DISUSUN OLEH:
ARI FIRMANTO (P1337420616020)
2. Etiologi
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling sering
disebabkan oleh emboli ektrakranial atau trombosis intrakranial.Selain itu, stroke
non hemoragik juga dapat diakibatkanoleh penurunan aliran serebral. Pada
tingkatan seluler, setiap proses yang mengganggu alirandarah menuju otak
menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada terjadinyakematian
neuron dan infark serebri.
1. Emboli
a. Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal
dari “plaqueathersclerotique” yang berulserasi atau dari trombus yang
melekat pada intima arteri akibattrauma tumpul pada daerah leher.
b. Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:
1) Penyakit jantung dengan “shunt” yang menghubungkan bagian kanan
dan bagian kiriatrium atau ventrikel.
2) Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan
gangguan padakatup mitralis.
3) Fibrilasi atrium
4) Infarksio kordis akut
5) Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
6) Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial, jantung
miksomatosussistemik
c. Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
1) Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis Metastasis
neoplasma yang sudah tiba di paru.Embolisasi lemak dan udara atau gas
N (seperti penyakit “caisson”).
6.Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan :
a. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,
konstipasi dan tromboflebitis
b. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
c. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsy dan sakit kepala
d. Hydrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol respon
pernafasan dan kardiovaskuler dapat meninggal.
7. Penatalaksanaan
a. Mempertahankan saluran nafas paten yaitu lakukan penghisapan lender yang
sering,oksigenasi,jika perlu lakukan trakeostomi untuk membantu pernafasan
b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,termasuk usaha untuk
memperbaiki hipotensi dan hipertensi
c. Berusaha menentukandan memperbaiki aritmia jantung
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertentensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari fleksi dan rotasi kepala
berlebihan.
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
III. Masalah / DiagnosaKeperawatan
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot
facial/oral
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, eliminasi berhubungan
imobilitas fisik
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
7. Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan fungsi nervous vagus
V. Buku Sumber
Buck M, becker D dan Adler S.2008.PNF in practice 3rd ed.Berlin: deblik Berlin
Mansjoer, A dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
1 1
Keterangan :
j. Mekanisme Koping
Koping yang dilakukan klien ketika sakit yaitu cemas, apabila terdapat masalah klien
bercerita pada istri
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam, sebelum sakit klien beribadah sholat 5 waktu dan sering
melakukan kegiatan mengaji. Selama di RS aktivitas klien tersebut menjadi terbatas,
untuk berdoa diiringi keluarga.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Foto Thorax
12 Februari 2020
- Hasil pemeriksaan kardiomegali
- Cenderung gambaran pneumonia masih mungkin dengan underlying TB paru.
b. CT Scan Kepala
10 Februari 2020
- Tampak lesi hipodens para crus posterior capsula interna kanan kiri, sentrum
semi ovale kanan
- Sulci corticalis dan fissure sylvii melebar ringan, terutama kiri
- Diferensisasi white grey meter normal
- Tak tampak midline shifting
- Tak tampak pelebaran ventrikel lateralis 3 dan 4
- Sisterna perimesensefalic normal
- Batang otak dan serebelum normal
- Tak tampak kesuraman/penebalan mukosa sinus paranasales dan mastoid air
cells
Kesan
- Infark lakuner pada crus posterior capsula interna kanan kiri, sentrum semi ovale
kanan
- Tak tampak perdarahan maupun peningkatan TIK
- Awal aging atrofi
7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 14.2 13.2-17.3 g/dL
Lekosit 8.1 3.8-10.6 ribu
Eritrosit 5.13 4.4-5.9 juta
Hematokrit 43.6 40-52 %
8. TERAPI OBAT
TERAPI RUTE FUNGSI
Ringer Asetat 20 tpm Intravena Cairan kristaloid untuk hidrasi
cairan dan memenuhi kebutuhan
elektrolit
Meningkatkan senyama kimia
otak (phospholipid
Citicolin 500 mg /12 jam Intravena phosphatidylcholine) dalam
meningkatkan aliran darah dan
oksigen di otak
Meningkatkan kemampuan
kognitif tanpa menimbulkan
Piracetam 3gr/8 jam Intravena
rangsangan pada otak dan tidak
menyebabkan rasa kantuk
Paracetamol (jika suhu
Intravena Sebagai antipiretik dan analgesik
diatas 37,5)
Obat untuk mengurangi asam
Ranitidin 250 mg/12 jam Intravena
lambung
Meredakan peradangan, dapat
Methylprednisolon 125 mg/
Intravena digunakan juga untuk
8 jam
meredakan reaksi alergi
Levofloxacin 500 mg/24 Antibiotik akibat bakteri seperti
Intravena
jam penumonia
Mengatasi infeksi berbagai
Ceftriaxon 2gr/12 jam Intravena
bakteri
Mengurangi intensitas serangan
Nitrokaf 2,5 mg/12 jam Oral
angina
Mengatasi ketidakteraturan
Kendaron 200mg/8 jam Oral irama jantung pada pasien
aritmia
DAFTAR MASALAH
TANGGAL MASALAH
NO DATA FOKUS ETIOLOGI TTD
/ JAM KEPERAWATAN
1. 12 Februari Data Subjektif Infark hemisfer Ketidakefektifan
2020 pukul Keluarga klien mengatakan klien kanan kiri perfusi jaringan otak
08.00 WIB dibawa ke IGD karena
mengalami penurunan kesadaran
saat melakukan aktivitas
Data Objektif
Circulation
TD : 157/95 mmHg, HR : 135
x/menit dan kekuatan nadi lemah
Disability
paresis pada ektremitas kanan
kiri
Nilai GCS 7
E2V2M3
CT Scan Kepala
- Tampak lesi hipodens para
crus posterior capsula interna
kanan kiri, sentrum semi
ovale kanan
- Sulci corticalis dan fissure
sylvii melebar ringan,
terutama kiri
- Infark lakuner pada crus
posterior capsula interna
kanan kiri, sentrum semi
ovale kanan
PERUMUSAN DIAGNOSA
a. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan infark hemisfere kanan
dan kiri
2) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sputum
berlebihan
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
b. Prioritas Masalah
DIAGNOSA TANGGAL
NO TTD
KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
Ketidakefektifan perfusi jaringan 12 Februari 2020 Belum teratasi
1. otak berhubungan dengan infark
hemisfere kanan dan kiri
Ketidakefektifan bersihan jalan 12 Februari 2020 Belum teratasi
2. napas berhubungan dengan
produksi sputum berlebihan
Hambatan mobilitas fisik 12 Februari 2020 Belum teratasi
3. berhubungan dengan kelemahan
otot
PERENCANAAN
NO TGL/ JAM DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI TTD
HASIL YANG
DIHARAPKAN
1. 12 Februari Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Monitor TTV tiap jam
2020 perfusi jaringan asuhan selama 2x24 - Monitor ukuran pupil,
pukul otak berhubungan jam ketidakefektifan ketajaman,
08.30 WIB dengan infark perfusi jaringan otak kesimetrisan dan reaksi
hemisfere kanan teratasi dengan - Monitor tekanan
dan kiri kriteria hasil: intrakranial dan respon
a. Tekanan systole neurologis
(100-130 mmhg) dan - Catat perubahan pasien
diastole (60-80 dalam merespon
mmhg) stimulus
b. Pupil isokor +2 - Monitor status cairan
c. GCS >8 atau - Pertahankan parameter
minimal E3V3M3 hemodinamik
e. Suhu tubuh 36,5-37 - Tinggikan kepala 0-45
℃ derajad tergantung
pada kondisi pasien dan
order medis
2. 12 Februari Ketidakefektifan Setelah dilakukan - Posisikan semi fowler
2020 bersihan jalan tindakan keperawatan - Auskultasi suara nafas,
pukul napas berhubungan selama 2x24 jam, catat adanya suara
08.30 WIB dengan produksi pasien menunjukkan tambahan
sputum berlebihan keefektifan jalan nafas - Berikan
dibuktikan dengan bronkodilator/nebulizer
kriteria hasil : - Berikan antibiotik
a. Tidak menimbulkan - Atur intake untuk cairan
suara gurgling mengoptimalkan
b. tidak terdapat sekret keseimbangan.
yang menumpuk - Monitor respirasi dan
menutupi jalan nafas status O2
c. saturasi oksigen - Pertahankan hidrasi
>95% yang adekuat untuk
d. tidak aspirasi mengencerkan secret
- Lakukan fisioterapi
dada bila perlu
- Jelaskan pada pasien
dan keluarga tentang
penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.
