroke.