A. Definisi
Menurut Arif Mutaqin stroke adalah penyakit (kelainan) fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak yang
timbul mendadak yang disebabkan terjadinya gangguan peredaran darah otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Menurut Marilyn E. Doenges
stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik
secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari
pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak.
Hemiparese sinistra adalah Kerusakan pada sisi sebelah kanan otak yang
menyebabkan kelemahan tubuh bagian kiri. Pasien dengan kelumpuhan sebelah
kiri sering memperlihatkan ketidakmampuan persepsi visuomotor, kehilangan
memori visual dan mengabaikan sisi kiri. Penderita mamberikan perhatian hanya
kepada sesuatu yang berada dalam lapang pandang yang dapat dilihat
(Harsono, 2006).
B. Anatomi Fisiologi
Otak merupakan suatu alat yang sangat penting karena merupakan pusat computer
dan semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak didalam rongga
tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.
Berat jaringan otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat orang dewasa.
Otak menerima 20% dan seluruh curah jantung dan membutuhkan sekitar 20%
dari pemakaian O2tubuh. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai
energy dalam seluruh tubuh manusia dan membutuhkan O2 serta glukosa melalui
aliran darah tetap konstan karena jaringan otak sangat rapuh. Bila aliran darah ke
otak terhenti selama 10 detik saja dapat mengakibatkan kesadaran mungkin sudah
akan hilang dan dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan
irreversibel yang kritis sebagai pusat integritas dan koordinasi organ dan system
efektor perifer tubuh dan berfungsi sebagai penerima informasi mengeluarkan
implus dan tingkah laku.
Bagian-bagian hemisfer otak. setiap hemisfer serebri dibagi dalam 4 lobus, yaitu:
lobus frontal, pariental, temporal dan oksipital, fungsi dari setiap lobus berbeda-
beda. Lobus frontal terlihat dalam mental, emosi, dan fungsi fisik. Bagian anterior
mempunyai peran dalam control tingkah laku social, pendapat dan aktivitas
intelektual yang kompleks, bagian sentral dan posterior mengatur fungsi motorik.
Lobus parietal, menterjemahkan input sensorik sensasi yang dirasakan pada satu
sisi bagian tubuh yang lain diterjemahkna melalui lobus pariental bagian kontra
lateral. Sensasi somatic yang diterima dalah nyeri, temperature, sentuhan dan
tekanan, lobus pariental juga berperan dalam proses memory. Lobus oksipital
mengandung daerah veiseral primer dan daerah gabungan visual. Daerah visual
primer menerima informasi dan menafsirkan warna.
C. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian (Brunner dan
Suddarth, 2002. Hal 2130-2144).
1 Trombosis
Trombosis ialah proses pembentukan bekuan darah atau koagulan dalam sistem
vascular (yaitu,pembuluh darah atau jantung) selama manusia masih hidup, serta
bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher. Koagulan darah
dinamakan trombus. Akumulasi darah yang membeku diluar sistem vaskular,
tidak disebut sebagai trombus. Trombosis ini menyebabkan iskemia jaringan otak
yang dapat menimbulkan edema disekitarnya.
2 Embolisme serebral
Embolisme serebral adalah bekuan darah dan material lain yang dibawa ke
otak dari bagian tubuh lain. Merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari trombus di
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.
3 Iskemia serebri
Iskemia adalah penurunan aliran darah ke area otak. Otak normalnya
menerima sekitar 60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit. Jika alirah
darah aliran darah serebri 20 ml/menit timbul gejala iskemia dan infark. Yang
disebabkan oleh banyak faktor yaitu hemoragi, emboli, trombosis dan penyakit
lain.
.4 Hemoragi serebral
1) Perokok.
3) DM.
D. Klasifikasi
1. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis vocal yang akut dan disebabkan
oleh pendarahan primer subtansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh
karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri , vena
dan kapiler. Pendarahan otak dibagi dua yaitu (Arif Muttaqin, 2008):
Pendarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma. Aneurisma yang pecah ini
berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat
diluar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subarakhnoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri, dan
vasospasme pembuluh darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia, dan lainnya).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan
terjadinya peningkatan TIK yang mendadak, merenggangnya struktur peka nyeri,
sehingga timbul kepala nyeri hebat. Sering juga dijumpai kaku kuduk dan tanda-
tanda merangsang selaput otak lainnya. Peningkatan TIK yang mendadak juga
mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran.
Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah
serebri. Vasospasme ini dapat mengakibatkan arteri di ruang subbarakhnoid.
Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala,
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia
dan lainnya).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan oksigen dan glukosa otak dapat
terpenuhi. energi yang di hasilkan di dalam sel saraf hampir seluruhnya melalui
proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen sehingga jika ada
kerusakan atau kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan
koma.. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi oksigen melalui proses
metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
2. Stroke nonhemorogik
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebri, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbvul edema sekunder.
1). TIA (Transient Ischemic Attack). Gangguan neurologis lokal yang terjadi
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang
cdengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
2). Stroke involusi. Stroke yang terjadi masih terus berkembang, gangguan
neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24
jam atau beberapa hari.
3). Stroke komplet. Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau
permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplet dapat di awali dengan
serangan TIA berulang.
E. Patofisiologi
Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badab selur
uhnya, namun yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan badan selur
uhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Di otak sendiri hampir tidak ada cadanga
n oksigen. Dengan demikian, otak sangat bergantung pada keadaan aliran darah se
tiap saat. Bila lebih lama dari 6-
8 menit, terjadi jejas (lesi) yang tidak pulih lagi (irreversible) dan kemudian kemat
ian.
Beberapa daerah di otak lebih peka terhadap iskemia (berkurang aliran darah). Da
erah dengan aktivitas metabolik yang lebih tinggi membutuhkan makanan yang le
bih banyak untuk mempertahankan integritas strukturalnya. Dengan demikian mas
a kelabu yang mempunyai aktivitas metabolik yang lebih tinggi lebih sensitif terh
adap iskemia
Kelainan yang terjadi akibat gangguan peredaran darah di otak dibagi atas 2 golon
gan, yaitu :
Stroke iskhemia dan stroke non hemorargia pada kelompok usia 45 tahun, paling
banyak disebabkan atau ada akitanya dengan aterosklerosis (Lumbantobing, 2003)
F. Manifestasi Klinis
4) Perubahan tanda vital : nadi rendah, tekanan nadi melebar, nafas irreguler,
peningkatan suhu tubuh.
3.Penurunan penglihatan.
5.Pelo / disartria.
G. Komplikasi
1) Aspirasi.
2) Paralitic illeus.
3) Atrial fibrilasi.
4) Diabetus insipidus.
5) Peningkatan TIK.
6) Hidrochepalus.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Labolatorium
2) Kimia klinik.
3) Masa protombin.
4) Urinalisis.
2. Diagnostik
1) SCAN KEPALA, menunjukkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.
3) EEG, untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang
timbul dan dampak dari jaringan yang infark segingga menurunnya inpuls listrik
dalam jaringan otak.
4) Pungsi lumbal, tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan
lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial.
6) X-Ray tengkorak
I. Penatalaksanaan Medik
1. Konservatif.
1) Antihipertensi.
2) Deuritika.
3) Vasodilator perifer.
4) Antikoagulan.
7) Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan
mudah terkena infeksi, hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung.
1) Terapi wicara.
2) Terapi fisik.
A. Pengkajian
1) Biodata
Biasanya klien datang ke rumah sakit dalam kondisi : penurunan kesadaran atau
koma serta disertai kelumpuhan dan keluhan sakit kepala hebat bila masih sadar.
Perlu di kaji adanya riwayat DM, Hipertensi, Kelainan Jantung, Pernah TIAs,
Policitemia karena hal ini berhubungan dengan penurunan kualitas pembuluh
darah otak menjadi menurun.
