Disusun Oleh :
deteksi dan di respon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan mahluk hidup
tanggap dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan. sistem saraf
a. Otak
Otak adalah pusat dari sistem sistem saraf. Otak yang mengatur dan
Anatomi otak terdiri dari otak besar, otak tengah, otak belakang dan
otak kecil.
Sistem saraf tepi (perifer) adalah lanjutan dari neuron yang bertugas
membawa impuls saraf menuju kedan dari sistem saraf puat. Berdasarkan
yaitu sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang
(spinal).
b. Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf yang mengatur pergerakan secara tidak sadar yang dibagi
Neuron sebagai unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
Stroke iskemik atau stroke non hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat
obstruksi trombosis atau emboli satu atau lebih di daerah vaskular pada sirkulasi
serebrum (Wakhidah,2015)
sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak (Septiandini, 2017).
Stroke non hemoragik merupakan stoke yang terjadi akibat adanya emboli
dan thrombosis sereberal, pada stroke non hemoragik tidak terjadi pendarahan
namun terjadi iskemia sehingga dapat menimbulkan hipoksia yang dapat memicu
edema sekunder tetapi kesadaran umum pasien tidak mengalami penurunan atau
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak ,pada stroke non hemoragik tidak
yang dapat memicu edema sekunder tetapi kesadaran umum pasien tidak
C. Epidemiologi
stroke pertahun dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun.
penderita pertahun. Angka kematian tersebut mulai menurun sejak awal tahun
1900, dimana angka kematian sesudah tahun 1969 menurun hingga 5% pertahun.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa hal tersebut akibat kejadian penyakit yang
menurun yang disebabkan karena kontrol yang tidak baik terhadap faktor resiko
masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East
stroke dan 125.000 orang meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 25%
dan yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75% (375.000
orang).2 Dari seluruh penderita stroke di Indonesia, stroke iskemik merupakan
jenis yang paling banyak diderita yaitu sebesar 52,9%, diikuti secara berurutan
D. Etiologi
hemoragik yaitu:
arteri
Tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih,
dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler. Stroke
merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan
daerah yang terganggu sebagai hasil dari infark cerebri (stroke iskemik),
TIA adalah deficit neurologic fokal akut yang timbul karena iskemia otak
sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebih
dari 24 jam.
RIND merupakan defisi neurologic fokal akut yang timbul karena iskemia
otak berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-
3 minggu.
4. Stroke in resolution
Completed stroke adalah deficit neurologi fokal akut karena oklusi atau
gangguan peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa
memburuk lagi.
G. Patofisiologi
aterosklerosis yang memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari
pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak. Saat terbentuknya
berkurangnya aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan
mengalami kekurangan nutrisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami
akan mengakibatkan natrium klorida dan air masuk ke dalam sel otak dan
kalium akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas sehingga terjadi
H. Komplikasi
tertekan, konstipasi.
terjatuh.
3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.
4. Hidrosefalus
Sedangkan komplikasi yang paling umum dan penting dari stroke non
(Jauch, 2016).
1. Edema serebral yang signifikan setelah stroke non hemoragi kini terjadi
2. Indikator awal stroke non hemoragik yang tampak pada CT scan tanpa
ini diperkirakan terjadi pada 5% dari stroke non hemoragik yang tidak rumit,
disorders. Kejang sekunder dari stroke stroke non hemoragik harus dikelola
dengan cara yang sama seperti gangguan kejang lain yang timbul sebagai
1. Angiografi serebral
adalah penyuntikan suatu bahan yang tampak dalam citra sinar-X kedalam
gambar paling akurat mengenai arteri dan vena dan digunakan untuk mencari
tindakan ini memiliki resiko kematian pada satu dari setiap 200 orang yang
akan diinfus pada bagian lengan sehingga dokter dapat memberikan obat atau
cairan kepada bila diperlukan. Alat yang disebut pulse oximeter, yang
berfungsi mengukur tingkat oksigen dalam darah, akan diselipkan pada jari
atau telinga Anda. Cakram kecil (elektorda) ditempatkan pada lengan, dada,
atau kaki Anda untuk merekam denyut serta irama jantung. Pasien akan
berbaring telentang pada meja sinar-X. Sebuah tali, perban, atau kantong pasir
mungkin akan digunakan untuk membuat pasien tetap diam tidak bergerak.
melalui pembuluh darah dan menuju ke dalam arteri karotis, yang berada di
leher. Pewarna kontras akan mengalir melalui kateter ke dalam arteri, di mana
beberapa pencitraan sinar-X pada kepala dan leher akan diambil. Setelahnya,
katerer akan diangkat dan penjahitan akan dilakukan pada bagian terinjeksi
tersebut. Seluruh prosedur membutuhkan waktu antara satu hingga tiga jam
(Samiadi, 2017).
2. Lumbal Pungsi
ruang sub arachnoid meninges medula spinalis pada daerah cauda equina
melalui daerah segmen lumbalis columna vertebralis dengan teknik yang ketat
dan aseptik. Posisi pasien yaitu posisi tidur miring dengan fleksi maksimal
dari lutut, paha, dan kepala semua mengarah ke perut, kepala dapat diberi
bantal tipis.
dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi
yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari
pertama.
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
pasien diberi sinar X dalam dosis sangat rendah yang digunakan menembus
kepala. Sinar X yang digunakan serupa dengan pada pemeriksaan dada, tetapi
terutama pada tahap paling awal. CT dapat memberi hasil negatif - semu
4. MRI
magnetik untuk menentukan posisi dan besar / luas terjadinya perdarahan otak.
Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik. Mesin MRI menggunakan medan magnetik kuat untuk
menit. Alat ini tidak dapat digunakan jika terdapat alat pacu jantung atau alat
logam lainnya di dalam tubuh. Selain itu, orang bertubuh besar mungkin tidak
ketakutan dalam ruangan tertutup dan tidak tahan menjalani prosedur meski
sudah mendapat obat penenang. Pemeriksaan MRI aman, tidak invasif, dan
mendeteksi stroke iskemik, bahkan pada stadium dini. Alat ini kurang peka
(Simangunsong, 2011).
5. USG Doppler
6. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan
otak.
7. EKG
biasanya membutuhkan waktu hanya beberapa menit serta aman dan tidak
Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin untuk mendeteksi penyebab stroke dan
direkomendasikan:
Merupakan tes rutin untuk menentukan jumlah sel darah merah, sel
ukuran jumlah sel darah merah. Hitung darah lengkap dapat digunakan
Tes ini mengukur seberapa cepat bekuan darah. Tes yang paling penting
dan evaluasi darurat stroke adalah glukosa (atau gula darah), karena
tingkat glukosa darah yang tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan
gejala yang ungkin keliru untuk stroke. Sebuah glukosa darah puasa
faktor risiko untuk stroke. Tes kimia darah lainnya untuk mengukur
serum elektrolit, ion – ion dalam darah (natrium, kalium, kalsium) atau
e. Lipid serum untuk melihat faktor risiko stroke (Greenberg, 2002 dalam
Simangunsong, 2011).
Simangunsong, 2011 ) .
J. Pencegahan
Pencegahan untuk stroke non-hemoragik ada dua yaitu (Mansjoer dkk, 2009):
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
yang berisiko seperti hipertensi dengan diet dan obat antihipertensi, diabetes
melitus dengan diet dan obat hipoglikemik oral atau insulin, penyakit jantung
dengan antikoagulan oral, dislipidemia dengan diet rendah lemak dan obat anti
gerak.
K. Penatalaksanaan
jaringan otak yang masih aktif dan mencegah cedera sekunder lain, beberapa
terapinya adalah :
bekuan darah, tetapi terapi ini harus dimulai dalam waktu 3 jam sejak
2. Terapi antikoagulan : terapi ini diberikan bila penderita terdapat resiko tinggi
kekambuhan emboli, infark miokard yang baru terjadi, atau fibrilasi atrial
3. Terapi antitrombosit : seperti aspirin, dipiridamol, atau klopidogrel dapat
waktu pembekuan
AIRWAY BREATHING
RR : 26 x/menit
P
Paten () Obtruksi ( ) Pergerakan dada :
E *Obstuksi oleh : simetris ( ) asimetris ( )
( ) Benda Asing Irama napas :
N
( ) Bronkospasme Reguler ( ) Ireguler ( )
G ( ) Darah Kedalaman :
( ) Sputum Dalam ( ) Dangkal ()
K
( ) Lendir Suara Napas:
A Vesikuler ( ) Ronchi ()
Suara Napas : Craekless ( ) Whezing ( )
J
Stridor ( ) Gurgling ()
I Snowring ( ) Lainnya........ SaO2: ..............%
Alat Bantu Napas :.................
A
Alat Bantu Airway :.....................
N
MASALAH :............................ MASALAH :..................................
............................................... ......................................................
P ................................................. .......................................................
R
I CIRCULATION DISABILITY
M Sirkulasi perifer: GCS : E3 V1 M1
Nadi: 88 x/mnt
E Irama: () Teratur ( ) Tidak Tingkat Kesadaran :
R Denyut: () Lemah ( ) Kuat ( ) Composmentis
( ) Apatis
TD:150/90mmHg ( ) Delirium
() Somnolen
Akral : ( ) Sopor
( ) Hangat () Dingin ( ) Semi koma
( ) Koma
Warna kulit:
( ) Cyanosis () Pucat Pupil :
( ) Kemerahan ( ) Isokor ( )Anisokor
MASALAH :
.......................................................
......................................................
....................................................
EXPOSSURE
X-Ray
ECG
IDENTITAS
Nama/Inisial : Tn. G Jenis Kelamin :Laki-laki
Umur :34 thn Status Perkawinan :Menikah
Agama : Hindu Sumber Informasi : Keluarga klien
Pendidikan : SMK Hubungan :Istri
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku/ Bangsa : Indonesia
Alamat :Mengwi, Badung
Riwayat penyakit saat ini : TD: 150/90 mmHg, N: 88x/menit, S: 36,50C, RR:
26x/menit, mengalami kelemahan pada bagian wajah secara tiba-tiba, kelemahan dilengan
atau tungkai secara tiba-tiba, kesemutan atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai
dan kehilangan koordinasi dan keseimbangan, suara pelo.
Riwayat Allergi : Keluarga Tn.G mengatakan Tn.G tidak memiliki alergi baik pada
makanan maupun obat-obatan.
Riwayat Pengobatan : Tn.G saat ini dalam pengobatan dan mengkonsumsi obat
stroke
Masalah Keperawatan :
B3 Pupil : Iskor Unisokor Pinpoint Medriasis
Refleks Cahaya : Ada Tidak Ada
Reflek Fisiologis : Patela ( / ) Lain-Lain…
B Refleks patologis : Babinzky (-/+) Kerning ( / ) Lain-lain…
R Refleksi pada bayi: Refleksi Rooting ( / ) Refleksi Moro ( / )
A (Khusus PICU/NICU) : Refleksi Sucking ( / )
I Bicara : Lancar Cepat Lambat :
N Tidur Malam : 6 jam Tidur siang : 1 jam
Ansietas: Ada Tidak ada
Lain :………
Masalah Keperawatan :
TB :169 cm BB :60 Kg
Nafsu makan : Baik Menurun
B5 Keluhan : Mual Muntah Sulit menelan
Makan : Frekuensi 2x/hr Jumlah :1/2 porsi
B Minum : Frekuensi 3-4 gls/hr Jumlah :600 cc/hr
O Perut Kembung : Ya Tidak
W BAB : Teratur Tidak
E Frekuensi BAB :1x/hr Konsistensi : padat Warna : khas feses darah ( )/lender( )
L Lain-lain :
Masalah Keperawatan :
HEAD TO TOE
(Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma)
Kepala dan wajah :
Kepala: bentuk kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada massa, rambut hitam,
distribusi merata
Wajah: simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi dan massa pada wajah
Mata: penglihatan normal, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, tidak ada
nyeri tekanan pada bola mata
Telinga: tidak ada pendarahan, tidak ada lesi, tidak ada massa, telinga bersih
Mulut: mulut dan tenggorokan normal, bibir kering, gigi normal dan penuh
Leher : tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada lesi, tidak ada massa, nadi karotis teraba,
tidak ada pembesaran limfoid
Dada:
Jantung:
I: tidak ada jejas atau injury, warna kulit merata, dada simetris pada kedua sisi
P: tidak ada nyeri tekan, nadi 88x/menit
P: batas jantung kiri atas ada di ICS 2 parasternal line sinistra
batas jantung kiri bawah ada diregion ictus kordis, ICS 5 mcl sinistra
batas jantung kiri bawah ada di ICS 2 parasternal dekstra
batas jantung kanan bawah ada di ICS 3-4 parasternal line dekstra
A: terdengar suara lub-lub/ S1 S2 tunggal diareal jantung
reaksi dada:
I: bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, irama
nafas teratur warna sawomatang
P: tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
P: suara perkusi paru sonor pada semua lapang pandang
A: suara nafas ronchi
Ekstremitas :
Ekstremitas atas: terpasang infus RL 20 tpm, akral dingin, tidak ada sianosis
Ekstremitas bawah: tidak ada lesi, tidak ada massa
Kekuatan otot: 5555 3333
5555 3333
Masalah Keperawatan :
2. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (iskemik jaringan pada
otak)
2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
3. INTERVENSI
4. IMPLENENTASI
-
5. EVALUASI
- Monitor neurologi
a. Pantau ukuran pupil, bentuk,
kesimetrisan dan reaktivitas
b. Monitor tingkat kesadaran
c. Monitor bentuk otot, gerakan motoric,
gaya berjalan dan proprioception.
d. Monitor kekuatan pegangan
e. Monitor kesemetrisan wajah
f. Monitor tonjolan lidah
g. Monitor gangguan visual ; diplopia,
nistagmus, penyempitan lapangan
pandang, penglihatan kabur dan
ketajaman visual.
DAFTAR PUSTAKA
Esther, Chang. 2010. PatofisiologiAplikasiPadaPraktekKeperawatan. Jakarta :EGC
Jauch, Edward C. 2016. Ischemic Stroke. Diakses Pada 8 Desember 2019, Dari:
Http://Emedicine.Medscape.Com/Article/793904-Followup