3. 12 Februari Hambatan Setelah dilakukan - Rubah posisi tiap dua
2020 mobilitas fisik tindakan keperawatan jam ( prone, supine,
pukul berhubungan selama 2x24 jam, miring )
08.30 WIB dengan kelemahan pasien menunjukkan - Mulai latihan aktif /
otot adanya mobilisasi pasif rentang gerak sendi
dengan kriteria hasil pada semua ekstremitas
mampu melaksanakan - Evaluasi penggunaan
aktivitas fisik sesuai alat bantu pengatur
dengan posisi
kemampuannya selain Bantu meningkatkan
itu : keseimbangan duduk
a. Dapat - Bantu segala aktivitas
mempertahankan klien.
fungsi sendi dengan
gerak aktif/pasif
b. Bertambahnya
kekuatan otot.
dengan kekuatan
otot minimal > 2
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
NO TGL IMPLEMENTASI Respon TTD
KEP.
1. 12 Februari Ketidakefektifan Memonitor Tanda Tanda Objektif
2020 perfusi jaringan Vital tiap jam TD: 157/95mmHg
Pukul 09.00 otak HR: 135
berhubungan RR: 33x/menit
dengan infark Suhu: 36,5oC
hemisfere kanan TD : 157/95 mmHg,
dan kiri HR : 135 x/menit dan
kekuatan nadi lemah
Pukul 09.05 Monitor ukuran pupil, Objektif
kesimetrisan dan reaksi Ukuran pupil + 2.
Isokor
Reaksi positif
Memonitor tingkat
kesadaran dan reaksi
Pukul 07.05 pupil Objektif
Nilai GCS 7
E2V1M3
Memberikan nutrisi Pupil isokor, +2
berupa diet cair
Pukul 07.30 sebanyak 150cc Objektif
Diet dapat masuk, residu
lambung bening
Memonitor TTV
Memonitor TTV
EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA
NO EVALUASI TTD
/ JAM KEPERAWATAN
1. 12 Februari Ketidakefektifan S:-
2020 perfusi jaringan otak O
berhubungan dengan Nilai GCS 7
Pukul 14.00 infark hemisfere E2V1M3
kanan dan kiri Akral hangat
Pupil isokor +2
TD: 145/90
MAP: 108 mmHg
HR: 86x/menit
RR: 28x/menit
Klien terpasang NGT, DC dan Infus Ring-As 20
tpm, balance : +57,5
A:
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi monitor tekanan
intrakranial dan respon neurologis
13 Februari S:-
2020 O
Pukul 14.00 Nilai GCS
Tingkat kesadaran
Akral hangat
Pupil isokor +2
TD: 140/80 mmhg
MAP: 100mmHg
HR: 112x/menit
RR: 26x/menit
Suhu: 36,8oC
Klien terpasang NGT, DC dan Infus Ring-As 20
tpm
Balance cairan: +157,5
A:
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi memonitor tingkat
kesadaran dan reaksi pupil
2. 12 Februari Ketidakefektifan S:-
2020 bersihan jalan napas O
Pukul 09.00 berhubungan dengan SpO2: 99%
produksi sputum RR: 28x/menit
berlebihan Menggunakan otot bantu pernapasan
Tidak terjadi aspirasi
Ronki di lobus paru
Terdengar suara gurgling
Terdapat akumulasis sekret berwarna putih.
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi pemberian suction
13 Februari S:-
2020 O
Pukul 11.00 SpO2: 100%
Menggunakan otot bantu pernapasan
Tidak terjadi aspirasi
RR 26x/menit x/menit
Ronki di lobus paru
Terdengar suara gurgling
Terdapat akumulasis sekret berwarna putih.
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi kolaborasi farmakologi
untuk mengurangi sekret
3 12 Februari Hambatan mobilitass S:-
2020 fisik berhubungan O
10.00 dengan kelemahan Klien terpasang infus pump dibagian kanan,
otot terpasang masker oksigen 6lpm, terpasang
kateter urine, terpasang NGT, klien mengalami
penurunan kesadaran GCS E: 2, V: 2, M: 3, tidak
reaksi lengan dan tungkai
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi tirah baring
13 Februari S:-
2020 O
12.00 Klien terpasang infus pump dibagian kanan,
terpasang masker oksigen 6lpm, terpasang
kateter urine, terpasang NGT, klien mengalami
penurunan kesadaran GCS E: 2, V: 2, M: 3
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi kolaborasi dengan
fisioterapi untuk latihan gerak aktif/pasif