Apabila telah mengalami kelumpuhan sampai terjadinya koma maka perlu klien
membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dari bantuan
sebagaian sampai total.Meliputi :
1) mandi
2) makan/minum
3) bab / bak
4) berpakaian
5) berhias
6) aktifitas mobilisasi
BI ( Breathing / pernafasan).
B2 ( Blood / sirkulasi ).
B4 ( Bladder / Perkemihan ).
B5 ( Bowel : Pencernaan )
Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Tanda-
tanda inkontinensia alfi berkelanjutan menunjukkan kerusakan neurologis yang
luas.
B. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil :
2) Nadi melebar.
4) Muntah projectile.
Intervensi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda dan gejala Deteksi dini peningkatan TIK untuk melakukan tindakan leb
peningkatan TIK
1) tekanan darah
2) nadi
3) GCS
4) Respirasi
7) Pupil unilateral
2. Tinggikan kepala tempat tidur Meninggikan kepala dapat membantu drainage vena untuk m
15-30 derajat kecuali ada
kontra indikasi.Hindari
mengubah posisi dengan
cepat.
3. Hindari hal-hal berikut : Masase karotid memperlambat frekuensi jantung dan meng
diikuti peningkatan sirkulasi secara tiba-tiba.
Masase karotid
Fleksi atau rotasi ekstrem leher mengganggu cairan cerebro
rongga intra kranial.
4) Mencegah obstipasi.
3) Terapi intra vena
pengganti cairan dan 5) Mencegah stres ulcer.
elektrolit. 6) Meningkatkan daya tahan tubuh.
4) Pelunak feces. 7) Mengurangi nyeri.
5) Anti tukak. 8) Memperbaiki sirkulasi darah otak.
6) Roborantia.
7) Analgetika.
8) Vasodilator perifer.
Tujuan :
Kriteria hasil
INTERVENSI RASIONAL
1. Ubah posisi klien tiap 2 1) Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirku
jam daerah yang tertekan
Tujuan
Kriteria hasil
INTERVENSI RASIONAL
Tujuan
Kriteria hasil
1) Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan
INTERVENSI RASIONAL
Tujuan :
Kriteria Hasil : klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan
obat, konsistensi feses lembek berbentuk, tidak teraba massa pada kolon ( scibala
).
INTERVENSI RASIONAL
Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam klien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah
komunikasi, mampu mengkomunikasikan perasaannya, mampu menggunakan
bahasa isyarat.
Kriteria Hasil :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tipe disfungsi misalnya 1. Membantu menentukan
klien tidak mengerti kata-kata atau kerusakanp pada area otak dan
masalah berbicara atau tidak mengerti menentukan kesulitan klien dengan
bahasa yang digunakan. sebagian atau seluruh proses
komunikasi, klien mungkin
2. Bedakan afasia dengan disatria. mempunyai masalah dalam
3. Lakukan metode percakapan mengartikan kata-kata .
yang baik dan lengkap, beri 2. Dapat menentukan pilihat
kesemoatan klien untuk intervensi yang sesuai dengan tipe
mengklarifikasi. gangguan.
4. Katakan untuk mengikuti 3. Klien dapat kehilangan
perintah secara sederhana seperti kemampuan untuk memantau
tutup matamu dan lihat ke pintu. ucapannya, komunikasinya secara
5. Ucapkan lansung kepada klien tidak sadar, dengan melengkapi
berbicara pelan dan tengan, gunakan dapat merealisasikan pengertian
pertanyaan yang jawabannya “ tidak” klien dan dapt mengklarifikasi
dan “ya” dan perhatikan respon klien. percakapan.
6. Mengkaji kemampuan
individual dan sensorik motorik dan
funsi kognitif untuk mengidentifikasi
defisit dan kebutuhan terapi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
3. Doenges, Marilynn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta
:EGC